SlideShare a Scribd company logo
KONSTRUKSI
JALAN&JEMBATAN
FASE F ELEMEN 3
KELAS XI DESAIN PEMODELAN & INFORMASI BANGUNAN
SEMESTER GANJIL
PERIODE JUNI - DESEMBER
INSTRUKTUR : SYACHRUL. M, S.T
KONSTRUKSI
JALAN
KONSTRUKSI
JEMBATAN
KONSTRUKSI JALAN
DEFINISI JALAN
KLASIFIKASI & JENIS
JALAN
BAHAN PERKERASAN
JALAN
JENIS KONSTRUKSI
JALAN
ALINYEMEN DRAINASE JALAN
GAMBAR
PENAMPANG JALAN
Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi
segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan
perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas,
yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan
tanah, di bawah permukaan tanah dan air, serta di atas
permukaan air. kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel.
KLASIFIKASI JALAN
Berdasarkan UU No. 22 Tahun 2009 mengenai jalan, secara
umum klasifikasi/ hierarki jalan merupakan pengelompokan jalan, yang secara
garis besar dapat dibedakan menurut fungsi/ kegunaan dari jalan, menurut
administrasi pemerintahannya, dan berdasarkan dari muatan sumbu yang
berkaitan dengan berat dan dimensi kendaraan.
MENURUT FUNGSI MENURUT ADMINISTRASI
KLASIFIKASI BERDASARKAN FUNGSI
Menurut PP nomor 34 tahun 2006, kita dapat membedakan klasifikasi
jalan berdasarkan fungsi terdiri atas jalan arteri, kolektor, lokal, serta
lingkungan.
JALAN ARTERI JALAN KOLEKTOR JALAN LOKAL
JALAN
LINGKUNGAN
JALAN ARTERI
Jalan arteri dipergunakan untuk pelayanan angkutan utama dengan
ciri-ciri perjalanan yang ditempuh adalah perjalanan jarak jauh, yang
memiliki kecepatan rata-rata pengguna jalan yang tinggi, sementara
banyaknya jalan masuk menuju jalan ini diberikan batasan.
JALAN POROS KOLAKA-POMALAA
JALAN ARTERI
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 34 tahun
2006, dapat membedakan jalan Arteri sendiri menjadi dua kriteria lagi, yaitu meliputi:
Arteri Primer adalah Jalan yang menjadi penghubung antar pusat
kegiatan nasional atau antara pusat kegiatan nasional dengan pusat
kegiatan wilayah. Kecepatan rencana yang direncanakan untuk jalan
ini paling rendah 60 kilometer/ jam, dengan lebar badan jalan minimal
11 meter, Jumlah jalan masuk ke jalan ini dibatasi secara efisien, lalu
lintas untuk perjalanan jarak jauh tidak diganggu oleh lalu lintas ulang
alik, lalu lintas perjalanan lokal maupun kegiatan lokal, sehingga jalan
ini tidak diperbolehkan terhenti di kawasan perkotaan.
ARTERI PRIMER
ARTERI SEKUNDER
Arteri Sekunder adalah Jalan yang menjadi penghubung antara
kawasan utama dengan kawasan pembantu pertama, antar kawasan
pembantu pertama, atau kawasan pembantu pertama dengan kawasan
pembantu kedua. Jalan arteri sekunder direncanakan mempunyai
kecepatan terendah 30 kilometer/ jam dan mempunyai lebar badan
jalan minimal 11 meter, jalur lalu lintas lambat pada arteri skunder
tidak diperkenankan mengganggu lalu lintas cepatnya.
JALAN ARTERI PRIMER JALAN ARTERI SEKUNDER
JALAN KOLEKTOR
Menurut UU No. 38 Tahun 2004 tentang Jalan pasal 8 ayat 3, jalan kolektor adalah jalan umum yang berfungsi
melayani angkutan pengumpul atau pembagi. Jalan kolektor memiliki ciri; perjalanan jarak sedang, kecepatan
rata-rata sedang, dan jumlah jalan masuk dibatasi. jalan Arteri sendiri menjadi dua kriteria lagi, yaitu meliputi:
KOLEKTOR PRIMER
Jalan kolektor primer adalah jalan kolektor dalam skala wilayah yang
memiliki lebar jalan 9 meter dengan kecepatan kendaraan paling rendah 40 km/jam.
KOLEKTOR
SEKUNDER
Jalan kolektor sekunder adalah jalan yang masuk dalam skala perkotaan yang
memiliki lebar jalan 9 meter dengan kecepatan kendaraan paling rendah 20 km/jam.
JALAN KOLEKTOR PRIMER
JALAN KOLEKTOR SEKUNDER
JALAN LOKAL
UU Nomor 38 Tahun 2004, jalan lokal merupakan jalan umum yang ditujukan untuk kendaraan angkutan lokal.
LOKAL PRIMER
alan lokal primer menghubungkan antara kegiatan
nasional dengan kegiatan lingkungan.
Kecepatan kendaran paling rendah adalah 20
kilometer per jam. Ukuran lebar badan jalan adalah
minimal 7,5 meter.
LOKAL SEKUNDER
Jalan lokal sekunder menghubungkan kawasan sekunder kesatu,
kedua dan ketiga dengan kawasan perumahan.
Kecepatan kendaraan paling rendah adalah 10 kilometer per jam.
Ukuran lebar badan jalan adalah 7,5 meter.
JALAN LINGKUNGAN
UU Nomor 38 Tahun 2004, jalan lokal merupakan jalan umum yang ditujukan untuk kendaraan angkutan lokal.
Dari penjelasan di atas, maka dapat dilihat gambar hiraki/ klasifikasi jalan
berdasarkan fungsinya;
KLASIFIKASI BERDASARKAN STATUS JALAN/ADMINISTRASI PEMERINTAH
Dalam upaya untuk menjamin kepastian hukum penyelenggaraan jalan
agar sesuai kewenangan pemerintah, maka perlu dikelompokkan jalan sesuai
dengan administrasi pemerintahan. Di dalam PP Nomor 34 tahun 2006,
tentang jalan umum menurut statusnya bisa dibedakan menjadi:
JALAN
NASIONAL
JALAN
PROVINSI
JALAN
KABUPATEN JALAN KOTA JALAN DESA
Jalan nasional, jalan ini terdiri dari jalan arteri dan jalan kolektor dalam pengaturan jaringan jalan primer, jalan
ini menjadi penghubung antar ibukota provinsi, serta jalan strategis nasional termasuk juga jalan tol.
JALAN NASIONAL
JALAN PROVINSI
Jalan provinsi, merupakan jalan kolektor yang ada di dalam pengaturan jaringan jalan primer yang menjadi
penghubung antara ibukota provinsi dengan ibukota kabupaten/ kota, atau antar ibukota kabupaten/ kota,
termasuk juga jalan strategis yang merupakan jalan provinsi.
JALAN KABUPATEN
Jalan kabupaten adalah jalan lokal di dalam penataan jaringan jalan primer dan merupakan jalan umum dalam
penataan jaringan sekunder di dalam wilayah kabupaten, Jalan ini bukan merupakan jalan nasional maupun
propinsi, dan berfungsi menjadi penghubung antara ibukota kabupaten menuju ibukota kecamatan, antar
ibukota kecamatan, antar pusat kegiatan lokal, antara ibukota kabupaten dengan pusat kegiatan lokal.

