SlideShare a Scribd company logo
PENGARUH KEMAMPUAN BERPIKIR POSITIF DAN KECERDASAN
EMOSIONAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA
Proposal Skripsi
diajukan untuk melengkapi
persyaratan mencapai
gelar sarjana
NAMA : Ronaldo Brahmansyah
NPM : 201313500286
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS TEKNIK, MATEMATIKA, DAN ILMU
PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI
2016
LEMBAR PENGESAHAN
Nama : Ronaldo Brahmansyah
NPM : 201313500286
Program Studi : Pendidikan Matematika
Fakultas : Fakultas Teknik Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Judul :Pengaruh Berpikir Positif dan kecerdasan emosional
terhadap prestasi belajar
PANITIA UJIAN
Ketua : Prof. Dr. Sumaryoto (Rektor)
Sekretaris : Dr. Supardi U.S., M.M (Dekan)
Anggota :
No Nama Tanda Tangan
1.
2.
3.
LEMBAR PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Ronaldo Brahmansyah
NPM : 201313 500286
Judul Penelitian : Pengaruh Berpikir Positif dan kecerdasan emosional terhadap
prestasi belajar
Dengan ini menyatakan bahwa hasil penelitian ini merupakan hasil karya sendiri dan
benar keasliannya. Apabila ternyata di kemudian hari penelitian ini merupakan hasil
plagiat atau penjiplakan atas karya orang lain, maka saya bersedia bertanggung jawab
sekaligus menerima sanksi.
Demikian pernyataan ini saya buat dalam keadaaan sadar dan tidak dipaksakan.
Jakarta, 27 mei 2016
Ronaldo Brahmansyah
Materai
Rp 6.000,-
KATA PENGANTAR
Dengan kesempatan ini penulis ingin mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT
yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga akhirnya
penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Proposal yang berjudul Pengaruh Berpikir Positif dan kecerdasan emosional terhadap
prestasi belajar,proposal ini ditulis untuk memenuhi persyaratan mengikuti ujian akhir
semester pada mata kuliah bahasa Indonesia. Pada kesempatan yang baik ini, izinkanlah
penulis menyampaikan rasa hormat dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang
dengan tulus ikhlas telah memberikan bantuan dan motivasi kepada penulis dalam
menyelesaikan skiripsi ini,terutama kepada :
1. ................................................................ selaku Dosen Pembimbing Materi.
2. ................................................................ selaku Dosen Pembimbing Teknik.
3. Prof. Dr. H. Sumaryoto selaku Rektor Universitas Indraprasta PGRI.
4. Dr. Supardi U.S., M.M. selaku Dekan Fakultas Teknik Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Indraprasta PGRI.
5. Tatan Z.M, M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan Matematika
Universitas Indraprasta PGRI.
6. Abdul Karim, M.Pd selaku Dosen Penasihat Akademik
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangannya baik bentuk, isi
maupun teknik penyajiannya, oleh sebab itu kritikan yang bersifat membangun dari
berbagai pihak penulis terima dengan tangan terbuka serta sangat diharapkan. Semoga
kehadiran makalah ini memenuhi sasarannya.
Jakarta,27 mei 2016
Ronaldo Brahmansyah
Daftar isi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah………………………………………………
B. Identifikasi Masalah…………………………………………….…….
C. Rumusan Masalah…………………………………………………......
D. Tujan Penelitian…………………………………………………….…
E. Manfaat Penelitian………………………………………………….…
BAB II Landasan Teori, Kerangka Berfikir, dan Hipotesis Penelitian
F. Landasan Teori…………………………………………………….……
1. Kemampuan berpikir positif………..…………………………..…...
2. Kecerdasan Emosional………………………………....……………
3. Prestasi belajar matematika………… ……………………………...
G. Kerangka Berfikir……………………………………………………….
H. Hipotesis penelitian……………………………………………………..
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
I. Metode penelitian …………………………………………………..….
J. Metode pengumpulan data………………………………………..……
K. Populasi dan Sampel Penelitian………………………………….…….
L. Instrumen Penelitian……………………………………………….…..
M. Teknik Analisa Data………………………………………………..…..
1. Teknik Analisa Deskriptif.
2. Teknik Pengujian Persyaratan data
a. Uji normalitas
b. Uji linieritas Regresi
c. Uji Multikolinearitas
3. Uji hipotesis penelitian
a. Uji Korelasi
b. Koefisien Diterminasi
c. Uji Korelasi Parsial antara Y dan X1 dengan X2 dikendalikan
d. Uji korelasi Parsial antara Y dan X2 dengan X1 dikendalikan
e. Uji regresi ganda
N. Hipotesis Statistika………………………………………………..…..
O. Tanggal dan tempat waktu kegiatan ………………………………….
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu factor yang mempengaruhi perkembangan individu
untuk menciptakan masyarakat yang mempunyai daya saing di segala bidang.
Pendidikan harus mampu mencetak individu-individu yang mempunyai daya
kompetitif,kreatif, dan budi pekerti. Rendahnya kualitas pendidikan merupakan sebab
dari rendahnya kualitas pendidikan merupakan sebab dari rendahnya penyedian sumber
daya manusia yang berkualitas, sehingga terhambatnya pembangunan di Indonesia. Hal
ini di pertegas oleh Suhendar(Supardi,2012: 113) yang menyampaikan bahwa dalam
The Global Competitiveness Report 2012(laporan tahunan daya saing global tahun
2011-2012) yang dibuat oleh World Economic Forum(WEF) menetapkan Indonesia
berada pada poisisi ke-46 dari 142 negara di dunia. Menurut Leonard(2013: 78)
matematika merupakan ilmu yang universal, yang mendasari perkembangan teknologi
modern, serta mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu dan
mengembangkan daya pikir manusia.
Matematika berupa symbol-simbol dan kumpulan angka yang harus kita pahami
dan berkonsentrasi dalam setiap pemikirannya, yang bahkan terdiri dari konsep-konsep
yang bersifat abstrak, sehingga memerlukan pemahaman yang tekun dan teliti. Hal
itulah yang membuat banyak peseta didik menggangap bahwa matematika adalah mata
pelajaran yang sulit dan menakutkan. Bahkan, kebanyakan peserta didik langsung
menyerah jika menghadapi soal matematika.sehingga mempengaruhi hasil yang di capai
belum memuaskan dan banyak peserta didik yang masih memperoleh nilai di bawah
standar. Oleh karena itu, pengajaran matematika dan ilmu dasar lainnya perlu
mendapatkan perhatian yang serius dari berbagai pihak, terutama pihak-pihak yang
berkaitan langsung dengan pelaksana pendidikan mengingat matematika merupakan
ilmu dasar untuk memacu perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Ada beberapa factor yang mempengaruhi prestasi belajar matematika peserta
didik, yaitu factor internal dan factor eksternal. Menurut Slameto (2010: 54), “factor
internal adalah factor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan
factor eksternal adalah factor yang ada di luar individu”. Factor internal meliputi
intelegensi, motivasi, kebiasaan, kecemasan, minat, dan sebagainya, sedangkan factor
eksternal meliputi lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat,
keadaan social, ekonomi, dan sebagainya.
Semua ilmu membutuhkan pola pikir yang bersifat positif, mengarahkan cara kerja
pikiran kearah yang baik atau positif menurut Elfiky(2009: 269) mengatakan berpikir
positif adalah suatu cara berpikir yang lebih menekankan pada sudut pandang dan emosi
yang positif, baik terhadap diri sendiri, orang lain, maupun situasi yang dihadapi. Selain
itu, berpikir secara positif dapat menimbulkan energy-energi positif di dalam diri
sendiri. Dalam konteks ini matematika membutuhkaan cara kerja pikiran yang bersifat
positif, sehingga menghasilkan pandangan-pandangan positif terhadap pelajaran
matematika.
Namun, tidak sedikit siswa yang merasa bahwa dia tidak memiliki suatu
kemampuan seperti yang dimiliki oleh orang lain serta rasa takut akan kegagalan
sehingga hal tersebut sangat berpengaru proses belajar siswa. Karena segala
keberhasilan sangat bergantung kepada bagaimana cara siswa memandang
kemampuan atau kualitas yang dia miliki dalam dirinya. Ketika siswa
memandang negatif terhadap kemampuan yang dia miliki maka diapun akan
memandang segala sesuatu atau tugas yang dikerjakannya sulit.
Dengan merasa diri berharga seseorang akan mampu memandang kehidupan
secara positif dengan arti lain, tindakan, pikiran, dan perkataannya selalu
dilandasi pikiran positif dan jauh dari kekhawatiran serta selalu optimis dalam
segala aspek kehidupan. Kemampuan berpikir positif ini juga merupan unsur
yang penting dalam perkembangan psikologi siswa, karna dengan pikiran positif
siswa dapat sukses menghadapi berbagai tantangan yang siswa hadapi dalam
proses belajar mengajar sehingga mampu mendapatkan perestasi belajar yang
maksimal. Berpikir positif juga sangat mempengaruhi prestasi belajar siswa,
kesuksesan siswa, karna berpikir pisitif merupakan suatu kegiatan akal budi
yang menghasilkan hal positif juga. Tidak hanya bermanfaat untuk diri sendiri
tetapi juga bermanfaat juga untuk orang lain.
Setiap saat dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu mengalami proses
pembelajaran. Baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja, belajar
merupakan proses perubahan tingkah laku pada diri seseorang, yaitu terdiri dari
berbagai aspek kepribadian baik fisik maupun psikis. Oleh sebab itu belajar
merupaka suatu proses yang dilewati oleh seorang individu tanpa terelakan maka
oleh karna itu banyak komponen yang perlu diperhatikan oleh pendidik dalam
mengarahkan dan menuntun siswa mendapatkan output yang jelas dalam proses
pembelajaran yang siswa lewati, agar dapat mendapatkan prestasi belajar yang
maksimal berdasarkan kemampuan siswa tersebut. Salah satu parameter untuk
mengukur tingkat keberhasilan pendidikan dalam menyugukan suatu proses
pembelajara ialah dengan prestasi belajar siswa. Untuk mencapai suatu prestasi
belajar yang optimal maka siswa perlu mengasa kemampuan dalam proses
pembelajaran baik itu kemampuan mengelolah kecerdasan intelektual, spiritual,
dan emosional, yang merupakan kemampuan dalam mengelolah pikiran agar
selalu jernih dan optimal dalam menyugukan hasil pemikirannya, hal tersebut
sangan penting dalam proses pembelajaran untuk mendapatkan prestasi belajar
yang tinggi dalam penyelenggaraan proses belajar mengajar dalam dunia
pendidikan.
Keberhasilan Masyarakat pada umumnya beranggapan bahwa untuk
memperoleh prestasi belajar yang baik seseorang harus memiliki tingkat
kecerdasan intelektual yang tinggi. Terdapat berbagai faktor yang dapat
mempengaruhi tingkat prestasi siswa dalam proses pembelajaran dan banyak
pernyataan yang mengarah kepada realita proses belajar mengajar di sekolah
sering ditemukan siswa yang tidak dapat meraih prestasi belajar yang setara
dengan kemampuan inteligensinya. Ada sebagian siswa yang mempunyai
kecerdasan intelektual yang relatif rendah dapat meraih prestasi belajar yang
relative baik dan begitupula yang memiliki tingkat kecerdasan intelektual yang
relatif tinggi memiliki prestasi yang relatif rendah.
siswa dalam proses pembelajaran tidak hanya ditentukan oleh tingkat inteligensi
Quotient (IQ), tetapi ditentukan juga oleh tingkat kecerdasan Emotional
Quotient (EQ) dan tingkat kecerdasan Spiritual Quotient (SQ). Berdasarkan
realitas kehidupan justru kecerdasan emosional lebih menentukan dari factor
kecerdasan intelekual. Banyak siswa yang Inteligensinya tidak terlalu tinggi
tetapi karna tingkat Emosional baik maka siswa tersebut lebih berprestasi dari
siswa yang kecerdasan Inteligensi tinggi tetapi kecerdasan Emosional rendah.
Hal ini menunjukan keadaan inteligensi yang saling berhubungan antara
kecerdasan Inteligensi, kecerdasan Emosional, dan Kecerdasan spiritual yang
merupakan faktor keberhasilan siswa meraih prestasi belajar yang tinggi di
sekolah.
Kecerdasan emosional atau Emotional Quotient (EQ) dapat terlihat melalui
perilaku sehari-hari, terkait kemampuan membaca lingkungan sosial,
kemampuan memahami apa yang dibutuhkan orang lain, kemampuan untuk
tidak terpengaruh dengan orang lain, juga kemampuan untuk menjadi orang
yang menyenangkan bagi orang lain. Rendahnya kecerdasan emosional siswa
akan berpengaruh pada tingkah laku yang kurang baik. Hal ini akan
mengakibatkan siswa sulit mengendalikan emosional mereka dan berpengaruh
pada prestasi belajar siswa yang akan menjadi kurang baik. Kemudian salah satu
faktor internal dalam diri siswa yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa
ialah kemampuan siswa dalam mengelolah polapikir agar tetap jernih dari
asumsi atau anggapan yang kurang jelas supaya mampu berpikir positif, dalam
menghadapi berbagai masalah yang muncul pada lingkungan sekolah, keluarga
maupun lingkungan masyarakat.
Matematika sebagai mata pelajaran yang selalu dipelajari oleh siswa disetiap
jenjang pendidikan, dewasa ini masih menjadi hal yang menakutkan dan ingin
dihindari oleh siswa. Matematika merupakan salah satu ilmu eksak. Ilmu eksak
diartikan sebagai ilmu yang sistematis, teratur, konsisten dan dibatasi oleh
aturan-aturan tertentu, artinya, selama setiap jawabannya yang diberikan
berdasarkan aturan-aturan yang berlaku benar dan dikerjakan secara konsisten
dan sistematis maka jawabannya dapat dipertimbangkan menjadi benar. Hal
tersebut menegaskan kalau matematika adalah suatu ilmu. Ilmu yaitu
Pengetahuan yang bergerak dinamis dan berkembang sesuai dengan
perkembangan jaman.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka terdapat masalah-masalah yang
akan muncul dalam penelitian, masalah-masalah tersebut ialah sebagai berikut :
1. Apakah siswa yang memiliki kecerdasan emosional stabil dapat
mempengaruhi prestasi belajar matematika siswa.?
2. Apakah ada hubungan yang signifikan antara kecerdasan emosional dan
kemampuan berpikir positif terhadap prestasi belajar matematika siswa.?
3. Adakah pengaruh kecerdasan emosional dan kemampuan berpikir positif
terhadap prestasi belajar matematika siswa.?
4. Apakah dengan kecerdasan emosional yang stabil prestasi belajarnya
akan rendah atau tinggi.?
C. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka penulis merumuskan masalah
sebagai berikut:
1. Adakah pengaruh kemampuan berpikir positif terhadap kecerdasan
emosional?
2. Adakah Pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar
matematika?
3. Adakah pengaruh kemampuan berpikir positif terhadap prestasi belajar
matematika siswa?
4. Adakah pengaruh tidak langsung berpikir positif terhadap prestasi belajar
melalui kecerdasan emosional?
D. Tujan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui adakah pengaruh signifikan antara
kemampuan berpikir positif terhadap kecerdasan emosional.
2. Untuk mengetahui adakah pengaruh signifikan antara kecerdasan
emosional terhadap prestasi belajar matematika.
3. Untuk mengetahui adakah pengaruh signifikan kemampuan
berpikir positif terhadap prestasi belajar matematika siswa.
4. Untuk mengetahui adakah pengaruh tidak langsung berpikir
positif terhadap prestasi belajar melalui kecerdasan emosional.
E. Manfaat Penelitian
Hasil ini diharapkan memiliki manfaat sebagai berikut:
1. Secara teoritis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan konstribusi
bagi perkembangan dalam bidang ilmu pengetahuan dan dalam dunia
pendidikan.
b. Dapat digunakan sebagai acuan dan bahan pertimbangan bagi
peneliti selanjutnya.
2. Secara praktis
a. Bagi siswa, sebagai masukan agar siswa dapat mengomptimalkan
kecerdasan emosional dan kemampuan berpikir positif sehingga dapat
meningkatkan prestasi belajarnya.
b. Bagi guru sebagai saran dan masukan agar dapat memperhatikan
kecerdasan emosional dan kemampuan berpikir positif untuk peningkatan
prestasi belajar siswa.
c. Bagi dunia penelitian, sebagai acuan penelitian mengenai faktor-
faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa.
d. Bagi peneliti, sebagai bekal menjadi pendidik di masa
mendatang, menambah pengetahuan dan pengalaman.
Landasan Teori, Kerangka Berfikir, dan Hipotesis Penelitian
F. Landasan Teori
