SlideShare a Scribd company logo
1 of 32
Menggugat Dominasi Asing dalam
    Industri Migas Nasional


            Marwan Batubara
    Indonesian Resources Studies, IRESS


                 Diskusi KAHMI
           Jakarta, 12 November 2012
Latar Belakang
• Indonesia kaya sumber daya alam, dan
  pemanfaatanya diamanatkan oleh konstitusi
  untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat
• Namun pada kenyataannya penerimaan negara
  dari SDA masih belum optimal, sehingga
  banyak rakyat yang masih hidup miskin, jauh
  dari sejahtera
• Kondisi ini antara lain disebabkan masih belum
  tegaknya kedaulatan negara, belum lengkapnya
  peraturan, dominasi asing dan swasta,
  marginalnya posisi BUMN, salah kelola,
  terjadinya moral hazard, maraknya KKN, dll.
Latar Belakang
   Peningkatan kebutuhan energi mendorong negara-negara secara
    global untuk memastikan ketersediaan pasokan energi dalam
    negeri. Saat ini konsumsi minyak dunia berada pada kisaran 85
    juta barel per hari
   Salah satu upaya yang dilakukan pemerintahan negara adalah
    mendapatkan cadangan migas dan penguatan serta dominasi
    national oil companies/ NOC/BUMN yang dimiliki
   Secara nasional, Indonesia juga mengalami kebutuhan energi/migas
    yang terus meningkat, sekitar 5%/th. Namun cadangan dan
    produksi minyak nasional terus menurun. Kondisi ini diperparah
    dengan tidak akurat dan tidak konsistennya pengembangan energi
    nasional, serta masih marginalnya peran Pertamina dalam
    penguasaan migas di Indonesia (sekitar 15%)
   Penguasaan blok-blok migas yang potensial maupun yang habis
    masa kontrak merupakan upaya yang dapak dilakukan untuk
    membesarkan NOC/Pertamina, sekaligus jalan untuk
    meningkatkan ketahanan dan kemandirian energi nasional
Cadangan Gas Indonesia Per 2010




