Grup kerja sosial dilakukan untuk membantu JR, anak laki-laki berusia 10 tahun yang mengalami trauma akibat kekerasan dari bibinya. Terapi dilakukan melalui kelompok rekreasi dan terapi untuk meningkatkan fungsi sosial dan mengurangi gangguan psikologisnya. Kegiatan mencakup perkenalan, permainan, dan evaluasi untuk meningkatkan interaksi sosial dan mengurangi trauma JR.
HBSE mengajarkan pekerja sosial untuk dapat memahami klien dan situasi sosialnya secara baik tentunya harus didukung dengan teori-teori atau pengetahuan yang mempelajari bagaimana individu tersebut bertingkah laku dalam suatu lingkungannya
HBSE mengajarkan pekerja sosial untuk dapat memahami klien dan situasi sosialnya secara baik tentunya harus didukung dengan teori-teori atau pengetahuan yang mempelajari bagaimana individu tersebut bertingkah laku dalam suatu lingkungannya
Gender adalah konstruksi sosial dalam suatu Negara yang dipengaruhi oleh kondisi sosial, politik, budaya, ekonomi, agama maupun lingkungan etnis. Gender bukan jenis kelamin, namun gender dapat terjadi pada laki-laki maupun perempuan. Dari kondisi yang ada sekarang ini gender menimbulkan berbagai penafsiran dan makna yang belum sesungguhnya memaknai gender itu sendiri.
Gender adalah konstruksi sosial dalam suatu Negara yang dipengaruhi oleh kondisi sosial, politik, budaya, ekonomi, agama maupun lingkungan etnis. Gender bukan jenis kelamin, namun gender dapat terjadi pada laki-laki maupun perempuan. Dari kondisi yang ada sekarang ini gender menimbulkan berbagai penafsiran dan makna yang belum sesungguhnya memaknai gender itu sendiri.
Elaborasi Pemahaman dan Rencana Aksi Nyata-KSE.pptxAbdulWafi65
Ppt elaborasi pemahaman cp dan rencana aksi nyata ini sangat dibutuhkan oleh seorang kasek dan dewan komite pembelajaran yang ikut Diklat psp kurikulum merdeka
Contoh Penerapan Intervensi Pekerja Sosial dengan Kelompok (Group Work)
1. GROUP WORK
by : Johanes Rionaldo
NRP. 1804178
Polytechnic of Social Welfare
2. CREDITS: This presentation template was
created by Slidesgo, including icons by Flaticon,
and infographics & images by Freepik.
PMKS (Kasus Klien)
Dosen Pengampu:
- Dra. Eni Rahayuningsih, MP
- Dra. Atirista Nainggolan, MP
Korban Tindak Kekerasan
4. Nama : JR
JK : Laki-Laki
Usia : 10 tahun
Alamat : Bandung
HASILASESMEN
JR ditemukan oleh seorang wanita paruh baya dalam kondisi yang lusuh dan kelaparan
di depan toko milik wanita tersebut. Kemudian wanita tersebut melapor ke Dinas Sosial
kota Bandung. Dari Dinas Sosial tersebut JR dirujuk ke Rumah Perlindungan Sosial
Asuhan Anak (RPSAA) di daerah Ciumbuleuit.
Kedua orang tua JR sudah meninggal 1 tahun yang lalu. Kemudian JR diasuh oleh bibinya
dan tinggal bersama kedua anak bibinya. JR merupakan seorang anak yang cukup
hyperaktif. Selama tinggal di rumah bibinya, JR selalu dimarahi dan dipukul oleh bibinya
sampai memar di sekujur badannya. JR kabur dari rumah bibinya karna sudah tidak kuat
dan takut dipukul lagi oleh bibinya.
DESKRIPSI KASUS
8. RENCANAINTERVENSI
Pekerja sosial di RPSAA akan membuat
kelompok khusus untuk membantu JR
memperbaiki dan meningkatkan fungsi
sosialnya melalui pengalaman-pengalaman
kelompok yang akan disusun secara sadar dan
bertujuan, seperti terapi dan kegiatan rekreasi.
11. INTERVENSI Therapeutic Group
Kelompok yang terdiri dari orang-orang yang
memiliki masalah emosional yang agak berat, salah
satunya adalah orang dengan gangguan psikologis.
