SlideShare a Scribd company logo
Provokasi dan Reintroduksi
Susu Sapi
Ida Bagus Ramajaya Sutawan
Definisi Alergi Susu Sapi (ASS)
• Alergi susu sapi (ASS) adalah suatu reaksi yang tidak diinginkan yang
diperantarai secara imunologis terhadap protein susu sapi.
• Alergi susu sapi biasanya dikaitkan dengan reaksi hipersensitivitas tipe
1 yang diperantai oleh IgE. Namun demikian ASS dapat diakibatkan
oleh reaksi imunologis yang tidak diperantarai oleh IgE ataupun
proses gabungan antara keduanya.
Rekomendasi IDAI: Diagnosis dan Tatalaksana Alergi Susu Sapi, 2014
Klasifikasi ASS
1. IgE mediated, yaitu alergi susu sapi yang diperantarai oleh IgE.
• Gejala klinis timbul dalam waktu 30 menit sampai 1 jam setelah paparan.
• Manifestasi klinis : urtikaria, angioedema, ruam kulit, flare dermatitis atopik,
muntah, nyeri perut, diare, rinokonjungtivitis, bronkospasme, dan anafilaksis.
• Hasil positif pada pemeriksaan IgE spesifik susu sapi (uji tusuk kulit atau
pemeriksaan IgE spesifik/IgE RAST)
2. Non-IgE mediated, yaitu ASS yang tidak diperantarai oleh IgE.
• Gejala klinis timbul lebih lambat (> 1-2 jam) setelah paparan
• Manifestasi klinis: allergic eosinophilic gastroenteropathy, kolik, enterokolitis,
proktokolitis, anemia, dan gagal tumbuh
3. Gabungan IgE dan Non-IgE Mediated
Rekomendasi IDAI: Diagnosis dan Tatalaksana Alergi Susu Sapi, 2014
Diagnosis dan Tata Laksana Alergi Susu Sapi pada Bayi dengan ASI Eksklusif
Rekomendasi IDAI: Diagnosis dan Tatalaksana Alergi Susu Sapi, 2014
Diagnosis dan Tata Laksana Alergi Susu Sapi pada Bayi dengan Susu Formula
Rekomendasi IDAI: Diagnosis dan Tatalaksana Alergi Susu Sapi, 2014
• The Milk
Allergy in
Primary
(MAP) Care
guideline,
pertama kali
tahun 2013
untuk Primary
care di UK
• Tahun 2017
dibuatkan
versi
internasional
(iMAP)
• Revisi MAP
terbaru tahun
2019
Uji Provokasi atau Reintroduksi?
Bagaimana Cara nya?
Uji Provokasi
• Uji yang paling baik untuk mendiagnosis reaksi hipersensitivitas terhadap
makanan
• Tujuan untuk menegakkan/menyingkirkan diagnosis alergi makanan
• Terutama untuk diagnosis Alergi yang diperantarai oleh IgE
• Tes memakan waktu dan mahal
• Sebaiknya dilakukan di rumah sakit yang memiliki unit perawatan intensif
yang dilengkapi dengan obat dan peralatan darurat
• Pada ASS gejala akan Kembali muncul setelah provokasi
• Persiapan umum
• Diet eliminasi dilakukan 2-4 minggu
• Antihistamin dihentikan minimal 1 minggu sebelumnya
• Dicatat Riwayat rekasi simpang sebelumnya
Provokasi Terbuka
• Lebih umum dan lebih mudah
dikerjakan pada praktek sehari-
hari
• Jika hasil positif masih terdapat
Kemungkinan false positif
• Lebih digunakan untuk
menyingkirkan ASS, jika hasil
negatif
Double-blind placebo controlled
food challenges (DBPCFC)
• Diagnosis pasti ASS
• Dilakukan setelah provokasi
terbuka jika terdapat keraguan
• Lebih sulit dilakukan dan lebih
mahal
• Persiapan lebih banyak
• Dilakukan dengan pemberian
placebo dan verum pada hari yang
berbeda (selang 1 minggu)
Uji Provokasi (Challenge)
Kneepkens CMF and Meijer Y; Eur J Pediatr (2009) 168:891–896
Interpretasi Hasil tes Provokasi
Kneepkens CMF and Meijer Y; Eur J Pediatr (2009) 168:891–896
Reintroduksi Susu Sapi
