SlideShare a Scribd company logo
1 of 16
Laboratorium Fisika Dasar - 2015 V - 115
BAB V ANALISIS R - 35
BAB V
ANALISIS
5.1 Pengukuran Dasar
Setelah dilakukan praktikum fisika dasar, praktikan
mendapatkan perbedaan-perbedaan atau yang disebut
ketidakpastian dalam setiap melakukan pengukuran.
Ketika melakukan pengukuran dasar, ketidakpastian
terjadi pada pengukuran panjang, lebar, tinggi pada
specimen. Dari pengukuran tersebut hasil pengukurannya
berbeda beda walaupun perbedaannya tidak terlalu
jauh,cenderung berbeda beberapa angka dibelakang koma
saja, hal hal tersebut disebabkan oleh factor factor
ketidakpastian. Misalnya kesalahan dalam kalibrasi,yang
disebabkan oleh kesalahan praktikan dalam membaca atau
menggunakan alat ukur. Kemudian factor penting yang
menimbulkan perbedaan hasil ialah tidak ratanya
permukaan specimen karena sebelumnya telah melalui
proses pemesinan terlebih dahulu yang menyebabkan sisi
antar specimen tidak sama. Kemudian factor lainnya
adalah titik nol sebelum alat tersebut digunakan
kemungkinan tidak disesuaikan dengan baik oleh
Laboratorium Fisika Dasar - 2015 V - 116
BAB V ANALISIS R - 35
praktikan. Karena adanya ketidakpastian ini maka
pengukuran dilakukan sebanyak 5 kali pada tiap alat ukur
dan 5 kali pada tiap specimen kemudian diambil rata
ratanya. Kemudian dimensi rata-rata inilah yang akan
digunakan sebagai penghitungan volume rata rata. Dengan
catatan pada neraca teknis pengukuran hanya dilakukan
sekali saja. Dalam pengukuran dasar, khususnya dalam
mencari skala noniusnya, yang paling penting adalah
penyesuaian dengan tingkat ketelitian masing masing alat.
Dalam praktikum kali ini praktikan hanya menggunakan 3
alat ukur saja. Ketidakpastian tadi dari pengukuran
panjang kuningan menggunakan jangka sorong hasilnya
bervariasi antara 45.00-45.05 mm, 𝑝̅ rata ratanya adalah
45.06 mm. Sedangkan pada lebar hasilnya sama yaitu
25.05 kemudian pada tinggi hasilnya antara 17.70-18.30
mm, 𝑡̅ rata ratanya adalah 17.96 mm. Kemudian
pengukuran kuningan menggunakan micrometer sekrup
hasilnya antara 17.60-18.42 mm, sedangkan berat
kuningan yaitu 166.9 gr. Kemudian pada specimen lain
yaitu tembaga pada pengukuran panjang menggunakan
jangka sorong adalah 32.05-32.10 mm dan 𝑝̅ rata ratanya
32.06 mm, sedangkan lebarnya yaitu 15.15-16.15 mm dan
Laboratorium Fisika Dasar - 2015 V - 117
BAB V ANALISIS R - 35
𝑙̅ rata ratanya 15.55 mm, kemudian tingginya sama yaitu
6.40 mm. Kemudian pengukuran tembaga menggunakan
micrometer sekrup adalah 8.52-8.78 mm dan beratnya
setelah ditimbang menggunakan neraca teknis yaitu 50.3
gr. Sedangkan specimen besi panjangnya sama yaitu 15,30
mm. Sementara itu pengukuran tebal menggunakan
micrometer sekrup hasilnya adalah 17.96-18.10 mm, dan
beratnya setelah ditimbang neraca teknis yaitu 156.7 gr.
5.2 Pesawat Atwood Sederhana dan Konvensional
Pada percobaan kali ini, pesawat atwood
percobaannya dilakukan agar kita dapat memahami
hukum Newton II dan dapat memahami besaran momen
inersia pada gerak rotasi benda tegar. Setelah melakukan
percobaan ini, kita dapat mengetahui nilai kecepatan,
percepatan dan momen inersia suatu benda. Nilai
kecepatan diperoleh dari percobaan mengenai gerak lurus
beraturan, sedangkan nilai percepatan diperoleh dari
percobaan gerak lurus berubah beraturan. Sedangkan nilai
momen inersia didapatkan dari persamaan I.Mr2. Pada
percobaan GLBB setelah dilakukan percobaan didapatkan
perhitungan percepatan yang rumusnya 𝑎 =
Laboratorium Fisika Dasar - 2015 V - 118
BAB V ANALISIS R - 35
m3
(m1+m2+m3)
𝑥 𝑔 . Hal ini menyebabkan percepatannya
menjadi konstan. Sedangkan berdasarkan percobaan,
GLBB memiliki kecepatan yang berubah beraturan sesuai
namanya. Dalam percobaan ini beban keping yang
digunakan bervariasi antara 0.02 kg dan 0.04 kg. Dapat
ditarik pernyataan bahwa semakin beban bertambah berat
maka kecepatannya pun bertambah dan waktunya semakin
cepat, dan sebaliknya bila beban dikurangi maka
waktunya bertambah dan kecepatannya berkurang. Dalam
analisa ini juga mengacu pada hukum Newton II yang
merupakan gerak translasi sedangkan torsi yang
merupakan gerak rotasi, dengan kata lain percobaan ini
adalah untuk mencari percepatan momen inersia. Selain
itu kesalahan dalam percobaan tidak bisa dihindari, antara
lain kelalaian atau kurang telitinya praktikan dalam
menekan tombol pencatat waktu pada percobaan pesawat
atwood konvensional. Kemudian pemasangan massa
benda pada pesawat atwood yang tidak sempurna
mengakibatkan terganggunya perhitungan waktu yang
tepat, lalu factor lainnya adalah gesekan tali pada pesawat
atwood yang mengakibatkan kesalahan perbedaan waktu.
Laboratorium Fisika Dasar - 2015 V - 119
BAB V ANALISIS R - 35
Lalu kesalahan praktikan dalam mengulang percobaan
pada jarak yang berbeda.
5.3 Modulus Elastisitas
Benda ditinjau dari kelenturannya dibedakan menjadi
dua,yaitu benda plastis dan benda elastis. Benda elastis
adalah benda yang jika dikenai gaya di titik elastisitasnya
akan berubah bentuk tetapi setelah itu akan berubah ke
bentuk semula,contohnya pegas. Benda plastis adalah
benda yang jika dikenai gaya akan berubah bentuk,dan
jika gaya tersebut dihilangkan,benda tidak akan kembali
ke bentuk semula. Dalam beberapa hal keelastisitasan
benda sulit patah. Contohnya kayu yang dibuat untuk
melengkung untuk meubel,bila kayu tidak memiliki
keelastisitasan maka kayu akan patah. Sifat elastic suatu
benda juga ada batasnya. Contohnya bila kayu yang telah
dilengkungkan tadi patah,ini berarti pelengkungan telah
melewati batas elastic kayu. Pada data yang diambil,
praktikan dapat mengetahui bahwa semakin berat beban
