SlideShare a Scribd company logo
1 of 31
1




    EK OL O GI DA N ILMU LINGK U N G A N
        (SOEMARNO, BAHAN KAJIAN KLP- 2011)

         Ekologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara
organisme-organisme hidup dengan lingkungannya. Berasal dari kata Yunani
oikos (“habitat”) dan logos (“ilmu”). Sangat diperhatikan dengan hubungan
energi dan menemukannya kembali kepada matahari kita yang merupakan
sumber energi yang digunakan dalam fotosintesis
         Habitat (berasal dari kata dalam bahasa Latin yang berarti
menempati) adalah tempat suatu spesies tinggal dan berkembang. Pada
dasarnya, habitat adalah lingkungan paling tidak lingkungan fisiknya—di
sekeliling populasi suatu spesies yang mempengaruhi dan dimanfaatkan oleh
spesies tersebut. Menurut Clements dan Shelford (1939), habitat adalah
lingkungan fisik yang ada di sekitar suatu spesies, atau populasi spesies, atau
kelompok spesies, atau komunitas.
         Dalam ilmu ekologi, bila pada suatu tempat yang sama hidup
berbagai kelompok spesies (mereka berbagi habitat yang sama) maka habitat
tersebut disebut sebagai biotop. Bioma adalah sekelompok tumbuhan dan
hewan yang tinggal di suatu habitat pada suatu lokasi geografis tertentu.

Pembagian Ekologi
   • Menurut Habitatnya:
      Ekologi perairan tawar
          o Ekologi laut
          o Ekologi darat

        Menurut garis Taxonomi
           o Ekologi tumbuhan
           o Ekologi vertebrata
           o Ekologi serangga
           o Ekologi jasad renik

ORGANISASI KEHIDUPAN
  • BIOSFIR
  • ECOSISTEM
  • COMMUNITY
  • POPULATION
  • ORGANISME


        Ekologi adalah dasar pokok ilmu lingkungan.

       Inti permasalahan lingkungan hidup pada hakekatnya adalah ekologi
yakni hubungan makluk hidup, khususnya manusia dengan lingkunganya.
Komponen- komponen tersebut berada pada suatu tempat dan berinteraksi
2




membentuk suatu kesatuan yang teratur. Misalnya, pada suatu ekosistem
akuarium, ekosistem ini terdiri dari ikan, tumbuhan air, plankton yang
terapung di air sebagai komponen biotik, sedangkan yang termasuk komponen
abiotik adalah air, pasir, batu, mineral dan oksigen yang terlarut dalam air.


        ILMU LINGKUNGAN

        Ilmu lingkungan adalah ekologi yang menerapkan berbagai azas dan
konsepnya kepada masalah yang lebih luas,yang menyangkut pula hubungan
manusia dengan lingkungannya. Ilmu Lingkungan adalah ekologi terapan.
Ilmu lingkungan ini mengintegrasikan berbagai ilmu yang mempelajari
hubungan timbal balik anatara jasad hidup (termasuk manusia) dengan dengan
lingkungannya.
        Ilmu lingkungan (environmental science atau envirology) adalah
ilmu yang mempelajari tentang lingkungan hidup. Ilmu Lingkungan
adalah suatu studi yang sistematis mengenai lingkungan hidup dan
kedudukan manusia yang pantas di dalamnya. Perbedaan utama ilmu
lingkungan dan ekologi adalah dengan adanya misi untuk mencari
pengetahuan yang arif, tepat (valid), baru, dan menyeluruh tentang alam
sekitar, dan dampak perlakuan manusia terhadap alam. Misi tersebut
adalah untuk menimbulkan kesadaran, penghargaan, tanggung jawab,
dan keberpihakan terhadap manusia dan lingkungan hidup secara
menyeluruh.
        Ilmu lingkungan merupakan perpaduan konsep dan asas
berbagai ilmu (terutama ekologi, ilmu lainnya: biologi, biokimia,
hidrologi, oceanografi, meteorologi, ilmu tanah, geografi, demografi,
ekonomi dan sebagainya), yang bertujuan untuk mempelajari dan
memecahkan masalah yang menyangkut hubungan antara mahluk hidup
dengan lingkungannya. Ilmu lingkungan merupakan penjabaran atau
terapan dari ekologi.
        Ilmu Lingkungan merupakan salah satu ilmu yang mengintegrasikan
berbagai ilmu yang mempelajari jasad hidup (termasuk manusia) dengan
lingkungannya, antara lain dari aspek sosial, ekonomi, kesehatan, pertanian,
sehingga ilmu ini dapat dikatakan sebagai suatu poros, tempat berbagai asas
dan konsep berbagai ilmu yang saling terkait satu sama lain untuk mengatasi
masalah hubungan antara jasad hidup dengan lingkungannya.
         Asas di dalam suatu ilmu pada dasarnya merupakan penyamarataan
kesimpulan secara umum, yang kemudian digunakan sebagai landasan untuk
menguraikan gejala (fenomena) dan situasi yang lebih spesifik. Asas dapat
terjadi melalui suatu penggunaan dan pengujian metodologi secara terus
menerus dan matang, sehingga diakui kebenarannya oleh ilmuwan secara
meluas. Tetapi ada pula asas yang hanya diakui oleh segolongan ilmuwan
tertentu saja, karena asas ini hanya merupakan penyamarataan secara empiris
saja dan hanya benar pada situasi dan kondisi yang lebih terbatas, sehingga
3




terkadang asas ini menjadi bahan pertentangan. Namun demikian sebaliknya
apabila suatu asas sudah diuji berkali-kali dan hasilnya terus dapat
dipertahankan, maka asas ini dapat berubah statusnya menjadi hukum. Begitu
pula apabila asas yang mentah dan masih berupa dugaan ilmiah seorang
peneliti, biasa disebut hipotesis Hipotesis ini dapat menjadi asas apabila diuji
secara terus menerus sehingga memperoleh kesimpulan adanya kebenaran
yang dapat diterapkan secara umum. Untuk mendapatkan asas baru dengan
cara pengujian hipotesis ini disebut cara induksi dan kebanyakan
dipergunakan dalam bidang-bidang biologi, kimia dan fisika. Disini metode
pengumpulan data melalui beberapa percobaaan yang relatif terbatas untuk
membuat kesimpulan yang menyeluruh. Sebaliknya cara lain yaitu dengan
cara deduksi dengan menggunakan kesimpulan umum untuk menerangkan
kejadian yang spesifik. Asas baru juga dapat diperoleh dengan cara simulasi
komputer dan penggunaan model matematika untuk mendapatkan semacam
tiruan keadaan di alam (mimik). Cara lain juga dapat diperoleh dengan
metode perbandingan misalnya dengan membandingkan antara daerah yang
satu dengan yang lainnya. Cara-cara untuk mendapatkan asas tersebut dapat
dikombinasikan satu dengan yang lainnya.
         Asas di dalam suatu ilmu yang sudah berkembang digunakan sebagai
landasan yang kokoh dan kuat untuk mendapatkan hasil, teori dan model 14      ASAS
               ilmu lingkungan. Untuk menyajikan asas dasar ini dilakukan pola
seperti pada Sumber alam, ialah                                               Derajat
                                         ASAS 5                               keteraturan
dengan mengemukakanyang
              segala sesuatu kerangka teorinya terlebih dahulu, kemudian setelah
                                         Peningkatan                          fluktuasi
              memungkinkan
dipahami pola dan hidup  organisasi pemikirannya baru dikemukakan fakta-fakta
                                         pengadaan                            populasi
              organisme                                                       bergantung
yang mendukung dan didukung, suatu mungkin asas-asas disini sebenarnya
              untuk meningkatkan         alam
                                               sumber
                                         sehingga                             kepada
merupakan satu kesatuan yang salingdapat
              pengubahan energi            terkait dan tidak dapat dipisahkan satu
                                                                              pengaruh
                                         terangsang                           sejarah
sama lain (sesuai dengan urutan logikanya).
                                         penggunaan                           populasi itu
                                                              ASAS 11
                                        sumber alam           Sistem yang          sendiri
                                        tersebut              mantap
           ASAS 3
         ASAS-ASAS ILMU LINGKUNGAN                            (dewasa)
           Materi, energi,                                    mengeksploitas
             ruang, waktu dan                                 i sistem yang
             keanekara-gaman            ASAS 9                belum dewasa         ASAS 13
             adalah kategori            Keanekaraga-                               Lingkungan fisik
             sumber alam                man sebanding                              yang stabil
                                        dengan bio-                                memungkinkan
                                        masa/produk-                               keanekaragaman
                                        tivitas                                    biologi berlaku
             ASAS 1                                                                dalam ekosistem
             Energi tak pernah                                                     mantap, yang
             hilang, hanya                                                         kemudian
             berubah                    ASAS 8                                     menggalakkan
                                        Tingkat ma-kanan                           stabilitas populasi
                                        atau takson                                lebh jauh lagi
                                        menjadi jenuh
             ASAS 2                     oleh
             Semua proses               keanekaragaman,
             pengubahan tidak           dengan kecepatan
             cermat                     yang ditentukan            ASAS 10
                                        oleh sifat mic,            Biomassa/
                                        diferensiasi               produktivitas
                                                                   meningkat
                                                                   dalam
             ASAS 4                                                lingkungan
             Mengenai kejenuhan                                    yang stabil
             dan ketidakjenuhan
                                        ASAS 7
                                        Keanekaragaman
                                        yang kekal lebih                           ASAS 12
                                        tinggi pada                                Kesempurnaan
             ASAS 6                     lingkungan yang                            adaptasi tiap
             Ketupan (genotip)          stabil                                     tabiat/sifat ber-
             dengan daya                (Rosenzwelg)                               gantung ke-pada
             pembiakan tertinggi                                                   kepenti-ngan
             akan sering dijumpai                                                  relatifnya dalam
             pada generasi                                                         suatu lingkungan
             berikutnya                                                            tertentu
4




           Energi                                                   Terbuang tak
                            Hewan makan                  1
                                                                     terasimilasi



                                                  Disimilasi



                                                         2
Gambar.    Hubungan logis di antara 14 asas ilmu lingkungan (Watt,1973)


                                                  Produksi materi
                                   kehidupan
          ASAS 1: (HUKUM THERMODINAMIKA I)

Semua energi yang memasuki sebuah organisme hidup,Energi diambil atau
                                                             populasi
ekosistem dapat dianggap sebagai energi yang tersimpan atau terlepaskan.
                                                 3          oleh peng-
Energi dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk yang lain tetapi tidak dapat
                                                             eksploitasi
hilang, dihancurkan atau diciptakan.
          Energi dibakar
            dan energi           Energi
       Asas ini adalah sebenarnya serupa dengan hokum Thermodinamika I,
          diubah sebagai        disimpan         6
       yang sangat fundamental dalam fisika. Asas ini dikenal sebagai
              panas           sebagai lemak
       hukum konservasi energi dalam persamaan matematika.

       Contoh:        Energi digunakan untuk
          5            menyokong berbagai        4        Pertumbuhan
       Banyaknya kalori, energi yang terbuang dalam bentuk makanan
                      kegiatan,: lari, berenang,
       diubah oleh jasad hidup menjadi energi untuk tumbuh, berbiak,
                            terbang, dsb.
       menjalankan proses metabolisme, dan yang terbuang sebagai panas.

            Energi digunakan untuk menyokong      Pembiakan
            metabolisme dasar, misalnya: denyut
           jantung, pernafasan, mempertahankan
                      suhu tubuh dsb.
5




              Pemisahan energi yang masuk jadi dua komponen.

              Jumlah energi yang masuk dan keluar dari suatu pemisahan atau suatu proses,
              berupa materi.
              Jumlah energi yang masuk dan keluar dari suatu pemisahan atau suatu proses,
              berupa tenaga atau panas.
        Asas 1 ini disebut juga dengan hukum konservasi energi, dalam ilmu
fisika sering disebut sebagai hukum termodinamika pertama. Asas ini
menerangkan bahwa energi dapat diubah, dan energi yang memasuki jasad
hidup, populasi ataupun ekosistem dianggap sebagai energi yang tersimpan
ataupun yang terlepaskan, sehingga dapat dikatakan bahwa sistem kehidupan
sebagai pengubah energi. Dengan demikian dalam sistem kehidupan dapat
ditemukan berbagai strategi untuk mentransformasi energi, maka dibutuhkan
“pembukuan masukan dan keluaran kalori dalam sistem kehidupan”
Contohnya makanan yang dimakan oleh hewan.
Dari gambar di atas dapat terlihat bahwa ternyata energi ada yang dapat
dimanfaatkan dan ada pula yang terbuang dan hal ini spesifik untuk masing-
masing spesies hewan tergantung bagaimana kemampuan dan strategi hewan
tersebut untuk melawan alam lingkungannya. Keberhasilan dalam melawan
6




lingkungan dapat diukur dengan peningkatan jumlah populasinya.




Gambar : Energi panas yang jatuh di bumi dipakai oleh tumbuhan dan
         genangan air, serta dipantulkan oleh lahan terbuka dan bangunan.




ASAS 2

Tak ada system pengubahan energi yang betul- betul efisien.

        Pengertian:
        Asas ini tak lain adalah hokum Thermodinamika II, Ini berarti energi
        yang tak pernah hilang dari alam raya, tetapi energi tersebut akan
        terus diubah dalam bentuk yang kurang bermanfaat.

         Asas ini sama dengan hukum termodinamika kedua dalam ilmu
fisika. Hal ini berarti meskipun energi itu tidak pernah hilang, namun demikian
energi tersebut akan diubah dalam bentuk yang kurang bermanfaat. Secara
keseluruhan energi di planet kita ini terdegradasi dalam bentuk panas tanpa
balik, yang kemudian beradiasi ke angkasa.
         Dalam sistem biologi, energi yang dimanfaatkan baik oleh jasad
hidup, populasi maupun ekosistem kurang efisien, karena masukan energi
7




dapat dipindahkan dan digunakan oleh organisme hidup yang lain. Contohnya
pada piramida makanan, tingkatan konsumen yang paling bawah mendapatkan
asupan energi yang banyak, sebaliknya konsumen paling atas hanya
mendapatkan sedikit, disamping itu pada setiap tingkatanpun energi tidak
dimanfaatkan secara efisien (banyak terbuang).
        Energi yang dapat dimanfaatkan oleh kita seperti tumbuhan, hewan,
ikan dsb., itu termasuk kategori sumber alam, namun demikian apakah
sumber alam ini dapat diukur manfaatnya dan apa batasan sumber alam
tersebut?.
        Sumber alam adalah segala sesuatu yang diperlukan oleh organisme
hidup, populasi, atau ekosistem yang pengadaannya hingga ke tingkat
optimum atau mencukupi, sehingga akan meningkatkan daya pengubahan
energi.




Gambar : Buah-buahan sebagai salah satu sumber energi bag manusia, entropi
          berupa kulit buah adalah sumber energi bagi semut.
8




Gambar : Jerami sebagai entropi digunakan untuk bahan baku kertas, pakan
           ternak, dan lainnya. Pemanfaatan limbah pertanian kedele untuk
           pakan ternak.



ASAS 3

Materi, energi, ruang, waktu, dan keanekaragaman, termasuk kategori
sumberdaya alam.
9




          Pengertian:
          Pengubahan energi oleh system biologi harus Berlangsung pada
          kecepatan yang sebanding dengan adanya materi dan energi di
          lingkungannya. Pengaruh ruang secara asas adalah beranalogi dengan
          materi dan energi sebagai sumber alam.

Contoh:
          Ruang yang sempit: dpt mengganggu proses pembiakan organisme dg
          kepadatan tinggi.
          Ruang yang terlaluluas: jarak antar individu dalam populasi semakin
          jauh, kesempatan bertemu antara jantan dan betina semakin kecil
          sehingga pembiakan akan terganggu.
          Jauh dekatnya jarak sumber makanan akan berpengaruh terhadap
          perkembangan populasi.
          Waktu sebagai sumber alam tidak merupakan besaran yang berdiri
          sendiri. Misal hewan mamalia dipadang pasir, pada musim kering tiba
          persediaan air habis di lingkungannya, maka harus berpindah kelokasi
          yang ada sumber airnya. Berhasil atau tidaknya hewan bermigrasi
          tergantung pada adanya cukup waktu dan energi untuk menempuh
          jarak lokasi sumber air.

          Keaneka-ragaman juga merupakan sumberdaya alam. Semakin
          beragam jenis makanan suatu spesies semakin kurang bahayanya
          apabila menghadapi perubahan lingkungan yang dapat memusnahkan
          sumber makanannya.

        Materi dan energi sudah jelas termasuk kedalam sumber alam. Ruang
yang dimanfaatkan oleh organisme hidup untuk hidup, berkembang biak dsb.
dapat dianalogkan dengan materi dan energi, karena dibutuhkan, sehingga
secara asas termasuk katagori sumber alam. Begitu pula dengan waktu,
meskipun tidak dapat berdiri sendiri, namun termasuk kategori sumber alam,
karena berapa waktu yang dibutuhkan oleh mahluk hidup untuk mendapatkan
makanan. Keanekaragaman juga termasuk ke dalam kategori sumber alam,
karena apabila suatu spesies hanya memakan satu spesies saja akan mudah
terancam punah, namun apabila makanannya beranekaragam dia akan mampu
“survive”.
        Asas 3 ini mempunyai implikasi yang penting bagi kehidupan
manusia untuk mencapai kesejahteraannya



ASAS 4:

Untuk semua kategori sumber daya alam, kalau pengadaannya sudah
mencapai optimum, pengaruh unit kenaikannya sering menurun dengan
penambahan sumberalam itu sampai ke suatu tingkat maksimum.
Melampaui batas maksimum ini tak akan ada pengaruh yang
menguntungkan lagi.
10




       Untuk semua kategori sumberalam (kecuali keanekaragaman dan
       waktu) kenaikan pengadaannya yang melampui batas maksimum,
       bahkan akan berpengaruh merusak karena kesan peracunan. Ini
       adalah asas penjenuhan.
       Untuk banyak gejala sering berlaku kemungkinan penghancuran yang
       disebabkan oleh pengadaan sumberalam yang sudah mendekati batas
       maksimum.
       Asas 4 tersebut terkandung arti bahwa pengadaan sumberalam
       mempunyai batas optimum, yang berarti pula batas maksimum,
       maupun batas minimum pengadaan sumberalam akan mengurangi
       daya kegiatan sistem biologi.

       Contoh:
       Pada keadaan lingkungan yang sudah stabil, populasi hewan atau
       tumbuhannya cenderung naik-turun (bukan naik terus atau turun
       terus). Maksudnya adalah akan terjadi pengintensifan perjuangan
       hidup, bila persediaan sumberalam berkurang.
       Tetapi sebaliknya, akan terdapat ketenangan kalau sumberalam
       bertambah.

          Untuk semua kategori sumberdaya alam (kecuali keanekaragaman
dan waktu) kenaikan pengadaannya yang melampaui batas maksimum,
bahkan akan berpengaruh merusak karena kesan peracunan. Ini adalah asas
penjenuhan. Untuk banyak gejala sering berlaku kemungkinan penghancuran
yang disebabkan oleh pengadaan sumber alam yang sudah mendekati batas
maksimum.
          Pada asas ini mempunyai arti bahwa pengadaan sumber alam
mempunyai batas optimum, yang berarti bahwa batas maksimum maupun
minimum sumber alam akan mengurangi daya kegiatan sistem biologi. Dari
sini dapat ditarik suatu arti yang penting, yaitu karena adanya ukuran
optimum pengadaan sumber alam untuk populasi, maka naik turunnya jumlah
individu populasi itu tergantung pada pengadaan sumber alam pada jumlah
tertentu.


ASAS 5:

        Pada asas 5 ini ada dua hal penting, pertama jenis sumber alam yang
tidak dapat menimbulkan rangsangan untuk penggunaan lebih lanjut,
sedangkan kedua sumber alam yang dapat menimbulkan rangsangan untuk
dapat digunakan lebih lanjut.

Contoh:
Suatu jenis hewan sedang mencari berbagai sumber makanan. Kemudian
didapatkan suatu jenis tanaman yang melimpah di alam, maka hewan tersebut
akan memusatkan perhatiannya kepada penggunaan jenis makanan tersebut.
Dengan demikian, kenaikan sumberalam (makanan) merangsang kenaikan
11




pendayagunaan.


