SlideShare a Scribd company logo
1 of 21
DOKUMEN STATUS JALAN
2
1. Penetapan Fungsi Jalan & Status Jalan
(berdasarkan Permen 03/PRT/M/2012)
2. Perubahan Fungsi Jalan & Status Jalan
3. Penutup
Penetapan Fungsi Jalan & Status
Jalan
a. Dasar Hukum
b. Tujuan & Lingkup Pengaturan
c. Skema Penyusunan Jaringan Jalan
d. Pengelompokan Jalan
e. Jalan menurut Sistem
f. Jalan menurut Fungsi
g. Jalan menurut Status
h. Arahan Penataan Ruang dalam Pengaturan Fungsi Jalan pada Sistem Jaringan Jalan Primer
i. Arahan Penataan Ruang dalam Pengaturan Fungsi Jalan pada Sistem Jaringan Jalan Sekunder
j. Prosedur Penetapan Fungsi Jalan
k. Prosedur Penetapan Status Jalan
4
Penetapan & Prosedur Penetapan Fungsi Jalan & Status Jalan
Wewenang Penetapan Fungsi Jalan & Status Jalan
Perubahan Fungsi Jalan & Status Jalan
 Ketentuan lebih lanjut mengenai jalan arteri, kolektor, lokal, dan lingkungan diatur
dalam Peraturan Pemerintah
 Ketentuan lebih lanjut mengenai status jalan umum diatur dalam Peraturan
Pemerintah
 Penetapan ruas-ruas jalan menurut fungsinya dilakukan berdasarkan pedoman yang
ditetapkan oleh Menteri
 Penetapan ruas-ruas jalan menurut statusnya dilakukan secara berkala dan dengan
memperhatikan pedoman yang ditetapkan oleh Menteri
JALAN
LALU
LINTAS
TATA
RUANG
 KM No. 49 Tahun 2005 tentang SISTRANAS
 UU No. 22 Tahun 2009 tentang LLAJ
 UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
 PP No. 26 Tahun 2008 tentang RTRWN
 UU No. 38 Tahun 2004 tentang Jalan
 PP No. 34 Tahun 2006 tentang Jalan
 PP No. 15 Tahun 2005 tentang Jalan Tol
UU No. 38 Tahun
2004 tentang Jalan
Pasal 8 ayat (6) dan
9 ayat (7)
PP No. 34 Tahun 2006
tentang Jalan Pasal 61
ayat (4) dan 62 ayat (6)
Permen PU No.
03/PRT/M/2012
tentang Pedoman
Penetapan Fungsi
Jalan dan Status Jalan
TUJUAN PENGATURAN LINGKUP PENGATURAN
 Mewujudkan tertib penyelenggaraan jalan;
 Mewujudkan kepastian hukum mengenai fungsi
jalan dan status jalan.
 Penetapan dan perubahan fungsi jalan; dan
 Penetapan dan perubahan status jalan.
JALAN adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan
pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di
atas permukaan tanah, dibawah permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan
kereta api, jalan lori, dan jalan kabel. 5
• UU No. 26/2007 tentang
PENATAAN RUANG
• PP No. 26/2008 tentang
RTRWN
SISTEM TRANSPORTASI
NASIONAL/ SISTRANAS
(darat, sub sektor jalan)
(jangka menengah & panjang)
• P E R TU M B U H A N
• P E M E R A T A A N
KEBIJAKAN DAN
STRATEGI
PENYELENGGARAAN
JARINGAN JALAN
JANGKA MENENGAH &
PANJANG
UU dan PP tentang Jalan
• UU No. 38/2004
• PP No.15/2006 (tentang
Jalan Tol)
• PP No. 34/2006
UU dan PP tentang Lalu
Lintas dan Angkutan
Jalan
• UU No. 22/2009
• PP No. 32/2011
(tentang Manajemen
Rekayasa Lalu Lintas)
ARTERI PRIMER
LOKAL PRIMER
KOLEKTOR PRIMER
ARTERI SEKUNDER
LOKAL SEKUNDER
KOLEKTOR SEKUNDER
LINGK. PRIMER
LINGK. SEKUNDER
SISTEM SEKUNDER
( KAWASAN
PERKOTAAN)
SISTEM PRIMER
( WILAYAH
NASIONAL)
Catatan :
JKP-1 = Menghubungkan Antar Ibukota Propinsi
JKP-2 = Ibukota Propinsi Dengan Ibukota Kabupaten
JKP-3 = Menghubungkan Antar Ibukota Kabupaten
JKP-4 = Ibukota Kabupaten Dengan Kecamatan
PERUNTUKAN SISTEM FUNGSI STATUS
JALAN
UMUM
(Jalan yang
diperuntukkan
bagi lalu lintas
umum)
Sistem
Primer
Arteri (JAP) SK Menteri
PU
JALAN NASIONAL
(termasuk jalan tol dan
jalan strategis nasional)
SK Menteri
PU
Kolektor-1 (JKP-1)
Kolektor-2(JKP-2)
SK
Gubernur
JALAN PROVINSI SK Gubernur
Kolektor-3 (JKP-3)
Kolektor-4 (JKP-4)
JALAN KABUPATEN
dan
JALAN DESA
SK Bupati
Lokal (JLP)
Lingkungan (Jling-P)
Sistem
Sekunder
Arteri (JAS)
Kolektor (JKS)
JALAN
KOTA
SK Walikota
Lokal (JLS)
Lingkungan (Jling-S)
JALAN KHUSUS
(Jalan yang dibangun oleh instansi, badan usaha, perseorangan, atau kelompok masyarakat untuk kepentingan
sendiri.)
• SISTEM PRIMER
Merupakan sistem jaringan jalan dengan peranan pelayanan distribusi
barang dan jasa untuk pengembangan semua wilayah di tingkat
nasional, dengan menghubungkan semua simpul jasa distribusi yang
berwujud pusat pusat kegiatan
• SISTEM SEKUNDER
Merupakan sistem jaringan jalan dengan peranan pelayanan distribusi
barang dan jasa untuk masyarakat di dalam kawasan perkotaan.
8
P
E
R
G
E
R
A
K
A
N
AKSESIBILITAS
ARTERI
KOLEKTOR
LOKAL
20 Km/jam
100 Km/jam
Lalulintas
Menerus
Makin
Dominan
Vol. & Kec.
rendah
Akses dikontrol
penuh
Akses tidak
dikontrol
Vol. & Kec.
tinggi
Lalulintas
Lokal terbatas
Areal Permukiman Semakin Dominan
Peruntukan Jalan Akses dan Parkir
Semakin Bertambah
9
