Dokumen tersebut membahas tentang konstruksi jalan dan jembatan, termasuk definisi, klasifikasi, dan jenis jalan berdasarkan fungsi dan administrasi pemerintahan. Jalan dikelompokkan menjadi arteri, kolektor, lokal, dan lingkungan; serta nasional, provinsi, kabupaten/kota, dan desa. Dokumen ini memberikan informasi mengenai karakteristik setiap klasifikasi jalan.
Dokumen tersebut membahas tentang konstruksi jalan dan jembatan, termasuk klasifikasi jalan berdasarkan fungsi, kelas, medan, dan wewenang pembinaannya. Jenis-jenis jalan yang dijelaskan antara lain jalan arteri, kolektor, dan lokal. Dibahas pula bagian-bagian jalan dan persyaratan minimum untuk setiap klasifikasi jalan.
Dokumen tersebut membahas tentang konstruksi jalan dan jembatan. Secara singkat, dokumen tersebut menjelaskan tentang klasifikasi jalan berdasarkan fungsi, kelas, medan, dan wewenang pemerintah. Dokumen tersebut juga menjelaskan bagian-bagian dari jalan dan definisi dari jalan itu sendiri.
Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel.
Dokumen tersebut membahas tentang konstruksi jalan dan jembatan, termasuk klasifikasi jalan berdasarkan fungsi, kelas, medan, dan wewenang pembinaannya. Jenis-jenis jalan yang dijelaskan antara lain jalan arteri, kolektor, dan lokal. Dibahas pula bagian-bagian jalan dan persyaratan minimum untuk setiap klasifikasi jalan.
Dokumen tersebut membahas tentang konstruksi jalan dan jembatan. Secara singkat, dokumen tersebut menjelaskan tentang klasifikasi jalan berdasarkan fungsi, kelas, medan, dan wewenang pemerintah. Dokumen tersebut juga menjelaskan bagian-bagian dari jalan dan definisi dari jalan itu sendiri.
Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel.
Dokumen tersebut membahas tentang persyaratan teknis pembangunan jalan, termasuk lebar lajur lalu lintas, bahu jalan, dan kuantitas pekerjaan konstruksi jalan. Dokumen ini menjelaskan regulasi pemerintah terkait spesifikasi teknis berbagai jenis jalan dan unsur-unsurnya seperti lebar badan jalan, kecepatan desain, dan kapasitas. Dokumen ini juga membahas metode pengukuran volume pekerjaan konstru
[Ringkasan]
Dokumen tersebut membahas peraturan perundang-undangan tentang jalan di Indonesia, yaitu UU Jalan Nomor 38 Tahun 2004 dan PP Nomor 34 Tahun 2006. Dokumen menjelaskan pengertian jalan, pengelompokan jalan berdasarkan sistem jaringan, fungsi, status, dan kelas, serta spesifikasi prasarana jalan.
Dokumen tersebut membahas berbagai jenis jalan dan bagian-bagiannya, termasuk pengertian jalan, jenis-jenis jalan berdasarkan sistem jaringan, hak penggunaan, ruas jalan, dan kelas prasarana. Bagian-bagian penting jalan yang dijelaskan adalah jalur lalu lintas, lajur, bahu jalan, talud, drainase, median, trotoar, dan badan jalan. Bangunan pelengkap jalan dan perlengkapan jalan se
Dokumen ini membahas tentang penelitian keamanan dan keselamatan transportasi di perlintasan sebidang antara jalan rel dengan jalan umum. Dokumen ini memuat latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan batasan penelitian, tinjauan pustaka, serta metodologi yang akan digunakan dalam penelitian.
Dokumen tersebut membahas perencanaan geometrik jalan, termasuk klasifikasi jalan, volume lalu lintas, kendaraan rencana, kecepatan rencana, kelas jalan, dan unsur-unsur perencanaan geometrik seperti trase jalan, potongan memanjang dan melintang. Tujuannya adalah merencanakan geometri dan struktur jalan yang ekonomis dan menghasilkan kelancaran, keamanan, dan kenyamanan lalu lintas.
