SlideShare a Scribd company logo
BAB IV
PENGUKURAN LINIER PAKU DAN CRANKSHAFT
4.1 PROSEDUR PENGUKURAN
Langkah โ€“ langkah yang harus dilakukan untuk mengukur benda kerja
dengan menggunakan vernier caliper adalah sebagai berikut.
4.1.1 Pengukuran Linier Paku
1. Persiapkan paku dan alat ukur yang akan digunakan.
2. Beri nomor pada paku dengan nomor 1-4.
3. Lakukan pengukuran satu persatu dari empat paku yang ada.
4. Gunakan vernier caliper untuk mengukur (A) diameter batang, (B) diameter
kepala, dan (C) panjang paku sebanyak tiga kali.
Gambar 4.1 Geometri paku.( Modul Praktikum Metrologi Industri, 2017)
5. Tuliskan hasil pengukuran pada tabel 4.2.
6. Rapikan alat dan benda ukur yang digunakan ke tempat semula.
4.1.2 Pengukuran Linier Crankshaft
Alur pengukuran menggunakn vernier caliper sebagai berikut:
1. Persiapkan crankshaft dan alat ukur.
2. Tulis data awal pada lembar kerja meliputi temperatur awal dan kelembapan
ruangan.
3. Gunakan vernier caliper untuk mengukur geometri crankshaft.
4. Lakukan pengukuran sebanyak 3 kali sesuai gambar 4.2 dan tulis hasil
pengukuran panjang yang dilambangkan dengan angka 1 sampai 9 pada tabel
4.3 dan pengukuran diameter yang dilambangkan dengan I-V pada tabel 4.4.
Gambar 4.2 Crankshaft sisi kanan (A)(Solidwork 2016)
5. Lakukan pengukuran sebanyak 3 kali sesuai gambar 4.3 dan tulis hasil
pengukuran panjang yang dilambangkan dengan angka 1 sampai 4 pada tabel
4.5 dan pengukuran diameter yang dilambangkan dengan I-V pada tabel 4.6.
Gambar 4.3 Crankshaft sisi kiri (B) (Solidwork 2016)
6. Lakukan pengukuran sebanyak 3 kali sesuai gambar 4.4 ini dan tulis hasil
pengukuran panjang yang dilambangkan dengan A-L pada tabel 4.7.
Gambar 4.4 Connecting rod tampak atas, kanan, dan kiri.(Solidwork 2016)
7. Rapikan alat dan benda ukur yang digunakan ke tempat semula.
4.2 ALAT DAN BENDA UKUR
4.2.1 Alat Ukur
Alat ukur yang digunakan pada praktikum pengukuran linier paku dan
crankshaft adalah vernier caliper dan micrometer sekrup dengan detail produk
sebagai berikut.
A. Vernier Caliper
Tabel 4.1 Data alat ukur.
Merk Mitutoyo
Kapasitas Ukur 0 โ€“ 150 mm
Kecermatan 0,02 mm
Gambar 4.5 Vernier caliper (Laboratorium Metrologi Industri, 2017)
Keterangan gambar :
1. Inside jaws (rahang dalam) digunakan untuk mengukur diameter dalam benda.
2. Outside jaws (rahang luar) digunakan untuk mengukur diameter luar benda.
3. Clamp screw (pengunci) digunakan untuk mengunci bagian yang bergerak
dari vernier caliper.
4. Main scale (skala utama) digunakan untuk membaca hasil pengukuran suatu
benda.
5. Nonius scale (skala nonius) digunakan untuk membaca hasil pengukuran
suatu benda dengan skala detail yang ditunjukkan dengan nilai desimal di
belakang koma setelah pembacaan hasil pengukuran pada skala utama.
2
5
6
1
3
4
6. Depth bar digunakan untuk mengukur kedalaman suatu benda yang berbentuk
rongga.
B. Micrometer Sekrup
Tabel 4.2. Data Alat Ukur
Merk Mitutoyo
Kapasitas Ukur 50 โ€“ 75 mm
Kecermatan 0,01 mm
Gambar 4.6. Mikrometer Sekrup (Laboratorium Metrologi Industri, 2017)
Keterangan gambar :
1. Frame digunakan untuk meminimalkan terjadinya transfer panas dari
tangan manusia terhadap baja saat proses pengukuran.
2. Anvil atau poros tetap memiliki fungsi sebagai penahan saat sebuah benda
akan diukur dan ditempatkan diantara anvil dengan spindle.
3. Spindle atau poros gerak merupakan sebuah silinder yang bisa digerakan
menuju anvil.
4. Pengunci atau lock mempunyai fungsi untuk menahan spindle atau poros
gerak agar tidak bergerak saat proses pengukuran benda.
5. Sleeve merupakan tempat diletakannya skala utama( satuan milimeter ).
6. Thimble merupakan tempat skala nonius atau skala putar berada.
7. Ratchet Knob dipakai untuk memutar spindle atau poros gerak saat ujung
dari spindle telah dekat dengan benda yang akan di ukur.
6
2
4
1
3
5
7
4.2.2 Benda Kerja
Benda kerja yang digunakan dalam praktikum Metrologi Industri dan Kontrol
Kualitas 2017 pada pos pengukuran linier paku dan crankshaft adalah sebagai
berikut.
1. Paku
Paku yang digunakan dalam praktikum ini terdiri dari empat buah yang
ditunjukkan pada gambar 4.7 berikut.
Gambar 4.7 Paku (Laboratorium Metrologi Industri, 2017)
2. Crankshaft
Crankshaft yang digunakan dalam praktikum ini ditunjukkan pada gambar
4.8, 4.9, dan 4.10 berikut ini.
Gambar 4.8 Crankshaft (tampak atas) (Laboratorium Metrologi Industri, 2017)
(A) (B)
Gambar 4.9 Crankshaft tampak kanan(A) dan tampak kiri(B)(Laboratorium
Metrologi Industri, 2017)
3. Connecting rod
Connecting rod yang digunakan dalam praktikum kali ini dapat dilihat dari
gambar 4.10 dibawah ini.
Gambar 4.10 Connecting rod(Laboratorium Metrologi Industri, 2017)
4.3 PENGOLAHAN DATA
Dalam Praktikum pengukuran linier paku dan crankshaft pengolahan data
diperoleh dari perhitungan data hasil perhitungan yang disebutkan pada sub bab 4.2.1.
4.3.1 Data Hasil Pengukuran
Data hasil pengukuran dari pengukuran linier paku dan crankshaft dapat
dilihat dari tabel 4.2 โ€“ 4.7 di bawah ini.
Tabel 4.3 Data Pengukuran Paku dalam (mm).
Obye
k
Ukur
DK DB C
Pengukuran
1
Pengukuran
2
Pengukuran
3
Rata -
Rata
1 8.48 4.03 110.3 110.3 110.3 110.3
2 9.48 5.13 99.7 99.7 99.7 99.7
3 6.32 3.6 76.42 76.44 76.42 76.43.
4 5.44 2.8 80.14 80.13 80.13 80.14
5
Tabel 4.4 Data pengukuran crankshaft tampak atas sisi kanan (A) dalam (mm).
NO Hasil
Pengukuran 1
Hasil
Pengukuran 2
Hasil
Pengukuran 3
Rata โ€“ Rata
1 27.2 27.4 27.1 27.2333
2 23.3 23.2 21.3 22.2666
3 18.3 18.1 18.1 18.16667
4 22.5 21.3 22.2 21.332
5 1.9 1.9 1.8 1.8667
6 7 7 7.02 7.0033
7 1.3 1.3 1.3 1.3
8 90.4 90.6 90.2 90.43333
9 49.92 49.93 49.92 49.96667
Tabel 4.5 Data pengukuran diameter crankshaft tampak atas sisi kanan (A) dalam
(mm).
NO Hasil
Pengukuran 1
Hasil
Pengukuran 2
Hasil
Pengukuran 3
Rata โ€“ Rata
I 29 29.02 29.03 29.01333
II 43.33 41.33 41.30 41.316667
III 68 68.03 68.03 68.0333
IV 35.2 35.2 35.2 35.2
V 11.19 11.2 11.19 11.8333
Tabel 4.6 Data pengukuran crankshaft tampak atas sisi kiri (B) dalam (mm).
NO Hasil
Pengukuran 1
Hasil
Pengukuran 2
Hasil
Pengukuran 3
Rata โ€“ rata
1 11.2 11.21 11.20 11.20333
2 34.23 34.24 34.22 34.23
3 21.10 21.10 21.23 21.103333
4 21.20 21.12 21.13 21.15
Tabel 4.7 Data pengukuran diameter crankshaft tampak atas sisi kiri (B) dalam
(mm).
Tabel 4.8 Data pengukuran Connecting Rod (C) dalam (mm).
NO Hasil
Pengukuran 1
Hasil
Pengukuran 2
Hasil
Pengukuran 3
Rata- Rata
A 125.66 126.6 125.66 125.64
B 34.7 34.5 34.4 34.5
C 2.44 2.39 2.4 2.43
D 23 23 23 23
E 18 18.2 18 18.06
F 12.9 12.9 12.7 12.8
G 12 12 12.2 12.06
H 14.3 14.1 14.3 14.23
NO Hasil
Pengukuran 1
Hasil
Pengukuran 2
Hasil
Pengukuran 3
Rata-Rata
I 83 82.01 82 82.03333
II 20.3 20.3 20.4 20.3333
III 68.5 68.5 68.6 68.53333
IV 110.60 110.58 110.60 110.59333
V 105.51 105.52 105.50 105.53
I 10.9 10.6 10.7 10.73
J 11.8 11.8 11.6 11.3
K 4.84 4.82 4.84 4.83
L 26 26 26.02 26.04
4.3.2 Perhitungan Ralat
A. Paku
Sampel data dari tabel 4.2 pengukuran Paku 1 diketahui data sebagai berikut
yang disajikan pada tabel 4.7
