SlideShare a Scribd company logo
1 of 14
KONSERVASI INDONESIA
Sebuah Potret Pengelolaan & Kebijakan
MATA KULIAH: KONSERVASI
1
Oleh :
Nama: Fredek A. Waer
Nim: 2019011044026
Potret Kebijakan & Tata Kelola
Konservasi
BAB II
2
A. Politik Ekonomi Indonesia &
Konservasi
3
• Kebijakan konservasi sebagai bagian integral dari pembangunan
berkelanjutan pada saat ini masih menghadapi berbagai tantangan
yang sangat berat serta masalah yang kompleks dan saling terkait.
• Hingga saat ini pengelolaan kawasan hutan di Indonesia mengacu
pada perundang-undangan. yaitu UU No. 41 tahun 1999 tentang
Kehutanan dan UU No. 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber
Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya.
• Kawasan hutan terbagi ke dalam beberapa status yaitu: hutan
negara dan hutan hak. Hutan secara fungsi juga terbagi ke
dalam fungsi lindung, fungsi produksi dan fungsi konservasi
4
• Di sektor perikanan, dalam UU No. 31 tahun 2004 tentang Perikanan
dijelaskan bahwa konservasi sumberdaya ikan adalah upaya perlindungan,
pelestarian dan pemanfaatan sumberdaya ikan, termasuk ekosistem, jenis dan
genetik untuk menjamin keberadaan, ketersediaan dan kesinambungannya.
Sementara itu dalam hal pengelolaan pesisir dan laut serta perikanan lahirnya
UU 27/2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil
(PWP&PK) yang sedikit banyak bersinggungan dengan pengaturan
pengeloaan kawasan konservasi laut.
• Ada tiga hal besar yang tumpang tindih dalam pengaturan wilayah pesisir
sebagai akibat diberlakukannya UU 27/2007 tentang PWP&PK:
• pengaturan kawasan laut dan pesisir antara dua departemen yang
berpotensi menimbulkan konflik peraturan dan ketidak pastian hukum.
• konflik kewenangan antara departemen kehutanan dengan departemen
kelautan dan perikanan.
• konflik dalam pengaturan mengenai hak masyarakat masyarakat.
5
• Tambang dan konservasi merupakan dua hal yang dianggap bertentangan.
Kebijakan tambang selalu berupaya mengintervensi pengaturan kawasan
konservasi, Perdebatan kurang lebih 3,5 tahun antara Pemerintah dan DPR
yang menimbulkan kontroversi pada akhirnya disahkan pada akhir tahun
2008.
• Dalam UU tentang Pertambangan Mineral dan Batubara ini ditegaskan
bahwa Wilayah Pertambangan merupakan bagian dari tata ruang nasional
dan landasan bagi penetapan kegiatan pertambangan.
• Jenis-jenis perizinanan yang diberikan adalah:
• Izin Usaha Pertambangan (IUP)
• Izin Pertambangan Rakyat (IPR)
• Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK)
6
• Beberapa sebab dalam kaitannya dengan disharmoni kebijakan konservasi di
Indonesia antara lain adalah:
• Kuatnya ego sektoral telah menghambat terjalinnya koordinasi dan kerjasama
dalam pengelolaan SDA secara berkelanjutan
• Terjadinya tarik menarik kewenangan pengelolaan SDA
• Adanya kepentingan yang melekat pada berbagai pihak
• Tidak ada visi yang sama di Pemerintah Pusat dalam konservasi sumber daya
alam
• Kuatnya agenda jangka pendek pemerintah atau instasi-instasi tertentu melalui
kebijakan dan peraturan peruperundang-undang
• Buruknya kordinasi dan komunikasi antara instansi pemerintah dalam
penyusunan berbagai peraturan perundang-undang
B. REKAM JEJAK KEBIJAKAN KONSERVASI DI
INDONESIA
7
• Strategi konservasi alam di Indonesia saat ini tidak dapat dilepaskan dari sejarah
konservasi sejak jaman penjajahan Belanda. Yang mengarah pada upaya
perlindungan jenis (species conservation) ditunjukkan dengan keberadaan
kawasan cagar alam dan suaka alam atau suaka margasatwa
• Pada ahir tahun 1970-an bersamaan dengan perkembangan hak pengusahaan
hutan di Indonesia dilakukan kajian ulang terhadap beberapa kawasan hutan
konservasi Era tersebut merupakan titik awal Indonesia memulai perluasan
penunjukan, penetapan dan pengelolaan kawasan konservasi.
• Pada tahun 1978, Indonesia sebagai negara mega biodiversity meratifikasi
Convention on International Trade of Endangered Species of Wild Fauna and
Flora (CITES).
8
• Pada era tahun 1980, munculah konsep taman nasional. Lima taman nasional
pertama dideklarasi di Jakarta, pada tahun 1982 bersamaan dengan Kongres Taman
Nasional Dunia Kedua di Bali pemerintah mendeklarasikan 11 taman nasional.
• Pada tahun 1994, Indonesia meratifikasi Konvensi Konservasi Keanekaragaman
Hayati (Convention of Biological Diversity) melalui Undang-Undang No. 5 Tahun
1994. Dalam Article 8 Konvensi Konservasi Keanekaragaman Hayati ditetapkan