ASAS 6:

Individu dan spesies yang mempunyai lebih banyak keturunan daripada
saingannya, cenderung berhasil mengalahkan saingannya.

Pengertian:
Asas ini adalah pernyataan teori Darwin dan Wallace. Pada jasad hidup
terdapat perbedaan sifat keturunan Dalam hal tingkat adaptasi terhadap faktor
lingkungan fisik atau biologi. Kemudian timbul kenaikan kepadatan
populasinya sehingga timbul persaingan. Jasad hidup yang kurang mampu
beradaptasi akan kalah dalam persaingan. Dapat diartikan pula bahwa jasad
hidup yang adaptif akan mampu menghasilkan banyak keturunan daripada
yang non-adaptif.

        Pada asas ini berlaku “seleksi alam”, artinya bagi spesies-spesies
yang mampu beradaptasi baik dengan faktor biotik maupun abiotik, dia akan
berhasil daripada yang tidak dapat menyesuaikan diri. Dapat diartikan pula,
spesies yang adaptif akan mampu menghasilkan keturunan lebih banyak
daripada yang non adaptif, Sehingga individu-individu yang adaptif ini
mempunyai kesan lebih banyak merusak


ASAS 7 :

Kemantapan keanekaragaman suatu komunitas lebihtinggi di alam yang
“mudah diramal”.

Pengertian :
“Mudah diramal” : : adanya keteraturan yang pasti pada pola faktor
lingkungan pada suatu periode yang relatif . lama. Terdapat fluktuasi turun-
naiknya kondisi lingkungan di semua habitat, tetapi mudah dan sukarnya
untuk diramal berbeda dari satu habitat ke habitat lain.
Dengan mengetahui keadaan optimum pada faktor lingkungan bagi kehidupan
suatu spesies, maka perlu diketahui berapa lama keadaan tersebut dapat
bertahan.

         Pada asas ini arti kata “mudah diramal” ialah adanya keteraturan
yang pasti pada pola faktor lingkungan dalam suatu periode yang relatif lama.
Adanya fluktuasi turun-naiknya kondisi lingkungan, besar-kecilnya fluktuasi,
dan dan sukar-mudahnya untuk diramal berbeda untuk semua habitat.
Sehingga diharapkan pada setiap lingkungan adanya penyebaran spesies yang
berbeda-beda kepadatannya. Apabila terjadi perubahan lingkungan sedemikian
rupa, maka akan terjadi perubahan pengurangan individu yang sedemikian
rupa sampai pada batas yang membahayakan individu-individu spesies
tersebut. Lingkungan yang stabil secara fisik merupakan lingkungan yang
12




mempunyai jumlah spesies yang banyak, dan mereka dapat melakukan
penyesuaian terhadap lingkungannya tersebut (secara evolusi). Sedangkan
lingkungan yang tidak stabil adalah lingkungan yang dihuni oleh spesies yang
jumlahnya relatif sedikit. Menurut Sanders (1969) bahwa komunitas fauna
dasar laut mempunyai keanekaragaman spesies terbesar, hal ini dijumpai pada
habitat yang sudah stabil sepanjang masa dan lama. Kemudian
diinterpretasikan oleh Slobodkin dan Sanders (!969) sebagai pengaruh
lingkungan yang mudah diramal (stabil). Maksudnya ialah semakin lama
keadaan lingkungan dalam kondisi yang stabil, maka semakin banyak
keanekaragaman spesies yang muncul disitu sebagai akibat berlangsungnya
proses evolusi. Menurut Pilelou (1969) keadaan iklim yang stabil sepanjang
waktu yang lama, tidak saja melahirkan keanekaragaman spesies yang tinggi,
tetap juga akan menimbulkan keanekaragaman pola penyebaran kesatuan
populasi


ASAS 8 :

Sebuah habitat dapat jenuh atau tidak oleh keanekaragaman takson,
bergantung kepada bagaimana niche dalam lingkungan hidup itu dapat
memisahkan takson tersebut.


Pengertian:
Kelompok taksonomi tertentu dari suatu jasad hidup ditandai oleh keadaan
lingkungannya yang khas (niche), tiap spesies mempunyai niche tertentu.
Spesies dapat hidup berdampingan dengan spesies lain tanpa persaiangan,
karena masing-masing mempunyai keperluan dan fungsi yang berbeda di alam.

         Pada asas ini menyatakan bahwa setiap spesies mempunyai nicia
tertentu, sehingga spesies-spesies tersebut dapat berdampingan satu sama lain
tanpa berkompetisi, karena satu sama lain mempunyai kepentingan dan fungsi
yang berbeda di alam. Tetapi apabila ada kelompok taksonomi yang terdiri
atas spesies dengan cara makan serupa, dan toleran terhadap lingkungan yang
bermacam-macam serta luas, maka jelas bahwa lingkungan tersebut hanya
akan ditempati oleh spesies yang keanekaragamannya kecil.



ASAS 9 :

Keanekaragaman       komunitas    sebanding    dengan     biomassa    dibagi
produktivitas.

T = K x (B/P) ; D ≈ T

T = waktu rata-rata penggunaan energi
K = koefisien tetapan
13




B = biomassa
P = produktivitas
D = keanekaragaman


Pengertian:
Asas ini mengandung arti, bahwa efisiensi penggunaan aliran energidalam
sistem biologi akan meningkat dengan meningkatnya kompleksitas organisasi
sistem biologi dalam suatu komunitas.
         Pada asas ini menurut Morowitz (1968) bahwa adanya hubungan
antara biomassa, aliran energi dan keanekaragaman dalam suatu sistem
biologi.


ASAS 10 :

Pada lingkungan yang stabil perbandingan antara biomasa dengan
produktivitas (B/P) dalam perjalanan waktu naik mencapai sebuah
asimtot.


Pengertian:
Sistem biologi menjalani evolusi yang Mengarah kepada peningkatan efisiensi
penggunaan energi dalam lingkungan fisik yang stabil, dan memungkinkan
berkembangnya keaneka-ragaman.

        Dalam asas ini dapat disimpulkan bahwa sistem biologi mengalami
evolusi yang mengarah kepada peningkatan efisiensi penggunaan energi dalam
lingkungan fisik yang stabil, yang memungkinkan berkembangnya
keanekaragaman. Dengan kata lain kalau kemungkinan produktivitas
maksimum sudah ditetapkan oleh energi matahari yang masuk kedalam
ekosistem, sedangkan keanekaragaman dan biomassa masih dapat meningkat
dalam perjalanan waktu, maka jumlah energi yang tersedia dalam sistem
biologi itu dapat digunakan untuk menyokong biomassa yang lebih besar.
Apabila asas ini benar, maka dapat diharapkan bahwa dalam komunitas yang
sudah berkembang lanjut pada proses suksesi, rasio biomassa produktivitas
akan lebih tinggi bila dibandingkan dengan komunitas yang masih muda. Pada
kenyataan di alam memang demikian, sebab spesies bertambah, dan
ditemukan pula tumbuhan berkayu sehingga diperoleh stratifikasi.
        Implikasi dari asas ini bahwa sebuah komunitas dapat dibuat tetap
muda dengan jalan memperlakukan fluktuasi iklim yang teratur. Atau pada
komunitas buatan lahan pertanian dengan jalan mengambil daun-daunannya
untuk makanan hewan.




ASAS 11 :
14




Sistem yang sudah mantap (dewasa) akan mengekploitasi yang belum
mantap (belum dewasa).

1
      Pengertian:
      Ekosistem, populasi atau tingkat makanan yang sudah dewasa
      memindahkan energi, biomasa, dan keanekaragaman dari tingkat
      organisasi yang belum dewasa.
      Dengan kata lain, energi, materi, dan keanekaragaman mengalir
      melalui suatu kisaran yang menuju ke arah organisasi yang lebih
      kompleks. (Dari subsistem yang rendah keanekara-gamannya
      subsistem yang tinggi keanekaragamannya).

      Arti dari asas ini adalah pada ekosistem, populasi yang sudah
      dewasa memindahkan energi, biomassa, dan keanekaragaman tingkat
      organisasi ke arah yang belum dewasa. Dengan kata lain, energi,
      materi dan keanekaragaman mengalir melalui suatu kisaran yang
      menuju ke arah organisasi yang lebih kompleks, atau dari subsistem
      yang lebih rendah keanekaragamannya ke subsistem yang lebih tinggi
      keanekaragamannya


ASAS 12 :

Kesempurnaan adaptasi suatu sifat atau tabiat bergantung pada
kepentingan relatifnya dalam keadaan suatu lingkungan.

1     Pengertian:
2     Populasi dalam ekosistem yang belum mantap, kurang bereaksi
      terhadap perubahan lingkungan fisikokimia dibandingkan dengan
      populasi dalam ekosistem yang sudah mantap.
      Populasi dalam lingkungan dengan kemantapan fisiko kimia yang
      cukup lama, tak perlu berevolusi untuk meningkatkan kemampuannya
      beradaptasi dengan keadaan yang tidak stabil.

      Asas ini merupakan kelanjutan dari asas 6 dan 7. Apabila pemilihan
      (seleksi) berlaku, tetapi keanekaragaman terus meningkat di
      lingkungan yang sudah stabil, maka dalam perjalanan waktu dapat
      diharapkan adanya perbaikan terus-menerus dalam sifat adaptasi
      terhadap lingkungan. Jadi, dalam ekosistem yang sudah mantap dalam
      habitat (lingkungan ) yang sudah stabil, sifat responsive terhadap
      fluktuasi faktor alam yang tak terduga ternyata tidak diperlukan.
      Yang berkembang justru adaptasi peka dari perilaku dan biokimia
      lingkungan sosial dan biologi dalam habitat itu. Evolusi pada
      lingkungan yang sukar ditebak perubahan faktor alamnya cenderung
      memelihara daya plastis anggota populasi. Sedangkan evolusi pada
      lingkungan yang mantap, beranekaragam secara biologi cenderung
15




       menggunakan kompleksitas itu untuk bereaksi terhadap kemungkinan
       beraneka-macam perubahan.
       Implikasi dari asas ini bahwa sesungguhnya tidak ada sebuah strategi
       evolusi yang terbaik dan mandiri, semua tergantung pada kondisi
       lingkungan fisik. Kesimpulannya bahwa populasi pada ekosistem
       yang belum mantap, kurang bereaksi terhadap perubahan lingkungan
       fisikokimia dibandingkan dengan populasi pada ekosistem yang
       sudah mantap.


ASAS 13 :

Lingkungan yang secara fisik mantap memungkinkan terjadinya
penimbunan keanekaragaman biologi dalam ekosistem yang mantap, yang
kemudian dapat menggalakkan kemantapan populasi lebih jauh lagi.

       Asas ini merupakan penjabaran dari asas 7, 9 dan 12. Pada komunitas
       yang mantap, jumlah jalur energi yang masuk melalui ekosistem
       meningkat, sehingga apabila terjadi suatu goncangan pada salah satu
       jalur, maka jalur yang lain akan mengambil alih, dengan demikian
       komunitas masih tetap terjaga kemantapannya. Apabila kemantapan
       lingkungan fisik merupakan suatu syarat bagi keanekaragaman
       biologi, maka kemantapan faktor fisik itu akan mendukung
       kemantapan populasi dalam ekosistem yang mantap dan komunitas
       yang mantap mempunyai umpan-balik yang sangat kompleks. Disini
       ada hubungan antara kemantapan ekosistem dengan efisiensi
       penggunaan energi.


ASAS 14 :

Derajat pola keteraturan naik-turunnya populasi tergantung pada jumlah
keturunan dalam sejarah populasi sebelumnya yang            nanti akan
mempengaruhi populasi itu.

       Asas ini merupakan kebalikan dari asas ke 13, tidak adanya
       keanekaragaman yang tinggi pada rantai makanan dalam ekosistem
       yang belum mantap, menimbulkan derajat ketidakstabilan populasi
       yang tinggi.


Ciri-Ciri Lingkungan/ Komunitas yang Mantap:
        • Jumlah jalur energi yang masuk melalui ekosistem meningkat
             (banyak)
        • Lingkungan fisik mantap (mudah“diramal”)
        • Sistem control umpan balik (feedback) komunitas sangat
             kompleks
        • Efisiensi penggunaan energi
16




•   Tingkat keanekaragaman tinggi
17




        EKOSISTEM = Sistem Lingkungan

        Macam-macam ekosistem

         Ekosistem alamiah (natural ecosistem). Terdapat heteroginitas yang
tinggi dari organisme hidup di sana sehingga mampu mempertahankan proses
kehidupan di dalamnya dengan sendirinya. Contoh; hutan, danau, laut
         Ekosistem buatan (artificial ecosistem). Mempunyai ciri kurang
heterogenitas, sehingga bersifat labil dan untuk membuat ekosistem tersebut
tetap stabil perlu diberikan bantuan energi dari luar dan juga perlu dilakukan
perawatan terhadap ekosistem tersebut. Contoh; kolam ikan, sawah tambak,
aquarium


        Hubungan Antar Organisme
    1. Hubungan simbiosis, adalah hubungan timbal balik diantar
        organisme hidup yang tidak sama spesiesnya.
            o simbiosis parasitisme
            o simbiosis komensialisme
            o simbiosis mutualisme
2. Hubungan Sosial, suatu hubungan antar orgnisme hidup yang sama
spesiesnya, dimana mereka membutuhkan sesuatu yang sama dari
lingkunganya.
    • kooperatif
    • Non kooperatif


        1. Sistem Pertanian
         Indonesia merupakan negara kepulauan , dan rakyatnya sebagian
besar hidup sebagai petani. Meskipun untuk memenuhi kebutuhan bahan
sandang dan pangan pemerintah Indonesia masih harus mengimpor dari luar
negeri.. Namun demikian sumbangan sector pertanian untuk negara tidak
dapat diabaikan begitu saja. Beberapa tahun yang lalu Indonesia bahkan
sudah berhasil swasembada beras, sedangkan komoditi yang lain
keberhasilannya belum dapat menyamai komoditi beras.
         Sumbangan sektor pertanian di negara kita terhadap pembangunan
tidak lepas dari bagaimana strategi pertanian diterapkan, karena rendahnya
produktivitas sektor pertanian akan mempengaruhi perekonomian secara
nasional. Apabila dihubungkan dengan asas yang telah dipelajari di depan,
apakah tujuan strategi pertanian tersebut sejalan dengan asas-asas yang sudah
dibahas,
         Sehingga kalau ternyata berlawanan, maka akan dilakukan pemilihan
strategi pertanian yang dapat dipertimbangkan baik jangka panjang ataupun
jangka pendeknya. Adapun strategi pertanian mempunyai tujuan sebagai
berikut:
         1. Memperoleh produksi maksimum per unit luas tertentu dari tanah
             pertanian.
18




         2. Melakukan tata cara bertani untuk memperoleh keuntungan
             maksimum.
         3. Menekan sekecil-kecilnya ketidakmantapan dalam produksi
             pertanian
         4. Mencegah penurunan kapasitas produksi sistem pertanian.
         Sedangkan strategi pengembangan pertanian yang berkelanjutan
merupakan pengelolaan dan konservasi sumber alam yang berorientasi pada
perubahan teknologi dan kelembagaan yang dapat menjamin pemenuhan dan
pemuasan kebutuhan manusia secara berkelanjutan. Untuk itu perlu dicari
alternatif teknologi dan metode yang tepat guna, layak secara ekonomi dan
secara social dapat diterima. Ini berarti bahwa tujuan dan sasaran
pengembangan pertanian secara berkelanjutan merupakan sebuah upaya
peningkatan produksi pertanian , terutama beras sebagai pangan utama, dan
menjamin bahwa peningkatan produksi tersebut tidak akan berakibat pada
kerusakan sumber alam dan lingkungan. Untuk mencapai tujuan dan sasaran
tersebut diperlukan upaya-upaya:
         1. Pengkajian kebijakan, perencanaan dan program terpadu
             pertanian.
         2. Perbaikan produksi pertanian dan sistem bertani melalui
             diversifikasi usaha tani dan upaya pengembangan prasarana
             pendukung
         3. Peningkatan peran serta masyarakat dan kualitas sumberdaya
             manusia
         4. Konservasi dan rehabilitasi tanah
         5. Pengendalian hama terpadu
         6. Perbaikan unsur hara untuk peningkatan produksi pertanian.
         Dalam mencari strategi pertanian banyak timbul masalah, yaitu
bagaimana cara untuk memperoleh hasil produksi optimum bagi kepentingan
manusia, namun biaya produksi dan energi seminimal mungkin, serta dengan
mencegah kerusakan lingkungan baik dalam jangka panjang ataupun pendek.
Untuk melaksanakan strategi ini, pilihan tata kerja harus ditawarkan ke petani,
dalam hal ini ada 12 pertimbangan, Yaitu:
         1. Apakah perlu ada inovasi tanaman atau ternak yang berasal dari
             luar negeri, luar daerah, atau dari daerah asal sebelum tanah
             tersebut menjadi tanah pertanian.
         2. Apakah perlu menebang seluruh daerah hutan untuk keperluan
             petani, atau perlu menyelamatkan sebagian kawasan hutan untuk
             memperoleh kayu bakar, jalur hijau, jalur pelindung, penahan
             erosi tanah, atau penjaga keseimbangan tata air.
         3. Berapa banyak hasil ternak yang ingin dicapai, tentunya harus
             disesuaikan dengan lahan yang tersedia.
         4. Apakah perlu mengganti kerbau dengan traktor, karena traktor
             menghasilkan energi lebih banyak, namun harganya mahal dan
             tidak dapat menghasilkan pupuk kandang.
         5. Apakah perlu membangun irigasi, bagaimana sistem yang paling
             cocok, dan bagaimana cara pembangunannya agar dapat
             memberikan manfaat yang banyak
         6. Berapa luas daerah pertanian yang sanggup digarap untuk
19




              mendapatkan hasil produksi yang optimum sesuai dengan
              kemampuan biaya dan tenaga.
        7.    Tanaman dan hewan yang akan dipelihara harus disesuaikan
              dengan daerah setempat
        8.    Berapa banyak kerapatan tanam supaya mendapatkan hasil yang
              optimum
        9.    Sistem pertanaman monokultur atau tumpangsari?
        10.   Berapa banyak pestisida yang harus digunakan
        11.   Apakah perlu pemeliharaaan seperti penyiangan?
        12.   Bagaimana menentukan tanaman yang akan ditanam dan
              pemakaian pupuknya?

        Meskipun upaya untuk meningkatkan produksi pertanian sudah
dirancang sedemikian rupa, namun Anonim Indonesia, sector pertanian di
masa mendatang menghadapi tantangan, dan tantangannya berupa:
        1. Penurunan kemampuan pertanian untuk memenuhi kebutuhan
           pangan dan kebutuhan lain akibat makin cepatnya laju pengalihan
           fungsi tanah pertanian.
        2. Derasnya mobilisasi penduduk pedesaan yang disebabkan
           semakin menurunnya penghasilan petani, sebagai akibat
           menyempitnya tanah usaha sehingga para petani mencari sumber
           tambahan dengan bekerja di luar bidang pertanian, yang
           umumnya berada di kota.
        3. Mobilisasi petani yang tinggi tidak hanya mengalir ke hilir (kota),
           tetapi juga dengan mengalir ke hulu (merambah hutan lindung)
           yang dapat berdampak negatif terhadap lingkungan.
        4. Meningkatnya tekanan penduduk, pertumbuhan industri, dan
           permukiman terhadap tanah-tanah pertanian yang diperburuk
           dengan meningkatnya usaha intensifikasi pertanian dengan
           menggunakan masukan an organik (pupuk, pestisida, dan hormon
           pengatur tumbuh) dalam jumlah besar yang pada akhirnya
           mengakibatkan kualitas lingkungan air dan tanah menjadi turun.
        5. Ketatnya persaingan untuk dapat menghasilkan produk yang
           bermutu dan berkualitas tinggi dengan harga bersaing dalam
           menghadapi era perdagangan bebas.


