SlideShare a Scribd company logo
DALIL-DALIL YANG
TIDAK DISEPAKATI
Membahas Dalil-Dalil Hukum yang
menjadi dalil pendukung atau sebagai
alat bantu untuk memahami sumber
hukum dari al-Quran & Sunnah. Disebut
juga dengan Metode istinbat, mencakup
Istihsan, Istishhab, Mashalih Mursalah.

Oleh : A. Rahmani, S.Pd.I
Agenda
Istihsan
Istishhab

Mashalih Mursalah
‘Urf
Terminologi ISTIHSAN (

)

• Istihsan berasal dari kata
–
–
yang
berarti “mencari kebaikan”. Istihsan juga berarti “sesuatu
yang dianggap baik”, diambil dari kata al-husnu (baik).
• Secara terminologi, Imam Abu Hasan al-Karkhi mengatakan
bahwa istihsan ialah “penetapan hukum dari seorang
mujtahid terhadap suatu masalah yang menyimpang dari
ketetapan hukum yang diterapkan pada masalah-masalah
yang serupa, karena ada alasan yang lebih kuat yang
menghendaki dilakukannya penyimpangan itu.”
• DASAR ISTIHSAN: QS. al-Zumar: 17-18 disebutkan:
•
Dan orang-orang yang menjauhi thaghut (yaitu) tidak menyembahnya dan
kembali kepada Allah, bagi mereka berita gembira; sebab itu sampaikanlah
berita itu kepada hamba-hamba-Ku, yang mendengarkan perkataan lalu
mengikuti apa yang paling baik di antaranya. Mereka itulah orang-orang yang
telah diberi Allah petunjuk, mereka itulah orang-orang yang mempunyai akal.

• Rasul Saw juga bersabda:
Terminologi ISTIHSAN (

)

• DR. Wahbah al-Zuhaily mendefinisikan istihsan, yaitu
“memakai qiyas khafi dan meninggalkan qiyas jali karena
ada petunjuk untuk itu”. Disebut juga istihsan qiyasi.
• Pengertian Qiyas jali didasarkan atas „illat yang ditegaskan
dalam Quran dan sunnah, seperti menqiyaskan memukul
kedua orang tua kepada larangan mengatakan “uf atau ah”.
Qiyas khafi didasarkan atas „illat yang ditarik dari hukum
ashal, seperti mengqiyaskan pembunuhan dengan benda
tumpul kepada pembunuhan dengan benda tajam
disebabkan persamaan „illat yaitu adanya kesengajaan.
Qiyas jali lebih kuat daripada qiyas khafi, tapi jika mujtahid
memandang bahwa qiyas khafi lebih besar mashlahatnya,
maka qiyas jali boleh ditinggalkan.
• Definisi istihsan yang lain: “Hukum pengecualian dari
kaidah-kaidah yang berlaku umum karena ada petunjuk
untuk hal tersebut.” Disebut juga istihsan istitsnai.
Macam-macam Istihsan Istitsnai
• Istihsan bi al-nash, hukum pengecualian berdasarkan nash
quran dan sunnah, seperti makan-minum dalam keadaan lupa di
siang hari ramadhan, hukum asalnya batal puasa, tapi hadis nabi
menegaskan hal itu tidak membatalkan puasa.
• Istihsan berlandaskan ijma‟, kebolehan jual beli barang pesanan
(salam dan istishna‟) yang bertentangan dengan hukum asal jual
beli yang mengharuskan adanya barang pada saat akad.
• Istihsan berlandaskan „urf (adat), seperti kebolehan mewakafkan
benda bergerak seperti buku dan perkakas alat memasak,
berdasarkan adat setempat. Padahal wakaf biasanya hanya
pada harta yang bersifat kekal dan tidak bergerak seperti tanah.
• Istihsan berlandaskan mashlalah mursalah, seperti
mengharuskan ganti rugi atas penyewa rumah jika perabotnya
rusak ditangannya, kecuali disebabkan bencana alam.
Tujuannya agar penyewa berhati-hati dan lebih bertanggung
jawab. Padahal menurut ketentuan umum penyewa tidak
dikenakan ganti rugi jika ada yang rusak, kecuali disebabkan
kelalaiannya.
Ikhtilaf Mengenai Istihsan
• Mazhab Hanafi, Maliki dan Hanbali berpendapat bahwa istihsan
dapat dijadikan landasan dalam menetapkan hukum, dengan
menggunakan dalil-dalil yang menjadi dasar istihsan.
• Imam Syafi‟i menolak istihsan sebagai landasan hukum. Menurut
beliau, menetapkan hukum berlandaskan istihsan sama dengan
membuat-buat syariat baru dengan hawa nafsu. QS. Al-Maidah: 49.

•
Dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang
diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka. Dan
berhati-hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkan
kamu dari sebahagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu. Jika mereka
berpaling (dari hukum yang telah diturunkan Allah), maka ketahuilah bahwa
sesungguhnya Allah menghendaki akan menimpakan musibah kepada mereka
disebabkan sebahagian dosa-dosa mereka. Dan sesungguhnya kebanyakan
manusia adalah orang-orang yang fasik.

