Dokumen tersebut membahas tentang Focus Group Discussion (FGD) mengenai penguatan layanan pertimbangan teknis pertanahan yang diselenggarakan Direktorat Jenderal Penataan Agraria pada 8-11 Agustus 2022. FGD membahas berbagai kebijakan dan program penataan agraria serta ruang lingkup layanan pertimbangan teknis pertanahan."
Disampaikan pada Rapat Penyusunan ICP (Idea Concept paper) dan RD/IS (Research Design / Instrumen Survey) dengan Judul “Faktor Penghambat Implementasi SPBE”
Badan Penelitian dan Pengembangan (BPP) Kementerian Dalam Negeri RI
Jakarta, 30 April 2019
Dr. Tri Widodo W. Utomo, SH.,MA
Deputi Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara LAN-RI
Disampaikan pada Rapat Penyusunan ICP (Idea Concept paper) dan RD/IS (Research Design / Instrumen Survey) dengan Judul “Faktor Penghambat Implementasi SPBE”
Badan Penelitian dan Pengembangan (BPP) Kementerian Dalam Negeri RI
Jakarta, 30 April 2019
Dr. Tri Widodo W. Utomo, SH.,MA
Deputi Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara LAN-RI
Mata pelatihan ini membekali peserta dengan kemampuan menetapkan kebutuhan RB instansi melalui pembelajaran pemetaan kebutuhan perubahan RB instansi, identifikasi kebutuhan perubahan RB instansi, dan penetapan intervensi penyelesaian permasalahan RB instansi. Pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan metode, diskusi interaktif, studi kasus, praktek. Keberhasilan peserta dinilai dari kemampuan menetapkan intervensi penyelesaian permasalahan RB instansi.
#RLAXIII
Peran apip inspektorat jenderal dalam pengadaan barang dan jasa pemerintahDr. Zar Rdj
Masyarakat menyampaikan pengaduan kepada APIP disertai bukti yang faktual, kredibel, dan autentik
Aparat Penegak Hukum meneruskan pengaduan masyarakat kepada APIP untuk ditindaklanjuti.
APIP menindaklanjuti pengaduan sesuai kewenangannya.
APIP melaporkan hasil tindak lanjut pengaduan kepada menteri/kepala lembaga/kepala daerah.
Menteri/kepala lembaga/kepala daerah wajib melakukan pengawasan Pengadaan Barang/Jasa melalui aparat pengawasan internal pada Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah masing-masing.
Pengawasan dapat dilakukan melalui kegiatan audit, reviu, pemantauan, evaluasi, dan/atau penyelenggaraan whistleblowing system
Pengawasan Pengadaan Barang/Jasa dimulai sejak perencanaan, persiapan, pemilihan Penyedia, pelaksanaan Kontrak, dan serah terima pekerjaan.
Ruang lingkup pengawasan Pengadaan Barang/Jasa meliputi :
pemenuhan nilai manfaat yang sebesar-besarnya;
kepatuhan terhadap peraturan;
pencapaian TKDN;
penggunaan produk dalam negeri;
pencadangan dan peruntukan paket untuk usaha kecil; dan
Pengadaan Berkelanjutan.
