SlideShare a Scribd company logo
Kabar Gembira Yang Ditungu-tunggu :
“PERATURAN PEMERINTAH (PP)
KESEHATAN LINGKUNGAN SUDAH TERBIT”
“Pengembangan Sentra Pangan Jajanan Siap
Saji Tahun 2015”
Kabar Gembira Yang Ditungu-tunggu :
“PERATURAN PEMERINTAH (PP)
KESEHATAN LINGKUNGAN SUDAH TERBIT”
“Pengembangan Sentra Pangan Jajanan Siap
Saji Tahun 2015”
“Peluncuran Permenkes No 44 Tahun 2014
tentang Penyelenggaraan Pelabuhan dan
Bandar Udara Sehat”
“Berakhirnya Proyek ICWRMIP (Integrated
Citarum Water Resources Management
Investment Programme) S.C.2.3 Tahap 1”
“Penerapan Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 43 Tahun 2014 tentang Higiene
Sanitasi Depot Air Minum, melindungi
Masyarakat dari Faktor Risiko Penyakit
Bawaan Air”
“Belanja Cermat, Investasi Tepat”
“Cuci tangan, mengapa harus pakai sabun ?”
“Mengapa Menghirup Udara Segar
Sangat Baik Bagi Kita?”
“Penerapan Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 43 Tahun 2014 tentang Higiene
Sanitasi Depot Air Minum, melindungi
Masyarakat dari Faktor Risiko Penyakit
Bawaan Air”
“Belanja Cermat, Investasi Tepat”
“Cuci tangan, mengapa harus pakai sabun ?”
“Mengapa Menghirup Udara Segar
Sangat Baik Bagi Kita?”
“Peluncuran Permenkes No 44 Tahun 2014
tentang Penyelenggaraan Pelabuhan dan
Bandar Udara Sehat”
“Berakhirnya Proyek ICWRMIP (Integrated
Citarum Water Resources Management
Investment Programme) S.C.2.3 Tahap 1”
Tahukah Kamu,
Wabah Ebola Berawal dari Upacara Pemakaman Seorang Tabib ?
Manfaat Jengkol Untuk Kesehatan ?
Bahwa Ternyata Pesepeda Lebih Berbahagia ?
COVER BULETIN LINGKUNGANSEHAT EDISI 3.indd 1 11/27/2014 5:35:56 PM
BULETIN LINGKUNGAN SEHAT
Penanggung jawab :
Wilfried H Purba
(Direktur Penyehatan Lingkungan)
Redaktur :
Bunga Mayung Datu Linggi
(Kasubbag TU)
Editor :
F. Eko Saputro
(Kasubdit Penyehatan Air dan Sanitasi Dasar)
Cucu Cakrawati
(Kasubdit Pengamanan Limbah,
Udara dan Radiasi)
M. Yunus
(Kasubdit Higiene Sanitasi Pangan)
Sonny P. Warouw
(Kasubdit Penyehatan Permukiman dan
Tempat-Tempat Umum)
Yuli Karmen
(Kasubdit Penyehatan Kawasan dan
Sanitasi Darurat)
Desain Grafis :
Arif Wisudyastomo
Sekretaris Redaksi
Astrid Salome
Anggota Redaksi :
Rano Banyu Aji
Adhi Prasetyo
Nuri Handayani
Nia Kurniawati
Dewi Marlina
Dewi Mulyani
Selamat berjumpa kembali dengan Buletin
Lingkungan Sehat Edisi III Tahun 2014. Setengah
perjalanan lebih dari tahun 2014 sudah kita lalui.
Rentang waktu ini dapat menjadi saat yang cukup
pas untuk mengevaluasi pekerjaan kita, apakah yang
dilakukan selama ini masih sesuai ataujustru sebaliknya
tidak sesuai dengan yang direncanakan. Tetapi apapun
yang terjadi, kita harus tetap bersemangat dan terus
berusaha untuk melakukan yang terbaik dalam
pekerjaan sehingga dapat mencapai target- target yang
sudah direncanakan. Seperti Buletin Lingkungan Sehat
yang juga selalu berusaha untuk memberikan yang
terbaik bagi para pembaca.
Akhir kata, selamat membaca Edisi III Buletin
Lingkungan Sehat Tahun 2014 ini, semoga bermanfaat
bagi kita semua. Jika pembaca mempunyai masukan,
pertanyaan, artikel, ataupun resensi buku, pembaca
bisa mengirimkannya ke alamat redaksi kami.
Selamat membaca…..
Halo Pembaca ….
SUSUNAN REDAKSI
DARI REDAKSI
Alamat Redaksi :
Direktorat Penyehatan Lingkungan
Ditjen PP dan PL Kemenkes RI
Jl. Percetakan Negara No. 29
Jakarta Pusat 10560 (Gedung D lt. 2)
Telp. (021) 4247608 Ext. 118, Faks. (021) 4245778
Email tu_direktoratpl@yahoo.co.id
1Edisi 3 | Juli - September 2014
Edisi 3 | Juli - September 2014
Kabar Gembira Yang Ditungu-tunggu :
“PERATURAN PEMERINTAH (PP)
KESEHATAN LINGKUNGAN SUDAH TERBIT”
“Pengembangan Sentra Pangan Jajanan Siap
Saji Tahun 2015”
Kabar Gembira Yang Ditungu-tunggu :
“PERATURAN PEMERINTAH (PP)
KESEHATAN LINGKUNGAN SUDAH TERBIT”
“Pengembangan Sentra Pangan Jajanan Siap
Saji Tahun 2015”
“Peluncuran Permenkes No 44 Tahun 2014
tentang Penyelenggaraan Pelabuhan dan
Bandar Udara Sehat”
“Berakhirnya Proyek ICWRMIP (Integrated
Citarum Water Resources Management
Investment Programme) S.C.2.3 Tahap 1”
“Penerapan Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 43 Tahun 2014 tentang Higiene
Sanitasi Depot Air Minum, melindungi
Masyarakat dari Faktor Risiko Penyakit
Bawaan Air”
“Belanja Cermat, Investasi Tepat”
“Cuci tangan, mengapa harus pakai sabun ?”
“Mengapa Menghirup Udara Segar
Sangat Baik Bagi Kita?”
“Penerapan Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 43 Tahun 2014 tentang Higiene
Sanitasi Depot Air Minum, melindungi
Masyarakat dari Faktor Risiko Penyakit
Bawaan Air”
“Belanja Cermat, Investasi Tepat”
“Cuci tangan, mengapa harus pakai sabun ?”
“Mengapa Menghirup Udara Segar
Sangat Baik Bagi Kita?”
“Peluncuran Permenkes No 44 Tahun 2014
tentang Penyelenggaraan Pelabuhan dan
Bandar Udara Sehat”
“Berakhirnya Proyek ICWRMIP (Integrated
Citarum Water Resources Management
Investment Programme) S.C.2.3 Tahap 1”
Tahukah Kamu,
Wabah Ebola Berawal dari Upacara Pemakaman Seorang Tabib ?
Manfaat Jengkol Untuk Kesehatan ?
Bahwa Ternyata Pesepeda Lebih Berbahagia ?
11/27/2014 5:35:56 PM
DAFTAR ISI
Kabar Gembira Yang Ditungu-tunggu :
“PERATURAN PEMERINTAH (PP)
KESEHATAN LINGKUNGAN SUDAH TERBIT”.............	11
“Pengembangan Sentra Pangan Jajanan Siap Saji
Tahun 2015”........................................................... 	 15
“Penerapan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43
Tahun 2014 tentang Higiene Sanitasi Depot Air Minum,
melindungi Masyarakat dari Faktor Risiko Penyakit
Bawaan Air”............................................................	17
“Belanja Cermat, Investasi Tepat” ............................. 	 20
“Cuci tangan, mengapa harus pakai sabun ?”.............. 	22
“Mengapa Menghirup Udara Segar
Sangat Baik Bagi Kita?”............................................	24
EDISI 3 - 2014
PERISTIWA
DAFTAR ISI
EDUKATIF DAN INFORMATIF
“Peluncuran Permenkes No 44 Tahun 2014
tentang Penyelenggaraan Pelabuhan dan
Bandar Udara Sehat”................................................	3
“Berakhirnya Proyek ICWRMIP
(Integrated Citarum Water Resources Management
Investment Programme) S.C.2.3 Tahap 1”.................. 	 5
“Wujudkan Ketersediaan Air Minum
Dan Sanitasi Layak Bagi Masyarakat“.........................	7
SERBA-SERBI
Tahukah Kamu,
Wabah Ebola Berawal dari Upacara Pemakaman
Seorang Tabib?........................................................	26
Tahukah Kamu,
Manfaat Jengkol Untuk Kesehatan?............................	27
Tahukah Kamu,
Bahwa Ternyata Pesepeda Lebih Berbahagia...............	28
BULETIN LINGKUNGAN SEHAT
2
BULETIN LINGKUNGAN SEHAT
Kabar gembira bagi teman-teman KKP (Kantor Kesehatan
Pelabuhan) khususnya yang membidangi Pengendalian
Resiko Lingkungan di Pelabuhan dan Bandar Udara
karena akhirnya Permenkes No 44 Tahun 2014 tentang
Penyelenggaraan Pelabuhan dan Bandar Udara Sehat terbit
juga.
Cikal bakal Permenkes ini sudah disusun dari mulai
Tahun 2006 yang lalu hingga akhirnya pada 22 Agustus
2014 di Hotel Acacia-Jakarta, Direktur Penyehatan
Lingkungan Direktorat Pengendalian Penyakit dan
Penyehatan Lingkungan, drh.Wilfried Hasiholan Purba, MM,
M.Kes, membuka secara resmi acara Sosialisasi (Launching)
terbitnya Permenkes No 44 Tahun 2014 tentang Pelabuhan
dan Bandar Udara Sehat.
Acara tersebut dihadiri oleh 49 Kepala Kantor dari
Satuan kerja (Satker) Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP)
“Peluncuran Permenkes No 44 Tahun 2014
tentang Penyelenggaraan Pelabuhan dan
Bandar Udara Sehat”
PERISTIWA
Foto bersama Para Kepala KKP Se Indonesia bersama Direktur Penyehatan Lingkungan Ditjen PP dan PL
sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) dari Direktorat PP dan
PL yang juga merupakan leading sector dalam pelaksanaan
Penyelenggaraan Pelabuhan dan Bandar Udara Sehat baik
itu di Pelabuhan maupun Bandara Udara.
Dalam Laporan Ketua Panitia Penyelenggara yang
disampaikan oleh Kasubdit. Penyehatan Kawasan dan
Sanitasi Darurat, drs. Yulikarmen, M.Kes, disebutkan
bahwa Penyelenggaraan Pelabuhan dan Bandar Udara
Sehat bertujuan untuk mewujudkan wilayah pelabuhan dan
bandar udara yang tidak menimbulkan resiko kesehatan
masyarakat dan mewujudkan kondisi wilayah pelabuhan
dan bandar udara yang bersih, aman, nyaman dan sehat
untuk komunitas pelabuhan dan bandar udara dalam
melaksanakan aktifitasnya.
Acara ini sekaligus dimanfaatkan sebagai ajang
Sinkronisasi Rencana Kegiatan Tahun Anggaran 2015
3Edisi 3 | Juli - September 2014
Edisi 3 | Juli - September 2014
pemangku kepentingan untuk mengkoordinasikan kebijakan
penyelenggaran Pelabuhan dan Bandar Udara Sehat. Forum
pelabuhan sehat atau forum bandar udara sehat terdiri atas
unsur instansi terkait, badan usaha, dan perwakilan asosiasi
kemasyarakatan yang ada di Pelabuhan atau Bandar Udara.
Untuk meningkatkan motivasi keberhasilan dalam
mewujudkan Pelabuhan dan Bandar Udara Sehat, Menteri
memberikan tanda/piagam penghargaan atas prestasi upaya
penyelenggaraan Pelabuhan dan Bandar Udara Sehat. Pada
Peringatan Hari Kesehatan Nasional Tahun 2013 yang lalu
Ibu Menteri Kesehatan
RI telah memberikan
p e n g h a r g a a n
untuk Pelabuhan/
Bandar Udara yang
m e l a k s a n a k a n
pendekatan Pelabuhan/
Bandar Udara Sehat.
Pada pertemuan ini
disajikan juga berbagai
paparan materi oleh
para seluruh Kasubdit
di lingkungan Direktorat
Penyehatan Lingkungan
dari Ditjen PP dan
PL, serta lesson learn
tentang Implementasi
P e n y e l e n g g a r a a n
Pelabuhan dan Bandar Udara Sehat di Pelabuhan maupun
Bandara Udara dari Kepala KKP Kelas I Tanjung Priok, Kepala
KKP Kelas I Jakarta dan Kepala KKP Kelas II Palembang
dan Subdit PKSD Ditjen PP dan PL Kementerian Kesehatan
RI selaku Panitia Penyelenggara Pertemuan. (DM)
Direktorat Penyehatan Lingkungan dengan Kegiatan Kantor
Kesehatan Pelabuhan (KKP) khususnya terkait masalah
Penyehatan Lingkungan.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Penyehatan
Lingkungan juga menyampaikan beberapa hal kepada
seluruh peserta pertemuan mengenai isi dari Permenkes
No 44 Tahun 2014 Tentang Penyelenggaraan Pelabuhan
dan Bandar Udara Sehat.
Terdapat langkah-langkah untuk mewujudkan Pelabuhan
dan Bandar Udara Sehat yang meliputi :
1.	Promosi
2.	Sosialisasi
3.	Advokasi
4.	Menyusun rencana
kerja
5.	 K o o r d i n a s i
Pelaksanaan
6.	 M e m b a n g u n
jejaring dan sistem
informasi
Penyelenggaraan
Pelabuhan dan Bandar
Udara Sehat diwujudkan
melalui kegiatan yang
terintegrasi meliputi
p e n y e l e n g g a r a a n
kesehatan lingkungan,
penataan sarana dan
fasilitas, peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat,
peningkatan keselamatan dan kesehatan kerja serta
peningkatan keamanan dan ketertiban.
Dalam upaya mendukung terselenggaranya Pelabuhan
dan Bandar Udara Sehat dibentuk forum pelabuhan
sehat atau forum bandar udara sehat sebagai wadah bagi
PERISTIWA
Foto Panita Penyelenggara (Subdit PKSD Dit.PL)Narasumber Pertemuan
BULETIN LINGKUNGAN SEHAT
4
BULETIN LINGKUNGAN SEHAT
dan lingkungan. Proyek kerja sama
Pemerintah RI dengan ADB yang sudah
berlangsung selama 5 tahun ini dimulai
3 Juni 2009 dan berakhir 30 Juni
2014. Dengan berakhirnya proyek ini
maka dipandang perlu untuk dilakukan
penutupan secara resmi dan serah
terima program dari Pusat kepada
Pemerintah Daerah dan masyarakat.
Karena itu diadakanlah pertemuan di
Hotel Santika, Bekasi yang belangsung
ICWRMIP S.C.2.3 merupakan
salah satu program dan aksi nyata
pemerintah pusat, pemerintah daerah
dan masyarakat dengan dukungan
pendanaan dari ADB Loan 2501-INO,
untuk meningkatkan penyediaan air
bersih, sanitasi, dan meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat
sepanjang Saluran Tarum Barat
terutama dalam menurunkan angka
penyakit yang ditularkan melalui air
“Berakhirnya Proyek ICWRMIP
(Integrated Citarum Water Resources
Management Investment Programme)
S.C.2.3 Tahap 1”
PERISTIWA
dari tanggal 24-25 Juni 2014 dan
dihadiri oleh lintas sektor Pusat, lintas
program di Kemenkes, lintas sektor
Kabupaten/Kota Lokasi ICWRMIP
S.C.2.3, Bappeda Kabupaten/Kota,
Dinas kesehatan Kabupaten/Kota,
Dinas Cipta Karya/Bina Marga /
Kebersihan kota dan Perwakilan Badan
Pengelola Sarana ICWRMIP S.C.2.3.
Program ini sangat membantu
dalam upaya meningkatkan derajat
5Edisi 3 | Juli - September 2014
Edisi 3 | Juli - September 2014
kesehatan, dimana melalui kegiatan
promosi dan penyuluhan kesehatan
serta pemberdayaan masyarakat
terjadi perubahan sikap perilaku
masyarakat untuk hidup bersih dan
sehat. Dan melalui penyediaan sarana
air, sanitasi dan pengelolaan sampah
telah meningkatkan akses penyediaan
air, sanitasi dan pengelolaan daur ulang
sampah, serta juga meningkatkan
akses masyarakat terhadap air dan
sanitasi yang pada akhirnya secara
berkelanjutan akan menurunkan faktor
risiko terjadinya penyebaran penyakit
dan pada akhirnya meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat.
Pelaksanaan ICWRMIP SC 2.3
dilakukan dalam 2 tahap. Pelaksanaan
tahap pertama ICWRMIP Sub
Komponen 2.3 menjangkau 15 desa
di 3 kabupaten/kota yaitu Kota Bekasi,
Kabupaten Bekasi dan Kabupaten
Kerawang, masing-masing 5 desa.
Pelaksanaan tahap kedua menjangkau
10 desa di Kab Bekasi (4 desa), Kab
Karawang (4 desa) dan Kab Bandung
(2 desa).
Melalui Kegiatan ICWRMP SC 2.3,
telah dihasilkan Penyediaan sarana air
minum (SAM) sebanyak 29 unit SAM
sistim perpipaan, 28 Unit Sanitasi
Komunal dan 27 Unit Pusat Daur
Ulang Sampah menggunakan metode
3 R (Reduce, Reuse dan Recycle).
Telah terwujud juga peningkatan
PERISTIWA
akses air dan sanitasi di lokasi desa
sasaran meliputi akses air minum
yang meningkat dari 20,55 % menjadi
87,30 %; Akses sanitasi (BAB yang
sehat) yang meningkat dari 72,17%
menjadi 92,79 % dan akses tidak
membuang sampah sembarangan yang
semula 0 % menjadi 50,31 %.
Keberhasilan yang kita capai
adalah berkat kerja sama yang
baik antara Pemerintah Pusat,
Pemerintah Daerah dan Masyarakat
dan hasilnya merupakan investasi
program yang potensial, sehingga
perlu dijaga kesinambungannya untuk
dikembangkan baik melalui modifikasi
dan replikasi pendekatan menggunakan
sumber dana daerah dan dana dari
sumber -sumber lainnya, sehingga pada
akhirnya dapat memberikan kontribusi
secara significant menurunkan
penyakit karena air dan lingkungan
dalam rangka meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat, ungkap drh.
Wilfried H. Purba, MM, M. Kes dalam
sambutannya. (AS)
BULETIN LINGKUNGAN SEHAT
6
BULETIN LINGKUNGAN SEHAT
PERISTIWA
Di dalam rancangan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019, Pemerintah
Indonesia bertekad untuk mencapai akses 100% (Akses
Universal) untuk pembangunan sanitasi di Indonesia. Target
ini 11 tahun lebih cepat dari target akses universal seluruh
negara di dunia pada tahun 2030 seperti yang tengah
dirancang oleh Tim Teknis Sanitasi PBB untuk pembangunan
sanitasi pasca MDG 2015.
Data SUSENAS tahun 2013 menunjukan bahwa di
Indonesia akses sanitasi adalah sebesar 59.71% (perkotaan
75%; perdesaan 44%). Ini berarti, masih ada 40,29% atau
100 juta penduduk Indonesia yang harus mendapatkan
akses sanitasi sampai akhir tahun 2019.
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat atau STBM, sebagai
salah satu upaya pemerintah dalam mendukung upaya
percepatan peningkatan Akses Universal di Indonesia
telah ditetapkan sebagai pendekatan pembangunan
sanitasi nasional sejak tahun 2008. Sampai dengan akhir
tahun 2013, STBM telah dilaksanakan di 16,228 desa.
Diperkirakan target pelaksanaan STBM di 20,000 desa
pada akhir 2014 dapat terpenuhi. Mempertimbangkan
hal tersebut, STBM diharapkan mampu untuk berkontribusi
“WUJUDKAN KETERSEDIAAN
AIR MINUM DAN SANITASI LAYAK
BAGI MASYARAKAT”
secara nyata dalam pencapaian Akses Universal Sanitasi di
Indonesia pada tahun 2019.
Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) STBM ke dua,
yang telah dilaksanakan di Hotel Discovery Ancol, 3-5
September 2014 menjadi awal tahapan pembangunan
jangka menengah 2015-2019 karena memiliki nilai strategis
untuk memberikan arahan pembangunan sanitasi nasional.
Pertemuan ini terselenggara atas dukungan dan kerjasama
Kementerian Kesehatan dengan Kementerian Pekerjaan
Umum, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional,
Kementerian Dalam Negeri dan mitra STBM yaitu Pokja Air
Minum dan Penyehatan Lingkungan, Pamsimas (Penyediaan
Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat), PPSP
(Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman),
Water Sanitation Program World Bank, Plan Indonesia,
Unicef, SNV, IUWASH-USAID, dan World Vision Indonesia.
Dihadiri oleh Menteri Kesehatan, Menteri PPN/Bappenas,
Direktur Jenderal Bina Bangda Kemendagri, Direktur
Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman Ditjen
Cipta Karya Kementerian PU, Kepala Dinas Kesehatan
Provinsi, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Provinsi, Kepala
Bappeda Provinsi, Kepala Dinas Pembangunan Masyarakat
7Edisi 3 | Juli - September 2014
Edisi 3 | Juli - September 2014
PERISTIWA
Desa, serta Kepala BBTKL PP (Balai Besar Teknik Kesehatan
Lingkungan dan Pengendalian Penyakit) dan BTKL PP (Balai
Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit),
Direktur dari 25 Politeknik Kesehatan dari seluruh Indonesia,
serta perwakilan negara sahabat dari Laos, Pakistan dan
Philipina membuat Ballroom Discovery Hotel penuh sesak
dengan wajah-wajah penuh perhatian, semangat dan
kebanggaan.
Pada pembukaan kegiatan tersebut Menteri Kesehatan
dr. Nafsiah Mboi, Sp.A., MPH membuka Rakornas STBM.
Pertemuan ini mengangkat tema Bersinergi dalam STBM
Mencapai Universal Access 2019. “Tema ini sangat relevan
dengan upaya kita bersama mewujudkan tersedianya air
minum dan sanitasi layak bagi seluruh rakyat kita”, ujar
beliau dalam sambutannya.
STBM merupakan pendekatan untuk mengubah perilaku
higienis dan saniter melalui pemberdayaan serta memiliki
karakter dan metode spesifik. Berbagai inovasi telah dilakukan
dan berhasil melahirkan banyak champion dari desa hingga
pusat yang mampu mendorong berbagai perubahan menuju
status bebas dari kebiasaan BAB sembarangan (ODF) dari
berbagai tingkatan. Pendekatan ini telah berkontribusi pada
percepatan perubahan perilaku masyarakat dan penyediaan
layanan sanitasi yang memenuhi standar kesehatan.
Pelaksanaan STBM di seluruh Indonesia tidak terlepas
dari dukungan lintas sektor dan lintas program terkait.
BULETIN LINGKUNGAN SEHAT
8
BULETIN LINGKUNGAN SEHAT
Terdapat berbagai kegiatan, program, maupun proyek
di daerah yang berhubungan dengan STBM. Walaupun
saling terkait, namun pada praktiknya metode dan teknis
pelaksanaan serta pengelolaan kegiatan tersebut belum
saling terkoneksi dengan efektif karena masih terdapat
berbagai isu dan perspektif yang belum sama. Di sisi lain
target akses universal sanitasi Indonesia harusnya menjadi
tujuan bersama yang harus dicapai pada tahun 2019. Peran
kelembagaan menjadi sangat penting dalam memastikan
pencapaian pembangunan bidang sanitasi.
Ir. Nugroho Tri Utomo, MRP, Direktur Permukiman dan
Perumahan, Bappenas menegaskan bahwa “Pembangunan
sanitasi harus berdasarkan rencana Srategi Sanitasi
Kabupaten/Kota (SSK), karena itu STBM harus menjadi
bagian dan masuk dalam SSK, sehingga menjadi dasar
prioritas pendanaan. STBM bisa semakin terangkat
dengan cara pembelajaran horizontal, dimana pengalaman
keberhasilan dan kegagalan didokumentasikan kemudian
disebarkan. Melalui Kemendagri STBM dimasukkan dalam
SPM (Standar Pelayanan Minimal) sebagai pintu masuk
untuk memberikan bantuan dari berbagai aspek”.
Antusiasme peserta yang mengikuti seluruh acara saat
itu akhirnya melahirkan “KONVENSI ANCOL” untuk menjaga
dan mengelola dinamika serta berbagai inovasi yang telah
terbangun dalam mendukung perwujudan akses universal
sanitasi Indonesia tahun 2019. Tujuh butir Konvensi Ancol
adalah;
1.	Adanya sistem yang berkelanjutan dan didukung
kelembagaan yang kuat di semua tingkatan serta
memiliki tugas dan kewenangan yang jelas.
2.	Mengembangkan inovasi-inovasi metodologi yang
aplikatif, memiliki daya ungkit tinggi dan daya saing
positif serta mampu menjangkau kaum marginal.
3.	 Melakukan advokasi pembiayaan pembangunan sanitasi
dalam kerangka STBM dari berbagai sumber lembaga
keuangan lokal formal dan informal sebagai investasi
untuk meningkatkan ekonomi masyarakat.
4.	Mengelola berbagai potensi dan dukungan untuk
pengembangan kapasitas dalam mendorong pelaksanaan
STBM.
5.	Mensinergikan STBM dalam berbagai agenda dan
program pembangunan sanitasi baik di perdesaan
PERISTIWA
9Edisi 3 | Juli - September 2014
Edisi 3 | Juli - September 2014
maupun perkotaan dengan memperkuat dari sisi
perubahan perilaku masyarakatnya.
6.	 Membangun hubungan dengan berbagai pihak dalam
pelaksanaan UU No 6 tahun 2014 tentang Desa yang
disertai dengan turunan regulasinya untuk mendorong
dari sisi pemberdayaan masyarakat melalui perubahan
perilaku higienis dan saniter.
7.	Mengembangkan berbagai model pembelajaran yang
mampu mempercepat pemenuhan kebutuhan tenaga
fasilitator (kuantitas maupun kualitas) baik secara formal
maupun informal.
Kesepakatan ini ditandatangani oleh perwakilan dari
pusat (Kemenkes, Kemendagri, Bappenas, dan Kemen PU)
dan 34 Provinsi.
Kehadiran 34 provinsi juga memberikan inspirasi dan
semangat terutama kepada stakeholder pusat untuk terus
berupaya mendukung pencapaian target akses universal
sanitasi 2019. Proses Rakornas II STBM telah mendorong
keterbukaan berbagai pihak dalam mensinergikan STBM
pada program-program sanitasi dan menghasilkan
rekomendasi yang akan menjadi dasar arahan garis besar
pelaksanaan STBM di daerah.
Apresiasi kehadiran 4 (empat) SKPD layak diberikan
karena berkontribusi dalam mengembangkan paradigma
bersama bahwa:
1.	STBM bukan proyek, namun pendekatan yang bisa
masuk ke berbagai program.
2.	STBM fokus pada pemberdayaan masyarakat untuk
perubahan perilaku higiene dan sanitasi.
3.	 STBM merupakan pendekatan unggulan yang memiliki
karakter dan metode spesifik untuk mempercepat
peningkatan capaian akses universal bidang sanitasi.
Dirjen PMD kementerian Dalam Negeri, Ir. Tarmizi A
