Data Kementerian Sosial dalam Angka 13Dewi Kartika
Publikasi ini menyajikan rekomendasi analisis data kemiskinan
berdasarkan data PPLS 2011. Diharapkan, buku ini dapat digunakan
sebagai sumber informasi dalam memahami data PPLS 2011. Semoga
laporan ini bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.
Data Kementerian Sosial dalam Angka 13Dewi Kartika
Publikasi ini menyajikan rekomendasi analisis data kemiskinan
berdasarkan data PPLS 2011. Diharapkan, buku ini dapat digunakan
sebagai sumber informasi dalam memahami data PPLS 2011. Semoga
laporan ini bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.
Basis Data Terpadu untuk Perlindungan SosialOswar Mungkasa
disampaikan oleh Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) pada Sosialisasi Percepatan dan Perluasan Pengurangan Kemiskinan Indonesia (MP3KI) di Aceh 25 September 2013
RAD Pangan dan Gizi Provinsi Sulawesi Barat 2015 - 2019Muh Saleh
Pembangunan ketahanan pangan dan gizi di Sulawesi Barat harus dipandang sebagai bagian yang tidak terlepas dari wawasan nasional. Sulawesi Barat sebagai provinsi dengan penduduk sekitar 1.258.090 jiwa dengan luas wilayah 16.937,16 kilometer persegi, ketahanan pangan dan gizi merupakan agenda penting di dalam pembangunan ekonomi. Keberhasilan Ketahanan Pangan dan Gizi di Sulawesi Barat sebagai wilayah yang surplus pangan telah menjadi tolok ukur keberhasilan ketahanan pangan dan gizi nasional. Oleh karena itu Pemerintah Sulawesi Barat harus terus berupaya memacu pembangunan ketahanan pangan dan gizi melalui program-program yang benar-benar mampu memperkokoh ketahanan pangan sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Tujuan Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi (RAD-PG) Multisektor Tahun 2015 – 2019 Provinsi Sulawesi Barat ini diharapkan dapat memantapkan ketahanan pangan dan gizi, melalui: (1) meningkatkan status gizi masyarakat dengan memprioritaskan pada penurunan prevalensi gizi buruk dan kurang anak balita menjadi 25% Persen pada tahun 2019, (2) mempertahankan dan meningkatkan produksi pangan berbasis kemandirian untuk menyediakan ketersediaan energi perkapita minimal 2200 Kilokalori/hari, dan penyediaan protein perkapita minimal 57 Gram/hari, (3) meningkatkan keragaman konsumsi pangan perkapita untuk mencapai gizi seimbang dengan kecukupan energi minimal 3763 kkal/hari dan protein sebesar 97,82 gram/hari dan cukup zat gizi mikro, serta meningkatkan keragaman konsumsi pangan dengan skor Pola Pangan Harapan (PPH) mendekati 100 pada tahun 2019, (4) meningkatkan keamanan, mutu dan hygiene pangan yang dikonsumsi masyarakat dengan menekan dan meminimalkan pelanggaran terhadap ketentuan keamanan pangan.
Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi Provinsi Sulawesi Barat 2015 – 2019 diharapkan menjadi acuan bagi seluruh pemangku kepentingan baik di tingkat Provinsi dan Kabupaten dalam melaksanakan pembangunan periode 2015 - 2019. Kebijakan RAD Pangan dan gizi 2015 - 2019 berisi 5 (lima) strategi utama yaitu (1) Pengelolaan Ketersediaan Pangan, (2) Pengelolaan Keterjangkauan Pangan, (3) Pengelolaan Pemanfaatan Pangan, (4) Penguatan Kelembagaan dan Infrastruktur Pangan, dan (5) Penguatan Koordinasi Ketahanan Pangan. Kebijakan Strategis Pangan dan Gizi 2015 - 2019 juga telah mengakomodir keterlibatan dari seluruh elemen bangsa yang dijabarkan dalam matriks Program Rencana Aksi Nasional Pembangunan Pangan dan Gizi 2015 - 2019. Dengan demikian, diharapkan Kebijakan Strategis. Pangan dan Gizi 2015 - 2019 dapat memberikan daya ungkit dan dorongan yang kuat bagi pembangunan nasional pangan dan gizi.