Kriteria Arteri Kolektor Lokal Lingkungan
Angkutan yang dilayani Utama Pengumpul Setempat Lingkungan
Jarak perjalanan Jauh Sedang Dekat Dekat
Kecepatan rata-rata Tinggi Sedang Rendah Rendah
Jumlah jalan masuk Dibatasi Dibatasi Tidak Dibatasi Tidak Dibatasi
HIERARKI JALAN
1 JAP
2 JKP-1
3 Jalan Tol
Jalan
Nasional
4 JSN
1 JKP-2
2 JKP-3
3 JSP
Jalan
Provinsi
4 Ruas jalan di wilayah DKI
Jakarta kecuali jalan nasional
1 JKP-4
2 JLP
3 Jling-P
Jalan
Kabupaten
4 JSK
5 JAS
6 JKS
7 JLS
8 Jling-S
1 JAS
2 JKS
3 JLS
Jalan
Kota
4 Jling-S
JLing-P & JLP yang
tidak termasuk jalan
kabupaten di dalam
kawasan perdesaan
Jalan
Desa
10
Perkotaan PKN PKW PKL PKLing Persil PKSN
Bandara
Utama
Bandara
Pengumpul
Bandara
Pengumpan
Pelabuhan
Utama
Pelabuhan
Pengumpul
Pelabuhan
Pengumpan
KSN KSP KSK
PKN JAP JAP JKP JLP Jling.P JSN JAP JAP --- JAP JAP --- JSN --- ---
PKW JAP JKP JKP JLP Jling.P JSN JAP JAP JSP JAP JAP JSP JSN JSP ---
PKL JKP JKP JLP JLP Jling.P JSN --- --- JSK --- --- JSK --- --- JSK
PKLing JLP JLP JLP JLP Jling.P --- --- --- --- --- --- --- --- --- ---
Persil Jling.P Jling.P Jling.P Jling.P Jling.P --- --- --- --- --- --- --- --- --- ---
PKSN JSN JSN JSN --- --- JSN --- --- --- --- --- --- --- --- ---
Bandara
Utama
JAP JAP --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- ---
Bandara
Pengumpul
JAP JAP --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- ---
Bandara
Pengumpan
--- JSP JSK --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- ---
Pelabuhan
Utama
JAP JAP --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- ---
Pelabuhan
Pengumpul
JAP JAP --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- ---
Pelabuhan
Pengumpan
--- JSP JSK --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- ---
KSN JSN JSN --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- ---
KSP --- JSP --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- ---
KSK --- --- JSK --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- ---
JKP-1 Ibukota Provinsi
Ibukota Provinsi
JKP-2 Ibukota Kabupaten/ Kota
JKP-3 Ibukota Kabupaten/ Kota
Ibukota Kabupaten/ Kota
JKP-4 Ibukota Kecamatan
11
Keterangan :
JAS = Jalan Arteri Sekunder
JKS = Jalan Kolektor Sekunder
JLS = Jalan Lokal Sekunder
JLing.S = Jalan Lingkungan Sekunder
Perkotaan
Prime
r
Sekunder
I
Sekunder
II
Sekunder
III
Perumaha
n
Primer --- JAS --- --- ---
Sekunder I JAS JAS JAS --- JLS
Sekunder
II
--- JAS JKS JKS JLS
Sekunder
III
--- --- JKS JLS JLS
Perumaha
n
--- JLS JLS JLS Jling.S
Kawasan
Primer
Kawasan
Sekunde
r
I
Kawasan
Sekunde
r
II
Kawasan
Sekunde
r
III
Perumahan
JAS
JAS
JAS
JAS
JAS
JKS
JKS
JLS
JLS
JLS
JLS
JLingS
Kawasan
Sekunde
r
I
Kawasan
Sekunde
r
II
Kawasan
Sekunde
r
III
Perumahan
Bandar
Udara Pergudanga
n
Kawasan
Industri
Regional
Terminal
Angkutan
Barang
Kawasan
Perdagangan
Regional
Pelabuhan
Perumahan
Kawasan Sekunder III
Jaringan Jalan Primer
Jalan Arteri Sekunder
Jalan Kolektor Sekunder
Jalan Lokal Sekunder
Jalan Lingkungan Sekunder
Contoh Sketsa Hirarki Sistem Jaringan Jalan Sekunder
Terminal
Tipe A
Kawasan Sekunder II
Kawasan Sekunder I
Kawasan Primer
Batas Perkotaan
13
Menyusun konsep
penetapan JAP & JKP-1
berdasarkan RTRWN
Menyampaikan konsep kepada
Menteri yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang LLAJ
Menetapkan fungsi (JAP & JKP-1)
setelah memperhatikan masukan
dari Menteri yang
menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang LLAJ
Penetapan JAP dan JKP-1
Penetapan JKP-2, JKP-3, JKP-4, JLP, Jling-P, JAS, JKS, JLS, dan Jling-S
Secara berkala paling singkat 5 (lima) tahun dengan Keputusan Menteri
Secara berkala paling singkat 5 (lima) tahun dengan Keputusan Gubernur
GUBERNUR menetapkan ruas jalan sebagai
JKP-2, JKP-3, JKP-4, JLP, Jling-P, dan
semua ruas jalan dalam sistem jaringan
jalan sekunder
Kepmen tentang penetapan ruas jalan
sebagai JAP & JKP-1;
Usulan Bupati/ Walikota tentang fungsi
jalan untuk ruas jalan sebagai JKP-4,
JLP, Jling-P, dan semua ruas jalan dalam
sistem jaringan jalan sekunder.
KHUSUS DKI JAKARTA, GUBERNUR
DKI JAKARTA menetapkan ruas jalan
sebagai JAS, JKS, JLS, dan Jling-S
Ket:
Perlu memperhatikan Dengan memperhatikan masukan 14
PENETAPAN
STATUS JALAN
FUNGSI JALAN yang ditetapkan
oleh MENTERI (Keputusan
Menteri)
FUNGSI JALAN yang ditetapkan oleh
GUBERNUR (Keputusan Gubernur)
FUNGSI JALAN yang ditetapkan
oleh GUBERNUR DKI JAKARTA
(Keputusan Gubernur DKI
Jakarta)
JALAN NASIONAL oleh
Menteri
JALAN PROVINSI oleh
Gubernur
JALAN KABUPATEN
oleh Bupati
JALAN KOTA oleh
Walikota
JALAN DESA oleh
Bupati
JALAN PROVINSI DI
