SlideShare a Scribd company logo
66
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Pendekatan Metodologi
Metodologi penelitian berasal dari kata metode yang berarti cara yang tepat
untuk melakukan sesuatu dan logos yang berarti ilmu atau ilmu pengetahuan. Jadi
metodologi memiliki arti cara melakukan sesuatu dengan menggunakan pikiran
secara seksama untuk mencapai suatu tujuan. Adapun penelitian adalah suatu
kegiatan untuk mencari, mencatat, merumuskan dan menganalisis sampai
menyusun laporannya (Wirartha, 2005).
Secara umum metode penelitian didefinisikan sebagai suatu kegiatan
ilmiah yang terencana, terstruktur, sistematis dan memiliki tujuan tertentu
baik praktis maupun teoritis. Dikatakan sebagai ‘kegiatan ilmiah’ karena
penelitian dengan aspek ilmu pengetahuan dan teori. ‘Terencana’ karena
penelitian harus direncanakan dengan memperhatikan waktu, dana dan
aksesibilitas terhadap tempat dan data (Raco, 2010).
3.2 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini berdasarkan rumusan masalah serta tujuan penelitian
yaitu sifatnya deskriptif kualitatif atau penelitian terapan yang di dalamnya
mencakup penelitian survey, yaitu penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan
tingkat kerawanan banjir di Kecamatan Payung Sekaki yang terjadi saat ini dan
yang akan datang. Penelitian kualitatif merupakan penelitian non matematis dengan
67
proses menghasilkan data-data dari hasil temuan berupa pengamatan, survey
maupun wawancara (Anselm, et.al, 2009).
3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Payung Sekaki, Kota Pekanbaru.
Alasan mengambil lokasi studi sebagai obyek penelitian yaitu karena Kecamatan
Payung Sekaki merupakan salah satu daerah yang rawan terjadi banjir ketika curah
hujan tinggi, sehingga perlu adanya strategi dan arahan dalam penanganan kawasan
rawan bencana banjir tersebut. Untuk memperoleh data yang dibutuhkan
berdasarkan latar belakang masalah yang diajukan, maka dilakukan penelitian
selama 3 (tiga) bulan yaitu mulai dari bulan Agustus sampai bulan Oktober.
3.4 Jenis dan Metode Pengumpulan Data
Hal yang penting dalam persiapan penelitian lapangan adalah dengan
penyusunan kebutuhan data dan informasi. Pengumpulan data dan informasi dapat
melalui observasi/ pengamatan langsung situasi dan kondisi yang terjadi dalam
wilayah penelitian. Jenis data dapat dibedakan menjadi:
a) Data primer yaitu data yang diperoleh dari sumber asli atau sumber
pertama (observasi langsung). Data ini harus dicari melalui
responden (wawancara), yaitu orang yang dijadikan obyek penelitian
atau orang yang dijadikan sebagai sarana untuk mendapatkan
informasi ataupun data yang dibutuhkan, selain itu data primer juga
dapat diperoleh dari pengamatan/observasi langsung di lapangan.
68
Data primer yang dibutuhkan antara lain:
 Data penggunaan lahan/eksisting dengan survei lapangan
 Penyebab, strategi, dan arahan penanganan banjir dari hasil
wawancara Stake Holder.
Data primer dapat di peroleh dari pengamatan/observasi dan
wawancara/ interview. Untuk wawancara bersifat semistruktural.
b) Data sekunder yaitu data pendukung yang sudah ada sehingga hanya
perlu mencari dan mengumpulkan data tersebut. Data tersebut
diperoleh atau dikumpulkan dengan mengunjungi tempat atau
instansi terkait dengan penelitian. Data sekunder ini dapat berupa
literatur, dokumen, peta serta laporan-laporan yang berkaitan dengan
penelitian yang dilakukan.
Data sekunder yang dibutuhkan meliputi data aspek dasar yaitu :
i. Data aspek fisik dasar meliputi : topografi, jenis tanah, data curah
hujan, Hidrologi & Sub DAS
ii. Karakteristik banjir melalui data jumlah titik genangan yang ada
dilokasi penelitian
iii. Data Demografi Penduduk dan Penggunaan Lahan di Kecamatan
Payung Sekaki,
iv. Peta-peta yang mendukung penelitian.
Data sekunder dapat diperoleh dari instansi terkait, tinjaun pustaka
dan dokumentasi yang sudah ada.
Beberapa metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian yaitu:
69
1. Observasi merupakan suatu teknik pengumpulan data yang mempunyai ciri
yang spesifik dibandingkan dengan teknik yang lain yaitu wawancara dan
kuesioner. Jika wawancara dan kuesioner selalu berkomunikasi dengan
orang, maka observasi tidak terbatas pada orang, tetapi juga pada obyek-
obyek alam yang lainnya (Sugiyono, 2012).
2. Wawancara atau interview adalah suatu bentuk komunikasi verbal semacam
percakapan yang bertujuan memperoleh informasi (S. Nasution, 2009).
Wawancara dengan StakeHolder untuk memperoleh data yang bersifat fisik
dan non fisik yang dialami masyarakat.
3. Pengumpulan data-data sekunder dengan mengambil data-data yang
sifatnya dokumen, literatur pada dinas terkait atau buku-buku yang mampu
mendukung penelitian
70
3.5 Teknik Analisis Data
Adapun teknik analisis pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
3.5.1 Menganalisa tingkat kerawanan kawasan banjir yang ada di
Kecamatan Payung Sekaki, Kota Pekanbaru.
Pada tahap analisa tingkat kerawanan banjir ini, metode analisis yang
digunakan adalah metode Overlay. Analisis ini digunakan untuk melihat tingkat
kerawanan banjir Kecamatan Payung Sekaki dari tumpang tindih beberapa peta
fisik dasar Kota Pekanbaru menggunakan Aplikasi ArcGIS 10.1 . Dan sebelum
