Masalah keyakinan (aqidah) merupakan salah satu masalah fundamental dalam Islam yang menjadi pijakan umat Islam dalam kehidupan sehari-hari. Tanpa aqidah yang kokoh dan benar tidaklah mungkin seseorang bisa mengamalkan ajaran Islam secara benar dan sempurna. Oleh karena itu dapatlah kita fahami bila pada masa permulaan dakwah Rasulullah, beliau lebih memprioritaskan penanaman aqidah pada umat Islam daripada ajaran-ajaran Islam yang lain. Barulah setelah keimanan mereka kokoh beliau meningkatkan kepada masalah syari’ah (ibadah), hubungan sosial (mu’amalah) maupun doktrin lainnya
Masalah keyakinan (aqidah) merupakan salah satu masalah fundamental dalam Islam yang menjadi pijakan umat Islam dalam kehidupan sehari-hari. Tanpa aqidah yang kokoh dan benar tidaklah mungkin seseorang bisa mengamalkan ajaran Islam secara benar dan sempurna. Oleh karena itu dapatlah kita fahami bila pada masa permulaan dakwah Rasulullah, beliau lebih memprioritaskan penanaman aqidah pada umat Islam daripada ajaran-ajaran Islam yang lain. Barulah setelah keimanan mereka kokoh beliau meningkatkan kepada masalah syari’ah (ibadah), hubungan sosial (mu’amalah) maupun doktrin lainnya
SEJARAH AHLI SUNNAH WAL JAMAAH DAN RELEVANSINYA DALAM PEMBANGUNAN INSAN DI UTHMaswajanu
Sesungguhnya umat Islam ini akan terpecah belah menjadi 73 golongan, 72 golongan akan masuk ke neraka, dan satu golongan sahaja yang akan masuk syurga, yaitu golongan al-jama'ah.“ (HR. Abu Dawud dan Ahmad).
Saat ini kita hidup pada zaman penuh fitnah, di antaranya fitnah iftiraqul ummah (perpecahan umat). Di antara banyak penyebab perpecahan itu adalah perselisihan mereka dalam hal pemahahaman keagamaan. Hanya yang mendapat rahmat dari Allah Ta’ala semata, yang tidak menjadikan khilafiyah furu’iyah (perbedaan cabang) sebagai ajang perpecahan di antara mereka. Namun, yang seperti itu tidak banyak. Kebanyakan umat ini, termasuk didukung oleh sebagian ahli ilmu yang tergelincir dalam bersikap, mereka larut dalam keributan perselisihan fiqih yang berkepanjangan. Mereka tanpa sadar ‘dipermainkan’ oleh emosi dan hawa nafsu. Untuk itulah tulisan ini kami susun. Mudah-mudahan kita bisa meneladani para Imam kaum muslimin, mengetahui kedewasaan mereka, dan sikap bijak dan arif mereka dalam menyikapi perselisihan di antara mereka.
SEJARAH AHLI SUNNAH WAL JAMAAH DAN RELEVANSINYA DALAM PEMBANGUNAN INSAN DI UTHMaswajanu
Sesungguhnya umat Islam ini akan terpecah belah menjadi 73 golongan, 72 golongan akan masuk ke neraka, dan satu golongan sahaja yang akan masuk syurga, yaitu golongan al-jama'ah.“ (HR. Abu Dawud dan Ahmad).
Saat ini kita hidup pada zaman penuh fitnah, di antaranya fitnah iftiraqul ummah (perpecahan umat). Di antara banyak penyebab perpecahan itu adalah perselisihan mereka dalam hal pemahahaman keagamaan. Hanya yang mendapat rahmat dari Allah Ta’ala semata, yang tidak menjadikan khilafiyah furu’iyah (perbedaan cabang) sebagai ajang perpecahan di antara mereka. Namun, yang seperti itu tidak banyak. Kebanyakan umat ini, termasuk didukung oleh sebagian ahli ilmu yang tergelincir dalam bersikap, mereka larut dalam keributan perselisihan fiqih yang berkepanjangan. Mereka tanpa sadar ‘dipermainkan’ oleh emosi dan hawa nafsu. Untuk itulah tulisan ini kami susun. Mudah-mudahan kita bisa meneladani para Imam kaum muslimin, mengetahui kedewasaan mereka, dan sikap bijak dan arif mereka dalam menyikapi perselisihan di antara mereka.