        2. Sistem Hutan
         Luas hutan dunia, separohnya merupakan hutan yang terletak di
daerah tropika. Dari seluruh hutan di daerah tropika, kira-kira seperempatnya
terletak di wilayah Asia-Pasifik dan hampirnya merupakan hutan alam.
Sedangkan Indonesia mempunyai hutan tropik terluas ketiga di dunia, dengan
ekosistem yang beragam mulai dari hutan tropik dataran rendah dan dataran
tinggi hutan rawa gambut, rawa air tawar dan hutan bakau. Ekosistem hutan
tersebut mempunyai fungsi dan peranan yang penting. Secara ekologis hutan
merupakan sumber keanekaragaman hayati yang sangat kaya, baik flora
maupun faunanya dan juga sebagai paru-paru dunia.
20




        Eksploitasi Hutan
        Eksploitasi hutan tidak hanya terbatas pada hasil hutannya saja,
melainkan pada hutan itu sendiri seperti pembukaan lahan untuk pemukiman,
penambangan, pertanian, yang banyak           dilakukan di negara-negara
berkembang yang mempunyai kepadatan penduduk yang relatif tinggi. Di
Indonesia eksploitasi hutan disamping yang disebutkan diatas juga karena
adanya pertumbuhan penduduk yang tinggi dan tidak merata, kasus pemilikan
tanah secara tradisional, pembukaan lahan untuk program transmigrasi dsb.
Untuk mengatasi hal semacam ini diperlukan kesadaran masyarakat yang
tinggi mengenai arti pentingnya peranan hutan bagi manusia secara
berkelanjutan.

        Strategi Ekonomi
        Dari aspek ekonomi, hutan merupakan sumber pendapatan penting
bagi negara terutama bagi negara-negara yang sedang berkembang, juga bagi
penduduk sekitar hutan merupakan sumber pangan. Anonim pembangunan di
sector kehutanan selama PJP I telah memberikan dampak yang sangat berarti
bagi pembangunan ekonomi dan perbaikan lingkungan hidup di negara kita.

        Pengaruh Hutan terhadap Lingkungan
        Hutan berpengaruh terhadap faktor lingkungan yaitu iklim, tanah dan
air. Contoh hasil penelitian tentang pengaruh hutan terhadap iklim telah
dilakukan dengan membandingkan hutan yang sudah ditebang dan hutan yang
masih utuh, hasilnya menunjukkan bahwa hutan mempengaruhi iklim
setempat (iklim mikro). Pada hutan yang sudah ditebang dapat menimbulkan
variasi iklim yang besar dari panas ke dingin, dan dari basah ke kering
sehingga kurang cocok untuk pertumbuhan tanaman. Sedangkan pada hutan
yang belum ditebang penuh dengan belukar, karena pohon-pohonan mampu
mengurangi kecepatan angin, akibatnya mengurangi penguapan air
(evaporasi) dari tumbuhan yang terlindung olehnya, sehingga apabila
dibawahnya ada tanaman pertanian maka pertumbuhannya akan baik dan
dapat meningkatkan hasil panen.
        Pohon-pohon hutan juga mempengaruhi struktur tanah dan erosi,
sehingga mempengaruhi pengadaan air di lereng gunung. Serasah di lantai
hutan dapat mencegah rintikan air hujan untuk langsung jatuh ke tanah, tanpa
adanya serasah, tanah lantai hutan akan padat oleh air hujan, dengan demikian
daya serapnya berkurang.
        Jadi apabila hutan di lereng gunung habis ditebang, air hujan akan
mengalir deras membawa partikel tanah permukaan, yang kemudian
bercampur menjadi Lumpur. Peristiwa ini akan menutupi pori-pori tanah di
permukaan, pada hujan berikutnya lebih banyak lagi air yang mengalir di
sepanjang lereng, karena makin berkurangnya daya serap tanah. Hal ini
menyebabkan tanah di lereng gunung menjadi gersang dan kerdil. Apabila
kejadiannya semakin parah, air yang mengalir dari lereng gunung tanpa
rintangan, maka menimbulkan banjir, banjir ini akan menghanyutkan lapisan
humus pada permukaan tanah.
        Dari uraian di atas nampak bahwa penebangan hutan dapat
menciptakan “lingkaran setan”. Makin banyak pohon yang ditebang, maka
21




semakin besar perubahan ekstrim iklim mikro, sehingga makin sukar
tumbuhan akan hidup.


       3. Ekosistem Danau
         Indonesia mempunyai lebih dari 500 danau dengan luas sekitar 5000
km 2. Dari sejumlah danau terutama di Sulawasi, Sumatra dan Irian Jaya
mempunyai spesies endemis, contohnya Danau Matano-Towuti mempunyai
25 spesies endemik ikan, 12 spesies endemik moluska, 1 spesies endemik ular
dan beberapa spesies tumbuhan air., sedangkan di Indonesia bagian Barat,
belum diketahui berapa banyak spesies endemik Anonim (1996).
         Danau merupakan salah satu ekosistem dari sekian banyak ekosistem
yang telah dikenal. Menurut seorang ahli “danau sebagai sebuah
mikrokosmos”. Tumbuhan dan hewan yang ada di dalam danau adalah bagian
dari pada sistem interaksi yang dinamis dan diantara mereka saling pengaruh-
mempengaruhi. Danau dapat digunakan untuk mengemukakan beberapa asas
penting bagi semua ekosistem.
         Asas pertama, ekosistem lahir karena perjalanan sejarah. Maksudnya
adalah semua bentuk kekuatan yang beroperasi pada setiap waktu di dalam
sebuah ekosistem lama kelamaaan dapat mengubah cirri dari ekosistem
tersebut. Artinya semua ekosistem mengalami suksesi, contoh nyata adalah
danau. Suksesi dalam sebuah ekosistem, tidak hanya berarti bahwa setiap
spesies tumbuhan dan hewan dalam ekosistem itu mengalami perubahan
genetika untuk dapat menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungannya.
Tetapi juga berarti bahwa karena perubahan yang berlalu dalam ekosistem itu,
maka spesies yang tak sesuai dengan keadaan baru telah diganti oleh spesies
yang lebih mampu menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungannya.
Komposisi spesies tumbuhan dan hewan dalam danau juga berubah-ubah dan
proses suksesi ini menyangkut berbagai gelombang perubahan komposisi
spesies.


       4. Ekosistem Padang Rumput

        Padang rumput dengan sistem peternakan di dalamnya perlu
memperoleh perhatian khusus, karena merupakan suatu sistem edaran sebab-
akibat antara tumbuhan dan hewan dalam lingkungan hidup manusia. Dari
hubungan timbal balik ini manusia dapat memetik manfaatnya yang sangat
berharga. Yang menarik dari sistem padang rumput ini adalah berlakunya
hubungan pengaruh-mempengaruhi antara keanekaragaman spesies tumbuhan
dan keanekaragaman spesies hewan. Hewan (ternak) pemamah biak dari
berbagai spesies, bahkan dari berbagai umur pada spesies yang sama, sering
mempunyai pilihan spesies tumbuhan tertentu untuk makanannya. Ini berarti
apabila kita memindahkan spesies atau kelompok umur suatu hewan ternak ke
padang rumput lain, maka kita akan mengubah pula komposisi spesies
tumbuhan di padang rumput asalnya.
22




                                Hasil ternak
                                bagi manusia



        Kepadatan hewan        Pengaruh jejak kaki    Kepadatan hewan
           spesies 1         terhadap sifat manusia       spesies2




                                   IKLIM

                               Pemupukan tanah
                                 oleh manusia

            Kepadatan           Konsentrasi zat         Kepadatan
            tumbuhan            makanan dalam           tumbuhan
             spesies 1              tanah                spesies 2




       Bagan alir hubungan timbal-balik hewan – tumbuhan - manusia di
dalam ekosistem padang rumput.


        Hubungan Tumbuhan-Hewan dan Manusia
        Hubungan antara hewan, tumbuhan dan peranan manusia dalam
sebuah padang rumput dapat ditunjukkan secara sederhana pada gambar di
atas. Meskipun pada kenyataannya padang rumput dihuni oleh oleh banyak
spesies hewan dan tumbuhan dengan bermacam kelas umurnya yang berbeda-
beda, namun untuk memudahkan ilustrasi pada gambar, hanya akan
dicantumkan dua spesies hewan ternak dan dua spesies tumbuhan. Dalam
gambar tersebut terlihat bahwa manusia dapat mengambil hasil dari kedua
spesies hewan ternak yang terdapat dalam padang rumput tersebut.
        Artinya, setiap tahun manusia dapat mengambil X% dari daging yang
dihasilkan oleh spesies hewan yang satu, dan Y% dari spesies hewan yang
kedua. Kedua spesies hewan ini mempengaruhi spesies tumbuhan , bukan saja
spesies stumbuhan tersebut dijadikan bahan makanan, tetapi juga karena
pengaruh jejak kakinya. Manusia dalam usaha meninggikan produksi hewan,
dapat secara tidak langsung memberi pupuk kepada kawasan padang rumput,
yang kemudian akan terdapat penambahan zat makanan dalam tanah bagi
tumbuhan untuk hidup lebih subur. Sungguhpun demikian perlu diingat,
bahwa tiap tumbuhan yang terdapat dalam padang rumput itu mempunyai
keperluan bahan makanan yang berbeda-beda.
        Sebaliknya tumbuhan merupakan faktor yang penting juga dalam
mempengaruhi sifat serta cirri tanah sebagai penyumbang bahan organic.
23




Gambar tersebut tidak menampung hubungan timbal balik sistem hewan-
tumbuhan-manusia secara kritis, misalnya bagaimana pengaruh faktor
lingkungan terhadap keseimbangan hidup sapi di padang rumput. Untuk lebih
menjelaskan hubungan yang dinamis antara spesies tumbuhan dan hewan di
padang rumput , dirumuskan hubungan tersebut sbb:
        1. Berbagai spesies hewan pemamah biak yang hidup di padang
            rumput yang sama mempunyai pilihan tumbuhan yang berbeda
            sebagai bahan makanannya.
        2. Adanya pilihan tertentu terhadap tumbuhan sebagai makanannya,
            maka hewan dapat mengubah komposisi tumbuhan di padang
            rumput tsb, karena adanya seleksi terhadap tumbuhan, ada
            kemungkinan spesies tumbuhan yang kerapatannya menjadi
            berkurang.
        3. Timbulnya perubahan kerapatan relatif spesies tumbuhan yang
            berlainan, berakibat pada timbulnya perubahan spesies hewan
            yang mencari makanan di daerah tsb.
24




   LINGKUNGAN HIDUP

    Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya,
keadaan dan makluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang
mempengaruhi kelangsungan peri kehidupan dan kesejah teraan manusia serta
makluk lain (UURI 23 TH 1997).
Pencemaran lingkungan hidup adalah masuknya atau dimasukkanya makluk
hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh
kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun sampai pada tingkat tertentu
yang menyebabkan lingkungan hidup tidak dapat berfungsi sesuai dengan
peruntukannya.
Beberapa masalah lingkungan hidup:
    • Banjir
    • Kekeringan
    • Tanah longsor
    • Erosi
    • Pemanasan global
    • Kebakaran hutan
    • Lahan kritis
    • Pencemaran (air, udara, tanah)
    • Beberapa masalah lingkungan hidup:
    • Banjir
    • Kekeringan
    • Tanah longsor
    • Erosi
    • Pemanasan global
    • Kebakaran hutan
    • Lahan kritis
    • Pencemaran (air, udara, tanah)

Masalah Lingkungan Hidup Timbul Pada dasarnya Karena:
   • Dinamika penduduk
   • Pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya yang kurang bijaksana
   • Kurang terkendalinya pemanfaatan ilmu pengethuan dan tehnologi
      maju
   • Dampak negatif yang muncul dari kemajuan ekonomi
   • Benturan tata ruang.


       Pengelolaan Lingkungan Hidup

        Pengelolaan lingkungan hidup merupakan usaha untuk memelihara
atau dan memeperbaiki mutu lingkungan agar kebutuhan dasar kita terpenuhi
dengan sebaik-baiknya. Beberapa hal yang terkait dengan kegiatan ini:
        Domestikasi, yaitu pemeliharaan tumbuhan dan hewan liar. Hal ini
dimulai sangat awal pada kebudayaan manusia.
25




       Citra lingkungan, kearifan ekologi atau gambaran tentang
lingkungan idup. Ini dapat didasarkan pada ilmu pengetahuan dan mistik.
       1. Cagar alam, adalah sebidang lahan yang dijaga untuk melindungi
           flora, fauna yang ada di dalamnya
       2. Cagar budaya, pengertiannya serupa dengan cagar alam, yang
           dilindungi bukan suatu daerah yang bersifat alamiah, melainkan
           hasil budaya manusia. Misal: Candi, Kraton, Bngunan kuno
       3. Cagar biosfir, dapat meliputi daerah yang dibudidayakan
           manusia, misalnay untuk pertanian secara tradisional dan
           pemukiman. Di sini boleh ada permukiman.
       4. Taman nasional, pada prinsipnya sama dengan cagar alam,
           namun di dalamnya dapat dilakukan kegiatan pembangunan yang
           tidak bertentangan dengan tujuan pencagar alaman. Misal:
           pariwisata, pendidikan, penelitian.

         Usaha melestarikan lingkungan dari pengaruh pembangunan di
berbagai bidang adalah salah satu usaha yang perlu dijalankan. Pengelolaan
lingkungan yang baik dapat mencegah kerusakan lingkungan sebagai akibat
pembangunan. Tujuan pengelolaan lingkungan terutama untuk mencegah
kemunduran populasi sumber daya alam yang dikelola dan sumber daya alam
lain yang ada di sekitarnya dan mencegah pencemaran limbah atau polutan
yang membahayakan lingkungan.
         Pengelolaan sumber daya alam mencakup beberapa upaya yang
dilakukan secara terpadu dan bertahap. Upaya ini disebut upaya terpadu
karena dalam pengelolaan terdapat beberapa kegiatan yang dilakukan
bersama-sama diantaranya kegiatan pemanfaatan, pengendalian, pengawasan,
pemulihan, dan pengembangan lingkungan. Dengan melaksanakan urutan
kegiatan tersebut, maka kualitas lingkungan dapat dijaga kelestariannya, agar
selanjutnya dapat tetap mendukung kesejahteraan manusia. Disini harus pula
disertai dengan mental si pengelola yang dengan segala tanggung jawab dan
kesadaran harus berusaha memelihara sumber daya alam yang tersedia untuk
mengelola hingga masa yang akan datang.
         Pengelolaan lingkungan merupakan upaya yang dilakukan secara
bertahap karena tindakan yang dilakukan dalam pengelolaan diawali dengan
penyusunan rencana, disusul dengan tahap pelaksanaan yang berupa
pemanfaatan, pengendalian dan pengawasan. Tahap selanjutnya berupa
pemulihan dan pengembangan lingkungan untuk menjaga kelestarian kualitas
lingkungan.

        Pengelolaan Lahan
        Pengelolaan lahan disini termasuk pengelolaan lahan pertanian,
pengelolaan lahan untuk pemukiman maupun industri. Dengan makin
berkembangnya ilmu dan teknologi, maka manusia semakin berupaya untuk
mendapatkan strategi baru dalam bidang penggunaan lahan. Strategi tersebut
bertujuan untuk meningkatkan hasil yang maksimal dengan menggunakan
waktu, tenaga dan biaya yang semaksimal mungkin untuk memperoleh:
    1. hasil atau produksi yang maksimum dari setiap unit lahan
26




    2. memilih tata cara pengelolaan lahan yang memberi keuntungan
       maksimum
    3. menekan sekecil mungkin ketidakmantapan kondisi lahan potensial
       sehingga dapat meningkatkan hasil maksimal
    4. mencegah menurunnya potensi lahan potensial

         Pengelolaan Hutan
         Hutan mempunyai fungsi dan pengaruh yang sangat besar bagi
kehidupan dan kelangsungan lingkungan, terutama berpengaruh terhadap
iklim mikro yaitu iklim yang berlaku pada daerah dalam hutan tersebut.
Dikenal suatu pengelolaan hutan yang merupakan campuran kegiatan
kehutanan dengan kegiatan perkebunan, pertanian dan peternakan.
Pengelolaan tersebut disebut “agroforestry” yang menganut sistem
diversifikasi usaha berbagai macam komoditi, tetapi dengan tetap menjaga
pemeliharaan hutan secara optimal. Adapun strategi “agroforestry” adalah:
    1. Meningkatkan produktivitas lahan hutan secara keseluruhan antara
         produktivitas hutan dengan pertanian, perkebunan, perikanan dan
         peternakan
    2. Mengatasi sempitnya lahan pertanian
    3. Pemerataan penduduk ke daerah pinggiran hutan dengan
         meningkatkan taraf hidupnya
         Hutan serbaguna merupakan hutan yang dimanfaatkan untuk berbagai
kegiatan, antara lain sebagai sumber plasma nutfah, sarana penelitian, sarana
pendidikan, serta tempat wisata.

         Pengelolaan Air
         Air merupakan sumber daya alam yang sangat diperlukan oleh
manusia dan mahluk hidup lainnya. Manusia memerlukan air baik untuk
proses kimia dan fisika tubuh maupun untuk aktifitas kehidupan lainnya.
         Sekalipun air merupakan sumber daya alam yang dapat diperbaharui,
tetapi kualitas air sangat dipengaruhi oleh peranan manusia dalam
pengelolaannya. Pengelolaan air disini termasuk pengelolaan perairan pantai
dan ekosistem danau.
Strategi pengelolaan air meliputi:
    1. Melindungi perairan agar tetap terjaga kebersihannya sehingga dapat
         menjaga kelangsungan flora dengan menjaga perakaran tanaman dari
         gangguan fisik maupun kimiawi
    2. Mengusahakan cahaya matahari dapat menembus dasar perairan,
         sehingga proses fotosintesis dapat berjalan dengan lancar
    3. Menjaga agar fauna mangsa dan predator selalu seimbang dengan
         mempertahankan rantai makanan
    4. Mempergunakan sumber daya alam berupa air seefisien mungkin,
         sehingga zat hara yang ada dapat tersimpan dengan baik yang berarti
         sebagai penyimpan energi dan materi
         Pada prinsipnya pengelolaan sumberdaya alam air ini sangat
bergantung bagaimana kita mempergunakan dan memelihara sumber air itu
menjadi seoptimal mungkin, tetapi tanpa merusak ataupun mencemarinya dan
mempertahankan keadaan lingkungan sebaik-baiknya.
27




        Usaha Mencegah Pencemaran Air
        Usaha pencegahan ini bukan merupakan proses yang sederhana, tetapi
melibatkan berbagai faktor sebagai berikut:
    1. Air limbah yang akan dibuang ke perairan harus diolah terlebih
        dahulu sehingga memenuhi standar air limbah yang telah ditetapkan
        pemerintah
    2. Menentukan dan mencegah terjadinya interaksi sinergisme antar
        polutan satu dengan yang lainnya.
    3. Menggunakan bahan yang dapat mencegah dan menyerap minyak
        yang tumpah di perairan
    4. Tidak membuang air limbah rumah tangga langsung ke dalam
        perairan, untuk mencegah pencemaran air oleh bakteri.
    5. Limbah radioaktif harus diproses terlebih dahulu agar tidak
        mengandung bahaya radiasi
    6. Mengeluarkan atau menguraikan deterjen atau bahan kimia lain
        dengan menggunakan aktifitas mikroba tertentu sebelum dibuang ke
        perairan umum.

        Pengelolaan Tanah
        Pencemaran tanah mempunyai hubungan yang erat dengan
pencemaran air dan udara. Air yang terbuang ke tanah akan masuk ke dalam
tanah dan menimbulkan pencemaran tanah.