Sumber: Ditjen Migas
2011:   Minyak: 902 bph - Gas: 1499 bph - Total: 2401 bph
2009: 7962 MMSCFD -   2010: 8857 MMSCFD   - 2011: 8415
MMSCFD
Produksi Pertamina: 15,28% Produksi migas
nasional
Bauran Energi Nasional
Masalah Kedaulatan
• Pemegang kedaulatan SDA menurut UUD 1945
  • Mineral Right: Negara
  • Mining Right: Pemerintah
  • Economic Right: BUMN
• Masalah kedaulatan atas SDA merupakan hal yang diperjuangkan
    sejak masa penjajahan hingga sekarang. Kedaulatan disini terutama
    terkait hak ekonomi kuasa pertambangan (KP) dan itu seharusnya
    diberikan kpd BUMN
•   Kegagalan mencapai kedaulatan SDA sangat tergantung pada
    kualitas dan komitmen kepemimpinan nasional untuk
    berpegang teguh pada konstitusi
• BUMNKarena komitmen pemimpin yang berubah dan pengaruh
    asing, posisi pemegang Economic Rihgt berubah-ubah, tidak selalu
    di tangan
Masalah Kedaulatan
Sektor Migas
• Sejak proklamasi, Indonesia baru bisa memperoleh
    kedaulatan migas dgn ditetapkannya UU No.44 Prp.
    Tahun 1960 Tttg Migas
•   Kemudian UU No.44 Prp. Tahun 1960 diperkuat dengan
    ditetapkannya UU No.8/1971 tentang Perusahaan
    Pertambangan Migas Negara  KP di tangan BUMN
•   Pada tahun 2001, setelah gagal dibahas dan ditetapkan
    pada era Presiden Habibie, DPR bersama Pemerintah
    menetapkan UU No.22/2001.
•   Dengan UU No.22/2001, kedaulatan kembali hilang dari
    BUMN dan dialihkan kepada kontraktor  KP di tangan
    Asing
    (KP: Kuasa Pertambangan)
Masalah kedaulatan
Sektor Minerba
• VOC menguasai sektor mineral sebelum kemerdekaan. Setelah
    merdeka, perbaikan baru bisa diperoleh setelah Mosi TM Hasan
    dgn penetapan UU No.37 Prp. 1960 Ttg Pertambangan Umum
     KP di tangan BUMN
•   Setelah pergantian Orla ke Orba, asing berhasil memaksakan
    pemberlakuan UU No.11 Tahun 1967, mengganti UU No.37 Prp
    1960  KP di tangan Kontraktor
•   Freeport memperoleh KK di Timika tahun 1967, diperpanjang
    tahun 31/12/1991 hingga 2021, dengan opsi perpanjangan 2 X
    10 tahun hingga 2041  Pola kontrak : G to B
•   Indonesia menetapkan UU Minerba No.4/2009, menganut rezim
    perijinan  Pola kontrak: B to B
•   Hingga saat ini Renegosiasi KK belum juga tuntas; Asing
    bertahan dng KK dan Pola G to B. Pemerintah tidak berdaya
•   Ada potensi KK diperpanjang mengorbankan kedaulatan untuk
    kepentingan dukungan politik dan logistik Pemilu 2014
Pertarungan Merebut Kedaulatan
• UU No.44 Prp. Tahun 1960 berhasil ditetapkan setelah adanya Mosi
  usaha menegakkan UUD 1945 oleh Tengku M. Hasan
• Setelah diundangan, UU tsb baru bisa diterapkan pada IIAPCO pada
  1966, Chevron/Texaco pada 1971 dan Esso/Exxon pada 1985
• Namun, asing terus melakukan perlawanan dan berhasil
  memanfaatkan krisis 1998 dan momentum reformasi untuk
  memaksakan perubahan: penetapan UU No.22/2001. Pola kontrak
  menjadi G to B.
• Upaya publik/rakyat melakukan JR atas UU Migas ke Mahkamah
  Konstitusi menghasilkan pencabutan atas 3 Pasal
• Namun hingga saat ini UU Migas tak kunjung diamandemen akibat
  kuatnya pengaruh asing terhadap Pemerintah, DPR dan Partai2
• Terakhir, upaya perlawanan dilakukan dengan pemuatan iklan kaleng
  dengan menyebar berbagai kebohongan pada publik
Pentingnya Penguasaan BUMN
• Merupakan amanat konstitusi untuk memperoleh manfaat
    SDA guna sebesar-besar kemakmuran rakyat
•   Agar kedaulatan negara tetap terjaga, serta ketahanan
    dan kemandirian energi nasional terjamin
•   Agar hak cadangan migas yang ada dapat dimonetisasi dan
    digunakan oleh BUMN untuk berbagai aksi korporasi.
    Pola kontrak secara B to B
•   Agar BUMN dapat berkembang lebih besar, meningkatkan
    keuntungan dan memberikan pendapatan maksimal bagi
    negara
•   Hal ini merupakan hal yang lumrah berlaku di banyak
    negara (Catatan: Lebih dari 75% cadangan migas dunia
    dikuasai NOC/BUMN, bukan IOC; 16 dari 20 perusahan
    top migas global adalah NOC)
Dominasi BUMN Hilang
• Dengan UU Migas No.22/2001 sekarang, dominasi BUMN
  mengecil (15%) dan asing menguat (80%). Pertamina
  diperlakukan sama dengan kontaktor asing tanpa privilege.
• Di sektor mineral, Antam hanya menguasai sekitar 5%
  produksi emas nasional, 6% produksi nikel, dan tidak
  memproduksi tembaga. Lebih dari 90% produksi emas dan
  tembaga nasional dikuasai asing, Freeport dan Newmont.
• Untuk batubara, PTBA hanya menguasai 6% produksi
  nasional. Sisanya dikuasai oleh swasta nasional dan asing
  seperti KPC, Adaro, Berau, dll
• Booming harga emas dinikmati asing tanpa windfall tax bagi
  negara. PLN sangat tergantung pada fluktuasi harga batubara
  global dan rawan terhadap keamaman pasokan jangka
  panjang
Pelanggaran Konstitusi
• Pasal 12 ayat 3 UU Nomor 22/2001 terkait pemegang
  Kuasa Pertambangan telah dicabut MK, namun KP tetap
  dialihkan kepada asing.
• Pasal 28 Ayat (2) terkait pemberlakuan harga BBM
  domestik berdasarkan mekanisme pasar, namun
  Pemerintah tetap melaksanakan penjualan Pertamax sesuai
  meaknisme pasar.
• Dalam kedua aspek di atas dapat dikatakan Presiden SBY
  telah melanggar konstitusi dan layak untuk di-impeach
  sesuai Pasal 7A dan 7B UUD 1945
Permasalahan Kebijakan & Politik
•   Secara faktual Pemerintah dan DPR menyadari bahwa UU Migas
    No.22/2001 merupakan peraturan yang bermasalah, ditetapkan atas
    tekanan IMF, sudah ditolak MK dan merugikan
•   Namun karena ketidakjelasan visi, komitmen pada konstitusi dan
    rakyat, kebijakan dan komitmen untuk perbaikan, RUU Migas baru
    tak kunjung dituntaskan
•   Penyebab lain gagalnya penetapan UU Migas baru adalah: pelecehan
    terhadap konstitusi, intervensi asing, prilaku KKN, perburuan rente,
    nafsu berkuasa, dll.
•   Pertimbangan politik yang sangat dominan dalam pembahasan dan
    penetapan kebijakan dan peraturan baru
•   RUU Migas sudah lebih dari 5 tahun dipersiapkan dan belum jelas