Karim, Msc., dalam sambutan penutupan Rakornas STBM
menyampaikan bahwa penting untuk bisa menumbuhkan
kesadaran dalam diri masyarakat untuk bisa berbuat lebih
baik dalam pembangunan sanitasi. “Partisipasi tumbuh
saat muncul kesadaran. Maka jika ingin ada partisipasi dari
masyarakat, tumbuhkanlah kesadaran mereka”, ungkapnya.
Menumbuhkan kesadaran ini, sangat mungkin dilakukan
oleh STBM. Pendekatan menggunakan hati membuat STBM
sangat mampu membangun kesadaran dalam masyarakat
mengenai pentingnya menjaga sanitasi lebih baik.
(RS/HK/YS)
PERISTIWA BULETIN LINGKUNGAN SEHAT
10
BULETIN LINGKUNGAN SEHAT
berjasa dalam mengantarkan rancangan PP seperti Bpk. Hening Darpito (Mantan Ka. Direktorat Penyehatan Air dan Sanitasi)
dan Bpk. Abdullah Muthalib (Mantan Kadit Penyehatan Lingkungan dan Kadit Penyehatan Air). Pertemuan yang dibuka
secara resmi oleh Dirjen PP dan PL tersebut, dihadiri juga oleh Sesditjen, Para Direktur di lingkungan PP dan PL, Kabag
PI, Kabag HOH, Ka. HAKLI Pusat, Ka. Poltekes Jakarta serta seluruh staf Dit PL. Dalam sambutannya, Dirjen PP dan PL
menghimbau agar HAKLI dapat menerapkan PP Kesling di dalam tugasnya dan Poltekes dapat memasukan PP Kesling
dalam kurikulum akademik sebagai bahan ajar yang akan datang. Untuk semakin menekankan himbauan beliau tersebut,
maka dilakukan penyerahan secara simbolis buku PP Kesling kepada Ka. Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan (HAKLI)
Pusat dan Ka. Poltekes Jakarta.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 (Pasal 163) tentang
Kesehatan, dinyatakan perlu ditetapkan Peraturan Pemerintah tentang Kesehatan
Lingkungan. Oleh karena itu lahirlah Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 66 Tahun 2014 tentang Kesehatan Lingkungan. Sejak ditetapkan di Jakarta,
6 Agustus 2014, peraturan ini menjadi kabar gembira yang sudah lama ditunggu-
tunggu oleh para ahli kesehatan lingkungan karena peraturan ini sangat berguna
bagi para ahli kesehatan lingkungan dalam melaksanakan tugasnya. Selain itu,
Rancangan Peraturan Pemerintah (PP) yang sudah dirintis sejak tahun 1992 oleh 2
(dua) direktorat bidang kesehatan lingkungan (kesling) yaitu Direktorat Penyehatan
Air dan Direktorat Penyehatan Lingkungan ini menempuh perjalanan yang tidak
mudah. Sampai pada lahirnya, berbagai upaya dilakukan untuk mendapatkan
dukungan dan persetujuan dari berbagai lintas program dan lintas sektor, meskipun
dengan keterbatasan dana yang mengalami pasang surut. Oleh karena itu, sebagai
ungkapan syukur, maka pada tanggal 8 Septembar 2014 Direktorat Penyehatan
Lingkungan mengadakan pertemuan dengan mengundang para tokoh yang telah
Kabar Gembira Yang Ditungu-tunggu :
“PERATURAN PEMERINTAH (PP)
KESEHATAN LINGKUNGAN
SUDAH TERBIT”
SEKILAS TENTANG ISI PERATURAN PEMERINTAH
KESEHATAN LINGKUNGAN (PP KESLING)
Kesehatan Lingkungan adalah upaya pencegahan
penyakit dan/atau gangguan kesehatan dari faktor risiko
lingkungan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang
sehat baik dari aspek fisik, kimia, biologi, maupun sosial.
Tujuan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang
sehat, baik dari aspek fisik, kimia, biologi, maupun sosial,
yang memungkinkan setiap orang mencapai derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya.
PP Kesling terdiri dari bagian-bagian yang meliputi
Ketentuan Umum; Tanggung Jawab dan Wewenang
EDUKATIF DAN INFORMATIF
Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota; Standar Baku Mutu Kesehatan
Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan; Penyelenggaraan
Kesehatan Lingkungan; Sumber Daya; Koordinasi, Jejaring
Kerja, dan Kemitraan; Peran Serta Masyarakat; Pembinaan
dan Pengawasan; Ketentuan Peralihan dan Ketentuan
Penutup.
Tanggungjawab Pemerintah, Pemprov, Pemkab/kota
adalah menjamin tersedianya kesehatan yang setinggi-
tingginya sesuai dengan kewenangannya; mengatur,
membina dan mengawasi penyelenggaraan kesling; dan
memberdayakan dan mendorong peran aktif masyarakat
dalam penyelenggaraan kesling.
Oleh : dra. Tri Saptaningsih, M.Si
Fungsinal Sanitarian Madya, Subdit PKSD, Dit. Penyehatan Lingkungan, Ditjen PP dan PL, Kemenkes RI
11Edisi 3 | Juli - September 2014
Edisi 3 | Juli - September 2014
Air Udara Tanah Pangan
Sarana dan
bangunan
1.	 Minum (fisik, biologi,
kimia, radioaktif)
2.	Higiene sanitasi
(fisik, biologi, kimia,
radioaktif)
3.	Kolam renang, solus
per aqua, pemandian
umum (fisik, biologi,
kimia, radioaktif)
1.	Fisik
2.	Kimia
3.	Kontaminan
biologi
1.	Fisik
2.	biologi,
3.	Kimia,
4.	Radioaktif)
1.	Biologi
2.	Kimia
3.	 B e n d a
lain.
1.	 Debu total
2.	Asbesbebas
3.	 Timah hitam
untuk bahan
bangunan
1.	Jenis
2.	Kepadatan
3.	Habitat
	Perkembang
	biakan
Vektor dan bintang
pembawa penyakit
Pemerintah Kab/Kota
	Menetapkan kebijakan dan strategi
nasional
	 Menetapkan Standar Baku Mutu dan
Persyaratan Kesehatan
	 Menetapkan kebijakan nasional mitigasi
dan adaptasi perubahan iklim
	Melakukan mitigasi dan adaptasi
perubahan iklim terkait kesehatan di
lintas provinsi dan lintas batas negara
	 Melakukan koordinasi, pengembangan,
dan sosialisasi penyelenggaraan
Kesehatan Lingkungan tingkat nasional
	Melakukan pengelolaan dan
pengembangan sistem informasi
kesehatan lingkungan
	 Melakukan kerjasama dengan lembaga
nasional dan internasional sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan
	Melaksanakan fasilitasi Kesehatan
Lingkungan di lintas provinsi dan lintas
batas negara
	Menetapkan kebijakan
penyelenggaraan Kesehatan
Lingkungan secara berjenjang
	 Menetapkankebijakanmitigasi
dan adaptasi perubahan iklim
terkait kesehatan
	Melakukan mitigasi dan
adaptasi perubahan iklim
melakukan koordinasi,
pengembangan dan sosialisasi
penyelenggaraan kesehatan
	Melakukan pengelolaan
dan pengembangan sistem
informasi Kesehatan
Lingkungan
	Melakukan kerjasama
dengan lembaga nasional
melaksanakan fasilitasi
Kesehatan Lingkungan antar
kabupaten/kota
	Menetapkan kebijakan
untuk melaksanakan
penyelenggaraan Kesehatan
Lingkungan dan Standar Baku
Mutu Kesehatan Lingkungan
dan Persyaratan Kesehatan
di tingkat kabupaten/kota
dengan berpedoman pada
kebijakan dan strategi nasional
dan kebijakan yang ditetapkan
pemerintah daerah provinsi
	Melakukan mitigasi dan
adaptasi perubahan
iklim terkait kesehatan di
kabupaten/kota
	Melakukan kerjasama
dengan lembaga nasional
sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan
Pemerintah Pusat Pemerintah Provinsi
Berikut tabel wewenang Pemerintah, Pemprov dan Pemkab/Kota :
Standar Baku Mutu dan Persyaratan Kesehatan
Standar baku mutu kesling adalah spesifikasi teknis atau nilai yang dibakukan pada media lingkungan yang berhubungan
atau berdampak langsung terhadap kesehatan masyarakat.
Persyaratan kesehatan adalah kriteria dan ketentuan teknis kesehatan pada media lingkungan.
Kualitas Lingkungan sehat dapat diwujudkan dengan Pemenuhan Standar Baku Mutu dan Persyaratan kesehatan yang
berdampak langsung terhadap kesehatan masyarakat pada media Air, Udara, Tanah, Pangan, Sarana dan Bangunan, Vektor
dan Binatang pembawa penyakit yang berada di lingkungan Permukiman, Tempat Kerja, Tempat rekreasi, Tempat dan
Fasilitas Umum.
Berikut tabel wewenang Pemerintah, Pemprov dan Pemkab/Kota :
EDUKATIF DAN INFORMATIF BULETIN LINGKUNGAN SEHAT
12
BULETIN LINGKUNGAN SEHAT
Penyelenggaraan kesehatan lingkungan
Penyelenggaraan kesling meliputi penyehatan, pengamanan dan pengendalian.
Penyehatan adalah upaya pencegahan penurunan kualitas media lingkungan dan upaya peningkatan kualitas media
lingkungan.
Pengamanan adalah upaya perlindungan terhadap kesehatan masyarakat dari faktorr isiko atau gangguan kesehatan.
Air
Perlindungan kesmas
Udara Tanah
Pengolahan limbah Pengawasan limbah
Pangan
Sarana dan
bangunan
1.	Pengawasan
2.	Pelindungan
3.	 Peningkatan kualitas
1.	 Sampah tidak diolah (pengurangan, penanganan)
2.	 Zat kimia berbahaya (pajanan & kontaminasi penggunaan)
3.	 Gangguan fisika udara
4.	 Radiasi pengion dan non pengion
5.	Pestisida
1.	Pemantauan
2.	 P e n c e g a h a n
penurunan kualitas
1.	Pemantauan
2.	Pencegahan
	 penurunan
	kualitas
1.	 Limbah cair
2.	 Limbah padat
3.	 Limbah gas
1.	Pengawasan
2.	Pelindungan
3.	Peningkatan
kualitas
1.	Pengawasan
2.	Pelindungan
3.	Peningkatan
kualitas
1.	 Limbah cair,
2.	 Limbah padat
3.	 Limbah gas
Berikut tabel upaya penyehatan yang dilakukan di media :
Pengendalian adalah upaya untuk mengurangi atau
melenyapkan faktor risiko penyakit dan/atau gangguan
kesehatan.
Pengendalian dilakukan terhadap vektor dan binatang
pembawapenyakit,meliputiPengamatandanpenyelidikan
bioekologi, Status kevektoran, Status resistensi, Efikasi,
Pemeriksaan spesimen, Pengendalian vektor pengelolaan
lingkungan dan Pengendalian vektor terpadu terhadap
vektor dan binatang pembawa penyakit.
Metode pengendalian meliputi fisik, kimia, biologi,
pengelolaan lingkungan dan secara terpadu.
Penyelenggara kesling (pengelola, penyelenggara dan
penanggungjawab) mempunyai kewajiban melakukan
Upaya Penyehatan, Pengamanan, dan Pengendalian;
dilakukan secara terus menerus dan berkelanjutan; dan
bekerja sama dengan atau menggunakan jasa pihak
lain yang berkompeten, memenuhi kualifikasi, dan/atau
terakreditasi.
Pemerintah, pemerintah provinsi, dan pemerintah
kab/kota mempunyai kewenangan untuk melakukan
penyelenggaraan kesling dalam keadaan tertentu.
Keadaan tertentu meliputi kondisi matra dan ancaman
global perubahan iklim. Kondisi matra yaitu pra kejadian
kondisi matra, kejadian kondisi matra, dan pasca kejadian
kondisi matra.
Sumber daya
Sumber daya manusia kesehatan adalah memiliki
keahlian dan kompetensi yang diperoleh melalui
pendidikan dan pelatihan.
Pendanaan dapat bersumber dari Anggaran
Pendapatan Belanja Negara (APBN), Anggaran
Pendapatan Belanja Daerah (APBD), masyarakat dan
sumber lain sesuai per UU.
Teknologi memanfaatkan Teknologi Tepat Guna
(TTG) yang didukung penelitian, pengembangan,
penapisan teknologi, pengujiian laboratorium serta tidak
menimbulkan gangguan kesehatan.
Koordinasi, jejaring kerja dan kemitraan
Membangun dan mengembangkan koordinasi,
jejaring dan kemitraan bertujuan Menyelesaikan masalah
antar daerah; Menyesuaikan pandangan dari setiap
pemangku kepentingan; Meningkatkan kemampuan
SDM, kajian, penelitian, kerja sama antar wilayah dengan
luar negeri atau pihak ketiga; Memberikan informasi
antar instansi pemerintah, pemprov, pemkab/pemkota,
EDUKATIF DAN INFORMATIF
13Edisi 3 | Juli - September 2014
Edisi 3 | Juli - September 2014
organisasi profesi, lembaga internasional, asosiasi dan
LSM dlm suatu sistem jaringan informasi nasional dan
internasional; dan Meningkatkan kewaspadaan dini dan
kesiapsiagaan kesling.
Peran serta Masyarakat
Masyarakat berperan dalam penyelenggaraan
kesling melalui Perencanaan, pelaksanaan, pemantauan,
penilaian dan pengawasan; Pemberian bantuan sarana,
tenaga ahli, dan finansial; Dukungan kegiatan penelitian
dan pengembangan kesling; Pemberian bimbingan dan
penyuluhan serta penyebarluasan informasi; Sumbangan
pemikiran dan pertimbangan berkenaan dengan
penentuan kebijakan penyelenggaraan kesling.
Pembinaan dan Pengawasan
Pemerintah, Pemprov, pemkab/kota sesuai
kewenangan melakukan pembinaan dan pengawasan
terhadap penyelenggaraan kesling, penerapan standar
Baku Mutu kesling dan penerapan persyaratan kesehatan.
Tujuan pembinaan dan pengawasan adalah untuk
Mencegah timbul risiko buruk, Mewujudkan lingkungan
sehat dan Kesiapsiagaan bencana.
Pembinaan melalui Pemberdayaan masyarakat,
Pendayagunaan tenaga kesling, dan Pembiayaan program.
Pengawasan dilakukan oleh Menteri yang dapat
didelegasikan kepada kepala dinas kesehatan di
Provinsi, Kab/Kota kepada masyarakat, dan Pengelola,
Penyelenggara, dan Penanggungjawab lingkungan.
Menteri atau Kepala Dinas dalam melaksanakan tugasnya
dapat mengangkat Tenaga Pengawas dengan tugas
memantau dan mengevaluasi penyelenggaraan kesling
terhadap pelaksanaan perwujudan media lingkungan
yang memenuhi standar dan persyaratan kesehatan dan
pemeriksaan kualitas media lingkungan permukiman,
tempat kerja, tempat rekreasi, serta tempat dan fasilitas
umum.
EDUKATIF DAN INFORMATIF BULETIN LINGKUNGAN SEHAT
14
BULETIN LINGKUNGAN SEHAT
Beberapa waktu lalu
kita sudah pernah
membahas mengenai
pangan jajanan. Pangan
jajanan ini banyak sekali
jenisnya dan pada umumnya
mencerminkan budaya lokal
atau kekhasan dari suatu
daerah. Pangan jajanan
sering kali dikambing-
hitamkan sebagai sumber
cemaran dan penyakit bagi
yang mengkonsumsinya.
Hal ini akibat dari kurang
terjaminnya kebersihan
dan keamanan pangan
tersebut. Disisi lain, pangan
jajanan berkontribusi dalam menyediakan sumber gizi dan
pemenuhan pangan bagi banyak orang karena mudah
diakses dan harganya yang relative terjangkau oleh hampir
seluruh lapisan masyarakat.
	Masalah utama yang dihadapi pangan jajanan yang ada
di sekitar kita antara lain :
1.	 Cemaran mikroba akibat dari buruknya kondisi higiene
dan sanitasi
2.	 Cemaran kimia yang pada umumnya karena kondisi
lingkungan dan bahan baku yang tercemar
3.	 Penyalahgunaan bahan berbahaya yang dilarang untuk
pangan (boraks, formalin, rhodamin B, metanyl yellow,
dan lain sebagainya)
4.	 Penggunaan bahan tambahan pangan yang melebihi
batas maksimal yang diizinkan
5.	Ketidaktahuan, ketidakpedulian dan kesadaran
masyarakat baik pedagang maupun pembeli terhadap
penggunaan bahan berbahaya non pangan
6.	Kebiasaan pedagang yang sering berpindah-pindah
sehingga menyulitkan dalam melakukan pembinaan dan
pengawasan
	Dalam rangka meminimalisasi masalah-masalah
tersebut maka peranan institusi kesehatan menjadi sangat
penting, khususnya dalam melakukan pembinaan dan
pengawasan usaha pengelolaan pangan siap saji. Oleh
karena itu, kehadiran
sentra pangan jajanan
siap saji diharapkan
dapat menjadi solusi
dan mampu memberi
daya ungkit dalam
mewujudkan pangan
yang bersih, aman dan
sehat.
	 D a s a r
pembentukan sentra
pangan jajanan siap
saji adalah Peraturan
Presiden RI Nomor 125
Tahun 2012 tentang
Koordinasi Penataan
dan Pemberdayaan
Pedagang Kaki Lima, Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 41 Tahun 2012 tentang Pedoman Penataan dan
Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima dan Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor 942 Tahun 2003 tentang Pedoman
Persyaratan Higiene dan Sanitasi Makanan Jajanan.
	Sentra pangan jajanan siap saji adalah sebuah
kompleks atau pusat yang terdiri dari banyak kios atau
gerobak yang menjual berbagai pangan jajanan siap saji
yang dilengkapi dengan fasilitas higiene sanitasi dan
fasilitas untuk memproduksi pangan yang baik. Tujuan dari
pembentukan sentra pangan jajanan siap saji adalah untuk
meminimalkan kemungkinan bahaya keamanan pangan
karena ketidakmampuan pedagang pangan jajanan untuk
menyediakan lingkungan yang aman, sanitasi dan kondisi
yang tepat untuk persiapan dan penjualan makanan yang
aman. Oleh karena itu, sentra pangan jajanan siap saji
harus memiliki fasilitas dan layanan yang memadai sesuai
dengan persyaratan untuk menyediakan pangan yang aman,
yang meliputi menyediakan sarana untuk menyimpan,
menyiapkan dan menyajikan pangan yang aman;
menyediakan fasilitas yang diperlukan, seperti sumber air,
cahaya yang cukup, drainase dan pembuangan limbah
padat dan cair, menyediakan lingkungan yang kondusif
bagi konsumen, menjadi sarana yang tepat bagi instansi
yang berwenang untuk melakukan program pembinaan
“PENGEMBANGAN SENTRA PANGAN
JAJANAN SIAP SAJI TAHUN 2015”
Oleh : Nuri Handayani, SKM
JFU Sanitarian Subdit HSP, Dit. Penyehatan Lingkungan Ditjen PP dan PL, Kemenkes RI
EDUKATIF DAN INFORMATIF
15Edisi 3 | Juli - September 2014
Edisi 3 | Juli - September 2014
yang berkaitan dengan keamanan pangan seperti sosialisasi
informasi, pendidikan dan pelatihan bagi pengelola sentra
pangan jajanan siap saji, pedagang pangan jajanan siap saji
dan konsumen dan mendorong kegiatan sosiasi pedagang
pangan jajanan siap saji di lokasi terkait.
	Oleh karena sentra pangan jajanan siap saji dinilai
memiliki daya ungkit yang tinggi maka Subdit Higiene
Sanitasi Pangan menginisiasi pengembangan sentra pangan
jajanan siap saji. Pengembangan sentra pangan jajanan siap
saji tersebut rencananya akan dilaksanakan pada Tahun
2015 melalui alokasi tugas perbantuan yang dialokasikan
di 15 Kabupaten/Kota, antara lain Kota Medan, Kota
Tanjung Pinang, Kota Solok, Kota Bengkulu, Kota Metro,
Kota Bandung, Kota Depok, Kab. Karawang, Kota Bogor,
Kab. Magelang, Kab. Gunung Kidul, Kota Probolinggo,
Kab. Jombang, Kota Manado dan Kab.Muna.
Alokasi tugas perbantuan untuk pengembangan sentra
pangan jajanan siap saji berbentuk pembangunan fisik
sarana dan prasarana sentra, seperti :
1.	 Bangunan pencucian piring komunal lengkap
2.	 Fasilitas sarana air bersih
3.	 Pengelolaan limbah cair sehat
Konsolidasi dengan pengelola sentra pangan jajanan di
Kab. Magelang untuk mengidentifikasi sarana dan prasarana yang dibutuhkan
Foto fasilitas yang disediakan di salah satu
sentra pangan jajanan siap saji
Foto sertifikat laik sehat
Foto salah satu sentra pangan jajanan yang akan di kembangkan melalui
alokasi tugas perbantuan TA 2015
EDUKATIF DAN INFORMATIF
4.	 Penyimpanan makanan komunal sehat
5.	 Fasilitas pencucian tangan komunal
6.	Paket dukungan operasional higiene sanitasi, yang
berupa :
	 a.	 Baju kerja karyawan (celemek, topi) @ 2 pasang x
20 buah
	 b.	 Keranjang sampah basah dan kering tertutup @ 2
pasang x 20 buah
	 c.	 Sendok/penjepit makanan x 20 buah
	 d.	 Masker penutup mulut (mika)
	 e.	Desinfektan
	 f.	 Sabun cuci tangan cair
	 g.	 Sarung tangan
	 h.	 Lap tangan
	 i.	Talenan
	 j.	 Tudung saji (penutup makanan)
	Dasar pengalokasian tugas perbantuan adalah
berdasarkan surat usulan dari masing-masing daerah. Oleh
karena itu, bagi Kab/Kota yang ingin mendapatkan tugas
perbantuan berupa pengembangan sentra pangan jajanan
siap saji agar dapat mengirimkan surat usulan yang ditujukan
kepada Direktur Penyehatan Lingkungan. So, tunggu apa
lagiii…..
BULETIN LINGKUNGAN SEHAT
16
BULETIN LINGKUNGAN SEHAT
Pengesahan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
43 tahun 2014 tentang Higiene Sanitasi Depot
Air Minum pada tanggal 25 Juli 2014, oleh Menteri
Kesehatan ibu Nafsiah Mboi, menjadi momentum penting
bagi masyarakat untuk dilindungi dari risiko penyakit
bawaan air akibat mengkonsumsi air minum yang berasal
dari depot air minum yang tidak memenuhi standar baku
mutu dan persyaratan higiene sanitasi serta juga menjadi
momentum penting bagi pengelola program Kesehatan
Lingkungan di Dinas Kesehatan agar dapat melakukan
pengawasan Higiene Sanitasi Depot Air Minum (DAM)
dengan baik sesuai dengan standard baku dan persyaratan
kesehatan.
Tidak dapat dipungkiri bahwa air bersih merupakan
kebutuhan utama dari manusia untuk kelangsungan
hidupnya. Oleh karena itu, DAM yang merupakan bentuk
usaha pengolahan air baku menjadi air minum dalam
bentuk curah untuk kemudian dijual langsung kepada
konsumen, tentunya menjadi peluang usaha yang
menarik saat ini maupun di masa yang akan datang.
Hal tersebut terjadi karena memang hampir seluruh
masyarakat baik yang hidup di kota-kota besar maupun
di perdesaan mengkonsumsi produk air minum dari DAM
tersebut karena dapat diperoleh secara praktis dengan
cara membeli dan harga yang ditawarkan pun relatif
murah jika dibandingkan dengan membeli air yang sudah
dikemas (air kemasan). Fenomena tersebut juga ditandai
dengan makin banyaknya bermunculan usaha DAM yang
mana menunjukan prospek yang cerah bagi perusahaan
pengelola air ini untuk lebih maju dan berkembang.
Setiap DAM mempunyai kewajiban menjamin agar
Air Minum yang dihasilkan memenuhi standar baku mutu
persyaratan kualitas Air minum sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan dan memenuhi persyaratan Higiene
Sanitasi dalam pengelolaan Air Minum. Proses Pengolahan
Air Minum di DAM sendiri adalah sebagai berikut :
“Penerapan Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 43 tahun 2014 tentang Higiene Sanitasi
Depot Air Minum, melindungi Masyarakat
dari Faktor Risiko Penyakit Bawaan Air”
Oleh : Aloysia Widyastuti,SKM,M.Si
Fungsinal Sanitarian Muda, Subdit HSP, Dit. Penyehatan Lingkungan, Ditjen PP dan PL, Kemenkes RI
EDUKATIF DAN INFORMATIF
17Edisi 3 | Juli - September 2014
Edisi 3 | Juli - September 2014
a.	 Penampungan air baku
		 Air baku yang diambil dari sumbernya diangkut
dengan menggunakan tangki air dan selanjutnya
ditampung dalam bak tendon. Bak tendon dibuat
dari bahan tara pangan (food grade) dan bebas dari
bahan-bahan yang dapat mencemari air.
		Tangki pengangkutan mempunyai persyaratan
yang terdiri atas:
	 (1) 	Khusus digunakan untuk air minum.
	 (2) 	Mudah dibersihkan dan didesinfektan, serta
diberi 	 pengaman.
	 (3) 	Harus mempunyai ”manhole”.
	 (4)	 Pengisian dan pengeluaran air harus melalui kran.
	 (5) 	Selang dan pompa yang dipakai untuk bongkar
muat air baku harus diberi penutup yang baik,
disimpan dengan aman dan dilindungi dari
kemungkinan kontaminasi. Tangki, selang,
pompa dan sambungan harus terbuat dari
bahan tara pangan (food grade) tahan korosi dan
bahan kimia yang dapat mencemari air. Tangki
pengangkutan harus dibersihkan, disanitasi dan
desinfeksi bagian luar dan dalam minimal 3 (tiga)
bulan sekali.
b.	 Penyaringan bertahap
	 Tahapan penyaringan antara lain terdiri dari :
	 (1) 	Saringan berasal dari pasir atau sandfilter
	 (2) 	Saringan karbon aktif atau carbon filter
	 (3) 	Saringan halus atau micro filter
Desinfeksi dimaksudkan untuk membunuh kuman
patogen. Proses desinfeksi dengan menggunakan ozon
(O3) berlangsung dalam tangki pencampur ozon minimal
0,1 ppm dan residu ozon sesaat setelah pengisian
berkisar antara 0,06 – 0,1 ppm. Tindakan desinfeksi
selain menggunakan ozon, dapat dilakukan dengan cara
penyinaran Ultra Violet (UV) dengan panjang gelombang
254 mm atau kekuatan 2.537 derajat Angstrom.
Proses desinfeksi sinar UV yaitu dengan melewatkan air
kedalam tabung atau pipa yang disinari dengan lampu
ultra violet. Pengisian ketempat air (wadah) dilakukan
