Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas hasil pengukuran dimensi dan berat beberapa spesimen logam seperti kuningan, tembaga, dan besi menggunakan alat ukur seperti jangka sorong dan mikrometer.
2. Juga membahas hasil percobaan mengenai pesawat Atwood, modulus elastisitas, bandul sederhana, resonansi pada pegas heliks, hambatan listrik, dan elektromagnet.
3. Fak
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
BAB V
1. Laboratorium Fisika Dasar - 2015 V - 115
BAB V ANALISIS R - 35
BAB V
ANALISIS
5.1 Pengukuran Dasar
Setelah dilakukan praktikum fisika dasar, praktikan
mendapatkan perbedaan-perbedaan atau yang disebut
ketidakpastian dalam setiap melakukan pengukuran.
Ketika melakukan pengukuran dasar, ketidakpastian
terjadi pada pengukuran panjang, lebar, tinggi pada
specimen. Dari pengukuran tersebut hasil pengukurannya
berbeda beda walaupun perbedaannya tidak terlalu
jauh,cenderung berbeda beberapa angka dibelakang koma
saja, hal hal tersebut disebabkan oleh factor factor
ketidakpastian. Misalnya kesalahan dalam kalibrasi,yang
disebabkan oleh kesalahan praktikan dalam membaca atau
menggunakan alat ukur. Kemudian factor penting yang
menimbulkan perbedaan hasil ialah tidak ratanya
permukaan specimen karena sebelumnya telah melalui
proses pemesinan terlebih dahulu yang menyebabkan sisi
antar specimen tidak sama. Kemudian factor lainnya
adalah titik nol sebelum alat tersebut digunakan
kemungkinan tidak disesuaikan dengan baik oleh
2. Laboratorium Fisika Dasar - 2015 V - 116
BAB V ANALISIS R - 35
praktikan. Karena adanya ketidakpastian ini maka
pengukuran dilakukan sebanyak 5 kali pada tiap alat ukur
dan 5 kali pada tiap specimen kemudian diambil rata
ratanya. Kemudian dimensi rata-rata inilah yang akan
digunakan sebagai penghitungan volume rata rata. Dengan
catatan pada neraca teknis pengukuran hanya dilakukan
sekali saja. Dalam pengukuran dasar, khususnya dalam
mencari skala noniusnya, yang paling penting adalah
penyesuaian dengan tingkat ketelitian masing masing alat.
Dalam praktikum kali ini praktikan hanya menggunakan 3
alat ukur saja. Ketidakpastian tadi dari pengukuran
panjang kuningan menggunakan jangka sorong hasilnya
bervariasi antara 45.00-45.05 mm, 𝑝̅ rata ratanya adalah
45.06 mm. Sedangkan pada lebar hasilnya sama yaitu
25.05 kemudian pada tinggi hasilnya antara 17.70-18.30
mm, 𝑡̅ rata ratanya adalah 17.96 mm. Kemudian
pengukuran kuningan menggunakan micrometer sekrup
hasilnya antara 17.60-18.42 mm, sedangkan berat
kuningan yaitu 166.9 gr. Kemudian pada specimen lain
yaitu tembaga pada pengukuran panjang menggunakan
jangka sorong adalah 32.05-32.10 mm dan 𝑝̅ rata ratanya
32.06 mm, sedangkan lebarnya yaitu 15.15-16.15 mm dan
3. Laboratorium Fisika Dasar - 2015 V - 117
BAB V ANALISIS R - 35
𝑙̅ rata ratanya 15.55 mm, kemudian tingginya sama yaitu
6.40 mm. Kemudian pengukuran tembaga menggunakan
micrometer sekrup adalah 8.52-8.78 mm dan beratnya
setelah ditimbang menggunakan neraca teknis yaitu 50.3
gr. Sedangkan specimen besi panjangnya sama yaitu 15,30
mm. Sementara itu pengukuran tebal menggunakan
micrometer sekrup hasilnya adalah 17.96-18.10 mm, dan
beratnya setelah ditimbang neraca teknis yaitu 156.7 gr.