masuk pada tahap analisis superimpose atau overlay ini, beberapa peta fisik dasar
Kota Pekanbaru harus terlebih dahulu dianalisis menggunakan analisis fisik dasar.
Adapun analisis fisik dasar metode overlay dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Analisis Kondisi Fisik Dasar
Analisis ini digunakan untuk menganalisa data dengan menggambarkan
keadaan kondisi fisik alam yang terdapat di wilayah penelitian, kemudian
mengklasifikasi berdasarkan tujuan yang dicapai. Dalam penelitian ini, analisis
kondisi fisik di jelaskan secara deskriptif yaitu sebagai berikut:
 Analisis kondisi fisik alam wilayah penelitian, meliputi analisis topografi,
jenis tanah, kondisi curah hujan.
 Analisis penggunaan lahan meliputi analisis klasifikasi penggunaan lahan.
Analisis ini digunakan untuk menggambarkan dan mengetahui bagaimana
keterkaitan antara tingkat karakteristik banjir dengan kondisi landuse
(klasifikasi dan intensitas penggunaan lahan) pada daerah penelitian.
71
b. Metode Teknik Overlay
Metode teknik overlay ini digunakan untuk menentukan daerah rawan banjir
dengan didasarkan pada beberapa aspek, antara lain kemiringan lereng, klasifikasi
infiltrasi tanah, intensitas curah hujan dan pola penggunaan lahan pada suatu
wilayah yang didasarkan pada pengharkatan dan pembobotan, adapun prosedur
pemberian harkat dan bobot mengacu pada penelitian-penelitian sebelumnya serta
pedoman Kementerian PU.
Metode teknik overlay Peta digunakan untuk keperluan analisa Peta, analisis
teknik overlay terdiri dari 2 buah atau lebih Layer Peta ( sesuai kebutuhan) semakin
banyak data yang di overlay maka semakin banyak keperluan untuk meng-analisys
peta. Teknik overlay dalam ArcGIS 10.1 dapat dilakukan dengan perintah Intersect
dan Union tapi dari keduanya ada perbedaan terutama dalam Proses pembentukan
topologinya.
Metode yang digunakan dalam penentuan daerah rawan banjir dilakukan
dengan metode skoring pada setiap faktor dan variabel dimana hasil perkalian dan
penjumlahan dari faktor dan variabel tersebut dapat digunakan untuk menentukan
wilayah bahaya banjir dengan membagi antara nilai tertinggi dan terendah terhadap
kelas bahaya yang ditentukan.
Penyusunan tematik daerah rawan banjir ini akan menghasilkan tiga kelas
tingkatan daerah rawan yaitu daerah banjir sangat berbahaya (tinggi), berbahaya
(sedang), dan daerah tidak berbahaya (rendah). Penentuan wilayah rawan banjir,
dilakukan dengan menggunakan metode overlay, dimana setiap faktor diberi bobot
72
dan setiap variabel dari setiap faktor diberi skor berdasarkan kepekaan atau
mempunyai kaitan yang erat terhadap terjadinya banjir
Pemberian bobot pada masing-masing parameter atau variabel berbeda-
beda, yaitu dengan memperhatikan seberapa besar pengaruh parameter tersebut
terhadap terjadinya banjir maka nilai bobotnya juga besar, sebaliknya jika
pengaruhnya kecil maka nilai bobotnya juga kecil. Secara spasial Kecamatan
Payung Sekaki pengaruh bobot terhadap daerah rawan bencana banjir adalah
parameter jenis tanah dan penggunaan lahan yang diberi nilai 3 sedangkan untuk
parameter curah hujan dan topografi diberi nilai 2. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 3.1
Klafikasi Kemiringan Lereng
No. Kemiringan Lereng (%) Harkat Bobot Skor
1. 0-2 5
2
10
2. 2-5 4 8
3. 5-8 3 6
4. 8-15 2 4
5. > 15 1 2
Sumber : Gunawan ,1991 dan suprojo dalam Eko Kustiyanto, 2004 dan modivikasi penulis
73
Tabel 3.2
Intensitas Curah Hujan
No.
Rata-rata Curah Hujan
Bulanan
Harkat Bobot Skor
1. > 500 mm 5
2
10
2. 400 - 500 mm 4 8
3. 300 - 400 mm 3 6
4. 200 - 300 mm 2 4
5. 100 - 200 mm 1 2
Sumber : Kriteria & Standar Teknik Kementerian PU, dalam Eko Kustiyanto, 2004 dan modivikasi
penulis
Tabel 3.3
Klasifikasi Infiltrasi Tanah
No. Tekstur Harkat Bobot Skor
1. Halus 5
3
15
2. Agak Halus 4 12
3. Sedang 3 9
4. Agak Kasar 2 6
5. Kasar 1 3
Sumber : Gunawan dan suprojo, 1991dalam Eko Kustiyanto,2004 dan modivikasi penulis
Pada infiltrasi tanah menurut Nugraha, (2014) untuk kelas penutup
lahan/penggunaan lahan pada lahan terbangun, rawa dan tubuh air tidak di
masukkan menjadi sampel karena memiliki nilai infiltrasi sama dengan nol. Hal
tersebut dikarenakan tidak mampu menyerap air kedalam tanah secara optimal.
Untuk Kecamatan Payung Sekaki terdapat jenis tanah aneka bentuk yang dalam
uraiannya yaitu daerah permukiman/ lahan terbangun. Sehingga dapat disimpulkan
untuk jenis tanah aneka bentuk memiliki nilai infiltrasi skoring nol.
74
Tabel 3.4
Klasifikasi Penggunaan Lahan
No. Penggunaan Lahan Harkat Bobot Skor
1.
Permukiman, tanah
kosong
5
3
15
2. Sawah, Pertanian 4 12
3.
Mangrove, Tambak /
Empang
3 9
4. Perkebunan, Tegalan 2 6
5. Hutan 1 3
Sumber : Meijerink, 1970 dalam Eko Kustiyanto, 2004, dengan modifikasi peneliti
Penentuan kelas rawan banjir didasarkan pada total nilai bobot yang
dihasilkan dari penjumlahan hasil perkalian antara skor variabel dan bobot dari
setiap faktor. Dalam kegiatan penentuan daerah rawan banjir ini ditetapkan tiga
kategori rawan banjir, dimana penentapan ketiga kategori tersebut dapat
menggunakan rumus berikut:
Sumber : Sturgess dalam Akbar,2005
Keterangan:
Ki : Kelas Interval
Xt : Data tertinggi
Xr : Data terendah
k : Jumlah kelas yang diinginkan
75
Nilai interval ditentukan dengan pendekatan relatif dengan cara melihat
