SlideShare a Scribd company logo
JURNAL TEKNIK MESIN Vol. 5, No. 1, April 2003: 36 – 42
Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Kristen Petra
http://puslit.petra.ac.id/journals/mechanical/
36
Perbandingan Kinerja Sistem Kontrol Berumpan Balik (Feedback)
Dengan Sistem Kontrol Berumpan Maju (Feedfoward)
Pada Jaringan Penukar Panas (Heat Exchanger)
Fendy Santoso
Dosen Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Elektro – Universitas Kristen Petra
email: fendy@petra.ac.id
Abstrak
Dalam proses industri terdapat banyak variabel yang harus dikontrol. Tindakan kontrol dapat
dilakukan secara manual oleh operator, tetapi karena dalam proses industri terdapat ratusan
variabel yang harus dikontrol, sehingga konsekuensinya dibutuhkan ratusan operator.
Karenanya langkah yang paling tepat adalah menerapkan kontrol otomatis dalam proses
industri.
Panas proses digunakan untuk banyak aplikasi yang bervariasi. Persyaratan suhu tergantung
pada jenis industri meliputi, suhu tinggi sampai sekitar 1500oC. Industri kimia adalah contoh
industri dengan suhu antara 500-600oC. Industri logam non besi, serta produksi hidrogen adalah
aplikasi-aplikasi yang menggunakan suhu antara 600 - 1000oC.
Paper ini membahas perbandingan kinerja sistem kontrol dengan umpan maju (feedfoward)
dengan umpan balik (feedback) untuk pengendalian panas pada plant heat exchanger. Langkah
awal dalam simulasi adalah penurunan model matematis. Setelah itu dilakukan simulasi dengan
menggunakan program Matlab. Dari hasil simulasi terlihat bahwa tiap-tiap strategi kontrol
mempunyai kelebihan dan kekurangannya sendiri. Sehingga penggabungan keduanya akan
menghasilkan respon yang lebih baik.
Kata kunci: sistem kontrol, umpan balik, umpan maju, jaringan penukar panas.
Abstract
In industrial process, there are many variables that must be controlled. Control Action can be
done manually by operator, but because in industrial process contains hundred of variables that
must be controlled, so the consequence is hundred of operators are needed. Therefore the best way is
applied automatic s control in industrial process.
Process heat is used for many various applications. Temperatures depend on industry type, such
as high heat up to 1500 oC. Chemical industry is an example of industry with temperature range
between 500-600oC. Non-iron metal industry, and hydrogen production are applications that use
temperature range between 600 - 1000oC
This paper explained about the comparison between feedfoward and feedback control system on
heat exchanger plant. After mathematical models can be obtained, the next step was to simulate
system performance by using Matlab. From the simulation result, was obtained that every control
strategy had its strength and weaknesses. So their combination will give better response.
Keywords: control system, feedback, feedfoward, and heat exchanger.
1. Pendahuluan
Ada tiga operasi dasar dalam setiap sistem
kontrol, yaitu: measurement (M), decision (D)
dan action (A). Pada tindakan measurement
dilakukan proses pengukuran oleh sensor.
Berdasar hasil pengukuran tersebut kontroler
kemudian memutuskan apa yang harus dilaku-
kan agar variabel yang dikontrol dipertahankan
pada nilai setting pointnya.
Catatan : Diskusi untuk makalah ini diterima sebelum tanggal 1
Juli 2003. Diskusi yang layak muat akan diterbitkan pada
Jurnal Teknik Mesin Volume 5 Nomor 2 Oktober 2003.
Sebagai hasil keputusan kontroller melakukan
aksi, dalam hal ini dilakukan oleh elemen final
control.
Dalam pembahasan selanjutnya sistem
kontrol akan diwakili oleh model matematikan-
nya.
2. Model Matematika Sistem
Pemodelan berarti menyatakan sistem
dalam dunia nyata (real world) menjadi bentuk
persamaan matematika. Modeling juga dapat
Perbandingan Kinerja Sistem Kontrol Berumpan Balik (Feedback) dengan Sistem Kontrol Berumpan Maju…. (Fendy Santoso)
Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Kristen Petra
http://puslit.petra.ac.id/journals/mechanical/
37
diartikan sebagai usaha menirukan kelakuan
proses (real world system) didalam usaha untuk
memahaminya. Hal tersebut dilakukan dengan
menyusun hubungan-hubungan fisik dari
sistem sesungguhnya dengan menggunakan
hukum-hukum ilmu alam.
Dengan pemodelan dapat berbicara banyak
mengenai suatu sistem tanpa harus meng-
hadirkan sistem tersebut. Dengan penyusunan
model maka sifat (karakteristik) sistem akan
lebih mudah dianalisis/dipelajari. Selain itu
modeling merupakan usaha yang tidak mem-
butuhkan beaya banyak dan resiko yang kecil.
3. Dinamika Sistem
Dinamika sistem orde satu dapat dinyatakan
dalam bentuk persamaan diferensial:
)t(u)t(y
dt
)t(dy
=+τ (1)
Dalam bentuk fungsi alih:
1s
K
)s(T
+τ
= (2)
Sedangkan tanggapan sistem untuk masuk-
kan tangga satuan (unit step):
1)t(u = ,atau s/1)s(u =
]e1[)t(y /t τ−
−= )0t( ≥ (3)
Dinamika sistem orde dua dapat dinyatakan
dalam bentuk persamaan diferensial:
)t(u)t(y
dt
)t(dy
2
dt
)t(yd 22
nn2
2
n
ω=ω+ςω+ (4)
Fungsi alih dalam bentuk Transformasi
Laplace:
2
nn
2
2
n
s2s
)s(T
ω+ζω+
ω
= (5)
dengan tanggapan sistem untuk masukan
tangga satuan (unit step):
1)t(u = , atau s/1)s(u = (6)
Tanggapan langkah (step response):
0 < ζ < 1 (7)
)0t(;
1
tantsin
1
e
1)t(y
2
1
d
2
tn
≥








ς
ς−
+ω
ς−
−= −
ξω−
ζ = 1 −−> t
n
t nn
tee1)t(y ω−ω−
ω−−= )0t( ≥
ζ > 1−−> )ekek(1)t(y tc
2
tc
1
21
−−
−+= )0t( ≥
1c 2
nn2,1 −ςω±ςω−=
Keterangan notasi:
y(t): tanggapan sistem
u(t) : masukan (input) sistem
τ : konstanta waktu (time constant)
ζ : redaman sistem
ωn : frekuensi alamiah sistem (rad/s)
Untuk selanjutnya model matematik sistem
keseluruhan (kontroler dan plant) dapat diwa-
kili dengan model sistem orde dua.
4. Teori Kontrol
Teori kontrol modern berbeda dengan teori
kontrol konvensional. Teori kontrol modern
dapat diterapkan pada sistem multi input multi
output, yang kondisinya linier ataupun tak
linier, dengan parameter sistem konstan atau
berubah terhadap waktu. Sedangkan teori
kontrol konvensional hanya dapat diterapkan
pada sistem satu masukan, satu keluaran,
dengan parameter konstan.
Persamaan ruang keadaan (state space)
merupakan representasi dari teori kontrol
modern, sedangkan model fungsi alih (transfer
function) merupakan representasi dari teori
kontrol konvensional.
Fungsi alih sistem didefinisikan sebagai
perbandingan transformasi Laplace keluaran
terhadap transformasi Laplace masukan,
dengan semua syarat awal nol. Fungsi alih
sistem juga merupakan model matematika yang
menghubungkan variabel masukan dengan
variabel keluaran, namun ia sendiri tidak mem-
berikan informasi mengenai struktur fisik
sistem tersebut.
Jika pangkat tertinggi dalam s dalam fungsi
alih adalah n, maka sistem disebut orde ke-n.
Kegunaan konsep fungsi alih terbatas pada
sistem linier, parameter sistem tidak berubah
terhadap waktu (time invariant), sistem dengan
satu masukan dan satu keluaran (single input-
single output)[1].
5. Rangkaian Detektor Kesalahan (Error)
Gambar 1. Rangkaian Detektor Kesalahan (Error) dengan
Penguat Diferensial
JURNAL TEKNIK MESIN Vol. 5, No. 1, April 2003: 36 – 42
38
Rangkaian detektor error dapat disusun dari
sebuah penguat kerja yang dirangkai seperti
gambar diatas. Tegangan keluaran penguat
kerja dirumuskan sebagai:
sensorintPoSettingerroroutput VVVV −== (8)
6. Kontroler Proses
Dalam sistem pengaturan, kontroler ber-
fungsi sebagai otak sistem kontrol itu sendiri.
Ada bermacam-macam tipe kontroler baik itu
analog ataupun digital, misalnya: kontroler P
(Proporsional), kontroler I (Integral), Kontroler
PI (Proporsional-Integral), Kontroler PD
(Proporsional Diferensial), dan kontroler PID
(Proporsional Integral Diferensial). Dalam
pembahasan selanjutnya pada makalah ini
menggunakan kontroler PI.
6.1 Kontroler Proporsional
Gambar 2. Kontroler Proporsional
m(t)=Kp.e(t), Kp=R2/R1, fungsi alih dalam
bentuk transformasi Laplace
pK
)s(e
)s(m
= (9)
Kontroler Proporsional mempunyai kelebihan
yaitu waktu tanggapannya yang cepat, tetapi
kekurangannya terletak pada timbulnya steady
state error. Semakin besar nilai penguatan (gain)
yang diberikan maka, steady state error makin
kecil dan keluaran semakin cepat mencapai
keadaan mantap, tetapi gain yang terlalu besar
cenderung menyebabkan sistem tidak stabil.
6.2 Kontroler Integral
Gambar 3. Kontroler Integral
∫= dt)t(e
CR
1
)t(m
11
fungsi alih dalam
bentuk transformasi Laplace:
sT
1
)s(e
)s(m
i
= (10)
dengan Ti=R1C1. Kelebihan kontroler integral
terletak pada kemampuan membuat nol nilai
steady state error, tetapi tanggapan kontroler ini
lebih lambat bila dibandingkan dengan kon-
troler Proporsional.
6.3 Kontroler PI (Proporsional dan Integral)
Gambar 4. Kontroler PI
sCR
1sCR
RR
RR
)s(e
)s(m
22
22
13
24 +
= (11)
)s(e
)s(m
= 