yang diberikan maka kayu akan semakin melengkung.
Hasil pengamatan ini sesuai dengan hukum hooke. Yaitu
pertambahan panjang pegas sebandung dengan gaya tarik
Laboratorium Fisika Dasar - 2015 V - 120
BAB V ANALISIS R - 35
yang diberikan pada pegas asalkan batas elastisitas tidak
dilampaui. Secara matematis ditulis F=Δl. Faktor factor
yang mempengaruhi keelastisitasan suatu benda
diantaranya :
 Jenis bahan atau zat penyusun,semakin padat suatu
benda maka tingkat keelastisitasannya semakin
rendah
 Tingkat konsentrasi elastisitas,apabila tingkat
konsentrasi elastisitas tinggi maka semakin tinggi
nilai keelastisitasannya.
 Kelenturan bahan berbanding lurus dengan
elastisitas bahan,semakin lentur bahan maka
elastisitasnya semakin besar.
5.4 Bandul Sederhana dan Resonansi Bandul Sederhana
Grafik pada pengolahan data menunjukkan bahwa
panjang tali dapat mempengaruhi periode bandul, dengan
melihat pengumpulan data bahwa pada setiap tali
bertambah panjang maka periodenya akan semakin besar.
Hal tersebut dikarenakan tali yang panjang,bandul
membutuhkan waktu yang lebih lama untuk satu kali
getaran. Berbeda jika dengan tali yang pendek karena
Laboratorium Fisika Dasar - 2015 V - 121
BAB V ANALISIS R - 35
bandul hanya membutuhkan waktu sedikit untuk
melakukan satu kali getaran dengan tali yang pendek.
Periode berayun sebuah bandul ditentukan panjang
bandul,kekuatan gravitasi dan amplitude θ0 (lebar
ayunan). Periode tidak tergantung pada massa bandul. Jika
amplitude terbatas oleh ayunan yang kecil,periode T
bandul sederhana, waktu yang diperlukan untuk satu
siklus lengkap adalah :
T=2 𝜋√ 𝑙/𝑔 θ0 << 1
Dimana L adalah panjang bandul dan g adalah gaya
gravitasi.
5.5 Resonansi Pada Pegas Heliks
Berdasarkan percobaan yang dilakukan perioda dan
frekuensi yang didapatkan berbeda beda berdasarkan
beban yang diberikan. Pada percobaan pertama percobaan
yang dilakukan adalah memberikan beban sebesar 100 gr
pada pegas heliks 25 N/m yang dikaitkan pada tiang,lalu
diakukan penarikan pegas sejauh 3 cm agar terjadi
getaran,target getaran disini adalah sebanyak 20 kali,pada
saat diberikan beban 100 gr maka periode awal atau T0 nya
adalah 0,55 s, dari situ bisa didapatkan Tr nya yaitu 1/20 x
Laboratorium Fisika Dasar - 2015 V - 122
BAB V ANALISIS R - 35
t,20 disini adalah ayunan yang kita tentukan kemudian
dikalikan dengan waktu yang dibutuhkan pegas untuk
mencapai 20 kali getaran. Berbeda dengan pemberian
beban sebesar 200 gr maka pegas pun akan bertambah
panjang daripada beban 100 gr. Hal ini berdasarkan pada
hukum hooke. Bila sebuah pegas ditarik oleh pasangan
gaya F maka pegas tersebut akan bertambah panjang
sebanding dengan besarnya gaya yanh mempengaruhi
gaya tersebut. Kemudian percobaannya dilakukan dengan
melepas pegas dari tiang dan percobaan dilakukan dengan
memegang pegas dan melakukan metode yang sama pada
percobaan yang pertama. Pada kedua percobaan
diatas,hasil yang lebih akurat dicapai adalah yang
menggunakan batang statif karena pada saat percobaan
tiang tidak akan bergerak dibandingkan dengan
menggunakan tangan yang mungkin bergetar pada saat
percobaan dilakukan. Pada kedua percobaan diambil
simpangannya 3 cm / y=3. Simpangan bisa diartikan
sebagai jarak pegas saat ditarik untuk menghasilkan
getaran. Hal ini berdasarkan data diatas terdapat hasil
berbeda diakibatkan beban yang diberikan juga berbeda.
Variasi beban ini sangat berpengaruh terhadap kecepatan
Laboratorium Fisika Dasar - 2015 V - 123
BAB V ANALISIS R - 35
pegas menarik beban yang diberikan,ini terlihat dari
kecepatan waktu yang diperoleh.
5.6 Hambatan Listrik
Dari grafik di pengolahan data untuk percobaan 1
maka hasil yang didapatkan tidak sesuai dengan hukum
ohm yang berbunyi “kuat arus berbanding lurus dengan
beda potensial dan berbanding terbalik dengan hambatan”
Dari grafik diatas pada semula kuat arus sebanding lurus
dengan tegangannya tapi pada titik akhir tegangannya
turun cukup jauh. Faktor factor yang menyebabkan tidak
sesuainya hasil dengan hukum ohm adalah alat yang
digunakan kurang berfungsi dengan baik,kemudian
kurang telitinya praktikan dalam membaca alat ukur. Pada
titik akhir V nya turun drastic karena kemungkinan
disebabkan oleh kesalah praktikan. Nilainya berubah
rubah karena berdasarkan pada kuat arus,semakin besar
hambatan maka semakin kecil kuat arusnya.
Dari grafik di pengolahan data untuk percobaan dua maka
hasil yang didapatkan tidak sesuai dengan hukum ohm
yang berbunyi “Kuat arus berbanding lurus dengan
tegangan dan berbanding terbalilk dengan hambatannya”.
Laboratorium Fisika Dasar - 2015 V - 124
BAB V ANALISIS R - 35
Pada grafik diatas,pada titik I 0,0598 turun ke 0,0595 yang
menyebabkan grafiknya tidak sesuai dengan hukum ohm.
Faktor factor yang menyebabkan tidak sesuainya hasil
dengan hukum ohm adalah alat yang digunakan kurang
berfungsi dengan baik,kemudian kurang telitinya
praktikan dalam membaca alat ukur. Pada bagian tengah
grafiknya turun kemudian naik lagi karena kemungkinan
kesalahan praktikan dalam membaca alat ukur. Nilainya
tidak berubah terlalu jauh karena berdasarkan hukum ohm.
5.7 Elektromagnet
Pola garis saris yang terbentuk medan magnet pada
penghantar lurus berbeda dengan solenoida maupun
penghantar lurus walaupun arus yang digunakan sama
yaitu arus DC. Faktor-faktor yang mempengaruhi
besarnya medan magnet disekitar kawat berarus listrik
bergantung pada factor factor dibawah ini :
 Besarnya kuat arus yang mengalir pada
penghantar,pada pengumpulan data dengan jelas
digambarkan bahwa medan magnet yang
mempengaruhi garis garis pada pola serbuk besi
yang dialiri arus sebesar 2 V akan berbeda dengan
