SlideShare a Scribd company logo
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Gangguan persepsi sensori merupakan permasalahan yang sering dengan perubahan
lingkungan yang terjadi secara cepat dan tidak terduga. Pertambahan usia, variasi
penyakit, dan perubahan gaya hidup menjadi faktor penentu dalam penurunan sistem
sensori. Seringkali gangguan sensori dikaitkan dengan gangguan persepsi karena
persepsi merupakan hasil respon stimulus (sensori) yang diterima.
Persepsi merupakan respon dari reseptor sensori terhadap stimulus eksternal, juga
pengenalan dan pemahaman terhadap sensori yang di interpretasikan oleh stimulus yang
diterima ( nasution, 2003). Persepsi juga melibatkan kognitif dan emosional terhadap
interpretasi objek yang diterima organ sensori (indera). Adanya gangguan persepsi yang
mengindikasikan adanya gangguan proses sensori pada organ sensori, yaitu penglihatan,
pendengaran, perabaan, penciuman, dan pengecapan. Untuk itu perlu adanya
pemeriksaan fisik sistem sensori untuk mengukur drajat gangguan sistem sensori
tersebut.
1.2. RUMUSAN MASALAH
1.2.1. Apa yang dimaksud dengan anatomi lidah?
1.2.2. bagaimana fisiologi lidah?
1.2.3. Apa saja Faktor yang Mempengaruhi Sensitivitas Indera Pengecap?
1.2.4. Apa yang dimaksud dari ageusia?
1.2.5. Apa penyebab dari ageusia?
1.2.6. Bagaimana cara mencegah ageusia?
1.2.7. Bagaimana cara pengobatan ageusia?
1.2.8. Bagaimana pathway dari ageusia?
1.2.9. Bagaimana asuhan keperawatan aguesia pada indera pengecap?
2
1.3. TUJUAN
1.3.1. Mahasiswa mengetahui anatomi lidah.
1.3.2. Mahasiswa memahami fisiologi lidah.
1.3.3. Mahasiswa mengetahui faktor sensitivitas indera pengecap.
1.3.4. Mahasiswa memahami ageusia.
1.3.5. Mahasiswa memahami penyebab dari ageusia.
1.3.6. Mahasiswa mengetahui cara pencegahan ageusia
1.3.7. Mahasiswa mengetahui cara pengobatan ageusia.
1.3.8. Mahasiswa mamahami pathway dari ageusia.
1.3.9. Mahasiswa memahami asuhan keperawatan ageusia dari indera pengecap.
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 LIDAH
2.1.1 Anatomi Lidah
Lidah adalah salah satu dari panca indera yang befungsi sebagai alat
pengecap. Lidah terletak didasar mulut dan melekat pada tulang hioid. Lidah
berwarna merah dan permukaannnya tidak rata. Korpus lidah mengandung otot
intrinsik dan ekstrinsik dan merupakan otot terkuat didalam tubuh (Mark H.
Swartz 1995,Irianto 2012,Greenberg MS 1992). Otot intrinsik berfungsi untuk
melakukan semua gerakan lidah, otot ekstrinsik berfungsi mengaitkan lidah pada
bagian-bagian sekitarnya serta membantu melakukan gerakan menekan makanan
pada langit-langit dan gigi, kemudian mendorongnya masuk ke faring (Sufitni
2008, Mark H. Swartz 1995).
Pada permukaan atas atau dorsal lidah terdapat alur berbentuk “V” yaitu
sulkus terminalis, ujung “V”nya mengarah ke posterior. Sulkus ini membagi lidah
menjadi bagian anterior dan bagian posterior. Sebagian besar lidah terdiri atas
serat serat otot rangka diliputi lendir dan kelenjar. Serat otot lidah yang intrinsik,
yaitu yang terdapat didalam lidah dan ekstrinsik yaitu yang lainnya yang berorigo
diluar terutama pada mandibula, tulang hioid, dan berinsersi pada lidah. Diantara
serat-serat otot, terdapat kelenjar. Kelenjar utama tersebut bersifat seperti mukosa
terdapat pada pangkal lidah, dengan saluran keluar bermuara di belakang sulkus
terminalis. Kelenjar serosa terletak pada badan lidah, dengan saluran keluar
bermuara di depan sulkus, sedangkan sini campur terletak di ujung lidah, dengan
salurannya bermuara pada permukaan bawah lidah (C.Roland 1996, Don W
2002).
Membran mukosa pada permukaan bawah lidah sifatnya licin dan di
bawahnya terdapat tunika submukosa. Pada permukaan atas terlihat banyak
tonjolan-tonjolan kecil disebut papila lidah (C.Roland 1996). Tonjolan-tonjolan
kecil pada permukaan lidah (papilla) terdapat sel-sel reseptor (tunas pengecap).
Terdapat lebih dari 10.000 tunas pengecap pada lidah manusia, sel-sel ini tumbuh
seminggu setelah itu digantikan oleh sel-sel yang baru. Sel-sel inilah yang bisa
membedakan rasa manis asam, pahit, dan asin (Evelyn 2009).
4
2.1.2 Fisiologi Lidah
Terdapat 4 tipe rasa dasar pada lidah yaitu asam, asin, manis, dan pahit.
Seluruh rasa ini dapat dirasakan oleh seluruh permukaan lidah. Rasa manis dan
rasa asin dirasakan pada ujung lidah, asam pada samping lidah dan pahit pada
daerah sekitar papilla sirkumvalata. Keempat rasa ini dikenal dengan istilah
sensasi rasa primer (Don W 2002). Selain itu, ada rasa kelima yang telah
teridentifikasi yakni umami yang dominan ditemukan pada glutamat (Marya
2002).
a. Rasa Manis
Gula atau pemanis buatan tidak langsung masuk sel rasa, tetapi
memicu dulu perubahan di dalam sel. Senyawa tersebut akan terikat
reseptor pada permukaan sel rasa yang digandeng dengan molekul G-
protein. Dinamakan G-protein karena untuk aktivitasnya protein ini diatur
oleh Guanin Trifosfat (Irianto 2012). Beberapa jenis zat kimia yang
menyebabkan rasa ini meliputigula, glikol, alkohol, aldehida, keton,
amida, ester, asam amino, asam sulfonat, asam halogen, dan garam
