2. Sejarah Konservasi
Konservasi berasal dari bahasa Inggris conservation, yang artinya pelestarian atau
perlindungan, atau dapat diartikan sebagai pemanfaatan sumber daya alam secara
bijaksana. Ide tersebut pertama kali dikemukakan oleh Theodore Roosevelt (1902), yang
merupakan orang Amerika.
Sejarah konservasi di dunia secara resmi diawali pada tahun 1972 dengan adanya
Stockholm Conference on the Human Environment pertemuan penting yang membahas
mengenai pengembangan strategi konservasi global yang menghasilkan pembentukan
UNEP (The United Nations Environment Program) untuk menghadapi tantangan
permasalahan lingkungan hidup di dunia, yang masih terfokus pada kerusakan dan
konservasi sumber daya alam.
3. Sejarah Konservasi
Pada tahun 1992, Earth Summit di Rio de Janeiro, Brazil, atau yang dikenal sebagai istilah KTT Bumi,
membahas berbagai cara untuk melindungi lingkungan dengan perhatian pada pembangunan ekonomi
yang lebih berkelanjutan pada negara yang kurang sejahtera. Hal ini meningkatkan perhatian dan
keseriusan dunia dalam menghadapi berbagai krisis ,membangun pemahaman yang jelas antara upaya
perlindungan dan kebutuhan untuk mengentaskan kemiskinan di negara berkembang dengan bantuan
dana dari negara maju.
Sejarah konservasi di Asia Timur, dimulai saat Raja Asoka (252 SM) melakukan konservasi untuk
kegiatan pengawetan, pada saat itu diumumkan bahwa perlu dilakukan perlindungan terhadap binatang
liar, ikan, dan hutan. Sedangkan di Inggris, Raja William I (1804 M) melakukan pengelolaan sumber
daya alam hayati atas dasar adanya data yang akurat yaitu Doomsday Book yang berisi inventarisasi
dari sumber daya alam milik kerajaan.
4. Sejarah Konservasi Indonesia
Lahirnya konservasi di Indonesia dimulai dari para naturalis Belanda yang mempunyai rasa memiliki
terhadap alam Indonesia yang kaya dengan aneka ragam flora dan fauna. Terbukti dengan adanya
perlawanan para naturalis tersebut terhadap berbagai kebijakan kolonialis yang merusak alam, seperti
perdagangan burung Cendrawasih yang tidak terkontrol. Para naturalis Belanda seperti M.C Piepers dan
P.J Van Houten terus melakukan tekanan terhadap pemerintah kolonial Belanda agar peduli mengenai
laju kepunahan cendrawasih, dan akhirnya membuahkan hasil, yaitu Ordonnantie tot Bescherming van
sommige in het levende Zoogdieren en Vogels (Undang-Undang Perlindungan bagi Mamalia Liar dan
KBurung Liar) yang dikeluarkan pada tahun 1910.
Keberadaan kegiatan Perlindungan (konservasi) Alam di Indonesia sangat berkaitan erat dengan nama Dr.
Sijfert Hendrik Koorders (1863-1919). Dialah pendiri dan ketua pertama Perkumpulan Perlindungan
Alam Hindia Belanda (Netherlandsch Indische Vereenigin tot Natuurbescherming) yang didirikan tanggal
22 juli 1912. Perkumpulan ini semacam organisasi pecinta alam yang mempelopori dan mengusulkan
kawasan-kawasan dan jenis-jenis flora fauna tertentu, pembuatan peraturan-peraturandan berbagai tulisan
dari hasil penelitian tentang perlindungan alam. Cita-cita Koorders untuk mewujudkan perkumpulan ini
untuk menggugah Pemerintah Hindia Belanda yang selalu menitikberatkan pengelolaan hutan hanya
untuk kepentingan ekonomi belaka.
5. Sejarah Konservasi Indonesia
Pemerintah kolonial Hindia Belanda pada tahun 1916 telah menerbitkan Natuurmonumenten-
Ordonnantie (Peraturan tentang Monumen Alam). Peraturan ini menjadi landasan hukum penunjukkan kawasan
cagar alam di wilayah Hindia Belanda. Ada 43 monumen alam yang ditunjuk sekitar tahun-tahun tersebut.
Pada Tahun 1937 Pemerintah Hindia Belanda membentuk suatu badan yang bernama ”Natuur Beschrming
afseling Ven’s Lands Flantatuin” yang mempunyai tugas pokok dan fungsi untuk mengawasi cagar alam dan
suaka margasatwa, mengusahakan anggaran dan penambahan pegawai.