2. Pokok Bahasan
1. Definisi KH Muhyidin bin Abd Shomad
Jember
2. Definisi KH Siradjudin Abbas Sumatra dan
Prof KHTolchah Hasan Malang
3. Analisa definisi
4. Tokoh-tokoh Aswaja sbg panutan NU
5. Analisa dalil Hadist tentang : Pecahnya
Umat Islam, Pendemo Nabi dan Nabi
Palsu
3. KH Muhyudin Abd Shomad Jember mendefinisikan
Ahlus Sunnah Waljamaah sbb:
1. Ahlun bermakna:
a. Keluarga (تْيَب
ْ
ال ُ
لْهَا, keluarga dalam rumah
tangga)
b. Pengikut (ةَّنُّالس ُ
لْهَا, pengikut sunnah)
c. Penduduk (ةَّنَج
ْ
ال ُ
لْهَا, penduduk surga)
Definisi Ahlussunnah Wal-Jama’ah dari
KH Muhyiddin Abd Shomad Jember
5. a. Menurut bahasa: Jejak dan langkah
b. Secara syar’i: Jejak yang diridhai Allah SWT
dan menjadi pijakan dalam agama, yang
pernah ditempuh oleh Rasulullah SAW atau
orang yang menjadi panutan dalam agama
seperti sahabat
c. Secara ‘urfi (tradisi): Ajaran yang dilalui oleh
seorang panutan dalam agama, seperti nabi
atau wali.
(Risalah Ahl al-Sunnah Wal al-Jama’ah hal.5)
Definisi As-Sunnah dari KH Muhyiddin
7. ُةَ َمَنج
ْ
الَ
َْ
َ
قَفَّات
ِْيَلَ
ُ
ب َِْ ا
ُ ََ
فى
ةَف
َ
َلخ
ةَّمئ
ْ
اْل
َْ
ْ
اْل
ة َعَ
ء َفَلُنخ
ْ
ال
َ
نْ ااَّالة
َ
نْيِّ ََْم
ْ
ال
ُةَمْحََ
َْيَلَ
ْم
َ
نْيعَمْجا
(
الًنية
لبي لق
قطة
الِق
,
80/1
)
Al-Jama’ah adalah segala sesuatu yang telah menjadi
kesepakatan para sahabat Nabi pada masa Khulafaur Rasyidin
yang empat, yang telah diberi hidayah oleh Allah SWT (Mudah-
mudahanAllah memberi Rahmat kepada mereka semua).
(Syech Abd Qodir al-Jilani, al-Gunyah li Thalibi Thariq al-
haqq, juz 1 hal. 80)
Definisi Al-Jama’ah dari KH Muhyiddin
8. Makna al-Jama’ah: menjaga kekompakan, kebersamaan
dan kolektifitas, kebalikan dari kata al-furqah (golongan
yang berpecah belah).
Dikatakan al-jama’ah, karena golongan ini selalu
memelihara kekompakan, kebersamaan dan kolektifitas
terhadap sesama. Meskipun terjadi perbedaan pandangan
di kalangan sesama mereka, perbedaan tersebut tidak
sampai mengkafirkan, membid’ahkan dan memfasikkan
orang yang berbeda diantara sesama ahlussunnah wal
jamaah.