Ayat ini memerintahkan manusia untuk mengikuti petunjuk Allah Swt
dan RasulNya, dan larangan mengikuti kesimpulan hawa nafsu. Hukum
yang dibentuk melalui istihsan adalah kesimpulan hawa nafsu, jadi
tidak sah dijadikan landasan hukum.
ISTISHHAB
• Kata istishhab secara etimologi berarti “meminta ikut serta
secara terus-menerus”. Secara terminologi, istishhab ialah
“menganggap tetapnya status sesuatu seperti keadaannya
semula, selama belum terbukti ada sesuatu yang
mengubahnya.
• Contoh istishhab: Seseorang yang diketahui masih hidup
pada masa tertentu, tetap dianggap hidup pada masa
sesudahnya selama belum terbukti bahwa ia telah wafat.
Begitupula seseorang yang telah berwudhu‟, jika ia ragu,
dianggap tetap wudhu‟nya selama belum terjadi hal yang
membuktikan batal wudhu‟nya.
Macam-macam ISTISHHAB
• Istishhab al-ibahah al-ashliyah, didasarkan atas hukum asal dari
sesuatu yaitu mubah. Jenis ini banyak berperan dalam menetapkan
hukum dibidang muamalah, bahwa hukum dasar dari sesuatu yang
bermanfaat boleh dilakukan selama tidak ada dalil yg melarangnya.
• Istishhab al-baraah al-ashliyah, yaitu istishhab yang didasarkan atas
prinsip bahwa pada dasarnya setiap orang bebas dari tuntutan
beban taklif sampai ada dalil yang mengubah statusnya itu, dan
bebas dari utang atau kesalahan sampai ada bukti yang mengubah
statusnya. Misal: seseorang yang menuntut haknya dirampas orang
lain, ia harus mampu membuktikannya, karena pihak tertuduh pada
dasarnya bebas dari segala tuntutan, kecuali ada bukti yang jelas.
• Istishhab al-hukm, didasarkan atas tetapnya status hukum yang
sudah ada selama tidak ada bukti yang mengubahnya. Misal:
pemilik asal rumah & tanah tetap dianggap sah selama tidak ada
peristiwa jual beli / hibah yg mengubah status hukum kepemilikan.
• Istishhab al-washf, istishhab yang didasarkan atas anggapan masih
tetapnya sifat yang diketahui ada sebelumnya sampai ada bukti
yang mengubahnya. Misal: air yang diketahui bersih, tetap dianggap
bersih selama tidak ada bukti yang mengubah statusnya itu.
Ikhtilaf Ulama Mengenai Istishhab
• Para ulama Ushul Fiqh sepakat bahwa tiga macam istishhab (point
pertama hingga ketiga) adalah sah dijadikan landasan hukum.
• Mereka berbeda pendapat pada jenis istishhab al-washf:
1. Kalangan Hanabilah dan Syafi‟iyah berpendapat bahwa istishhab alwashf dapat dijadikan landasan hukum secara penuh, baik dalam
menimbulkan hak yang baru maupun dalam mempertahankan
haknya yang sudah ada. Misalnya, seseorang yang hilang tidak
ketahuan rimbanya, tetap dianggap hidup sampai ada bukti bahwa
ia telah wafat. Jadi harta dan istrinya masih dianggap
kepunyaannya, dan jika ahli warisnya wafat, dia turut mewarisi harta
peninggalan dan kadar pembagiannya langsung dinyatakan sebagai
hak miliknya.
2. Kalangan Hanafiyah dan Malikiyah berpendapat bahwa istishhab alwashf hanya berlaku untuk mempertahankan haknya yang sudah
ada, bukan untuk menimbulkan hak yang baru. Dalam contoh orang
hilang tsb meskipun harta dan istrinya masih dianggap sebagai
kepunyaannya, tapi jika ada hali waris yang wafat maka khusus
kadar bagiannya disimpan dan belum dapat dinyatakan sebagai
haknya sampai terbukti ia hidup.
MASHLAHAH MURSALAH
• Kata mashlahah menurut bahasa berarti “manfaat”. Kata mursalah
berarti “lepas”. Secara istilah, menurut Abdul Wahab Khalaf,
mashlahah mursalah berarti “sesuatu yang dianggap mashlahat
namun tidak ada ketegasan hukum untuk merealisasikannya dan
tidak ada pula dalil tertentu baik yang mendukung maupun yang
menolaknya”, sehingga disebut mashlahat yang lepas.
• MACAM-MACAM MASHLAHAH:
1. Al-mashlalah al-mu‟tabarah, yaitu mashlahah yang secara tegas
diakui syariat dan telah ditetapkan ketentuan2 hukum untuk
merealisasikannya. Misal: Diwajibkan hukum qishash untuk
menjaga kelestarian jiwa, ancaman hukuman zina bertujuan untuk
memelihara kehormatan dan keturunan, dsb.
2. Al-mashlahah al-mulghah, yaitu sesuatu yang dianggap mashlahah
oleh akal pikiran, tetapi dianggap palsu karena kenyataannya
bertentang dengan ketentuan syariat. Misal: ada asumsi
menyamakan pembagian warisan anak laki-laki dan wanita adalah
mashlahah, padahal itu bertentang dengan QS. Al-Nisa`: 11.
3. Al-Mashlahah al-mursalah. Banyak terdapat dalam masalahmasalah muamalah. Misal: Peraturan dan rambu lalu lintas.
Ikhtilaf Ulama pada Mashlahah
• Para ulama Ushul Fiqh sepakat bahwa mashlahah mursalah
tidak sah menjadi landasan hukum dalam BIDANG IBADAH,
karena bidang ibadah harus diamalkan sebagaimana adanya
diwariskan oleh Rasul Saw, makanya bidang ibadah tidak
berkembang.
• Mereka berbeda pendapat dalam bidang muamalah.
1. Kalangan Zahiriyah, sebagian Syafi‟iyah dan hanafiyah tidak
mengakui mashlahah mursalah sebagai landasan pembentukan
hukum, karena menganggap syariat Islam tidak lengkap dengan
asumsi ada mashlalah yang belum tertampung dalam hukumhukumnya.
2. Kalangan hanafiyah dan Malikiyah serta sebagian Syafi‟iyah
berpendapat bahwa mashlahah mursalah secara sah dapat
dijadikan landasan penetapan hukum. Alasannya, kebutuhan
manusia selalu berkembang, yang tidak mungkin semuanya
dirinci Quran dan sunnah, selama tidak bertentangan dengan
Quran dan sunnah maka mashlahah mursalah dapat diterima.
Syarat Mashlahah Mursalah
• Sesuatu yang dianggap mashlahat itu haruslah berupa
mashlahat hakiki, yaitu yang benar-benar akan
mendatangkan kemanfaatn atau menolak kemudharatan,
bukan berupa dugaan belaka dengan hanya
mempertimbangkan kemanfaatan tanpa melihat efek
negatifnya. Misal: anggapan bahwa hak menjatuhkan
thalaq dibolehkan pada wanita, itu adalah mashlahat palsu,
karena bertentangan dengan ketentuan syariat.
• Sesuatu yang dianggap mashlahat itu hendaklah berupa
kepentingan umum, bukan kepentingan pribadi.
• Sesuatu yang dianggap mashlahah itu tidak bertentangan
dengan ketentuan yang ada ketegasannya dalam Quran
dan sunnah, atau bertentangan dengan ijma‟.
Macam-macam
‘Urf (Adat)

