Perpindahan Ibu Kota Dinasti Abbasiyah Dari Kuffah Ke Baghdad.Hikmah Didirikannya Dinasti Abbasiyah.Perjalanan Hidup Abul Abbas As-Saffah
itu yang dirangkum dalam ppt ini supaya bisa lbih spesifik lagi untuk memahaminya.
Perpindahan Ibu Kota Dinasti Abbasiyah Dari Kuffah Ke Baghdad.Hikmah Didirikannya Dinasti Abbasiyah.Perjalanan Hidup Abul Abbas As-Saffah
itu yang dirangkum dalam ppt ini supaya bisa lbih spesifik lagi untuk memahaminya.
“Memohon datangnya manfaat (kebaikan) atau terhindarnya bahaya (keburukan) kepada Allah SWT dengan menyebut nama seorang Nabi atau Wali untuk memuliakan (ikram) keduanya.” (Al-Hafizh Al-‘Abdari, Al-Syarh Al-Qiyam, Hal.378)
Masalah keyakinan (aqidah) merupakan salah satu masalah fundamental dalam Islam yang menjadi pijakan umat Islam dalam kehidupan sehari-hari. Tanpa aqidah yang kokoh dan benar tidaklah mungkin seseorang bisa mengamalkan ajaran Islam secara benar dan sempurna. Oleh karena itu dapatlah kita fahami bila pada masa permulaan dakwah Rasulullah, beliau lebih memprioritaskan penanaman aqidah pada umat Islam daripada ajaran-ajaran Islam yang lain. Barulah setelah keimanan mereka kokoh beliau meningkatkan kepada masalah syari’ah (ibadah), hubungan sosial (mu’amalah) maupun doktrin lainnya
Materi Sholawat dan Sholawat Wahidiyah oleh Bapak Kyai Moh. Nafihuzzuha, M.Sy., Ketua DPP PSW dalam Acara Perkemahan Kubro Wahidiyah 2014 di Pantai Kenjeran Baru Surabaya, 28 Desember 2014 s/d 1 Januari 2015.
Perkembangan teknologi informasi telah menciptakan sebuah ruang baru yang bersifat artifisial dan maya, yaitu cyberspace. Ruang baru ini telah mengalihkan berbagai aktivitas manusia (politik, sosial, ekonomi, kultural, spiritual, bahkan seksual) dari dunia nyata ke dunia maya yang dikenal dengan dunia tanpa batas
Cyberspace berasal dari bahasa Yunani, asal katanya adalah kubernan yang berarti ruang maya tanpa batas, imajinatif dan dapat dihayati melalui perwujudan virtual
Dunia maya (bahasa Inggris: cyberspace) adalah media elektronik dalam jaringan komputer yang banyak dipakai untuk keperluan komunikasi satu arah maupun timbal-balik secara online (terhubung langsung).
Leksikal, syntaksis and semantik analisisVisnu Candra
LEKSIKAL, SYNTAKSIS AND SEMANTIK ANALISIS,
leksikal adalah makna kata atau leksem sebagai lambang benda, peristiwa, objek, dan lain-lain. Makna ini dimiliki unsur bahasa lepas dari penggunaan atau konteksnya. Misalnya: kata tikus bermakna "binatang pengerat yang bisa menyebabkan penyakit tifus".
Secara etimologis (kebahasaan), radikalisme agama berarti, berlebih-lebihan dalam memahami konsep keagamaan sampai melewati kebenaran.
Secara terminologis, radikalisme agama berarti, prilaku keagamaan yang menyalahi syariat, yang mengambil karakter keras sekali antara dua pihak yang bertikai, yang bertujuan merealisasikan target-target tertentu, atau bertujuan merubah situasi sosial tertentu dengan cara yang menyalahi aturan agama.
Cara-cara kekerasan dan teror, adalah salah satu cara yang sering digunakan oleh kelompok radikal untuk mencapai tujuannya.
Al-Imam Izzuddin Abdul Aziz bin Abdissalam sebagai berikut:
اَلْبِدْعَةُ فِعْلُ مَا لَمْ يُعْهَدْ فِيْ عَصْرِ رَسُوْلِ اللهِ . (الإمام عزالدين بن عبد السلام، قواعد الأحكام، 2/172).