• Pemberian kembali protein susu sapi setelah dilakukan eliminasi atau
setelah remisi dari alergi susu sapi, yang dilakukan secara bertahap
• Tujuannya untuk menilai tolerasi dan agar anak/bayi dapat
mengkonsumsi kembali susu sapi
• Dilakukan di rumah dengan pengawasan oleh tenaga Kesehatan
• Memerlukan waktu yang lebih lama
• Reintroduksi untuk menegakkan/menyingkirkan ASS dengan early
home reintroduction
• Reintroduksi untuk menilai toleransi agar susu sapi dan agar dapat
dikonsumsi kembali dengan metode Milk Ladder
Pada ASI Ekslusif
Early Reintroduction
dilakukan dengan lebih
sederhana yaitu dengan
memberikan kembali susu
sapi dan makanan yang
mengandung susu sapi
pada diet Ibu dengan
jumlah yang sama seperti
sebelumnya selama 1
minggu, tidak perlu
dilakukan secara bertahap
Setelah eliminasi 2-4
minggu
Reintroduksi Susu Sapi
dengan iMAP Milk Ladder
• Setelah eliminasi minimal 6 bulan
• Dirancang untuk Non-IgE Mediated
ASS
• Pemberian secara bertahap
• Tiap tahapan memerlukan watu 3-7
hari
• Jika gagal pada salah satu tahap,
Kembali ke tahap sebelumnya,
lanjutkan tahap berikutnya 3-6 bulan
kemudian (sesuai petunjuk dokter)
Apakah iMAP Milk Ladder dapat digunakan
pada IgE Mediated ASS?
Terdiri dari 4 tahapan,
tiap tahapan 4-6 bulan
Hanya pada IgE Mediated ASS
gejala ringan
Tiap tahapan 1-3 bulan
Issue Terbaru tentang Milk Ladder
• Hasil Pertemuan para ahli alergi susu sapi
dari berbagai negara pada Oktober 2019
• Dihipotesakan: Hidrolisat Milk Ladder
menggunakan susu sapi dengan berbagai
tahapan hidrolisat, diperkirakan dapat lebih
mengontrol jenis peptide/ fragmen protein
susu sapi yang diberikan pada tiap tahapan
milk ladder.
• Belum ada penelitian yang publish. Masih
menunggu bukti klinis yang kuat sebelum
dapat digunakan (saat ini penerapannya
harus dengan pengawasan klinis yang ketat)
• Tidak dijelaskan detail mengenai indikasi
dan cara pemberiannya.
Kapan melakukan Provokasi?
Kapan melakukan Reintroduksi?
Suspek ASS
(untuk menegakkan/menyingkirkan diagnosis setelah eliminasi susu sapi selama 2-4 minggu)
Suspek IgE Mediated ASS Suspek Non-IgE Mediated ASS
Gejala Berat
Gejala Ringan-Sedang
Gejala Berat Gejala Ringan-Sedang
Segera Rujuk Ke
Konsultan Alergi
Imunologi
Provokasi
(Challenge)
Di Rumah Sakit
Open
challenge
Double-blind placebo controlled
food challenges (DBPCFC)
Segera Rujuk Ke
Konsultan Alergi
Imunologi
Early Home Reintroduction
Jika hasil challenge negatif dan masih dicurigai kemungkinan
mekanisme Non-IgE Mediated ASS
ASS
(untuk menilai tolerasi setelah eliminasi susu sapi selama minimal 6 bulan)
IgE Mediated ASS Non-IgE Mediated ASS
Pernah Menunjukkan
Gejala Berat
Gejala Ringan-Sedang
Pernah Menunjukkan
Gejala Berat
Gejala Ringan-Sedang
Rujuk Ke Konsultan
Alergi Imunologi
Provokasi
(Challenge)
Di Rumah Sakit
Open
challenge
Double-blind placebo controlled
food challenges (DBPCFC)
Rujuk Ke Konsultan
Alergi Imunologi
Home Reintroduction
Memakai Milk Ladder
• Pernah ada gejala
onset cepat atau
• DA dengan SPT +
• Tidak Pernah ada
gejala onset cepat
atau
• DA dengan SPT -
Jika hasil challenge negatif dan dicurigai kemungkinan
mekanisme Non-IgE Mediated ASS
Mohon Koreksi dan Asupannya
Matur Nuwun
Terima Kasih