Kemampuan Berpikir Positif
Sering kali kita mendengar bahwa kesuksan itu diawali dengan sikap
dan pemikiran yang positif “the firs key to success is positive thinking”
kunci pertama dalam menggapai kesuksesan ialah berpikir positif.
Walaupun tidak sepenuhnya suatu keberhasilan dapat di capai hanya
dengan berpikir positif. Tetapi setidaknya dengan bertindak dengan
berpikir positif seseorang telah berada pada setengah perjalanan menuju
kesuksesan. Hal ini senada dengan leonard (2013: 56)
Yang mengatakan bahwa tindakan, pikiran, dan perkatanya selalu
dilandasi oleh pikiran positif dan jauh dari kekhawatiran serta selalu
optimis dalam segala aspek kehidupan. Dengan demikian, berpikir
positif sama saja mempunyai sikap semangat dalam hidupnya yang
bersumber dari energy yang positif pula.
Semua ilmu membutuhkan pola pikir yang bersifat positif,
mengarahkan cara kerja pikiran kearah yang baik atau positif menurut
Elfiky(2009: 269) mengatakan berpikir positif adalah suatu cara berpikir
yang lebih menekankan pada sudut pandang dan emosi yang positif,
baik terhadap diri sendiri, orang lain, maupun situasi yang dihadapi.
Selain itu, berpikir secara positif dapat menimbulkan energy-energi
positif di dalam diri sendiri. Dalam konteks ini matematika
membutuhkaan cara kerja pikiran yang bersifat positif, sehingga
menghasilkan pandangan-pandangan positif terhadap pelajaran
matematika. Sedangkan menurut Arifin ( 2010: 19) berpikir positif
adalah aktivitas berpikir yang kita lakukan dengan tujuan untuk
membangun dan membangkitkan aspek positif pada diri kita, baik itu
berupapotensi, spirit(semangat), tekad, maupun keyakinan diri kita.
Leonard (2013: 56-57) mengatakan kemampuan berpikir positif ini
merupakan unsuryang penting dalam perkembangan psikologis sesorang,
dengan berpikir positif seseorang dapatsukses menghadaapi masa depan,
dengan kata lain. Kemampuan berpikir positif merupakan salah satu
unssur yang penting yang harus dimiliki oleh peserta didik dalam
pembelajaran khususnya matematika.
Berdasarkan uraian tersebut dapat di simpulkan bahwa berpikir positif
adalah sikap atau perilaku yang di kembangkan dengan menggunakan
akal dan pikiran yang bersumber dari energy positif dan juga
memandang sesuatu dari kebalikannya, sehingga menghasilkan
pandangan individu yang baik terhadap dirinya sendiri,orang lain yang
saling berhubungan dan keluarga serta lingkungan.
Kecerdasan Emosional
Kecerdasan menurut Gardener dikutip oleh Saondi dan Suherman
(2012:117) memaparkan pengertian kecerdasan (intelligent) mencakup tiga
faktor:
1. Kemampuan untuk menyelasaikan masalah yang terjadi dalam
kehidupan manusia.
2. Kemampuan untuk menghasilkan persoalan-persoalan baru untuk
diselesaikan.
3. Kemampuan untuk menciptakan sesuatu untuk memunculkan
penghargaan dalam budaya seorang individu.
Harward Garner dikutip Uno (2010:11) menegaskan bahwa skala
kecerdasan yang selama ini dipakai, ternyata memiliki banyak keternatasan
sehingga kurang dapat meramalkan kinerja yang suskse ntuk masadepan
seseorang. Menurut Garner, “kecerdasan seseorang meliputi unsur-unsur
kecerdasan matematika logika, kecerdasan bahasa, kecerdasan musical,
kecerdasan visual spasial, kecerdasan kinestetik, kecerdasan interpersonal,
kecerdasan intrapersonal, dan kecerdasan naturalis”.
Menurut Uno dalam buku Mengelolah Kecerdasan dalam suatu
Pembelajaran. Dapat disimpulkan betapa pentingnya kecerdasan emosional
yang dikembangkan pada siswa. Banyak dijumpai siswa yang begitu cerdas
di sekolah, begitu cemerlang prestasi akademiknya, namun tidak mampu
mengelolah emosinya, seperti mudah marah, mudah putus asa, atau angkuh,
dan sombong sehingga prestasi tersebut tidak banyak bermanfaat untuk
dirinya. Ternyata kecerdsan emosional perlu lebih dihargai dan di
kembangkan pada siswa sejak dini karna hal inilah yang mendasari
keterampilan seseorang ditengah masyarakat kelak sehingga akan membuat
seluruh potensinya dapat berkembang secara optimal.
Hal lain dikemukakan oleh Robert Coles dikutip dari Uno (2010:17)
mengatakan “bahwa disamping intelligence quotient (IQ) ada satu jenis
kecerdasan yang disebut sebagai kecerdasan moral yang juga memegang
peran amat penting bagi kesuksesan dalam hidupnya”. Emosional Menurut
Daniel Goleman dalam Ali (2004:62), seorang pakar kecerdasan emosional,
makna tepatnya masi sangat membingungkan, “emosi merupakan setiap
kegiatan atau pergolakan pikiran, perasaaan, nafsu, setiap keadaan mental
yang hebat dan meluap-luap”. Lebih lanjut Daniel Goleman mengatakan
bahwa “emosi merujuk kepada suatu perasaan dan pikiran-pikiran yang
khas, suatu keadaan biologi, psikologis, dan kecenderungan perilaku”.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan emosi.
1. Perubahan jasmani
Perubahan jasmani yang ditunjukan dengan adanya pertumbuhan yang
sangat cepat dari anggota tubuh. Hormone-hormone tertentu mulai
berfungsi sejalan dengan perkembangan alat kelaminnya sehingga dapat
menyebabkan rangsangan didalam tubuh remaja dan seringkali
menimbulkan masalah dalam perkembangan emosinya.
2. Perubahan interaksi dengan orang tua
Pola asuhnya yang menurut apa yang dianggap baik oleh dirinya sendiri
saja sehingga ada yang bersifat otoriter, memanjakan anak, acuh tak
acuh, tetapi ada juga yang sepenuh dengan cintah kasih. Perbedaan polah
asuh pada orang tua seperti itu dapat berpengaruh terhadap
perkembangan emosi remaja.
3. Perubahan interaksi dengan teman sebaya
Factor yang sering menimbulkan masalah emosi pada siswa adalah
hubungan cinta dengan teman lawan jenis. Gejala ini sebenarnya sehat
bagi siswa, tetapi tidak jarang menimbulkan konflik atau gangguan emosi
bagi siswa jika tidak diikuti dengan bimbingan orang tua. Usahakan agar
tidak membentuk geng pada saat memasuki masa remaja tengah atau
remaja akhir. Pada masa ini para anggotanya biasanya membutuhkan
teman-teman untuk melawan kebijakan atau peraturan dalam melakukan
perbuatan yang tidak baik.
4. Perubahan pemandangan luar
Faktor penting yang dapat mempengaruhi perkembangan emosi siswa
selain perubahan-perubahan yang terjadi didalam diri siswa itu sendiri
adalah pandangan dunia luar dirinya
5. Perubahan interaksi dengan sekolah
Dalam pembaharuan para siswa sering terbentur pada nilai-nilai yang
tidak dapat mereka terima atau yang sama sekali bertenbtangan dengan
nilai-nilai yang menarik bagi mereka. Pada saat itu , timbullah idealisme
untuk mengubah lingkungannya. Sebab idealalisme yang dikecewakan
dapat berkembang menjadi tingkah laku emosional yang destruktif.
Pengembangan keterampilan emosional
Cara yang dapat dilakukan untuk mengembangkan keterampilan
emosional individu adalah sebagai berikut
1. Mengidentifikasi dan memberikan nama atau label
perasaan
2. Mengungkapkan perasaan
3. Menilai intensitas perasaan
4. Mengelolah perasaan
5. Menunda pemuasan
6. Mengendalikan dorongan hati
7. Mengurangi stres, dan
8. Memahami perbedaan antara perasaan dan
tindakan
Demikian pentingnya factor emosi dalam menentukan keberhasilan balajar
anak mana DePorter, Reardon dan Singer-Neurie, dalam bukunya mereka
sngat terkenal Quantum Teaching: orcestrating student success,
menyarankan agar guru memahami emosi para siswa mereka. dengan
memperhatikan dan memahami emosi siswa, akan dapat membantu guru
mempercepat proses pembelajaran yang lebih bermakna dan permanen.
Untuk membangun hubungan emosional dengan siswa tersebut DePorter,
Reardon dan Singer-Neurie dalam Desmita (2008:173) merekomendasikan
beberapa hal berikut:
1. Perlakukan siswa sebagai manusia sederajat.
2. Ketahuilah apa yang diinginkan siswa, cara berfikir
mereka, dan perasaan mereka, mengenai hal-hal yang
terjadi dalam kehidupan mereka.
3. Bayangkan apa yang mereka katakana kepada diri sendiri,
mengenai diri sendiri.
4. Ketahuilah apa yang menghambat mereka untuk
memperoleh hal-hal yang benar-benar mereka inginkan.
Jika anda tidak tau tanyakanlah.
5. Bicaralah dengan jujur kepada mereka, dengan cara ang
membuat mereka mendengarkannya dengan jelas dan
halus
Prestasi Belajar Matematika
Dikutip dalam Uno (2010: 25) Dalam undang-undang nomor 20 tahun 2003
tentang sistem pendidikan nasional pasal 39 ayat (2) menyebutkan
“pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan serta
melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil, melakuka bimbingan dan
pelatihan, serta melakukan penelitian, dan pengabdian kepeda masyarakat,
terutama bagi pendidik di perguruan tinggi”. Dapat disimpulkan dalam
dunia pendidikan itu yang menjadi icon dalam membuat perubahan ialah
tenaga pendidik. Guru yang profesional dalam menentukan prestasi belajar
siswa dapat memperhatikan faktor yang dapat mempengaruhi prestasi
belajar dan menyuguhkan kegiatan proses pembelajaran yang efektif dan
kondusif.
Slameto (2010: 2) menyatakan bahwa “belajar ialah suatu proses usaha yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang
baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya”. Dari definisi diatas penulis dapat menarik
kesimpulan bahwa dengan melewati proses belajar siswa akan mengalami
perubahan tingkah laku yang signifikan sebagai refleksi penambahan
pengetahuan yang dilewati.
Menurut Hilgard dan bower (Suhendri, 2010: 31) mengemukan bahwa
“Belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap
situasi itu, di mana perubahan tingkah laku tidak dapat di jelaskan atau dasar
kecnderungan respons pembawaan,kematangan, ataukeadaan-keadaan sesaat
seseorang” situasi-situasi tertentu yang dialami individu tersebut dalam
tingkah lakunya akan membuat individu belajar untuk merespon dan bila hal
tersebut terjadi berulang-ulang serta menimbulkan perubahan tingkah laku
yang relative menetap, itulah yang disebut belajar.
Menurut Irwanto (Siagian, 2012: 124) menyatakan bahwa belajar secara
sederhana sebagai proses perubahan dari belum mampu menjadi sudah
mampu yang bersifat menetap (permanen) dan tidak hanya terjadi pada
perilaku yang saat ini Nampak (immediate behavior), tetapi juga pada
perilaku yang mungkin terjadi di masa mendatang (potensial behavior).
Belajar yang dilaksanakan oleh peserta didik juga diharapkan dapat
mengembangkan prestasi belajar peserta didik tersebut karena prestasi
merupakan tolak ukur pencapaian aspek-aspek yang bersifat kognitif,afektif
dan psikomotorik. Hal ini sesuai denganpendapat Fatimah (Siagian,
2012:124) menyatkan dalam konteks pembelajaran ada beberapa tolak ukur
yang dapat digunakan untuk mengetahui prestasi belajar peserta didik. Salah
satu tolak ukur yang digunakan adalah prestasi belajar yang mengacu pada
pencapaian takdtonomi pendidikan yang mencakup aspek kognitif,afektif
dan psiomotorik.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas, yang dimaksud belajar adalah suatu
perubahan tingkah laku, pengetahuan, pemahaman, dan hal lain yang dapat
mengakibatkan suatu perbaikan dalam diri peserta didik melalu pengalaman
dan pelatihan.
Dalam proses belajar dapat menghasilkan suatu perubahan baik dalam
bidang pengetahuan, bidang keterampilan, maupun bidangnilai dan sikap
berdasarkan kemampuan kognitif,psikomotorik dan afektif.
Proses pengajaran di sekolah, diarahkan untuk memperoleh tiga aspek
tersebut namun demikian penilaiannya lebih tampak pada ranah kognitif, hal
ini dikarenakan kegiatan yang berkaitan dengan ranah kognitif lebih mudah
diukur. Untuk menilai hasil belajar yang telah dicapai oleh siswa dalam
proses belajar mengajar makaperlu dilakukan suatu kegiatan evaluasi.
Kegiatan ini dapat dilihat dan diukur melalui alat evaluasi berupa test.
Dalam kamus besar bahasa indonesia (2008: 1101) yang dimaksud dengan
prestasi belajar adalah penguasan pengetahuan atau keterampilan yang
dikembangkan oleh mata pelajaran. Lazimnya disajikan ditunjukan dengan
nilai tes atau dalam bentuk angka nilai yang diberikan oleh guru.
Menurut Tu’u dalam Susilawati (2015: 75) mendefinisikan “prestasi belajar
merupakan hasil yang dicapai seseorang ketika mengerjakan tugas atau
kegiatan tertentu”. Berdasarka pendapat Tu’u tersebut terfokus pada hasil
atau pencapaian berdasarkan hasil belajar.
Sukadinata dalam Supardi (2014: 86) memaparkan bahwa “prestasi belajar
atau achievement merupakan realitas atau pemekaran dari kecakapan-
kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang”. Prestasi yang
diartika oleh Sukadinata lebih mengarah pada perwujudan dari potensi diri
yan dimiliki siswa.
Paling dalam Mulyono (1999: 252) mengemukakan bahwa “matematika
merupakan suatu cara untuk menemukan jawaban terhadap masalah yang
dihadapi manusia; suatu cara menggunakan infomasi, menggunakan
pengetahuan tentang bentuk dan ukuran, menggunakan pengetahuan tentang
menghitung, dan yang paling penting adalah memikirkan dalam diri
manusia itu sendiri dalam melihat dan menggunakan hubungan-hubungan”.
Matematika menurut Ruseffendi dalam Heruman (2007: 1) mengemukan
bahwa “matematika adalah bahasa symbol, ilmu edukatif yang tidak
menerima pembuktian secara induktif, ilmu tentang pola keteraturan, dan
struktur yang terorganisir, mulai dari unsur yang didefinisikan, ke aksioma
atau postulat, dan akhirnya ke dalil”. Pendapat tersebut serumpun juga
dengan pandangan Soedjadi dalam Heruman (2007:1) bahwa “matematika
yaitu memiliki obyek tujuan yang abstrak, bertumpu pada kesepakatan, dan
pola pikir yang deduktif”.
Hal ini memungkinkan pengukuran secara kuantitatif, meningkatkan daya
prediktif dan juga control dari ilmu sehingga memberikan jawaban yang
bersifat eksak dan memungkinkan pemecahan masalah secara cepat dan
cermat. Menurut Suriasumantri (Siagian, 2012: 125) menyatakan bahwa
matematika pada garis besarnya merupakan pengetahuan yang di susun
secara konsistenberdasarkan logika deduktif. Logika deduktif merupakan
pola berpikir logika dari hal umum menuju hal khusus. Matematika dikenal
sebagai ilmu deduktif,karena proses mencari kebenaran dalam matematik
berbeda dengan ilmu pengetahuan alam dan ilmu pengetahuan lain.
Beradasarkan beberapa pendapat di atas, yang di maksud matematika
meruapakan cabang ilmu eksak (pasti) yang memiliki konsep-konsep saling
berhubungan dan merupakan suatu alat untuk mengembangkan cara berpikir
dalam menghasilkan suatu karya.
Jadi kesimpulannya prestasi belajar matematika adalah penilaian taraf
keberhasilan proses pembelajaran matematika yang di capai peserta didik
mencakup standar kompetensi dan kompetensi dasar matematika yang telah
ditetapkan prestasi belajar yang diberikan oleh peserta didik yang didasari
pada kemampuan internal yang digolongkan atas kemampuan dalam hal
informasi verbal, kemahiran intelektual, pengaturan kegiatan kognitif,
keterampilan motoric dan sikap.
G. Kerangka Berpikir
1. Pengeruh kecerdasan Emosional terhadap prestasi belajar matematika
Kecerdasan intelektual saja tidak memberikan persiapan bagi siwa untuk
menghadapi gejolak, kesempatan atau kesulitan-kesulitan dalam kehidupan.
Dengan kecerdasan emosional, seseorang dapat mengetahui dan
menanggapi perasaan-perasaan sendiri dan orang lain dengan efektif.
Seseorang yang memiliki keterampilan emosi yang berkembang dengan
baik, kemungkinan besar akan berhasil dalam kehidupan dan memiliki
motifasi untuk mencapai prestasi belajar yang baik.
Kecerdasan emosional mempunyai pengaruh terhadap keberhasilan sekolah,
seseorang atau siswa harus memiliki tingkat kecerdasan emosi yang lebih
baik dapat menjadi lebih terampil dalam memenangkan dirinya dengan
cepat. Jarang tertular penyakit lebih terampil dalam memusatkan perhatian,
lebih baik dalam berhubungan dengan orang lain dan kerja akademisi di
sekolah lebih baik.
Dari berbagai pernyatan diatas dapat di ambil kesimpulan bahwa kecerdasan
emosional merupakan salah satu factor yang seharusnya dimiliki siswa yang