“Bid’ah adalah mengerjakan sesuatu yang tidak pernah dikenal (terjadi) pada masa Rasulullah ”. (Qawa’id al-Ahkam fi Mashalih al-Anam, 2/172).
أَدْرِكْنِيْ يَا رَسُوْلَ اللهِ
(Tolonglah aku wahai Rasulullah [dengan didoakan kepada Allah])
Menurut mayoritas kaum Muslimin sejak generasi sahabat hingga kini, bacaan di atas adalah benar dan tidak syirik.
Sementara menurut Ibn Taimiyah (abad ke-8 H.), dan menurut Wahabi (abad ke-12 Hijriah), redaksi tersebut tidak benar, syirik akbar, murtad dan masuk neraka selama-lamanya.
Membaca al-Qur’an di kuburan ketika pemakaman dan ziarah kubur, dianjurkan berdasarkan:
Membaca al-Qur’an di atas kuburan dianjurkan karena dalil-dalil al-Qur’an dan hadits sangat banyak tentang keutamaan membaca al-Qur’an, bersifat umum, mutlak dan tanpa membatasi dengan tempat dan waktu
Ada dalil-dalil khusus, spesifik yang menunjukkan membaca al-Qur’an di kuburan
Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.
Rasulullah : “Ingatlah wahai manusia, sesungguhnya aku hanyalah rahmat Allah yang dipersembahkan buat kamu.”
Tabaruk diambil dari kata berkah, yang substansinya adalah bertambah dan berkembang.
Tabaruk adalah mencari tambahan dan perkembangan dari sesuatu yang menjadi sarana tabaruk.
Kehidupan alam barzakh ( Alam Keamatian )Visnu Candra
Kematian hanyalah perubahan suasana saja, sedangkan ruh manusia setelah berpisah dari jasad akan tetap kekal, adakalanya dalam kungkungan azab dan ada kalanya dalam kenikmatan
Mayoritas ulama salaf dan Imam madzhab yang tiga (Abu Hanifah, Malik dan Ahmad bin Hanbal), berpendapat bahwa pahala bacaan al-Qur’an bisa sampai kepada mayit.
Menangisi Orang Mati
Mengharumkan Jenazah dengan Membakar Dupa
Mengiringi Jenazah dengan Bacaaan Tahlil
Hukum Melakukan Talqin Mayit
Talqin Saat Sakarat al-Maut
Talqin Setelah Pemakaman Jenazah
Adzan setelah Jenazah Diletakkan di Kuburan
Jamuan Makan kepada Para Pentakziyah
Hukum Selamatan 7 Hari Kematian
Membaca al-Qur’an di Kuburan
Tradisi Tahlilan
Tahlil Fida’ (Tebusan)
Qadha Shalat untuk Orang yang Sudah Mati
Qadha Puasa untuk Orang yang Sudah Mati
MANUSIA SEBELUM NABI ADAM ALAIHISSALAM Visnu Candra
Apakah ada kehidupan (manusia) sebelum Nabi Adam As diciptakan?
Pertanyaan ini masuk dalam katagori pertanyaan tentang hal-hal ghaib. Ghaib dalam arti sesuatu yang ada di luar waktu kita saat ini dan diluar sejarah kehidupan manusia,yang kita tau awal kehidupan manusia saat ini dimulai dari Adam as, yang kisahnya ada sebagian yang diceritakan dalam al Quran , dan sebagian diceritakan secara ringkas,dan memang hampir keseluruhanya baik itu alQur'an maupun hadits itu tidak di ceritakan secara gamblang bahkan hanya saja sedikit menyinggung yang kesemuanya itu perlu di tafsiri atau di simpulkan seperti halnya yang terdapat dalam surah al-baqarah ayat 30
memaparkan apa itu tawasul,pendapat ulama tentang tawasul serta pendapat madzhab syafi'i, hambali, maliki, serta doa-doa yang di maksud dalam i'anah serta kisah tentang orang buta yang bertawasul kepada nabi muhammad SAW dan kisah-kisaah menarik lainya.
Apakah program Sekolah Alkitab Liburan ada di gereja Anda? Perlukah diprogramkan? Jika sudah ada, apa-apa saja yang perlu dipertimbangkan lagi? Pak Igrea Siswanto dari organisasi Life Kids Indonesia membagikannya untuk kita semua.
