Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut membahas tentang strategi guru dalam meningkatkan prestasi belajar siswa di masa pandemi Covid-19 di MI Al Rosyid Dander Bojonegoro.
2) Pandemi Covid-19 berdampak pada sistem pembelajaran di sekolah yang menyebabkan prestasi belajar siswa menurun.
3) Penting bagi guru untuk membuat strategi pembelajaran yang variatif agar siswa tertarik dan
Solusi Masalah Pendidikan Kelompok 9 Wawasan Pendidikan.pptx
Bab 1234 (1)
1. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bangsa Indonesia merupakan sebuah bangsa yang memiliki kekayaan
nilai yang terdapat pada tradisi dan kebudayaan yang dibangunnya.1 Bangsa
Indonesia tidak hanya sekedar memancarkan kemilau pentingnya tradisi dan
kebudayaan, melainkan juga dengan pendidikan. Hal ini penting sangatlah
penting karena bagaimanapun bangsa Indonesia harus mampu merealisasikan
konsep pendidikan dengan cara pembinaan, pelatihan dan pemberdayaan SDM
Indonesia secara berkelanjutan dan merata.
Pendidikan adalah salah satu bidang paling penting guna membuat SDM
yang berkualitas, hal itu juga tertuang dalam pembukaan Undang-Undang Dasar
1945 yaitu :
“Kemudian dari pada itu untuk membentuk suatu Pemerintahan Negara
Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia dan untuk menmajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia”.2
Oleh karena itu pelaksanaan pendidikan perlu mendapatkan perhatian agar
dapat berjalan optimal. Pentingnya pendidikan juga difirmankan oleh Allah
SWT didalam Al Qur’an Surat An Nisa ayat 9 :
ِ
ض ًةَّي ِ
رُذ ْمِهِفْلَخ ْنِم ا ْوُكََرت ْوَل َنْيِذَّلا َشْخَيْلَو
ا ْوُل ْوُقَيْلَو َ هاّٰلل واُقَّتَيْلَف ْْۖمِهْيَلَع ا ْوُفَاخ اًفٰع
ًادْيِدَس ً
ًل ْوَق
1 Muchtarom, Pendidikan Karakter Bagi Warga Negara Sebagai Upaya Mengembangkan Good
Citizen. Jurnal PKN Progresif, vol.12 no.1 (2017) , hal.544
2Undang-Undang Dasar 1945,Pembukaan
1
2. 2
“Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya
mereka meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka yang mereka
khawatir terhadap (kesejahteraan)nya. Oleh sebab itu, hendaklah mereka
bertakwa kepada Allah, dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata
yang benar”.3
Dalam ayat tersebut, ditekankan bahwa kita tidak boleh meninggalkan
generasi yang lemah atau berarti kita harus meninggalkan genersi yang kuat.
Salah satu cara untuk membuat generasi yang kuat adalah melalui pendidikan.
Selain itu, dalam sebuah riwayat disebutkan tentang pentingnya
pendidikan atau menuntut ilmu dari sejak masih dalam ayunan atau masih kecil
sampai dengan meninggal dunia yang berarti menandakan bahwa pendidikan itu
adalah proses yang harus dilakukan seumur hidup. Terlepas riwayat ini apakah
hadits shahih atau tidak, namun jika dimaknai dengan semangat pendidikan yang
tinggi akan semakin meningkatkan keinginan untuk terus belajar.
ِدْهَّلال إلى ِدْهَمْلا َنِم َمْلِعْلا ُبُلْطُأ
“Carilah ilmu mulai dari ayunan, hingga liang lahat”.4
Pendidikan merupakan upaya yang terencana dalam proses
pembimbingan dan pembelajaran bagi individu agar berkembang dan tumbuh
menjadi manusia yang mandiri, bertanggungjawab, kreatif, berilmu, sehat, dan
berakhlak mulia baik dilihat dari aspek jasmani maupun ruhani. Manusia yang
berakhlak mulia, yang memiliki moralitas tinggi sangat dituntut untuk dibentuk
3Kementerian Agama Republik Indonesia,Al- Quran dan terjemahan (Bogor : Pentashihan Mushaf
Al-Quran),hal.93
4Iswati,Long Life Education DalamPerspektif Hadits.Jurnal Tajdid UniversitasMuhammadiyah
Metro. Vol 3. No.2. (2019) , hal.126-135
3. 3
atau dibangun.5 Namun sejak awal tahun 2020, pendidikan di Indonesia bahkan
di seluruh dunia menghadapi masalah yang sama, yaitu pandemi Covid-19.
Penyakit Corona virus 2019 ( COVID-19 ) adalah penyakit menular yang
disebabkan oleh sindrom pernapasan akut corona virus 2 (SARS-CoV-2).
Penyakiti ini pertama kali diidentifikasi pada Desember 2019 di Wuhan, ibukota
provinsi Hubei China, dan sejak itu menyebar secara global, mengakibatkan
pandemic korona virus 2019-20 yang sedang berlangsung. Gejala umum
termasuk demam ,batuk, dansesaknapas. Gejala lain mungkin termasuk nyeri
otot, diare, sakit tenggorokan , kehilangan bau , dan sakit perut. Sementara
sebagian besar kasus mengakibatkan gejala ringan, beberapa berkembang
menjadi pneumonia virus dan kegagalan multi-organ.
Akibat dari pandemi covid-19 ini, menyebabkan diterapkannya berbagai
kebijakan untuk memutus mata rantai penyebaran virus covid-19 di Indonesia.
Upaya yang dilakukan oleh pemerintah di Indonesia salah satunya dengan
menerapkan himbauan kepada masyarakat agar melakukan physical distancing
yaitu himbauan untuk menjaga jarak diantara masyarakat, menjauhi aktivitas
dalam segala bentuk kerumunan, perkumpulan, dan menghindari adanya
pertemuan yang melibatkan banyak orang.
Semua upaya tersebut ditujukan kepada masyarakat agar dapat dilakukan
untuk memutus rantai penyebaran pandemi covid-19 yang terjadi saat ini. Akibat
hal tersebut, semua bidang kehidupan bernegara juga mendapatkan dampaknya.
5 Inanna, Peran Pendidikan Dalam Membangun Karakter Bangsa yang Bermoral. Jurnal Ekonomi
dan Pendidikan, vol.1 no.1 (2018), hal.28
4. 4
Bukan hanya bidang kesehatan saja, akan tetapi ekonomi, sosial, budaya,
pertahanan keamanan, dan termasuk juga bidang pendidikan yang dalam hal ini
guru dan murid pasti mengalaminya secara langsung.
Guru sebagai orangtua kedua di sekolah memiliki peran penting dalam
mengusahakan pendidikan akademik terbaik bagi siswa. Supaya para siswa
dapat belajar langsung dari pengalaman-pengalaman yang dimiliki oleh para
guru. Para guru juga menjadi jelas dan mengerti permasalahan peserta didik.
Sehingga mereka dapat menemukan strategi pembelajaran dan bimbingan yang
tepat dan dapat meningkatkan prestasi belajar para murid.
Strategi guru merupakan pendekatan umum mengajar yang berlaku
dalam berbagai bidang materi dan digunakan untuk memenuhi berbagai tujuan
pembelajaran.6 Kegiatan pembelajaran merupakan kegiatan yang sistematis dan
berurutan. Oleh sebab itu, kegiatan pembelajaran perlu direncanakan fdengan
baik. Beberapa kompetensi yang harus dikuasai guru pada khususnya adalah
merencanakan dan mendesain pembelajaran. Seorang guru perlu memiliki
kompetensi merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi hasil
pembelajaran.
Adapun kompetensi guru diantaranya dituntut untuk banyak berkreasi
dalam hal menentukan strategi, metode, media, dan alat evaluasi dalam proses
pembelajaran. Aktivitas belajar mengajar hendaknya memberikan kesempatan
6
Paul Eggan dan Don Kauchak, Strategi dan Model Pembelajaran,(Jakarta :PT Indeks
Permata PuriMedia, 2002), hal. 6
5. 5
yang baik kepada siswa untuk memperoleh informasi, ide, keterampilan, nilai,
cara berpikir, dan saran untuk mengekspresikan diri siswa.
Dalam melaksanakan atau menerapkan strategi belajar mengajar ada tiga
hal pokok yang harus diperhatikan oleh guru yaitu tahap mengajar,
menggunakan model atau pendekatan mengajar dan penggunaan prinsip
mengajar.7 Keberhasilan dalam suatu pengajaran sangat dipengaruhi oleh
adanya aktivitas belajar siswa. Salah satu cara menimbulkan aktivitas belajar
siswa dengan merubah kegiatan-kegiatan belajar yang monoton. Hal tersebut
dikarenakan strategi pembelajaran yang dilakukan oleh guru memiliki pengaruh
terhadap prestasi belajar siswa.
Prestasi belajar adalah hasil akhir dari apa yang telah dipelajari oleh
siswa selama proses belajar. Hasil akhir ini bisa dilihat dari nilai-nilai yang siswa
dapatkan. Apakah semua nilainya rata-rata baik, atau justru semua nilainya rata-
rata kurang baik dan perlu peningkatan.
Guru sendiri juga memiliki peranan sangat penting didalam proses ini.
Dengan strategi pembelajaran yang tepat, baik, dan variative, tentu akan
membuat siswa lebih mudah dalam menerima materi dan berdampak pada
prestasi belajar yang meningkat.
Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh penulis di MI Al Rosyid
Dander Bojonegoro, didapatkan hasil bahwa diantara banyak murid yang ada,
hanya beberapa yang memenuhi kriteria nilai diatas standar yang sudah
7
I.L. Pasaribu dan B. Simandjuntak, Proses Belajar Mengajar,edisi II, (Bandung :
Remaja Rosda Karya,1983), hal.76
6. 6
ditentukan, sedangkan lebih banyak siswa yang lain mendapatkan nilai dibawah
standar. Ketika penulis melakukan wawancara dengan beberapa guru ternyata
hasil tersebut memang bisa jadi dikarenakan adanya pandemi Covid 19 sehingga
pembelajaran kurang maksimal karena tidak bisa bertatap muka langsung.
Hal ini kemudian diperkuat dengan hasil wawancara penulis terhadap
para siswa yang menyatakan bahwa pandemic Covid 19 memang berdampak
pada sistem pembelajaran di sekolah karena jam pelajaran berkurang dan guru
hanya mengajar dengan metode ceramah saja. Hal ini tentu menyebabkan siswa
menjadi merasa bosan, dan dibuktikan lewat beberapa perilaku berikut :
1. Tidak terlihat adanya perasaan senang terhadap pembelajaran
2. Kurang aktifnya siswa dalam mengikuti pembelajaran.
3. Banyaknya siswa yang tidak antusias dalam pembelajaran
4. Siswa lebih banyak mengobrol satu sama lain dibanding memperhatikan
pemberian materi pembelajaran.
Semua perilaku itu menunjukkan bahwa siswa kurang merasa tertarik
dengan pembelajaran yang tengah berlangsung dan pada ujungnya akan
berdampak pada prestasi belajar siswa. Oleh karenanya sangat penting bagi
seorang guru untuk membuat strategi-strategi pembelajaran yang tepat dan
variatif agar siswa dapat merasa tertarik dengan pembelajaran sehingga prestasi
belajar siswapun akan meningkat.
Berdasarkan masalah tersebut, penulis tertarik melakukan penelitian di
sekolah tersebut untuk mengetahui strategi guru guna meningkatkan prestasi
belajar. Dalam penelitian ini, penulis bertindak sebagai pihak ketiga yang
7. 7
menjadi pengamat atau observer di tempat berlangsungnya kegiatan. Pihak
pertama sendiri adalah beberapa guru MI Al Rosyid Dander Bojonegoro
tersebut, dan pihak keduanya adalah siswa sekolah tersebut.
Terdapat beberapa penelitian sebelumnya juga yang memperkuat
penulis untuk melakukan penelitian ini, diantaranya penelitian yang dilakukan
oleh P. A. Arimbawa dan I W. Santyasa yang menyatakan bahwa strategi guru
yang menarik dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dengan cara
memaparkan tujuan pembelajaran, menyajikan bahan dan materi pembelajaran
metode dan media yang tepat 8 dan juga penelitian yang dilakukan oleh Hartini
yang menyatakan bahwa strategi guru yang dapat meningkatkan minat belajar
siswa adalah dengan lebih memperhatikan hobi, bakat, aspirasi, dan perbedaan
setiap siswanya.9
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik melakukan
penelitian dengan judul “Strategi Guru Dalam Meningkatkan Prestasi
Belajar Siswa MI Al Rosyid Dander Bojonegoro di Masa Pandemi Covid
19”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan pokok
permasalahan pada skripsi ini yaitu :
8 P A Arimbawa,I W Santyasa, Strategi Pembelajaran Guru Fisika : Relevansinya dalam
Pengembangan Motivasi Belajardan Prestasi Belajar Siswa. Jurnal Matematika,Sains,dan
Pembelajarannya.Vol.11, No. 1 (2017), , hal.43-61
9Hartini,Strategi Guru dalamMeningkatkan Minat Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Akidah
Akhlakdi Madrasah Tsanawiyah Negeri 5 Jambi. (Skripsi.UniversitasIslamNegeri Sultan Thaha.
2020),hal.23
8. 8
1. Bagaimana strategi guru dalam meningkatkan prestasi belajar siswa MI Al
Rosyid Dander Bojonegoro di masa Pandemi Covid-19?
C. Penegasan Judul
Judul dalam skripsi ini adalah “Strategi Guru dalam Meningkatkan Prestasi
Belajar Siswa MI Al Rosyid Dander Bojonegoro di Masa Pandemi Covid 19”.
Untuk menghindari kesalahpahaman judul ini,maka penulis perlu memberikan
pengertian – pengertian dari istilah yang digunakan dalam judul skripsi ini :
1. Strategi : Strategi adalah sebuah perencanaan yang cermat dan
matang mengenai sebuah kegiatan untuk mencapai tujuan
yang diinginkan, biasanya dalam pelaksanaannya akan
dirinci lewat taktik. Dalam konteks pendidikan hal ini
biasanya disebut sebagai strategi pembelajaran yang artinya
suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru
dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara
efektif dan efisien
2. Guru : Guru adalah orang yang berprofesi sebagai pengajar,
pembagi ilmu pengetahuan. Dalam filosofi Jawa, guru
memiliki kepanjangan digugu lan ditiru yang artinya bahwa
semua informasi yang ada dari guru, semua hal yang
dilakukan oleh guru, itu merupakan sebuah patokan dan
teladan yang bisa dicontoh oleh murid. Sehingga guru
9. 9
tentunya wajib memiliki akhlak yang baik dan mampu
bersikap bijaksana.
3. Meningkatkan : Adalah usaha proses untuk menaikkan, mempertinggi,
memperhebat sesuau hal.
4. Prestasi Belajar: Prestasi belajar adalah penilaian terhadap hasil belajar
siswa bertujuan untuk mengetahui sejauh mana mereka
telah mencapai sasaran belajar pada aspek kognitif atau
yang berkaitan dengan pemikiran, logika, hafalan dan juga
aspek afektif atau yang berkaitan dengan perasaan, emosi,
sikap, perilaku
5. Siswa : Siswa adalah. orang yang datang kesekolah untuk
memperoleh atau mempelajari beberapa tipe pendidikan atau
biasa disebut sebagai peserta didik.
6. MI Al Rosyid Dander Bojonegoro : adalah lokasi sekolah yang digunakan
oleh penulis didalam penelitian kali ini.
7. Pandemi : Pandemi adalah wabah penyakit yang terjadi serempak
dimana-mana, meliputi daerah geografis yang luas (seluruh
Negara/benua). Dengan kata lain, penyakit ini sudah menjadi
masalah bersama bagi seluruh warga dunia.10
8. Covid 19 : adalah severe acute respiratory syndrome coronavirus
2 (SARS-CoV-2) atauvirus yang menyerang sistem pernapasan
10Ratna Dhelva.Bedanya Endemi, Epiemi, dan Pandemi.
https://ners.unair.ac.id/site/index.php/news-fkp-unair/30-lihat/808-bedanya-endemi-epidemi-dan-
pandemi, dikses pada tanggal 28 Agustus 2021,pukul 11.15.WIB
10. 10
manusia, bisa menimbulkan beberapa gejala seperti demam,
batuk, pilek, hilangnya indera penciuman danindera perasa,dan
lain sebagainya.
D. Alasan Pemilihan Judul
Dalam penyusunan skripsi ini penulis memiliki alasan dalam memilih judul
sebagai berikut :
1. Penulis ingin mengetahui strategi guru dalam meningkatkan prestasi belajar
siswa MI Al Rosyid Dander Bojonegoro di masa pandemi Covid 19.
E. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui strategi guru dalam meningkatkan prestasi belajar siswa MI
Al Rosyid Dander Bojonegoro di masa pandemi Covid 19.
F. Manfaat Penulisan
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi di bidang ilmu
pengetahuan yang berkaitan dengan strategi guru dalam meningkatkan prestasi
belajar siswa.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi MI Al Royid
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi
untuk menentukan kebijakan dalam menerapkan metode kegiatan
11. 11
pembelajaran yang interaktif dan menyenangkan untuk meningkatkan
prestasi siswa dalam kegiatan pembelajaran.
b. Bagi Peserta Didik
Hasil penelitian ini dapat meningkatkan prestasi belajar siswa setelah
penerapan strategi guru dengan baik dan tepat sesuai kebutuhan siswa.
c. Bagi STIT Muhammadiyah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi di
perpustakaan STIT Muhammadiyah untuk penelitian lebih lanjut.
d. Bagi Penulis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan
pengetahuan khususnya tentang strategi guru dalam meningkatkan pestasi
belajar siswa.
G. Metode Pembahasan
Dalam pembahasan ini penyusun menggunakan metode pembahasan
sebagai berikut :
1. Metode Induksi
Yang dimaksud dengan metode induksi adalah suatu cara berfikir yang
didasarkan atas rumusan teori yang bersifat khusus kemudian ditarik
kesimpulan yang bersifat umum. Metode induksi digunakan umtuk
menciptakan pengetahuan baru dan membuat teori baru atau memverifikasinya.
2. Metode deduksi
12. 12
Metode deduksi merupakan kebalikan dari metode induksi, yaitu suatu cara
berfikir yang didasarkan atas rumusan-rumusan teori yang bersifat umum
kemudian ditarik kesimpulan yang bersifat khusus. Metode deduksi merupakan
sesuatu yang memakai logika untuk membuat satu atau lebih kesimpulan
berlandaskan beberapa premis yang diberikan. Dapat disimpulkan metode
deduksi adalah aktivitas berfikir yang berdasarkan pada hal umum (teori,
konsep, prinsip, keyakinan) mengarah ke khusus.
Dalam penelitian ini metode deduksi dimulai dengan adanya teori yang
sudah ada, yaitu mengenaikeadaan di masa pandemi Covid-19 yang membuat
guru harus mampu beradaptasi dan tetap berusaha mencapai target
pembelajaran yang sudah ditetapkan, baru kemudian guru mencari strategi
pembelajaran agar tetap efektif selama di masa pandemi karena memang tidak
selalu berada di sekolah. Setelah itu penliti mencari rumusan masalah yang
tepat, kemudain melakukan penelitian, lalu data yang didapatkan akan dianalisis
untuk kemudian didapatkan hasilnya.