DKI JAKARTA oleh
Gubernur
PERLU
MEMPERHATIKAN
15
Ket:
Perlu memperhatikan
Alasan Perubahan
Fungsi Jalan & Status Jalan
① Perubahan peranan pelayanan suatu pusat kegiatan
(misalnya: PKW menjadi PKN)
② Peningkatan status outlet dalam suatu sistem transportasi
(misalnya: pengembangan pelabuhan/ bandara baru berskala utama/
pengumpul)
③ Peningkatan wilayah penyelenggaraan jalan
(misalnya: pemekaran wilayah, pembentukan KSN baru)
④ Pengurangan peran dan/atau wilayah layanan
(misalnya: pembangunan jalan lingkar sebagai pengganti jalan nasional
eksisting)
Arteri Primer
menjadi Arteri
Sekunder
Jalan Bypass
(Arteri Primer)
Perkotaan
Sistem Sekunder
(Dalam Perkotaan)
CONTOH Sketsa Perubahan Fungsi Jalan Arteri Primer Menjadi
Jalan Arteri Sekunder Sebagai Akibat Pembanguan Jalan Lingkar (By Pass)
 Dibangunnya jalan bypass mengakibatkan jalan primer semula yang masuk perkotaan menjadi berkurang fungsinya (dari
fungsi jalan primer menjadi fungsi jalan sekunder).
 Perubahan fungsi jalan membawa konsekuensi perubahan status jalan yang berarti perubahan wewenang
penyelenggaranya.
 Perlu komitmen antar instansi terkait dalam hal wewenang penyelenggaraannya yang akan dilepas atau yang akan
menjadi tanggung jawab penyelenggaraannya. 17
18
Ket: **
• Berdasarkan usulan Bupati/
Walikota tentang fungsi
jalan untuk ruas JKP-4,
JLP, Jling-P, JAS, JKS, JLS,
dan Jling-S
• Memperhatikan Permen
tentang pedoman
penetapan fungsi dan
status jalan
• Memperhatikan Kepmen
tentang penetapan fungsi
jalanuntuk ruas JAP dan
JKP-1
Ket: *
Mendengarkan pendapat
menteri yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang
LLAJ
Ket: ***
• Memperhatikan Permen
tentang pedoman
penetapan fungsi dan
status jalan
• Memperhatikan Kepmen
tentang penetapan fungsi
jalan untuk ruas JAP dan
JKP-1
Sumber: Permen PU No. 03/PRT/2012 tentang
Pedoman Penetapan Fungsi dan Status Jalan
• UU No. 26 Th. 2007
dan PP No. 26 Th.
2008: Penataan Ruang
• Sitem Transportasi
Nasional
RUJTJ (Sistranas)
RUJTJN (Tatranas)
RUJTJP (Tatrawil)
RUJTJKab/Kot
(Tatralok)
RUJPJJ
RUJMJJ
• Sinergitas RTRW Provinsi/
Kabupaten/ Kota/ Nasional
• Pertumbuhan ekonomi
wilayah
• Pemerataan hasil
pembangunan
• Keseimbangan spasial/ status
soaial/ sektoral/ modernitas
• Kebijakan nasional dan
strategi
penggunaan
jaringan jalan
•RenstraKementeri
an PU
•Renstra Ditjen.
Bina Marga
UU dan PP tentang Jalan:
• UU No. 38 Th. 2004:
Jalan
• PP No.15 Th. 2005: Jalan
Tol
• PP No. 34 Th. 2006: Jalan
UU dan PP tentang Lalu
Lintas dan Angkutan
Jalan:
• UU No. 22 Th. 2009: LLAJ
• PP No. 32 Th. 2011:
Manajemen dan
Rekayasa Lalu Lintas
• PP No. 37 Th. 2011:
Forum Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan
JARINGAN JALAN PRIMER
(JANGKA MENENGAH DAN
JANGKA PANJANG)
JARINGAN JALAN SEKUNDER
(JANGKA MENENGAH DAN
JANGKA PANJANG)
ARTERI
PRIMER
KOLEKTOR PRIMER 1
KOLEKTOR PRIMER 2
KOLEKTOR PRIMER 3
KOLEKTOR PRIMER 4
LOKAL
PRIMER
LINGKUNGAN
PRIMER
ARTERI
SEKUNDER
KOLEKTOR
SEKUNDER
LOKAL
SEKUNDER
LINGKUNGAN
SEKUNDER
ARTERI
PRIMER
KOLEKTOR
PRIMER 1
KOLEKTOR
PRIMER 2
KOLEKTOR
PRIMER 3
KOLEKTOR
PRIMER 4
LOKAL
PRIMER
LINGKUNGAN
PRIMER
ARTERI, KOLEKTOR,
LOKAL, DAN
LINGKUNGAN
SEKUNDER
ARTERI, KOLEKTOR,
LOKAL, DAN
LINGKUNGAN
SEKUNDER DI DKI
JAKARTA
JALAN
NASIONAL
JALAN TOL DAN JALAN
STRATEGIS NASIONAL
JALAN
PROVINSI
JALAN
KABUPATEN DAN JALAN
KOTA
JALAN
KOTA
JALAN
PROVINSI DI DKI
JAKARTA
Penilaian kelaikan terkait status jalan dapat
diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Kategori laik apabila memiliki dokumen
penetapan status jalan.
2. Kategori Laik bersyarat, apabila dokumen
sedang dalam proses penetapan.
Penutup
 Perubahan status jalan nasional dilakukan berdasarkan Permen PU No. 03/PRT/M/2012 tentang
Pedoman Penetapan Fungsi Jalan dan Status Jalan.
 Usulan perubahan status jalan yang telah dibahas tidak serta merta dapat berubah statusnya karena perlu
melihat sistem jaringan jalan secara nasional dan kemampuan APBN.
 Ruas-ruas jalan yang berpotensi menjadi jalan nasional perlu dilengkapi dengan data administrasi
(FS, DED, Dokumen Lingkungan, Berita Acara Penyerahan Aset, dan sertifikat) serta data teknis
(panjang jalan, lebar jalan, ROW, tata guna lahan pada kedua sisi jalan, data lalu lintas, dll).
 Penanganan ruas-ruas jalan yang berpotensi menjadi jalan nasional, pada TA 2015 masih menjadi
kewenangan penyelenggara jalan sebelumnya.
 Diperlukan komitmen dari Pemda untuk menjaga sempadan jalan agar jaringan jalan dapat berfungsi
sebagaimana mestinya.
TERIMA KASIH
Sekian semoga bermanfaat

