1. Praktik Kerja Lapangan 2016
Jurusan Teknik Sipil, Program Studi Konstruksi Sipil
PoliteknikNegeri Semarang
PROYEK PENINGKATANJALAN
LEMAHBANG-KALORAN BTS KAB TEMANGGUNG (KABUPATEN SEMARANG) 86
BAB V
TINJAUAN KHUSUS
V.1 Uraian umum
Tanah didefinisikan sebagai material yang terdiri dari agregat atau butiran,
mineral-mineral padat yang tidak terikat secara kimia satu sama lain dan dari
bahan-bahan organic yang telah melapuk (yang berpartikel padat) disertai dengan
zat cair dan gas yang mengisi ruang-ruang kosong di antara partikel-partikel padat
tersebut. Tanah umumnya dibagi dari kerikil (gravel), pasir (sand), lanau (silt),
lempung (clay). ( dikutip repository.usu.ac.id)
Gambar 5.1 Diagram Tanah
Besarnya kadar air dan udara mempengaruhi kesetabilan tanah, Oleh
karena itu, semua jenis tanah dapat digunakan untuk timbunan dibelakang dinding
penahan tanah.
Proses pemadatan tanah timbunan harus dilakukan lapis per lapis. Untuk
menghindari kerusakan pada dinding penahan tanah digunakan alat pemadat yang
ringan. Pada Proyek Peningkatan Jalan Lemahbang-Kaloran Batas Kab.
Temanggung (Kab. Semarang)yang digunakan untuk tanah timbunan adalah tanah
lempung. Oleh karena itu, diperlukan pengontrolan yang sangat ketat karena
berpotensi mengalami penurunan, keteba;an pemadatan perlapis maksimal 22 cm
dan sebaiknya dikerjakan tidak membentuk permukaan yang miring, karena akan
menyebabkan pemisahan lapisan dan akan berdampak pada keruntuhan. Maka
dari itu sebaiknya dilakukan dengan permukaan tanah horizontal.
V.1.A Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan Persiapan merupakan langkah yang paling awal dari seluruh
pekerjaan yang telah direncanakan. Pekerjaan Persiapan mesti di rencanakan
secara baik dan terarah agar tujuan proyek tercapai. Pekerjaan Persiapan yang
dimaksud adalah suatu Pekerjaan guna mempersiapkan apa yang harus disediakan
bagi kelancaran suatu proyek yang akan di kerjakan .
2. Praktik Kerja Lapangan 2016
Jurusan Teknik Sipil, Program Studi Konstruksi Sipil
PoliteknikNegeri Semarang
PROYEK PENINGKATANJALAN
LEMAHBANG-KALORAN BTS KAB TEMANGGUNG (KABUPATEN SEMARANG) 87
1) Persiapan Awal
Yang dimaksud dengan persiapan awal disini adalah :
a. Persiapan Sumber Daya Manusia
Persiapan Sumber daya manusia disini meliputi para pekerja yang akan bekerja
baik itu pekerja khusus maupun pekerja pembantu. Para pekerja khusus harus
disesuaikan dengan pekerjaan yang akan dilakukan dan jumlahnya harus
disesuaikan dengan volume pekerjaannya. Untuk pekerjaan pembantu, biasanya
diambil dengan pekerja setempat karena tidak diperlukan keahlian khusus.
b. Persiapan Material
Semua material atau bahan yang akan digunakan harus diambil sampelnya
terlebih dahulu dan ditunjukkan kepada direksi pekerjaan. Selanjutnya sampel
bahan tersebut di uji mutu dilaboratorium yang ditunjuk/disetujui direksi
pekerjaan. Untuk material pabrikasi (Readymix concrete) harus diserahkan kepada
direksi pekerjaan. Jika material yang diujikan tersebut memenuhi syarat/sesuai
dengan spesifikasi teknik, maka selanjutnya dapat dilaksanakan pemesanan.
c. Persiapan Alat
Dalam melakukan pekerjaan konstruksi diperlukan berbagai macam alat di
lapangan. Alat ini bisa alat berat maupun alat ringan. Untuk penggunaan alat berat
maka diperlukan manajemen yang baik dalam pengoperasiannya. Alat yang
digunakan sesuai medan yang ada dilapangan.
2) Persiapan Lalu Lintas
Untuk menjamin bahwa lalu lintas di lokasi pekerjaan agar aman maka dilakukan
pengaturan lalu lintas dengan memasang tanda-tanda atau rambu jelas dan mudah
dipahami, pemberitahuan bahwa sedang ada pelaksanaan pekerjaan dinding
penahan tanah.