Metode pembahasan yang digunakan peneliti dalam penyusunan penulisan
ini adalah metode deskritif kualitatif dimana penyusunan dilakukan dengan
pengumpulan data, penjelasan dan penjabaran terhadap informasi terkait
strategi guru dalam meningkatkan prestasi belajar siswa serta dokumentasi di
lapangn dan sumber-sumber yang terkait.
Metode deskriptif menitikberatkan pada penjabaran serta pemaparan yang
berhubungan dengan strategi guru dan prestasi belajar siswa. Metode ini
dilakukan dengan studi pustaka sebagai sumber informasi terhadap strategi guru
13. 13
untuk pembelajaran di masa pandemi dan dari berbagai sumber tertulis lainnya
yang relevan dan dapat dipertanggung jawabkan serta observasi dan wawancara
mendalam untuk memperoleh pemahaman serta menemukan permasalahan dari
berbagai narasumber seperti peserta didik dan guru di sekolah terkait
H. Sistematika Pembahasan
Untuk memperoleh pembahasan yang sistematis, maka penulis perlu
menyusun sistematika sedemikian rupa sehingga dapat menunjukkan hasil
penelitian yang baik dan mudah dipahami. Maka penulis akan mendiskripsikan
sistematika penulisan sebagai berikut.
Bab pertama, merupakan bagian pendahuluan yang mana di dalamnya berisi
latar belakang masalah, rumusan masalah, penegasan judul, alasan pemilihan
judul, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode pembahasan dan sistematika
pembahasan.
Bab kedua, merupakan kajian teori yang pembahasannya meliputi strategi
guru yang terdiri dari perngertian strategi pembelajaran, strategi guru,
komponen strategi pembelajaran, jenis-jenis strategi pembelajaran, macam-
macam strategi pembelajaran. Pembahasan selanjutnya adalah prestasi belajar
yang terdiri dari pengertian prestasi belajar, jenis-jenis prestasi belajar dan
faktor yang mempengaruhi prestasi belajar. Setelah itu dilanjutkan dengan
pandemi Covid 19 dan Strategi guru dalam meningkatkan prestasi belajar siswa
MI Al Rosyid di masa pandemi Covid 19.
Bab Ketiga, merupakan metode dan laporan hasil penelitian yang meliputi
metode penelitian terdiri dari sumber data dan informasi, jenis dan sumber data,
14. 14
metode pengumpulan data, teknik analisis data dan pengecekan keabsahan data
yang dilanjutkan dengan laporan hasil penelitian yang terdiri dari gambaran
umum objek penelitian, penyajian data dan analisis data.
Bab Keempat, merupakan penutup yang terdiri dari menyajikan
kesimpulan dan saran.
15. 15
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Strategi Guru
1. Pengertian Strategi Pembelajaran
Secara umum strategi mempunyai pengertian suatu garis besar haluan
untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah di tentukan.11
Strategi
pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan
siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.
Menurut Wina Sanjaya bahwa di dalam strategi pembelajaran
terkandung makna perencanaan, artinya bahwa strategi pada dasarnya masih
bersifat konseptual tentang keputusan-keputusan yang akan diambil dalam
suatu pelaksanaan pembelajaran. karena strategi pembelajaran ini masih
bersifat konseptual dan untuk menimplementasikannya digunakan berbagai
metode pembelajaran tertentu, dimana di dalam strategi ini pembelajaran lebih
menekankan pada proses.
Strategi pembelajaran adalah cara-cara yang aktif digunakan oleh pengajar
untuk memilih kegiatan belajar yang akan digunakan selama proses pembelajaran.
pemilihan tersebut dilakukan dengan mempertimbangkan situasi dan kondisi,
sumber belajar, kebutuhan dan karakteristik peserta didik yang dihadapi dalam
rangka mencapai tujuan pembelajaran tertentu.12
11Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, ( Jakarta: RinekaCipta,
1997), hal. 5
12Hamzah B. Uno, Model Pembelajaran menciptakan proses belajar mengajar yang kreatifdan
efektif, (Jakarta: PT BumiAksara, 2012). hal.3
15
16. 16
Pembelajaran merupakan suatu proses untuk meramu sarana dan
prasaranan pendidikan dengan tujuan untuk mencapai kualitas sebagaimana
yang dirumuskan. Tercapainya lulusan dengan kualitas yang baik sangat
dipengaruhi oleh seberapa jauh guru mampu mengelola atau mengolah segala
komponen pendidikan melalui proses pembelajaran. Meskipun di dukung oleh
sarana dan prasarana yang lengkap dan memadai, tetapi jika guru tidak mampu
mengelolanya dengan baik, maka kulaitas pembelajaran juga tidak akan
mencapai hasil atau tujuan yang maksismal.
Dalam keseluruhan proses pendidikan disekolah, kegiatan
pembelajaran merupakan kegiatan yang paling pokok. Proses belajar mengajar
merupakan suatu proses yang megandung serangkaian perbuatan guru dan
peserta didik atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi
edukatif untuk mencapai tujuan tertentu.
Proses mengajar adalah proses yang bertujuan. Oleh karena itu apa yang
dilakukan oleh seorang guru seharusnya mengarah pada pencapaian tujuan.
Oleh karena itu dalam setiap proses mengjara guru perlu mendapatkan umpan
balik, apakah tujuan yang ingin dicapai sudah dikuasai oleh siswa atau belum,
apakah proses atau gaya bicara guru dapat dimengerti atau tidak. Hal ini sangat
diperlukan untuk proses perbaikan mengajar yang telah dilakukannya.13
2. Strategi Guru
13Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi KurikulumBerbasis Kompetensi, (Jakarta:
Prenada Media, 2005), hal.71
17. 17
Menurut Kurniasih guru merupakan tokoh utama pendidikan dalam
usaha mempersiapkan anak bangsa yang berguna dan berkualitas dimasa yang
akan datang serta guru selaku tenaga pendidik mampu menumbuhkan suasana
terbuka guna mengkaji apa yang menarik minat siswa, mengeluarkan ide-ide,
kreativitas yang dimilikinya.14
Sebagai guru profesional dan berkompeten akan selalu faham atas
kemampuan yang dimiliki siswanya, serta guru yang terlatih atau profesional
selalu memiliki strategi dan rencananya, demi mewujudkan suatu perasaan
senang dan antusiasme siswa disaat pembelajaran.
Berdasarkan penjelasan beberapa para ahli tersebut dapat disimpulkan,
strategi guru adalah upaya yang dilakukan seorang guru dalam melakukan
suatu hal pembelajaran agar dapat menimbulkan ketertarikan, minat dan
perhatian siswa demi tercapainya tujuan. Seorang guru bertanggung jawab
dalam membimbing, mendidik, mengarahkan, mengajar dan melatih siswanya
agar menjadi lebih baik daripada sebelumnya.
Seorang guru sebelum menentukan strategi pembelajaran terlebih
dahulu harus benar-benar memahami tujuan dari suatu pembelajaran. Menurut
Hariandi strategi digunakan sebagai cara-cara tertentu untuk mencapai tujuan
termasuk juga metode pengajaran.15 Metode sebagai jalan untuk
mengimplementasikan daftar rencana pembelajaran yang akan ditransfer
kepada siswa. Dan untuk menentukan strategi pembelajaran seorang pendidik
14Sani Kurniasih, Strategi-Strategi Pembelajaran , ( Bandung : Alfabeta, 2014), hal.46
15A. Hariandi, Strategi Guru Dalam Meningkatkan Keterampilan Membaca Al-Qur’an Siswa Di
SDIT Aulia Batanghari. Jurnal Gentala Pendidikan Dasar, vol.4 no.1(2019), hal.11
18. 18
(guru) harus menyesuaikannya terlebih dahulu dengan kondisi dan kebutuhan
siswa.
3. Komponen Strategi Pembelajaran
Di dalam strategi pembembelajaran terdapat 5 komponen strategi
pembelajaran, yaitu (1) kegiatan pembelajaran pendahuluan, (2) penyampaian,
(3) partisipasi peserta didik , (4) tes, dan (5) kegiatan lanjutan.
Pada bagian berikut akan diuraikan penjelasan masing-masing
komponen disertai contoh penerapannya dalam proses pembelajaran.
a. Kegiatan pembelajaran pendahuluan
Kegiatan pendahuluan yang disampaikan dengan menarik akan
dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik. Cara guru
memperkenalkan materi pelajaran melalui contoh-contoh ilustrasi tentang
kehidupan sehari-hari atau cara guru meyakinkan apa manfaat
mempelajari pokok bahasa tertentu akan sangat mempengaruhi motivasi
belajar peserta didik.
Persoalan motivasi ekstrinsik ini menjadi sangat penting bagi
peserta didik yang belum dewasa, sedangkan motivasi intrinsik sangat
penting bagi peserta didik yang lebih dewasa karena kelompok ini lebih
menyadari pentingnya kewajiban belajar serta manfaatnya bagi mereka.
b. Penyampaian informasi
Penyampaian informasi seringkali dianggap sebagai kegiatan yang
paling penting dalam proses pembelajaran, padahal bagian ini hanya
merupakan salah satu komponen dari strategi pembelajaran. artinya, tanpa
19. 19
adanya kegiatan pendahuluan yang menarik atau dapat memotivasi peserta
didik dalam belajar maka kegiatan penyampaian informasi ini menjadi
tidak berarti. Guru yang mampu menyampaikan informasi dengan baik,
tetapi tidak melakukan kegiatan pendahuluan dengan mulus akan
menghadapi kendala dalam kegiatan penyampaian selanjutnya.