nilai maksimum dan nilai minimum tiap satuan pemetaan, kelas interval didapatkan
dengan cara mencari selisih antara data tertinggi dengan data terendah dan dibagi
dengan jumlah kelas yang diinginkan.
Kerawanan banjir dalam penelitian ini terbagi menjadi tiga kelas tingkat
kerawanan yaitu kerawanan tinggi, kerawanan sedang dan kerawanan rendah.
Proses tumpang susun atau overlay antara dua atau lebih layer tematik untuk
mendapatkan tematik kombinasi baru sesuai dengan persamaan yang dipergunakan.
Analisis ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana tingkat kerentanan yang
terjadi. Dengan melakukan overlay peta maka diharapkan akan menghasilkan suatu
gambaran yang jelas bagaimana kondisi spasial serta daya dukung fisik dan
lingkungan untuk pengembangan wilayah . Secara spesifik, analisa spasial adalah
merupakan kumpulan teknik explorasi data dan statistika spasial yang membantu
perencana memahami labih jauh makna spasial atau keruangan yang terkandung
dalam informasi geografis.
Terdapat empat layer data tematik yang dioverlay yang untuk kemudian
menghasilkan satu layer tematik baru hasil kombinasi dari keempat layer masukan.
Dalam penelitian ini, metoda tumpang susun dilakukan dalam melakukan
pengolahan data untuk memperoleh nilai kerawanan seperti telah dijelaskan pada
bagian sebelumnya.
Tumpang susun data keruangan atau Overlay adalah salah satu prosedur
analisis data spasial, dimana pada proses ini layer dimodifikasi sesuai dengan yang
diperlukan. Proses overlay sendiri terdiri dari beberapa metoda, yaitu identity,
76
intersect, union, update, erase, dan symmetrical difference. Software yang
digunakan dalam teknik penggambaran serta simulasi tugas akhir ini yaitu
menggunakan software ArcGIS 10.1
Kerawanan banjir dapat diidentifikasi secara cepat melalui Sistem Informasi
Geografis dengan menggunakan metode tumpang susun/overlay terhadap peta
variabel-variabel kerentanan banjir, seperti peta curah hujan, kemiringan lereng,
peta jenis tanah dan penggunaan lahan.
Timpang Susun/Overlay
Timpang Susun/Overlay
Sumber : Hasil Ilustrasi, 2016
Gambar 3.1
Ilustrasi Proses Overlay Peta Kerawanan Banjir.
Tumpang Susun/Overlay
Peta
Kimiringan
Lereng
Peta
Curah
Hujan
Peta
Jenis
Tanah
Peta
Penggunaan
Lahan
Peta Tingkat
Kerawanan
Banjir
Hasil
77
3.5.2 Menganalisa strategi dan arahan penanganan kawasan rawan banjir di
Kecamatan Payung Sekaki, Kota Pekanbaru
Pada tahap analisa strategi dan arahan penanganan kawasan rawan banjir
ini, metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif.. Analisis
deskriptif kualitatif akan menguraikan secara jelas dampak yang telah ditimbulkan
akibat bencana banjir yang ada di Kecamatan Payung Sekaki dari hasil tingkat
kerawanan kawasan banjir dan hasil observasi lapangan serta hasil wawancara.
Analisis ini juga digunakan untuk menganalisa data-data dengan menggambarkan
keadaan wilayah pengamatan sesuai dari data yang diperoleh, adapun analisis
deskriptif kualitatif digunakan untuk menganalisa penggunaan lahan dan kondisi
fisik serta karakteristik banjir. Dan untuk karakteristik banjir, peneliti hanya melihat
dari jumlah titik genang yang ada di Kecamatan Payung Sekaki dari hasil observasi
lapangan.
Dan mengevaluasi strategi Pemerintah Kota Pekanbaru mengenai kinerja
dalam penanganan bencana banjir di Kota Pekanbaru khususnya Kecamatan
Payung Sekaki berdasarkan perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian dalam
penanganan kawasan rawan banjir yang kemudian menjadi sebuah arahan dalam
penanganan kawanan rawan banjir yang ada di Kecamatan Payung Sekaki.
78
3.6 Desain Survey
Desain survey ini berisi tentang gambaran variabel-variabel yang digunakan
dalam melakukan penelitian atau semua proses yang diperlukan dalam perencanaan
dan pelaksanaan penelitian (Nazir, 2003). Yaitu berupa data, sumber, hingga
metode yang digunakan untuk mencapai tujuan penelitian. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
79
Tabel 3.5
Desain Survey
No Variabel Indikator Sub indikator
Data yang
Dibutuhkan
Sumber Data
Cara
Pengambilan
Data
Analisis Hasil
1.
Tingkat
Kerawanan
Kawasan
Bencana Banjir
Fisik
Penggunaan
Lahan
- Kondisi
Fisik
Wilayah
- Badan Perencanaan
dan Pembangunan
Daerah Kota
Pekanbaru
- Dinas Tata Ruang
dan Bangunan
- Dinas PU Cipta
Karya
Data Sekunder Teknik
overlay
Diketahuinya
klasifikasi tingkat
kerawanan
bencana banjir di
Kecamatan
Payung Sekaki
Kota Pekanbaru
Curah Hujan
Jenis Tanah
Topogrfi-
kemiringan
lereng
80
Sumber: Hasil Analisis,2016
No Variabel Indikator
Sub
indikator
Data yang
Dibutuhkan
Sumber Data
Cara
Pengambilan
Data
Analisis Hasil
2
Strategi dan
Arahan
penanganan
kawasan rawan
banjir di
Kecamatan
Payung Sekaki,
Kota
Pekanbaru
Sosial
Jumlah
Penduduk
- Data
Kependudukan
- Badan
Perencanaan dan
Pembangunan
Daerah Kota
Pekanbaru
- BPS Kota
Pekanbaru
- Dinas Tata Ruang
dan Bangunan
- Dinas PU Cipta
Karya dan Bina
Marga
- Kantor Camat
Kec. Payung
Sekaki
Data Primer
(Hasil
Wawancara,
Survei
Lapangan)
Analisis
Deskriptif
Kualitatif
Terciptanya
strategi
pemerintah
penanganan
kawasan banjir
dan upaya arahan
penanganan
kawasan banjir
dalam di
Kecamatan
Payung Sekaki,
Kota Pekanbaru
Kepadatan
Penduduk
Sarana
Sarana
Drainase
- Sarana
Penunjang