    kapan akan ditetapkan
Permasalahan Daerah
• Daerah berkesempatan memiliki saham 10% pada suatu blok
  migas. Namun kebijakan tersebut tidak dilengkapi dengan aturan
  yang komprehensif, akuntabel dan tegas. Akibatnya BUMD
  dimanfaatkan oleh oknum-oknum Pusat dan Daerah untuk berburu
  rente. Sehingga daerah tidak memperoleh manfaat yang maksimal.
• Daerah selalu ditunggangi, dimanfaatkan dan sekaligus dirugikan
  dalam hampir setiap kesempatan PI blok migas, sebagimana terjadi
  di Bojonegoro dan Blora dalam pemilikan PI di Blok Cepu.
• Sebenarnya, yang menjadi tuntutan utama Daerah adalah bagi hasil
  migas adil. Faktanya, meskipun telah memiliki saham, Daerah tetap
  mengalami kesulitan mengakses informasi jalannya perusahaan dan
  perhitungan bagi hasil yang transparan.
• Kesimpulannya, meskipun BUMD berkesempatan memiliki saham,
  umumnya yang mendapat keuntungan lebih banyak adalah
  perusahaan swasta/asing yang menjadi patner BUMD. Hal ini berpotensi
  terjadi di Masela, Mahakam, Natuna, dll
Proposal
•   Perlu penetapan visi dan pernyataan yang jelas bahwa ketahanan dan
    kemandirian energi adalah prioritas politik dan kebijakan negara
•   Perlu penetapan kebijakan yang konstitusional, jelas, tepat, terukur,
    ambisus dan adaptif sebagai landasan program dan aksi
•   Perlu penyusunan road map dan Program yang komrehensif berikut
    target pencapaian, waktu pelaksanaan, penanggungjawab pelaksana
    dan konsisten dijalankan
•   Menjamin penguasaan cadangan migas, terutama yang potensial
    kepada BUMN, melalui pemberian previlege/hak istimewa
•   Menyerahkan blok-blok migas yang kontraknya berakhir kepada BUM
•   Menjamin hak pengelolaan /saham SDA bagi BUMD yang
    partisipasinya dikordinasikan oleh Pemerintah Pusat dan
    dikerjasamakan dengan BUMN. Hal ini harus dituangkan dalam suatu
    peraturan baik berupa PP atau Keppres
Proposal
  RUU Migas pengganti UU No.22/2001 perlu segera
  ditetapkan, antara lain berisi:
  o Menjamin dominasi dan hak penambangan serta
     hak ekonomi masing2 di tangan pemerintah dan
     BUMN
  o Pemerintah berperan sebagai penentu kebijakan
     strategsi, pengambil keputusan dan pemberi hak
     kuasa pertambangan
  o BUMN berperan sebagai pemegang hak ekonomi,
     pelaku bisnis yang handal dan efisien dan menjadi
     pilar utama ketahanan energi nasional
  o Memberlakukan kebijakan oil fund atau depletion
     premium untuk pengelolaan migas berkelanjutam
Proposal
•   Khusus blok yang habis masa kontrak:
    Pemerintah diminta untuk menerbitkan aturan khusus yang
    dapat berupa PP atau Permen, berisi ketentuan yang jelas,
    akurat dan terjadwal atas blok-blok migas habis kontrak,
    terutama Blok Mahakam
•   Peraturan tersebut disusun & dilaksanakan:
    o Mengikuti prinsip-prinsip good governance
    o Perlu melibatkan keputusan Presiden dan konsultasi DPR
    o Bebas dari kepentingan politik dan intervensi asing/kontraktor
    o Memuat ketentuan tentang batas waktu pengambilan keputusan
      perpanjangan atau terminasi kontrak (misalnya 3 tahun sebelum
      berakhir)
Blok-blok Migas yang Kontraknya Berakhir
2013: Siak, operator PT Chevron Pacific Indonesia (CPI)
2015: Gebang dengan operator JOB Pertamina-Costa.
2017: Mahakam, operator Total EP Indonesie, Offshore North West Java
(ONWJ) yang dikelola PT Pertamina Hulu Energi, Attaka (Inpex Corp), dan
Lematang (PT Medco EP Indonesia).
2018: Tuban, Joint Operating Body (JOB) Pertamina-Petrochina, Ogan
Komering (JOB Pertamina-Talisman), North Sumatra Offshore B (ExxonMobil),
Southeast Sumatra (CNOOC), Tengah (Total), NSO Extention (ExxonMobil),
Sanga-Sanga (Vico Indonesia), dan West Pasir dan Attaka (Chevron Indonesia
Company).
2019: Bula, operator Kalrez Petroleum, Seram Non Bula (Citic), Pendopo dan
Raja (Pertamina-Golden Spike), dan Jambi Merang (JOB Pertamina-Hess).
2020: South Jambi B (ConocoPhillips), Malacca Strait (Kondur Petroleum),
Brantas (Lapindo), Salawati (JOB Pertamina-Petrochina), Kepala Burung Blok
A (Petrochina), Sengkang (Energy Equity), dan Makassar Strait Offshore Area A
(Chevron Indonesia Company).
2021: Rokan (CPI), Bentu Segat (Kalila), Muriah (Petronas), dan Selat Panjang
(Petroselat).
Kontrak Blok Mahakam
•   KKS Blok Mahakam ditandatangani Total 31 Maret 1967, jangka
    waktu 30 tahun. Pemegang saham Total: Total SA, Prancis (50%) dan
    Inpex Coperation, Jepang (50%).
•   Kontrak diperpanjang tanggal 31 Maret 1997, berakhir 31 Maret 2017.
    Sesuai UU Migas No.22/2001, operator boleh mengajukan
    perpanjangan. Negara boleh menolak perpanjangan
•   BP Migas (2006): potensi gas Blok Mahakam masih tersisa sekitar 13
    TCF.
•   Produksi sejak 1967-2009: Gas 12,7 TCF; Minyak 1,05 miliar barel!
    Pendapatan > $90B
•   Dengan produksi 2,6 mmsfd, maka operasi dapat berlangsung 25
    tahun ke depan
•   Potensi gas tersisa 2012: 12,5 TCF dengan nilai pendapatan kotor
    sekitar Rp 1700 triliun.
•   Pada saat kontrak berakhir, cadangan blok Mahakam diperkirakan
    masih tersisa sekitar 8 – 9 TCF dengan potensi penpatan kotor sekitar
    Rp 1000 triliun
Landasan Hukum
   Pasal 28 ayat 1 PP 35/2004: Kontrak Kerja Sama dapat
    diperpanjang dengan jangka waktu perpanjangan paling lama 20
    (dua puluh) tahun untuk setiap kali perpanjangan.
   Pasal 28 ayat 9 PP No.35/2004: “PT Pertamina (Persero) dapat
    mengajukan permohonan kepada Menteri untuk Wilayah Kerja yang
    habis jangka waktu Kontraknya”.
   Pasal 28 ayat 10 PP No.35/2004: “Menteri dapat menyetujui
    permohonan sebagaimana dimaksud dalam ayat (9), dengan
    mempertimbangkan program kerja, kemampuan teknis dan
    keuangan PT Pertamina (Persero) sepanjang saham PT Pertamina
    (Persero) 100% dimiliki oleh Negara dan hal-hal lain yang berkaitan
    dengan Kontrak Kerja Sama yang bersangkutan”.