anorganik dari timah hitam dan berilium. Hampir semua zat yang
menyebabkan rasa manis merupakan zat kimia organik, satu-satunya zat
anorganik yang menimbulkan rasa manis merupakan garam-garam tertentu
dari timah hitam dan berillium (Guyton 2009).
b. Rasa Asam
Ion hidrogen dalam larutan dapat menyebabkan sensasi rasa asam. Ion
ini bereaksi terhadap sel rasa dalam tiga cara yaitu, dapat masuk ke dalam
sel secara langsung, memblokir kanal ion kalium pada mikrovili, dan
mengikat kanal bukaan di mikrovili, sehingga ion-ion positif dapat masuk
dalam sel rasa. Muatan positif ini akan berakumulasi dan mendorong
terjadinya depolarisasi yang dapat melepaskan neurotransmiter dan
menyalurkan sinyal ke otak (Irianto 2012).
c. Rasa Asin
Garam dapur atau Natrium Klorida (NaCl) adalah satu contoh dari
garam yang dapat menimbulkan sensasi rasa asin. Ion natrium masuk
melalui kanal ion pada mikrovili bagian apikal, atau lewat kanal pada
basolateral (sisi) sel rasa, hal inilah yang akan membangunkan sel rasa
tersebut (Irianto 2012). Kualitas rasa asin sedikit berbeda dari satu garam
5
dengan garam lainnya karena beberapa jenis garam juga mengeluarkan
rasa lain di samping rasa asin (Guyton 2009).
d. Rasa Pahit
Seperti rasa manis, rasa pahit tidak disebabkan suatu jenis agen kimia.
Pembagian kelas zat yang sering menyebabkan rasa pahit adalah zat
organik rantai panjang yang berisi nitrogen dan alkaloid yang terdiri dari
banyak obat yang digunakan dalam kedokteran seperti kuinin, kafein,
strikmin, dan nikotin (Irianto 2012), misalnya kuinin, zat ini bereaksi
melalui G-protein bersama reseptor dan second messenger. Namun, hanya
second messengeryang mampu mendorong pelepasan ion kalsium dari
retikulum endoplasma. Depolarisasi pun terjadi akibat terakumulasinya ion
kalsium, dan terjadi juga pelepasan neurotransmiter(Guyton2009).
e. Rasa Umami
Umami berasal dari bahasa Jepang yang berarti “Meaty” atau
“Savory” (enak, sedap, lezat). Rasa umani ditimbulkan oleh glutamat,
yaitu asam amino yang banyak terdapat pada protein daging dan ikan. Zat
ini bereaksi melalui G-protein bersama reseptor atau second messenger.
Namun, belum diketahui tahapan antara second messengerdan pelepasan
neurotransmiter (Irianto2012).
2.1.3 Faktor yang Mempengaruhi Sensitivitas Indera Pengecap
a. Usia
Usia mempengaruhi sensitivitas reseptor perasa (Evelyn 2001).
Penurunan sensitivitas indera pengecap merupakan masalah psikologis
yang biasa terjadi pada orang dengan usia tua. Seiring bertambahnya usia
terjadi penurunan jumlah papilla sirkumvalata dan penurunan fungsi
transmisi pada taste buds(Guyton 2001).
b. Suhu makanan
Sensitivitas pada tastebudspada indera pengecap dapat dipengaruhi
oleh suhu makanan dan minuman yang kurang 20oC maupun lebih dari
30oC. Suhu yang terlalu panas akan merusak sel sel taste buds(Guyton
2001), demikian pula suhu yang terlalu dingin dapat membuat sensitivitas
lidah berkurang, menyebabkan cedera atau bahkan kematian sel. Keadaan
6
tersebut cenderung berlangsung cepat karena sel yang rusak tersebut
diperbaiki (G.Rensburg 2005).
c. Penyakit
Perawatan dan terapi pada penyakit kronis memerlukan waktu yang
cukup lama. Obat-obatan tersebut memiliki efek samping dapat
menyebabkan penurunan senisitivitas indera pengecap (Evelyn 2001). Efek
samping obat tersebut dapat mempengaruhi penurunan sensitivitas indera
pengecap, seperti amphetamin dapat menurunkan sensitivitas rasa asin dan
manis, anestesia seperti lidokain dapat menyebabkan berkurangnya
sensitivitas rasa asin dan manis, begitu juga penggunaan insulin untuk
penderita diabetes yang berkepanjangan (Guyton 2001).
d. Obat-obatan
Pada penyakit kencing manis dan ginjal serta radiasi dapat pula
menyebabkan xerostomia. Xerostomiaadalah keadaan dimana mulut kering
akibat produksi kelenjar saliva berkurang (Guyton 2001). Keadaan tersebut
dapat disebabkan oleh ganggguan pada pusat saliva atau saraf pembawa
rangsang . Dengan berkurangnya produksi saliva makan sel-sel pengecap
mengalami kesulitan dalam menerima rangsang (Pearce 2008).
2.2 AGEUSIA
2.2.1 Definisi
Ageusia adalah ketidakmampuan untuk rasa, geusia seejati nya adalah
cukup langka, dan dapat di sebabkan oleh sejumlah hal. Lebih umum,orang
memiliki apa yg di kenal sebagai “ganguan rasa” yg berarti bahwa terganggu
namun tidak sepenuhnya abasen gangguan rasa banyak terkait dengan bau
gangguan sejak pengalaman bau dan rasa yg sangat erat terkait orang yg
menderita ageusia sering mencari perhatian medis karena rasa di pandang
sebagai rasa penting oleh banyak manusia.
Dalam ageusia benar pasien tidak dapat merasakan apa apa di
terapkannya atau pasien mengalami kesulitan membedakan selera atau
mengalami selera tertentu. Orang tua, misalnya cenderung kurang peka
terhadap rasa pahit.orang juga dapat mengembangkan dysgeusia, dimana rasa-
rasa terdistorsi atau di ubah.
7
Pada sendiri, ageusia merupakan masalah bagi banyak penderita
karena menggagung kenikmatan makanan. Rasa-rasa juga sangat penting
dalam mendeteksi tanda-tanda banhwa makanan telah “off” dalam kombinasi