Tabel 4.9 Sampel data pengukuran paku 1
Paku L ( ๐ฟฬ… โˆ’ ๐ฟ๐‘›)2
1 110.3 0
110.3 0
110.3 0
๐ฟฬ… = 110.3 ฮฃ =0
Berdasarkan tabel 4.9 maka pengukuran galat yang dihasilkan akan menjadi :
ฮฃ๐ฟ = |
๐ฟฬ…โˆ’๐ฟ ๐‘›
๐ฟฬ…
| ๐‘ฅ 100%
ฮฃ๐ฟ๐‘1 = |
110.3 โˆ’ 110 .3
110 .3
| ๐‘ฅ 100% = 0 %
ฮฃ๐ฟ๐‘2 = |
110.3 โˆ’ 110 .3
110 .3
| ๐‘ฅ 100% = 0%
ฮฃ๐ฟ๐‘3 = |
110.3 โˆ’ 110 .3
110 .3
| ๐‘ฅ 100% = 0%
๐›ฟ๐ฟ = โˆš
ฮฃ (๐ฟ ๐‘›โˆ’๐ฟฬ…)
๐‘›(๐‘›โˆ’1)
= โˆš
0
3(3โˆ’1)
= 0
Berdasarkan nilai ๐›ฟ๐ฟ yang dihasilkan, maka hasil perhitungan ralat panjang
paku 1 akan menjadi :
Nilai L sesungguhnya = ๐ฟฬ… ยฑ ๐›ฟ๐ฟ
= 0 ยฑ 0 mm
Ralat Nisbi = (
๐›ฟ๐ฟ
๐ฟฬ…
) ๐‘ฅ 100% = (
0
110.3
) ๐‘ฅ 100%
= 0%
Keseksamaan = (1 โˆ’
๐›ฟ๐ฟ
๐ฟฬ…
) ๐‘ฅ 100% = (1 โˆ’
0
110.3
) ๐‘ฅ 100%
= 100%
Dengan menggunakan cara perhitungan yang serupa pada setiap hasil
pengukuran dari tiap-tiap paku yang digunakan, maka akan dihasilkan resume hasil
perhitungan ralat seperti yang ditunjukan oleh tabel 4.9 berikut:
Tabel 4.10 Hasil perhitungan pengukuran linier paku
Pa
ku
ke
-
Galat
(%)
๐›ฟ๐ฟ
(mm)
Nilai
Sesungguhnya
(mm)
Ralat Nisbi
(%)
Keseks
amaan
(%)
๐ฟ1 ๐ฟ2 ๐ฟ3
1 0 0 0 0 0 0 100
2 0 0 0 0 0 0 100
3
0.017
123
0.0171
23
0.0171
23
0.0707
106
76.43 ยฑ
0.0707106
0.0009298
765
99.990
7
4 0 1.2478 1.2478
0.0577
35
80.14 ยฑ
0.057735
0.07204
99.927
95
B. Crankshaft
Sampel data pengukuran crankshaft diketahui dari tabel 4.10, sampel data
pegukuran crankshaft (L)
Tabel 4.11 Sampel data pengukuran crankshaft
Crankshaft L (Ln-๐ฟฬ…)2
1
27.2 0,0011
27.4 0,0278
27.1 0,01778
๐ฟฬ… = 27.2333 ฮฃ = 0.0467
๏‚ท Galat (Eror)
ฮฃ๐ฟ = |
๐ฟฬ…โˆ’๐ฟ ๐‘›
๐ฟฬ…
| ๐‘ฅ 100%
ฮฃ๐ฟ๐‘1 = |
27.2333 โˆ’ 27.2
27.333
| ๐‘ฅ 100% = 0.122%
ฮฃ๐ฟ๐‘2 = |
27.2333 โˆ’ 27.4
27.333
| ๐‘ฅ 100% = 0.612%
ฮฃ๐ฟ๐‘3 = |
27.2333โˆ’ 31.00
27.2333
| ๐‘ฅ 100%= 0.490%
๐›ฟ๐ฟ = โˆš
ฮฃ (๐ฟ ๐‘›โˆ’๐ฟ๐‘Ÿ๐‘Ž๐‘ก๐‘Žโˆ’๐‘Ÿ๐‘Ž๐‘ก๐‘Ž)
๐‘›(๐‘›โˆ’1)
= โˆš
0.0467
3(3โˆ’1)
= 0.088
Nilai L sesungguhnya = ๐ฟฬ… ยฑ ๐›ฟ๐ฟ
= 27.2333 ยฑ 0.088 mm
Ralat Nisbi = (
๐›ฟ๐ฟ
๐ฟฬ…
) ๐‘ฅ 100% = (
0.088
27.2333
) ๐‘ฅ 100%
= 0.1876%
Keseksamaan = (1 โˆ’
๐›ฟ๐ฟ
๐ฟฬ…
) ๐‘ฅ 100% = (1 โˆ’
0.088
27.2333
) ๐‘ฅ 100%
= 99.676%
Tabel 4.12 Hasil perhitungan crankshaft tampak atas sisi kanan (A)
No
Galat %
๐›ฟ๐ฟ
Ralat
Nisbi %
Keseksamaan %
L1 L2 L3
1 0.122 0.612 0.489 0.088 0.324 99.676
2 4.641 4.192 4.341 0.692 3.108 96.892
3 0.734 0.367 0.367 0.067 0.367 99.633
4 5.475 0150 4.069 0.594 2.786 97.214
5 1.784 1.784 3.573 0.033 1.786 98.214
6 0.047 0.047 0.238 0.007 0.101 99.899
7 0 0 0 0 0 100
8 0.037 0.184 0 0.118 0.130 99.870
9 0.093 0.073 0.093 0.031 0.062 99.938
Tabel 4.13 Hasil perhitungan diameter crankshaft tampak atas sisi kanan (A)
N
o
Galat %
๐›ฟ๐ฟ
Ralat Nisbi % Keseksamaan %
L1 L2 L3
1 0.046 0.023 0.057 0.009 0.031 99.969
2 4.873 0.032 0.040 0.8222 1.989 98.011
3 0.049 0.049 0.005 0.014 0.020 99.980
4 0 0 0 0 0 100
5 5.437 5.352 5.437 0.453 3.824 96.176
Tabel 4.14 Hasil perhitungan crankshaft tampak atas sisi kiri (B)
No Galat %
๐›ฟ๐ฟ
Ralat
Nisbi %
Keseksamaan %
L1 L2 L3
1 0.030 0.060 0.030 0.003 0.030 99.970
2 0 0.029 0.029 0.006 0.017 99.983
3 0.016 0.016 0.6 0.245 0.3483 99.755
4 0.236 0.142 0 0.025 0.119 99.881
Tabel 4.15 Hasil perhitungan diameter crankshaft tampak atas sisi kiri (B)
No Galat %
๐›ฟ๐ฟ
Ralat
Nisbi %
Keseksamaan %
L1 L2 L3
1 1.178 0.028 0.041 0.395 0.482 99.518
2 0.164 0.164 0.328 0.033 0.164 99.836
3 0.049 0.049 0.097 0.033 0.049 99.951
4 0.006 0.012 0 0.007 0.006 99.994
5 0.019 0.009 0.028 0.015 0.014 99.986
Tabel 4.16 Hasil perhitungan connecting rod (C)
No
Galat %
๐›ฟ๐ฟ
Ralat
Nisbi %
Keseksamaan %
L1 L2 L3
1 0.016 0.764 0.016 0.392 0.312 99.688
2 0.580 0 0.290 0.091 0.265 99.735
3 0.412 0.412 1.235 0.021 0.857 99.143
4 0 0 0 0 0 100
5 0.332 0.775 0.332 0.067 0.370 99.630
6 0.781 0.0781 0.781 0.071 0.552 99.448
7 0.498 0.498 1.161 0.067 0.554 99.446
8 0.492 0.492 0.492 0.067 0.469 99.531
9 1.584 1.212 0 0.088 0.822 99.178
10 4.425 4.425 2.655 0.314 2.775 97.225
11 0.207 0.207 0.207 0.007 0.146 99.854
12 0.154 0.154 0.077 0.024 0.094 99.906
4.3.3 Gambar 2D dan 3D Menggunakan Dimensi Hasil Pengukuran
Untuk mempermudah dalam memahami benda yang diukur dalam praktikum
ini, maka perlu dibuat suatu gambar teknik. Gambar teknik berikut menampilkan lima
buah paku dan ketiga bagian crankshaft yang diukur. Gambar teknik ini dibuat
dengan solidworks. Berikut adalah gambar 2D dan 3D dari paku dan crankshaft.
4.3.3.1 Gambar 2D
A. Paku
Terlampir
B. Crankshaft
Terlampir
4.3.3.2 Gambar 3D
A. Paku
Terlampir
B. Crankshaft
Terlampir
4.4 Aplikasi Pengukuran Linier Paku dan Crankshaft
Dikutip dari jurnal โ€œDesign and experimental verification of novel six-
degree of freedom geometric error measurement system for linear stageโ€, dapat
disimpulkan, dalam penelitian ini, sebuah sistem pengukuran sederhana dan
sederhana untuk mengukur kesalahan geometrik secara simultan dalam enam derajat
kebebasan (6-DOF) untuk tahap linier bergerak dari alat mesin dirancang dan
divalidasi. Dibandingkan dengan laser interferometer dan sistem laser Doppler,
sistem pengukuran baru ini lebih murah dan mampu beberapa fungsi. Sistem
pengukuran yang diusulkan terdiri dari modul optik, terdiri dari dua reflektor dan dua
pemisah balok kubik; Modul penginderaan, terdiri dari tiga detektor sensitif posisi
dua dimensi (PSD); Dan laser helium-neon (He-Ne). Dengan menggunakan
pelacakan skew-ray dan rangkaian deret Taylor urutan-pertama, kesalahan geometris
6-DOF dari tahap linier bergerak, yang meliputi kesalahan translasi dan rotasi,
dianalisis. Sistem prototipe laboratorium dibangun untuk memverifikasi keefektifan
dan keakuratan sistem pengukuran yang diusulkan. Hasil percobaan menunjukkan
bahwa ketidakpastian perpindahan dan ketidakpastian sudut dari sistem pengukuran
yang diusulkan masing-masing kurang dari 1,2 ฮผm dan 0,4 ". Dibandingkan dengan
laser laser interferometer Renishaw XL-80, akurasi translasi dan akurasi rotasi dari
sistem pengukuran yang diusulkan masing-masing kurang dari ยฑ 1 ฮผm dan ยฑ 0,2 ",
bila tahap linier melaju 6 mm.(Yu Ta Chen,dkk)
Selama inspeksi platform minyak dan gas Laut Utara, sebuah celah
diidentifikasi pada Poros engkol kompresor. Selanjutnya, komponen tersebut
mengalami penundaan dan pemeriksaan kegagalan Dilakukan untuk mengetahui
mekanisme kegagalan. Crankshaft dianalisis dengan menggunakan Berbagai teknik
pemeriksaan, pengukuran dan fraksografi. Pemeriksaan partikel magnetik (MPI)
menunjukkan bahwa celah tersebut diperpanjang untuk sebagian besar Panjang poros,
berputar sekitar 225 derajat lingkar poros. Pemindaian laser memverifikasi dimensi
dan konsentrisitas poros engkol berada di dalamnya Sesuai dengan spesifikasi
pabriknya. Pada bagian retak dan memaksanya Terbuka, fitur rekahan yang kompleks
terungkap. Mikroskop elektron optik dan pemindaian Digunakan untuk memeriksa
fitur ini dan juga permukaan poros engkol. Investigasi menentukan bahwa
mekanisme kegagalan poros engkol itu Mungkin kelelahan korosi, mulai dari
serangan korosif lokal pada poros engkol permukaan.(William, dkk)