       Ketentuan di atas harus dipertegas dan
    dijalankan untuk memihak kepentingan negara/
    BUMN. Pertamina telah menyatakan mau dan
    mampu mengelola Blok Mahakam
Pertamina Menyatakan Minat Sejak 2008
  Tanggal                            Perihal
 ►Jun 2008    Pertamina meminta untuk ikut mengelola Blok Masela
              & Blok Mahakam
 ►Feb 2009    Pertemuan Pertamina    dan   BPMIGAS    di   Hotel
              Sheraton Bandara
 ►Sep 2009    Pertamina menyampaikan minat untuk mendapatkan
              Participating Interest di Blok Offshore Mahakam

 ► Jan 2010   Total menawarkan swap asset dengan Pertamina

 ► Jul 2011   Pertamina menyampaikan usulan pengelolaan Blok
              Mahakam paska 2017
 ► Jul 2012   Pertamina menyampaikan usulan pengelolaan Blok
              Mahakam paska 2017
Penutup
 Kebutuhan energi dunia dan nasional terus meningkat
  dan pemerintah harus menjamin terwujudnya
  ketahanan energi nasional
 Untuk itu pemerintah perlu mempunyai visi, kebijakan,
  road map dan program yang komprehensif yang harus
  dijalankan secara konsisten, transparan dan akuntabel.
 Salah program yang mendesak adalah menetapkan UU
  Migas yang baru yang sejalan dengan konstitusi.
 Pemerintah juga diminta mendukung penuh
  pengembangan dan dominasi NOC/Pertamina di sektor
  migas nasional melalui penguasaan cadangan blok-blok
  migas yang potensial dan blok-blok migas yang
  kontraknya berakhir seperti Blok Mahakam, Blok Siak,
  dll.
Mari Dukung
Petisi Blok Mahakam untuk Rakyat melalui:

     www.satunegeri.com
Terima Kasih

More Related Content

Viewers also liked

Ben N. Hunter
Ben N. HunterBen N. Hunter
Ben N. Hunterbwalsh09
 
Dan watts album cover 1
Dan watts album cover 1Dan watts album cover 1
Dan watts album cover 1danwatts26
 
Waste water engineering
Waste water engineeringWaste water engineering
Waste water engineeringsherakamis
 
Esquema productivo, trans. tecnologica
Esquema productivo, trans. tecnologicaEsquema productivo, trans. tecnologica
Esquema productivo, trans. tecnologicaRolando Gomez Villagra
 
Photograph Analysis
Photograph AnalysisPhotograph Analysis
Photograph Analysisdanwatts26
 
Evaluation powerpoint
Evaluation powerpointEvaluation powerpoint
Evaluation powerpointdanwatts26
 
презентация1
презентация1презентация1
презентация1olaolich
 
ネットワーク仮想化におけるVMwareの取り組み #jvum2013a
ネットワーク仮想化におけるVMwareの取り組み #jvum2013aネットワーク仮想化におけるVMwareの取り組み #jvum2013a
ネットワーク仮想化におけるVMwareの取り組み #jvum2013aToru Kaneko
 
Histoembriologie
HistoembriologieHistoembriologie
Histoembriologieela_din
 
VIOPS09これ欲しい!と言われるネットワーク仮想化とは
VIOPS09これ欲しい!と言われるネットワーク仮想化とはVIOPS09これ欲しい!と言われるネットワーク仮想化とは
VIOPS09これ欲しい!と言われるネットワーク仮想化とはToru Kaneko
 
Ventajas de la multimedia
Ventajas de la multimediaVentajas de la multimedia
Ventajas de la multimediaAlejiitha Phill
 

Viewers also liked (15)

Ben N. Hunter
Ben N. HunterBen N. Hunter
Ben N. Hunter
 
Dan watts album cover 1
Dan watts album cover 1Dan watts album cover 1
Dan watts album cover 1
 
Waste water engineering
Waste water engineeringWaste water engineering
Waste water engineering
 
Ir presentation
Ir presentationIr presentation
Ir presentation
 
Canitas alegres
Canitas alegresCanitas alegres
Canitas alegres
 
Esquema productivo, trans. tecnologica
Esquema productivo, trans. tecnologicaEsquema productivo, trans. tecnologica
Esquema productivo, trans. tecnologica
 
Research Paper
Research PaperResearch Paper
Research Paper
 
Photograph Analysis
Photograph AnalysisPhotograph Analysis
Photograph Analysis
 
Irr
IrrIrr
Irr
 
Evaluation powerpoint
Evaluation powerpointEvaluation powerpoint
Evaluation powerpoint
 
презентация1
презентация1презентация1
презентация1
 
ネットワーク仮想化におけるVMwareの取り組み #jvum2013a
ネットワーク仮想化におけるVMwareの取り組み #jvum2013aネットワーク仮想化におけるVMwareの取り組み #jvum2013a
ネットワーク仮想化におけるVMwareの取り組み #jvum2013a
 
Histoembriologie
HistoembriologieHistoembriologie
Histoembriologie
 
VIOPS09これ欲しい!と言われるネットワーク仮想化とは
VIOPS09これ欲しい!と言われるネットワーク仮想化とはVIOPS09これ欲しい!と言われるネットワーク仮想化とは
VIOPS09これ欲しい!と言われるネットワーク仮想化とは
 
Ventajas de la multimedia
Ventajas de la multimediaVentajas de la multimedia
Ventajas de la multimedia
 

Similar to Diskusi Energi

Presentasi kurtubi uu migas yang konstitusional dalam FGD RUU Migas (ISNU)
Presentasi kurtubi  uu migas yang konstitusional dalam FGD RUU Migas (ISNU)Presentasi kurtubi  uu migas yang konstitusional dalam FGD RUU Migas (ISNU)
Presentasi kurtubi uu migas yang konstitusional dalam FGD RUU Migas (ISNU)Publish What You Pay (PWYP) Indonesia
 
MANFAAT DAN KEGUNAAN MINERAL PADA UU NO.4 TAHUN 2009.ppt
MANFAAT DAN KEGUNAAN MINERAL PADA UU NO.4 TAHUN 2009.pptMANFAAT DAN KEGUNAAN MINERAL PADA UU NO.4 TAHUN 2009.ppt
MANFAAT DAN KEGUNAAN MINERAL PADA UU NO.4 TAHUN 2009.pptAmpuangDekDuan
 
Week 7. annex jatam - korupsi tambang di indonesia
Week 7. annex jatam - korupsi tambang di indonesiaWeek 7. annex jatam - korupsi tambang di indonesia
Week 7. annex jatam - korupsi tambang di indonesiaWahyu Yuns
 
Pokok-Pokok Pikiran Usulan Koalisi Masyarakat Sipil dalam Revisi UU Migas 22/...
Pokok-Pokok Pikiran Usulan Koalisi Masyarakat Sipil dalam Revisi UU Migas 22/...Pokok-Pokok Pikiran Usulan Koalisi Masyarakat Sipil dalam Revisi UU Migas 22/...
Pokok-Pokok Pikiran Usulan Koalisi Masyarakat Sipil dalam Revisi UU Migas 22/...Publish What You Pay (PWYP) Indonesia
 
