1. Boiler Remaining Life Assesment (RLA)
Ciwaruga Bandung . Sabtu, 1 Desember 2018
SEMINAR & TALKSHOW KEENERGIAN 2018
FORUM KOMUNIKASI MAHASISWA TEKNIK ENERGI INDONESIA (FKMTEI)
Dede Rukanda, ST. MM
18. PENDAHULUAN
Tujuan RLA Boiler
Komponen-komponen
boiler yang dilakukan
assessment
Key element diluar
technical guidance
19. Tujuan RLA Boiler
Meningkatkan reliability, availability dan
effiency.
Memperpanjang umur peralatan.
Mengurangi resiko terjadinya kegagalan
atau kerusakan peralatan.
25. Masing-masing komponent boiler
dibuat condition assessment
Roadmap-nya
Komponen yang mempunyai
kondisi yang paling kritis adalah
yang diambil sebagai batas acuan
dalam pengoperasian boiler di
waktu yang akan datang
32. Pemeriksaan in-situ pada Superheater S-33, Panel 1, elevasi 2000, tube# 4
Struktur mikro berupa austenitic stadium 1 – 2, batas butir austenit terlihat
jelas. Pada daerah lingkaran ellips terlihat jejak serangan korosi batas butir
ringan, itu bukan creep micro-fissure (bukan retak mikro akibat creep).
Korosi batas butir ini terjadi akibat terpapar flue gas panas yang
mengandung corrodant, misalnya senyawa sulfur hasil pembakaran bahan
bakar batubara namun tidak terlalu dalam, yaitu orde kedalamannya kurang
dari sekitar 0.30 mm selama masa operasinya (17 tahun). Belum terlihat
adanya pembentukan creep void. Kondisi material masih baik.
33. KESIMPULAN DAN SARAN
• Klasifikasi Kondisi Struktur Mikro Kondisi material masih
bagus , termasuk stadium A sampai B atau stadium 1
sampai 2, belum terjadi perubahan strukturmikro yang
signifikant dan belum terbentuk creep void.
• Secara umum kondisi material komponen boiler S 28, S33,
R10 dan R11 ini masih baik, berdasarkan data empiris
yang diberikan diatas, remaining lifenya berkisar antara
55% sampai 95% dari umur disainnya. Dalam
pemeliharaan mendatang saat shut down, perlu
pemeriksaan visual yang teliti pada komponen-komponen
ini termasuk pemeriksaan diameter tube dan header
untuk mendeteksi bila ada terjadi mulur yang excessive
saja.
34. Lanjutan....
• Dari sampel pada hasil pemotongan tube, terlihat
bahwa permukaan dalam tube relatif bersih tidak
terbentuk kerak dan tidak terjadi penipisan yang
berarti.
• Jadi bisa disimpulkan bahwa boiler feed water
treatmentnya berlangsung bagussehingga kondisi
tersebut perlu dipertahankan. Perhitungan sisa umur
pakai tube-tube tersebut bila dilakukan berdasarkan
laju penipisan akibat korosi, maka akan diperoleh
umur yang jauh lebih lama dibanding dengan metoda
kwalitatif tersebut diatas.
-oOo-
35.
36.
37.
38.
39.
40. Kesimpulan
• Kerak berupa oksida Fe dan Cr
• Boiler water diduga kuat diluar spec-nya
termasuk kandungan oksigen yang
diperbolehkan
• SOP start up boiler tidak diikuti sepenuhnya
• Saran: perbaiki kwalitas boiler water dan
perbaiki SOP pengoperasian boiler tersebut
49. KESIMPULAN DAN SARAN
• Water wall tube mengalami hydrogen damage
dimana kerusakan pada permukaan dalam tube
tersebut irreversible
• Korosi yang terjadi adalah dalam suasana basa
sesuai data air boiler yang ada sehingga
terbentuk kerak.
• Gas hydrogen yang terjadi bereaksi dengan
cementite (Fe3C) membentuk gas methana
(CH4) yang menimbulkan grain boundary
cracking dan dekarburisasi
50. ...Lanjutan
• Kerusakan hydrogen damage yang
menyebar ke seluruh system sirkulasi
boiler harus dipetakan melalui metoda
NDT dan bagian yang telah mengalami
cracking harus diganti
• Boiler harus di-cleaning secara kimiawi
• Diduga kondensornya pernah bocor
sehingga air laut masuk
• Economizer mengalami erosion thinning
dari permukaan luar tube
76. COLUMN INSPECTION
Coloum no. 8, Deformasi pada
Upper Coloum 8.