More Related Content

Similar to Cara Provokasi dan Reintroduksi Susu Sapi Okt2021.pptx

Kegawatdaruratan Neonatus.pptx
Kegawatdaruratan Neonatus.pptxKegawatdaruratan Neonatus.pptx
Kegawatdaruratan Neonatus.pptx
ssuser6ff545
 
Bblr
BblrBblr
Kelompok 3-genap-pemberian-enteral-nutrition-pada-bayi-dan-anak
Kelompok 3-genap-pemberian-enteral-nutrition-pada-bayi-dan-anakKelompok 3-genap-pemberian-enteral-nutrition-pada-bayi-dan-anak
Kelompok 3-genap-pemberian-enteral-nutrition-pada-bayi-dan-anak
nindyM1
 
Diet untuk-anak
Diet untuk-anakDiet untuk-anak
Diet untuk-anak
Oni Harumonis
 
Patofisiologi kwashiorkor.pptx
Patofisiologi kwashiorkor.pptxPatofisiologi kwashiorkor.pptx
Patofisiologi kwashiorkor.pptx
NOVIANTITYSMALA1
 
Perawatan BBLR Dr.pptx
Perawatan BBLR Dr.pptxPerawatan BBLR Dr.pptx
Perawatan BBLR Dr.pptx
HEIN10
 
GTsiompah_ Diet pada Bayi_Balita Malnutrisi_ NCP.pdf
GTsiompah_ Diet pada Bayi_Balita Malnutrisi_ NCP.pdfGTsiompah_ Diet pada Bayi_Balita Malnutrisi_ NCP.pdf
GTsiompah_ Diet pada Bayi_Balita Malnutrisi_ NCP.pdf
TsiompahGREG
 
Pemberian nutrisi
Pemberian nutrisiPemberian nutrisi
Pemberian nutrisi
Chenk Alie Patrician
 
MASALAH DAN SOLUSI BAYI BERAT LAHIR RENDAH
MASALAH DAN SOLUSI BAYI BERAT LAHIR RENDAHMASALAH DAN SOLUSI BAYI BERAT LAHIR RENDAH
MASALAH DAN SOLUSI BAYI BERAT LAHIR RENDAH
AnonymousekyDDuKTqI
 
Gizi menyusui
Gizi menyusuiGizi menyusui
Gizi menyusui
Kindal
 
Terapi-Insulin Diabetes Melitus (IDDM & NIDDM)
Terapi-Insulin Diabetes Melitus (IDDM & NIDDM)Terapi-Insulin Diabetes Melitus (IDDM & NIDDM)
Terapi-Insulin Diabetes Melitus (IDDM & NIDDM)
Novita S
 
6. Keracunan, Intoleransi dan Alergi Pangan.pptx
6. Keracunan, Intoleransi dan Alergi Pangan.pptx6. Keracunan, Intoleransi dan Alergi Pangan.pptx
6. Keracunan, Intoleransi dan Alergi Pangan.pptx
wayuleiya
 
Manajemen Laktasi.ppt
Manajemen Laktasi.pptManajemen Laktasi.ppt
Manajemen Laktasi.ppt
MaulidaUchti
 
Kekurangan kalori dan protein
Kekurangan kalori dan proteinKekurangan kalori dan protein
Kekurangan kalori dan proteinReza Oktarama
 
85259171 presentasi-hepatitis-dalam-kehamilan-new
85259171 presentasi-hepatitis-dalam-kehamilan-new85259171 presentasi-hepatitis-dalam-kehamilan-new
85259171 presentasi-hepatitis-dalam-kehamilan-newPriskila Yoltuwu
 