memiliki kebutuhan untuk memiliki prestasi belajar yang baik pada mata
pelajaran matematika.
2. Pengaruh kemampun berpikir positif terhadap prestasi belajar
matematika
Kemampuan berpikir positif adalah kecakapan atau potensiyang dimiliki
seseorang untuk dapat mengembangkan cara berpikir yang biasanya
berusaha mencari hasil terbaik dari keadaan terburuk.
Berpikir positif direpresentasikan sebagai bentuk kepercayaan dan
keyakinan bahwa hal-hal yang akan terjadi dimasa depan adalah hal-hal
yang positif. Orang yang berpikir positif memiliki keyakinan dan rasa
percaya diri yang tinggi. Secara umum mereka yang memiliki keyakinan
didalam dirinya, memiliki keberanian untuk berpikir hal-hal yang positif di
setiap keadaan-keadaan yang negative yang dialaminya. Mampu berpikir
positif dalam mempelajari materi matematika, walaupun terlihat sulit dan
berat, akan berusaha untuk melihat sisi mafaat dari matematika.
Potensi yang dimiliki siswa berpengaruh pada pembelajaran untuk
meningkatkan kemampuan untuk berpikir positif. Berpikir positif dapat
memberikan kendali psikologi yaitu sebagai daya penguat dan dapat melatih
diri sebagai seseorang mengubah atau menghapus keyakinan yang merusak
mental untuk sesuatu yang ingin dicapai. Berpikir positif dapat membantu
siswa agar mampu beranggapan baik dan memandang matematika sebagai
suatu tantangan bernilai untuk dipahami, maka terbentuklah motifasi yang
kuat dalam diri siswa terhadap belajar matematika. Dengan adanya motifasi
yang kuat dan antusias siswa untuk memahami matematika.
Dari berbagai uraian diatas dapat diduga bahwa terdapat pengaruh positif
antara kemampuan berpikir positif terhadap prestasi belajar matematika
siswa.
3. Pengeruh kecerdasan Emosional dan kemampuan berpikir positif
terhadap prestasi belajar matematika siswa
H. Hipotesis Penelitian
Dari penjelasan di atas maka dapat diajukan hipotesis sebagai dugaan
sementara yaitu :
1. Terdapat pengaruh kemampuan berpikir positif terhadap
kecerdasan emosional.
2. Terdapat pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi
belajar matematika.
3. Terdapat pengaruh kemampuan berpikir positif terhadap prestasi
belajar matematika siswa
4. Terdapat pengaruh tidak langsung berpikir positif terhadap
prestasi belajar melalui kecerdasan emosional.
I. Metode Penelitian.
1. Jenis Penelitian
Pada penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian Survey. Dengan
menggunakan pendekatan kuantitatif.
2. Desain Penelitian
Keterangan:
X1 : Kemampuan berpikir positif
X2 : Kecerdasan Emosional
X3 : Prestasi Belajar
1 : Pengaruh Kemampuan berpikir positif terhadap
kecerdasan
emosional
1
3
X1
X2
X3
2
2 : Pengaruh kemampuan berpikir positif terhadap prestasi
belajar
3 : Pengaruh Kecerdasan emosional terhadap prestasi
belajar
4 : pengaruh tidak langsung kemampuan berpikir positif
terhadap prestasi belajar melalui kecerdasan emosional
J. Metode pengumpulan Data.
1. Variabel penelitian
a. Variabel bebas :
• kecerdasan emosional (X1)
• kemampuan berpikir positif (X2)
b. Variabel terikat :
• prestasi belajar siswa (X3 )
2. Sumber data
Untuk kecerdasan Emosional (X1) bersal dari hasil angket yang
diberikan kepada siswa kelas SMK XI tahun ajaran 2016/2017.
•
Utuk kemampuan berpikir positif (X2) bersal dari hasil angket yang
diberikan kepada siswa kelas SMK XI tahun ajaran 2016/2017.
•
Untuk prestasi belajar matematika siswa (X3 ) berasal dari dokumen
sekolah SMK XI tahun ajaran 2016/2017.
K. Populasi, Sampel Penelitian
1. Populasi
Populasi meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh subyek atau
obyek itu. Populasi di bedakan menjadi dua, atara lain:
a. Populasi target
Populasi target dalam penelitian ini adalah SMK XI tahun ajaran
2016/2017.
b. Populasi terjangkau
Populasi terjangkau dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI
SMK yang terdaftar pada tahun ajaran 2016/2017 sebanyak 40
orang.
2. Sampel
Jika kita hanya akan meneliti sebagian dari populasi, maka penelitian tersebut
disebut penelitian sampel, sugiyono (2012:118) menyatakan bahwa sampel
adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut”. Sehingga sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak dua kelas yang
berjumlah 40 siswa. Teknik pengambilan sampling pada penelitian ini adalah
teknik simple random sampling. Menurut Sugiyono (2012:120) dikatakan
simple (sederhana) karena pengambilan pegambilan sampel dilakukan secara
acak tanpa memperhatikan strata yang ada populasi itu. Adapun teknik
pengambilan sampel. Teknik simple random sempling di lakukan dari dua kelas
yang di pilih secara acak.
L. Instrumen Penelitian
a. Definisi konseptual
Pengertian konseptual tentang berpikir positif,kecerdasan emosional dan
prestasi belajar
b. Definisi operasional
Pengertian operasional tentang berpikir positif,kecerdasan emosional dan
prestasi belajar
c. Kisi-kisi Instrument
Memuat table berpikir positif,kecerdasan emosional dan prestasi belajar
d. Uji coba instrumen angket test
1. Uji validitas
Pengujian validitas tiap butir soal digunakan analisa item, yaitu
mengkorelasikan skor tiap butir dengan skor total yang merupakan
jumlah tiap skor butir. Item yang mempunyai korelasi positif dengan
kriteria (skor total) serta korelasi yang tinggi, nilai korelasi tinggi denga
uji t dengan taraf signifikan 5% an dk = n-2, jika thitung < ttabel maka data
dinyatakan tidak valid. Untuk menghitung nilai korelasi product moment
sebagai berikut :
Keterangan :
: korelasi
n : jumlah data
x : skor tiap butir
y : Skor total
2. Uji releabilitas
Pengujian releabilitas instrumen angket kecerdasan emosional, dimana
Suharsimi menyatakan “releabilitas menunjukan bahwa instrument dapat
dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data karena
instrumen tersebut sudah baik” untuk menghitung releabilitas tes
menggunakan rumus crombach alpha.
Dengan rumus sebagai berikut:
Di lanjutkan dengan rumus KR-21
Keterangan :
= koefisien releabilitas
K = banyaknya butir pernyataan yang valid
= varians skor total
= varians butir ke - i
= jumlah varians butir ke - i
M. Teknik Analisis Data
1. Statistik Deskriptif
Teknik analisis data adalah suatu metode untuk mengelola dan menganalisis
data hasil penelitian dalam rangka menguji hipotesis yang telah dirumuskan.
Setelah data terkumpul yang diperoleh melalui instrumen yang dipilih, maka
pengujian hipotesis dilakukan dengan langkah-langkah berikut:
a. Menentukan rata-rata ( mean) yaitu:
Keterangan:
Ẋ : nilai rata-rata
fi : jumlah sampel
xi : nilai tengah
n : banyak data
b. Menentukan modus yaitu
Keterangan:
Tb : batas kelas interval dan frekuensi terbanyak
P : panjang kelas interval
b1 : selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sebelumnya
b2 : selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sesudahnya
c. Menentukan median yaitu:
Keterangan :
Tb : batas bawah
n : banyak data atau sampel
Jf : jumlah semua frekuensi sebelum kelas median
P : panjang kelas
f : frekuensi kelas median
d. Mencari varians
n : banyak data
fi : frekuensi data
xi : nilai tengah
e. Menentukan simpangan baku(S)
Ketrangan :
S : simpangan baku
S2
: varians
2. Uji persyaratan Analisis Data
a. Uji Normalitas
Yaitu mengadakan pengujian terhadap normal atau tidaknya data yang
akan dianalisis. Penulis melakukan ini untuk pengujian dua variabel yang
berbeda. Uji normalitas ini dilakukan dengan menggunakan uji chi-
kuadrat (X2
) . Uji normalitas chi-kuadrat dilakukan langkah-langkah:
1) Menentukan skor besar dan kecil
2) Menentukan rentangan . R = datar terbesar- data terkecil
3) Menentukan banyaknya kelas yaitu :
n : banyak data
4) Menentukan panjang kelas (P) yaitu:
R : rentang
K : banyaknya kelas
5) Menentukan rata-rata ( mean)
5) Mencari simpangan baku data kelompok
6) Tentukan batas nyata atau tepi kelas tiap interval dan jadikan
sebagai Xi ( X1, X2, X3,…,Xn) kemudian lakukan konversi, setiap
nilai tepi kelas (Xi) menjadi nilai baku Z1, Z2, Z3,…Zn dimana nilai
baku Zi ditentukan dengan rumus:
Keterngan:
Zi : bilangan baku
Ẋ : rata-rata
S : simpangan baku
7) Tentukan besar peluang setiap nilai Z berdasarkan tabel Z (luas
lengkung dibawah kurva normal standar dari 0 ke Z), dan disebut
dengan F(Zi), dengan ketentuan:
Jika Zi < 0, maka F(Zi) = 0,5 – Ztabel ; dan
Jika Zi > 0, maka F( Zi) = 0,5 + Ztabel
8) Tentukan luas normal Li tiap kelas interval dengan cara menguji
nilai F(Zi) yang lebih besar diatas atau dibawah, yaitu : Li= F(Zi) -
F(Zi-1)
9) Tentukan fe dengan cara mengalihkan luas peluang normal kelas
10) Masukan frekuensi observasi sebagai fo
11) Cari nilai chi-kuadrat (X2
) setiap interval
12) Tentukan nilai X2
hitung
13) Tentukan nilai X2
tabel
14) Bandingkan jumlah total X2
hitung dengan X2
tabel
15) Apabila X2
hitung > X2
tabel maka data tidak berdistribusi normal dan
jika X2
hitung < X2
tabel maka data berdistribusi normal.
b. Uji Linearitas Regresi
Pengujian linearitas digunakan untuk mengetahui apakah data berpola
linier untuk masing-masing variabel X terhadap Y. langkah-langkah uji
linearitas sebagai berikut:
1. Menentukan persamaan regresi Y atas X, atau
, dengan terlebih dahulu menentukan nilai rerata X, rerata
Y, nilai a dan b.
2. Menentukan nilai jumalah kuadrat (JK) setiap sumber varians,
yaitu:
a). jumlah kuadrat total :
b). jumlah kuadrat regresi :
c) jumlah kuadrat regresi b terhadap a yaitu:
d) jumlah kuadrat residu yaitu :
e) jumlah kuadrat error yaitu :
3. Menentukan nilai derajat kebebasan (dk) untuk setiap sumber varians
4. Melakukan pengujian hipotesis dengan membandingakan nilai Fhitung
dan Ftabel dengan kriteria:
Terima H0, jika F hitung < F tabel maka dat regresi berpola linier
Tolak H0, jika F hitung > F tabel maka data tidak berpola linier.
c. Uji Multikolinearitas
Pengujian Multikolinearitas dilakukan dalam rangka menguji apakah
dalam model ganda ditemukan adanya korelasi antara variable bebas.
Dalam analisis regresi yang baik disyaratkan tidak terjadi
multikolinearitas diantara variabel bebasnya.
Untuk mengetahui terjadinya multikolinearitas diantara variabel
bebasdalam suatu model regresi dilakukan dengan melihat atau menguji
nilai VIF ( Variance Inflantion Factor) atau nilai Tol ( Tolerance ).
Rumus untuk menentukan nilai VIF dan Tol seperti berikut.
Keterangan;
VIF :nilai Variance Inflantion Factor
Tolj :nilai Tolerance variabel bebas-j
Rj :koefisien korelasi antara variabel bebas-j dengan
variabel bebaslainya.
Hipotesi yang diuji :
H0 : terjadi multikolinearitas antara variabel bebas
H1 : tidak terjadi multikolinearitas antara variabel bebas
Kriterian pengujian untuk mengetahui terjadi atau tidaknya
multikolinearitas sebagai berikut. “ jika nilai Tol ≤ 0,1 atau nilai VIF ≥
10, terima H0 atau dikatakan terjadi multikolinearitas”.
3. Uji Hipotesis
Untuk mengetahui pengaruh kedisiplinan dan kemandirian terhadap
prestasi belajar dilakukan pengujian sebagai berikut :
a. Uji Korelasi Ganda
Rumus korelasi ganda dari dua variabel bebas ( X1 dan Y1)
dengan satu variabel terikat:
Dimana:
: koefisien korelasi ganda antara X1 dan X2
bersama-sama dengan Y
: koefisien korelasi antara X1 dengan Y
: koefisien korelasi antara X2 dengan Y
: koefisien korelasi antara X1 dengan X2
b. Koefisien Diterminasi
Koefisien determinasi dilambangkan dengan r2
. Rumus yang
dipakai adalah:
KD = r2
x 100%
KD : koefisien determinasi
r : koefisien korelasi
c. Uji Korelasi Parsial antara Y dan X1 dengan X2
dikendalikan
Nilai koefisien korelasi parsial X1 dan Y, setelah mengendalikan
X2, yaitu :
Keberartian koefisien korelasi parsial dapat diuji dengan uji-t
sebagai berikut :
Jika thitung > t tebel maka disimpulkan terdapat korelasi antara X1
dengan Y.
d. Uji korelasi Parsial antara Y dan X2 dengan X1
dikendalikan
Nilai koefisien korelasi parsial X2 dan Y, setelah mengendalikan
X1.
Keberartian koefisien korelasi parsial dapat diuji dengan uji-t
sebagai berikut :
Jika thitung > t tebel maka disimpulkan terdapat korelasi antara X2
dengan Y.
e. Uji Regresi Ganda
Jika terdapat dua varibel bebas ( X1 dan X2 ) serta Variabel terikat
(Y) maka persamaan regresi ganda diselesaikan dengan langkah-
langkah sebagai berikut:
1) Menentukan skor deviasi ukuran deskriptif seperti:
2) Menentukan koefisien-koefisien dan konstanta persamaan
regresi ganda:
a) Koefisien regresi yaitu:
b) Koefisien regresi
c) Konstanta regresi ganda
dengan persamaan umum regresi ganda dengan dua
variabel bebas dan satu variabel terikat adalah
d) Menghitung nilai diterminan korelasi ganda rumus
: KP=R2
. 100%
e) Menguji signifikansi korelasi ganda dengan
rumus:
f) Menentukan aturan pengambilan keputusan atau
kriteria uji signifikansi korelasi ganda:
Kaidah pengujian signifikansi:
Jika Fhitung ≥F tabel maka tolak H0 ( signifikansi)
Jika Fhitung ≤F tabel maka tolak H1 ( tidak signifikansi) cari
Ftabel menggunakan tabel F dengan rumus α= 0,05 dan Ftabel
= F(1-α)(db pembilang =m) (db penyebut = n-m-1)
g) Melakukan uji lanjut ( pengujian koefisien regresi
parsial) dengan langkah-langkah:
(1) Menentukan varian error regresi ganda,
(2) Menentukan kekeliruan baku koefisien
regresi variabel bebas X1
(3) Menentukan kekeliruan baku koefisien
regresi variabel bebas X2
(4) Menentukan nilai thitung masing-masing
koefisien regresi, t= b/s
(5) Menentukan nilai ttabel pada α = 0,05 dan
dk = n-k-1 untuk uji dua pihak
N. Hipotesis Statistika
HO : β1 = O tidak terdapat pengarus positif antara kecerdasa mosional
dan kemapuan berpikir positif secara bersama-sama terhadap prestasi belajar
matematika.
HO : β1 ≠ O terdapat pengarus positif anatara kecerdasa emosional dan
kemapuan berpikir positif secara bersama-sama terhadap prestasi belajar
matematika.
O. Waktu Kegiatan dan Tempat kegiatan
Adapun mengenai waktu pelaksanaan penelitian dilakukan pada Mei s.d
Oktober 2016. Dan tempat kegiatannya di SMK XI
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Mulyono. 1999. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar.
Jakarta: Rineka Cipta
Ali, Mohammad, Mohammad Asrori. 2004. Psikologi Remaja Perkembangan
Peserta Didik. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Desmita. 2008. Psikologi Perkembangan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Elfiky, I. 2009. Terapi bepikir positif. Jakarta: Zaman.
Heruman. 2007. Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Jakarta:
Rosda.
No Kegiatan
Mei Juni Juli Agustus September oktober
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengajuan judul
2 Pengesahan judul
3 Perijinan tempat
4 Pembuatan
proposal
5 Penyusunan
instrument
6 Pengumpulan data
7 Pengelolaan data
8 Laporan
penelitian
Leonard. 2013. “Kajian peran konsistensi diri terhadap belajar matematika”.
Jurnal Formatif, 2(2): 122-131.
Saondi, ondi. Aris Suherman. 2012. Etika Profesi Keguruan. Bandung: PT Refika
Editama
Siagian, R. 2012. “Pengaruh minat dan kebiasaan belajar peserta didik terhadap
presasi belajar matematika”. Jurnal Formatif, 2(2): 122-131.
Slameto. 2010. Belajar & Faktor-Faktor yang Mempengaruh. iJakarta: Rineka
Cipta.
Suhendri, H. 2010. “Pengaruh kecerdasan matematis logis dan rasa percaya diri
terhadap hasil belajar matematika”. Jurnal Formatif, 1(1): 29-39.
Supardi U. S. 2012.”Arah Pendidikan di Indonesia dalam tataran dan implementasi”.
Jurnal Formatif, 2(2): 111-121.
Susilawati,susi. 2015. “Pengaruh Kemampuan Metakognisi Peserta Didik terhadap
Prestasi belajar matematika”. Edurisearch raise the standard 1(1) (2015:79-105).
Jakarta: UNINDRA Press.
Uno, B. Hamza. 2010. Model Pembelajaran merupakan proses belajar mengajar
yang kreatif dan efektif. Jakarta: Bumi Aksara.
Uno, Hamzah B, Masri Kuadrat. 2010. Mengelolah Kecerdasan Dalam Pembelajaran Sebuah
konsep Pembelajaran Berbasis Kecerdasan. Jakarta: Bumi Aksara.