More Related Content

Similar to KJJ2.pptx

1. analisa kerusakan jalan lingkar batu kuning gunung meraksa
1. analisa kerusakan jalan lingkar batu kuning gunung meraksa1. analisa kerusakan jalan lingkar batu kuning gunung meraksa
1. analisa kerusakan jalan lingkar batu kuning gunung meraksa
Oki Endrata Wijaya
 
Contoh proposal seminar judul
Contoh proposal seminar judul Contoh proposal seminar judul
Contoh proposal seminar judul
andika dika
 
Geometrik jalan raya
Geometrik jalan rayaGeometrik jalan raya
Geometrik jalan raya
Fahmi Ula
 
a57e2_6._UU_Jalan.ppt
a57e2_6._UU_Jalan.ppta57e2_6._UU_Jalan.ppt
a57e2_6._UU_Jalan.ppt
melky28
 
UU_Jalan.ppt
UU_Jalan.pptUU_Jalan.ppt
UU_Jalan.ppt
Reza821929
 
Modul TKP M4KB1 - Dasar-dasar Jalan dan Jembatan
Modul TKP M4KB1 - Dasar-dasar Jalan dan JembatanModul TKP M4KB1 - Dasar-dasar Jalan dan Jembatan
Modul TKP M4KB1 - Dasar-dasar Jalan dan Jembatan
PPGHybrid1
 
kelompok 1. Geometri Jalan.pptx
kelompok 1. Geometri Jalan.pptxkelompok 1. Geometri Jalan.pptx
kelompok 1. Geometri Jalan.pptx
IlaFebriyani
 