Arahan Menteri Keuangan RAKORNAS 28092018 Peningkatan peran apip dalam optim...Dr. Zar Rdj
“Marilah kita tingkatkan peran APIP dalam pengawasan penerimaan negara khususnya pajak atas belanja pemerintah dan PNBP serta perlunya koordinasi antar APIP sebagaimana tertuang dalam UndangUndang Nomor 9 Tahun 2018 serta Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2018 sehingga dapat mewujudkan tata kelola pemerintahan yang bersih dan melayani dalam upaya meningkatkan kepercayaan publik” . Menteri Keuangan Sri Mulyani
Kebijakan Pengembangan Industri Kecil dan MenengahAa Renovit
Melihat kondisi yang terjadi setelah runtuhnya kondisi perekonomian Indonesia akibat krisis 1998, pemerintah mulai melirik industri kecil dan menengah (IKM) karena terbukti lebih tahan terhadap krisis ekonomi. Buktinya saat pertumbuhan industri secara keseluruhan terjun bebas dari 5,90% (2005) menjadi 5% (2006), pertumbuhan IKM justru meningkat dari 3,48% (2005) menjadi 4,6% (2006). Namun demikian IKM yang dipercaya sebagai andalan kekuatan ekonomi bangsa, masih banyak menghadapi masalah. Salah satu contohnya IKM “Dedi Konveksi” di Bandung. Dalam penelitian ini, identifikasi masalah dilakukan dengan menggunakan metode “three level characteristics of manufacture”. Kemudian dilakukan analisis SWOT sebagai dasar penentuan strategi korporasi. Strategi bisnis yang diusulkan menjadi acuan untuk menyusun strategi teknologi. Dari strategi-strategi yang telah tersusun (strategi korporasi, strategi bisnis dan strategi teknologi) diperlukan adanya suatu kebijakan. Kebijakan tersebut digunakan sebagai arahan untuk dapat mengembangkan dan membina industri kecil modern. Kebijakan pengembangan dan pembinaan IKM konveksi ini menggunakan 4 perspektif yaitu finansial, customer, proses bisnis internal, dan pertumbuhan-pembelajaran. Unsur dalam kebijakan tersebut melibatkan seluruh stakeholder dalam IKM. Kata kunci : Manajemen, Industri Kecil Modern, Strategi Bisnis, Strategi Korporasi, Strategi Teknologi. Review to the conditions that occurred after the collapse of Indonesia's economy from the crisis of 1998, the government will begin to consider small and medium enterprises (SME) because it has proved to be more resilient to the economic crisis. This could be figured out when the overall industrial growth just plummeted from 5.90% (2005) to 5% (2006), and the growth of SMEs had increased from 3.48% (2005) to 4.6% (2006). Eventhough SMEs are believed as centre of the nation's economic strength, those still faces many problems. One example IKM "Dedi Konveksi" in Bandung. In this study, identification of problems is done by using the three-level characteristics of manufacture.This identification will determine a SWOT analysis as a basis for determining corporate strategy. Business strategy is proposed as the benchmark for technology strategy. Those strategies that have been organized (corporate strategy, business strategy and technology strategy) required the existence of policies. The policies aimed as guidance to develop and foster a modern small industries. Strategy for development and promotion policies of SMEs convection implemented through four perspectives; namely financial, customer, internal business processes, and human resource growth-learning. Element in this policy strategy involves all stakeholders in the SMEs. Keywords : Management, SMEs, Bussiness Strategy.
Urgensi Pelaksanaan dan Praktik Terbaik Registrasi Sumber Daya Peralatan Kons...Togar Simatupang
Registrasi alat berat konstruksi merupakan suatu langkah awal yang diharapkan mampu menjawab belum tersedianya informasi alat berat secara komprehensif, waktu riil, dan dapat dipercaya antara lain terkait jumlah/populasi, lokasi/posisi, kondisi/kinerja, status kepemilikan, umur layanan, dan lain sebagainya.
Ketersediaan informasi tersebut dapat bermanfaat bagi semua pihak (stakeholders) terkait baik pengguna, penyedia jasa konstruksi, dan produsen/pemasok dalam menyusun rencana program kerja maupun kelancaran usaha mereka.
Ketersediaan informasi yang kredibel akan lebih meningkatkan efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan pekerjaan konstruksi.
Paparan ini bertujuan untuk mengungkapkan pentingnya Registrasi Alat Berat Konstruksi pada perusahaan vendor, perusahaan rental, dan Badan Usaha Jasa Konstruki (BUJK) dalam rangka memperkuat sistem pasok alat berat konstruki nasional dalam menjamin ketersediaan alat berat untuk mendukung pembangunan infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Urgensi Penyusunan Basis Data Alat Berat diketahui melalui pembahasan Registrasi dan kaji banding Pengelolaan Registrasi Alat Berat di Negara Maju.
Mata pelatihan ini membekali peserta dengan kemampuan menetapkan kebutuhan RB instansi melalui pembelajaran pemetaan kebutuhan perubahan RB instansi, identifikasi kebutuhan perubahan RB instansi, dan penetapan intervensi penyelesaian permasalahan RB instansi. Pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan metode, diskusi interaktif, studi kasus, praktek. Keberhasilan peserta dinilai dari kemampuan menetapkan intervensi penyelesaian permasalahan RB instansi.
#RLAXIII
Peran apip inspektorat jenderal dalam pengadaan barang dan jasa pemerintahDr. Zar Rdj
Masyarakat menyampaikan pengaduan kepada APIP disertai bukti yang faktual, kredibel, dan autentik
Aparat Penegak Hukum meneruskan pengaduan masyarakat kepada APIP untuk ditindaklanjuti.