More Related Content

What's hot

Laporan Praktikum Reaksi Kimia
Laporan Praktikum Reaksi KimiaLaporan Praktikum Reaksi Kimia
Laporan Praktikum Reaksi KimiaNovi Alviadini
 
laporan praktikum termokimia
laporan praktikum termokimialaporan praktikum termokimia
laporan praktikum termokimiawd_amaliah
 
Kimia Organik (Asam karboksilat dan ester)
Kimia Organik (Asam karboksilat dan ester)Kimia Organik (Asam karboksilat dan ester)
Kimia Organik (Asam karboksilat dan ester)nailaamaliaa
 
laporan praktikum viskositas
laporan praktikum viskositaslaporan praktikum viskositas
laporan praktikum viskositaswd_amaliah
 
Analilis Melalui Pengendapan
Analilis Melalui PengendapanAnalilis Melalui Pengendapan
Analilis Melalui Pengendapanhengkinugraha
 
Laporan praktikum penentuan kadar asam cuka perdagangan
Laporan praktikum penentuan kadar asam cuka perdaganganLaporan praktikum penentuan kadar asam cuka perdagangan
Laporan praktikum penentuan kadar asam cuka perdaganganNita Mardiana
 
Kimia pertemuan 4. kesetimbangan kimia
Kimia pertemuan 4. kesetimbangan kimiaKimia pertemuan 4. kesetimbangan kimia
Kimia pertemuan 4. kesetimbangan kimiaAziz_Kurniawan
 
Tetapan Kesetimbangan dan Energi Bebas
Tetapan Kesetimbangan dan Energi BebasTetapan Kesetimbangan dan Energi Bebas
Tetapan Kesetimbangan dan Energi Bebasninisbanuwati96
 
Laporan praktikum kimia
Laporan praktikum kimiaLaporan praktikum kimia
Laporan praktikum kimiaNovi Widyawati
 
Analisis bedah soal snmptn 2012 fisika ipa
Analisis bedah soal snmptn 2012 fisika ipaAnalisis bedah soal snmptn 2012 fisika ipa
Analisis bedah soal snmptn 2012 fisika ipaHelma Nadya
 
Transfer kalor(power point)
Transfer kalor(power point)Transfer kalor(power point)
Transfer kalor(power point)nuelsitohang
 
Jurnal reaksi redoks
Jurnal reaksi redoksJurnal reaksi redoks
Jurnal reaksi redoksnurul limsun
 
Viskositas
ViskositasViskositas
ViskositasTillapia
 

What's hot (20)

Laporan Praktikum Reaksi Kimia
Laporan Praktikum Reaksi KimiaLaporan Praktikum Reaksi Kimia
Laporan Praktikum Reaksi Kimia
 
Kesetimbangan
KesetimbanganKesetimbangan
Kesetimbangan
 
Larutan penyangga
Larutan penyanggaLarutan penyangga
Larutan penyangga
 
laporan praktikum termokimia
laporan praktikum termokimialaporan praktikum termokimia
laporan praktikum termokimia
 
Kimia Organik (Asam karboksilat dan ester)
Kimia Organik (Asam karboksilat dan ester)Kimia Organik (Asam karboksilat dan ester)
Kimia Organik (Asam karboksilat dan ester)
 
laporan praktikum viskositas
laporan praktikum viskositaslaporan praktikum viskositas
laporan praktikum viskositas
 
Analilis Melalui Pengendapan
Analilis Melalui PengendapanAnalilis Melalui Pengendapan
Analilis Melalui Pengendapan
 
Laporan praktikum penentuan kadar asam cuka perdagangan
Laporan praktikum penentuan kadar asam cuka perdaganganLaporan praktikum penentuan kadar asam cuka perdagangan
Laporan praktikum penentuan kadar asam cuka perdagangan
 
Dinamika gerak
Dinamika gerakDinamika gerak
Dinamika gerak
 
Laporan termokimia
Laporan termokimia Laporan termokimia
Laporan termokimia
 
Kimia pertemuan 4. kesetimbangan kimia
Kimia pertemuan 4. kesetimbangan kimiaKimia pertemuan 4. kesetimbangan kimia
Kimia pertemuan 4. kesetimbangan kimia
 
Sentrifugasi
SentrifugasiSentrifugasi
Sentrifugasi
 
Laporan Praktikum Laju Reaksi
Laporan Praktikum Laju ReaksiLaporan Praktikum Laju Reaksi
Laporan Praktikum Laju Reaksi
 
Gallium (31 ga)
Gallium (31 ga)Gallium (31 ga)
Gallium (31 ga)
 
Tetapan Kesetimbangan dan Energi Bebas
Tetapan Kesetimbangan dan Energi BebasTetapan Kesetimbangan dan Energi Bebas
Tetapan Kesetimbangan dan Energi Bebas
 
Laporan praktikum kimia
Laporan praktikum kimiaLaporan praktikum kimia
Laporan praktikum kimia
 
Analisis bedah soal snmptn 2012 fisika ipa
Analisis bedah soal snmptn 2012 fisika ipaAnalisis bedah soal snmptn 2012 fisika ipa
Analisis bedah soal snmptn 2012 fisika ipa
 
Transfer kalor(power point)
Transfer kalor(power point)Transfer kalor(power point)
Transfer kalor(power point)
 
Jurnal reaksi redoks
Jurnal reaksi redoksJurnal reaksi redoks
Jurnal reaksi redoks
 
Viskositas
ViskositasViskositas
Viskositas
 

Similar to @Bab 3 (oke)[1]

BAB_III_METODE_STUDI_3_1_Metode_Pengumpu.docx
BAB_III_METODE_STUDI_3_1_Metode_Pengumpu.docxBAB_III_METODE_STUDI_3_1_Metode_Pengumpu.docx
BAB_III_METODE_STUDI_3_1_Metode_Pengumpu.docxSetyoWidodo13
 
Tugas metpen ane nurussyamsiyah (062410045)
Tugas metpen ane nurussyamsiyah (062410045)Tugas metpen ane nurussyamsiyah (062410045)
Tugas metpen ane nurussyamsiyah (062410045)zhukma
 
Contoh blades
Contoh bladesContoh blades
Contoh bladesLota Mea
 
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Maryoko)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Maryoko)Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Maryoko)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Maryoko)Luhur Moekti Prayogo
 
Bab I Tugas Akhir SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS LOKASI CONTOH DAN TITIK PENGAMA...
Bab I Tugas Akhir SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS  LOKASI CONTOH DAN TITIK PENGAMA...Bab I Tugas Akhir SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS  LOKASI CONTOH DAN TITIK PENGAMA...
Bab I Tugas Akhir SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS LOKASI CONTOH DAN TITIK PENGAMA...Irsan Widyawan
 
4726 8849-1-sm
4726 8849-1-sm4726 8849-1-sm
4726 8849-1-smAngga Iman
 
M.k pkm publikasi hasil penelitian geografi
M.k pkm publikasi hasil penelitian geografiM.k pkm publikasi hasil penelitian geografi
M.k pkm publikasi hasil penelitian geografiLeoni Kariamesha
 
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Saiful Mukminin)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Saiful Mukminin)Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Saiful Mukminin)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Saiful Mukminin)Luhur Moekti Prayogo
 
PENGEMBANGAN GEOINDIKATOR UNTUK PENATAAN RUANG
PENGEMBANGAN GEOINDIKATOR UNTUK PENATAAN RUANGPENGEMBANGAN GEOINDIKATOR UNTUK PENATAAN RUANG
PENGEMBANGAN GEOINDIKATOR UNTUK PENATAAN RUANGRepository Ipb
 