Al-‟Urf al-‟am yaitu adat
kebiasaan mayoritas dari
berbagai negeri di satu masa.
Seperti ucapan engkau telah
haram aku gauli sebagai ucapan
talak kepada istri.
Al-‟Urf al-Khash yaitu adat yang
berlaku pada masyarakat atau
negeri tertentu. Seperti
kebiasaan masyarakat Irak
menggunakan kata al-dabbah
hanya kepada kuda.
Adat yang benar (shahih) yaitu
suatu hal baik yg menjadi
kebiasaan suatu masyarakat,
seperti anggapan bahwa apa yg
diberikan pihak laki-laki kepada
calon istri ketika khitbah
dianggap hadiah, bukan mahar.
Adat yang salah (fasid) yaitu
sesuatu yang menjadi adat yang
sampai menghalalkan yang
diharamkan Allah atau
sebaliknya. Seperti tari perut di
Mesir saat pesta perkawinan.
Keabsahan ‘Urf Sebagai Dalil
QS. Al-A’raf: 199.
Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang makruf,
serta berpalinglah daripada orang-orang yang bodoh.
Ayat tsb dipahami oleh para ulama sebagai perintah untuk
mengerjakan sesuatu yang dianggap baik sehingga telah
menjadi tradisi dalam suatu masyarakat.
Para ulama sepakat menolak ‘urf fasid untuk dijadikan
landasan hukum.
Mazhab yang dikenal banyak menggunakan ‘urf sebagai
landasan hukum adalah kalangan Hanafiah dan Malikiyah,
selanjutnya baru kalangan Hanabilah dan Syafi’iyah.
Imam Malik mendasarkan sebagian besar hukumnya kepada
perbuatan penduduk Madinah (ketika itu). Imam Syafi’i
ketika hijrah ke Mesir mengubah sebagian pendapatnya
tentang hukum yg telah dikeluarkannya ketika di Baghdad
karena perbedaan ‘urf, sehingga dalam mazhab syafi’i
dikenal istilah qaul qadim dan qaul jadid.
Syarat-syarat ‘Urf
„Urf baru bisa dijadikan landasan hukum jika:
„Urf itu termasuk „urf yang shahih, tidak bertentangan dengan
Quran dan sunnah.
„Urf itu harus bersifat umum, minimal telah menjadi kebiasaan
mayoritas penduduk setempat.
„Urf itu harus sudah ada ketika terjadinya suatu peristiwa yang
akan dilandaskan kepada „urf tsb. Misalnya, seseorang
mewakafkan hasil kebunnya kepada ulama, yang dimaksud
ulama ketika itu hanyalah orang yang punya pengetahuan agama
tanpa ada persyaratan punya ijazah, maka kata ulama dalam
pernyataan wakaf itu harus diartikan dengan pengertian yg
sudah dikenal umum, bukan istilah ulama yg populer kemudian
setelah ikrar wakaf terjadi, harus punya ijazah.
Tidak ada ketegasan dari pihak-pihak terkait yang berlainan
dengan kehendak „urf tsb, sebab jika kedua belah pihak yang
berakad telah sepakat untuk tidak terikat dengan kebiasaan yang
berlaku umum, maka yang dipegang adalah ketegasan itu, bukan
„urf.
Kaidah yang berlaku bagi ‘Urf
Hukum yang pada mulanya dibentuk oleh mujtahid
berdasarkan ‘urf, akan berubah jika ‘urf itu berubah.
Contoh yang disandarkan kepada ‘urf, QS. AlBaqarah: 233

Ayat tsb tidak menjelaskan berapa kadar
nafkah yang harus diberikan seorang ayah
kepada para ibu dari anak-anak. Untuk
memastikannya, perlu merujuk kepada adat
yang berlaku dalam satu masyarakat dimana
ia berada.
SYAR’U MAN QABLANA
Yaitu syari‟at atau ajaran nabi-bani sebelum Islam yang
berhubungan dengan hukum, seperti syari‟at nabi Ibrahim,
Nabi Musa, Nabi Isa. Apakah syariat-syariat yang
diturunkan kepada mereka itu berlaku pula bagi umat Nabi
Muhammad Saw.
Para ulama ushul Fiqh sepakat bahwa syariat para Nabi
terdahulu yang tidak tercantum dalam Quran dan Sunnah
Rasul Saw, tidak berlaku lagi bagi umat Islam. Karena
kedatangan syariat Islam telah mengakhiri berlakunya
syariat terdahulu.
Para ulama juga sepakat bahwa syariat sebelum Islam yang
dicantumkan dalam al-Quran adalah berlaku bagi umat jika
ada ketegasan bahwa syariat itu berlaku bagi umat Nabi
Muhammad Saw. Contoh: Syariat puasa, QS. Al-Baqarah:
183
SYAR’U MAN QABLANA
Para ulama berbeda pendapat tentang hukum-hukum syariat
nabi terdahulu yang tercantum dalam al-Quran, tetapi tidak
ada ketegasan bahwa hukum-hukum itu masih berlaku bagi
umat Islam dan tidak ada pula penjelasan yang
membatalkannya.
Misal: hukuman qishahs dalam syariat Nabi Musa dalam QS.
Al-Maidah: 45

Dari sekian banyak bentuk qishash dalam ayat tsb, yang ada
ketegasan berlakunya bagi umat Islam hanyalah qishash
karena pembunuhan. QS. Al-Baqarah: 178

More Related Content

What's hot

Barangan Ribawi
Barangan RibawiBarangan Ribawi
Barangan Ribawi
Nor Azhar Aduka
 
06.3 RINGKASAN HUKUM RIBA, QARD, & DAIN
06.3 RINGKASAN HUKUM RIBA, QARD, & DAIN06.3 RINGKASAN HUKUM RIBA, QARD, & DAIN
06.3 RINGKASAN HUKUM RIBA, QARD, & DAIN
fissilmikaffah1
 
Presentasi Fiqh Poligami
Presentasi Fiqh PoligamiPresentasi Fiqh Poligami
Presentasi Fiqh Poligami
Marhamah Saleh
 
Mutlaq Muqayyad
Mutlaq MuqayyadMutlaq Muqayyad
Mutlaq Muqayyad
Fauzil Adzim
 
Istihsan (استحسان)
Istihsan (استحسان)Istihsan (استحسان)
Istihsan (استحسان)
Nana Cahmaxcy
 
Pengantar fiqh muamalat maliah dalam islam
Pengantar fiqh muamalat maliah dalam islamPengantar fiqh muamalat maliah dalam islam
Pengantar fiqh muamalat maliah dalam islam
Abdul Ghani
 
kaitan antara fiqh & aqidah, sumber fiqh
 kaitan antara fiqh & aqidah, sumber fiqh kaitan antara fiqh & aqidah, sumber fiqh
kaitan antara fiqh & aqidah, sumber fiqh
IM UMAZ
 
Ushul Fikih Qiyas dan Penerapannya dalam Ekonomi Islam
Ushul Fikih Qiyas dan Penerapannya dalam Ekonomi IslamUshul Fikih Qiyas dan Penerapannya dalam Ekonomi Islam
Ushul Fikih Qiyas dan Penerapannya dalam Ekonomi Islam
Mumud Salimudin
 
06.2 HUKUM UTANG & PINJAMAN
06.2 HUKUM UTANG & PINJAMAN06.2 HUKUM UTANG & PINJAMAN
06.2 HUKUM UTANG & PINJAMAN
fissilmikaffah1
 
khawarij , murjiah , qadariah, muktazillah, aswj degree sem 1
khawarij , murjiah , qadariah, muktazillah, aswj   degree sem 1khawarij , murjiah , qadariah, muktazillah, aswj   degree sem 1
khawarij , murjiah , qadariah, muktazillah, aswj degree sem 1
Salam Salleh
 
Perang hunain
Perang hunainPerang hunain
Perang hunain
Anin Shabrina
 
Tarikh tasyri
Tarikh tasyriTarikh tasyri
Tarikh tasyri
ibn3ula
 
8 qowaid fiqhiyah
8 qowaid fiqhiyah8 qowaid fiqhiyah
8 qowaid fiqhiyah
dwi agus qomarul hadi
 
METODOLOGI MAZHAB ZAHIRI
METODOLOGI MAZHAB ZAHIRIMETODOLOGI MAZHAB ZAHIRI
METODOLOGI MAZHAB ZAHIRI
Nurul Husna
 
3. ‘am, khash, muthlaq, muqayyad
3. ‘am, khash, muthlaq, muqayyad3. ‘am, khash, muthlaq, muqayyad
3. ‘am, khash, muthlaq, muqayyadMarhamah Saleh
 