APIP menindaklanjuti pengaduan sesuai kewenangannya.
APIP melaporkan hasil tindak lanjut pengaduan kepada menteri/kepala lembaga/kepala daerah.
Menteri/kepala lembaga/kepala daerah wajib melakukan pengawasan Pengadaan Barang/Jasa melalui aparat pengawasan internal pada Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah masing-masing.
Pengawasan dapat dilakukan melalui kegiatan audit, reviu, pemantauan, evaluasi, dan/atau penyelenggaraan whistleblowing system
Pengawasan Pengadaan Barang/Jasa dimulai sejak perencanaan, persiapan, pemilihan Penyedia, pelaksanaan Kontrak, dan serah terima pekerjaan.
Ruang lingkup pengawasan Pengadaan Barang/Jasa meliputi :
pemenuhan nilai manfaat yang sebesar-besarnya;
kepatuhan terhadap peraturan;
pencapaian TKDN;
penggunaan produk dalam negeri;
pencadangan dan peruntukan paket untuk usaha kecil; dan
Pengadaan Berkelanjutan.
Arahan Menteri Keuangan RAKORNAS 28092018 Peningkatan peran apip dalam optim...Dr. Zar Rdj
“Marilah kita tingkatkan peran APIP dalam pengawasan penerimaan negara khususnya pajak atas belanja pemerintah dan PNBP serta perlunya koordinasi antar APIP sebagaimana tertuang dalam UndangUndang Nomor 9 Tahun 2018 serta Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2018 sehingga dapat mewujudkan tata kelola pemerintahan yang bersih dan melayani dalam upaya meningkatkan kepercayaan publik” . Menteri Keuangan Sri Mulyani
Kebijakan Pengembangan Industri Kecil dan MenengahAa Renovit
Melihat kondisi yang terjadi setelah runtuhnya kondisi perekonomian Indonesia akibat krisis 1998, pemerintah mulai melirik industri kecil dan menengah (IKM) karena terbukti lebih tahan terhadap krisis ekonomi. Buktinya saat pertumbuhan industri secara keseluruhan terjun bebas dari 5,90% (2005) menjadi 5% (2006), pertumbuhan IKM justru meningkat dari 3,48% (2005) menjadi 4,6% (2006). Namun demikian IKM yang dipercaya sebagai andalan kekuatan ekonomi bangsa, masih banyak menghadapi masalah. Salah satu contohnya IKM “Dedi Konveksi” di Bandung. Dalam penelitian ini, identifikasi masalah dilakukan dengan menggunakan metode “three level characteristics of manufacture”. Kemudian dilakukan analisis SWOT sebagai dasar penentuan strategi korporasi. Strategi bisnis yang diusulkan menjadi acuan untuk menyusun strategi teknologi. Dari strategi-strategi yang telah tersusun (strategi korporasi, strategi bisnis dan strategi teknologi) diperlukan adanya suatu kebijakan. Kebijakan tersebut digunakan sebagai arahan untuk dapat mengembangkan dan membina industri kecil modern. Kebijakan pengembangan dan pembinaan IKM konveksi ini menggunakan 4 perspektif yaitu finansial, customer, proses bisnis internal, dan pertumbuhan-pembelajaran. Unsur dalam kebijakan tersebut melibatkan seluruh stakeholder dalam IKM. Kata kunci : Manajemen, Industri Kecil Modern, Strategi Bisnis, Strategi Korporasi, Strategi Teknologi. Review to the conditions that occurred after the collapse of Indonesia's economy from the crisis of 1998, the government will begin to consider small and medium enterprises (SME) because it has proved to be more resilient to the economic crisis. This could be figured out when the overall industrial growth just plummeted from 5.90% (2005) to 5% (2006), and the growth of SMEs had increased from 3.48% (2005) to 4.6% (2006). Eventhough SMEs are believed as centre of the nation's economic strength, those still faces many problems. One example IKM "Dedi Konveksi" in Bandung. In this study, identification of problems is done by using the three-level characteristics of manufacture.This identification will determine a SWOT analysis as a basis for determining corporate strategy. Business strategy is proposed as the benchmark for technology strategy. Those strategies that have been organized (corporate strategy, business strategy and technology strategy) required the existence of policies. The policies aimed as guidance to develop and foster a modern small industries. Strategy for development and promotion policies of SMEs convection implemented through four perspectives; namely financial, customer, internal business processes, and human resource growth-learning. Element in this policy strategy involves all stakeholders in the SMEs. Keywords : Management, SMEs, Bussiness Strategy.
