Bab ini membahas berbagai perspektif teori belajar seperti behaviorisme, kognitivisme, dan konstruktivisme serta dampaknya terhadap pemilihan metode pembelajaran dan teknologi pendidikan. Teori-teori ini melihat proses belajar dari sudut pandang yang berbeda namun dapat disatukan untuk memfasilitasi pembelajaran peserta didik secara optimal."
Dokumen tersebut membahas tentang paradigma konstruktivisme sebagai landasan konsep belajar mandiri. Paradigma ini mendasarkan pembelajaran pada penggunaan pengetahuan yang dimiliki siswa untuk mengolah informasi baru sehingga terbentuk pengetahuan baru. Guru berperan sebagai fasilitator yang merancang masalah/tema dan kegiatan belajar untuk siswa dalam proses konstruksi pengetahuan. Evaluasi pembelajaran konstruktivis tidak hanya men
Makalah ini membahas lima teori belajar yaitu:
1. Teori behavior yang menekankan perubahan tingkah laku yang dapat diamati melalui hubungan stimulus-respons.
2. Teori kognitif yang melihat belajar sebagai usaha untuk memahami dunia dengan menggunakan alat mental.
3. Teori konstruktivisme dimana pengetahuan dibangun secara aktif melalui pengalaman.
4. Teori Gestalt yang menekankan pola ke
1. Dokumen tersebut membahas model-model pembelajaran dan teori belajar yang berkembang seperti behaviorisme, konstruktivisme, kognitivisme, dan humanisme.
2. Beberapa strategi pembelajaran kelompok dibahas seperti kooperatif learning, jigsaw, STAD, TGT, investigasi kelompok, one stay-two stray, dan think-pair-share.
3. Perkembangan teknologi dan paradigma pembelajaran dari pengetahuan, kompetensi, h
Teks tersebut membahas prinsip-prinsip belajar dan teori-teori pembelajaran. Beberapa teori belajar yang dijelaskan adalah behaviorisme, kognitif, dan konstruktivisme. Prinsip-prinsip masing-masing teori meliputi penguatan, konteks belajar, dan pengetahuan sebelumnya. Teks tersebut juga membahas penerapan prinsip-prinsip tersebut dalam pembelajaran.
Makalah pembelajaran yang berpijak dari teori belajar konstruktivismeRAFITA AL QORNY
Makalah ini membahas tentang pembelajaran berbasis teori konstruktivisme dimana belajar adalah proses konstruksi pengetahuan berdasarkan pengalaman siswa. Teori ini menekankan peran aktif siswa dalam membangun pengetahuan melalui interaksi sosial dan pengalaman.
Dokumen tersebut membahas tentang paradigma konstruktivisme sebagai landasan konsep belajar mandiri. Paradigma ini mendasarkan pembelajaran pada penggunaan pengetahuan yang dimiliki siswa untuk mengolah informasi baru sehingga terbentuk pengetahuan baru. Guru berperan sebagai fasilitator yang merancang masalah/tema dan kegiatan belajar untuk siswa dalam proses konstruksi pengetahuan. Evaluasi pembelajaran konstruktivis tidak hanya men
Makalah ini membahas lima teori belajar yaitu:
1. Teori behavior yang menekankan perubahan tingkah laku yang dapat diamati melalui hubungan stimulus-respons.
2. Teori kognitif yang melihat belajar sebagai usaha untuk memahami dunia dengan menggunakan alat mental.
3. Teori konstruktivisme dimana pengetahuan dibangun secara aktif melalui pengalaman.
4. Teori Gestalt yang menekankan pola ke
1. Dokumen tersebut membahas model-model pembelajaran dan teori belajar yang berkembang seperti behaviorisme, konstruktivisme, kognitivisme, dan humanisme.
2. Beberapa strategi pembelajaran kelompok dibahas seperti kooperatif learning, jigsaw, STAD, TGT, investigasi kelompok, one stay-two stray, dan think-pair-share.
3. Perkembangan teknologi dan paradigma pembelajaran dari pengetahuan, kompetensi, h
Teks tersebut membahas prinsip-prinsip belajar dan teori-teori pembelajaran. Beberapa teori belajar yang dijelaskan adalah behaviorisme, kognitif, dan konstruktivisme. Prinsip-prinsip masing-masing teori meliputi penguatan, konteks belajar, dan pengetahuan sebelumnya. Teks tersebut juga membahas penerapan prinsip-prinsip tersebut dalam pembelajaran.
Makalah pembelajaran yang berpijak dari teori belajar konstruktivismeRAFITA AL QORNY
Makalah ini membahas tentang pembelajaran berbasis teori konstruktivisme dimana belajar adalah proses konstruksi pengetahuan berdasarkan pengalaman siswa. Teori ini menekankan peran aktif siswa dalam membangun pengetahuan melalui interaksi sosial dan pengalaman.
Bab II membahas kajian pustaka tentang belajar, pembelajaran, dan model Problem Based Instruction (PBI). PBI adalah pendekatan pembelajaran yang menggunakan masalah nyata sebagai konteks bagi siswa untuk belajar berpikir kritis dan pemecahan masalah serta memperoleh pengetahuan. PBI memiliki 5 tahapan yaitu orientasi masalah, pengorganisasian tugas belajar, pendampingan penyelidikan, pengembangan hasil karya,
Buku ini membahas berbagai teori belajar dan pembelajaran, mulai dari teori deskriptif dan preskriptif, behavioristik, kognitif, konstruktivis, humanistik, siberetik, revolusi sosiokultural, hingga teori kecerdasan ganda beserta penerapannya dalam pembelajaran.