Laboratorium Fisika Dasar - 2015 V - 125
BAB V ANALISIS R - 35
4 V maupun seterusnya. Saat dialiri arus sebesar 2
V maka serbuk besi berada pada jarak yang agak
renggang satu sama lainnya. Sementara itu jika
arusnya dinaikkan maka serbuk besi akan saling
berdekatan hingga jarak antar serbuk besi agak
tersamarkan,hal itu disebabkan karena semakin
besar arus mengalir maka medan yang dihasilkan
juga besar. Hal ini diindikasikan dengan perubahan
yang pola terjadi pada se rbuk terhadap perubahan
aliran listrik yang dialirkan. Kemudian pada
kompas perajah akan menunjukkan arah yang
teratur yaitu utara dan selatan saja jika dialiri arus
listrik 2 V dan akan menunjukkan arah yang tidak
teratur jika dialiri arus 4 V. Hal itu disebabkan
karena medan magnet yang semakin besar dan
magnet mencari kutub yang berlawanan.
 Jaraknya terhadap kawat penghantar. Objek yang
diletakkan pada penghantar akan menunjukkan
perubahan yang berbeda beda jika jaraknya
berbeda. Semakin jauh serbuk besi/magnet
diletakkan maka pengaruh medan magnet semakin
kecil dan tentu saja perubahan yang terlihat tidak
Laboratorium Fisika Dasar - 2015 V - 126
BAB V ANALISIS R - 35
terlalu jelas dibandingkan dengan meletakkan
serbuk besi/magnet disekitar penghantar dengan
jarak yang dekat.
 Jumlah lilitan. Jumlah lilitan juga mempengaruhi
medan magnet yang dihasilkan kawat yang dialiri
arus listrik karena lilitan merupakan pendukung
besar atau tidaknya medan magnet yang
dihasilkan,jumlah lilitan ini didukung oleh aliran
arus listriknya. Pada jumlah lilitan yang sedikit
pola garis medan magnet yang dihasilkan akan
jarang atau akan terlihat jarak antar garis yang
dibentuk serbuk besi dibandingkan dengan jumlah
lilitan yang lebih banyak,sama dengan kompas
perajah,jumlah lilitan pun mempengaruhi gerakan
jarum pada kompas perajah,semakin banyak
jumlah lilitan maka jarum kompas akan bergerak
tidak beraturan dan jarum menunjukkan banyak
arah mata angin.
 Banyaknya serbuk besi. Hal ini juga
mempengaruhi pola garis yang terbentuk,karena
serbuk besi merupakan indicator ada atau
tidak,serta besar atau kecilnya medan magnet yang
Laboratorium Fisika Dasar - 2015 V - 127
BAB V ANALISIS R - 35
dihasilkan. Semakin benyak serbuk besi maka
semakin jelas terlihat perubahan yang terjadi.
 Bahan dan ukuran magnet,juga mempengaruhi
medan yang dihasilkan,berbeda bahan magnet
akan berbeda kekuatan magnet yang dihasilkan.
Begitu pula ukurannya,semakin besar bahan
kawat/magnet maka medan magnet yang
dihasilkan akan semakin besar.
Pada percobaan yang dilakukan,factor factor diatas
memang terbukti benar,dibuktikan dengan
perubahan yang ditunjukkan oleh indikatornya
yaitu kompas perajah dan serbuk besi. Intinya
bagaimana cara membentuk medan magnet
tersebut maka akan berpengaruh terhadap medan
magnet yang dihasilkan,dan factor yang
mendukung pembentukan medan magnet akan
berpengaruh terhadap medan magnet yang
dihasilkan.
5.8 Kalorimeter
Pengaruh kalor terhadap suatu zat antara lain :
Laboratorium Fisika Dasar - 2015 V - 128
BAB V ANALISIS R - 35
 Pengaruh kalor terhadap massa benda. Untuk jenis
benda yang sama tetapi massanya berbeda kalor
yang diperlukan untuk menaikkan suhu yang sama
ternyata besarnya berbeda. Artinya semakin besar
massanya maka semakin besar pula kalor yang
dibutuhkan untuk menaikkan suhu benda tersebut.
Dengan demikian jumlah kalor yang diperlukan
sebanding dengan massa bendanya.
 Pengaruh kalor terhadap jenis benda. Untuk jenis
benda yang berbeda tetapi massanya sama,kalor
yang diperlukan untuk menaikkan suhu yang sama
ternyata besarnya berbeda. Dengan demikian
jumlah kalor yanhg diberikan bergantung pada
jenis bendanya.
 Pengaruh kalor terhadap suhu benda. Jumlah kalor
yang diberikan besarnya sebanding dengan
perubahan suhu benda. Artinya,makin banyak
kalor yang diberikan pada benda semakin besar
pula kenaikan suhu benda tersebut. Jadi banyaknya
kalor (Q) yang diperlukan untuk menaikkan suhu
suatu benda bergantung pada massa benda
Laboratorium Fisika Dasar - 2015 V - 129
BAB V ANALISIS R - 35
(m),kalor jenis benda (c) dan perubahan suhu
(deltaT)
Sedangkan perpindahan kalor yang ada pada hasil
praktikum dilakukan dengan memindahkan benda
kerja yang telah dipanaskan hingga mendidih
dalam gelas kimia kedalam calorimeter. Setelah
dilakukan percobaan,kalor jenis dari tiap logam
dapat diketahui yaitu Cbesi=103,612
J/Kg,Cal=333,316 J/Kg dan CCu=510578,28J/Kg.
Adapun ketidaksesuaian hasil penentuan kalor
jenis dengan konstanta atau ketetapan kalor jenis
disebabkan beberapa factor antara lain kesalan
praktikan dalam mengukur thermometer,ataupun
lupa mengganti air pada calorimeter pada saat
mengganti benda kerjanya dan masih banyak
factor yang menyebabkan ketidaksesuaian
tersebut.Penerapan asas black dalam pemecahan
masalah dan dalam kehidupan sehari hari adalah
fenomena yang ada disekitar kita misalnya saat
dicampurkannya air panas dan air dingin dan suhu
air panas turun seiring dengan banyaknya air
dingin ditambahkan. Hal ini dibahas dalam teori
Laboratorium Fisika Dasar - 2015 V - 130
BAB V ANALISIS R - 35
asas black. Ia menyatakan “pada pencampuran dua
zat,banyaknya kalor yang dilepas zat yang suhunya
lebih tinggi sama dengan kalor yang diterima zat
yang suhunya lebih rendah. Fenomena diatas dapat
disampaikan dengan hubungan seperti berikut :
 Jika dua buah benda yang berbeda suhunya
dicampurkan,benda yang panas memberi kalor
pada benda yang dingin sehingga suhunya sama
 Jumlah kalor yang diserap benda dingin sama
dengan jumlah kalor dilepas benda panas
 Benda yang didinginkan melepas kalor yang sama
besar dengan kalor yang diserap bila dipanaskan.