+
Tis
1
1Kp =
s
1s
K
c
c
c
τ
+τ
dengan nilai: Kp=
13
24
RR
RR
, Ti=R2C2
7. Penguat
Sinyal keluaran kontroler masih terlalu
lemah untuk mengaktifkan actuator control.
Untuk itu agar sistem dapat bekerja dengan
baik diperlukan rangkaian lain yang berfungsi
memperkuat sinyal keluaran kontroler.
8. Pengendalian Proses
Pada umumnya proses kimia merupakan
sistem multi multi output. Besaran masukan
dapat berupa gangguan (disturbances) ataupun
besaran manipulated variable
Gambar 5. Proses Industri
Perbandingan Kinerja Sistem Kontrol Berumpan Balik (Feedback) dengan Sistem Kontrol Berumpan Maju…. (Fendy Santoso)
Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Kristen Petra
http://puslit.petra.ac.id/journals/mechanical/
39
Dari gambar diatas terlihat bahwa keluaran
proses dipengaruhi oleh sinyal input kendali
(manipulated input) dan sinyal gangguan
(disturbance input).
8.1 Proses Termal
Pemodelan proses industri selalu dimulai
dengan keseimbangan konservasi kuantitas
massa atau energi, dengan asumsi-asumsi
aliran fluida yang masuk dan keluar memiliki
kecepatan konstan, kerapatan cairan adalah
konstan, kapasitas panas cairan adalah
konstan. Keseimbangan energi pada keadaan
tidak steady state dalam tangki akan
menggambarkan hubungan antara temperatur
masukan dan temperatur keluaran.
WQ)TT(CF
dt
dT
CV opp −+−ρ=ρ (12)
)2/)TT(T(UAQ outhin +−=
Model matematika sistem setelah dilinieri-
sasi:
'FKT
dt
dT
cex
'
ex =+τ (13)
Fungsi alih Heat Exchanger dapat dinyata-
kan dalam bentuk sistem orde satu:
)s(G
1s
K
)s(F
)s(T
ex
ex
pex
h
=
+τ
= (14)
Karena ada waktu tunda / death time pada
plant maka fungsi alih plant menjadi:
)s(Ge
1s
K
)s(F
)s(T
ex
ts
ex
pex
h
=
+τ
= −
,
dengan t merupakan death time process.
Dalam paper ini fungsi alih plant dinyatakan
sebagai:
s7,14
p e
1s3,21
1
G −
+
= (15)
Gambar 7. Rangkaian Simulasi Plant
Sedangkan gangguan pada sistem dinyatakan
dalam fungsi alih:
s35
d e
1s25
1
G −
+
= (16)
Gambar 8. Rangkaian Simulasi Gangguan Plant
Gambar 7 dan 8 merupakan perwakilan
plant dan gangguan dalam bentuk matematika-
nya pada program Matlab.
Gambar 9. Sistem Kontrol Feedback dan Feedfoward
pada Heat Exchanger
Unit ini bertujuan untuk memanaskan fluida
proses dari temperatur masukan Ti(t) menjadi
nilai temperatur fluida keluaran T(t), melalui
aliran media pemanas Fh(s). Media pemanas
menggunakan uap terkondensasi. Tujuan
kontrol adalah untuk menjaga temperatur
sistem pada suatu nilai setting point tertentu.
9. Sistem Kontrol Loop Terbuka
Gambar 10. Blok Diagram loop terbuka Jaringan Penukar
Panas
Dari blok diagram diatas terlihat bahwa
nilai besaran keluaran y langsung dipengaruhi
oleh fungsi alih plant Gp, dan gangguan Gd
tanpa adanya mekanisme umpan balik.
Gambar 11. Respon Loop Terbuka Jaringan Penukar
Panas
JURNAL TEKNIK MESIN Vol. 5, No. 1, April 2003: 36 – 42
40
Suhu fluida ingin dipertahankan konstan
pada nilai set pointnya. Tetapi sistem mendapat
gangguan yaitu Gd yang menyebabkan output
sistem akan terpengaruh oleh besaran
gangguan. Karena tidak adanya mekanisme
umpan balik maka sistem tidak dapat
mengkompensasi adanya gangguan.
10. Sistem Kontrol Berumpan Balik
(Feedback)
Gambar 12. Feedback Control
Salah satu cara memenuhi tujuan kontrol
adalah dengan mengukur temperatur fluida
keluaran T(t) dan membandingkan dengan nilai
temperatur yang diinginkan. Berdasar hasil
pembandingan tersebut dapat diputuskan
tindakan apa yang harus dikerjakan agar tidak
terjadi deviasi temperatur T(t).
Gambar 13. Blok Diagram Sistem kontrol Berumpan Balik
(feedback) Pada Heat Exchanger
Pada sistem kontrol loop tertutup seperti
pada blok diagram diatas, kontroler Propor-
sional, Integral (PI) berfungsi sebagai kontroler
proses yang akan meminimumkan sinyal error,
dan membawa sistem menuju nilai setting-nya.
Jika temperatur T(t) melebihi nilai setting-
nya, maka katub uap ditutup agar fluida yang
keluar mempunyai temperatur yang menurun.
Jika temperatur T(t) dibawah nilai settingnya
maka katub uap dibuka, agar uap mem-
pengaruhi fluida yang mengalir dalam tangki.
Gambar 14. Respon Sistem dengan Feedback Controller
untuk Gangguan yang Terukur, dan telah
Diketahui
Keterangan gambar:
d = disturbance
u = sinyal kendali
y = controlled variabel
Dari gambar 14 terlihat, akibat adanya
gangguan (disturbance) nilai controlled variable
dalam hal ini temperatur fluida menurun,
sehingga controller PI meningkatkan sinyal
kontrol u, untuk membawa sistem kembali ke
nilai set point-nya.
Gambar 15. Respon Sistem dengan Feedback Controller
untuk Berbagai Variasi Gangguan
Dari gambar 15 terlihat bahwa, sistem
kontrol berumpan balik dapat mengkompensasi
semua gangguan yang ada baik itu gangguan
pada bagian output sistem, gangguan yang
tidak terukur dan tidak diketahui sebelumnya.
11. Feedfoward Control
Tujuan feedfoward control adalah mengukur
disturbance dan melakukan kompensasi ter-
hadapnya agar nilai controlled variable tidak
menyimpang dari nilai setting point.
Perbandingan Kinerja Sistem Kontrol Berumpan Balik (Feedback) dengan Sistem Kontrol Berumpan Maju…. (Fendy Santoso)
Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Kristen Petra
http://puslit.petra.ac.id/journals/mechanical/
41
Gambar 16. Diagram Kotak Sistem Kontrol dengan
Umpan Maju (Feedfoward)
Feedfoward controller menggunakan suatu
kompensator dengan fungsi alih:
)s(G
)s(G
)s(G
p
d
FF −= ;
)1s(K
)1s(K
)s(G
dp
pd
f
+τ
+τ
= (17)
s20
f e
)1s25
)1s3,21(
)s(G −
+
+
−= = s
FF e
1s25
)1s3,21(
K Θ−
+
+
−
dengan KFF merupakan gain kontroler umpan
maju dan θ merupakan delay time kontroler.
Gambar 17. Rangkaian Simulasi feedfoward controller
Setelah dilakukan simulasi sistem diperoleh
grafik tanggapan sistem untuk gangguan yang
sifatnya terukur dan pada bagian input, seperti
pada gambar dibawah.
Gambar 18. Respon Sistem dengan Feedfoward
Controller dan Gangguan pada Bagian
Input, Terukur (Measured Disturbance), dan
Diketahui
Dari gambar 18 terlihat bahwa respon sistem
cukup baik, dan dapat mengkompensasi
gangguan pada bagian input yang sifatnya
terukur (measured disturbance) dan diketahui
(known disturbance) .
Gambar 19. Respon Sistem dengan Feedfoward
Controller untuk Gangguan pada Bagian
Output
Pada gambar 19 terlihat tanggapan sistem
dengan feedfoward controller untuk gang-
guan yang sifatnya bukan pada bagian input,
tidak terukur, dan tidak diketahui sebelumnya.
Dari gambar terlihat bahwa sistem tidak dapat
mengkompensasi gangguan tersebut.
12. Sistem Kontrol Gabungan (Feedback
dan Feedfoward)
Gambar 20 merupakan gabungan sistem
kontrol feedback dan feedfoward.
Gambar 20. Blok Diagram Gabungan Sistem Kontrol
Feedback dan Feedfoward Pada Heat
Exhanger
Keterangan gambar:
Gff: fungsi alih feedfoward controller
Gd : fungsi alih gangguan (disturbance)
Gc : fungsi alih kontroler
Gp : fungsi alih plant
Gambar 21 merupakan rangkaian simulasi
sistem kontrol feedback dan feedfoward dengan
menggunakan Matlab.
Respon sistem kontrol ditunjukan seperti
pada gambar 22. terlihat bahwa sistem kontrol
gabungan feedback dan feedfoward dapat meng-
kompensasi semua gangguan yang ada,
sehingga nilai keluarannya dapat tetap
dipertahankan pada nilai setting point.
JURNAL TEKNIK MESIN Vol. 5, No. 1, April 2003: 36 – 42
42
Gambar 21. Rangkaian simulasi sistem kontrol feed-
baack dan feedfoward dengan mengguna-
kan Matlab-Simulink
Gambar 22. Respon sistem kontrol feedback dan
feedfoward dengan berbagai variasi
gangguan
13. Kesimpulan
Dari hasil pembahasan di atas dapat disim-
pulkan:
1. Sistem kontrol dengan umpan maju
(feedfoward) hanya dapat mengkompensasi
gangguan, yang merupakan bagian input
sistem, terukur dan dapat diprediksi se-
belumnya.
2. Jika disturbance sistem tidak berhubungan
dengan besaran masukan (input), tidak
terukur, atau tidak diketahui (unknown)
maka controlled variable tidak akan dapat
dikendalikan lagi. Karenanya sistem ini
jarang digunakan dalam praktek.
3. Dari hasil simulasi terlihat bahwa feedback
control dapat melakukan kompensasi ter-
hadap semua jenisdisturbance.
4. Kekurangan feedback control terletak pada
cara melakukan kompensasi terhadap distur-
bance. Konsep ini hanya akan melakukan
kompensasi terhadap disturbance, jika
controlled variable menyimpang dari nilai
setting point. Jadi sistem tidak dapat cepat
bereaksi jika letak disturbance jauh dari
controlled variable.
Daftar Pustaka
1. Ogata K., Modern Control Engineering,
Prentice Hall International, Inc., 1996.
2. Gopal M., Control System Engineering, Wiley
Eastern Limited, New Delhi., 1982.
3. Ogata K., Solving Control Engineering
Problems with MATLAB, Prentice Hall
International, Inc., 1994.
4. Shahian Bahram, Hassul Michael., Control
Sistem Design Using Matlab. Prentice
Hall,Englewood Cliffs, New Jersey., 1993.
5. Shearer, J. Lowen., Dynamic Modeling and
Control of Engineering Systems, Macmillan
Publishing Company, New York., 1990.
6. Houpis D’Azzo, Linier Control Systems
Analysis and Design, 1986.
7. Suminar-Petrucci Ralp H., General Chemis-
try. Principles and Modern Aplication, Collier
Macmillan, Inc., 1985.
8. Harmon Ray., Advanced Process Control, Mc
Graw Hill.