Definisi Al-Jama’ah dari KH Muhyiddin
9. KH Siradjudin Abbas mengutip Kitab “IhtihafSadatul
Muttaqin” karangan Imam Muhammad bin Muhammad Al
Husni Az Zabidi – yaitu syarah Kitab Ihya’ ‘Ulumuddin
karangan Imam Ghozali – Jilid II halaman 6 artinya:
“Apabila disebut Kaum Ahlus SunnahWal-Jama’ah maka
maksudnya adalah orang-orang yang mengikuti faham
Syech Abu Hasan Al-Asy’ari dan Syech Abu mansur Al-
Maturidi”
Prof DR KHTolchah Hasan mengutip Kitab “Al Mausu’ah Al
Arabiah Al Muyassarah” -- tentang Ensiklopedia -- yaitu : “
Mereka yang mengikuti dgn konsisiten semua jejak
langkah yang berasal dari Nabi Muhammad saw dan
membelanya”
Pengertian Ahlus Sunnah Wal Jama’ah
11. Analisa Pengertian
Ahlus Sunnah Wal Jama’ah
KH Siradjudin Abbas mengartikan :
Ahlus Sunnah adalah Penganut Sunnah Nabi Muhammad
saw
Arti WalJama’ah adalah penganut i’tiqad sebagai i’tiqad
Jama’ah para Sahabat Nabi Muhammad saw.
Prof DR KHTolchah Hasan mengartikan “mereka”
mempunyai pendapat ttg masalah agama baik yang
fundamental (‘ushul) maupun yang Divisional (furu’).
“Mereka” yang “salaf” adalah generasi para Sahabat,Tabi’in
danTabiutTabi’in. Dan yang “kholaf” adalah generasi
sesudahnya.
13. Analisa Pengertian Aswajah
menurut Prof DR KH Tolchah Hasan
Mereka (Salaf dan Kholaf) tsb, :
Ada yang toleransinya luas terhadap peran akal dan ada
yang membatasi terhadap peran akal
Ada Mujaddidun (reformatif) dan ada yang Muhafidzun
(konservatif)
Dalam kajian ilmu kalam, istilah Ahlus SunnahWal Jamaah
sudah banyak dipakai sejak masa sahabat dan generasi
berikutnya. Penyebutan tsb untuk membedakan dgn
Syi’ah, Khowarij, Murji’ah dan Mu’tazilah.
15. Prof DR KH Tolchah Hasan mengutip Sumber Hadist
“Nabi saw memberitahu: Bahwa Ummatku akan terpecah
menjadi 73 golongan, yang selamat hanya satu, lainnya
binasa. Beliau ditanya: Siapa yg selamat ? Beliau menjawab :
Ahlus SunnahWal Jamaah. Ditanya lagi : Siapa itu Ahlus
SunnahWal Jamaah? Beliau menjawab: yang mengikuti apa
yang saya lakukan beserta para sahabatku”
(HR Ibnu Majah dan At-Turmudzi)
16. َ َق
ُ
نْا
َ
س َّبَ
في
ِلْ َق
َلى َعَت
:
َمْ َ
َت
ُّ
ضَيْب
ٌَّْ ُج ُ
ُّدَ ْسَتَ
ْ ُج ُ
ٌَّ
(
ةَ
:
ا
اأةم
:
106
)
,
َّْ َف
َ
نْذ
َّ
ال
ْ
تَّضَيْا
ْمَُُهْ ُج ُ
َف
ُ
لْه
ةَّنُّالس
ةَ َمَج
ْ
الَ
َ
ُ
ل ُا
م
ْ
لع
ْ
ال
,
َّْاَ
َ
نْذ
َّ
ال
ْ
تَّدَ ْ ا
ْمَُُهْ ُج ُ
ُ
لْه َف
َ ْ ب
ْ
ال
ة
ة
َ
ل
َ
َلَّالضَ
.
(
اةح
ا
د َت اْل
اهل
الس
نة
ة الجم
,
ج
2
ص
92
)
Ibn Abbas berkata ketika menafsirkan firman Allah: “Pada hari
yang diwaktu itu ada muka yang putih berseri, dan ada pula
muka yang hitam muram.” (QS. Ali Imran: 106). “adapun
orang-orang yang wajahnya putih berseri adalah pengikut
ahlussunnah wal-jama’ah dan orang-orang yang berilmu.