Dalam pelaksanaan pekerjaan terhadap lalu lintas akan disiapkan fasilitas dan
sarana pengaturan lalu lintas berupa rambu-rambu yang jelas dan koordinasikan
dengan pihak yang berwenang dalam hal ini kepolisian.
3) Pembersihan Areal Proyek
Dalam pelaksanaan pembuatan dinding penahan tanah material yang ada di
tempat yang akan di gunakan harus di kondisikan agar proses pembutan dinding
penahan tanah tidak sulit
Pekerjaan ini meliputi penggalian, penimbunan, penghamparan dan pemadatan
tanah yang telah di tentukan dimensi dan satuan dari berbagai pihak (Owner,
Kontraktor, dan Konsultan) yang terlibat dalam pelaksanaan konstruksi.
3. Praktik Kerja Lapangan 2016
Jurusan Teknik Sipil, Program Studi Konstruksi Sipil
PoliteknikNegeri Semarang
PROYEK PENINGKATANJALAN
LEMAHBANG-KALORAN BTS KAB TEMANGGUNG (KABUPATEN SEMARANG) 88
4) Mobilisasi Alat Berat
Dalam pelaksanaan dilapangan hal ini harus di perhatikan karena hal ini
menunjang pekerjaan dinding penahan tanah sehingga di perhitungkan dalam
mengatur alat berat yang digunakan hal ini alat yang digunakan adalah excavator
dan baby roller.
5) Gudang Besi
Dalam pelaksanaan dilapangan gudang besi sangat dibutuhkan hal ini untuk
penyimpanan besi yang digunakan untuk pengerjaan dinding penahan tanah.
Gudang besi harus aman dan tidak jauh dari lokasi pekerjaan.
V.2 Pekerjaan Bahu Jalan dan Dinding Penahan Tanah
Pengertian Dinding Penahan Tanah(Retaining Wall)
Dinding Penahan Tanah adalah sebuah struktur yang
didesain dan dibangun untuk menahan tekanan lateral (horizontal)
tanah ketika terdapat perubahan elevasi tanah yang melampaui
sudut at-rest dalam tanah. Faktor penting dalam mendesain dan
membangun dinding penahan tanah adalah mengusahakan agar
dinding penahan tanah tidak bergerak ataupun tanahnya longsor
akibat gaya gravitasi.
Dinding penahan tanah berfungsi untuk menyokong tanah
serta mencegahnya dari bahaya kelongsoran, baik akibat beban air
hujan, berat tanah sendiri maupun akibat beban yang bekerja
diatasnya. Pekerjaan konstruksi dinding penahan tanah sudah
cukup lama dikenal didunia dan sering digunakan dalam pekerjaan
sipil.
V.3Jenis Dinding Penahan Tanah
Di Kebanyakan proses konstruksi, terkadang diperlukan
perubahan penampang permukaan tanah dengan suatu cara untuk
menghasilkan permukaan vertikal atau yang dekat dengan
permukaan vertikal tersebut(whitlow, 2002). Penampang baru
tersebut mungkin saja dapat memikul beban sendiri, tetapi dalam
beberapa kasus, sebuah struktur dinding penahan horizontal
membutuhkan dukungan. Untuk faktor stabilitas, kondisi tanah asli
maupun material pendukung sangatlah penting, karena
berhubungan dengan dampak bergeraknya dinding penahan atau
kegagalan struktur setelah proses konstruksi.
Jika struktur dinding penahan tanah telah didukung dengan
material lain sehingga bergerak mendekat kearah tanah, maka
4. Praktik Kerja Lapangan 2016
Jurusan Teknik Sipil, Program Studi Konstruksi Sipil
PoliteknikNegeri Semarang
PROYEK PENINGKATANJALAN
LEMAHBANG-KALORAN BTS KAB TEMANGGUNG (KABUPATEN SEMARANG) 89
tekanan horizontal dalam tanah akan meningkat hal ini disebut
tekanan pasif. Jika dinding penahan bergerak menjauh dari tanah,
tekanan horizontal akan menurun, hal ini disebut dengan tekanan
aktif. Jika struktur dinding penahan tanah tidak runtuh, tekanan
horizontal dapat dikatakan dalam tekanan at-rest.