More Related Content

What's hot

Dasar sistem kontrol
Dasar sistem kontrolDasar sistem kontrol
Dasar sistem kontrol
Aira Selamanya
 
160124864 bab-i-konsep-dasar-pengendalian-proses
160124864 bab-i-konsep-dasar-pengendalian-proses160124864 bab-i-konsep-dasar-pengendalian-proses
160124864 bab-i-konsep-dasar-pengendalian-proses
Dicky Syahputra
 
Sistem pengendalian
Sistem pengendalianSistem pengendalian
Sistem pengendalian
Aika Hartini
 
Fungsi alih sistem kontrol
Fungsi alih sistem kontrolFungsi alih sistem kontrol
Fungsi alih sistem kontrol
arie eric
 
Simulink PID
Simulink PIDSimulink PID
Simulink PIDdenaadi
 
Sistem kendali otomatis
Sistem kendali otomatis Sistem kendali otomatis
Sistem kendali otomatis Puti Andini
 
Prinsip kerja PID
Prinsip kerja PIDPrinsip kerja PID
Prinsip kerja PID
Supar Ramah
 
Modul praktikum kendali lanjut
Modul praktikum kendali lanjutModul praktikum kendali lanjut
Modul praktikum kendali lanjutPressa Surya
 
pengantar teknik kendali
 pengantar teknik kendali pengantar teknik kendali
pengantar teknik kendali
Randi Putra
 
Dcs ( data control system)
Dcs ( data control system)Dcs ( data control system)
Dcs ( data control system)
Fatichur Izaq
 
Pi dxmm
Pi dxmmPi dxmm
Pi dxmm
Andre Rian
 
analisis sistem tentang sistem kontrol diskrit dan kontinu
analisis sistem tentang sistem kontrol diskrit dan kontinuanalisis sistem tentang sistem kontrol diskrit dan kontinu
analisis sistem tentang sistem kontrol diskrit dan kontinu
stellaandikmarini
 
Alat kendali untuk final 2011
Alat kendali untuk final 2011Alat kendali untuk final 2011
Alat kendali untuk final 2011Ekaa DC
 
Presentasi tugas(karakteristik pengukuran, sdv bdv cv, safety protection fire...
Presentasi tugas(karakteristik pengukuran, sdv bdv cv, safety protection fire...Presentasi tugas(karakteristik pengukuran, sdv bdv cv, safety protection fire...
Presentasi tugas(karakteristik pengukuran, sdv bdv cv, safety protection fire...
NaufalSaifullahKA
 
Jbptunikompp gdl-anggajuand-18247-4-babii
Jbptunikompp gdl-anggajuand-18247-4-babiiJbptunikompp gdl-anggajuand-18247-4-babii
Jbptunikompp gdl-anggajuand-18247-4-babiikuyalumpat
 
Sistem pengendalian, bpcs(basic process control system),
Sistem pengendalian, bpcs(basic process control system),Sistem pengendalian, bpcs(basic process control system),
Sistem pengendalian, bpcs(basic process control system),
NaufalSaifullahKA
 
Sil, sif, lopa, dan maintenance
Sil, sif, lopa, dan maintenanceSil, sif, lopa, dan maintenance
Sil, sif, lopa, dan maintenance
NaufalSaifullahKA
 

What's hot (20)