More Related Content

What's hot

Teori perhitungan teodolith
Teori perhitungan teodolithTeori perhitungan teodolith
Teori perhitungan teodolith
lalu hadi sadikin
ย 
Proses manufaktur mesin bubut
Proses manufaktur mesin bubutProses manufaktur mesin bubut
Proses manufaktur mesin bubut
Nur Hidayah
ย 
MIKROSKOP ELEKTRON
MIKROSKOP ELEKTRONMIKROSKOP ELEKTRON
MIKROSKOP ELEKTRON
MAFIA '11
ย 
Makalah teknik kerja bangku dan pelat
Makalah teknik kerja bangku dan pelatMakalah teknik kerja bangku dan pelat
Makalah teknik kerja bangku dan pelat
Mask Black
ย 
Peralatan kerja bangku
Peralatan kerja bangkuPeralatan kerja bangku
Peralatan kerja bangku
Edi Sutanto
ย 
Iuw 3 pengukuran jarak
Iuw   3 pengukuran jarakIuw   3 pengukuran jarak
Iuw 3 pengukuran jarak
Kharistya Amaru
ย 
Peralatan kerja bangku untuk smk kelas 10
Peralatan kerja bangku untuk smk kelas 10Peralatan kerja bangku untuk smk kelas 10
Peralatan kerja bangku untuk smk kelas 10
isan sell
ย 
TUTORIAL MENGGAMBAR 3D DAN SURFACE MILLING DENGAN MASTERCAM X5 SERTA SIMULASI...
TUTORIAL MENGGAMBAR 3D DAN SURFACE MILLING DENGAN MASTERCAM X5 SERTA SIMULASI...TUTORIAL MENGGAMBAR 3D DAN SURFACE MILLING DENGAN MASTERCAM X5 SERTA SIMULASI...
TUTORIAL MENGGAMBAR 3D DAN SURFACE MILLING DENGAN MASTERCAM X5 SERTA SIMULASI...
Aan Aan
ย 
Ukuran etiket dan garis tepi menurut standar iso
Ukuran etiket dan garis tepi menurut standar isoUkuran etiket dan garis tepi menurut standar iso
Ukuran etiket dan garis tepi menurut standar iso
Thoharudin Hanafi
ย 
Memahami Gambar Teknik
Memahami Gambar TeknikMemahami Gambar Teknik
Memahami Gambar Teknik
Ahmad Faozi
ย 
Ukuran keterangan gambar.ppt
Ukuran keterangan gambar.pptUkuran keterangan gambar.ppt
Ukuran keterangan gambar.ppt
AbqoriAula1
ย 
Laporan akhir praktikum cnc
Laporan akhir praktikum cncLaporan akhir praktikum cnc
Laporan akhir praktikum cnc
Bung HaFied
ย 
Presentasi Mesin Bubut
Presentasi Mesin BubutPresentasi Mesin Bubut
Presentasi Mesin Bubut
EssyKarundeng
ย 
Materi 2. Etiket Gambar teknik
Materi 2. Etiket Gambar teknikMateri 2. Etiket Gambar teknik
Materi 2. Etiket Gambar teknik
Syaifi Al-Mahfudzi
ย 
Ilmu Ukur Tanah by Yuli Kusumawati
Ilmu Ukur Tanah by Yuli KusumawatiIlmu Ukur Tanah by Yuli Kusumawati
Ilmu Ukur Tanah by Yuli Kusumawati
yulika usman
ย 
PENGENALAN ALAT UKUR TANAH DASAR
PENGENALAN ALAT UKUR TANAH DASARPENGENALAN ALAT UKUR TANAH DASAR
PENGENALAN ALAT UKUR TANAH DASAR
inka -chan
ย 
Laporan AutoCAD
Laporan AutoCADLaporan AutoCAD
Laporan AutoCAD
Eko Priyanto
ย 
Modul1
Modul1Modul1