Dokumen tersebut membahas tentang pembelajaran konstruktivisme, meliputi pengertian, prinsip, ciri-ciri, implikasi, serta kelebihan dan kekurangan pendekatan pembelajaran konstruktivisme. Secara ringkas, konstruktivisme adalah pendekatan pembelajaran yang menekankan peran aktif siswa dalam membangun pengetahuan melalui interaksi dengan lingkungan, sedangkan guru berperan sebagai fasilitator.
Teori Belajar Konstruktivistik dan Penerapannya dalam PembelajaranFitri Yusmaniah
1. Dokumen membahas teori belajar konstruktivisme dan penerapannya dalam pembelajaran. Konstruktivisme melihat pengetahuan sebagai konstruksi kognitif yang dibentuk melalui interaksi siswa dengan lingkungan.
2. Guru berperan membantu siswa membangun pengetahuan sendiri daripada mentransfer pengetahuan. Sarana belajar dirancang untuk mendukung konstruksi pengetahuan siswa.
3. Evaluasi belajar
Teks tersebut membahas empat model pembelajaran menurut Joyce dan Weil, yaitu model interaksi sosial, pemrosesan informasi, personal, dan modifikasi tingkah laku. Setiap model didasarkan pada teori pembelajaran tertentu dan menekankan aspek berbeda seperti hubungan sosial, kognitif, personalitas, dan perilaku.
1. Model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) menekankan pentingnya menghubungkan pengetahuan dengan konteks kehidupan nyata siswa untuk memotivasi belajar. 2. CTL memiliki tujuh komponen utama yaitu konstruktivisme, inkuiri, pertanyaan, komunitas belajar, pemodelan, refleksi, dan penilaian otentik. 3. Permasalahan utama siswa saat ini adalah kesulitan menghubungkan pengetahuan den
Dokumen tersebut merupakan makalah tentang teori-teori belajar yang mencakup behaviorisme, konstruktivisme, kognitif, dan humanisme. Teori-teori tersebut dijelaskan singkat beserta konsep-konsep kuncinya seperti stimulus, respon, konstruksi pengetahuan, tahap perkembangan kognitif, serta penekanan pada potensi individu. Dokumen ini juga membahas strategi pembelajaran, motivasi, dan model pembelajaran yang efekt
Makalah ini membahas penggunaan model pembelajaran konstruktivisme dalam mengurangi miskonsepsi siswa pada pelajaran fisika. Model ini bertujuan untuk mengaktifkan siswa dalam berpikir dan mengkonstruksi pengetahuan mereka sendiri. Metode konstruktivisme menekankan pembelajaran bermakna melalui pengalaman nyata siswa.
Konstruktivisme implikasi baru dalam tep (1)Dedi Yulianto
Konstruktivisme adalah teori pembelajaran dimana pengetahuan dibangun oleh siswa melalui pengalaman pribadi dan interaksi sosial. Menurut teori ini, siswa harus aktif membangun pengetahuannya sendiri daripada sekadar menerima informasi dari guru. Dokumen ini membandingkan pendekatan konstruktivisme dengan objektivisme dalam pembelajaran dan menjelaskan implikasi konstruktivisme terhadap desain pembelajaran.
Teori konstruktivisme menyatakan bahwa pengetahuan dibangun secara aktif oleh individu melalui pengalaman. Ada dua jenis teori konstruktivisme yaitu kognitif dan sosial. Konstruktivisme kognitif menekankan proses internal individu sedangkan sosial menekankan interaksi sosial. Keduanya berbeda dalam pendekatan pembelajaran dan peran guru. Implikasinya, pendidikan konstruktivis berfokus pada ke
Teori sibernetik melihat belajar sebagai proses pemrosesan informasi yang tergantung pada sistem informasi dari pesan yang dipelajari. Teori ini menekankan pentingnya sistem informasi dalam menentukan cara belajar."
Buku ini membahasikan teori pembelajaran konstruktivisme di mana pengetahuan dibentuk secara aktif oleh murid berdasarkan pengalaman dan interaksi sosial mereka. Buku ini menjelaskan prinsip-prinsip konstruktivisme dan bagaimana pendekatan ini dapat diterapkan dalam pengajaran.
Grant Theory Pembelajaran-Moh_ Nurhakim.pptxLeli85
Dokumen tersebut membahas tentang teori-teori pembelajaran dan model-model pembelajaran inovatif seperti kognitivisme, behaviorisme, konstruktivisme, andragogi, problem based instruction, conceptual change instruction, dan investigation.
Model pembelajaran Children Learning in Science (CLIS) menekankan peran aktif siswa dalam membangun pengetahuan melalui observasi dan eksperimen. Model ini terdiri atas lima tahapan untuk merekonstruksi gagasan siswa, yaitu orientasi, pemunculan gagasan, penyusunan ulang gagasan, penerapan gagasan, dan pemantapan gagasan. Tujuannya adalah meningkatkan keterampilan berpikir rasional siswa sesuai pandangan konstru
Dokumen tersebut membahasikan pemilihan kaedah pengajaran dan pembelajaran matematik antara konstruktivisme dan latih tubi. Ia menjelaskan pengertian kedua-dua kaedah tersebut serta beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memilih kaedah seperti gaya pembelajaran pelajar dan topik pengajaran.