Informasi lebih lanjut: 0821-3313-3315 (MLC)
#SABDAYLSA #SABDAEvent #ylsa #yayasanlembagasabda #SABDAAlkitab #Alkitab #SABDAMLC #ministrylearningcenter #digital #sekolahAlkitabliburan #gereja #SAL
3. عليه ا صــل ى ا رســلول ق ال : ق ال مــ الك بن أنس عن
وســبعين احدى عل ى افترقت اســرائيل بن ي ان " : وســلم
ف ي كله ا فرقــة وسبعين ثنــتين عل ى ستفترق أمت ي وان , فرقة
لك ائ ي والل وأحمد م اجه ابن ) " الجمــ اعة وه ي ,واحدة ال الن ار
جيد اســـن اد هذا .وغيرهم(
Artinysa: Dari Anas bin Malik berkata, rasulullah
SAW bersabda; “ Sesungguhnya bani Israil akan
berkelompok menjadi 71 golongan dan sesungguhnya
umatku akan berkelompok menjadi 72 golongan,
semua di neraka kecuali 1 yaitu al-jamaah”.
( HR.Ibn Majah, Ahmad, al-lakai dan lain. Hadits
sanad baik
4. DEFINISI
AHLUSSUNNAH WAL JAMAAH
Ahl adalah keluarga, golongan atau pengikut
As-Sunnah secara bahasa adalah jalan yang ditempuh atau
cara pelaksanaan suatu amalan, baik dalam perkara
kebaikan maupun kejelekan. (Fathul Bari, karya Al-Hafizh
Ibnu Hajar Al-‘Asqolany rahimahullah, jilid 13)
Sedangan pengertian Sunnah secara terminlogi yaitu
nama suatu jalan yang mendapakan ridlo yang telah
ditempuh oleh Rasulullah SAW, para khulafa’ al Rosyidin
dan Salaf Al Sholihin. Seperti yang telah disabdakan oleh
Nabi :
ديِم ي عِْت بَ ى نِْت مِم ي نَ ى ديِم ي شِم ي راَّت ال ءِم ي ف اَ ى لَ ى خُ ال ةِم ي نَّت سُ وَ ى يِم ي نتَّت سُ بِم ي مِْت كُ ليَ ى عَ ى
5. )
Al-Jama’ah, secara bahasa, berasal dari kata “Al-
Jam’u” dengan arti mengumpulkan yang bercerai-
berai. (Qamus Al-Muhith, karya Al-Fairuz Abadi
rahimahullah)
Adapun secara istilah syari’ah berarti orang-orang
terdahulu dari kalangan shahabat Nabi shallallahu
‘alaihi wasallam, Tabi’in, Tabi’ut Tabi’in dan para
pengikut mereka hingga Hari Kiamat. Mereka
berkumpul dan bersatu di atas Al-Haq (kebenaran)
yang bersumber dari Al-Kitab dan As-Sunnah, serta
para imam mereka. (Al-I’tisham, karya Al-Imam Asy-
Syathibi rahimahullah, I/28)
6. Dari penjelasan diatas, maka Ahlus Sunnah wal
Jama’ah adalah orang-orang yang konsisten
berpegang teguh dengan Sunnah Nabi shallallahu
‘alaihi wasallam. Mereka adalah dari kalangan
shahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, Tabi’in
(murid para shahabat Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam), Tabi’ut Tabi’in (murid para Tabi’in), dan
para imam yang mengikuti mereka, serta orang-orang
yang mengikuti jalan mereka hingga hari Kiamat
dalam perkara ‘aqidah, ucapan, dan amalan. (Syarh
Al-‘Aqidah Ath-Thahawiyah, karya Ibnu Abil ‘Izz Al-
Hanafy rahimahullah, hal. 33)
7. Syaikhul Islam Ibn Taimiyah dalam kitabnya yang berjudul Majmu' Fatawa
3/129 berkata bahwa inilah aqidah Al-Firqatun Najiyah Al-Manshurah sampai
tegaknya hari kiamat. Dalam tempat yang lain (3/159) dia menjelaskan bahwa
jalan mereka (Ahlus Sunnah) adalah agama Islam yang Allah Subhanahu wa
Ta'ala telah mengutus nabi Muhammad SAW. Menurut dia, ketika Nabi
meng-khabar-kan bahwa Umatnya akan berpecah belah menjadi tujuh puluh
tiga golongan, semuanya di neraka kecuali satu yaitu Al-Jama'ah. Dalam
hadits yang lain Beliau bersabda : mereka (al Jama’ah) adalah yang berada
seperti yang aku dan para sahabatku ada sekarang. Dengan alasan inilah,
maka orang-orang yang berpegang teguh kepada Islam yang murni dan bersih
dari campuran adalah Ahlus Sunnah wal Jama'ah, dimana diantara mereka
terdapat orang-orang Shiddiq, Syuhada dan orang-orang Shalih.
