SlideShare a Scribd company logo
ENERGI DAN LEMAK
PADAATLET
Mursid Tri Susilo, S.Gz., M.Gizi
PENGANTAR
• Gizi Olahraga memerlukan kompetensi:
✓ Gizi Klinik
✓ Gizi Institusi (Food Service)
✓ Gizi Masyarakat
• Kesuksesan seorang atlet bergantung pada banyak
hal, salah satunya dari segi gizi. “Pemilihan diet
yang tepat akan memberikan efek terhadap
performa latihan dan kompetisi”*
*
Maughan, Ronald
• Faktor yang mempengaruhi performa atlet antara
lain:
✓ Faktor somatik: gen, jenis kelamin, umur
, dimensi
tubuh
✓ Lingkungan
✓ Program latihan
✓ Waktu istirahat
✓ Gizi
✓ Gaya hidup (kebiasaan merokok, alkohol,
kafein)
✓ Psikologis
• Peranan gizi untuk atlet pertama kali berkembang
saat kompetisi olahraga Yunani (<1991)
• Olimpiade 2000 dan 2004, Australia memperoleh
pencapaian terbaik salah satunya karena intervensi
ahli gizi saat fase preparasi kompetisi
SISTEM ENERGI PADAATLET
• Sistem energi secara umum terbagi menjadi 3 cara:
1. Sistem ATP-PCr: hidrolisis phosphocreatine (PCr)
[anaerob]
2. Glikolisis[anaerob]
3. Fosforilasi Oksidatif [aerob]
SISTEM ATP-PCR
• Sistem AT
P-PCr merupakan proses hidrolisis
phosphocreatine (PCr) menjadi kreatin dan fosfat
organik oleh enzim kreatin kinase di dalam
sarkoplasma.
• Mekanisme ini terjadi saat latihan dengan intensitas
tinggi, durasi yang singkat, perlu energi besar (43
kJ.mol-PCr), dan secara anaerobik.
• Reaksi:
• ADP +PCr +H+↔A
TP + Cr
• PCr tersedia di dalam otot dan digunakan secara
cepat untuk mendapatkan ATP yang menghasilkan
power output besar pada onset awal latihan
• Kekurangan dari sistem ini ialah kapasitas
pembentukkan energi yang terbatas sehingga
apabila ketersediaan PCr menipis, kelelahan akan
cepat terjadi
• Oleh karena itu perlu didukung sistem energi
lainnya (glikolisisdan fosforilasi oksidatif)
• Contoh olahraga yang dominan menggunakan
sistem energi ATP-PCr adalah lari jarak pendek
(sprint)
• Sprint biasa dilakukan pada jarak 100-400 meter
selama kurang dari 60 detik
GLIKOLISIS
• Merupakan sistem pemecahan glukosa dan
glikogen mejadi piruvat secara anaerobik di dalam
sitoplasma
• Hasil akhir glikolisismenghasislkan 2 AT
P dan 2 NADH
• Ketersediaan glikogen di otot melimpah, dapat
diolah dalam proses glikolisis secara cepat (100 gr
glikogen atau 550 mmol glukosa diproses dalam <2
menit)
• Energi dari glikolisispenting untuk menunjang
performa saat latihan dengan intensitas tinggi
• Jumlah energi dalam bentuk ATP yang dihasilkan
glikolisislebih besar daripada hidrolisisPCr
• Atlet sprint memperoleh sekitar 60%total kebutuhan
energi dari glikolisis
Sumber: Gleeson M. 2000. ”Biochemistry of Exercise”.In: Ronald
J.Maughan (ed.). Nutrition in Sport. Blackwell Science Ltd.
FOSFORILASI OKSIDATIF
• Berlangsung lambat dibandingkan dengan Hidrolisis
PCr dan glikolisis karena aerobik (bergantung
ketersediaan O2)
• Berlangsung di mitokondria
• Sistem ini dominan pada jenis olahraga berdurasi
panjang dengan intensitas sedang seperti lari jarak
jauh (maraton)
• Pada detik-detik awal, sistem energi ditopang oleh
ATP-PCr dan glikolisis, setelah itu sistem fosforilasi
oksidatif akan mengambil alih untuk sintesis ATP
.