Urgensi Pelaksanaan dan Praktik Terbaik Registrasi Sumber Daya Peralatan Kons...Togar Simatupang
Registrasi alat berat konstruksi merupakan suatu langkah awal yang diharapkan mampu menjawab belum tersedianya informasi alat berat secara komprehensif, waktu riil, dan dapat dipercaya antara lain terkait jumlah/populasi, lokasi/posisi, kondisi/kinerja, status kepemilikan, umur layanan, dan lain sebagainya.
Ketersediaan informasi tersebut dapat bermanfaat bagi semua pihak (stakeholders) terkait baik pengguna, penyedia jasa konstruksi, dan produsen/pemasok dalam menyusun rencana program kerja maupun kelancaran usaha mereka.
Ketersediaan informasi yang kredibel akan lebih meningkatkan efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan pekerjaan konstruksi.
Paparan ini bertujuan untuk mengungkapkan pentingnya Registrasi Alat Berat Konstruksi pada perusahaan vendor, perusahaan rental, dan Badan Usaha Jasa Konstruki (BUJK) dalam rangka memperkuat sistem pasok alat berat konstruki nasional dalam menjamin ketersediaan alat berat untuk mendukung pembangunan infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Urgensi Penyusunan Basis Data Alat Berat diketahui melalui pembahasan Registrasi dan kaji banding Pengelolaan Registrasi Alat Berat di Negara Maju.
Disampaikan dalam Drum-up Laboratorium Inovasi Kabupaten Sorong, 27 Mei 2024
Dr. Tri Widodo W. Utomo, S.H., MA.
Deputi Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara LAN-RI
PETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
Kementerian Kesehatan menggulirkan transformasi sistem kesehatan.
Terdapat 6 pilar transformasi sistem kesehatan sebagai penopang kesehatan
Indonesia yaitu: 1) Transformasi pelayanan kesehatan primer; 2) Transformasi
pelayanan kesehatan rujukan; 3) Transformasi sistem ketahanan kesehatan;
4) Transformasi sistem pembiayaan kesehatan; 5) Transformasi SDM
kesehatan; dan 6) Transformasi teknologi kesehatan.
Transformasi pelayanan kesehatan primer dilaksanakan melalui edukasi
penduduk, pencegahan primer, pencegahan sekunder dan peningkatan
kapasitas serta kapabilitas pelayanan kesehatan primer. Pilar prioritas
pertama ini bertujuan menata kembali pelayanan kesehatan primer yang ada,
sehingga mampu melayani seluruh penduduk Indonesia dengan pelayanan
kesehatan yang lengkap dan berkualitas.
Penataan struktur layanan kesehatan primer tersebut membutuhkan
pendekatan baru yang berorientasi pada kebutuhan layanan di setiap
siklus kehidupan yang diberikan secara komprehensif dan terintegrasi
antar tingkatan fasilitas pelayanan kesehatan. Pendekatan baru ini disebut
sebagai Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer, melibatkan Puskesmas, unit
pelayanan kesehatan di desa/kelurahan yang disebut juga sebagai Puskesmas
Pembantu dan Posyandu. Selanjutnya juga akan melibatkan seluruh fasilitas
pelayanan kesehatan primer.
Disampaikan pada PKN Tingkat II Angkatan IV-2024 BPSDM Provinsi Jawa Tengah dengan Tema “Transformasi Tata Kelola Pelayanan Publik untuk Mewujudkan Perekonomian Tangguh, Berdayasaing, dan Berkelanjutan”
Dr. Tri Widodo Wahyu Utomo, S.H., MA
Deputi Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara LAN RI
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023Muh Saleh
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 merupakan survei yang mengintegrasikan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) dan Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGI). SKI 2023 dikerjakan untuk menilai capaian hasil pembangunan kesehatan yang dilakukan pada kurun waktu lima tahun terakhir di Indonesia, dan juga untuk mengukur tren status gizi balita setiap tahun (2019-2024). Data yang dihasilkan dapat merepresentasikan status kesehatan tingkat Nasional sampai dengan tingkat Kabupaten/Kota.