Accountability and Compliance in EURO - presentation delivered by Imre Hollo, Director, Administration and Finance, on 14 September 2015 at the 65th session of the WHO Regional Committee for Europe (Vilnius, Lithuania, 14–17 September 2015)
Basis Data Terpadu untuk Perlindungan SosialOswar Mungkasa
disampaikan oleh Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) pada Sosialisasi Percepatan dan Perluasan Pengurangan Kemiskinan Indonesia (MP3KI) di Aceh 25 September 2013
RAD Pangan dan Gizi Provinsi Sulawesi Barat 2015 - 2019Muh Saleh
Pembangunan ketahanan pangan dan gizi di Sulawesi Barat harus dipandang sebagai bagian yang tidak terlepas dari wawasan nasional. Sulawesi Barat sebagai provinsi dengan penduduk sekitar 1.258.090 jiwa dengan luas wilayah 16.937,16 kilometer persegi, ketahanan pangan dan gizi merupakan agenda penting di dalam pembangunan ekonomi. Keberhasilan Ketahanan Pangan dan Gizi di Sulawesi Barat sebagai wilayah yang surplus pangan telah menjadi tolok ukur keberhasilan ketahanan pangan dan gizi nasional. Oleh karena itu Pemerintah Sulawesi Barat harus terus berupaya memacu pembangunan ketahanan pangan dan gizi melalui program-program yang benar-benar mampu memperkokoh ketahanan pangan sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Tujuan Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi (RAD-PG) Multisektor Tahun 2015 – 2019 Provinsi Sulawesi Barat ini diharapkan dapat memantapkan ketahanan pangan dan gizi, melalui: (1) meningkatkan status gizi masyarakat dengan memprioritaskan pada penurunan prevalensi gizi buruk dan kurang anak balita menjadi 25% Persen pada tahun 2019, (2) mempertahankan dan meningkatkan produksi pangan berbasis kemandirian untuk menyediakan ketersediaan energi perkapita minimal 2200 Kilokalori/hari, dan penyediaan protein perkapita minimal 57 Gram/hari, (3) meningkatkan keragaman konsumsi pangan perkapita untuk mencapai gizi seimbang dengan kecukupan energi minimal 3763 kkal/hari dan protein sebesar 97,82 gram/hari dan cukup zat gizi mikro, serta meningkatkan keragaman konsumsi pangan dengan skor Pola Pangan Harapan (PPH) mendekati 100 pada tahun 2019, (4) meningkatkan keamanan, mutu dan hygiene pangan yang dikonsumsi masyarakat dengan menekan dan meminimalkan pelanggaran terhadap ketentuan keamanan pangan.
Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi Provinsi Sulawesi Barat 2015 – 2019 diharapkan menjadi acuan bagi seluruh pemangku kepentingan baik di tingkat Provinsi dan Kabupaten dalam melaksanakan pembangunan periode 2015 - 2019. Kebijakan RAD Pangan dan gizi 2015 - 2019 berisi 5 (lima) strategi utama yaitu (1) Pengelolaan Ketersediaan Pangan, (2) Pengelolaan Keterjangkauan Pangan, (3) Pengelolaan Pemanfaatan Pangan, (4) Penguatan Kelembagaan dan Infrastruktur Pangan, dan (5) Penguatan Koordinasi Ketahanan Pangan. Kebijakan Strategis Pangan dan Gizi 2015 - 2019 juga telah mengakomodir keterlibatan dari seluruh elemen bangsa yang dijabarkan dalam matriks Program Rencana Aksi Nasional Pembangunan Pangan dan Gizi 2015 - 2019. Dengan demikian, diharapkan Kebijakan Strategis. Pangan dan Gizi 2015 - 2019 dapat memberikan daya ungkit dan dorongan yang kuat bagi pembangunan nasional pangan dan gizi.
Accountability and Compliance in EURO - presentation delivered by Imre Hollo, Director, Administration and Finance, on 14 September 2015 at the 65th session of the WHO Regional Committee for Europe (Vilnius, Lithuania, 14–17 September 2015)
Riset kesehatan dasar 2010 (penggunaan tembakau dan rokokindonesiaheart
Riskesdas 2010 merupakan kegiatan riset kesehatan berbasis masyarakat yang diarahkan untuk
mengevaluasi pencapaian indikator Millenium Development Goals (MDGs) bidang kesehatan di
tingkat nasional dan provinsi oleh Kementerian Kesehatan.
Slide Riset Kesehatan Dasar_2010 (Penggunaan Tembakau dan Rokok) ini merupakan penggalan dari satu laporan lengkap dari Riset Kesehatan Dasar_2010 yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan.
Slide ini merupakan penggalan yang di khususkan pada pembahasan penggunaan tembakau dan perilaku merokok.
Yayasan Jantung Indonesia
Transformasi Sistem Kesehatan Indonesia V36.pdfMuh Saleh
Enam pilar Transformasi Kesehatan terdiri dari Transformasi Layanan Primer, Transformasi Layanan Rujukan, Transformasi Sistem Ketahanan Kesehatan, Transformasi Sistem Pembiayaan Kesehatan, Transformasi SDM Kesehatan, dan Transformasi Teknologi Kesehatan.