Selanjutnya Ibn Taimiyah menambahkan bahwa orang yang paling berhak
dijadikan sebagai Al-Firqatun Najiyah adalah Ahlul Hadits dan As-Sunnah
yang tidak memiliki satu tokohpun yang diikuti secara fanatik kecuali
Rasulullah,
8. tabi’in kemudian Ashhabul Hadits dan siapa yang mengikuti mereka dari para
ahli fiqh zaman demi zaman sampai hari kita ini dan orang-orang yang men
Ibnu Hazm dalam Al-Fishal jilid 2 hal. 281 : “Dan Ahlus Sunnah -yang
kami sebutkan- adalah ahlul haq (pengikut kebenaran) dan selain
mereka adalah ahlul bid’ah (pengikut perkara-perkara baru dalam agama),
maka mereka (ahlus sunnah) adalah para sahabat -radhiyallahu ‘anhum- dan
siapa saja yang menempuh jalan mereka dari orang-orang pilihan di kalangan
gikuti mereka dari orang awam di Timur maupun di Barat bumi -rahmatullahi
’alaihim- ”.
SALAF VS KHOLAF
9. SEJARAH ASWAJA
Terminologi ahlussunnah wal jamaah secara baku tidak ditemui
dalam referensi lama (marajiy awwaliyah), bahkan pada masa al-
Asy’ari -yang dianggap oleh kebanyakan orang sebagi pendiri
madzhab aswaja belum ditemukan istilah tersebut. Dengan
demikaian, Abu Hasan al-Asyari hanyalah meneruskan madzhab-
madzhab sebelumnya yang sanadnya berujung pada Nabi Saw.
Pengenalan istilah ahlussunnah wal jamaah sebagai suatu aliran
dalam Islam baru nampak pada para pengikut al-Asy’ari, seperti Al-
Baqillani (w. 403H) Al-Baghdadi (w. 249) Al-Juwaini, Al-Ghazali As-
Syahrastani dan Ar-Razi. Akan tetapi pendapat mereka tentang aswaja
bukan dalam kerangka madzhab. Baru pada pendapat az-Zabidi
(w.1205 H) beliau secara tegas menyatakan bahwa yang dimaksud
aswaja adalah mereka yang mengikuti Asy’ari dan al-Maturidi. (Siradj,
2007:7).
12. ASWAJA KH HASYIM ASYARI
Hadlratusysyaikh KH. Muhammad Hasyim Asy’ari (1287-1336
H/1871-1947) menyebut-kan dalam kitabnya Ziyadat Ta’liqat
(hal. 23-24) sebagai berikut:ثِ يْ دِ حَ لْ واَ رِ سيِ فْ تّ ال لُ هْ أَ مْ هُ فَ ةِ نَ سّ ال لُ هْ أَ ماّ أَ
مَ لّ سَ وَ هِ يْ لَ عَ اُ لىّ صَ يْ بِ نّ ال ةِ نّ سُ بِ نَ وْ كُ سّ مَ تَ مُ لْ ا نَ وْ دُ تَ هْ مُ لْ ا مْ هُ نّ إِ فَ هِ قْ فِ لْ واَ
فيِ مَ وْ يَ لْ ا تْ عَ مَ تَ جْ ا دْ قَ وَ واْ لُ قاَ ةُ يَ جِ ناّ ال ةُ فَ ئِ طاّ ال مْ هُ وَ نَ يْ دِ شِ راّ ال هُ دَ عْ بَ ءِ فاَ لَ خُ لْ وا
جاً ا رِ خاَ نَ كاَ نْ مَ وَ نَ وْ يّ لِ بَ نْ حَ لْ واَ نَ وْ يّ كِ لِ ماَ لْ واَ نَ وْ يّ عِ فِ شاّ والَ نَ وْ يّ فِ نَ حَ ال ةٍ ا عَ بَ رْ أَ بَ هِ ذاَ مَ
ةِ عَ دِ تَ بْ مُ لْ ا نَ مِ وَ هُ فَ نِ ماَ زَْ ال ذاَ هَ فيِ ةِ عَ بَ رْ لَ ا هِ ذِ هَ نْ عَ “Adapun
Ahlussunnah Wal-Jama’ah adalah kelompok ahli tafsir, ahli
hadits dan ahli fiqih. Merekalah yang mengikuti dan berpegang
teguh dengan sunnah Nabi B dan sunnah Khulafaur Rasyidin
setelahnya. Mereka adalah kelompok yang selamat (al-firqah al-
najiyah). Mereka mengatakan, bahwa kelompok tersebut
sekarang ini terhimpun dalam madzhab yang empat, yaitu
pengikut Madzhab al-Hanafi, al-Syafi’i, al-Maliki dan al-
Hanbali. Sedangkan orang-orang yang keluar dari madzhab
empat tersebut pada masa sekarang adalah termasuk ahli
bid’ah.”