Dasar sistem kontrol
Dasar sistem kontrolDasar sistem kontrol
Dasar sistem kontrol
 
160124864 bab-i-konsep-dasar-pengendalian-proses
160124864 bab-i-konsep-dasar-pengendalian-proses160124864 bab-i-konsep-dasar-pengendalian-proses
160124864 bab-i-konsep-dasar-pengendalian-proses
 
Definisi definisi sistem kendali
Definisi   definisi sistem kendaliDefinisi   definisi sistem kendali
Definisi definisi sistem kendali
 
Sistem pengendalian
Sistem pengendalianSistem pengendalian
Sistem pengendalian
 
Fungsi alih sistem kontrol
Fungsi alih sistem kontrolFungsi alih sistem kontrol
Fungsi alih sistem kontrol
 
Simulink PID
Simulink PIDSimulink PID
Simulink PID
 
Sistem kendali otomatis
Sistem kendali otomatis Sistem kendali otomatis
Sistem kendali otomatis
 
Prinsip kerja PID
Prinsip kerja PIDPrinsip kerja PID
Prinsip kerja PID
 
Modul praktikum kendali lanjut
Modul praktikum kendali lanjutModul praktikum kendali lanjut
Modul praktikum kendali lanjut
 
pengantar teknik kendali
 pengantar teknik kendali pengantar teknik kendali
pengantar teknik kendali
 
Os06
Os06Os06
Os06
 
Dcs ( data control system)
Dcs ( data control system)Dcs ( data control system)
Dcs ( data control system)
 
Pi dxmm
Pi dxmmPi dxmm
Pi dxmm
 
analisis sistem tentang sistem kontrol diskrit dan kontinu
analisis sistem tentang sistem kontrol diskrit dan kontinuanalisis sistem tentang sistem kontrol diskrit dan kontinu
analisis sistem tentang sistem kontrol diskrit dan kontinu
 
Bab 2 sistem kontrol
Bab 2 sistem kontrolBab 2 sistem kontrol
Bab 2 sistem kontrol
 
Alat kendali untuk final 2011
Alat kendali untuk final 2011Alat kendali untuk final 2011
Alat kendali untuk final 2011
 
Presentasi tugas(karakteristik pengukuran, sdv bdv cv, safety protection fire...
Presentasi tugas(karakteristik pengukuran, sdv bdv cv, safety protection fire...Presentasi tugas(karakteristik pengukuran, sdv bdv cv, safety protection fire...
Presentasi tugas(karakteristik pengukuran, sdv bdv cv, safety protection fire...
 
Jbptunikompp gdl-anggajuand-18247-4-babii
Jbptunikompp gdl-anggajuand-18247-4-babiiJbptunikompp gdl-anggajuand-18247-4-babii
Jbptunikompp gdl-anggajuand-18247-4-babii
 
Sistem pengendalian, bpcs(basic process control system),
Sistem pengendalian, bpcs(basic process control system),Sistem pengendalian, bpcs(basic process control system),
Sistem pengendalian, bpcs(basic process control system),
 
Sil, sif, lopa, dan maintenance
Sil, sif, lopa, dan maintenanceSil, sif, lopa, dan maintenance
Sil, sif, lopa, dan maintenance
 

Viewers also liked

Sistem pengaturan kecepatan motor induksi rotor belitan
Sistem pengaturan kecepatan motor induksi rotor belitanSistem pengaturan kecepatan motor induksi rotor belitan
Sistem pengaturan kecepatan motor induksi rotor belitanValentino Selayan
 
Makalah Sistem Kontrol Nirkabel Robot Mobile
Makalah Sistem Kontrol Nirkabel Robot MobileMakalah Sistem Kontrol Nirkabel Robot Mobile
Makalah Sistem Kontrol Nirkabel Robot Mobile
Agung Rahmatullah
 
makalah sistem dasar kontrol alat pemotong dengan mikrokontroler
makalah sistem dasar kontrol alat pemotong dengan mikrokontrolermakalah sistem dasar kontrol alat pemotong dengan mikrokontroler
makalah sistem dasar kontrol alat pemotong dengan mikrokontrolerMuhammad Ishaq
 
Squid proxy server
Squid proxy serverSquid proxy server
Squid proxy server
baraya_dede
 
makalah-sistem-kendali
makalah-sistem-kendalimakalah-sistem-kendali
makalah-sistem-kendali
Randi Putra
 
Journal komputer garfik
Journal komputer garfikJournal komputer garfik
Journal komputer garfikLela Warni
 
2. jurnal (media pembelajaran interaktif jaringan komputer)
2. jurnal (media pembelajaran interaktif jaringan komputer)2. jurnal (media pembelajaran interaktif jaringan komputer)
2. jurnal (media pembelajaran interaktif jaringan komputer)Reskiani Embatau
 
Jurnal jaringan komputer
Jurnal jaringan komputerJurnal jaringan komputer
Jurnal jaringan komputerApink Iketeru
 
JURNAL PENELITIAN
JURNAL PENELITIAN JURNAL PENELITIAN
JURNAL PENELITIAN
Ichwan Aridanu
 
Jurnal Merancang dan Membangun Hotspot Menggunakan Linux Ubuntu Server
Jurnal Merancang dan Membangun Hotspot Menggunakan Linux Ubuntu ServerJurnal Merancang dan Membangun Hotspot Menggunakan Linux Ubuntu Server
Jurnal Merancang dan Membangun Hotspot Menggunakan Linux Ubuntu Server
handrian123
 
CONTOH JURNAL SKRIPSI GUNADARMA
CONTOH JURNAL SKRIPSI GUNADARMACONTOH JURNAL SKRIPSI GUNADARMA
CONTOH JURNAL SKRIPSI GUNADARMA
Faza Zahrah
 

Viewers also liked (13)

Sistem pengaturan kecepatan motor induksi rotor belitan
Sistem pengaturan kecepatan motor induksi rotor belitanSistem pengaturan kecepatan motor induksi rotor belitan
Sistem pengaturan kecepatan motor induksi rotor belitan
 
Makalah Sistem Kontrol Nirkabel Robot Mobile
Makalah Sistem Kontrol Nirkabel Robot MobileMakalah Sistem Kontrol Nirkabel Robot Mobile
Makalah Sistem Kontrol Nirkabel Robot Mobile
 
makalah sistem dasar kontrol alat pemotong dengan mikrokontroler
makalah sistem dasar kontrol alat pemotong dengan mikrokontrolermakalah sistem dasar kontrol alat pemotong dengan mikrokontroler
makalah sistem dasar kontrol alat pemotong dengan mikrokontroler
 
Squid proxy server
Squid proxy serverSquid proxy server
Squid proxy server
 
makalah-sistem-kendali
makalah-sistem-kendalimakalah-sistem-kendali
makalah-sistem-kendali
 
Jurnal uts
Jurnal utsJurnal uts
Jurnal uts
 
Journal komputer garfik
Journal komputer garfikJournal komputer garfik
Journal komputer garfik
 
2. jurnal (media pembelajaran interaktif jaringan komputer)
2. jurnal (media pembelajaran interaktif jaringan komputer)2. jurnal (media pembelajaran interaktif jaringan komputer)
2. jurnal (media pembelajaran interaktif jaringan komputer)
 
PAPER JARINGAN KOMPUTER
PAPER JARINGAN KOMPUTERPAPER JARINGAN KOMPUTER
PAPER JARINGAN KOMPUTER
 
Jurnal jaringan komputer
Jurnal jaringan komputerJurnal jaringan komputer
Jurnal jaringan komputer
 
JURNAL PENELITIAN
JURNAL PENELITIAN JURNAL PENELITIAN
JURNAL PENELITIAN
 
Jurnal Merancang dan Membangun Hotspot Menggunakan Linux Ubuntu Server
Jurnal Merancang dan Membangun Hotspot Menggunakan Linux Ubuntu ServerJurnal Merancang dan Membangun Hotspot Menggunakan Linux Ubuntu Server
Jurnal Merancang dan Membangun Hotspot Menggunakan Linux Ubuntu Server
 
CONTOH JURNAL SKRIPSI GUNADARMA
CONTOH JURNAL SKRIPSI GUNADARMACONTOH JURNAL SKRIPSI GUNADARMA
CONTOH JURNAL SKRIPSI GUNADARMA
 