What's hot (20)

Teori perhitungan teodolith
Teori perhitungan teodolithTeori perhitungan teodolith
Teori perhitungan teodolith
ย 
Proses manufaktur mesin bubut
Proses manufaktur mesin bubutProses manufaktur mesin bubut
Proses manufaktur mesin bubut
ย 
MIKROSKOP ELEKTRON
MIKROSKOP ELEKTRONMIKROSKOP ELEKTRON
MIKROSKOP ELEKTRON
ย 
Makalah teknik kerja bangku dan pelat
Makalah teknik kerja bangku dan pelatMakalah teknik kerja bangku dan pelat
Makalah teknik kerja bangku dan pelat
ย 
Peralatan kerja bangku
Peralatan kerja bangkuPeralatan kerja bangku
Peralatan kerja bangku
ย 
Iuw 3 pengukuran jarak
Iuw   3 pengukuran jarakIuw   3 pengukuran jarak
Iuw 3 pengukuran jarak
ย 
Peralatan kerja bangku untuk smk kelas 10
Peralatan kerja bangku untuk smk kelas 10Peralatan kerja bangku untuk smk kelas 10
Peralatan kerja bangku untuk smk kelas 10
ย 
TUTORIAL MENGGAMBAR 3D DAN SURFACE MILLING DENGAN MASTERCAM X5 SERTA SIMULASI...
TUTORIAL MENGGAMBAR 3D DAN SURFACE MILLING DENGAN MASTERCAM X5 SERTA SIMULASI...TUTORIAL MENGGAMBAR 3D DAN SURFACE MILLING DENGAN MASTERCAM X5 SERTA SIMULASI...
TUTORIAL MENGGAMBAR 3D DAN SURFACE MILLING DENGAN MASTERCAM X5 SERTA SIMULASI...
ย 
Ukuran etiket dan garis tepi menurut standar iso
Ukuran etiket dan garis tepi menurut standar isoUkuran etiket dan garis tepi menurut standar iso
Ukuran etiket dan garis tepi menurut standar iso
ย 
Pengenalan Ilmu Ukur Tanah
Pengenalan Ilmu Ukur TanahPengenalan Ilmu Ukur Tanah
Pengenalan Ilmu Ukur Tanah
ย 
Memahami Gambar Teknik
Memahami Gambar TeknikMemahami Gambar Teknik
Memahami Gambar Teknik
ย 
Ukuran keterangan gambar.ppt
Ukuran keterangan gambar.pptUkuran keterangan gambar.ppt
Ukuran keterangan gambar.ppt
ย 
Laporan akhir praktikum cnc
Laporan akhir praktikum cncLaporan akhir praktikum cnc
Laporan akhir praktikum cnc
ย 
Presentasi Mesin Bubut
Presentasi Mesin BubutPresentasi Mesin Bubut
Presentasi Mesin Bubut
ย 
Laporan Praktikum Pemesinan
Laporan Praktikum PemesinanLaporan Praktikum Pemesinan
Laporan Praktikum Pemesinan
ย 
Materi 2. Etiket Gambar teknik
Materi 2. Etiket Gambar teknikMateri 2. Etiket Gambar teknik
Materi 2. Etiket Gambar teknik
ย 
Ilmu Ukur Tanah by Yuli Kusumawati
Ilmu Ukur Tanah by Yuli KusumawatiIlmu Ukur Tanah by Yuli Kusumawati
Ilmu Ukur Tanah by Yuli Kusumawati
ย 
PENGENALAN ALAT UKUR TANAH DASAR
PENGENALAN ALAT UKUR TANAH DASARPENGENALAN ALAT UKUR TANAH DASAR
PENGENALAN ALAT UKUR TANAH DASAR
ย 
Laporan AutoCAD
Laporan AutoCADLaporan AutoCAD
Laporan AutoCAD
ย 
Modul1
Modul1Modul1
Modul1
ย 

Similar to BAB IV PENGUKURAN LINIER PAKU DAN CRANKSHAFT

BAB I PENGUKURAN KEDATARAN PLAT DAN KEBULATAN PISTON
BAB I PENGUKURAN KEDATARAN PLAT DAN KEBULATAN PISTONBAB I PENGUKURAN KEDATARAN PLAT DAN KEBULATAN PISTON
BAB I PENGUKURAN KEDATARAN PLAT DAN KEBULATAN PISTON
Amrih Prayogo
ย 
BAB II PENGUKURAN RODA GIGI DAN PLAT SEGITIGA
BAB II PENGUKURAN RODA GIGI DAN PLAT SEGITIGABAB II PENGUKURAN RODA GIGI DAN PLAT SEGITIGA
BAB II PENGUKURAN RODA GIGI DAN PLAT SEGITIGA
Amrih Prayogo
ย 
Bab ii alat ukur
Bab ii alat ukurBab ii alat ukur
Bab ii alat ukur
Sunarya Jaya
ย 
Mesin bubut
Mesin bubutMesin bubut
Mesin bubut
hardian leadership
ย 
Mesin bubut
Mesin bubutMesin bubut
Mesin bubut
ilyas ade chandra
ย 
Laporan praktikum jangka sorong
Laporan praktikum jangka sorongLaporan praktikum jangka sorong
Laporan praktikum jangka sorongwindi pujiwati
ย 
Memahami kaidah pengukuran TEKNIK MESIN
Memahami kaidah pengukuran  TEKNIK MESINMemahami kaidah pengukuran  TEKNIK MESIN
Memahami kaidah pengukuran TEKNIK MESINEko Supriyadi
ย 
metrologi-industri-12120409101
metrologi-industri-12120409101metrologi-industri-12120409101
metrologi-industri-12120409101
anggah12
ย 
LKPD PEMBUATAN RODA GIGI LURUS_DONNY AB_T. MESIN.pdf
LKPD PEMBUATAN RODA GIGI LURUS_DONNY AB_T. MESIN.pdfLKPD PEMBUATAN RODA GIGI LURUS_DONNY AB_T. MESIN.pdf
LKPD PEMBUATAN RODA GIGI LURUS_DONNY AB_T. MESIN.pdf
DonnyAsmarawanBios1
ย 
MICROMETER.pptx
MICROMETER.pptxMICROMETER.pptx
MICROMETER.pptx
FerryKurniaRatnaDewi
ย 
Alat-Ukur-meknik-otomotif.ppt
Alat-Ukur-meknik-otomotif.pptAlat-Ukur-meknik-otomotif.ppt
Alat-Ukur-meknik-otomotif.ppt
AdiPutro15
ย 
BAB III PENGUKURAN DIAMETER MUR DAN GEOMETRI ULIR
BAB III PENGUKURAN DIAMETER MUR DAN GEOMETRI ULIRBAB III PENGUKURAN DIAMETER MUR DAN GEOMETRI ULIR
BAB III PENGUKURAN DIAMETER MUR DAN GEOMETRI ULIR
Amrih Prayogo
ย 
Pengukuran
PengukuranPengukuran
Pengukuran
Eko Supriyadi
ย 
PENGUKURAN LINIER
PENGUKURAN LINIERPENGUKURAN LINIER
PENGUKURAN LINIER
Imam budiyanto
ย 
Master mr.mawie
Master mr.mawieMaster mr.mawie
Master mr.mawie
su Herman
ย 
Besaran dan satuan fisika smk
Besaran dan satuan fisika smkBesaran dan satuan fisika smk
Besaran dan satuan fisika smk
emri3
ย 
Bab iii ANALISA PENGARUH PUTARAN SPINDEL DAN KECEPATAN MAKAN TERHADAP KEKASA...
Bab iii ANALISA PENGARUH  PUTARAN SPINDEL DAN KECEPATAN MAKAN TERHADAP KEKASA...Bab iii ANALISA PENGARUH  PUTARAN SPINDEL DAN KECEPATAN MAKAN TERHADAP KEKASA...
Bab iii ANALISA PENGARUH PUTARAN SPINDEL DAN KECEPATAN MAKAN TERHADAP KEKASA...
bram santo
ย 
Ke 1 pengukuran
Ke 1 pengukuranKe 1 pengukuran
Ke 1 pengukuran
billy ferdian
ย 
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENDALIAN KUALITAS STATISTIK UAS - FARIDA NUR DADARI
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENDALIAN KUALITAS STATISTIK UAS - FARIDA NUR DADARILAPORAN PRAKTIKUM PENGENDALIAN KUALITAS STATISTIK UAS - FARIDA NUR DADARI
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENDALIAN KUALITAS STATISTIK UAS - FARIDA NUR DADARI
Farida Dadari
ย 