More Related Content

What's hot

Modul1 mikael timotius kenny 2015041002
Modul1 mikael timotius kenny 2015041002Modul1 mikael timotius kenny 2015041002
Modul1 mikael timotius kenny 2015041002Michael Kenny
 
Laporan menentukan gaya gravitasi dengan bandul sederhana
Laporan menentukan gaya gravitasi dengan bandul sederhanaLaporan menentukan gaya gravitasi dengan bandul sederhana
Laporan menentukan gaya gravitasi dengan bandul sederhanaSahrul Sindriana
 
Unit 2 pesawat atwood
Unit 2 pesawat atwoodUnit 2 pesawat atwood
Unit 2 pesawat atwoodRezky Amaliah
 
Petunjuk praktikum pesawat atwood
Petunjuk praktikum pesawat atwoodPetunjuk praktikum pesawat atwood
Petunjuk praktikum pesawat atwoodAtinaSalsabila
 
LKS ALat Peraga Bandul Fisis
LKS ALat Peraga Bandul FisisLKS ALat Peraga Bandul Fisis
LKS ALat Peraga Bandul FisisMukhsinah PuDasya
 
proposal pengembangan alat praktikum bandul matematis
proposal pengembangan alat praktikum bandul matematisproposal pengembangan alat praktikum bandul matematis
proposal pengembangan alat praktikum bandul matematisarina wardha
 
Percobaan gerak lurus beraturan
Percobaan gerak lurus beraturanPercobaan gerak lurus beraturan
Percobaan gerak lurus beraturanKLOTILDAJENIRITA
 
Laporan modulus puntir
Laporan modulus puntirLaporan modulus puntir
Laporan modulus puntirdedeknurhuda
 
Bandul sederhana
Bandul sederhanaBandul sederhana
Bandul sederhanatrokefluent
 
Pengukuran Dasar Pada Benda Padat (M1)
Pengukuran Dasar Pada Benda Padat (M1)Pengukuran Dasar Pada Benda Padat (M1)
Pengukuran Dasar Pada Benda Padat (M1)GGM Spektafest
 
Laporan praktikum fisika elastisitas dan hukum hooke
Laporan praktikum fisika elastisitas dan hukum hookeLaporan praktikum fisika elastisitas dan hukum hooke
Laporan praktikum fisika elastisitas dan hukum hookeAdinda Khairunnisa
 
Ayunan bandul sederhana
Ayunan bandul sederhanaAyunan bandul sederhana
Ayunan bandul sederhanaImron Amin
 
1 b 59_utut muhammad_laporan akhir mi (momen inersia)
1 b 59_utut muhammad_laporan akhir mi (momen inersia)1 b 59_utut muhammad_laporan akhir mi (momen inersia)
1 b 59_utut muhammad_laporan akhir mi (momen inersia)umammuhammad27
 
Laporan ayunan sederhana
Laporan ayunan sederhanaLaporan ayunan sederhana
Laporan ayunan sederhanaAdhi Susanto
 
Jurnal fisika konstanta pegas
Jurnal fisika konstanta pegasJurnal fisika konstanta pegas
Jurnal fisika konstanta pegasDedew Wijayanti
 
LAPORAN PRAKTIKUM GETARAN HARMONIK
LAPORAN PRAKTIKUM GETARAN HARMONIKLAPORAN PRAKTIKUM GETARAN HARMONIK
LAPORAN PRAKTIKUM GETARAN HARMONIKNesha Mutiara
 
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA : Tetapan Pegas
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA : Tetapan PegasLAPORAN PRAKTIKUM FISIKA : Tetapan Pegas
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA : Tetapan Pegasyudhodanto
 

What's hot (20)

Modul1 mikael timotius kenny 2015041002
Modul1 mikael timotius kenny 2015041002Modul1 mikael timotius kenny 2015041002
Modul1 mikael timotius kenny 2015041002
 
Laporan menentukan gaya gravitasi dengan bandul sederhana
Laporan menentukan gaya gravitasi dengan bandul sederhanaLaporan menentukan gaya gravitasi dengan bandul sederhana
Laporan menentukan gaya gravitasi dengan bandul sederhana
 
Unit 2 pesawat atwood
Unit 2 pesawat atwoodUnit 2 pesawat atwood
Unit 2 pesawat atwood
 
Petunjuk praktikum pesawat atwood
Petunjuk praktikum pesawat atwoodPetunjuk praktikum pesawat atwood
Petunjuk praktikum pesawat atwood
 
LKS ALat Peraga Bandul Fisis
LKS ALat Peraga Bandul FisisLKS ALat Peraga Bandul Fisis
LKS ALat Peraga Bandul Fisis
 
Bab v
Bab vBab v
Bab v
 
proposal pengembangan alat praktikum bandul matematis
proposal pengembangan alat praktikum bandul matematisproposal pengembangan alat praktikum bandul matematis
proposal pengembangan alat praktikum bandul matematis
 
Percobaan gerak lurus beraturan
Percobaan gerak lurus beraturanPercobaan gerak lurus beraturan
Percobaan gerak lurus beraturan
 
Laporan modulus puntir
Laporan modulus puntirLaporan modulus puntir
Laporan modulus puntir
 
Bandul sederhana
Bandul sederhanaBandul sederhana
Bandul sederhana
 
Hukum hooke
Hukum hookeHukum hooke
Hukum hooke
 
Pengukuran Dasar Pada Benda Padat (M1)
Pengukuran Dasar Pada Benda Padat (M1)Pengukuran Dasar Pada Benda Padat (M1)
Pengukuran Dasar Pada Benda Padat (M1)
 
Laporan praktikum fisika elastisitas dan hukum hooke
Laporan praktikum fisika elastisitas dan hukum hookeLaporan praktikum fisika elastisitas dan hukum hooke
Laporan praktikum fisika elastisitas dan hukum hooke
 
Ayunan bandul sederhana
Ayunan bandul sederhanaAyunan bandul sederhana
Ayunan bandul sederhana
 
1 b 59_utut muhammad_laporan akhir mi (momen inersia)
1 b 59_utut muhammad_laporan akhir mi (momen inersia)1 b 59_utut muhammad_laporan akhir mi (momen inersia)
1 b 59_utut muhammad_laporan akhir mi (momen inersia)
 
Laporan ayunan sederhana
Laporan ayunan sederhanaLaporan ayunan sederhana
Laporan ayunan sederhana
 
Jurnal fisika konstanta pegas
Jurnal fisika konstanta pegasJurnal fisika konstanta pegas
Jurnal fisika konstanta pegas
 
LAPORAN PRAKTIKUM GETARAN HARMONIK
LAPORAN PRAKTIKUM GETARAN HARMONIKLAPORAN PRAKTIKUM GETARAN HARMONIK
LAPORAN PRAKTIKUM GETARAN HARMONIK
 