dengan indra penciuman, yang berarti bahwa seseorang dengan ageusia dapat
makan sesuatu yang membuatnya dia sakit.
2.2.2 Penyebab
a. Kerusakan neurologis.
Kerusakan jaringan saraf yang mendukung lidah dapat menyebabkan
aguesia, terutama kerusakan pada nervus lingualis dan saraf
glossopharingeus. Nervus lingualis melewati rasa umtuk bagian depan dua-
tiga dari lidah dan saraf glossopharingeus melewati rasa untuk kembali
ketiga lidah. Gangguan neurologis seperti palsi bell, dysoutonomia familial,
dan multiple sclerosis menyebabkan masalah serupa dengan kerusakan
saraf, seperti alnya tertentu menular kondisi seperti
meningoencephalopatyh amoeboid primer. Saraf lingual (yang merupakan
cabang dari saraf trigeminal v3, namun membawa sensasi rasa kembali ke
saraf chorda typani ke ganglion geniculate dari nervus facialis), juga dapat
rusak selama operasi otologic, menyebabkan perasaan rasa logam.
b. Mulut yang sangat kering
c. Perokok berat
d. Terapi penyinarn pada kepala dan leher
e. Efek samping dari obat ( misalnya vinkristin-obat anti kanker atau
amitriptilin-obat anti depresi)
2.2.3 Akibat ageusia
Kehilangan pengecapan dapat menimbulkan hilangnya nafsu makan.
2.2.4 Cara Pencegahan
 Kurangi merokok.
 Tidak meminum obat-obatan yang keras terlalu banyak kecuali memang
diperlukan.
2.2.5 Cara Pengobatan
 Sering makan permen untuk menjaga kelembaban mulut.
 Memperbaiki kebersihan rongga mulut.
8
 Apabila Anda sedang mengalami infeksi saluran pernapasan, tunggu sampai
beberapa hari setelah penyakit tersebut menghilang
 Konsumsi vitamin A (ubi kuning, wortel, sayuran dan buah kuning), vitamin B
(gandum, daging, susu, kacang hijau, ragi, beras, telur), dan mineral zinc
(kacang, gandum, sayur-sayuran hijau seperti bayam dan asparagus, daging,
unggas, tiram).
2.3 PATHWAY
Perokok berat
Obat terapi
Nafsu makan
Asap Masuk
kerongga mulut
Asap menguap
Rongga mulut panas
Kerusakan ujung saraf
sensorik dan taste buds
AGEUSIA
Perubahan nutrisi
kurang dari kebutuhan
Efek samping obat
Kurang
pengetahuan
Kerusakan
komunikasi verbal
Gangguan
sensori- persepsi :
pengecapan
9
2.4 ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1) Anamnesa :
- Keluhan utama
- Riwayat penyakit saat ini
- Riwayat penyakit terdahulu
- Riwayat alergi
- Pola makan
- Personal hygiene
2) Pemeriksaan fisik :
- Warna : merah, putih, kuning, hitam, pucat.
- Bentuk : pembengkakan, luka, benjolan, simetris/ tidak.
- Tekstur : kasar, halus
- Produksi air ludah
- Kelembaban mukosa
B. Diagnosa keperawatan
1. Gangguan sensori- persepsi: pengecapan b.d gangguan resepsi/ transmisi/
integrasi sensori sekunder terhadap proses penuaan/ penyakit sistem
persyarafan/ efek medikasi.
2. Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d penurunan nafsu makan
sekunder terhadap ageusia.
3. Cemas b.d kurang pengetahuan.
C. Intervensi keperawatan
Tujuan dan kriteria hasil :
- Mengetahui faktor penyebab perubahan sensori- persepsi: pengecapan.
- Mencegah terjadinya komplikasi.
Intervensi
1. Kaji keadaan mulut.
Rasional : untuk mengetahui kemungkinan adanya infeksi atau kekeringan
(terlalu sedikit ludah).
2. Kaji adanya ageusia dengan cara menguji pengecapan menggunakan gula
(manis), jus jeruk (asam), garam (asin), aspirin- kuinin/ lidah buaya (pahit).
10
Rasional : untuk menguji pengecapan.
3. Anjurkan klien mengulum permen.
Rasional : Agar mulut klien selalu basah atau lembab.
11
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
D. Lidah adalah salah satu dari panca indera yang befungsi sebagai alat pengecap. Lidah
terletak didasar mulut dan melekat pada tulang hioid. Lidah berwarna merah dan
permukaannnya tidak rata. Korpus lidah mengandung otot intrinsik dan ekstrinsik dan
merupakan otot terkuat didalam tubuh (Mark H. Swartz 1995,Irianto 2012,Greenberg
MS 1992)
E. Terdapat 4 tipe rasa dasar pada lidah yaitu asam, asin, manis, dan pahit. Seluruh rasa ini
dapat dirasakan oleh seluruh permukaan lidah. Rasa manis dan rasa asin dirasakan pada
ujung lidah, asam pada samping lidah dan pahit pada daerah sekitar papilla
sirkumvalata. Keempat rasa ini dikenal dengan istilah sensasi rasa primer (Don W
2002).
F. Ageusia adalah ketidakmampuan untuk rasa.ageusia seejati nya adalah cukup
langka.dan dapat di sebabkan oleh sejumlah hal.lebih umum,orang memiliki apa yg di
kenal sebagai “ganguan rasa” yg berarti bahwa terganggu namun tidak sepenuhnya
abasen gangguan rasa banyak terkait dengan bau gangguan sejak pengalaman bau dan
rasa yg sangat erat terkait orang yg menderita ageusia sering mencari perhatian medis
karena rasa di pandang sebagai rasa penting oleh banyak manusia.
3.2. Saran
Demikianlah makalah yang kami buat ini, mudah-mudahan apa yang kami
paparkan bisa menjadi tambahan pengetahuan bagi kita semua untuk lebih mengenal
mengenaiasuhan keperawatan pada indera pengecap terkait dengan gangguan ageusia.
Kami menyadari apa yang kami paparkan dalam makalah ini tentu masih belum
sesuai apa yang diharapkan, dengan ini kami berharap masukan yang lebih banyak
lagi dari dosen pembimbing dan teman-teman semua.