Similar to BAB IV PENGUKURAN LINIER PAKU DAN CRANKSHAFT (20)

BAB I PENGUKURAN KEDATARAN PLAT DAN KEBULATAN PISTON
BAB I PENGUKURAN KEDATARAN PLAT DAN KEBULATAN PISTONBAB I PENGUKURAN KEDATARAN PLAT DAN KEBULATAN PISTON
BAB I PENGUKURAN KEDATARAN PLAT DAN KEBULATAN PISTON
ย 
BAB II PENGUKURAN RODA GIGI DAN PLAT SEGITIGA
BAB II PENGUKURAN RODA GIGI DAN PLAT SEGITIGABAB II PENGUKURAN RODA GIGI DAN PLAT SEGITIGA
BAB II PENGUKURAN RODA GIGI DAN PLAT SEGITIGA
ย 
Bab ii alat ukur
Bab ii alat ukurBab ii alat ukur
Bab ii alat ukur
ย 
Mesin bubut
Mesin bubutMesin bubut
Mesin bubut
ย 
Mesin bubut
Mesin bubutMesin bubut
Mesin bubut
ย 
Laporan praktikum jangka sorong
Laporan praktikum jangka sorongLaporan praktikum jangka sorong
Laporan praktikum jangka sorong
ย 
Memahami kaidah pengukuran TEKNIK MESIN
Memahami kaidah pengukuran  TEKNIK MESINMemahami kaidah pengukuran  TEKNIK MESIN
Memahami kaidah pengukuran TEKNIK MESIN
ย 
metrologi-industri-12120409101
metrologi-industri-12120409101metrologi-industri-12120409101
metrologi-industri-12120409101
ย 
LKPD PEMBUATAN RODA GIGI LURUS_DONNY AB_T. MESIN.pdf
LKPD PEMBUATAN RODA GIGI LURUS_DONNY AB_T. MESIN.pdfLKPD PEMBUATAN RODA GIGI LURUS_DONNY AB_T. MESIN.pdf
LKPD PEMBUATAN RODA GIGI LURUS_DONNY AB_T. MESIN.pdf
ย 
MICROMETER.pptx
MICROMETER.pptxMICROMETER.pptx
MICROMETER.pptx
ย 
Alat-Ukur-meknik-otomotif.ppt
Alat-Ukur-meknik-otomotif.pptAlat-Ukur-meknik-otomotif.ppt
Alat-Ukur-meknik-otomotif.ppt
ย 
BAB III PENGUKURAN DIAMETER MUR DAN GEOMETRI ULIR
BAB III PENGUKURAN DIAMETER MUR DAN GEOMETRI ULIRBAB III PENGUKURAN DIAMETER MUR DAN GEOMETRI ULIR
BAB III PENGUKURAN DIAMETER MUR DAN GEOMETRI ULIR
ย 
Pengukuran
PengukuranPengukuran
Pengukuran
ย 
PENGUKURAN LINIER
PENGUKURAN LINIERPENGUKURAN LINIER
PENGUKURAN LINIER
ย 
Master mr.mawie
Master mr.mawieMaster mr.mawie
Master mr.mawie
ย 
Besaran dan satuan fisika smk
Besaran dan satuan fisika smkBesaran dan satuan fisika smk
Besaran dan satuan fisika smk
ย 
Bab iii ANALISA PENGARUH PUTARAN SPINDEL DAN KECEPATAN MAKAN TERHADAP KEKASA...
Bab iii ANALISA PENGARUH  PUTARAN SPINDEL DAN KECEPATAN MAKAN TERHADAP KEKASA...Bab iii ANALISA PENGARUH  PUTARAN SPINDEL DAN KECEPATAN MAKAN TERHADAP KEKASA...
Bab iii ANALISA PENGARUH PUTARAN SPINDEL DAN KECEPATAN MAKAN TERHADAP KEKASA...
ย 
Ke 1 pengukuran
Ke 1 pengukuranKe 1 pengukuran
Ke 1 pengukuran
ย 
Bab iv
Bab ivBab iv
Bab iv
ย 
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENDALIAN KUALITAS STATISTIK UAS - FARIDA NUR DADARI
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENDALIAN KUALITAS STATISTIK UAS - FARIDA NUR DADARILAPORAN PRAKTIKUM PENGENDALIAN KUALITAS STATISTIK UAS - FARIDA NUR DADARI
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENDALIAN KUALITAS STATISTIK UAS - FARIDA NUR DADARI
ย 

More from Amrih Prayogo

UNDERWATER WELDING
UNDERWATER WELDINGUNDERWATER WELDING
UNDERWATER WELDING
Amrih Prayogo
ย 
Bab 3 METODOLOGI PENGUJIAN
Bab 3 METODOLOGI PENGUJIANBab 3 METODOLOGI PENGUJIAN
Bab 3 METODOLOGI PENGUJIAN
Amrih Prayogo
ย 
Bab 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab 4 HASIL DAN PEMBAHASANBab 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
Amrih Prayogo
ย 
BAB V PENGUKURAN KEKASARAN PERMUKAAN
BAB V PENGUKURAN KEKASARAN PERMUKAANBAB V PENGUKURAN KEKASARAN PERMUKAAN
BAB V PENGUKURAN KEKASARAN PERMUKAAN
Amrih Prayogo
ย 
Jenis-jenis Permesinan Konvensional
Jenis-jenis Permesinan KonvensionalJenis-jenis Permesinan Konvensional
Jenis-jenis Permesinan Konvensional
Amrih Prayogo
ย 
Membuat tirus 14,7 derajat pada mesin bubut
Membuat tirus 14,7 derajat pada mesin bubutMembuat tirus 14,7 derajat pada mesin bubut
Membuat tirus 14,7 derajat pada mesin bubut
Amrih Prayogo
ย 
2.2 Mesin Frais
2.2 Mesin Frais2.2 Mesin Frais
2.2 Mesin Frais
Amrih Prayogo
ย 
Bab III Metotologi Praktikum CNC TU 3A
Bab III Metotologi Praktikum CNC TU 3ABab III Metotologi Praktikum CNC TU 3A
Bab III Metotologi Praktikum CNC TU 3A
Amrih Prayogo
ย 
Makalah Produksi bearing
Makalah Produksi bearingMakalah Produksi bearing
Makalah Produksi bearing
Amrih Prayogo
ย 
Makalah Maintenance turbin gas
Makalah Maintenance turbin gasMakalah Maintenance turbin gas
Makalah Maintenance turbin gas
Amrih Prayogo
ย 
Laporan kunjungan industri upt balai yasa yogyakarta
Laporan kunjungan industri upt balai yasa yogyakartaLaporan kunjungan industri upt balai yasa yogyakarta
Laporan kunjungan industri upt balai yasa yogyakarta
Amrih Prayogo
ย 
Pengerasan permukaan induksi
Pengerasan permukaan induksiPengerasan permukaan induksi
Pengerasan permukaan induksi
Amrih Prayogo
ย 

More from Amrih Prayogo (12)