       Usaha Pencegahan Pencemaran Tanah
       Untuk menanggulangi sampah plastik, maka sebelum dibuang,
sampah plastik dibakar terlebih dahulu
   1. Limbah yang mengandung radioaktif hendaknya dibiarkan dahulu
       dalam waktu lama sebelum dibuang
   2. Sampah radioaktif yang berbentuk padat harus dibungkus dengan
       bahan yang terbuat dari Pb untuk menahan sinar radioaktif, lalu
       dimasukkan dalam tromol baja anti karat sebelum dibuang
   3. Pembuangan sampah berbahaya dilakukan ke dasar laut, ke pulau
       karang kosong, dibuang ke dalam bekas tambang kosong atau ke
       dalam sumur yang dalam dan jauh dari pemukiman penduduk

        Pengelolaan Udara
        Secara umum pencemaran udara diartikan sebagai udara yang
mengandung satu atau beberapa zat kimia dalam konsentrasi tinggi, sehingga
mengganggu manusia, hewan dan tumbuhan serta mahluk hidup lain di dalam
suatu lingkungan. Berdasarkan terjadinya polusi, udara dikategorikan
menjadi dua tipe utama pencemar udara yaitu:
    1. Polutan primer
        Yaitu zat kimia yang mengandung toksik dan masuk secara langsung
        ke udara dalam konsentrasi yang merugikan manusia. Zat kimia
        tersebut dapat berupa komponen alami udara yang konsentrasinya
        meningkat misalnya CO2
    2. Polutan sekunder
28




       Yaitu zat kimia yang merugikan manusia yang terbentuk dalam
       atmosfir melalui reaksi kimia diantara komponen udara yang ada

      Usaha Pencegahan Pencenaran Udara
   1. Mengurangi pemakaian bahan bakar fosil terutama yang mengandung
      asap serta gas-gas polutan lainnya agar tidak mencemarkan
      lingkungan
   2. Melakukan penyaringan asap sebelum asap dibuang ke udara dengan
      cara memasang bahan penyerap polutan atau saringan
   3. Mengalirkan gas buangan ke dalam air atau dengan cara penurunan
      suhu sebelum gas dibuang ke udara bebas
   4. Membangun cerobong asap yang cukup tinggi sehingga asap dapat
      menembus lapisan inversi thermal agar tidak menambah polutan yang
      terperangkap di atas suatu pemukiman atau kota
   5. Mengurangi sistem transportasi yang efisien dengan menghemat
      bahan bakar dan mengurangi angkutan pribadi
   6. Memperbanyak tanaman hijau di daerah polusi udara tinggi, karena
      salah satu kegunaaan tumbuhan adalah sebagai indikator pencemar
      udara, selain sebagai penahan debu dan bahan partikel lain.


        Pengelolaan Sumberdaya Manusia
        Sumberdaya manusia penting untuk menunjang pembangunan.
Pencemaran sebagai akibat pembangunan dapat pula mempengaruhi manusia
atau masyarakatnya. Dalam hal ini selain dengan menghilangkan atau
memperkecil resiko penularan, masyarakat dapat diberi sekedar ganti rugi dan
ganti rugi ini dalam bentuk:
    1. memberikan uang
    2. mengangkat mereka menjadi karyawan proyek
    3. meningkatkan pengetahuan mereka agar dapat menghindari bahaya
        limbah
    4. menciptakan hubungan yang baik dan saling menguntungkan antara
        proyek dan masyarakat di sekitarnya agar tidak terjadi konflik dan
        kecemburuan sosial
    5. sebagai bapak asuh terhadap proyek-proyek kecil yang
        diselenggarakan masyarakat
        Disamping itu terhadap karyawan proyek yang dapat secara langsung
terkena pencemaran, selain dilakukan tindakan perlindungan sebagai usaha
memperkecil pencemaran, juga diadakan pendidikan ketrampilan khusus,
sehingga kalau suatu saat mereka tidak dapat dipekerjakan di tempat dimana
mereka bekerja karena berbagai alasan, khususnya yang menyangkut bahaya
pencemaran kepada dirinya, selanjutnya mereka dapat bekerja sesuai dengan
pengetahuan dan ketrampilan khusus yang diperolehnya. Dengan demikian
menghindari terjadinya pengangguran, bahkan berarti menciptakan sumber
pekerjaan baru di luar proyek dan meningkatkan ekonomi.
29




       LINGKUNGAN DAN EKOLOGI MANUSIA

         Dari empat belas asas yang telah dibahas, lima asas sangat penting
dalam peradaban manusia pada era teknologi modern. Hal ini karena kita
sudah beranggapan bahwa ke lima asas tersebut tidak ada gunanya dan
relevansinya untuk kepentingan manusia. Apabila kita tetap mengabaikan ke
lima asas tersebut, malapetaka sudah menunggu di masa yang akan datang.
         Asas 3 mengatakan bahwa materi, energi, ruang, waktu dan
keanekaragaman semuanya adalah kategori sumber alam. Sungguhpun
demikian banyak masalah manusia dewasa ini timbul, karena kegagalan
manusia untuk menyadari bahwa ruang, waktu dan keanekaragaman adalah
sama pentingnya dengan materi dan energi sebagai sumber alam. Sedemikian
pentingnya, sehingga hambatan pembangunan akan timbul apabila manusia
melalaikannya. Implikasi dari sistem ini adalah bahwa materi beredar atau
melakukan siklus dalam ekosistemnya, oleh karena itu harus diberikan cukup
waktu untuk diubah kembali dari satu bentuk ke bentuk berikutnya pada saat
menjalani siklusnya.
         Contoh yang paling nyata adalah tumpukan sampah di kota besar, ini
merupakan kelalaian manusia yang tidak memberikan waktu dan kesempatan
kepada mikroba pembusuk untuk melakukan fungsinya dalam proses resiklus
materi. Jadi pada hakekatnya pencemaran alam merupakan gejala teknologi
yang berlawanan dengan kehendak dan kemampuan alam.
         Implikasi lain yang penting ialah pengadaan sumber alam menentukan
kapasitas bawa suatu lingkungan. Ketergantungan kita pada minyak dan gas
bumi bahkan pada tenaga nuklir yang merupakan energi persediaan atau
energi tersimpan I bukan energi mengalir seperti energi matahari),
menyebabkan kapasitas bawa dunia ini meniungkat bagi manusia. Perhatian
sangat kurang kepada kemungkinan berkurang atau habisnya persediaan
energi, sehingga kapasitas bawa dari bumi merosot. Apa yang akan terjadi
kemudian?.
         Selain itu berapa masalah lingkungan berkembang dalam lingkungan
hidup manusia, karena kita terus menerus mengurangi keanekaragaman
bentuk kehidupan di luar kota dan desa. Keanekaragaman hidup sebagai
sumber alam yang dapat mempertahankan kemantapan.
         Pada asas tersebut, manusia telah menggali dan mengelola materi
dalam ekosistemnya melebihi kecepatan pembusukan atau dekomposisi bahan
buangan, sehingga terjadi pencemaran alam. Sampah bertumpuk karena tidak
sempat di resiklus oleh mikroba dalam ekosistemnya. Kemudian masalahnya
bertambah parah ketika ada sampah plastik yang tak dapat dibusukkan secara
biologi. Sementara itu industri plastik saat ini terus berkembang dengan
pesatnya. Pencemaran ini merupakan kesan sampingan yang sangat
merugikan, karena adanya penggunaan energi yang besar oleh peradaban
modern dewasa ini. Penggunaan energi yang sangat besar ini tidak merata,
melainkan hanya terpusat di wilayah tertentu saja (kota besar dan pusat
industri), sehingga terkonsentrasi pada ruang tertentu saja, dan timbullah
kesulitan untuk membuang limbahnya.
30




         Penggunaan energi yang semakin meningkat oleh perkembangan
peradaban manusia         contohnya orang-orang Amerika Serikat yang
menggunakan energi. Penduduk Amerika Serikat naik 8,82 kali lipat pada
kurun waktu 120 tahun, produksi energinya naik menjadi 203 kali lipat,
sedangkan per individunya dalam penggunaan energi naik menjadi 23 kali
lipat. Ketergantungan penggunaan energi juga beralih dari energi matahari ke
energi batu bara, kemudian gas dan minyak bumi, maka peningkatan produksi
naik dengan pesatnya. Hal ini menyebabkan kapasitas bawa ekosistem
manusia meningkat pula. Sehingga kecenderungan bahwa kita sedang
menghabiskan persediaan gas dan minyak bumi sangatlah nyata. Bahkan di
Indonesia diperkirakan hanya dapat dihasilkan kurang dari 30 tahun saja.
Apabila ini benar, dan sumber energi lain seperti sumber geothermal dan
energi nuklir tak dapat digunakan pada waktunya, maka kapasitas bawa
seluruh planet ini akan merosot sangat drastis. Konsekuensi lain sebagai
akibat meningkatnya aliran energi dalam ekosistem, tempat manusia ini hidup,
ialah karena energi hanya ditumpukkan kepada komponen biotik tertentu saja
yang menguntungkan manusia. Hal ini berarti ekosistem manusia semakin
kurang mantap. Ekosistem manusia menjadi rawan terhadap berbagai bentuk
perubahan lingkungan , seperti wabah penyakit, serangan hama dan
perubahan cuaca. Ketidakmantapan ini terutama karena kita cenderung untuk
meningkatkan populasi seperti tanaman padi, jagung, gandum dan palawija,
serta hewan ternak sapi dan biri-biri, dan menekan banyak sekali spesies
hewan dan tumbuhan yang lain.
         Proporsi energi yang tinggi dunia ini juga dicurahkan pada
kepentingan transportasi. Ini membawa manusia kepada kemampuan untuk
tukar-menukar bahan secara lebih besar dan lebih jauh lagi antara wilayah
yang satu dengan lainnya. Sistem pengangkutan ini disamping menelan energi
yang sangat besar, juga menimbulkan pencemaran terhadap alam.
         Ruang adalah sumber alam yang kritis bagi manusia, meskipun
masalahnya berlainan antara satu negara dengan negara yang lain. Yang
umum, adalah adanya perkembangan urbanisasi di sekitar kota besar,
sehingga banyak kawasan pemukiman yang terpaksa harus menelan daerah
tepi kota yang relatif subur untuk daerah pertanian. Dan apabila ruang dan
tanah itu sudah memiliki prospek urbanisasi dan industri, maka akhirnya jatuh
kepada kaum spekulator yang tak langsung mengembangkan ruang itu,
sebelum harga meningkat. Disamping hal ini sudah umum, di Indonesia
masalah yang lebih penting lagi menyangkut hubungan antara ruang dengan
penyebaran penduduk. Pemecahan dari masalah ini adalah diterapkannya
program transmigrasi.
         Anonim, gambaran keadaan suatu wilayah ditandai dengan bertambah
majemuk dan bervariasinya keadaan kependudukan, seperti “megacities”
Jakarta. Ekosistem yang berbeda antara pulau-pulau di Indonesia akan
menambah kompleksitas yang dihadapi. Ini berarti dibutuhkan kemampuan
pengelolaan keterkaitan kependudukan dan lingkungan yang tidak hanya
melihat dari sudut demografinya saja, tetapi juga dilihat dari pengaruhnya
terhadap keadaan alam, ekonomi, dan kehidupan sosial.
         Walaupun laju pertumbuhan penduduk Indonesia semakin tahun
cenderung semakin menurun, namun jumlah penduduk absolut akan terus
31




meningkat. Diproyeksikan bahwa jumlah penduduk Indonesia pada tahun
2020 akan berkisar 254 juta – 257 juta orang. Artinya akan terjadi
pertambahan penduduk sekitar 70 juta orang dalam waktu 30 tahun (1990 –
2020), hal ini mempunyai konsekuensi dalam penggunaan ruang, pemenuhan
energi dan kebutuhan pangan. Bila dikaitkan dengan kemampuan sumber
alam, maka masalahnya adalah sejauh mana sumber alam tersebut dapat
memenuhi kebutuhan pertambahan penduduk.

       Dari berbagai hasil pembangunan yang dicapai, maka gambaran
keadaan penduduk di masa datang adalah sebagai berikut:
    1. Prosentase penduduk perkotaan semakin besar disebabkan oleh
       adanya urbanisasi dan adanya perubahan wilayah dari desa ke kota
    2. Laju pertumbuhan penduduk menurun seiring dengan terjadinya
       perubahan struktur usia , dimana penduduk usia produktif semakin
       besar
    3. Permintaan barang non pangan akan meningkat dengan pesat yang
       berimplikasi pada pengurangan sumber alam untuk kepentingan non
       pangan.



                          DAFTAR PUSTAKA


Anonim, 1997, Ringkasan Agenda 21 Indonesia (Strategi Nasional untuk
        Pembangunan Berkelanjutan), Kantor Menteri Negara Lingkungan
        Hidup, United Nations Development Program.
Catenese, A.J. and Sayder, J.C., 1988, Perencanaan Kota, Wahyudi (Ed.),
        Edisi ke-II, Erlangga, Jakarta.
Sastrawijaya, A.T., 2000, Pencemaran Lingkungan, Cet. II, Rineka Cipta,
        Jakarta.
Sipardi, I, 2003, Lingkungan Hidup dan Kelestariannya, Cet. II, Alumni,
        Jakarta.
Soeriaatmadja, R.E., 1989, Ilmu Lingkungan, Edisi ke-IV, ITB, Bandung.
Suripin, 2002, Pelestarian Sumber Daya tanah dan Air, ANDI, Yogyakarta.
Tandjung, S.D., 1999, Pengantar Ilmu Lingkungan, Laboratorium Ekologi,
        Fakultas Biologi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Wartasaputra, S., 1990, Prioritas Pelestarian Hidupan Liar, dalam Majalah
        Hidupan Liar Indonesia, Vol. I No. 1, Masyarakat Pelestarian Hidup
        Liar Indonesia.

More Related Content

What's hot

Jenis tanaman fitoremediasi
Jenis tanaman fitoremediasiJenis tanaman fitoremediasi
Jenis tanaman fitoremediasiKeylala Hawkins
 
Ppt manusia dan lingkungannya
Ppt manusia dan lingkungannyaPpt manusia dan lingkungannya
Ppt manusia dan lingkungannyarizka_pratiwi
 
Hubungan antar Komponen Ekosistem
Hubungan antar Komponen EkosistemHubungan antar Komponen Ekosistem
Hubungan antar Komponen EkosistemFakhriyah Elita
 
Penyebaran populasi ekologi umum
Penyebaran populasi ekologi umumPenyebaran populasi ekologi umum
Penyebaran populasi ekologi umumJun Mahardika
 
Makalah energi dalam ekosistem
Makalah energi dalam ekosistemMakalah energi dalam ekosistem
Makalah energi dalam ekosistemPoetra Chebhungsu
 
Menghitung Keanekaragan Hayati Menggunakan Rumus -H= jumlah dari (pi log pi)
Menghitung Keanekaragan Hayati Menggunakan Rumus -H= jumlah dari (pi log pi)Menghitung Keanekaragan Hayati Menggunakan Rumus -H= jumlah dari (pi log pi)
Menghitung Keanekaragan Hayati Menggunakan Rumus -H= jumlah dari (pi log pi)Awe Wardani
 
Powerpoint tentang Ekosistem
Powerpoint tentang EkosistemPowerpoint tentang Ekosistem
Powerpoint tentang EkosistemTitoSelaluEnjoy
 
konservasi keanekaragaman hayati
konservasi keanekaragaman hayatikonservasi keanekaragaman hayati
konservasi keanekaragaman hayatihanna234
 
Makalah pencemaran tanah
Makalah pencemaran tanahMakalah pencemaran tanah
Makalah pencemaran tanahWarnet Raha
 
Laporan praktikum kerusakan b. pangan bu arin
Laporan praktikum kerusakan b. pangan bu arinLaporan praktikum kerusakan b. pangan bu arin
Laporan praktikum kerusakan b. pangan bu arinramdhanisari
 
Laporan kimia-lingkungan-pembuatan-pupuk-cair
Laporan kimia-lingkungan-pembuatan-pupuk-cairLaporan kimia-lingkungan-pembuatan-pupuk-cair
Laporan kimia-lingkungan-pembuatan-pupuk-cairElsa S Pujiantari Husin
 
Makalah Ekologi: Komunitas Klimaks
Makalah Ekologi: Komunitas KlimaksMakalah Ekologi: Komunitas Klimaks
Makalah Ekologi: Komunitas KlimaksUNESA
 
Kelompok 9 makalah siklus air
Kelompok 9 makalah siklus airKelompok 9 makalah siklus air
Kelompok 9 makalah siklus airNanda Reda
 

What's hot (20)

Jenis tanaman fitoremediasi
Jenis tanaman fitoremediasiJenis tanaman fitoremediasi
Jenis tanaman fitoremediasi
 
Ppt keanekaragaman hayati
Ppt keanekaragaman hayatiPpt keanekaragaman hayati
Ppt keanekaragaman hayati
 
Ppt manusia dan lingkungannya
Ppt manusia dan lingkungannyaPpt manusia dan lingkungannya
Ppt manusia dan lingkungannya
 
Hubungan antar Komponen Ekosistem
Hubungan antar Komponen EkosistemHubungan antar Komponen Ekosistem
Hubungan antar Komponen Ekosistem
 
Mikroalga
MikroalgaMikroalga
Mikroalga
 
Penyebaran populasi ekologi umum
Penyebaran populasi ekologi umumPenyebaran populasi ekologi umum
Penyebaran populasi ekologi umum
 
Makalah energi dalam ekosistem
Makalah energi dalam ekosistemMakalah energi dalam ekosistem
Makalah energi dalam ekosistem
 
Menghitung Keanekaragan Hayati Menggunakan Rumus -H= jumlah dari (pi log pi)
Menghitung Keanekaragan Hayati Menggunakan Rumus -H= jumlah dari (pi log pi)Menghitung Keanekaragan Hayati Menggunakan Rumus -H= jumlah dari (pi log pi)
Menghitung Keanekaragan Hayati Menggunakan Rumus -H= jumlah dari (pi log pi)
 
Powerpoint tentang Ekosistem
Powerpoint tentang EkosistemPowerpoint tentang Ekosistem
Powerpoint tentang Ekosistem
 
ASAS ASAS DASAR ILMU LINGKUNGAN
ASAS ASAS DASAR ILMU LINGKUNGANASAS ASAS DASAR ILMU LINGKUNGAN
ASAS ASAS DASAR ILMU LINGKUNGAN
 
konservasi keanekaragaman hayati
konservasi keanekaragaman hayatikonservasi keanekaragaman hayati
konservasi keanekaragaman hayati
 
Makalah pencemaran tanah
Makalah pencemaran tanahMakalah pencemaran tanah
Makalah pencemaran tanah
 
Bab 4. komunitas
Bab 4. komunitasBab 4. komunitas
Bab 4. komunitas
 
Laporan praktikum kerusakan b. pangan bu arin
Laporan praktikum kerusakan b. pangan bu arinLaporan praktikum kerusakan b. pangan bu arin
Laporan praktikum kerusakan b. pangan bu arin
 
Ekologi
EkologiEkologi
Ekologi
 
Laporan kimia-lingkungan-pembuatan-pupuk-cair
Laporan kimia-lingkungan-pembuatan-pupuk-cairLaporan kimia-lingkungan-pembuatan-pupuk-cair
Laporan kimia-lingkungan-pembuatan-pupuk-cair
 
Ruang Lingkup Ekologi
Ruang Lingkup EkologiRuang Lingkup Ekologi
Ruang Lingkup Ekologi
 
Evolusi Tumbuhan
Evolusi TumbuhanEvolusi Tumbuhan
Evolusi Tumbuhan
 
Makalah Ekologi: Komunitas Klimaks
Makalah Ekologi: Komunitas KlimaksMakalah Ekologi: Komunitas Klimaks
Makalah Ekologi: Komunitas Klimaks
 
Kelompok 9 makalah siklus air
Kelompok 9 makalah siklus airKelompok 9 makalah siklus air
Kelompok 9 makalah siklus air
 

Viewers also liked

Materi Pengetahuan Lingkungan (Bagian II)
Materi Pengetahuan Lingkungan (Bagian II)Materi Pengetahuan Lingkungan (Bagian II)
Materi Pengetahuan Lingkungan (Bagian II)Nurul Afdal Haris
 
Makalah ekologi
Makalah ekologiMakalah ekologi
Makalah ekologiArdianti
 
Artikel PENTINGNYA EKOLOGI LINGKUNGAN DALAM KEHIDUPAN
Artikel PENTINGNYA EKOLOGI  LINGKUNGAN  DALAM KEHIDUPAN Artikel PENTINGNYA EKOLOGI  LINGKUNGAN  DALAM KEHIDUPAN
Artikel PENTINGNYA EKOLOGI LINGKUNGAN DALAM KEHIDUPAN SMPN 4 Kerinci
 