Sedangkan orang-orang yang wajahnya hitam muram, adalah
pengikut bid’ah dan kesesatan.” (Syarh Ushul I’tiqad Ahl al-
Sunnah wa al-Jama’ah,Juz 2, hal.92)
17. KH Siradjudin Abbas mengutip hadist
Bersabda Nabi Muhammad saw: “Maka bahwasanya siapa
yang hidup (lama) diantaramu niscaya ia akan melihat
perselisihan (faham) yang banyak . Ketika itu pegang
teguhlah Sunnahku dan Sunnah Chalifah Rosyidin yang
diberi hidayah. Pegang teguhlah itu dan gigitlah dgn
gerahammu “
(HR Imam Abu Dawud dll, Lihat SunanAbu dawud Juz IV hal
201)
18. KH Siradjudin Abbas mengutip hadist
Bersabda Nabi Muhammad saw: “Akan keluar suatu kaum
akhir zaman, orang muda berfaham jelek. Mereka banyak
mengucapkan perkataan choiril bariyyah (maksudnya
firmanTuhan yg dibawa oleh Nabi). Iman mereka tidak
melampaui kerongkongan mereka. Mereka keluar dari
agama sbg meluncurnya anak panah dari busurnya. Kalau
orang2 ini berjumpa dgnmu lawanlah mereka” (HR Imam
Buchori. Lihat Fathul Bari Juz XV hal 315)
19. Analisa Prof DR KH Said Aqil Siradj ttg
HR Muslim pd Kitab Az-Zakah Bab Al-Qismah
Pd Syawal th 8 H, saat Nabi saw baru usai menang Perang
Thaif dan Hunain. Ghanimah dibagikan di Ja’ranah,
Sahabat senior (Sayyid Abubakar, Umar, Usman, Ali, Sa’ad
dll) tdk diberi ghanimah sdgkan yg mu’allaf (Abu Sufyan
walaupun kaya) diberi ghanimah.
Dzul Khuwaishirah dari Bani Tamim berkata: berlaku
adillah, hai Muhammad! Nabi saw menjawab : celakalah
kamu, siapa yg akan berbuat adil jika aku saja tdk
berbuat adil. Lantas sayyid Umar berkata: wahai
Rosulullah, biarkan kupenggal saja lehernya. Nabi saw
bersabda: biarkan saja.
20. sambungan
Ketika orang tsb berlalu, Nabi saw bersabda: Akan lahir
dari keturunan orang ini kaum yg membaca Al-Qur’an,
tetapi tdk sampai melewati batas tenggorokannya (tdk
memahami substansi misi-misi Al-Qur’an dan hanya hafal
dibibir saja). Mereka keluar dari agama Islam seperti
anak panah tembus keluar dari (badan) binatang
buruannya. Mereka memerangi orang Islam dan
membiarkan para penyembah berhala. Kalau aku
menemui mereka niscaya akan kupenggal lehernya
seperti halnya kaum ‘Ad.
Imam Nawawi menjelaskan , Dzul Khuwaizirah adalah
sosok yg berjidat hitam, kepalanya botak tdk berambut,
tinggi gamisnya setengah kaki dan jenggotnya panjang.
21. KH Siradjudin Abbas mengutip hadist :
Bersabda Nabi Muhammad saw: “Akan ada dilingkungan
ummatku 30 orang pembohong yg menda’wakan bahwa
ia Nabi. Saya adalah Nabi Penutup.Tidak ada Nabi
sesudahku
(HRTirmidzi, Lihat SahihTirmidzi Juz 9 hal 63)
22. Analisa Prof DR KH Tolchah Hasan
ttg Hadist sbb :
Apakah hadist tsb cukup kuat digunakan sbg dasar kriteria
ummat islam baik yg selamat maupun yg binasa ?
Sebagian besar Ulama Aswajah menilai hadist tsb cukup
kuat krn sumber sanadnya banyak dan dinilai sbg hadist
yg Mutawatir (banyak yg meriwayatkan).