UNDERWATER WELDING
UNDERWATER WELDINGUNDERWATER WELDING
UNDERWATER WELDING
ย 
Bab 3 METODOLOGI PENGUJIAN
Bab 3 METODOLOGI PENGUJIANBab 3 METODOLOGI PENGUJIAN
Bab 3 METODOLOGI PENGUJIAN
ย 
Bab 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab 4 HASIL DAN PEMBAHASANBab 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
ย 
BAB V PENGUKURAN KEKASARAN PERMUKAAN
BAB V PENGUKURAN KEKASARAN PERMUKAANBAB V PENGUKURAN KEKASARAN PERMUKAAN
BAB V PENGUKURAN KEKASARAN PERMUKAAN
ย 
Jenis-jenis Permesinan Konvensional
Jenis-jenis Permesinan KonvensionalJenis-jenis Permesinan Konvensional
Jenis-jenis Permesinan Konvensional
ย 
Membuat tirus 14,7 derajat pada mesin bubut
Membuat tirus 14,7 derajat pada mesin bubutMembuat tirus 14,7 derajat pada mesin bubut
Membuat tirus 14,7 derajat pada mesin bubut
ย 
2.2 Mesin Frais
2.2 Mesin Frais2.2 Mesin Frais
2.2 Mesin Frais
ย 
Bab III Metotologi Praktikum CNC TU 3A
Bab III Metotologi Praktikum CNC TU 3ABab III Metotologi Praktikum CNC TU 3A
Bab III Metotologi Praktikum CNC TU 3A
ย 
Makalah Produksi bearing
Makalah Produksi bearingMakalah Produksi bearing
Makalah Produksi bearing
ย 
Makalah Maintenance turbin gas
Makalah Maintenance turbin gasMakalah Maintenance turbin gas
Makalah Maintenance turbin gas
ย 
Laporan kunjungan industri upt balai yasa yogyakarta
Laporan kunjungan industri upt balai yasa yogyakartaLaporan kunjungan industri upt balai yasa yogyakarta
Laporan kunjungan industri upt balai yasa yogyakarta
ย 
Pengerasan permukaan induksi
Pengerasan permukaan induksiPengerasan permukaan induksi
Pengerasan permukaan induksi
ย 

Recently uploaded

Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Kanaidi ken
ย 
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul AjarPowerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
MashudiMashudi12
ย 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
Kanaidi ken
ย 
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Fathan Emran
ย 
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata anginMedia Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
margagurifma2023
ย 
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos ValidasiAksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
DinaSetiawan2
ย 
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs KonsekuensiAksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
sabir51
ย 
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdekaKKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
irvansupriadi44
ย 
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docxLaporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
RUBEN Mbiliyora
ย 
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
nasrudienaulia
ย 
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKANSAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
NURULNAHARIAHBINTIAH
ย 
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdfKisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
indraayurestuw
ย 
Kebijakan PPDB Siswa SMA dan SMK DIY 2024
Kebijakan PPDB Siswa SMA dan SMK DIY 2024Kebijakan PPDB Siswa SMA dan SMK DIY 2024
Kebijakan PPDB Siswa SMA dan SMK DIY 2024
DrEngMahmudKoriEffen
ย 
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdfKelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
JALANJALANKENYANG
ย 
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdfJuknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
HendraSagita2
ย 
2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...
2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...
2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...
PikeKusumaSantoso
ย 
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOKPENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
GusniartiGusniarti5
ย 
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptxMateri 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
ahyani72
ย 
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptxGERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
fildiausmayusuf1
ย 
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
SABDA
ย 

Recently uploaded (20)

Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
ย 
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul AjarPowerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
ย 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
ย 
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
ย 
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata anginMedia Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
ย 
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos ValidasiAksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
ย 
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs KonsekuensiAksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
ย 
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdekaKKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
ย 
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docxLaporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
ย 
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
ย 
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKANSAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
ย 
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdfKisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
ย 
Kebijakan PPDB Siswa SMA dan SMK DIY 2024
Kebijakan PPDB Siswa SMA dan SMK DIY 2024Kebijakan PPDB Siswa SMA dan SMK DIY 2024
Kebijakan PPDB Siswa SMA dan SMK DIY 2024
ย 
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdfKelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
ย 
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdfJuknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
ย 
2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...
2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...
2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...
ย 
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOKPENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
ย 
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptxMateri 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
ย 
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptxGERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
ย 
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
ย 