13. ASWAJA VERSI NU
KH. Hasyim Asy’ari, Rais Akbar Nahdlatul
Ulama’ memberikan tashawur (gambaran)
tentang ahlussunnah waljamaah, bahwa faham
ahlussunnah waljamaah versi Nahdlatul Ulama’
yaitu mengikuti Abu Hasan al-asy’ari dan Abu
Manshur al-Maturidi secara teologis, mengikuti
salah satu empat madzhab fiqh ( Hanafi, Maliki,
Syafi’I dan Hanbali) secara fiqhiyah, dan
bertashawuf sebagaimana yang difahami oleh
Imam al-Ghazali atau Imam Junaid al-Baghdadi/
Imam Hasan Asyadzili
14. QANUN ASASI
KH. M. Hasyim Asy’ari seorang pendiri NU, telah merumuskan konsep Ahlussunnah
wal Jama’ah dalam kitab al-Qânûn al-Asâsiy li Jami’yyah Nahdlah al-‘Ulamâ’. Al-Qânûn
al-Asâsiy berisi dua bagian pokok, yaitu :
(1) risalah Ahlussunnah wal Jama’ah, yang memuat tentang kategorisasi sunnah dan
bid’ah dan penyebarannya di pulau Jawa, dan
(2) keharusan mengikuti mazhab empat,(13 karena hidup bermazahab itu lebih dapat
menyatukan kebenaran, lebih dekat untuk merenungkan, lebih mengarah pada
ketelitian, dan lebih mudah dijangkau. Inilah yang dilakukan oleh salafunâ al-shâlih
(generasi terdahulu yang salih).
. Yang menarik dalam Qânûn Asâsiy adalah bahwa KH. M. Hasyim Asy’ari melakukan
serangan keras kepada Muhammad ‘Abduh, Rasyid Ridha, Muhammad Ibn ‘Abd al-
Wahhab, Ibn Taimiyah, dan dua muridnya Ibn al-Qayyim dan Ibn ‘Abd al-Hadi yang
telah mengharamkan praktek yang telah disepakati umat Islam sebagai bentuk kebaikan
seperti ziarah ke makam Rasulullah. Dengan mengutip pendapat Syeikh Muhammad
Bakhit al-Hanafi al-Muti’i dalam risalahnya Tathîr al-Fu’âd min Danas al-’Itiqâd, KH. M.
Hasyim Asy’ari menganggap kelompok ini telah menjadi fitnah bagi kaum muslimin,
baik salaf maupun khalaf. Mereka merupakan aib dan sumber perpecahan bagi kaum
muslimin yang mesti segera dihambat agar tidak menjalar ke mana-mana.
15. DOKTRIN ASWAJA
1. Keesaan Allah
2. Nama dan Sifat sifat Allah
3. Al Quran firman Allah
4. Melihat ALLah di akhirat
5. Perbuatan manusia
6. Orang mukmin yang berbuat dosa besar
7. Kenabian dan Kewalian
8. Mukjizat dan Karomah
9. Kepemimipinan umat
10. Metafisika dan keakhiratan
( KH. Thalhah Hasan. Aswaja dlm persepsi dan tradisi NU )