85259171 presentasi-hepatitis-dalam-kehamilan-new
85259171 presentasi-hepatitis-dalam-kehamilan-new85259171 presentasi-hepatitis-dalam-kehamilan-new
85259171 presentasi-hepatitis-dalam-kehamilan-new
Priskila Yoltuwu
 
diare dan konstipasi
diare dan konstipasidiare dan konstipasi
diare dan konstipasi
Eva Selvyana
 
1. TATALAKSANA BALITA SAKIT 2Bl - 5Th.pdf
1. TATALAKSANA BALITA SAKIT 2Bl - 5Th.pdf1. TATALAKSANA BALITA SAKIT 2Bl - 5Th.pdf
1. TATALAKSANA BALITA SAKIT 2Bl - 5Th.pdf
Aprianti42
 
Tatalaksana diare 2017
Tatalaksana diare 2017Tatalaksana diare 2017
Tatalaksana diare 2017
intanwida
 
Coccidiosis.ppt
Coccidiosis.pptCoccidiosis.ppt
Coccidiosis.ppt
DekaPermana1
 

Similar to Cara Provokasi dan Reintroduksi Susu Sapi Okt2021.pptx (20)

Kegawatdaruratan Neonatus.pptx
Kegawatdaruratan Neonatus.pptxKegawatdaruratan Neonatus.pptx
Kegawatdaruratan Neonatus.pptx
 
Bblr
BblrBblr
Bblr
 
Kelompok 3-genap-pemberian-enteral-nutrition-pada-bayi-dan-anak
Kelompok 3-genap-pemberian-enteral-nutrition-pada-bayi-dan-anakKelompok 3-genap-pemberian-enteral-nutrition-pada-bayi-dan-anak
Kelompok 3-genap-pemberian-enteral-nutrition-pada-bayi-dan-anak
 
Diet untuk-anak
Diet untuk-anakDiet untuk-anak
Diet untuk-anak
 
Patofisiologi kwashiorkor.pptx
Patofisiologi kwashiorkor.pptxPatofisiologi kwashiorkor.pptx
Patofisiologi kwashiorkor.pptx
 
Perawatan BBLR Dr.pptx
Perawatan BBLR Dr.pptxPerawatan BBLR Dr.pptx
Perawatan BBLR Dr.pptx
 
GTsiompah_ Diet pada Bayi_Balita Malnutrisi_ NCP.pdf
GTsiompah_ Diet pada Bayi_Balita Malnutrisi_ NCP.pdfGTsiompah_ Diet pada Bayi_Balita Malnutrisi_ NCP.pdf
GTsiompah_ Diet pada Bayi_Balita Malnutrisi_ NCP.pdf
 
Pemberian nutrisi
Pemberian nutrisiPemberian nutrisi
Pemberian nutrisi
 
MASALAH DAN SOLUSI BAYI BERAT LAHIR RENDAH
MASALAH DAN SOLUSI BAYI BERAT LAHIR RENDAHMASALAH DAN SOLUSI BAYI BERAT LAHIR RENDAH
MASALAH DAN SOLUSI BAYI BERAT LAHIR RENDAH
 
Gizi menyusui
Gizi menyusuiGizi menyusui
Gizi menyusui
 
Terapi-Insulin Diabetes Melitus (IDDM & NIDDM)
Terapi-Insulin Diabetes Melitus (IDDM & NIDDM)Terapi-Insulin Diabetes Melitus (IDDM & NIDDM)
Terapi-Insulin Diabetes Melitus (IDDM & NIDDM)
 
6. Keracunan, Intoleransi dan Alergi Pangan.pptx
6. Keracunan, Intoleransi dan Alergi Pangan.pptx6. Keracunan, Intoleransi dan Alergi Pangan.pptx
6. Keracunan, Intoleransi dan Alergi Pangan.pptx
 
Manajemen Laktasi.ppt
Manajemen Laktasi.pptManajemen Laktasi.ppt
Manajemen Laktasi.ppt
 