Diantaranya adalah: Imam Abdul Qohir Al-baghdadi dlm
kitab AlFarqu bain Al Firoq, Imam Abul MudzaffarAl
Isfarayini dlm kitab AtTabhir fid-Din dan AlQodli ‘adludin
Abd Rachman Al-Iji dlm kitab Maqalat al Firqah an Najiah
, termasuk mayoritas Ulama dan Ulama NU
23. Analisa Prof DR KH Tolchah Hasan
ttg Hadist sbb :
Kelompok kedua : tidak menolak dan juga tidak
menggunakan dlm kitabnya.
Diantaranya: ImamAbul Hasan al-Asy’ari dlm kitab
Maqaalat al-Islamiyin wa Ikhtilaf al Mushallin dan Imam
Abu Abdilah Muhammad bin Umar bin ar-Rozi dlm kitab
I’tiqadaat Firaq al-Muslimin wal Musyrikin.
Kelompok ketiga : menilai hadist tsb lemah, meskipun
sanadnya banyak tetapi semuanya mengandung
kelemahan, jadi tdk sahih. Diantaranya Ibnu Hazm
(tokoh mazhab Dzohiri) dlm kitab Al Fishal fi al Milal wa
al-Ahwa, wa an Nihal
24. Analisa Prof DR KH Tolchah Hasan
ttg Hadist
Apakah yg dimaksud “Ummaty”?
Pengertian Ummat ada 2
Ummat Da’wah yaitu semua orang yg hidup sesudah
Nabi Muhammad saw diutus sbg Rasul Allah, baik dia itu
menerima ajakan Nabi atau tidak setelah menerima
da’wahnya. Sayyidina Abu Bakar ra sama kedudukannya
dgn Abu Jahal.
Ummat Ijabah yaitu orang yg hidup setelah kerasulan
Nabi Muhammad saw dan dia menerima ajakan/ da’wah
nya, apapun kwalitas penerimaanya. Hanya sayyidina
Abu Bakar ra saja dimaksud ummat. Dan para Ulama
Aswajah termasuk Ulama NU mengartikan sbg Ummat
Ijabah.
25. Analisa Prof DR KH Tolchah Hasan ttg Hadist
Apakah Iftiraq (perpecahan atau pengelompokan) berkaitan dgn
‘Ushuluddin (Aqidah) atau Furu’uddin (masalah fiqih atau masalah
ijtima’iyah /sosial) ?
Para Ulama Aswajah dan Ulama NU, dlm kajian ilmu kalam :
firqah tsb dalam masalah Ushuluddin /Aqidah bukan Furu’uddin.
Meskipun, implikasinya (keterkaitan nya) dgn masalah diluar
Aqidah.
Contoh : Syi’ah meyakini supremasi kepemimpinan pada
keturunan Nabi Muhammad saw dan menganggap para “Imam”
bersifat ma’shum (tidak pernah salah) shg berpengaruh pada
masalah ijtimaiyah yaitu politik dan pemerintahan. Syi’ah hanya
menerima hadist dari sanadAhlul Baith, padahal banyak hadist
bersumber diluar Ahlul Baith. Sehingga berpengaruh dlm
fiqihnya.
Masalah Qunut danTarawih 20 dan 8 rakaat adalah masalah
perbedaan mazhab Fiqih dan bukan masalah perbedaan Aqidah
26. Analisa KH Siradjuddin Abbas ttg Hadist
Syech Abdurrachman bin Muhammad bin Husein bin Umar
Ba’alawi dlm Kitab Bugyatul Murtarsyidin hal 398 ttg 73
Firqah sbb:
1. Ahlus Sunnah wal Jama’ah
2. Syi’ah yang memuja Sayyidina Ali bin AbiThalib ra dan
menolak Kholifah Rasyidin, pecah jadi 22
3. Khawarij yg membenci Sayyidina Ali ra pecah jadi 20
4. Mu’tazilah yg berfaham Allah tdk bersifat pecah 20
5. Murji’ah yg faham muslim yg fasik tdk dosa pecah 5
6. Najariah yg faham perbuatan manusia adalah makhluk
(ciptaan Allah), pecah jadi 3
7. Jabariah yg faham ikhtiar manusia tdk berguna
8. Musyabihah yg faham menyerupakanTuhan dg manusia
27. Analisa KH Siradjuddin Abbas ttg Hadist
Qadariyah termasuk faham Mu’tazilah
Baha’iyah dan Ahmadiah Qadian termasuk faham Syi’ah
Faham IbnuTaimiyah termasuk faham Musyabihah.
