Dokumen tersebut membahas berbagai jenis mekanisme pembayaran provider dalam asuransi kesehatan seperti pembayaran berdasarkan pelayanan, kasus, hari inap, bonus, kapitasi, gaji, dan anggaran global beserta dampaknya terhadap perilaku provider. Jenis pembayaran memiliki kekuatan dan kelemahan dalam hal administrasi, pengaruh ekonomi, catatan praktik, dan mutu pelayanan. Mekanisme pembayaran penting dalam mengalok
Kritikal apprasial merupakan evaluasi sistematis terhadap artikel penelitian ilmiah untuk menentukan validitas dan kegunaannya sebagai dasar pengambilan keputusan klinis. Metode ini membantu memahami metodologi dan hasil penelitian serta menganalisis kualitasnya secara objektif. Kritikal apprasial perlu dilakukan untuk menerapkan pendekatan evidence-based medicine dalam pengambilan keputusan klinis.
Dokumen tersebut membahas tentang teknik pemeriksaan intra vena pyelografi pada kasus hidronefrosis di instalasi radiologi rumah sakit umum daerah kota Salatiga. Pemeriksaan ini dilakukan untuk melihat anatomi, fungsi, dan kelainan pada traktus urinarius dengan memasukkan media kontras secara intravena."
Bab ii perhitungan dalam epidemiologi (part 2)NajMah Usman
Ringkasan dokumen tersebut membahas tentang konsep dasar epidemiologi seperti prevalensi, insidensi, rasio risiko, dan odds ratio. Prevalensi adalah proporsi orang yang sakit pada satu titik waktu, sedangkan insidensi menunjukkan kasus baru. Rasio risiko mengukur besarnya risiko terkena penyakit pada kelompok terpapar dibandingkan tidak terpapar, sementara odds ratio merupakan pendekatan rasio risiko yang digunakan
Dokumen tersebut membahas berbagai jenis mekanisme pembayaran provider dalam asuransi kesehatan seperti pembayaran berdasarkan pelayanan, kasus, hari inap, bonus, kapitasi, gaji, dan anggaran global beserta dampaknya terhadap perilaku provider. Jenis pembayaran memiliki kekuatan dan kelemahan dalam hal administrasi, pengaruh ekonomi, catatan praktik, dan mutu pelayanan. Mekanisme pembayaran penting dalam mengalok
Kritikal apprasial merupakan evaluasi sistematis terhadap artikel penelitian ilmiah untuk menentukan validitas dan kegunaannya sebagai dasar pengambilan keputusan klinis. Metode ini membantu memahami metodologi dan hasil penelitian serta menganalisis kualitasnya secara objektif. Kritikal apprasial perlu dilakukan untuk menerapkan pendekatan evidence-based medicine dalam pengambilan keputusan klinis.
Dokumen tersebut membahas tentang teknik pemeriksaan intra vena pyelografi pada kasus hidronefrosis di instalasi radiologi rumah sakit umum daerah kota Salatiga. Pemeriksaan ini dilakukan untuk melihat anatomi, fungsi, dan kelainan pada traktus urinarius dengan memasukkan media kontras secara intravena."
Bab ii perhitungan dalam epidemiologi (part 2)NajMah Usman
Ringkasan dokumen tersebut membahas tentang konsep dasar epidemiologi seperti prevalensi, insidensi, rasio risiko, dan odds ratio. Prevalensi adalah proporsi orang yang sakit pada satu titik waktu, sedangkan insidensi menunjukkan kasus baru. Rasio risiko mengukur besarnya risiko terkena penyakit pada kelompok terpapar dibandingkan tidak terpapar, sementara odds ratio merupakan pendekatan rasio risiko yang digunakan
1.050
Fasilitas Kesehatan tk
Sekunder/Lanjutan:
• RS Pratama: 1.050
• RS Kelas C: 1.000
Fasilitas Kesehatan tk
Tersier/Ujung:
• RS Kelas B: 300
• RS Kelas A: 100
• Rujukan Nasional: 20
28
Perjanjian Kerja Sama (PKS)
SISTEM RUJUKAN
- Rujukan dari faskes primer ke lanjutan
- Rujukan dari lanjutan ke ujung
-
Dokumen tersebut merupakan daftar pemeriksaan modul neurologi yang mencakup pemeriksaan motorik, refleks fisiologis dan patologis, serta sensoris umum. Pemeriksaan motorik meliputi inspeksi sikap dan gerakan anggota gerak, tonus otot, dan kekuatan otot. Pemeriksaan refleks meliputi refleks tendon, kulit perut, dan refleks patologis seperti Babinski. Pemeriksaan sensoris meliputi pemeriksaan
Dokumen tersebut membahas tentang penguatan psikososial pra bencana, pemulihan psikososial saat dan pasca bencana, model intervensi psikososial pada korban bencana, dampak psikososial korban bencana, tujuan penanganan psikososial, pemulihan trauma korban penyintas, kerjasama tim interdisiplin dalam keperawatan bencana, dan penyusunan hospital disaster plan.