Kekurangan kalori dan protein
Kekurangan kalori dan proteinKekurangan kalori dan protein
Kekurangan kalori dan protein
 
85259171 presentasi-hepatitis-dalam-kehamilan-new
85259171 presentasi-hepatitis-dalam-kehamilan-new85259171 presentasi-hepatitis-dalam-kehamilan-new
85259171 presentasi-hepatitis-dalam-kehamilan-new
 
85259171 presentasi-hepatitis-dalam-kehamilan-new
85259171 presentasi-hepatitis-dalam-kehamilan-new85259171 presentasi-hepatitis-dalam-kehamilan-new
85259171 presentasi-hepatitis-dalam-kehamilan-new
 
diare dan konstipasi
diare dan konstipasidiare dan konstipasi
diare dan konstipasi
 
1. TATALAKSANA BALITA SAKIT 2Bl - 5Th.pdf
1. TATALAKSANA BALITA SAKIT 2Bl - 5Th.pdf1. TATALAKSANA BALITA SAKIT 2Bl - 5Th.pdf
1. TATALAKSANA BALITA SAKIT 2Bl - 5Th.pdf
 
Tatalaksana diare 2017
Tatalaksana diare 2017Tatalaksana diare 2017
Tatalaksana diare 2017
 
Coccidiosis.ppt
Coccidiosis.pptCoccidiosis.ppt
Coccidiosis.ppt
 

Recently uploaded

1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
LisnaKhairaniNasutio
 
Supracondyler humerus fracture modul.pdf
Supracondyler humerus fracture modul.pdfSupracondyler humerus fracture modul.pdf
Supracondyler humerus fracture modul.pdf
ortopedifk
 
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdfDesain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
arikiskandar
 
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskularfarmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
MuhammadAuliaKurniaw1
 
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasijejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
lala263132
 
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTPPetunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
adhiwargamandiriseja
 
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptxMateri 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
syam586213
 
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdfPengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
ryskilahmudin
 
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratoriumPengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
SyailaNandaSofiaWell
 
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptxDEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DamianLoveChannel
 
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
Datalablokakalianda
 
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.pptCara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
andiulfahmagefirahra1
 
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptxSlide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
FiikFiik
 
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic DasarANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
MFCorp
 
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteranpemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
hadijaul
 
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
nurulkarunia4
 
graves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiologygraves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiology
RheginaSalsabila
 
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptxfarmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
MuhammadAuliaKurniaw1
 
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdfv2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
fritshenukh
 
Gambaran Umum asuhan persalinan normal.ppt
Gambaran Umum asuhan persalinan normal.pptGambaran Umum asuhan persalinan normal.ppt
Gambaran Umum asuhan persalinan normal.ppt
ssusera85899
 

Recently uploaded (20)

1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
 
Supracondyler humerus fracture modul.pdf
Supracondyler humerus fracture modul.pdfSupracondyler humerus fracture modul.pdf
Supracondyler humerus fracture modul.pdf
 
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdfDesain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
 
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskularfarmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
 
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasijejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
 
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTPPetunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
 
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptxMateri 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
 
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdfPengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
 
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratoriumPengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
 
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptxDEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
 
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
 
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.pptCara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
 
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptxSlide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
 
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic DasarANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
 
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteranpemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
 
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
 
graves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiologygraves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiology
 
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptxfarmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
 
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdfv2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
 
Gambaran Umum asuhan persalinan normal.ppt
Gambaran Umum asuhan persalinan normal.pptGambaran Umum asuhan persalinan normal.ppt
Gambaran Umum asuhan persalinan normal.ppt
 