Similar to Dasar sistem kontrol

Dasar_Sistem_Kontrol_dan_pptx.pptxDasar_Sistem_Kontrol_dan_pptx.pptx
Dasar_Sistem_Kontrol_dan_pptx.pptxDasar_Sistem_Kontrol_dan_pptx.pptxDasar_Sistem_Kontrol_dan_pptx.pptxDasar_Sistem_Kontrol_dan_pptx.pptx
Dasar_Sistem_Kontrol_dan_pptx.pptxDasar_Sistem_Kontrol_dan_pptx.pptx
remanumyeye
 
MATERI 1 DSK.docx
MATERI 1 DSK.docxMATERI 1 DSK.docx
MATERI 1 DSK.docx
RIZKYRAMADHAN552253
 
Pertemuan 02.Pengantar Sistem Kendali
Pertemuan 02.Pengantar Sistem KendaliPertemuan 02.Pengantar Sistem Kendali
Pertemuan 02.Pengantar Sistem Kendali
Aprianti Putri
 
Pengertian kontrol
Pengertian kontrolPengertian kontrol
Pengertian kontrol
arie eric
 
Pertemuan 03 Model Matematis
Pertemuan 03 Model MatematisPertemuan 03 Model Matematis
Pertemuan 03 Model Matematis
Aprianti Putri
 
Sistem+kontrol+pid+muhamad+ali 1
Sistem+kontrol+pid+muhamad+ali 1Sistem+kontrol+pid+muhamad+ali 1
Sistem+kontrol+pid+muhamad+ali 1
Ibrohim Ibrohim
 
Pi d
Pi dPi d
1_Introduction Control System and Automation.ppt
1_Introduction Control System and Automation.ppt1_Introduction Control System and Automation.ppt
1_Introduction Control System and Automation.ppt
adhanefendi
 
Pertemuan 1 Sistem Pengendali Elektronik
Pertemuan 1   Sistem Pengendali ElektronikPertemuan 1   Sistem Pengendali Elektronik
Pertemuan 1 Sistem Pengendali Elektronik
Ahmad Nawawi, S.Kom
 
Tugas sistem kendali
Tugas sistem kendaliTugas sistem kendali
Tugas sistem kendali
Ibrohim Ibrohim
 
Cover sistem kendali tugas 1
Cover sistem kendali tugas 1Cover sistem kendali tugas 1
Cover sistem kendali tugas 1
Ibrohim Ibrohim
 
Bab 1=tinjauan umum_sistem_pengontrolan=
Bab 1=tinjauan umum_sistem_pengontrolan=Bab 1=tinjauan umum_sistem_pengontrolan=
Bab 1=tinjauan umum_sistem_pengontrolan=
BIK University
 
Bab_1=tinjauan_umum_sistem_pengontrolan=
Bab_1=tinjauan_umum_sistem_pengontrolan=Bab_1=tinjauan_umum_sistem_pengontrolan=
Bab_1=tinjauan_umum_sistem_pengontrolan=
AriefGoeSoenanDjojo
 
Kendali level air
Kendali level airKendali level air
Kendali level air
kemas muhammad rizal
 
Ringkasan artikel 3 FPGA-based real time incremental conductance maximum powe...
Ringkasan artikel 3 FPGA-based real time incremental conductance maximum powe...Ringkasan artikel 3 FPGA-based real time incremental conductance maximum powe...
Ringkasan artikel 3 FPGA-based real time incremental conductance maximum powe...
Rivaldy Fachrul Armando
 
Elk01010106
Elk01010106Elk01010106
Elk01010106
aditya fahmi
 
FPGA-based real time incremental conductance maximum power point tracking con...
FPGA-based real time incremental conductance maximum power point tracking con...FPGA-based real time incremental conductance maximum power point tracking con...
FPGA-based real time incremental conductance maximum power point tracking con...
YogoParantoAji
 
Bismo yuswan-matematikateknikkimia-130527092649-phpapp01 (1)
Bismo yuswan-matematikateknikkimia-130527092649-phpapp01 (1)Bismo yuswan-matematikateknikkimia-130527092649-phpapp01 (1)
Bismo yuswan-matematikateknikkimia-130527092649-phpapp01 (1)Frans Pelleng
 

Similar to Dasar sistem kontrol (20)

Dasar_Sistem_Kontrol_dan_pptx.pptxDasar_Sistem_Kontrol_dan_pptx.pptx
Dasar_Sistem_Kontrol_dan_pptx.pptxDasar_Sistem_Kontrol_dan_pptx.pptxDasar_Sistem_Kontrol_dan_pptx.pptxDasar_Sistem_Kontrol_dan_pptx.pptx
Dasar_Sistem_Kontrol_dan_pptx.pptxDasar_Sistem_Kontrol_dan_pptx.pptx
 
MATERI 1 DSK.docx
MATERI 1 DSK.docxMATERI 1 DSK.docx
MATERI 1 DSK.docx
 
Transmitter
TransmitterTransmitter
Transmitter
 
Transmitter
TransmitterTransmitter
Transmitter
 
Pertemuan 02.Pengantar Sistem Kendali
Pertemuan 02.Pengantar Sistem KendaliPertemuan 02.Pengantar Sistem Kendali
Pertemuan 02.Pengantar Sistem Kendali
 
Pengertian kontrol
Pengertian kontrolPengertian kontrol
Pengertian kontrol
 
Pertemuan 03 Model Matematis
Pertemuan 03 Model MatematisPertemuan 03 Model Matematis
Pertemuan 03 Model Matematis
 
Sistem+kontrol+pid+muhamad+ali 1
Sistem+kontrol+pid+muhamad+ali 1Sistem+kontrol+pid+muhamad+ali 1
Sistem+kontrol+pid+muhamad+ali 1
 
Pi d
Pi dPi d
Pi d
 
1_Introduction Control System and Automation.ppt
1_Introduction Control System and Automation.ppt1_Introduction Control System and Automation.ppt
1_Introduction Control System and Automation.ppt
 
Pertemuan 1 Sistem Pengendali Elektronik
Pertemuan 1   Sistem Pengendali ElektronikPertemuan 1   Sistem Pengendali Elektronik
Pertemuan 1 Sistem Pengendali Elektronik
 
Tugas sistem kendali
Tugas sistem kendaliTugas sistem kendali
Tugas sistem kendali
 
Cover sistem kendali tugas 1
Cover sistem kendali tugas 1Cover sistem kendali tugas 1
Cover sistem kendali tugas 1
 
Bab 1=tinjauan umum_sistem_pengontrolan=
Bab 1=tinjauan umum_sistem_pengontrolan=Bab 1=tinjauan umum_sistem_pengontrolan=
Bab 1=tinjauan umum_sistem_pengontrolan=
 
Bab_1=tinjauan_umum_sistem_pengontrolan=
Bab_1=tinjauan_umum_sistem_pengontrolan=Bab_1=tinjauan_umum_sistem_pengontrolan=
Bab_1=tinjauan_umum_sistem_pengontrolan=
 
Kendali level air
Kendali level airKendali level air
Kendali level air
 
Ringkasan artikel 3 FPGA-based real time incremental conductance maximum powe...
Ringkasan artikel 3 FPGA-based real time incremental conductance maximum powe...Ringkasan artikel 3 FPGA-based real time incremental conductance maximum powe...
Ringkasan artikel 3 FPGA-based real time incremental conductance maximum powe...
 
Elk01010106
Elk01010106Elk01010106
Elk01010106
 
FPGA-based real time incremental conductance maximum power point tracking con...
FPGA-based real time incremental conductance maximum power point tracking con...FPGA-based real time incremental conductance maximum power point tracking con...
FPGA-based real time incremental conductance maximum power point tracking con...
 