Makalah ekologi lingkungan
Makalah ekologi lingkunganMakalah ekologi lingkungan
Makalah ekologi lingkunganRicky Ramadhan
 
Contoh makalah bi
Contoh makalah biContoh makalah bi
Contoh makalah bialdyzilverz
 
ilmu kesehatan masyarakat
ilmu kesehatan masyarakatilmu kesehatan masyarakat
ilmu kesehatan masyarakatWahfi Zuli
 
Pengertian Kajian kepustakaan
 Pengertian Kajian kepustakaan Pengertian Kajian kepustakaan
Pengertian Kajian kepustakaanSomewhere
 
Makalah wujud dan unsur kebudayaan
Makalah wujud dan unsur kebudayaanMakalah wujud dan unsur kebudayaan
Makalah wujud dan unsur kebudayaanade fikri
 
lingkungan dan permasalahannya
lingkungan dan permasalahannyalingkungan dan permasalahannya
lingkungan dan permasalahannyaAprilia Hapsari
 
Permasalahan Lingkungan Hidup Lokal, Nasional dan Global
Permasalahan Lingkungan Hidup Lokal, Nasional dan Global Permasalahan Lingkungan Hidup Lokal, Nasional dan Global
Permasalahan Lingkungan Hidup Lokal, Nasional dan Global Nico Prakasa
 
Isu Lingkungan Global ( MAKALAH)
Isu Lingkungan Global ( MAKALAH)Isu Lingkungan Global ( MAKALAH)
Isu Lingkungan Global ( MAKALAH)Awang Ramadhani
 
Makalah Pencemaran Lingkungan dan Solusinya
Makalah Pencemaran Lingkungan dan SolusinyaMakalah Pencemaran Lingkungan dan Solusinya
Makalah Pencemaran Lingkungan dan SolusinyaNurul Afdal Haris
 
3. kaidah & azas
3. kaidah & azas3. kaidah & azas
3. kaidah & azasAguss Aja
 
Ekologi sebagai dasar ilmu pengetahuan lingkungan
Ekologi sebagai dasar ilmu pengetahuan lingkunganEkologi sebagai dasar ilmu pengetahuan lingkungan
Ekologi sebagai dasar ilmu pengetahuan lingkunganShoetiaone
 
sistem ekologi
sistem ekologisistem ekologi
sistem ekologiFauziahR
 

Viewers also liked (19)

MAKALAH EKOLOGI DAN EKOLOGI LINGKUNGAN
MAKALAH EKOLOGI DAN EKOLOGI LINGKUNGANMAKALAH EKOLOGI DAN EKOLOGI LINGKUNGAN
MAKALAH EKOLOGI DAN EKOLOGI LINGKUNGAN
 
Materi Pengetahuan Lingkungan (Bagian II)
Materi Pengetahuan Lingkungan (Bagian II)Materi Pengetahuan Lingkungan (Bagian II)
Materi Pengetahuan Lingkungan (Bagian II)
 
Ekologi Lingkungan
Ekologi LingkunganEkologi Lingkungan
Ekologi Lingkungan
 
Makalah ekologi
Makalah ekologiMakalah ekologi
Makalah ekologi
 
Artikel PENTINGNYA EKOLOGI LINGKUNGAN DALAM KEHIDUPAN
Artikel PENTINGNYA EKOLOGI  LINGKUNGAN  DALAM KEHIDUPAN Artikel PENTINGNYA EKOLOGI  LINGKUNGAN  DALAM KEHIDUPAN
Artikel PENTINGNYA EKOLOGI LINGKUNGAN DALAM KEHIDUPAN
 
Makalah ekologi lingkungan
Makalah ekologi lingkunganMakalah ekologi lingkungan
Makalah ekologi lingkungan
 
Contoh makalah bi
Contoh makalah biContoh makalah bi
Contoh makalah bi
 
Makalah masalah lingkungan hidup
Makalah masalah lingkungan hidupMakalah masalah lingkungan hidup
Makalah masalah lingkungan hidup
 
ilmu kesehatan masyarakat
ilmu kesehatan masyarakatilmu kesehatan masyarakat
ilmu kesehatan masyarakat
 
Pengertian Kajian kepustakaan
 Pengertian Kajian kepustakaan Pengertian Kajian kepustakaan
Pengertian Kajian kepustakaan
 
Makalah wujud dan unsur kebudayaan
Makalah wujud dan unsur kebudayaanMakalah wujud dan unsur kebudayaan
Makalah wujud dan unsur kebudayaan
 
lingkungan dan permasalahannya
lingkungan dan permasalahannyalingkungan dan permasalahannya
lingkungan dan permasalahannya
 
Permasalahan Lingkungan Hidup Lokal, Nasional dan Global
Permasalahan Lingkungan Hidup Lokal, Nasional dan Global Permasalahan Lingkungan Hidup Lokal, Nasional dan Global
Permasalahan Lingkungan Hidup Lokal, Nasional dan Global
 
Isu Lingkungan Global ( MAKALAH)
Isu Lingkungan Global ( MAKALAH)Isu Lingkungan Global ( MAKALAH)
Isu Lingkungan Global ( MAKALAH)
 
Makalah Pencemaran Lingkungan dan Solusinya
Makalah Pencemaran Lingkungan dan SolusinyaMakalah Pencemaran Lingkungan dan Solusinya
Makalah Pencemaran Lingkungan dan Solusinya
 
3. kaidah & azas
3. kaidah & azas3. kaidah & azas
3. kaidah & azas
 
Ekologi sebagai dasar ilmu pengetahuan lingkungan
Ekologi sebagai dasar ilmu pengetahuan lingkunganEkologi sebagai dasar ilmu pengetahuan lingkungan
Ekologi sebagai dasar ilmu pengetahuan lingkungan
 
sistem ekologi
sistem ekologisistem ekologi
sistem ekologi
 
Ekologi
EkologiEkologi
Ekologi
 

Similar to Ekologi dan-ilmu-lingkungan

Asas asas pengetahuan lingkungan
Asas asas pengetahuan lingkunganAsas asas pengetahuan lingkungan
Asas asas pengetahuan lingkungancondro23
 
Asas asas pengetahuan lingkungan
Asas asas pengetahuan lingkunganAsas asas pengetahuan lingkungan
Asas asas pengetahuan lingkungancondro23
 
Ekologi dan Ilmu Lingkungan
Ekologi dan Ilmu LingkunganEkologi dan Ilmu Lingkungan
Ekologi dan Ilmu LingkunganGeGe_7T7
 
Asas asas ilmu lingkungan
Asas asas ilmu lingkunganAsas asas ilmu lingkungan
Asas asas ilmu lingkunganar_
 
1 asas pengetahuan lingkungan
1 asas pengetahuan lingkungan1 asas pengetahuan lingkungan
1 asas pengetahuan lingkungantopanogan
 
Azas dasar ilmu lingkungan
Azas dasar ilmu lingkunganAzas dasar ilmu lingkungan
Azas dasar ilmu lingkunganShoetiaone
 
Asas pengetahuan lingkugan
Asas pengetahuan lingkuganAsas pengetahuan lingkugan
Asas pengetahuan lingkuganAhmad Baihaki
 
Sumber daya alam & asas asas pengetahuan lingkungan
Sumber daya alam & asas asas pengetahuan lingkunganSumber daya alam & asas asas pengetahuan lingkungan
Sumber daya alam & asas asas pengetahuan lingkunganganjarfebriyanipratiwi
 
Azas azas pengetahuan lingkungan
Azas azas pengetahuan lingkunganAzas azas pengetahuan lingkungan
Azas azas pengetahuan lingkunganhendricksonsagala
 
Azas-azas pengetahuan lingkungan
Azas-azas pengetahuan lingkunganAzas-azas pengetahuan lingkungan
Azas-azas pengetahuan lingkunganhendricksonsagala
 
Ekologi perairan 2007 2008 - 1 pendahuluan
Ekologi perairan 2007 2008 - 1 pendahuluanEkologi perairan 2007 2008 - 1 pendahuluan
Ekologi perairan 2007 2008 - 1 pendahuluanUNHAS
 

Similar to Ekologi dan-ilmu-lingkungan (20)

Asas asas pengetahuan lingkungan
Asas asas pengetahuan lingkunganAsas asas pengetahuan lingkungan
Asas asas pengetahuan lingkungan
 
Azas azas pengetahuan lingkungan
Azas azas pengetahuan lingkunganAzas azas pengetahuan lingkungan
Azas azas pengetahuan lingkungan
 
Asas asas pengetahuan lingkungan
Asas asas pengetahuan lingkunganAsas asas pengetahuan lingkungan
Asas asas pengetahuan lingkungan
 
Asas asas
Asas asasAsas asas
Asas asas
 
Asas asas pengetahuan
Asas asas pengetahuanAsas asas pengetahuan
Asas asas pengetahuan
 
Ekologi dan Ilmu Lingkungan
Ekologi dan Ilmu LingkunganEkologi dan Ilmu Lingkungan
Ekologi dan Ilmu Lingkungan
 
Ilmu lingkungan 1
Ilmu lingkungan 1Ilmu lingkungan 1
Ilmu lingkungan 1
 
Asas asas ilmu lingkungan
Asas asas ilmu lingkunganAsas asas ilmu lingkungan
Asas asas ilmu lingkungan
 
Ilmu lingkungan
Ilmu lingkunganIlmu lingkungan
Ilmu lingkungan
 
1 asas pengetahuan lingkungan
1 asas pengetahuan lingkungan1 asas pengetahuan lingkungan
1 asas pengetahuan lingkungan
 
Soft skill
Soft skillSoft skill
Soft skill
 
Azas dasar ilmu lingkungan
Azas dasar ilmu lingkunganAzas dasar ilmu lingkungan
Azas dasar ilmu lingkungan
 
Asas pengetahuan lingkugan
Asas pengetahuan lingkuganAsas pengetahuan lingkugan
Asas pengetahuan lingkugan
 
Azas
AzasAzas
Azas
 
Sumber daya alam
Sumber daya alamSumber daya alam
Sumber daya alam
 
Sumber daya alam & asas asas pengetahuan lingkungan
Sumber daya alam & asas asas pengetahuan lingkunganSumber daya alam & asas asas pengetahuan lingkungan
Sumber daya alam & asas asas pengetahuan lingkungan
 
Azas azas pengetahuan lingkungan
Azas azas pengetahuan lingkunganAzas azas pengetahuan lingkungan
Azas azas pengetahuan lingkungan
 
Azas-azas pengetahuan lingkungan
Azas-azas pengetahuan lingkunganAzas-azas pengetahuan lingkungan
Azas-azas pengetahuan lingkungan
 
SAINS BIOLOGI.pptx
SAINS BIOLOGI.pptxSAINS BIOLOGI.pptx
SAINS BIOLOGI.pptx
 
Ekologi perairan 2007 2008 - 1 pendahuluan
Ekologi perairan 2007 2008 - 1 pendahuluanEkologi perairan 2007 2008 - 1 pendahuluan
Ekologi perairan 2007 2008 - 1 pendahuluan
 