Cara Provokasi dan Reintroduksi Susu Sapi Okt2021.pptx

  • 1. Provokasi dan Reintroduksi Susu Sapi Ida Bagus Ramajaya Sutawan
  • 2. Definisi Alergi Susu Sapi (ASS) • Alergi susu sapi (ASS) adalah suatu reaksi yang tidak diinginkan yang diperantarai secara imunologis terhadap protein susu sapi. • Alergi susu sapi biasanya dikaitkan dengan reaksi hipersensitivitas tipe 1 yang diperantai oleh IgE. Namun demikian ASS dapat diakibatkan oleh reaksi imunologis yang tidak diperantarai oleh IgE ataupun proses gabungan antara keduanya. Rekomendasi IDAI: Diagnosis dan Tatalaksana Alergi Susu Sapi, 2014
  • 3. Klasifikasi ASS 1. IgE mediated, yaitu alergi susu sapi yang diperantarai oleh IgE. • Gejala klinis timbul dalam waktu 30 menit sampai 1 jam setelah paparan. • Manifestasi klinis : urtikaria, angioedema, ruam kulit, flare dermatitis atopik, muntah, nyeri perut, diare, rinokonjungtivitis, bronkospasme, dan anafilaksis. • Hasil positif pada pemeriksaan IgE spesifik susu sapi (uji tusuk kulit atau pemeriksaan IgE spesifik/IgE RAST) 2. Non-IgE mediated, yaitu ASS yang tidak diperantarai oleh IgE. • Gejala klinis timbul lebih lambat (> 1-2 jam) setelah paparan • Manifestasi klinis: allergic eosinophilic gastroenteropathy, kolik, enterokolitis, proktokolitis, anemia, dan gagal tumbuh 3. Gabungan IgE dan Non-IgE Mediated Rekomendasi IDAI: Diagnosis dan Tatalaksana Alergi Susu Sapi, 2014
  • 4.
  • 5. Diagnosis dan Tata Laksana Alergi Susu Sapi pada Bayi dengan ASI Eksklusif Rekomendasi IDAI: Diagnosis dan Tatalaksana Alergi Susu Sapi, 2014
  • 6. Diagnosis dan Tata Laksana Alergi Susu Sapi pada Bayi dengan Susu Formula Rekomendasi IDAI: Diagnosis dan Tatalaksana Alergi Susu Sapi, 2014
  • 7. • The Milk Allergy in Primary (MAP) Care guideline, pertama kali tahun 2013 untuk Primary care di UK • Tahun 2017 dibuatkan versi internasional (iMAP) • Revisi MAP terbaru tahun 2019
  • 8.
  • 9. Uji Provokasi atau Reintroduksi? Bagaimana Cara nya?
  • 10. Uji Provokasi • Uji yang paling baik untuk mendiagnosis reaksi hipersensitivitas terhadap makanan • Tujuan untuk menegakkan/menyingkirkan diagnosis alergi makanan • Terutama untuk diagnosis Alergi yang diperantarai oleh IgE • Tes memakan waktu dan mahal • Sebaiknya dilakukan di rumah sakit yang memiliki unit perawatan intensif yang dilengkapi dengan obat dan peralatan darurat • Pada ASS gejala akan Kembali muncul setelah provokasi • Persiapan umum • Diet eliminasi dilakukan 2-4 minggu • Antihistamin dihentikan minimal 1 minggu sebelumnya • Dicatat Riwayat rekasi simpang sebelumnya
  • 11. Provokasi Terbuka • Lebih umum dan lebih mudah dikerjakan pada praktek sehari- hari • Jika hasil positif masih terdapat Kemungkinan false positif • Lebih digunakan untuk menyingkirkan ASS, jika hasil negatif Double-blind placebo controlled food challenges (DBPCFC) • Diagnosis pasti ASS • Dilakukan setelah provokasi terbuka jika terdapat keraguan • Lebih sulit dilakukan dan lebih mahal • Persiapan lebih banyak • Dilakukan dengan pemberian placebo dan verum pada hari yang berbeda (selang 1 minggu)
  • 12. Uji Provokasi (Challenge) Kneepkens CMF and Meijer Y; Eur J Pediatr (2009) 168:891–896
  • 13. Interpretasi Hasil tes Provokasi Kneepkens CMF and Meijer Y; Eur J Pediatr (2009) 168:891–896