Riba dalam syariat islam
Riba dalam syariat islamRiba dalam syariat islam
Riba dalam syariat islam
salmy1001
 
Muqaddimah ilmu usul fiqh
Muqaddimah ilmu usul fiqhMuqaddimah ilmu usul fiqh
Muqaddimah ilmu usul fiqh
Zafirah Abdullah
 
04.1 KONSEP AKAD
04.1 KONSEP AKAD04.1 KONSEP AKAD
04.1 KONSEP AKAD
fissilmikaffah1
 

What's hot (20)

Barangan Ribawi
Barangan RibawiBarangan Ribawi
Barangan Ribawi
 
06.3 RINGKASAN HUKUM RIBA, QARD, & DAIN
06.3 RINGKASAN HUKUM RIBA, QARD, & DAIN06.3 RINGKASAN HUKUM RIBA, QARD, & DAIN
06.3 RINGKASAN HUKUM RIBA, QARD, & DAIN
 
Presentasi Fiqh Poligami
Presentasi Fiqh PoligamiPresentasi Fiqh Poligami
Presentasi Fiqh Poligami
 
Mutlaq Muqayyad
Mutlaq MuqayyadMutlaq Muqayyad
Mutlaq Muqayyad
 
Sunan ibnu majah.present
Sunan ibnu majah.presentSunan ibnu majah.present
Sunan ibnu majah.present
 
Istihsan (استحسان)
Istihsan (استحسان)Istihsan (استحسان)
Istihsan (استحسان)
 
Pengantar fiqh muamalat maliah dalam islam
Pengantar fiqh muamalat maliah dalam islamPengantar fiqh muamalat maliah dalam islam
Pengantar fiqh muamalat maliah dalam islam
 
kaitan antara fiqh & aqidah, sumber fiqh
 kaitan antara fiqh & aqidah, sumber fiqh kaitan antara fiqh & aqidah, sumber fiqh
kaitan antara fiqh & aqidah, sumber fiqh
 
Ushul Fikih Qiyas dan Penerapannya dalam Ekonomi Islam
Ushul Fikih Qiyas dan Penerapannya dalam Ekonomi IslamUshul Fikih Qiyas dan Penerapannya dalam Ekonomi Islam
Ushul Fikih Qiyas dan Penerapannya dalam Ekonomi Islam
 
06.2 HUKUM UTANG & PINJAMAN
06.2 HUKUM UTANG & PINJAMAN06.2 HUKUM UTANG & PINJAMAN
06.2 HUKUM UTANG & PINJAMAN
 
khawarij , murjiah , qadariah, muktazillah, aswj degree sem 1
khawarij , murjiah , qadariah, muktazillah, aswj   degree sem 1khawarij , murjiah , qadariah, muktazillah, aswj   degree sem 1
khawarij , murjiah , qadariah, muktazillah, aswj degree sem 1
 
Tasyri' abad 2-4 H.
Tasyri' abad 2-4 H.Tasyri' abad 2-4 H.
Tasyri' abad 2-4 H.
 
Perang hunain
Perang hunainPerang hunain
Perang hunain
 
Tarikh tasyri
Tarikh tasyriTarikh tasyri
Tarikh tasyri
 
8 qowaid fiqhiyah
8 qowaid fiqhiyah8 qowaid fiqhiyah
8 qowaid fiqhiyah
 
METODOLOGI MAZHAB ZAHIRI
METODOLOGI MAZHAB ZAHIRIMETODOLOGI MAZHAB ZAHIRI
METODOLOGI MAZHAB ZAHIRI
 
3. ‘am, khash, muthlaq, muqayyad
3. ‘am, khash, muthlaq, muqayyad3. ‘am, khash, muthlaq, muqayyad
3. ‘am, khash, muthlaq, muqayyad
 
Riba dalam syariat islam
Riba dalam syariat islamRiba dalam syariat islam
Riba dalam syariat islam
 
Muqaddimah ilmu usul fiqh
Muqaddimah ilmu usul fiqhMuqaddimah ilmu usul fiqh
Muqaddimah ilmu usul fiqh
 
04.1 KONSEP AKAD
04.1 KONSEP AKAD04.1 KONSEP AKAD
04.1 KONSEP AKAD
 

Viewers also liked

Unit 9 Dalil dalil hukum yang tidak disepakati
Unit 9 Dalil dalil hukum yang tidak disepakatiUnit 9 Dalil dalil hukum yang tidak disepakati
Unit 9 Dalil dalil hukum yang tidak disepakati
athirahsb
 
Usul fiqh, hukum taklifi & hukum wadh'ie.
Usul fiqh, hukum taklifi & hukum wadh'ie.Usul fiqh, hukum taklifi & hukum wadh'ie.
Usul fiqh, hukum taklifi & hukum wadh'ie.
jimoh370
 
Tugas 2
Tugas 2Tugas 2
Target audience female
Target audience femaleTarget audience female
Target audience female
jordanhogston
 
Fauvism finale
Fauvism finaleFauvism finale
Fauvism finale
MLA_ER
 
Ulasalle
UlasalleUlasalle
Ulasalle
Druiko
 
Qui
QuiQui
Новогодний шар из текстиля
Новогодний шар из текстиляНовогодний шар из текстиля
Новогодний шар из текстиля
Olga-st
 
Pertumbuhan dan perkembangan awal
Pertumbuhan dan perkembangan awalPertumbuhan dan perkembangan awal
Pertumbuhan dan perkembangan awal
Heri Cahyono
 
Mukjizat Nabi Muhammad SAW dan Penafian Terhadap Dakwaan Orientalis
Mukjizat Nabi Muhammad SAW dan Penafian Terhadap Dakwaan OrientalisMukjizat Nabi Muhammad SAW dan Penafian Terhadap Dakwaan Orientalis
Mukjizat Nabi Muhammad SAW dan Penafian Terhadap Dakwaan Orientalis
Ezad Azraai Jamsari
 
Lorenzoysucazo
LorenzoysucazoLorenzoysucazo
Lorenzoysucazo
Bibiana Del Bianco
 
Taipan Club Presentation
Taipan Club PresentationTaipan Club Presentation
Taipan Club Presentation
Happy Tjahyono
 
Tanggar amanat ( nanti printkan setiap helaian 36 keping )
Tanggar  amanat ( nanti printkan setiap helaian 36 keping )Tanggar  amanat ( nanti printkan setiap helaian 36 keping )
Tanggar amanat ( nanti printkan setiap helaian 36 keping )
Nur Fatehah
 
Earthquakesppt
EarthquakespptEarthquakesppt
Earthquakesppt
shuvvan
 
Puzzle - Orographic Precipitation
Puzzle - Orographic PrecipitationPuzzle - Orographic Precipitation
Puzzle - Orographic Precipitation
I-Civec
 
Planificación de Educación física sexto bloque II
Planificación de  Educación física sexto bloque IIPlanificación de  Educación física sexto bloque II
Planificación de Educación física sexto bloque II
Alfredo Banda Jr.
 