dengan menggunakan alat serta dilakukan dalam tempat
pengisian yang higienis dan segera ditutup dengan baik.
Pada Peraturan Menteri Kesehatan ini diatur pula
Persyaratan Higiene Sanitasi pada pengelolaan Air
Minum yang meliputi aspek tempat, peralatan dan
penjamah, sehingga Sanitarian yang bertugas melakukan
pengawasan Higiene Sanitasinya harus selalu melihat
pada tiga aspek tersebut, dimana aspek tersebut telah
dituangkan di dalam cheklis Inspeksi Sanitasi Depot Air
Minum.
Bukti bahwa DAM itu telah diawasi oleh Dinas
Kesehatan setempat, yaitu dengan dikeluarkannya
Sertifikat Laik Higiene Sanitasi oleh Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota. Sertifikat Laik Higiene
Sanitasi ini juga dapat digunakan sebagai salah satu
persyaratan untuk penerbitan izin usaha DAM maupun
perpanjangan izinnya. Semua tata cara memperoleh
Sertifikat Laik Higiene Sanitasi tertuang pada Permenkes
tersebut pada Bagian Kedua pasal 8, sampai dengan
pasal 14. Masa berlaku sertifikat Laik Higiene Sanitasi
berlaku selama tiga tahun, namun sertifikat ini tidak
berlaku/ batal apabila terjadi pergantian pemilik, pindah
lokasi/alamat, terjadi pelanggaran terhadap ketentuan
pasal 2 yang menyebabkan terjadinya Kejadian Luar
Biasa Keracunan Pangan.
Perlu menjadi catatan kita semua bahwa setiap DAM
harus memiliki tenaga teknis sebagai konsultan di bidang
higiene sanitasi dan tenaga tersebut harus terdaftar pada
organisasi profesi bidang kesehatan lingkungan yang
EDUKATIF DAN INFORMATIF BULETIN LINGKUNGAN SEHAT
18
BULETIN LINGKUNGAN SEHAT
EDUKATIF DAN INFORMATIF
akuntabel dan diakui oleh Pemerintah pada kabupaten/
kota setempat. Bagi DAM yang belum memiliki tenaga
teknis seperti yang dimaksud, maka Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota dapat menunjuk tenaga teknis
yang berasal dari organisasi profesi bidang kesehatan
lingkungan.
Salah satu hal yang tidak boleh terlupakan yaitu
pemilik dan penjamah DAM wajib mengikuti pelatihan/
kursus Higiene Sanitasi yang diselenggarakan oleh
Kementerian Kesehatan, Dinas Kesehatan Provinsi, Dinas
Kesehatan Kab/Kota, KKP atau lembaga/ institusi lain
sesuai peraturan perundang-undangan. Setelah selesai
kursus maka yang telah lulus dapat diberikan sertifikat
yang ditandatangani oleh Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota atau kepala KKP dan penyelenggaran
pelatihan/kursus.
Dalam rangka pengawasan, Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota atau Kepala KKP dapat memberikan
sanksi administratif kepada DAM, berupa teguran lisan,
teguran tertulis, dan pencabutan Sertifikat Laik Higiene
Sanitasi sampai kepada rekomendasi pencabutan izin
usaha kepada pejabat yang berwenang mengeluarkan izin
usaha.
Memang tidak gampang untuk mensosialisasikan
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2014
tentang Higiene Sanitasi Depot Air Minum ini kepada
pengusaha dan masyarakat. Hal tersebut, karena
sebagian masyarakat yang memang cuek dalam
menuntut hak-haknya dari risiko penyakit atau karena
banyak konsumen yang memang sering ‘dibodohi’ oleh
produsen karena ketiadaan informasi ataupun informasi
yang kurang transparan.
Tanpa dukungan masyarakat konsumen, juga
pengusaha, Permenkes ini ibarat jiwa tanpa nyawa.
Maka, Permenkes tentang Higiene Sanitasi Depot Air
Minum harus terus disebarkan dan diimplementasikan
dengan baik di seluruh wilayah Indonesia.
Tiada gading yang tak retak, maka Permenkes tentang
Higine Sanitasi Depot Air Minum senantiasa terbuka
untuk terus diperbaiki. Harapannya, Permenkes ini dapat
dijadikan momentum untuk mendukung DAM yang
memenuhi syarat kesehatan dan gerakan konsumerisme
terkait air minum di Indonesia dalam era reformasi ini,
melalui pencerdasan konsumen untuk selalu senantiasa
kritis dalam memilih Depot Air Minum yang Memenuhi
Syarat Kesehatan dan bersertifikat Laik Higine Sanitasi.
19Edisi 3 | Juli - September 2014
Edisi 3 | Juli - September 2014
Seperti halnya keperluan rumah
tangga dengan segala kebutuhannya
dan dana yang perlu dikelola dengan
seksama untuk melengkapi kebutuhan
tersebut, begitu pula halnya dengan
program kegiatan. Dana yang dimiliki
oleh program harus dengan tepat
dibelanjakan sesuai capaian program
yang diinginkan dan perlu kecermatan
dalam pemilihan “barang belanjaan”
yaitu memilih kegiatan yang dapat
memberikan daya ungkit cukup besar.
Beberapa tahun terakhir ini,
program penyehatan permukiman
dan tempat-tempat umum melalui
pendanaan Dekonsentrasi dan Tugas
Pembantuan/TP, menetapkan sasaran
pada pondok pesantren/pontren
sebagai lokus yang cukup strategis
dan memiliki daya ungkit yang cukup
besar. Kegiatan yang dilakukan melalui
pendanaan ini, yaitu penyediaan
air minum yang lebih berkualitas,
pembangunan sarana sanitasi yang
lebih memadai, serta perubahan
perilaku hidup bersih dan sehat.
Output keberhasilan program melalui
pendanaan TP ini, yaitu peningkatan
akses sarana air bersih, peningkatan
akses sarana sanitasi, pemanfaatkan
sarana yang sudah dibangun, dan
perubahan perilaku sehat.
Metode yang dipakai untuk
mengetahui kebutuhan santri terhadap
pondok pesantren terkait substansi
di atas, dilakukan secara partisipatif
dengan tools/kit yang tepat, sehingga
para santri dapat mengetahui,
memahami dan melaksanakan
sesuai dengan kesadaran sendiri
akan kebutuhannya. Opsi/pilihan
terhadap sarana air minum dan
sanitasi yang sudah ditetapkan,
disusun bersama dengan petugas
kesehatan/tenaga pendamping melalui
proses perencanaan partisipatif saat
pemberdayaan. Untuk pendanaan
melalui TP ini, Opsi Pokok yang dapat
dipilih yaitu sarana air bersih, sarana
jamban yang sehat; sedangkan untuk
Opsi Pengembangan, yaitu sarana cuci
tangan dan sabun, sarana pembuangan
“ Belanja Cermat, Investasi Tepat ”
Oleh : Diah Wati, SKM, M.Kes
Fungsional Sanitarian Muda, Subdit PP dan TTU Dit. Penyehatan Lingkungan Ditjen PP dan PL, Kemenkes RI
EDUKATIF DAN INFORMATIF
sampah, sarana pembuangan air
limbah, serta tata ruang dan bangunan
yang memadai, dan tempat wudhu.
Para santri pada pontren
ini diharapkan akan melakukan
perubahan ke arah yang lebih baik
terkait dengan kesehatan lingkungan,
atau dapat dikatakan santri-santri
ini akan menjadi “Agen Perubahan”.
Pondok pesantren penerima dana
bantuan TP ini diberikan syarat salah
satunya yaitu minimal memiliki jumlah
santri 150 orang (mondok dan tidak
mondok). Menilik dari persyaratan
jumlah tersebut, dapat kita hitung
berapa banyak nantinya “agen”
yang akan menyampaikan terkait
kesehatan lingkungan, kepada orang
tua dan atau keluarganya, dan jika
sudah keluar dari pontren diharapkan
akan menyampaikan kepada murid-
muridnya serta lingkungannya.
Melihat gambaran tersebut, maka
investasi ini layak untuk “dibeli”,
karena hasilnya cukup menjanjikan.
BULETIN LINGKUNGAN SEHAT
20
BULETIN LINGKUNGAN SEHAT
No Provinsi
Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014
KABUPATEN/KOTA
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Nusa Tenggara Barat
Lampung
Banten
Sumatera Barat
Kabupaten Banyumas
Kabupaten Pati
Kabupaten Brebes
Kabupaten Gunung Kidul
Kabupaten Sleman
Kabupaten Bantul
Kabupaten Ngawi
Kabupaten Pasuruan
Kabupaten Ponorogo
Kabupaten Lombok Timur
Kabupaten Lombok Tengah
Kabupaten Lombok Utara
1
2
3
1
2
3
1
2
3
1
2
3
Kab. Banyumas
Kab. Brebes
Kab. Pati
Kab. Pemalang
Kab. Gunung Kidul
Kab. Sleman
Kab. Bantul
Kab. Ngawi
Kab. Pasuruan
Kab. Ponorogo
Kab. Lumajang
Kab. Sumenep
Kab. Malang
Kab. Lombok Timur
Kab. Lombok Tengah
Kab. Lombok Utara
Kab. Lampung Selatan
Kab. Lampung Barat
Kab. Tulang Bawang Barat
1
2
3
4
1
2
3
1
2
3
4
5
6
1
2
3
1
2
3
Rembang
Grobogan
Kendal
Kulon Progo
Pamekasan
Blitar
Lombok Barat
Sumbawa
Bima
Pandeglang
Serang
Lima Puluh Kota
Solok
1
2
3
1
1
2
1
2
3
1
2
1
2
2
3
4
5
6
7
8
Jawa Barat Kabupaten Sukabumi
Kabupaten Subang
Kabupaten Garut
1
2
3
Kab. Sukabumi
Kab. Subang
Kab. Garut
Kab. Purwakarta
1
2
3
4
Kab. Bogor
Cirebon
Cianjur
1
2
3
1
DAFTAR PROVINSI DAN KABUPATEN
PENERIMA DANA DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN
KESEHATAN LINGKUNGAN PONDOK PESANTREN
EDUKATIF DAN INFORMATIF
21Edisi 3 | Juli - September 2014
Edisi 3 | Juli - September 2014
“Cuci tangan,
mengapa harus pakai sabun ?”
“Cuci tangan,
mengapa harus pakai sabun ?”
pakai sabun cost effective untuk mencegah kesakitan dan
kematian pada anak usia di bawah lima tahun akibat diare
dan infeksi saluran pernapasan. Kegiatan sederhana, tidak
memerlukan teknologi canggih atau pemikiran rumit namun
terabaikan (Curtis, 2011).
Hasil penelitian Laston (1992), Pinfold (1994), Curtis
(2003), Luby et al (2005), Burton et al (2011), bahwa
mencuci tangan dengan menggunakan sabun lebih efektif
daripada mencuci tangan dengan menggunakan air saja
sehingga sangat efektif untuk mencegah kejadian diare
berupa penurunan secara bermakna insiden diare sebesar
42 - 53% dan pencegahan satu juta kematian akibat diare.
Namun sayangnya yang sering kita temukan di beberapa
Kenapa sih kita harus mencuci tangan ? dan kenapa
juga harus pakai sabun ? pentingkah ? Ternyata tangan
dengan segala fungsinya sangat membantu kita. Sebut saja
untuk memegang benda, makan, menulis, membersihkan
diri atau orang lain dan masih banyak lagi yang harus kita
syukuri. Rasa syukur atas karuniaNYA kita ekspresikan
dengan menjaga dan memeliharanya, karena tangan yang
kotor justru berbalik menjadi penular kuman penyakit.
Isu higiene personal seperti cuci tangan pakai sabun
guna mencegah penularan penyakit infeksi seperti diare,
pneumonia, infeksi saluran pernapasan, kecacingan dan
lain-lain, tidak banyak mendapat perhatian seperti Malaria
atau HIV/AIDS. Banyak penelitian membuktikan cuci tangan
EDUKATIF DAN INFORMATIF
Oleh : Yulita Supriatin, SKM, MKM
		 Fungsional Sanitarian Muda, Subdit PASD, Dit. Penyehatan Lingkungan Ditjen PP dan PL, Kemenkes RI
BULETIN LINGKUNGAN SEHAT
22
BULETIN LINGKUNGAN SEHAT
rumah makan justru fasilitas cuci
tangan hanya tersedia berupa
air di mangkuk saja atau tempat
cuci tangan (westafel) yang tidak
dilengkapi dengan sabun. Padahal
mencuci tangan hanya pakai air
saja tidak mampu menghilangkan
semua kotoran dan kuman dari
tangan. Dari hasil penelitian Burton
et al (2011) diketahui bahwa bakteri
penyebab diare 44 % ditemukan
jika tidak mencuci tangan, 23%
ditemukan jika mencuci tangan
dengan air saja dan hanya 8 %
jika melakukan cuci tangan pakai
sabun. Pentingnya cuci tangan
pakai sabun juga sudah dibuktikan
dengan penelitian yang dilakukan
oleh Pinfold, John V. pada tahun
1994 bahwa Faecal Stroptococci, hampir 90% mampu
dieliminir dengan cuci tangan pakai sabun, berbeda dengan
cuci tangan dengan air saja yang hanya mampu mengeliminir
kuman sebesar 52%.
Sabun berfungsi untuk mengangkat kotoran dan lemak
yang menempel di tangan. Sedangkan kuman menempel
pada kotoran dan lemak. Jadi, dalam soal sabun yang
digunakan, mencuci tangan dengan sabun tanpa antiseptik
sebenarnya sudah efektif untuk menurunkan risiko penularan
penyakit di masyarakat. Hal ini didukung dengan penelitian
yang dilakukan oleh Luby et al (2005). Penelitian tersebut
menyatakan bahwa mencuci tangan dengan menggunakan
EDUKATIF DAN INFORMATIF
sabun antiseptik tidak lebih efektif dibandingkan dengan
menggunakan sabun non antiseptik karena cuci tangan
dengan sabun non antiseptik secara bermakna sudah dapat
menurunkan 50% insiden pneumonia pada balita dan
menurunkan insiden diare dibawah usia 15 tahun sebesar
53%.
Cuci tangan pakai sabun mudah dan murah. Tidak
memerlukan air yang banyak jika mengikuti langkah-langkah
mencuci tangan. Air hanya digunakan ketika membasuh
pertama untuk membantu kerja sabun menyebar rata ke
seluruh bagian tangan dan ketika membilas tangan agar
kotoran terbawa atau terangkat bersama-sama sabun.
23Edisi 3 | Juli - September 2014
Edisi 3 | Juli - September 2014
Udara Segar Menyelamatkan Nyawa
Sama seperti yang kita pelajari di sekolah, pohon melakukan fotosintesis
untuk mengubah karbon dioksida menjadi oksigen yang kita butuhkan
untuk bernapas. Hanya dalam waktu satu tahun, keberadaan pohon dapat
menyelamatkan 850 nyawa dan mencegah 670.000 kasus gejala penyakit
pernapasan akut, menurut penelitian baru yang diterbitkan dalam jurnal
Pencemaran Lingkungan. Pohon menghapus polusi dari udara, membuat
udara lebih sehat untuk dimasukkan ke dalam paru-paru kita. Menurut
penelitian, udara segar yang dihasilkan oleh pohon sangat bermanfaat bagi
mereka yang tinggal di daerah perkotaan, di mana udara tercemar lebih
berat.
S
ementara dahulu kita dibesarkan dengan bermain-main melintasi ladang, berayun di taman, dan
menjelajah bersama teman-teman dengan sepeda, justru sekarang sebagai orang dewasa banyak dari
waktu kita dihabiskan di dalam ruangan. Padahal sebenarnya semua waktu yang dihabiskan di luar
ruangan sebenarnya lebih baik seperti saat kita menggunakan energi masa kecil kita. Dan ilmu pengetahuan
pun mendukung hal tersebut bahwa udara segar sungguh menguntungkan bagi kesehatan kita.
“Mengapa Menghirup Udara Segar
Sangat Baik Bagi Kita?”
Oleh : Adhy Prasetyo Widodo, S.Si
		 JFU Sanitarian Subdit PLUR, Dit. Penyehatan Lingkungan Ditjen PP dan PL, Kemenkes RI
EDUKATIF DAN INFORMATIF BULETIN LINGKUNGAN SEHAT
24
BULETIN LINGKUNGAN SEHAT
Polusi udara dapat mengakibatkan beberapa masalah kesehatan. Udara yang sangat
tercemar telah terbukti menyebabkan efek iritasi pada mata, hidung, dan tenggorokan.
Udara yang sangat tercemar juga membuat penderita asma lebih sulit untuk bernapas.
Beberapa bahan kimia yang mungkin ada di udara, seperti benzena dan vinil klorida, dapat
bersifat sangat beracun. Pencemar ini bahkan dapat mengakibatkan kanker, cacat lahir,
cedera paru-paru jangka panjang, serta kerusakan otak dan saraf. Menghirup udara segar
yang dihasilkan oleh tanaman dapat menurunkan kemungkinan kontak dengan polutan
yang menakutkan ini.
Udara Segar Meningkatkan Kekebalan Tubuh
Mungkin sudah saatnya untuk melangkah keluar jika kita menemukan diri
kita ‘terkurung’ dengan banyak orang lain di dalam kantor, atau bahkan
di rumah Anda sendiri. Jarak dekat seperti ini dapat menghadapkan kita pada
berbagai macam kuman. Bahkan berjalan-jalan sebentar di luar ruangan dapat
meningkatkan kekebalan tubuh kita. “Latihan menyebabkan peningkatan sel-sel
pembunuh alami, neutrofil, dan monosit yang pada akhirnya meningkatkan fungsi
kekebalan tubuh,” Ather Ali, ND, MPH, asisten direktur Complementary/Alternative
Medicine Research di Yale-Griffin Prevention Research Center mengatakan dalam
Health.com.
Bau Udara Segar Menurunkan Stres dan Meningkatkan Kebahagiaan
Ilmu pengetahuan menunjukkan bahwa kita harus menyempatkan diri untuk
berhenti dan mulai mencium bau bunga mawar, karena bau mereka dapat
meningkatkan perasaan relaksasi. Bunga lainnya, seperti lavender dan melati
juga dapat menurunkan kecemasan dan memperbaiki suasana hati. Penelitian
menunjukkan bahwa aroma pohon pinus dapat menurunkan stres dan meningkatkan
relaksasi. Bahkan berjalan melalui taman atau halaman belakang kita sendiri
dapat membantu kita merasa lebih tenang dan bahagia ketika kita menghirup bau
rumput yang baru dipotong. Apabila sementara hujan dapat meredam rencana
kita ke luar ruangan, kita mungkin menyukai aroma hujan yang segar, menurut
majalah Smithsonian. Bau mengingatkan kita pada warna hijau dan mungkin dapat
dikaitkan dengan pertumbuhan tumbuhan dan hewan yang menjadi makanan kita,
hal ini menjelaskan mengapa baunya begitu enak.
Udara Segar Memberikan Energi
Bukan dari minuman energi. Penelitian menunjukkan bahwa menghabiskan
waktu di udara segar dan di kelilingi oleh alam dapat meningkatkan
energi dari 90 persen orang yang diteliti. “Alam adalah bahan bakar bagi
jiwa,” Richard Ryan, peneliti dan profesor psikologi di University of Rochester
menyatakan. “Seringkali ketika kita merasa letih kita akan meraih secangkir
kopi, tetapi penelitian menunjukkan cara yang lebih baik untuk mendapatkan
energi adalah dengan menghubungkan diri dengan alam.”
Artikel ini disadur dari The Huffington Post
EDUKATIF DAN INFORMATIF
25Edisi 3 | Juli - September 2014
Edisi 3 | Juli - September 2014
selama 24 hari pertama epidemi di
Siera Leone. Sampel virus dianalisis
secara molekuler untuk memetakan
genom virus Ebola, mengetahui asal-
usulnya, serta mutasi yang terjadi.
Hasil analisis dipublikasikan di jurnal
Science yang dikutip TribunNews pada
Kamis (28/08/2014). Urutan genom
ebola hasil analisis molekuler telah
dipublikasikan pada 31 Juli 2014 lalu
secara online. Data itu merupakan data
genom ebola terlengkap yang pernah
ada. Peneliti juga menemukan bahwa
virus ebola bermutasi secara cepat
pada manusia, daripada pada hewan.
Terungkap, virus telah mengalami
350 mutasi sejak wabah ebola tahun
1970-an. Sejumlah 300 mutasi terjadi
dalam periode tahun 1970-an hingga
Mei 2014. Sementara, sejak awal
wabah kali ini, virus telah bermutasi
Tim peneliti evolusi virus di
Harvard University menemukan
awal terjadinya wabah virus Ebola.
Salah satu peneliti itu, Stephen Gire,
mengungkapkan bahwa wabah virus
mematikan yang terjadi sejak Mei lalu
ternyata dipicu oleh acara pemakaman
seorang tabib di Guyana yang terinfeksi
Ebola pada bulan yang sama.
Gire mengatakan, pemakaman
tabib tersebut dihadiri oleh 13 orang
perempuan. Nah, mereka yang diduga
ikut membersihkan jenazah sang tabib
terinfeksi Ebola dan membawa virus itu
ke Siera Leone ketika kembali. Sejak
saat itulah wabah Ebola pun menyebar
cepat, membunuh sekitar 1.552 orang.
Adapun kesimpulan itu
didapatkan setelah Gire dan rekannya
mengambil 99 sampel virus dari
78 pasien yang terinfeksi Ebola
Tahukah Kamu,
Wabah Ebola Berawal dari
Upacara Pemakaman SeorangTabib?
SERBA-SERBI
50 kali. William Schaffner, peneliti
penyakit infeksi di Vanderbilt
University mengatakan bahwa virus
ebola yang awalnya menginfeksi
manusia berasal dari kelelawar.
Tapi, infeksi selanjutnya hingga
menjadi wabah berlangsung antar-
manusia. Anthony Fauci, Direktur
Eksekutif Institut Nasional untuk
Alergi dan Penyakit Infeksi Amerika
Serikat mengatakan, studi ini sangat
dahsyat. Jika kasus ebola mendapat
penanganan tepat, pengendalian
kontak satu dengan yang lain, maka
ebola mungkin bisa dikelola dengan
baik. Studi ini dilakukan oleh lebih
dari 50 pakar. Lima dari sejumlah
peneliti itu meninggal karena ebola
yang sedang ditelitinya.
BULETIN LINGKUNGAN SEHAT
26
BULETIN LINGKUNGAN SEHAT
vitamin B, protein, kalsium, fosfor,
steroid, tanin, Saponin dan Glikosida.
Selain itu, kandungan vitamin C
dalam jengkol dapat meningkatkan
kekebalan tubuh kita, dan membantu
kerja enzim pada tubuh kita dan
membantu respirasi selular. Kalsium
yang terkandung dalam jengkol juga
membantu pertumbuhan tulang dari
tulang dalam tubuh untuk tumbuh
dan menjadi kuat.
Karena banyak nya vitamin
dan gizi yang terkandung di dalam
jengkol, maka makanan ini dapat
membantu mencegah dan mengobati
beberapa macam penyakit seperti
S
elama ini masih
banyak yang yang tidak
mengetahui khasiat
jengkol untuk kesehatan. Sebagian
besar dari kita hanya mengetahui
bahwa jengkol merupakan makanan
yang bisa mengeluarkan bau tidak
sedap apabila kita memakannya.
Namun dibalik bau tidak sedap
itu jengkol memiliki vitamin yang
baik dan dapat membantu untuk
mencegah ataupun mengobati
bebrapa penyakit.
Kandungan yang terdapat pada
jengkol yaitu karbohidrat , vitamin A,
Tahukah Kamu,
Manfaat Jengkol Untuk Kesehatan?
diabetes, pertumbuhan tulang, serta
anemia atau kurang darah.
Mengkonsumsi jengkol dalam
jumlah banyak juga tidak dianjurkan
dikarenakan asam jengkolat yang
ada pada jengkol ini memiliki yang
tidak mudah larut serta berbentuk
Kristal sehingga menimbulkan efek
negative jika mengonsumsinya secara
berlebihan. Dalam banyak kasus,
asam jengkolat menyebabkan susah
buang air kecil jika jengkol dikonsumsi
secara berlebihan karena ginjal tidak
mampu menyaring jumlah asam yang
masuk karena telah melewati batas
yang seharusnya.
SERBA-SERBI
27Edisi 3 | Juli - September 2014
Edisi 3 | Juli - September 2014
Tahukah Kamu,BahwaTernyata Pesepeda
Lebih Berbahagia ?
orang yang lebih bahagia,” kata Morris.
Para ilmuwan meneliti perbedaan
emosi seseorang saat mereka
melakukan perjalanan
menggunakan data
yang dikumpulkan
oleh Bureau of Labor
Statistics. Mereka
menilai perasaan seperti
kebahagiaan, kepahitan,
stres, rasa letih, dan
kesedihan serta makna
perjalanan yang juga
dimasukkan sebagai
salah satu faktor yang
diperhitungkan.
Menurut hasil riset
yang dipublikasikan di
jurnal Transportation,
Kabar baik untuk pencinta sepeda.
Mengayuh sepeda tak hanya
memberikan manfaat pada kesehatan
fisik, tapi juga kesehataan mental.
Sebuah riset terbaru mengungkapkan
bahwa orang yang menggunakan
sepeda dari satu tempat ketempat lain
secara umum lebih bahagia disbanding
mereka yang mengemudikan mobil
sendiri atau menggunakan kendaraan
umum.
Ketuatimriset, Eric Morris, dari
Clemson University di South California,
mengatakan orang berada dalam mood
terbaiknya saat mengayuh sepeda
disbanding ketika menggunakan sarana
transportasi lain. “Pesepeda umumnya
lebih muda dan secara fisik lebih sehat,
yang merupakan sifat umum orang-
para pesepeda menjadi sebuah grup
yang terpisah dari orang secara
umum. Pejalan kaki bersama-sama
dengan pesepeda menjadi yang paling
bahagia, disusul dengan penumpang
mobil di posisi kedua serta pengemudi
mobil di posisi berikutnya. Sebaliknya,
penumpang bis dan kereta menjadi
traveler yang paling tidak bahagia.
Mungkin hal tersebut di karenakan
kereta dan bis umumnya digunakan
dari rumah ketempat kerja yang
mana tidak ada perasaan antusias di
dalamnya.
Para peneliti mengungkapkan
bahwa pengalaman emosional saat
menaiki saran transportasi sama
pentingnya dengan waktu perjalanan.
Kita di ajak memahami hubungan
antara bagaimana kita melakukan
perjalanan dan bagaimana kita
memberikan pandangan mengenai
cara untuk meningkatkan layanan
transportasi, memprioritaskan
investasi, teori, serta model
pembiayaan dan manfaat dari
perjalanan,” kata Morris.
SERBA-SERBI BULETIN LINGKUNGAN SEHAT
28