Laporan Fisika - pegas
Laporan Fisika - pegasLaporan Fisika - pegas
Laporan Fisika - pegas
 
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA : Tetapan Pegas
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA : Tetapan PegasLAPORAN PRAKTIKUM FISIKA : Tetapan Pegas
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA : Tetapan Pegas
 

Similar to BAB V

Laporan fisika (bandul)
Laporan fisika (bandul)Laporan fisika (bandul)
Laporan fisika (bandul)Rezki Amaliah
 
Laporan Praktikum Fisika Hukum Hooke
Laporan Praktikum Fisika Hukum HookeLaporan Praktikum Fisika Hukum Hooke
Laporan Praktikum Fisika Hukum Hookerendrafauzi
 
Finishing Penuntun - Copy.pptx
Finishing Penuntun - Copy.pptxFinishing Penuntun - Copy.pptx
Finishing Penuntun - Copy.pptxSarmanDavid
 
1 b 11170163000059_laporan_modulus young dan ayunan puntir.docx
1 b 11170163000059_laporan_modulus young dan ayunan puntir.docx1 b 11170163000059_laporan_modulus young dan ayunan puntir.docx
1 b 11170163000059_laporan_modulus young dan ayunan puntir.docxumammuhammad27
 
Modul praktikum-kelas-xi
Modul praktikum-kelas-xiModul praktikum-kelas-xi
Modul praktikum-kelas-xi10DEKY
 
Pengetahuan Material Kel 4.pptx
Pengetahuan Material Kel 4.pptxPengetahuan Material Kel 4.pptx
Pengetahuan Material Kel 4.pptxFarhanHidayat32
 
elastisitas.pptx
elastisitas.pptxelastisitas.pptx
elastisitas.pptx011082
 
Elastisitas Zat Padat (X MIA B 105 Jakarta)
Elastisitas Zat Padat (X MIA B 105 Jakarta)Elastisitas Zat Padat (X MIA B 105 Jakarta)
Elastisitas Zat Padat (X MIA B 105 Jakarta)Ananta Satria Ramadhan
 
Presentasi Praktikum Fisika Modul Alat Ukur Besaran Listrik listrik
Presentasi Praktikum Fisika Modul Alat Ukur Besaran Listrik listrikPresentasi Praktikum Fisika Modul Alat Ukur Besaran Listrik listrik
Presentasi Praktikum Fisika Modul Alat Ukur Besaran Listrik listrikRodnovry Joshua L. Tobing
 
Laporan praktikum ghs bandul sederhana
Laporan praktikum ghs bandul sederhanaLaporan praktikum ghs bandul sederhana
Laporan praktikum ghs bandul sederhanaAnnisa Icha
 
Modul praktikum gelombang 2013 (1)
Modul praktikum gelombang 2013 (1)Modul praktikum gelombang 2013 (1)
Modul praktikum gelombang 2013 (1)Margiea Liana
 

Similar to BAB V (20)

Bab vi
Bab viBab vi
Bab vi
 
Laporan fisika (bandul)
Laporan fisika (bandul)Laporan fisika (bandul)
Laporan fisika (bandul)
 
BAB VI
BAB VIBAB VI
BAB VI
 
Ba elastisitas
Ba elastisitasBa elastisitas
Ba elastisitas
 
Bahan Ajar Elastisitas
Bahan Ajar ElastisitasBahan Ajar Elastisitas
Bahan Ajar Elastisitas
 
Laporan Praktikum Fisika Hukum Hooke
Laporan Praktikum Fisika Hukum HookeLaporan Praktikum Fisika Hukum Hooke
Laporan Praktikum Fisika Hukum Hooke
 
Finishing Penuntun - Copy.pptx
Finishing Penuntun - Copy.pptxFinishing Penuntun - Copy.pptx
Finishing Penuntun - Copy.pptx
 
1 b 11170163000059_laporan_modulus young dan ayunan puntir.docx
1 b 11170163000059_laporan_modulus young dan ayunan puntir.docx1 b 11170163000059_laporan_modulus young dan ayunan puntir.docx
1 b 11170163000059_laporan_modulus young dan ayunan puntir.docx
 
Pengbang redesain
Pengbang redesainPengbang redesain
Pengbang redesain
 
Modul praktikum-kelas-xi
Modul praktikum-kelas-xiModul praktikum-kelas-xi
Modul praktikum-kelas-xi
 
Pengetahuan Material Kel 4.pptx
Pengetahuan Material Kel 4.pptxPengetahuan Material Kel 4.pptx
Pengetahuan Material Kel 4.pptx
 
elastisitas.pptx
elastisitas.pptxelastisitas.pptx
elastisitas.pptx
 
elastisitas .pdf
elastisitas .pdfelastisitas .pdf
elastisitas .pdf
 
Elastisitas Zat Padat (X MIA B 105 Jakarta)
Elastisitas Zat Padat (X MIA B 105 Jakarta)Elastisitas Zat Padat (X MIA B 105 Jakarta)
Elastisitas Zat Padat (X MIA B 105 Jakarta)
 
Presentasi Praktikum Fisika Modul Alat Ukur Besaran Listrik listrik
Presentasi Praktikum Fisika Modul Alat Ukur Besaran Listrik listrikPresentasi Praktikum Fisika Modul Alat Ukur Besaran Listrik listrik
Presentasi Praktikum Fisika Modul Alat Ukur Besaran Listrik listrik
 
Isi makalah uji kuat tarik
Isi makalah uji kuat tarikIsi makalah uji kuat tarik
Isi makalah uji kuat tarik
 
Ayunan bandul
Ayunan bandulAyunan bandul
Ayunan bandul
 
Ayunan bandul
Ayunan bandulAyunan bandul
Ayunan bandul
 
Laporan praktikum ghs bandul sederhana
Laporan praktikum ghs bandul sederhanaLaporan praktikum ghs bandul sederhana
Laporan praktikum ghs bandul sederhana
 
Modul praktikum gelombang 2013 (1)
Modul praktikum gelombang 2013 (1)Modul praktikum gelombang 2013 (1)
Modul praktikum gelombang 2013 (1)
 

More from SitiLabFisikaUNJANI (7)

Lampiran kelompok 35
Lampiran kelompok 35Lampiran kelompok 35
Lampiran kelompok 35
 
Daftar2 ran
Daftar2 ran Daftar2 ran
Daftar2 ran
 
Cover kelompok 35
Cover kelompok 35Cover kelompok 35
Cover kelompok 35
 
BAB IV
BAB IVBAB IV
BAB IV
 
BAB III
BAB IIIBAB III
BAB III
 
BAB II
BAB IIBAB II
BAB II
 
BAB I
BAB IBAB I
BAB I
 

Recently uploaded

materi pengendalian proyek konstruksi.pptx
materi pengendalian proyek konstruksi.pptxmateri pengendalian proyek konstruksi.pptx
materi pengendalian proyek konstruksi.pptxsiswoST
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaRenaYunita2
 