Recreational Group
Kelompok yang dapat membantu membangun
karakter dan mencegah kenakalan diantara remaja
melalui penyediaan alternatif untuk hidup di jalanan,
mis. permainan dan olah raga
TIPEKELOMPOK
13. INTERVENSI
Tahap Persiapan
Menentukan tujuan dibuatnya kelompok
untuk menyembuhkan gangguan psikologis yang dialami JR
untuk membantu menghilangkan trauma yang dialami JR
untuk meningkatkan interaksi JR dengan lingkungan sekitar
Menyusun komposisi kelompok
terdiri dari 7 orang (5 orang anak dari RPSAA, 1 orang peksos, & JR)
(5 orang anak dari RPSAA tersebut memiliki pengalaman yang sama dengan klien JR dan
dinilai memiliki tingkat awareness yang baik selama berada di RPSAA dan peksos merasa
mereka mampu membawa pengaruh yang baik terhadap JR di dalam kelompok)
Mempersiapkan setting fisik
sebuah ruangan dengan 7 buah kursi yang disusun secara melingkar
alat-alat permainan yang akan dipakai
bahan-bahan untuk membuat kreasi
14. INTERVENSI
Tahap Memulai Kelompok
Melakukan perkenalan antar anggota kelompok
Menyebutkan nama, umur, dan hobi masing-masing
Melakukan kegiatan ice breaking
Permainan ular tangga yang diulang sebanyak 3 kali
Menyanyikan lagu “Pelangi” dan “Kasih Ibu”
Ini dapat membantu JR
merasa rileks dan nyaman
berada di dalam grup
Menampilkan sikap empathy, positive regard, nonjudgemental, personal warmth dan genuineness
15. INTERVENSI
Tahap Transisi
Memastikan dan menguji perasaan setiap anggota kelompok
Masing-masing anggota ditanya oleh peksos:
“seneng gak main yang tadi?”
“suka lagu yang tadi gak?
“seneng gak ketemu (nama)?”
Masing-masing anggota kelompok diminta untuk mengatakan:
“aku senang main sama (nama)”
Mengamati perilaku setiap anggota kelompok
Apakah mereka terlihat sudah merasa nyaman atau belum
Pekerja sosial memantik konflik kecil
Dengan bertanya?
“A boleh gak memukul C?”
“kalau C dipukul sama A, apakah C akan membalasnya?
“apa yang harus dilakukan A kepada C kalau A memukul C?”
17. INTERVENSI
T e r a p i
Realitas
Setiap orang mengembangkan gambaran identitasnya
(identity image) berdasarkan atas pemenuhan
kebutuhan psikologisnya.
Gambaran identitas ini dimiliki oleh setiap orang mulai
dari usia lima tahun hingga dewasa.
(William Glasser, 1964)
Terapi realitas ini berfokus pada perilaku JR saat ini
dan membuka jalan kepada JR untuk menampilkan
perilaku yang dapat membawa JR pada keberhasilan
dan pada akhirnya memunculkan success identity di
dalam diri JR.
18. INTERVENSI
Tahap 1
Pada tahap ini, peksos mengawali pertemuan dengan sikap otentik, hangat dan menaruh perhatian pada
hubungan yang sedang dibangun. Hubungan yang terbangun antara peksos dan anggota kelompok sangat
penting, sebab anggota kelompok akan terbuka dan bersedia menjalani proses terapi jika mereka merasa
bahwa peksos terlibat dan dapat dipercaya. Oleh karna itu penerimaan yang positif adalah sangat esensial
agar proses terapi berjalan efektif.
Dalam kasus di atas, peksos berusaha meyakinkan anggota kelompok bahwa
mereka bisa membantunya dalam menyelesaikan masalah yang menimpanya
asal mereka bersedia untuk mendiskusikan tentang masalahnya.
19. INTERVENSI
Tahap 2
Setelah para anggota dapat melibatkan diri kepada peksos, maka peksos menanyakan
kepada para anggota apa yang akan dilakukan sekarang. Tahap kedua merupakan
eksplorasi diri pada para anggota. Para anggota mengungkapkan ketidaknyamanan yang
mereka rasakan dalam menghadapi permasalahannya. Lalu peksos meminta para anggota
mendeskrisipkan hal-hal apa saja yang telah dilakukan dalam menghadapi kondisi tersebut.
Pada tahap kedua ini peksos perlu mengatakan kepada para anggota apa yang dapat
dilakukan peksos dan membuat komitmen antara peksos dan para anggota.
Dalam tahap ini para anggota akan menceritakan permasalahan
yang dialaminya dan apa yang mereka inginkan sekarang
20. INTERVENSI
Tahap 3
Dalam tahap ini peksos berusaha mengeksplorasi permasalahan yang dialami oleh para anggota
Dalam tahap ini peksos membantu para anggota mengevaluasi perilakunya.
“Apakah perilaku anda saat ini cukup rasional untuk membawa anda ke keinginan anda?
Apakah perilaku anda dapat mewujudkan apa yang menjadi keinginan anda?”.
Peksos pada tahapan ini mengkonfrontasi individu mengenai konsekuensi dari perilakunya.
Peksos menekankan pada perilaku saat ini dan bukan pada masa lalu.
Oleh karenanya, peksos bertanya, “Apa yang anda lakukan saat ini?”
Meskipun suatu masalah bisa berakar dari pengalaman masa lalu, namun para anggota perlu belajar
bagaimana cara berdamai dengan masa lalunya dan menunjukkan perilaku yang lebih baik untuk
mencapai keinginannya.
21. INTERVENSI
Tahap 4
Tahap dimana para anggota mulai menyadari bahwa perilakunya tidak menyelesaikan
masalah, dan tidak cukup menolong keadaan dirinya, dilanjutkan dengan membuat
perencanaaan tindakan yang lebih bertanggung jawab. Rencana yang disusun sifatnya
spesifik dan konkret. Hal-hal apa yang akan dilakukan para anggota untuk keluar dari
permasalahan yang sedang dihadapinya.