More Related Content

What's hot

bagian depan skripsi dian hartanti un pgri kediri
bagian depan skripsi dian hartanti un pgri kediribagian depan skripsi dian hartanti un pgri kediri
bagian depan skripsi dian hartanti un pgri kediri
Dhiian Vankoohe
 
meningkatkan kemampuan berfikir kreatif matematis dan self-concept matematis ...
meningkatkan kemampuan berfikir kreatif matematis dan self-concept matematis ...meningkatkan kemampuan berfikir kreatif matematis dan self-concept matematis ...
meningkatkan kemampuan berfikir kreatif matematis dan self-concept matematis ...
Siti Romlah
 
Jurnal ithink sideq
Jurnal ithink sideqJurnal ithink sideq
Jurnal ithink sideq
Aaisyah Aisyah
 
Proposal
ProposalProposal
Proposal
Abdul Hamid
 
Makalah inkuiri2
Makalah inkuiri2Makalah inkuiri2
Makalah inkuiri2
Narsiesz Queen
 
KEBERKESANAN PENGGUNAAN ALAT-ALAT BERFIKIR DALAM MEMBANTU PROSES PENGAMBILAN ...
KEBERKESANAN PENGGUNAAN ALAT-ALAT BERFIKIR DALAM MEMBANTU PROSES PENGAMBILAN ...KEBERKESANAN PENGGUNAAN ALAT-ALAT BERFIKIR DALAM MEMBANTU PROSES PENGAMBILAN ...
KEBERKESANAN PENGGUNAAN ALAT-ALAT BERFIKIR DALAM MEMBANTU PROSES PENGAMBILAN ...
Rasit Masrii
 
Kepentingan alat alat pemikiran
Kepentingan alat alat pemikiranKepentingan alat alat pemikiran
Kepentingan alat alat pemikiranEmy Bribip
 
Merancang dan menerapkan penggunaan metode
Merancang dan menerapkan penggunaan metodeMerancang dan menerapkan penggunaan metode
Merancang dan menerapkan penggunaan metode
Operator Warnet Vast Raha
 
Aplikom_UNSRI_3.8 unsur dalam skripsi_Vina Dwi Purnamasari(06081181419013)
Aplikom_UNSRI_3.8 unsur dalam skripsi_Vina Dwi Purnamasari(06081181419013)Aplikom_UNSRI_3.8 unsur dalam skripsi_Vina Dwi Purnamasari(06081181419013)
Aplikom_UNSRI_3.8 unsur dalam skripsi_Vina Dwi Purnamasari(06081181419013)
Vina Dwi Purnamasari
 
Jurnal ptk
Jurnal ptkJurnal ptk
Jurnal ptk
Harry Widodo
 
Laporan Evaluasi Pembelajaran Biologi di SMA Islam Sultan Agung Semarang
Laporan Evaluasi Pembelajaran Biologi di SMA Islam Sultan Agung SemarangLaporan Evaluasi Pembelajaran Biologi di SMA Islam Sultan Agung Semarang
Laporan Evaluasi Pembelajaran Biologi di SMA Islam Sultan Agung Semarang
dewisetiyana52
 
Item kbat dan perealisasian (pentaksiran)
Item kbat dan perealisasian (pentaksiran)Item kbat dan perealisasian (pentaksiran)
Item kbat dan perealisasian (pentaksiran)
SISC+ PPD Seremban
 
Kemahiran Berfikir Aras Tinggi (KBAT)
Kemahiran Berfikir Aras Tinggi (KBAT)Kemahiran Berfikir Aras Tinggi (KBAT)
Kemahiran Berfikir Aras Tinggi (KBAT)
hibatullah92
 
4. artikel jurnal (karunia eka lestari matematika)
4. artikel jurnal (karunia eka lestari matematika)4. artikel jurnal (karunia eka lestari matematika)
4. artikel jurnal (karunia eka lestari matematika)
ulfah Nasution
 
Laporan evaluasi pembelajaran
Laporan evaluasi pembelajaran Laporan evaluasi pembelajaran
Laporan evaluasi pembelajaran ajrinapia
 
06) penulisan modul kbat dan teknik penyoalan t6 2014
06) penulisan modul kbat dan teknik penyoalan t6 201406) penulisan modul kbat dan teknik penyoalan t6 2014
06) penulisan modul kbat dan teknik penyoalan t6 2014
Nor Afida Ghazani
 
Bab i ptk 3
Bab i ptk 3Bab i ptk 3
Bab i ptk 3
warhanie
 

What's hot (20)

bagian depan skripsi dian hartanti un pgri kediri
bagian depan skripsi dian hartanti un pgri kediribagian depan skripsi dian hartanti un pgri kediri
bagian depan skripsi dian hartanti un pgri kediri
 
meningkatkan kemampuan berfikir kreatif matematis dan self-concept matematis ...
meningkatkan kemampuan berfikir kreatif matematis dan self-concept matematis ...meningkatkan kemampuan berfikir kreatif matematis dan self-concept matematis ...
meningkatkan kemampuan berfikir kreatif matematis dan self-concept matematis ...
 
Jurnal ithink sideq
Jurnal ithink sideqJurnal ithink sideq
Jurnal ithink sideq
 
Proposal
ProposalProposal
Proposal
 
Makalah inkuiri2
Makalah inkuiri2Makalah inkuiri2
Makalah inkuiri2
 
KEBERKESANAN PENGGUNAAN ALAT-ALAT BERFIKIR DALAM MEMBANTU PROSES PENGAMBILAN ...
KEBERKESANAN PENGGUNAAN ALAT-ALAT BERFIKIR DALAM MEMBANTU PROSES PENGAMBILAN ...KEBERKESANAN PENGGUNAAN ALAT-ALAT BERFIKIR DALAM MEMBANTU PROSES PENGAMBILAN ...
KEBERKESANAN PENGGUNAAN ALAT-ALAT BERFIKIR DALAM MEMBANTU PROSES PENGAMBILAN ...
 
Ppt tekhno ramadanti
Ppt tekhno ramadantiPpt tekhno ramadanti
Ppt tekhno ramadanti
 
Kepentingan alat alat pemikiran
Kepentingan alat alat pemikiranKepentingan alat alat pemikiran
Kepentingan alat alat pemikiran
 
Merancang dan menerapkan penggunaan metode
Merancang dan menerapkan penggunaan metodeMerancang dan menerapkan penggunaan metode
Merancang dan menerapkan penggunaan metode
 
Aplikom_UNSRI_3.8 unsur dalam skripsi_Vina Dwi Purnamasari(06081181419013)
Aplikom_UNSRI_3.8 unsur dalam skripsi_Vina Dwi Purnamasari(06081181419013)Aplikom_UNSRI_3.8 unsur dalam skripsi_Vina Dwi Purnamasari(06081181419013)
Aplikom_UNSRI_3.8 unsur dalam skripsi_Vina Dwi Purnamasari(06081181419013)
 
Jurnal ptk
Jurnal ptkJurnal ptk
Jurnal ptk
 
Laporan Evaluasi Pembelajaran Biologi di SMA Islam Sultan Agung Semarang
Laporan Evaluasi Pembelajaran Biologi di SMA Islam Sultan Agung SemarangLaporan Evaluasi Pembelajaran Biologi di SMA Islam Sultan Agung Semarang
Laporan Evaluasi Pembelajaran Biologi di SMA Islam Sultan Agung Semarang
 
Item kbat dan perealisasian (pentaksiran)
Item kbat dan perealisasian (pentaksiran)Item kbat dan perealisasian (pentaksiran)
Item kbat dan perealisasian (pentaksiran)
 
Kemahiran Berfikir Aras Tinggi (KBAT)
Kemahiran Berfikir Aras Tinggi (KBAT)Kemahiran Berfikir Aras Tinggi (KBAT)
Kemahiran Berfikir Aras Tinggi (KBAT)
 
4. artikel jurnal (karunia eka lestari matematika)
4. artikel jurnal (karunia eka lestari matematika)4. artikel jurnal (karunia eka lestari matematika)
4. artikel jurnal (karunia eka lestari matematika)
 
Laporan evaluasi pembelajaran
Laporan evaluasi pembelajaran Laporan evaluasi pembelajaran
Laporan evaluasi pembelajaran
 
KBAT
KBATKBAT
KBAT
 
Slaid kbat
Slaid kbatSlaid kbat
Slaid kbat
 
06) penulisan modul kbat dan teknik penyoalan t6 2014
06) penulisan modul kbat dan teknik penyoalan t6 201406) penulisan modul kbat dan teknik penyoalan t6 2014
06) penulisan modul kbat dan teknik penyoalan t6 2014
 
Bab i ptk 3
Bab i ptk 3Bab i ptk 3
Bab i ptk 3
 

Viewers also liked

Kualifikasi 14 juni 2013
Kualifikasi 14 juni 2013Kualifikasi 14 juni 2013
Kualifikasi 14 juni 2013
Rizka Ahsan
 
Case Competition Document
Case Competition DocumentCase Competition Document
Case Competition Document
Meghan Sowersby
 
Ipi190037
Ipi190037Ipi190037
Isi lakip bab i iv inspektorat 2015
Isi lakip bab i iv inspektorat 2015Isi lakip bab i iv inspektorat 2015
Isi lakip bab i iv inspektorat 2015
Inspektorat Kabupaten Banjar
 
Pengaruh Akuntabilitas Publik, Partisipasi Masyarakat, dan Transparansi Kebij...
Pengaruh Akuntabilitas Publik, Partisipasi Masyarakat, dan Transparansi Kebij...Pengaruh Akuntabilitas Publik, Partisipasi Masyarakat, dan Transparansi Kebij...
Pengaruh Akuntabilitas Publik, Partisipasi Masyarakat, dan Transparansi Kebij...
Yogyakarta State University
 
pengaruh kecerdasan emosional terhadap kinerja dan produktivitas
pengaruh kecerdasan emosional terhadap kinerja dan produktivitaspengaruh kecerdasan emosional terhadap kinerja dan produktivitas
pengaruh kecerdasan emosional terhadap kinerja dan produktivitas
aldi ramdhani fahlevi deisti
 
SIM, Namira Nur Jasmine, Hapzi Ali, Sistem Kecerdasan Buatan, Universitas Mer...
SIM, Namira Nur Jasmine, Hapzi Ali, Sistem Kecerdasan Buatan, Universitas Mer...SIM, Namira Nur Jasmine, Hapzi Ali, Sistem Kecerdasan Buatan, Universitas Mer...
SIM, Namira Nur Jasmine, Hapzi Ali, Sistem Kecerdasan Buatan, Universitas Mer...
Namira Jasmine
 
PROPOSAL
PROPOSALPROPOSAL
PROPOSAL
ayu ariyanti
 
Mm002064
Mm002064Mm002064
Mm002064
Nirmala Dewi
 
6. ratna ekawati smart vol x, no. 3 2013
6. ratna ekawati  smart vol x, no. 3   20136. ratna ekawati  smart vol x, no. 3   2013
6. ratna ekawati smart vol x, no. 3 2013
Tri Hermawan
 
Pengaruh kecerdasan emosional terhadap hasil belajar siswa kelas
Pengaruh kecerdasan emosional terhadap hasil belajar siswa kelasPengaruh kecerdasan emosional terhadap hasil belajar siswa kelas
Pengaruh kecerdasan emosional terhadap hasil belajar siswa kelas
Rahma Andhira
 
Determinan status gizi pada siswa sekolah dasar
Determinan status gizi pada siswa sekolah dasarDeterminan status gizi pada siswa sekolah dasar
Determinan status gizi pada siswa sekolah dasar
Fuadrizalfauzi
 