"Ekonomi Pancasila"-katanya
"Ekonomi Pancasila"-katanya"Ekonomi Pancasila"-katanya
"Ekonomi Pancasila"-katanyagenatavidya
 
UUD 1945 Pasal 33 Ayat 3
UUD 1945 Pasal 33 Ayat 3UUD 1945 Pasal 33 Ayat 3
UUD 1945 Pasal 33 Ayat 3Yusup Parawali
 
PENGANTAR HUKUM BISNIS
PENGANTAR HUKUM BISNISPENGANTAR HUKUM BISNIS
PENGANTAR HUKUM BISNISDissa MeLina
 
Pokok-Pokok Pikiran Usulan Koalisi PWYP Indonesia Dalam Revisi Undang-Undang ...
Pokok-Pokok Pikiran Usulan Koalisi PWYP Indonesia Dalam Revisi Undang-Undang ...Pokok-Pokok Pikiran Usulan Koalisi PWYP Indonesia Dalam Revisi Undang-Undang ...
Pokok-Pokok Pikiran Usulan Koalisi PWYP Indonesia Dalam Revisi Undang-Undang ...Publish What You Pay (PWYP) Indonesia
 
Implikasi UU Terhadap Kelembagaan Ekonomi 2013
Implikasi UU Terhadap Kelembagaan Ekonomi 2013Implikasi UU Terhadap Kelembagaan Ekonomi 2013
Implikasi UU Terhadap Kelembagaan Ekonomi 2013Teguh Prayogo
 
Be & GG, Christianto Hadisiswanto Putro, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Shareholde...
Be & GG, Christianto Hadisiswanto Putro, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Shareholde...Be & GG, Christianto Hadisiswanto Putro, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Shareholde...
Be & GG, Christianto Hadisiswanto Putro, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Shareholde...Christianto Hadisiswanto P.
 
Makalah penanaman modal 2
Makalah penanaman modal 2Makalah penanaman modal 2
Makalah penanaman modal 2Dewi Pramitha
 

Similar to Diskusi Energi (12)

Presentasi kurtubi uu migas yang konstitusional dalam FGD RUU Migas (ISNU)
Presentasi kurtubi  uu migas yang konstitusional dalam FGD RUU Migas (ISNU)Presentasi kurtubi  uu migas yang konstitusional dalam FGD RUU Migas (ISNU)
Presentasi kurtubi uu migas yang konstitusional dalam FGD RUU Migas (ISNU)
 
MANFAAT DAN KEGUNAAN MINERAL PADA UU NO.4 TAHUN 2009.ppt
MANFAAT DAN KEGUNAAN MINERAL PADA UU NO.4 TAHUN 2009.pptMANFAAT DAN KEGUNAAN MINERAL PADA UU NO.4 TAHUN 2009.ppt
MANFAAT DAN KEGUNAAN MINERAL PADA UU NO.4 TAHUN 2009.ppt
 
Week 7. annex jatam - korupsi tambang di indonesia
Week 7. annex jatam - korupsi tambang di indonesiaWeek 7. annex jatam - korupsi tambang di indonesia
Week 7. annex jatam - korupsi tambang di indonesia
 
Pokok-Pokok Pikiran Usulan Koalisi Masyarakat Sipil dalam Revisi UU Migas 22/...
Pokok-Pokok Pikiran Usulan Koalisi Masyarakat Sipil dalam Revisi UU Migas 22/...Pokok-Pokok Pikiran Usulan Koalisi Masyarakat Sipil dalam Revisi UU Migas 22/...
Pokok-Pokok Pikiran Usulan Koalisi Masyarakat Sipil dalam Revisi UU Migas 22/...
 
"Ekonomi Pancasila"-katanya
"Ekonomi Pancasila"-katanya"Ekonomi Pancasila"-katanya
"Ekonomi Pancasila"-katanya
 
UUD 1945 Pasal 33 Ayat 3
UUD 1945 Pasal 33 Ayat 3UUD 1945 Pasal 33 Ayat 3
UUD 1945 Pasal 33 Ayat 3
 
Rancangan UU Migas Usulan Masyarakat Sipil
Rancangan UU Migas Usulan Masyarakat SipilRancangan UU Migas Usulan Masyarakat Sipil
Rancangan UU Migas Usulan Masyarakat Sipil
 
PENGANTAR HUKUM BISNIS
PENGANTAR HUKUM BISNISPENGANTAR HUKUM BISNIS
PENGANTAR HUKUM BISNIS
 
Pokok-Pokok Pikiran Usulan Koalisi PWYP Indonesia Dalam Revisi Undang-Undang ...
Pokok-Pokok Pikiran Usulan Koalisi PWYP Indonesia Dalam Revisi Undang-Undang ...Pokok-Pokok Pikiran Usulan Koalisi PWYP Indonesia Dalam Revisi Undang-Undang ...
Pokok-Pokok Pikiran Usulan Koalisi PWYP Indonesia Dalam Revisi Undang-Undang ...
 
Implikasi UU Terhadap Kelembagaan Ekonomi 2013
Implikasi UU Terhadap Kelembagaan Ekonomi 2013Implikasi UU Terhadap Kelembagaan Ekonomi 2013
Implikasi UU Terhadap Kelembagaan Ekonomi 2013
 
Be & GG, Christianto Hadisiswanto Putro, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Shareholde...
Be & GG, Christianto Hadisiswanto Putro, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Shareholde...Be & GG, Christianto Hadisiswanto Putro, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Shareholde...
Be & GG, Christianto Hadisiswanto Putro, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Shareholde...
 