5.2 Pesawat Atwood Sederhana dan Konvensional
Pada percobaan kali ini, pesawat atwood
percobaannya dilakukan agar kita dapat memahami
hukum Newton II dan dapat memahami besaran momen
inersia pada gerak rotasi benda tegar. Setelah melakukan
percobaan ini, kita dapat mengetahui nilai kecepatan,
percepatan dan momen inersia suatu benda. Nilai
kecepatan diperoleh dari percobaan mengenai gerak lurus
beraturan, sedangkan nilai percepatan diperoleh dari
percobaan gerak lurus berubah beraturan. Sedangkan nilai
momen inersia didapatkan dari persamaan I.Mr2. Pada
percobaan GLBB setelah dilakukan percobaan didapatkan
perhitungan percepatan yang rumusnya 𝑎 =
4. Laboratorium Fisika Dasar - 2015 V - 118
BAB V ANALISIS R - 35
m3
(m1+m2+m3)
𝑥 𝑔 . Hal ini menyebabkan percepatannya
menjadi konstan. Sedangkan berdasarkan percobaan,
GLBB memiliki kecepatan yang berubah beraturan sesuai
namanya. Dalam percobaan ini beban keping yang
digunakan bervariasi antara 0.02 kg dan 0.04 kg. Dapat
ditarik pernyataan bahwa semakin beban bertambah berat
maka kecepatannya pun bertambah dan waktunya semakin
cepat, dan sebaliknya bila beban dikurangi maka
waktunya bertambah dan kecepatannya berkurang. Dalam
analisa ini juga mengacu pada hukum Newton II yang
merupakan gerak translasi sedangkan torsi yang
merupakan gerak rotasi, dengan kata lain percobaan ini
adalah untuk mencari percepatan momen inersia. Selain
itu kesalahan dalam percobaan tidak bisa dihindari, antara
lain kelalaian atau kurang telitinya praktikan dalam
menekan tombol pencatat waktu pada percobaan pesawat
atwood konvensional. Kemudian pemasangan massa
benda pada pesawat atwood yang tidak sempurna
mengakibatkan terganggunya perhitungan waktu yang
tepat, lalu factor lainnya adalah gesekan tali pada pesawat
atwood yang mengakibatkan kesalahan perbedaan waktu.
5. Laboratorium Fisika Dasar - 2015 V - 119
BAB V ANALISIS R - 35
Lalu kesalahan praktikan dalam mengulang percobaan
pada jarak yang berbeda.
5.3 Modulus Elastisitas
Benda ditinjau dari kelenturannya dibedakan menjadi
dua,yaitu benda plastis dan benda elastis. Benda elastis
adalah benda yang jika dikenai gaya di titik elastisitasnya
akan berubah bentuk tetapi setelah itu akan berubah ke
bentuk semula,contohnya pegas. Benda plastis adalah
benda yang jika dikenai gaya akan berubah bentuk,dan
jika gaya tersebut dihilangkan,benda tidak akan kembali
ke bentuk semula. Dalam beberapa hal keelastisitasan
benda sulit patah. Contohnya kayu yang dibuat untuk
melengkung untuk meubel,bila kayu tidak memiliki
keelastisitasan maka kayu akan patah. Sifat elastic suatu
benda juga ada batasnya. Contohnya bila kayu yang telah
dilengkungkan tadi patah,ini berarti pelengkungan telah
melewati batas elastic kayu. Pada data yang diambil,
praktikan dapat mengetahui bahwa semakin berat beban
yang diberikan maka kayu akan semakin melengkung.
Hasil pengamatan ini sesuai dengan hukum hooke. Yaitu
pertambahan panjang pegas sebandung dengan gaya tarik
6. Laboratorium Fisika Dasar - 2015 V - 120
BAB V ANALISIS R - 35
yang diberikan pada pegas asalkan batas elastisitas tidak
dilampaui. Secara matematis ditulis F=Δl. Faktor factor
yang mempengaruhi keelastisitasan suatu benda
diantaranya :
Jenis bahan atau zat penyusun,semakin padat suatu
benda maka tingkat keelastisitasannya semakin
rendah
Tingkat konsentrasi elastisitas,apabila tingkat
konsentrasi elastisitas tinggi maka semakin tinggi
nilai keelastisitasannya.
Kelenturan bahan berbanding lurus dengan
elastisitas bahan,semakin lentur bahan maka
elastisitasnya semakin besar.
5.4 Bandul Sederhana dan Resonansi Bandul Sederhana
Grafik pada pengolahan data menunjukkan bahwa
panjang tali dapat mempengaruhi periode bandul, dengan
melihat pengumpulan data bahwa pada setiap tali
bertambah panjang maka periodenya akan semakin besar.