Modul Ajar Seni Rupa - Melukis Pemandangan - Fase B.pdf
Ddi documentation-2007 smt 1
1. Katalog Datamikro - Badan Pusat Statistik
Indonesia - Survei Sosial Ekonomi
Nasional 2007 Semester 1
Laporan ditulis pada: December 18, 2014
Kunjungi data katalog kami di: http://microdata.bps.go.id
1
2. Indonesia - Survei Sosial Ekonomi Nasional 2007 Semester 1
Gambaran
Identifikasi
NOMOR ID
00-SUSENAS-2007-S1-M1
Versi
DESKRIPSI VERSI
v01: basic raw data. Obtained from BPS
TANGGAL PRODUKSI
2012-11-19
Gambaran
ABSTRAK
Dalam pelaksanaan tugasnya, Badan Pusat Statistik (BPS) bertanggung jawab atas tersedianya data yang diperlukan untuk
perencanaan pembangunan sektoral maupun lintas sektor. Selain untuk melihat keadaan, memantau, dan mengevaluasi
pelaksanaan program pembangunan, tersedianya data yang berkesinambungan juga akan sangat membantu untuk
melakukan perbaikan pada program pembangunan yang sedang dilaksanakan. Dalam bidang sosial kependudukan, data
yang dihasilkan BPS antara lain dikumpulkan melalui Sensus Penduduk (SP), Survei Penduduk Antar Sensus (Supas), Survei
Angkatan Kerja Nasional (Sakernas), dan Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas).
Susenas merupakan survei yang dirancang untuk mengumpulkan data sosial kependudukan yang cakupannya relatif luas.
Data yang dikumpulkan antara lain mencakup bidang pendidikan, kesehatan dan gizi, perumahan, sosial budaya, konsumsi
atau pengeluaran dan pendapatan rumah tangga, perjalanan, pendapat masyarakat mengenai kesejahteraan rumah tangga
serta modal sosial. Sejak tahun 1992, BPS setiap tahun melalui Susenas mengumpulkan data kor (keterangan pokok) dan
data modul (keterangan khusus). Data modul dikumpulkan bersamaan dengan data kor setiap 3 tahun sekali, mencakup
modul konsumsi atau pengeluaran dan pendapatan rumah tangga, modul sosial budaya dan pendidikan, serta modul
perumahan dan kesehatan.
Data yang dikumpulkan melalui Susenas Kor akan memperlihatkan kondisi kesejahteraan masyarakat di bidang pendidikan,
kesehatan, dan bidang sosial lainnya, sekaligus sebagai bahan evaluasi terhadap program-program pembangunan seperti
pemberian subsidi. Sementara itu data yang dikumpulkan melalui modul konsumsi atau pengeluaran dan pendapatan rumah
tangga digunakan secara khusus untuk penghitungan penduduk miskin. Namun, pengumpulan datanya yang dilakukan
setiap 3 tahun tidak lagi dapat memenuhi tuntutan ketersediaan data kemiskinan per tahun. Maka, mulai tahun 2003
dilakukan Susenas Panel Konsumsi yang mengumpulkan data konsumsi atau pengeluaran dan pendapatan rumah tangga
yang digunakan untuk penghitungan penduduk miskin. Susenas Panel tersebut dilakukan dengan jumlah sampel 10.000
rumah tangga, dan hasilnya mampu menyajikan angka kemiskinan secara nasional.
Tingginya tuntutan terhadap data kemiskinan dan mempertimbangkan bahwa sampel 10.000 rumah tangga hanya mampu
menyajikan angka kemiskinan pada level nasional, maka BPS akan melaksanakan Susenas Modul Konsumsi pada bulan
Februari 2007 dengan jumlah sampel sebesar 68.800 rumah tangga. Angka kemiskinan yang dihasilkan dari jumlah sampel
tersebut diharapkan lebih akurat penyajiannya sampai level provinsi.
UNIT ANALISIS
Anggota Rumah Tangga (Individu) dan Rumah Tangga
Ruang Lingkup
CATATAN
Susenas Modul Konsumsi 2007 mengumpulkan data Kor dan data Modul Konsumsi atau Pengeluaran dan Pendapatan
Rumah tangga
Data Kor yang dikumpulkan meliputi:
2
3. Indonesia - Survei Sosial Ekonomi Nasional 2007 Semester 1
1. Keterangan umum anggota rumah tangga (art) yaitu nama, hubungan dengan kepala rumah tangga, jenis kelamin, umur,
status perkawinan, pemilikan akte kelahiran pada balita dan keikutsertaan pendidikan pra sekolah bagi penduduk usia 2-6
tahun.
2. Keterangan tentang kesehatan untuk semua umur, mencakup keadaan kesehatan, lama sakit, cara dan fasilitas
pengobatan.
3. Keterangan tentang kesehatan balita, mencakup penolong proses kelahiran, imunisasi, dan pemberian ASI.
4. Keterangan pendidikan anggota rumah tangga 5 tahun ke atas, mencakup partisipasi sekolah, jenjang pendidikan,
pemilikan ijazah, dan kemampuan baca tulis.