More Related Content

Viewers also liked

KinescopeMagz Edisi 6
KinescopeMagz Edisi 6KinescopeMagz Edisi 6
KinescopeMagz Edisi 6
Kinescope Indonesia
 
Buletin Erzis Edisi 1
Buletin Erzis Edisi 1Buletin Erzis Edisi 1
Buletin Erzis Edisi 1
rumahzis
 
Arus bawah edisi 1-juni 2014
Arus bawah edisi 1-juni 2014Arus bawah edisi 1-juni 2014
Arus bawah edisi 1-juni 2014
I Putu Gede Cahyadinatha
 
Kinescope Magz Edisi 4
Kinescope Magz Edisi 4Kinescope Magz Edisi 4
Kinescope Magz Edisi 4
Kinescope Indonesia
 
KinescopeMagz 10th Edition, 2014
KinescopeMagz 10th Edition, 2014KinescopeMagz 10th Edition, 2014
KinescopeMagz 10th Edition, 2014
Kinescope Indonesia
 
Buletin IFL Mei-Juni'12
Buletin IFL Mei-Juni'12Buletin IFL Mei-Juni'12
Buletin IFL Mei-Juni'12ifutureleaders
 
Buletin Pendidikan Pusaka untuk Anak di Indonesia (2008)
Buletin Pendidikan Pusaka untuk Anak di Indonesia (2008)Buletin Pendidikan Pusaka untuk Anak di Indonesia (2008)
Buletin Pendidikan Pusaka untuk Anak di Indonesia (2008)
Elanto Wijoyono
 
Edisi 7 2014 Majalah Kinescope Indonesia
Edisi 7 2014 Majalah Kinescope IndonesiaEdisi 7 2014 Majalah Kinescope Indonesia
Edisi 7 2014 Majalah Kinescope Indonesia
Kinescope Indonesia
 
Buletin Mahasiswa UMY Edisi Magang II
Buletin Mahasiswa UMY Edisi Magang IIBuletin Mahasiswa UMY Edisi Magang II
Buletin Mahasiswa UMY Edisi Magang IIYusuf Harfi
 
Kinescope Magazine Edisi 2.. :-)
Kinescope Magazine Edisi 2.. :-)Kinescope Magazine Edisi 2.. :-)
Kinescope Magazine Edisi 2.. :-)
Kinescope Indonesia
 
Buletin seSAMa edisi 2
Buletin seSAMa edisi 2Buletin seSAMa edisi 2
Buletin seSAMa edisi 2
Dewi Tri Kusumah
 
BULETIN SBAL EDISI I APRIL-MEI 2011
BULETIN SBAL EDISI I APRIL-MEI 2011BULETIN SBAL EDISI I APRIL-MEI 2011
BULETIN SBAL EDISI I APRIL-MEI 2011dikulestari
 
Buletin trendy
Buletin trendyBuletin trendy
Buletin trendy
anggunnofita
 
Sanitasi bandara
Sanitasi bandaraSanitasi bandara
Sanitasi bandaraSiti Aisyah
 
Kaledeiskop Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan 2015
Kaledeiskop Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan 2015Kaledeiskop Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan 2015
Kaledeiskop Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan 2015
Ditjen P2P
 
Buletin kampus news edisi mei 2013
Buletin kampus news edisi mei 2013Buletin kampus news edisi mei 2013
Buletin kampus news edisi mei 2013
Kampusnewsdotcom
 
CONTOH BULETIN BKM LENSA SEJAHTERA
CONTOH BULETIN BKM LENSA SEJAHTERACONTOH BULETIN BKM LENSA SEJAHTERA
CONTOH BULETIN BKM LENSA SEJAHTERA
anomaglo
 
Kinescope Magz Edisi 11
Kinescope Magz Edisi 11Kinescope Magz Edisi 11
Kinescope Magz Edisi 11
Kinescope Indonesia
 

Viewers also liked (19)

KinescopeMagz Edisi 6
KinescopeMagz Edisi 6KinescopeMagz Edisi 6
KinescopeMagz Edisi 6
 
Buletin Erzis Edisi 1
Buletin Erzis Edisi 1Buletin Erzis Edisi 1
Buletin Erzis Edisi 1
 
Arus bawah edisi 1-juni 2014
Arus bawah edisi 1-juni 2014Arus bawah edisi 1-juni 2014
Arus bawah edisi 1-juni 2014
 
Kinescope Magz Edisi 4
Kinescope Magz Edisi 4Kinescope Magz Edisi 4
Kinescope Magz Edisi 4
 
KinescopeMagz 10th Edition, 2014
KinescopeMagz 10th Edition, 2014KinescopeMagz 10th Edition, 2014
KinescopeMagz 10th Edition, 2014
 
Buletin IFL Mei-Juni'12
Buletin IFL Mei-Juni'12Buletin IFL Mei-Juni'12
Buletin IFL Mei-Juni'12
 
Buletin Pendidikan Pusaka untuk Anak di Indonesia (2008)
Buletin Pendidikan Pusaka untuk Anak di Indonesia (2008)Buletin Pendidikan Pusaka untuk Anak di Indonesia (2008)
Buletin Pendidikan Pusaka untuk Anak di Indonesia (2008)
 
Edisi 7 2014 Majalah Kinescope Indonesia
Edisi 7 2014 Majalah Kinescope IndonesiaEdisi 7 2014 Majalah Kinescope Indonesia
Edisi 7 2014 Majalah Kinescope Indonesia
 
Buletin Mahasiswa UMY Edisi Magang II
Buletin Mahasiswa UMY Edisi Magang IIBuletin Mahasiswa UMY Edisi Magang II
Buletin Mahasiswa UMY Edisi Magang II
 
Kinescope Magazine Edisi 2.. :-)
Kinescope Magazine Edisi 2.. :-)Kinescope Magazine Edisi 2.. :-)
Kinescope Magazine Edisi 2.. :-)
 
Buletin seSAMa edisi 2
Buletin seSAMa edisi 2Buletin seSAMa edisi 2
Buletin seSAMa edisi 2
 
BULETIN SBAL EDISI I APRIL-MEI 2011
BULETIN SBAL EDISI I APRIL-MEI 2011BULETIN SBAL EDISI I APRIL-MEI 2011
BULETIN SBAL EDISI I APRIL-MEI 2011
 
Buletin trendy
Buletin trendyBuletin trendy
Buletin trendy
 
Sanitasi bandara
Sanitasi bandaraSanitasi bandara
Sanitasi bandara
 
Kaledeiskop Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan 2015
Kaledeiskop Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan 2015Kaledeiskop Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan 2015
Kaledeiskop Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan 2015
 
Buletin kampus news edisi mei 2013
Buletin kampus news edisi mei 2013Buletin kampus news edisi mei 2013
Buletin kampus news edisi mei 2013
 
Pbl power point pencemaran air
Pbl power point pencemaran airPbl power point pencemaran air
Pbl power point pencemaran air
 
CONTOH BULETIN BKM LENSA SEJAHTERA
CONTOH BULETIN BKM LENSA SEJAHTERACONTOH BULETIN BKM LENSA SEJAHTERA
CONTOH BULETIN BKM LENSA SEJAHTERA
 
Kinescope Magz Edisi 11
Kinescope Magz Edisi 11Kinescope Magz Edisi 11
Kinescope Magz Edisi 11
 

Similar to Buletin Lingkungan Sehat Edisi III Tahun 2014

01 rak kkpdps 2017
01 rak kkpdps 201701 rak kkpdps 2017
01 rak kkpdps 2017
Arief Wibowo
 
Magang fix
Magang fixMagang fix
Magang fix
Amsal Soleman
 
Newletter DItjen P2P Edisi II Tahun 2020
Newletter DItjen P2P Edisi II Tahun 2020Newletter DItjen P2P Edisi II Tahun 2020
Newletter DItjen P2P Edisi II Tahun 2020
Ditjen P2P Kemenkes
 
MODUL JABATAN FUNGSIONAL PKM.pdf
MODUL JABATAN FUNGSIONAL PKM.pdfMODUL JABATAN FUNGSIONAL PKM.pdf
MODUL JABATAN FUNGSIONAL PKM.pdf
PromIt5
 
sambutan heoc 15 maret.docx
sambutan heoc 15 maret.docxsambutan heoc 15 maret.docx
sambutan heoc 15 maret.docx
Maya418597
 
Perilaku Hidup Bersih & Sehat
Perilaku Hidup Bersih & SehatPerilaku Hidup Bersih & Sehat
Perilaku Hidup Bersih & Sehatkristiawati
 
232255012 panduan-nasional-keselamatan-pasien-rs-persi-2008
232255012 panduan-nasional-keselamatan-pasien-rs-persi-2008232255012 panduan-nasional-keselamatan-pasien-rs-persi-2008
232255012 panduan-nasional-keselamatan-pasien-rs-persi-2008
yudha anggara sakti
 
Asih lestari 1406664215 - laporan pkp di pemerintahan sept-okt 2015
Asih lestari   1406664215 - laporan pkp di pemerintahan sept-okt 2015Asih lestari   1406664215 - laporan pkp di pemerintahan sept-okt 2015
Asih lestari 1406664215 - laporan pkp di pemerintahan sept-okt 2015
Asih Lestari
 
Pedoman Kampus Sehat
Pedoman Kampus SehatPedoman Kampus Sehat
Pedoman Kampus Sehat
Dian Kurnia Rabbani
 
Permenkes no. 13 tahun 2015 ttg pelayanan kesling di puskesmas
Permenkes  no. 13 tahun  2015  ttg pelayanan kesling di puskesmasPermenkes  no. 13 tahun  2015  ttg pelayanan kesling di puskesmas
Permenkes no. 13 tahun 2015 ttg pelayanan kesling di puskesmas
Adelina Hutauruk
 
Permenkes no. 13_2015_Tentang Pelayanan Kesling Puskemas
Permenkes no. 13_2015_Tentang Pelayanan Kesling PuskemasPermenkes no. 13_2015_Tentang Pelayanan Kesling Puskemas
Permenkes no. 13_2015_Tentang Pelayanan Kesling Puskemas
UFDK
 
Panduan kesehatan-dan-keselamatan-kerja-rumah-sakit-k3rs
Panduan kesehatan-dan-keselamatan-kerja-rumah-sakit-k3rsPanduan kesehatan-dan-keselamatan-kerja-rumah-sakit-k3rs
Panduan kesehatan-dan-keselamatan-kerja-rumah-sakit-k3rs
IrmaRizkyUtami
 
RENCANA AKSI KEGIATAN TA.2024 PADA KEMENTERIAN KESEHATAN
RENCANA AKSI KEGIATAN TA.2024 PADA KEMENTERIAN KESEHATANRENCANA AKSI KEGIATAN TA.2024 PADA KEMENTERIAN KESEHATAN
RENCANA AKSI KEGIATAN TA.2024 PADA KEMENTERIAN KESEHATAN
herrymukhti
 
Permenkes No. 32 tahun 2017 _ttg Standar Baku Mutu Kesehatan Kesling dan Per...
Permenkes No. 32 tahun 2017 _ttg Standar Baku Mutu Kesehatan  Kesling dan Per...Permenkes No. 32 tahun 2017 _ttg Standar Baku Mutu Kesehatan  Kesling dan Per...
Permenkes No. 32 tahun 2017 _ttg Standar Baku Mutu Kesehatan Kesling dan Per...
Adelina Hutauruk
 
Permenkes Nomor 32 Tahun 2017 (1).pdf
Permenkes Nomor 32 Tahun 2017 (1).pdfPermenkes Nomor 32 Tahun 2017 (1).pdf
Permenkes Nomor 32 Tahun 2017 (1).pdf
tomotomo21
 