FahamWahabi termasuk faham IbnuTaimiyah yang
fanatik.
28. I’tiqad masa Nabi Muhammad saw
Pada zaman Nabi saw , semua mudah karena sesuatu
apapun dapat ditanyakan kepada Rosulloh saw
Contoh :
“Katakanlah (hai Muhamad),Tuhan itu satu,Tuhan
tempat meminta, Ia tidak mempunyai anak, Ia tidak
dilahirkan oleh ibu-bapak, danTidak seorangpun yang
menyerupainya” (Qs Al-ikhlas 1-4)
Sahabat semua yaqin dengan keterangan Rosulullah saw
yang menerima wahyu tsb.
29. “sekalian yang ada akan lenyap, yang kekal hanya ZatTuhan-
mu, yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan”
(Qs Ar- Rahman 26-27)
Sahabat yaqin bahwa semua makhluq akan mati dan hanya
Allah yang kekal.Walaupun ada ayat “wajah” yg maksud-
nya Zat-nya, sesuai sastra arab yg menunjuk juzu’ tetapi
maksudnya kul-nya yakni keseluruhannya.
Sehingga tidak ada firqah karena Nabi menjelaskannya.
Sambungan
30. Setelah Nabi wafat, terjadi polemik golongan Anshar yang
dipimpin dan mengusulkan Sa’ad bin Ubadah ra. dgn golongan
Muhajirin yg dipimpin dan mengusulkan Sayyidina Abubakar
Shiddiq ra.Atau Sayyidina Umar bin Khattab ra. , Lalu aklamasi
memilih Sayyidina Abubakar ra.
Th 30 H. muncul faham Syi’ah yg oposisi kpd Sayyidina
Usman bin Affan yg dimotivasi oleh Abdullah bin Saba’
Th 37 H. sesudah Perang Siffin (Ali vs Mua’wiyah) muncul
faham Khawarij yg tdk setuju Sayyidina Ali ra dan Mu’awiyah ra
Th 80 H.(Awal Abad II) muncul fahamMu’tazilah yang
dipimpin Washil bin Atho’ dan Umar bin Ubeid.
Lalu muncul faham Qadariah, Jabariah, Mujassimah, dll
Selisih faham setelah Nabi wafat menurut
Analisa KH Siradjudin Abas
31. Ideologi Aqidah NU
Qonun Asasi yang ditulis KH Hasyim Asy’ari
menjelaskan bahwa dalam Aqidah mengikuti
mazhab Imam Abul Hasan Al-Asy’ari atau Imam
Abu Mansur Al-Maturidi.
Sbgmana Imam Asy’ari dalam Fiqih mengikuti Imam
Syafi’i tetapi Imam Maturidi menikuti Imam Hanafi.
Berbeda dgn Ahlus Salaf dan Ahlul Atsar (yg cenderung
hanya memakai dalil naqli dan sangat membatsi peran
akal) mengikuti Imam Hambali yang dilanjutkan oleh
IbnuTaimiyah dan Muhammad bin AbdulWahab.
32. Tokoh-tokoh Aswajah
Para Imam Mazhab Fiqih yaitu: ImamAbu Hanifah (wafat
150 H), Imam Malik bin Anas (wafat 179 H), ImamAs
Syafi’i (wafat 204 H) dan Imam Ahmad bin Hambal
(wafat 241H)
Para tokoh Ilmu Kalam (300 H) yaitu : Imam Abu Hasan
Al Asy’ari dan Imam Abu Mansur Al Maturidi.
Para tokohTasawwuf yaitu : Imam Ghozali dan Imam
Junaid Al-Baghdadi
33. Imam Abul Hasan Al-Asy’ari
Lahir di Basrah 873 M dan wafat di Baghdad 935 M.