Salinan PP Nomor 23 Tahun 2024 (Jalan Tol) (1).pdf
Salinan PP Nomor 23 Tahun 2024 (Jalan Tol) (1).pdfSalinan PP Nomor 23 Tahun 2024 (Jalan Tol) (1).pdf
Salinan PP Nomor 23 Tahun 2024 (Jalan Tol) (1).pdf
CI kumparan
 
Sempro Powerpoint Template.pptx
Sempro Powerpoint Template.pptxSempro Powerpoint Template.pptx
Sempro Powerpoint Template.pptx
BunKer2
 
ST
STST
Buku jalan raya
Buku jalan raya Buku jalan raya
Buku jalan raya
deni bohlam
 
Transportasi Modul 2.pdf
Transportasi Modul 2.pdfTransportasi Modul 2.pdf
Transportasi Modul 2.pdf
DedeIskamto1
 
Keselamatan di Jalan Raya PJOK KELAS 9.pptx
Keselamatan di Jalan Raya PJOK KELAS 9.pptxKeselamatan di Jalan Raya PJOK KELAS 9.pptx
Keselamatan di Jalan Raya PJOK KELAS 9.pptx
RayyanAlKautsar
 
Outline ta mardi
Outline ta mardiOutline ta mardi
Outline ta mardi
Muhammad Rifky Ariansyah
 
Sistem Jaringan Jalan
Sistem Jaringan JalanSistem Jaringan Jalan
Sistem Jaringan Jalan
indra aprian
 
Jenis jenis sirkulasi jalan dalam kota..
Jenis jenis sirkulasi jalan dalam kota..Jenis jenis sirkulasi jalan dalam kota..
Jenis jenis sirkulasi jalan dalam kota..
aininbashiroh
 
Arahan Ttg Fungsi Jalan.pptx
Arahan Ttg Fungsi Jalan.pptxArahan Ttg Fungsi Jalan.pptx
Arahan Ttg Fungsi Jalan.pptx
MuhammadAswal
 
#03_GJR.pptx
#03_GJR.pptx#03_GJR.pptx
#03_GJR.pptx
MuthmainnahAsSyam
 
Projek akhir: Asas Pengangkutan Bandar
Projek akhir: Asas Pengangkutan BandarProjek akhir: Asas Pengangkutan Bandar
Projek akhir: Asas Pengangkutan Bandar
norhidayah untong
 

Similar to KJJ2.pptx (20)

1. analisa kerusakan jalan lingkar batu kuning gunung meraksa
1. analisa kerusakan jalan lingkar batu kuning gunung meraksa1. analisa kerusakan jalan lingkar batu kuning gunung meraksa
1. analisa kerusakan jalan lingkar batu kuning gunung meraksa
 
Contoh proposal seminar judul
Contoh proposal seminar judul Contoh proposal seminar judul
Contoh proposal seminar judul
 
Geometrik jalan raya
Geometrik jalan rayaGeometrik jalan raya
Geometrik jalan raya
 
a57e2_6._UU_Jalan.ppt
a57e2_6._UU_Jalan.ppta57e2_6._UU_Jalan.ppt
a57e2_6._UU_Jalan.ppt
 
UU_Jalan.ppt
UU_Jalan.pptUU_Jalan.ppt
UU_Jalan.ppt
 
Modul TKP M4KB1 - Dasar-dasar Jalan dan Jembatan
Modul TKP M4KB1 - Dasar-dasar Jalan dan JembatanModul TKP M4KB1 - Dasar-dasar Jalan dan Jembatan
Modul TKP M4KB1 - Dasar-dasar Jalan dan Jembatan
 
kelompok 1. Geometri Jalan.pptx
kelompok 1. Geometri Jalan.pptxkelompok 1. Geometri Jalan.pptx
kelompok 1. Geometri Jalan.pptx
 
Salinan PP Nomor 23 Tahun 2024 (Jalan Tol) (1).pdf
Salinan PP Nomor 23 Tahun 2024 (Jalan Tol) (1).pdfSalinan PP Nomor 23 Tahun 2024 (Jalan Tol) (1).pdf
Salinan PP Nomor 23 Tahun 2024 (Jalan Tol) (1).pdf
 
Sempro Powerpoint Template.pptx
Sempro Powerpoint Template.pptxSempro Powerpoint Template.pptx
Sempro Powerpoint Template.pptx
 