기업들의 Sns 활동 한계에 봉착했나 이제 시작인가
기업들의 Sns 활동 한계에 봉착했나 이제 시작인가기업들의 Sns 활동 한계에 봉착했나 이제 시작인가
기업들의 Sns 활동 한계에 봉착했나 이제 시작인가June Kim
 
Administración por objetivos
Administración por objetivosAdministración por objetivos
Administración por objetivos
rosaura0
 
Argentometri II
Argentometri IIArgentometri II
Argentometri II
firdaus the city hunter
 

Viewers also liked (20)

Unit 9 Dalil dalil hukum yang tidak disepakati
Unit 9 Dalil dalil hukum yang tidak disepakatiUnit 9 Dalil dalil hukum yang tidak disepakati
Unit 9 Dalil dalil hukum yang tidak disepakati
 
Usul fiqh, hukum taklifi & hukum wadh'ie.
Usul fiqh, hukum taklifi & hukum wadh'ie.Usul fiqh, hukum taklifi & hukum wadh'ie.
Usul fiqh, hukum taklifi & hukum wadh'ie.
 
Tugas 2
Tugas 2Tugas 2
Tugas 2
 
Target audience female
Target audience femaleTarget audience female
Target audience female
 
Fauvism finale
Fauvism finaleFauvism finale
Fauvism finale
 
Ulasalle
UlasalleUlasalle
Ulasalle
 
Qui
QuiQui
Qui
 
Новогодний шар из текстиля
Новогодний шар из текстиляНовогодний шар из текстиля
Новогодний шар из текстиля
 
Pertumbuhan dan perkembangan awal
Pertumbuhan dan perkembangan awalPertumbuhan dan perkembangan awal
Pertumbuhan dan perkembangan awal
 
Mukjizat Nabi Muhammad SAW dan Penafian Terhadap Dakwaan Orientalis
Mukjizat Nabi Muhammad SAW dan Penafian Terhadap Dakwaan OrientalisMukjizat Nabi Muhammad SAW dan Penafian Terhadap Dakwaan Orientalis
Mukjizat Nabi Muhammad SAW dan Penafian Terhadap Dakwaan Orientalis
 
Lorenzoysucazo
LorenzoysucazoLorenzoysucazo
Lorenzoysucazo
 
Taipan Club Presentation
Taipan Club PresentationTaipan Club Presentation
Taipan Club Presentation
 
Tanggar amanat ( nanti printkan setiap helaian 36 keping )
Tanggar  amanat ( nanti printkan setiap helaian 36 keping )Tanggar  amanat ( nanti printkan setiap helaian 36 keping )
Tanggar amanat ( nanti printkan setiap helaian 36 keping )
 
bahan kimia
bahan kimiabahan kimia
bahan kimia
 
Earthquakesppt
EarthquakespptEarthquakesppt
Earthquakesppt
 
Puzzle - Orographic Precipitation
Puzzle - Orographic PrecipitationPuzzle - Orographic Precipitation
Puzzle - Orographic Precipitation
 
Planificación de Educación física sexto bloque II
Planificación de  Educación física sexto bloque IIPlanificación de  Educación física sexto bloque II
Planificación de Educación física sexto bloque II
 
기업들의 Sns 활동 한계에 봉착했나 이제 시작인가
기업들의 Sns 활동 한계에 봉착했나 이제 시작인가기업들의 Sns 활동 한계에 봉착했나 이제 시작인가
기업들의 Sns 활동 한계에 봉착했나 이제 시작인가
 
Administración por objetivos
Administración por objetivosAdministración por objetivos
Administración por objetivos
 
Argentometri II
Argentometri IIArgentometri II
Argentometri II
 

Similar to Dalil dalil yang tidak disepakati

Istihsan, urf, istishab, marsalah mursalah
Istihsan, urf, istishab, marsalah mursalahIstihsan, urf, istishab, marsalah mursalah
Istihsan, urf, istishab, marsalah mursalah
risky13
 
Makalah u. fiqh
Makalah u. fiqhMakalah u. fiqh
Makalah u. fiqh
Nurlina Nurlina
 
Mashadirul Ahkam.pptx
Mashadirul Ahkam.pptxMashadirul Ahkam.pptx
Mashadirul Ahkam.pptx
WardzatulFildzati
 
ANTARA DALIL YANG TIDAK DISEPAKATI IALAH ISTIHSAN
ANTARA DALIL YANG TIDAK DISEPAKATI IALAH ISTIHSANANTARA DALIL YANG TIDAK DISEPAKATI IALAH ISTIHSAN
ANTARA DALIL YANG TIDAK DISEPAKATI IALAH ISTIHSAN
IbnorAzli
 
Istihsan, urf, istishab, marsalah mursalah
Istihsan, urf, istishab, marsalah mursalahIstihsan, urf, istishab, marsalah mursalah
Istihsan, urf, istishab, marsalah mursalahrisky13
 
Qiyas
QiyasQiyas
ppt Ijtihad kel 6.pptx
ppt Ijtihad kel 6.pptxppt Ijtihad kel 6.pptx
ppt Ijtihad kel 6.pptx
adindaarief
 
ijma dan qiyas
ijma dan qiyas ijma dan qiyas
ijma dan qiyas
npurwati yani
 
Ijtihad
IjtihadIjtihad
Definisi istishab
Definisi istishabDefinisi istishab
Definisi istishab
Noorhayati Shaffee
 
Terminologi Hukum Sah, Batal, 'Azimah dan Rukhshah
Terminologi Hukum Sah, Batal, 'Azimah dan RukhshahTerminologi Hukum Sah, Batal, 'Azimah dan Rukhshah
Terminologi Hukum Sah, Batal, 'Azimah dan Rukhshah
Marhamah Saleh
 
Daftar Pertanyaan Ushul Fiqh
Daftar Pertanyaan Ushul FiqhDaftar Pertanyaan Ushul Fiqh
Daftar Pertanyaan Ushul Fiqh
Suya Yahya
 
Kaidah2 fiqh Al yaqini yuzalu bi syak dan kebolehan dalam darurat
Kaidah2 fiqh Al yaqini yuzalu bi syak dan kebolehan dalam daruratKaidah2 fiqh Al yaqini yuzalu bi syak dan kebolehan dalam darurat
Kaidah2 fiqh Al yaqini yuzalu bi syak dan kebolehan dalam daruratArif Arif
 
'urf, syar'u man qablana
'urf, syar'u man qablana'urf, syar'u man qablana
'urf, syar'u man qablana
Marhamah Saleh
 
Sumber hukum islam (fiqih)
Sumber hukum islam (fiqih)Sumber hukum islam (fiqih)
Sumber hukum islam (fiqih)
wahyudinia112
 
Sumber hukum islam (fiqih)
Sumber hukum islam (fiqih)Sumber hukum islam (fiqih)
Sumber hukum islam (fiqih)
mifrokhatullaily
 
Sumber hukum islam (fiqih)
Sumber hukum islam (fiqih)Sumber hukum islam (fiqih)
Sumber hukum islam (fiqih)
marisaphega
 
sumber hukum islam & metode ijtihad
sumber hukum islam & metode ijtihadsumber hukum islam & metode ijtihad
sumber hukum islam & metode ijtihad
cmata07
 