Bismo yuswan-matematikateknikkimia-130527092649-phpapp01 (1)
Bismo yuswan-matematikateknikkimia-130527092649-phpapp01 (1)Bismo yuswan-matematikateknikkimia-130527092649-phpapp01 (1)
Bismo yuswan-matematikateknikkimia-130527092649-phpapp01 (1)
 

More from Miftahur Rizqi

18594 uniform series arithmetic gradient cash flow
18594 uniform series arithmetic gradient  cash flow18594 uniform series arithmetic gradient  cash flow
18594 uniform series arithmetic gradient cash flow
Miftahur Rizqi
 
18594 uniform series arithmetic gradient cash flow
18594 uniform series arithmetic gradient  cash flow18594 uniform series arithmetic gradient  cash flow
18594 uniform series arithmetic gradient cash flow
Miftahur Rizqi
 
Jurnal aliran kas bursa efek
Jurnal aliran kas bursa efekJurnal aliran kas bursa efek
Jurnal aliran kas bursa efek
Miftahur Rizqi
 
Ekonomi teknik#
Ekonomi teknik#Ekonomi teknik#
Ekonomi teknik#
Miftahur Rizqi
 
Presentation dasar telkom
Presentation dasar telkomPresentation dasar telkom
Presentation dasar telkom
Miftahur Rizqi
 
Komponen kelistrikan
Komponen kelistrikanKomponen kelistrikan
Komponen kelistrikan
Miftahur Rizqi
 
Microbiology biotechnology-environment-science
Microbiology biotechnology-environment-scienceMicrobiology biotechnology-environment-science
Microbiology biotechnology-environment-science
Miftahur Rizqi
 
International journal of science technology
International journal of science technologyInternational journal of science technology
International journal of science technology
Miftahur Rizqi
 

More from Miftahur Rizqi (8)

18594 uniform series arithmetic gradient cash flow
18594 uniform series arithmetic gradient  cash flow18594 uniform series arithmetic gradient  cash flow
18594 uniform series arithmetic gradient cash flow
 
18594 uniform series arithmetic gradient cash flow
18594 uniform series arithmetic gradient  cash flow18594 uniform series arithmetic gradient  cash flow
18594 uniform series arithmetic gradient cash flow
 
Jurnal aliran kas bursa efek
Jurnal aliran kas bursa efekJurnal aliran kas bursa efek
Jurnal aliran kas bursa efek
 
Ekonomi teknik#
Ekonomi teknik#Ekonomi teknik#
Ekonomi teknik#
 
Presentation dasar telkom
Presentation dasar telkomPresentation dasar telkom
Presentation dasar telkom
 
Komponen kelistrikan
Komponen kelistrikanKomponen kelistrikan
Komponen kelistrikan
 
Microbiology biotechnology-environment-science
Microbiology biotechnology-environment-scienceMicrobiology biotechnology-environment-science
Microbiology biotechnology-environment-science
 
International journal of science technology
International journal of science technologyInternational journal of science technology
International journal of science technology
 

Recently uploaded

COOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong dCOOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
delphijean1
 
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdfTUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
jayakartalumajang1
 
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdfDaftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
Tsabitpattipeilohy
 
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASASURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
AnandhaAdkhaM1
 
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
HADIANNAS
 
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptxTUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
indahrosantiTeknikSi
 
NADIA FEBIANTI TUGAS PPT(GAMMA APP).pptx
NADIA FEBIANTI TUGAS PPT(GAMMA APP).pptxNADIA FEBIANTI TUGAS PPT(GAMMA APP).pptx
NADIA FEBIANTI TUGAS PPT(GAMMA APP).pptx
nadiafebianti2
 
Metode Clayperon (Persamaan Tiga Momen) untuk balok menerus.pptx
Metode Clayperon (Persamaan Tiga Momen) untuk balok menerus.pptxMetode Clayperon (Persamaan Tiga Momen) untuk balok menerus.pptx
Metode Clayperon (Persamaan Tiga Momen) untuk balok menerus.pptx
ssuser2537c0
 
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptxRANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
muhammadiswahyudi12
 
1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf
1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf
1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf
AdityaWahyuDewangga1
 
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
rhamset
 

Recently uploaded (11)

COOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong dCOOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
 
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdfTUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
 
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdfDaftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
 
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASASURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
 
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
 
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptxTUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
 
NADIA FEBIANTI TUGAS PPT(GAMMA APP).pptx
NADIA FEBIANTI TUGAS PPT(GAMMA APP).pptxNADIA FEBIANTI TUGAS PPT(GAMMA APP).pptx
NADIA FEBIANTI TUGAS PPT(GAMMA APP).pptx
 
Metode Clayperon (Persamaan Tiga Momen) untuk balok menerus.pptx
Metode Clayperon (Persamaan Tiga Momen) untuk balok menerus.pptxMetode Clayperon (Persamaan Tiga Momen) untuk balok menerus.pptx
Metode Clayperon (Persamaan Tiga Momen) untuk balok menerus.pptx
 
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptxRANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
 
1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf
1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf
1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf
 