SK PROGRAM PENINGKATN MUTU.docx
SK PROGRAM PENINGKATN MUTU.docxSK PROGRAM PENINGKATN MUTU.docx
SK PROGRAM PENINGKATN MUTU.docx
MufidanaAzis1
 
Panduan praktik klinik bagi dokter gigi dari pb pdgi
Panduan praktik klinik bagi dokter gigi dari pb pdgiPanduan praktik klinik bagi dokter gigi dari pb pdgi
Panduan praktik klinik bagi dokter gigi dari pb pdgi
dentalid
 
003-ESKB-drNico Patient Safety - WPSD-Coproduction 09-2023.pdf
003-ESKB-drNico Patient Safety - WPSD-Coproduction 09-2023.pdf003-ESKB-drNico Patient Safety - WPSD-Coproduction 09-2023.pdf
003-ESKB-drNico Patient Safety - WPSD-Coproduction 09-2023.pdf
FrederickKalangie1
 
Kebijakan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Fasyankes
Kebijakan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) FasyankesKebijakan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Fasyankes
Kebijakan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Fasyankes
Tini Wartini
 

Similar to Buletin Lingkungan Sehat Edisi III Tahun 2014 (20)

01 rak kkpdps 2017
01 rak kkpdps 201701 rak kkpdps 2017
01 rak kkpdps 2017
 
Nl.edisi 4.2011
Nl.edisi 4.2011Nl.edisi 4.2011
Nl.edisi 4.2011
 
Magang fix
Magang fixMagang fix
Magang fix
 
Newletter DItjen P2P Edisi II Tahun 2020
Newletter DItjen P2P Edisi II Tahun 2020Newletter DItjen P2P Edisi II Tahun 2020
Newletter DItjen P2P Edisi II Tahun 2020
 
MODUL JABATAN FUNGSIONAL PKM.pdf
MODUL JABATAN FUNGSIONAL PKM.pdfMODUL JABATAN FUNGSIONAL PKM.pdf
MODUL JABATAN FUNGSIONAL PKM.pdf
 
sambutan heoc 15 maret.docx
sambutan heoc 15 maret.docxsambutan heoc 15 maret.docx
sambutan heoc 15 maret.docx
 
Perilaku Hidup Bersih & Sehat
Perilaku Hidup Bersih & SehatPerilaku Hidup Bersih & Sehat
Perilaku Hidup Bersih & Sehat
 
232255012 panduan-nasional-keselamatan-pasien-rs-persi-2008
232255012 panduan-nasional-keselamatan-pasien-rs-persi-2008232255012 panduan-nasional-keselamatan-pasien-rs-persi-2008
232255012 panduan-nasional-keselamatan-pasien-rs-persi-2008
 
Asih lestari 1406664215 - laporan pkp di pemerintahan sept-okt 2015
Asih lestari   1406664215 - laporan pkp di pemerintahan sept-okt 2015Asih lestari   1406664215 - laporan pkp di pemerintahan sept-okt 2015
Asih lestari 1406664215 - laporan pkp di pemerintahan sept-okt 2015
 
Pedoman Kampus Sehat
Pedoman Kampus SehatPedoman Kampus Sehat
Pedoman Kampus Sehat
 
Permenkes no. 13 tahun 2015 ttg pelayanan kesling di puskesmas
Permenkes  no. 13 tahun  2015  ttg pelayanan kesling di puskesmasPermenkes  no. 13 tahun  2015  ttg pelayanan kesling di puskesmas
Permenkes no. 13 tahun 2015 ttg pelayanan kesling di puskesmas
 
Permenkes no. 13_2015_Tentang Pelayanan Kesling Puskemas
Permenkes no. 13_2015_Tentang Pelayanan Kesling PuskemasPermenkes no. 13_2015_Tentang Pelayanan Kesling Puskemas
Permenkes no. 13_2015_Tentang Pelayanan Kesling Puskemas
 
Panduan kesehatan-dan-keselamatan-kerja-rumah-sakit-k3rs
Panduan kesehatan-dan-keselamatan-kerja-rumah-sakit-k3rsPanduan kesehatan-dan-keselamatan-kerja-rumah-sakit-k3rs
Panduan kesehatan-dan-keselamatan-kerja-rumah-sakit-k3rs
 
RENCANA AKSI KEGIATAN TA.2024 PADA KEMENTERIAN KESEHATAN
RENCANA AKSI KEGIATAN TA.2024 PADA KEMENTERIAN KESEHATANRENCANA AKSI KEGIATAN TA.2024 PADA KEMENTERIAN KESEHATAN
RENCANA AKSI KEGIATAN TA.2024 PADA KEMENTERIAN KESEHATAN
 
Permenkes No. 32 tahun 2017 _ttg Standar Baku Mutu Kesehatan Kesling dan Per...
Permenkes No. 32 tahun 2017 _ttg Standar Baku Mutu Kesehatan  Kesling dan Per...Permenkes No. 32 tahun 2017 _ttg Standar Baku Mutu Kesehatan  Kesling dan Per...
Permenkes No. 32 tahun 2017 _ttg Standar Baku Mutu Kesehatan Kesling dan Per...
 
Permenkes Nomor 32 Tahun 2017 (1).pdf
Permenkes Nomor 32 Tahun 2017 (1).pdfPermenkes Nomor 32 Tahun 2017 (1).pdf
Permenkes Nomor 32 Tahun 2017 (1).pdf
 
SK PROGRAM PENINGKATN MUTU.docx
SK PROGRAM PENINGKATN MUTU.docxSK PROGRAM PENINGKATN MUTU.docx
SK PROGRAM PENINGKATN MUTU.docx
 
Panduan praktik klinik bagi dokter gigi dari pb pdgi
Panduan praktik klinik bagi dokter gigi dari pb pdgiPanduan praktik klinik bagi dokter gigi dari pb pdgi
Panduan praktik klinik bagi dokter gigi dari pb pdgi
 
003-ESKB-drNico Patient Safety - WPSD-Coproduction 09-2023.pdf
003-ESKB-drNico Patient Safety - WPSD-Coproduction 09-2023.pdf003-ESKB-drNico Patient Safety - WPSD-Coproduction 09-2023.pdf
003-ESKB-drNico Patient Safety - WPSD-Coproduction 09-2023.pdf
 
Kebijakan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Fasyankes
Kebijakan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) FasyankesKebijakan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Fasyankes
Kebijakan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Fasyankes
 

More from Ditjen P2P

Buku Saku Imunisasi untuk Petugas Kesehatan
Buku Saku Imunisasi untuk Petugas KesehatanBuku Saku Imunisasi untuk Petugas Kesehatan
Buku Saku Imunisasi untuk Petugas Kesehatan
Ditjen P2P
 
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Ditjen P2P
 
Profil Ditjen P2P 2021.pdf
Profil Ditjen P2P 2021.pdfProfil Ditjen P2P 2021.pdf
Profil Ditjen P2P 2021.pdf
Ditjen P2P
 
Kaleidoskop Pencegahan dan Pengendalian Penyakit 2016
Kaleidoskop Pencegahan dan Pengendalian Penyakit 2016Kaleidoskop Pencegahan dan Pengendalian Penyakit 2016
Kaleidoskop Pencegahan dan Pengendalian Penyakit 2016
Ditjen P2P
 
Pencapaian Indikator Pemantauan Janji Presiden
Pencapaian Indikator Pemantauan Janji PresidenPencapaian Indikator Pemantauan Janji Presiden
Pencapaian Indikator Pemantauan Janji Presiden
Ditjen P2P
 
Laporan Evaluasi Kinerja Ditjen PP dan PL Tahun 2015
Laporan Evaluasi Kinerja Ditjen PP dan PL Tahun 2015Laporan Evaluasi Kinerja Ditjen PP dan PL Tahun 2015
Laporan Evaluasi Kinerja Ditjen PP dan PL Tahun 2015
Ditjen P2P
 
Capaian dan Kegiatan Pengendalian Penyakit Semester I tahun 2015
Capaian dan Kegiatan Pengendalian Penyakit Semester I tahun 2015Capaian dan Kegiatan Pengendalian Penyakit Semester I tahun 2015
Capaian dan Kegiatan Pengendalian Penyakit Semester I tahun 2015
Ditjen P2P
 
Profil Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan 2014
Profil Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan 2014Profil Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan 2014
Profil Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan 2014
Ditjen P2P
 
Lakip simkar 2014
Lakip simkar 2014Lakip simkar 2014
Lakip simkar 2014
Ditjen P2P
 
Komik Rabies
Komik RabiesKomik Rabies
Komik Rabies
Ditjen P2P
 
Profil Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Tahun 2013
Profil Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Tahun 2013 Profil Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Tahun 2013
Profil Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Tahun 2013
Ditjen P2P
 
Profil UPT (Unit Pelaksana Teknis) Ditjen PP dan PL 2013 v2
Profil UPT (Unit Pelaksana Teknis) Ditjen PP dan PL 2013 v2Profil UPT (Unit Pelaksana Teknis) Ditjen PP dan PL 2013 v2
Profil UPT (Unit Pelaksana Teknis) Ditjen PP dan PL 2013 v2
Ditjen P2P
 
Buku informasi pp pl 2013
Buku informasi pp pl 2013Buku informasi pp pl 2013
Buku informasi pp pl 2013Ditjen P2P
 
Profil pppl2012
Profil pppl2012Profil pppl2012
Profil pppl2012Ditjen P2P
 
Buku evaluasi indikator 2010 2012
Buku evaluasi indikator 2010   2012Buku evaluasi indikator 2010   2012
Buku evaluasi indikator 2010 2012Ditjen P2P
 
Leaflet waspada banjir final
Leaflet waspada banjir finalLeaflet waspada banjir final
Leaflet waspada banjir final
Ditjen P2P
 
Situasi penyakit 2012
Situasi penyakit 2012Situasi penyakit 2012
Situasi penyakit 2012
Ditjen P2P
 
Leaftlet waspada banjir
Leaftlet waspada banjirLeaftlet waspada banjir
Leaftlet waspada banjir
Ditjen P2P
 
Profil Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan tahun 2011
Profil Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan tahun 2011Profil Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan tahun 2011
Profil Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan tahun 2011
Ditjen P2P
 
Sejarah Pemberantasan Penyakit
Sejarah Pemberantasan PenyakitSejarah Pemberantasan Penyakit
Sejarah Pemberantasan Penyakit
Ditjen P2P
 

More from Ditjen P2P (20)

Buku Saku Imunisasi untuk Petugas Kesehatan
Buku Saku Imunisasi untuk Petugas KesehatanBuku Saku Imunisasi untuk Petugas Kesehatan
Buku Saku Imunisasi untuk Petugas Kesehatan
 
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022Profil Ditjen P2P Tahun 2022
Profil Ditjen P2P Tahun 2022
 
Profil Ditjen P2P 2021.pdf
Profil Ditjen P2P 2021.pdfProfil Ditjen P2P 2021.pdf
Profil Ditjen P2P 2021.pdf
 
Kaleidoskop Pencegahan dan Pengendalian Penyakit 2016
Kaleidoskop Pencegahan dan Pengendalian Penyakit 2016Kaleidoskop Pencegahan dan Pengendalian Penyakit 2016
Kaleidoskop Pencegahan dan Pengendalian Penyakit 2016
 
Pencapaian Indikator Pemantauan Janji Presiden
Pencapaian Indikator Pemantauan Janji PresidenPencapaian Indikator Pemantauan Janji Presiden
Pencapaian Indikator Pemantauan Janji Presiden
 
Laporan Evaluasi Kinerja Ditjen PP dan PL Tahun 2015
Laporan Evaluasi Kinerja Ditjen PP dan PL Tahun 2015Laporan Evaluasi Kinerja Ditjen PP dan PL Tahun 2015
Laporan Evaluasi Kinerja Ditjen PP dan PL Tahun 2015
 
Capaian dan Kegiatan Pengendalian Penyakit Semester I tahun 2015
Capaian dan Kegiatan Pengendalian Penyakit Semester I tahun 2015Capaian dan Kegiatan Pengendalian Penyakit Semester I tahun 2015
Capaian dan Kegiatan Pengendalian Penyakit Semester I tahun 2015
 
Profil Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan 2014
Profil Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan 2014Profil Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan 2014
Profil Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan 2014
 
Lakip simkar 2014
Lakip simkar 2014Lakip simkar 2014
Lakip simkar 2014
 
Komik Rabies
Komik RabiesKomik Rabies
Komik Rabies
 
Profil Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Tahun 2013
Profil Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Tahun 2013 Profil Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Tahun 2013
Profil Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Tahun 2013
 
Profil UPT (Unit Pelaksana Teknis) Ditjen PP dan PL 2013 v2
Profil UPT (Unit Pelaksana Teknis) Ditjen PP dan PL 2013 v2Profil UPT (Unit Pelaksana Teknis) Ditjen PP dan PL 2013 v2
Profil UPT (Unit Pelaksana Teknis) Ditjen PP dan PL 2013 v2
 
Buku informasi pp pl 2013
Buku informasi pp pl 2013Buku informasi pp pl 2013
Buku informasi pp pl 2013
 
Profil pppl2012
Profil pppl2012Profil pppl2012
Profil pppl2012
 
Buku evaluasi indikator 2010 2012
Buku evaluasi indikator 2010   2012Buku evaluasi indikator 2010   2012
Buku evaluasi indikator 2010 2012
 
Leaflet waspada banjir final
Leaflet waspada banjir finalLeaflet waspada banjir final
Leaflet waspada banjir final
 
Situasi penyakit 2012
Situasi penyakit 2012Situasi penyakit 2012
Situasi penyakit 2012
 
Leaftlet waspada banjir
Leaftlet waspada banjirLeaftlet waspada banjir
Leaftlet waspada banjir
 
Profil Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan tahun 2011
Profil Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan tahun 2011Profil Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan tahun 2011
Profil Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan tahun 2011
 
Sejarah Pemberantasan Penyakit
Sejarah Pemberantasan PenyakitSejarah Pemberantasan Penyakit
Sejarah Pemberantasan Penyakit
 

Recently uploaded

(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...
(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...
(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
CDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOM
CDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOMCDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOM
CDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOM
LinaJuwairiyah1
 
Konsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdf
Konsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdfKonsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdf
Konsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdf
roomahmentari
 
04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx
04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx
04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx
zirmajulianda1
 
2. Update Situasi dan Kebijakan Penanggulangan Tuberkulosis_16 Mei 2024.pptx
2. Update Situasi dan Kebijakan Penanggulangan Tuberkulosis_16 Mei 2024.pptx2. Update Situasi dan Kebijakan Penanggulangan Tuberkulosis_16 Mei 2024.pptx
2. Update Situasi dan Kebijakan Penanggulangan Tuberkulosis_16 Mei 2024.pptx
PratiwiZikri
 
MATERI PENCATATAN DAN PELAPORAN SKRINING LANSIA
MATERI PENCATATAN DAN PELAPORAN SKRINING LANSIAMATERI PENCATATAN DAN PELAPORAN SKRINING LANSIA
MATERI PENCATATAN DAN PELAPORAN SKRINING LANSIA
ratih402596
 
PERTOLONGAN PERTAMA 3 (penilaian korban).pptx
PERTOLONGAN PERTAMA 3 (penilaian korban).pptxPERTOLONGAN PERTAMA 3 (penilaian korban).pptx
PERTOLONGAN PERTAMA 3 (penilaian korban).pptx
AndrikIrfani
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPI
PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPIPERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPI
PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPI
nirmalaamir3
 

Recently uploaded (8)

(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...
(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...
(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...
 
CDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOM
CDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOMCDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOM
CDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOM
 
Konsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdf
Konsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdfKonsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdf
Konsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdf
 
04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx
04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx
04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx
 
2. Update Situasi dan Kebijakan Penanggulangan Tuberkulosis_16 Mei 2024.pptx
2. Update Situasi dan Kebijakan Penanggulangan Tuberkulosis_16 Mei 2024.pptx2. Update Situasi dan Kebijakan Penanggulangan Tuberkulosis_16 Mei 2024.pptx
2. Update Situasi dan Kebijakan Penanggulangan Tuberkulosis_16 Mei 2024.pptx
 
MATERI PENCATATAN DAN PELAPORAN SKRINING LANSIA
MATERI PENCATATAN DAN PELAPORAN SKRINING LANSIAMATERI PENCATATAN DAN PELAPORAN SKRINING LANSIA
MATERI PENCATATAN DAN PELAPORAN SKRINING LANSIA
 
PERTOLONGAN PERTAMA 3 (penilaian korban).pptx
PERTOLONGAN PERTAMA 3 (penilaian korban).pptxPERTOLONGAN PERTAMA 3 (penilaian korban).pptx
PERTOLONGAN PERTAMA 3 (penilaian korban).pptx
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPI
PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPIPERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPI
PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPI
 