Bab II membahas kajian pustaka tentang belajar, pembelajaran, dan model Problem Based Instruction (PBI). PBI adalah pendekatan pembelajaran yang menggunakan masalah nyata sebagai konteks bagi siswa untuk belajar berpikir kritis dan pemecahan masalah serta memperoleh pengetahuan. PBI memiliki 5 tahapan yaitu orientasi masalah, pengorganisasian tugas belajar, pendampingan penyelidikan, pengembangan hasil karya,
Buku ini membahas berbagai teori belajar dan pembelajaran, mulai dari teori deskriptif dan preskriptif, behavioristik, kognitif, konstruktivis, humanistik, siberetik, revolusi sosiokultural, hingga teori kecerdasan ganda beserta penerapannya dalam pembelajaran.
Dokumen tersebut membahas tentang pembelajaran konstruktivisme, meliputi pengertian, prinsip, ciri-ciri, implikasi, serta kelebihan dan kekurangan pendekatan pembelajaran konstruktivisme. Secara ringkas, konstruktivisme adalah pendekatan pembelajaran yang menekankan peran aktif siswa dalam membangun pengetahuan melalui interaksi dengan lingkungan, sedangkan guru berperan sebagai fasilitator.
Teori Belajar Konstruktivistik dan Penerapannya dalam PembelajaranFitri Yusmaniah
1. Dokumen membahas teori belajar konstruktivisme dan penerapannya dalam pembelajaran. Konstruktivisme melihat pengetahuan sebagai konstruksi kognitif yang dibentuk melalui interaksi siswa dengan lingkungan.
2. Guru berperan membantu siswa membangun pengetahuan sendiri daripada mentransfer pengetahuan. Sarana belajar dirancang untuk mendukung konstruksi pengetahuan siswa.
3. Evaluasi belajar
Teks tersebut membahas empat model pembelajaran menurut Joyce dan Weil, yaitu model interaksi sosial, pemrosesan informasi, personal, dan modifikasi tingkah laku. Setiap model didasarkan pada teori pembelajaran tertentu dan menekankan aspek berbeda seperti hubungan sosial, kognitif, personalitas, dan perilaku.
1. Model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) menekankan pentingnya menghubungkan pengetahuan dengan konteks kehidupan nyata siswa untuk memotivasi belajar. 2. CTL memiliki tujuh komponen utama yaitu konstruktivisme, inkuiri, pertanyaan, komunitas belajar, pemodelan, refleksi, dan penilaian otentik. 3. Permasalahan utama siswa saat ini adalah kesulitan menghubungkan pengetahuan den
Dokumen tersebut merupakan makalah tentang teori-teori belajar yang mencakup behaviorisme, konstruktivisme, kognitif, dan humanisme. Teori-teori tersebut dijelaskan singkat beserta konsep-konsep kuncinya seperti stimulus, respon, konstruksi pengetahuan, tahap perkembangan kognitif, serta penekanan pada potensi individu. Dokumen ini juga membahas strategi pembelajaran, motivasi, dan model pembelajaran yang efekt
Makalah ini membahas penggunaan model pembelajaran konstruktivisme dalam mengurangi miskonsepsi siswa pada pelajaran fisika. Model ini bertujuan untuk mengaktifkan siswa dalam berpikir dan mengkonstruksi pengetahuan mereka sendiri. Metode konstruktivisme menekankan pembelajaran bermakna melalui pengalaman nyata siswa.
Konstruktivisme implikasi baru dalam tep (1)Dedi Yulianto
Konstruktivisme adalah teori pembelajaran dimana pengetahuan dibangun oleh siswa melalui pengalaman pribadi dan interaksi sosial. Menurut teori ini, siswa harus aktif membangun pengetahuannya sendiri daripada sekadar menerima informasi dari guru. Dokumen ini membandingkan pendekatan konstruktivisme dengan objektivisme dalam pembelajaran dan menjelaskan implikasi konstruktivisme terhadap desain pembelajaran.
Teori konstruktivisme menyatakan bahwa pengetahuan dibangun secara aktif oleh individu melalui pengalaman. Ada dua jenis teori konstruktivisme yaitu kognitif dan sosial. Konstruktivisme kognitif menekankan proses internal individu sedangkan sosial menekankan interaksi sosial. Keduanya berbeda dalam pendekatan pembelajaran dan peran guru. Implikasinya, pendidikan konstruktivis berfokus pada ke
Teori sibernetik melihat belajar sebagai proses pemrosesan informasi yang tergantung pada sistem informasi dari pesan yang dipelajari. Teori ini menekankan pentingnya sistem informasi dalam menentukan cara belajar."
Buku ini membahasikan teori pembelajaran konstruktivisme di mana pengetahuan dibentuk secara aktif oleh murid berdasarkan pengalaman dan interaksi sosial mereka. Buku ini menjelaskan prinsip-prinsip konstruktivisme dan bagaimana pendekatan ini dapat diterapkan dalam pengajaran.
Grant Theory Pembelajaran-Moh_ Nurhakim.pptxLeli85
Dokumen tersebut membahas tentang teori-teori pembelajaran dan model-model pembelajaran inovatif seperti kognitivisme, behaviorisme, konstruktivisme, andragogi, problem based instruction, conceptual change instruction, dan investigation.