ST
STST
ST
 
Buku jalan raya
Buku jalan raya Buku jalan raya
Buku jalan raya
 
Transportasi Modul 2.pdf
Transportasi Modul 2.pdfTransportasi Modul 2.pdf
Transportasi Modul 2.pdf
 
Keselamatan di Jalan Raya PJOK KELAS 9.pptx
Keselamatan di Jalan Raya PJOK KELAS 9.pptxKeselamatan di Jalan Raya PJOK KELAS 9.pptx
Keselamatan di Jalan Raya PJOK KELAS 9.pptx
 
Outline ta mardi
Outline ta mardiOutline ta mardi
Outline ta mardi
 
Sistem Jaringan Jalan
Sistem Jaringan JalanSistem Jaringan Jalan
Sistem Jaringan Jalan
 
Jenis jenis sirkulasi jalan dalam kota..
Jenis jenis sirkulasi jalan dalam kota..Jenis jenis sirkulasi jalan dalam kota..
Jenis jenis sirkulasi jalan dalam kota..
 
Arahan Ttg Fungsi Jalan.pptx
Arahan Ttg Fungsi Jalan.pptxArahan Ttg Fungsi Jalan.pptx
Arahan Ttg Fungsi Jalan.pptx
 
#03_GJR.pptx
#03_GJR.pptx#03_GJR.pptx
#03_GJR.pptx
 
02_pertemuan_2.ppt
02_pertemuan_2.ppt02_pertemuan_2.ppt
02_pertemuan_2.ppt
 
Projek akhir: Asas Pengangkutan Bandar
Projek akhir: Asas Pengangkutan BandarProjek akhir: Asas Pengangkutan Bandar
Projek akhir: Asas Pengangkutan Bandar
 