Dinding penahan tanah dapat dibedakan atas 2 bagian yaitu
Sistem Stabilisasi Eksternal (externally stabilized system) yang
terbagi atas Gravity Wall dan in-situ atau Embedded Walls dan
Sistem Stabilisasi Internal(Internally Stabilized System) yang
terbagi atas Reinforced Soil Walls dan In-Situ Reinforcement.
a) Gravity Walls
Masonry Wall
Dapat terbuat dari beton, batu bata ataupun
batu keras. Kekuatan dari material dinding penahan
biasanya lebih kuat daripada tanah dasar. Kakinya
biasanya dibuat dari beton dan biasanya akan
mempunyai lebar sepertiga atau setengah dari tinggi
dinding penahan. Stabilitas dinding ini tergantung
kepada massa dan bentuk
Gambar 5.2 Masonry Wall
Gabion Wall
Gabion adalah kumpulan kubus yang terbuat
dari galvanized steel mesh atau wokwn strip, atau
plastic mesh (hasil anyaman) dan diisi dengan
pecahan batu atau cobbles, untuk menghasilkan
dinding penahan tanah yang mempunyai drainase
bebas, seperti pasir dan hasil galian.
5. Praktik Kerja Lapangan 2016
Jurusan Teknik Sipil, Program Studi Konstruksi Sipil
PoliteknikNegeri Semarang
PROYEK PENINGKATANJALAN
LEMAHBANG-KALORAN BTS KAB TEMANGGUNG (KABUPATEN SEMARANG) 90
Gambar 5.3 Gabion Wall
Reinforced Concrete Wall (Cantilever Reinforced
Concrete Wall)
Reinforced concrete cantilever walls adalah
bentuk modern yang paling umum dari gravity wall,
baik dalam bentuk L atau bentuk T terbalik.
Dibentuk untuk menghasilkan lempengan
Kantilever vertikal, kantilever sederhana, beberapa
menggunakan berat dari timbunan di belakang
dinding untuk menjaga agar dinding tetap stabil. Hal
ini baik digunakan untuk dinding sampai dengan
ketinggian 6 m (Whitlow,2001)
Gambar 5.4 Reinforced concrete cantilever walls
b) In-Situ or Embedded Walls
Sheet Pile Wall
Jenis ini merupakan struktur yang flexibel
yang dipakai khususnya untuk pekerjaan sementara
dipelabuhan atau ditempat yang mempunyai tanah
yang jelek, Material yang dipakai adalah timber,
beton pre-cast dan baja.
6. Praktik Kerja Lapangan 2016
Jurusan Teknik Sipil, Program Studi Konstruksi Sipil
PoliteknikNegeri Semarang
PROYEK PENINGKATANJALAN
LEMAHBANG-KALORAN BTS KAB TEMANGGUNG (KABUPATEN SEMARANG) 91
Gambar 5.5 Sheet Pile Wall
Braced or Propped wall
Props,braces,shores dan Struts biasanya
digunakan didepan dinding penahan tanah material-
material tersebut akan mengurangi defleksi lateral
dan momen tekuk serta pemancangan tidaklah
dibutuhkan. Dalam saluran drainase, dipakai struts
dan wales. Dalam penggalian yang dengan area
yang cukup luas, dipakai framed shores dan raking
Shores.
Gambar 5.6 Braced or Propped wall
Contiguous dan secant bored-pile wall
Dinding Contiguous bored-pile dibenyuk
dari satu atau dua baris tiang pancang yang dipasang
rapat satu sama lain.
7. Praktik Kerja Lapangan 2016
Jurusan Teknik Sipil, Program Studi Konstruksi Sipil
PoliteknikNegeri Semarang
PROYEK PENINGKATANJALAN
LEMAHBANG-KALORAN BTS KAB TEMANGGUNG (KABUPATEN SEMARANG) 92
Gambar 5.7 Contiguous bored-pile
Diapraghm Wall
Biasanya dibangun sebagai saluran sempit
yang telah digali yang untuk sementara diperkuat
bentonite slurry, material perkuatan ditumpahkan ke
saluran dan beton ditaruh melalui tremie. Metode ini
dipakai ditanah yang sulit dimana sheet piles akan
bermasalah atau level dengan muka air yang tinggi
atau area terbatas.
Gambar 5.8 Diapraghm Wall
8. Praktik Kerja Lapangan 2016
Jurusan Teknik Sipil, Program Studi Konstruksi Sipil
PoliteknikNegeri Semarang
PROYEK PENINGKATANJALAN
LEMAHBANG-KALORAN BTS KAB TEMANGGUNG (KABUPATEN SEMARANG) 93
A. Reinforced Soil Walls
Menurut Scholoser (1990), konsep dari reinforced
earth diperkenalkan oleh Henry Vidal di Perancis. Vidal
mengamati bahwa ketika lapisan pasir diberi pemisah
berupa lembaran horizontal yang tebuat dari baja, tanah
tersebut lebih kuat menahan pembebanan secara vertikal.