Dokumen tersebut membahas tentang hirarki sistem jaringan jalan di Indonesia menurut peraturan pemerintah dan undang-undang, termasuk klasifikasi jalan menurut sistem, fungsi, status dan kelas."
Dokumen tersebut merangkum penelitian tentang koordinasi tiga simpang bersinyal di Jalan Soekarno Hatta Kota Pekanbaru untuk meningkatkan kelancaran lalu lintas. Penelitian ini bertujuan mengkoordinasikan waktu sinyal ketiga simpang tersebut agar dapat meminimalkan antrian kendaraan dan tundaan waktu tempuh. Hasil koordinasi diharapkan menjadi pertimbangan pemerintah daerah dalam meningkatkan kinerja simpang.
Dokumen tersebut membahas tentang sistem jaringan transportasi dan sistem jaringan jalan. Ia menjelaskan tentang pengelompokan sistem jaringan jalan berdasarkan status, fungsi, dan kelasnya. Dokumen juga menjelaskan tentang sistem hirarki jalan menurut fungsinya seperti jalan arteri, kolektor, dan lokal baik untuk sistem primer maupun sekunder. Selanjutnya dijelaskan tentang persyaratan teknis dari m
Dokumen tersebut membahas tentang geometrik jalan raya yang mencakup klasifikasi jalan berdasarkan sistem jaringan, fungsi, status, dan kelas jalan. Jalan diklasifikasikan menjadi jalan primer dan sekunder, dengan jalan primer menghubungkan pusat-pusat aktivitas nasional, wilayah, dan lokal, sedangkan jalan sekunder menghubungkan kawasan-kawasan. Status jalan terdiri atas nasional, propinsi, kabupaten, kota, dan
Dokumen tersebut membahas tentang persyaratan teknis pembangunan jalan, termasuk lebar lajur lalu lintas, bahu jalan, dan kuantitas pekerjaan konstruksi jalan. Dokumen ini menjelaskan regulasi pemerintah terkait spesifikasi teknis berbagai jenis jalan dan unsur-unsurnya seperti lebar badan jalan, kecepatan desain, dan kapasitas. Dokumen ini juga membahas metode pengukuran volume pekerjaan konstru
[Ringkasan]
Dokumen tersebut membahas peraturan perundang-undangan tentang jalan di Indonesia, yaitu UU Jalan Nomor 38 Tahun 2004 dan PP Nomor 34 Tahun 2006. Dokumen menjelaskan pengertian jalan, pengelompokan jalan berdasarkan sistem jaringan, fungsi, status, dan kelas, serta spesifikasi prasarana jalan.
Dokumen tersebut membahas berbagai jenis jalan dan bagian-bagiannya, termasuk pengertian jalan, jenis-jenis jalan berdasarkan sistem jaringan, hak penggunaan, ruas jalan, dan kelas prasarana. Bagian-bagian penting jalan yang dijelaskan adalah jalur lalu lintas, lajur, bahu jalan, talud, drainase, median, trotoar, dan badan jalan. Bangunan pelengkap jalan dan perlengkapan jalan se
Dokumen ini membahas tentang penelitian keamanan dan keselamatan transportasi di perlintasan sebidang antara jalan rel dengan jalan umum. Dokumen ini memuat latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan batasan penelitian, tinjauan pustaka, serta metodologi yang akan digunakan dalam penelitian.
Dokumen tersebut membahas perencanaan geometrik jalan, termasuk klasifikasi jalan, volume lalu lintas, kendaraan rencana, kecepatan rencana, kelas jalan, dan unsur-unsur perencanaan geometrik seperti trase jalan, potongan memanjang dan melintang. Tujuannya adalah merencanakan geometri dan struktur jalan yang ekonomis dan menghasilkan kelancaran, keamanan, dan kenyamanan lalu lintas.
Dokumen tersebut membahas tentang hirarki sistem jaringan jalan di Indonesia menurut peraturan pemerintah dan undang-undang, termasuk klasifikasi jalan menurut sistem, fungsi, status dan kelas."