Ekologi dan-ilmu-lingkungan

  • 1. 1 EK OL O GI DA N ILMU LINGK U N G A N (SOEMARNO, BAHAN KAJIAN KLP- 2011) Ekologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara organisme-organisme hidup dengan lingkungannya. Berasal dari kata Yunani oikos (“habitat”) dan logos (“ilmu”). Sangat diperhatikan dengan hubungan energi dan menemukannya kembali kepada matahari kita yang merupakan sumber energi yang digunakan dalam fotosintesis Habitat (berasal dari kata dalam bahasa Latin yang berarti menempati) adalah tempat suatu spesies tinggal dan berkembang. Pada dasarnya, habitat adalah lingkungan paling tidak lingkungan fisiknya—di sekeliling populasi suatu spesies yang mempengaruhi dan dimanfaatkan oleh spesies tersebut. Menurut Clements dan Shelford (1939), habitat adalah lingkungan fisik yang ada di sekitar suatu spesies, atau populasi spesies, atau kelompok spesies, atau komunitas. Dalam ilmu ekologi, bila pada suatu tempat yang sama hidup berbagai kelompok spesies (mereka berbagi habitat yang sama) maka habitat tersebut disebut sebagai biotop. Bioma adalah sekelompok tumbuhan dan hewan yang tinggal di suatu habitat pada suatu lokasi geografis tertentu. Pembagian Ekologi • Menurut Habitatnya: Ekologi perairan tawar o Ekologi laut o Ekologi darat Menurut garis Taxonomi o Ekologi tumbuhan o Ekologi vertebrata o Ekologi serangga o Ekologi jasad renik ORGANISASI KEHIDUPAN • BIOSFIR • ECOSISTEM • COMMUNITY • POPULATION • ORGANISME Ekologi adalah dasar pokok ilmu lingkungan. Inti permasalahan lingkungan hidup pada hakekatnya adalah ekologi yakni hubungan makluk hidup, khususnya manusia dengan lingkunganya. Komponen- komponen tersebut berada pada suatu tempat dan berinteraksi
  • 2. 2 membentuk suatu kesatuan yang teratur. Misalnya, pada suatu ekosistem akuarium, ekosistem ini terdiri dari ikan, tumbuhan air, plankton yang terapung di air sebagai komponen biotik, sedangkan yang termasuk komponen abiotik adalah air, pasir, batu, mineral dan oksigen yang terlarut dalam air. ILMU LINGKUNGAN Ilmu lingkungan adalah ekologi yang menerapkan berbagai azas dan konsepnya kepada masalah yang lebih luas,yang menyangkut pula hubungan manusia dengan lingkungannya. Ilmu Lingkungan adalah ekologi terapan. Ilmu lingkungan ini mengintegrasikan berbagai ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik anatara jasad hidup (termasuk manusia) dengan dengan lingkungannya. Ilmu lingkungan (environmental science atau envirology) adalah ilmu yang mempelajari tentang lingkungan hidup. Ilmu Lingkungan adalah suatu studi yang sistematis mengenai lingkungan hidup dan kedudukan manusia yang pantas di dalamnya. Perbedaan utama ilmu lingkungan dan ekologi adalah dengan adanya misi untuk mencari pengetahuan yang arif, tepat (valid), baru, dan menyeluruh tentang alam sekitar, dan dampak perlakuan manusia terhadap alam. Misi tersebut adalah untuk menimbulkan kesadaran, penghargaan, tanggung jawab, dan keberpihakan terhadap manusia dan lingkungan hidup secara menyeluruh. Ilmu lingkungan merupakan perpaduan konsep dan asas berbagai ilmu (terutama ekologi, ilmu lainnya: biologi, biokimia, hidrologi, oceanografi, meteorologi, ilmu tanah, geografi, demografi, ekonomi dan sebagainya), yang bertujuan untuk mempelajari dan memecahkan masalah yang menyangkut hubungan antara mahluk hidup dengan lingkungannya. Ilmu lingkungan merupakan penjabaran atau terapan dari ekologi. Ilmu Lingkungan merupakan salah satu ilmu yang mengintegrasikan berbagai ilmu yang mempelajari jasad hidup (termasuk manusia) dengan lingkungannya, antara lain dari aspek sosial, ekonomi, kesehatan, pertanian, sehingga ilmu ini dapat dikatakan sebagai suatu poros, tempat berbagai asas dan konsep berbagai ilmu yang saling terkait satu sama lain untuk mengatasi masalah hubungan antara jasad hidup dengan lingkungannya. Asas di dalam suatu ilmu pada dasarnya merupakan penyamarataan kesimpulan secara umum, yang kemudian digunakan sebagai landasan untuk menguraikan gejala (fenomena) dan situasi yang lebih spesifik. Asas dapat terjadi melalui suatu penggunaan dan pengujian metodologi secara terus menerus dan matang, sehingga diakui kebenarannya oleh ilmuwan secara meluas. Tetapi ada pula asas yang hanya diakui oleh segolongan ilmuwan tertentu saja, karena asas ini hanya merupakan penyamarataan secara empiris saja dan hanya benar pada situasi dan kondisi yang lebih terbatas, sehingga
  • 3. 3 terkadang asas ini menjadi bahan pertentangan. Namun demikian sebaliknya apabila suatu asas sudah diuji berkali-kali dan hasilnya terus dapat dipertahankan, maka asas ini dapat berubah statusnya menjadi hukum. Begitu pula apabila asas yang mentah dan masih berupa dugaan ilmiah seorang peneliti, biasa disebut hipotesis Hipotesis ini dapat menjadi asas apabila diuji secara terus menerus sehingga memperoleh kesimpulan adanya kebenaran yang dapat diterapkan secara umum. Untuk mendapatkan asas baru dengan cara pengujian hipotesis ini disebut cara induksi dan kebanyakan dipergunakan dalam bidang-bidang biologi, kimia dan fisika. Disini metode pengumpulan data melalui beberapa percobaaan yang relatif terbatas untuk membuat kesimpulan yang menyeluruh. Sebaliknya cara lain yaitu dengan cara deduksi dengan menggunakan kesimpulan umum untuk menerangkan kejadian yang spesifik. Asas baru juga dapat diperoleh dengan cara simulasi komputer dan penggunaan model matematika untuk mendapatkan semacam tiruan keadaan di alam (mimik). Cara lain juga dapat diperoleh dengan metode perbandingan misalnya dengan membandingkan antara daerah yang satu dengan yang lainnya. Cara-cara untuk mendapatkan asas tersebut dapat dikombinasikan satu dengan yang lainnya. Asas di dalam suatu ilmu yang sudah berkembang digunakan sebagai landasan yang kokoh dan kuat untuk mendapatkan hasil, teori dan model 14 ASAS ilmu lingkungan. Untuk menyajikan asas dasar ini dilakukan pola seperti pada Sumber alam, ialah Derajat ASAS 5 keteraturan dengan mengemukakanyang segala sesuatu kerangka teorinya terlebih dahulu, kemudian setelah Peningkatan fluktuasi memungkinkan dipahami pola dan hidup organisasi pemikirannya baru dikemukakan fakta-fakta pengadaan populasi organisme bergantung yang mendukung dan didukung, suatu mungkin asas-asas disini sebenarnya untuk meningkatkan alam sumber sehingga kepada merupakan satu kesatuan yang salingdapat pengubahan energi terkait dan tidak dapat dipisahkan satu pengaruh terangsang sejarah sama lain (sesuai dengan urutan logikanya). penggunaan populasi itu ASAS 11 sumber alam Sistem yang sendiri tersebut mantap ASAS 3 ASAS-ASAS ILMU LINGKUNGAN (dewasa) Materi, energi, mengeksploitas ruang, waktu dan i sistem yang keanekara-gaman ASAS 9 belum dewasa ASAS 13 adalah kategori Keanekaraga- Lingkungan fisik sumber alam man sebanding yang stabil dengan bio- memungkinkan masa/produk- keanekaragaman tivitas biologi berlaku ASAS 1 dalam ekosistem Energi tak pernah mantap, yang hilang, hanya kemudian berubah ASAS 8 menggalakkan Tingkat ma-kanan stabilitas populasi atau takson lebh jauh lagi menjadi jenuh ASAS 2 oleh Semua proses keanekaragaman, pengubahan tidak dengan kecepatan cermat yang ditentukan ASAS 10 oleh sifat mic, Biomassa/ diferensiasi produktivitas meningkat dalam ASAS 4 lingkungan Mengenai kejenuhan yang stabil dan ketidakjenuhan ASAS 7 Keanekaragaman yang kekal lebih ASAS 12 tinggi pada Kesempurnaan ASAS 6 lingkungan yang adaptasi tiap Ketupan (genotip) stabil tabiat/sifat ber- dengan daya (Rosenzwelg) gantung ke-pada pembiakan tertinggi kepenti-ngan akan sering dijumpai relatifnya dalam pada generasi suatu lingkungan berikutnya tertentu
  • 4. 4 Energi Terbuang tak Hewan makan 1 terasimilasi Disimilasi 2 Gambar. Hubungan logis di antara 14 asas ilmu lingkungan (Watt,1973) Produksi materi kehidupan ASAS 1: (HUKUM THERMODINAMIKA I) Semua energi yang memasuki sebuah organisme hidup,Energi diambil atau populasi ekosistem dapat dianggap sebagai energi yang tersimpan atau terlepaskan. 3 oleh peng- Energi dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk yang lain tetapi tidak dapat eksploitasi hilang, dihancurkan atau diciptakan. Energi dibakar dan energi Energi Asas ini adalah sebenarnya serupa dengan hokum Thermodinamika I, diubah sebagai disimpan 6 yang sangat fundamental dalam fisika. Asas ini dikenal sebagai panas sebagai lemak hukum konservasi energi dalam persamaan matematika. Contoh: Energi digunakan untuk 5 menyokong berbagai 4 Pertumbuhan Banyaknya kalori, energi yang terbuang dalam bentuk makanan kegiatan,: lari, berenang, diubah oleh jasad hidup menjadi energi untuk tumbuh, berbiak, terbang, dsb. menjalankan proses metabolisme, dan yang terbuang sebagai panas. Energi digunakan untuk menyokong Pembiakan metabolisme dasar, misalnya: denyut jantung, pernafasan, mempertahankan suhu tubuh dsb.
  • 5. 5 Pemisahan energi yang masuk jadi dua komponen. Jumlah energi yang masuk dan keluar dari suatu pemisahan atau suatu proses, berupa materi. Jumlah energi yang masuk dan keluar dari suatu pemisahan atau suatu proses, berupa tenaga atau panas. Asas 1 ini disebut juga dengan hukum konservasi energi, dalam ilmu fisika sering disebut sebagai hukum termodinamika pertama. Asas ini menerangkan bahwa energi dapat diubah, dan energi yang memasuki jasad hidup, populasi ataupun ekosistem dianggap sebagai energi yang tersimpan ataupun yang terlepaskan, sehingga dapat dikatakan bahwa sistem kehidupan sebagai pengubah energi. Dengan demikian dalam sistem kehidupan dapat ditemukan berbagai strategi untuk mentransformasi energi, maka dibutuhkan “pembukuan masukan dan keluaran kalori dalam sistem kehidupan” Contohnya makanan yang dimakan oleh hewan. Dari gambar di atas dapat terlihat bahwa ternyata energi ada yang dapat dimanfaatkan dan ada pula yang terbuang dan hal ini spesifik untuk masing- masing spesies hewan tergantung bagaimana kemampuan dan strategi hewan tersebut untuk melawan alam lingkungannya. Keberhasilan dalam melawan
  • 6. 6 lingkungan dapat diukur dengan peningkatan jumlah populasinya. Gambar : Energi panas yang jatuh di bumi dipakai oleh tumbuhan dan genangan air, serta dipantulkan oleh lahan terbuka dan bangunan. ASAS 2 Tak ada system pengubahan energi yang betul- betul efisien. Pengertian: Asas ini tak lain adalah hokum Thermodinamika II, Ini berarti energi yang tak pernah hilang dari alam raya, tetapi energi tersebut akan terus diubah dalam bentuk yang kurang bermanfaat. Asas ini sama dengan hukum termodinamika kedua dalam ilmu fisika. Hal ini berarti meskipun energi itu tidak pernah hilang, namun demikian energi tersebut akan diubah dalam bentuk yang kurang bermanfaat. Secara keseluruhan energi di planet kita ini terdegradasi dalam bentuk panas tanpa balik, yang kemudian beradiasi ke angkasa. Dalam sistem biologi, energi yang dimanfaatkan baik oleh jasad hidup, populasi maupun ekosistem kurang efisien, karena masukan energi
  • 7. 7 dapat dipindahkan dan digunakan oleh organisme hidup yang lain. Contohnya pada piramida makanan, tingkatan konsumen yang paling bawah mendapatkan asupan energi yang banyak, sebaliknya konsumen paling atas hanya mendapatkan sedikit, disamping itu pada setiap tingkatanpun energi tidak dimanfaatkan secara efisien (banyak terbuang). Energi yang dapat dimanfaatkan oleh kita seperti tumbuhan, hewan, ikan dsb., itu termasuk kategori sumber alam, namun demikian apakah sumber alam ini dapat diukur manfaatnya dan apa batasan sumber alam tersebut?. Sumber alam adalah segala sesuatu yang diperlukan oleh organisme hidup, populasi, atau ekosistem yang pengadaannya hingga ke tingkat optimum atau mencukupi, sehingga akan meningkatkan daya pengubahan energi. Gambar : Buah-buahan sebagai salah satu sumber energi bag manusia, entropi berupa kulit buah adalah sumber energi bagi semut.
  • 8. 8 Gambar : Jerami sebagai entropi digunakan untuk bahan baku kertas, pakan ternak, dan lainnya. Pemanfaatan limbah pertanian kedele untuk pakan ternak. ASAS 3 Materi, energi, ruang, waktu, dan keanekaragaman, termasuk kategori sumberdaya alam.
  • 9. 9 Pengertian: Pengubahan energi oleh system biologi harus Berlangsung pada kecepatan yang sebanding dengan adanya materi dan energi di lingkungannya. Pengaruh ruang secara asas adalah beranalogi dengan materi dan energi sebagai sumber alam. Contoh: Ruang yang sempit: dpt mengganggu proses pembiakan organisme dg kepadatan tinggi. Ruang yang terlaluluas: jarak antar individu dalam populasi semakin jauh, kesempatan bertemu antara jantan dan betina semakin kecil sehingga pembiakan akan terganggu. Jauh dekatnya jarak sumber makanan akan berpengaruh terhadap perkembangan populasi. Waktu sebagai sumber alam tidak merupakan besaran yang berdiri sendiri. Misal hewan mamalia dipadang pasir, pada musim kering tiba persediaan air habis di lingkungannya, maka harus berpindah kelokasi yang ada sumber airnya. Berhasil atau tidaknya hewan bermigrasi tergantung pada adanya cukup waktu dan energi untuk menempuh jarak lokasi sumber air. Keaneka-ragaman juga merupakan sumberdaya alam. Semakin beragam jenis makanan suatu spesies semakin kurang bahayanya apabila menghadapi perubahan lingkungan yang dapat memusnahkan sumber makanannya. Materi dan energi sudah jelas termasuk kedalam sumber alam. Ruang yang dimanfaatkan oleh organisme hidup untuk hidup, berkembang biak dsb. dapat dianalogkan dengan materi dan energi, karena dibutuhkan, sehingga secara asas termasuk katagori sumber alam. Begitu pula dengan waktu, meskipun tidak dapat berdiri sendiri, namun termasuk kategori sumber alam, karena berapa waktu yang dibutuhkan oleh mahluk hidup untuk mendapatkan makanan. Keanekaragaman juga termasuk ke dalam kategori sumber alam, karena apabila suatu spesies hanya memakan satu spesies saja akan mudah terancam punah, namun apabila makanannya beranekaragam dia akan mampu “survive”. Asas 3 ini mempunyai implikasi yang penting bagi kehidupan manusia untuk mencapai kesejahteraannya ASAS 4: Untuk semua kategori sumber daya alam, kalau pengadaannya sudah mencapai optimum, pengaruh unit kenaikannya sering menurun dengan penambahan sumberalam itu sampai ke suatu tingkat maksimum. Melampaui batas maksimum ini tak akan ada pengaruh yang menguntungkan lagi.
  • 10. 10 Untuk semua kategori sumberalam (kecuali keanekaragaman dan waktu) kenaikan pengadaannya yang melampui batas maksimum, bahkan akan berpengaruh merusak karena kesan peracunan. Ini adalah asas penjenuhan. Untuk banyak gejala sering berlaku kemungkinan penghancuran yang disebabkan oleh pengadaan sumberalam yang sudah mendekati batas maksimum. Asas 4 tersebut terkandung arti bahwa pengadaan sumberalam mempunyai batas optimum, yang berarti pula batas maksimum, maupun batas minimum pengadaan sumberalam akan mengurangi daya kegiatan sistem biologi. Contoh: Pada keadaan lingkungan yang sudah stabil, populasi hewan atau tumbuhannya cenderung naik-turun (bukan naik terus atau turun terus). Maksudnya adalah akan terjadi pengintensifan perjuangan hidup, bila persediaan sumberalam berkurang. Tetapi sebaliknya, akan terdapat ketenangan kalau sumberalam bertambah. Untuk semua kategori sumberdaya alam (kecuali keanekaragaman dan waktu) kenaikan pengadaannya yang melampaui batas maksimum, bahkan akan berpengaruh merusak karena kesan peracunan. Ini adalah asas penjenuhan. Untuk banyak gejala sering berlaku kemungkinan penghancuran yang disebabkan oleh pengadaan sumber alam yang sudah mendekati batas maksimum. Pada asas ini mempunyai arti bahwa pengadaan sumber alam mempunyai batas optimum, yang berarti bahwa batas maksimum maupun minimum sumber alam akan mengurangi daya kegiatan sistem biologi. Dari sini dapat ditarik suatu arti yang penting, yaitu karena adanya ukuran optimum pengadaan sumber alam untuk populasi, maka naik turunnya jumlah individu populasi itu tergantung pada pengadaan sumber alam pada jumlah tertentu. ASAS 5: Pada asas 5 ini ada dua hal penting, pertama jenis sumber alam yang tidak dapat menimbulkan rangsangan untuk penggunaan lebih lanjut, sedangkan kedua sumber alam yang dapat menimbulkan rangsangan untuk dapat digunakan lebih lanjut. Contoh: Suatu jenis hewan sedang mencari berbagai sumber makanan. Kemudian didapatkan suatu jenis tanaman yang melimpah di alam, maka hewan tersebut akan memusatkan perhatiannya kepada penggunaan jenis makanan tersebut. Dengan demikian, kenaikan sumberalam (makanan) merangsang kenaikan
  • 11. 11 pendayagunaan. ASAS 6: Individu dan spesies yang mempunyai lebih banyak keturunan daripada saingannya, cenderung berhasil mengalahkan saingannya. Pengertian: Asas ini adalah pernyataan teori Darwin dan Wallace. Pada jasad hidup terdapat perbedaan sifat keturunan Dalam hal tingkat adaptasi terhadap faktor lingkungan fisik atau biologi. Kemudian timbul kenaikan kepadatan populasinya sehingga timbul persaingan. Jasad hidup yang kurang mampu beradaptasi akan kalah dalam persaingan. Dapat diartikan pula bahwa jasad hidup yang adaptif akan mampu menghasilkan banyak keturunan daripada yang non-adaptif. Pada asas ini berlaku “seleksi alam”, artinya bagi spesies-spesies yang mampu beradaptasi baik dengan faktor biotik maupun abiotik, dia akan berhasil daripada yang tidak dapat menyesuaikan diri. Dapat diartikan pula, spesies yang adaptif akan mampu menghasilkan keturunan lebih banyak daripada yang non adaptif, Sehingga individu-individu yang adaptif ini mempunyai kesan lebih banyak merusak ASAS 7 : Kemantapan keanekaragaman suatu komunitas lebihtinggi di alam yang “mudah diramal”. Pengertian : “Mudah diramal” : : adanya keteraturan yang pasti pada pola faktor lingkungan pada suatu periode yang relatif . lama. Terdapat fluktuasi turun- naiknya kondisi lingkungan di semua habitat, tetapi mudah dan sukarnya untuk diramal berbeda dari satu habitat ke habitat lain. Dengan mengetahui keadaan optimum pada faktor lingkungan bagi kehidupan suatu spesies, maka perlu diketahui berapa lama keadaan tersebut dapat bertahan. Pada asas ini arti kata “mudah diramal” ialah adanya keteraturan yang pasti pada pola faktor lingkungan dalam suatu periode yang relatif lama. Adanya fluktuasi turun-naiknya kondisi lingkungan, besar-kecilnya fluktuasi, dan dan sukar-mudahnya untuk diramal berbeda untuk semua habitat. Sehingga diharapkan pada setiap lingkungan adanya penyebaran spesies yang berbeda-beda kepadatannya. Apabila terjadi perubahan lingkungan sedemikian rupa, maka akan terjadi perubahan pengurangan individu yang sedemikian rupa sampai pada batas yang membahayakan individu-individu spesies tersebut. Lingkungan yang stabil secara fisik merupakan lingkungan yang
  • 12. 12 mempunyai jumlah spesies yang banyak, dan mereka dapat melakukan penyesuaian terhadap lingkungannya tersebut (secara evolusi). Sedangkan lingkungan yang tidak stabil adalah lingkungan yang dihuni oleh spesies yang jumlahnya relatif sedikit. Menurut Sanders (1969) bahwa komunitas fauna dasar laut mempunyai keanekaragaman spesies terbesar, hal ini dijumpai pada habitat yang sudah stabil sepanjang masa dan lama. Kemudian diinterpretasikan oleh Slobodkin dan Sanders (!969) sebagai pengaruh lingkungan yang mudah diramal (stabil). Maksudnya ialah semakin lama keadaan lingkungan dalam kondisi yang stabil, maka semakin banyak keanekaragaman spesies yang muncul disitu sebagai akibat berlangsungnya proses evolusi. Menurut Pilelou (1969) keadaan iklim yang stabil sepanjang waktu yang lama, tidak saja melahirkan keanekaragaman spesies yang tinggi, tetap juga akan menimbulkan keanekaragaman pola penyebaran kesatuan populasi ASAS 8 : Sebuah habitat dapat jenuh atau tidak oleh keanekaragaman takson, bergantung kepada bagaimana niche dalam lingkungan hidup itu dapat memisahkan takson tersebut. Pengertian: Kelompok taksonomi tertentu dari suatu jasad hidup ditandai oleh keadaan lingkungannya yang khas (niche), tiap spesies mempunyai niche tertentu. Spesies dapat hidup berdampingan dengan spesies lain tanpa persaiangan, karena masing-masing mempunyai keperluan dan fungsi yang berbeda di alam. Pada asas ini menyatakan bahwa setiap spesies mempunyai nicia tertentu, sehingga spesies-spesies tersebut dapat berdampingan satu sama lain tanpa berkompetisi, karena satu sama lain mempunyai kepentingan dan fungsi yang berbeda di alam. Tetapi apabila ada kelompok taksonomi yang terdiri atas spesies dengan cara makan serupa, dan toleran terhadap lingkungan yang bermacam-macam serta luas, maka jelas bahwa lingkungan tersebut hanya akan ditempati oleh spesies yang keanekaragamannya kecil. ASAS 9 : Keanekaragaman komunitas sebanding dengan biomassa dibagi produktivitas. T = K x (B/P) ; D ≈ T T = waktu rata-rata penggunaan energi K = koefisien tetapan