Kemudian selanjutnya perkerasan ini mulai dipakai untuk
perkuatan dalam konstruksi dinding penahan tanah.
B. In-Situ Reinforcement
Jenis perkuatan ini merupakan metode in-situ
reinforcement yang menggunakan material berupa baja atau
elemen metalik lain yang dimasukkan atau melakukan
grouting di dalam lubang yang telah digali, tetapi
materialnya bukan merupakan pre-stressed.
Dari Jenis-jenis dinding penahan tanah yang
disebutkan diatas, Proyek Peningkatan Jalan Lemahbang-
Kaloran Batas Kab. Temanggung (Kab. Semarang)
menggunakan sistem stabilisasi eksternal yang masuk
kategori gravity Walls yang bernama masonry Wallls.
V.4 Jenis Sistem Drainase pada Dinding Penahan Tanah
Suatu hal yang penting dalam membangun sebuah
dinding penahan tanah adalah memaidainya sistem drainase
karena air yang berada dibelakang dinding penahan tanah
mempunyai pengaruh pada stabilitas struktur. Drainase
berfungsi mengalirkan air tanah yang berada di belakang
dinding. Sehingga jika sistem drainase buruk dapat
menyebabkan runtuhnya struktur dri dinding penahan
tersebut. Maka hal ini harus diperhatikan dengan cermat
agar tidak terjadi runtuhnya dinding penahan.
a. Drainase dasar (bottom drain)
Drainase dasar adalah sistem drainase yang paling
sederhana, bertujuan mengumpulkan air yang berada di
dinding (air yang terdapat pada tanah timbunan). Air yang
terkumpul tersebut kemudian dialirkan ke depan dinding
melalui saluran yang menembus dinding penahan tanah
9. Praktik Kerja Lapangan 2016
Jurusan Teknik Sipil, Program Studi Konstruksi Sipil
PoliteknikNegeri Semarang
PROYEK PENINGKATANJALAN
LEMAHBANG-KALORAN BTS KAB TEMANGGUNG (KABUPATEN SEMARANG) 94
Gambar 5.9 Drainase Dasar
b. Drainase Punggung(back drain)
Sistem drainase ini lebih baik digunakan dengan
sistem drainase dasar dimana pada sepanjang punggung
dinding terdapat filter.
Gamabar 5.10 Drainase Punggung
c. Drainase Inklinasi (inclined drain) dan Drainase
Horizontal(horizontal drain)
Kedua sistem drainase ini dimaksudkan unntuk
menghilangkan tekanan air pori yang berlebihan dan
merupakan pengembangan dari sistem drainase dasar. Pada
kedua sistem ini, gaya aliran (seepage forces) berarah ke
bawah menuju sistem drainase.
10. Praktik Kerja Lapangan 2016
Jurusan Teknik Sipil, Program Studi Konstruksi Sipil
PoliteknikNegeri Semarang
PROYEK PENINGKATANJALAN
LEMAHBANG-KALORAN BTS KAB TEMANGGUNG (KABUPATEN SEMARANG) 95
Gambar 5.11 Sistem Drainase Inklinasi dan Drainase
Horizontal
Dari penjelasan diatas sistem drainase pada dinding
penahan tanah yang digunakan pada Proyek Peningkatan
Jalan Lemahbang-Kaloran Batas Kab. Temanggung (Kab.
Semarang) adalah sistem drainase dasar (bottom drain)
V.5 Proses Pengerjaan Bahu Jalan dan Dinding Penahan Tanah
Proses pengerjaan yang pertama dilakukan adalah
mengerjakan dinding penahan tanah terlebih dahulu.
Dinding Penahan Tanah terdapat pada STA 42+530 ,
42+935 , 43+265 Untuk mengawali pekerjaan pembuatan
dinding penahan tanah dengan meninjau lokasi pekerjaan
dengan pemilik proyek (owner), Penyedia Jasa, Konsultan
Pengawas .
Penyimpanan gudang besi untuk menumpuk
material besi yang akan di gunakan untuk persiapan
pemasangan Dinding Penahan Tanah (Retaining Wall).