Dokumen tersebut merangkum penelitian tentang koordinasi tiga simpang bersinyal di Jalan Soekarno Hatta Kota Pekanbaru untuk meningkatkan kelancaran lalu lintas. Penelitian ini bertujuan mengkoordinasikan waktu sinyal ketiga simpang tersebut agar dapat meminimalkan antrian kendaraan dan tundaan waktu tempuh. Hasil koordinasi diharapkan menjadi pertimbangan pemerintah daerah dalam meningkatkan kinerja simpang.
Dokumen tersebut membahas tentang sistem jaringan transportasi dan sistem jaringan jalan. Ia menjelaskan tentang pengelompokan sistem jaringan jalan berdasarkan status, fungsi, dan kelasnya. Dokumen juga menjelaskan tentang sistem hirarki jalan menurut fungsinya seperti jalan arteri, kolektor, dan lokal baik untuk sistem primer maupun sekunder. Selanjutnya dijelaskan tentang persyaratan teknis dari m
Dokumen tersebut membahas tentang geometrik jalan raya yang mencakup klasifikasi jalan berdasarkan sistem jaringan, fungsi, status, dan kelas jalan. Jalan diklasifikasikan menjadi jalan primer dan sekunder, dengan jalan primer menghubungkan pusat-pusat aktivitas nasional, wilayah, dan lokal, sedangkan jalan sekunder menghubungkan kawasan-kawasan. Status jalan terdiri atas nasional, propinsi, kabupaten, kota, dan
1. KONSTRUKSI
JALAN&JEMBATAN
FASE F ELEMEN 3
KELAS XI DESAIN PEMODELAN & INFORMASI BANGUNAN
SEMESTER GANJIL
PERIODE JUNI - DESEMBER
INSTRUKTUR : SYACHRUL. M, S.T
4. Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi
segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan
perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas,
yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan
tanah, di bawah permukaan tanah dan air, serta di atas
permukaan air. kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel.
5. KLASIFIKASI JALAN
Berdasarkan UU No. 22 Tahun 2009 mengenai jalan, secara
umum klasifikasi/ hierarki jalan merupakan pengelompokan jalan, yang secara
garis besar dapat dibedakan menurut fungsi/ kegunaan dari jalan, menurut
administrasi pemerintahannya, dan berdasarkan dari muatan sumbu yang
berkaitan dengan berat dan dimensi kendaraan.
MENURUT FUNGSI MENURUT ADMINISTRASI
6. KLASIFIKASI BERDASARKAN FUNGSI
Menurut PP nomor 34 tahun 2006, kita dapat membedakan klasifikasi
jalan berdasarkan fungsi terdiri atas jalan arteri, kolektor, lokal, serta
lingkungan.
JALAN ARTERI JALAN KOLEKTOR JALAN LOKAL
JALAN
LINGKUNGAN
7. JALAN ARTERI
Jalan arteri dipergunakan untuk pelayanan angkutan utama dengan
ciri-ciri perjalanan yang ditempuh adalah perjalanan jarak jauh, yang
memiliki kecepatan rata-rata pengguna jalan yang tinggi, sementara
banyaknya jalan masuk menuju jalan ini diberikan batasan.
JALAN POROS KOLAKA-POMALAA
8. JALAN ARTERI
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 34 tahun
2006, dapat membedakan jalan Arteri sendiri menjadi dua kriteria lagi, yaitu meliputi:
Arteri Primer adalah Jalan yang menjadi penghubung antar pusat
kegiatan nasional atau antara pusat kegiatan nasional dengan pusat
kegiatan wilayah. Kecepatan rencana yang direncanakan untuk jalan
ini paling rendah 60 kilometer/ jam, dengan lebar badan jalan minimal
11 meter, Jumlah jalan masuk ke jalan ini dibatasi secara efisien, lalu
lintas untuk perjalanan jarak jauh tidak diganggu oleh lalu lintas ulang
alik, lalu lintas perjalanan lokal maupun kegiatan lokal, sehingga jalan
ini tidak diperbolehkan terhenti di kawasan perkotaan.