Hal tersebut dikarenakan tali yang panjang,bandul
membutuhkan waktu yang lebih lama untuk satu kali
getaran. Berbeda jika dengan tali yang pendek karena
7. Laboratorium Fisika Dasar - 2015 V - 121
BAB V ANALISIS R - 35
bandul hanya membutuhkan waktu sedikit untuk
melakukan satu kali getaran dengan tali yang pendek.
Periode berayun sebuah bandul ditentukan panjang
bandul,kekuatan gravitasi dan amplitude θ0 (lebar
ayunan). Periode tidak tergantung pada massa bandul. Jika
amplitude terbatas oleh ayunan yang kecil,periode T
bandul sederhana, waktu yang diperlukan untuk satu
siklus lengkap adalah :
T=2 𝜋√ 𝑙/𝑔 θ0 << 1
Dimana L adalah panjang bandul dan g adalah gaya
gravitasi.
5.5 Resonansi Pada Pegas Heliks
Berdasarkan percobaan yang dilakukan perioda dan
frekuensi yang didapatkan berbeda beda berdasarkan
beban yang diberikan. Pada percobaan pertama percobaan
yang dilakukan adalah memberikan beban sebesar 100 gr
pada pegas heliks 25 N/m yang dikaitkan pada tiang,lalu
diakukan penarikan pegas sejauh 3 cm agar terjadi
getaran,target getaran disini adalah sebanyak 20 kali,pada
saat diberikan beban 100 gr maka periode awal atau T0 nya
adalah 0,55 s, dari situ bisa didapatkan Tr nya yaitu 1/20 x
8. Laboratorium Fisika Dasar - 2015 V - 122
BAB V ANALISIS R - 35
t,20 disini adalah ayunan yang kita tentukan kemudian
dikalikan dengan waktu yang dibutuhkan pegas untuk
mencapai 20 kali getaran. Berbeda dengan pemberian
beban sebesar 200 gr maka pegas pun akan bertambah
panjang daripada beban 100 gr. Hal ini berdasarkan pada
hukum hooke. Bila sebuah pegas ditarik oleh pasangan
gaya F maka pegas tersebut akan bertambah panjang
sebanding dengan besarnya gaya yanh mempengaruhi
gaya tersebut. Kemudian percobaannya dilakukan dengan
melepas pegas dari tiang dan percobaan dilakukan dengan
memegang pegas dan melakukan metode yang sama pada
percobaan yang pertama. Pada kedua percobaan
diatas,hasil yang lebih akurat dicapai adalah yang
menggunakan batang statif karena pada saat percobaan
tiang tidak akan bergerak dibandingkan dengan
menggunakan tangan yang mungkin bergetar pada saat
percobaan dilakukan. Pada kedua percobaan diambil
simpangannya 3 cm / y=3. Simpangan bisa diartikan
sebagai jarak pegas saat ditarik untuk menghasilkan
getaran. Hal ini berdasarkan data diatas terdapat hasil
berbeda diakibatkan beban yang diberikan juga berbeda.
Variasi beban ini sangat berpengaruh terhadap kecepatan
9. Laboratorium Fisika Dasar - 2015 V - 123
BAB V ANALISIS R - 35
pegas menarik beban yang diberikan,ini terlihat dari
kecepatan waktu yang diperoleh.
5.6 Hambatan Listrik
Dari grafik di pengolahan data untuk percobaan 1
maka hasil yang didapatkan tidak sesuai dengan hukum
ohm yang berbunyi “kuat arus berbanding lurus dengan
beda potensial dan berbanding terbalik dengan hambatan”
Dari grafik diatas pada semula kuat arus sebanding lurus
dengan tegangannya tapi pada titik akhir tegangannya
turun cukup jauh. Faktor factor yang menyebabkan tidak
sesuainya hasil dengan hukum ohm adalah alat yang
digunakan kurang berfungsi dengan baik,kemudian
kurang telitinya praktikan dalam membaca alat ukur. Pada
titik akhir V nya turun drastic karena kemungkinan
disebabkan oleh kesalah praktikan. Nilainya berubah
rubah karena berdasarkan pada kuat arus,semakin besar
hambatan maka semakin kecil kuat arusnya.