Pada Tahun 1940 keluar Peraturan Perburuan Jawa-Madura pengelolaan kawasan Ujung Kulon di bawah Kantor
Besar Kehutanan di Bogor, sedangkan Kawasan Cagar alam dan suaka Margasatwa lainnya diserahkan kepada
Inspektur Kehutanan Provinsi,
Pada tahun 1950 terbentuk Urusan Perlindungan Alam di Djawatan Kehutanan, dengan tugas pokok mengusut
perburuan badak di Ujung Kulon.
Tahun 1952 Kebun Raya Bogor membentuk Lembaga Pengawetan Alam yang merupakan bagian dan Pusat
Penyelidikan Alam Kebun Raya Bogor.
6. Sejarah Konservasi Indonesia
Pada tahun 1956 Urusan Perlindungan Alam statusnya berubah menjadi Bagian Perlindungan Alam (BPA) yang
mempunyai hak penuh untuk menyelenggarakan organisasi di dalam Djawatan Kehutanan secara vertikaL.
Rentang periode 1950-1959, tanah-tanah yang dikuasai oleh masyarakat ditertibkan secara represif oleh
Djawatan Kehutanan yang bernaung dibawah Kementerian Pertanian dan Agraria dengan bantuan polisi dan
tentara.
Pada tahun 1954 muncul beberapa kemajuan dalam bidang perlindungan dan pengawetan alam, misalnya
rehabilitasi suaka margasatwa dan kerjasama internasional dengan IUCN. Berdasarkan Surat Keputusan
Presiden Kabinet Nomor 75/II/Kep/11/1966 terbentuk Direktorat Jenderal Kehutanan yang berada dibawah
Departemen Pertanian.
Pada tahun yang sama, berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor Kep./30/11/1966 tanggal 10
Desember 1966 dan Nomor Kep/18/3/1967 tanggal 9 Maret 1967 terbentuk Struktur Organisasi Departemen
Kehutanan. Dalam Struktur Organisasi dimaksud, Dinas Perlindungan dan Pengawetan Alam (PPA) berada
dibawah Direktorat Pembinaan Hutan. Pada tahun 2010 pemerintah Indonesia telah menunjuk tak kurang
521 unit kawasan konservasi, dengan luasan mencapai lebih dari 27,2 juta hektar dengan berbagai tipe
ekosistem.
7. Referensi:
Alam, S. D. Konsep Dasar Konservasi.
Forestation.fkt. (2018, September 3). Sejarah Konservasi Di Indonesia. Retrieved November 28, 2022, from Forestation FKT UGM:
https://forestation.fkt.ugm.ac.id/2018/09/03/sejarah-konservasi-di-indonesia/
Forestation.fkt. (2021, January 10). Konservasi dari Masa ke Masa. Retrieved November 28, 2022, from Forestation FKT UGM:
https://forestation.fkt.ugm.ac.id/2021/01/10/konservasi-dari-masa-ke-masa/
Noorahman, Y. (2022, September 23). Sejarah Kawasan Konservasi di Indonesia dari Masa ke Masa, Sudah Dimulai Sejak Zaman Belanda . Retrieved
November 28, 2022, from kabaralam.com: https://www.kabaralam.com/konservasi/pr-5934890717/sejarah-kawasan-konservasi-di-indonesia-dari-
masa-ke-masa-sudah-dimulai-sejak-zaman-belanda
Qotrunnada, R. (2022, Maret 27). Sejarah Konservasi di Indonesia, Metode dan Contoh Kawasan Konservasi. Retrieved November 28, 2022, from
Lindungi Hutani: https://lindungihutan.com/blog/sejarah-konservasi-di-indonesia/
Rachman, M. (2012). Konservasi nilai dan warisan budaya. Indonesian Journal of Conservation, 1(1).
Soemarwoto, O. 2004. Ekologi, Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Djambatan,Jakarta
Wiadnya, D. G. R. (2014). Kawasan konservasi perairan dan pengelolaan perikanan tangkap di Indonesia.
Yuda Prinada (2020, 30 Desember) Apa Itu Konservasi Alam: Definisi, Tujuan, Sejarah, Contoh Kawasan. Retrieved November 28, 2022, from tirto.id
https://tirto.id/apa-itu-konservasi-alam-definisi-tujuan-sejarah-contoh-kawasan-f8pk
Yudhistira, P. 2014. Sang Pelopor Peranan Dr. SH. Koorders dalam Sejarah Perlindungan Alam di Indonesia. Direktorat Kawasan Konservasi dan
Bina Hutan Lindung Ditjen Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Kementerian Kehutanan.