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfYogiCahyoPurnomo
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptxMuhararAhmad
 
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxManual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxRemigius1984
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++FujiAdam
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxmuhammadrizky331164
 
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studiossuser52d6bf
 

Recently uploaded (8)

materi pengendalian proyek konstruksi.pptx
materi pengendalian proyek konstruksi.pptxmateri pengendalian proyek konstruksi.pptx
materi pengendalian proyek konstruksi.pptx
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
 
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
 
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxManual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
 
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
 

BAB V

  • 1. Laboratorium Fisika Dasar - 2015 V - 115 BAB V ANALISIS R - 35 BAB V ANALISIS 5.1 Pengukuran Dasar Setelah dilakukan praktikum fisika dasar, praktikan mendapatkan perbedaan-perbedaan atau yang disebut ketidakpastian dalam setiap melakukan pengukuran. Ketika melakukan pengukuran dasar, ketidakpastian terjadi pada pengukuran panjang, lebar, tinggi pada specimen. Dari pengukuran tersebut hasil pengukurannya berbeda beda walaupun perbedaannya tidak terlalu jauh,cenderung berbeda beberapa angka dibelakang koma saja, hal hal tersebut disebabkan oleh factor factor ketidakpastian. Misalnya kesalahan dalam kalibrasi,yang disebabkan oleh kesalahan praktikan dalam membaca atau menggunakan alat ukur. Kemudian factor penting yang menimbulkan perbedaan hasil ialah tidak ratanya permukaan specimen karena sebelumnya telah melalui proses pemesinan terlebih dahulu yang menyebabkan sisi antar specimen tidak sama. Kemudian factor lainnya adalah titik nol sebelum alat tersebut digunakan kemungkinan tidak disesuaikan dengan baik oleh
  • 2. Laboratorium Fisika Dasar - 2015 V - 116 BAB V ANALISIS R - 35 praktikan. Karena adanya ketidakpastian ini maka pengukuran dilakukan sebanyak 5 kali pada tiap alat ukur dan 5 kali pada tiap specimen kemudian diambil rata ratanya. Kemudian dimensi rata-rata inilah yang akan digunakan sebagai penghitungan volume rata rata. Dengan catatan pada neraca teknis pengukuran hanya dilakukan sekali saja. Dalam pengukuran dasar, khususnya dalam mencari skala noniusnya, yang paling penting adalah penyesuaian dengan tingkat ketelitian masing masing alat. Dalam praktikum kali ini praktikan hanya menggunakan 3 alat ukur saja. Ketidakpastian tadi dari pengukuran panjang kuningan menggunakan jangka sorong hasilnya bervariasi antara 45.00-45.05 mm, 𝑝̅ rata ratanya adalah 45.06 mm. Sedangkan pada lebar hasilnya sama yaitu 25.05 kemudian pada tinggi hasilnya antara 17.70-18.30 mm, 𝑡̅ rata ratanya adalah 17.96 mm. Kemudian pengukuran kuningan menggunakan micrometer sekrup hasilnya antara 17.60-18.42 mm, sedangkan berat kuningan yaitu 166.9 gr. Kemudian pada specimen lain yaitu tembaga pada pengukuran panjang menggunakan jangka sorong adalah 32.05-32.10 mm dan 𝑝̅ rata ratanya 32.06 mm, sedangkan lebarnya yaitu 15.15-16.15 mm dan
  • 3. Laboratorium Fisika Dasar - 2015 V - 117 BAB V ANALISIS R - 35 𝑙̅ rata ratanya 15.55 mm, kemudian tingginya sama yaitu 6.40 mm. Kemudian pengukuran tembaga menggunakan micrometer sekrup adalah 8.52-8.78 mm dan beratnya setelah ditimbang menggunakan neraca teknis yaitu 50.3 gr. Sedangkan specimen besi panjangnya sama yaitu 15,30 mm. Sementara itu pengukuran tebal menggunakan micrometer sekrup hasilnya adalah 17.96-18.10 mm, dan beratnya setelah ditimbang neraca teknis yaitu 156.7 gr. 5.2 Pesawat Atwood Sederhana dan Konvensional Pada percobaan kali ini, pesawat atwood percobaannya dilakukan agar kita dapat memahami hukum Newton II dan dapat memahami besaran momen inersia pada gerak rotasi benda tegar. Setelah melakukan percobaan ini, kita dapat mengetahui nilai kecepatan, percepatan dan momen inersia suatu benda. Nilai kecepatan diperoleh dari percobaan mengenai gerak lurus beraturan, sedangkan nilai percepatan diperoleh dari percobaan gerak lurus berubah beraturan. Sedangkan nilai momen inersia didapatkan dari persamaan I.Mr2. Pada percobaan GLBB setelah dilakukan percobaan didapatkan perhitungan percepatan yang rumusnya 𝑎 =
  • 4. Laboratorium Fisika Dasar - 2015 V - 118 BAB V ANALISIS R - 35 m3 (m1+m2+m3) 𝑥 𝑔 . Hal ini menyebabkan percepatannya menjadi konstan. Sedangkan berdasarkan percobaan, GLBB memiliki kecepatan yang berubah beraturan sesuai namanya. Dalam percobaan ini beban keping yang digunakan bervariasi antara 0.02 kg dan 0.04 kg. Dapat ditarik pernyataan bahwa semakin beban bertambah berat maka kecepatannya pun bertambah dan waktunya semakin cepat, dan sebaliknya bila beban dikurangi maka waktunya bertambah dan kecepatannya berkurang. Dalam analisa ini juga mengacu pada hukum Newton II yang merupakan gerak translasi sedangkan torsi yang merupakan gerak rotasi, dengan kata lain percobaan ini adalah untuk mencari percepatan momen inersia. Selain itu kesalahan dalam percobaan tidak bisa dihindari, antara lain kelalaian atau kurang telitinya praktikan dalam menekan tombol pencatat waktu pada percobaan pesawat atwood konvensional. Kemudian pemasangan massa benda pada pesawat atwood yang tidak sempurna mengakibatkan terganggunya perhitungan waktu yang tepat, lalu factor lainnya adalah gesekan tali pada pesawat atwood yang mengakibatkan kesalahan perbedaan waktu.