More Related Content

What's hot

Anatomi Sistem Sensorik
Anatomi Sistem SensorikAnatomi Sistem Sensorik
Anatomi Sistem SensorikYesi Tika
 
Senyawa steroid
Senyawa steroidSenyawa steroid
Senyawa steroid
siti raihan
 
Mineral Unsur Mikro
Mineral Unsur MikroMineral Unsur Mikro
Mineral Unsur Mikro
yuliartiramli
 
Askep gastritis
Askep gastritisAskep gastritis
Askep gastritis
Sulai Sulaiman
 
Mekanisme kerja jantung
Mekanisme kerja jantung Mekanisme kerja jantung
Mekanisme kerja jantung
Hafidh Bagus
 
Laporan biokimia bab 2 agta
Laporan biokimia bab 2 agtaLaporan biokimia bab 2 agta
Laporan biokimia bab 2 agta
agta liem agta
 
134454836 lp-oksigenasi
134454836 lp-oksigenasi134454836 lp-oksigenasi
134454836 lp-oksigenasi
nanang aw aw
 
Woc stroke hemoragik
Woc stroke hemoragikWoc stroke hemoragik
Woc stroke hemoragik
Sihite Hasnul
 
indera pengecap
indera pengecapindera pengecap
Laporan Praktikum Pegenalan Neraca di Laboratorium
Laporan Praktikum Pegenalan Neraca di LaboratoriumLaporan Praktikum Pegenalan Neraca di Laboratorium
Laporan Praktikum Pegenalan Neraca di Laboratorium
Ernalia Rosita
 
Osteoporosis
Osteoporosis Osteoporosis
Osteoporosis
gustians
 
Askep diare
Askep diareAskep diare
Askep diare
rialdi aldi
 
2C_KELOMPOK 1_ASKEP ANAK DIARE.pptx
2C_KELOMPOK 1_ASKEP ANAK DIARE.pptx2C_KELOMPOK 1_ASKEP ANAK DIARE.pptx
2C_KELOMPOK 1_ASKEP ANAK DIARE.pptx
BerlianPriliska
 
Fisiologi cairan-tubuh
Fisiologi cairan-tubuhFisiologi cairan-tubuh
Fisiologi cairan-tubuhAltius Paratte
 
Tugas individu buli buli
Tugas individu buli  buliTugas individu buli  buli
Tugas individu buli buli
Operator Warnet Vast Raha
 
Ppt vitamin dan mineral
Ppt vitamin dan mineral Ppt vitamin dan mineral
Ppt vitamin dan mineral
JumiatiCN
 
Patofisiologi pencernaan
Patofisiologi pencernaan Patofisiologi pencernaan
Patofisiologi pencernaan
Dedi Kun
 
MAKALAH ASKEP GEA Kelompok 2(1).pdf
MAKALAH ASKEP GEA Kelompok 2(1).pdfMAKALAH ASKEP GEA Kelompok 2(1).pdf
MAKALAH ASKEP GEA Kelompok 2(1).pdf
SintaPrihatini
 
Laporan Praktikum Kimia_uji protein
Laporan Praktikum Kimia_uji proteinLaporan Praktikum Kimia_uji protein
Laporan Praktikum Kimia_uji proteinFeren Jr
 

What's hot (20)

Anatomi Sistem Sensorik
Anatomi Sistem SensorikAnatomi Sistem Sensorik
Anatomi Sistem Sensorik
 
Senyawa steroid
Senyawa steroidSenyawa steroid
Senyawa steroid
 
Mineral Unsur Mikro
Mineral Unsur MikroMineral Unsur Mikro
Mineral Unsur Mikro
 
Askep gastritis
Askep gastritisAskep gastritis
Askep gastritis
 
Mekanisme kerja jantung
Mekanisme kerja jantung Mekanisme kerja jantung
Mekanisme kerja jantung
 
Laporan biokimia bab 2 agta
Laporan biokimia bab 2 agtaLaporan biokimia bab 2 agta
Laporan biokimia bab 2 agta
 
134454836 lp-oksigenasi
134454836 lp-oksigenasi134454836 lp-oksigenasi
134454836 lp-oksigenasi
 
Askep vertigo
Askep vertigoAskep vertigo
Askep vertigo
 
Woc stroke hemoragik
Woc stroke hemoragikWoc stroke hemoragik
Woc stroke hemoragik
 
indera pengecap
indera pengecapindera pengecap
indera pengecap
 
Laporan Praktikum Pegenalan Neraca di Laboratorium
Laporan Praktikum Pegenalan Neraca di LaboratoriumLaporan Praktikum Pegenalan Neraca di Laboratorium
Laporan Praktikum Pegenalan Neraca di Laboratorium
 
Osteoporosis
Osteoporosis Osteoporosis
Osteoporosis
 
Askep diare
Askep diareAskep diare
Askep diare
 
2C_KELOMPOK 1_ASKEP ANAK DIARE.pptx
2C_KELOMPOK 1_ASKEP ANAK DIARE.pptx2C_KELOMPOK 1_ASKEP ANAK DIARE.pptx
2C_KELOMPOK 1_ASKEP ANAK DIARE.pptx
 
Fisiologi cairan-tubuh
Fisiologi cairan-tubuhFisiologi cairan-tubuh
Fisiologi cairan-tubuh
 
Tugas individu buli buli
Tugas individu buli  buliTugas individu buli  buli
Tugas individu buli buli
 
Ppt vitamin dan mineral
Ppt vitamin dan mineral Ppt vitamin dan mineral
Ppt vitamin dan mineral
 
Patofisiologi pencernaan
Patofisiologi pencernaan Patofisiologi pencernaan
Patofisiologi pencernaan
 
MAKALAH ASKEP GEA Kelompok 2(1).pdf
MAKALAH ASKEP GEA Kelompok 2(1).pdfMAKALAH ASKEP GEA Kelompok 2(1).pdf
MAKALAH ASKEP GEA Kelompok 2(1).pdf
 
Laporan Praktikum Kimia_uji protein
Laporan Praktikum Kimia_uji proteinLaporan Praktikum Kimia_uji protein
Laporan Praktikum Kimia_uji protein
 

Similar to Bab ii ageusia

Fisiologi lidah
Fisiologi lidahFisiologi lidah
Fisiologi lidah
yunita pramana
 
Sistem Gustatori
Sistem GustatoriSistem Gustatori
Sistem Gustatori
Ardra31
 
Indera Pengecap
Indera PengecapIndera Pengecap
Indera Pengecap
Akfar ikifa
 
Anatomi & Fisiologi Lidah
Anatomi & Fisiologi LidahAnatomi & Fisiologi Lidah
Anatomi & Fisiologi Lidah
suhendrina
 
Anatomi pengecapan
Anatomi pengecapanAnatomi pengecapan
Anatomi pengecapan
materi-x2
 
Biologi
BiologiBiologi
Biologi
rexydwiakbar
 
MAKALAH SISTEM PENCERNAAN.docx
MAKALAH SISTEM PENCERNAAN.docxMAKALAH SISTEM PENCERNAAN.docx
MAKALAH SISTEM PENCERNAAN.docx
PerpusStikes
 
rasa
rasarasa
Lidah
LidahLidah
SISTEM GIT DALAM HUBUNGANNYA DENGAN PENCERNAAN DAN ABSORPSI LEMAK
SISTEM GIT DALAM HUBUNGANNYA DENGAN PENCERNAAN DAN ABSORPSI LEMAKSISTEM GIT DALAM HUBUNGANNYA DENGAN PENCERNAAN DAN ABSORPSI LEMAK
SISTEM GIT DALAM HUBUNGANNYA DENGAN PENCERNAAN DAN ABSORPSI LEMAK
Martin Renyut N
 
fix ppt GNATO OTOT PENGUNYAHAN presentasi (1).ppt
fix ppt GNATO OTOT PENGUNYAHAN presentasi (1).pptfix ppt GNATO OTOT PENGUNYAHAN presentasi (1).ppt
fix ppt GNATO OTOT PENGUNYAHAN presentasi (1).ppt
cindyramadhan2
 