More Related Content

Similar to e1363_FUNGSI_DAN_STATUS_JALAN NASIONAL, PROVINSI, KABUPATEN, LINGKUNGAN, JALAN ARTERI, PRIMER, KOLEKTOR,

94378_MODUL_2_PERATURAN_PERATURAN_DAN_PENGENALAN_JARINGAN_JALAN_SERTA_PENGENA...
94378_MODUL_2_PERATURAN_PERATURAN_DAN_PENGENALAN_JARINGAN_JALAN_SERTA_PENGENA...94378_MODUL_2_PERATURAN_PERATURAN_DAN_PENGENALAN_JARINGAN_JALAN_SERTA_PENGENA...
94378_MODUL_2_PERATURAN_PERATURAN_DAN_PENGENALAN_JARINGAN_JALAN_SERTA_PENGENA...
defijay
 
Presentation rdtr kota
Presentation rdtr kotaPresentation rdtr kota
Presentation rdtr kota
Ary Ajo
 
M 6b - Kriteria Perancangan Jalan.pdf
M 6b - Kriteria Perancangan Jalan.pdfM 6b - Kriteria Perancangan Jalan.pdf
M 6b - Kriteria Perancangan Jalan.pdf
UmiThan
 
2 14092012dasar-dasarperencanaanjalanraya-120914080742-phpapp01
2 14092012dasar-dasarperencanaanjalanraya-120914080742-phpapp012 14092012dasar-dasarperencanaanjalanraya-120914080742-phpapp01
2 14092012dasar-dasarperencanaanjalanraya-120914080742-phpapp01
WSKT
 

Similar to e1363_FUNGSI_DAN_STATUS_JALAN NASIONAL, PROVINSI, KABUPATEN, LINGKUNGAN, JALAN ARTERI, PRIMER, KOLEKTOR, (20)

UU_Jalan.ppt
UU_Jalan.pptUU_Jalan.ppt
UU_Jalan.ppt
 
Permen pu03 2012
Permen pu03 2012Permen pu03 2012
Permen pu03 2012
 
Perancangan Geometrik Jalan - Jalan
Perancangan Geometrik Jalan - JalanPerancangan Geometrik Jalan - Jalan
Perancangan Geometrik Jalan - Jalan
 
Lampiran 1 permen pu no. 3 tahun 2015
Lampiran 1  permen pu no. 3 tahun 2015Lampiran 1  permen pu no. 3 tahun 2015
Lampiran 1 permen pu no. 3 tahun 2015
 
Jenis jenis sirkulasi jalan dalam kota..
Jenis jenis sirkulasi jalan dalam kota..Jenis jenis sirkulasi jalan dalam kota..
Jenis jenis sirkulasi jalan dalam kota..
 
Permen pu13 2011 jalan
Permen pu13 2011 jalanPermen pu13 2011 jalan
Permen pu13 2011 jalan
 
94378_MODUL_2_PERATURAN_PERATURAN_DAN_PENGENALAN_JARINGAN_JALAN_SERTA_PENGENA...
94378_MODUL_2_PERATURAN_PERATURAN_DAN_PENGENALAN_JARINGAN_JALAN_SERTA_PENGENA...94378_MODUL_2_PERATURAN_PERATURAN_DAN_PENGENALAN_JARINGAN_JALAN_SERTA_PENGENA...
94378_MODUL_2_PERATURAN_PERATURAN_DAN_PENGENALAN_JARINGAN_JALAN_SERTA_PENGENA...
 
Presentation rdtr kota
Presentation rdtr kotaPresentation rdtr kota
Presentation rdtr kota
 
Sistem Jaringan Jalan
Sistem Jaringan JalanSistem Jaringan Jalan
Sistem Jaringan Jalan
 
KJJ2.pptx
KJJ2.pptxKJJ2.pptx
KJJ2.pptx
 
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
 
02_pertemuan_2.ppt
02_pertemuan_2.ppt02_pertemuan_2.ppt
02_pertemuan_2.ppt
 
Kepmen 534 2001
Kepmen 534 2001Kepmen 534 2001
Kepmen 534 2001
 
Km14tahun2006
Km14tahun2006Km14tahun2006
Km14tahun2006
 
download Pergub Jatim no 61 tahun 2006 tentang Pemanfaatan Ruang Pada Kawasan...
download Pergub Jatim no 61 tahun 2006 tentang Pemanfaatan Ruang Pada Kawasan...download Pergub Jatim no 61 tahun 2006 tentang Pemanfaatan Ruang Pada Kawasan...
download Pergub Jatim no 61 tahun 2006 tentang Pemanfaatan Ruang Pada Kawasan...
 
02dasar2-geometrik-jalan.pptx
02dasar2-geometrik-jalan.pptx02dasar2-geometrik-jalan.pptx
02dasar2-geometrik-jalan.pptx
 
RENCANA INDUK JARINGAN JALAN KOTA MALANG
RENCANA INDUK JARINGAN JALAN KOTA MALANG RENCANA INDUK JARINGAN JALAN KOTA MALANG
RENCANA INDUK JARINGAN JALAN KOTA MALANG
 
M 6b - Kriteria Perancangan Jalan.pdf
M 6b - Kriteria Perancangan Jalan.pdfM 6b - Kriteria Perancangan Jalan.pdf
M 6b - Kriteria Perancangan Jalan.pdf
 
2 14092012dasar-dasarperencanaanjalanraya-120914080742-phpapp01
2 14092012dasar-dasarperencanaanjalanraya-120914080742-phpapp012 14092012dasar-dasarperencanaanjalanraya-120914080742-phpapp01
2 14092012dasar-dasarperencanaanjalanraya-120914080742-phpapp01
 
#03_GJR.pptx
#03_GJR.pptx#03_GJR.pptx
#03_GJR.pptx
 

Recently uploaded

Obat Aborsi jakarta WA 082223109953 Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Di jakarta
Obat Aborsi jakarta WA 082223109953  Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Di jakartaObat Aborsi jakarta WA 082223109953  Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Di jakarta
Obat Aborsi jakarta WA 082223109953 Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Di jakarta
Obat Aborsi jakarta WA 082223109953 Cytotec Asli Di jakarta
 
Jual Obat Aborsi Samarinda ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik Jua...
Jual Obat Aborsi Samarinda ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik Jua...Jual Obat Aborsi Samarinda ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik Jua...
Jual Obat Aborsi Samarinda ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik Jua...
Obat Aborsi Samarinda ( Asli Ampuh No.1 ) Samarinda
 
Jual Obat Aborsi Jakarta Selatan 0822 2310 9953 Klinik Jual Obat Cytotec Asli...
Jual Obat Aborsi Jakarta Selatan 0822 2310 9953 Klinik Jual Obat Cytotec Asli...Jual Obat Aborsi Jakarta Selatan 0822 2310 9953 Klinik Jual Obat Cytotec Asli...
Jual Obat Aborsi Jakarta Selatan 0822 2310 9953 Klinik Jual Obat Cytotec Asli...
Obat Aborsi Jakarta ( Ampuh _ No. 1 ) Kandungan Jakarta
 