Model pembelajaran Children Learning in Science (CLIS) menekankan peran aktif siswa dalam membangun pengetahuan melalui observasi dan eksperimen. Model ini terdiri atas lima tahapan untuk merekonstruksi gagasan siswa, yaitu orientasi, pemunculan gagasan, penyusunan ulang gagasan, penerapan gagasan, dan pemantapan gagasan. Tujuannya adalah meningkatkan keterampilan berpikir rasional siswa sesuai pandangan konstru
Dokumen tersebut membahasikan pemilihan kaedah pengajaran dan pembelajaran matematik antara konstruktivisme dan latih tubi. Ia menjelaskan pengertian kedua-dua kaedah tersebut serta beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memilih kaedah seperti gaya pembelajaran pelajar dan topik pengajaran.
Dokumen tersebut membahas tentang teori belajar konstruktivisme dimana pengetahuan dibangun oleh siswa sendiri melalui pengalaman dan interaksi lingkungan, bukan hanya dipindahkan oleh guru. Teori ini menekankan peran aktif siswa dalam membangun pengetahuan baru berdasarkan pengalaman mereka."
Teks tersebut membahas tentang teori konstruktivisme dalam pengajaran dan pembelajaran. Teori ini menekankan bahwa pelajar membangun pengetahuan mereka sendiri melalui pengalaman dan interaksi. Teks tersebut juga menjelaskan lima fase model konstruktivisme Needham yang digunakan oleh guru untuk memberikan dampak positif terhadap pembelajaran siswa. Fase-fase tersebut meliputi orientasi, pencetusan ide, penyusunan ul
Konstruktivisme implikasi baru dalam tepDedi Yulianto
Dokumen ini membahas perbandingan pandangan objectivist dan konstruktivist tentang pembelajaran, di mana konstruktivisme menekankan peran pengalaman dalam membangun pengetahuan seseorang secara individual berbeda dari orang lain. Dokumen ini juga membahas implikasi konstruktivisme dalam desain pembelajaran dan teknologi pembelajaran, serta memberikan contoh penerapan teori konstruktivis dalam beberapa bab.
Konstruktivisme dan desain pembelajaran (dipakai)Dedi Yulianto
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Teori konstruktivisme menekankan bahwa pengetahuan dibangun oleh siswa melalui pengalaman dan interaksi dengan lingkungan, bukan hanya diterima secara pasif.
2. Guru berperan sebagai fasilitator yang membantu siswa membangun pengetahuan baru melalui pengalaman belajar.
3. Desain pembelajaran konstruktivis memberi kebebasan kepada siswa untuk belaj
Kelompok 2 (Learning Science in Digital Age).pptxIlham384361
Dokumen tersebut membahas tentang penerapan prinsip-prinsip pembelajaran yang kompatibel dengan otak dalam era digital, termasuk konstruktivisme, konstruksionisme, dan konstruktivisme sosial. Dokumen ini juga membahas metode pembelajaran kooperatif yang sesuai dengan pendekatan konstruktivis sosial."
Paradigma baru pendidikan menekankan pembelajaran yang berpusat pada pembelajar, di mana pembelajar aktif dalam mengkonstruksi pengetahuannya sendiri berdasarkan pengalaman dan konteks yang relevan. Pembelajaran orang dewasa berfokus pada memfasilitasi pembelajar untuk menemukan pengetahuan yang dibutuhkan melalui pengalaman, dengan peran pengajar sebagai pendukung proses belajar mandiri. Perbedaan utama antara pedagogi dan and
Paradigma baru pendidikan menekankan pembelajaran yang berpusat pada pembelajar, di mana pembelajar aktif dalam mengkonstruksi pengetahuannya sendiri berdasarkan pengalaman dan konteks yang relevan. Pembelajaran orang dewasa berfokus pada memfasilitasi pembelajar untuk menemukan pengetahuan yang dibutuhkan melalui pengalaman, dengan peran pengajar sebagai pendukung proses belajar mandiri. Perbedaan utama antara pedagogi dan and
Bab pertama membahas tentang model pembelajaran terpadu yang merupakan pendekatan pembelajaran yang memungkinkan siswa secara individual maupun kelompok aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep secara holistik dan otentik. Bab kedua membahas landasan teori pembelajaran terpadu yang meliputi teori perkembangan, konstruktivisme, vygotsky, bandura dan bruner. Bab ketiga membahas model kurikulum pembelajaran terpadu yang meliputi
Tiga artikel ini membahas pendekatan pembelajaran konstruktivis dan penerapannya dalam pembelajaran biologi. Artikel pertama meneliti pengaruh penggunaan modul berbasis siklus belajar terhadap prestasi belajar siswa SMA pada biologi. Artikel kedua menjelaskan empat kriteria penting konstruktivisme dalam pembelajaran ilmu alam di perguruan tinggi. Artikel ketiga mengkaji persepsi guru SMA di Kenya terhadap
Penerapan Model Teori Belajar Kontruktivis ke Dalam Pendidikan JasmaniAwal Akbar Jamaluddin
Makalah ini membahas penerapan model pembelajaran berdasarkan teori kontruktivisme dalam pendidikan jasmani. Teori kontruktivisme menekankan bahwa pengetahuan dibangun melalui pengalaman dan interaksi sosial, bukan hanya dipindahkan dari guru ke siswa. Makalah ini menjelaskan teori kontruktivisme, model-modelnya seperti pembelajaran sosial dan zona perkembangan proksimal, serta pener
Dokumen tersebut membahas pendekatan pembelajaran kontekstual di mana peserta didik diajak untuk belajar secara aktif dengan menghubungkan materi pelajaran dengan konteks kehidupan nyata. Pendekatan ini bertujuan untuk membuat pembelajaran menjadi lebih bermakna bagi peserta didik."