Sistem pencernaan pada manusia dan zat yang berada di lambung
Sistem pencernaan pada manusia dan zat yang berada di lambungSistem pencernaan pada manusia dan zat yang berada di lambung
Sistem pencernaan pada manusia dan zat yang berada di lambung
Operator Warnet Vast Raha
 
Praktikum v sensoris (http://arisnagan.blogspot.co.id)
Praktikum v sensoris (http://arisnagan.blogspot.co.id)Praktikum v sensoris (http://arisnagan.blogspot.co.id)
Praktikum v sensoris (http://arisnagan.blogspot.co.id)
aris trea
 
SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA
SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIASISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA
SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA
Deybi Wasida
 
Bab ii 9
Bab ii 9Bab ii 9
KELOMPOK 7- TOKSISITAS HATI.pptx
KELOMPOK 7- TOKSISITAS HATI.pptxKELOMPOK 7- TOKSISITAS HATI.pptx
KELOMPOK 7- TOKSISITAS HATI.pptx
Santikaramina
 

Similar to Bab ii ageusia (19)

Fisiologi lidah
Fisiologi lidahFisiologi lidah
Fisiologi lidah
 
Sistem Gustatori
Sistem GustatoriSistem Gustatori
Sistem Gustatori
 
Indera Pengecap
Indera PengecapIndera Pengecap
Indera Pengecap
 
Anatomi & Fisiologi Lidah
Anatomi & Fisiologi LidahAnatomi & Fisiologi Lidah
Anatomi & Fisiologi Lidah
 
Anatomi pengecapan
Anatomi pengecapanAnatomi pengecapan
Anatomi pengecapan
 
Biologi
BiologiBiologi
Biologi
 
MAKALAH SISTEM PENCERNAAN.docx
MAKALAH SISTEM PENCERNAAN.docxMAKALAH SISTEM PENCERNAAN.docx
MAKALAH SISTEM PENCERNAAN.docx
 
Lidah
LidahLidah
Lidah
 
108547896 makalah-biokimia-hasil-perikanan
108547896 makalah-biokimia-hasil-perikanan108547896 makalah-biokimia-hasil-perikanan
108547896 makalah-biokimia-hasil-perikanan
 
rasa
rasarasa
rasa
 
Lidah
LidahLidah
Lidah
 
SISTEM GIT DALAM HUBUNGANNYA DENGAN PENCERNAAN DAN ABSORPSI LEMAK
SISTEM GIT DALAM HUBUNGANNYA DENGAN PENCERNAAN DAN ABSORPSI LEMAKSISTEM GIT DALAM HUBUNGANNYA DENGAN PENCERNAAN DAN ABSORPSI LEMAK
SISTEM GIT DALAM HUBUNGANNYA DENGAN PENCERNAAN DAN ABSORPSI LEMAK
 
fix ppt GNATO OTOT PENGUNYAHAN presentasi (1).ppt
fix ppt GNATO OTOT PENGUNYAHAN presentasi (1).pptfix ppt GNATO OTOT PENGUNYAHAN presentasi (1).ppt
fix ppt GNATO OTOT PENGUNYAHAN presentasi (1).ppt
 
Sistem pencernaan pada manusia dan zat yang berada di lambung
Sistem pencernaan pada manusia dan zat yang berada di lambungSistem pencernaan pada manusia dan zat yang berada di lambung
Sistem pencernaan pada manusia dan zat yang berada di lambung
 
Praktikum v sensoris (http://arisnagan.blogspot.co.id)
Praktikum v sensoris (http://arisnagan.blogspot.co.id)Praktikum v sensoris (http://arisnagan.blogspot.co.id)
Praktikum v sensoris (http://arisnagan.blogspot.co.id)
 
SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA
SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIASISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA
SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA
 
Makalah defisiensi enzim
Makalah defisiensi enzimMakalah defisiensi enzim
Makalah defisiensi enzim
 
Bab ii 9
Bab ii 9Bab ii 9
Bab ii 9
 
KELOMPOK 7- TOKSISITAS HATI.pptx
KELOMPOK 7- TOKSISITAS HATI.pptxKELOMPOK 7- TOKSISITAS HATI.pptx
KELOMPOK 7- TOKSISITAS HATI.pptx
 

Recently uploaded

Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratoriumPengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
SyailaNandaSofiaWell
 
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasijejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
lala263132
 
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdfDesain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
arikiskandar
 
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdfv2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
fritshenukh
 
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptxMateri 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
syam586213
 
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdfPengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
ryskilahmudin
 
ASKEP pada pasien dengan diagnosa CAD CICU.docx
ASKEP pada pasien dengan diagnosa  CAD CICU.docxASKEP pada pasien dengan diagnosa  CAD CICU.docx
ASKEP pada pasien dengan diagnosa CAD CICU.docx
zalfazulfa174
 
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptxDEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DamianLoveChannel
 
PENYULUHAN SKRINING KESEHATAN USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN SKRINING KESEHATAN USIA PRODUKTIFPENYULUHAN SKRINING KESEHATAN USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN SKRINING KESEHATAN USIA PRODUKTIF
FredyMaringga1
 
PENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptx
PENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR  Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptxPENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR  Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptx
PENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptx
Hamzi Hadi
 
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteranpemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
hadijaul
 
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
LisnaKhairaniNasutio
 
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.pptCara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
andiulfahmagefirahra1
 
keterampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptx
keterampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptxketerampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptx
keterampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptx
pkmcinagara
 
428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx
428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx
428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx
ImanChimonxNurjaman
 
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
Datalablokakalianda
 
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic DasarANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
MFCorp
 
PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMERPPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
sulastri822782
 
Gambaran Umum asuhan persalinan normal.ppt
Gambaran Umum asuhan persalinan normal.pptGambaran Umum asuhan persalinan normal.ppt
Gambaran Umum asuhan persalinan normal.ppt
ssusera85899
 
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFPRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
ratnawulokt
 

Recently uploaded (20)

Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratoriumPengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
 
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasijejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
 
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdfDesain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
 
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdfv2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
 
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptxMateri 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
 
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdfPengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
 
ASKEP pada pasien dengan diagnosa CAD CICU.docx
ASKEP pada pasien dengan diagnosa  CAD CICU.docxASKEP pada pasien dengan diagnosa  CAD CICU.docx
ASKEP pada pasien dengan diagnosa CAD CICU.docx
 
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptxDEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
 
PENYULUHAN SKRINING KESEHATAN USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN SKRINING KESEHATAN USIA PRODUKTIFPENYULUHAN SKRINING KESEHATAN USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN SKRINING KESEHATAN USIA PRODUKTIF
 
PENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptx
PENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR  Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptxPENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR  Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptx
PENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptx
 
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteranpemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
 
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
 
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.pptCara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
 
keterampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptx
keterampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptxketerampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptx
keterampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptx
 
428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx
428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx
428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx
 
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
 
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic DasarANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
 
PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMERPPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
 
Gambaran Umum asuhan persalinan normal.ppt
Gambaran Umum asuhan persalinan normal.pptGambaran Umum asuhan persalinan normal.ppt
Gambaran Umum asuhan persalinan normal.ppt
 
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFPRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
 