Laporan kasus Bell's palsy pada wanita usia 36 tahun dengan keluhan mulut mencong ke kanan dan kelemahan otot wajah sisi kiri. Diagnosis Bell's palsy didasarkan pada anamnesis dan pemeriksaan fisik neurologis yang menunjukkan lesi nervus fasialis perifer.
Dokumen tersebut membahas tentang beberapa kondisi pada tulang belakang seperti spondilitis, spondiloartrosis, dan spondilolistesis. Spondilitis adalah inflamasi pada tulang belakang yang biasanya disebabkan infeksi atau imunitas. Spondiloartrosis adalah degenerasi sendi belakang. Spondilolistesis terjadi ketika satu tulang belakang tergeser ke depan. Dokumen ini menjelaskan gejala klinis dan gambaran radiologi d
Permenkes nomor 54 tahun 2015 tentang pengujian dan kalibrasi alat kesehatanAgung Oktavianto
Peraturan ini mengatur tentang pengujian dan kalibrasi alat kesehatan untuk memastikan alat kesehatan yang digunakan di fasilitas pelayanan kesehatan sesuai standar. Alat kesehatan tertentu wajib diuji dan dikalibrasi sekali setahun, dan alat yang lulus akan diberi sertifikat dan label laik pakai.
Bab 3 membahas anatomi dasar yang terlihat dalam gambar radiologi seperti thoraks yang menampilkan paru-paru, jantung, tulang rusuk, trakea, dan aorta."
This document contains a list of medical diagnoses and procedures in Indonesian. It includes conditions affecting the heart, skin, nerves, teeth, eyes, ears/nose/throat, lungs, gastrointestinal system, kidneys, liver, hematologic system, endocrine system, musculoskeletal system, and gynecologic system. Surgical procedures, laboratory tests, imaging studies, and various treatments are also mentioned. The document appears to be a comprehensive medical history or listing of common diagnoses for a patient or group of patients.
Kredensial Dokter Gigi di Puskesmas.pdfisnadesvera
Standar kompetensi dokter gigi diatur dalam Peraturan Konsel Kedokteran Indonesia Nomor 40 Tahun 2015. Standar ini mencakup enam domain utama yaitu profesionalisme, penguasaan ilmu kedokteran dan kedokteran gigi, pemeriksaan sistem stomatognatik, pemulihan fungsi gigi dan mulut, kesehatan gigi masyarakat, serta manajemen praktik. Standar ini menjadi pedoman untuk menentukan kewenangan klinis dokter
This document contains a list of diagnoses in Indonesian with corresponding ICD codes and doctors' names. It includes various medical conditions such as abdominal pain, abscesses, acute kidney injury, adenotonsillitis, anemia, appendicitis, arthritis, asthma, fractures, hepatitis, hernias, hypertension, and more. The diagnoses are organized with the main diagnosis, ICD code, and treating physician for each patient case.
1. Dokumen tersebut membahas tentang identifikasi korban bencana massal melalui ilmu kedokteran gigi forensik. Termasuk di dalamnya adalah pengertian forensik dan odontologi forensik serta peran dokter gigi dalam proses identifikasi.