Dari grafik di pengolahan data untuk percobaan dua maka
hasil yang didapatkan tidak sesuai dengan hukum ohm
yang berbunyi “Kuat arus berbanding lurus dengan
tegangan dan berbanding terbalilk dengan hambatannya”.
10. Laboratorium Fisika Dasar - 2015 V - 124
BAB V ANALISIS R - 35
Pada grafik diatas,pada titik I 0,0598 turun ke 0,0595 yang
menyebabkan grafiknya tidak sesuai dengan hukum ohm.
Faktor factor yang menyebabkan tidak sesuainya hasil
dengan hukum ohm adalah alat yang digunakan kurang
berfungsi dengan baik,kemudian kurang telitinya
praktikan dalam membaca alat ukur. Pada bagian tengah
grafiknya turun kemudian naik lagi karena kemungkinan
kesalahan praktikan dalam membaca alat ukur. Nilainya
tidak berubah terlalu jauh karena berdasarkan hukum ohm.
5.7 Elektromagnet
Pola garis saris yang terbentuk medan magnet pada
penghantar lurus berbeda dengan solenoida maupun
penghantar lurus walaupun arus yang digunakan sama
yaitu arus DC. Faktor-faktor yang mempengaruhi
besarnya medan magnet disekitar kawat berarus listrik
bergantung pada factor factor dibawah ini :
Besarnya kuat arus yang mengalir pada
penghantar,pada pengumpulan data dengan jelas
digambarkan bahwa medan magnet yang
mempengaruhi garis garis pada pola serbuk besi
yang dialiri arus sebesar 2 V akan berbeda dengan
11. Laboratorium Fisika Dasar - 2015 V - 125
BAB V ANALISIS R - 35
4 V maupun seterusnya. Saat dialiri arus sebesar 2
V maka serbuk besi berada pada jarak yang agak
renggang satu sama lainnya. Sementara itu jika
arusnya dinaikkan maka serbuk besi akan saling
berdekatan hingga jarak antar serbuk besi agak
tersamarkan,hal itu disebabkan karena semakin
besar arus mengalir maka medan yang dihasilkan
juga besar. Hal ini diindikasikan dengan perubahan
yang pola terjadi pada se rbuk terhadap perubahan
aliran listrik yang dialirkan. Kemudian pada
kompas perajah akan menunjukkan arah yang
teratur yaitu utara dan selatan saja jika dialiri arus
listrik 2 V dan akan menunjukkan arah yang tidak
teratur jika dialiri arus 4 V. Hal itu disebabkan
karena medan magnet yang semakin besar dan
magnet mencari kutub yang berlawanan.
Jaraknya terhadap kawat penghantar. Objek yang
diletakkan pada penghantar akan menunjukkan
perubahan yang berbeda beda jika jaraknya
berbeda. Semakin jauh serbuk besi/magnet
diletakkan maka pengaruh medan magnet semakin
kecil dan tentu saja perubahan yang terlihat tidak
12. Laboratorium Fisika Dasar - 2015 V - 126
BAB V ANALISIS R - 35
terlalu jelas dibandingkan dengan meletakkan
serbuk besi/magnet disekitar penghantar dengan
jarak yang dekat.
Jumlah lilitan. Jumlah lilitan juga mempengaruhi
medan magnet yang dihasilkan kawat yang dialiri
arus listrik karena lilitan merupakan pendukung
besar atau tidaknya medan magnet yang
dihasilkan,jumlah lilitan ini didukung oleh aliran
arus listriknya. Pada jumlah lilitan yang sedikit
pola garis medan magnet yang dihasilkan akan
jarang atau akan terlihat jarak antar garis yang
dibentuk serbuk besi dibandingkan dengan jumlah
lilitan yang lebih banyak,sama dengan kompas
perajah,jumlah lilitan pun mempengaruhi gerakan
jarum pada kompas perajah,semakin banyak
jumlah lilitan maka jarum kompas akan bergerak
tidak beraturan dan jarum menunjukkan banyak
arah mata angin.
Banyaknya serbuk besi. Hal ini juga
mempengaruhi pola garis yang terbentuk,karena
serbuk besi merupakan indicator ada atau
tidak,serta besar atau kecilnya medan magnet yang
13. Laboratorium Fisika Dasar - 2015 V - 127
BAB V ANALISIS R - 35
dihasilkan. Semakin benyak serbuk besi maka
semakin jelas terlihat perubahan yang terjadi.