Keturunan Sahabat Periwayat hadist Abu Musa Al-Asy’ari
Semula 40 th menjadi murid Syech Abu Ali Al-Juba’i yang
Mu’tazilah lalu meninggalkannya setelah 3 hal yaitu:
1. Dialog dgn Syech Juba’i ttg Mukmin,Kafir dan Anak Kecil
Al-Asy’ari : Bgmn ttg Mukmin, Kafir dan Anak Kecil ?
Al-Juba’i : Mukmin di Surga, Kafir di Neraka, Anak Kecil
lepas dari Neraka
Al-Asy’ari : Mungkinkah Anak Kecil di Sorga ?
Al-Juba’i :Tdk mungkin krAnak Kecil belum pernahTaat
Al-Asy’ari : Itu bukan salahku. Andai Allah menghidupkan
aku s/d dewasa maka aku mukmin
34. Al-Juba’i : Allah akan menjawab: aku tahu jika engkau hidup
dewasa maka banyak dosa. Shg maslahah kan.
Al-Asy’ari : Andai siKafir berkata kpd Allah : Engkau tahu masa
masa depanku, mengapa membiarkan aku kafir?
Mengapa Allah tdk perhatian kpd maslahah-ku?
Al-juba’i tdk dpt menjawab dan Al-Asy’ari tdk puas.
2. Mihnah (uji keyakinan) ttg AlQur’an makhluq atau Kalam
Allah yg Qadim, pada masa Kholifah AlMa’mun, Al-
Mu’tashim dan Al-Watsiq yg mengharuskan Mu’tazilah yg
akibatnya citra cacat politis, cacat teologis dan cacat moral
3. Al-Asy’ari nyepi dan isticharah 15 hari lalu mimpi bertemu
Rosulullah saw yang memerintahkan keluar dari Mu’tazilah
dan membela As-Sunnah.
Lalu Al-Asy’ari menyatakan keluar dari Mu’tazilah.
35. Ajaran Imam Abul Hasan Al-Asy’ari
1. Allah berkuasa berkuasa mutlak dan tak ada sesuatupun
yang wajib baginya. Bila manusia dimasukkan kesorga
bukan berarti ia tidak adil, dan bila manusia dimasukkan
keneraka bukan berarti Allah dzolim.
2. Bila Mukmin berdosa besar (tapi belum bertobat) maka
nasibnya terserah Allah, apakah diampuni atau disiksa?
Sikap ini merespons peristiwa pembunuhan Kholifah
Usman. Dimana, Khawarij bersikap Mukmin yg maksiat
dihukumi sbg kafir. Dan Mu’tazilah mensikapinya sbg
bukan Kafir tapi tdk mukmin lagi (Fi manzilah baina
manzilatain).
3. Percaya Kasab yaitu: perbuatan manusia diciptakan
oleh Allah, dan manusia diberi daya untuk mewujudkan
nya tetapi tergantung Allah
36. Tokoh-tokoh Aswajah Pengikut Al-Asy’ari
1. Imam Abu BakarAl-Qaffal (wafat 365 H)
2. ImamAbu Ishaq Al-asfaraini (wafat 418 H)
3. Imam Al-Hafidz Al-baihaqi (wafat 458 H)
4. Imam Muhammad binToyyib bin Muhammad Abubakar
Al-Baqillani (wafat 1013 M). Ajaranya : Allah memberi
daya kpd manusia dan manusia berperan mewujudkan
nya. Manusia dapat merubah gerak misal: duduk, tidur,
jalan, dll
5. Imam Abu Qosim Al-Qusyairi (wafat 465 H) Pengarang
Kitab Risalatul Qusyairiyah
6. Imam Fachrudin ar Razi (wafat 606 H)
7. Imam Izzudin bin Abdus Salam (wafat 660 H)
37. Tokoh-tokoh Aswajah Pengikut Al-Asy’ari
8. Imam Abdul Ma’ali al Juwaini /Imam Al-Haramain (wafat
1085 M). Mendirikan Nidzomiah sbg sekolah Aswajah
pertama. Ajarannya :
a. SifatTuhan hrs dita’wilkan. Tangan sbg kekuasaan,
Mata sbg pengawasan, muka sbg wujud
b. Allah menciptakan daya utk mewujudkan perbuatan.