BAB IV PENGUKURAN LINIER PAKU DAN CRANKSHAFT

  • 1. BAB IV PENGUKURAN LINIER PAKU DAN CRANKSHAFT 4.1 PROSEDUR PENGUKURAN Langkah โ€“ langkah yang harus dilakukan untuk mengukur benda kerja dengan menggunakan vernier caliper adalah sebagai berikut. 4.1.1 Pengukuran Linier Paku 1. Persiapkan paku dan alat ukur yang akan digunakan. 2. Beri nomor pada paku dengan nomor 1-4. 3. Lakukan pengukuran satu persatu dari empat paku yang ada. 4. Gunakan vernier caliper untuk mengukur (A) diameter batang, (B) diameter kepala, dan (C) panjang paku sebanyak tiga kali. Gambar 4.1 Geometri paku.( Modul Praktikum Metrologi Industri, 2017) 5. Tuliskan hasil pengukuran pada tabel 4.2. 6. Rapikan alat dan benda ukur yang digunakan ke tempat semula. 4.1.2 Pengukuran Linier Crankshaft Alur pengukuran menggunakn vernier caliper sebagai berikut: 1. Persiapkan crankshaft dan alat ukur. 2. Tulis data awal pada lembar kerja meliputi temperatur awal dan kelembapan ruangan. 3. Gunakan vernier caliper untuk mengukur geometri crankshaft. 4. Lakukan pengukuran sebanyak 3 kali sesuai gambar 4.2 dan tulis hasil pengukuran panjang yang dilambangkan dengan angka 1 sampai 9 pada tabel 4.3 dan pengukuran diameter yang dilambangkan dengan I-V pada tabel 4.4.
  • 2. Gambar 4.2 Crankshaft sisi kanan (A)(Solidwork 2016) 5. Lakukan pengukuran sebanyak 3 kali sesuai gambar 4.3 dan tulis hasil pengukuran panjang yang dilambangkan dengan angka 1 sampai 4 pada tabel 4.5 dan pengukuran diameter yang dilambangkan dengan I-V pada tabel 4.6. Gambar 4.3 Crankshaft sisi kiri (B) (Solidwork 2016) 6. Lakukan pengukuran sebanyak 3 kali sesuai gambar 4.4 ini dan tulis hasil pengukuran panjang yang dilambangkan dengan A-L pada tabel 4.7. Gambar 4.4 Connecting rod tampak atas, kanan, dan kiri.(Solidwork 2016) 7. Rapikan alat dan benda ukur yang digunakan ke tempat semula.
  • 3. 4.2 ALAT DAN BENDA UKUR 4.2.1 Alat Ukur Alat ukur yang digunakan pada praktikum pengukuran linier paku dan crankshaft adalah vernier caliper dan micrometer sekrup dengan detail produk sebagai berikut. A. Vernier Caliper Tabel 4.1 Data alat ukur. Merk Mitutoyo Kapasitas Ukur 0 โ€“ 150 mm Kecermatan 0,02 mm Gambar 4.5 Vernier caliper (Laboratorium Metrologi Industri, 2017) Keterangan gambar : 1. Inside jaws (rahang dalam) digunakan untuk mengukur diameter dalam benda. 2. Outside jaws (rahang luar) digunakan untuk mengukur diameter luar benda. 3. Clamp screw (pengunci) digunakan untuk mengunci bagian yang bergerak dari vernier caliper. 4. Main scale (skala utama) digunakan untuk membaca hasil pengukuran suatu benda. 5. Nonius scale (skala nonius) digunakan untuk membaca hasil pengukuran suatu benda dengan skala detail yang ditunjukkan dengan nilai desimal di belakang koma setelah pembacaan hasil pengukuran pada skala utama. 2 5 6 1 3 4
  • 4. 6. Depth bar digunakan untuk mengukur kedalaman suatu benda yang berbentuk rongga. B. Micrometer Sekrup Tabel 4.2. Data Alat Ukur Merk Mitutoyo Kapasitas Ukur 50 โ€“ 75 mm Kecermatan 0,01 mm Gambar 4.6. Mikrometer Sekrup (Laboratorium Metrologi Industri, 2017) Keterangan gambar : 1. Frame digunakan untuk meminimalkan terjadinya transfer panas dari tangan manusia terhadap baja saat proses pengukuran. 2. Anvil atau poros tetap memiliki fungsi sebagai penahan saat sebuah benda akan diukur dan ditempatkan diantara anvil dengan spindle. 3. Spindle atau poros gerak merupakan sebuah silinder yang bisa digerakan menuju anvil. 4. Pengunci atau lock mempunyai fungsi untuk menahan spindle atau poros gerak agar tidak bergerak saat proses pengukuran benda. 5. Sleeve merupakan tempat diletakannya skala utama( satuan milimeter ). 6. Thimble merupakan tempat skala nonius atau skala putar berada. 7. Ratchet Knob dipakai untuk memutar spindle atau poros gerak saat ujung dari spindle telah dekat dengan benda yang akan di ukur. 6 2 4 1 3 5 7
  • 5. 4.2.2 Benda Kerja Benda kerja yang digunakan dalam praktikum Metrologi Industri dan Kontrol Kualitas 2017 pada pos pengukuran linier paku dan crankshaft adalah sebagai berikut. 1. Paku Paku yang digunakan dalam praktikum ini terdiri dari empat buah yang ditunjukkan pada gambar 4.7 berikut. Gambar 4.7 Paku (Laboratorium Metrologi Industri, 2017) 2. Crankshaft Crankshaft yang digunakan dalam praktikum ini ditunjukkan pada gambar 4.8, 4.9, dan 4.10 berikut ini. Gambar 4.8 Crankshaft (tampak atas) (Laboratorium Metrologi Industri, 2017)
  • 6. (A) (B) Gambar 4.9 Crankshaft tampak kanan(A) dan tampak kiri(B)(Laboratorium Metrologi Industri, 2017) 3. Connecting rod Connecting rod yang digunakan dalam praktikum kali ini dapat dilihat dari gambar 4.10 dibawah ini. Gambar 4.10 Connecting rod(Laboratorium Metrologi Industri, 2017) 4.3 PENGOLAHAN DATA Dalam Praktikum pengukuran linier paku dan crankshaft pengolahan data diperoleh dari perhitungan data hasil perhitungan yang disebutkan pada sub bab 4.2.1. 4.3.1 Data Hasil Pengukuran Data hasil pengukuran dari pengukuran linier paku dan crankshaft dapat dilihat dari tabel 4.2 โ€“ 4.7 di bawah ini.
  • 7. Tabel 4.3 Data Pengukuran Paku dalam (mm). Obye k Ukur DK DB C Pengukuran 1 Pengukuran 2 Pengukuran 3 Rata - Rata 1 8.48 4.03 110.3 110.3 110.3 110.3 2 9.48 5.13 99.7 99.7 99.7 99.7 3 6.32 3.6 76.42 76.44 76.42 76.43. 4 5.44 2.8 80.14 80.13 80.13 80.14 5 Tabel 4.4 Data pengukuran crankshaft tampak atas sisi kanan (A) dalam (mm). NO Hasil Pengukuran 1 Hasil Pengukuran 2 Hasil Pengukuran 3 Rata โ€“ Rata 1 27.2 27.4 27.1 27.2333 2 23.3 23.2 21.3 22.2666 3 18.3 18.1 18.1 18.16667 4 22.5 21.3 22.2 21.332 5 1.9 1.9 1.8 1.8667 6 7 7 7.02 7.0033 7 1.3 1.3 1.3 1.3 8 90.4 90.6 90.2 90.43333 9 49.92 49.93 49.92 49.96667
  • 8. Tabel 4.5 Data pengukuran diameter crankshaft tampak atas sisi kanan (A) dalam (mm). NO Hasil Pengukuran 1 Hasil Pengukuran 2 Hasil Pengukuran 3 Rata โ€“ Rata I 29 29.02 29.03 29.01333 II 43.33 41.33 41.30 41.316667 III 68 68.03 68.03 68.0333 IV 35.2 35.2 35.2 35.2 V 11.19 11.2 11.19 11.8333 Tabel 4.6 Data pengukuran crankshaft tampak atas sisi kiri (B) dalam (mm). NO Hasil Pengukuran 1 Hasil Pengukuran 2 Hasil Pengukuran 3 Rata โ€“ rata 1 11.2 11.21 11.20 11.20333 2 34.23 34.24 34.22 34.23 3 21.10 21.10 21.23 21.103333 4 21.20 21.12 21.13 21.15
  • 9. Tabel 4.7 Data pengukuran diameter crankshaft tampak atas sisi kiri (B) dalam (mm). Tabel 4.8 Data pengukuran Connecting Rod (C) dalam (mm). NO Hasil Pengukuran 1 Hasil Pengukuran 2 Hasil Pengukuran 3 Rata- Rata A 125.66 126.6 125.66 125.64 B 34.7 34.5 34.4 34.5 C 2.44 2.39 2.4 2.43 D 23 23 23 23 E 18 18.2 18 18.06 F 12.9 12.9 12.7 12.8 G 12 12 12.2 12.06 H 14.3 14.1 14.3 14.23 NO Hasil Pengukuran 1 Hasil Pengukuran 2 Hasil Pengukuran 3 Rata-Rata I 83 82.01 82 82.03333 II 20.3 20.3 20.4 20.3333 III 68.5 68.5 68.6 68.53333 IV 110.60 110.58 110.60 110.59333 V 105.51 105.52 105.50 105.53