bahwa setiap negara yang meratifikasi konvensi tersebut diwajibkan untuk
menetapkan sistem kawasan yang dilindungi (protected area system).
• Pengelolaan konservasi sumber daya alam hayati di Indonesia dalam UU No. 5 tahun
1990 sangat dipengaruhi oleh Strategi Konservasi Dunia IUCN. Hanya sayangnya
konsep IUCN dalam membangun Kawasan Konservasi lebih banyak mengadopsi
situasi di negara maju sehingga tidak sepenuhnya cocok untuk negara berkembang
seperti Indonesia
C. Tata Kelola Konservasi di Indonesia
9
Governance (tata kelola pemerintahan), Analisis mengenai governance biasanya
fokus pada aktor dan struktur formal dan informal yang telah ditetapkan untuk
sampai pada dan melaksanakan keputusan yang diambil.
Dalam konservasi SDA, paling tidak usaha penguatan Good Governance
mensyaratkan beberapa hal berikut:
• Lembaga Perwakilan Rakyat yang mampu menjalankan fungsi kontrol yang
efektif terhadap tata kelola pemerintahan di bidang konservasi SDA
• Pengadilan yang independen, mandiri, bersih dan professional
• Aparatur pemerintahan (birokrasi) di sektor konservasi alam dan lingkungan
hidup yang profesional dan memiliki integritas yang kokoh.
• Masyarakat sipil yang peduli konservasi SDA yang kuat
• Terjadinya desentralisasi tata kelola konservasi SDA dari pusat ke tingkat
kabupaten dan kota bahkan ke pemerintahan desa dan kelurahan.
10
• Tata kelola konservasi SDA selama ini terjadi ketidakjelasan kewenangan dan
tanggung jawab di antara instasi pemerintah terkait. Tanggung jawab sebuah
institusi pengelola konservasi SDA juga sering tidak sejalan dengan kapasitas
organisasi yang dimiliki. Implikasi permasalahan governance menegaskan adanya
persoalan kebijakan pengelolaan konservasi SDA selama ini. Demikian pula
ketiadaan partisipasi, konsultasi dan koordinasi, sehingga pengelolaan dan
konservasi SDA berjalan tidak efektif.
• Di Indonesia, Taman Nasional adalah salah satu kawasan konservasi yang relatif
paling maju baik bentuk maupun sistem pengelolaannya dibandingkan dengan
Taman Hutan Raya, Taman Wisata Alam, Cagar Alam dan Suaka Memargasatwa.
Departemen Kehutanan juga berencana mengembangkan 21 Taman Nasional Model dan
meningkatkan status sebagian Balai Taman Nasional menjadi Balai Besar Taman Nasional.
11
kawasan konservasi seringkali dianggap sebagai beban, bukan manfaat. Secara
singkat, konflik muncul karena:
• Pemerintah daerah tidak bisa berinvestasi dan mengalami kendala dalam
membangun infrastruktur di daerah sekitar kawasan konservasi.
• Ketimpangan kewenangan antara pemerintah pusat dan daerah
• Pemerintah daerah tidak peduli dengan kawasan konservasi, dan pengelola
kawasan konservasi bersikap arogan karena merasa sebagai orang pusat.
• Pemerintah daerah tidak memperoleh informasi yang meyakinkan tentang
manfaat tidak langsung dari kawasan konservasi.
• Pemerintah daerah mau tidak mau harus mengalokasikan sumberdaya untuk
mengatasi konflik apabila terjadi konflik antara masyarakat yang tinggal di
sekitar kawasan konservasi dengan pengelola kawasan
12
• Konflik yang paling menonjol terkait dengan masalah hak masyarakat untuk mengakses kawasan
konservasi. Salah satu konflik yang timbul dari tata kelola konservasi adalah ketidaksamaan
persepsi akan konservasi itu sendiri. Terjadi perbedaan penafsiran definisi yang terdapat pada
berbagai peraturan, serta kurang jelasnya definisi tersebut.
• Istilah kawasan konservasi didefinisikan sebagai kawasan yang ditetapkan sebagai kawasan suaka
alam, kawasan pelestarian alam, taman buru dan hutan lindung Istilah-istilah konservasi,
pelestarian, pengawetan, dan perlindungan tidak mudah dibedakan dan dipahami oleh masyarakat
umum atau kadang dianggap tidak penting
13
• Adanya tumpang tindih dan ketidak jelasan pengertian dari istilah-istilah yang digunakan untuk
menamakan kategori maupun tujuan dari kategori. Pada sisi lain ada perbedaan cara pandang
antara Negara (dalam hal ini: Pemerintah) dengan Masyarakat, khususnya yang tinggal di sekitar
SDA. Perbedaan cara pandang ini penting untuk memperoleh keberlanjutan pengelolaan
sumberdaya alam karena tidak dipungkiri bahwa kawasan konservasi di Indonesia tidak bisa
dilepaskan dari kehidupan masyarakat di dalam dan sekitarnya. Cara pandang masyarakat
sudah sepatutnya dipertimbangkan dalam pembuatan kebijakan konservasi di Indonesia.
14
BAB III
Transformasi Konservasi &
Kebijakannya Di Indonesia