MEKANISME FOSFORILASI OKSIDATIFF
• Pada 30 menit pertama glikogen otot adalah
sumber energi utama aktivitas dengan intensitas 60-
80%VO2 max.
• Secara perlahan kontribusinya akan menurun,
sedangkan penggunaan glukosa darah sebagai
sumber energi meningkat dan mencapai puncak
setelah 90 menit.
• Kemudian penggunaan glukosa darah akan
menurun dan diganti dengan asam lemak bebas
dari plasma darah.
PERBANDINGAN PENGGUNAAN GLIKOGEN OTOT,
GLUKOSA DARAH DAN ASAM LEMAK*
Sumber Energi
30 menit 60 menit 90 menit 120 menit
Persentase Sintesis ATP (%)
Glikogen otot 50 31 14 8
Glukosa Darah 25 33 41 30
Asam lemak 25 36 45 62
*pada aktivitas fisik intensitas 70%VO2 max
Sumber: Gleeson M. 2000. ”Biochemistry of Exercise”. In:
Ronald J.Maughan (ed.). Nutrition in Sport. Blackwell Science
Ltd.
PENILAIAN STATUS GIZI PADA ATLET
• Mencakup pengukuran/penilaian:
✓ Antropometri [A]
✓ Biokimia [B]
✓ Clinical/Klinis [C]
✓ Dietary/Asupan Makanan [D]
• Pengukuran Antropometri meliputi:
✓ Berat badan
✓ T
inggi badan
✓ Komposisi tubuh (body fat,visceral fat, sceletal
muscle)
✓ Bentuk T
ubuh (Somatotipe)
• Catatan Antropometri:
• IMT tidak dapat diterapkan pada anak-anak,
remaja, dan ibu hamil.
• Penggunaan IMTkurang tepat apabila diterapkan
pada atlet yang umumnya lebih berotot jika
dibandingkan dengan populasi orang dewasa
biasa
• Bentuk T
ubuh (somatotipe) terbagi menjadi
ectomorphy, mesomorphy, dan endomorphy
• Ectomorph: mendominasi olahraga endurance dan
senam
• Mesomorph:unggul dalam kekuatan, kelincahan,
dan kecepatan
• Endomorph:unggul dalam olahraga yang
mengandalkan kekuatan seperti angkat besi.
• Ditinjau dari manfaatnya, somatotipe dapat
digunakan untuk:
1) Menjelaskan dan membandingkan atlet di
beberapa tingkat kompetisi yang berbeda
2) Mengelompokkan perubahan fisik selama
pertumbuhan, umur, dan latihan
3) Membandingkan bentuk tubuh laki-laki dan
perempuan
4) Sebagai alat untuk menganalisisgambaran tubuh
Pengukuran Biokimia meliputi:
• Status protein (albumin, globulin, fibrinogen,
transferin)
• Status vitamin (A,B,C,D,E,K)
• Status mineral (cont. fe, zinc,calcium,iodium dll)
• T
rombosit, HB, HT
, dll
Pengukuran clinical/klinismeliputi:
• Rambut
• Wajah
• Mata
• Bibir
• Lidah
• Gigi
• Gusi
• Kelenjar
• Kulit
• Kuku
• Jaringan bawah kulit
• Penilaian Dietary/Asupan meliputi:
✓ Recall 24 jam
✓ Food Frequency Questionnaires (FFQ)
✓ Semi Quantitative Food Frequency
Questionnaires (SQFFQ)
✓ Pencatatan makan (Food Record)
✓ Penimbangan makanan (Food Weighing)
✓ Penilaian sisa makanan (Comstock)
✓ Asupan cairan
PENGUKURAN PENGELUARAN ENERGI
• Secara umum, energi dikeluarkan dalam empat
macam proses:
1) Basal Energy Expenditure → tidur/istirahat,respirasi,
sirkulasi, suhu tubuh, dikenal pula basal metabolic
rate (BMR)
2) Thermic effect of food (TEF) → proses mencerna
makanan
3) Energi Aktivitas
4) Energi Latihan
PERHITUNGAN BASAL ENERGY
EXPENDITURE (BEE)
Beberapa cara dalam perhitungan:
✓Rumus Cunningham
T
otal kebutuhan energi =500 +(22 x massa bebaslemak)
✓Rumus HarrisBenedict
BEE Laki-laki
=66.5 +(13,8 x berat badan) +(5,0 x tinggi badan) –(6,8 x usia)
BEE Perempuan