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
 

Dasar sistem kontrol

  • 1. JURNAL TEKNIK MESIN Vol. 5, No. 1, April 2003: 36 – 42 Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Kristen Petra http://puslit.petra.ac.id/journals/mechanical/ 36 Perbandingan Kinerja Sistem Kontrol Berumpan Balik (Feedback) Dengan Sistem Kontrol Berumpan Maju (Feedfoward) Pada Jaringan Penukar Panas (Heat Exchanger) Fendy Santoso Dosen Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Elektro – Universitas Kristen Petra email: fendy@petra.ac.id Abstrak Dalam proses industri terdapat banyak variabel yang harus dikontrol. Tindakan kontrol dapat dilakukan secara manual oleh operator, tetapi karena dalam proses industri terdapat ratusan variabel yang harus dikontrol, sehingga konsekuensinya dibutuhkan ratusan operator. Karenanya langkah yang paling tepat adalah menerapkan kontrol otomatis dalam proses industri. Panas proses digunakan untuk banyak aplikasi yang bervariasi. Persyaratan suhu tergantung pada jenis industri meliputi, suhu tinggi sampai sekitar 1500oC. Industri kimia adalah contoh industri dengan suhu antara 500-600oC. Industri logam non besi, serta produksi hidrogen adalah aplikasi-aplikasi yang menggunakan suhu antara 600 - 1000oC. Paper ini membahas perbandingan kinerja sistem kontrol dengan umpan maju (feedfoward) dengan umpan balik (feedback) untuk pengendalian panas pada plant heat exchanger. Langkah awal dalam simulasi adalah penurunan model matematis. Setelah itu dilakukan simulasi dengan menggunakan program Matlab. Dari hasil simulasi terlihat bahwa tiap-tiap strategi kontrol mempunyai kelebihan dan kekurangannya sendiri. Sehingga penggabungan keduanya akan menghasilkan respon yang lebih baik. Kata kunci: sistem kontrol, umpan balik, umpan maju, jaringan penukar panas. Abstract In industrial process, there are many variables that must be controlled. Control Action can be done manually by operator, but because in industrial process contains hundred of variables that must be controlled, so the consequence is hundred of operators are needed. Therefore the best way is applied automatic s control in industrial process. Process heat is used for many various applications. Temperatures depend on industry type, such as high heat up to 1500 oC. Chemical industry is an example of industry with temperature range between 500-600oC. Non-iron metal industry, and hydrogen production are applications that use temperature range between 600 - 1000oC This paper explained about the comparison between feedfoward and feedback control system on heat exchanger plant. After mathematical models can be obtained, the next step was to simulate system performance by using Matlab. From the simulation result, was obtained that every control strategy had its strength and weaknesses. So their combination will give better response. Keywords: control system, feedback, feedfoward, and heat exchanger. 1. Pendahuluan Ada tiga operasi dasar dalam setiap sistem kontrol, yaitu: measurement (M), decision (D) dan action (A). Pada tindakan measurement dilakukan proses pengukuran oleh sensor. Berdasar hasil pengukuran tersebut kontroler kemudian memutuskan apa yang harus dilaku- kan agar variabel yang dikontrol dipertahankan pada nilai setting pointnya. Catatan : Diskusi untuk makalah ini diterima sebelum tanggal 1 Juli 2003. Diskusi yang layak muat akan diterbitkan pada Jurnal Teknik Mesin Volume 5 Nomor 2 Oktober 2003. Sebagai hasil keputusan kontroller melakukan aksi, dalam hal ini dilakukan oleh elemen final control. Dalam pembahasan selanjutnya sistem kontrol akan diwakili oleh model matematikan- nya. 2. Model Matematika Sistem Pemodelan berarti menyatakan sistem dalam dunia nyata (real world) menjadi bentuk persamaan matematika. Modeling juga dapat
  • 2. Perbandingan Kinerja Sistem Kontrol Berumpan Balik (Feedback) dengan Sistem Kontrol Berumpan Maju…. (Fendy Santoso) Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Kristen Petra http://puslit.petra.ac.id/journals/mechanical/ 37 diartikan sebagai usaha menirukan kelakuan proses (real world system) didalam usaha untuk memahaminya. Hal tersebut dilakukan dengan menyusun hubungan-hubungan fisik dari sistem sesungguhnya dengan menggunakan hukum-hukum ilmu alam. Dengan pemodelan dapat berbicara banyak mengenai suatu sistem tanpa harus meng- hadirkan sistem tersebut. Dengan penyusunan model maka sifat (karakteristik) sistem akan lebih mudah dianalisis/dipelajari. Selain itu modeling merupakan usaha yang tidak mem- butuhkan beaya banyak dan resiko yang kecil. 3. Dinamika Sistem Dinamika sistem orde satu dapat dinyatakan dalam bentuk persamaan diferensial: )t(u)t(y dt )t(dy =+τ (1) Dalam bentuk fungsi alih: 1s K )s(T +τ = (2) Sedangkan tanggapan sistem untuk masuk- kan tangga satuan (unit step): 1)t(u = ,atau s/1)s(u = ]e1[)t(y /t τ− −= )0t( ≥ (3) Dinamika sistem orde dua dapat dinyatakan dalam bentuk persamaan diferensial: )t(u)t(y dt )t(dy 2 dt )t(yd 22 nn2 2 n ω=ω+ςω+ (4) Fungsi alih dalam bentuk Transformasi Laplace: 2 nn 2 2 n s2s )s(T ω+ζω+ ω = (5) dengan tanggapan sistem untuk masukan tangga satuan (unit step): 1)t(u = , atau s/1)s(u = (6) Tanggapan langkah (step response): 0 < ζ < 1 (7) )0t(; 1 tantsin 1 e 1)t(y 2 1 d 2 tn ≥         ς ς− +ω ς− −= − ξω− ζ = 1 −−> t n t nn tee1)t(y ω−ω− ω−−= )0t( ≥ ζ > 1−−> )ekek(1)t(y tc 2 tc 1 21 −− −+= )0t( ≥ 1c 2 nn2,1 −ςω±ςω−= Keterangan notasi: y(t): tanggapan sistem u(t) : masukan (input) sistem τ : konstanta waktu (time constant) ζ : redaman sistem ωn : frekuensi alamiah sistem (rad/s) Untuk selanjutnya model matematik sistem keseluruhan (kontroler dan plant) dapat diwa- kili dengan model sistem orde dua. 4. Teori Kontrol Teori kontrol modern berbeda dengan teori kontrol konvensional. Teori kontrol modern dapat diterapkan pada sistem multi input multi output, yang kondisinya linier ataupun tak linier, dengan parameter sistem konstan atau berubah terhadap waktu. Sedangkan teori kontrol konvensional hanya dapat diterapkan pada sistem satu masukan, satu keluaran, dengan parameter konstan. Persamaan ruang keadaan (state space) merupakan representasi dari teori kontrol modern, sedangkan model fungsi alih (transfer function) merupakan representasi dari teori kontrol konvensional. Fungsi alih sistem didefinisikan sebagai perbandingan transformasi Laplace keluaran terhadap transformasi Laplace masukan, dengan semua syarat awal nol. Fungsi alih sistem juga merupakan model matematika yang menghubungkan variabel masukan dengan variabel keluaran, namun ia sendiri tidak mem- berikan informasi mengenai struktur fisik sistem tersebut. Jika pangkat tertinggi dalam s dalam fungsi alih adalah n, maka sistem disebut orde ke-n. Kegunaan konsep fungsi alih terbatas pada sistem linier, parameter sistem tidak berubah terhadap waktu (time invariant), sistem dengan satu masukan dan satu keluaran (single input- single output)[1]. 5. Rangkaian Detektor Kesalahan (Error) Gambar 1. Rangkaian Detektor Kesalahan (Error) dengan Penguat Diferensial
  • 3. JURNAL TEKNIK MESIN Vol. 5, No. 1, April 2003: 36 – 42 38 Rangkaian detektor error dapat disusun dari sebuah penguat kerja yang dirangkai seperti gambar diatas. Tegangan keluaran penguat kerja dirumuskan sebagai: sensorintPoSettingerroroutput VVVV −== (8) 6. Kontroler Proses Dalam sistem pengaturan, kontroler ber- fungsi sebagai otak sistem kontrol itu sendiri. Ada bermacam-macam tipe kontroler baik itu analog ataupun digital, misalnya: kontroler P (Proporsional), kontroler I (Integral), Kontroler PI (Proporsional-Integral), Kontroler PD (Proporsional Diferensial), dan kontroler PID (Proporsional Integral Diferensial). Dalam pembahasan selanjutnya pada makalah ini menggunakan kontroler PI. 6.1 Kontroler Proporsional Gambar 2. Kontroler Proporsional m(t)=Kp.e(t), Kp=R2/R1, fungsi alih dalam bentuk transformasi Laplace pK )s(e )s(m = (9) Kontroler Proporsional mempunyai kelebihan yaitu waktu tanggapannya yang cepat, tetapi kekurangannya terletak pada timbulnya steady state error. Semakin besar nilai penguatan (gain) yang diberikan maka, steady state error makin kecil dan keluaran semakin cepat mencapai keadaan mantap, tetapi gain yang terlalu besar cenderung menyebabkan sistem tidak stabil. 6.2 Kontroler Integral Gambar 3. Kontroler Integral ∫= dt)t(e CR 1 )t(m 11 fungsi alih dalam bentuk transformasi Laplace: sT 1 )s(e )s(m i = (10) dengan Ti=R1C1. Kelebihan kontroler integral terletak pada kemampuan membuat nol nilai steady state error, tetapi tanggapan kontroler ini lebih lambat bila dibandingkan dengan kon- troler Proporsional. 6.3 Kontroler PI (Proporsional dan Integral) Gambar 4. Kontroler PI sCR 1sCR RR RR )s(e )s(m 22 22 13 24 + = (11) )s(e )s(m =       + Tis 1 1Kp = s 1s K c c c τ +τ dengan nilai: Kp= 13 24 RR RR , Ti=R2C2 7. Penguat Sinyal keluaran kontroler masih terlalu lemah untuk mengaktifkan actuator control. Untuk itu agar sistem dapat bekerja dengan baik diperlukan rangkaian lain yang berfungsi memperkuat sinyal keluaran kontroler. 8. Pengendalian Proses Pada umumnya proses kimia merupakan sistem multi multi output. Besaran masukan dapat berupa gangguan (disturbances) ataupun besaran manipulated variable Gambar 5. Proses Industri