Kolokium pinardo k2e008043
Kolokium pinardo k2e008043Kolokium pinardo k2e008043
Kolokium pinardo k2e008043ferosiscaa
 
Manajeme evaluasi dan evakuasi banjir
Manajeme evaluasi dan evakuasi banjirManajeme evaluasi dan evakuasi banjir
Manajeme evaluasi dan evakuasi banjirAgus Witono
 
Rangkuman mata kuliah akuntansi keperilakuan (metode riset) kelompok 2
Rangkuman mata kuliah akuntansi keperilakuan (metode riset) kelompok 2Rangkuman mata kuliah akuntansi keperilakuan (metode riset) kelompok 2
Rangkuman mata kuliah akuntansi keperilakuan (metode riset) kelompok 2Jiantari Marthen
 

Similar to @Bab 3 (oke)[1] (20)

BAB_III_METODE_STUDI_3_1_Metode_Pengumpu.docx
BAB_III_METODE_STUDI_3_1_Metode_Pengumpu.docxBAB_III_METODE_STUDI_3_1_Metode_Pengumpu.docx
BAB_III_METODE_STUDI_3_1_Metode_Pengumpu.docx
 
Tugas metpen ane nurussyamsiyah (062410045)
Tugas metpen ane nurussyamsiyah (062410045)Tugas metpen ane nurussyamsiyah (062410045)
Tugas metpen ane nurussyamsiyah (062410045)
 
Contoh blades
Contoh bladesContoh blades
Contoh blades
 
Statistik & Probabilitas
Statistik & ProbabilitasStatistik & Probabilitas
Statistik & Probabilitas
 
Fmipa201044 2
Fmipa201044 2Fmipa201044 2
Fmipa201044 2
 
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Maryoko)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Maryoko)Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Maryoko)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Maryoko)
 
Bab I Tugas Akhir SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS LOKASI CONTOH DAN TITIK PENGAMA...
Bab I Tugas Akhir SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS  LOKASI CONTOH DAN TITIK PENGAMA...Bab I Tugas Akhir SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS  LOKASI CONTOH DAN TITIK PENGAMA...
Bab I Tugas Akhir SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS LOKASI CONTOH DAN TITIK PENGAMA...
 
Kul metpen2
Kul metpen2Kul metpen2
Kul metpen2
 
METODOLOGI.docx
METODOLOGI.docxMETODOLOGI.docx
METODOLOGI.docx
 
Adihjh
AdihjhAdihjh
Adihjh
 
Survei tanah
Survei tanahSurvei tanah
Survei tanah
 
4726 8849-1-sm
4726 8849-1-sm4726 8849-1-sm
4726 8849-1-sm
 
M.k pkm publikasi hasil penelitian geografi
M.k pkm publikasi hasil penelitian geografiM.k pkm publikasi hasil penelitian geografi
M.k pkm publikasi hasil penelitian geografi
 
Bab 3
Bab 3Bab 3
Bab 3
 
Teknik sampling
Teknik samplingTeknik sampling
Teknik sampling
 
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Saiful Mukminin)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Saiful Mukminin)Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Saiful Mukminin)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Saiful Mukminin)
 
PENGEMBANGAN GEOINDIKATOR UNTUK PENATAAN RUANG
PENGEMBANGAN GEOINDIKATOR UNTUK PENATAAN RUANGPENGEMBANGAN GEOINDIKATOR UNTUK PENATAAN RUANG
PENGEMBANGAN GEOINDIKATOR UNTUK PENATAAN RUANG
 
Kolokium pinardo k2e008043
Kolokium pinardo k2e008043Kolokium pinardo k2e008043
Kolokium pinardo k2e008043
 
Manajeme evaluasi dan evakuasi banjir
Manajeme evaluasi dan evakuasi banjirManajeme evaluasi dan evakuasi banjir
Manajeme evaluasi dan evakuasi banjir
 
Rangkuman mata kuliah akuntansi keperilakuan (metode riset) kelompok 2
Rangkuman mata kuliah akuntansi keperilakuan (metode riset) kelompok 2Rangkuman mata kuliah akuntansi keperilakuan (metode riset) kelompok 2
Rangkuman mata kuliah akuntansi keperilakuan (metode riset) kelompok 2
 

Recently uploaded

Metode Kerja Borepile utk Proyek Jembantan Hauling Blok III Utara PT AGM Kals...
Metode Kerja Borepile utk Proyek Jembantan Hauling Blok III Utara PT AGM Kals...Metode Kerja Borepile utk Proyek Jembantan Hauling Blok III Utara PT AGM Kals...
Metode Kerja Borepile utk Proyek Jembantan Hauling Blok III Utara PT AGM Kals...MichaelBluer
 
Matematika diskrit: metode pohon/trees.ppt
Matematika diskrit: metode pohon/trees.pptMatematika diskrit: metode pohon/trees.ppt
Matematika diskrit: metode pohon/trees.pptAzrilAld
 
SUPERVISOR K3 (MAULANA PANDU PERMANA).ppt
SUPERVISOR K3 (MAULANA PANDU PERMANA).pptSUPERVISOR K3 (MAULANA PANDU PERMANA).ppt
SUPERVISOR K3 (MAULANA PANDU PERMANA).pptwartonowartono11
 
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdfDaftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdfTsabitpattipeilohy
 
Panduan Logging Ringkas Nickel laterite.
Panduan Logging Ringkas Nickel laterite.Panduan Logging Ringkas Nickel laterite.
Panduan Logging Ringkas Nickel laterite.aldreyuda
 
Tugas 01 Penjelasan Cara Melakukan Gasifikasi.pdf
Tugas 01 Penjelasan Cara Melakukan Gasifikasi.pdfTugas 01 Penjelasan Cara Melakukan Gasifikasi.pdf
Tugas 01 Penjelasan Cara Melakukan Gasifikasi.pdfnimrodnapitu
 
Studi Kasus Pantai Kelan Provinsi Bali.pdf
Studi Kasus Pantai Kelan Provinsi Bali.pdfStudi Kasus Pantai Kelan Provinsi Bali.pdf
Studi Kasus Pantai Kelan Provinsi Bali.pdfnovia73231
 
Ukuran penyebaran data berkelompok (statistika)
Ukuran penyebaran data berkelompok (statistika)Ukuran penyebaran data berkelompok (statistika)
Ukuran penyebaran data berkelompok (statistika)hendriko8
 

Recently uploaded (8)

Metode Kerja Borepile utk Proyek Jembantan Hauling Blok III Utara PT AGM Kals...
Metode Kerja Borepile utk Proyek Jembantan Hauling Blok III Utara PT AGM Kals...Metode Kerja Borepile utk Proyek Jembantan Hauling Blok III Utara PT AGM Kals...
Metode Kerja Borepile utk Proyek Jembantan Hauling Blok III Utara PT AGM Kals...
 