11. Praktik Kerja Lapangan 2016
Jurusan Teknik Sipil, Program Studi Konstruksi Sipil
PoliteknikNegeri Semarang
PROYEK PENINGKATANJALAN
LEMAHBANG-KALORAN BTS KAB TEMANGGUNG (KABUPATEN SEMARANG) 96
Gambar 5.12 Gudang Besi
Besi yang di gunakan untuk pemasangan Dinding
Penahan Tanah adalah Diameter Baja Tulangan Sirip BJTS
13, BJTS 16 , dan BJTS 19.
Pekerjaan yang dilakukan pertama adalah
menyiapkan rambu-rambu lalu lintas yang diperlukan agar
menjaga pekerja dari kecelakaan kerja dengan jarak 5 meter
Sebelum galian.
Gambar 5.13 Rambu-rambu Proyek
12. Praktik Kerja Lapangan 2016
Jurusan Teknik Sipil, Program Studi Konstruksi Sipil
PoliteknikNegeri Semarang
PROYEK PENINGKATANJALAN
LEMAHBANG-KALORAN BTS KAB TEMANGGUNG (KABUPATEN SEMARANG) 97
Selanjutnya adalah menggali tanah sesuai gambar
rencana. Penggalian dilakukan secara manual dengan
bantuan excavator. Setelah terkumpul tanah yang sudah
digali tanah tersebut dibawa oleh dump truck menuju lokasi
pembuangan.
Gambar 5.14 Galian Untuk Dinding Penahan Tanah
Setelah melakukan penggalian sesuai dengan
rencana, pekerjaan selanjutnya adalah memadatkan tanah
yang sudah dilakukan penggalian dengan alat baby roller.
Gambar 5.15 Pemadatan menggunakan Baby Roller
13. Praktik Kerja Lapangan 2016
Jurusan Teknik Sipil, Program Studi Konstruksi Sipil
PoliteknikNegeri Semarang
PROYEK PENINGKATANJALAN
LEMAHBANG-KALORAN BTS KAB TEMANGGUNG (KABUPATEN SEMARANG) 98
Setelah menggali mempersiapkan plastic bond
breaker. Pemasagan plastic bond breaker bertujuan agar
supaya air yang terdapat pada beton tidak meresap pada
tanah
Gambar 5.16 Pemasangan plastic bond breaker
Merangkai dan memasang baja tulangan yang telah
disapkan sebelumnya dan sesuai dengan gambar kerja
Diameter tulangan yang digunakan.
14. Praktik Kerja Lapangan 2016
Jurusan Teknik Sipil, Program Studi Konstruksi Sipil
PoliteknikNegeri Semarang
PROYEK PENINGKATANJALAN
LEMAHBANG-KALORAN BTS KAB TEMANGGUNG (KABUPATEN SEMARANG) 99
Gambar 5.17 Pemasangan Baja Tulangan
Pengecoran lantai dasar, pengecoran memakai beton
ready mix dari PT. VARIA USAHA BETON dengan
kapasitas truck mixer 5m3. Beton yang digunakan adalah fc’
20 atau setara dengan mutu K-250.
Gambar 5.18 Pengecoran Lantai Dasar
15. Praktik Kerja Lapangan 2016
Jurusan Teknik Sipil, Program Studi Konstruksi Sipil
PoliteknikNegeri Semarang
PROYEK PENINGKATANJALAN
LEMAHBANG-KALORAN BTS KAB TEMANGGUNG (KABUPATEN SEMARANG) 100
Setelah melakukan pengecoran lantai dasar,
pekerjaan selanjutnya adalah pemasangan perancah
(bekisting). Pemasangan tersebut harus rapi sehingga tidak
berlubang atau kropos hasilnya.
Gambar 5.19 Pemasangan Perancah (Bekisting)
Setelah pemasangan perancah(bekisting), pekerjaan
selanjutnya adalah pengecoran, tetapi sebelum melakukan
pengecoran sebaiknya di cekSlump, Slump tersebut antara
8-12 di cek dilapangan secara langsung disaksikan ketiga
pihak Pengguna Jasa, Penyedia Jasa, dan Konsultan
Pengawas.
Gambar 5.20 Foto Slump Checking
16. Praktik Kerja Lapangan 2016
Jurusan Teknik Sipil, Program Studi Konstruksi Sipil
PoliteknikNegeri Semarang
PROYEK PENINGKATANJALAN
LEMAHBANG-KALORAN BTS KAB TEMANGGUNG (KABUPATEN SEMARANG) 101
Pengecoran dinding penahan tanah (Retaining
Wall). Melibatkan satu mandor, 8 orang pekerja , dan 2
orang pengawas lapangan. Karena jaraj Truck Molendengan
dinding penahan tanah panjang, sebagai pengganti concrete
pump para pekerja menggunakan talang seng. Pengecoran
menggunakan fc’ 20 atau setara dengan mutu K-250.