KJJ2.pptx

  • 1. KONSTRUKSI JALAN&JEMBATAN FASE F ELEMEN 3 KELAS XI DESAIN PEMODELAN & INFORMASI BANGUNAN SEMESTER GANJIL PERIODE JUNI - DESEMBER INSTRUKTUR : SYACHRUL. M, S.T
  • 3. KONSTRUKSI JALAN DEFINISI JALAN KLASIFIKASI & JENIS JALAN BAHAN PERKERASAN JALAN JENIS KONSTRUKSI JALAN ALINYEMEN DRAINASE JALAN GAMBAR PENAMPANG JALAN
  • 4. Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan air, serta di atas permukaan air. kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel.
  • 5. KLASIFIKASI JALAN Berdasarkan UU No. 22 Tahun 2009 mengenai jalan, secara umum klasifikasi/ hierarki jalan merupakan pengelompokan jalan, yang secara garis besar dapat dibedakan menurut fungsi/ kegunaan dari jalan, menurut administrasi pemerintahannya, dan berdasarkan dari muatan sumbu yang berkaitan dengan berat dan dimensi kendaraan. MENURUT FUNGSI MENURUT ADMINISTRASI
  • 6. KLASIFIKASI BERDASARKAN FUNGSI Menurut PP nomor 34 tahun 2006, kita dapat membedakan klasifikasi jalan berdasarkan fungsi terdiri atas jalan arteri, kolektor, lokal, serta lingkungan. JALAN ARTERI JALAN KOLEKTOR JALAN LOKAL JALAN LINGKUNGAN
  • 7. JALAN ARTERI Jalan arteri dipergunakan untuk pelayanan angkutan utama dengan ciri-ciri perjalanan yang ditempuh adalah perjalanan jarak jauh, yang memiliki kecepatan rata-rata pengguna jalan yang tinggi, sementara banyaknya jalan masuk menuju jalan ini diberikan batasan. JALAN POROS KOLAKA-POMALAA
  • 8. JALAN ARTERI Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 34 tahun 2006, dapat membedakan jalan Arteri sendiri menjadi dua kriteria lagi, yaitu meliputi: Arteri Primer adalah Jalan yang menjadi penghubung antar pusat kegiatan nasional atau antara pusat kegiatan nasional dengan pusat kegiatan wilayah. Kecepatan rencana yang direncanakan untuk jalan ini paling rendah 60 kilometer/ jam, dengan lebar badan jalan minimal 11 meter, Jumlah jalan masuk ke jalan ini dibatasi secara efisien, lalu lintas untuk perjalanan jarak jauh tidak diganggu oleh lalu lintas ulang alik, lalu lintas perjalanan lokal maupun kegiatan lokal, sehingga jalan ini tidak diperbolehkan terhenti di kawasan perkotaan. ARTERI PRIMER ARTERI SEKUNDER Arteri Sekunder adalah Jalan yang menjadi penghubung antara kawasan utama dengan kawasan pembantu pertama, antar kawasan pembantu pertama, atau kawasan pembantu pertama dengan kawasan pembantu kedua. Jalan arteri sekunder direncanakan mempunyai kecepatan terendah 30 kilometer/ jam dan mempunyai lebar badan jalan minimal 11 meter, jalur lalu lintas lambat pada arteri skunder tidak diperkenankan mengganggu lalu lintas cepatnya.
  • 9. JALAN ARTERI PRIMER JALAN ARTERI SEKUNDER
  • 10. JALAN KOLEKTOR Menurut UU No. 38 Tahun 2004 tentang Jalan pasal 8 ayat 3, jalan kolektor adalah jalan umum yang berfungsi melayani angkutan pengumpul atau pembagi. Jalan kolektor memiliki ciri; perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-rata sedang, dan jumlah jalan masuk dibatasi. jalan Arteri sendiri menjadi dua kriteria lagi, yaitu meliputi: KOLEKTOR PRIMER Jalan kolektor primer adalah jalan kolektor dalam skala wilayah yang memiliki lebar jalan 9 meter dengan kecepatan kendaraan paling rendah 40 km/jam. KOLEKTOR SEKUNDER Jalan kolektor sekunder adalah jalan yang masuk dalam skala perkotaan yang memiliki lebar jalan 9 meter dengan kecepatan kendaraan paling rendah 20 km/jam.
  • 11. JALAN KOLEKTOR PRIMER JALAN KOLEKTOR SEKUNDER
  • 12. JALAN LOKAL UU Nomor 38 Tahun 2004, jalan lokal merupakan jalan umum yang ditujukan untuk kendaraan angkutan lokal. LOKAL PRIMER alan lokal primer menghubungkan antara kegiatan nasional dengan kegiatan lingkungan. Kecepatan kendaran paling rendah adalah 20 kilometer per jam. Ukuran lebar badan jalan adalah minimal 7,5 meter. LOKAL SEKUNDER Jalan lokal sekunder menghubungkan kawasan sekunder kesatu, kedua dan ketiga dengan kawasan perumahan. Kecepatan kendaraan paling rendah adalah 10 kilometer per jam. Ukuran lebar badan jalan adalah 7,5 meter.
  • 13. JALAN LINGKUNGAN UU Nomor 38 Tahun 2004, jalan lokal merupakan jalan umum yang ditujukan untuk kendaraan angkutan lokal.
  • 14. Dari penjelasan di atas, maka dapat dilihat gambar hiraki/ klasifikasi jalan berdasarkan fungsinya;
  • 15. KLASIFIKASI BERDASARKAN STATUS JALAN/ADMINISTRASI PEMERINTAH Dalam upaya untuk menjamin kepastian hukum penyelenggaraan jalan agar sesuai kewenangan pemerintah, maka perlu dikelompokkan jalan sesuai dengan administrasi pemerintahan. Di dalam PP Nomor 34 tahun 2006, tentang jalan umum menurut statusnya bisa dibedakan menjadi: JALAN NASIONAL JALAN PROVINSI JALAN KABUPATEN JALAN KOTA JALAN DESA
  • 16. Jalan nasional, jalan ini terdiri dari jalan arteri dan jalan kolektor dalam pengaturan jaringan jalan primer, jalan ini menjadi penghubung antar ibukota provinsi, serta jalan strategis nasional termasuk juga jalan tol. JALAN NASIONAL JALAN PROVINSI Jalan provinsi, merupakan jalan kolektor yang ada di dalam pengaturan jaringan jalan primer yang menjadi penghubung antara ibukota provinsi dengan ibukota kabupaten/ kota, atau antar ibukota kabupaten/ kota, termasuk juga jalan strategis yang merupakan jalan provinsi. JALAN KABUPATEN Jalan kabupaten adalah jalan lokal di dalam penataan jaringan jalan primer dan merupakan jalan umum dalam penataan jaringan sekunder di dalam wilayah kabupaten, Jalan ini bukan merupakan jalan nasional maupun propinsi, dan berfungsi menjadi penghubung antara ibukota kabupaten menuju ibukota kecamatan, antar ibukota kecamatan, antar pusat kegiatan lokal, antara ibukota kabupaten dengan pusat kegiatan lokal.