Dalam kegiatan ini guru juga harus memahami dengan baik situasi
dan kondisi yang dihadapinya. Dengan demikian, informasi yang
disampaikan dapat diserap oleh peserta didik dengan baik. Beberapa hal
yang perlu diperhatikan dalam penyampaian informasi adalah urutan
ruang lingkup dan jenis materi.
c. Partisipasi Peserta Didik
Berdasarkan prinsip student centered peserta didik merupakan
pusat dari suatu kegiatan belajar. Hal ini dikenal sebagai istilah CBSA
(Cara Belajar Siswa Aktif) yang diterjemahkan dari ASL (student activ
training) yang maknanya adalah bahwa proses pembelajaran akan lebih
berhasil apa bila peserta didik secara aktif melakukan latihan secara
langsung dan relevan dengan tujuan pembelajaran. Terdapat beberapa hal
penting yang berhubungan dengan partisipasi peserta didik, yaitu sebagai
berikut.
1) Latihan dan Praktik
Seharusnya dilakukan setelah peserta didik diberi informasi
tentang suatu pengetahua, sikap atau keterampilan tertentu. Agar
materi tersebut benar-benar terinternalisasi (relatif mantap dan
20. 20
termantapkan dalam diri mereka) maka kegiatan selajutnya adalah
hendaknya peserta didik diberi kesempatan untuk berlatih atau
memperaktikkan pengetahuan sikap, atau ketrampilan tersebut.
Sehingga setelah selesai belajar mereka diharapkan benar-benar
merencanakan TPK.
2) Umpan balik
Segera setelah peserta didik menunjukan perilaku sebagai
hasil belajarnya maka guru memberikan umpn balik (feedback)
terhadap hasil belajar tersebut. Melalui umpan balik yang diberikan
oleh guru, peserta didik akan segera mengetahui apakah jawaban
yang merupakan kegiatan yang telah mereka lakukan benar/salah,
tepat/tidak tepat, atau ada sesuatu yang diperbaiki. Umpan balik
dapat berupa penguatan positif dan penguatan negative.
Melalui penguatan posituf (baik, bagus, tepat, dan
sebagainya) diharapkan perilaku tersebut akan terus diperlihat atau
ditunjukan oleh peserta didik. Sebaliknya melalui penguatan
negative (kurang tepat, sa;ah, perlu disempurnakan, dan
sebagainya), diharapkan perilaku tersebut akan dihilangkan atau
peserta didik tidak akan kesalahan serupa.
d. Tes
Pelaksanaan tes biasanya dilakukan di akhir kegiatan pembelajaran
setelah peserta didik melalui berbagai proses pembelajaran, penyampaian
21. 21
informasi berupa materi pelajaran pelaksanaan tes juga dilakukan setelah
peserta didik melakukan latihan atau praktik.
e. Kegiatan lanjutan.
Kegiatan yang dikenal dengan istilah follow up dari suatu hasil
kegiatan yang telah dilakukan seringkali tidak dilaksanakan dengan baik
oleh guru. Dalam kenyataannya, sering kali setelah te dilakukan selalu saja
terdapat peserta didik yang berhasil dengan bagus atau di atas rata-rata,
1) hanya menguasai sebagian atau cenderung di rata-rata tingkat
penguasaan yang diharapkan dapat dicapai.
2) peserta didik seharusnya menerima tindak lanjut yang berbeda
sebagai konsekuensi dari hasil belajar yang bervariasi tersebut.16
4. Jenis-Jenis Strategi Pembelajaran
Menurut Abdul Majid, bahwa jenis-jenis strategi pembelajaran terbagi
dalam beberapa macam yaitu:
a. Strategi Pembelajaran Langsung
Strategi pembelajaran langsung adalah strategi yang berpusat pada
gurunya paling tinggi, dan paling sering digunakan. Metode yang sering
digunakan seperti ceramah, praktik, latihan dan demonstrasi, strategi ini
efektif digunakan untuk mempoerluas informasi serta mengembangkan
ketrampilan.
b. Strategi Pembelajaran Tidak Langsung
16Hamzah B. Uno, Model Pembelajaran menciptakan proses belajarmengajar yang kreatifdan
efektif, (Jakarta: PT BumiAksara, 2012). hal. 3-7
22. 22
Strategi ini memperlihatkan bahwa peran guru sudah beralih dari
penceramah menjadi fasilitator, pendukung dan sumber personal. Strategi
pembelajaran tidak la ngsung mensyaratkan digunakannya bahan cetak
dan non cetak.
c. Strategi Pembelajaran Interaktif
Strategi pembelajaran interaktif merujuk kepada bentuk diskusi dan
saling berbagi di antara peserta didik, dengan memberikan kesempatan
pada siswa untuk memberikan reaksi terhadap gagasan dan pandangan
serta mencari alternatif dalam berfikir. Di dalamnya terdapat bentuk
diskusi kelompok, pengerjaan tugas berkelompok, dan kerja sama siswa
secara berpasangan.
d. Strategi Pembelajaran Melalui Pengalaman.
Strategi melalui pengalaman lebih berpusat pada siswa dan
berorientasi pada aktivitas. Akan tetapi strategi ini lebih menekankan
terhadap proses belajar, bukanterhadap hasil belajar.
e. Strategi Pembelajaran Mandiri.
Strategi ini bertujuan untuk membangun inisiatif individu,
kemandirian, dan peningkatan diri peserta didik. Lebih fokusnya kepada
kemandirian peserta didik dengan bantuan dari guru. Belajar mandiri juga
bisa dilakukan dengan teman atau sebagai bagian dari kelompok kecil.17
17Abdul Majid. Belajar Dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Bandung : Remaja
Rosdakarya, 2012), hal. 76
23. 23
Selain itu, menurut Wina Sanjaya berikut ini juga merupakan jenis-jenis
strategi pembelajaraan
a. Strategi pembelajaran yang berpusat pada pengajaran
Strategi pembelajaran yang berpusat pada pengajar merupakan
strategi yang paling tua, disebut juga strategi pembelajaran tradisional.
Strategi pembelajaran yang berpusat pada pengajar ini disebut teacher
center strategis. Teknik penyajian pelajaran yang sangat pararel dengan
strategi pembelajaran ini adalah teknik ceramah.
b. Strategi pembelajaran yang berpusat pada peserta didik
Strategi pembelajaran yang berpusat pada peserta didik, atau disebut
student center strategis, bertiti tolak pada sudut pandang yang memberi
arti bahwa mengajar merupakan usaha untuk menciptakan sistem
lingkungan yang mengoptimalkan kegiatan belajar.
Berdasarkan pemahaman tersebut, strategi pembelajaran yang
berpusat pada peserta didik adalah strategi pembelajaran yang
memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada peserta didik untuk
aktif dan berperan dalam kegiatan belajar. Teknik penyampaian yang
pararel dengan strategi pembelajaran ini adalah teknik inkuiri.
c. Strategi pembelajaran yang berpusat pada materi pembelajaran
Strategi yang berpusat pada materi pengajaran, atau disebut dengan
material center strategis bertitik tolak dari pendapat yang mengemukakan
bahwa belajar adalah usaha untuk memperoleh dan menguasai informasi.
24. 24
Dalam hal ini, strategi pembelajaran dipusatkan pada materi
pembelajaran.18
5. Macam-Macam Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran merupakan strategi atau teknik yang harus
dimiliki oleh para pendidik maupun calon pendidik. Hal tersebut sangat
dibutuhkan dan sangat menentukan kualifikasi atau layak tidaknya menjadi
seorang pendidik, karena proses pembelajaran itu memerlukan seni, keahlian
dan ilmu guna menyampaikan materi kepada siswa sesuai tujuan, efesien, dan
efektif. Berikut ini adalah macam-macamnya
a. Strategi Pembelajaran Ekspositori (SPE)
Strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran yang
menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari
seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa
dapat menguasai materi pelajaran secara optimal. Dalam sistem ini,
guru menyajikan dalam bentuk yang telah dipersiapkan secara rapi,
sistematik dan lengkap sehingga anak didik tinggal menyimak dan
mencernanya saja secara tertib dan teratur.
Metode pembelajaran yang tepat menggambarkan strategi ini,
diantaranya :
1) Metode ceramah
18Wina Sanjaya, Strategi Pemnelajaran BerorientasisStandar Proses Pendidikan.(Jakarta:
pernada, 2010), hal 45
25. 25
Metode pembelajaran ceramah adalah penerangan secara
lisan atas bahan pembelajaran kepada sekelompok pendengar
untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu dalam jumlah
yang relatif besar. Jadi ini sesuai dengan pengertian dan maksud
dari Strategi Ekspositori tersebut, dimana strategi ini
merupakan strategi ceramah atau satu arah.
2) Metode demonstrasi
Metode demonstrasi adalah cara penyajian bahan pelajaran
dengan memperagakan atau mempertunjukkan kepada siswa
suatu proses, situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari,
baik sebenarnya ataupun tiruan dengan lisan. Jadi guru
memperagakan apa yang sedang dipelajari kepada siswanya.
3) Metode sosiodrama
Sosiodrama pada dasarnya mendramatisasi tingkah laku
dalam hubungannya dengan masalah sosial. Jadi dalam
pembelajaran guru memberikan penjelasan dengan
mendramatisasikan tingkah laku untuk memberikan contoh
kepada siswa.
b. Strategi Pembelajaran Inkuiri (SPI)
Strategi Pembelajaran Inquiry (SPI) adalah rangkaian kegiatan
pembelajaran yang menekankan pada proses berfikir secara kritis dan
analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawabannya dari suatu
26. 26
masalah yang ditanyakan. Proses berpikir ini biasa dilakukan melalui
tanya jawab antara guru dan siswa.