Pengaruh Budaya Organisasi, Karakteristik Individu, Karakteristik Pekerjaan T...
Pengaruh Budaya Organisasi, Karakteristik Individu, Karakteristik Pekerjaan T...Pengaruh Budaya Organisasi, Karakteristik Individu, Karakteristik Pekerjaan T...
Pengaruh Budaya Organisasi, Karakteristik Individu, Karakteristik Pekerjaan T...
bennyagussetiono
 
Sosiologi komunikasi dan penyuluhan pertanian
Sosiologi komunikasi dan penyuluhan pertanianSosiologi komunikasi dan penyuluhan pertanian
Sosiologi komunikasi dan penyuluhan pertanian
Sarjan Alatas
 
Makalah Hubungan Kecerdasan Emosional dengan Prestasi Belajar Siswa
Makalah Hubungan Kecerdasan Emosional dengan Prestasi Belajar SiswaMakalah Hubungan Kecerdasan Emosional dengan Prestasi Belajar Siswa
Makalah Hubungan Kecerdasan Emosional dengan Prestasi Belajar Siswa
Warman Tateuteu
 
Pengaruh pelatihan-terhadap-produktivitas-kerja-karyawan---studi-pada-cv.-rob...
Pengaruh pelatihan-terhadap-produktivitas-kerja-karyawan---studi-pada-cv.-rob...Pengaruh pelatihan-terhadap-produktivitas-kerja-karyawan---studi-pada-cv.-rob...
Pengaruh pelatihan-terhadap-produktivitas-kerja-karyawan---studi-pada-cv.-rob...
Ntan Hitori De
 
BAB I PROPOSAL SKRIPSI Pengaruh Ergonomi Terhadap Produktivitas Kerja Karyawa...
BAB I PROPOSAL SKRIPSI Pengaruh Ergonomi Terhadap Produktivitas Kerja Karyawa...BAB I PROPOSAL SKRIPSI Pengaruh Ergonomi Terhadap Produktivitas Kerja Karyawa...
BAB I PROPOSAL SKRIPSI Pengaruh Ergonomi Terhadap Produktivitas Kerja Karyawa...
Lolita Praditya
 
Ujian proposal
Ujian proposalUjian proposal
Ujian proposal
ida safitri
 

Viewers also liked (20)

06b bab ii program s1 2
06b bab ii program s1 206b bab ii program s1 2
06b bab ii program s1 2
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Kualifikasi 14 juni 2013
Kualifikasi 14 juni 2013Kualifikasi 14 juni 2013
Kualifikasi 14 juni 2013
 
Case Competition Document
Case Competition DocumentCase Competition Document
Case Competition Document
 
Ipi190037
Ipi190037Ipi190037
Ipi190037
 
Isi lakip bab i iv inspektorat 2015
Isi lakip bab i iv inspektorat 2015Isi lakip bab i iv inspektorat 2015
Isi lakip bab i iv inspektorat 2015
 
Pengaruh Akuntabilitas Publik, Partisipasi Masyarakat, dan Transparansi Kebij...
Pengaruh Akuntabilitas Publik, Partisipasi Masyarakat, dan Transparansi Kebij...Pengaruh Akuntabilitas Publik, Partisipasi Masyarakat, dan Transparansi Kebij...
Pengaruh Akuntabilitas Publik, Partisipasi Masyarakat, dan Transparansi Kebij...
 
pengaruh kecerdasan emosional terhadap kinerja dan produktivitas
pengaruh kecerdasan emosional terhadap kinerja dan produktivitaspengaruh kecerdasan emosional terhadap kinerja dan produktivitas
pengaruh kecerdasan emosional terhadap kinerja dan produktivitas
 
SIM, Namira Nur Jasmine, Hapzi Ali, Sistem Kecerdasan Buatan, Universitas Mer...
SIM, Namira Nur Jasmine, Hapzi Ali, Sistem Kecerdasan Buatan, Universitas Mer...SIM, Namira Nur Jasmine, Hapzi Ali, Sistem Kecerdasan Buatan, Universitas Mer...
SIM, Namira Nur Jasmine, Hapzi Ali, Sistem Kecerdasan Buatan, Universitas Mer...
 
PROPOSAL
PROPOSALPROPOSAL
PROPOSAL
 
Mm002064
Mm002064Mm002064
Mm002064
 
6. ratna ekawati smart vol x, no. 3 2013
6. ratna ekawati  smart vol x, no. 3   20136. ratna ekawati  smart vol x, no. 3   2013
6. ratna ekawati smart vol x, no. 3 2013
 
Pengaruh kecerdasan emosional terhadap hasil belajar siswa kelas
Pengaruh kecerdasan emosional terhadap hasil belajar siswa kelasPengaruh kecerdasan emosional terhadap hasil belajar siswa kelas
Pengaruh kecerdasan emosional terhadap hasil belajar siswa kelas
 
Determinan status gizi pada siswa sekolah dasar
Determinan status gizi pada siswa sekolah dasarDeterminan status gizi pada siswa sekolah dasar
Determinan status gizi pada siswa sekolah dasar
 
Pengaruh Budaya Organisasi, Karakteristik Individu, Karakteristik Pekerjaan T...
Pengaruh Budaya Organisasi, Karakteristik Individu, Karakteristik Pekerjaan T...Pengaruh Budaya Organisasi, Karakteristik Individu, Karakteristik Pekerjaan T...
Pengaruh Budaya Organisasi, Karakteristik Individu, Karakteristik Pekerjaan T...
 
Sosiologi komunikasi dan penyuluhan pertanian
Sosiologi komunikasi dan penyuluhan pertanianSosiologi komunikasi dan penyuluhan pertanian
Sosiologi komunikasi dan penyuluhan pertanian
 
Makalah Hubungan Kecerdasan Emosional dengan Prestasi Belajar Siswa
Makalah Hubungan Kecerdasan Emosional dengan Prestasi Belajar SiswaMakalah Hubungan Kecerdasan Emosional dengan Prestasi Belajar Siswa
Makalah Hubungan Kecerdasan Emosional dengan Prestasi Belajar Siswa
 
Pengaruh pelatihan-terhadap-produktivitas-kerja-karyawan---studi-pada-cv.-rob...
Pengaruh pelatihan-terhadap-produktivitas-kerja-karyawan---studi-pada-cv.-rob...Pengaruh pelatihan-terhadap-produktivitas-kerja-karyawan---studi-pada-cv.-rob...
Pengaruh pelatihan-terhadap-produktivitas-kerja-karyawan---studi-pada-cv.-rob...
 
BAB I PROPOSAL SKRIPSI Pengaruh Ergonomi Terhadap Produktivitas Kerja Karyawa...
BAB I PROPOSAL SKRIPSI Pengaruh Ergonomi Terhadap Produktivitas Kerja Karyawa...BAB I PROPOSAL SKRIPSI Pengaruh Ergonomi Terhadap Produktivitas Kerja Karyawa...
BAB I PROPOSAL SKRIPSI Pengaruh Ergonomi Terhadap Produktivitas Kerja Karyawa...
 
Ujian proposal
Ujian proposalUjian proposal
Ujian proposal
 

Similar to Bhasa indonesia

Aplikom_UNSRI_3. 8 Unsur dalam Skripsi_Lusi Kurnia(06081181419023)
Aplikom_UNSRI_3. 8 Unsur dalam Skripsi_Lusi Kurnia(06081181419023)Aplikom_UNSRI_3. 8 Unsur dalam Skripsi_Lusi Kurnia(06081181419023)
Aplikom_UNSRI_3. 8 Unsur dalam Skripsi_Lusi Kurnia(06081181419023)
lusi kurnia
 
Ipi288304
Ipi288304Ipi288304
Ipi288304
Fppi Unila
 
Merancang dan Mendesai Instrumen Ranah Kognitif.pdf
Merancang dan Mendesai Instrumen Ranah Kognitif.pdfMerancang dan Mendesai Instrumen Ranah Kognitif.pdf
Merancang dan Mendesai Instrumen Ranah Kognitif.pdf
FauzyOji1
 
Proposal lengkap
Proposal lengkapProposal lengkap
Proposal lengkap
Riskesusanti
 
Bab 1 3
Bab 1 3Bab 1 3
Tesis Made Martin Rusmaja
Tesis Made Martin RusmajaTesis Made Martin Rusmaja
Tesis Made Martin Rusmaja
martinrusmaja
 
proposal PTK
proposal PTKproposal PTK
proposal PTK
Riskesusanti
 
Ahmad Suryadi-Muh. Ulil Amri-Muh.Azhar Ma'ruf-Motivasi dan Pembelajaran.docx
Ahmad Suryadi-Muh. Ulil Amri-Muh.Azhar Ma'ruf-Motivasi dan Pembelajaran.docxAhmad Suryadi-Muh. Ulil Amri-Muh.Azhar Ma'ruf-Motivasi dan Pembelajaran.docx
Ahmad Suryadi-Muh. Ulil Amri-Muh.Azhar Ma'ruf-Motivasi dan Pembelajaran.docx
AhmadSuryadi12
 
proc_seminar_pgsd_2017_22.pdf
proc_seminar_pgsd_2017_22.pdfproc_seminar_pgsd_2017_22.pdf
proc_seminar_pgsd_2017_22.pdf
RhemaSyalom
 
Lusi kurnia (06081181419023) tugas penelitian pendidikan
Lusi kurnia (06081181419023) tugas penelitian pendidikan Lusi kurnia (06081181419023) tugas penelitian pendidikan
Lusi kurnia (06081181419023) tugas penelitian pendidikan
Lusi Kurnia
 
4201411114
42014111144201411114
4201411114
uud efendi
 
Makalah dppm
Makalah dppmMakalah dppm
Makalah dppm
aditin
 
Psikologi pendidikan
Psikologi pendidikanPsikologi pendidikan
Psikologi pendidikandesakalit
 
Makalah Pendekatan Pembelajaran dan RPP
Makalah Pendekatan Pembelajaran dan RPPMakalah Pendekatan Pembelajaran dan RPP
Makalah Pendekatan Pembelajaran dan RPP
aditin
 
makalah penelitian kualitatif
makalah penelitian kualitatifmakalah penelitian kualitatif
makalah penelitian kualitatif
Yoski Haryono
 

Similar to Bhasa indonesia (20)

Aplikom_UNSRI_3. 8 Unsur dalam Skripsi_Lusi Kurnia(06081181419023)
Aplikom_UNSRI_3. 8 Unsur dalam Skripsi_Lusi Kurnia(06081181419023)Aplikom_UNSRI_3. 8 Unsur dalam Skripsi_Lusi Kurnia(06081181419023)
Aplikom_UNSRI_3. 8 Unsur dalam Skripsi_Lusi Kurnia(06081181419023)
 
Ipi288304
Ipi288304Ipi288304
Ipi288304
 
Merancang dan Mendesai Instrumen Ranah Kognitif.pdf
Merancang dan Mendesai Instrumen Ranah Kognitif.pdfMerancang dan Mendesai Instrumen Ranah Kognitif.pdf
Merancang dan Mendesai Instrumen Ranah Kognitif.pdf
 
Proposal lengkap
Proposal lengkapProposal lengkap
Proposal lengkap
 
Manajemen Pendidikan
Manajemen PendidikanManajemen Pendidikan
Manajemen Pendidikan
 
Bab 1 3
Bab 1 3Bab 1 3
Bab 1 3
 
Tesis Made Martin Rusmaja
Tesis Made Martin RusmajaTesis Made Martin Rusmaja
Tesis Made Martin Rusmaja
 
Ptk1
Ptk1Ptk1
Ptk1
 
Proposal ptk br
Proposal ptk brProposal ptk br
Proposal ptk br
 
Proposal ptk br
Proposal ptk brProposal ptk br
Proposal ptk br
 
proposal PTK
proposal PTKproposal PTK
proposal PTK
 
Proposal ptk new
Proposal ptk newProposal ptk new
Proposal ptk new
 
Ahmad Suryadi-Muh. Ulil Amri-Muh.Azhar Ma'ruf-Motivasi dan Pembelajaran.docx
Ahmad Suryadi-Muh. Ulil Amri-Muh.Azhar Ma'ruf-Motivasi dan Pembelajaran.docxAhmad Suryadi-Muh. Ulil Amri-Muh.Azhar Ma'ruf-Motivasi dan Pembelajaran.docx
Ahmad Suryadi-Muh. Ulil Amri-Muh.Azhar Ma'ruf-Motivasi dan Pembelajaran.docx
 
proc_seminar_pgsd_2017_22.pdf
proc_seminar_pgsd_2017_22.pdfproc_seminar_pgsd_2017_22.pdf
proc_seminar_pgsd_2017_22.pdf
 
Lusi kurnia (06081181419023) tugas penelitian pendidikan
Lusi kurnia (06081181419023) tugas penelitian pendidikan Lusi kurnia (06081181419023) tugas penelitian pendidikan
Lusi kurnia (06081181419023) tugas penelitian pendidikan
 
4201411114
42014111144201411114
4201411114
 
Makalah dppm
Makalah dppmMakalah dppm
Makalah dppm
 
Psikologi pendidikan
Psikologi pendidikanPsikologi pendidikan
Psikologi pendidikan
 
Makalah Pendekatan Pembelajaran dan RPP
Makalah Pendekatan Pembelajaran dan RPPMakalah Pendekatan Pembelajaran dan RPP
Makalah Pendekatan Pembelajaran dan RPP
 
makalah penelitian kualitatif
makalah penelitian kualitatifmakalah penelitian kualitatif
makalah penelitian kualitatif
 