2. Beberapa metode identifikasi yang dibahas antara lain melalui ras, jenis kelamin, dan ciri-ciri khusus gigi dan mulut seperti bentuk, ukuran, dan pola gigitan
Transformasi Sistem Kesehatan Indonesia V36.pdfMuh Saleh
Transformasi sistem kesehatan Indonesia berfokus pada enam pilar utama, termasuk transformasi layanan primer untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap layanan kesehatan dasar, transformasi layanan rujukan untuk meningkatkan kualitas dan cakupan rumah sakit rujukan, serta transformasi layanan jantung nasional untuk menangani penyakit jantung.
This document discusses the bones and muscles of the head and face. It describes the sutures between the bones of the cranium, including the coronal, lambdoid, occipitomastoid, squamosal, parietomastoid, and others. It then lists and describes the origins, insertions, actions, and innervations of 14 muscles of the face and head, including the occipitofrontalis, procerus, zygomaticus, orbicularis oculi, and others. It concludes by wishing the reader well in their studies and reminding them not to forget to buy headache medicine.
Dokumen tersebut memberikan prosedur pengujian otot leher, bahu, siku, pergelangan tangan dan tangan menggunakan skala grading 1-5 dengan manual muscle testing. Terdapat enam belas tes otot yang mencakup fleksi, ekstensi, abduksi, adduksi, rotasi dan lainnya untuk setiap bagian tubuh.
1.050
Fasilitas Kesehatan tk
Sekunder/Lanjutan:
• RS Pratama: 1.050
• RS Kelas C: 1.000
Fasilitas Kesehatan tk
Tersier/Ujung:
• RS Kelas B: 300
• RS Kelas A: 100
• Rujukan Nasional: 20
28
Perjanjian Kerja Sama (PKS)
SISTEM RUJUKAN
- Rujukan dari faskes primer ke lanjutan
- Rujukan dari lanjutan ke ujung
-
Dokumen tersebut merupakan daftar pemeriksaan modul neurologi yang mencakup pemeriksaan motorik, refleks fisiologis dan patologis, serta sensoris umum. Pemeriksaan motorik meliputi inspeksi sikap dan gerakan anggota gerak, tonus otot, dan kekuatan otot. Pemeriksaan refleks meliputi refleks tendon, kulit perut, dan refleks patologis seperti Babinski. Pemeriksaan sensoris meliputi pemeriksaan
Dokumen tersebut membahas tentang penguatan psikososial pra bencana, pemulihan psikososial saat dan pasca bencana, model intervensi psikososial pada korban bencana, dampak psikososial korban bencana, tujuan penanganan psikososial, pemulihan trauma korban penyintas, kerjasama tim interdisiplin dalam keperawatan bencana, dan penyusunan hospital disaster plan.
Laporan kasus Bell's palsy pada wanita usia 36 tahun dengan keluhan mulut mencong ke kanan dan kelemahan otot wajah sisi kiri. Diagnosis Bell's palsy didasarkan pada anamnesis dan pemeriksaan fisik neurologis yang menunjukkan lesi nervus fasialis perifer.
Dokumen tersebut membahas tentang beberapa kondisi pada tulang belakang seperti spondilitis, spondiloartrosis, dan spondilolistesis. Spondilitis adalah inflamasi pada tulang belakang yang biasanya disebabkan infeksi atau imunitas. Spondiloartrosis adalah degenerasi sendi belakang. Spondilolistesis terjadi ketika satu tulang belakang tergeser ke depan. Dokumen ini menjelaskan gejala klinis dan gambaran radiologi d
Permenkes nomor 54 tahun 2015 tentang pengujian dan kalibrasi alat kesehatanAgung Oktavianto
Peraturan ini mengatur tentang pengujian dan kalibrasi alat kesehatan untuk memastikan alat kesehatan yang digunakan di fasilitas pelayanan kesehatan sesuai standar. Alat kesehatan tertentu wajib diuji dan dikalibrasi sekali setahun, dan alat yang lulus akan diberi sertifikat dan label laik pakai.
Bab 3 membahas anatomi dasar yang terlihat dalam gambar radiologi seperti thoraks yang menampilkan paru-paru, jantung, tulang rusuk, trakea, dan aorta."