Klinik Obat Aborsi Di Depok Wa 082223109953 Klinik Aborsi Di Depok
Klinik Obat Aborsi Di Depok Wa 082223109953 Klinik Aborsi Di DepokKlinik Obat Aborsi Di Depok Wa 082223109953 Klinik Aborsi Di Depok
Klinik Obat Aborsi Di Depok Wa 082223109953 Klinik Aborsi Di Depok
Klinik Obat Aborsi Di Depok Wa 082223109953
 
Metode_Sampling bahan galian mineral.pptx
Metode_Sampling bahan galian mineral.pptxMetode_Sampling bahan galian mineral.pptx
Metode_Sampling bahan galian mineral.pptx
HeriGeologist
 
Jual Obat Aborsi Jakarta Selatan 0822 2310 9953 Klinik Jual Obat Cytotec Asli...
Jual Obat Aborsi Jakarta Selatan 0822 2310 9953 Klinik Jual Obat Cytotec Asli...Jual Obat Aborsi Jakarta Selatan 0822 2310 9953 Klinik Jual Obat Cytotec Asli...
Jual Obat Aborsi Jakarta Selatan 0822 2310 9953 Klinik Jual Obat Cytotec Asli...
Obat Aborsi Jakarta ( Ampuh _ No. 1 ) Kandungan Jakarta
 
703618627-PPT-INVESTIGASI-KECELAKAAN-KERJA.pptx
703618627-PPT-INVESTIGASI-KECELAKAAN-KERJA.pptx703618627-PPT-INVESTIGASI-KECELAKAAN-KERJA.pptx
703618627-PPT-INVESTIGASI-KECELAKAAN-KERJA.pptx
arisvanrush
 
obat aborsi Pangkal pinang Wa 082223109953 Jual obat aborsi Cytotec asli Di P...
obat aborsi Pangkal pinang Wa 082223109953 Jual obat aborsi Cytotec asli Di P...obat aborsi Pangkal pinang Wa 082223109953 Jual obat aborsi Cytotec asli Di P...
obat aborsi Pangkal pinang Wa 082223109953 Jual obat aborsi Cytotec asli Di P...
obat aborsi Pangkal pinang 082223109953 Jual obat aborsi
 
Obat Aborsi Sungai Penuh 082223109953 Jual Cytotec Asli Di Sungai Penuh
Obat Aborsi Sungai Penuh 082223109953 Jual Cytotec Asli Di Sungai PenuhObat Aborsi Sungai Penuh 082223109953 Jual Cytotec Asli Di Sungai Penuh
Obat Aborsi Sungai Penuh 082223109953 Jual Cytotec Asli Di Sungai Penuh
Obat Aborsi Sungai Penuh 082223109953 Jual Cytotec Asli
 
Jual Obat Aborsi Batam ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik Jual Ob...
Jual Obat Aborsi Batam ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik Jual Ob...Jual Obat Aborsi Batam ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik Jual Ob...
Jual Obat Aborsi Batam ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik Jual Ob...
Jual Obat Aborsi Batam ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953
 

Recently uploaded (15)

Obat Aborsi jakarta WA 082223109953 Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Di jakarta
Obat Aborsi jakarta WA 082223109953  Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Di jakartaObat Aborsi jakarta WA 082223109953  Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Di jakarta
Obat Aborsi jakarta WA 082223109953 Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Di jakarta
 
Jual Obat Aborsi Samarinda ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik Jua...
Jual Obat Aborsi Samarinda ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik Jua...Jual Obat Aborsi Samarinda ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik Jua...
Jual Obat Aborsi Samarinda ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik Jua...
 
Jual Obat Aborsi Jakarta Selatan 0822 2310 9953 Klinik Jual Obat Cytotec Asli...
Jual Obat Aborsi Jakarta Selatan 0822 2310 9953 Klinik Jual Obat Cytotec Asli...Jual Obat Aborsi Jakarta Selatan 0822 2310 9953 Klinik Jual Obat Cytotec Asli...
Jual Obat Aborsi Jakarta Selatan 0822 2310 9953 Klinik Jual Obat Cytotec Asli...
 
STRUKTUR KONSTRUKSI BANGUNAN TINGGI -.pptx
STRUKTUR KONSTRUKSI BANGUNAN TINGGI -.pptxSTRUKTUR KONSTRUKSI BANGUNAN TINGGI -.pptx
STRUKTUR KONSTRUKSI BANGUNAN TINGGI -.pptx
 
Klinik Obat Aborsi Di Depok Wa 082223109953 Klinik Aborsi Di Depok
Klinik Obat Aborsi Di Depok Wa 082223109953 Klinik Aborsi Di DepokKlinik Obat Aborsi Di Depok Wa 082223109953 Klinik Aborsi Di Depok
Klinik Obat Aborsi Di Depok Wa 082223109953 Klinik Aborsi Di Depok
 
Metode_Sampling bahan galian mineral.pptx
Metode_Sampling bahan galian mineral.pptxMetode_Sampling bahan galian mineral.pptx
Metode_Sampling bahan galian mineral.pptx
 
Jual Obat Aborsi Jakarta Selatan 0822 2310 9953 Klinik Jual Obat Cytotec Asli...
Jual Obat Aborsi Jakarta Selatan 0822 2310 9953 Klinik Jual Obat Cytotec Asli...Jual Obat Aborsi Jakarta Selatan 0822 2310 9953 Klinik Jual Obat Cytotec Asli...
Jual Obat Aborsi Jakarta Selatan 0822 2310 9953 Klinik Jual Obat Cytotec Asli...
 
Perencanaan Pelabuhan perikanan id.pptx
Perencanaan Pelabuhan perikanan  id.pptxPerencanaan Pelabuhan perikanan  id.pptx
Perencanaan Pelabuhan perikanan id.pptx
 
703618627-PPT-INVESTIGASI-KECELAKAAN-KERJA.pptx
703618627-PPT-INVESTIGASI-KECELAKAAN-KERJA.pptx703618627-PPT-INVESTIGASI-KECELAKAAN-KERJA.pptx
703618627-PPT-INVESTIGASI-KECELAKAAN-KERJA.pptx
 
obat aborsi Pangkal pinang Wa 082223109953 Jual obat aborsi Cytotec asli Di P...
obat aborsi Pangkal pinang Wa 082223109953 Jual obat aborsi Cytotec asli Di P...obat aborsi Pangkal pinang Wa 082223109953 Jual obat aborsi Cytotec asli Di P...
obat aborsi Pangkal pinang Wa 082223109953 Jual obat aborsi Cytotec asli Di P...
 