Buletin Lingkungan Sehat Edisi III Tahun 2014

  • 1. Kabar Gembira Yang Ditungu-tunggu : “PERATURAN PEMERINTAH (PP) KESEHATAN LINGKUNGAN SUDAH TERBIT” “Pengembangan Sentra Pangan Jajanan Siap Saji Tahun 2015” Kabar Gembira Yang Ditungu-tunggu : “PERATURAN PEMERINTAH (PP) KESEHATAN LINGKUNGAN SUDAH TERBIT” “Pengembangan Sentra Pangan Jajanan Siap Saji Tahun 2015” “Peluncuran Permenkes No 44 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pelabuhan dan Bandar Udara Sehat” “Berakhirnya Proyek ICWRMIP (Integrated Citarum Water Resources Management Investment Programme) S.C.2.3 Tahap 1” “Penerapan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2014 tentang Higiene Sanitasi Depot Air Minum, melindungi Masyarakat dari Faktor Risiko Penyakit Bawaan Air” “Belanja Cermat, Investasi Tepat” “Cuci tangan, mengapa harus pakai sabun ?” “Mengapa Menghirup Udara Segar Sangat Baik Bagi Kita?” “Penerapan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2014 tentang Higiene Sanitasi Depot Air Minum, melindungi Masyarakat dari Faktor Risiko Penyakit Bawaan Air” “Belanja Cermat, Investasi Tepat” “Cuci tangan, mengapa harus pakai sabun ?” “Mengapa Menghirup Udara Segar Sangat Baik Bagi Kita?” “Peluncuran Permenkes No 44 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pelabuhan dan Bandar Udara Sehat” “Berakhirnya Proyek ICWRMIP (Integrated Citarum Water Resources Management Investment Programme) S.C.2.3 Tahap 1” Tahukah Kamu, Wabah Ebola Berawal dari Upacara Pemakaman Seorang Tabib ? Manfaat Jengkol Untuk Kesehatan ? Bahwa Ternyata Pesepeda Lebih Berbahagia ? COVER BULETIN LINGKUNGANSEHAT EDISI 3.indd 1 11/27/2014 5:35:56 PM
  • 2. BULETIN LINGKUNGAN SEHAT Penanggung jawab : Wilfried H Purba (Direktur Penyehatan Lingkungan) Redaktur : Bunga Mayung Datu Linggi (Kasubbag TU) Editor : F. Eko Saputro (Kasubdit Penyehatan Air dan Sanitasi Dasar) Cucu Cakrawati (Kasubdit Pengamanan Limbah, Udara dan Radiasi) M. Yunus (Kasubdit Higiene Sanitasi Pangan) Sonny P. Warouw (Kasubdit Penyehatan Permukiman dan Tempat-Tempat Umum) Yuli Karmen (Kasubdit Penyehatan Kawasan dan Sanitasi Darurat) Desain Grafis : Arif Wisudyastomo Sekretaris Redaksi Astrid Salome Anggota Redaksi : Rano Banyu Aji Adhi Prasetyo Nuri Handayani Nia Kurniawati Dewi Marlina Dewi Mulyani Selamat berjumpa kembali dengan Buletin Lingkungan Sehat Edisi III Tahun 2014. Setengah perjalanan lebih dari tahun 2014 sudah kita lalui. Rentang waktu ini dapat menjadi saat yang cukup pas untuk mengevaluasi pekerjaan kita, apakah yang dilakukan selama ini masih sesuai ataujustru sebaliknya tidak sesuai dengan yang direncanakan. Tetapi apapun yang terjadi, kita harus tetap bersemangat dan terus berusaha untuk melakukan yang terbaik dalam pekerjaan sehingga dapat mencapai target- target yang sudah direncanakan. Seperti Buletin Lingkungan Sehat yang juga selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik bagi para pembaca. Akhir kata, selamat membaca Edisi III Buletin Lingkungan Sehat Tahun 2014 ini, semoga bermanfaat bagi kita semua. Jika pembaca mempunyai masukan, pertanyaan, artikel, ataupun resensi buku, pembaca bisa mengirimkannya ke alamat redaksi kami. Selamat membaca….. Halo Pembaca …. SUSUNAN REDAKSI DARI REDAKSI Alamat Redaksi : Direktorat Penyehatan Lingkungan Ditjen PP dan PL Kemenkes RI Jl. Percetakan Negara No. 29 Jakarta Pusat 10560 (Gedung D lt. 2) Telp. (021) 4247608 Ext. 118, Faks. (021) 4245778 Email tu_direktoratpl@yahoo.co.id 1Edisi 3 | Juli - September 2014
  • 3. Edisi 3 | Juli - September 2014 Kabar Gembira Yang Ditungu-tunggu : “PERATURAN PEMERINTAH (PP) KESEHATAN LINGKUNGAN SUDAH TERBIT” “Pengembangan Sentra Pangan Jajanan Siap Saji Tahun 2015” Kabar Gembira Yang Ditungu-tunggu : “PERATURAN PEMERINTAH (PP) KESEHATAN LINGKUNGAN SUDAH TERBIT” “Pengembangan Sentra Pangan Jajanan Siap Saji Tahun 2015” “Peluncuran Permenkes No 44 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pelabuhan dan Bandar Udara Sehat” “Berakhirnya Proyek ICWRMIP (Integrated Citarum Water Resources Management Investment Programme) S.C.2.3 Tahap 1” “Penerapan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2014 tentang Higiene Sanitasi Depot Air Minum, melindungi Masyarakat dari Faktor Risiko Penyakit Bawaan Air” “Belanja Cermat, Investasi Tepat” “Cuci tangan, mengapa harus pakai sabun ?” “Mengapa Menghirup Udara Segar Sangat Baik Bagi Kita?” “Penerapan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2014 tentang Higiene Sanitasi Depot Air Minum, melindungi Masyarakat dari Faktor Risiko Penyakit Bawaan Air” “Belanja Cermat, Investasi Tepat” “Cuci tangan, mengapa harus pakai sabun ?” “Mengapa Menghirup Udara Segar Sangat Baik Bagi Kita?” “Peluncuran Permenkes No 44 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pelabuhan dan Bandar Udara Sehat” “Berakhirnya Proyek ICWRMIP (Integrated Citarum Water Resources Management Investment Programme) S.C.2.3 Tahap 1” Tahukah Kamu, Wabah Ebola Berawal dari Upacara Pemakaman Seorang Tabib ? Manfaat Jengkol Untuk Kesehatan ? Bahwa Ternyata Pesepeda Lebih Berbahagia ? 11/27/2014 5:35:56 PM DAFTAR ISI Kabar Gembira Yang Ditungu-tunggu : “PERATURAN PEMERINTAH (PP) KESEHATAN LINGKUNGAN SUDAH TERBIT”............. 11 “Pengembangan Sentra Pangan Jajanan Siap Saji Tahun 2015”........................................................... 15 “Penerapan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2014 tentang Higiene Sanitasi Depot Air Minum, melindungi Masyarakat dari Faktor Risiko Penyakit Bawaan Air”............................................................ 17 “Belanja Cermat, Investasi Tepat” ............................. 20 “Cuci tangan, mengapa harus pakai sabun ?”.............. 22 “Mengapa Menghirup Udara Segar Sangat Baik Bagi Kita?”............................................ 24 EDISI 3 - 2014 PERISTIWA DAFTAR ISI EDUKATIF DAN INFORMATIF “Peluncuran Permenkes No 44 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pelabuhan dan Bandar Udara Sehat”................................................ 3 “Berakhirnya Proyek ICWRMIP (Integrated Citarum Water Resources Management Investment Programme) S.C.2.3 Tahap 1”.................. 5 “Wujudkan Ketersediaan Air Minum Dan Sanitasi Layak Bagi Masyarakat“......................... 7 SERBA-SERBI Tahukah Kamu, Wabah Ebola Berawal dari Upacara Pemakaman Seorang Tabib?........................................................ 26 Tahukah Kamu, Manfaat Jengkol Untuk Kesehatan?............................ 27 Tahukah Kamu, Bahwa Ternyata Pesepeda Lebih Berbahagia............... 28 BULETIN LINGKUNGAN SEHAT 2
  • 4. BULETIN LINGKUNGAN SEHAT Kabar gembira bagi teman-teman KKP (Kantor Kesehatan Pelabuhan) khususnya yang membidangi Pengendalian Resiko Lingkungan di Pelabuhan dan Bandar Udara karena akhirnya Permenkes No 44 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pelabuhan dan Bandar Udara Sehat terbit juga. Cikal bakal Permenkes ini sudah disusun dari mulai Tahun 2006 yang lalu hingga akhirnya pada 22 Agustus 2014 di Hotel Acacia-Jakarta, Direktur Penyehatan Lingkungan Direktorat Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, drh.Wilfried Hasiholan Purba, MM, M.Kes, membuka secara resmi acara Sosialisasi (Launching) terbitnya Permenkes No 44 Tahun 2014 tentang Pelabuhan dan Bandar Udara Sehat. Acara tersebut dihadiri oleh 49 Kepala Kantor dari Satuan kerja (Satker) Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) “Peluncuran Permenkes No 44 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pelabuhan dan Bandar Udara Sehat” PERISTIWA Foto bersama Para Kepala KKP Se Indonesia bersama Direktur Penyehatan Lingkungan Ditjen PP dan PL sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) dari Direktorat PP dan PL yang juga merupakan leading sector dalam pelaksanaan Penyelenggaraan Pelabuhan dan Bandar Udara Sehat baik itu di Pelabuhan maupun Bandara Udara. Dalam Laporan Ketua Panitia Penyelenggara yang disampaikan oleh Kasubdit. Penyehatan Kawasan dan Sanitasi Darurat, drs. Yulikarmen, M.Kes, disebutkan bahwa Penyelenggaraan Pelabuhan dan Bandar Udara Sehat bertujuan untuk mewujudkan wilayah pelabuhan dan bandar udara yang tidak menimbulkan resiko kesehatan masyarakat dan mewujudkan kondisi wilayah pelabuhan dan bandar udara yang bersih, aman, nyaman dan sehat untuk komunitas pelabuhan dan bandar udara dalam melaksanakan aktifitasnya. Acara ini sekaligus dimanfaatkan sebagai ajang Sinkronisasi Rencana Kegiatan Tahun Anggaran 2015 3Edisi 3 | Juli - September 2014
  • 5. Edisi 3 | Juli - September 2014 pemangku kepentingan untuk mengkoordinasikan kebijakan penyelenggaran Pelabuhan dan Bandar Udara Sehat. Forum pelabuhan sehat atau forum bandar udara sehat terdiri atas unsur instansi terkait, badan usaha, dan perwakilan asosiasi kemasyarakatan yang ada di Pelabuhan atau Bandar Udara. Untuk meningkatkan motivasi keberhasilan dalam mewujudkan Pelabuhan dan Bandar Udara Sehat, Menteri memberikan tanda/piagam penghargaan atas prestasi upaya penyelenggaraan Pelabuhan dan Bandar Udara Sehat. Pada Peringatan Hari Kesehatan Nasional Tahun 2013 yang lalu Ibu Menteri Kesehatan RI telah memberikan p e n g h a r g a a n untuk Pelabuhan/ Bandar Udara yang m e l a k s a n a k a n pendekatan Pelabuhan/ Bandar Udara Sehat. Pada pertemuan ini disajikan juga berbagai paparan materi oleh para seluruh Kasubdit di lingkungan Direktorat Penyehatan Lingkungan dari Ditjen PP dan PL, serta lesson learn tentang Implementasi P e n y e l e n g g a r a a n Pelabuhan dan Bandar Udara Sehat di Pelabuhan maupun Bandara Udara dari Kepala KKP Kelas I Tanjung Priok, Kepala KKP Kelas I Jakarta dan Kepala KKP Kelas II Palembang dan Subdit PKSD Ditjen PP dan PL Kementerian Kesehatan RI selaku Panitia Penyelenggara Pertemuan. (DM) Direktorat Penyehatan Lingkungan dengan Kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) khususnya terkait masalah Penyehatan Lingkungan. Pada kesempatan yang sama, Direktur Penyehatan Lingkungan juga menyampaikan beberapa hal kepada seluruh peserta pertemuan mengenai isi dari Permenkes No 44 Tahun 2014 Tentang Penyelenggaraan Pelabuhan dan Bandar Udara Sehat. Terdapat langkah-langkah untuk mewujudkan Pelabuhan dan Bandar Udara Sehat yang meliputi : 1. Promosi 2. Sosialisasi 3. Advokasi 4. Menyusun rencana kerja 5. K o o r d i n a s i Pelaksanaan 6. M e m b a n g u n jejaring dan sistem informasi Penyelenggaraan Pelabuhan dan Bandar Udara Sehat diwujudkan melalui kegiatan yang terintegrasi meliputi p e n y e l e n g g a r a a n kesehatan lingkungan, penataan sarana dan fasilitas, peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat, peningkatan keselamatan dan kesehatan kerja serta peningkatan keamanan dan ketertiban. Dalam upaya mendukung terselenggaranya Pelabuhan dan Bandar Udara Sehat dibentuk forum pelabuhan sehat atau forum bandar udara sehat sebagai wadah bagi PERISTIWA Foto Panita Penyelenggara (Subdit PKSD Dit.PL)Narasumber Pertemuan BULETIN LINGKUNGAN SEHAT 4
  • 6. BULETIN LINGKUNGAN SEHAT dan lingkungan. Proyek kerja sama Pemerintah RI dengan ADB yang sudah berlangsung selama 5 tahun ini dimulai 3 Juni 2009 dan berakhir 30 Juni 2014. Dengan berakhirnya proyek ini maka dipandang perlu untuk dilakukan penutupan secara resmi dan serah terima program dari Pusat kepada Pemerintah Daerah dan masyarakat. Karena itu diadakanlah pertemuan di Hotel Santika, Bekasi yang belangsung ICWRMIP S.C.2.3 merupakan salah satu program dan aksi nyata pemerintah pusat, pemerintah daerah dan masyarakat dengan dukungan pendanaan dari ADB Loan 2501-INO, untuk meningkatkan penyediaan air bersih, sanitasi, dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat sepanjang Saluran Tarum Barat terutama dalam menurunkan angka penyakit yang ditularkan melalui air “Berakhirnya Proyek ICWRMIP (Integrated Citarum Water Resources Management Investment Programme) S.C.2.3 Tahap 1” PERISTIWA dari tanggal 24-25 Juni 2014 dan dihadiri oleh lintas sektor Pusat, lintas program di Kemenkes, lintas sektor Kabupaten/Kota Lokasi ICWRMIP S.C.2.3, Bappeda Kabupaten/Kota, Dinas kesehatan Kabupaten/Kota, Dinas Cipta Karya/Bina Marga / Kebersihan kota dan Perwakilan Badan Pengelola Sarana ICWRMIP S.C.2.3. Program ini sangat membantu dalam upaya meningkatkan derajat 5Edisi 3 | Juli - September 2014
  • 7. Edisi 3 | Juli - September 2014 kesehatan, dimana melalui kegiatan promosi dan penyuluhan kesehatan serta pemberdayaan masyarakat terjadi perubahan sikap perilaku masyarakat untuk hidup bersih dan sehat. Dan melalui penyediaan sarana air, sanitasi dan pengelolaan sampah telah meningkatkan akses penyediaan air, sanitasi dan pengelolaan daur ulang sampah, serta juga meningkatkan akses masyarakat terhadap air dan sanitasi yang pada akhirnya secara berkelanjutan akan menurunkan faktor risiko terjadinya penyebaran penyakit dan pada akhirnya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Pelaksanaan ICWRMIP SC 2.3 dilakukan dalam 2 tahap. Pelaksanaan tahap pertama ICWRMIP Sub Komponen 2.3 menjangkau 15 desa di 3 kabupaten/kota yaitu Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi dan Kabupaten Kerawang, masing-masing 5 desa. Pelaksanaan tahap kedua menjangkau 10 desa di Kab Bekasi (4 desa), Kab Karawang (4 desa) dan Kab Bandung (2 desa). Melalui Kegiatan ICWRMP SC 2.3, telah dihasilkan Penyediaan sarana air minum (SAM) sebanyak 29 unit SAM sistim perpipaan, 28 Unit Sanitasi Komunal dan 27 Unit Pusat Daur Ulang Sampah menggunakan metode 3 R (Reduce, Reuse dan Recycle). Telah terwujud juga peningkatan PERISTIWA akses air dan sanitasi di lokasi desa sasaran meliputi akses air minum yang meningkat dari 20,55 % menjadi 87,30 %; Akses sanitasi (BAB yang sehat) yang meningkat dari 72,17% menjadi 92,79 % dan akses tidak membuang sampah sembarangan yang semula 0 % menjadi 50,31 %. Keberhasilan yang kita capai adalah berkat kerja sama yang baik antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah dan Masyarakat dan hasilnya merupakan investasi program yang potensial, sehingga perlu dijaga kesinambungannya untuk dikembangkan baik melalui modifikasi dan replikasi pendekatan menggunakan sumber dana daerah dan dana dari sumber -sumber lainnya, sehingga pada akhirnya dapat memberikan kontribusi secara significant menurunkan penyakit karena air dan lingkungan dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, ungkap drh. Wilfried H. Purba, MM, M. Kes dalam sambutannya. (AS) BULETIN LINGKUNGAN SEHAT 6
  • 8. BULETIN LINGKUNGAN SEHAT PERISTIWA Di dalam rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019, Pemerintah Indonesia bertekad untuk mencapai akses 100% (Akses Universal) untuk pembangunan sanitasi di Indonesia. Target ini 11 tahun lebih cepat dari target akses universal seluruh negara di dunia pada tahun 2030 seperti yang tengah dirancang oleh Tim Teknis Sanitasi PBB untuk pembangunan sanitasi pasca MDG 2015. Data SUSENAS tahun 2013 menunjukan bahwa di Indonesia akses sanitasi adalah sebesar 59.71% (perkotaan 75%; perdesaan 44%). Ini berarti, masih ada 40,29% atau 100 juta penduduk Indonesia yang harus mendapatkan akses sanitasi sampai akhir tahun 2019. Sanitasi Total Berbasis Masyarakat atau STBM, sebagai salah satu upaya pemerintah dalam mendukung upaya percepatan peningkatan Akses Universal di Indonesia telah ditetapkan sebagai pendekatan pembangunan sanitasi nasional sejak tahun 2008. Sampai dengan akhir tahun 2013, STBM telah dilaksanakan di 16,228 desa. Diperkirakan target pelaksanaan STBM di 20,000 desa pada akhir 2014 dapat terpenuhi. Mempertimbangkan hal tersebut, STBM diharapkan mampu untuk berkontribusi “WUJUDKAN KETERSEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI LAYAK BAGI MASYARAKAT” secara nyata dalam pencapaian Akses Universal Sanitasi di Indonesia pada tahun 2019. Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) STBM ke dua, yang telah dilaksanakan di Hotel Discovery Ancol, 3-5 September 2014 menjadi awal tahapan pembangunan jangka menengah 2015-2019 karena memiliki nilai strategis untuk memberikan arahan pembangunan sanitasi nasional. Pertemuan ini terselenggara atas dukungan dan kerjasama Kementerian Kesehatan dengan Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional, Kementerian Dalam Negeri dan mitra STBM yaitu Pokja Air Minum dan Penyehatan Lingkungan, Pamsimas (Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat), PPSP (Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman), Water Sanitation Program World Bank, Plan Indonesia, Unicef, SNV, IUWASH-USAID, dan World Vision Indonesia. Dihadiri oleh Menteri Kesehatan, Menteri PPN/Bappenas, Direktur Jenderal Bina Bangda Kemendagri, Direktur Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman Ditjen Cipta Karya Kementerian PU, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Provinsi, Kepala Bappeda Provinsi, Kepala Dinas Pembangunan Masyarakat 7Edisi 3 | Juli - September 2014
  • 9. Edisi 3 | Juli - September 2014 PERISTIWA Desa, serta Kepala BBTKL PP (Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit) dan BTKL PP (Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit), Direktur dari 25 Politeknik Kesehatan dari seluruh Indonesia, serta perwakilan negara sahabat dari Laos, Pakistan dan Philipina membuat Ballroom Discovery Hotel penuh sesak dengan wajah-wajah penuh perhatian, semangat dan kebanggaan. Pada pembukaan kegiatan tersebut Menteri Kesehatan dr. Nafsiah Mboi, Sp.A., MPH membuka Rakornas STBM. Pertemuan ini mengangkat tema Bersinergi dalam STBM Mencapai Universal Access 2019. “Tema ini sangat relevan dengan upaya kita bersama mewujudkan tersedianya air minum dan sanitasi layak bagi seluruh rakyat kita”, ujar beliau dalam sambutannya. STBM merupakan pendekatan untuk mengubah perilaku higienis dan saniter melalui pemberdayaan serta memiliki karakter dan metode spesifik. Berbagai inovasi telah dilakukan dan berhasil melahirkan banyak champion dari desa hingga pusat yang mampu mendorong berbagai perubahan menuju status bebas dari kebiasaan BAB sembarangan (ODF) dari berbagai tingkatan. Pendekatan ini telah berkontribusi pada percepatan perubahan perilaku masyarakat dan penyediaan layanan sanitasi yang memenuhi standar kesehatan. Pelaksanaan STBM di seluruh Indonesia tidak terlepas dari dukungan lintas sektor dan lintas program terkait. BULETIN LINGKUNGAN SEHAT 8
  • 10. BULETIN LINGKUNGAN SEHAT Terdapat berbagai kegiatan, program, maupun proyek di daerah yang berhubungan dengan STBM. Walaupun saling terkait, namun pada praktiknya metode dan teknis pelaksanaan serta pengelolaan kegiatan tersebut belum saling terkoneksi dengan efektif karena masih terdapat berbagai isu dan perspektif yang belum sama. Di sisi lain target akses universal sanitasi Indonesia harusnya menjadi tujuan bersama yang harus dicapai pada tahun 2019. Peran kelembagaan menjadi sangat penting dalam memastikan pencapaian pembangunan bidang sanitasi. Ir. Nugroho Tri Utomo, MRP, Direktur Permukiman dan Perumahan, Bappenas menegaskan bahwa “Pembangunan sanitasi harus berdasarkan rencana Srategi Sanitasi Kabupaten/Kota (SSK), karena itu STBM harus menjadi bagian dan masuk dalam SSK, sehingga menjadi dasar prioritas pendanaan. STBM bisa semakin terangkat dengan cara pembelajaran horizontal, dimana pengalaman keberhasilan dan kegagalan didokumentasikan kemudian disebarkan. Melalui Kemendagri STBM dimasukkan dalam SPM (Standar Pelayanan Minimal) sebagai pintu masuk untuk memberikan bantuan dari berbagai aspek”. Antusiasme peserta yang mengikuti seluruh acara saat itu akhirnya melahirkan “KONVENSI ANCOL” untuk menjaga dan mengelola dinamika serta berbagai inovasi yang telah terbangun dalam mendukung perwujudan akses universal sanitasi Indonesia tahun 2019. Tujuh butir Konvensi Ancol adalah; 1. Adanya sistem yang berkelanjutan dan didukung kelembagaan yang kuat di semua tingkatan serta memiliki tugas dan kewenangan yang jelas. 2. Mengembangkan inovasi-inovasi metodologi yang aplikatif, memiliki daya ungkit tinggi dan daya saing positif serta mampu menjangkau kaum marginal. 3. Melakukan advokasi pembiayaan pembangunan sanitasi dalam kerangka STBM dari berbagai sumber lembaga keuangan lokal formal dan informal sebagai investasi untuk meningkatkan ekonomi masyarakat. 4. Mengelola berbagai potensi dan dukungan untuk pengembangan kapasitas dalam mendorong pelaksanaan STBM. 5. Mensinergikan STBM dalam berbagai agenda dan program pembangunan sanitasi baik di perdesaan PERISTIWA 9Edisi 3 | Juli - September 2014
  • 11. Edisi 3 | Juli - September 2014 maupun perkotaan dengan memperkuat dari sisi perubahan perilaku masyarakatnya. 6. Membangun hubungan dengan berbagai pihak dalam pelaksanaan UU No 6 tahun 2014 tentang Desa yang disertai dengan turunan regulasinya untuk mendorong dari sisi pemberdayaan masyarakat melalui perubahan perilaku higienis dan saniter. 7. Mengembangkan berbagai model pembelajaran yang mampu mempercepat pemenuhan kebutuhan tenaga fasilitator (kuantitas maupun kualitas) baik secara formal maupun informal. Kesepakatan ini ditandatangani oleh perwakilan dari pusat (Kemenkes, Kemendagri, Bappenas, dan Kemen PU) dan 34 Provinsi. Kehadiran 34 provinsi juga memberikan inspirasi dan semangat terutama kepada stakeholder pusat untuk terus berupaya mendukung pencapaian target akses universal sanitasi 2019. Proses Rakornas II STBM telah mendorong keterbukaan berbagai pihak dalam mensinergikan STBM pada program-program sanitasi dan menghasilkan rekomendasi yang akan menjadi dasar arahan garis besar pelaksanaan STBM di daerah. Apresiasi kehadiran 4 (empat) SKPD layak diberikan karena berkontribusi dalam mengembangkan paradigma bersama bahwa: 1. STBM bukan proyek, namun pendekatan yang bisa masuk ke berbagai program. 2. STBM fokus pada pemberdayaan masyarakat untuk perubahan perilaku higiene dan sanitasi. 3. STBM merupakan pendekatan unggulan yang memiliki karakter dan metode spesifik untuk mempercepat peningkatan capaian akses universal bidang sanitasi. Dirjen PMD kementerian Dalam Negeri, Ir. Tarmizi A Karim, Msc., dalam sambutan penutupan Rakornas STBM menyampaikan bahwa penting untuk bisa menumbuhkan kesadaran dalam diri masyarakat untuk bisa berbuat lebih baik dalam pembangunan sanitasi. “Partisipasi tumbuh saat muncul kesadaran. Maka jika ingin ada partisipasi dari masyarakat, tumbuhkanlah kesadaran mereka”, ungkapnya. Menumbuhkan kesadaran ini, sangat mungkin dilakukan oleh STBM. Pendekatan menggunakan hati membuat STBM sangat mampu membangun kesadaran dalam masyarakat mengenai pentingnya menjaga sanitasi lebih baik. (RS/HK/YS) PERISTIWA BULETIN LINGKUNGAN SEHAT 10
