Sistem saraf merupakan jaringan kompleks yang memiliki peran penting untuk mengatur setiap kegiatan dalam tubuh. Beberapa fungsi sistem saraf yang sering Anda dengar adalah untuk berpikir, melihat, bergerak, hingga mengatur berbagai kerja organ tubuh.
Sistem saraf yang kompleks dapat dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang, sementara sistem saraf tepi terdiri dari sistem saraf somatik dan otonom. Kedua sistem ini bekerja sama untuk mengendalikan seluruh aktivitas di dalam tubuh, baik yang disadari maupun tidak disadari.
MATERI PRESENTASI BIOLOGI UNTUK SISWA SMP KELAS IX PADA SEMESTER GANJIL. SUDAH SAYA SUSUN RUNTUT, MENARIK DAN DETAIL. KUNJUNGI SAYA PADA http://aguspurnomosite.blogspot.com
Sistem saraf merupakan jaringan kompleks yang memiliki peran penting untuk mengatur setiap kegiatan dalam tubuh. Beberapa fungsi sistem saraf yang sering Anda dengar adalah untuk berpikir, melihat, bergerak, hingga mengatur berbagai kerja organ tubuh.
Sistem saraf yang kompleks dapat dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang, sementara sistem saraf tepi terdiri dari sistem saraf somatik dan otonom. Kedua sistem ini bekerja sama untuk mengendalikan seluruh aktivitas di dalam tubuh, baik yang disadari maupun tidak disadari.
MATERI PRESENTASI BIOLOGI UNTUK SISWA SMP KELAS IX PADA SEMESTER GANJIL. SUDAH SAYA SUSUN RUNTUT, MENARIK DAN DETAIL. KUNJUNGI SAYA PADA http://aguspurnomosite.blogspot.com
1. Bab
1
Bab
2
Bab
3
Bab
4
Bab
5
Bab
6
Bab
7
Bab
8
Bab
9
Bab
10
Sumber: img.alibaba.com/photo/11838051/Extracorporeal_Shock_Wave_Lithotripter.jpg; 19 Desember 2007
7 Bab
Sistem Ekskresi
2. Bab
1
Bab
2
Bab
3
Bab
4
Bab
5
Bab
6
Bab
7
Bab
8
Bab
9
Bab
10
Sistem
Ekeskresi
Alat-Alat
Ekeskresi
Kelainan/
Penyakit
Kulit Hati Paru-Paru Ginjal
Keringat
Bilus
CO2 H2O
Urine
Sistem Ekskresi
Serangga (Belalang)
Filtrasi Reabsorpsi Augmentasi
Sistem Ekskresi
Ikan
Pembuluh Malpighi
Kristal Asam
Urat
Ikan Air Laut Ikan Air Tawar
Urine Pekat
dan Banyak
Urine Encer
dan Sedikit
tersusun atas
terdapat kekhususan pada
yaitu
dapat mengalami
mengekskresi
mengekskresi
mengekskresi
mengekskresi
dibentuk melalui proses
memiliki alat khusus
hasil ekskresi
dibedakan menjadi
hasil ekskresi hasil ekskresi
3. Bab
1
Bab
2
Bab
3
Bab
4
Bab
5
Bab
6
Bab
7
Bab
8
Bab
9
Bab
10
Sistem Ekskresi
A. Sistem Ekskresi pada Manusia
B. Sistem Ekskresi pada Serangga
C. Sistem Ekskresi pada Ikan
4. Bab
1
Bab
2
Bab
3
Bab
4
Bab
5
Bab
6
Bab
7
Bab
8
Bab
9
Bab
10
A. Sistem Ekskresi pada Manusia
merupakan sisa pembakaran zat-zat
makanan yang berasal dari karbohidrat,
lemak, ataupun protein
merupakan sisa pembongkaran senyawa
protein atau asam amino
ibentuk dari amonia dan karbon dioksida
melalui reaksi dengan asam amino ornitin
merupakan sisa metabolisme asam
nukleat, khususnya purin (adenin dan
guanin)
Hasil perombakan sel-sel darah merah,
terutama hemoglobin
Karbon Dioksida
(CO2) dan Air (O2)
Amonia (NH3)
Urea (CO(NH2)2)
Asam Urat
Zat Warna Empedu
5. Bab
1
Bab
2
Bab
3
Bab
4
Bab
5
Bab
6
Bab
7
Bab
8
Bab
9
Bab
10
Ginjal (Ren)
Fungsi
mengekskresi sisa-sisa
metabolisme yang mengandung
nitrogen, misalnya amonia, urea,
dan asam urat dari dalam darah
mengekskresi kelebihan air, garam,
hormon, obat-obatan, dan vitamin
memelihara tekanan osmosis dan
pH cairan tubuh
urine