Bab ii ageusia

  • 1. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Gangguan persepsi sensori merupakan permasalahan yang sering dengan perubahan lingkungan yang terjadi secara cepat dan tidak terduga. Pertambahan usia, variasi penyakit, dan perubahan gaya hidup menjadi faktor penentu dalam penurunan sistem sensori. Seringkali gangguan sensori dikaitkan dengan gangguan persepsi karena persepsi merupakan hasil respon stimulus (sensori) yang diterima. Persepsi merupakan respon dari reseptor sensori terhadap stimulus eksternal, juga pengenalan dan pemahaman terhadap sensori yang di interpretasikan oleh stimulus yang diterima ( nasution, 2003). Persepsi juga melibatkan kognitif dan emosional terhadap interpretasi objek yang diterima organ sensori (indera). Adanya gangguan persepsi yang mengindikasikan adanya gangguan proses sensori pada organ sensori, yaitu penglihatan, pendengaran, perabaan, penciuman, dan pengecapan. Untuk itu perlu adanya pemeriksaan fisik sistem sensori untuk mengukur drajat gangguan sistem sensori tersebut. 1.2. RUMUSAN MASALAH 1.2.1. Apa yang dimaksud dengan anatomi lidah? 1.2.2. bagaimana fisiologi lidah? 1.2.3. Apa saja Faktor yang Mempengaruhi Sensitivitas Indera Pengecap? 1.2.4. Apa yang dimaksud dari ageusia? 1.2.5. Apa penyebab dari ageusia? 1.2.6. Bagaimana cara mencegah ageusia? 1.2.7. Bagaimana cara pengobatan ageusia? 1.2.8. Bagaimana pathway dari ageusia? 1.2.9. Bagaimana asuhan keperawatan aguesia pada indera pengecap?
  • 2. 2 1.3. TUJUAN 1.3.1. Mahasiswa mengetahui anatomi lidah. 1.3.2. Mahasiswa memahami fisiologi lidah. 1.3.3. Mahasiswa mengetahui faktor sensitivitas indera pengecap. 1.3.4. Mahasiswa memahami ageusia. 1.3.5. Mahasiswa memahami penyebab dari ageusia. 1.3.6. Mahasiswa mengetahui cara pencegahan ageusia 1.3.7. Mahasiswa mengetahui cara pengobatan ageusia. 1.3.8. Mahasiswa mamahami pathway dari ageusia. 1.3.9. Mahasiswa memahami asuhan keperawatan ageusia dari indera pengecap.
  • 3. 3 BAB II PEMBAHASAN 2.1 LIDAH 2.1.1 Anatomi Lidah Lidah adalah salah satu dari panca indera yang befungsi sebagai alat pengecap. Lidah terletak didasar mulut dan melekat pada tulang hioid. Lidah berwarna merah dan permukaannnya tidak rata. Korpus lidah mengandung otot intrinsik dan ekstrinsik dan merupakan otot terkuat didalam tubuh (Mark H. Swartz 1995,Irianto 2012,Greenberg MS 1992). Otot intrinsik berfungsi untuk melakukan semua gerakan lidah, otot ekstrinsik berfungsi mengaitkan lidah pada bagian-bagian sekitarnya serta membantu melakukan gerakan menekan makanan pada langit-langit dan gigi, kemudian mendorongnya masuk ke faring (Sufitni 2008, Mark H. Swartz 1995). Pada permukaan atas atau dorsal lidah terdapat alur berbentuk “V” yaitu sulkus terminalis, ujung “V”nya mengarah ke posterior. Sulkus ini membagi lidah menjadi bagian anterior dan bagian posterior. Sebagian besar lidah terdiri atas serat serat otot rangka diliputi lendir dan kelenjar. Serat otot lidah yang intrinsik, yaitu yang terdapat didalam lidah dan ekstrinsik yaitu yang lainnya yang berorigo diluar terutama pada mandibula, tulang hioid, dan berinsersi pada lidah. Diantara serat-serat otot, terdapat kelenjar. Kelenjar utama tersebut bersifat seperti mukosa terdapat pada pangkal lidah, dengan saluran keluar bermuara di belakang sulkus terminalis. Kelenjar serosa terletak pada badan lidah, dengan saluran keluar bermuara di depan sulkus, sedangkan sini campur terletak di ujung lidah, dengan salurannya bermuara pada permukaan bawah lidah (C.Roland 1996, Don W 2002). Membran mukosa pada permukaan bawah lidah sifatnya licin dan di bawahnya terdapat tunika submukosa. Pada permukaan atas terlihat banyak tonjolan-tonjolan kecil disebut papila lidah (C.Roland 1996). Tonjolan-tonjolan kecil pada permukaan lidah (papilla) terdapat sel-sel reseptor (tunas pengecap). Terdapat lebih dari 10.000 tunas pengecap pada lidah manusia, sel-sel ini tumbuh seminggu setelah itu digantikan oleh sel-sel yang baru. Sel-sel inilah yang bisa membedakan rasa manis asam, pahit, dan asin (Evelyn 2009).
  • 4. 4 2.1.2 Fisiologi Lidah Terdapat 4 tipe rasa dasar pada lidah yaitu asam, asin, manis, dan pahit. Seluruh rasa ini dapat dirasakan oleh seluruh permukaan lidah. Rasa manis dan rasa asin dirasakan pada ujung lidah, asam pada samping lidah dan pahit pada daerah sekitar papilla sirkumvalata. Keempat rasa ini dikenal dengan istilah sensasi rasa primer (Don W 2002). Selain itu, ada rasa kelima yang telah teridentifikasi yakni umami yang dominan ditemukan pada glutamat (Marya 2002). a. Rasa Manis Gula atau pemanis buatan tidak langsung masuk sel rasa, tetapi memicu dulu perubahan di dalam sel. Senyawa tersebut akan terikat reseptor pada permukaan sel rasa yang digandeng dengan molekul G- protein. Dinamakan G-protein karena untuk aktivitasnya protein ini diatur oleh Guanin Trifosfat (Irianto 2012). Beberapa jenis zat kimia yang menyebabkan rasa ini meliputigula, glikol, alkohol, aldehida, keton, amida, ester, asam amino, asam sulfonat, asam halogen, dan garam anorganik dari timah hitam dan berilium. Hampir semua zat yang menyebabkan rasa manis merupakan zat kimia organik, satu-satunya zat anorganik yang menimbulkan rasa manis merupakan garam-garam tertentu dari timah hitam dan berillium (Guyton 2009). b. Rasa Asam Ion hidrogen dalam larutan dapat menyebabkan sensasi rasa asam. Ion ini bereaksi terhadap sel rasa dalam tiga cara yaitu, dapat masuk ke dalam sel secara langsung, memblokir kanal ion kalium pada mikrovili, dan mengikat kanal bukaan di mikrovili, sehingga ion-ion positif dapat masuk dalam sel rasa. Muatan positif ini akan berakumulasi dan mendorong terjadinya depolarisasi yang dapat melepaskan neurotransmiter dan menyalurkan sinyal ke otak (Irianto 2012). c. Rasa Asin Garam dapur atau Natrium Klorida (NaCl) adalah satu contoh dari garam yang dapat menimbulkan sensasi rasa asin. Ion natrium masuk melalui kanal ion pada mikrovili bagian apikal, atau lewat kanal pada basolateral (sisi) sel rasa, hal inilah yang akan membangunkan sel rasa tersebut (Irianto 2012). Kualitas rasa asin sedikit berbeda dari satu garam
  • 5. 5 dengan garam lainnya karena beberapa jenis garam juga mengeluarkan rasa lain di samping rasa asin (Guyton 2009). d. Rasa Pahit Seperti rasa manis, rasa pahit tidak disebabkan suatu jenis agen kimia. Pembagian kelas zat yang sering menyebabkan rasa pahit adalah zat organik rantai panjang yang berisi nitrogen dan alkaloid yang terdiri dari banyak obat yang digunakan dalam kedokteran seperti kuinin, kafein, strikmin, dan nikotin (Irianto 2012), misalnya kuinin, zat ini bereaksi melalui G-protein bersama reseptor dan second messenger. Namun, hanya second messengeryang mampu mendorong pelepasan ion kalsium dari retikulum endoplasma. Depolarisasi pun terjadi akibat terakumulasinya ion kalsium, dan terjadi juga pelepasan neurotransmiter(Guyton2009). e. Rasa Umami Umami berasal dari bahasa Jepang yang berarti “Meaty” atau “Savory” (enak, sedap, lezat). Rasa umani ditimbulkan oleh glutamat, yaitu asam amino yang banyak terdapat pada protein daging dan ikan. Zat ini bereaksi melalui G-protein bersama reseptor atau second messenger. Namun, belum diketahui tahapan antara second messengerdan pelepasan neurotransmiter (Irianto2012). 2.1.3 Faktor yang Mempengaruhi Sensitivitas Indera Pengecap a. Usia Usia mempengaruhi sensitivitas reseptor perasa (Evelyn 2001). Penurunan sensitivitas indera pengecap merupakan masalah psikologis yang biasa terjadi pada orang dengan usia tua. Seiring bertambahnya usia terjadi penurunan jumlah papilla sirkumvalata dan penurunan fungsi transmisi pada taste buds(Guyton 2001). b. Suhu makanan Sensitivitas pada tastebudspada indera pengecap dapat dipengaruhi oleh suhu makanan dan minuman yang kurang 20oC maupun lebih dari 30oC. Suhu yang terlalu panas akan merusak sel sel taste buds(Guyton 2001), demikian pula suhu yang terlalu dingin dapat membuat sensitivitas lidah berkurang, menyebabkan cedera atau bahkan kematian sel. Keadaan