Dalam tahap ini, dengan bantuan peksos para anggota akan berusaha
merubah perilakunya. Para anggota akan berusaha untuk selalu menjadi anak
yang aktif, ceria dan peduli dengan lingkungan sekitarnya.
22. INTERVENSI
Tahap 5
Peksos mendorong para anggota untuk merealisasikan rencana yang telah disusun
oleh mereka bersama peksos sesuai dengan jangka waktu yang ditetapkan.
Para anggota memberikan target perubahan dirinya selama 2 hari ke depan.
Peksos meyakinkan komitmen kepada JR sebagai objek khusus pengubahan perilaku.
23. INTERVENSI
Tahap 6
Tahap ini merupakan tindak lanjut mengenai perkembangan
atau perubahan perilaku yang terlihat dalam diri JR.
Merupakan tahap terakhir dalam terapi, peksos dan para anggota mengevaluasi perkembangan
yang dicapai, terapi dapat berakhir atau dilanjutkan jika tujuan yang telah ditetapkan belum
tercapai.
Terapi ini bertujuan membantu para anggota, khususnya JR dalam mencapai identitas berhasil,
yaitu individu yang akan datang dengan segala konsekuensi, bersama-sama peksos, JR
dihadapkan kembali pada kenyataan hidup, sehingga dapat memahami dan mampu
menghadapi realita kehidupannya.
25. INTERVENSI
Tebak
K a t a
Kelompok rekreasional dengan aktivitas
permainan tebak kata merupakan salah
satu teknik yang digunakan dalam
melakukan intervensi terhadap JR.
Kegiatan ini bertujuan untuk melatih
konsentrasi, ingatan dan kerjasama
para anggota, serta meningkatkan
interaksi antar anggota.
26. INTERVENSI
Tahap 1
• Para anggota dibagi menjadi 2 kelompok
yaitu Tim A dan Tim B, dimana masing-
maing kelompok beranggotakan 3 orang.
• Pembagian kelompok dipilih secara acak
menggunakan Teknik Hompimpa.
• Masing-masing kelompok berbaris
menjadi 2 banjar.
27. INTERVENSI
Tahap 2
Peksos menjelaskan teknis cara bermain Tebak Kata
• Peksos akan menyiapkan kertas yang berisi 2 sampai 5 buah kata.
• Kertas tersebut akan diberikan kepada anggota kelompok yang berada di barisan paling
belakang.
• Kemudian anggota tersebut akan memperagakan kata-kata yang ada di kertas kepada
anggota yang ada di depannya tanpa bersuara selama 1 menit.
• Kemudian anggota lainnya memperagakan kembali kepada teman yang ada di depannya
sampai seterusnya.
• Anggota yang berada paling depan akan menjawab, apa kata-kata yang dimaksud.
• Permainan ini akan dilakukan sebanyak 5 kali putaran.
28. INTERVENSI
Tahap 3
• Bagi tim yang kalah di setiap putaran
permainan Tebak Kata, tim tersebut akan
mendapatkan hukuman. Hukumannya
adalah menyanyikan lagu nasional atau
lagu wajib.
29. INTERVENSI
Tahap 4
Hasil permainan Tebak Kata
• PUTARAN 1 : Tim A kalah dan Tim B menang
• PUTARAN 2 : Tim A dan Tim B tidak ada yang menjawab benar
• PUTARAN 3 : Tim A dan Tim B menjawab benar
• PUTARAN 4 : Tim A menang dan Tim B kalah
• PUTARAN 5 : Tim A menang dan Tim B kalah
30. INTERVENSI
Tahap 5
Hasil dari permainan Tebak Kata yang diikuti oleh klien JR
• JR dapat mengikuti permainan Tebak Kata dengan baik.
• JR dapat memahami aturan dalam permainan Tebak Kata
• JR mampu menghafal kata-kata yang diinstruksikan.
31. INTERVENSI
Tahap Pengakhiran
Terlihat terjalin hubungan terapeutik yang sudah
mereda dan terkendali yakni klien JR sudah merasa
lebih baik, memperlihatkan peningkatan fungsi diri,
sosial dan juga interaksi serta yang terpenting adalah
mencapai tujuan dari terapi dan permainan.
Peksos sudah memantau JR selama 1 minggu sudah mau
berinteraksi dengan baik dengan teman-teman lainnya di
RPSAA dan tampak lebih ceria setelah mengikuti kegiatan-
kegiatan kelompok, maka kelompok ini dapat diakhiri.
34. CREDITS: This presentation template was
created by Slidesgo, including icons by Flaticon,
and infographics & images by Freepik.
Thanks!
Do you have any questions?
youremail@freepik.com
+91 620 421 838
yourcompany.com
Thanks
Please keep this slide for attribution.
35. For more information about editing slides, please read our FAQs or visit Slidesgo School:
https://slidesgo.com/faqs and https://slidesgo.com/slidesgo-school