Alat-alat ekskresi pada manusia
6. Bab
1
Bab
2
Bab
3
Bab
4
Bab
5
Bab
6
Bab
7
Bab
8
Bab
9
Bab
10
Struktur Ginjal
Skema irisan membujur ginjal manusia
Struktur nefron dan pasokan darahnya
Korteks
Medula
Kapsul berserabut
Nefron
Ureter yang
membawa urine
menuju kantong
kemih
Ada sekitar 1–4 juta nefron dalam
sebuah ginjal
7. Bab
1
Bab
2
Bab
3
Bab
4
Bab
5
Bab
6
Bab
7
Bab
8
Bab
9
Bab
10
Filtrasi
Reabsorpsi
Augmentasi
• Dalam proses filtrasi atau penyaringan, yang disaring oleh ginjal
adalah darah.
• Setiap menit ginjal mampu menyaring darah sebanyak 1.200 ml.
• Penyaringan darah terjadi dari kapiler glomerulus menuju lumen
kapsula Bowman karena adanya tekanan darah yang tinggi dalam
glomerulus.
• Hasil penyaringan itu disebut filtrat glomerulus atau urine primer.
• Zat-zat yang masih berguna yang terdapat dalam urine primer
diserap kembali ke dalam darah, antara lain air, glukosa,
asam amino, serta berbagai jenis ion.
• Zat-zat sisa yang tidak dapat digunakan, seperti urea dan
kelebihan garam akan dikeluarkan dalam bentuk urine.
• Proses reabsorpsi terjadi di dalam tubulus konvolusi
proksimal dan berfungsi untuk mempertahankan komposisi
air serta garam dalam cairan tubuh.
• Urine sekunder yang terbentuk di dalam tubulus konvolusi
proksimal akan diteruskan ke tubulus konvolusi distal.
• Di dalam tubulus konvolusi distal terjadi augmentasi, yaitu
proses penambahan zat-zat sisa yang tidak dibutuhkan oleh
tubuh, misalnya urea.
• Dalam proses tersebut, urea yang ada di dalam darah
masuk ke dalam tubulus konvolusi distal dengan cara
transpor aktif.
8. Bab
1
Bab
2
Bab
3
Bab
4
Bab
5
Bab
6
Bab
7
Bab
8
Bab
9
Bab
10
Banyak sedikitnya urine yang dihasilkan oleh ginjal diatur oleh hormon antidiuretik
(antidiuretic hormone/ADH)
Pengaturan oleh ADH menyebabkan pembentukan urine yang
hipotonis atau hipertonis, bergantung pada kebutuhan tubuh terhadap
air
Fungsi ADH adalah meningkatkan permeabilitas dinding tubulus konvolusi
distal dan dinding tubulus pengumpul terhadap air
Jika ada ADH: dinding tubulus distal dan
tubulus pengumpul menjadi permeabel
terhadap air (dan urea)
Jika tidak ada ADH: dinding tubulus distal dan
tubulus pengumpul impermeabel terhadap air
(dan urea)
9. Bab
1
Bab
2
Bab
3
Bab
4
Bab
5
Bab
6
Bab
7
Bab
8
Bab
9
Bab
10
Paru-Paru
(Pulmo)
Hati (Hepar)
Di dalam hati, asam
amino yang tidak
diperlukan dalam
pembentukan protein
diubah menjadi glikogen
Letak hati dan kantong empedu
Kantong empedu
Hati
Esofagus
Lambung
Pankreas
Duodenum
Saluran
empedu
10. Bab
1
Bab
2
Bab
3
Bab
4
Bab
5
Bab
6
Bab
7
Bab
8
Bab
9
Bab
10
Kulit
Fungsi utama adalah sebagai pelindung tubuh dari berbagai gangguan fisik,
seperti suhu, radiasi, kekeringan, benturan fisik, dan infeksi kuman penyakit
Kulit juga berfungsi sebagai pengatur suhu tubuh dan sebagai penerima
rangsang (reseptor) karena di dalamnya terdapat banyak ujung saraf
Penampang
membujur kulit
manusia
Epidermis
Dermis
Arteri
Vena
Lapisan
Malpighi
Ujung-ujung
saraf
Kapiler darah
Sel-sel lemak
Pori
Lapisan keratin
Folikel
rambut
Kelenjar Rambut
minyak
Otot penegak
rambut
Kelenjar
keringat
11. Bab
1
Bab
2
Bab
3
Bab
4
Bab
5
Bab
6
Bab
7
Bab
8
Bab
9
Bab
10
Kelainan atau Gangguan pada Sistem Ekskresi
Albuminuria
Kegagalan proses filtrasi (penyaringan) oleh
ginjal, terutama filtrasi protein (albumin).