More Related Content

What's hot

Ppt.konservasi tingkat spesies helvi m
Ppt.konservasi tingkat spesies helvi mPpt.konservasi tingkat spesies helvi m
Ppt.konservasi tingkat spesies helvi mHelvi Musdarlia
 
PPT MANGROVE
PPT MANGROVEPPT MANGROVE
PPT MANGROVEElvionita
 
Ekonomi kelautan dan perikanan
Ekonomi kelautan dan perikananEkonomi kelautan dan perikanan
Ekonomi kelautan dan perikananPT. SASA
 
Peran Pemerintah dalam Aktivitas Rehabilitasi Mangrove dan Kesejahteraan Mas...
Peran Pemerintah dalam Aktivitas Rehabilitasi Mangrove  dan Kesejahteraan Mas...Peran Pemerintah dalam Aktivitas Rehabilitasi Mangrove  dan Kesejahteraan Mas...
Peran Pemerintah dalam Aktivitas Rehabilitasi Mangrove dan Kesejahteraan Mas...CIFOR-ICRAF
 
PERIKANAN BERKELANJJUTAN
PERIKANAN BERKELANJJUTANPERIKANAN BERKELANJJUTAN
PERIKANAN BERKELANJJUTANrendraeka
 
Sejarah Konservasi Perairan Indonesia
Sejarah Konservasi Perairan IndonesiaSejarah Konservasi Perairan Indonesia
Sejarah Konservasi Perairan IndonesiaLestari Moerdijat
 
Menghitung Keanekaragan Hayati Menggunakan Rumus -H= jumlah dari (pi log pi)
Menghitung Keanekaragan Hayati Menggunakan Rumus -H= jumlah dari (pi log pi)Menghitung Keanekaragan Hayati Menggunakan Rumus -H= jumlah dari (pi log pi)
Menghitung Keanekaragan Hayati Menggunakan Rumus -H= jumlah dari (pi log pi)Awe Wardani
 
Roadmap for Mangrove Management
Roadmap for Mangrove ManagementRoadmap for Mangrove Management
Roadmap for Mangrove ManagementCIFOR-ICRAF
 
Powerpoint persebaran flora fauna di indonesia
Powerpoint persebaran flora fauna di indonesiaPowerpoint persebaran flora fauna di indonesia
Powerpoint persebaran flora fauna di indonesiaDine Rizky Pratiwi
 
Presentasi usaha konservasi mangrove
Presentasi usaha konservasi mangrovePresentasi usaha konservasi mangrove
Presentasi usaha konservasi mangroveazizahdiasy
 
Ppt hutan mangrove_Tps 50_ tgs2-guruh prabowo adi
Ppt hutan mangrove_Tps 50_ tgs2-guruh prabowo adiPpt hutan mangrove_Tps 50_ tgs2-guruh prabowo adi
Ppt hutan mangrove_Tps 50_ tgs2-guruh prabowo adiGuruh Adhi
 