Coloum no.. 7, Deformasi pada
Upper Coloum 7.
Coloum no.. 3, Kondisi Coloum
normal.
Struktur mikro Coloum no.. 3,
berupa ferit – pearlit dengan
butir halus..
Struktur mikro Coloum no.. 7,
berupa ferit – pearlit dengan
butir sedikit membesar.
Struktur mikro Coloum no.. 8,
berupa ferit – pearlit dengan
butir sedikit membesar.
77. BRACING INSPECTION
Bracing C -.8, Area konsentrasi
panas pada Bracing - Coloum 8.
Bracing C - 7, Area deformasi
pada Bracing - Coloum 7.
Bracing C - 6, Kondisi Bracing
normal.
Struktur mikro Bracing C -.6,
berupa ferit – pearlit dengan
butir halus..
Bracing C – 7, terjadi
perubahan struktur dari Ferit -
pearlit menjadi ferit – bainit
dengan butir kasar.
Bracing C – 8, terjadi
perubahan struktur dari Ferit -
pearlit menjadi ferit – bainit
dengan butir kasar.
78. PEMERIKSAAN PELAT TANGKI
Bracing C -.8, Area konsentrasi
panas pada Bracing - Coloum 8.
Bracing C - 7, Area deformasi
pada Bracing - Coloum 7.
Bracing C - 6, Kondisi Bracing
normal.
Struktur mikro Pelat LP -.15,
berupa ferit – pearlit dengan
butir halus..200X
Struktur mikro Pelat LP – 4,
berupa ferit - pearlit dengan
butir sedikit membesar. 200X
Struktur mikro Pelat TP E – 5,
berupa ferit - pearlit dengan
butir sedikit membesar. 200X
79. Area CW A
Lokasi Pemeriksaan Lasan Circumferensial CW A dengan UT TOFD
Arah scanner
Alat UT TOFD
80. Root Lasan
Back Wall
Hasil Scaning UT TOFD pada Lokasi CW A, tidak
ditemukan retak
Permukaan luar
/lateral wave
Permukaan
dalam /back wall
Awal scanner
Akhir scanner
Hasil scaning Sectoral Phased Array pada
lokasi CWA tidak ditemukan retak
81. Pemeriksaan UT TOFD dan Phased Array pada area lasan circumferensial CW B tidak ditemukan retak
Back wall
Permukaan luar
Permukaan dalam
85. Model Tegangan
pada Shell
(kg/mm2)
Tegangan kombinasi pada
kolom
Keterangan
maksimum minimum
15.60 -2.003 -11.93
Allowable Stress Shell 14.06
kg/mm2
Kolom 18.7 kg/mm2
2 kolom
terangkat
16.84 6.417 -21.59
2 kolom
terangkat +
beban angin
16.85 6.117 -21.73
Tabel 1. Hasil Perhitungan FEM terhadap Struktur Tanki LPG dengan
beban Internal Pressure, Live Load dan Dead Load
86. KESIMPULAN DAN SARAN
• Kondisi spherical tank masih baik, tidak
ditemukan adanya cacat atau retakan
serta tidak terjadi penurunan kekuatan
secara signifikant
• Pada kondisi saat ini, bila spherical tank
diisi penuh dan beban angin ditambahkan,
maka stress yang timbul pada colomn
akan melebihi allowable stressnya.
87. .... Lanjutan...
• Struktur colomn yang rusak berikut
struktur betonnya harus segera diperbaiki
dengan mengacu ke welding repair ASME
IX
• Dimonitor pakai strain gauge pada saat
pengisian tangki sampai penuh
88. Literatures
• Viswanathan, R.; “Damage Mechanisms
and Life assessment of High-Temperature
Components”, ASM International.
• Technical Report, “Boiler Condition
Assessment Guide line”, 4th. Edition,
Electric Power Research Institute, EPRI.
• API 579, Fitness for Service
• API 580 & 581 Risk Base Inspection
• Babcock & Wilcox, Boiler Tube Analysis