ARTERI PRIMER
ARTERI SEKUNDER
Arteri Sekunder adalah Jalan yang menjadi penghubung antara
kawasan utama dengan kawasan pembantu pertama, antar kawasan
pembantu pertama, atau kawasan pembantu pertama dengan kawasan
pembantu kedua. Jalan arteri sekunder direncanakan mempunyai
kecepatan terendah 30 kilometer/ jam dan mempunyai lebar badan
jalan minimal 11 meter, jalur lalu lintas lambat pada arteri skunder
tidak diperkenankan mengganggu lalu lintas cepatnya.
10. JALAN KOLEKTOR
Menurut UU No. 38 Tahun 2004 tentang Jalan pasal 8 ayat 3, jalan kolektor adalah jalan umum yang berfungsi
melayani angkutan pengumpul atau pembagi. Jalan kolektor memiliki ciri; perjalanan jarak sedang, kecepatan
rata-rata sedang, dan jumlah jalan masuk dibatasi. jalan Arteri sendiri menjadi dua kriteria lagi, yaitu meliputi:
KOLEKTOR PRIMER
Jalan kolektor primer adalah jalan kolektor dalam skala wilayah yang
memiliki lebar jalan 9 meter dengan kecepatan kendaraan paling rendah 40 km/jam.
KOLEKTOR
SEKUNDER
Jalan kolektor sekunder adalah jalan yang masuk dalam skala perkotaan yang
memiliki lebar jalan 9 meter dengan kecepatan kendaraan paling rendah 20 km/jam.
12. JALAN LOKAL
UU Nomor 38 Tahun 2004, jalan lokal merupakan jalan umum yang ditujukan untuk kendaraan angkutan lokal.
LOKAL PRIMER
alan lokal primer menghubungkan antara kegiatan
nasional dengan kegiatan lingkungan.
Kecepatan kendaran paling rendah adalah 20
kilometer per jam. Ukuran lebar badan jalan adalah
minimal 7,5 meter.
LOKAL SEKUNDER
Jalan lokal sekunder menghubungkan kawasan sekunder kesatu,
kedua dan ketiga dengan kawasan perumahan.
Kecepatan kendaraan paling rendah adalah 10 kilometer per jam.
Ukuran lebar badan jalan adalah 7,5 meter.
13. JALAN LINGKUNGAN
UU Nomor 38 Tahun 2004, jalan lokal merupakan jalan umum yang ditujukan untuk kendaraan angkutan lokal.
14. Dari penjelasan di atas, maka dapat dilihat gambar hiraki/ klasifikasi jalan
berdasarkan fungsinya;
15. KLASIFIKASI BERDASARKAN STATUS JALAN/ADMINISTRASI PEMERINTAH
Dalam upaya untuk menjamin kepastian hukum penyelenggaraan jalan
agar sesuai kewenangan pemerintah, maka perlu dikelompokkan jalan sesuai
dengan administrasi pemerintahan. Di dalam PP Nomor 34 tahun 2006,
tentang jalan umum menurut statusnya bisa dibedakan menjadi:
JALAN
NASIONAL
JALAN
PROVINSI
JALAN
KABUPATEN JALAN KOTA JALAN DESA
16. Jalan nasional, jalan ini terdiri dari jalan arteri dan jalan kolektor dalam pengaturan jaringan jalan primer, jalan
ini menjadi penghubung antar ibukota provinsi, serta jalan strategis nasional termasuk juga jalan tol.
JALAN NASIONAL
JALAN PROVINSI
Jalan provinsi, merupakan jalan kolektor yang ada di dalam pengaturan jaringan jalan primer yang menjadi
penghubung antara ibukota provinsi dengan ibukota kabupaten/ kota, atau antar ibukota kabupaten/ kota,
termasuk juga jalan strategis yang merupakan jalan provinsi.
JALAN KABUPATEN
Jalan kabupaten adalah jalan lokal di dalam penataan jaringan jalan primer dan merupakan jalan umum dalam
penataan jaringan sekunder di dalam wilayah kabupaten, Jalan ini bukan merupakan jalan nasional maupun
propinsi, dan berfungsi menjadi penghubung antara ibukota kabupaten menuju ibukota kecamatan, antar
ibukota kecamatan, antar pusat kegiatan lokal, antara ibukota kabupaten dengan pusat kegiatan lokal.