=655 +(9,6 berat badan) +(1,8 x tinggi badan) –(4,7 x usia)
*Berat badan dalam kg, tinggi badan dalam cm, usia dalam
tahun
THERMIC EFFECT OF FOOD (TEF)
• Merupakan peningkatan pengeluaran energi yang
berhubungan dengan konsumsi makanan
• T
EF dikenal pula sebagai efek termik makanan
(ET
M), diet induced thermogenesis (DIT
), specific
dynamic action (SDA), atau specific effect of food
(SEF)
• Nilai TEF kurang lebih 10%dari total pengeluaran
energi atau total energy expenditure (T
EE)
• Pengaruh TEF terhadap TEEbervariasi, tergantung
pada jeniszat gizi makro yang dikonsumsi
• 0-3%untuk lemak
• 5-10%untuk karbohidrat
• 20-30%untuk protein→ paling tinggi karena
sintesisnya membutuhkan minimal empat ATP per
asam amino, ureogenesis dan glukoneogenesis
ENERGI AKTIVITAS
• Merupakan energi yang dibutuhkan untuk
melakukan aktivitas sehari-hari di luar
latihan/aktivitas olahraga bagi atlet.
• Dikenal dengan istilah kebutuhan energi atau
energy expenditure (EE)
FAKTOR AKTIVITAS FISIK
BERDASARKAN JENIS KELAMIN
Tingkat Aktivias Fisik Laki-laki Perempuan
Istirahat Total
(Bed rest)
1.2 1.2
Sedikit aktivitas (very
sedentary)
1.3 1.3
Tidak banyak gerakan
(sedentary)
1.4 1.4
Ringan 1.5 1.5
Ringan-sedang 1.7 1.6
Sedang 1.8 1.7
Berat 2.1 1.8
Sangat Berat 2.3 2.0
Sumber: Burke, Louise dan Cox Greg.2010. The Complete Guide to Food
for Sports Performance: A guide to peak nutrition for your sport. New
South Wales:Allen & Unwin
ENERGI LATIHAN
• Merupakan energi yang dikeluarkanuntuk
melakukan latihan
• Bergantung pada jenislatihan, durasi,berat badan
• Energi latihan biasa dinyatakan dalam satuan MET
s
• atau metabolic equivalent (kkal/menit)
• Pengukuran energilatihan secara langsung(direct
calorimetry)dan tidak langsung (indirect
calorimetry:VO2 Max)
• Untuk menghitung berapa kalori yang dikeluarkan maka
digunakan persamaan :
Kalori =MET (nilai dalam tabel) x Berat Badan x Waktu
(menit atau jam)
• Contoh 1 :tn A, berat badan 50 kg. Melakukan
olahraga pagi dengan berenang gaya dada dalam
waktu 1 jam. Berapa kalori yang tn A keluarkan?
Jawab :
Nilai METs Renang gaya dada /jam =10
Maka :
Kalori =10 x 50 x 1 =500 kalori.
Jadi Kalori yang dikeluarkan tn A saat berenang adalah
500 kalori.
• Kebutuhan lemak masyarakat umum berkisar 10-25 % dari
total energi
• Kebutuhan lemak pada atlet bisa lebih tinggi hingga
mencapai 30-53% dari total energi, meskipun demikian
perlu kehati-hatian dalam pemberian jenis lemak
Kebutuhan Lemak Tubuh
Syafrizar et al
No Cabang Olahraga Lemak per kg
BB (gr)
1 Senam, skating 1,7-1,9
2 Lari sprint, lompat 1,8-2,0
3 Lari jarak menengah dan jarak jauh 1,8-2,1
4 Jalan cepat 20-50 km 2,0-2,2
5 Renang dan polo air 2,2-2,4
6 Angkat besi, olahraga lempar 1,8-2,0
7 Gulat dan tinju 1,8-2,2
8 Dayung (kano, kayak) 2,0-2,3
9 Sepak bola, hoky 2,0-2,2
10 Bola basket dan bola voli 1,8-2,0
Tabel Kebutuhan Lemak Tubuh tiap Cabor
Syafrizar et al
No Cabang Olahraga Lemak per kg
BB (gr)
11 Bersepada di velodrome 1,8-2,0
12 Bersepeda di jalan 2,0-2,1
13 Berkuda 1,7-1,9
14 Berlayar 2,1-2,2
15 Menembak 2,0-2,1
16 Lintas alam 2,0-2,4
17 Speed skating 2,0-2,3
Tabel Lanjutan …
Syafrizar et al
TERIMAKASIH