Strategi pembelajaran inkuiri merupakan bentuk dari pendekatan
yang berorientasi pada siswa. SPI merupakan strategi yang
menekankan kepada pembangunan intelektual anak. Perkembangan
mental (intelektual) itu menurut Piaget dipengaruhi oleh 4 faktor, yaitu
maturation, physical experience, social experience dan equilibration.
Metode yang di gunakan:
1) Metode diskusi
Metode diskusi adalah suatu cara mengelola pembelajaran
dengan penyajian materi melalui pemecahan masalah, atau
analisis sistem produk teknologi yang pemecahannya sangat
terbuka. Disini siswa melakukan diskusi tentang suatu masalah
yang diberikan oleh guru, sehingga siswa menjadi aktif.
2) Metode pemberian tugas
Metode pemberian tugas adalah cara mengajar atau
penyajian materi melalui penugasan siswa untuk melakukan
suatu pekerjaan. Disini guru memberikan suatu tugas kepada
siswa untuk diselesaikan oleh siswa, sehingga siswa menjadi
aktif.
3) Metode eksperimen
Metode eksperimen adalah suatu cara pengelolaan
pembelajaran di mana siswa melakukan aktivitas percobaan
27. 27
dengan mengalami dan membuktikan sendiri suatu yang
dipelajarinya. Jadi metode ini dalam strategi pembelajaran
merangsang siswa untuk melakukan suatu aktivitas aktif yang
berdasarkan pengalaman yang ia alami.
4) Metode tanya jawab
Metode tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam
bentuk pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari guru
kepada siswa, tetapi dapat pula dari siswa kepada guru. Disini
guru memberikan waktu untuk siswa bertanya kepada gurunya
tentang materi pembelajaran.
c. Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (SPBM)
Pembelajaran berbasis masalah dapat diartikan sebagai rangkaian
aktivitas pembelajaran yang menekankan kepada proses penyelesaian
masalah yang dihadapi secara ilmiah. Dilihat dari aspek psikologi
belajar SPBM bersandarkan kepada psikologi kognitif yang berangkat
dari asumsi bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat
adanya pengalaman. Pada dasarnya, belajar bukan hanya merupakan
proses menghafal sejumlah ilmu dan fakta, tetapi suatu proses interaksi
secara sadar antara individu dengan lingkungannya. Metode yang di
gunakan:
1) Metode problem solving
Metode problem solving bukan hanya sekedar metode
mengajar, tetapi juga merupakan suatu metode berfikir sebab
28. 28
dalam metode problem solving dapat menggunakan metode-
metode lainnya yang dimulai dari mencari data sampai kepada
menarik kesimpulan.
2) Metode diskusi
Disini siswa dituntut untuk dapat menemukan pemecahan
masalah dari masalah yang dihadapi dengan cara berdiskusi.
d. Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir (SPPKB)
Strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir merupakan
strategi pembelajaran yang menekankan kepada kemampuan berpikir
siswa. Dalam pembelajaran ini materi pelajaran tidak disajikan begitu
saja kepada siswa, akan tetapi siswa dibimbing untuk proses
menemukan sendiri konsep yang harus dikuasai melalui proses dialogis
yang terus menerus dengan memanfaatkan pengalaman siswa.
Model strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir
adalah model pembelajaran yang bertumpu kepada pengembangan
kemampuan berpikir siswa melalui telaahan fakta-fakta atau
pengalaman anak sebagai bahan untuk memecahkan masalah yang
diajarkan. Metode yang digunakan:
1) Metode diskusi
Disini siswa dituntut untuk dapat menemukan pemecahan
masalah dari masalah yang dihadapi dengan cara berdiskusi.
2) Metode tanya jawab
29. 29
Metode tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam
bentuk pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari guru
kepada siswa, tetapi dapat pula dari siswa kepada guru. Disini
guru memberikan waktu untuk siswa bertanya kepada gurunya
tentang materi pembelajaran.
3) Metode eksperimen
Metode ini dalam strategi pembelajaran merangsang siswa
untuk melakukan suatu aktivitas aktif yang berdasarkan
pengalaman yang ia alami.
e. Strategi Pembelajaran Kooperatif (SPK)
Model pembelajaran kelompok adalah rangkaian kegiatan belajar
yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Strategi
pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan
menggunakan sistem pengelompokan/tim kecil, yaitu antara empat
sampai enam orang yang mempunyai latar belakang kemampuan
akademik, jenis kelamin, ras atau suku yang berbeda (heterogen).
Metode yang digunakan:
1) Metode diskusi
Disini siswa dituntut untuk dapat menemukan pemecahan
masalah dari masalah yang dihadapi dengan cara berdiskusi.
2) Metode karya wisata
30. 30
Siswa membentuk suatu kelompok guna untuk mendapatkan
pembelajaran dari tempat atau objek yang dikunjungi.
3) Metode eksperimen
Dengan berkelompok siswa melakukan eksperimen atau
percobaan tentang suatu hal guna melatih kemampuan dan
pemahaman mereka.
4) Metode tugas atau resitasi
Siswa disuruh membuat suatu kelompok belajar, kemudian
mereka diberi tugas guna menggali kemampuan, kekompakan,
dan pemahaman siswa akan tugas yang diberikan.Sistem
penilaian dilakukan terhadap kelompok. Setiap kelompok akan
memperoleh penghargaan (reward), jika kelompok tersebut
menunjukkan prestasi yang dipersyaratkan.
f. Strategi Pembelajaran Kontekstual (CTL)
Strategi pembelajaran kontekstual/Contextual teaching and learning
(CTL) adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara
materi pembelajaran dengan situasi dunia nyata siswa, dan mendorong
siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan
penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari.Metode yang
digunakan:
1) Metode demonstrasi
31. 31
Guru memperagakan materi apa sedang dipelajari kepada
siswa dengan menyangkutkan kegiatan sehari-hari, sehingga
siswa lebih memahami.
2) Metode sosiodrama
Dalam pembelajaran guru memberikan penjelasan dengan
mendramatisasikan tingkah laku yang berhubungan dengan
masalah sosial disekitar siswa untuk memberikan contoh
kepada siswa, sehingga siswa lebih paham
g. Strategi Pembelajaran Afektif (SPA)
Strategi pembelajaran afektif memang berbeda dengan strategi
pembelajaran kognitif dan keterampilan. Afektif berhubungan dengan
nilai (value) yang sulit diukur karena menyangkut kesadaran seseorang
yang tumbuh dari dalam diri siswa. Dalam batas tertentu, afeksi dapat
muncul dalam kejadian behavioral.
Akan tetapi, penilaiannya untuk sampai pada kesimpulan yang bisa
dipertanggungjawabkan membutuhkan ketelitian dan observasi yang
terus menerus, dan hal ini tidaklah mudah untuk dilakukan.
Demikianlah artikel mengenai macam macam strategi pembelajaran
dan penjelasannya lengkap. Semoga bermanfaat dan bisa menjadi
tambahn ilmu pengetahuan dalam menerapkan strategi pembelajaran
yang baik dan tepat.Metode yang digunakan:
1) Metode tugas atau resitasi
32. 32
Siswa diberi tugas guna menggali kemampuan dan pemahaman
siswa akan tugas yang diberikan.
2) Metode Latihan
Diajarkan untuk melatih kemampuan yang dia miliki dan lebih
mengasah kemampuan yang dimiliki tersebut.19
B. Prestasi Belajar
1. Pengertian Prestasi Belajar
Kata “prestasi” berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie. Kemudian
dalam bahasa Indonesia menjadi “prestasi” yang berarti “hasil usaha”. Istilah
“prestasi belajar” (achievement) berbeda dengan “hasil belajar” (learning
outcome). Prestasi belajar umumnya berkenaan dengan aspek pengetahuan,
sedangkan hasil belajar meliputi aspek pembentukan watak peserta didik.
Bahkan sikap positif seorang individu yang memampukan dirinya untuk
mengembangkan penilaian positif baik terhadap diri sendiri maupun
terhadaplingkungan.20
Menurut Russfendi, prestasi berasal dari bahasa belanda yaitu prestatie,
kemudian dalam bahasa indonesia menjadi prestasi yang berarti hasil usaha.
Prestasi adalah kemampuan, ketrampilan dan sikap seseorang dalam
menyelesaikan sesuatu. Jadi prestasi seseorang akan sangat berhubungan dan
dipengaruhi oleh seberapa besar usaha yang ia lakukanuntuk memperolehnya.
19Ibid,hal.110
20
Badrul Kamil,dkk. Meningkatkan Rasa Percaya Diri Peserta Didik SMP dengan Menggunakan
Teknik Assertive Training, Jurnal Bimbingan dan Konseling, Vol.5, no.1 (2018), hal.107
33. 33
Dari pengertian prestasi belajar di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa
prestasi belajar adalah hasil yang dapat dicapai oleh seseorang (peserta didik)
setelah melakukan kegiatan belajar dalam kurun waktu tertentu yang
menghasilkan perubahan- perubahan dalam pengetahuan, keterampilan, dan
nilai sikap. Seorang siswa yang telah melakukan kegiatan belajar, dapat diukur
prestasinya setelah melakukan kegiatan belajar tersebut dengan menggunakan
suatu alat evaluasi.