Ppt keanekaragaman-hayati1
Ppt keanekaragaman-hayati1Ppt keanekaragaman-hayati1
Ppt keanekaragaman-hayati1Dikduff Aj
 
Pengelolaan lahan basah (mangrove dan gambut)
Pengelolaan lahan basah (mangrove dan gambut)Pengelolaan lahan basah (mangrove dan gambut)
Pengelolaan lahan basah (mangrove dan gambut)CIFOR-ICRAF
 
Pengantar pedoman umum RBFM di kawasan konservasi perairan
Pengantar pedoman umum RBFM di kawasan konservasi perairanPengantar pedoman umum RBFM di kawasan konservasi perairan
Pengantar pedoman umum RBFM di kawasan konservasi perairanDidi Sadili
 
Pesisir 01 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 01 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIRPesisir 01 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 01 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIRsuningterusberkarya
 

What's hot (20)

Ppt.konservasi tingkat spesies helvi m
Ppt.konservasi tingkat spesies helvi mPpt.konservasi tingkat spesies helvi m
Ppt.konservasi tingkat spesies helvi m
 
PPT MANGROVE
PPT MANGROVEPPT MANGROVE
PPT MANGROVE
 
Ekonomi kelautan dan perikanan
Ekonomi kelautan dan perikananEkonomi kelautan dan perikanan
Ekonomi kelautan dan perikanan
 
Mangrove
MangroveMangrove
Mangrove
 
Konservasi laut
Konservasi lautKonservasi laut
Konservasi laut
 
Peran Pemerintah dalam Aktivitas Rehabilitasi Mangrove dan Kesejahteraan Mas...
Peran Pemerintah dalam Aktivitas Rehabilitasi Mangrove  dan Kesejahteraan Mas...Peran Pemerintah dalam Aktivitas Rehabilitasi Mangrove  dan Kesejahteraan Mas...
Peran Pemerintah dalam Aktivitas Rehabilitasi Mangrove dan Kesejahteraan Mas...
 
PERIKANAN BERKELANJJUTAN
PERIKANAN BERKELANJJUTANPERIKANAN BERKELANJJUTAN
PERIKANAN BERKELANJJUTAN
 
Kelola kph
Kelola kphKelola kph
Kelola kph
 
konservasi
konservasikonservasi
konservasi
 
Cagar Alam
Cagar AlamCagar Alam
Cagar Alam
 
Sejarah Konservasi Perairan Indonesia
Sejarah Konservasi Perairan IndonesiaSejarah Konservasi Perairan Indonesia
Sejarah Konservasi Perairan Indonesia
 
Menghitung Keanekaragan Hayati Menggunakan Rumus -H= jumlah dari (pi log pi)
Menghitung Keanekaragan Hayati Menggunakan Rumus -H= jumlah dari (pi log pi)Menghitung Keanekaragan Hayati Menggunakan Rumus -H= jumlah dari (pi log pi)
Menghitung Keanekaragan Hayati Menggunakan Rumus -H= jumlah dari (pi log pi)
 
Roadmap for Mangrove Management
Roadmap for Mangrove ManagementRoadmap for Mangrove Management
Roadmap for Mangrove Management
 
Powerpoint persebaran flora fauna di indonesia
Powerpoint persebaran flora fauna di indonesiaPowerpoint persebaran flora fauna di indonesia
Powerpoint persebaran flora fauna di indonesia
 
Presentasi usaha konservasi mangrove
Presentasi usaha konservasi mangrovePresentasi usaha konservasi mangrove
Presentasi usaha konservasi mangrove
 
Ppt hutan mangrove_Tps 50_ tgs2-guruh prabowo adi
Ppt hutan mangrove_Tps 50_ tgs2-guruh prabowo adiPpt hutan mangrove_Tps 50_ tgs2-guruh prabowo adi
Ppt hutan mangrove_Tps 50_ tgs2-guruh prabowo adi
 
Ppt keanekaragaman-hayati1
Ppt keanekaragaman-hayati1Ppt keanekaragaman-hayati1
Ppt keanekaragaman-hayati1
 
Pengelolaan lahan basah (mangrove dan gambut)
Pengelolaan lahan basah (mangrove dan gambut)Pengelolaan lahan basah (mangrove dan gambut)
Pengelolaan lahan basah (mangrove dan gambut)
 