Pembahasan ushul fiqih
Pembahasan ushul fiqihPembahasan ushul fiqih
Pembahasan ushul fiqih
ALI FIKRI
 

Similar to Dalil dalil yang tidak disepakati (20)

Istihsan, urf, istishab, marsalah mursalah
Istihsan, urf, istishab, marsalah mursalahIstihsan, urf, istishab, marsalah mursalah
Istihsan, urf, istishab, marsalah mursalah
 
Makalah u. fiqh
Makalah u. fiqhMakalah u. fiqh
Makalah u. fiqh
 
Mashadirul Ahkam.pptx
Mashadirul Ahkam.pptxMashadirul Ahkam.pptx
Mashadirul Ahkam.pptx
 
ANTARA DALIL YANG TIDAK DISEPAKATI IALAH ISTIHSAN
ANTARA DALIL YANG TIDAK DISEPAKATI IALAH ISTIHSANANTARA DALIL YANG TIDAK DISEPAKATI IALAH ISTIHSAN
ANTARA DALIL YANG TIDAK DISEPAKATI IALAH ISTIHSAN
 
Istihsan, urf, istishab, marsalah mursalah
Istihsan, urf, istishab, marsalah mursalahIstihsan, urf, istishab, marsalah mursalah
Istihsan, urf, istishab, marsalah mursalah
 
Qiyas
QiyasQiyas
Qiyas
 
ppt Ijtihad kel 6.pptx
ppt Ijtihad kel 6.pptxppt Ijtihad kel 6.pptx
ppt Ijtihad kel 6.pptx
 
ijma dan qiyas
ijma dan qiyas ijma dan qiyas
ijma dan qiyas
 
Ijtihad
IjtihadIjtihad
Ijtihad
 
Definisi istishab
Definisi istishabDefinisi istishab
Definisi istishab
 
Terminologi Hukum Sah, Batal, 'Azimah dan Rukhshah
Terminologi Hukum Sah, Batal, 'Azimah dan RukhshahTerminologi Hukum Sah, Batal, 'Azimah dan Rukhshah
Terminologi Hukum Sah, Batal, 'Azimah dan Rukhshah
 
Hukum makan katak
Hukum makan katakHukum makan katak
Hukum makan katak
 
Daftar Pertanyaan Ushul Fiqh
Daftar Pertanyaan Ushul FiqhDaftar Pertanyaan Ushul Fiqh
Daftar Pertanyaan Ushul Fiqh
 
Kaidah2 fiqh Al yaqini yuzalu bi syak dan kebolehan dalam darurat
Kaidah2 fiqh Al yaqini yuzalu bi syak dan kebolehan dalam daruratKaidah2 fiqh Al yaqini yuzalu bi syak dan kebolehan dalam darurat
Kaidah2 fiqh Al yaqini yuzalu bi syak dan kebolehan dalam darurat
 
'urf, syar'u man qablana
'urf, syar'u man qablana'urf, syar'u man qablana
'urf, syar'u man qablana
 
Sumber hukum islam (fiqih)
Sumber hukum islam (fiqih)Sumber hukum islam (fiqih)
Sumber hukum islam (fiqih)
 
Sumber hukum islam (fiqih)
Sumber hukum islam (fiqih)Sumber hukum islam (fiqih)
Sumber hukum islam (fiqih)
 
Sumber hukum islam (fiqih)
Sumber hukum islam (fiqih)Sumber hukum islam (fiqih)
Sumber hukum islam (fiqih)
 
sumber hukum islam & metode ijtihad
sumber hukum islam & metode ijtihadsumber hukum islam & metode ijtihad
sumber hukum islam & metode ijtihad
 
Pembahasan ushul fiqih
Pembahasan ushul fiqihPembahasan ushul fiqih
Pembahasan ushul fiqih
 