Matematika diskrit: metode pohon/trees.ppt
Matematika diskrit: metode pohon/trees.pptMatematika diskrit: metode pohon/trees.ppt
Matematika diskrit: metode pohon/trees.ppt
 
SUPERVISOR K3 (MAULANA PANDU PERMANA).ppt
SUPERVISOR K3 (MAULANA PANDU PERMANA).pptSUPERVISOR K3 (MAULANA PANDU PERMANA).ppt
SUPERVISOR K3 (MAULANA PANDU PERMANA).ppt
 
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdfDaftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
 
Panduan Logging Ringkas Nickel laterite.
Panduan Logging Ringkas Nickel laterite.Panduan Logging Ringkas Nickel laterite.
Panduan Logging Ringkas Nickel laterite.
 
Tugas 01 Penjelasan Cara Melakukan Gasifikasi.pdf
Tugas 01 Penjelasan Cara Melakukan Gasifikasi.pdfTugas 01 Penjelasan Cara Melakukan Gasifikasi.pdf
Tugas 01 Penjelasan Cara Melakukan Gasifikasi.pdf
 
Studi Kasus Pantai Kelan Provinsi Bali.pdf
Studi Kasus Pantai Kelan Provinsi Bali.pdfStudi Kasus Pantai Kelan Provinsi Bali.pdf
Studi Kasus Pantai Kelan Provinsi Bali.pdf
 
Ukuran penyebaran data berkelompok (statistika)
Ukuran penyebaran data berkelompok (statistika)Ukuran penyebaran data berkelompok (statistika)
Ukuran penyebaran data berkelompok (statistika)
 

@Bab 3 (oke)[1]