Ketersediaan data dan informasi terkait capaian hasil pembangunan kesehatan penting bagi Kementerian Kesehatan, Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota sebagai bahan penyusunan kebijakan, program dan kegiatan pembangunan yang lebih terarah dan tepat sasaran berbasis bukti termasuk pengembangan Rencana Pembangunan Kesehatan Jangka Menengah Nasional (RPJMN 2024-2029) oleh Kementerian PPN/Bappenas. Dalam upaya penyediaan data yang valid dan akurat tersebut, Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan (BKPK) bekerjasama dengan Badan Pusat Statistik (BPS) dalam penyusunan metode dan kerangka sampel SKI 2023, serta bersama dengan Lintas Program di Kementerian Kesehatan, World Health Organization (WHO) dan World Bank dalam pengembangan instrumen, pedoman hingga pelaporan survei.
1. Focus Group Discussion (FGD)
PENGUATAN LAYANAN
PERTIMBANGAN TEKNIS PERTANAHAN
DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN AGRARIA
JAKARTA, 08 AGUSTUS s/d 11 AGUSTUS 2022
Melayani, Profesional, Terpercaya @atr_bpn Kementerian A
TRBPN @Kementerian.atrbpn
2. @
A. SImplifikasi/ Harmonisasi Regulasi Dan Perizinan
Melayani, Profesional, Terpercaya @atr_bpn Kementerian A
TRBPN Kementerian.atrbpn
Infrastruktur: Belum memadai, utamanya
konektivitas
Sumber Daya Manusia adalah kendala
mengikat bagi pertumbuhan ekonomi jangka
menengah-panjang
Fiskal: Rendahnya penerimaanperpajakan
Regulasi dan Institusi adalah penghambat
paling mengikat bagi pertumbuhan ekonomi.
• Regulasi tidak mendukung penciptaan dan
pengembangan bisnis, bahkan cenderung
membatasi, khususnya pada regulasi: (i)
Tenga Kerja; (ii) Investasi, dan (iii)
Perdagangan
• Kualitas institusi rendah
o Korupsi tinggi dan birokrasi tidak
efisien
o Lemahnya koordinasi antar kebijakan
Kemudahan berusaha di Indonesia masih di
bawah beberapa negara ASEAN
Sumber: WB Ease of Doing Business Survey 2020
Kemudahan Berusaha (2020)
Saat ini terdapat 8.451 peraturan
pusat dan 15.965 peraturan daerah
yang menggambarkan kompleksitas dan
obesitas regulasi diIndonesia.
Sumber: Kemen Kumham per 23 Januari 2020
Penghambat yangpaling mengikat
Pengambat yang mengikat
Bukanpenghambatmengikat
Penghambat yangpaling mengikatberikutnya
(Jika tidakdiatasi,akan menghalangiIndonesia
untuk bersaing di era digital dan beralih ke
manufaktur bertekonologitinggi)
Penghambat Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
(Ilustrasi Gentong Air)
Sumber: Bappenas
I. LATAR BELAKANG
2
3. @
B. Investasi yang Berkualitas
3
Melayani, Profesional, Terpercaya @atr_bpn Kementerian A
TRBPN Kementerian.atrbpn
Rasio Efektifitas Investasi (ICOR)
1. Efektivitas Investasi masih rendah dibandingkan negara peers lain. ICOR = 6.8 artinya dibutuhkan investasi sebesar 6,8% dari PDB
untuk menghasilkan 1% pertumbuhan ekonomi. Rata-rata negaraASEAN hanya membutuhkan investasi sebesar 5% dari PDB.
2. Diharapkan RUU Cipta Kerja dapat meningkatkanrealisasi investasi dan memperbaiki efektivitas investasi sehinggaICOR turun
menjadi 6.2 pada tahun2024.
3. Alokasi Investasi perlu diarahkan agar lebih fokus ke sektor-sektor produktif dan berorientasi ekspor, serta mendoronghilirisasi untuk
meningkatkan nilai tambah, untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
Negara
Rata-rata 2015 -2017
%PDB
Investasi
/PDB ICOR
Philippines 6.5 23.6 3.6
Vietnam 6.6 26.9 4.1
India 7.3 30.6 4.2
Malaysia 5.1 25.5 5.0
Thailand 3.4 22.1 6.5
Indonesia 5.0 33.8 6.8
Incremental Capital Output Ratio (ICOR):
Rasio investasi kapital (modal) terhadap output, atau tambahan investasi yang
diperlukan untuk meningkatkan 1 unit output (1% pertumbuhan).