Universitas Negeri Jakarta banyak melahirkan tokoh pendidikan yang memiliki pengaruh didunia pendidikan. Beberapa diantaranya ada didalam file presentasi
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdffadlurrahman260903
Ppt landasan pendidikan tentang pendidikan seumur hidup.
Prodi pendidikan agama Islam
Fakultas tarbiyah dan ilmu keguruan
Universitas Islam negeri syekh Ali Hasan Ahmad addary Padangsidimpuan
Pendidikan sepanjang hayat atau pendidikan seumur hidup adalah sebuah system konsepkonsep pendidikan yang menerangkan keseluruhan peristiwa-peristiwa kegiatan belajarmengajar yang berlangsung dalam keseluruhan kehidupan manusia. Pendidikan sepanjang
hayat memandang jauh ke depan, berusaha untuk menghasilkan manusia dan masyarakat yang
baru, merupakan suatu proyek masyarakat yang sangat besar. Pendidikan sepanjang hayat
merupakan asas pendidikan yang cocok bagi orang-orang yang hidup dalam dunia
transformasi dan informasi, yaitu masyarakat modern. Manusia harus lebih bisa menyesuaikan
dirinya secara terus menerus dengan situasi yang baru.
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka.
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
Laporan Pembina Pramuka SD dalam format doc dapat anda jadikan sebagai rujukan dalam membuat laporan. silakan download di sini https://unduhperangkatku.com/contoh-laporan-kegiatan-pramuka-format-word/
Paper ini bertujuan untuk menganalisis pencemaran udara akibat pabrik aspal. Analisis ini akan fokus pada emisi udara yang dihasilkan oleh pabrik aspal, dampak kesehatan dan lingkungan dari emisi tersebut, dan upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi pencemaran udara
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Fathan Emran
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka.
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024Kanaidi ken
Dlm wktu dekat, Pelatihan/WORKSHOP ”CSR/TJSL & Community Development (ISO 26000)” akn diselenggarakan di Swiss-BelHotel – BALI (26-28 Juni 2024)...
Dgn materi yg mupuni & Narasumber yg kompeten...akn banyak manfaat dan keuntungan yg didpt mengikuti Pelatihan menarik ini.
Boleh jga info ini👆 utk dishare_kan lgi kpda tmn2 lain/sanak keluarga yg sekiranya membutuhkan training tsb.
Smga Bermanfaat
Thanks Ken Kanaidi
2. Bab XIII
FASILITAS PEMBELAJARAN
Kata Pengantar
Teknologi pendidikan adalah studi dan praktek etis yang
memfasilitasi pembelajaran dan meningkatkan kinerja dengan
menciptakan, menggunakan, dan mengelola proses teknologi
yang tepat sebagai sumber daya.
3. Definisi dimulai dengan proposisi bahwa "teknologi
pendidikan adalah studi dan praktek etis memfasilitasi
belajar. . . "Menunjukkan bahwa membantu orang untuk
belajar adalah tujuan utama dan penting dari teknologi
pendidikan. Semua definisi AECT sejak 1963 telah disebut
belajar sebagai produk akhir dari teknologi pendidikan.
Dalam versi ini , fokusnya adalah pada pesan , khususnya , pesan
kontrol untuk belajar .Pada tahun 1963 Definisi membuat
koneksi terkuat antara belajar dan intervensi teknologi
pendidikan .
4. Hoban ( 1965) mengamati bahwa " masalah utama
pendidikan tidak belajar tetapi pengelolaan pembelajaran , dan
hubungan belajar-mengajar yang dimasukkan di bawah
pengelolaan belajar " ( hal. 124 ) .
Kemudian , dalam hal menentukan parameter untuk
penelitian di bidang pendidikan teknologi , Schwen ( 1977)
mengusulkan bahwa penyelidikan harus berpusat pada "
masalah manajemen -of -learning . “
Heinich ( 1984) juga menekankan teknologi memerintah
peran : " Premis dasar dari pembelajaran teknologi adalah
bahwa semua kontinjensi instruksional dapat dikelola melalui
ruang dan waktu " ( hal. 68 ) .
5. Para penulis dari 1972 mendefinisikan memilih fasilitasi
panjang, seperti yang dilakukan penulis saat ini, dalam rangka
untuk melonggarkan konotasi yang baik pesan atau metode
menentukan hasil belajar . " Memfasilitasi " dimaksudkan untuk
menyampaikan pandangan kontemporer bahwa belajar
dikendalikan secara internal , bukan eksternal , dan mendapat
agen eksternal , terbaik , sehingga mempengaruhi proses.
6. Tujuan Bab
Tujuan dalam bab ini adalah untuk menyajikan sebuah
kerangka kerja untuk berpikir tentang variabel yang terlibat
dalam memfasilitasi pembelajaran melalui lensa perspektif
ilmiah yang berbeda . Oleh karena itu , bab ini menyajikan
berbagai perspektif pada proses belajar-mengajar , mencoba
untuk memberikan gambaran yang seimbang dari perbedaan
dalam terminologi dan konsekuensi dari perspektif ini untuk
teknologi pendidikan . Hal ini juga membahas kegiatan belajar
informal , formal dan metode pembelajaran ,serta
mempertimbangkan penilaian dan evaluasi peserta didik yang
belajar telah difasilitasi menggunakan kegiatan ini .
7. Dari Teori Belajar Untuk Teori Instruksional
Teori produktif mencoba untuk menjelaskan bagaimana
manusia belajar. Mereka memberikan uraian tentang apa saja
elemen kunci dalam proses memperoleh pengetahuan dan
kemampuan baru dan bagaimana elemen-elemen berinteraksi .