Bahan dan ukuran magnet,juga mempengaruhi
medan yang dihasilkan,berbeda bahan magnet
akan berbeda kekuatan magnet yang dihasilkan.
Begitu pula ukurannya,semakin besar bahan
kawat/magnet maka medan magnet yang
dihasilkan akan semakin besar.
Pada percobaan yang dilakukan,factor factor diatas
memang terbukti benar,dibuktikan dengan
perubahan yang ditunjukkan oleh indikatornya
yaitu kompas perajah dan serbuk besi. Intinya
bagaimana cara membentuk medan magnet
tersebut maka akan berpengaruh terhadap medan
magnet yang dihasilkan,dan factor yang
mendukung pembentukan medan magnet akan
berpengaruh terhadap medan magnet yang
dihasilkan.
5.8 Kalorimeter
Pengaruh kalor terhadap suatu zat antara lain :
14. Laboratorium Fisika Dasar - 2015 V - 128
BAB V ANALISIS R - 35
Pengaruh kalor terhadap massa benda. Untuk jenis
benda yang sama tetapi massanya berbeda kalor
yang diperlukan untuk menaikkan suhu yang sama
ternyata besarnya berbeda. Artinya semakin besar
massanya maka semakin besar pula kalor yang
dibutuhkan untuk menaikkan suhu benda tersebut.
Dengan demikian jumlah kalor yang diperlukan
sebanding dengan massa bendanya.
Pengaruh kalor terhadap jenis benda. Untuk jenis
benda yang berbeda tetapi massanya sama,kalor
yang diperlukan untuk menaikkan suhu yang sama
ternyata besarnya berbeda. Dengan demikian
jumlah kalor yanhg diberikan bergantung pada
jenis bendanya.
Pengaruh kalor terhadap suhu benda. Jumlah kalor
yang diberikan besarnya sebanding dengan
perubahan suhu benda. Artinya,makin banyak
kalor yang diberikan pada benda semakin besar
pula kenaikan suhu benda tersebut. Jadi banyaknya
kalor (Q) yang diperlukan untuk menaikkan suhu
suatu benda bergantung pada massa benda
15. Laboratorium Fisika Dasar - 2015 V - 129
BAB V ANALISIS R - 35
(m),kalor jenis benda (c) dan perubahan suhu
(deltaT)
Sedangkan perpindahan kalor yang ada pada hasil
praktikum dilakukan dengan memindahkan benda
kerja yang telah dipanaskan hingga mendidih
dalam gelas kimia kedalam calorimeter. Setelah
dilakukan percobaan,kalor jenis dari tiap logam
dapat diketahui yaitu Cbesi=103,612
J/Kg,Cal=333,316 J/Kg dan CCu=510578,28J/Kg.
Adapun ketidaksesuaian hasil penentuan kalor
jenis dengan konstanta atau ketetapan kalor jenis
disebabkan beberapa factor antara lain kesalan
praktikan dalam mengukur thermometer,ataupun
lupa mengganti air pada calorimeter pada saat
mengganti benda kerjanya dan masih banyak
factor yang menyebabkan ketidaksesuaian
tersebut.Penerapan asas black dalam pemecahan
masalah dan dalam kehidupan sehari hari adalah
fenomena yang ada disekitar kita misalnya saat
dicampurkannya air panas dan air dingin dan suhu
air panas turun seiring dengan banyaknya air
dingin ditambahkan. Hal ini dibahas dalam teori
16. Laboratorium Fisika Dasar - 2015 V - 130
BAB V ANALISIS R - 35
asas black. Ia menyatakan “pada pencampuran dua
zat,banyaknya kalor yang dilepas zat yang suhunya
lebih tinggi sama dengan kalor yang diterima zat
yang suhunya lebih rendah. Fenomena diatas dapat
disampaikan dengan hubungan seperti berikut :
Jika dua buah benda yang berbeda suhunya
dicampurkan,benda yang panas memberi kalor
pada benda yang dingin sehingga suhunya sama
Jumlah kalor yang diserap benda dingin sama
dengan jumlah kalor dilepas benda panas
Benda yang didinginkan melepas kalor yang sama
besar dengan kalor yang diserap bila dipanaskan.