Stok Modal Publik
(% dari PDB, Harga Konstan 2011 dengan Paritas Daya Beli)
Rerata Dunia (tidak termasuk negara maju): 80.7
80
40
0
120
200
160
Filipina
Indonesia
Brasil
Turki
Bangladesh
Kamboja
India
Vietnam
Thailand
Malaysia
Tiongkok
Sumber: IMFInvestment and Capital Stock Dataset, 2019
Sumber: Prospera
4. @
C. Penciptaan Lapangan Kerja yang Berkualitas
4
Melayani, Profesional, Terpercaya @atr_bpn Kementerian A
TRBPN Kementerian.atrbpn
Meski tingkat pengangguran terbuka terus turun, Indonesia sangat membutuhkan penciptaan lapangan kerja yang berkualitas.
1. Masih terdapat 7,05 Juta Pengangguran; 2,24 Juta Angkatan Kerja Baru; 8,14 Juta Setengah Penganggur, dan 28,41 Juta Pekerja Paruh
Waktu (45,84 Juta Angkatan Kerja yang bekerja tidak penuh). Jumlah ini= 34,3% dari total Angkatan Kerja, sementara penciptaan lapangan
kerja masih berkisar di angka 2 sd. 2,5 Juta per tahunnya.
2. Jumlah penduduk yang bekerja pada kegiatan informal sebanyak 70,49 juta orang (55,72 persen dari total penduduk yang bekerja).
3. Dibutuhkan kenaikan upah yang pertumbuhannya sejalan dengan pertumbuhanekonomi dan peningkatan produktivitas pekerja.
Sumber: Sakernas
*Jumlah dari Pengangguran, Setengah Penganggur,
dan Pekerja Paruh Waktu
Angkatan Kerja yang
Bekerja Tidak Penuh*
34.3%
angkatan kerja=
45.8
Juta Orang
34.3
30
32
34
2016 2017 2018 2019
Angkatan Kerja Bekerja Tidak Penuh
(% Angkatan Kerja)
5. @
D. Penyederhanaan Perizinan Berusaha
5
Melayani, Profesional, Terpercaya @atr_bpn Kementerian A
TRBPN Kementerian.atrbpn
• Pelaksanaan kegiatan usaha saat ini
menggunakan pendekatan izin
(license approach) dimana seluruh
kegiatan usaha harus memiliki izin
• Belum tersedia standar yang
ditetapkan Pemerintah untuk
melakukan suatu usaha
• Contoh perizinan sektor:
• Migas memerlukan 373 izin.
• Pembangkit Tenaga Listrik (IPP)
memerlukan 29 izin.
1. Mengubah konsepsi kegiatan usaha dari berbasis izin (license
approach) menjadi penerapan standar dan berbasis risiko (Risk-
Based Approach/RBA)
2. Izin hanya untuk kegiatan usaha yang memiliki risiko tinggi
terhadap: kesehatan (health), keselamatan (safety), dan lingkungan
(environment) serta kegiatan pengelolaan sumber daya alam
3. Kegiatan usaha dengan risiko rendah hanya mendatarkan,
sedangkan kegiatan usaha dengan risiko menengah menggunakan
standar
4. Izin Lokasi tidak diperlukan dengan Penggunaan Peta Digital RDTR
5. Penerapan standar untuk Izin Lingkungan dan AMDAL hanya untuk
kegiatan usaha yang risiko tinggi (dengan penyederhanaan
prosedur dan memperpendek waktu penyelesaian)
6. Penerapan standar untuk mendirikan bangunan dan penilaian
kelayakan bangunan (IMB & SLF)
7. Penilaian standar (comply) dilakukan oleh profesi bersertifikat
8. Pemerintah melalukan pengawasan dan inspeksi yang ketat atas
atas kegiatan usaha dengan risiko tinggi
Sebelum UUCK Setelah UUCK
6. @
II. KEBIJAKAN DAN PENYELENGGARAAN PENATAGUNAAN TANAH
PENATAGUNAAN TANAH
Penatagunaan tanah dilaksanakan melalui kebijakan penatagunaan tanah dan penyelenggaraan penatagunaan tanah, terhadap :
1)
2)
3)
Bidang-bidang tanah yang sudah ada haknya baik yang sudah atau belum terdaftar;
Tanah negara;
Tanah ulayat masyarakat hukum adat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Kebijakan Penatagunaan Tanah Penyelenggara Penatagunaan Tanah
Ketentuan Umum:
1. Penggunaan dan pemanfaatan tanah harus sesuai dengan RTRW, yang tidak sesuai tidak dapat diperluas/dikembangkan/ditingkatkan
pemanfaatannya.