2. Jenis-Jenis Prestasi Belajar
Mengenai teori B. S Bloom yang menyatakan bahwa, tujuan belajar peserta
didik diarahkan untuk mencapai ketiga ranah. Ketiga ranah tersebut adalah
ranah kognitif, afektik dan psikomotorik. Dalam proses belajar mengajar, maka
melalui ketiga ranah ini pula akan terlihat tingkat keberhasilan peserta didik
dalam menerima hasil pembelajaran atau kecapaian peserta didik dalam
penerimaan pembelajaran. Dengan kata lain, prestasi belajar akan terukur
melalui ketercapaian peserta didik dalam penguasaan ketiga ranah tersebut
sebagaimana berikut:
a. Cognitif Domain (Ranah Kognitif), yang berisi perilaku-perilaku yang
menekankan aspek intelektual, seperti pengetahuan, pengertian, dan
keterampilan berfikir. B. S Bloom membagi domain kognisi ke dalam 6
tingkatan. Domain ini terdiri dari dua bagian: Bagian pertama adalah
berupa pengetahuan (kategori 1) dan kedua berupa kemampuan dan
Keterampilan Intelektual (kategori 2-6).
1) Pengetahuan (Knowledge)
34. 34
Berisikan kemampuan kemampuan untuk mengenali dan mengingat
peristilahan, definisi, fakta-fakta, gagasan, pola, urutan, metodelogi,
prinsip dasar dan sebagainya. Pengetahuan juga diartikan sebagai
kemampuan mengingat akan hal-hal yang pernah dipelajari dan
disimpan dalam ingatan
2) Pemahaman (Comprehension)
Pemahaman didefiniskan sebagai kemampuan untuk menangkap
makna dan arti yang dari bahan yang sudah dipelajari. Pemahaman
juga dikenali dari kemampuan untuk membaca dan nenahamai
gambaran, laporan, tabel, diagram, arahan, peraturan, dan sebagainya.
3) Aplikasi (Application)
Aplikasi atau penerapan diartikan sebagai kemampuan untuk
menerapkan suatu kaidah atau metode bekerja pada suatu kasus atau
problem yang konkret dan baru. Di tingkat ini, seseorang memiliki
kemampuan untuk menerapkan gagasan, prosedur, metode, rumus,
teori, dan sebagainya.
4) Analisis (Analysis)
Analisis didefinisikan sebagai kemampuan untuk merinci suatu
kesatuan kedalam bagian-bagian, sebagai struktur keseluruhan
organisasinya dapat dipahami dengan baik. Di tingkat analisis,
seseorang akan mampu menganalisa informasi yang masuk dan
membagi-bagi atau menstrukturkan informasi kedalam bagian yang
lebih kecil untuk mengenali pola atau hubunganya, dan mampu
35. 35
mengena serta membedakan faktor penyebab dan akibat dari sebuah
skenario yang rumit.
5) Sintesis ( Synthesis)
Sintesis didefinikan sebagai kemampuan untuk membentuk suatu
kesatuan atau pola baru. Sintesis satu tingkat diatas analisa. Seseorang
ditingkat sintesa akan mampu menjelaskan struktur atau pola dari
sebuah skenario yang sebelumnya tidak terlihat, dan mampu
mengenali data atau informasiyang harus didapat untuk menghasilkan
solusi yang dibutuhkan.
6) Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi didefinisikan sebagai kemampuan untuk membentuk suatu
pendapat mengenai sesuatu atau beberapa hal, bersama dengan
pertanggung jawaban pendapat itu, yang berdasarkan kriteria tertentu.
Evaluasi dikenaldari kemampuan untuk memberikan penilaian
terhadap solusi, gagasan, metodelogi, dengan menggunakan kriteria
yang cocok atau standar yang ada untuk memastika nilai efektifitas
atau manfaatnya.
b. Affective domain (ranah afektif) berisi perilaku-perilaku yang
menekankan aspek perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dan
cara penyesuaian diri. Tujuan pendidikan ranah afektif adalah hal belajar
atau kemampuan yang berhubungan dengan sikap atau afektif. Taksonomi
tujuan pendidikan ranah afektif terdiri dari aspek:
1) Penerimaan (Receiving/Attending)
36. 36
Penerimaan mencangkup kepekaan akanadanya suatu perangsang
dan kesedian untuk memperhatikan rangsangan itu. Seperti buku
pelajaran atau penjelasan yang diberikan oleh guru.
2) Tanggapan (Responden)
Memberikan reaksi terhadap fenomena yang ada dilingkunganya.
Meliputi persetujuan, kesediaan, dan kepuasan dalm memberikan
tanggapan.
3) Penghargaan (Valuling)
Penghargaan atau penilaian mencangkup kemampuan untuk
memberikan penilaian terhadap sesuatu dan membawa diri sesuai
dengan penilaian itu. Mulaidibentuk suatu sikap menerima, menolak
ataumengabaikan, sikap itu dinyatakan dalam tingkah lakuyang sesuai
dengan konsisten dengan sikap batinya.
4) Pengorganisasian (Organization)
Memadukan nilai-nilai yang berbeda, menyelesaikankonflik
diantaranya, dan membentuk suatu sistem yangkonsisten.
Diantaranya, dan membentuk suatu sistem nilaiyang konsisten.
Pengorganisasian juga mencangkup untukmembentuk suatu sistem
nilai sebagai pedoman dan pegangandalam kehidupan. Nilai-nilai
mana yang pokok dan selaluharus diperjuangkan, nama yang tidak
begitu penting.
5) Karakteristik Berdasarkan Nilai-nilai (Characterization by a Value or
Value Complex)
37. 37
Memiliki sistem nilai yang mengendalikan tingkah lakunya
sehingga menjadi karakteristik gaya hidupnya sendiri.
c. Psychomotor Domain (Ranah Psikomotor)
Berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek
keterampilanmotorik seperti tulisan tangan, mengetik, berenang, dan
mengoperasikan mesin. Alisuf dalam buku psikologi pendidikan
menjelaskan, keterampilan ini disebut motorik karena keterampilan ini
melibatkan secara langsung otot, urat, dan persendian, sehingga
keterampilan benarbenar berakar pada kejasmanian
Orang yang memiliki keterampilan motorik, mampu melakukan
serangkaian Gerakan tubuh tertentu dengan mengadakan koordinasi
gerakan-gerakan anggota tubuh secara terpadu. Ciri khas dari keterampilan
motoric ini ialah adanya kemampuan. Automatisme yaitu gerakan-gerik
yang terjadi berlangsung secara teratur dan berjalan dengan mudah, lancar
dan cepat tanpa harus disertai pikiran tentang apa yang harus dilakukan
dan mengapa hal itu dilakukan.21
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Ada 2 faktor besar yang mempengaruhi prestasi belajar peserta didik yaitu
faktor internal dan faktor eksternal.22
a. Faktor Internal (berasal dari dalam diri sendiri)
1) Aspek Fisiologis
21W.S. Winkel. PsikologiPengajaran ,( Jakarta: Grasindo, 1996), hal. 247
22Arifin Zainal. Evaluasi Pembelajaran. (Jakarta Pusat: Dirjend. Pendidikan Agama Islam
Departemen Agama RI, 2009) , hal. 87
38. 38
Kondisi umum jasmani dan tegangan otot yang menandai tingkat
kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya dapat
mempengaruhi semangat dan intensitas peserta didik dalam mengikuti
pelajaran.
Kondisi jasmani yang tiak mendukung kegiatan belajar mengajar,
seperti: cacat tubuh, gangguan kesehatan, ganguuan pendengaran dan
lain sebagainya sangat mempengaruhi kemampuan peserta didik
dalam menyerap informasi dan pengetahuan, khusunya dalam
pembelajaran didalam kelas.
2) Aspek Psikologis
Banyak faktor yang termasuk dalam ketegori aspek psokologis yang
dapat mempengaruhi kualitas dan kuantitas perolehan pembelajaran
peserta didik, diantaranya adalah tingakt intelegensi peserta didik,
sikap peserta didik, bakat peserta didik, minat peserta didik, dan
motivasi peserta didik. Berikut akan dijelaskan masing-masing dari
faktor yang berpengaruh terhadap psikologis peserta didik :
a) Intelegensi Peserta Didik
Tingkat kecerdasan merupakan wadah bagi kemungkinan
tercapainya hasil belajar yang diharapkan. Jika tigkat kecerdasan
rendah, maka hasil yang dicapai akan rendah pula.
b) Sikap peserta didik Sikap,
merupakan gejala internal yang berdimensi afektif berupa
kecenderungan untuk beraksi dengan cara yang relative tetap
39. 39
pada objek, baik secara positif maupun negatif. Sikap yang positif
akan terutama pada guru dan mata pelajaran yang diterima
merupakan tanda yang baik bagi proses belajar peserta didik.
Sebaliknya, sifat negatif yang diiringi dengan kebencian
terhadap guru dan mata pelajrannya menimbulkan kesulitan
belajar peserta didik tersebut, sehingga prestasi belajar yang
dicapai peserta didik kurang memuaskan.
c) Bakat peserta didik Bakat
Merupakan kemampuan potensial memiliki seseorang untuk
mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Bahkan juga
diartikan sebagai kemampuan individu untuk melakukan tugas
tertentu tanpa banyak bergantung pada upaya pendidikan dan
pelatihan. Peserta didik yang kurang atau tidak berbakat untuk
suatu kegiatan belajar tentu akan mengalami kesulitan belajar.
d) Minat peserta didik Minat
Berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau
keinginan yang besar terhadap sesuatu. Minat dapat
mempengaruhi kualitas pencapaian hail belajar peserta didik.
Peserta didik yang menaruh minat besar terhadap bidang study
tertentu akan memusatkan perhatiannya lebih banyak dari pada
peserta didik lain, sehingga memungkinkan peserta didik tersebut
untuk belajar lebih giat, dan akhirnya mencapai prestasi yang
diinginkan.