2. Bp. Suwardi-MATERI RAKOR DITJEN PLANOLOGI DAN TL.pptx
2. Bp. Suwardi-MATERI RAKOR DITJEN PLANOLOGI DAN TL.pptx2. Bp. Suwardi-MATERI RAKOR DITJEN PLANOLOGI DAN TL.pptx
2. Bp. Suwardi-MATERI RAKOR DITJEN PLANOLOGI DAN TL.pptx
 
Pengukuran Topografi menggunakan GPS Geodetik
Pengukuran Topografi menggunakan GPS GeodetikPengukuran Topografi menggunakan GPS Geodetik
Pengukuran Topografi menggunakan GPS Geodetik
 
PROSEDUR DALAM MELAKUKAN PERHITUNGAN PEKERJAAN PINTU.pptx
PROSEDUR DALAM MELAKUKAN PERHITUNGAN PEKERJAAN PINTU.pptxPROSEDUR DALAM MELAKUKAN PERHITUNGAN PEKERJAAN PINTU.pptx
PROSEDUR DALAM MELAKUKAN PERHITUNGAN PEKERJAAN PINTU.pptx
 
Obat Aborsi Sungai Penuh 082223109953 Jual Cytotec Asli Di Sungai Penuh
Obat Aborsi Sungai Penuh 082223109953 Jual Cytotec Asli Di Sungai PenuhObat Aborsi Sungai Penuh 082223109953 Jual Cytotec Asli Di Sungai Penuh
Obat Aborsi Sungai Penuh 082223109953 Jual Cytotec Asli Di Sungai Penuh
 
Jual Obat Aborsi Batam ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik Jual Ob...
Jual Obat Aborsi Batam ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik Jual Ob...Jual Obat Aborsi Batam ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik Jual Ob...
Jual Obat Aborsi Batam ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik Jual Ob...
 