More Related Content

Similar to Energi dan lemak pada atlet.pdf

KEBUTUHAN-NUTRISI.ppt
KEBUTUHAN-NUTRISI.pptKEBUTUHAN-NUTRISI.ppt
KEBUTUHAN-NUTRISI.ppt
Valny Majid
 
Diet Luka Bakar.ppt gdhkyfsfhjkfydarghjm
Diet Luka Bakar.ppt gdhkyfsfhjkfydarghjmDiet Luka Bakar.ppt gdhkyfsfhjkfydarghjm
Diet Luka Bakar.ppt gdhkyfsfhjkfydarghjm
VeraNdurung
 
Kebutuhan nutrisi
Kebutuhan  nutrisiKebutuhan  nutrisi
Kebutuhan nutrisi
Agung Sasongko
 
Pemantauan gizi olahraga raga atlet secara biokimia
Pemantauan gizi olahraga raga atlet secara biokimiaPemantauan gizi olahraga raga atlet secara biokimia
Pemantauan gizi olahraga raga atlet secara biokimia
elfinamaharani99
 
tingkat pengetahuan recovery terhadap atlet atletik.pptx
tingkat pengetahuan recovery terhadap atlet atletik.pptxtingkat pengetahuan recovery terhadap atlet atletik.pptx
tingkat pengetahuan recovery terhadap atlet atletik.pptx
RahmadRivalda
 
Nutrisi Diabetes - Cell Healing Food Therapy Konsep Karnus.pptx
Nutrisi Diabetes - Cell Healing Food Therapy Konsep Karnus.pptxNutrisi Diabetes - Cell Healing Food Therapy Konsep Karnus.pptx
Nutrisi Diabetes - Cell Healing Food Therapy Konsep Karnus.pptx
RahmatPristiwahyono
 
CARA PERHITUNGAN KEBUTUHAN ENERGI ATLET.pptx
CARA PERHITUNGAN KEBUTUHAN ENERGI ATLET.pptxCARA PERHITUNGAN KEBUTUHAN ENERGI ATLET.pptx
CARA PERHITUNGAN KEBUTUHAN ENERGI ATLET.pptx
gizifik
 
Gizi pada Olahraga Tenis Lapangan
Gizi pada Olahraga Tenis LapanganGizi pada Olahraga Tenis Lapangan
Gizi pada Olahraga Tenis Lapangan
Istikomah Umardani
 
KEBUTUHAN NUTRISI.ppt
KEBUTUHAN  NUTRISI.pptKEBUTUHAN  NUTRISI.ppt
KEBUTUHAN NUTRISI.ppt
heri sos
 
Konsep Dasar Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
Konsep Dasar Pemenuhan Kebutuhan NutrisiKonsep Dasar Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
Konsep Dasar Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
pjj_kemenkes
 
Fisiologi dan hypertrophy
Fisiologi dan hypertrophyFisiologi dan hypertrophy
Fisiologi dan hypertrophy
indahINS
 
Makalah gizi pada atlet
Makalah gizi pada atletMakalah gizi pada atlet
Makalah gizi pada atlet
arozi14
 
Biokimia nutrisi1
Biokimia  nutrisi1Biokimia  nutrisi1
Biokimia nutrisi1
Purnama Simanjuntak
 
MODUL AJAR KURIKULUM MERDEKAaaaaaaaa.pdf
MODUL AJAR KURIKULUM MERDEKAaaaaaaaa.pdfMODUL AJAR KURIKULUM MERDEKAaaaaaaaa.pdf
MODUL AJAR KURIKULUM MERDEKAaaaaaaaa.pdf
bemmysetiawan1
 
Ilmu gizi kebutuhan+kecukupan gizi
Ilmu gizi kebutuhan+kecukupan giziIlmu gizi kebutuhan+kecukupan gizi
Ilmu gizi kebutuhan+kecukupan gizi
Eka Wahyuni
 
Ppt keseimbangan gizi
Ppt keseimbangan giziPpt keseimbangan gizi
Ppt keseimbangan giziPutri Hamidah
 
KEBUTUHAN NUTRISI.ppt
KEBUTUHAN  NUTRISI.pptKEBUTUHAN  NUTRISI.ppt
KEBUTUHAN NUTRISI.ppt
aria800212
 
KEBUTUHAN NUTRISI.ppt
KEBUTUHAN  NUTRISI.pptKEBUTUHAN  NUTRISI.ppt
KEBUTUHAN NUTRISI.ppt
ErinRika2
 

Similar to Energi dan lemak pada atlet.pdf (20)

KEBUTUHAN-NUTRISI.ppt
KEBUTUHAN-NUTRISI.pptKEBUTUHAN-NUTRISI.ppt
KEBUTUHAN-NUTRISI.ppt
 
Diet Luka Bakar.ppt gdhkyfsfhjkfydarghjm
Diet Luka Bakar.ppt gdhkyfsfhjkfydarghjmDiet Luka Bakar.ppt gdhkyfsfhjkfydarghjm
Diet Luka Bakar.ppt gdhkyfsfhjkfydarghjm
 
keseimbangan energi
keseimbangan energikeseimbangan energi
keseimbangan energi
 
Kebutuhan nutrisi
Kebutuhan  nutrisiKebutuhan  nutrisi
Kebutuhan nutrisi
 
Pemantauan gizi olahraga raga atlet secara biokimia
Pemantauan gizi olahraga raga atlet secara biokimiaPemantauan gizi olahraga raga atlet secara biokimia
Pemantauan gizi olahraga raga atlet secara biokimia
 
tingkat pengetahuan recovery terhadap atlet atletik.pptx
tingkat pengetahuan recovery terhadap atlet atletik.pptxtingkat pengetahuan recovery terhadap atlet atletik.pptx
tingkat pengetahuan recovery terhadap atlet atletik.pptx
 