Dalil dalil yang tidak disepakati

  • 1. DALIL-DALIL YANG TIDAK DISEPAKATI Membahas Dalil-Dalil Hukum yang menjadi dalil pendukung atau sebagai alat bantu untuk memahami sumber hukum dari al-Quran & Sunnah. Disebut juga dengan Metode istinbat, mencakup Istihsan, Istishhab, Mashalih Mursalah. Oleh : A. Rahmani, S.Pd.I
  • 3. Terminologi ISTIHSAN ( ) • Istihsan berasal dari kata – – yang berarti “mencari kebaikan”. Istihsan juga berarti “sesuatu yang dianggap baik”, diambil dari kata al-husnu (baik). • Secara terminologi, Imam Abu Hasan al-Karkhi mengatakan bahwa istihsan ialah “penetapan hukum dari seorang mujtahid terhadap suatu masalah yang menyimpang dari ketetapan hukum yang diterapkan pada masalah-masalah yang serupa, karena ada alasan yang lebih kuat yang menghendaki dilakukannya penyimpangan itu.” • DASAR ISTIHSAN: QS. al-Zumar: 17-18 disebutkan: • Dan orang-orang yang menjauhi thaghut (yaitu) tidak menyembahnya dan kembali kepada Allah, bagi mereka berita gembira; sebab itu sampaikanlah berita itu kepada hamba-hamba-Ku, yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik di antaranya. Mereka itulah orang-orang yang telah diberi Allah petunjuk, mereka itulah orang-orang yang mempunyai akal. • Rasul Saw juga bersabda:
  • 4. Terminologi ISTIHSAN ( ) • DR. Wahbah al-Zuhaily mendefinisikan istihsan, yaitu “memakai qiyas khafi dan meninggalkan qiyas jali karena ada petunjuk untuk itu”. Disebut juga istihsan qiyasi. • Pengertian Qiyas jali didasarkan atas „illat yang ditegaskan dalam Quran dan sunnah, seperti menqiyaskan memukul kedua orang tua kepada larangan mengatakan “uf atau ah”. Qiyas khafi didasarkan atas „illat yang ditarik dari hukum ashal, seperti mengqiyaskan pembunuhan dengan benda tumpul kepada pembunuhan dengan benda tajam disebabkan persamaan „illat yaitu adanya kesengajaan. Qiyas jali lebih kuat daripada qiyas khafi, tapi jika mujtahid memandang bahwa qiyas khafi lebih besar mashlahatnya, maka qiyas jali boleh ditinggalkan. • Definisi istihsan yang lain: “Hukum pengecualian dari kaidah-kaidah yang berlaku umum karena ada petunjuk untuk hal tersebut.” Disebut juga istihsan istitsnai.
  • 5. Macam-macam Istihsan Istitsnai • Istihsan bi al-nash, hukum pengecualian berdasarkan nash quran dan sunnah, seperti makan-minum dalam keadaan lupa di siang hari ramadhan, hukum asalnya batal puasa, tapi hadis nabi menegaskan hal itu tidak membatalkan puasa. • Istihsan berlandaskan ijma‟, kebolehan jual beli barang pesanan (salam dan istishna‟) yang bertentangan dengan hukum asal jual beli yang mengharuskan adanya barang pada saat akad. • Istihsan berlandaskan „urf (adat), seperti kebolehan mewakafkan benda bergerak seperti buku dan perkakas alat memasak, berdasarkan adat setempat. Padahal wakaf biasanya hanya pada harta yang bersifat kekal dan tidak bergerak seperti tanah. • Istihsan berlandaskan mashlalah mursalah, seperti mengharuskan ganti rugi atas penyewa rumah jika perabotnya rusak ditangannya, kecuali disebabkan bencana alam. Tujuannya agar penyewa berhati-hati dan lebih bertanggung jawab. Padahal menurut ketentuan umum penyewa tidak dikenakan ganti rugi jika ada yang rusak, kecuali disebabkan kelalaiannya.
  • 6. Ikhtilaf Mengenai Istihsan • Mazhab Hanafi, Maliki dan Hanbali berpendapat bahwa istihsan dapat dijadikan landasan dalam menetapkan hukum, dengan menggunakan dalil-dalil yang menjadi dasar istihsan. • Imam Syafi‟i menolak istihsan sebagai landasan hukum. Menurut beliau, menetapkan hukum berlandaskan istihsan sama dengan membuat-buat syariat baru dengan hawa nafsu. QS. Al-Maidah: 49. • Dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka. Dan berhati-hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebahagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu. Jika mereka berpaling (dari hukum yang telah diturunkan Allah), maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah menghendaki akan menimpakan musibah kepada mereka disebabkan sebahagian dosa-dosa mereka. Dan sesungguhnya kebanyakan manusia adalah orang-orang yang fasik. Ayat ini memerintahkan manusia untuk mengikuti petunjuk Allah Swt dan RasulNya, dan larangan mengikuti kesimpulan hawa nafsu. Hukum yang dibentuk melalui istihsan adalah kesimpulan hawa nafsu, jadi tidak sah dijadikan landasan hukum.
  • 7. ISTISHHAB • Kata istishhab secara etimologi berarti “meminta ikut serta secara terus-menerus”. Secara terminologi, istishhab ialah “menganggap tetapnya status sesuatu seperti keadaannya semula, selama belum terbukti ada sesuatu yang mengubahnya. • Contoh istishhab: Seseorang yang diketahui masih hidup pada masa tertentu, tetap dianggap hidup pada masa sesudahnya selama belum terbukti bahwa ia telah wafat. Begitupula seseorang yang telah berwudhu‟, jika ia ragu, dianggap tetap wudhu‟nya selama belum terjadi hal yang membuktikan batal wudhu‟nya.
  • 8. Macam-macam ISTISHHAB • Istishhab al-ibahah al-ashliyah, didasarkan atas hukum asal dari sesuatu yaitu mubah. Jenis ini banyak berperan dalam menetapkan hukum dibidang muamalah, bahwa hukum dasar dari sesuatu yang bermanfaat boleh dilakukan selama tidak ada dalil yg melarangnya. • Istishhab al-baraah al-ashliyah, yaitu istishhab yang didasarkan atas prinsip bahwa pada dasarnya setiap orang bebas dari tuntutan beban taklif sampai ada dalil yang mengubah statusnya itu, dan bebas dari utang atau kesalahan sampai ada bukti yang mengubah statusnya. Misal: seseorang yang menuntut haknya dirampas orang lain, ia harus mampu membuktikannya, karena pihak tertuduh pada dasarnya bebas dari segala tuntutan, kecuali ada bukti yang jelas. • Istishhab al-hukm, didasarkan atas tetapnya status hukum yang sudah ada selama tidak ada bukti yang mengubahnya. Misal: pemilik asal rumah & tanah tetap dianggap sah selama tidak ada peristiwa jual beli / hibah yg mengubah status hukum kepemilikan. • Istishhab al-washf, istishhab yang didasarkan atas anggapan masih tetapnya sifat yang diketahui ada sebelumnya sampai ada bukti yang mengubahnya. Misal: air yang diketahui bersih, tetap dianggap bersih selama tidak ada bukti yang mengubah statusnya itu.
  • 9. Ikhtilaf Ulama Mengenai Istishhab • Para ulama Ushul Fiqh sepakat bahwa tiga macam istishhab (point pertama hingga ketiga) adalah sah dijadikan landasan hukum. • Mereka berbeda pendapat pada jenis istishhab al-washf: 1. Kalangan Hanabilah dan Syafi‟iyah berpendapat bahwa istishhab alwashf dapat dijadikan landasan hukum secara penuh, baik dalam menimbulkan hak yang baru maupun dalam mempertahankan haknya yang sudah ada. Misalnya, seseorang yang hilang tidak ketahuan rimbanya, tetap dianggap hidup sampai ada bukti bahwa ia telah wafat. Jadi harta dan istrinya masih dianggap kepunyaannya, dan jika ahli warisnya wafat, dia turut mewarisi harta peninggalan dan kadar pembagiannya langsung dinyatakan sebagai hak miliknya. 2. Kalangan Hanafiyah dan Malikiyah berpendapat bahwa istishhab alwashf hanya berlaku untuk mempertahankan haknya yang sudah ada, bukan untuk menimbulkan hak yang baru. Dalam contoh orang hilang tsb meskipun harta dan istrinya masih dianggap sebagai kepunyaannya, tapi jika ada hali waris yang wafat maka khusus kadar bagiannya disimpan dan belum dapat dinyatakan sebagai haknya sampai terbukti ia hidup.