e1363_FUNGSI_DAN_STATUS_JALAN NASIONAL, PROVINSI, KABUPATEN, LINGKUNGAN, JALAN ARTERI, PRIMER, KOLEKTOR,

  • 2. 2 1. Penetapan Fungsi Jalan & Status Jalan (berdasarkan Permen 03/PRT/M/2012) 2. Perubahan Fungsi Jalan & Status Jalan 3. Penutup
  • 3. Penetapan Fungsi Jalan & Status Jalan a. Dasar Hukum b. Tujuan & Lingkup Pengaturan c. Skema Penyusunan Jaringan Jalan d. Pengelompokan Jalan e. Jalan menurut Sistem f. Jalan menurut Fungsi g. Jalan menurut Status h. Arahan Penataan Ruang dalam Pengaturan Fungsi Jalan pada Sistem Jaringan Jalan Primer i. Arahan Penataan Ruang dalam Pengaturan Fungsi Jalan pada Sistem Jaringan Jalan Sekunder j. Prosedur Penetapan Fungsi Jalan k. Prosedur Penetapan Status Jalan
  • 4. 4 Penetapan & Prosedur Penetapan Fungsi Jalan & Status Jalan Wewenang Penetapan Fungsi Jalan & Status Jalan Perubahan Fungsi Jalan & Status Jalan  Ketentuan lebih lanjut mengenai jalan arteri, kolektor, lokal, dan lingkungan diatur dalam Peraturan Pemerintah  Ketentuan lebih lanjut mengenai status jalan umum diatur dalam Peraturan Pemerintah  Penetapan ruas-ruas jalan menurut fungsinya dilakukan berdasarkan pedoman yang ditetapkan oleh Menteri  Penetapan ruas-ruas jalan menurut statusnya dilakukan secara berkala dan dengan memperhatikan pedoman yang ditetapkan oleh Menteri JALAN LALU LINTAS TATA RUANG  KM No. 49 Tahun 2005 tentang SISTRANAS  UU No. 22 Tahun 2009 tentang LLAJ  UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang  PP No. 26 Tahun 2008 tentang RTRWN  UU No. 38 Tahun 2004 tentang Jalan  PP No. 34 Tahun 2006 tentang Jalan  PP No. 15 Tahun 2005 tentang Jalan Tol UU No. 38 Tahun 2004 tentang Jalan Pasal 8 ayat (6) dan 9 ayat (7) PP No. 34 Tahun 2006 tentang Jalan Pasal 61 ayat (4) dan 62 ayat (6) Permen PU No. 03/PRT/M/2012 tentang Pedoman Penetapan Fungsi Jalan dan Status Jalan
  • 5. TUJUAN PENGATURAN LINGKUP PENGATURAN  Mewujudkan tertib penyelenggaraan jalan;  Mewujudkan kepastian hukum mengenai fungsi jalan dan status jalan.  Penetapan dan perubahan fungsi jalan; dan  Penetapan dan perubahan status jalan. JALAN adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, dibawah permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel. 5
  • 6. • UU No. 26/2007 tentang PENATAAN RUANG • PP No. 26/2008 tentang RTRWN SISTEM TRANSPORTASI NASIONAL/ SISTRANAS (darat, sub sektor jalan) (jangka menengah & panjang) • P E R TU M B U H A N • P E M E R A T A A N KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENYELENGGARAAN JARINGAN JALAN JANGKA MENENGAH & PANJANG UU dan PP tentang Jalan • UU No. 38/2004 • PP No.15/2006 (tentang Jalan Tol) • PP No. 34/2006 UU dan PP tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan • UU No. 22/2009 • PP No. 32/2011 (tentang Manajemen Rekayasa Lalu Lintas) ARTERI PRIMER LOKAL PRIMER KOLEKTOR PRIMER ARTERI SEKUNDER LOKAL SEKUNDER KOLEKTOR SEKUNDER LINGK. PRIMER LINGK. SEKUNDER SISTEM SEKUNDER ( KAWASAN PERKOTAAN) SISTEM PRIMER ( WILAYAH NASIONAL)
  • 7. Catatan : JKP-1 = Menghubungkan Antar Ibukota Propinsi JKP-2 = Ibukota Propinsi Dengan Ibukota Kabupaten JKP-3 = Menghubungkan Antar Ibukota Kabupaten JKP-4 = Ibukota Kabupaten Dengan Kecamatan PERUNTUKAN SISTEM FUNGSI STATUS JALAN UMUM (Jalan yang diperuntukkan bagi lalu lintas umum) Sistem Primer Arteri (JAP) SK Menteri PU JALAN NASIONAL (termasuk jalan tol dan jalan strategis nasional) SK Menteri PU Kolektor-1 (JKP-1) Kolektor-2(JKP-2) SK Gubernur JALAN PROVINSI SK Gubernur Kolektor-3 (JKP-3) Kolektor-4 (JKP-4) JALAN KABUPATEN dan JALAN DESA SK Bupati Lokal (JLP) Lingkungan (Jling-P) Sistem Sekunder Arteri (JAS) Kolektor (JKS) JALAN KOTA SK Walikota Lokal (JLS) Lingkungan (Jling-S) JALAN KHUSUS (Jalan yang dibangun oleh instansi, badan usaha, perseorangan, atau kelompok masyarakat untuk kepentingan sendiri.)
  • 8. • SISTEM PRIMER Merupakan sistem jaringan jalan dengan peranan pelayanan distribusi barang dan jasa untuk pengembangan semua wilayah di tingkat nasional, dengan menghubungkan semua simpul jasa distribusi yang berwujud pusat pusat kegiatan • SISTEM SEKUNDER Merupakan sistem jaringan jalan dengan peranan pelayanan distribusi barang dan jasa untuk masyarakat di dalam kawasan perkotaan. 8
  • 9. P E R G E R A K A N AKSESIBILITAS ARTERI KOLEKTOR LOKAL 20 Km/jam 100 Km/jam Lalulintas Menerus Makin Dominan Vol. & Kec. rendah Akses dikontrol penuh Akses tidak dikontrol Vol. & Kec. tinggi Lalulintas Lokal terbatas Areal Permukiman Semakin Dominan Peruntukan Jalan Akses dan Parkir Semakin Bertambah 9 Kriteria Arteri Kolektor Lokal Lingkungan Angkutan yang dilayani Utama Pengumpul Setempat Lingkungan Jarak perjalanan Jauh Sedang Dekat Dekat Kecepatan rata-rata Tinggi Sedang Rendah Rendah Jumlah jalan masuk Dibatasi Dibatasi Tidak Dibatasi Tidak Dibatasi HIERARKI JALAN
  • 10. 1 JAP 2 JKP-1 3 Jalan Tol Jalan Nasional 4 JSN 1 JKP-2 2 JKP-3 3 JSP Jalan Provinsi 4 Ruas jalan di wilayah DKI Jakarta kecuali jalan nasional 1 JKP-4 2 JLP 3 Jling-P Jalan Kabupaten 4 JSK 5 JAS 6 JKS 7 JLS 8 Jling-S 1 JAS 2 JKS 3 JLS Jalan Kota 4 Jling-S JLing-P & JLP yang tidak termasuk jalan kabupaten di dalam kawasan perdesaan Jalan Desa 10
  • 11. Perkotaan PKN PKW PKL PKLing Persil PKSN Bandara Utama Bandara Pengumpul Bandara Pengumpan Pelabuhan Utama Pelabuhan Pengumpul Pelabuhan Pengumpan KSN KSP KSK PKN JAP JAP JKP JLP Jling.P JSN JAP JAP --- JAP JAP --- JSN --- --- PKW JAP JKP JKP JLP Jling.P JSN JAP JAP JSP JAP JAP JSP JSN JSP --- PKL JKP JKP JLP JLP Jling.P JSN --- --- JSK --- --- JSK --- --- JSK PKLing JLP JLP JLP JLP Jling.P --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- Persil Jling.P Jling.P Jling.P Jling.P Jling.P --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- PKSN JSN JSN JSN --- --- JSN --- --- --- --- --- --- --- --- --- Bandara Utama JAP JAP --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- Bandara Pengumpul JAP JAP --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- Bandara Pengumpan --- JSP JSK --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- Pelabuhan Utama JAP JAP --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- Pelabuhan Pengumpul JAP JAP --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- Pelabuhan Pengumpan --- JSP JSK --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- KSN JSN JSN --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- KSP --- JSP --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- KSK --- --- JSK --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- JKP-1 Ibukota Provinsi Ibukota Provinsi JKP-2 Ibukota Kabupaten/ Kota JKP-3 Ibukota Kabupaten/ Kota Ibukota Kabupaten/ Kota JKP-4 Ibukota Kecamatan 11