  • 12. BULETIN LINGKUNGAN SEHAT berjasa dalam mengantarkan rancangan PP seperti Bpk. Hening Darpito (Mantan Ka. Direktorat Penyehatan Air dan Sanitasi) dan Bpk. Abdullah Muthalib (Mantan Kadit Penyehatan Lingkungan dan Kadit Penyehatan Air). Pertemuan yang dibuka secara resmi oleh Dirjen PP dan PL tersebut, dihadiri juga oleh Sesditjen, Para Direktur di lingkungan PP dan PL, Kabag PI, Kabag HOH, Ka. HAKLI Pusat, Ka. Poltekes Jakarta serta seluruh staf Dit PL. Dalam sambutannya, Dirjen PP dan PL menghimbau agar HAKLI dapat menerapkan PP Kesling di dalam tugasnya dan Poltekes dapat memasukan PP Kesling dalam kurikulum akademik sebagai bahan ajar yang akan datang. Untuk semakin menekankan himbauan beliau tersebut, maka dilakukan penyerahan secara simbolis buku PP Kesling kepada Ka. Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan (HAKLI) Pusat dan Ka. Poltekes Jakarta. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 (Pasal 163) tentang Kesehatan, dinyatakan perlu ditetapkan Peraturan Pemerintah tentang Kesehatan Lingkungan. Oleh karena itu lahirlah Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2014 tentang Kesehatan Lingkungan. Sejak ditetapkan di Jakarta, 6 Agustus 2014, peraturan ini menjadi kabar gembira yang sudah lama ditunggu- tunggu oleh para ahli kesehatan lingkungan karena peraturan ini sangat berguna bagi para ahli kesehatan lingkungan dalam melaksanakan tugasnya. Selain itu, Rancangan Peraturan Pemerintah (PP) yang sudah dirintis sejak tahun 1992 oleh 2 (dua) direktorat bidang kesehatan lingkungan (kesling) yaitu Direktorat Penyehatan Air dan Direktorat Penyehatan Lingkungan ini menempuh perjalanan yang tidak mudah. Sampai pada lahirnya, berbagai upaya dilakukan untuk mendapatkan dukungan dan persetujuan dari berbagai lintas program dan lintas sektor, meskipun dengan keterbatasan dana yang mengalami pasang surut. Oleh karena itu, sebagai ungkapan syukur, maka pada tanggal 8 Septembar 2014 Direktorat Penyehatan Lingkungan mengadakan pertemuan dengan mengundang para tokoh yang telah Kabar Gembira Yang Ditungu-tunggu : “PERATURAN PEMERINTAH (PP) KESEHATAN LINGKUNGAN SUDAH TERBIT” SEKILAS TENTANG ISI PERATURAN PEMERINTAH KESEHATAN LINGKUNGAN (PP KESLING) Kesehatan Lingkungan adalah upaya pencegahan penyakit dan/atau gangguan kesehatan dari faktor risiko lingkungan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat baik dari aspek fisik, kimia, biologi, maupun sosial. Tujuan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat, baik dari aspek fisik, kimia, biologi, maupun sosial, yang memungkinkan setiap orang mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. PP Kesling terdiri dari bagian-bagian yang meliputi Ketentuan Umum; Tanggung Jawab dan Wewenang EDUKATIF DAN INFORMATIF Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota; Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan; Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan; Sumber Daya; Koordinasi, Jejaring Kerja, dan Kemitraan; Peran Serta Masyarakat; Pembinaan dan Pengawasan; Ketentuan Peralihan dan Ketentuan Penutup. Tanggungjawab Pemerintah, Pemprov, Pemkab/kota adalah menjamin tersedianya kesehatan yang setinggi- tingginya sesuai dengan kewenangannya; mengatur, membina dan mengawasi penyelenggaraan kesling; dan memberdayakan dan mendorong peran aktif masyarakat dalam penyelenggaraan kesling. Oleh : dra. Tri Saptaningsih, M.Si Fungsinal Sanitarian Madya, Subdit PKSD, Dit. Penyehatan Lingkungan, Ditjen PP dan PL, Kemenkes RI 11Edisi 3 | Juli - September 2014
  • 13. Edisi 3 | Juli - September 2014 Air Udara Tanah Pangan Sarana dan bangunan 1. Minum (fisik, biologi, kimia, radioaktif) 2. Higiene sanitasi (fisik, biologi, kimia, radioaktif) 3. Kolam renang, solus per aqua, pemandian umum (fisik, biologi, kimia, radioaktif) 1. Fisik 2. Kimia 3. Kontaminan biologi 1. Fisik 2. biologi, 3. Kimia, 4. Radioaktif) 1. Biologi 2. Kimia 3. B e n d a lain. 1. Debu total 2. Asbesbebas 3. Timah hitam untuk bahan bangunan 1. Jenis 2. Kepadatan 3. Habitat Perkembang biakan Vektor dan bintang pembawa penyakit Pemerintah Kab/Kota  Menetapkan kebijakan dan strategi nasional  Menetapkan Standar Baku Mutu dan Persyaratan Kesehatan  Menetapkan kebijakan nasional mitigasi dan adaptasi perubahan iklim  Melakukan mitigasi dan adaptasi perubahan iklim terkait kesehatan di lintas provinsi dan lintas batas negara  Melakukan koordinasi, pengembangan, dan sosialisasi penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan tingkat nasional  Melakukan pengelolaan dan pengembangan sistem informasi kesehatan lingkungan  Melakukan kerjasama dengan lembaga nasional dan internasional sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan  Melaksanakan fasilitasi Kesehatan Lingkungan di lintas provinsi dan lintas batas negara  Menetapkan kebijakan penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan secara berjenjang  Menetapkankebijakanmitigasi dan adaptasi perubahan iklim terkait kesehatan  Melakukan mitigasi dan adaptasi perubahan iklim melakukan koordinasi, pengembangan dan sosialisasi penyelenggaraan kesehatan  Melakukan pengelolaan dan pengembangan sistem informasi Kesehatan Lingkungan  Melakukan kerjasama dengan lembaga nasional melaksanakan fasilitasi Kesehatan Lingkungan antar kabupaten/kota  Menetapkan kebijakan untuk melaksanakan penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan dan Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan di tingkat kabupaten/kota dengan berpedoman pada kebijakan dan strategi nasional dan kebijakan yang ditetapkan pemerintah daerah provinsi  Melakukan mitigasi dan adaptasi perubahan iklim terkait kesehatan di kabupaten/kota  Melakukan kerjasama dengan lembaga nasional sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan Pemerintah Pusat Pemerintah Provinsi Berikut tabel wewenang Pemerintah, Pemprov dan Pemkab/Kota : Standar Baku Mutu dan Persyaratan Kesehatan Standar baku mutu kesling adalah spesifikasi teknis atau nilai yang dibakukan pada media lingkungan yang berhubungan atau berdampak langsung terhadap kesehatan masyarakat. Persyaratan kesehatan adalah kriteria dan ketentuan teknis kesehatan pada media lingkungan. Kualitas Lingkungan sehat dapat diwujudkan dengan Pemenuhan Standar Baku Mutu dan Persyaratan kesehatan yang berdampak langsung terhadap kesehatan masyarakat pada media Air, Udara, Tanah, Pangan, Sarana dan Bangunan, Vektor dan Binatang pembawa penyakit yang berada di lingkungan Permukiman, Tempat Kerja, Tempat rekreasi, Tempat dan Fasilitas Umum. Berikut tabel wewenang Pemerintah, Pemprov dan Pemkab/Kota : EDUKATIF DAN INFORMATIF BULETIN LINGKUNGAN SEHAT 12
  • 14. BULETIN LINGKUNGAN SEHAT Penyelenggaraan kesehatan lingkungan Penyelenggaraan kesling meliputi penyehatan, pengamanan dan pengendalian. Penyehatan adalah upaya pencegahan penurunan kualitas media lingkungan dan upaya peningkatan kualitas media lingkungan. Pengamanan adalah upaya perlindungan terhadap kesehatan masyarakat dari faktorr isiko atau gangguan kesehatan. Air Perlindungan kesmas Udara Tanah Pengolahan limbah Pengawasan limbah Pangan Sarana dan bangunan 1. Pengawasan 2. Pelindungan 3. Peningkatan kualitas 1. Sampah tidak diolah (pengurangan, penanganan) 2. Zat kimia berbahaya (pajanan & kontaminasi penggunaan) 3. Gangguan fisika udara 4. Radiasi pengion dan non pengion 5. Pestisida 1. Pemantauan 2. P e n c e g a h a n penurunan kualitas 1. Pemantauan 2. Pencegahan penurunan kualitas 1. Limbah cair 2. Limbah padat 3. Limbah gas 1. Pengawasan 2. Pelindungan 3. Peningkatan kualitas 1. Pengawasan 2. Pelindungan 3. Peningkatan kualitas 1. Limbah cair, 2. Limbah padat 3. Limbah gas Berikut tabel upaya penyehatan yang dilakukan di media : Pengendalian adalah upaya untuk mengurangi atau melenyapkan faktor risiko penyakit dan/atau gangguan kesehatan. Pengendalian dilakukan terhadap vektor dan binatang pembawapenyakit,meliputiPengamatandanpenyelidikan bioekologi, Status kevektoran, Status resistensi, Efikasi, Pemeriksaan spesimen, Pengendalian vektor pengelolaan lingkungan dan Pengendalian vektor terpadu terhadap vektor dan binatang pembawa penyakit. Metode pengendalian meliputi fisik, kimia, biologi, pengelolaan lingkungan dan secara terpadu. Penyelenggara kesling (pengelola, penyelenggara dan penanggungjawab) mempunyai kewajiban melakukan Upaya Penyehatan, Pengamanan, dan Pengendalian; dilakukan secara terus menerus dan berkelanjutan; dan bekerja sama dengan atau menggunakan jasa pihak lain yang berkompeten, memenuhi kualifikasi, dan/atau terakreditasi. Pemerintah, pemerintah provinsi, dan pemerintah kab/kota mempunyai kewenangan untuk melakukan penyelenggaraan kesling dalam keadaan tertentu. Keadaan tertentu meliputi kondisi matra dan ancaman global perubahan iklim. Kondisi matra yaitu pra kejadian kondisi matra, kejadian kondisi matra, dan pasca kejadian kondisi matra. Sumber daya Sumber daya manusia kesehatan adalah memiliki keahlian dan kompetensi yang diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan. Pendanaan dapat bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN), Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD), masyarakat dan sumber lain sesuai per UU. Teknologi memanfaatkan Teknologi Tepat Guna (TTG) yang didukung penelitian, pengembangan, penapisan teknologi, pengujiian laboratorium serta tidak menimbulkan gangguan kesehatan. Koordinasi, jejaring kerja dan kemitraan Membangun dan mengembangkan koordinasi, jejaring dan kemitraan bertujuan Menyelesaikan masalah antar daerah; Menyesuaikan pandangan dari setiap pemangku kepentingan; Meningkatkan kemampuan SDM, kajian, penelitian, kerja sama antar wilayah dengan luar negeri atau pihak ketiga; Memberikan informasi antar instansi pemerintah, pemprov, pemkab/pemkota, EDUKATIF DAN INFORMATIF 13Edisi 3 | Juli - September 2014
  • 15. Edisi 3 | Juli - September 2014 organisasi profesi, lembaga internasional, asosiasi dan LSM dlm suatu sistem jaringan informasi nasional dan internasional; dan Meningkatkan kewaspadaan dini dan kesiapsiagaan kesling. Peran serta Masyarakat Masyarakat berperan dalam penyelenggaraan kesling melalui Perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, penilaian dan pengawasan; Pemberian bantuan sarana, tenaga ahli, dan finansial; Dukungan kegiatan penelitian dan pengembangan kesling; Pemberian bimbingan dan penyuluhan serta penyebarluasan informasi; Sumbangan pemikiran dan pertimbangan berkenaan dengan penentuan kebijakan penyelenggaraan kesling. Pembinaan dan Pengawasan Pemerintah, Pemprov, pemkab/kota sesuai kewenangan melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan kesling, penerapan standar Baku Mutu kesling dan penerapan persyaratan kesehatan. Tujuan pembinaan dan pengawasan adalah untuk Mencegah timbul risiko buruk, Mewujudkan lingkungan sehat dan Kesiapsiagaan bencana. Pembinaan melalui Pemberdayaan masyarakat, Pendayagunaan tenaga kesling, dan Pembiayaan program. Pengawasan dilakukan oleh Menteri yang dapat didelegasikan kepada kepala dinas kesehatan di Provinsi, Kab/Kota kepada masyarakat, dan Pengelola, Penyelenggara, dan Penanggungjawab lingkungan. Menteri atau Kepala Dinas dalam melaksanakan tugasnya dapat mengangkat Tenaga Pengawas dengan tugas memantau dan mengevaluasi penyelenggaraan kesling terhadap pelaksanaan perwujudan media lingkungan yang memenuhi standar dan persyaratan kesehatan dan pemeriksaan kualitas media lingkungan permukiman, tempat kerja, tempat rekreasi, serta tempat dan fasilitas umum. EDUKATIF DAN INFORMATIF BULETIN LINGKUNGAN SEHAT 14
  • 16. BULETIN LINGKUNGAN SEHAT Beberapa waktu lalu kita sudah pernah membahas mengenai pangan jajanan. Pangan jajanan ini banyak sekali jenisnya dan pada umumnya mencerminkan budaya lokal atau kekhasan dari suatu daerah. Pangan jajanan sering kali dikambing- hitamkan sebagai sumber cemaran dan penyakit bagi yang mengkonsumsinya. Hal ini akibat dari kurang terjaminnya kebersihan dan keamanan pangan tersebut. Disisi lain, pangan jajanan berkontribusi dalam menyediakan sumber gizi dan pemenuhan pangan bagi banyak orang karena mudah diakses dan harganya yang relative terjangkau oleh hampir seluruh lapisan masyarakat. Masalah utama yang dihadapi pangan jajanan yang ada di sekitar kita antara lain : 1. Cemaran mikroba akibat dari buruknya kondisi higiene dan sanitasi 2. Cemaran kimia yang pada umumnya karena kondisi lingkungan dan bahan baku yang tercemar 3. Penyalahgunaan bahan berbahaya yang dilarang untuk pangan (boraks, formalin, rhodamin B, metanyl yellow, dan lain sebagainya) 4. Penggunaan bahan tambahan pangan yang melebihi batas maksimal yang diizinkan 5. Ketidaktahuan, ketidakpedulian dan kesadaran masyarakat baik pedagang maupun pembeli terhadap penggunaan bahan berbahaya non pangan 6. Kebiasaan pedagang yang sering berpindah-pindah sehingga menyulitkan dalam melakukan pembinaan dan pengawasan Dalam rangka meminimalisasi masalah-masalah tersebut maka peranan institusi kesehatan menjadi sangat penting, khususnya dalam melakukan pembinaan dan pengawasan usaha pengelolaan pangan siap saji. Oleh karena itu, kehadiran sentra pangan jajanan siap saji diharapkan dapat menjadi solusi dan mampu memberi daya ungkit dalam mewujudkan pangan yang bersih, aman dan sehat. D a s a r pembentukan sentra pangan jajanan siap saji adalah Peraturan Presiden RI Nomor 125 Tahun 2012 tentang Koordinasi Penataan dan Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 41 Tahun 2012 tentang Pedoman Penataan dan Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima dan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 942 Tahun 2003 tentang Pedoman Persyaratan Higiene dan Sanitasi Makanan Jajanan. Sentra pangan jajanan siap saji adalah sebuah kompleks atau pusat yang terdiri dari banyak kios atau gerobak yang menjual berbagai pangan jajanan siap saji yang dilengkapi dengan fasilitas higiene sanitasi dan fasilitas untuk memproduksi pangan yang baik. Tujuan dari pembentukan sentra pangan jajanan siap saji adalah untuk meminimalkan kemungkinan bahaya keamanan pangan karena ketidakmampuan pedagang pangan jajanan untuk menyediakan lingkungan yang aman, sanitasi dan kondisi yang tepat untuk persiapan dan penjualan makanan yang aman. Oleh karena itu, sentra pangan jajanan siap saji harus memiliki fasilitas dan layanan yang memadai sesuai dengan persyaratan untuk menyediakan pangan yang aman, yang meliputi menyediakan sarana untuk menyimpan, menyiapkan dan menyajikan pangan yang aman; menyediakan fasilitas yang diperlukan, seperti sumber air, cahaya yang cukup, drainase dan pembuangan limbah padat dan cair, menyediakan lingkungan yang kondusif bagi konsumen, menjadi sarana yang tepat bagi instansi yang berwenang untuk melakukan program pembinaan “PENGEMBANGAN SENTRA PANGAN JAJANAN SIAP SAJI TAHUN 2015” Oleh : Nuri Handayani, SKM JFU Sanitarian Subdit HSP, Dit. Penyehatan Lingkungan Ditjen PP dan PL, Kemenkes RI EDUKATIF DAN INFORMATIF 15Edisi 3 | Juli - September 2014
  • 17. Edisi 3 | Juli - September 2014 yang berkaitan dengan keamanan pangan seperti sosialisasi informasi, pendidikan dan pelatihan bagi pengelola sentra pangan jajanan siap saji, pedagang pangan jajanan siap saji dan konsumen dan mendorong kegiatan sosiasi pedagang pangan jajanan siap saji di lokasi terkait. Oleh karena sentra pangan jajanan siap saji dinilai memiliki daya ungkit yang tinggi maka Subdit Higiene Sanitasi Pangan menginisiasi pengembangan sentra pangan jajanan siap saji. Pengembangan sentra pangan jajanan siap saji tersebut rencananya akan dilaksanakan pada Tahun 2015 melalui alokasi tugas perbantuan yang dialokasikan di 15 Kabupaten/Kota, antara lain Kota Medan, Kota Tanjung Pinang, Kota Solok, Kota Bengkulu, Kota Metro, Kota Bandung, Kota Depok, Kab. Karawang, Kota Bogor, Kab. Magelang, Kab. Gunung Kidul, Kota Probolinggo, Kab. Jombang, Kota Manado dan Kab.Muna. Alokasi tugas perbantuan untuk pengembangan sentra pangan jajanan siap saji berbentuk pembangunan fisik sarana dan prasarana sentra, seperti : 1. Bangunan pencucian piring komunal lengkap 2. Fasilitas sarana air bersih 3. Pengelolaan limbah cair sehat Konsolidasi dengan pengelola sentra pangan jajanan di Kab. Magelang untuk mengidentifikasi sarana dan prasarana yang dibutuhkan Foto fasilitas yang disediakan di salah satu sentra pangan jajanan siap saji Foto sertifikat laik sehat Foto salah satu sentra pangan jajanan yang akan di kembangkan melalui alokasi tugas perbantuan TA 2015 EDUKATIF DAN INFORMATIF 4. Penyimpanan makanan komunal sehat 5. Fasilitas pencucian tangan komunal 6. Paket dukungan operasional higiene sanitasi, yang berupa : a. Baju kerja karyawan (celemek, topi) @ 2 pasang x 20 buah b. Keranjang sampah basah dan kering tertutup @ 2 pasang x 20 buah c. Sendok/penjepit makanan x 20 buah d. Masker penutup mulut (mika) e. Desinfektan f. Sabun cuci tangan cair g. Sarung tangan h. Lap tangan i. Talenan j. Tudung saji (penutup makanan) Dasar pengalokasian tugas perbantuan adalah berdasarkan surat usulan dari masing-masing daerah. Oleh karena itu, bagi Kab/Kota yang ingin mendapatkan tugas perbantuan berupa pengembangan sentra pangan jajanan siap saji agar dapat mengirimkan surat usulan yang ditujukan kepada Direktur Penyehatan Lingkungan. So, tunggu apa lagiii….. BULETIN LINGKUNGAN SEHAT 16
  • 18. BULETIN LINGKUNGAN SEHAT Pengesahan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 tahun 2014 tentang Higiene Sanitasi Depot Air Minum pada tanggal 25 Juli 2014, oleh Menteri Kesehatan ibu Nafsiah Mboi, menjadi momentum penting bagi masyarakat untuk dilindungi dari risiko penyakit bawaan air akibat mengkonsumsi air minum yang berasal dari depot air minum yang tidak memenuhi standar baku mutu dan persyaratan higiene sanitasi serta juga menjadi momentum penting bagi pengelola program Kesehatan Lingkungan di Dinas Kesehatan agar dapat melakukan pengawasan Higiene Sanitasi Depot Air Minum (DAM) dengan baik sesuai dengan standard baku dan persyaratan kesehatan. Tidak dapat dipungkiri bahwa air bersih merupakan kebutuhan utama dari manusia untuk kelangsungan hidupnya. Oleh karena itu, DAM yang merupakan bentuk usaha pengolahan air baku menjadi air minum dalam bentuk curah untuk kemudian dijual langsung kepada konsumen, tentunya menjadi peluang usaha yang menarik saat ini maupun di masa yang akan datang. Hal tersebut terjadi karena memang hampir seluruh masyarakat baik yang hidup di kota-kota besar maupun di perdesaan mengkonsumsi produk air minum dari DAM tersebut karena dapat diperoleh secara praktis dengan cara membeli dan harga yang ditawarkan pun relatif murah jika dibandingkan dengan membeli air yang sudah dikemas (air kemasan). Fenomena tersebut juga ditandai dengan makin banyaknya bermunculan usaha DAM yang mana menunjukan prospek yang cerah bagi perusahaan pengelola air ini untuk lebih maju dan berkembang. Setiap DAM mempunyai kewajiban menjamin agar Air Minum yang dihasilkan memenuhi standar baku mutu persyaratan kualitas Air minum sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan dan memenuhi persyaratan Higiene Sanitasi dalam pengelolaan Air Minum. Proses Pengolahan Air Minum di DAM sendiri adalah sebagai berikut : “Penerapan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 tahun 2014 tentang Higiene Sanitasi Depot Air Minum, melindungi Masyarakat dari Faktor Risiko Penyakit Bawaan Air” Oleh : Aloysia Widyastuti,SKM,M.Si Fungsinal Sanitarian Muda, Subdit HSP, Dit. Penyehatan Lingkungan, Ditjen PP dan PL, Kemenkes RI EDUKATIF DAN INFORMATIF 17Edisi 3 | Juli - September 2014
  • 19. Edisi 3 | Juli - September 2014 a. Penampungan air baku Air baku yang diambil dari sumbernya diangkut dengan menggunakan tangki air dan selanjutnya ditampung dalam bak tendon. Bak tendon dibuat dari bahan tara pangan (food grade) dan bebas dari bahan-bahan yang dapat mencemari air. Tangki pengangkutan mempunyai persyaratan yang terdiri atas: (1) Khusus digunakan untuk air minum. (2) Mudah dibersihkan dan didesinfektan, serta diberi pengaman. (3) Harus mempunyai ”manhole”. (4) Pengisian dan pengeluaran air harus melalui kran. (5) Selang dan pompa yang dipakai untuk bongkar muat air baku harus diberi penutup yang baik, disimpan dengan aman dan dilindungi dari kemungkinan kontaminasi. Tangki, selang, pompa dan sambungan harus terbuat dari bahan tara pangan (food grade) tahan korosi dan bahan kimia yang dapat mencemari air. Tangki pengangkutan harus dibersihkan, disanitasi dan desinfeksi bagian luar dan dalam minimal 3 (tiga) bulan sekali. b. Penyaringan bertahap Tahapan penyaringan antara lain terdiri dari : (1) Saringan berasal dari pasir atau sandfilter (2) Saringan karbon aktif atau carbon filter (3) Saringan halus atau micro filter Desinfeksi dimaksudkan untuk membunuh kuman patogen. Proses desinfeksi dengan menggunakan ozon (O3) berlangsung dalam tangki pencampur ozon minimal 0,1 ppm dan residu ozon sesaat setelah pengisian berkisar antara 0,06 – 0,1 ppm. Tindakan desinfeksi selain menggunakan ozon, dapat dilakukan dengan cara penyinaran Ultra Violet (UV) dengan panjang gelombang 254 mm atau kekuatan 2.537 derajat Angstrom. Proses desinfeksi sinar UV yaitu dengan melewatkan air kedalam tabung atau pipa yang disinari dengan lampu ultra violet. Pengisian ketempat air (wadah) dilakukan dengan menggunakan alat serta dilakukan dalam tempat pengisian yang higienis dan segera ditutup dengan baik. Pada Peraturan Menteri Kesehatan ini diatur pula Persyaratan Higiene Sanitasi pada pengelolaan Air Minum yang meliputi aspek tempat, peralatan dan penjamah, sehingga Sanitarian yang bertugas melakukan pengawasan Higiene Sanitasinya harus selalu melihat pada tiga aspek tersebut, dimana aspek tersebut telah dituangkan di dalam cheklis Inspeksi Sanitasi Depot Air Minum. Bukti bahwa DAM itu telah diawasi oleh Dinas Kesehatan setempat, yaitu dengan dikeluarkannya Sertifikat Laik Higiene Sanitasi oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Sertifikat Laik Higiene Sanitasi ini juga dapat digunakan sebagai salah satu persyaratan untuk penerbitan izin usaha DAM maupun perpanjangan izinnya. Semua tata cara memperoleh Sertifikat Laik Higiene Sanitasi tertuang pada Permenkes tersebut pada Bagian Kedua pasal 8, sampai dengan pasal 14. Masa berlaku sertifikat Laik Higiene Sanitasi berlaku selama tiga tahun, namun sertifikat ini tidak berlaku/ batal apabila terjadi pergantian pemilik, pindah lokasi/alamat, terjadi pelanggaran terhadap ketentuan pasal 2 yang menyebabkan terjadinya Kejadian Luar Biasa Keracunan Pangan. Perlu menjadi catatan kita semua bahwa setiap DAM harus memiliki tenaga teknis sebagai konsultan di bidang higiene sanitasi dan tenaga tersebut harus terdaftar pada organisasi profesi bidang kesehatan lingkungan yang EDUKATIF DAN INFORMATIF BULETIN LINGKUNGAN SEHAT 18