Bhasa indonesia

  • 1. PENGARUH KEMAMPUAN BERPIKIR POSITIF DAN KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA Proposal Skripsi diajukan untuk melengkapi persyaratan mencapai gelar sarjana NAMA : Ronaldo Brahmansyah NPM : 201313500286 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS TEKNIK, MATEMATIKA, DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI 2016
  • 2. LEMBAR PENGESAHAN Nama : Ronaldo Brahmansyah NPM : 201313500286 Program Studi : Pendidikan Matematika Fakultas : Fakultas Teknik Matematika dan Ilmu Pengetahuan Judul :Pengaruh Berpikir Positif dan kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar PANITIA UJIAN Ketua : Prof. Dr. Sumaryoto (Rektor) Sekretaris : Dr. Supardi U.S., M.M (Dekan) Anggota : No Nama Tanda Tangan 1. 2. 3.
  • 3. LEMBAR PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Ronaldo Brahmansyah NPM : 201313 500286 Judul Penelitian : Pengaruh Berpikir Positif dan kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar Dengan ini menyatakan bahwa hasil penelitian ini merupakan hasil karya sendiri dan benar keasliannya. Apabila ternyata di kemudian hari penelitian ini merupakan hasil plagiat atau penjiplakan atas karya orang lain, maka saya bersedia bertanggung jawab sekaligus menerima sanksi. Demikian pernyataan ini saya buat dalam keadaaan sadar dan tidak dipaksakan. Jakarta, 27 mei 2016 Ronaldo Brahmansyah Materai Rp 6.000,-
  • 4. KATA PENGANTAR Dengan kesempatan ini penulis ingin mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Proposal yang berjudul Pengaruh Berpikir Positif dan kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar,proposal ini ditulis untuk memenuhi persyaratan mengikuti ujian akhir semester pada mata kuliah bahasa Indonesia. Pada kesempatan yang baik ini, izinkanlah penulis menyampaikan rasa hormat dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang dengan tulus ikhlas telah memberikan bantuan dan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan skiripsi ini,terutama kepada : 1. ................................................................ selaku Dosen Pembimbing Materi. 2. ................................................................ selaku Dosen Pembimbing Teknik. 3. Prof. Dr. H. Sumaryoto selaku Rektor Universitas Indraprasta PGRI. 4. Dr. Supardi U.S., M.M. selaku Dekan Fakultas Teknik Matematika dan Ilmu Pengetahuan Indraprasta PGRI. 5. Tatan Z.M, M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Indraprasta PGRI. 6. Abdul Karim, M.Pd selaku Dosen Penasihat Akademik Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangannya baik bentuk, isi maupun teknik penyajiannya, oleh sebab itu kritikan yang bersifat membangun dari berbagai pihak penulis terima dengan tangan terbuka serta sangat diharapkan. Semoga kehadiran makalah ini memenuhi sasarannya. Jakarta,27 mei 2016 Ronaldo Brahmansyah
  • 5. Daftar isi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah……………………………………………… B. Identifikasi Masalah…………………………………………….……. C. Rumusan Masalah…………………………………………………...... D. Tujan Penelitian…………………………………………………….… E. Manfaat Penelitian………………………………………………….… BAB II Landasan Teori, Kerangka Berfikir, dan Hipotesis Penelitian F. Landasan Teori…………………………………………………….…… 1. Kemampuan berpikir positif………..…………………………..…... 2. Kecerdasan Emosional………………………………....…………… 3. Prestasi belajar matematika………… ……………………………... G. Kerangka Berfikir………………………………………………………. H. Hipotesis penelitian…………………………………………………….. BAB III METODOLOGI PENELITIAN I. Metode penelitian …………………………………………………..…. J. Metode pengumpulan data………………………………………..…… K. Populasi dan Sampel Penelitian………………………………….……. L. Instrumen Penelitian……………………………………………….….. M. Teknik Analisa Data………………………………………………..….. 1. Teknik Analisa Deskriptif. 2. Teknik Pengujian Persyaratan data a. Uji normalitas b. Uji linieritas Regresi c. Uji Multikolinearitas 3. Uji hipotesis penelitian a. Uji Korelasi
  • 6. b. Koefisien Diterminasi c. Uji Korelasi Parsial antara Y dan X1 dengan X2 dikendalikan d. Uji korelasi Parsial antara Y dan X2 dengan X1 dikendalikan e. Uji regresi ganda N. Hipotesis Statistika………………………………………………..….. O. Tanggal dan tempat waktu kegiatan …………………………………. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu factor yang mempengaruhi perkembangan individu untuk menciptakan masyarakat yang mempunyai daya saing di segala bidang. Pendidikan harus mampu mencetak individu-individu yang mempunyai daya kompetitif,kreatif, dan budi pekerti. Rendahnya kualitas pendidikan merupakan sebab dari rendahnya kualitas pendidikan merupakan sebab dari rendahnya penyedian sumber daya manusia yang berkualitas, sehingga terhambatnya pembangunan di Indonesia. Hal ini di pertegas oleh Suhendar(Supardi,2012: 113) yang menyampaikan bahwa dalam The Global Competitiveness Report 2012(laporan tahunan daya saing global tahun 2011-2012) yang dibuat oleh World Economic Forum(WEF) menetapkan Indonesia berada pada poisisi ke-46 dari 142 negara di dunia. Menurut Leonard(2013: 78) matematika merupakan ilmu yang universal, yang mendasari perkembangan teknologi modern, serta mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu dan mengembangkan daya pikir manusia. Matematika berupa symbol-simbol dan kumpulan angka yang harus kita pahami dan berkonsentrasi dalam setiap pemikirannya, yang bahkan terdiri dari konsep-konsep yang bersifat abstrak, sehingga memerlukan pemahaman yang tekun dan teliti. Hal itulah yang membuat banyak peseta didik menggangap bahwa matematika adalah mata pelajaran yang sulit dan menakutkan. Bahkan, kebanyakan peserta didik langsung
  • 7. menyerah jika menghadapi soal matematika.sehingga mempengaruhi hasil yang di capai belum memuaskan dan banyak peserta didik yang masih memperoleh nilai di bawah standar. Oleh karena itu, pengajaran matematika dan ilmu dasar lainnya perlu mendapatkan perhatian yang serius dari berbagai pihak, terutama pihak-pihak yang berkaitan langsung dengan pelaksana pendidikan mengingat matematika merupakan ilmu dasar untuk memacu perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Ada beberapa factor yang mempengaruhi prestasi belajar matematika peserta didik, yaitu factor internal dan factor eksternal. Menurut Slameto (2010: 54), “factor internal adalah factor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan factor eksternal adalah factor yang ada di luar individu”. Factor internal meliputi intelegensi, motivasi, kebiasaan, kecemasan, minat, dan sebagainya, sedangkan factor eksternal meliputi lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat, keadaan social, ekonomi, dan sebagainya. Semua ilmu membutuhkan pola pikir yang bersifat positif, mengarahkan cara kerja pikiran kearah yang baik atau positif menurut Elfiky(2009: 269) mengatakan berpikir positif adalah suatu cara berpikir yang lebih menekankan pada sudut pandang dan emosi yang positif, baik terhadap diri sendiri, orang lain, maupun situasi yang dihadapi. Selain itu, berpikir secara positif dapat menimbulkan energy-energi positif di dalam diri sendiri. Dalam konteks ini matematika membutuhkaan cara kerja pikiran yang bersifat positif, sehingga menghasilkan pandangan-pandangan positif terhadap pelajaran matematika. Namun, tidak sedikit siswa yang merasa bahwa dia tidak memiliki suatu kemampuan seperti yang dimiliki oleh orang lain serta rasa takut akan kegagalan sehingga hal tersebut sangat berpengaru proses belajar siswa. Karena segala keberhasilan sangat bergantung kepada bagaimana cara siswa memandang kemampuan atau kualitas yang dia miliki dalam dirinya. Ketika siswa memandang negatif terhadap kemampuan yang dia miliki maka diapun akan memandang segala sesuatu atau tugas yang dikerjakannya sulit. Dengan merasa diri berharga seseorang akan mampu memandang kehidupan secara positif dengan arti lain, tindakan, pikiran, dan perkataannya selalu dilandasi pikiran positif dan jauh dari kekhawatiran serta selalu optimis dalam
  • 8. segala aspek kehidupan. Kemampuan berpikir positif ini juga merupan unsur yang penting dalam perkembangan psikologi siswa, karna dengan pikiran positif siswa dapat sukses menghadapi berbagai tantangan yang siswa hadapi dalam proses belajar mengajar sehingga mampu mendapatkan perestasi belajar yang maksimal. Berpikir positif juga sangat mempengaruhi prestasi belajar siswa, kesuksesan siswa, karna berpikir pisitif merupakan suatu kegiatan akal budi yang menghasilkan hal positif juga. Tidak hanya bermanfaat untuk diri sendiri tetapi juga bermanfaat juga untuk orang lain. Setiap saat dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu mengalami proses pembelajaran. Baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja, belajar merupakan proses perubahan tingkah laku pada diri seseorang, yaitu terdiri dari berbagai aspek kepribadian baik fisik maupun psikis. Oleh sebab itu belajar merupaka suatu proses yang dilewati oleh seorang individu tanpa terelakan maka oleh karna itu banyak komponen yang perlu diperhatikan oleh pendidik dalam mengarahkan dan menuntun siswa mendapatkan output yang jelas dalam proses pembelajaran yang siswa lewati, agar dapat mendapatkan prestasi belajar yang maksimal berdasarkan kemampuan siswa tersebut. Salah satu parameter untuk mengukur tingkat keberhasilan pendidikan dalam menyugukan suatu proses pembelajara ialah dengan prestasi belajar siswa. Untuk mencapai suatu prestasi belajar yang optimal maka siswa perlu mengasa kemampuan dalam proses pembelajaran baik itu kemampuan mengelolah kecerdasan intelektual, spiritual, dan emosional, yang merupakan kemampuan dalam mengelolah pikiran agar selalu jernih dan optimal dalam menyugukan hasil pemikirannya, hal tersebut sangan penting dalam proses pembelajaran untuk mendapatkan prestasi belajar yang tinggi dalam penyelenggaraan proses belajar mengajar dalam dunia pendidikan. Keberhasilan Masyarakat pada umumnya beranggapan bahwa untuk memperoleh prestasi belajar yang baik seseorang harus memiliki tingkat kecerdasan intelektual yang tinggi. Terdapat berbagai faktor yang dapat mempengaruhi tingkat prestasi siswa dalam proses pembelajaran dan banyak pernyataan yang mengarah kepada realita proses belajar mengajar di sekolah sering ditemukan siswa yang tidak dapat meraih prestasi belajar yang setara
  • 9. dengan kemampuan inteligensinya. Ada sebagian siswa yang mempunyai kecerdasan intelektual yang relatif rendah dapat meraih prestasi belajar yang relative baik dan begitupula yang memiliki tingkat kecerdasan intelektual yang relatif tinggi memiliki prestasi yang relatif rendah. siswa dalam proses pembelajaran tidak hanya ditentukan oleh tingkat inteligensi Quotient (IQ), tetapi ditentukan juga oleh tingkat kecerdasan Emotional Quotient (EQ) dan tingkat kecerdasan Spiritual Quotient (SQ). Berdasarkan realitas kehidupan justru kecerdasan emosional lebih menentukan dari factor kecerdasan intelekual. Banyak siswa yang Inteligensinya tidak terlalu tinggi tetapi karna tingkat Emosional baik maka siswa tersebut lebih berprestasi dari siswa yang kecerdasan Inteligensi tinggi tetapi kecerdasan Emosional rendah. Hal ini menunjukan keadaan inteligensi yang saling berhubungan antara kecerdasan Inteligensi, kecerdasan Emosional, dan Kecerdasan spiritual yang merupakan faktor keberhasilan siswa meraih prestasi belajar yang tinggi di sekolah. Kecerdasan emosional atau Emotional Quotient (EQ) dapat terlihat melalui perilaku sehari-hari, terkait kemampuan membaca lingkungan sosial, kemampuan memahami apa yang dibutuhkan orang lain, kemampuan untuk tidak terpengaruh dengan orang lain, juga kemampuan untuk menjadi orang yang menyenangkan bagi orang lain. Rendahnya kecerdasan emosional siswa akan berpengaruh pada tingkah laku yang kurang baik. Hal ini akan mengakibatkan siswa sulit mengendalikan emosional mereka dan berpengaruh pada prestasi belajar siswa yang akan menjadi kurang baik. Kemudian salah satu faktor internal dalam diri siswa yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa ialah kemampuan siswa dalam mengelolah polapikir agar tetap jernih dari asumsi atau anggapan yang kurang jelas supaya mampu berpikir positif, dalam menghadapi berbagai masalah yang muncul pada lingkungan sekolah, keluarga maupun lingkungan masyarakat. Matematika sebagai mata pelajaran yang selalu dipelajari oleh siswa disetiap jenjang pendidikan, dewasa ini masih menjadi hal yang menakutkan dan ingin dihindari oleh siswa. Matematika merupakan salah satu ilmu eksak. Ilmu eksak
  • 10. diartikan sebagai ilmu yang sistematis, teratur, konsisten dan dibatasi oleh aturan-aturan tertentu, artinya, selama setiap jawabannya yang diberikan berdasarkan aturan-aturan yang berlaku benar dan dikerjakan secara konsisten dan sistematis maka jawabannya dapat dipertimbangkan menjadi benar. Hal tersebut menegaskan kalau matematika adalah suatu ilmu. Ilmu yaitu Pengetahuan yang bergerak dinamis dan berkembang sesuai dengan perkembangan jaman. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka terdapat masalah-masalah yang akan muncul dalam penelitian, masalah-masalah tersebut ialah sebagai berikut : 1. Apakah siswa yang memiliki kecerdasan emosional stabil dapat mempengaruhi prestasi belajar matematika siswa.? 2. Apakah ada hubungan yang signifikan antara kecerdasan emosional dan kemampuan berpikir positif terhadap prestasi belajar matematika siswa.? 3. Adakah pengaruh kecerdasan emosional dan kemampuan berpikir positif terhadap prestasi belajar matematika siswa.? 4. Apakah dengan kecerdasan emosional yang stabil prestasi belajarnya akan rendah atau tinggi.? C. Perumusan Masalah
  • 11. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Adakah pengaruh kemampuan berpikir positif terhadap kecerdasan emosional? 2. Adakah Pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar matematika? 3. Adakah pengaruh kemampuan berpikir positif terhadap prestasi belajar matematika siswa? 4. Adakah pengaruh tidak langsung berpikir positif terhadap prestasi belajar melalui kecerdasan emosional? D. Tujan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui adakah pengaruh signifikan antara kemampuan berpikir positif terhadap kecerdasan emosional. 2. Untuk mengetahui adakah pengaruh signifikan antara kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar matematika. 3. Untuk mengetahui adakah pengaruh signifikan kemampuan berpikir positif terhadap prestasi belajar matematika siswa.
  • 12. 4. Untuk mengetahui adakah pengaruh tidak langsung berpikir positif terhadap prestasi belajar melalui kecerdasan emosional. E. Manfaat Penelitian Hasil ini diharapkan memiliki manfaat sebagai berikut: 1. Secara teoritis a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan konstribusi bagi perkembangan dalam bidang ilmu pengetahuan dan dalam dunia pendidikan. b. Dapat digunakan sebagai acuan dan bahan pertimbangan bagi peneliti selanjutnya. 2. Secara praktis a. Bagi siswa, sebagai masukan agar siswa dapat mengomptimalkan kecerdasan emosional dan kemampuan berpikir positif sehingga dapat meningkatkan prestasi belajarnya. b. Bagi guru sebagai saran dan masukan agar dapat memperhatikan kecerdasan emosional dan kemampuan berpikir positif untuk peningkatan prestasi belajar siswa. c. Bagi dunia penelitian, sebagai acuan penelitian mengenai faktor- faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa. d. Bagi peneliti, sebagai bekal menjadi pendidik di masa mendatang, menambah pengetahuan dan pengalaman. Landasan Teori, Kerangka Berfikir, dan Hipotesis Penelitian