  • 10. I 10.9 10.6 10.7 10.73 J 11.8 11.8 11.6 11.3 K 4.84 4.82 4.84 4.83 L 26 26 26.02 26.04 4.3.2 Perhitungan Ralat A. Paku Sampel data dari tabel 4.2 pengukuran Paku 1 diketahui data sebagai berikut yang disajikan pada tabel 4.7 Tabel 4.9 Sampel data pengukuran paku 1 Paku L ( ๐ฟฬ… โˆ’ ๐ฟ๐‘›)2 1 110.3 0 110.3 0 110.3 0 ๐ฟฬ… = 110.3 ฮฃ =0 Berdasarkan tabel 4.9 maka pengukuran galat yang dihasilkan akan menjadi : ฮฃ๐ฟ = | ๐ฟฬ…โˆ’๐ฟ ๐‘› ๐ฟฬ… | ๐‘ฅ 100% ฮฃ๐ฟ๐‘1 = | 110.3 โˆ’ 110 .3 110 .3 | ๐‘ฅ 100% = 0 % ฮฃ๐ฟ๐‘2 = | 110.3 โˆ’ 110 .3 110 .3 | ๐‘ฅ 100% = 0% ฮฃ๐ฟ๐‘3 = | 110.3 โˆ’ 110 .3 110 .3 | ๐‘ฅ 100% = 0% ๐›ฟ๐ฟ = โˆš ฮฃ (๐ฟ ๐‘›โˆ’๐ฟฬ…) ๐‘›(๐‘›โˆ’1) = โˆš 0 3(3โˆ’1) = 0
  • 11. Berdasarkan nilai ๐›ฟ๐ฟ yang dihasilkan, maka hasil perhitungan ralat panjang paku 1 akan menjadi : Nilai L sesungguhnya = ๐ฟฬ… ยฑ ๐›ฟ๐ฟ = 0 ยฑ 0 mm Ralat Nisbi = ( ๐›ฟ๐ฟ ๐ฟฬ… ) ๐‘ฅ 100% = ( 0 110.3 ) ๐‘ฅ 100% = 0% Keseksamaan = (1 โˆ’ ๐›ฟ๐ฟ ๐ฟฬ… ) ๐‘ฅ 100% = (1 โˆ’ 0 110.3 ) ๐‘ฅ 100% = 100% Dengan menggunakan cara perhitungan yang serupa pada setiap hasil pengukuran dari tiap-tiap paku yang digunakan, maka akan dihasilkan resume hasil perhitungan ralat seperti yang ditunjukan oleh tabel 4.9 berikut: Tabel 4.10 Hasil perhitungan pengukuran linier paku Pa ku ke - Galat (%) ๐›ฟ๐ฟ (mm) Nilai Sesungguhnya (mm) Ralat Nisbi (%) Keseks amaan (%) ๐ฟ1 ๐ฟ2 ๐ฟ3 1 0 0 0 0 0 0 100 2 0 0 0 0 0 0 100 3 0.017 123 0.0171 23 0.0171 23 0.0707 106 76.43 ยฑ 0.0707106 0.0009298 765 99.990 7 4 0 1.2478 1.2478 0.0577 35 80.14 ยฑ 0.057735 0.07204 99.927 95
  • 12. B. Crankshaft Sampel data pengukuran crankshaft diketahui dari tabel 4.10, sampel data pegukuran crankshaft (L) Tabel 4.11 Sampel data pengukuran crankshaft Crankshaft L (Ln-๐ฟฬ…)2 1 27.2 0,0011 27.4 0,0278 27.1 0,01778 ๐ฟฬ… = 27.2333 ฮฃ = 0.0467 ๏‚ท Galat (Eror) ฮฃ๐ฟ = | ๐ฟฬ…โˆ’๐ฟ ๐‘› ๐ฟฬ… | ๐‘ฅ 100% ฮฃ๐ฟ๐‘1 = | 27.2333 โˆ’ 27.2 27.333 | ๐‘ฅ 100% = 0.122% ฮฃ๐ฟ๐‘2 = | 27.2333 โˆ’ 27.4 27.333 | ๐‘ฅ 100% = 0.612% ฮฃ๐ฟ๐‘3 = | 27.2333โˆ’ 31.00 27.2333 | ๐‘ฅ 100%= 0.490% ๐›ฟ๐ฟ = โˆš ฮฃ (๐ฟ ๐‘›โˆ’๐ฟ๐‘Ÿ๐‘Ž๐‘ก๐‘Žโˆ’๐‘Ÿ๐‘Ž๐‘ก๐‘Ž) ๐‘›(๐‘›โˆ’1) = โˆš 0.0467 3(3โˆ’1) = 0.088
  • 13. Nilai L sesungguhnya = ๐ฟฬ… ยฑ ๐›ฟ๐ฟ = 27.2333 ยฑ 0.088 mm Ralat Nisbi = ( ๐›ฟ๐ฟ ๐ฟฬ… ) ๐‘ฅ 100% = ( 0.088 27.2333 ) ๐‘ฅ 100% = 0.1876% Keseksamaan = (1 โˆ’ ๐›ฟ๐ฟ ๐ฟฬ… ) ๐‘ฅ 100% = (1 โˆ’ 0.088 27.2333 ) ๐‘ฅ 100% = 99.676% Tabel 4.12 Hasil perhitungan crankshaft tampak atas sisi kanan (A) No Galat % ๐›ฟ๐ฟ Ralat Nisbi % Keseksamaan % L1 L2 L3 1 0.122 0.612 0.489 0.088 0.324 99.676 2 4.641 4.192 4.341 0.692 3.108 96.892 3 0.734 0.367 0.367 0.067 0.367 99.633 4 5.475 0150 4.069 0.594 2.786 97.214 5 1.784 1.784 3.573 0.033 1.786 98.214 6 0.047 0.047 0.238 0.007 0.101 99.899 7 0 0 0 0 0 100 8 0.037 0.184 0 0.118 0.130 99.870 9 0.093 0.073 0.093 0.031 0.062 99.938
  • 14. Tabel 4.13 Hasil perhitungan diameter crankshaft tampak atas sisi kanan (A) N o Galat % ๐›ฟ๐ฟ Ralat Nisbi % Keseksamaan % L1 L2 L3 1 0.046 0.023 0.057 0.009 0.031 99.969 2 4.873 0.032 0.040 0.8222 1.989 98.011 3 0.049 0.049 0.005 0.014 0.020 99.980 4 0 0 0 0 0 100 5 5.437 5.352 5.437 0.453 3.824 96.176 Tabel 4.14 Hasil perhitungan crankshaft tampak atas sisi kiri (B) No Galat % ๐›ฟ๐ฟ Ralat Nisbi % Keseksamaan % L1 L2 L3 1 0.030 0.060 0.030 0.003 0.030 99.970 2 0 0.029 0.029 0.006 0.017 99.983 3 0.016 0.016 0.6 0.245 0.3483 99.755 4 0.236 0.142 0 0.025 0.119 99.881
  • 15. Tabel 4.15 Hasil perhitungan diameter crankshaft tampak atas sisi kiri (B) No Galat % ๐›ฟ๐ฟ Ralat Nisbi % Keseksamaan % L1 L2 L3 1 1.178 0.028 0.041 0.395 0.482 99.518 2 0.164 0.164 0.328 0.033 0.164 99.836 3 0.049 0.049 0.097 0.033 0.049 99.951 4 0.006 0.012 0 0.007 0.006 99.994 5 0.019 0.009 0.028 0.015 0.014 99.986 Tabel 4.16 Hasil perhitungan connecting rod (C) No Galat % ๐›ฟ๐ฟ Ralat Nisbi % Keseksamaan % L1 L2 L3 1 0.016 0.764 0.016 0.392 0.312 99.688 2 0.580 0 0.290 0.091 0.265 99.735 3 0.412 0.412 1.235 0.021 0.857 99.143 4 0 0 0 0 0 100 5 0.332 0.775 0.332 0.067 0.370 99.630 6 0.781 0.0781 0.781 0.071 0.552 99.448 7 0.498 0.498 1.161 0.067 0.554 99.446 8 0.492 0.492 0.492 0.067 0.469 99.531 9 1.584 1.212 0 0.088 0.822 99.178
  • 16. 10 4.425 4.425 2.655 0.314 2.775 97.225 11 0.207 0.207 0.207 0.007 0.146 99.854 12 0.154 0.154 0.077 0.024 0.094 99.906 4.3.3 Gambar 2D dan 3D Menggunakan Dimensi Hasil Pengukuran Untuk mempermudah dalam memahami benda yang diukur dalam praktikum ini, maka perlu dibuat suatu gambar teknik. Gambar teknik berikut menampilkan lima buah paku dan ketiga bagian crankshaft yang diukur. Gambar teknik ini dibuat dengan solidworks. Berikut adalah gambar 2D dan 3D dari paku dan crankshaft. 4.3.3.1 Gambar 2D A. Paku Terlampir B. Crankshaft Terlampir 4.3.3.2 Gambar 3D A. Paku Terlampir B. Crankshaft Terlampir 4.4 Aplikasi Pengukuran Linier Paku dan Crankshaft Dikutip dari jurnal โ€œDesign and experimental verification of novel six- degree of freedom geometric error measurement system for linear stageโ€, dapat disimpulkan, dalam penelitian ini, sebuah sistem pengukuran sederhana dan sederhana untuk mengukur kesalahan geometrik secara simultan dalam enam derajat kebebasan (6-DOF) untuk tahap linier bergerak dari alat mesin dirancang dan divalidasi. Dibandingkan dengan laser interferometer dan sistem laser Doppler,
  • 17. sistem pengukuran baru ini lebih murah dan mampu beberapa fungsi. Sistem pengukuran yang diusulkan terdiri dari modul optik, terdiri dari dua reflektor dan dua pemisah balok kubik; Modul penginderaan, terdiri dari tiga detektor sensitif posisi dua dimensi (PSD); Dan laser helium-neon (He-Ne). Dengan menggunakan pelacakan skew-ray dan rangkaian deret Taylor urutan-pertama, kesalahan geometris 6-DOF dari tahap linier bergerak, yang meliputi kesalahan translasi dan rotasi, dianalisis. Sistem prototipe laboratorium dibangun untuk memverifikasi keefektifan dan keakuratan sistem pengukuran yang diusulkan. Hasil percobaan menunjukkan bahwa ketidakpastian perpindahan dan ketidakpastian sudut dari sistem pengukuran yang diusulkan masing-masing kurang dari 1,2 ฮผm dan 0,4 ". Dibandingkan dengan laser laser interferometer Renishaw XL-80, akurasi translasi dan akurasi rotasi dari sistem pengukuran yang diusulkan masing-masing kurang dari ยฑ 1 ฮผm dan ยฑ 0,2 ", bila tahap linier melaju 6 mm.(Yu Ta Chen,dkk) Selama inspeksi platform minyak dan gas Laut Utara, sebuah celah diidentifikasi pada Poros engkol kompresor. Selanjutnya, komponen tersebut mengalami penundaan dan pemeriksaan kegagalan Dilakukan untuk mengetahui mekanisme kegagalan. Crankshaft dianalisis dengan menggunakan Berbagai teknik pemeriksaan, pengukuran dan fraksografi. Pemeriksaan partikel magnetik (MPI) menunjukkan bahwa celah tersebut diperpanjang untuk sebagian besar Panjang poros, berputar sekitar 225 derajat lingkar poros. Pemindaian laser memverifikasi dimensi dan konsentrisitas poros engkol berada di dalamnya Sesuai dengan spesifikasi pabriknya. Pada bagian retak dan memaksanya Terbuka, fitur rekahan yang kompleks terungkap. Mikroskop elektron optik dan pemindaian Digunakan untuk memeriksa fitur ini dan juga permukaan poros engkol. Investigasi menentukan bahwa mekanisme kegagalan poros engkol itu Mungkin kelelahan korosi, mulai dari serangan korosif lokal pada poros engkol permukaan.(William, dkk)