  • 4. Perbandingan Kinerja Sistem Kontrol Berumpan Balik (Feedback) dengan Sistem Kontrol Berumpan Maju…. (Fendy Santoso) Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Kristen Petra http://puslit.petra.ac.id/journals/mechanical/ 39 Dari gambar diatas terlihat bahwa keluaran proses dipengaruhi oleh sinyal input kendali (manipulated input) dan sinyal gangguan (disturbance input). 8.1 Proses Termal Pemodelan proses industri selalu dimulai dengan keseimbangan konservasi kuantitas massa atau energi, dengan asumsi-asumsi aliran fluida yang masuk dan keluar memiliki kecepatan konstan, kerapatan cairan adalah konstan, kapasitas panas cairan adalah konstan. Keseimbangan energi pada keadaan tidak steady state dalam tangki akan menggambarkan hubungan antara temperatur masukan dan temperatur keluaran. WQ)TT(CF dt dT CV opp −+−ρ=ρ (12) )2/)TT(T(UAQ outhin +−= Model matematika sistem setelah dilinieri- sasi: 'FKT dt dT cex ' ex =+τ (13) Fungsi alih Heat Exchanger dapat dinyata- kan dalam bentuk sistem orde satu: )s(G 1s K )s(F )s(T ex ex pex h = +τ = (14) Karena ada waktu tunda / death time pada plant maka fungsi alih plant menjadi: )s(Ge 1s K )s(F )s(T ex ts ex pex h = +τ = − , dengan t merupakan death time process. Dalam paper ini fungsi alih plant dinyatakan sebagai: s7,14 p e 1s3,21 1 G − + = (15) Gambar 7. Rangkaian Simulasi Plant Sedangkan gangguan pada sistem dinyatakan dalam fungsi alih: s35 d e 1s25 1 G − + = (16) Gambar 8. Rangkaian Simulasi Gangguan Plant Gambar 7 dan 8 merupakan perwakilan plant dan gangguan dalam bentuk matematika- nya pada program Matlab. Gambar 9. Sistem Kontrol Feedback dan Feedfoward pada Heat Exchanger Unit ini bertujuan untuk memanaskan fluida proses dari temperatur masukan Ti(t) menjadi nilai temperatur fluida keluaran T(t), melalui aliran media pemanas Fh(s). Media pemanas menggunakan uap terkondensasi. Tujuan kontrol adalah untuk menjaga temperatur sistem pada suatu nilai setting point tertentu. 9. Sistem Kontrol Loop Terbuka Gambar 10. Blok Diagram loop terbuka Jaringan Penukar Panas Dari blok diagram diatas terlihat bahwa nilai besaran keluaran y langsung dipengaruhi oleh fungsi alih plant Gp, dan gangguan Gd tanpa adanya mekanisme umpan balik. Gambar 11. Respon Loop Terbuka Jaringan Penukar Panas
  • 5. JURNAL TEKNIK MESIN Vol. 5, No. 1, April 2003: 36 – 42 40 Suhu fluida ingin dipertahankan konstan pada nilai set pointnya. Tetapi sistem mendapat gangguan yaitu Gd yang menyebabkan output sistem akan terpengaruh oleh besaran gangguan. Karena tidak adanya mekanisme umpan balik maka sistem tidak dapat mengkompensasi adanya gangguan. 10. Sistem Kontrol Berumpan Balik (Feedback) Gambar 12. Feedback Control Salah satu cara memenuhi tujuan kontrol adalah dengan mengukur temperatur fluida keluaran T(t) dan membandingkan dengan nilai temperatur yang diinginkan. Berdasar hasil pembandingan tersebut dapat diputuskan tindakan apa yang harus dikerjakan agar tidak terjadi deviasi temperatur T(t). Gambar 13. Blok Diagram Sistem kontrol Berumpan Balik (feedback) Pada Heat Exchanger Pada sistem kontrol loop tertutup seperti pada blok diagram diatas, kontroler Propor- sional, Integral (PI) berfungsi sebagai kontroler proses yang akan meminimumkan sinyal error, dan membawa sistem menuju nilai setting-nya. Jika temperatur T(t) melebihi nilai setting- nya, maka katub uap ditutup agar fluida yang keluar mempunyai temperatur yang menurun. Jika temperatur T(t) dibawah nilai settingnya maka katub uap dibuka, agar uap mem- pengaruhi fluida yang mengalir dalam tangki. Gambar 14. Respon Sistem dengan Feedback Controller untuk Gangguan yang Terukur, dan telah Diketahui Keterangan gambar: d = disturbance u = sinyal kendali y = controlled variabel Dari gambar 14 terlihat, akibat adanya gangguan (disturbance) nilai controlled variable dalam hal ini temperatur fluida menurun, sehingga controller PI meningkatkan sinyal kontrol u, untuk membawa sistem kembali ke nilai set point-nya. Gambar 15. Respon Sistem dengan Feedback Controller untuk Berbagai Variasi Gangguan Dari gambar 15 terlihat bahwa, sistem kontrol berumpan balik dapat mengkompensasi semua gangguan yang ada baik itu gangguan pada bagian output sistem, gangguan yang tidak terukur dan tidak diketahui sebelumnya. 11. Feedfoward Control Tujuan feedfoward control adalah mengukur disturbance dan melakukan kompensasi ter- hadapnya agar nilai controlled variable tidak menyimpang dari nilai setting point.
  • 6. Perbandingan Kinerja Sistem Kontrol Berumpan Balik (Feedback) dengan Sistem Kontrol Berumpan Maju…. (Fendy Santoso) Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Kristen Petra http://puslit.petra.ac.id/journals/mechanical/ 41 Gambar 16. Diagram Kotak Sistem Kontrol dengan Umpan Maju (Feedfoward) Feedfoward controller menggunakan suatu kompensator dengan fungsi alih: )s(G )s(G )s(G p d FF −= ; )1s(K )1s(K )s(G dp pd f +τ +τ = (17) s20 f e )1s25 )1s3,21( )s(G − + + −= = s FF e 1s25 )1s3,21( K Θ− + + − dengan KFF merupakan gain kontroler umpan maju dan θ merupakan delay time kontroler. Gambar 17. Rangkaian Simulasi feedfoward controller Setelah dilakukan simulasi sistem diperoleh grafik tanggapan sistem untuk gangguan yang sifatnya terukur dan pada bagian input, seperti pada gambar dibawah. Gambar 18. Respon Sistem dengan Feedfoward Controller dan Gangguan pada Bagian Input, Terukur (Measured Disturbance), dan Diketahui Dari gambar 18 terlihat bahwa respon sistem cukup baik, dan dapat mengkompensasi gangguan pada bagian input yang sifatnya terukur (measured disturbance) dan diketahui (known disturbance) . Gambar 19. Respon Sistem dengan Feedfoward Controller untuk Gangguan pada Bagian Output Pada gambar 19 terlihat tanggapan sistem dengan feedfoward controller untuk gang- guan yang sifatnya bukan pada bagian input, tidak terukur, dan tidak diketahui sebelumnya. Dari gambar terlihat bahwa sistem tidak dapat mengkompensasi gangguan tersebut. 12. Sistem Kontrol Gabungan (Feedback dan Feedfoward) Gambar 20 merupakan gabungan sistem kontrol feedback dan feedfoward. Gambar 20. Blok Diagram Gabungan Sistem Kontrol Feedback dan Feedfoward Pada Heat Exhanger Keterangan gambar: Gff: fungsi alih feedfoward controller Gd : fungsi alih gangguan (disturbance) Gc : fungsi alih kontroler Gp : fungsi alih plant Gambar 21 merupakan rangkaian simulasi sistem kontrol feedback dan feedfoward dengan menggunakan Matlab. Respon sistem kontrol ditunjukan seperti pada gambar 22. terlihat bahwa sistem kontrol gabungan feedback dan feedfoward dapat meng- kompensasi semua gangguan yang ada, sehingga nilai keluarannya dapat tetap dipertahankan pada nilai setting point.
  • 7. JURNAL TEKNIK MESIN Vol. 5, No. 1, April 2003: 36 – 42 42 Gambar 21. Rangkaian simulasi sistem kontrol feed- baack dan feedfoward dengan mengguna- kan Matlab-Simulink Gambar 22. Respon sistem kontrol feedback dan feedfoward dengan berbagai variasi gangguan 13. Kesimpulan Dari hasil pembahasan di atas dapat disim- pulkan: 1. Sistem kontrol dengan umpan maju (feedfoward) hanya dapat mengkompensasi gangguan, yang merupakan bagian input sistem, terukur dan dapat diprediksi se- belumnya. 2. Jika disturbance sistem tidak berhubungan dengan besaran masukan (input), tidak terukur, atau tidak diketahui (unknown) maka controlled variable tidak akan dapat dikendalikan lagi. Karenanya sistem ini jarang digunakan dalam praktek. 3. Dari hasil simulasi terlihat bahwa feedback control dapat melakukan kompensasi ter- hadap semua jenisdisturbance. 4. Kekurangan feedback control terletak pada cara melakukan kompensasi terhadap distur- bance. Konsep ini hanya akan melakukan kompensasi terhadap disturbance, jika controlled variable menyimpang dari nilai setting point. Jadi sistem tidak dapat cepat bereaksi jika letak disturbance jauh dari controlled variable. Daftar Pustaka 1. Ogata K., Modern Control Engineering, Prentice Hall International, Inc., 1996. 2. Gopal M., Control System Engineering, Wiley Eastern Limited, New Delhi., 1982. 3. Ogata K., Solving Control Engineering Problems with MATLAB, Prentice Hall International, Inc., 1994. 4. Shahian Bahram, Hassul Michael., Control Sistem Design Using Matlab. Prentice Hall,Englewood Cliffs, New Jersey., 1993. 5. Shearer, J. Lowen., Dynamic Modeling and Control of Engineering Systems, Macmillan Publishing Company, New York., 1990. 6. Houpis D’Azzo, Linier Control Systems Analysis and Design, 1986. 7. Suminar-Petrucci Ralp H., General Chemis- try. Principles and Modern Aplication, Collier Macmillan, Inc., 1985. 8. Harmon Ray., Advanced Process Control, Mc Graw Hill.