  • 20. BULETIN LINGKUNGAN SEHAT EDUKATIF DAN INFORMATIF akuntabel dan diakui oleh Pemerintah pada kabupaten/ kota setempat. Bagi DAM yang belum memiliki tenaga teknis seperti yang dimaksud, maka Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dapat menunjuk tenaga teknis yang berasal dari organisasi profesi bidang kesehatan lingkungan. Salah satu hal yang tidak boleh terlupakan yaitu pemilik dan penjamah DAM wajib mengikuti pelatihan/ kursus Higiene Sanitasi yang diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan, Dinas Kesehatan Provinsi, Dinas Kesehatan Kab/Kota, KKP atau lembaga/ institusi lain sesuai peraturan perundang-undangan. Setelah selesai kursus maka yang telah lulus dapat diberikan sertifikat yang ditandatangani oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atau kepala KKP dan penyelenggaran pelatihan/kursus. Dalam rangka pengawasan, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atau Kepala KKP dapat memberikan sanksi administratif kepada DAM, berupa teguran lisan, teguran tertulis, dan pencabutan Sertifikat Laik Higiene Sanitasi sampai kepada rekomendasi pencabutan izin usaha kepada pejabat yang berwenang mengeluarkan izin usaha. Memang tidak gampang untuk mensosialisasikan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2014 tentang Higiene Sanitasi Depot Air Minum ini kepada pengusaha dan masyarakat. Hal tersebut, karena sebagian masyarakat yang memang cuek dalam menuntut hak-haknya dari risiko penyakit atau karena banyak konsumen yang memang sering ‘dibodohi’ oleh produsen karena ketiadaan informasi ataupun informasi yang kurang transparan. Tanpa dukungan masyarakat konsumen, juga pengusaha, Permenkes ini ibarat jiwa tanpa nyawa. Maka, Permenkes tentang Higiene Sanitasi Depot Air Minum harus terus disebarkan dan diimplementasikan dengan baik di seluruh wilayah Indonesia. Tiada gading yang tak retak, maka Permenkes tentang Higine Sanitasi Depot Air Minum senantiasa terbuka untuk terus diperbaiki. Harapannya, Permenkes ini dapat dijadikan momentum untuk mendukung DAM yang memenuhi syarat kesehatan dan gerakan konsumerisme terkait air minum di Indonesia dalam era reformasi ini, melalui pencerdasan konsumen untuk selalu senantiasa kritis dalam memilih Depot Air Minum yang Memenuhi Syarat Kesehatan dan bersertifikat Laik Higine Sanitasi. 19Edisi 3 | Juli - September 2014
  • 21. Edisi 3 | Juli - September 2014 Seperti halnya keperluan rumah tangga dengan segala kebutuhannya dan dana yang perlu dikelola dengan seksama untuk melengkapi kebutuhan tersebut, begitu pula halnya dengan program kegiatan. Dana yang dimiliki oleh program harus dengan tepat dibelanjakan sesuai capaian program yang diinginkan dan perlu kecermatan dalam pemilihan “barang belanjaan” yaitu memilih kegiatan yang dapat memberikan daya ungkit cukup besar. Beberapa tahun terakhir ini, program penyehatan permukiman dan tempat-tempat umum melalui pendanaan Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan/TP, menetapkan sasaran pada pondok pesantren/pontren sebagai lokus yang cukup strategis dan memiliki daya ungkit yang cukup besar. Kegiatan yang dilakukan melalui pendanaan ini, yaitu penyediaan air minum yang lebih berkualitas, pembangunan sarana sanitasi yang lebih memadai, serta perubahan perilaku hidup bersih dan sehat. Output keberhasilan program melalui pendanaan TP ini, yaitu peningkatan akses sarana air bersih, peningkatan akses sarana sanitasi, pemanfaatkan sarana yang sudah dibangun, dan perubahan perilaku sehat. Metode yang dipakai untuk mengetahui kebutuhan santri terhadap pondok pesantren terkait substansi di atas, dilakukan secara partisipatif dengan tools/kit yang tepat, sehingga para santri dapat mengetahui, memahami dan melaksanakan sesuai dengan kesadaran sendiri akan kebutuhannya. Opsi/pilihan terhadap sarana air minum dan sanitasi yang sudah ditetapkan, disusun bersama dengan petugas kesehatan/tenaga pendamping melalui proses perencanaan partisipatif saat pemberdayaan. Untuk pendanaan melalui TP ini, Opsi Pokok yang dapat dipilih yaitu sarana air bersih, sarana jamban yang sehat; sedangkan untuk Opsi Pengembangan, yaitu sarana cuci tangan dan sabun, sarana pembuangan “ Belanja Cermat, Investasi Tepat ” Oleh : Diah Wati, SKM, M.Kes Fungsional Sanitarian Muda, Subdit PP dan TTU Dit. Penyehatan Lingkungan Ditjen PP dan PL, Kemenkes RI EDUKATIF DAN INFORMATIF sampah, sarana pembuangan air limbah, serta tata ruang dan bangunan yang memadai, dan tempat wudhu. Para santri pada pontren ini diharapkan akan melakukan perubahan ke arah yang lebih baik terkait dengan kesehatan lingkungan, atau dapat dikatakan santri-santri ini akan menjadi “Agen Perubahan”. Pondok pesantren penerima dana bantuan TP ini diberikan syarat salah satunya yaitu minimal memiliki jumlah santri 150 orang (mondok dan tidak mondok). Menilik dari persyaratan jumlah tersebut, dapat kita hitung berapa banyak nantinya “agen” yang akan menyampaikan terkait kesehatan lingkungan, kepada orang tua dan atau keluarganya, dan jika sudah keluar dari pontren diharapkan akan menyampaikan kepada murid- muridnya serta lingkungannya. Melihat gambaran tersebut, maka investasi ini layak untuk “dibeli”, karena hasilnya cukup menjanjikan. BULETIN LINGKUNGAN SEHAT 20
  • 22. BULETIN LINGKUNGAN SEHAT No Provinsi Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 KABUPATEN/KOTA Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Nusa Tenggara Barat Lampung Banten Sumatera Barat Kabupaten Banyumas Kabupaten Pati Kabupaten Brebes Kabupaten Gunung Kidul Kabupaten Sleman Kabupaten Bantul Kabupaten Ngawi Kabupaten Pasuruan Kabupaten Ponorogo Kabupaten Lombok Timur Kabupaten Lombok Tengah Kabupaten Lombok Utara 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 Kab. Banyumas Kab. Brebes Kab. Pati Kab. Pemalang Kab. Gunung Kidul Kab. Sleman Kab. Bantul Kab. Ngawi Kab. Pasuruan Kab. Ponorogo Kab. Lumajang Kab. Sumenep Kab. Malang Kab. Lombok Timur Kab. Lombok Tengah Kab. Lombok Utara Kab. Lampung Selatan Kab. Lampung Barat Kab. Tulang Bawang Barat 1 2 3 4 1 2 3 1 2 3 4 5 6 1 2 3 1 2 3 Rembang Grobogan Kendal Kulon Progo Pamekasan Blitar Lombok Barat Sumbawa Bima Pandeglang Serang Lima Puluh Kota Solok 1 2 3 1 1 2 1 2 3 1 2 1 2 2 3 4 5 6 7 8 Jawa Barat Kabupaten Sukabumi Kabupaten Subang Kabupaten Garut 1 2 3 Kab. Sukabumi Kab. Subang Kab. Garut Kab. Purwakarta 1 2 3 4 Kab. Bogor Cirebon Cianjur 1 2 3 1 DAFTAR PROVINSI DAN KABUPATEN PENERIMA DANA DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN KESEHATAN LINGKUNGAN PONDOK PESANTREN EDUKATIF DAN INFORMATIF 21Edisi 3 | Juli - September 2014
  • 23. Edisi 3 | Juli - September 2014 “Cuci tangan, mengapa harus pakai sabun ?” “Cuci tangan, mengapa harus pakai sabun ?” pakai sabun cost effective untuk mencegah kesakitan dan kematian pada anak usia di bawah lima tahun akibat diare dan infeksi saluran pernapasan. Kegiatan sederhana, tidak memerlukan teknologi canggih atau pemikiran rumit namun terabaikan (Curtis, 2011). Hasil penelitian Laston (1992), Pinfold (1994), Curtis (2003), Luby et al (2005), Burton et al (2011), bahwa mencuci tangan dengan menggunakan sabun lebih efektif daripada mencuci tangan dengan menggunakan air saja sehingga sangat efektif untuk mencegah kejadian diare berupa penurunan secara bermakna insiden diare sebesar 42 - 53% dan pencegahan satu juta kematian akibat diare. Namun sayangnya yang sering kita temukan di beberapa Kenapa sih kita harus mencuci tangan ? dan kenapa juga harus pakai sabun ? pentingkah ? Ternyata tangan dengan segala fungsinya sangat membantu kita. Sebut saja untuk memegang benda, makan, menulis, membersihkan diri atau orang lain dan masih banyak lagi yang harus kita syukuri. Rasa syukur atas karuniaNYA kita ekspresikan dengan menjaga dan memeliharanya, karena tangan yang kotor justru berbalik menjadi penular kuman penyakit. Isu higiene personal seperti cuci tangan pakai sabun guna mencegah penularan penyakit infeksi seperti diare, pneumonia, infeksi saluran pernapasan, kecacingan dan lain-lain, tidak banyak mendapat perhatian seperti Malaria atau HIV/AIDS. Banyak penelitian membuktikan cuci tangan EDUKATIF DAN INFORMATIF Oleh : Yulita Supriatin, SKM, MKM Fungsional Sanitarian Muda, Subdit PASD, Dit. Penyehatan Lingkungan Ditjen PP dan PL, Kemenkes RI BULETIN LINGKUNGAN SEHAT 22
  • 24. BULETIN LINGKUNGAN SEHAT rumah makan justru fasilitas cuci tangan hanya tersedia berupa air di mangkuk saja atau tempat cuci tangan (westafel) yang tidak dilengkapi dengan sabun. Padahal mencuci tangan hanya pakai air saja tidak mampu menghilangkan semua kotoran dan kuman dari tangan. Dari hasil penelitian Burton et al (2011) diketahui bahwa bakteri penyebab diare 44 % ditemukan jika tidak mencuci tangan, 23% ditemukan jika mencuci tangan dengan air saja dan hanya 8 % jika melakukan cuci tangan pakai sabun. Pentingnya cuci tangan pakai sabun juga sudah dibuktikan dengan penelitian yang dilakukan oleh Pinfold, John V. pada tahun 1994 bahwa Faecal Stroptococci, hampir 90% mampu dieliminir dengan cuci tangan pakai sabun, berbeda dengan cuci tangan dengan air saja yang hanya mampu mengeliminir kuman sebesar 52%. Sabun berfungsi untuk mengangkat kotoran dan lemak yang menempel di tangan. Sedangkan kuman menempel pada kotoran dan lemak. Jadi, dalam soal sabun yang digunakan, mencuci tangan dengan sabun tanpa antiseptik sebenarnya sudah efektif untuk menurunkan risiko penularan penyakit di masyarakat. Hal ini didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Luby et al (2005). Penelitian tersebut menyatakan bahwa mencuci tangan dengan menggunakan EDUKATIF DAN INFORMATIF sabun antiseptik tidak lebih efektif dibandingkan dengan menggunakan sabun non antiseptik karena cuci tangan dengan sabun non antiseptik secara bermakna sudah dapat menurunkan 50% insiden pneumonia pada balita dan menurunkan insiden diare dibawah usia 15 tahun sebesar 53%. Cuci tangan pakai sabun mudah dan murah. Tidak memerlukan air yang banyak jika mengikuti langkah-langkah mencuci tangan. Air hanya digunakan ketika membasuh pertama untuk membantu kerja sabun menyebar rata ke seluruh bagian tangan dan ketika membilas tangan agar kotoran terbawa atau terangkat bersama-sama sabun. 23Edisi 3 | Juli - September 2014
  • 25. Edisi 3 | Juli - September 2014 Udara Segar Menyelamatkan Nyawa Sama seperti yang kita pelajari di sekolah, pohon melakukan fotosintesis untuk mengubah karbon dioksida menjadi oksigen yang kita butuhkan untuk bernapas. Hanya dalam waktu satu tahun, keberadaan pohon dapat menyelamatkan 850 nyawa dan mencegah 670.000 kasus gejala penyakit pernapasan akut, menurut penelitian baru yang diterbitkan dalam jurnal Pencemaran Lingkungan. Pohon menghapus polusi dari udara, membuat udara lebih sehat untuk dimasukkan ke dalam paru-paru kita. Menurut penelitian, udara segar yang dihasilkan oleh pohon sangat bermanfaat bagi mereka yang tinggal di daerah perkotaan, di mana udara tercemar lebih berat. S ementara dahulu kita dibesarkan dengan bermain-main melintasi ladang, berayun di taman, dan menjelajah bersama teman-teman dengan sepeda, justru sekarang sebagai orang dewasa banyak dari waktu kita dihabiskan di dalam ruangan. Padahal sebenarnya semua waktu yang dihabiskan di luar ruangan sebenarnya lebih baik seperti saat kita menggunakan energi masa kecil kita. Dan ilmu pengetahuan pun mendukung hal tersebut bahwa udara segar sungguh menguntungkan bagi kesehatan kita. “Mengapa Menghirup Udara Segar Sangat Baik Bagi Kita?” Oleh : Adhy Prasetyo Widodo, S.Si JFU Sanitarian Subdit PLUR, Dit. Penyehatan Lingkungan Ditjen PP dan PL, Kemenkes RI EDUKATIF DAN INFORMATIF BULETIN LINGKUNGAN SEHAT 24
  • 26. BULETIN LINGKUNGAN SEHAT Polusi udara dapat mengakibatkan beberapa masalah kesehatan. Udara yang sangat tercemar telah terbukti menyebabkan efek iritasi pada mata, hidung, dan tenggorokan. Udara yang sangat tercemar juga membuat penderita asma lebih sulit untuk bernapas. Beberapa bahan kimia yang mungkin ada di udara, seperti benzena dan vinil klorida, dapat bersifat sangat beracun. Pencemar ini bahkan dapat mengakibatkan kanker, cacat lahir, cedera paru-paru jangka panjang, serta kerusakan otak dan saraf. Menghirup udara segar yang dihasilkan oleh tanaman dapat menurunkan kemungkinan kontak dengan polutan yang menakutkan ini. Udara Segar Meningkatkan Kekebalan Tubuh Mungkin sudah saatnya untuk melangkah keluar jika kita menemukan diri kita ‘terkurung’ dengan banyak orang lain di dalam kantor, atau bahkan di rumah Anda sendiri. Jarak dekat seperti ini dapat menghadapkan kita pada berbagai macam kuman. Bahkan berjalan-jalan sebentar di luar ruangan dapat meningkatkan kekebalan tubuh kita. “Latihan menyebabkan peningkatan sel-sel pembunuh alami, neutrofil, dan monosit yang pada akhirnya meningkatkan fungsi kekebalan tubuh,” Ather Ali, ND, MPH, asisten direktur Complementary/Alternative Medicine Research di Yale-Griffin Prevention Research Center mengatakan dalam Health.com. Bau Udara Segar Menurunkan Stres dan Meningkatkan Kebahagiaan Ilmu pengetahuan menunjukkan bahwa kita harus menyempatkan diri untuk berhenti dan mulai mencium bau bunga mawar, karena bau mereka dapat meningkatkan perasaan relaksasi. Bunga lainnya, seperti lavender dan melati juga dapat menurunkan kecemasan dan memperbaiki suasana hati. Penelitian menunjukkan bahwa aroma pohon pinus dapat menurunkan stres dan meningkatkan relaksasi. Bahkan berjalan melalui taman atau halaman belakang kita sendiri dapat membantu kita merasa lebih tenang dan bahagia ketika kita menghirup bau rumput yang baru dipotong. Apabila sementara hujan dapat meredam rencana kita ke luar ruangan, kita mungkin menyukai aroma hujan yang segar, menurut majalah Smithsonian. Bau mengingatkan kita pada warna hijau dan mungkin dapat dikaitkan dengan pertumbuhan tumbuhan dan hewan yang menjadi makanan kita, hal ini menjelaskan mengapa baunya begitu enak. Udara Segar Memberikan Energi Bukan dari minuman energi. Penelitian menunjukkan bahwa menghabiskan waktu di udara segar dan di kelilingi oleh alam dapat meningkatkan energi dari 90 persen orang yang diteliti. “Alam adalah bahan bakar bagi jiwa,” Richard Ryan, peneliti dan profesor psikologi di University of Rochester menyatakan. “Seringkali ketika kita merasa letih kita akan meraih secangkir kopi, tetapi penelitian menunjukkan cara yang lebih baik untuk mendapatkan energi adalah dengan menghubungkan diri dengan alam.” Artikel ini disadur dari The Huffington Post EDUKATIF DAN INFORMATIF 25Edisi 3 | Juli - September 2014
  • 27. Edisi 3 | Juli - September 2014 selama 24 hari pertama epidemi di Siera Leone. Sampel virus dianalisis secara molekuler untuk memetakan genom virus Ebola, mengetahui asal- usulnya, serta mutasi yang terjadi. Hasil analisis dipublikasikan di jurnal Science yang dikutip TribunNews pada Kamis (28/08/2014). Urutan genom ebola hasil analisis molekuler telah dipublikasikan pada 31 Juli 2014 lalu secara online. Data itu merupakan data genom ebola terlengkap yang pernah ada. Peneliti juga menemukan bahwa virus ebola bermutasi secara cepat pada manusia, daripada pada hewan. Terungkap, virus telah mengalami 350 mutasi sejak wabah ebola tahun 1970-an. Sejumlah 300 mutasi terjadi dalam periode tahun 1970-an hingga Mei 2014. Sementara, sejak awal wabah kali ini, virus telah bermutasi Tim peneliti evolusi virus di Harvard University menemukan awal terjadinya wabah virus Ebola. Salah satu peneliti itu, Stephen Gire, mengungkapkan bahwa wabah virus mematikan yang terjadi sejak Mei lalu ternyata dipicu oleh acara pemakaman seorang tabib di Guyana yang terinfeksi Ebola pada bulan yang sama. Gire mengatakan, pemakaman tabib tersebut dihadiri oleh 13 orang perempuan. Nah, mereka yang diduga ikut membersihkan jenazah sang tabib terinfeksi Ebola dan membawa virus itu ke Siera Leone ketika kembali. Sejak saat itulah wabah Ebola pun menyebar cepat, membunuh sekitar 1.552 orang. Adapun kesimpulan itu didapatkan setelah Gire dan rekannya mengambil 99 sampel virus dari 78 pasien yang terinfeksi Ebola Tahukah Kamu, Wabah Ebola Berawal dari Upacara Pemakaman SeorangTabib? SERBA-SERBI 50 kali. William Schaffner, peneliti penyakit infeksi di Vanderbilt University mengatakan bahwa virus ebola yang awalnya menginfeksi manusia berasal dari kelelawar. Tapi, infeksi selanjutnya hingga menjadi wabah berlangsung antar- manusia. Anthony Fauci, Direktur Eksekutif Institut Nasional untuk Alergi dan Penyakit Infeksi Amerika Serikat mengatakan, studi ini sangat dahsyat. Jika kasus ebola mendapat penanganan tepat, pengendalian kontak satu dengan yang lain, maka ebola mungkin bisa dikelola dengan baik. Studi ini dilakukan oleh lebih dari 50 pakar. Lima dari sejumlah peneliti itu meninggal karena ebola yang sedang ditelitinya. BULETIN LINGKUNGAN SEHAT 26
  • 28. BULETIN LINGKUNGAN SEHAT vitamin B, protein, kalsium, fosfor, steroid, tanin, Saponin dan Glikosida. Selain itu, kandungan vitamin C dalam jengkol dapat meningkatkan kekebalan tubuh kita, dan membantu kerja enzim pada tubuh kita dan membantu respirasi selular. Kalsium yang terkandung dalam jengkol juga membantu pertumbuhan tulang dari tulang dalam tubuh untuk tumbuh dan menjadi kuat. Karena banyak nya vitamin dan gizi yang terkandung di dalam jengkol, maka makanan ini dapat membantu mencegah dan mengobati beberapa macam penyakit seperti S elama ini masih banyak yang yang tidak mengetahui khasiat jengkol untuk kesehatan. Sebagian besar dari kita hanya mengetahui bahwa jengkol merupakan makanan yang bisa mengeluarkan bau tidak sedap apabila kita memakannya. Namun dibalik bau tidak sedap itu jengkol memiliki vitamin yang baik dan dapat membantu untuk mencegah ataupun mengobati bebrapa penyakit. Kandungan yang terdapat pada jengkol yaitu karbohidrat , vitamin A, Tahukah Kamu, Manfaat Jengkol Untuk Kesehatan? diabetes, pertumbuhan tulang, serta anemia atau kurang darah. Mengkonsumsi jengkol dalam jumlah banyak juga tidak dianjurkan dikarenakan asam jengkolat yang ada pada jengkol ini memiliki yang tidak mudah larut serta berbentuk Kristal sehingga menimbulkan efek negative jika mengonsumsinya secara berlebihan. Dalam banyak kasus, asam jengkolat menyebabkan susah buang air kecil jika jengkol dikonsumsi secara berlebihan karena ginjal tidak mampu menyaring jumlah asam yang masuk karena telah melewati batas yang seharusnya. SERBA-SERBI 27Edisi 3 | Juli - September 2014
  • 29. Edisi 3 | Juli - September 2014 Tahukah Kamu,BahwaTernyata Pesepeda Lebih Berbahagia ? orang yang lebih bahagia,” kata Morris. Para ilmuwan meneliti perbedaan emosi seseorang saat mereka melakukan perjalanan menggunakan data yang dikumpulkan oleh Bureau of Labor Statistics. Mereka menilai perasaan seperti kebahagiaan, kepahitan, stres, rasa letih, dan kesedihan serta makna perjalanan yang juga dimasukkan sebagai salah satu faktor yang diperhitungkan. Menurut hasil riset yang dipublikasikan di jurnal Transportation, Kabar baik untuk pencinta sepeda. Mengayuh sepeda tak hanya memberikan manfaat pada kesehatan fisik, tapi juga kesehataan mental. Sebuah riset terbaru mengungkapkan bahwa orang yang menggunakan sepeda dari satu tempat ketempat lain secara umum lebih bahagia disbanding mereka yang mengemudikan mobil sendiri atau menggunakan kendaraan umum. Ketuatimriset, Eric Morris, dari Clemson University di South California, mengatakan orang berada dalam mood terbaiknya saat mengayuh sepeda disbanding ketika menggunakan sarana transportasi lain. “Pesepeda umumnya lebih muda dan secara fisik lebih sehat, yang merupakan sifat umum orang- para pesepeda menjadi sebuah grup yang terpisah dari orang secara umum. Pejalan kaki bersama-sama dengan pesepeda menjadi yang paling bahagia, disusul dengan penumpang mobil di posisi kedua serta pengemudi mobil di posisi berikutnya. Sebaliknya, penumpang bis dan kereta menjadi traveler yang paling tidak bahagia. Mungkin hal tersebut di karenakan kereta dan bis umumnya digunakan dari rumah ketempat kerja yang mana tidak ada perasaan antusias di dalamnya. Para peneliti mengungkapkan bahwa pengalaman emosional saat menaiki saran transportasi sama pentingnya dengan waktu perjalanan. Kita di ajak memahami hubungan antara bagaimana kita melakukan perjalanan dan bagaimana kita memberikan pandangan mengenai cara untuk meningkatkan layanan transportasi, memprioritaskan investasi, teori, serta model pembiayaan dan manfaat dari perjalanan,” kata Morris. SERBA-SERBI BULETIN LINGKUNGAN SEHAT 28