  • 10. MASHLAHAH MURSALAH • Kata mashlahah menurut bahasa berarti “manfaat”. Kata mursalah berarti “lepas”. Secara istilah, menurut Abdul Wahab Khalaf, mashlahah mursalah berarti “sesuatu yang dianggap mashlahat namun tidak ada ketegasan hukum untuk merealisasikannya dan tidak ada pula dalil tertentu baik yang mendukung maupun yang menolaknya”, sehingga disebut mashlahat yang lepas. • MACAM-MACAM MASHLAHAH: 1. Al-mashlalah al-mu‟tabarah, yaitu mashlahah yang secara tegas diakui syariat dan telah ditetapkan ketentuan2 hukum untuk merealisasikannya. Misal: Diwajibkan hukum qishash untuk menjaga kelestarian jiwa, ancaman hukuman zina bertujuan untuk memelihara kehormatan dan keturunan, dsb. 2. Al-mashlahah al-mulghah, yaitu sesuatu yang dianggap mashlahah oleh akal pikiran, tetapi dianggap palsu karena kenyataannya bertentang dengan ketentuan syariat. Misal: ada asumsi menyamakan pembagian warisan anak laki-laki dan wanita adalah mashlahah, padahal itu bertentang dengan QS. Al-Nisa`: 11. 3. Al-Mashlahah al-mursalah. Banyak terdapat dalam masalahmasalah muamalah. Misal: Peraturan dan rambu lalu lintas.
  • 11. Ikhtilaf Ulama pada Mashlahah • Para ulama Ushul Fiqh sepakat bahwa mashlahah mursalah tidak sah menjadi landasan hukum dalam BIDANG IBADAH, karena bidang ibadah harus diamalkan sebagaimana adanya diwariskan oleh Rasul Saw, makanya bidang ibadah tidak berkembang. • Mereka berbeda pendapat dalam bidang muamalah. 1. Kalangan Zahiriyah, sebagian Syafi‟iyah dan hanafiyah tidak mengakui mashlahah mursalah sebagai landasan pembentukan hukum, karena menganggap syariat Islam tidak lengkap dengan asumsi ada mashlalah yang belum tertampung dalam hukumhukumnya. 2. Kalangan hanafiyah dan Malikiyah serta sebagian Syafi‟iyah berpendapat bahwa mashlahah mursalah secara sah dapat dijadikan landasan penetapan hukum. Alasannya, kebutuhan manusia selalu berkembang, yang tidak mungkin semuanya dirinci Quran dan sunnah, selama tidak bertentangan dengan Quran dan sunnah maka mashlahah mursalah dapat diterima.
  • 12. Syarat Mashlahah Mursalah • Sesuatu yang dianggap mashlahat itu haruslah berupa mashlahat hakiki, yaitu yang benar-benar akan mendatangkan kemanfaatn atau menolak kemudharatan, bukan berupa dugaan belaka dengan hanya mempertimbangkan kemanfaatan tanpa melihat efek negatifnya. Misal: anggapan bahwa hak menjatuhkan thalaq dibolehkan pada wanita, itu adalah mashlahat palsu, karena bertentangan dengan ketentuan syariat. • Sesuatu yang dianggap mashlahat itu hendaklah berupa kepentingan umum, bukan kepentingan pribadi. • Sesuatu yang dianggap mashlahah itu tidak bertentangan dengan ketentuan yang ada ketegasannya dalam Quran dan sunnah, atau bertentangan dengan ijma‟.
  • 13. Macam-macam ‘Urf (Adat) Al-‟Urf al-‟am yaitu adat kebiasaan mayoritas dari berbagai negeri di satu masa. Seperti ucapan engkau telah haram aku gauli sebagai ucapan talak kepada istri. Al-‟Urf al-Khash yaitu adat yang berlaku pada masyarakat atau negeri tertentu. Seperti kebiasaan masyarakat Irak menggunakan kata al-dabbah hanya kepada kuda. Adat yang benar (shahih) yaitu suatu hal baik yg menjadi kebiasaan suatu masyarakat, seperti anggapan bahwa apa yg diberikan pihak laki-laki kepada calon istri ketika khitbah dianggap hadiah, bukan mahar. Adat yang salah (fasid) yaitu sesuatu yang menjadi adat yang sampai menghalalkan yang diharamkan Allah atau sebaliknya. Seperti tari perut di Mesir saat pesta perkawinan.
  • 14. Keabsahan ‘Urf Sebagai Dalil QS. Al-A’raf: 199. Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang makruf, serta berpalinglah daripada orang-orang yang bodoh. Ayat tsb dipahami oleh para ulama sebagai perintah untuk mengerjakan sesuatu yang dianggap baik sehingga telah menjadi tradisi dalam suatu masyarakat. Para ulama sepakat menolak ‘urf fasid untuk dijadikan landasan hukum. Mazhab yang dikenal banyak menggunakan ‘urf sebagai landasan hukum adalah kalangan Hanafiah dan Malikiyah, selanjutnya baru kalangan Hanabilah dan Syafi’iyah. Imam Malik mendasarkan sebagian besar hukumnya kepada perbuatan penduduk Madinah (ketika itu). Imam Syafi’i ketika hijrah ke Mesir mengubah sebagian pendapatnya tentang hukum yg telah dikeluarkannya ketika di Baghdad karena perbedaan ‘urf, sehingga dalam mazhab syafi’i dikenal istilah qaul qadim dan qaul jadid.
  • 15. Syarat-syarat ‘Urf „Urf baru bisa dijadikan landasan hukum jika: „Urf itu termasuk „urf yang shahih, tidak bertentangan dengan Quran dan sunnah. „Urf itu harus bersifat umum, minimal telah menjadi kebiasaan mayoritas penduduk setempat. „Urf itu harus sudah ada ketika terjadinya suatu peristiwa yang akan dilandaskan kepada „urf tsb. Misalnya, seseorang mewakafkan hasil kebunnya kepada ulama, yang dimaksud ulama ketika itu hanyalah orang yang punya pengetahuan agama tanpa ada persyaratan punya ijazah, maka kata ulama dalam pernyataan wakaf itu harus diartikan dengan pengertian yg sudah dikenal umum, bukan istilah ulama yg populer kemudian setelah ikrar wakaf terjadi, harus punya ijazah. Tidak ada ketegasan dari pihak-pihak terkait yang berlainan dengan kehendak „urf tsb, sebab jika kedua belah pihak yang berakad telah sepakat untuk tidak terikat dengan kebiasaan yang berlaku umum, maka yang dipegang adalah ketegasan itu, bukan „urf.
  • 16. Kaidah yang berlaku bagi ‘Urf Hukum yang pada mulanya dibentuk oleh mujtahid berdasarkan ‘urf, akan berubah jika ‘urf itu berubah. Contoh yang disandarkan kepada ‘urf, QS. AlBaqarah: 233 Ayat tsb tidak menjelaskan berapa kadar nafkah yang harus diberikan seorang ayah kepada para ibu dari anak-anak. Untuk memastikannya, perlu merujuk kepada adat yang berlaku dalam satu masyarakat dimana ia berada.
  • 17. SYAR’U MAN QABLANA Yaitu syari‟at atau ajaran nabi-bani sebelum Islam yang berhubungan dengan hukum, seperti syari‟at nabi Ibrahim, Nabi Musa, Nabi Isa. Apakah syariat-syariat yang diturunkan kepada mereka itu berlaku pula bagi umat Nabi Muhammad Saw. Para ulama ushul Fiqh sepakat bahwa syariat para Nabi terdahulu yang tidak tercantum dalam Quran dan Sunnah Rasul Saw, tidak berlaku lagi bagi umat Islam. Karena kedatangan syariat Islam telah mengakhiri berlakunya syariat terdahulu. Para ulama juga sepakat bahwa syariat sebelum Islam yang dicantumkan dalam al-Quran adalah berlaku bagi umat jika ada ketegasan bahwa syariat itu berlaku bagi umat Nabi Muhammad Saw. Contoh: Syariat puasa, QS. Al-Baqarah: 183
  • 18. SYAR’U MAN QABLANA Para ulama berbeda pendapat tentang hukum-hukum syariat nabi terdahulu yang tercantum dalam al-Quran, tetapi tidak ada ketegasan bahwa hukum-hukum itu masih berlaku bagi umat Islam dan tidak ada pula penjelasan yang membatalkannya. Misal: hukuman qishahs dalam syariat Nabi Musa dalam QS. Al-Maidah: 45 Dari sekian banyak bentuk qishash dalam ayat tsb, yang ada ketegasan berlakunya bagi umat Islam hanyalah qishash karena pembunuhan. QS. Al-Baqarah: 178