40. 40
e) Motivasi peserta didik
Tanpa motivasi belajar yang besar, peserta didik akan
banyak mengalami kesulitan dalam belajar, karena motivasi
merupakan faktor pendorong kegiatan belajar. Karena motivasi
merupakan faktor pendorong kegiatan belajar. Motivasi dapat
dibedakan menjadi dua yaitu : motivasi intrinsik dan motivasi
ekstrinsik.
b. Faktor Eksternal (dari luar)
1) Lingkungan Sosial
Lingkungan sosial peserta didik adalah para guru, staf
administrasi dan teman-teman sekelasnya yang dapat
mempengaruhi semangat belajar peserta didik.
Masyarakat, tetangga dan teman-teman sepermainan
disekitar perkampungan peserta didik juga termasuk lingkungan
sosial bagi peserta didik. Lingkungan peserta didik yang lebih
banyak memepengaruhi kegiatan belajar pesera didik ialah orang
tua dan keluarga siswa itu sendiri.
2) Lingkungan Nonsosial
Lingkungan nonsosial diantaranya adalah gedung sekolah
dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga peserta didik dan
letaknya. Alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang
digunakan peserta didik. orang tua, praktik pengelolaan keluarga,
ketegangan keluarga dan letak rumah, semua dapat memberi
41. 41
dampak baik dan buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil yang
dicapai peserta didik.
C. Pandemi Covid 19
Pandemi berasal dari bahasa Yunani yaitu Pan dan Demos. Pan yang artinya
semua dan Demos yang artinya orang. Jadi pandemi adalah epidemi penyakit yang
menyebar diwilayah yang luas misalnya dari satu negara ke negara lainnya. Secara
umum pandemi adalah epidemi yang terjadi secara luas pada skala yang besar
melintasi batas internasional, biasanya mempengaruhi sejumlah besar orang,
dimana jika suatu penyakit membunuh banyak orang tetapi tidak menular itu bukan
suatu pandemi, tetapi jika penyakit tersebut membunuh banyak orang dan menular
ke berbagai wilayah maka itu akan disebut pandemi23.
Pandemi adalah sebuah wabah penyakit global, dinyatakan pandemi jika
penyakit menyebar ke seluruh dunia melampaui batas. Istilah pandemi menurut
KBBI pandemi dimaksudkan sebagai wabah yang menjangkit meliputi daerah
geografi yang luas, dimana, ketika epidemi menyebar ke beberapa negara atau
wilayah dunia. Dalam istilah kesehatan pandemi berarti terjadinya wabah dari suatu
penyakit yang sudah memakan banyak korban serempak terjadi di banyak negara
yang berbeda. Sedangkan menurut Agung24, pandemi seringkali diartikan sebagai
epidemi yang telah menyebar luas keseluruh dunia, dan juga telah melampaui batas
internasional dan sangat berpengaruh terhadap banyak orang.
23Noer Soetjipto. Ketahanan Jawa Timur Melintasi Pandemi Covid-19. (Yogyakarta: Penerbit K-
Media, 2020), hal 21.
24Ivan Muhammad Agung.Memahami Pandemi Covid-19 dalam Perspektif Psikologi Sosial. Jurnal
Buletin Ilmiah Psikologi, vol. 1 no.2 (2020), hal. 68
42. 42
Wabah penyakit yang masuk dalam kategori pandemi merupakan penyakit
yang menular dan memiliki infeksi yang berkelanjutan. Maka ketika ada kasus
yang terjadi di beberapa negara lainnya selain asal dari negara penyakit itu muncul,
akan tetap di golongkan sebagai pandemi. Pandemi Umumnya diklasifikasikan
sebagai epidemi terlebih dahulu yang dimana penyebaran penyakitnya cepat dari
wilayah satu ke wilayah lainnya.
Penyakit Coronavirus 2019 (COVID-19) adalah penyakit menular yang
disebabkan oleh sindrom pernapasan akut coronavirus 2 (SARS-CoV-2)25.
COVID-19 merupakan penyakit dengan tingkat penyebaran yang tergolong cepat.
Penyakit ini disebabkan oleh virus Corona yang secara khusus menyerang sistem
pernafasan manusia. Corona virus merupakan virus RNA strain tunggal positif,
berkapsul dan tidak bersegmen. Virus corona ini tergolong dalam Onto Nidovirales
yang termasuk kedalam keluarga Coronaviridae. Struktur dari virus corona ini
membentuk seperti kubus dengan protein S yang berada dipermukaan virus, yang
mana protein S ini berperan dalam penempelan serta masuknya virus kedalam sel
host (interaksi protein S dengan reseptornya disel inang).
COVID-19 merupakan krisis kesehatan yang mana sudah dinyatakan
sebagai wabah didunia, karena hampir semua negara di dunia terdampak oleh
wabah ini. Corona virus ini disebut juga virus Zoonotik yang dimana virus ini
bertransmisi dari hewan ke manusia. Wabah tersebut diduga berasal dari sebuah
pasar yang menjual berbagai macam hewan yang ada di wuhan China.
25Supriatna, Eman. Wabah Corona Virus Disease Covid 19 Dalam Pandangan Islam, Jurnal Sosial
dan BudayaSyar’I, Vol. 7 no.6, (2020), hal. 557
43. 43
Wabah yang diduga dibawa oleh kalelawar dan hewan lainnya yang
dimakan oleh manusia, dan manusia menularkannya ke manusia lainnya sehingga
terjadi penularan yang amat cepat. Virus corna ini atau lebih dikenal dengan
COVID-19 tergolong virus yang sangat berbahaya, karena dapat mudah menular
kepada sesama manusia. Penularannya terjadi melalui kontak langsung dengan
orang yang telah terinfeksi oleh virus tersebut dan menyipratkan tetesan air liurnya
melalui batuk atau bersin26.
Sehingga dapat dipahami bahwa COVID-19 ini merupakan penyakit yang
berasal dari virus corona yang terjadi ditahun 2019 sehingga dinamakan sebagai
Corona Virus Disease 19, yang mana penyebarannya sangat cepat. Sedangkan
pandemi COVID-19 merupakan sebutan daripada wabah yang sedang mendunia
yaitu wabah dari corona virus tersebut.
D. Strategi Guru dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa MI Al Rosyid di
Masa Pandemi Covid 19
Dalam implementasinya di dunia pendidikan, strategi guru akan selalu
berpengaruh dengan prestasi belajar siswa yang diajarnya. Ketika guru mampu
menentukan strategi pembelajaran yang tepat sesuai dengan kemampuan siswa
yang diajarnya, maka kemungkinan kesuksesan siswa untuk bisa mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan akan semakin besar.
Masa pandemi Covid -19 membuat terjadi banyak sekali perubahan
kebiasaan di masyarakat, salah satunya adalah bidang pendidikan. Sekolah pada
26Purandina, dkk, Pendidikan Karakter di LingkunganKeluargaSelamaPembelajaran Jarak Jauh
Pada Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Ilmu Pendidikan, vol.3, no.2, (2020), hal. 272
44. 44
mulanya adalah sebuah proses belajar mengajar didalam sebuah ruangan yang
berisikan seorang guru dan beberapa murid, tetapi sejak adanya pandemi semuanya
menjadi berubah.
Perubahan yang terjadi memang harus dilakukan karena pandemi Covid-19
menyebabkan terjadinya pembatasan sosial dimana-mana. Semua orang di seluruh
dunia diwajibkan untuk saling menjaga jarak fisik antar satu dengan yang lain,
pelarangan untuk berkerumun dan mengumpulkan banyak orang di satu tempat
yang sama, dll. Hal itu juga berlaku di sekolah. Kemudian dibuatlah kebijakan
sekolah dari rumah, dan tanpa harus datang ke sekolah.
Perubahan yang sangat signifikan tersebut tentu membuat banyak pihak
mengalami kebingungan bagaimana harus menyikapi hal tersebut, tak terkecuali
guru dan siswa MI Al Rosyid Dander Bojonegoro. Jika sebelumnya proses
pembelajaran terjadi di dalam kelas dan bisa bertemu secara langsung, tetapi sejak
adanya pandemi, semua kegiatan pembelajaran dilakukan di rumah masing-masing
tanpa bertemu secara fisik.
Hal tersebut tentu menjadi tantangan yang harus mampu ditangani oleh
seorang guru agar tujuan dan target pembelajaran yang telah ditentukan tetap dapat
tercapai. Prestasi belajar sendiri dapat diukur berdaasarkan 3 indikator besar yaitu
ranah kognitif atau pengetahuan, ranah afektif atau perasaan, dan juga ranah
psikomotoriknya.27 Prestasi belajar diartikan sebagai kemampuan, keterampilan,
dan sikap seseorang dalam menyelesaikan sesuatu.
27W.S. Winkel , Psikologi Pengajaran , ( Jakarta: Grasindo, 1996), hal. 247.
45. 45
Menghadapi pandemi Covid-19 guru sebagai orang yang memiliki profesi
untuk mendidik dan mengajar siswa, tetap memiliki kewajiban untuk mampu
mencapai target yang sudah ditetapkan. Oleh karenanya, guru harus mencari dan
menemukan strategi belajar yang paling tepat guna diaplikasikan kepada peserta
didiknya karena keterbatasan untuk tidak bisa bertatap muka langsung di kelas
seperti biasanya.
Dalam hal ini, salah satu strategi yang umum digunakan adalah adanya
pembelajaran daring atau online, yaitu pembelajaran yang memanfaatkan jaringan
internet dan memanfaatkan media elektronik seperti samrtphone dan juga laptop.
Biasanya guru juga menerapkan berbagai macam metode seperti ceramah, tanya
jawab, demonstrasi, dan lain-lain agar siswa mampu memahami sehingga prestasi
belajarnya meningkat.