  • 5. Laboratorium Fisika Dasar - 2015 V - 119 BAB V ANALISIS R - 35 Lalu kesalahan praktikan dalam mengulang percobaan pada jarak yang berbeda. 5.3 Modulus Elastisitas Benda ditinjau dari kelenturannya dibedakan menjadi dua,yaitu benda plastis dan benda elastis. Benda elastis adalah benda yang jika dikenai gaya di titik elastisitasnya akan berubah bentuk tetapi setelah itu akan berubah ke bentuk semula,contohnya pegas. Benda plastis adalah benda yang jika dikenai gaya akan berubah bentuk,dan jika gaya tersebut dihilangkan,benda tidak akan kembali ke bentuk semula. Dalam beberapa hal keelastisitasan benda sulit patah. Contohnya kayu yang dibuat untuk melengkung untuk meubel,bila kayu tidak memiliki keelastisitasan maka kayu akan patah. Sifat elastic suatu benda juga ada batasnya. Contohnya bila kayu yang telah dilengkungkan tadi patah,ini berarti pelengkungan telah melewati batas elastic kayu. Pada data yang diambil, praktikan dapat mengetahui bahwa semakin berat beban yang diberikan maka kayu akan semakin melengkung. Hasil pengamatan ini sesuai dengan hukum hooke. Yaitu pertambahan panjang pegas sebandung dengan gaya tarik
  • 6. Laboratorium Fisika Dasar - 2015 V - 120 BAB V ANALISIS R - 35 yang diberikan pada pegas asalkan batas elastisitas tidak dilampaui. Secara matematis ditulis F=Δl. Faktor factor yang mempengaruhi keelastisitasan suatu benda diantaranya :  Jenis bahan atau zat penyusun,semakin padat suatu benda maka tingkat keelastisitasannya semakin rendah  Tingkat konsentrasi elastisitas,apabila tingkat konsentrasi elastisitas tinggi maka semakin tinggi nilai keelastisitasannya.  Kelenturan bahan berbanding lurus dengan elastisitas bahan,semakin lentur bahan maka elastisitasnya semakin besar. 5.4 Bandul Sederhana dan Resonansi Bandul Sederhana Grafik pada pengolahan data menunjukkan bahwa panjang tali dapat mempengaruhi periode bandul, dengan melihat pengumpulan data bahwa pada setiap tali bertambah panjang maka periodenya akan semakin besar. Hal tersebut dikarenakan tali yang panjang,bandul membutuhkan waktu yang lebih lama untuk satu kali getaran. Berbeda jika dengan tali yang pendek karena
  • 7. Laboratorium Fisika Dasar - 2015 V - 121 BAB V ANALISIS R - 35 bandul hanya membutuhkan waktu sedikit untuk melakukan satu kali getaran dengan tali yang pendek. Periode berayun sebuah bandul ditentukan panjang bandul,kekuatan gravitasi dan amplitude θ0 (lebar ayunan). Periode tidak tergantung pada massa bandul. Jika amplitude terbatas oleh ayunan yang kecil,periode T bandul sederhana, waktu yang diperlukan untuk satu siklus lengkap adalah : T=2 𝜋√ 𝑙/𝑔 θ0 << 1 Dimana L adalah panjang bandul dan g adalah gaya gravitasi. 5.5 Resonansi Pada Pegas Heliks Berdasarkan percobaan yang dilakukan perioda dan frekuensi yang didapatkan berbeda beda berdasarkan beban yang diberikan. Pada percobaan pertama percobaan yang dilakukan adalah memberikan beban sebesar 100 gr pada pegas heliks 25 N/m yang dikaitkan pada tiang,lalu diakukan penarikan pegas sejauh 3 cm agar terjadi getaran,target getaran disini adalah sebanyak 20 kali,pada saat diberikan beban 100 gr maka periode awal atau T0 nya adalah 0,55 s, dari situ bisa didapatkan Tr nya yaitu 1/20 x
  • 8. Laboratorium Fisika Dasar - 2015 V - 122 BAB V ANALISIS R - 35 t,20 disini adalah ayunan yang kita tentukan kemudian dikalikan dengan waktu yang dibutuhkan pegas untuk mencapai 20 kali getaran. Berbeda dengan pemberian beban sebesar 200 gr maka pegas pun akan bertambah panjang daripada beban 100 gr. Hal ini berdasarkan pada hukum hooke. Bila sebuah pegas ditarik oleh pasangan gaya F maka pegas tersebut akan bertambah panjang sebanding dengan besarnya gaya yanh mempengaruhi gaya tersebut. Kemudian percobaannya dilakukan dengan melepas pegas dari tiang dan percobaan dilakukan dengan memegang pegas dan melakukan metode yang sama pada percobaan yang pertama. Pada kedua percobaan diatas,hasil yang lebih akurat dicapai adalah yang menggunakan batang statif karena pada saat percobaan tiang tidak akan bergerak dibandingkan dengan menggunakan tangan yang mungkin bergetar pada saat percobaan dilakukan. Pada kedua percobaan diambil simpangannya 3 cm / y=3. Simpangan bisa diartikan sebagai jarak pegas saat ditarik untuk menghasilkan getaran. Hal ini berdasarkan data diatas terdapat hasil berbeda diakibatkan beban yang diberikan juga berbeda. Variasi beban ini sangat berpengaruh terhadap kecepatan
  • 9. Laboratorium Fisika Dasar - 2015 V - 123 BAB V ANALISIS R - 35 pegas menarik beban yang diberikan,ini terlihat dari kecepatan waktu yang diperoleh. 5.6 Hambatan Listrik Dari grafik di pengolahan data untuk percobaan 1 maka hasil yang didapatkan tidak sesuai dengan hukum ohm yang berbunyi “kuat arus berbanding lurus dengan beda potensial dan berbanding terbalik dengan hambatan” Dari grafik diatas pada semula kuat arus sebanding lurus dengan tegangannya tapi pada titik akhir tegangannya turun cukup jauh. Faktor factor yang menyebabkan tidak sesuainya hasil dengan hukum ohm adalah alat yang digunakan kurang berfungsi dengan baik,kemudian kurang telitinya praktikan dalam membaca alat ukur. Pada titik akhir V nya turun drastic karena kemungkinan disebabkan oleh kesalah praktikan. Nilainya berubah rubah karena berdasarkan pada kuat arus,semakin besar hambatan maka semakin kecil kuat arusnya. Dari grafik di pengolahan data untuk percobaan dua maka hasil yang didapatkan tidak sesuai dengan hukum ohm yang berbunyi “Kuat arus berbanding lurus dengan tegangan dan berbanding terbalilk dengan hambatannya”.
  • 10. Laboratorium Fisika Dasar - 2015 V - 124 BAB V ANALISIS R - 35 Pada grafik diatas,pada titik I 0,0598 turun ke 0,0595 yang menyebabkan grafiknya tidak sesuai dengan hukum ohm. Faktor factor yang menyebabkan tidak sesuainya hasil dengan hukum ohm adalah alat yang digunakan kurang berfungsi dengan baik,kemudian kurang telitinya praktikan dalam membaca alat ukur. Pada bagian tengah grafiknya turun kemudian naik lagi karena kemungkinan kesalahan praktikan dalam membaca alat ukur. Nilainya tidak berubah terlalu jauh karena berdasarkan hukum ohm. 5.7 Elektromagnet Pola garis saris yang terbentuk medan magnet pada penghantar lurus berbeda dengan solenoida maupun penghantar lurus walaupun arus yang digunakan sama yaitu arus DC. Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya medan magnet disekitar kawat berarus listrik bergantung pada factor factor dibawah ini :  Besarnya kuat arus yang mengalir pada penghantar,pada pengumpulan data dengan jelas digambarkan bahwa medan magnet yang mempengaruhi garis garis pada pola serbuk besi yang dialiri arus sebesar 2 V akan berbeda dengan