Misalnya , behaviorisme berfokus pada peristiwa diamati yang
mendahului dan mengikuti perilaku tertentu , kognitivisme
berfokus pada disimpulkan kondisi - mental rantai kegiatan
internal yang terkait dengan belajar .
Teori belajar berguna sejauh bahwa mereka memungkinkan kita
untuk mengartikulasikan persoalan yang masuk akal dan untuk
melakukan penyelidikan untuk menguji hipotesis yang mengalir
dari teori .
8. Saat ini , itu ada konvensional grup membagi teori belajar
menjadi tiga kategori besar : behaviorisme , kognitivisme , dan
konstruktivisme ( misalnya , lihat Ertmer & Newby , 1993) . Masingmasing badan teori , serta yang lain , memiliki penganutnya masingmasing.
Sebagai Kirschner , Sweller , dan Clark ( 2006) menunjukkan,
"Deskripsi konstruktivis pembelajaran akurat , namun konsekuensi
pembelajaran yang disarankan oleh konstruktivis tidak harus mengikuti
" ( hal. 78 ) . Atau , sebagai kritik itu dibingkai oleh Bransford , AL
Brown , dan Cocking ( 2000) ,kesalahpahaman umum tentang teori "
konstruktivis " mengetahui ( bahwa pengetahuan yang ada digunakan
untuk membangun pengetahuan baru ) bahwa guru harus tidak pernah
mengatakan sesuatu secara langsung kepada siswa tetapi, sebaliknya ,
harus selalu memungkinkan mereka untuk membangun pengetahuan
untuk diri mereka sendiri . Perspektif ini membingungkan teori
pedagogi ( mengajar ) dengan teori mengetahui . ( hal. 11 )
9. Perspektif Konsekuensi Memiliki
Bagaimana seseorang menciptakan , menggunakan, dan
mengelola sumber belajar sangat tergantung pada keyakinan
seseorang tentang bagaimana orang belajar . Sebagai contoh,
seorang guru terinspirasi oleh perspektif behavioris akan
diharapkan untuk menentukan apa yang pelajar sudah tahu ,
pilih tujuan yang tepat untuk pelajar itu, memberikan petunjuk
untuk membimbing mereka ke arah perilaku yang diinginkan ,
dan mengatur reinforcers bagi mereka perilaku yang diinginkan .
Di sisi lain , seorang guru terinspirasi oleh ( 2004)
perspektif perkembangan Montessori akan diharapkan untuk
menentukan status perkembangan anak , pilih aktivitas kerja
yang sesuai , model yang aktivitas , dan melangkah mundur
untuk mengamati dan mendukung upaya anak untuk menguasai
tugas baru .
10. Guru adalah pekerja dan belajar siswa adalah produk
yang dihasilkan . Asumsinya adalah bahwa jika guru " bekerja
lebih keras " siswa akan belajar lebih baik .
Sebuah variasi dari sudut pandang ini adalah bahwa mahasiswa
sebagai pelanggan , metafora yang telah menjadi sangat populer
dalam pendidikan tinggi dan pelatihan perusahaan , sering
disebut " mengajar berpusat pada peserta didik . " Siswa
dipandang sebagai penerima layanan yang diberikan oleh guru .
Dalam pandangan ini , mengajar adalah sesuatu yang dilakukan
untuk pelajar , jadi , jelas , penyedia layanan adalah yang
bertanggung jawab atas hasil .
11. Namun, jika salah satu pandangan belajar sebagai
terutama di bawah kendali peserta didik ( pandangan
konstruktivis ) , guru dan siswa terlihat lebih sebagai kolaborator
dalam sebuah perusahaan umum . Mereka adalah coproducers
prestasi belajar siswa . Pandangan ini akan berarti kebijakan
pendidikan berfokus pada motivasi siswa untuk mencapai . Guru
akan bertanggung jawab untuk melakukan bagian mereka dari
pekerjaan profesional tapi tidak diharapkan untuk mengambil
tanggung jawab penuh atas apa yang siswa lakukan .
Isu motivasi dan yang memiliki kendali itu dibahas di dekat akhir
bab ini dan dalam Bab 3 .
12. Penetapan Belajar dan Dilihat Dari Berbagai Perspektif
Belajar dapat didefinisikan sebagai " perubahan bertahan dalam
kinerja manusia atau potensi kinerja . . . . sebagai hasil dari
pengalaman pelajar dan interaksi dengan dunia " ( Driscoll , 2005, hal .
9).
Dalam sisa bab ini, behavioris , cognitivist , dan perspektif
konstruktivis masing-masing dibahas secara singkat tentang unsurunsur utama mereka , penekanan , dan hubungan dengan masalah
teknologi pendidikan . Untuk tiga kategori ditambahkan kategori "
eklektik , " mencerminkan pandangan yang diterima secara luas bahwa
teori dan praktek dapat tercerahkan dengan melihat masalah melalui
lensa yang berbeda atau bahkan menggabungkan lensa .