Pengantar pedoman umum RBFM di kawasan konservasi perairan
Pengantar pedoman umum RBFM di kawasan konservasi perairanPengantar pedoman umum RBFM di kawasan konservasi perairan
Pengantar pedoman umum RBFM di kawasan konservasi perairan
 
Pesisir 01 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 01 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIRPesisir 01 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 01 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
 

Similar to KONSERVASI INDONESIA

Kebijakan Kelautan.pptx
Kebijakan Kelautan.pptxKebijakan Kelautan.pptx
Kebijakan Kelautan.pptxMuhRifaldhi1
 
warta kebijakan cifor
warta kebijakan ciforwarta kebijakan cifor
warta kebijakan ciforWahyu Yuns
 
Kebijakan Kelautan.pptx
Kebijakan Kelautan.pptxKebijakan Kelautan.pptx
Kebijakan Kelautan.pptxMuhRifaldhi1
 
SUMBER DAYA ALAM pendidikan lingkungan hidup
SUMBER DAYA ALAM pendidikan lingkungan hidupSUMBER DAYA ALAM pendidikan lingkungan hidup
SUMBER DAYA ALAM pendidikan lingkungan hidupYeSi YeStri CatMafis
 
Kebijakan Pengelolaan Sumber daya Alam
Kebijakan Pengelolaan Sumber daya AlamKebijakan Pengelolaan Sumber daya Alam
Kebijakan Pengelolaan Sumber daya AlamAbdulHalimSolkan
 
Ht dan inisiatif reskon
Ht dan inisiatif reskonHt dan inisiatif reskon
Ht dan inisiatif reskonYayasan CAPPA
 
Makalah kawasan konservasi ahmad afandi
Makalah kawasan konservasi ahmad afandiMakalah kawasan konservasi ahmad afandi
Makalah kawasan konservasi ahmad afandiJackAbidin
 
Pelatakan Prinsip FPIC (Padiatapa) dalam Kerangka Konservasi (NKT dan SKT) di...
Pelatakan Prinsip FPIC (Padiatapa) dalam Kerangka Konservasi (NKT dan SKT) di...Pelatakan Prinsip FPIC (Padiatapa) dalam Kerangka Konservasi (NKT dan SKT) di...
Pelatakan Prinsip FPIC (Padiatapa) dalam Kerangka Konservasi (NKT dan SKT) di...Ninil Jannah
 
Undang-undang No. 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau...
Undang-undang No. 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau...Undang-undang No. 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau...
Undang-undang No. 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau...Penataan Ruang
 
Penjelasan uu 27 2007 -pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil
Penjelasan uu 27 2007 -pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecilPenjelasan uu 27 2007 -pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil
Penjelasan uu 27 2007 -pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecilrafieraine02
 
Konservasi dan Keanekaragaman Hayati Laut pada Tataran Konvensi I
Konservasi  dan Keanekaragaman Hayati Laut pada Tataran Konvensi IKonservasi  dan Keanekaragaman Hayati Laut pada Tataran Konvensi I
Konservasi dan Keanekaragaman Hayati Laut pada Tataran Konvensi IDidi Sadili
 
Pres Wg Pm Permenhut Mdk Di Kk Sep08
Pres Wg Pm Permenhut Mdk Di Kk Sep08Pres Wg Pm Permenhut Mdk Di Kk Sep08
Pres Wg Pm Permenhut Mdk Di Kk Sep08wgpemberdayaan
 
Konsep deklarasi 1 september 2014
Konsep deklarasi 1 september 2014Konsep deklarasi 1 september 2014
Konsep deklarasi 1 september 2014septianm
 

Similar to KONSERVASI INDONESIA (20)

Kebijakan Kelautan.pptx
Kebijakan Kelautan.pptxKebijakan Kelautan.pptx
Kebijakan Kelautan.pptx
 
warta kebijakan cifor
warta kebijakan ciforwarta kebijakan cifor
warta kebijakan cifor
 
Pikp module11- manaj perikanan1
Pikp module11- manaj perikanan1Pikp module11- manaj perikanan1
Pikp module11- manaj perikanan1
 
Kebijakan Kelautan.pptx
Kebijakan Kelautan.pptxKebijakan Kelautan.pptx
Kebijakan Kelautan.pptx
 
Pikp module10-hukum & kebij
Pikp module10-hukum & kebijPikp module10-hukum & kebij
Pikp module10-hukum & kebij
 