  • 1. 66 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendekatan Metodologi Metodologi penelitian berasal dari kata metode yang berarti cara yang tepat untuk melakukan sesuatu dan logos yang berarti ilmu atau ilmu pengetahuan. Jadi metodologi memiliki arti cara melakukan sesuatu dengan menggunakan pikiran secara seksama untuk mencapai suatu tujuan. Adapun penelitian adalah suatu kegiatan untuk mencari, mencatat, merumuskan dan menganalisis sampai menyusun laporannya (Wirartha, 2005). Secara umum metode penelitian didefinisikan sebagai suatu kegiatan ilmiah yang terencana, terstruktur, sistematis dan memiliki tujuan tertentu baik praktis maupun teoritis. Dikatakan sebagai ‘kegiatan ilmiah’ karena penelitian dengan aspek ilmu pengetahuan dan teori. ‘Terencana’ karena penelitian harus direncanakan dengan memperhatikan waktu, dana dan aksesibilitas terhadap tempat dan data (Raco, 2010). 3.2 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini berdasarkan rumusan masalah serta tujuan penelitian yaitu sifatnya deskriptif kualitatif atau penelitian terapan yang di dalamnya mencakup penelitian survey, yaitu penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan tingkat kerawanan banjir di Kecamatan Payung Sekaki yang terjadi saat ini dan yang akan datang. Penelitian kualitatif merupakan penelitian non matematis dengan
  • 2. 67 proses menghasilkan data-data dari hasil temuan berupa pengamatan, survey maupun wawancara (Anselm, et.al, 2009). 3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Payung Sekaki, Kota Pekanbaru. Alasan mengambil lokasi studi sebagai obyek penelitian yaitu karena Kecamatan Payung Sekaki merupakan salah satu daerah yang rawan terjadi banjir ketika curah hujan tinggi, sehingga perlu adanya strategi dan arahan dalam penanganan kawasan rawan bencana banjir tersebut. Untuk memperoleh data yang dibutuhkan berdasarkan latar belakang masalah yang diajukan, maka dilakukan penelitian selama 3 (tiga) bulan yaitu mulai dari bulan Agustus sampai bulan Oktober. 3.4 Jenis dan Metode Pengumpulan Data Hal yang penting dalam persiapan penelitian lapangan adalah dengan penyusunan kebutuhan data dan informasi. Pengumpulan data dan informasi dapat melalui observasi/ pengamatan langsung situasi dan kondisi yang terjadi dalam wilayah penelitian. Jenis data dapat dibedakan menjadi: a) Data primer yaitu data yang diperoleh dari sumber asli atau sumber pertama (observasi langsung). Data ini harus dicari melalui responden (wawancara), yaitu orang yang dijadikan obyek penelitian atau orang yang dijadikan sebagai sarana untuk mendapatkan informasi ataupun data yang dibutuhkan, selain itu data primer juga dapat diperoleh dari pengamatan/observasi langsung di lapangan.
  • 3. 68 Data primer yang dibutuhkan antara lain:  Data penggunaan lahan/eksisting dengan survei lapangan  Penyebab, strategi, dan arahan penanganan banjir dari hasil wawancara Stake Holder. Data primer dapat di peroleh dari pengamatan/observasi dan wawancara/ interview. Untuk wawancara bersifat semistruktural. b) Data sekunder yaitu data pendukung yang sudah ada sehingga hanya perlu mencari dan mengumpulkan data tersebut. Data tersebut diperoleh atau dikumpulkan dengan mengunjungi tempat atau instansi terkait dengan penelitian. Data sekunder ini dapat berupa literatur, dokumen, peta serta laporan-laporan yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan. Data sekunder yang dibutuhkan meliputi data aspek dasar yaitu : i. Data aspek fisik dasar meliputi : topografi, jenis tanah, data curah hujan, Hidrologi & Sub DAS ii. Karakteristik banjir melalui data jumlah titik genangan yang ada dilokasi penelitian iii. Data Demografi Penduduk dan Penggunaan Lahan di Kecamatan Payung Sekaki, iv. Peta-peta yang mendukung penelitian. Data sekunder dapat diperoleh dari instansi terkait, tinjaun pustaka dan dokumentasi yang sudah ada. Beberapa metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian yaitu:
  • 4. 69 1. Observasi merupakan suatu teknik pengumpulan data yang mempunyai ciri yang spesifik dibandingkan dengan teknik yang lain yaitu wawancara dan kuesioner. Jika wawancara dan kuesioner selalu berkomunikasi dengan orang, maka observasi tidak terbatas pada orang, tetapi juga pada obyek- obyek alam yang lainnya (Sugiyono, 2012). 2. Wawancara atau interview adalah suatu bentuk komunikasi verbal semacam percakapan yang bertujuan memperoleh informasi (S. Nasution, 2009). Wawancara dengan StakeHolder untuk memperoleh data yang bersifat fisik dan non fisik yang dialami masyarakat. 3. Pengumpulan data-data sekunder dengan mengambil data-data yang sifatnya dokumen, literatur pada dinas terkait atau buku-buku yang mampu mendukung penelitian
  • 5. 70 3.5 Teknik Analisis Data Adapun teknik analisis pada penelitian ini adalah sebagai berikut : 3.5.1 Menganalisa tingkat kerawanan kawasan banjir yang ada di Kecamatan Payung Sekaki, Kota Pekanbaru. Pada tahap analisa tingkat kerawanan banjir ini, metode analisis yang digunakan adalah metode Overlay. Analisis ini digunakan untuk melihat tingkat kerawanan banjir Kecamatan Payung Sekaki dari tumpang tindih beberapa peta fisik dasar Kota Pekanbaru menggunakan Aplikasi ArcGIS 10.1 . Dan sebelum masuk pada tahap analisis superimpose atau overlay ini, beberapa peta fisik dasar Kota Pekanbaru harus terlebih dahulu dianalisis menggunakan analisis fisik dasar. Adapun analisis fisik dasar metode overlay dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Analisis Kondisi Fisik Dasar Analisis ini digunakan untuk menganalisa data dengan menggambarkan keadaan kondisi fisik alam yang terdapat di wilayah penelitian, kemudian mengklasifikasi berdasarkan tujuan yang dicapai. Dalam penelitian ini, analisis kondisi fisik di jelaskan secara deskriptif yaitu sebagai berikut:  Analisis kondisi fisik alam wilayah penelitian, meliputi analisis topografi, jenis tanah, kondisi curah hujan.  Analisis penggunaan lahan meliputi analisis klasifikasi penggunaan lahan. Analisis ini digunakan untuk menggambarkan dan mengetahui bagaimana keterkaitan antara tingkat karakteristik banjir dengan kondisi landuse (klasifikasi dan intensitas penggunaan lahan) pada daerah penelitian.
  • 6. 71 b. Metode Teknik Overlay Metode teknik overlay ini digunakan untuk menentukan daerah rawan banjir dengan didasarkan pada beberapa aspek, antara lain kemiringan lereng, klasifikasi infiltrasi tanah, intensitas curah hujan dan pola penggunaan lahan pada suatu wilayah yang didasarkan pada pengharkatan dan pembobotan, adapun prosedur pemberian harkat dan bobot mengacu pada penelitian-penelitian sebelumnya serta pedoman Kementerian PU. Metode teknik overlay Peta digunakan untuk keperluan analisa Peta, analisis teknik overlay terdiri dari 2 buah atau lebih Layer Peta ( sesuai kebutuhan) semakin banyak data yang di overlay maka semakin banyak keperluan untuk meng-analisys peta. Teknik overlay dalam ArcGIS 10.1 dapat dilakukan dengan perintah Intersect dan Union tapi dari keduanya ada perbedaan terutama dalam Proses pembentukan topologinya. Metode yang digunakan dalam penentuan daerah rawan banjir dilakukan dengan metode skoring pada setiap faktor dan variabel dimana hasil perkalian dan penjumlahan dari faktor dan variabel tersebut dapat digunakan untuk menentukan wilayah bahaya banjir dengan membagi antara nilai tertinggi dan terendah terhadap kelas bahaya yang ditentukan. Penyusunan tematik daerah rawan banjir ini akan menghasilkan tiga kelas tingkatan daerah rawan yaitu daerah banjir sangat berbahaya (tinggi), berbahaya (sedang), dan daerah tidak berbahaya (rendah). Penentuan wilayah rawan banjir, dilakukan dengan menggunakan metode overlay, dimana setiap faktor diberi bobot