  • 13. F. Landasan Teori Kemampuan Berpikir Positif Sering kali kita mendengar bahwa kesuksan itu diawali dengan sikap dan pemikiran yang positif “the firs key to success is positive thinking” kunci pertama dalam menggapai kesuksesan ialah berpikir positif. Walaupun tidak sepenuhnya suatu keberhasilan dapat di capai hanya dengan berpikir positif. Tetapi setidaknya dengan bertindak dengan berpikir positif seseorang telah berada pada setengah perjalanan menuju kesuksesan. Hal ini senada dengan leonard (2013: 56) Yang mengatakan bahwa tindakan, pikiran, dan perkatanya selalu dilandasi oleh pikiran positif dan jauh dari kekhawatiran serta selalu optimis dalam segala aspek kehidupan. Dengan demikian, berpikir positif sama saja mempunyai sikap semangat dalam hidupnya yang bersumber dari energy yang positif pula. Semua ilmu membutuhkan pola pikir yang bersifat positif, mengarahkan cara kerja pikiran kearah yang baik atau positif menurut Elfiky(2009: 269) mengatakan berpikir positif adalah suatu cara berpikir yang lebih menekankan pada sudut pandang dan emosi yang positif, baik terhadap diri sendiri, orang lain, maupun situasi yang dihadapi. Selain itu, berpikir secara positif dapat menimbulkan energy-energi positif di dalam diri sendiri. Dalam konteks ini matematika membutuhkaan cara kerja pikiran yang bersifat positif, sehingga menghasilkan pandangan-pandangan positif terhadap pelajaran matematika. Sedangkan menurut Arifin ( 2010: 19) berpikir positif adalah aktivitas berpikir yang kita lakukan dengan tujuan untuk membangun dan membangkitkan aspek positif pada diri kita, baik itu berupapotensi, spirit(semangat), tekad, maupun keyakinan diri kita.
  • 14. Leonard (2013: 56-57) mengatakan kemampuan berpikir positif ini merupakan unsuryang penting dalam perkembangan psikologis sesorang, dengan berpikir positif seseorang dapatsukses menghadaapi masa depan, dengan kata lain. Kemampuan berpikir positif merupakan salah satu unssur yang penting yang harus dimiliki oleh peserta didik dalam pembelajaran khususnya matematika. Berdasarkan uraian tersebut dapat di simpulkan bahwa berpikir positif adalah sikap atau perilaku yang di kembangkan dengan menggunakan akal dan pikiran yang bersumber dari energy positif dan juga memandang sesuatu dari kebalikannya, sehingga menghasilkan pandangan individu yang baik terhadap dirinya sendiri,orang lain yang saling berhubungan dan keluarga serta lingkungan. Kecerdasan Emosional Kecerdasan menurut Gardener dikutip oleh Saondi dan Suherman (2012:117) memaparkan pengertian kecerdasan (intelligent) mencakup tiga faktor: 1. Kemampuan untuk menyelasaikan masalah yang terjadi dalam kehidupan manusia. 2. Kemampuan untuk menghasilkan persoalan-persoalan baru untuk diselesaikan. 3. Kemampuan untuk menciptakan sesuatu untuk memunculkan penghargaan dalam budaya seorang individu. Harward Garner dikutip Uno (2010:11) menegaskan bahwa skala kecerdasan yang selama ini dipakai, ternyata memiliki banyak keternatasan sehingga kurang dapat meramalkan kinerja yang suskse ntuk masadepan
  • 15. seseorang. Menurut Garner, “kecerdasan seseorang meliputi unsur-unsur kecerdasan matematika logika, kecerdasan bahasa, kecerdasan musical, kecerdasan visual spasial, kecerdasan kinestetik, kecerdasan interpersonal, kecerdasan intrapersonal, dan kecerdasan naturalis”. Menurut Uno dalam buku Mengelolah Kecerdasan dalam suatu Pembelajaran. Dapat disimpulkan betapa pentingnya kecerdasan emosional yang dikembangkan pada siswa. Banyak dijumpai siswa yang begitu cerdas di sekolah, begitu cemerlang prestasi akademiknya, namun tidak mampu mengelolah emosinya, seperti mudah marah, mudah putus asa, atau angkuh, dan sombong sehingga prestasi tersebut tidak banyak bermanfaat untuk dirinya. Ternyata kecerdsan emosional perlu lebih dihargai dan di kembangkan pada siswa sejak dini karna hal inilah yang mendasari keterampilan seseorang ditengah masyarakat kelak sehingga akan membuat seluruh potensinya dapat berkembang secara optimal. Hal lain dikemukakan oleh Robert Coles dikutip dari Uno (2010:17) mengatakan “bahwa disamping intelligence quotient (IQ) ada satu jenis kecerdasan yang disebut sebagai kecerdasan moral yang juga memegang peran amat penting bagi kesuksesan dalam hidupnya”. Emosional Menurut Daniel Goleman dalam Ali (2004:62), seorang pakar kecerdasan emosional, makna tepatnya masi sangat membingungkan, “emosi merupakan setiap kegiatan atau pergolakan pikiran, perasaaan, nafsu, setiap keadaan mental yang hebat dan meluap-luap”. Lebih lanjut Daniel Goleman mengatakan bahwa “emosi merujuk kepada suatu perasaan dan pikiran-pikiran yang khas, suatu keadaan biologi, psikologis, dan kecenderungan perilaku”. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan emosi. 1. Perubahan jasmani Perubahan jasmani yang ditunjukan dengan adanya pertumbuhan yang sangat cepat dari anggota tubuh. Hormone-hormone tertentu mulai berfungsi sejalan dengan perkembangan alat kelaminnya sehingga dapat
  • 16. menyebabkan rangsangan didalam tubuh remaja dan seringkali menimbulkan masalah dalam perkembangan emosinya. 2. Perubahan interaksi dengan orang tua Pola asuhnya yang menurut apa yang dianggap baik oleh dirinya sendiri saja sehingga ada yang bersifat otoriter, memanjakan anak, acuh tak acuh, tetapi ada juga yang sepenuh dengan cintah kasih. Perbedaan polah asuh pada orang tua seperti itu dapat berpengaruh terhadap perkembangan emosi remaja. 3. Perubahan interaksi dengan teman sebaya Factor yang sering menimbulkan masalah emosi pada siswa adalah hubungan cinta dengan teman lawan jenis. Gejala ini sebenarnya sehat bagi siswa, tetapi tidak jarang menimbulkan konflik atau gangguan emosi bagi siswa jika tidak diikuti dengan bimbingan orang tua. Usahakan agar tidak membentuk geng pada saat memasuki masa remaja tengah atau remaja akhir. Pada masa ini para anggotanya biasanya membutuhkan teman-teman untuk melawan kebijakan atau peraturan dalam melakukan perbuatan yang tidak baik. 4. Perubahan pemandangan luar Faktor penting yang dapat mempengaruhi perkembangan emosi siswa selain perubahan-perubahan yang terjadi didalam diri siswa itu sendiri adalah pandangan dunia luar dirinya 5. Perubahan interaksi dengan sekolah Dalam pembaharuan para siswa sering terbentur pada nilai-nilai yang tidak dapat mereka terima atau yang sama sekali bertenbtangan dengan nilai-nilai yang menarik bagi mereka. Pada saat itu , timbullah idealisme untuk mengubah lingkungannya. Sebab idealalisme yang dikecewakan dapat berkembang menjadi tingkah laku emosional yang destruktif. Pengembangan keterampilan emosional
  • 17. Cara yang dapat dilakukan untuk mengembangkan keterampilan emosional individu adalah sebagai berikut 1. Mengidentifikasi dan memberikan nama atau label perasaan 2. Mengungkapkan perasaan 3. Menilai intensitas perasaan 4. Mengelolah perasaan 5. Menunda pemuasan 6. Mengendalikan dorongan hati 7. Mengurangi stres, dan 8. Memahami perbedaan antara perasaan dan tindakan Demikian pentingnya factor emosi dalam menentukan keberhasilan balajar anak mana DePorter, Reardon dan Singer-Neurie, dalam bukunya mereka sngat terkenal Quantum Teaching: orcestrating student success, menyarankan agar guru memahami emosi para siswa mereka. dengan memperhatikan dan memahami emosi siswa, akan dapat membantu guru mempercepat proses pembelajaran yang lebih bermakna dan permanen. Untuk membangun hubungan emosional dengan siswa tersebut DePorter, Reardon dan Singer-Neurie dalam Desmita (2008:173) merekomendasikan beberapa hal berikut: 1. Perlakukan siswa sebagai manusia sederajat. 2. Ketahuilah apa yang diinginkan siswa, cara berfikir mereka, dan perasaan mereka, mengenai hal-hal yang terjadi dalam kehidupan mereka.
  • 18. 3. Bayangkan apa yang mereka katakana kepada diri sendiri, mengenai diri sendiri. 4. Ketahuilah apa yang menghambat mereka untuk memperoleh hal-hal yang benar-benar mereka inginkan. Jika anda tidak tau tanyakanlah. 5. Bicaralah dengan jujur kepada mereka, dengan cara ang membuat mereka mendengarkannya dengan jelas dan halus Prestasi Belajar Matematika Dikutip dalam Uno (2010: 25) Dalam undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal 39 ayat (2) menyebutkan “pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan serta melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil, melakuka bimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian, dan pengabdian kepeda masyarakat, terutama bagi pendidik di perguruan tinggi”. Dapat disimpulkan dalam dunia pendidikan itu yang menjadi icon dalam membuat perubahan ialah tenaga pendidik. Guru yang profesional dalam menentukan prestasi belajar siswa dapat memperhatikan faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar dan menyuguhkan kegiatan proses pembelajaran yang efektif dan kondusif. Slameto (2010: 2) menyatakan bahwa “belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”. Dari definisi diatas penulis dapat menarik
  • 19. kesimpulan bahwa dengan melewati proses belajar siswa akan mengalami perubahan tingkah laku yang signifikan sebagai refleksi penambahan pengetahuan yang dilewati. Menurut Hilgard dan bower (Suhendri, 2010: 31) mengemukan bahwa “Belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap situasi itu, di mana perubahan tingkah laku tidak dapat di jelaskan atau dasar kecnderungan respons pembawaan,kematangan, ataukeadaan-keadaan sesaat seseorang” situasi-situasi tertentu yang dialami individu tersebut dalam tingkah lakunya akan membuat individu belajar untuk merespon dan bila hal tersebut terjadi berulang-ulang serta menimbulkan perubahan tingkah laku yang relative menetap, itulah yang disebut belajar. Menurut Irwanto (Siagian, 2012: 124) menyatakan bahwa belajar secara sederhana sebagai proses perubahan dari belum mampu menjadi sudah mampu yang bersifat menetap (permanen) dan tidak hanya terjadi pada perilaku yang saat ini Nampak (immediate behavior), tetapi juga pada perilaku yang mungkin terjadi di masa mendatang (potensial behavior). Belajar yang dilaksanakan oleh peserta didik juga diharapkan dapat mengembangkan prestasi belajar peserta didik tersebut karena prestasi merupakan tolak ukur pencapaian aspek-aspek yang bersifat kognitif,afektif dan psikomotorik. Hal ini sesuai denganpendapat Fatimah (Siagian, 2012:124) menyatkan dalam konteks pembelajaran ada beberapa tolak ukur yang dapat digunakan untuk mengetahui prestasi belajar peserta didik. Salah satu tolak ukur yang digunakan adalah prestasi belajar yang mengacu pada pencapaian takdtonomi pendidikan yang mencakup aspek kognitif,afektif dan psiomotorik. Berdasarkan beberapa pendapat diatas, yang dimaksud belajar adalah suatu perubahan tingkah laku, pengetahuan, pemahaman, dan hal lain yang dapat mengakibatkan suatu perbaikan dalam diri peserta didik melalu pengalaman dan pelatihan.
  • 20. Dalam proses belajar dapat menghasilkan suatu perubahan baik dalam bidang pengetahuan, bidang keterampilan, maupun bidangnilai dan sikap berdasarkan kemampuan kognitif,psikomotorik dan afektif. Proses pengajaran di sekolah, diarahkan untuk memperoleh tiga aspek tersebut namun demikian penilaiannya lebih tampak pada ranah kognitif, hal ini dikarenakan kegiatan yang berkaitan dengan ranah kognitif lebih mudah diukur. Untuk menilai hasil belajar yang telah dicapai oleh siswa dalam proses belajar mengajar makaperlu dilakukan suatu kegiatan evaluasi. Kegiatan ini dapat dilihat dan diukur melalui alat evaluasi berupa test. Dalam kamus besar bahasa indonesia (2008: 1101) yang dimaksud dengan prestasi belajar adalah penguasan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran. Lazimnya disajikan ditunjukan dengan nilai tes atau dalam bentuk angka nilai yang diberikan oleh guru. Menurut Tu’u dalam Susilawati (2015: 75) mendefinisikan “prestasi belajar merupakan hasil yang dicapai seseorang ketika mengerjakan tugas atau kegiatan tertentu”. Berdasarka pendapat Tu’u tersebut terfokus pada hasil atau pencapaian berdasarkan hasil belajar. Sukadinata dalam Supardi (2014: 86) memaparkan bahwa “prestasi belajar atau achievement merupakan realitas atau pemekaran dari kecakapan- kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang”. Prestasi yang diartika oleh Sukadinata lebih mengarah pada perwujudan dari potensi diri yan dimiliki siswa. Paling dalam Mulyono (1999: 252) mengemukakan bahwa “matematika merupakan suatu cara untuk menemukan jawaban terhadap masalah yang dihadapi manusia; suatu cara menggunakan infomasi, menggunakan pengetahuan tentang bentuk dan ukuran, menggunakan pengetahuan tentang menghitung, dan yang paling penting adalah memikirkan dalam diri manusia itu sendiri dalam melihat dan menggunakan hubungan-hubungan”. Matematika menurut Ruseffendi dalam Heruman (2007: 1) mengemukan bahwa “matematika adalah bahasa symbol, ilmu edukatif yang tidak
  • 21. menerima pembuktian secara induktif, ilmu tentang pola keteraturan, dan struktur yang terorganisir, mulai dari unsur yang didefinisikan, ke aksioma atau postulat, dan akhirnya ke dalil”. Pendapat tersebut serumpun juga dengan pandangan Soedjadi dalam Heruman (2007:1) bahwa “matematika yaitu memiliki obyek tujuan yang abstrak, bertumpu pada kesepakatan, dan pola pikir yang deduktif”. Hal ini memungkinkan pengukuran secara kuantitatif, meningkatkan daya prediktif dan juga control dari ilmu sehingga memberikan jawaban yang bersifat eksak dan memungkinkan pemecahan masalah secara cepat dan cermat. Menurut Suriasumantri (Siagian, 2012: 125) menyatakan bahwa matematika pada garis besarnya merupakan pengetahuan yang di susun secara konsistenberdasarkan logika deduktif. Logika deduktif merupakan pola berpikir logika dari hal umum menuju hal khusus. Matematika dikenal sebagai ilmu deduktif,karena proses mencari kebenaran dalam matematik berbeda dengan ilmu pengetahuan alam dan ilmu pengetahuan lain. Beradasarkan beberapa pendapat di atas, yang di maksud matematika meruapakan cabang ilmu eksak (pasti) yang memiliki konsep-konsep saling berhubungan dan merupakan suatu alat untuk mengembangkan cara berpikir dalam menghasilkan suatu karya. Jadi kesimpulannya prestasi belajar matematika adalah penilaian taraf keberhasilan proses pembelajaran matematika yang di capai peserta didik mencakup standar kompetensi dan kompetensi dasar matematika yang telah ditetapkan prestasi belajar yang diberikan oleh peserta didik yang didasari pada kemampuan internal yang digolongkan atas kemampuan dalam hal informasi verbal, kemahiran intelektual, pengaturan kegiatan kognitif, keterampilan motoric dan sikap. G. Kerangka Berpikir 1. Pengeruh kecerdasan Emosional terhadap prestasi belajar matematika
  • 22. Kecerdasan intelektual saja tidak memberikan persiapan bagi siwa untuk menghadapi gejolak, kesempatan atau kesulitan-kesulitan dalam kehidupan. Dengan kecerdasan emosional, seseorang dapat mengetahui dan menanggapi perasaan-perasaan sendiri dan orang lain dengan efektif. Seseorang yang memiliki keterampilan emosi yang berkembang dengan baik, kemungkinan besar akan berhasil dalam kehidupan dan memiliki motifasi untuk mencapai prestasi belajar yang baik. Kecerdasan emosional mempunyai pengaruh terhadap keberhasilan sekolah, seseorang atau siswa harus memiliki tingkat kecerdasan emosi yang lebih baik dapat menjadi lebih terampil dalam memenangkan dirinya dengan cepat. Jarang tertular penyakit lebih terampil dalam memusatkan perhatian, lebih baik dalam berhubungan dengan orang lain dan kerja akademisi di sekolah lebih baik. Dari berbagai pernyatan diatas dapat di ambil kesimpulan bahwa kecerdasan emosional merupakan salah satu factor yang seharusnya dimiliki siswa yang memiliki kebutuhan untuk memiliki prestasi belajar yang baik pada mata pelajaran matematika. 2. Pengaruh kemampun berpikir positif terhadap prestasi belajar matematika Kemampuan berpikir positif adalah kecakapan atau potensiyang dimiliki seseorang untuk dapat mengembangkan cara berpikir yang biasanya berusaha mencari hasil terbaik dari keadaan terburuk. Berpikir positif direpresentasikan sebagai bentuk kepercayaan dan keyakinan bahwa hal-hal yang akan terjadi dimasa depan adalah hal-hal yang positif. Orang yang berpikir positif memiliki keyakinan dan rasa percaya diri yang tinggi. Secara umum mereka yang memiliki keyakinan didalam dirinya, memiliki keberanian untuk berpikir hal-hal yang positif di setiap keadaan-keadaan yang negative yang dialaminya. Mampu berpikir