Laot.pdf
Laot.pdfLaot.pdf
Laot.pdf
 
SUMBER DAYA ALAM pendidikan lingkungan hidup
SUMBER DAYA ALAM pendidikan lingkungan hidupSUMBER DAYA ALAM pendidikan lingkungan hidup
SUMBER DAYA ALAM pendidikan lingkungan hidup
 
Kebijakan Pengelolaan Sumber daya Alam
Kebijakan Pengelolaan Sumber daya AlamKebijakan Pengelolaan Sumber daya Alam
Kebijakan Pengelolaan Sumber daya Alam
 
Ht dan inisiatif reskon
Ht dan inisiatif reskonHt dan inisiatif reskon
Ht dan inisiatif reskon
 
Makalah kawasan konservasi ahmad afandi
Makalah kawasan konservasi ahmad afandiMakalah kawasan konservasi ahmad afandi
Makalah kawasan konservasi ahmad afandi
 
Pelatakan Prinsip FPIC (Padiatapa) dalam Kerangka Konservasi (NKT dan SKT) di...
Pelatakan Prinsip FPIC (Padiatapa) dalam Kerangka Konservasi (NKT dan SKT) di...Pelatakan Prinsip FPIC (Padiatapa) dalam Kerangka Konservasi (NKT dan SKT) di...
Pelatakan Prinsip FPIC (Padiatapa) dalam Kerangka Konservasi (NKT dan SKT) di...
 
Undang-undang No. 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau...
Undang-undang No. 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau...Undang-undang No. 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau...
Undang-undang No. 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau...
 
Penjelasan uu 27 2007 -pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil
Penjelasan uu 27 2007 -pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecilPenjelasan uu 27 2007 -pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil
Penjelasan uu 27 2007 -pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil
 
Kelompok 4 teori pembangunan
Kelompok 4 teori pembangunanKelompok 4 teori pembangunan
Kelompok 4 teori pembangunan
 
Konservasi dan Keanekaragaman Hayati Laut pada Tataran Konvensi I
Konservasi  dan Keanekaragaman Hayati Laut pada Tataran Konvensi IKonservasi  dan Keanekaragaman Hayati Laut pada Tataran Konvensi I
Konservasi dan Keanekaragaman Hayati Laut pada Tataran Konvensi I
 
ppt imor.pptx
ppt imor.pptxppt imor.pptx
ppt imor.pptx
 
Pres Wg Pm Permenhut Mdk Di Kk Sep08
Pres Wg Pm Permenhut Mdk Di Kk Sep08Pres Wg Pm Permenhut Mdk Di Kk Sep08
Pres Wg Pm Permenhut Mdk Di Kk Sep08
 
Wawasan nusantara
Wawasan nusantaraWawasan nusantara
Wawasan nusantara
 
Pengelolaan Pesisir
Pengelolaan  PesisirPengelolaan  Pesisir
Pengelolaan Pesisir
 
Konsep deklarasi 1 september 2014
Konsep deklarasi 1 september 2014Konsep deklarasi 1 september 2014
Konsep deklarasi 1 september 2014
 

Recently uploaded

AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anakbekamalayniasinta
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 

Recently uploaded (20)

AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 

KONSERVASI INDONESIA

  • 1. KONSERVASI INDONESIA Sebuah Potret Pengelolaan & Kebijakan MATA KULIAH: KONSERVASI 1 Oleh : Nama: Fredek A. Waer Nim: 2019011044026
  • 2. Potret Kebijakan & Tata Kelola Konservasi BAB II 2
  • 3. A. Politik Ekonomi Indonesia & Konservasi 3 • Kebijakan konservasi sebagai bagian integral dari pembangunan berkelanjutan pada saat ini masih menghadapi berbagai tantangan yang sangat berat serta masalah yang kompleks dan saling terkait. • Hingga saat ini pengelolaan kawasan hutan di Indonesia mengacu pada perundang-undangan. yaitu UU No. 41 tahun 1999 tentang Kehutanan dan UU No. 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya. • Kawasan hutan terbagi ke dalam beberapa status yaitu: hutan negara dan hutan hak. Hutan secara fungsi juga terbagi ke dalam fungsi lindung, fungsi produksi dan fungsi konservasi
  • 4. 4 • Di sektor perikanan, dalam UU No. 31 tahun 2004 tentang Perikanan dijelaskan bahwa konservasi sumberdaya ikan adalah upaya perlindungan, pelestarian dan pemanfaatan sumberdaya ikan, termasuk ekosistem, jenis dan genetik untuk menjamin keberadaan, ketersediaan dan kesinambungannya. Sementara itu dalam hal pengelolaan pesisir dan laut serta perikanan lahirnya UU 27/2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (PWP&PK) yang sedikit banyak bersinggungan dengan pengaturan pengeloaan kawasan konservasi laut. • Ada tiga hal besar yang tumpang tindih dalam pengaturan wilayah pesisir sebagai akibat diberlakukannya UU 27/2007 tentang PWP&PK: • pengaturan kawasan laut dan pesisir antara dua departemen yang berpotensi menimbulkan konflik peraturan dan ketidak pastian hukum. • konflik kewenangan antara departemen kehutanan dengan departemen kelautan dan perikanan. • konflik dalam pengaturan mengenai hak masyarakat masyarakat.
  • 5. 5 • Tambang dan konservasi merupakan dua hal yang dianggap bertentangan. Kebijakan tambang selalu berupaya mengintervensi pengaturan kawasan konservasi, Perdebatan kurang lebih 3,5 tahun antara Pemerintah dan DPR yang menimbulkan kontroversi pada akhirnya disahkan pada akhir tahun 2008. • Dalam UU tentang Pertambangan Mineral dan Batubara ini ditegaskan bahwa Wilayah Pertambangan merupakan bagian dari tata ruang nasional dan landasan bagi penetapan kegiatan pertambangan. • Jenis-jenis perizinanan yang diberikan adalah: • Izin Usaha Pertambangan (IUP) • Izin Pertambangan Rakyat (IPR) • Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK)
  • 6. 6 • Beberapa sebab dalam kaitannya dengan disharmoni kebijakan konservasi di Indonesia antara lain adalah: • Kuatnya ego sektoral telah menghambat terjalinnya koordinasi dan kerjasama dalam pengelolaan SDA secara berkelanjutan • Terjadinya tarik menarik kewenangan pengelolaan SDA • Adanya kepentingan yang melekat pada berbagai pihak • Tidak ada visi yang sama di Pemerintah Pusat dalam konservasi sumber daya alam • Kuatnya agenda jangka pendek pemerintah atau instasi-instasi tertentu melalui kebijakan dan peraturan peruperundang-undang • Buruknya kordinasi dan komunikasi antara instansi pemerintah dalam penyusunan berbagai peraturan perundang-undang
  • 7. B. REKAM JEJAK KEBIJAKAN KONSERVASI DI INDONESIA 7 • Strategi konservasi alam di Indonesia saat ini tidak dapat dilepaskan dari sejarah konservasi sejak jaman penjajahan Belanda. Yang mengarah pada upaya perlindungan jenis (species conservation) ditunjukkan dengan keberadaan kawasan cagar alam dan suaka alam atau suaka margasatwa • Pada ahir tahun 1970-an bersamaan dengan perkembangan hak pengusahaan hutan di Indonesia dilakukan kajian ulang terhadap beberapa kawasan hutan konservasi Era tersebut merupakan titik awal Indonesia memulai perluasan penunjukan, penetapan dan pengelolaan kawasan konservasi. • Pada tahun 1978, Indonesia sebagai negara mega biodiversity meratifikasi Convention on International Trade of Endangered Species of Wild Fauna and Flora (CITES).
  • 8. 8 • Pada era tahun 1980, munculah konsep taman nasional. Lima taman nasional pertama dideklarasi di Jakarta, pada tahun 1982 bersamaan dengan Kongres Taman Nasional Dunia Kedua di Bali pemerintah mendeklarasikan 11 taman nasional. • Pada tahun 1994, Indonesia meratifikasi Konvensi Konservasi Keanekaragaman Hayati (Convention of Biological Diversity) melalui Undang-Undang No. 5 Tahun 1994. Dalam Article 8 Konvensi Konservasi Keanekaragaman Hayati ditetapkan bahwa setiap negara yang meratifikasi konvensi tersebut diwajibkan untuk menetapkan sistem kawasan yang dilindungi (protected area system). • Pengelolaan konservasi sumber daya alam hayati di Indonesia dalam UU No. 5 tahun 1990 sangat dipengaruhi oleh Strategi Konservasi Dunia IUCN. Hanya sayangnya konsep IUCN dalam membangun Kawasan Konservasi lebih banyak mengadopsi situasi di negara maju sehingga tidak sepenuhnya cocok untuk negara berkembang seperti Indonesia