Anuria
Kelainan yang ditandai dengan tidak
terbentuknya urine dan disebabkan oleh
kerusakan pada glomerulus sehingga ginjal
tidak mampu memfiltrasi darah
Batu Ginjal
Terbentuk dari pengendapan garam-garam
mineral di dalam ginjal atau di saluran urine
(ureter dan uretra) sehingga aliran urine
menjadi terhambat.
Diabetes Insipidus
Menghasilkan urine yang sangat banyak dan
encer (hipotonis) dan penderita sering buang air
kecil, mengalami kehausan secara terus-menerus,
dan berisiko mengalami dehidrasi
serta ketidakseimbangan ion-ion dalam tubuh
Diabetes Mellitus
Gangguan yang ditandai urine penderita
mengandung glukosa yang disebabkan tubuh
penderita kekurangan hormon insulin sehingga
proses perombakan glukosa menjadi glikogen
terganggu atau berkurang
Nefritis (Radang Ginjal)
Suatu radang pada glomeruli yang disebabkan
oleh infeksi bakteri dan menyebabkan glomeruli
tidak dapat menyaring darah sehingga bahan-bahan
buangan tetap ada di dalam darah
Sistitis dan Uretritis
Sistisis adalah radang atau infeksi pada
kantong kemih, sedangkan uretritis merupakan
radang atau infeksi pada uretra. keduanya
dapat menyebabkan radang ginjal (nefritis).
12. Bab
1
Bab
2
Bab
3
Bab
4
Bab
5
Bab
6
Bab
7
Bab
8
Bab
9
Bab
10
B. Sistem Ekskresi pada Serangga
Sistem ekskresi pada serangga, contohnya belalang, pada umumnya tersusun
atas alat ekskresi yang disebut pembuluh Malpighi
Fungsi pembuluh Malpighi mirip dengan fungsi ginjal, yaitu menyaring darah
Struktur pembuluh
Malpighi
Toraks
Kepala
Tembolok
Usus
depan
Hemosol
Pembuluh Malpighi
Usus
tengah
Rektum
Usus
belakang
Anus
Abdomen
13. Bab
1
Bab
2
Bab
3
Bab
4
Bab
5
Bab
6
Bab
7
Bab
8
Bab
9
Bab
10
Sistem Ekskresi pada
Serangga
Pembuluh Malpighi
Tanda panah menunjukkan arah
pergerakan bahan-bahan dalam
ekskresi
Kelenjar rektum
Air dan garam-garam direabsorpsi
ke dalam darah (asam urat
mengkristal)
Bahan-bahan ekskresi diserap
dari darah di dalam hemosol
melalui permukaan sel-sel
dinding pembuluh Malpighi ini
Usus belakang
Asam urat
terbentuk
CO2 + H2O
ï€
3
HCO
Usus tengah
K+
Kalium urat disekresikan ke dalam
pembuluh Malpighi
14. Bab
1
Bab
2
Bab
3
Bab
4
Bab
5
Bab
6
Bab
7
Bab
8
Bab
9
Bab
10
C. Sistem Ekskresi pada Ikan
Osmoregulasi pada ikan air laut
15. Bab
1
Bab
2
Bab
3
Bab
4
Bab
5
Bab
6
Bab
7
Bab
8
Bab
9
Bab
10
Osmoregulasi pada ikan air tawar