  • 13. 13 B = biomassa P = produktivitas D = keanekaragaman Pengertian: Asas ini mengandung arti, bahwa efisiensi penggunaan aliran energidalam sistem biologi akan meningkat dengan meningkatnya kompleksitas organisasi sistem biologi dalam suatu komunitas. Pada asas ini menurut Morowitz (1968) bahwa adanya hubungan antara biomassa, aliran energi dan keanekaragaman dalam suatu sistem biologi. ASAS 10 : Pada lingkungan yang stabil perbandingan antara biomasa dengan produktivitas (B/P) dalam perjalanan waktu naik mencapai sebuah asimtot. Pengertian: Sistem biologi menjalani evolusi yang Mengarah kepada peningkatan efisiensi penggunaan energi dalam lingkungan fisik yang stabil, dan memungkinkan berkembangnya keaneka-ragaman. Dalam asas ini dapat disimpulkan bahwa sistem biologi mengalami evolusi yang mengarah kepada peningkatan efisiensi penggunaan energi dalam lingkungan fisik yang stabil, yang memungkinkan berkembangnya keanekaragaman. Dengan kata lain kalau kemungkinan produktivitas maksimum sudah ditetapkan oleh energi matahari yang masuk kedalam ekosistem, sedangkan keanekaragaman dan biomassa masih dapat meningkat dalam perjalanan waktu, maka jumlah energi yang tersedia dalam sistem biologi itu dapat digunakan untuk menyokong biomassa yang lebih besar. Apabila asas ini benar, maka dapat diharapkan bahwa dalam komunitas yang sudah berkembang lanjut pada proses suksesi, rasio biomassa produktivitas akan lebih tinggi bila dibandingkan dengan komunitas yang masih muda. Pada kenyataan di alam memang demikian, sebab spesies bertambah, dan ditemukan pula tumbuhan berkayu sehingga diperoleh stratifikasi. Implikasi dari asas ini bahwa sebuah komunitas dapat dibuat tetap muda dengan jalan memperlakukan fluktuasi iklim yang teratur. Atau pada komunitas buatan lahan pertanian dengan jalan mengambil daun-daunannya untuk makanan hewan. ASAS 11 :
  • 14. 14 Sistem yang sudah mantap (dewasa) akan mengekploitasi yang belum mantap (belum dewasa). 1 Pengertian: Ekosistem, populasi atau tingkat makanan yang sudah dewasa memindahkan energi, biomasa, dan keanekaragaman dari tingkat organisasi yang belum dewasa. Dengan kata lain, energi, materi, dan keanekaragaman mengalir melalui suatu kisaran yang menuju ke arah organisasi yang lebih kompleks. (Dari subsistem yang rendah keanekara-gamannya subsistem yang tinggi keanekaragamannya). Arti dari asas ini adalah pada ekosistem, populasi yang sudah dewasa memindahkan energi, biomassa, dan keanekaragaman tingkat organisasi ke arah yang belum dewasa. Dengan kata lain, energi, materi dan keanekaragaman mengalir melalui suatu kisaran yang menuju ke arah organisasi yang lebih kompleks, atau dari subsistem yang lebih rendah keanekaragamannya ke subsistem yang lebih tinggi keanekaragamannya ASAS 12 : Kesempurnaan adaptasi suatu sifat atau tabiat bergantung pada kepentingan relatifnya dalam keadaan suatu lingkungan. 1 Pengertian: 2 Populasi dalam ekosistem yang belum mantap, kurang bereaksi terhadap perubahan lingkungan fisikokimia dibandingkan dengan populasi dalam ekosistem yang sudah mantap. Populasi dalam lingkungan dengan kemantapan fisiko kimia yang cukup lama, tak perlu berevolusi untuk meningkatkan kemampuannya beradaptasi dengan keadaan yang tidak stabil. Asas ini merupakan kelanjutan dari asas 6 dan 7. Apabila pemilihan (seleksi) berlaku, tetapi keanekaragaman terus meningkat di lingkungan yang sudah stabil, maka dalam perjalanan waktu dapat diharapkan adanya perbaikan terus-menerus dalam sifat adaptasi terhadap lingkungan. Jadi, dalam ekosistem yang sudah mantap dalam habitat (lingkungan ) yang sudah stabil, sifat responsive terhadap fluktuasi faktor alam yang tak terduga ternyata tidak diperlukan. Yang berkembang justru adaptasi peka dari perilaku dan biokimia lingkungan sosial dan biologi dalam habitat itu. Evolusi pada lingkungan yang sukar ditebak perubahan faktor alamnya cenderung memelihara daya plastis anggota populasi. Sedangkan evolusi pada lingkungan yang mantap, beranekaragam secara biologi cenderung
  • 15. 15 menggunakan kompleksitas itu untuk bereaksi terhadap kemungkinan beraneka-macam perubahan. Implikasi dari asas ini bahwa sesungguhnya tidak ada sebuah strategi evolusi yang terbaik dan mandiri, semua tergantung pada kondisi lingkungan fisik. Kesimpulannya bahwa populasi pada ekosistem yang belum mantap, kurang bereaksi terhadap perubahan lingkungan fisikokimia dibandingkan dengan populasi pada ekosistem yang sudah mantap. ASAS 13 : Lingkungan yang secara fisik mantap memungkinkan terjadinya penimbunan keanekaragaman biologi dalam ekosistem yang mantap, yang kemudian dapat menggalakkan kemantapan populasi lebih jauh lagi. Asas ini merupakan penjabaran dari asas 7, 9 dan 12. Pada komunitas yang mantap, jumlah jalur energi yang masuk melalui ekosistem meningkat, sehingga apabila terjadi suatu goncangan pada salah satu jalur, maka jalur yang lain akan mengambil alih, dengan demikian komunitas masih tetap terjaga kemantapannya. Apabila kemantapan lingkungan fisik merupakan suatu syarat bagi keanekaragaman biologi, maka kemantapan faktor fisik itu akan mendukung kemantapan populasi dalam ekosistem yang mantap dan komunitas yang mantap mempunyai umpan-balik yang sangat kompleks. Disini ada hubungan antara kemantapan ekosistem dengan efisiensi penggunaan energi. ASAS 14 : Derajat pola keteraturan naik-turunnya populasi tergantung pada jumlah keturunan dalam sejarah populasi sebelumnya yang nanti akan mempengaruhi populasi itu. Asas ini merupakan kebalikan dari asas ke 13, tidak adanya keanekaragaman yang tinggi pada rantai makanan dalam ekosistem yang belum mantap, menimbulkan derajat ketidakstabilan populasi yang tinggi. Ciri-Ciri Lingkungan/ Komunitas yang Mantap: • Jumlah jalur energi yang masuk melalui ekosistem meningkat (banyak) • Lingkungan fisik mantap (mudah“diramal”) • Sistem control umpan balik (feedback) komunitas sangat kompleks • Efisiensi penggunaan energi
  • 16. 16 • Tingkat keanekaragaman tinggi
  • 17. 17 EKOSISTEM = Sistem Lingkungan Macam-macam ekosistem Ekosistem alamiah (natural ecosistem). Terdapat heteroginitas yang tinggi dari organisme hidup di sana sehingga mampu mempertahankan proses kehidupan di dalamnya dengan sendirinya. Contoh; hutan, danau, laut Ekosistem buatan (artificial ecosistem). Mempunyai ciri kurang heterogenitas, sehingga bersifat labil dan untuk membuat ekosistem tersebut tetap stabil perlu diberikan bantuan energi dari luar dan juga perlu dilakukan perawatan terhadap ekosistem tersebut. Contoh; kolam ikan, sawah tambak, aquarium Hubungan Antar Organisme 1. Hubungan simbiosis, adalah hubungan timbal balik diantar organisme hidup yang tidak sama spesiesnya. o simbiosis parasitisme o simbiosis komensialisme o simbiosis mutualisme 2. Hubungan Sosial, suatu hubungan antar orgnisme hidup yang sama spesiesnya, dimana mereka membutuhkan sesuatu yang sama dari lingkunganya. • kooperatif • Non kooperatif 1. Sistem Pertanian Indonesia merupakan negara kepulauan , dan rakyatnya sebagian besar hidup sebagai petani. Meskipun untuk memenuhi kebutuhan bahan sandang dan pangan pemerintah Indonesia masih harus mengimpor dari luar negeri.. Namun demikian sumbangan sector pertanian untuk negara tidak dapat diabaikan begitu saja. Beberapa tahun yang lalu Indonesia bahkan sudah berhasil swasembada beras, sedangkan komoditi yang lain keberhasilannya belum dapat menyamai komoditi beras. Sumbangan sektor pertanian di negara kita terhadap pembangunan tidak lepas dari bagaimana strategi pertanian diterapkan, karena rendahnya produktivitas sektor pertanian akan mempengaruhi perekonomian secara nasional. Apabila dihubungkan dengan asas yang telah dipelajari di depan, apakah tujuan strategi pertanian tersebut sejalan dengan asas-asas yang sudah dibahas, Sehingga kalau ternyata berlawanan, maka akan dilakukan pemilihan strategi pertanian yang dapat dipertimbangkan baik jangka panjang ataupun jangka pendeknya. Adapun strategi pertanian mempunyai tujuan sebagai berikut: 1. Memperoleh produksi maksimum per unit luas tertentu dari tanah pertanian.
  • 18. 18 2. Melakukan tata cara bertani untuk memperoleh keuntungan maksimum. 3. Menekan sekecil-kecilnya ketidakmantapan dalam produksi pertanian 4. Mencegah penurunan kapasitas produksi sistem pertanian. Sedangkan strategi pengembangan pertanian yang berkelanjutan merupakan pengelolaan dan konservasi sumber alam yang berorientasi pada perubahan teknologi dan kelembagaan yang dapat menjamin pemenuhan dan pemuasan kebutuhan manusia secara berkelanjutan. Untuk itu perlu dicari alternatif teknologi dan metode yang tepat guna, layak secara ekonomi dan secara social dapat diterima. Ini berarti bahwa tujuan dan sasaran pengembangan pertanian secara berkelanjutan merupakan sebuah upaya peningkatan produksi pertanian , terutama beras sebagai pangan utama, dan menjamin bahwa peningkatan produksi tersebut tidak akan berakibat pada kerusakan sumber alam dan lingkungan. Untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut diperlukan upaya-upaya: 1. Pengkajian kebijakan, perencanaan dan program terpadu pertanian. 2. Perbaikan produksi pertanian dan sistem bertani melalui diversifikasi usaha tani dan upaya pengembangan prasarana pendukung 3. Peningkatan peran serta masyarakat dan kualitas sumberdaya manusia 4. Konservasi dan rehabilitasi tanah 5. Pengendalian hama terpadu 6. Perbaikan unsur hara untuk peningkatan produksi pertanian. Dalam mencari strategi pertanian banyak timbul masalah, yaitu bagaimana cara untuk memperoleh hasil produksi optimum bagi kepentingan manusia, namun biaya produksi dan energi seminimal mungkin, serta dengan mencegah kerusakan lingkungan baik dalam jangka panjang ataupun pendek. Untuk melaksanakan strategi ini, pilihan tata kerja harus ditawarkan ke petani, dalam hal ini ada 12 pertimbangan, Yaitu: 1. Apakah perlu ada inovasi tanaman atau ternak yang berasal dari luar negeri, luar daerah, atau dari daerah asal sebelum tanah tersebut menjadi tanah pertanian. 2. Apakah perlu menebang seluruh daerah hutan untuk keperluan petani, atau perlu menyelamatkan sebagian kawasan hutan untuk memperoleh kayu bakar, jalur hijau, jalur pelindung, penahan erosi tanah, atau penjaga keseimbangan tata air. 3. Berapa banyak hasil ternak yang ingin dicapai, tentunya harus disesuaikan dengan lahan yang tersedia. 4. Apakah perlu mengganti kerbau dengan traktor, karena traktor menghasilkan energi lebih banyak, namun harganya mahal dan tidak dapat menghasilkan pupuk kandang. 5. Apakah perlu membangun irigasi, bagaimana sistem yang paling cocok, dan bagaimana cara pembangunannya agar dapat memberikan manfaat yang banyak 6. Berapa luas daerah pertanian yang sanggup digarap untuk
  • 19. 19 mendapatkan hasil produksi yang optimum sesuai dengan kemampuan biaya dan tenaga. 7. Tanaman dan hewan yang akan dipelihara harus disesuaikan dengan daerah setempat 8. Berapa banyak kerapatan tanam supaya mendapatkan hasil yang optimum 9. Sistem pertanaman monokultur atau tumpangsari? 10. Berapa banyak pestisida yang harus digunakan 11. Apakah perlu pemeliharaaan seperti penyiangan? 12. Bagaimana menentukan tanaman yang akan ditanam dan pemakaian pupuknya? Meskipun upaya untuk meningkatkan produksi pertanian sudah dirancang sedemikian rupa, namun Anonim Indonesia, sector pertanian di masa mendatang menghadapi tantangan, dan tantangannya berupa: 1. Penurunan kemampuan pertanian untuk memenuhi kebutuhan pangan dan kebutuhan lain akibat makin cepatnya laju pengalihan fungsi tanah pertanian. 2. Derasnya mobilisasi penduduk pedesaan yang disebabkan semakin menurunnya penghasilan petani, sebagai akibat menyempitnya tanah usaha sehingga para petani mencari sumber tambahan dengan bekerja di luar bidang pertanian, yang umumnya berada di kota. 3. Mobilisasi petani yang tinggi tidak hanya mengalir ke hilir (kota), tetapi juga dengan mengalir ke hulu (merambah hutan lindung) yang dapat berdampak negatif terhadap lingkungan. 4. Meningkatnya tekanan penduduk, pertumbuhan industri, dan permukiman terhadap tanah-tanah pertanian yang diperburuk dengan meningkatnya usaha intensifikasi pertanian dengan menggunakan masukan an organik (pupuk, pestisida, dan hormon pengatur tumbuh) dalam jumlah besar yang pada akhirnya mengakibatkan kualitas lingkungan air dan tanah menjadi turun. 5. Ketatnya persaingan untuk dapat menghasilkan produk yang bermutu dan berkualitas tinggi dengan harga bersaing dalam menghadapi era perdagangan bebas. 2. Sistem Hutan Luas hutan dunia, separohnya merupakan hutan yang terletak di daerah tropika. Dari seluruh hutan di daerah tropika, kira-kira seperempatnya terletak di wilayah Asia-Pasifik dan hampirnya merupakan hutan alam. Sedangkan Indonesia mempunyai hutan tropik terluas ketiga di dunia, dengan ekosistem yang beragam mulai dari hutan tropik dataran rendah dan dataran tinggi hutan rawa gambut, rawa air tawar dan hutan bakau. Ekosistem hutan tersebut mempunyai fungsi dan peranan yang penting. Secara ekologis hutan merupakan sumber keanekaragaman hayati yang sangat kaya, baik flora maupun faunanya dan juga sebagai paru-paru dunia.
  • 20. 20 Eksploitasi Hutan Eksploitasi hutan tidak hanya terbatas pada hasil hutannya saja, melainkan pada hutan itu sendiri seperti pembukaan lahan untuk pemukiman, penambangan, pertanian, yang banyak dilakukan di negara-negara berkembang yang mempunyai kepadatan penduduk yang relatif tinggi. Di Indonesia eksploitasi hutan disamping yang disebutkan diatas juga karena adanya pertumbuhan penduduk yang tinggi dan tidak merata, kasus pemilikan tanah secara tradisional, pembukaan lahan untuk program transmigrasi dsb. Untuk mengatasi hal semacam ini diperlukan kesadaran masyarakat yang tinggi mengenai arti pentingnya peranan hutan bagi manusia secara berkelanjutan. Strategi Ekonomi Dari aspek ekonomi, hutan merupakan sumber pendapatan penting bagi negara terutama bagi negara-negara yang sedang berkembang, juga bagi penduduk sekitar hutan merupakan sumber pangan. Anonim pembangunan di sector kehutanan selama PJP I telah memberikan dampak yang sangat berarti bagi pembangunan ekonomi dan perbaikan lingkungan hidup di negara kita. Pengaruh Hutan terhadap Lingkungan Hutan berpengaruh terhadap faktor lingkungan yaitu iklim, tanah dan air. Contoh hasil penelitian tentang pengaruh hutan terhadap iklim telah dilakukan dengan membandingkan hutan yang sudah ditebang dan hutan yang masih utuh, hasilnya menunjukkan bahwa hutan mempengaruhi iklim setempat (iklim mikro). Pada hutan yang sudah ditebang dapat menimbulkan variasi iklim yang besar dari panas ke dingin, dan dari basah ke kering sehingga kurang cocok untuk pertumbuhan tanaman. Sedangkan pada hutan yang belum ditebang penuh dengan belukar, karena pohon-pohonan mampu mengurangi kecepatan angin, akibatnya mengurangi penguapan air (evaporasi) dari tumbuhan yang terlindung olehnya, sehingga apabila dibawahnya ada tanaman pertanian maka pertumbuhannya akan baik dan dapat meningkatkan hasil panen. Pohon-pohon hutan juga mempengaruhi struktur tanah dan erosi, sehingga mempengaruhi pengadaan air di lereng gunung. Serasah di lantai hutan dapat mencegah rintikan air hujan untuk langsung jatuh ke tanah, tanpa adanya serasah, tanah lantai hutan akan padat oleh air hujan, dengan demikian daya serapnya berkurang. Jadi apabila hutan di lereng gunung habis ditebang, air hujan akan mengalir deras membawa partikel tanah permukaan, yang kemudian bercampur menjadi Lumpur. Peristiwa ini akan menutupi pori-pori tanah di permukaan, pada hujan berikutnya lebih banyak lagi air yang mengalir di sepanjang lereng, karena makin berkurangnya daya serap tanah. Hal ini menyebabkan tanah di lereng gunung menjadi gersang dan kerdil. Apabila kejadiannya semakin parah, air yang mengalir dari lereng gunung tanpa rintangan, maka menimbulkan banjir, banjir ini akan menghanyutkan lapisan humus pada permukaan tanah. Dari uraian di atas nampak bahwa penebangan hutan dapat menciptakan “lingkaran setan”. Makin banyak pohon yang ditebang, maka
  • 21. 21 semakin besar perubahan ekstrim iklim mikro, sehingga makin sukar tumbuhan akan hidup. 3. Ekosistem Danau Indonesia mempunyai lebih dari 500 danau dengan luas sekitar 5000 km 2. Dari sejumlah danau terutama di Sulawasi, Sumatra dan Irian Jaya mempunyai spesies endemis, contohnya Danau Matano-Towuti mempunyai 25 spesies endemik ikan, 12 spesies endemik moluska, 1 spesies endemik ular dan beberapa spesies tumbuhan air., sedangkan di Indonesia bagian Barat, belum diketahui berapa banyak spesies endemik Anonim (1996). Danau merupakan salah satu ekosistem dari sekian banyak ekosistem yang telah dikenal. Menurut seorang ahli “danau sebagai sebuah mikrokosmos”. Tumbuhan dan hewan yang ada di dalam danau adalah bagian dari pada sistem interaksi yang dinamis dan diantara mereka saling pengaruh- mempengaruhi. Danau dapat digunakan untuk mengemukakan beberapa asas penting bagi semua ekosistem. Asas pertama, ekosistem lahir karena perjalanan sejarah. Maksudnya adalah semua bentuk kekuatan yang beroperasi pada setiap waktu di dalam sebuah ekosistem lama kelamaaan dapat mengubah cirri dari ekosistem tersebut. Artinya semua ekosistem mengalami suksesi, contoh nyata adalah danau. Suksesi dalam sebuah ekosistem, tidak hanya berarti bahwa setiap spesies tumbuhan dan hewan dalam ekosistem itu mengalami perubahan genetika untuk dapat menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungannya. Tetapi juga berarti bahwa karena perubahan yang berlalu dalam ekosistem itu, maka spesies yang tak sesuai dengan keadaan baru telah diganti oleh spesies yang lebih mampu menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungannya. Komposisi spesies tumbuhan dan hewan dalam danau juga berubah-ubah dan proses suksesi ini menyangkut berbagai gelombang perubahan komposisi spesies. 4. Ekosistem Padang Rumput Padang rumput dengan sistem peternakan di dalamnya perlu memperoleh perhatian khusus, karena merupakan suatu sistem edaran sebab- akibat antara tumbuhan dan hewan dalam lingkungan hidup manusia. Dari hubungan timbal balik ini manusia dapat memetik manfaatnya yang sangat berharga. Yang menarik dari sistem padang rumput ini adalah berlakunya hubungan pengaruh-mempengaruhi antara keanekaragaman spesies tumbuhan dan keanekaragaman spesies hewan. Hewan (ternak) pemamah biak dari berbagai spesies, bahkan dari berbagai umur pada spesies yang sama, sering mempunyai pilihan spesies tumbuhan tertentu untuk makanannya. Ini berarti apabila kita memindahkan spesies atau kelompok umur suatu hewan ternak ke padang rumput lain, maka kita akan mengubah pula komposisi spesies tumbuhan di padang rumput asalnya.
  • 22. 22 Hasil ternak bagi manusia Kepadatan hewan Pengaruh jejak kaki Kepadatan hewan spesies 1 terhadap sifat manusia spesies2 IKLIM Pemupukan tanah oleh manusia Kepadatan Konsentrasi zat Kepadatan tumbuhan makanan dalam tumbuhan spesies 1 tanah spesies 2 Bagan alir hubungan timbal-balik hewan – tumbuhan - manusia di dalam ekosistem padang rumput. Hubungan Tumbuhan-Hewan dan Manusia Hubungan antara hewan, tumbuhan dan peranan manusia dalam sebuah padang rumput dapat ditunjukkan secara sederhana pada gambar di atas. Meskipun pada kenyataannya padang rumput dihuni oleh oleh banyak spesies hewan dan tumbuhan dengan bermacam kelas umurnya yang berbeda- beda, namun untuk memudahkan ilustrasi pada gambar, hanya akan dicantumkan dua spesies hewan ternak dan dua spesies tumbuhan. Dalam gambar tersebut terlihat bahwa manusia dapat mengambil hasil dari kedua spesies hewan ternak yang terdapat dalam padang rumput tersebut. Artinya, setiap tahun manusia dapat mengambil X% dari daging yang dihasilkan oleh spesies hewan yang satu, dan Y% dari spesies hewan yang kedua. Kedua spesies hewan ini mempengaruhi spesies tumbuhan , bukan saja spesies stumbuhan tersebut dijadikan bahan makanan, tetapi juga karena pengaruh jejak kakinya. Manusia dalam usaha meninggikan produksi hewan, dapat secara tidak langsung memberi pupuk kepada kawasan padang rumput, yang kemudian akan terdapat penambahan zat makanan dalam tanah bagi tumbuhan untuk hidup lebih subur. Sungguhpun demikian perlu diingat, bahwa tiap tumbuhan yang terdapat dalam padang rumput itu mempunyai keperluan bahan makanan yang berbeda-beda. Sebaliknya tumbuhan merupakan faktor yang penting juga dalam mempengaruhi sifat serta cirri tanah sebagai penyumbang bahan organic.