13. Penetapan Belajar dan Dilihat Dari Berbagai Perspektif
A. Behaviorism
1. Behaviorism dalam teknologi pendidikan
2. Mesin pengajaran dan Intruksi yang diprogramkan
3. Les Program
4. Intruksi langsung
5. System personalized intruksi (PSI)
6. Intruksi dibantu komputer (CAI).
7. Behaviorism and Fasilitas Belajar.
B. Cognitivisme
1. Teori Piaget.
2. Teori Informasi pengolahan.
3. Teori Skema.
4. Neuroscience.
14. Kognitivisme Teknologi Pendidikan
6. Media Audiovisual
7. Pembelajaran Visual .
8. Belajar Auditory .
9. Multimedia digital.
10. Cognitivism and Ffasilitas Belajar.
C. Constructivisme
1. Definisi Masalah Konstructivisme.
2. Resep Konstructivisme.
3.Situated cognition.
4. Instruksi Berlabuh.
5. Pembelajaran berbasis Masalah.
6. Pembelajaran kolaboratif.
15. 7. Kunstruktivisme Teknologi pendidikan.
8.Kontruktivisme dan Fasilitas belajar .
9. Perhatian muncul dari penelitihan.
16. Sebuah Perspektif Eclectic
Dalam bab 5 , perspektif eklektik , memadukan prinsip-prinsip dari
teori yang berbeda , dapat memberikan sintesis yang berfungsi baik dalam
praktek . Teori-teori tidak selalu bertentangan satu sama lain , melainkan,
mereka menjelaskan fenomena tertentu yang lebih baik daripada yang lain .
Ertmer dan Newby ( 1993) menyarankan satu seperti rumus cukup sederhana
untuk menggabungkan perspektif teoritis dibahas di sini :
1. Mempekerjakan perspektif behavioris dalam situasi di mana peserta didik
memiliki tingkat pengetahuan tugas dan tujuan pembelajaran yang
membutuhkan proses kognitif yang lebih rendah.
2. menggunakan perspektif cognitivist untuk menengah tingkat pengetahuan
tugas dan pengolahan kognitif .
3. Mempertimbangkan perspektif konstruktivis untuk situasi di mana peserta
didik memiliki tingkat pengetahuan sebelumnya dan bekerja pada tugastugas tingkat yang lebih tinggi
17. BELAJAR - PUSAT PRINSIP PSIKOLOGIS
Learner -Centered Prinsip Psikologis
1 Sifat proses pembelajaran . Pembelajaran materi pelajaran yang kompleks
paling efektif ketika itu adalah proses yang disengaja untuk membangun makna dari
informasi dan pengalaman .
2 . Tujuan dari proses pembelajaran . Keberhasilan pelajar , dari waktu ke waktu dan
dengan
dukungan dan bimbingan instruksional , dapat menciptakan bermakna ,
representasi koheren pengetahuan
3 . Konstruksi pengetahuan . Keberhasilan peserta didik dapat menghubungkan
informasi baru
dengan pengetahuan yang ada dalam cara yang berarti .
4 Pemikiran strategis . Keberhasilan pembelajar dapat membuat dan menggunakan
repertoar
strategi berpikir dan penalaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang kompleks
18. 5 . Berpikir tentang berpikir . Strategi orde tinggi untuk memilih dan
memantau operasi mental memfasilitasi pemikiran kreatif dan kritis .
6 Konteks belajar . Belajar dipengaruhi oleh faktor lingkungan ,
termasuk budaya , teknologi , dan praktik instruksional .
7 Pengaruh motivasi dan emosional pada belajar . Apa dan berapa banyak
yangbelajar dipengaruhi oleh motivasi pelajar . Motivasi untuk belajar ,
pada gilirannya , dipengaruhi oleh negara-negara individu emosional,
keyakinan , minat dan tujuan , dan kebiasaan berpikir .
8 Motivasi intrinsik untuk belajar . Kreativitas pelajar , berpikir tingkat tinggi
,dan rasa ingin tahu alami semua berkontribusi terhadap motivasi belajar .
Motivasi intrinsik dirangsang oleh tugas kebaruan optimal dan kesulitan ,
relevan dengan kepentingan pribadi , dan menyediakan pilihan pribadi dan
kontrol .
19. 9
Pengaruh motivasi usaha. Akuisisi pengetahuan yang kompleks dan
keterampilan membutuhkan usaha pelajar diperpanjang dan praktek
dibimbing . Tanpa motivasi peserta didik untuk belajar , kemauan untuk
mengerahkan usaha ini tidak mungkin tanpa paksaan .
10 Pengaruh perkembangan pada belajar . Sebagai individu
mengembangkan , ada kesempatan yang berbeda dan hambatan untuk
belajar. Belajar paling efektif bila pengembangan diferensial di dalam
dan di domain fisik , intelektual , emosional, dan sosial diperhitungkan .
11 Pengaruh sosial pada pembelajaran. Belajar dipengaruhi oleh interaksi
sosial ,hubungan interpersonal , dan komunikasi dengan orang lain .
12 Perbedaan individu dalam pembelajaran . Peserta didik memiliki strategi
yang berbeda , pendekatan , dan kemampuan untuk belajar yang
merupakan fungsi dari pengalaman sebelumnya dan keturunan .
20. 13
14
Belajar dan keragaman . Belajar paling efektif bila perbedaan
linguistik , budaya , dan sosial latar belakang peserta didik '
diperhitungkan
Standar dan penilaian . Mengatur tepat tinggi dan menantang
standar dan menilai peserta didik serta belajar kemajuan termasuk diagnostik , proses , dan hasil penilaian - merupakan
bagian integral dari proses pembelajaran
21. Pembelajaran informal ini tidak dirancang atau dinilai oleh pendidik ,
tetapi harus dipertimbangkan ketika kita membahas peran memfasilitasi
pembelajaran untuk pelajar dari segala usia dan stasiun kehidupan . Sebagai
landasan mungkin perlu untuk meningkatkan kesadaran atas sumber daya
publik dan terus mempertimbangkan potensi pembelajaran mereka baik
untuk memotivasi dan memberikan kesempatan belajar .