  • 23. positif dalam mempelajari materi matematika, walaupun terlihat sulit dan berat, akan berusaha untuk melihat sisi mafaat dari matematika. Potensi yang dimiliki siswa berpengaruh pada pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan untuk berpikir positif. Berpikir positif dapat memberikan kendali psikologi yaitu sebagai daya penguat dan dapat melatih diri sebagai seseorang mengubah atau menghapus keyakinan yang merusak mental untuk sesuatu yang ingin dicapai. Berpikir positif dapat membantu siswa agar mampu beranggapan baik dan memandang matematika sebagai suatu tantangan bernilai untuk dipahami, maka terbentuklah motifasi yang kuat dalam diri siswa terhadap belajar matematika. Dengan adanya motifasi yang kuat dan antusias siswa untuk memahami matematika. Dari berbagai uraian diatas dapat diduga bahwa terdapat pengaruh positif antara kemampuan berpikir positif terhadap prestasi belajar matematika siswa. 3. Pengeruh kecerdasan Emosional dan kemampuan berpikir positif terhadap prestasi belajar matematika siswa H. Hipotesis Penelitian Dari penjelasan di atas maka dapat diajukan hipotesis sebagai dugaan sementara yaitu : 1. Terdapat pengaruh kemampuan berpikir positif terhadap kecerdasan emosional. 2. Terdapat pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar matematika. 3. Terdapat pengaruh kemampuan berpikir positif terhadap prestasi belajar matematika siswa 4. Terdapat pengaruh tidak langsung berpikir positif terhadap prestasi belajar melalui kecerdasan emosional.
  • 24. I. Metode Penelitian. 1. Jenis Penelitian Pada penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian Survey. Dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. 2. Desain Penelitian Keterangan: X1 : Kemampuan berpikir positif X2 : Kecerdasan Emosional X3 : Prestasi Belajar 1 : Pengaruh Kemampuan berpikir positif terhadap kecerdasan emosional 1 3 X1 X2 X3 2
  • 25. 2 : Pengaruh kemampuan berpikir positif terhadap prestasi belajar 3 : Pengaruh Kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar 4 : pengaruh tidak langsung kemampuan berpikir positif terhadap prestasi belajar melalui kecerdasan emosional J. Metode pengumpulan Data. 1. Variabel penelitian a. Variabel bebas : • kecerdasan emosional (X1) • kemampuan berpikir positif (X2) b. Variabel terikat : • prestasi belajar siswa (X3 ) 2. Sumber data Untuk kecerdasan Emosional (X1) bersal dari hasil angket yang diberikan kepada siswa kelas SMK XI tahun ajaran 2016/2017. • Utuk kemampuan berpikir positif (X2) bersal dari hasil angket yang diberikan kepada siswa kelas SMK XI tahun ajaran 2016/2017. •
  • 26. Untuk prestasi belajar matematika siswa (X3 ) berasal dari dokumen sekolah SMK XI tahun ajaran 2016/2017. K. Populasi, Sampel Penelitian 1. Populasi Populasi meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu. Populasi di bedakan menjadi dua, atara lain: a. Populasi target Populasi target dalam penelitian ini adalah SMK XI tahun ajaran 2016/2017. b. Populasi terjangkau Populasi terjangkau dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMK yang terdaftar pada tahun ajaran 2016/2017 sebanyak 40 orang. 2. Sampel Jika kita hanya akan meneliti sebagian dari populasi, maka penelitian tersebut disebut penelitian sampel, sugiyono (2012:118) menyatakan bahwa sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Sehingga sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak dua kelas yang berjumlah 40 siswa. Teknik pengambilan sampling pada penelitian ini adalah teknik simple random sampling. Menurut Sugiyono (2012:120) dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan pegambilan sampel dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada populasi itu. Adapun teknik
  • 27. pengambilan sampel. Teknik simple random sempling di lakukan dari dua kelas yang di pilih secara acak. L. Instrumen Penelitian a. Definisi konseptual Pengertian konseptual tentang berpikir positif,kecerdasan emosional dan prestasi belajar b. Definisi operasional Pengertian operasional tentang berpikir positif,kecerdasan emosional dan prestasi belajar c. Kisi-kisi Instrument Memuat table berpikir positif,kecerdasan emosional dan prestasi belajar d. Uji coba instrumen angket test 1. Uji validitas Pengujian validitas tiap butir soal digunakan analisa item, yaitu mengkorelasikan skor tiap butir dengan skor total yang merupakan jumlah tiap skor butir. Item yang mempunyai korelasi positif dengan kriteria (skor total) serta korelasi yang tinggi, nilai korelasi tinggi denga uji t dengan taraf signifikan 5% an dk = n-2, jika thitung < ttabel maka data
  • 28. dinyatakan tidak valid. Untuk menghitung nilai korelasi product moment sebagai berikut : Keterangan : : korelasi n : jumlah data x : skor tiap butir y : Skor total 2. Uji releabilitas Pengujian releabilitas instrumen angket kecerdasan emosional, dimana Suharsimi menyatakan “releabilitas menunjukan bahwa instrument dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data karena instrumen tersebut sudah baik” untuk menghitung releabilitas tes menggunakan rumus crombach alpha. Dengan rumus sebagai berikut: Di lanjutkan dengan rumus KR-21
  • 29. Keterangan : = koefisien releabilitas K = banyaknya butir pernyataan yang valid = varians skor total = varians butir ke - i = jumlah varians butir ke - i M. Teknik Analisis Data 1. Statistik Deskriptif Teknik analisis data adalah suatu metode untuk mengelola dan menganalisis data hasil penelitian dalam rangka menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Setelah data terkumpul yang diperoleh melalui instrumen yang dipilih, maka pengujian hipotesis dilakukan dengan langkah-langkah berikut: a. Menentukan rata-rata ( mean) yaitu: Keterangan: Ẋ : nilai rata-rata fi : jumlah sampel xi : nilai tengah n : banyak data b. Menentukan modus yaitu
  • 30. Keterangan: Tb : batas kelas interval dan frekuensi terbanyak P : panjang kelas interval b1 : selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sebelumnya b2 : selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sesudahnya c. Menentukan median yaitu: Keterangan : Tb : batas bawah n : banyak data atau sampel Jf : jumlah semua frekuensi sebelum kelas median P : panjang kelas f : frekuensi kelas median d. Mencari varians n : banyak data fi : frekuensi data xi : nilai tengah e. Menentukan simpangan baku(S) Ketrangan : S : simpangan baku
  • 31. S2 : varians 2. Uji persyaratan Analisis Data a. Uji Normalitas Yaitu mengadakan pengujian terhadap normal atau tidaknya data yang akan dianalisis. Penulis melakukan ini untuk pengujian dua variabel yang berbeda. Uji normalitas ini dilakukan dengan menggunakan uji chi- kuadrat (X2 ) . Uji normalitas chi-kuadrat dilakukan langkah-langkah: 1) Menentukan skor besar dan kecil 2) Menentukan rentangan . R = datar terbesar- data terkecil 3) Menentukan banyaknya kelas yaitu : n : banyak data 4) Menentukan panjang kelas (P) yaitu: R : rentang K : banyaknya kelas 5) Menentukan rata-rata ( mean) 5) Mencari simpangan baku data kelompok
  • 32. 6) Tentukan batas nyata atau tepi kelas tiap interval dan jadikan sebagai Xi ( X1, X2, X3,…,Xn) kemudian lakukan konversi, setiap nilai tepi kelas (Xi) menjadi nilai baku Z1, Z2, Z3,…Zn dimana nilai baku Zi ditentukan dengan rumus: Keterngan: Zi : bilangan baku Ẋ : rata-rata S : simpangan baku 7) Tentukan besar peluang setiap nilai Z berdasarkan tabel Z (luas lengkung dibawah kurva normal standar dari 0 ke Z), dan disebut dengan F(Zi), dengan ketentuan: Jika Zi < 0, maka F(Zi) = 0,5 – Ztabel ; dan Jika Zi > 0, maka F( Zi) = 0,5 + Ztabel 8) Tentukan luas normal Li tiap kelas interval dengan cara menguji nilai F(Zi) yang lebih besar diatas atau dibawah, yaitu : Li= F(Zi) - F(Zi-1) 9) Tentukan fe dengan cara mengalihkan luas peluang normal kelas 10) Masukan frekuensi observasi sebagai fo 11) Cari nilai chi-kuadrat (X2 ) setiap interval 12) Tentukan nilai X2 hitung 13) Tentukan nilai X2 tabel 14) Bandingkan jumlah total X2 hitung dengan X2 tabel 15) Apabila X2 hitung > X2 tabel maka data tidak berdistribusi normal dan jika X2 hitung < X2 tabel maka data berdistribusi normal. b. Uji Linearitas Regresi
  • 33. Pengujian linearitas digunakan untuk mengetahui apakah data berpola linier untuk masing-masing variabel X terhadap Y. langkah-langkah uji linearitas sebagai berikut: 1. Menentukan persamaan regresi Y atas X, atau , dengan terlebih dahulu menentukan nilai rerata X, rerata Y, nilai a dan b. 2. Menentukan nilai jumalah kuadrat (JK) setiap sumber varians, yaitu: a). jumlah kuadrat total : b). jumlah kuadrat regresi : c) jumlah kuadrat regresi b terhadap a yaitu: d) jumlah kuadrat residu yaitu : e) jumlah kuadrat error yaitu : 3. Menentukan nilai derajat kebebasan (dk) untuk setiap sumber varians
  • 34. 4. Melakukan pengujian hipotesis dengan membandingakan nilai Fhitung dan Ftabel dengan kriteria: Terima H0, jika F hitung < F tabel maka dat regresi berpola linier Tolak H0, jika F hitung > F tabel maka data tidak berpola linier. c. Uji Multikolinearitas Pengujian Multikolinearitas dilakukan dalam rangka menguji apakah dalam model ganda ditemukan adanya korelasi antara variable bebas. Dalam analisis regresi yang baik disyaratkan tidak terjadi multikolinearitas diantara variabel bebasnya. Untuk mengetahui terjadinya multikolinearitas diantara variabel bebasdalam suatu model regresi dilakukan dengan melihat atau menguji nilai VIF ( Variance Inflantion Factor) atau nilai Tol ( Tolerance ). Rumus untuk menentukan nilai VIF dan Tol seperti berikut. Keterangan; VIF :nilai Variance Inflantion Factor Tolj :nilai Tolerance variabel bebas-j Rj :koefisien korelasi antara variabel bebas-j dengan variabel bebaslainya. Hipotesi yang diuji : H0 : terjadi multikolinearitas antara variabel bebas H1 : tidak terjadi multikolinearitas antara variabel bebas
  • 35. Kriterian pengujian untuk mengetahui terjadi atau tidaknya multikolinearitas sebagai berikut. “ jika nilai Tol ≤ 0,1 atau nilai VIF ≥ 10, terima H0 atau dikatakan terjadi multikolinearitas”. 3. Uji Hipotesis Untuk mengetahui pengaruh kedisiplinan dan kemandirian terhadap prestasi belajar dilakukan pengujian sebagai berikut : a. Uji Korelasi Ganda Rumus korelasi ganda dari dua variabel bebas ( X1 dan Y1) dengan satu variabel terikat: Dimana: : koefisien korelasi ganda antara X1 dan X2 bersama-sama dengan Y : koefisien korelasi antara X1 dengan Y : koefisien korelasi antara X2 dengan Y : koefisien korelasi antara X1 dengan X2 b. Koefisien Diterminasi Koefisien determinasi dilambangkan dengan r2 . Rumus yang dipakai adalah: KD = r2 x 100% KD : koefisien determinasi r : koefisien korelasi
  • 36. c. Uji Korelasi Parsial antara Y dan X1 dengan X2 dikendalikan Nilai koefisien korelasi parsial X1 dan Y, setelah mengendalikan X2, yaitu : Keberartian koefisien korelasi parsial dapat diuji dengan uji-t sebagai berikut : Jika thitung > t tebel maka disimpulkan terdapat korelasi antara X1 dengan Y. d. Uji korelasi Parsial antara Y dan X2 dengan X1 dikendalikan Nilai koefisien korelasi parsial X2 dan Y, setelah mengendalikan X1. Keberartian koefisien korelasi parsial dapat diuji dengan uji-t sebagai berikut : Jika thitung > t tebel maka disimpulkan terdapat korelasi antara X2 dengan Y.
  • 37. e. Uji Regresi Ganda Jika terdapat dua varibel bebas ( X1 dan X2 ) serta Variabel terikat (Y) maka persamaan regresi ganda diselesaikan dengan langkah- langkah sebagai berikut: 1) Menentukan skor deviasi ukuran deskriptif seperti: 2) Menentukan koefisien-koefisien dan konstanta persamaan regresi ganda: a) Koefisien regresi yaitu: b) Koefisien regresi c) Konstanta regresi ganda dengan persamaan umum regresi ganda dengan dua variabel bebas dan satu variabel terikat adalah
  • 38. d) Menghitung nilai diterminan korelasi ganda rumus : KP=R2 . 100% e) Menguji signifikansi korelasi ganda dengan rumus: f) Menentukan aturan pengambilan keputusan atau kriteria uji signifikansi korelasi ganda: Kaidah pengujian signifikansi: Jika Fhitung ≥F tabel maka tolak H0 ( signifikansi) Jika Fhitung ≤F tabel maka tolak H1 ( tidak signifikansi) cari Ftabel menggunakan tabel F dengan rumus α= 0,05 dan Ftabel = F(1-α)(db pembilang =m) (db penyebut = n-m-1) g) Melakukan uji lanjut ( pengujian koefisien regresi parsial) dengan langkah-langkah: (1) Menentukan varian error regresi ganda, (2) Menentukan kekeliruan baku koefisien regresi variabel bebas X1 (3) Menentukan kekeliruan baku koefisien regresi variabel bebas X2
  • 39. (4) Menentukan nilai thitung masing-masing koefisien regresi, t= b/s (5) Menentukan nilai ttabel pada α = 0,05 dan dk = n-k-1 untuk uji dua pihak N. Hipotesis Statistika HO : β1 = O tidak terdapat pengarus positif antara kecerdasa mosional dan kemapuan berpikir positif secara bersama-sama terhadap prestasi belajar matematika. HO : β1 ≠ O terdapat pengarus positif anatara kecerdasa emosional dan kemapuan berpikir positif secara bersama-sama terhadap prestasi belajar matematika. O. Waktu Kegiatan dan Tempat kegiatan Adapun mengenai waktu pelaksanaan penelitian dilakukan pada Mei s.d Oktober 2016. Dan tempat kegiatannya di SMK XI
  • 40. DAFTAR PUSTAKA Abdurrahman, Mulyono. 1999. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta Ali, Mohammad, Mohammad Asrori. 2004. Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: PT Bumi Aksara. Desmita. 2008. Psikologi Perkembangan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Elfiky, I. 2009. Terapi bepikir positif. Jakarta: Zaman. Heruman. 2007. Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Jakarta: Rosda. No Kegiatan Mei Juni Juli Agustus September oktober 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Pengajuan judul 2 Pengesahan judul 3 Perijinan tempat 4 Pembuatan proposal 5 Penyusunan instrument 6 Pengumpulan data 7 Pengelolaan data 8 Laporan penelitian
  • 41. Leonard. 2013. “Kajian peran konsistensi diri terhadap belajar matematika”. Jurnal Formatif, 2(2): 122-131. Saondi, ondi. Aris Suherman. 2012. Etika Profesi Keguruan. Bandung: PT Refika Editama Siagian, R. 2012. “Pengaruh minat dan kebiasaan belajar peserta didik terhadap presasi belajar matematika”. Jurnal Formatif, 2(2): 122-131. Slameto. 2010. Belajar & Faktor-Faktor yang Mempengaruh. iJakarta: Rineka Cipta. Suhendri, H. 2010. “Pengaruh kecerdasan matematis logis dan rasa percaya diri terhadap hasil belajar matematika”. Jurnal Formatif, 1(1): 29-39. Supardi U. S. 2012.”Arah Pendidikan di Indonesia dalam tataran dan implementasi”. Jurnal Formatif, 2(2): 111-121. Susilawati,susi. 2015. “Pengaruh Kemampuan Metakognisi Peserta Didik terhadap Prestasi belajar matematika”. Edurisearch raise the standard 1(1) (2015:79-105). Jakarta: UNINDRA Press. Uno, B. Hamza. 2010. Model Pembelajaran merupakan proses belajar mengajar yang kreatif dan efektif. Jakarta: Bumi Aksara. Uno, Hamzah B, Masri Kuadrat. 2010. Mengelolah Kecerdasan Dalam Pembelajaran Sebuah konsep Pembelajaran Berbasis Kecerdasan. Jakarta: Bumi Aksara.