5. Keterangan tentang ketenagakerjaan anggota rumah tangga usia 10 tahun ke atas, mencakup kegiatan utama, pencari
kerja, jumlah jam kerja, lapangan usaha, jenis pekerjaan, dan status pekerjaan.
6. Keterangan tentang fertilitas untuk wanita pernah kawin, mencakup umur perkawinan, anak lahir, anak masih hidup,
partisipasi dalam program Keluarga Berencana (KB), dan penggunaan alat atau cara KB.
7. Keterangan tentang perumahan, mencakup penguasaan tempat tinggal, jenis atap, dinding, luas lantai, sumber air minum,
fasilitas tempat buang air besar, dan sumber penerangan.
8. Keterangan tentang sosial ekonomi lainnya, mencakup penerimaan beras miskin (raskin), kredit dan jenisnya.
Data Modul yang dikumpulkan meliputi:
1. Keterangan tentang kuantitas dan nilai konsumsi makanan, minuman, dan tembakau baik dari pembelian maupun
produksi sendiri atau pemberian. Konsumsi makanan, minuman, dan tembakau mencakup 215 komoditi yang dibagi ke
dalam 14 kelompok.
2. Keterangan tentang pengeluaran rumah tangga untuk barang-barang bukan makanan, mencakup kelompok perumahan
dan fasilitas rumah tangga, aneka barang dan jasa, pakaian, alas kaki, dan tutup kepala, barang tahan lama, pajak,
pungutan, dan asuransi, serta pengeluaran untuk keperluan pesta dan upacara. Konsumsi bukan makanan meliputi 108
rincian terbagi atas 6 kelompok.
3. Keterangan tentang pendapatan, penerimaan, dan pengeluaran bukan konsumsi, mencakup pendapatan dari upah atau
gaji, pendapatan dari usaha, pendapatan kepemilikan yang bukan dari usaha, serta penerimaan atau pemasukan,
pengeluaran transfer dan transaksi keuangan.
KEYWORDS
Perjalanan, Pra sekolah, Balita, Imunisasi, Berobat, Kelahiran, Pendidikan, Fertilitas, Kesehatan, Pelayanan kesehatan,
Perumahan, Teknologi informasi, Indonesia, Buta huruf, Susenas, Sekolah, KB, Pekerjaan, Air minum, Kemiskinan, Raskin,
Kartu sehat, Kredit usaha, Telepon seluler, Komputer, Komoditi, Pengeluaran, Konsumsi, Sektor, Bagian
Cakupan
CAKUPAN GEOGRAFIS
Cakupan nasional, representatif sampai level kabupaten
POPULASI
Pelaksanaan Susenas Modul Konsumsi 2007 mencakup 68.800 rumah tangga sampel yang menyebar pada 4.300 blok
sensus di seluruh wilayah kabupaten/kota seluruh Indonesia. Data yang dikumpulkan meliputi data Kor dan Modul Konsumsi
atau Pengeluaran dan Pendapatan Rumah tangga. Rumah tangga sampel Susenas Modul Konsumsi 2007 adalah rumah
tangga yang sama dengan rumah tangga terpilih Susenas 2005 Modul Konsumsi.
Penghasil dan Sponsor
PENANGGUNG JAWAB UTAMA
Nama Afiliasi
3
4. Indonesia - Survei Sosial Ekonomi Nasional 2007 Semester 1
Nama Afiliasi
Badan Pusat Statistik
Produksi Metadata
METADATA DIBUAT OLEH
Nama Singkatan Afiliasi Role
Atip World Bank Indonesia Data Cataloging Staff
TANGGAL PRODUKSI METADATA
2012-11-14
VERSI DOKUMEN DDI
Version 1 (15 November 2012): Initial version of DDI documentation.
IDENTITAS DOKUMEN DDI
DDI-00-SUSENAS-2007-S1-M1-BPS
4
5. Indonesia - Survei Sosial Ekonomi Nasional 2007 Semester 1
Sampling
No content available
5
6. Indonesia - Survei Sosial Ekonomi Nasional 2007 Semester 1
Kuesioner
No content available
6
7. Indonesia - Survei Sosial Ekonomi Nasional 2007 Semester 1
Pengumpulan Data
Tanggal Pengumpulan Data
Mulai Akhir Cycle
2007-02-01 2007-03-13 1
Jenis Pengumpulan Data
Face-to-face
7
8. Indonesia - Survei Sosial Ekonomi Nasional 2007 Semester 1
Pengolahan Data
No content available
8
9. Indonesia - Survei Sosial Ekonomi Nasional 2007 Semester 1
Penilaian Kualitas Data
No content available
9