Nutrisi Diabetes - Cell Healing Food Therapy Konsep Karnus.pptx
Nutrisi Diabetes - Cell Healing Food Therapy Konsep Karnus.pptxNutrisi Diabetes - Cell Healing Food Therapy Konsep Karnus.pptx
Nutrisi Diabetes - Cell Healing Food Therapy Konsep Karnus.pptx
 
CARA PERHITUNGAN KEBUTUHAN ENERGI ATLET.pptx
CARA PERHITUNGAN KEBUTUHAN ENERGI ATLET.pptxCARA PERHITUNGAN KEBUTUHAN ENERGI ATLET.pptx
CARA PERHITUNGAN KEBUTUHAN ENERGI ATLET.pptx
 
Gizi pada Olahraga Tenis Lapangan
Gizi pada Olahraga Tenis LapanganGizi pada Olahraga Tenis Lapangan
Gizi pada Olahraga Tenis Lapangan
 
KEBUTUHAN NUTRISI.ppt
KEBUTUHAN  NUTRISI.pptKEBUTUHAN  NUTRISI.ppt
KEBUTUHAN NUTRISI.ppt
 
Konsep Dasar Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
Konsep Dasar Pemenuhan Kebutuhan NutrisiKonsep Dasar Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
Konsep Dasar Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
 
Fisiologi dan hypertrophy
Fisiologi dan hypertrophyFisiologi dan hypertrophy
Fisiologi dan hypertrophy
 
Makalah gizi pada atlet
Makalah gizi pada atletMakalah gizi pada atlet
Makalah gizi pada atlet
 
Biokimia nutrisi1
Biokimia  nutrisi1Biokimia  nutrisi1
Biokimia nutrisi1
 
MODUL AJAR KURIKULUM MERDEKAaaaaaaaa.pdf
MODUL AJAR KURIKULUM MERDEKAaaaaaaaa.pdfMODUL AJAR KURIKULUM MERDEKAaaaaaaaa.pdf
MODUL AJAR KURIKULUM MERDEKAaaaaaaaa.pdf
 
Ilmu gizi kebutuhan+kecukupan gizi
Ilmu gizi kebutuhan+kecukupan giziIlmu gizi kebutuhan+kecukupan gizi
Ilmu gizi kebutuhan+kecukupan gizi
 
Ppt keseimbangan gizi
Ppt keseimbangan giziPpt keseimbangan gizi
Ppt keseimbangan gizi
 
KEBUTUHAN NUTRISI.ppt
KEBUTUHAN  NUTRISI.pptKEBUTUHAN  NUTRISI.ppt
KEBUTUHAN NUTRISI.ppt
 
KEBUTUHAN NUTRISI.ppt
KEBUTUHAN  NUTRISI.pptKEBUTUHAN  NUTRISI.ppt
KEBUTUHAN NUTRISI.ppt
 
2 latihan-fizikal
2 latihan-fizikal2 latihan-fizikal
2 latihan-fizikal
 

Recently uploaded

DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptxDEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DamianLoveChannel
 
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternakPowerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
adevindhamebrina
 
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptxSlide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
FiikFiik
 
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.pptCara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
andiulfahmagefirahra1
 
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskularfarmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
MuhammadAuliaKurniaw1
 
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFPRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
ratnawulokt
 
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTPPetunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
adhiwargamandiriseja
 
Supracondyler humerus fracture modul.pdf
Supracondyler humerus fracture modul.pdfSupracondyler humerus fracture modul.pdf
Supracondyler humerus fracture modul.pdf
ortopedifk
 
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdfPengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
ryskilahmudin
 
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
LisnaKhairaniNasutio
 
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptxMateri 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
syam586213
 
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdfv2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
fritshenukh
 
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxPPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
EmohAsJohn
 
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptxfarmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
MuhammadAuliaKurniaw1
 
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdfDesain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
arikiskandar
 
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
Datalablokakalianda
 
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdfpengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
adwinhadipurnadi
 
graves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiologygraves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiology
RheginaSalsabila
 
PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMERPPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
sulastri822782
 