  • 6. 6 tersebut cenderung berlangsung cepat karena sel yang rusak tersebut diperbaiki (G.Rensburg 2005). c. Penyakit Perawatan dan terapi pada penyakit kronis memerlukan waktu yang cukup lama. Obat-obatan tersebut memiliki efek samping dapat menyebabkan penurunan senisitivitas indera pengecap (Evelyn 2001). Efek samping obat tersebut dapat mempengaruhi penurunan sensitivitas indera pengecap, seperti amphetamin dapat menurunkan sensitivitas rasa asin dan manis, anestesia seperti lidokain dapat menyebabkan berkurangnya sensitivitas rasa asin dan manis, begitu juga penggunaan insulin untuk penderita diabetes yang berkepanjangan (Guyton 2001). d. Obat-obatan Pada penyakit kencing manis dan ginjal serta radiasi dapat pula menyebabkan xerostomia. Xerostomiaadalah keadaan dimana mulut kering akibat produksi kelenjar saliva berkurang (Guyton 2001). Keadaan tersebut dapat disebabkan oleh ganggguan pada pusat saliva atau saraf pembawa rangsang . Dengan berkurangnya produksi saliva makan sel-sel pengecap mengalami kesulitan dalam menerima rangsang (Pearce 2008). 2.2 AGEUSIA 2.2.1 Definisi Ageusia adalah ketidakmampuan untuk rasa, geusia seejati nya adalah cukup langka, dan dapat di sebabkan oleh sejumlah hal. Lebih umum,orang memiliki apa yg di kenal sebagai “ganguan rasa” yg berarti bahwa terganggu namun tidak sepenuhnya abasen gangguan rasa banyak terkait dengan bau gangguan sejak pengalaman bau dan rasa yg sangat erat terkait orang yg menderita ageusia sering mencari perhatian medis karena rasa di pandang sebagai rasa penting oleh banyak manusia. Dalam ageusia benar pasien tidak dapat merasakan apa apa di terapkannya atau pasien mengalami kesulitan membedakan selera atau mengalami selera tertentu. Orang tua, misalnya cenderung kurang peka terhadap rasa pahit.orang juga dapat mengembangkan dysgeusia, dimana rasa- rasa terdistorsi atau di ubah.
  • 7. 7 Pada sendiri, ageusia merupakan masalah bagi banyak penderita karena menggagung kenikmatan makanan. Rasa-rasa juga sangat penting dalam mendeteksi tanda-tanda banhwa makanan telah “off” dalam kombinasi dengan indra penciuman, yang berarti bahwa seseorang dengan ageusia dapat makan sesuatu yang membuatnya dia sakit. 2.2.2 Penyebab a. Kerusakan neurologis. Kerusakan jaringan saraf yang mendukung lidah dapat menyebabkan aguesia, terutama kerusakan pada nervus lingualis dan saraf glossopharingeus. Nervus lingualis melewati rasa umtuk bagian depan dua- tiga dari lidah dan saraf glossopharingeus melewati rasa untuk kembali ketiga lidah. Gangguan neurologis seperti palsi bell, dysoutonomia familial, dan multiple sclerosis menyebabkan masalah serupa dengan kerusakan saraf, seperti alnya tertentu menular kondisi seperti meningoencephalopatyh amoeboid primer. Saraf lingual (yang merupakan cabang dari saraf trigeminal v3, namun membawa sensasi rasa kembali ke saraf chorda typani ke ganglion geniculate dari nervus facialis), juga dapat rusak selama operasi otologic, menyebabkan perasaan rasa logam. b. Mulut yang sangat kering c. Perokok berat d. Terapi penyinarn pada kepala dan leher e. Efek samping dari obat ( misalnya vinkristin-obat anti kanker atau amitriptilin-obat anti depresi) 2.2.3 Akibat ageusia Kehilangan pengecapan dapat menimbulkan hilangnya nafsu makan. 2.2.4 Cara Pencegahan  Kurangi merokok.  Tidak meminum obat-obatan yang keras terlalu banyak kecuali memang diperlukan. 2.2.5 Cara Pengobatan  Sering makan permen untuk menjaga kelembaban mulut.  Memperbaiki kebersihan rongga mulut.
  • 8. 8  Apabila Anda sedang mengalami infeksi saluran pernapasan, tunggu sampai beberapa hari setelah penyakit tersebut menghilang  Konsumsi vitamin A (ubi kuning, wortel, sayuran dan buah kuning), vitamin B (gandum, daging, susu, kacang hijau, ragi, beras, telur), dan mineral zinc (kacang, gandum, sayur-sayuran hijau seperti bayam dan asparagus, daging, unggas, tiram). 2.3 PATHWAY Perokok berat Obat terapi Nafsu makan Asap Masuk kerongga mulut Asap menguap Rongga mulut panas Kerusakan ujung saraf sensorik dan taste buds AGEUSIA Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan Efek samping obat Kurang pengetahuan Kerusakan komunikasi verbal Gangguan sensori- persepsi : pengecapan
  • 9. 9 2.4 ASUHAN KEPERAWATAN A. Pengkajian 1) Anamnesa : - Keluhan utama - Riwayat penyakit saat ini - Riwayat penyakit terdahulu - Riwayat alergi - Pola makan - Personal hygiene 2) Pemeriksaan fisik : - Warna : merah, putih, kuning, hitam, pucat. - Bentuk : pembengkakan, luka, benjolan, simetris/ tidak. - Tekstur : kasar, halus - Produksi air ludah - Kelembaban mukosa B. Diagnosa keperawatan 1. Gangguan sensori- persepsi: pengecapan b.d gangguan resepsi/ transmisi/ integrasi sensori sekunder terhadap proses penuaan/ penyakit sistem persyarafan/ efek medikasi. 2. Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d penurunan nafsu makan sekunder terhadap ageusia. 3. Cemas b.d kurang pengetahuan. C. Intervensi keperawatan Tujuan dan kriteria hasil : - Mengetahui faktor penyebab perubahan sensori- persepsi: pengecapan. - Mencegah terjadinya komplikasi. Intervensi 1. Kaji keadaan mulut. Rasional : untuk mengetahui kemungkinan adanya infeksi atau kekeringan (terlalu sedikit ludah). 2. Kaji adanya ageusia dengan cara menguji pengecapan menggunakan gula (manis), jus jeruk (asam), garam (asin), aspirin- kuinin/ lidah buaya (pahit).
  • 10. 10 Rasional : untuk menguji pengecapan. 3. Anjurkan klien mengulum permen. Rasional : Agar mulut klien selalu basah atau lembab.
  • 11. 11 BAB III PENUTUP 3.1. Kesimpulan D. Lidah adalah salah satu dari panca indera yang befungsi sebagai alat pengecap. Lidah terletak didasar mulut dan melekat pada tulang hioid. Lidah berwarna merah dan permukaannnya tidak rata. Korpus lidah mengandung otot intrinsik dan ekstrinsik dan merupakan otot terkuat didalam tubuh (Mark H. Swartz 1995,Irianto 2012,Greenberg MS 1992) E. Terdapat 4 tipe rasa dasar pada lidah yaitu asam, asin, manis, dan pahit. Seluruh rasa ini dapat dirasakan oleh seluruh permukaan lidah. Rasa manis dan rasa asin dirasakan pada ujung lidah, asam pada samping lidah dan pahit pada daerah sekitar papilla sirkumvalata. Keempat rasa ini dikenal dengan istilah sensasi rasa primer (Don W 2002). F. Ageusia adalah ketidakmampuan untuk rasa.ageusia seejati nya adalah cukup langka.dan dapat di sebabkan oleh sejumlah hal.lebih umum,orang memiliki apa yg di kenal sebagai “ganguan rasa” yg berarti bahwa terganggu namun tidak sepenuhnya abasen gangguan rasa banyak terkait dengan bau gangguan sejak pengalaman bau dan rasa yg sangat erat terkait orang yg menderita ageusia sering mencari perhatian medis karena rasa di pandang sebagai rasa penting oleh banyak manusia. 3.2. Saran Demikianlah makalah yang kami buat ini, mudah-mudahan apa yang kami paparkan bisa menjadi tambahan pengetahuan bagi kita semua untuk lebih mengenal mengenaiasuhan keperawatan pada indera pengecap terkait dengan gangguan ageusia. Kami menyadari apa yang kami paparkan dalam makalah ini tentu masih belum sesuai apa yang diharapkan, dengan ini kami berharap masukan yang lebih banyak lagi dari dosen pembimbing dan teman-teman semua.