This document contains a list of medical diagnoses and procedures in Indonesian. It includes conditions affecting the heart, skin, nerves, teeth, eyes, ears/nose/throat, lungs, gastrointestinal system, kidneys, liver, hematologic system, endocrine system, musculoskeletal system, and gynecologic system. Surgical procedures, laboratory tests, imaging studies, and various treatments are also mentioned. The document appears to be a comprehensive medical history or listing of common diagnoses for a patient or group of patients.
Kredensial Dokter Gigi di Puskesmas.pdfisnadesvera
Standar kompetensi dokter gigi diatur dalam Peraturan Konsel Kedokteran Indonesia Nomor 40 Tahun 2015. Standar ini mencakup enam domain utama yaitu profesionalisme, penguasaan ilmu kedokteran dan kedokteran gigi, pemeriksaan sistem stomatognatik, pemulihan fungsi gigi dan mulut, kesehatan gigi masyarakat, serta manajemen praktik. Standar ini menjadi pedoman untuk menentukan kewenangan klinis dokter
This document contains a list of diagnoses in Indonesian with corresponding ICD codes and doctors' names. It includes various medical conditions such as abdominal pain, abscesses, acute kidney injury, adenotonsillitis, anemia, appendicitis, arthritis, asthma, fractures, hepatitis, hernias, hypertension, and more. The diagnoses are organized with the main diagnosis, ICD code, and treating physician for each patient case.
1. Dokumen tersebut membahas tentang identifikasi korban bencana massal melalui ilmu kedokteran gigi forensik. Termasuk di dalamnya adalah pengertian forensik dan odontologi forensik serta peran dokter gigi dalam proses identifikasi.
2. Beberapa metode identifikasi yang dibahas antara lain melalui ras, jenis kelamin, dan ciri-ciri khusus gigi dan mulut seperti bentuk, ukuran, dan pola gigitan
Transformasi Sistem Kesehatan Indonesia V36.pdfMuh Saleh
Transformasi sistem kesehatan Indonesia berfokus pada enam pilar utama, termasuk transformasi layanan primer untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap layanan kesehatan dasar, transformasi layanan rujukan untuk meningkatkan kualitas dan cakupan rumah sakit rujukan, serta transformasi layanan jantung nasional untuk menangani penyakit jantung.
This document discusses the bones and muscles of the head and face. It describes the sutures between the bones of the cranium, including the coronal, lambdoid, occipitomastoid, squamosal, parietomastoid, and others. It then lists and describes the origins, insertions, actions, and innervations of 14 muscles of the face and head, including the occipitofrontalis, procerus, zygomaticus, orbicularis oculi, and others. It concludes by wishing the reader well in their studies and reminding them not to forget to buy headache medicine.
Dokumen tersebut memberikan prosedur pengujian otot leher, bahu, siku, pergelangan tangan dan tangan menggunakan skala grading 1-5 dengan manual muscle testing. Terdapat enam belas tes otot yang mencakup fleksi, ekstensi, abduksi, adduksi, rotasi dan lainnya untuk setiap bagian tubuh.
BP adalah kelumpuhan akut n. fasialis perifer tanpa penyebab yang jelas. Rehabilitasi medik diperlukan untuk memulihkan fungsi otot wajah dan aktivitas sehari-hari. Diagnosa didasarkan pada gejala klinis seperti lumpuhnya gerakan wajah unilateral. Prognosis umumnya baik dengan pemulihan spontan 75-90% dalam beberapa minggu.
Dokumen tersebut membahas tentang definisi dan tujuan dari anthropometri sebagai upaya untuk menilai status gizi seseorang dengan membandingkan ukuran tubuhnya. Metode yang digunakan antara lain berat badan per umur, panjang/tinggi badan per umur, berat badan per panjang/tinggi badan, dan lingkar lengan atas. Dijelaskan pula alat-alat dan cara pengukuran untuk masing-masing metode tersebut.