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratoriumPengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
SyailaNandaSofiaWell
 

Recently uploaded (20)

DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptxDEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
 
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternakPowerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
 
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptxSlide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
 
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.pptCara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
 
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskularfarmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
 
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFPRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
 
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTPPetunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
 
Supracondyler humerus fracture modul.pdf
Supracondyler humerus fracture modul.pdfSupracondyler humerus fracture modul.pdf
Supracondyler humerus fracture modul.pdf
 
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdfPengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
 
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
 
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptxMateri 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
 
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdfv2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
 
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxPPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
 
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptxfarmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
 
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdfDesain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
 
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
 
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdfpengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
 
graves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiologygraves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiology
 
PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMERPPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
 
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratoriumPengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
 

Energi dan lemak pada atlet.pdf

  • 1. ENERGI DAN LEMAK PADAATLET Mursid Tri Susilo, S.Gz., M.Gizi
  • 2. PENGANTAR • Gizi Olahraga memerlukan kompetensi: ✓ Gizi Klinik ✓ Gizi Institusi (Food Service) ✓ Gizi Masyarakat • Kesuksesan seorang atlet bergantung pada banyak hal, salah satunya dari segi gizi. “Pemilihan diet yang tepat akan memberikan efek terhadap performa latihan dan kompetisi”* * Maughan, Ronald
  • 3. • Faktor yang mempengaruhi performa atlet antara lain: ✓ Faktor somatik: gen, jenis kelamin, umur , dimensi tubuh ✓ Lingkungan ✓ Program latihan ✓ Waktu istirahat ✓ Gizi ✓ Gaya hidup (kebiasaan merokok, alkohol, kafein) ✓ Psikologis
  • 4. • Peranan gizi untuk atlet pertama kali berkembang saat kompetisi olahraga Yunani (<1991) • Olimpiade 2000 dan 2004, Australia memperoleh pencapaian terbaik salah satunya karena intervensi ahli gizi saat fase preparasi kompetisi
  • 5. SISTEM ENERGI PADAATLET • Sistem energi secara umum terbagi menjadi 3 cara: 1. Sistem ATP-PCr: hidrolisis phosphocreatine (PCr) [anaerob] 2. Glikolisis[anaerob] 3. Fosforilasi Oksidatif [aerob]
  • 6. SISTEM ATP-PCR • Sistem AT P-PCr merupakan proses hidrolisis phosphocreatine (PCr) menjadi kreatin dan fosfat organik oleh enzim kreatin kinase di dalam sarkoplasma. • Mekanisme ini terjadi saat latihan dengan intensitas tinggi, durasi yang singkat, perlu energi besar (43 kJ.mol-PCr), dan secara anaerobik. • Reaksi: • ADP +PCr +H+↔A TP + Cr