Makalah penanaman modal 2
Makalah penanaman modal 2Makalah penanaman modal 2
Makalah penanaman modal 2
 

Recently uploaded

Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 

Recently uploaded (20)

Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 

Diskusi Energi

  • 1. Menggugat Dominasi Asing dalam Industri Migas Nasional Marwan Batubara Indonesian Resources Studies, IRESS Diskusi KAHMI Jakarta, 12 November 2012
  • 2. Latar Belakang • Indonesia kaya sumber daya alam, dan pemanfaatanya diamanatkan oleh konstitusi untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat • Namun pada kenyataannya penerimaan negara dari SDA masih belum optimal, sehingga banyak rakyat yang masih hidup miskin, jauh dari sejahtera • Kondisi ini antara lain disebabkan masih belum tegaknya kedaulatan negara, belum lengkapnya peraturan, dominasi asing dan swasta, marginalnya posisi BUMN, salah kelola, terjadinya moral hazard, maraknya KKN, dll.
  • 3. Latar Belakang  Peningkatan kebutuhan energi mendorong negara-negara secara global untuk memastikan ketersediaan pasokan energi dalam negeri. Saat ini konsumsi minyak dunia berada pada kisaran 85 juta barel per hari  Salah satu upaya yang dilakukan pemerintahan negara adalah mendapatkan cadangan migas dan penguatan serta dominasi national oil companies/ NOC/BUMN yang dimiliki  Secara nasional, Indonesia juga mengalami kebutuhan energi/migas yang terus meningkat, sekitar 5%/th. Namun cadangan dan produksi minyak nasional terus menurun. Kondisi ini diperparah dengan tidak akurat dan tidak konsistennya pengembangan energi nasional, serta masih marginalnya peran Pertamina dalam penguasaan migas di Indonesia (sekitar 15%)  Penguasaan blok-blok migas yang potensial maupun yang habis masa kontrak merupakan upaya yang dapak dilakukan untuk membesarkan NOC/Pertamina, sekaligus jalan untuk meningkatkan ketahanan dan kemandirian energi nasional
  • 4.
  • 5. Cadangan Gas Indonesia Per 2010 Sumber: Ditjen Migas
  • 6. 2011: Minyak: 902 bph - Gas: 1499 bph - Total: 2401 bph
  • 7. 2009: 7962 MMSCFD - 2010: 8857 MMSCFD - 2011: 8415 MMSCFD
  • 8. Produksi Pertamina: 15,28% Produksi migas nasional
  • 9.
  • 10.
  • 11.
  • 13.
  • 14. Masalah Kedaulatan • Pemegang kedaulatan SDA menurut UUD 1945 • Mineral Right: Negara • Mining Right: Pemerintah • Economic Right: BUMN • Masalah kedaulatan atas SDA merupakan hal yang diperjuangkan sejak masa penjajahan hingga sekarang. Kedaulatan disini terutama terkait hak ekonomi kuasa pertambangan (KP) dan itu seharusnya diberikan kpd BUMN • Kegagalan mencapai kedaulatan SDA sangat tergantung pada kualitas dan komitmen kepemimpinan nasional untuk berpegang teguh pada konstitusi • BUMNKarena komitmen pemimpin yang berubah dan pengaruh asing, posisi pemegang Economic Rihgt berubah-ubah, tidak selalu di tangan
  • 15. Masalah Kedaulatan Sektor Migas • Sejak proklamasi, Indonesia baru bisa memperoleh kedaulatan migas dgn ditetapkannya UU No.44 Prp. Tahun 1960 Tttg Migas • Kemudian UU No.44 Prp. Tahun 1960 diperkuat dengan ditetapkannya UU No.8/1971 tentang Perusahaan Pertambangan Migas Negara  KP di tangan BUMN • Pada tahun 2001, setelah gagal dibahas dan ditetapkan pada era Presiden Habibie, DPR bersama Pemerintah menetapkan UU No.22/2001. • Dengan UU No.22/2001, kedaulatan kembali hilang dari BUMN dan dialihkan kepada kontraktor  KP di tangan Asing (KP: Kuasa Pertambangan)
  • 16. Masalah kedaulatan Sektor Minerba • VOC menguasai sektor mineral sebelum kemerdekaan. Setelah merdeka, perbaikan baru bisa diperoleh setelah Mosi TM Hasan dgn penetapan UU No.37 Prp. 1960 Ttg Pertambangan Umum  KP di tangan BUMN • Setelah pergantian Orla ke Orba, asing berhasil memaksakan pemberlakuan UU No.11 Tahun 1967, mengganti UU No.37 Prp 1960  KP di tangan Kontraktor • Freeport memperoleh KK di Timika tahun 1967, diperpanjang tahun 31/12/1991 hingga 2021, dengan opsi perpanjangan 2 X 10 tahun hingga 2041  Pola kontrak : G to B • Indonesia menetapkan UU Minerba No.4/2009, menganut rezim perijinan  Pola kontrak: B to B • Hingga saat ini Renegosiasi KK belum juga tuntas; Asing bertahan dng KK dan Pola G to B. Pemerintah tidak berdaya • Ada potensi KK diperpanjang mengorbankan kedaulatan untuk kepentingan dukungan politik dan logistik Pemilu 2014
  • 17. Pertarungan Merebut Kedaulatan • UU No.44 Prp. Tahun 1960 berhasil ditetapkan setelah adanya Mosi usaha menegakkan UUD 1945 oleh Tengku M. Hasan • Setelah diundangan, UU tsb baru bisa diterapkan pada IIAPCO pada 1966, Chevron/Texaco pada 1971 dan Esso/Exxon pada 1985 • Namun, asing terus melakukan perlawanan dan berhasil memanfaatkan krisis 1998 dan momentum reformasi untuk memaksakan perubahan: penetapan UU No.22/2001. Pola kontrak menjadi G to B. • Upaya publik/rakyat melakukan JR atas UU Migas ke Mahkamah Konstitusi menghasilkan pencabutan atas 3 Pasal • Namun hingga saat ini UU Migas tak kunjung diamandemen akibat kuatnya pengaruh asing terhadap Pemerintah, DPR dan Partai2 • Terakhir, upaya perlawanan dilakukan dengan pemuatan iklan kaleng dengan menyebar berbagai kebohongan pada publik