Penatalaksanaan fisioterapi pada kasus cerebral palsy spastic quadriplegicVertilia Desy
Makalah ini membahas tentang penatalaksanaan fisioterapi pada kasus cerebral palsy spastik quadriplegik. Secara ringkas, makalah ini menjelaskan definisi cerebral palsy dan anatomi serta fisiologi otak, kemudian menjelaskan penatalaksanaan fisioterapi untuk gangguan gerak, postur, dan ambulasi yang dialami pasien cerebral palsy spastik quadriplegik.
Standar operasional prosedur (sop) rehabilitasi medik di rsUllank Stira
Ringkasan dokumen:
1. Dokumen menjelaskan tentang amputasi dan rehabilitasi pasca amputasi.
2. Terdapat berbagai tingkat amputasi anggota gerak dan penilaian pra operatif serta pasca operatif penting untuk pemulihan dan pemasangan protesa.
3. Terapi fisik dan latihan mobilisasi diperlukan untuk memulihkan fungsi dan memungkinkan penggunaan protesa.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai range of motion (ROM) atau rentang gerak sendi, yang merupakan gerakan normal yang dapat dilakukan oleh sendi. Dokumen tersebut menjelaskan prinsip dasar, tujuan, manfaat, indikasi, dan kontraindikasi latihan ROM, serta jenis-jenis gerakan ROM berdasarkan bagian tubuh tertentu seperti leher, bahu, siku, lengan, tangan, kaki, dan lainnya.
The document describes the starting position, range of motion, precautions, and factors limiting range of motion for various neck and trunk motions including flexion, extension, rotation, lateral flexion, and hyperextension. The neck motions include flexion from 0-45 degrees, extension from 45-0 degrees, rotation from 0-60 degrees to each side, and lateral flexion from 0-45-60 degrees to each side. Trunk motions include flexion of approximately 4 inches, hyperextension of 2 inches, and lateral flexion and rotation measuring differences in distances between starting and ending positions using landmarks like spinous processes.
This document provides instructions for performing passive range of motion exercises on different joints of the body. It lists 18 steps, including preparing the patient and environment, supporting the limb being exercised, moving each joint smoothly through its full range of motion multiple times, addressing any contractures, and documenting the activity. The goal is to move each joint through its full range without causing pain.
Goniometry and Manual Muscle Testing of the UEbenjatchison
This document provides guidance on performing range of motion assessments of the upper extremity. Key points include obtaining consent from the patient, understanding joint biomechanics, performing functional assessments before isolated joint motions, measuring both active and passive range of motion, using proper goniometer alignment, and recording all findings systematically. Proper patient positioning, clear communication, and awareness of each patient's situation are emphasized.
The document discusses the importance of early mobility for MICU patients through range of motion exercises to prevent immobility-related issues like muscular atrophy and joint contracture. It provides details on different types of range of motion including active, passive, and active-assisted exercises and examples of incorporating range of motion into activities of daily living. Guidelines are given for properly performing range of motion exercises on each major joint in the body.
The document discusses goniometry, which is the measurement of joint angles using a goniometer. It outlines what goniometry is, the importance and types of goniometers, how to measure range of motion for various joints including the shoulder, wrist, hip and hand, and considerations for validity and reliability when performing goniometric measurements. Proper procedures and positioning for accurate goniometric assessment of different joints are described.
This document provides an overview of congenital muscular torticollis (CMT). CMT is caused by shortening of the sternocleidomastoid muscle at birth and results in an inclined neck. It affects 0.3-2.0% of live births. Diagnosis is based on history and examination. Treatment involves gentle stretching exercises before age 12 months. Surgery to lengthen the muscle may be considered for older children if conservative treatment fails. Surgical techniques aim to release the tight sternocleidomastoid muscle while avoiding injury to nearby nerves and vessels. Post-operative immobilization and exercises are used to prevent recontracture. Early treatment generally results in over 90% success rate.
The document provides guidelines for physiotherapists on how to properly perform manual muscle testing of the upper and lower extremities, including defining different muscle grades, techniques for administering tests, basic principles like taking time, providing clear instructions to patients, and ensuring consistency. The goal is to objectively evaluate muscle strength to inform treatment planning and monitor patient progress.