  • 14. Reintroduksi Susu Sapi • Pemberian kembali protein susu sapi setelah dilakukan eliminasi atau setelah remisi dari alergi susu sapi, yang dilakukan secara bertahap • Tujuannya untuk menilai tolerasi dan agar anak/bayi dapat mengkonsumsi kembali susu sapi • Dilakukan di rumah dengan pengawasan oleh tenaga Kesehatan • Memerlukan waktu yang lebih lama • Reintroduksi untuk menegakkan/menyingkirkan ASS dengan early home reintroduction • Reintroduksi untuk menilai toleransi agar susu sapi dan agar dapat dikonsumsi kembali dengan metode Milk Ladder
  • 15.
  • 16. Pada ASI Ekslusif Early Reintroduction dilakukan dengan lebih sederhana yaitu dengan memberikan kembali susu sapi dan makanan yang mengandung susu sapi pada diet Ibu dengan jumlah yang sama seperti sebelumnya selama 1 minggu, tidak perlu dilakukan secara bertahap Setelah eliminasi 2-4 minggu
  • 17.
  • 18. Reintroduksi Susu Sapi dengan iMAP Milk Ladder • Setelah eliminasi minimal 6 bulan • Dirancang untuk Non-IgE Mediated ASS • Pemberian secara bertahap • Tiap tahapan memerlukan watu 3-7 hari • Jika gagal pada salah satu tahap, Kembali ke tahap sebelumnya, lanjutkan tahap berikutnya 3-6 bulan kemudian (sesuai petunjuk dokter)
  • 19.
  • 20. Apakah iMAP Milk Ladder dapat digunakan pada IgE Mediated ASS?
  • 21. Terdiri dari 4 tahapan, tiap tahapan 4-6 bulan
  • 22. Hanya pada IgE Mediated ASS gejala ringan Tiap tahapan 1-3 bulan
  • 23. Issue Terbaru tentang Milk Ladder
  • 24. • Hasil Pertemuan para ahli alergi susu sapi dari berbagai negara pada Oktober 2019 • Dihipotesakan: Hidrolisat Milk Ladder menggunakan susu sapi dengan berbagai tahapan hidrolisat, diperkirakan dapat lebih mengontrol jenis peptide/ fragmen protein susu sapi yang diberikan pada tiap tahapan milk ladder. • Belum ada penelitian yang publish. Masih menunggu bukti klinis yang kuat sebelum dapat digunakan (saat ini penerapannya harus dengan pengawasan klinis yang ketat) • Tidak dijelaskan detail mengenai indikasi dan cara pemberiannya.
  • 25. Kapan melakukan Provokasi? Kapan melakukan Reintroduksi?
  • 26. Suspek ASS (untuk menegakkan/menyingkirkan diagnosis setelah eliminasi susu sapi selama 2-4 minggu) Suspek IgE Mediated ASS Suspek Non-IgE Mediated ASS Gejala Berat Gejala Ringan-Sedang Gejala Berat Gejala Ringan-Sedang Segera Rujuk Ke Konsultan Alergi Imunologi Provokasi (Challenge) Di Rumah Sakit Open challenge Double-blind placebo controlled food challenges (DBPCFC) Segera Rujuk Ke Konsultan Alergi Imunologi Early Home Reintroduction Jika hasil challenge negatif dan masih dicurigai kemungkinan mekanisme Non-IgE Mediated ASS
  • 27. ASS (untuk menilai tolerasi setelah eliminasi susu sapi selama minimal 6 bulan) IgE Mediated ASS Non-IgE Mediated ASS Pernah Menunjukkan Gejala Berat Gejala Ringan-Sedang Pernah Menunjukkan Gejala Berat Gejala Ringan-Sedang Rujuk Ke Konsultan Alergi Imunologi Provokasi (Challenge) Di Rumah Sakit Open challenge Double-blind placebo controlled food challenges (DBPCFC) Rujuk Ke Konsultan Alergi Imunologi Home Reintroduction Memakai Milk Ladder • Pernah ada gejala onset cepat atau • DA dengan SPT + • Tidak Pernah ada gejala onset cepat atau • DA dengan SPT - Jika hasil challenge negatif dan dicurigai kemungkinan mekanisme Non-IgE Mediated ASS
  • 28. Mohon Koreksi dan Asupannya Matur Nuwun Terima Kasih