  • 18. Pentingnya Penguasaan BUMN • Merupakan amanat konstitusi untuk memperoleh manfaat SDA guna sebesar-besar kemakmuran rakyat • Agar kedaulatan negara tetap terjaga, serta ketahanan dan kemandirian energi nasional terjamin • Agar hak cadangan migas yang ada dapat dimonetisasi dan digunakan oleh BUMN untuk berbagai aksi korporasi. Pola kontrak secara B to B • Agar BUMN dapat berkembang lebih besar, meningkatkan keuntungan dan memberikan pendapatan maksimal bagi negara • Hal ini merupakan hal yang lumrah berlaku di banyak negara (Catatan: Lebih dari 75% cadangan migas dunia dikuasai NOC/BUMN, bukan IOC; 16 dari 20 perusahan top migas global adalah NOC)
  • 19. Dominasi BUMN Hilang • Dengan UU Migas No.22/2001 sekarang, dominasi BUMN mengecil (15%) dan asing menguat (80%). Pertamina diperlakukan sama dengan kontaktor asing tanpa privilege. • Di sektor mineral, Antam hanya menguasai sekitar 5% produksi emas nasional, 6% produksi nikel, dan tidak memproduksi tembaga. Lebih dari 90% produksi emas dan tembaga nasional dikuasai asing, Freeport dan Newmont. • Untuk batubara, PTBA hanya menguasai 6% produksi nasional. Sisanya dikuasai oleh swasta nasional dan asing seperti KPC, Adaro, Berau, dll • Booming harga emas dinikmati asing tanpa windfall tax bagi negara. PLN sangat tergantung pada fluktuasi harga batubara global dan rawan terhadap keamaman pasokan jangka panjang
  • 20. Pelanggaran Konstitusi • Pasal 12 ayat 3 UU Nomor 22/2001 terkait pemegang Kuasa Pertambangan telah dicabut MK, namun KP tetap dialihkan kepada asing. • Pasal 28 Ayat (2) terkait pemberlakuan harga BBM domestik berdasarkan mekanisme pasar, namun Pemerintah tetap melaksanakan penjualan Pertamax sesuai meaknisme pasar. • Dalam kedua aspek di atas dapat dikatakan Presiden SBY telah melanggar konstitusi dan layak untuk di-impeach sesuai Pasal 7A dan 7B UUD 1945
  • 21. Permasalahan Kebijakan & Politik • Secara faktual Pemerintah dan DPR menyadari bahwa UU Migas No.22/2001 merupakan peraturan yang bermasalah, ditetapkan atas tekanan IMF, sudah ditolak MK dan merugikan • Namun karena ketidakjelasan visi, komitmen pada konstitusi dan rakyat, kebijakan dan komitmen untuk perbaikan, RUU Migas baru tak kunjung dituntaskan • Penyebab lain gagalnya penetapan UU Migas baru adalah: pelecehan terhadap konstitusi, intervensi asing, prilaku KKN, perburuan rente, nafsu berkuasa, dll. • Pertimbangan politik yang sangat dominan dalam pembahasan dan penetapan kebijakan dan peraturan baru • RUU Migas sudah lebih dari 5 tahun dipersiapkan dan belum jelas kapan akan ditetapkan
  • 22. Permasalahan Daerah • Daerah berkesempatan memiliki saham 10% pada suatu blok migas. Namun kebijakan tersebut tidak dilengkapi dengan aturan yang komprehensif, akuntabel dan tegas. Akibatnya BUMD dimanfaatkan oleh oknum-oknum Pusat dan Daerah untuk berburu rente. Sehingga daerah tidak memperoleh manfaat yang maksimal. • Daerah selalu ditunggangi, dimanfaatkan dan sekaligus dirugikan dalam hampir setiap kesempatan PI blok migas, sebagimana terjadi di Bojonegoro dan Blora dalam pemilikan PI di Blok Cepu. • Sebenarnya, yang menjadi tuntutan utama Daerah adalah bagi hasil migas adil. Faktanya, meskipun telah memiliki saham, Daerah tetap mengalami kesulitan mengakses informasi jalannya perusahaan dan perhitungan bagi hasil yang transparan. • Kesimpulannya, meskipun BUMD berkesempatan memiliki saham, umumnya yang mendapat keuntungan lebih banyak adalah perusahaan swasta/asing yang menjadi patner BUMD. Hal ini berpotensi terjadi di Masela, Mahakam, Natuna, dll
  • 23. Proposal • Perlu penetapan visi dan pernyataan yang jelas bahwa ketahanan dan kemandirian energi adalah prioritas politik dan kebijakan negara • Perlu penetapan kebijakan yang konstitusional, jelas, tepat, terukur, ambisus dan adaptif sebagai landasan program dan aksi • Perlu penyusunan road map dan Program yang komrehensif berikut target pencapaian, waktu pelaksanaan, penanggungjawab pelaksana dan konsisten dijalankan • Menjamin penguasaan cadangan migas, terutama yang potensial kepada BUMN, melalui pemberian previlege/hak istimewa • Menyerahkan blok-blok migas yang kontraknya berakhir kepada BUM • Menjamin hak pengelolaan /saham SDA bagi BUMD yang partisipasinya dikordinasikan oleh Pemerintah Pusat dan dikerjasamakan dengan BUMN. Hal ini harus dituangkan dalam suatu peraturan baik berupa PP atau Keppres
  • 24. Proposal RUU Migas pengganti UU No.22/2001 perlu segera ditetapkan, antara lain berisi: o Menjamin dominasi dan hak penambangan serta hak ekonomi masing2 di tangan pemerintah dan BUMN o Pemerintah berperan sebagai penentu kebijakan strategsi, pengambil keputusan dan pemberi hak kuasa pertambangan o BUMN berperan sebagai pemegang hak ekonomi, pelaku bisnis yang handal dan efisien dan menjadi pilar utama ketahanan energi nasional o Memberlakukan kebijakan oil fund atau depletion premium untuk pengelolaan migas berkelanjutam