9. Imam Abu Hamid MuhammadAl-Ghozali (1059-1111 M)
Mendukung Al-Asy’ari krn dalil aqli berdampingan dgn
dalil naqli secara proporsional.Tdk setuju Mujadalah
Kalamiah bagi yg awam krn sia-sia. Jasa besarnya
mempertemukan fiqh, ilmu kalam dgn tasawwuf dlm
Ihya Ulumuddin.
38. Tokoh-tokoh Aswajah Pengikut Al-Asy’ari
10. Imam Abu Abdillah Muhammad binYusufAs-Sanusi
(1427-1490 M). Merumuskan 20 sifat wajibTuhan dan 20
sifat mustahilTuhan serta 1 sifat jaizTuhan yg dapat kita
baca pada kitab Aqidatul Awam.
11. Syech Abdullah As-Syarqowi (wafat 1227 H) Pengarang
kitab tauhid Syarqowi
12. Syech Ibrahim al-Bajuri (wafat 1272 H) pengarang kitab
Tahqiqul Maqam fi Kifayatil Awam danTuhfatul Murid
ala JauharutTauhid
13. Syech Muhammad Nawawi Al-Bantani pengarang kitab
Tijanud Darari
39. Imam Muhammad bin Muhammad bin
Mahmud Abu Mansur Al-Maturidi
Wafat 333 H
Berguru kpd Syech Muhammad bin Muqatil al-Rozi dan
Nushair bin yahya al-Balkhi yg bermazhab Hanafi.
Keturunan Sahabat Abu Ayub al-Anshori.
Ajarannya sefaham dg Ahlu Ra’yi Imam Hanafi krn:
1. AlQur’an menganjurkan manusia menggunakan akal
2. Saat itu terjadi polemik teologi : mujassimah, jahmiah,
yahudi, dll.
3. Al Mawardi (Maturidiah Samarkand) berkata: Akal
dapat mengetahui adanyaTuhan, kewajiban
mengetahuiTuhan dan mengetahui baik dan buruk.
Mengetahui kewajiban amar ma’ruf nahi mungkar
hanya melalui wahyu. Ini sama dgn Mu’tazilah
40. 4. Al-Bazdawi, Najmudin Muhammad An Nasafi
(Maturidiah Bukhara) berpendapat:
a. Akal hanya dpt mengetahui “adanyaTuhan” tetapi tdk
dapat mengetahui “kewajiban untuk mengetahui
Tuhan” krn utk mengetahui kewajiban tsb melalui
wahyu.
b. Akal hanya dpt mengetahui “amar ma’ruf nahi
mungkar “ tetapi “kewajiban mengetahui amar ma’ruf
nahi mungkar” haruslah melalui wahyu.
c. Manusia yang belum mendapat da’wah keRosulan
maka tidak wajib beriman kpdTuhan. Sehingga
andaikan manusia tsb berbuat maksiat maka tdk
berdosa
41. QS Al-Isra’ 15 menurut Al-Bazdawi :
“Barang siapa yg berbuat sesuai dg hidayah (Allah), maka
sesungguhnya dia berbuat itu utk keselamatan dirinya
sendiri. Dan barang siapa yg sesat maka sesungguhnya
dia tersesat bagi (kerugian) dirinya sendiri. Dan seorang
yg berdosa tdk dpt memikul dosa orang lain, dan Kami
tdk akan mengazab sebelum Kami mengutus seorang
Rosul”
42. QS Thaahaa 134 menurut Al-Bazdawi :
“Dan sekiranya Kami binasakan mereka dg suatu azab
sebelum Al-Qur’an itu (diturunkan), tentulah mereka
berkata:YaTuhan kami, mengapa tidak Engkau utus
seorang Rosul kepada kami, lalu kami mengikuti ayat-
ayat Engkau sebelum kami menjadi hina dan rendah”