  • 23. 23 Gambar tersebut tidak menampung hubungan timbal balik sistem hewan- tumbuhan-manusia secara kritis, misalnya bagaimana pengaruh faktor lingkungan terhadap keseimbangan hidup sapi di padang rumput. Untuk lebih menjelaskan hubungan yang dinamis antara spesies tumbuhan dan hewan di padang rumput , dirumuskan hubungan tersebut sbb: 1. Berbagai spesies hewan pemamah biak yang hidup di padang rumput yang sama mempunyai pilihan tumbuhan yang berbeda sebagai bahan makanannya. 2. Adanya pilihan tertentu terhadap tumbuhan sebagai makanannya, maka hewan dapat mengubah komposisi tumbuhan di padang rumput tsb, karena adanya seleksi terhadap tumbuhan, ada kemungkinan spesies tumbuhan yang kerapatannya menjadi berkurang. 3. Timbulnya perubahan kerapatan relatif spesies tumbuhan yang berlainan, berakibat pada timbulnya perubahan spesies hewan yang mencari makanan di daerah tsb.
  • 24. 24 LINGKUNGAN HIDUP Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan makluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan peri kehidupan dan kesejah teraan manusia serta makluk lain (UURI 23 TH 1997). Pencemaran lingkungan hidup adalah masuknya atau dimasukkanya makluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun sampai pada tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan hidup tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukannya. Beberapa masalah lingkungan hidup: • Banjir • Kekeringan • Tanah longsor • Erosi • Pemanasan global • Kebakaran hutan • Lahan kritis • Pencemaran (air, udara, tanah) • Beberapa masalah lingkungan hidup: • Banjir • Kekeringan • Tanah longsor • Erosi • Pemanasan global • Kebakaran hutan • Lahan kritis • Pencemaran (air, udara, tanah) Masalah Lingkungan Hidup Timbul Pada dasarnya Karena: • Dinamika penduduk • Pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya yang kurang bijaksana • Kurang terkendalinya pemanfaatan ilmu pengethuan dan tehnologi maju • Dampak negatif yang muncul dari kemajuan ekonomi • Benturan tata ruang. Pengelolaan Lingkungan Hidup Pengelolaan lingkungan hidup merupakan usaha untuk memelihara atau dan memeperbaiki mutu lingkungan agar kebutuhan dasar kita terpenuhi dengan sebaik-baiknya. Beberapa hal yang terkait dengan kegiatan ini: Domestikasi, yaitu pemeliharaan tumbuhan dan hewan liar. Hal ini dimulai sangat awal pada kebudayaan manusia.
  • 25. 25 Citra lingkungan, kearifan ekologi atau gambaran tentang lingkungan idup. Ini dapat didasarkan pada ilmu pengetahuan dan mistik. 1. Cagar alam, adalah sebidang lahan yang dijaga untuk melindungi flora, fauna yang ada di dalamnya 2. Cagar budaya, pengertiannya serupa dengan cagar alam, yang dilindungi bukan suatu daerah yang bersifat alamiah, melainkan hasil budaya manusia. Misal: Candi, Kraton, Bngunan kuno 3. Cagar biosfir, dapat meliputi daerah yang dibudidayakan manusia, misalnay untuk pertanian secara tradisional dan pemukiman. Di sini boleh ada permukiman. 4. Taman nasional, pada prinsipnya sama dengan cagar alam, namun di dalamnya dapat dilakukan kegiatan pembangunan yang tidak bertentangan dengan tujuan pencagar alaman. Misal: pariwisata, pendidikan, penelitian. Usaha melestarikan lingkungan dari pengaruh pembangunan di berbagai bidang adalah salah satu usaha yang perlu dijalankan. Pengelolaan lingkungan yang baik dapat mencegah kerusakan lingkungan sebagai akibat pembangunan. Tujuan pengelolaan lingkungan terutama untuk mencegah kemunduran populasi sumber daya alam yang dikelola dan sumber daya alam lain yang ada di sekitarnya dan mencegah pencemaran limbah atau polutan yang membahayakan lingkungan. Pengelolaan sumber daya alam mencakup beberapa upaya yang dilakukan secara terpadu dan bertahap. Upaya ini disebut upaya terpadu karena dalam pengelolaan terdapat beberapa kegiatan yang dilakukan bersama-sama diantaranya kegiatan pemanfaatan, pengendalian, pengawasan, pemulihan, dan pengembangan lingkungan. Dengan melaksanakan urutan kegiatan tersebut, maka kualitas lingkungan dapat dijaga kelestariannya, agar selanjutnya dapat tetap mendukung kesejahteraan manusia. Disini harus pula disertai dengan mental si pengelola yang dengan segala tanggung jawab dan kesadaran harus berusaha memelihara sumber daya alam yang tersedia untuk mengelola hingga masa yang akan datang. Pengelolaan lingkungan merupakan upaya yang dilakukan secara bertahap karena tindakan yang dilakukan dalam pengelolaan diawali dengan penyusunan rencana, disusul dengan tahap pelaksanaan yang berupa pemanfaatan, pengendalian dan pengawasan. Tahap selanjutnya berupa pemulihan dan pengembangan lingkungan untuk menjaga kelestarian kualitas lingkungan. Pengelolaan Lahan Pengelolaan lahan disini termasuk pengelolaan lahan pertanian, pengelolaan lahan untuk pemukiman maupun industri. Dengan makin berkembangnya ilmu dan teknologi, maka manusia semakin berupaya untuk mendapatkan strategi baru dalam bidang penggunaan lahan. Strategi tersebut bertujuan untuk meningkatkan hasil yang maksimal dengan menggunakan waktu, tenaga dan biaya yang semaksimal mungkin untuk memperoleh: 1. hasil atau produksi yang maksimum dari setiap unit lahan
  • 26. 26 2. memilih tata cara pengelolaan lahan yang memberi keuntungan maksimum 3. menekan sekecil mungkin ketidakmantapan kondisi lahan potensial sehingga dapat meningkatkan hasil maksimal 4. mencegah menurunnya potensi lahan potensial Pengelolaan Hutan Hutan mempunyai fungsi dan pengaruh yang sangat besar bagi kehidupan dan kelangsungan lingkungan, terutama berpengaruh terhadap iklim mikro yaitu iklim yang berlaku pada daerah dalam hutan tersebut. Dikenal suatu pengelolaan hutan yang merupakan campuran kegiatan kehutanan dengan kegiatan perkebunan, pertanian dan peternakan. Pengelolaan tersebut disebut “agroforestry” yang menganut sistem diversifikasi usaha berbagai macam komoditi, tetapi dengan tetap menjaga pemeliharaan hutan secara optimal. Adapun strategi “agroforestry” adalah: 1. Meningkatkan produktivitas lahan hutan secara keseluruhan antara produktivitas hutan dengan pertanian, perkebunan, perikanan dan peternakan 2. Mengatasi sempitnya lahan pertanian 3. Pemerataan penduduk ke daerah pinggiran hutan dengan meningkatkan taraf hidupnya Hutan serbaguna merupakan hutan yang dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan, antara lain sebagai sumber plasma nutfah, sarana penelitian, sarana pendidikan, serta tempat wisata. Pengelolaan Air Air merupakan sumber daya alam yang sangat diperlukan oleh manusia dan mahluk hidup lainnya. Manusia memerlukan air baik untuk proses kimia dan fisika tubuh maupun untuk aktifitas kehidupan lainnya. Sekalipun air merupakan sumber daya alam yang dapat diperbaharui, tetapi kualitas air sangat dipengaruhi oleh peranan manusia dalam pengelolaannya. Pengelolaan air disini termasuk pengelolaan perairan pantai dan ekosistem danau. Strategi pengelolaan air meliputi: 1. Melindungi perairan agar tetap terjaga kebersihannya sehingga dapat menjaga kelangsungan flora dengan menjaga perakaran tanaman dari gangguan fisik maupun kimiawi 2. Mengusahakan cahaya matahari dapat menembus dasar perairan, sehingga proses fotosintesis dapat berjalan dengan lancar 3. Menjaga agar fauna mangsa dan predator selalu seimbang dengan mempertahankan rantai makanan 4. Mempergunakan sumber daya alam berupa air seefisien mungkin, sehingga zat hara yang ada dapat tersimpan dengan baik yang berarti sebagai penyimpan energi dan materi Pada prinsipnya pengelolaan sumberdaya alam air ini sangat bergantung bagaimana kita mempergunakan dan memelihara sumber air itu menjadi seoptimal mungkin, tetapi tanpa merusak ataupun mencemarinya dan mempertahankan keadaan lingkungan sebaik-baiknya.
  • 27. 27 Usaha Mencegah Pencemaran Air Usaha pencegahan ini bukan merupakan proses yang sederhana, tetapi melibatkan berbagai faktor sebagai berikut: 1. Air limbah yang akan dibuang ke perairan harus diolah terlebih dahulu sehingga memenuhi standar air limbah yang telah ditetapkan pemerintah 2. Menentukan dan mencegah terjadinya interaksi sinergisme antar polutan satu dengan yang lainnya. 3. Menggunakan bahan yang dapat mencegah dan menyerap minyak yang tumpah di perairan 4. Tidak membuang air limbah rumah tangga langsung ke dalam perairan, untuk mencegah pencemaran air oleh bakteri. 5. Limbah radioaktif harus diproses terlebih dahulu agar tidak mengandung bahaya radiasi 6. Mengeluarkan atau menguraikan deterjen atau bahan kimia lain dengan menggunakan aktifitas mikroba tertentu sebelum dibuang ke perairan umum. Pengelolaan Tanah Pencemaran tanah mempunyai hubungan yang erat dengan pencemaran air dan udara. Air yang terbuang ke tanah akan masuk ke dalam tanah dan menimbulkan pencemaran tanah. Usaha Pencegahan Pencemaran Tanah Untuk menanggulangi sampah plastik, maka sebelum dibuang, sampah plastik dibakar terlebih dahulu 1. Limbah yang mengandung radioaktif hendaknya dibiarkan dahulu dalam waktu lama sebelum dibuang 2. Sampah radioaktif yang berbentuk padat harus dibungkus dengan bahan yang terbuat dari Pb untuk menahan sinar radioaktif, lalu dimasukkan dalam tromol baja anti karat sebelum dibuang 3. Pembuangan sampah berbahaya dilakukan ke dasar laut, ke pulau karang kosong, dibuang ke dalam bekas tambang kosong atau ke dalam sumur yang dalam dan jauh dari pemukiman penduduk Pengelolaan Udara Secara umum pencemaran udara diartikan sebagai udara yang mengandung satu atau beberapa zat kimia dalam konsentrasi tinggi, sehingga mengganggu manusia, hewan dan tumbuhan serta mahluk hidup lain di dalam suatu lingkungan. Berdasarkan terjadinya polusi, udara dikategorikan menjadi dua tipe utama pencemar udara yaitu: 1. Polutan primer Yaitu zat kimia yang mengandung toksik dan masuk secara langsung ke udara dalam konsentrasi yang merugikan manusia. Zat kimia tersebut dapat berupa komponen alami udara yang konsentrasinya meningkat misalnya CO2 2. Polutan sekunder
  • 28. 28 Yaitu zat kimia yang merugikan manusia yang terbentuk dalam atmosfir melalui reaksi kimia diantara komponen udara yang ada Usaha Pencegahan Pencenaran Udara 1. Mengurangi pemakaian bahan bakar fosil terutama yang mengandung asap serta gas-gas polutan lainnya agar tidak mencemarkan lingkungan 2. Melakukan penyaringan asap sebelum asap dibuang ke udara dengan cara memasang bahan penyerap polutan atau saringan 3. Mengalirkan gas buangan ke dalam air atau dengan cara penurunan suhu sebelum gas dibuang ke udara bebas 4. Membangun cerobong asap yang cukup tinggi sehingga asap dapat menembus lapisan inversi thermal agar tidak menambah polutan yang terperangkap di atas suatu pemukiman atau kota 5. Mengurangi sistem transportasi yang efisien dengan menghemat bahan bakar dan mengurangi angkutan pribadi 6. Memperbanyak tanaman hijau di daerah polusi udara tinggi, karena salah satu kegunaaan tumbuhan adalah sebagai indikator pencemar udara, selain sebagai penahan debu dan bahan partikel lain. Pengelolaan Sumberdaya Manusia Sumberdaya manusia penting untuk menunjang pembangunan. Pencemaran sebagai akibat pembangunan dapat pula mempengaruhi manusia atau masyarakatnya. Dalam hal ini selain dengan menghilangkan atau memperkecil resiko penularan, masyarakat dapat diberi sekedar ganti rugi dan ganti rugi ini dalam bentuk: 1. memberikan uang 2. mengangkat mereka menjadi karyawan proyek 3. meningkatkan pengetahuan mereka agar dapat menghindari bahaya limbah 4. menciptakan hubungan yang baik dan saling menguntungkan antara proyek dan masyarakat di sekitarnya agar tidak terjadi konflik dan kecemburuan sosial 5. sebagai bapak asuh terhadap proyek-proyek kecil yang diselenggarakan masyarakat Disamping itu terhadap karyawan proyek yang dapat secara langsung terkena pencemaran, selain dilakukan tindakan perlindungan sebagai usaha memperkecil pencemaran, juga diadakan pendidikan ketrampilan khusus, sehingga kalau suatu saat mereka tidak dapat dipekerjakan di tempat dimana mereka bekerja karena berbagai alasan, khususnya yang menyangkut bahaya pencemaran kepada dirinya, selanjutnya mereka dapat bekerja sesuai dengan pengetahuan dan ketrampilan khusus yang diperolehnya. Dengan demikian menghindari terjadinya pengangguran, bahkan berarti menciptakan sumber pekerjaan baru di luar proyek dan meningkatkan ekonomi.
  • 29. 29 LINGKUNGAN DAN EKOLOGI MANUSIA Dari empat belas asas yang telah dibahas, lima asas sangat penting dalam peradaban manusia pada era teknologi modern. Hal ini karena kita sudah beranggapan bahwa ke lima asas tersebut tidak ada gunanya dan relevansinya untuk kepentingan manusia. Apabila kita tetap mengabaikan ke lima asas tersebut, malapetaka sudah menunggu di masa yang akan datang. Asas 3 mengatakan bahwa materi, energi, ruang, waktu dan keanekaragaman semuanya adalah kategori sumber alam. Sungguhpun demikian banyak masalah manusia dewasa ini timbul, karena kegagalan manusia untuk menyadari bahwa ruang, waktu dan keanekaragaman adalah sama pentingnya dengan materi dan energi sebagai sumber alam. Sedemikian pentingnya, sehingga hambatan pembangunan akan timbul apabila manusia melalaikannya. Implikasi dari sistem ini adalah bahwa materi beredar atau melakukan siklus dalam ekosistemnya, oleh karena itu harus diberikan cukup waktu untuk diubah kembali dari satu bentuk ke bentuk berikutnya pada saat menjalani siklusnya. Contoh yang paling nyata adalah tumpukan sampah di kota besar, ini merupakan kelalaian manusia yang tidak memberikan waktu dan kesempatan kepada mikroba pembusuk untuk melakukan fungsinya dalam proses resiklus materi. Jadi pada hakekatnya pencemaran alam merupakan gejala teknologi yang berlawanan dengan kehendak dan kemampuan alam. Implikasi lain yang penting ialah pengadaan sumber alam menentukan kapasitas bawa suatu lingkungan. Ketergantungan kita pada minyak dan gas bumi bahkan pada tenaga nuklir yang merupakan energi persediaan atau energi tersimpan I bukan energi mengalir seperti energi matahari), menyebabkan kapasitas bawa dunia ini meniungkat bagi manusia. Perhatian sangat kurang kepada kemungkinan berkurang atau habisnya persediaan energi, sehingga kapasitas bawa dari bumi merosot. Apa yang akan terjadi kemudian?. Selain itu berapa masalah lingkungan berkembang dalam lingkungan hidup manusia, karena kita terus menerus mengurangi keanekaragaman bentuk kehidupan di luar kota dan desa. Keanekaragaman hidup sebagai sumber alam yang dapat mempertahankan kemantapan. Pada asas tersebut, manusia telah menggali dan mengelola materi dalam ekosistemnya melebihi kecepatan pembusukan atau dekomposisi bahan buangan, sehingga terjadi pencemaran alam. Sampah bertumpuk karena tidak sempat di resiklus oleh mikroba dalam ekosistemnya. Kemudian masalahnya bertambah parah ketika ada sampah plastik yang tak dapat dibusukkan secara biologi. Sementara itu industri plastik saat ini terus berkembang dengan pesatnya. Pencemaran ini merupakan kesan sampingan yang sangat merugikan, karena adanya penggunaan energi yang besar oleh peradaban modern dewasa ini. Penggunaan energi yang sangat besar ini tidak merata, melainkan hanya terpusat di wilayah tertentu saja (kota besar dan pusat industri), sehingga terkonsentrasi pada ruang tertentu saja, dan timbullah kesulitan untuk membuang limbahnya.
  • 30. 30 Penggunaan energi yang semakin meningkat oleh perkembangan peradaban manusia contohnya orang-orang Amerika Serikat yang menggunakan energi. Penduduk Amerika Serikat naik 8,82 kali lipat pada kurun waktu 120 tahun, produksi energinya naik menjadi 203 kali lipat, sedangkan per individunya dalam penggunaan energi naik menjadi 23 kali lipat. Ketergantungan penggunaan energi juga beralih dari energi matahari ke energi batu bara, kemudian gas dan minyak bumi, maka peningkatan produksi naik dengan pesatnya. Hal ini menyebabkan kapasitas bawa ekosistem manusia meningkat pula. Sehingga kecenderungan bahwa kita sedang menghabiskan persediaan gas dan minyak bumi sangatlah nyata. Bahkan di Indonesia diperkirakan hanya dapat dihasilkan kurang dari 30 tahun saja. Apabila ini benar, dan sumber energi lain seperti sumber geothermal dan energi nuklir tak dapat digunakan pada waktunya, maka kapasitas bawa seluruh planet ini akan merosot sangat drastis. Konsekuensi lain sebagai akibat meningkatnya aliran energi dalam ekosistem, tempat manusia ini hidup, ialah karena energi hanya ditumpukkan kepada komponen biotik tertentu saja yang menguntungkan manusia. Hal ini berarti ekosistem manusia semakin kurang mantap. Ekosistem manusia menjadi rawan terhadap berbagai bentuk perubahan lingkungan , seperti wabah penyakit, serangan hama dan perubahan cuaca. Ketidakmantapan ini terutama karena kita cenderung untuk meningkatkan populasi seperti tanaman padi, jagung, gandum dan palawija, serta hewan ternak sapi dan biri-biri, dan menekan banyak sekali spesies hewan dan tumbuhan yang lain. Proporsi energi yang tinggi dunia ini juga dicurahkan pada kepentingan transportasi. Ini membawa manusia kepada kemampuan untuk tukar-menukar bahan secara lebih besar dan lebih jauh lagi antara wilayah yang satu dengan lainnya. Sistem pengangkutan ini disamping menelan energi yang sangat besar, juga menimbulkan pencemaran terhadap alam. Ruang adalah sumber alam yang kritis bagi manusia, meskipun masalahnya berlainan antara satu negara dengan negara yang lain. Yang umum, adalah adanya perkembangan urbanisasi di sekitar kota besar, sehingga banyak kawasan pemukiman yang terpaksa harus menelan daerah tepi kota yang relatif subur untuk daerah pertanian. Dan apabila ruang dan tanah itu sudah memiliki prospek urbanisasi dan industri, maka akhirnya jatuh kepada kaum spekulator yang tak langsung mengembangkan ruang itu, sebelum harga meningkat. Disamping hal ini sudah umum, di Indonesia masalah yang lebih penting lagi menyangkut hubungan antara ruang dengan penyebaran penduduk. Pemecahan dari masalah ini adalah diterapkannya program transmigrasi. Anonim, gambaran keadaan suatu wilayah ditandai dengan bertambah majemuk dan bervariasinya keadaan kependudukan, seperti “megacities” Jakarta. Ekosistem yang berbeda antara pulau-pulau di Indonesia akan menambah kompleksitas yang dihadapi. Ini berarti dibutuhkan kemampuan pengelolaan keterkaitan kependudukan dan lingkungan yang tidak hanya melihat dari sudut demografinya saja, tetapi juga dilihat dari pengaruhnya terhadap keadaan alam, ekonomi, dan kehidupan sosial. Walaupun laju pertumbuhan penduduk Indonesia semakin tahun cenderung semakin menurun, namun jumlah penduduk absolut akan terus
  • 31. 31 meningkat. Diproyeksikan bahwa jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2020 akan berkisar 254 juta – 257 juta orang. Artinya akan terjadi pertambahan penduduk sekitar 70 juta orang dalam waktu 30 tahun (1990 – 2020), hal ini mempunyai konsekuensi dalam penggunaan ruang, pemenuhan energi dan kebutuhan pangan. Bila dikaitkan dengan kemampuan sumber alam, maka masalahnya adalah sejauh mana sumber alam tersebut dapat memenuhi kebutuhan pertambahan penduduk. Dari berbagai hasil pembangunan yang dicapai, maka gambaran keadaan penduduk di masa datang adalah sebagai berikut: 1. Prosentase penduduk perkotaan semakin besar disebabkan oleh adanya urbanisasi dan adanya perubahan wilayah dari desa ke kota 2. Laju pertumbuhan penduduk menurun seiring dengan terjadinya perubahan struktur usia , dimana penduduk usia produktif semakin besar 3. Permintaan barang non pangan akan meningkat dengan pesat yang berimplikasi pada pengurangan sumber alam untuk kepentingan non pangan. DAFTAR PUSTAKA Anonim, 1997, Ringkasan Agenda 21 Indonesia (Strategi Nasional untuk Pembangunan Berkelanjutan), Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup, United Nations Development Program. Catenese, A.J. and Sayder, J.C., 1988, Perencanaan Kota, Wahyudi (Ed.), Edisi ke-II, Erlangga, Jakarta. Sastrawijaya, A.T., 2000, Pencemaran Lingkungan, Cet. II, Rineka Cipta, Jakarta. Sipardi, I, 2003, Lingkungan Hidup dan Kelestariannya, Cet. II, Alumni, Jakarta. Soeriaatmadja, R.E., 1989, Ilmu Lingkungan, Edisi ke-IV, ITB, Bandung. Suripin, 2002, Pelestarian Sumber Daya tanah dan Air, ANDI, Yogyakarta. Tandjung, S.D., 1999, Pengantar Ilmu Lingkungan, Laboratorium Ekologi, Fakultas Biologi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Wartasaputra, S., 1990, Prioritas Pelestarian Hidupan Liar, dalam Majalah Hidupan Liar Indonesia, Vol. I No. 1, Masyarakat Pelestarian Hidup Liar Indonesia.