Gambar 5.21 Pengecoran Dinding Penahan Tanah
Setelah dinding penahan sudah siap maka pekerjaan
selanjutnya adalah mempersiapkan untuk bahu jalan yaitu
terlebih dahulu memindahkan material timbunan
menggunakan dump truck. Membentuk kembali bahu jalan
hingga memenuhi kelandaian yang sesuai dengan badan
jalan.
Gambar 5.22 Menimbun Material Untuk Bahu Jalan
17. Praktik Kerja Lapangan 2016
Jurusan Teknik Sipil, Program Studi Konstruksi Sipil
PoliteknikNegeri Semarang
PROYEK PENINGKATANJALAN
LEMAHBANG-KALORAN BTS KAB TEMANGGUNG (KABUPATEN SEMARANG) 102
Seluruh pembentukan kembali dan peningkatan bahu
jalan harus diikuti pemadatan dengan mesin gilas roda ban
atau yang dimaksudkan adalah alat baby roller. Pemadatan
dilakukan per layer 20 cm maksimal 22 cm. Pemadatan
harus dilaksanakan sampai memenuhi persyaratan
kepadatan normal
Gambar 5.23 Pemadatan Setelah Penimbunan
Gambar 5.24 Hasil Pengerjaan Peningkatan Bahu Jalan dan
Dinding Penahan Tanah
18. Praktik Kerja Lapangan 2016
Jurusan Teknik Sipil, Program Studi Konstruksi Sipil
PoliteknikNegeri Semarang
PROYEK PENINGKATANJALAN
LEMAHBANG-KALORAN BTS KAB TEMANGGUNG (KABUPATEN SEMARANG) 103
V.6 Permasalahan Yang Terjadi Di Lapangan
Suatu masalah yang terjadi dilapangan pelaksanaan proyek. Permasalahan
maupun kendala– kendala baik sebelum ataupun selama pelaksanaan proyek pasti
akan terjadi. Untuk mengatasi pemasalahan maupun kendala tersebut perlu suatu
solusi yang tepat dan efektif yang perlu digunakan.
a. Pengecoran
Permasalahan
Saat mengecor material beton yang dihamparkan ke dinding penahan tanah sering
keluar dari bekisting, sehingga pekerjaan menjadi tidak rapi dan membuang
material tersebut
Solusi
Saat mengecor dinding penahan tanah yang jaraknya jauh dengan truck molen
sebaiknya menggunakan concrete pump.
b. Cuaca Buruk
Permasalahan :
Saat pengecoran dinding penahan tanah terjadi hujan, sehingga air hujan nantinya
akan menambah air campuran beton yang nantinya akan mempengaruhi
kekentalannya dan kekuatan beton akan berubah.
Solusi :
Pengecoran dihentikan, truck mixer yang sudah berangkat dan yang ada dilokasi
segera dituang. Untuk mengurangi air hujan, digunakan penutup plastic bond
breaker saat pengecoran
c. Lalu Lintas Yang Padat
Permasalahan :
Lalu lintas di sekitar dinding penahan sangat padat sehingga terjadi kemacetan.
Solusi :
Diberlakukan sistem buka tutup jalan. Pengerjaan proyek segera diselesaikan
untuk meminimalisir kemacetan yang terjadi. Berkoordinasi dengan pihak
berwajib untuk kenyamanan pengendara.
19. Praktik Kerja Lapangan 2016
Jurusan Teknik Sipil, Program Studi Konstruksi Sipil
PoliteknikNegeri Semarang
PROYEK PENINGKATANJALAN
LEMAHBANG-KALORAN BTS KAB TEMANGGUNG (KABUPATEN SEMARANG) 104
d. Lokasi Geografis yang Berat Dilalui Alat Berat Besar
Permasalahan :
Kondisi Geografis dari lokasi proyek sangat sulit dilalui oleh alat berat dengan
kapasitas besar, seperti ready mix dengan kapasitas 8m3dan alat pembawa besi
D19 untuk Dinding Penahan Tanah
Solusi :
Untuk pengecoran menggunakan ready mix yang diisi beton 5m3 dan untuk
pembesian dirangkai di Mraggen (Semarang) setelah jadi dibawa ke lokasi
proyek.