  • 12. Keterangan : JAS = Jalan Arteri Sekunder JKS = Jalan Kolektor Sekunder JLS = Jalan Lokal Sekunder JLing.S = Jalan Lingkungan Sekunder Perkotaan Prime r Sekunder I Sekunder II Sekunder III Perumaha n Primer --- JAS --- --- --- Sekunder I JAS JAS JAS --- JLS Sekunder II --- JAS JKS JKS JLS Sekunder III --- --- JKS JLS JLS Perumaha n --- JLS JLS JLS Jling.S Kawasan Primer Kawasan Sekunde r I Kawasan Sekunde r II Kawasan Sekunde r III Perumahan JAS JAS JAS JAS JAS JKS JKS JLS JLS JLS JLS JLingS Kawasan Sekunde r I Kawasan Sekunde r II Kawasan Sekunde r III Perumahan
  • 13. Bandar Udara Pergudanga n Kawasan Industri Regional Terminal Angkutan Barang Kawasan Perdagangan Regional Pelabuhan Perumahan Kawasan Sekunder III Jaringan Jalan Primer Jalan Arteri Sekunder Jalan Kolektor Sekunder Jalan Lokal Sekunder Jalan Lingkungan Sekunder Contoh Sketsa Hirarki Sistem Jaringan Jalan Sekunder Terminal Tipe A Kawasan Sekunder II Kawasan Sekunder I Kawasan Primer Batas Perkotaan 13
  • 14. Menyusun konsep penetapan JAP & JKP-1 berdasarkan RTRWN Menyampaikan konsep kepada Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang LLAJ Menetapkan fungsi (JAP & JKP-1) setelah memperhatikan masukan dari Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang LLAJ Penetapan JAP dan JKP-1 Penetapan JKP-2, JKP-3, JKP-4, JLP, Jling-P, JAS, JKS, JLS, dan Jling-S Secara berkala paling singkat 5 (lima) tahun dengan Keputusan Menteri Secara berkala paling singkat 5 (lima) tahun dengan Keputusan Gubernur GUBERNUR menetapkan ruas jalan sebagai JKP-2, JKP-3, JKP-4, JLP, Jling-P, dan semua ruas jalan dalam sistem jaringan jalan sekunder Kepmen tentang penetapan ruas jalan sebagai JAP & JKP-1; Usulan Bupati/ Walikota tentang fungsi jalan untuk ruas jalan sebagai JKP-4, JLP, Jling-P, dan semua ruas jalan dalam sistem jaringan jalan sekunder. KHUSUS DKI JAKARTA, GUBERNUR DKI JAKARTA menetapkan ruas jalan sebagai JAS, JKS, JLS, dan Jling-S Ket: Perlu memperhatikan Dengan memperhatikan masukan 14
  • 15. PENETAPAN STATUS JALAN FUNGSI JALAN yang ditetapkan oleh MENTERI (Keputusan Menteri) FUNGSI JALAN yang ditetapkan oleh GUBERNUR (Keputusan Gubernur) FUNGSI JALAN yang ditetapkan oleh GUBERNUR DKI JAKARTA (Keputusan Gubernur DKI Jakarta) JALAN NASIONAL oleh Menteri JALAN PROVINSI oleh Gubernur JALAN KABUPATEN oleh Bupati JALAN KOTA oleh Walikota JALAN DESA oleh Bupati JALAN PROVINSI DI DKI JAKARTA oleh Gubernur PERLU MEMPERHATIKAN 15 Ket: Perlu memperhatikan
  • 16. Alasan Perubahan Fungsi Jalan & Status Jalan ① Perubahan peranan pelayanan suatu pusat kegiatan (misalnya: PKW menjadi PKN) ② Peningkatan status outlet dalam suatu sistem transportasi (misalnya: pengembangan pelabuhan/ bandara baru berskala utama/ pengumpul) ③ Peningkatan wilayah penyelenggaraan jalan (misalnya: pemekaran wilayah, pembentukan KSN baru) ④ Pengurangan peran dan/atau wilayah layanan (misalnya: pembangunan jalan lingkar sebagai pengganti jalan nasional eksisting)
  • 17. Arteri Primer menjadi Arteri Sekunder Jalan Bypass (Arteri Primer) Perkotaan Sistem Sekunder (Dalam Perkotaan) CONTOH Sketsa Perubahan Fungsi Jalan Arteri Primer Menjadi Jalan Arteri Sekunder Sebagai Akibat Pembanguan Jalan Lingkar (By Pass)  Dibangunnya jalan bypass mengakibatkan jalan primer semula yang masuk perkotaan menjadi berkurang fungsinya (dari fungsi jalan primer menjadi fungsi jalan sekunder).  Perubahan fungsi jalan membawa konsekuensi perubahan status jalan yang berarti perubahan wewenang penyelenggaranya.  Perlu komitmen antar instansi terkait dalam hal wewenang penyelenggaraannya yang akan dilepas atau yang akan menjadi tanggung jawab penyelenggaraannya. 17
  • 18. 18 Ket: ** • Berdasarkan usulan Bupati/ Walikota tentang fungsi jalan untuk ruas JKP-4, JLP, Jling-P, JAS, JKS, JLS, dan Jling-S • Memperhatikan Permen tentang pedoman penetapan fungsi dan status jalan • Memperhatikan Kepmen tentang penetapan fungsi jalanuntuk ruas JAP dan JKP-1 Ket: * Mendengarkan pendapat menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang LLAJ Ket: *** • Memperhatikan Permen tentang pedoman penetapan fungsi dan status jalan • Memperhatikan Kepmen tentang penetapan fungsi jalan untuk ruas JAP dan JKP-1 Sumber: Permen PU No. 03/PRT/2012 tentang Pedoman Penetapan Fungsi dan Status Jalan • UU No. 26 Th. 2007 dan PP No. 26 Th. 2008: Penataan Ruang • Sitem Transportasi Nasional RUJTJ (Sistranas) RUJTJN (Tatranas) RUJTJP (Tatrawil) RUJTJKab/Kot (Tatralok) RUJPJJ RUJMJJ • Sinergitas RTRW Provinsi/ Kabupaten/ Kota/ Nasional • Pertumbuhan ekonomi wilayah • Pemerataan hasil pembangunan • Keseimbangan spasial/ status soaial/ sektoral/ modernitas • Kebijakan nasional dan strategi penggunaan jaringan jalan •RenstraKementeri an PU •Renstra Ditjen. Bina Marga UU dan PP tentang Jalan: • UU No. 38 Th. 2004: Jalan • PP No.15 Th. 2005: Jalan Tol • PP No. 34 Th. 2006: Jalan UU dan PP tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan: • UU No. 22 Th. 2009: LLAJ • PP No. 32 Th. 2011: Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas • PP No. 37 Th. 2011: Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan JARINGAN JALAN PRIMER (JANGKA MENENGAH DAN JANGKA PANJANG) JARINGAN JALAN SEKUNDER (JANGKA MENENGAH DAN JANGKA PANJANG) ARTERI PRIMER KOLEKTOR PRIMER 1 KOLEKTOR PRIMER 2 KOLEKTOR PRIMER 3 KOLEKTOR PRIMER 4 LOKAL PRIMER LINGKUNGAN PRIMER ARTERI SEKUNDER KOLEKTOR SEKUNDER LOKAL SEKUNDER LINGKUNGAN SEKUNDER ARTERI PRIMER KOLEKTOR PRIMER 1 KOLEKTOR PRIMER 2 KOLEKTOR PRIMER 3 KOLEKTOR PRIMER 4 LOKAL PRIMER LINGKUNGAN PRIMER ARTERI, KOLEKTOR, LOKAL, DAN LINGKUNGAN SEKUNDER ARTERI, KOLEKTOR, LOKAL, DAN LINGKUNGAN SEKUNDER DI DKI JAKARTA JALAN NASIONAL JALAN TOL DAN JALAN STRATEGIS NASIONAL JALAN PROVINSI JALAN KABUPATEN DAN JALAN KOTA JALAN KOTA JALAN PROVINSI DI DKI JAKARTA
  • 19. Penilaian kelaikan terkait status jalan dapat diklasifikasikan sebagai berikut : 1. Kategori laik apabila memiliki dokumen penetapan status jalan. 2. Kategori Laik bersyarat, apabila dokumen sedang dalam proses penetapan.
  • 20. Penutup  Perubahan status jalan nasional dilakukan berdasarkan Permen PU No. 03/PRT/M/2012 tentang Pedoman Penetapan Fungsi Jalan dan Status Jalan.  Usulan perubahan status jalan yang telah dibahas tidak serta merta dapat berubah statusnya karena perlu melihat sistem jaringan jalan secara nasional dan kemampuan APBN.  Ruas-ruas jalan yang berpotensi menjadi jalan nasional perlu dilengkapi dengan data administrasi (FS, DED, Dokumen Lingkungan, Berita Acara Penyerahan Aset, dan sertifikat) serta data teknis (panjang jalan, lebar jalan, ROW, tata guna lahan pada kedua sisi jalan, data lalu lintas, dll).  Penanganan ruas-ruas jalan yang berpotensi menjadi jalan nasional, pada TA 2015 masih menjadi kewenangan penyelenggara jalan sebelumnya.  Diperlukan komitmen dari Pemda untuk menjaga sempadan jalan agar jaringan jalan dapat berfungsi sebagaimana mestinya.