penggunaan dan Meliputi :
1. Pelaksanaan
penguasaan,
inventarisasi
penggunaan, dan
2. Pelayanan administrasi pertanahan dilaksanakan apabila : pemegang hak memenuhi syarat-syarat menggunakan tanah, sesuai dengan RTRW, tidak
mengganggu, tidak saling bertentangan, memelihara tanah, tidak merubah bentang alam, memberikan nilai tambah penggunaan tanah dan lingkungannya.
Pemanfataan tanah dapat ditingkatkan apabila tidak mengubah penggunaan tanahnya dengan memperhatikan HAT serta kepentingan masyarakat sekitar.
Tanah dalam kawasan lindung yang belum ada HAT dapat diberikan HAT (kecuali pada kawasanhutan).
Tanahyang berasal dari tanah timbul atau hasil reklamasi di wilayah perairan pantai, pasang surut, rawa, danau dan bekas sungai dikuasai langsung oleh negara.
Penggunaan dan pemanfaatan tanah terhadap pulau-pulau kecil harus memperhatikan kepentingan umum, tidak menutup akses umum kepantai/laut.
Apabila pemilik tanah yang tidak mentaati syarat-syarat menggunakan dan memanfaatkan tanah, dikenakan sanksi.
Penggunaan dan pemanfaatan tanah di kawasan lindung tidak boleh mengganggu fungsi alam, tidak mengubah bentang alam dan ekosistem alami.
saling
pemanfaatan tanah;
2. Penetapan perimbangan antara
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
ketersediaan
penguasaan,
dan kebutuhan
3. penggunaan, dan pemanfaatan tanah
menurut fungsi kawasan;
4. Penetapan pola penyesuaian
penguasaan, penggunaan, dan
pemanfaatan tanah dengan RTRW.
Penggunaan tanah di kawasan budidaya tidak boleh diterlantarkan, harus dipelihara dan dicegah kerusakannya; begitu pula pemanfaatan tanahnya tidak saling
bertentangan, tidak saling mengganggu, dan memberikan peningkatan nilai tambah terhadap penggunaan tanahnya.
• Neraca Penatagunaan Tanah
• Inventarisasi P4T
• Norma/Standar/Peraturan/Kebijakan (NSPK)
• Pertimbangan Teknis Pertanahan (PTP)
Layanan Peta Analisis PGT
Layanan Pertimbangan Teknis Pertanahan
6
Melayani, Profesional, Terpercaya @atr_bpn Kementerian A
TRBPN Kementerian.atrbpn
7. @
KEBIJAKAN DAN PROGRAM PENATAAN AGRARIA (5)
7
Melayani, Profesional, Terpercaya @atr_bpn Kementerian A
TRBPN Kementerian.atrbpn
UU NO 5 TAHUN 1960
• Kebijakan PGT: objek
Kebijakan PGT (Pasal 6)
• Pelaksanaan administrasi
pertanahan dilaksanakan
dengan disertai pengaturan
syarat penggunaan dan
pemanfaatan tanah (Pasal 10)
Penggunaan dan pemanfaatan
kawasan lindung dan budidaya
berdasarkan Pedoman Teknis
PGT (Pasal 13)
Penatagunaan Tanah
PP 16 TH 2004
PERATURAN DASAR POKOK-
POKOK AGRARIA (Pasal 2, 6,
14, dan 15)
Tanah untuk sebesar-
besar kemakmuran
rakyat
Perizinan Berusaha
Elektronik (OSS)
PP 24 TH 2018
IZIN LOKASI
PERMEN ATR/KBPN
NO 17 TH 2019
Pertimbangan Teknis
Pertanahan
PERMEN ATR/KBPN
NO 27 TH 2019
RBA
PP 5 TH 2021
PPR (KKPR)
PP 21 TH 2021
PP TURUNAN LAIN
penyesuaian
Pertimbangan
Teknis
Pertanahan
PERMEN ATR/KBPN
NO 12 TH 2021
Pelaksanaan
KKPR Dan
Sinkronisasi
Program
Pemanfaatan
Ruang
PERMEN ATR/KBPN
NO 13 TH 2021
Penyelenggaraan
Penataan Ruang
PP 15 TH 2010
CIPTA KERJA
UU NO 11 TH 2020
PENATAAN RUANG
UU NO 26 TH 2007
Izin Lokasi adalah
salah satu izin
pemanfaatan ruang
Pertimbangan Teknis Pertanahan (PTP) adalah pertimbangan yang memuat hasil analisis teknis
penatagunaan tanah yang meliputi ketentuan dan syarat penguasaan, pemilikan, penggunaan,
dan/atau pemanfaatan tanah dengan memperhatikan Rencana Tata Ruang, sifat dan jenis hak,
kemampuan tanah, ketersediaan tanah serta kondisi permasalahan pertanahan.