  • 11. Laboratorium Fisika Dasar - 2015 V - 125 BAB V ANALISIS R - 35 4 V maupun seterusnya. Saat dialiri arus sebesar 2 V maka serbuk besi berada pada jarak yang agak renggang satu sama lainnya. Sementara itu jika arusnya dinaikkan maka serbuk besi akan saling berdekatan hingga jarak antar serbuk besi agak tersamarkan,hal itu disebabkan karena semakin besar arus mengalir maka medan yang dihasilkan juga besar. Hal ini diindikasikan dengan perubahan yang pola terjadi pada se rbuk terhadap perubahan aliran listrik yang dialirkan. Kemudian pada kompas perajah akan menunjukkan arah yang teratur yaitu utara dan selatan saja jika dialiri arus listrik 2 V dan akan menunjukkan arah yang tidak teratur jika dialiri arus 4 V. Hal itu disebabkan karena medan magnet yang semakin besar dan magnet mencari kutub yang berlawanan.  Jaraknya terhadap kawat penghantar. Objek yang diletakkan pada penghantar akan menunjukkan perubahan yang berbeda beda jika jaraknya berbeda. Semakin jauh serbuk besi/magnet diletakkan maka pengaruh medan magnet semakin kecil dan tentu saja perubahan yang terlihat tidak
  • 12. Laboratorium Fisika Dasar - 2015 V - 126 BAB V ANALISIS R - 35 terlalu jelas dibandingkan dengan meletakkan serbuk besi/magnet disekitar penghantar dengan jarak yang dekat.  Jumlah lilitan. Jumlah lilitan juga mempengaruhi medan magnet yang dihasilkan kawat yang dialiri arus listrik karena lilitan merupakan pendukung besar atau tidaknya medan magnet yang dihasilkan,jumlah lilitan ini didukung oleh aliran arus listriknya. Pada jumlah lilitan yang sedikit pola garis medan magnet yang dihasilkan akan jarang atau akan terlihat jarak antar garis yang dibentuk serbuk besi dibandingkan dengan jumlah lilitan yang lebih banyak,sama dengan kompas perajah,jumlah lilitan pun mempengaruhi gerakan jarum pada kompas perajah,semakin banyak jumlah lilitan maka jarum kompas akan bergerak tidak beraturan dan jarum menunjukkan banyak arah mata angin.  Banyaknya serbuk besi. Hal ini juga mempengaruhi pola garis yang terbentuk,karena serbuk besi merupakan indicator ada atau tidak,serta besar atau kecilnya medan magnet yang
  • 13. Laboratorium Fisika Dasar - 2015 V - 127 BAB V ANALISIS R - 35 dihasilkan. Semakin benyak serbuk besi maka semakin jelas terlihat perubahan yang terjadi.  Bahan dan ukuran magnet,juga mempengaruhi medan yang dihasilkan,berbeda bahan magnet akan berbeda kekuatan magnet yang dihasilkan. Begitu pula ukurannya,semakin besar bahan kawat/magnet maka medan magnet yang dihasilkan akan semakin besar. Pada percobaan yang dilakukan,factor factor diatas memang terbukti benar,dibuktikan dengan perubahan yang ditunjukkan oleh indikatornya yaitu kompas perajah dan serbuk besi. Intinya bagaimana cara membentuk medan magnet tersebut maka akan berpengaruh terhadap medan magnet yang dihasilkan,dan factor yang mendukung pembentukan medan magnet akan berpengaruh terhadap medan magnet yang dihasilkan. 5.8 Kalorimeter Pengaruh kalor terhadap suatu zat antara lain :
  • 14. Laboratorium Fisika Dasar - 2015 V - 128 BAB V ANALISIS R - 35  Pengaruh kalor terhadap massa benda. Untuk jenis benda yang sama tetapi massanya berbeda kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu yang sama ternyata besarnya berbeda. Artinya semakin besar massanya maka semakin besar pula kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu benda tersebut. Dengan demikian jumlah kalor yang diperlukan sebanding dengan massa bendanya.  Pengaruh kalor terhadap jenis benda. Untuk jenis benda yang berbeda tetapi massanya sama,kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu yang sama ternyata besarnya berbeda. Dengan demikian jumlah kalor yanhg diberikan bergantung pada jenis bendanya.  Pengaruh kalor terhadap suhu benda. Jumlah kalor yang diberikan besarnya sebanding dengan perubahan suhu benda. Artinya,makin banyak kalor yang diberikan pada benda semakin besar pula kenaikan suhu benda tersebut. Jadi banyaknya kalor (Q) yang diperlukan untuk menaikkan suhu suatu benda bergantung pada massa benda
  • 15. Laboratorium Fisika Dasar - 2015 V - 129 BAB V ANALISIS R - 35 (m),kalor jenis benda (c) dan perubahan suhu (deltaT) Sedangkan perpindahan kalor yang ada pada hasil praktikum dilakukan dengan memindahkan benda kerja yang telah dipanaskan hingga mendidih dalam gelas kimia kedalam calorimeter. Setelah dilakukan percobaan,kalor jenis dari tiap logam dapat diketahui yaitu Cbesi=103,612 J/Kg,Cal=333,316 J/Kg dan CCu=510578,28J/Kg. Adapun ketidaksesuaian hasil penentuan kalor jenis dengan konstanta atau ketetapan kalor jenis disebabkan beberapa factor antara lain kesalan praktikan dalam mengukur thermometer,ataupun lupa mengganti air pada calorimeter pada saat mengganti benda kerjanya dan masih banyak factor yang menyebabkan ketidaksesuaian tersebut.Penerapan asas black dalam pemecahan masalah dan dalam kehidupan sehari hari adalah fenomena yang ada disekitar kita misalnya saat dicampurkannya air panas dan air dingin dan suhu air panas turun seiring dengan banyaknya air dingin ditambahkan. Hal ini dibahas dalam teori
  • 16. Laboratorium Fisika Dasar - 2015 V - 130 BAB V ANALISIS R - 35 asas black. Ia menyatakan “pada pencampuran dua zat,banyaknya kalor yang dilepas zat yang suhunya lebih tinggi sama dengan kalor yang diterima zat yang suhunya lebih rendah. Fenomena diatas dapat disampaikan dengan hubungan seperti berikut :  Jika dua buah benda yang berbeda suhunya dicampurkan,benda yang panas memberi kalor pada benda yang dingin sehingga suhunya sama  Jumlah kalor yang diserap benda dingin sama dengan jumlah kalor dilepas benda panas  Benda yang didinginkan melepas kalor yang sama besar dengan kalor yang diserap bila dipanaskan.