  • 7. 72 dan setiap variabel dari setiap faktor diberi skor berdasarkan kepekaan atau mempunyai kaitan yang erat terhadap terjadinya banjir Pemberian bobot pada masing-masing parameter atau variabel berbeda- beda, yaitu dengan memperhatikan seberapa besar pengaruh parameter tersebut terhadap terjadinya banjir maka nilai bobotnya juga besar, sebaliknya jika pengaruhnya kecil maka nilai bobotnya juga kecil. Secara spasial Kecamatan Payung Sekaki pengaruh bobot terhadap daerah rawan bencana banjir adalah parameter jenis tanah dan penggunaan lahan yang diberi nilai 3 sedangkan untuk parameter curah hujan dan topografi diberi nilai 2. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 3.1 Klafikasi Kemiringan Lereng No. Kemiringan Lereng (%) Harkat Bobot Skor 1. 0-2 5 2 10 2. 2-5 4 8 3. 5-8 3 6 4. 8-15 2 4 5. > 15 1 2 Sumber : Gunawan ,1991 dan suprojo dalam Eko Kustiyanto, 2004 dan modivikasi penulis
  • 8. 73 Tabel 3.2 Intensitas Curah Hujan No. Rata-rata Curah Hujan Bulanan Harkat Bobot Skor 1. > 500 mm 5 2 10 2. 400 - 500 mm 4 8 3. 300 - 400 mm 3 6 4. 200 - 300 mm 2 4 5. 100 - 200 mm 1 2 Sumber : Kriteria & Standar Teknik Kementerian PU, dalam Eko Kustiyanto, 2004 dan modivikasi penulis Tabel 3.3 Klasifikasi Infiltrasi Tanah No. Tekstur Harkat Bobot Skor 1. Halus 5 3 15 2. Agak Halus 4 12 3. Sedang 3 9 4. Agak Kasar 2 6 5. Kasar 1 3 Sumber : Gunawan dan suprojo, 1991dalam Eko Kustiyanto,2004 dan modivikasi penulis Pada infiltrasi tanah menurut Nugraha, (2014) untuk kelas penutup lahan/penggunaan lahan pada lahan terbangun, rawa dan tubuh air tidak di masukkan menjadi sampel karena memiliki nilai infiltrasi sama dengan nol. Hal tersebut dikarenakan tidak mampu menyerap air kedalam tanah secara optimal. Untuk Kecamatan Payung Sekaki terdapat jenis tanah aneka bentuk yang dalam uraiannya yaitu daerah permukiman/ lahan terbangun. Sehingga dapat disimpulkan untuk jenis tanah aneka bentuk memiliki nilai infiltrasi skoring nol.
  • 9. 74 Tabel 3.4 Klasifikasi Penggunaan Lahan No. Penggunaan Lahan Harkat Bobot Skor 1. Permukiman, tanah kosong 5 3 15 2. Sawah, Pertanian 4 12 3. Mangrove, Tambak / Empang 3 9 4. Perkebunan, Tegalan 2 6 5. Hutan 1 3 Sumber : Meijerink, 1970 dalam Eko Kustiyanto, 2004, dengan modifikasi peneliti Penentuan kelas rawan banjir didasarkan pada total nilai bobot yang dihasilkan dari penjumlahan hasil perkalian antara skor variabel dan bobot dari setiap faktor. Dalam kegiatan penentuan daerah rawan banjir ini ditetapkan tiga kategori rawan banjir, dimana penentapan ketiga kategori tersebut dapat menggunakan rumus berikut: Sumber : Sturgess dalam Akbar,2005 Keterangan: Ki : Kelas Interval Xt : Data tertinggi Xr : Data terendah k : Jumlah kelas yang diinginkan
  • 10. 75 Nilai interval ditentukan dengan pendekatan relatif dengan cara melihat nilai maksimum dan nilai minimum tiap satuan pemetaan, kelas interval didapatkan dengan cara mencari selisih antara data tertinggi dengan data terendah dan dibagi dengan jumlah kelas yang diinginkan. Kerawanan banjir dalam penelitian ini terbagi menjadi tiga kelas tingkat kerawanan yaitu kerawanan tinggi, kerawanan sedang dan kerawanan rendah. Proses tumpang susun atau overlay antara dua atau lebih layer tematik untuk mendapatkan tematik kombinasi baru sesuai dengan persamaan yang dipergunakan. Analisis ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana tingkat kerentanan yang terjadi. Dengan melakukan overlay peta maka diharapkan akan menghasilkan suatu gambaran yang jelas bagaimana kondisi spasial serta daya dukung fisik dan lingkungan untuk pengembangan wilayah . Secara spesifik, analisa spasial adalah merupakan kumpulan teknik explorasi data dan statistika spasial yang membantu perencana memahami labih jauh makna spasial atau keruangan yang terkandung dalam informasi geografis. Terdapat empat layer data tematik yang dioverlay yang untuk kemudian menghasilkan satu layer tematik baru hasil kombinasi dari keempat layer masukan. Dalam penelitian ini, metoda tumpang susun dilakukan dalam melakukan pengolahan data untuk memperoleh nilai kerawanan seperti telah dijelaskan pada bagian sebelumnya. Tumpang susun data keruangan atau Overlay adalah salah satu prosedur analisis data spasial, dimana pada proses ini layer dimodifikasi sesuai dengan yang diperlukan. Proses overlay sendiri terdiri dari beberapa metoda, yaitu identity,
  • 11. 76 intersect, union, update, erase, dan symmetrical difference. Software yang digunakan dalam teknik penggambaran serta simulasi tugas akhir ini yaitu menggunakan software ArcGIS 10.1 Kerawanan banjir dapat diidentifikasi secara cepat melalui Sistem Informasi Geografis dengan menggunakan metode tumpang susun/overlay terhadap peta variabel-variabel kerentanan banjir, seperti peta curah hujan, kemiringan lereng, peta jenis tanah dan penggunaan lahan. Timpang Susun/Overlay Timpang Susun/Overlay Sumber : Hasil Ilustrasi, 2016 Gambar 3.1 Ilustrasi Proses Overlay Peta Kerawanan Banjir. Tumpang Susun/Overlay Peta Kimiringan Lereng Peta Curah Hujan Peta Jenis Tanah Peta Penggunaan Lahan Peta Tingkat Kerawanan Banjir Hasil
  • 12. 77 3.5.2 Menganalisa strategi dan arahan penanganan kawasan rawan banjir di Kecamatan Payung Sekaki, Kota Pekanbaru Pada tahap analisa strategi dan arahan penanganan kawasan rawan banjir ini, metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif.. Analisis deskriptif kualitatif akan menguraikan secara jelas dampak yang telah ditimbulkan akibat bencana banjir yang ada di Kecamatan Payung Sekaki dari hasil tingkat kerawanan kawasan banjir dan hasil observasi lapangan serta hasil wawancara. Analisis ini juga digunakan untuk menganalisa data-data dengan menggambarkan keadaan wilayah pengamatan sesuai dari data yang diperoleh, adapun analisis deskriptif kualitatif digunakan untuk menganalisa penggunaan lahan dan kondisi fisik serta karakteristik banjir. Dan untuk karakteristik banjir, peneliti hanya melihat dari jumlah titik genang yang ada di Kecamatan Payung Sekaki dari hasil observasi lapangan. Dan mengevaluasi strategi Pemerintah Kota Pekanbaru mengenai kinerja dalam penanganan bencana banjir di Kota Pekanbaru khususnya Kecamatan Payung Sekaki berdasarkan perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian dalam penanganan kawasan rawan banjir yang kemudian menjadi sebuah arahan dalam penanganan kawanan rawan banjir yang ada di Kecamatan Payung Sekaki.
  • 13. 78 3.6 Desain Survey Desain survey ini berisi tentang gambaran variabel-variabel yang digunakan dalam melakukan penelitian atau semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian (Nazir, 2003). Yaitu berupa data, sumber, hingga metode yang digunakan untuk mencapai tujuan penelitian. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
  • 14. 79 Tabel 3.5 Desain Survey No Variabel Indikator Sub indikator Data yang Dibutuhkan Sumber Data Cara Pengambilan Data Analisis Hasil 1. Tingkat Kerawanan Kawasan Bencana Banjir Fisik Penggunaan Lahan - Kondisi Fisik Wilayah - Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Kota Pekanbaru - Dinas Tata Ruang dan Bangunan - Dinas PU Cipta Karya Data Sekunder Teknik overlay Diketahuinya klasifikasi tingkat kerawanan bencana banjir di Kecamatan Payung Sekaki Kota Pekanbaru Curah Hujan Jenis Tanah Topogrfi- kemiringan lereng
  • 15. 80 Sumber: Hasil Analisis,2016 No Variabel Indikator Sub indikator Data yang Dibutuhkan Sumber Data Cara Pengambilan Data Analisis Hasil 2 Strategi dan Arahan penanganan kawasan rawan banjir di Kecamatan Payung Sekaki, Kota Pekanbaru Sosial Jumlah Penduduk - Data Kependudukan - Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Kota Pekanbaru - BPS Kota Pekanbaru - Dinas Tata Ruang dan Bangunan - Dinas PU Cipta Karya dan Bina Marga - Kantor Camat Kec. Payung Sekaki Data Primer (Hasil Wawancara, Survei Lapangan) Analisis Deskriptif Kualitatif Terciptanya strategi pemerintah penanganan kawasan banjir dan upaya arahan penanganan kawasan banjir dalam di Kecamatan Payung Sekaki, Kota Pekanbaru Kepadatan Penduduk Sarana Sarana Drainase - Sarana Penunjang