  • 7. • PCr tersedia di dalam otot dan digunakan secara cepat untuk mendapatkan ATP yang menghasilkan power output besar pada onset awal latihan • Kekurangan dari sistem ini ialah kapasitas pembentukkan energi yang terbatas sehingga apabila ketersediaan PCr menipis, kelelahan akan cepat terjadi • Oleh karena itu perlu didukung sistem energi lainnya (glikolisisdan fosforilasi oksidatif)
  • 8. • Contoh olahraga yang dominan menggunakan sistem energi ATP-PCr adalah lari jarak pendek (sprint) • Sprint biasa dilakukan pada jarak 100-400 meter selama kurang dari 60 detik
  • 9.
  • 10. GLIKOLISIS • Merupakan sistem pemecahan glukosa dan glikogen mejadi piruvat secara anaerobik di dalam sitoplasma • Hasil akhir glikolisismenghasislkan 2 AT P dan 2 NADH • Ketersediaan glikogen di otot melimpah, dapat diolah dalam proses glikolisis secara cepat (100 gr glikogen atau 550 mmol glukosa diproses dalam <2 menit) • Energi dari glikolisispenting untuk menunjang performa saat latihan dengan intensitas tinggi
  • 11.
  • 12. • Jumlah energi dalam bentuk ATP yang dihasilkan glikolisislebih besar daripada hidrolisisPCr • Atlet sprint memperoleh sekitar 60%total kebutuhan energi dari glikolisis
  • 13. Sumber: Gleeson M. 2000. ”Biochemistry of Exercise”.In: Ronald J.Maughan (ed.). Nutrition in Sport. Blackwell Science Ltd.
  • 14. FOSFORILASI OKSIDATIF • Berlangsung lambat dibandingkan dengan Hidrolisis PCr dan glikolisis karena aerobik (bergantung ketersediaan O2) • Berlangsung di mitokondria • Sistem ini dominan pada jenis olahraga berdurasi panjang dengan intensitas sedang seperti lari jarak jauh (maraton) • Pada detik-detik awal, sistem energi ditopang oleh ATP-PCr dan glikolisis, setelah itu sistem fosforilasi oksidatif akan mengambil alih untuk sintesis ATP .
  • 16. • Pada 30 menit pertama glikogen otot adalah sumber energi utama aktivitas dengan intensitas 60- 80%VO2 max. • Secara perlahan kontribusinya akan menurun, sedangkan penggunaan glukosa darah sebagai sumber energi meningkat dan mencapai puncak setelah 90 menit. • Kemudian penggunaan glukosa darah akan menurun dan diganti dengan asam lemak bebas dari plasma darah.
  • 17. PERBANDINGAN PENGGUNAAN GLIKOGEN OTOT, GLUKOSA DARAH DAN ASAM LEMAK* Sumber Energi 30 menit 60 menit 90 menit 120 menit Persentase Sintesis ATP (%) Glikogen otot 50 31 14 8 Glukosa Darah 25 33 41 30 Asam lemak 25 36 45 62 *pada aktivitas fisik intensitas 70%VO2 max Sumber: Gleeson M. 2000. ”Biochemistry of Exercise”. In: Ronald J.Maughan (ed.). Nutrition in Sport. Blackwell Science Ltd.
  • 18. PENILAIAN STATUS GIZI PADA ATLET • Mencakup pengukuran/penilaian: ✓ Antropometri [A] ✓ Biokimia [B] ✓ Clinical/Klinis [C] ✓ Dietary/Asupan Makanan [D]
  • 19. • Pengukuran Antropometri meliputi: ✓ Berat badan ✓ T inggi badan ✓ Komposisi tubuh (body fat,visceral fat, sceletal muscle) ✓ Bentuk T ubuh (Somatotipe)
  • 20. • Catatan Antropometri: • IMT tidak dapat diterapkan pada anak-anak, remaja, dan ibu hamil. • Penggunaan IMTkurang tepat apabila diterapkan pada atlet yang umumnya lebih berotot jika dibandingkan dengan populasi orang dewasa biasa • Bentuk T ubuh (somatotipe) terbagi menjadi ectomorphy, mesomorphy, dan endomorphy
  • 21. • Ectomorph: mendominasi olahraga endurance dan senam • Mesomorph:unggul dalam kekuatan, kelincahan, dan kecepatan • Endomorph:unggul dalam olahraga yang mengandalkan kekuatan seperti angkat besi.
  • 22. • Ditinjau dari manfaatnya, somatotipe dapat digunakan untuk: 1) Menjelaskan dan membandingkan atlet di beberapa tingkat kompetisi yang berbeda 2) Mengelompokkan perubahan fisik selama pertumbuhan, umur, dan latihan 3) Membandingkan bentuk tubuh laki-laki dan perempuan 4) Sebagai alat untuk menganalisisgambaran tubuh
  • 23. Pengukuran Biokimia meliputi: • Status protein (albumin, globulin, fibrinogen, transferin) • Status vitamin (A,B,C,D,E,K) • Status mineral (cont. fe, zinc,calcium,iodium dll) • T rombosit, HB, HT , dll
  • 24. Pengukuran clinical/klinismeliputi: • Rambut • Wajah • Mata • Bibir • Lidah • Gigi • Gusi • Kelenjar • Kulit • Kuku • Jaringan bawah kulit