1. PTP (syarat P4T)
2. PTPGT (syarat penggunaan
dan Pemanfaatan)
III. PERTIMBANGAN TEKNIS PERTANAHAN
8. RUANG LINGKUP LAYANAN PTP
PERSETUJUAN KKPR BERUSAHA
PERTIMBANGAN TEKNIS PERTANAHAN (PTP)
BERDASARKAN PP NO 21 TAHUN 2021 Jo PERMEN ATR/KBPN
NOMOR 12 TAHUN 2021
PERSETUJUAN KKPR
NONBERUSAHA
PERSETUJUAN/ REKOMENDASI
KKPR UNTUK KEGIATAN YANG
BERSIFAT STRATEGIS NASIONAL
Sistem KKP-Web
Terintegrasi Sistem KKPR
dan Sistem OSS
Sistem KKP-Web
Sistem KKP-Web
PENERBITAN KKPR
PENEGASAN STATUS
DAN REKOMENDASI
PENGUASAAN TANAH
TIMBUL
PENYELENGGARAAN
KEBIJAKAN
PENGGUNAAN DAN
PEMANFAATAN TANAH
PENDAFTARAN TANAH YANG
TELAH MEMPEROLEH
KONFIRMASI KKPR
➢ Penegasan Status Tanah
Timbul
➢ Rekomendasi Penguasaan
Tanah TImbul
PELAKSANAAN KEBIJAKAN
PENATAGUNAAN TANAH
8
8
9. 9 9
Skala
Usaha UMK
BADAN USAHA
NON UMK
UMK RISIKO
MENENGAH
DAN TINGGI
→ Konfirmasi KKPR
20 hari
KKPR
RDTR
ONLINE
RTRWK/
RDTR
OFFLINE →Persetujuan KKPR
LEGALITAS
USAHA
Rencana
Kegiatan
Usaha
Belum
terakomodir
RTR
→Rekomendasi KKPR
10 hari
Pertimbangan Teknis
Pertanahan
→Persetujuan KKPR
Otomatis
20 hari
a. terletak di lokasi KEK atau kawasan industri;
b. diperlukan untuk perluasan usaha yang sudah berjalan dan letak tanahnya
berbatasan dengan lokasi usaha dan/atau kegiatan yang bersangkutan dengan
peruntukan tata ruang yang sama;
c. merupakan tanah yang sudah dikuasai oleh Pelaku Usaha lain yang telah
mendapatkan kesesuaian kegiatan pemanfaatan ruang dan akan digunakan
oleh Pelaku Usaha;
d. terletak pada wilayah usaha minyak dan gas bumi yang sudah ditetapkan oleh
pemerintah; dan/atau
e. berasal dari otorita atau badan penyelenggara pengembangan suatu kawasan
sesuai dengan rencana tata ruang kawasan pengembangan tersebut.
f. UMK atau Perumahan MBR <5 Ha dengan pernyataan mandiri
PERIZINAN BERUSAHA BERBASIS RISIKO
Risiko Rendah
Risiko Menengah
Risiko Tinggi
Risiko Menengah
Rendah
Risiko Menengah
Tinggi
NIB+Sertifikasi
Standar
(pernyataan
mandiri)
NIB
NIB+Sertifikasi
Standar
NIB+IZIN
Kegiatan
Berusaha
Auditing
PERSYARATAN DASAR PERIZINAN
BERUSAHA
Persetujuan Lingkungan
Persetujuan Bangunan
Gedung
Sertifikat Laik Fungsi
POSISI PTP dalam Mekanisme Perizinan Berusaha Berbasis Risiko
(PP 5 Th 2021)
9