Untuk menyederhanakan situasi yang agak kompleks, kita dapat
mengatakan bahwa belajar adalah usaha yang paling langsung tergantung
pada tiga faktor : bakat , usaha, dan instruksi ( Walberg , 1984) .
22. Media Versus Metode
Beberapa penggemar untuk menggunakan media untuk
meningkatkan pembelajaran tampaknya menganggap bahwa hanya
menanamkan konten ke dalam format media yang baru secara otomatis akan
meningkatkan efektivitas . Asumsi ini telah diserang sejak R. E. Clark ( 1983 )
menyatakan bahwa " Bukti terbaik saat ini adalah bahwa media hanya
kendaraan yang memberikan instruksi tetapi tidak mempengaruhi prestasi
siswa lebih dari truk yang memberikan bahan makanan kita menyebabkan
perubahan nutrisi kita" ( hal. 445 ) .
Perdebatan tentang " Media dibandingkan metode " berkobar
selama satu dekade .
Argumentasi tandingan paling efektif dibesarkan oleh Kozma ( 1991) , yang
menyatakan bahwa studi yang dikutip oleh RE Clark ( 1983) didasarkan pada
presentasi paradigma -pelajar menonton atau mendengarkan presentasi .
Kozma sepakat bahwa , dalam kondisi seperti itu, format media yang berbeda
hanya membuat perbedaan dalam waktu dan biaya , tidak belajar efektivitas.
23. Perdebatan tentang " Media dibandingkan metode " berkobar
selama satu dekade . Argumentasi tandingan paling efektif dibesarkan oleh
Kozma ( 1991) , yang menyatakan bahwa studi yang dikutip oleh RE Clark (
1983) didasarkan pada presentasi paradigma -pelajar menonton atau
mendengarkan presentasi .
Kozma sepakat bahwa , dalam kondisi seperti itu, format media yang berbeda
hanya membuat perbedaan dalam waktu dan biaya , tidak belajar efektivitas.
Kozma diusulkan bahwa hasil yang berbeda dapat diharapkan dari paradigma
pembelajaran yang berbeda, satu di mana media digunakan sebagai alat oleh
peserta didik , bukan sebagai presentasi .
Dengan kata lain , tidak belajar dari media (istilah Clark ) , tetapi belajar
dengan media ( istilah Kozma itu ) . Dalam tahun-tahun berikutnya , karena
penggunaan media semakin banyak datang berarti media digital .
24. RINGKASAN
Definisi saat ini teknologi pendidikan secara eksplisit mengadopsi
pembelajaran memfasilitasi istilah dalam rangka untuk menekankan
pemahaman bahwa belajar dikendalikan dan dimiliki oleh peserta didik . Guru
dan desainer dapat dan pengaruh pembelajaran , namun pengaruh yang
fasilitatif bukan penyebab . Pembelajaran memfasilitasi Istilah
mengemukakan sebagai tujuan lapangan , bukan sebagai hasil dari proses.
Pembeda teori pembelajaran dan pengajaran menekankan variabel
yang berbeda dalam proses pembelajaran , sehingga memfasilitasi memiliki
arti yang berbeda untuk masing-masing teori . Behaviorisme , kognitivisme ,
dan konstruktivisme masing telah mendorong aplikasi menarik dan sukses
teknologi pendidikan . Masing-masing telah menambah pemahaman kami
secara keseluruhan bagaimana orang belajar dan bagaimana instruksi bisa
diperbaiki . Hal ini dimungkinkan untuk membayangkan payung eklektik
bawah yang menggunakan berbagai kreatif dapat dikombinasikan untuk
menyediakan
lingkungan
yang
kaya
untuk
belajar
aktif
.
25. Metode Assessment dan evaluasi merupakan link penting
dalam rantai keberhasilan pelaksanaan setiap behavioris , cognitivist ,
atau inovasi pembelajaran konstruktivis . Jika program inovatif ini
berusaha menuju tujuan tingkat yang lebih dalam , lebih tinggi ,
metakognitif , atau pengetahuan terapan , hasilnya tidak akan
memadai ditangkap dengan tes kertas dan pensil konvensional .
Ketika pelajar adalah fokus, sebagai lawan perangkat keras ,
desain atau bahan , maka gagasan memfasilitasi pembelajaran harus
juga fokus pada pelajar dan kemampuan dan tanggung jawab mereka .
Pemikiran berpusat pada peserta didik mengingatkan kita bahwa pada
intinya , belajar masih merupakan kegiatan aneh atau setidaknya tidak
sepenuhnya dikontrol . Sebagai instruktur dan desainer , kita
mengambil keuntungan dari generalisasi tentang orang-orang dan cara
mereka dapat belajar
26. Dalam upaya kami untuk memfasilitasi belajar benarbenar , bagaimanapun , kita harus mengakui keragaman individu
. Kita mungkin tidak mampu selalu memfasilitasi pembelajaran
untuk orang tertentu , tetapi kita tidak boleh lupa memfasilitasi
pembelajaran bagi setiap individu adalah tujuan. Keragaman
peserta didik akan ditangani dan pembelajaran didukung melalui
kami menggunakan baik hardware dan software , dan pada
kenyataannya , ini menjadi tujuan integrasi teknologi ke dalam
lingkungan belajar .