  • 25. • Penilaian Dietary/Asupan meliputi: ✓ Recall 24 jam ✓ Food Frequency Questionnaires (FFQ) ✓ Semi Quantitative Food Frequency Questionnaires (SQFFQ) ✓ Pencatatan makan (Food Record) ✓ Penimbangan makanan (Food Weighing) ✓ Penilaian sisa makanan (Comstock) ✓ Asupan cairan
  • 26. PENGUKURAN PENGELUARAN ENERGI • Secara umum, energi dikeluarkan dalam empat macam proses: 1) Basal Energy Expenditure → tidur/istirahat,respirasi, sirkulasi, suhu tubuh, dikenal pula basal metabolic rate (BMR) 2) Thermic effect of food (TEF) → proses mencerna makanan 3) Energi Aktivitas 4) Energi Latihan
  • 27. PERHITUNGAN BASAL ENERGY EXPENDITURE (BEE) Beberapa cara dalam perhitungan: ✓Rumus Cunningham T otal kebutuhan energi =500 +(22 x massa bebaslemak) ✓Rumus HarrisBenedict BEE Laki-laki =66.5 +(13,8 x berat badan) +(5,0 x tinggi badan) –(6,8 x usia) BEE Perempuan =655 +(9,6 berat badan) +(1,8 x tinggi badan) –(4,7 x usia) *Berat badan dalam kg, tinggi badan dalam cm, usia dalam tahun
  • 28. THERMIC EFFECT OF FOOD (TEF) • Merupakan peningkatan pengeluaran energi yang berhubungan dengan konsumsi makanan • T EF dikenal pula sebagai efek termik makanan (ET M), diet induced thermogenesis (DIT ), specific dynamic action (SDA), atau specific effect of food (SEF) • Nilai TEF kurang lebih 10%dari total pengeluaran energi atau total energy expenditure (T EE)
  • 29. • Pengaruh TEF terhadap TEEbervariasi, tergantung pada jeniszat gizi makro yang dikonsumsi • 0-3%untuk lemak • 5-10%untuk karbohidrat • 20-30%untuk protein→ paling tinggi karena sintesisnya membutuhkan minimal empat ATP per asam amino, ureogenesis dan glukoneogenesis
  • 30. ENERGI AKTIVITAS • Merupakan energi yang dibutuhkan untuk melakukan aktivitas sehari-hari di luar latihan/aktivitas olahraga bagi atlet. • Dikenal dengan istilah kebutuhan energi atau energy expenditure (EE)
  • 31. FAKTOR AKTIVITAS FISIK BERDASARKAN JENIS KELAMIN Tingkat Aktivias Fisik Laki-laki Perempuan Istirahat Total (Bed rest) 1.2 1.2 Sedikit aktivitas (very sedentary) 1.3 1.3 Tidak banyak gerakan (sedentary) 1.4 1.4 Ringan 1.5 1.5 Ringan-sedang 1.7 1.6 Sedang 1.8 1.7 Berat 2.1 1.8 Sangat Berat 2.3 2.0 Sumber: Burke, Louise dan Cox Greg.2010. The Complete Guide to Food for Sports Performance: A guide to peak nutrition for your sport. New South Wales:Allen & Unwin
  • 32. ENERGI LATIHAN • Merupakan energi yang dikeluarkanuntuk melakukan latihan • Bergantung pada jenislatihan, durasi,berat badan • Energi latihan biasa dinyatakan dalam satuan MET s • atau metabolic equivalent (kkal/menit) • Pengukuran energilatihan secara langsung(direct calorimetry)dan tidak langsung (indirect calorimetry:VO2 Max)
  • 33.
  • 34.
  • 35. • Untuk menghitung berapa kalori yang dikeluarkan maka digunakan persamaan : Kalori =MET (nilai dalam tabel) x Berat Badan x Waktu (menit atau jam) • Contoh 1 :tn A, berat badan 50 kg. Melakukan olahraga pagi dengan berenang gaya dada dalam waktu 1 jam. Berapa kalori yang tn A keluarkan? Jawab : Nilai METs Renang gaya dada /jam =10 Maka : Kalori =10 x 50 x 1 =500 kalori. Jadi Kalori yang dikeluarkan tn A saat berenang adalah 500 kalori.
  • 36. • Kebutuhan lemak masyarakat umum berkisar 10-25 % dari total energi • Kebutuhan lemak pada atlet bisa lebih tinggi hingga mencapai 30-53% dari total energi, meskipun demikian perlu kehati-hatian dalam pemberian jenis lemak Kebutuhan Lemak Tubuh Syafrizar et al
  • 37. No Cabang Olahraga Lemak per kg BB (gr) 1 Senam, skating 1,7-1,9 2 Lari sprint, lompat 1,8-2,0 3 Lari jarak menengah dan jarak jauh 1,8-2,1 4 Jalan cepat 20-50 km 2,0-2,2 5 Renang dan polo air 2,2-2,4 6 Angkat besi, olahraga lempar 1,8-2,0 7 Gulat dan tinju 1,8-2,2 8 Dayung (kano, kayak) 2,0-2,3 9 Sepak bola, hoky 2,0-2,2 10 Bola basket dan bola voli 1,8-2,0 Tabel Kebutuhan Lemak Tubuh tiap Cabor Syafrizar et al
  • 38. No Cabang Olahraga Lemak per kg BB (gr) 11 Bersepada di velodrome 1,8-2,0 12 Bersepeda di jalan 2,0-2,1 13 Berkuda 1,7-1,9 14 Berlayar 2,1-2,2 15 Menembak 2,0-2,1 16 Lintas alam 2,0-2,4 17 Speed skating 2,0-2,3 Tabel Lanjutan … Syafrizar et al