  • 9. C. Tata Kelola Konservasi di Indonesia 9 Governance (tata kelola pemerintahan), Analisis mengenai governance biasanya fokus pada aktor dan struktur formal dan informal yang telah ditetapkan untuk sampai pada dan melaksanakan keputusan yang diambil. Dalam konservasi SDA, paling tidak usaha penguatan Good Governance mensyaratkan beberapa hal berikut: • Lembaga Perwakilan Rakyat yang mampu menjalankan fungsi kontrol yang efektif terhadap tata kelola pemerintahan di bidang konservasi SDA • Pengadilan yang independen, mandiri, bersih dan professional • Aparatur pemerintahan (birokrasi) di sektor konservasi alam dan lingkungan hidup yang profesional dan memiliki integritas yang kokoh. • Masyarakat sipil yang peduli konservasi SDA yang kuat • Terjadinya desentralisasi tata kelola konservasi SDA dari pusat ke tingkat kabupaten dan kota bahkan ke pemerintahan desa dan kelurahan.
  • 10. 10 • Tata kelola konservasi SDA selama ini terjadi ketidakjelasan kewenangan dan tanggung jawab di antara instasi pemerintah terkait. Tanggung jawab sebuah institusi pengelola konservasi SDA juga sering tidak sejalan dengan kapasitas organisasi yang dimiliki. Implikasi permasalahan governance menegaskan adanya persoalan kebijakan pengelolaan konservasi SDA selama ini. Demikian pula ketiadaan partisipasi, konsultasi dan koordinasi, sehingga pengelolaan dan konservasi SDA berjalan tidak efektif. • Di Indonesia, Taman Nasional adalah salah satu kawasan konservasi yang relatif paling maju baik bentuk maupun sistem pengelolaannya dibandingkan dengan Taman Hutan Raya, Taman Wisata Alam, Cagar Alam dan Suaka Memargasatwa. Departemen Kehutanan juga berencana mengembangkan 21 Taman Nasional Model dan meningkatkan status sebagian Balai Taman Nasional menjadi Balai Besar Taman Nasional.
  • 11. 11 kawasan konservasi seringkali dianggap sebagai beban, bukan manfaat. Secara singkat, konflik muncul karena: • Pemerintah daerah tidak bisa berinvestasi dan mengalami kendala dalam membangun infrastruktur di daerah sekitar kawasan konservasi. • Ketimpangan kewenangan antara pemerintah pusat dan daerah • Pemerintah daerah tidak peduli dengan kawasan konservasi, dan pengelola kawasan konservasi bersikap arogan karena merasa sebagai orang pusat. • Pemerintah daerah tidak memperoleh informasi yang meyakinkan tentang manfaat tidak langsung dari kawasan konservasi. • Pemerintah daerah mau tidak mau harus mengalokasikan sumberdaya untuk mengatasi konflik apabila terjadi konflik antara masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan konservasi dengan pengelola kawasan
  • 12. 12 • Konflik yang paling menonjol terkait dengan masalah hak masyarakat untuk mengakses kawasan konservasi. Salah satu konflik yang timbul dari tata kelola konservasi adalah ketidaksamaan persepsi akan konservasi itu sendiri. Terjadi perbedaan penafsiran definisi yang terdapat pada berbagai peraturan, serta kurang jelasnya definisi tersebut. • Istilah kawasan konservasi didefinisikan sebagai kawasan yang ditetapkan sebagai kawasan suaka alam, kawasan pelestarian alam, taman buru dan hutan lindung Istilah-istilah konservasi, pelestarian, pengawetan, dan perlindungan tidak mudah dibedakan dan dipahami oleh masyarakat umum atau kadang dianggap tidak penting
  • 13. 13 • Adanya tumpang tindih dan ketidak jelasan pengertian dari istilah-istilah yang digunakan untuk menamakan kategori maupun tujuan dari kategori. Pada sisi lain ada perbedaan cara pandang antara Negara (dalam hal ini: Pemerintah) dengan Masyarakat, khususnya yang tinggal di sekitar SDA. Perbedaan cara pandang ini penting untuk memperoleh keberlanjutan pengelolaan sumberdaya alam karena tidak dipungkiri bahwa kawasan konservasi di Indonesia tidak bisa dilepaskan dari kehidupan masyarakat di dalam dan sekitarnya. Cara pandang masyarakat sudah sepatutnya dipertimbangkan dalam pembuatan kebijakan konservasi di Indonesia.
  • 14. 14 BAB III Transformasi Konservasi & Kebijakannya Di Indonesia