  • 25. Proposal • Khusus blok yang habis masa kontrak: Pemerintah diminta untuk menerbitkan aturan khusus yang dapat berupa PP atau Permen, berisi ketentuan yang jelas, akurat dan terjadwal atas blok-blok migas habis kontrak, terutama Blok Mahakam • Peraturan tersebut disusun & dilaksanakan: o Mengikuti prinsip-prinsip good governance o Perlu melibatkan keputusan Presiden dan konsultasi DPR o Bebas dari kepentingan politik dan intervensi asing/kontraktor o Memuat ketentuan tentang batas waktu pengambilan keputusan perpanjangan atau terminasi kontrak (misalnya 3 tahun sebelum berakhir)
  • 26. Blok-blok Migas yang Kontraknya Berakhir 2013: Siak, operator PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) 2015: Gebang dengan operator JOB Pertamina-Costa. 2017: Mahakam, operator Total EP Indonesie, Offshore North West Java (ONWJ) yang dikelola PT Pertamina Hulu Energi, Attaka (Inpex Corp), dan Lematang (PT Medco EP Indonesia). 2018: Tuban, Joint Operating Body (JOB) Pertamina-Petrochina, Ogan Komering (JOB Pertamina-Talisman), North Sumatra Offshore B (ExxonMobil), Southeast Sumatra (CNOOC), Tengah (Total), NSO Extention (ExxonMobil), Sanga-Sanga (Vico Indonesia), dan West Pasir dan Attaka (Chevron Indonesia Company). 2019: Bula, operator Kalrez Petroleum, Seram Non Bula (Citic), Pendopo dan Raja (Pertamina-Golden Spike), dan Jambi Merang (JOB Pertamina-Hess). 2020: South Jambi B (ConocoPhillips), Malacca Strait (Kondur Petroleum), Brantas (Lapindo), Salawati (JOB Pertamina-Petrochina), Kepala Burung Blok A (Petrochina), Sengkang (Energy Equity), dan Makassar Strait Offshore Area A (Chevron Indonesia Company). 2021: Rokan (CPI), Bentu Segat (Kalila), Muriah (Petronas), dan Selat Panjang (Petroselat).
  • 27. Kontrak Blok Mahakam • KKS Blok Mahakam ditandatangani Total 31 Maret 1967, jangka waktu 30 tahun. Pemegang saham Total: Total SA, Prancis (50%) dan Inpex Coperation, Jepang (50%). • Kontrak diperpanjang tanggal 31 Maret 1997, berakhir 31 Maret 2017. Sesuai UU Migas No.22/2001, operator boleh mengajukan perpanjangan. Negara boleh menolak perpanjangan • BP Migas (2006): potensi gas Blok Mahakam masih tersisa sekitar 13 TCF. • Produksi sejak 1967-2009: Gas 12,7 TCF; Minyak 1,05 miliar barel! Pendapatan > $90B • Dengan produksi 2,6 mmsfd, maka operasi dapat berlangsung 25 tahun ke depan • Potensi gas tersisa 2012: 12,5 TCF dengan nilai pendapatan kotor sekitar Rp 1700 triliun. • Pada saat kontrak berakhir, cadangan blok Mahakam diperkirakan masih tersisa sekitar 8 – 9 TCF dengan potensi penpatan kotor sekitar Rp 1000 triliun
  • 28. Landasan Hukum  Pasal 28 ayat 1 PP 35/2004: Kontrak Kerja Sama dapat diperpanjang dengan jangka waktu perpanjangan paling lama 20 (dua puluh) tahun untuk setiap kali perpanjangan.  Pasal 28 ayat 9 PP No.35/2004: “PT Pertamina (Persero) dapat mengajukan permohonan kepada Menteri untuk Wilayah Kerja yang habis jangka waktu Kontraknya”.  Pasal 28 ayat 10 PP No.35/2004: “Menteri dapat menyetujui permohonan sebagaimana dimaksud dalam ayat (9), dengan mempertimbangkan program kerja, kemampuan teknis dan keuangan PT Pertamina (Persero) sepanjang saham PT Pertamina (Persero) 100% dimiliki oleh Negara dan hal-hal lain yang berkaitan dengan Kontrak Kerja Sama yang bersangkutan”.  Ketentuan di atas harus dipertegas dan dijalankan untuk memihak kepentingan negara/ BUMN. Pertamina telah menyatakan mau dan mampu mengelola Blok Mahakam
  • 29. Pertamina Menyatakan Minat Sejak 2008 Tanggal Perihal ►Jun 2008 Pertamina meminta untuk ikut mengelola Blok Masela & Blok Mahakam ►Feb 2009 Pertemuan Pertamina dan BPMIGAS di Hotel Sheraton Bandara ►Sep 2009 Pertamina menyampaikan minat untuk mendapatkan Participating Interest di Blok Offshore Mahakam ► Jan 2010 Total menawarkan swap asset dengan Pertamina ► Jul 2011 Pertamina menyampaikan usulan pengelolaan Blok Mahakam paska 2017 ► Jul 2012 Pertamina menyampaikan usulan pengelolaan Blok Mahakam paska 2017
  • 30. Penutup  Kebutuhan energi dunia dan nasional terus meningkat dan pemerintah harus menjamin terwujudnya ketahanan energi nasional  Untuk itu pemerintah perlu mempunyai visi, kebijakan, road map dan program yang komprehensif yang harus dijalankan secara konsisten, transparan dan akuntabel.  Salah program yang mendesak adalah menetapkan UU Migas yang baru yang sejalan dengan konstitusi.  Pemerintah juga diminta mendukung penuh pengembangan dan dominasi NOC/Pertamina di sektor migas nasional melalui penguasaan cadangan blok-blok migas yang potensial dan blok-blok migas yang kontraknya berakhir seperti Blok Mahakam, Blok Siak, dll.
  • 31. Mari Dukung Petisi Blok Mahakam untuk Rakyat melalui: www.satunegeri.com