46. 46
BAB III
METODE PENELITIAN DAN LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian adalah langkah yang dilakukan peneliti dalam
mengumpulkan informasi atau data serta melakukan investigasi pada data yang
telah diperoleh tersebut. Pada penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif
deskriptif.
1. Sumber Data dan Informan
Subjek penelitian adalah subjek yang ditinjau untuk diteliti oleh peneliti,
yaitu subjek yang menjadi pusat perhatian atau sasaran penelitian. Adapun yang
menjadi subjek dalam penelitian ini adalah guru MI Al Rosyid Dander
Bojonegoro.
Informan adalah orang yang bisa memberikan informasi-informasi utama
yang dibutuhkan dalam penelitian, dalam hal ini adalah siswa MI Al Rosyid
Dander Bojonegoro. Selain itu didukung dengan sumber tertulis dari buku-buku
yang relevan, internet, media cetak, dan lain sebagainya.
2. Jenis dan Sumber Data
Selama melakukan penelitian peneliti menggunakan sumber data primer
dan sekunder.
a. Sumber Data Primer
Data Primer adalah data yang diperoleh langsung dari hasil
wawancara yang diperoleh dari narasumber yang dianggap dapat
46
47. 47
memberikan informasi yang relavan dan sebenarnya di lapangan. Pada
penelitian ini yang termasuk sumber data primer adalah hasil wawancara
dan observasi yang dilakukan oleh peneliti terhadap guru dan siswa MI Al
Rosyid Dander Bojonegoro.
b. Data Sekunder
Data Sekunder adalah sumber data yang diperoleh secara tidak
langsung dari informan di lapangan, seperti dokumen dan sebagainya yang
berkaitan serta berhubungan dengan masalah yang sedang diteliti. Pada
penelitian ini yang termasuk sumber data sekunder adalah dokumentasi,
profil lembaga, dan data siswa.
3. Metode Pengumpulan Data
a. Observasi
Observasi merupakan suatu metode yang bukan sekedar mencatat,
tetapi juga mengadakan suatu pertimbangan kemudian mengadakan
penilaian kedalam skala bertingkat.28 Metode ini digunakan untuk menilai
suatu aktivitas yang dilakukan siswa selama proses pembelajaran.
b. Wawancara
Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan
penelitian dengan cara tanya jawab dengan bertatap muka antara
pewawancara dengan yang diwawancarai dengan panduan wawancara.
Wawancara dilakukan kepada guru dan anak didik untuk mengetahui respon
28 Suharsimi arikunto,Dasar-dasarevaluasi pendidikan,( Jakarta:Bumi aksara,2014)hal.72
48. 48
guru dan anak strategi guru dalam meningkatkan prestasi belajar siswa MI
Al Rosyid Dander Bojonegoro.
c. Dokumentasi
Metode dokumentasi, yaitu mencari data mengenai hal-hal atau
variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti,
notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya.29 Dokumentasi adalah
metode untuk mengetahui sesuatu dengan buku-buku, arsip yang
berhubungan dengan yang diteliti. Dokumentasi digunakan untuk
memperoleh data sekolah dan nama anak didik MI Al Rosyid Dander
Bojonegoro.
4. Teknik Analisa Data dan Pengecekan Keabsahan Data
Pada penelitian ini, data dianalisis sejak tindakan pembelajaran dilakukan
dan dikembangkan selama proses refleksi sampai proses penyusunan laporan.
Untuk kesinambungan dan kedalaman dalam pengolahan data dalam penelitian
ini digunakan analisis interaktif.
Data yang dianalisis secara diskriptif kualitatif dengan analisis interaktif
yang terdiri dari reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan
dilakukan dalam bentuk interaktif dengan pengumpulan data sebagai suatu
proses siklus. Miles and Huberman menjelaskan proses analisis interaktif dapat
digambarkan dalam skema sebagaimana gambar berikut ini :
29 Suharsimi arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu PenelitianPraktik, (Jakarta:Rineka Cipta,2013)hal.274
49. 49
Pemeriksaan kesimpulan merupakan pengambilan keputusan
dengan didukung bukti yang valid dan konsisten. Dalam penelitian ini
setelah penyajian data kemudian dilakukan penyimpulan dengan cara
diskusi bersama mitra kolaborasi.
Penyajian data adalah teknik penyajian data yang terorganisir,
tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan senakin mudah dipahami.
Penyajian data dalam penelitian ini berupa hasil pemberian tugas yang
disusun sehingga mudah dipahami dan dilakukan secara bertahap.30
Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Reduksi Data
Reduksi data merupakan kegiatan meragkum, memilih hal-
hal yang pokok, memfokuskan hal-hal penting, mencari tema dan
30 Miles dan Huberman, Analisis Data Kualitatif,(Jakarta:Universitas Indonesia Press, 1992),hal.16
50. 50
polanyaserta membuang hal yang tidak perlu.31 Reduksi data
dilakukan melalui pemilihan data, penyederhanaan data serta
transformasi data kasar dari hasil catatan lapangan.
Reduksi data merupakan suatu bentuk analisa yang
menajamkan , menggolongkan, mengarahkan, membuang yang
tidak perlu, dan mengorganisasi data sedemikian rupa sehingga
keismpulan-kesimpulan akhirnya dapat ditarik.
2. Penyajian Data
Penyajian data adalah teknik penyajian yang terorganisir,
tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan semakin mudah
dipahami. Penyajian data dalam penelitian ini berupa hasil
pemberian tugas yang disusun sehingga mudah dipahami dan
dilakukan secara bertahap. Penyajian data dalam penelitian ini,
peneliti memaparkan dengan teks naratif guna mempermudah untuk
memahami tentang informasi tersebut.
3. Penarikan Kesimpulan
Penarikan Kesimpulan / Verifikasi merupakan pengambilan
keputusan dengan didukung bukti yang valid dan konsisten. Dalam
penelitian ini setelah penyajian data kemudian dilakukan
penyimpulan dengan cara diskusi bersama mitra kolaborasi.
Dalam penelitian kualitatif, keabsahan data merupakan salah satu
bagian yang sangat penting untuk mengetahui kebenaran data dan hasil
31 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung:Alfabeta, 2006) hal.338
51. 51
penelitian yang telah dilakukan. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan
teknik triangulasi dalam pengumpulan data, sehingga data yang diperoleh akan
lebih konsisten dan valid sehingga dapat dipertanggungjawabkan
kebenarannya. Pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang
lain dalam membandingkan hasil wawancara terhadap objek penelitian.32
Triangulasi dapat dilakukan dengan menggunakan teknik yang
berbeda33 yaitu wawancara, observasi dan dokumen. Triangulasi ini selain
digunakan untuk mengecek kebenaran data juga dilakukan untuk memperkaya
data.
Denzim membedakan empat macam triangulasi diantaranya dengan
memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik dan teori. Pada penelitian
ini, dari keempat macam triangulasi tersebut, peneliti hanya menggunakan
teknik pemeriksaan dengan memanfaatkan sumber.
Triangulasi dengan sumber artinya membandingkan dan mengecek
balik derajat kepercayaan suatu infirmasi yang diperoleh melalui waktu dan alat
yang berbeda. Adapun untuk mencapai kepercayaan itu, maka ditempuh
langkah sebagai berikut:
a. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil
wawancara
b. Membandingkan hasil wawancara dengan dokumen yang berkaitan.
32 Lexy J. Moloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung:Remaja Rosdakarya,2004) hal.330
33 Nasution,Metode penelitian Naturalistik Kualitatif, (Bandung:Tarsiti, 2003) hal.115
52. 52
B. Laporan Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum Objek Penelitian
Untuk mendapatkan gambaran yang tepat mengenai MI Al Rosyid Dander
Bojonegoro , berikut ini adalah profil dari lembaga tersebut :
A. PROFIL MADRASAH
1. Latar Belakang Lingkungan Madrasah
a. Sejarah
Awal mula berdirinya MI Al Rosyid Dander tidak ubahnya
seperti lembaga-lembaga pendidikan pada umumnya. Meski bukan
lembaga pendidikan yang dananya selalu disubsidi oleh pemerintah,
lambat laun sekolah ini menjadi pilihan favorit masyarakat Pacul dan
sekitarnya.
MI Al Rosyid Dander berdiri sejak tahun 1968 Sekolah yang
terletak di samping lingkungan Pondok Pesantren Al Rosyid ini awal
berdirinya diawali dengan madrasah berbasis Madrasah Diniyah
(Madin) saat ini Madrasah Ibtida'iyah (MI) Al-Rosyid dibawah
asuhan Beliau Romo KH. Sajjidun Murtadlo (Menantu Pendiri
Pondok Pesantren Al Rosyid).
Saat ini, persaingan lembaga sekolah tingkat dasar memang
sangat pesat. Mulai dari segi infrastruktur, fasilitas belajar, sistem
belajar hingga raihan prestasi yang diperoleh siswa setiap sekolah.
Terlebih lagi, lembaga sekolah tingkat dasar yang berbasis Madrasah
Ibtidaiyah (MI) sering dianggap sebelah mata dalam segi
53. 53
pembelajaran kepada anak didiknya. Karena stigma inilah, Madrasah
Ibtida'iyah (MI) Al Rosyid, Desa Dander , Kabupaten Bojonegoro,
Jawa Timur berbenah dan membuktikan bahwa madrasah bisa lebih
baik.
Adapun periodesasi kepemimpinan tersebut dimulai dari pendiri
awal KH. Sajjidun Murtadlo, dilanjutkan penerus-penerusnya Ali
Khumaidi, Nur Husein, DJ. Budi Hermanto, H. Subaichul Mufid, kini
MI Al Rosyid Dander di bawah kepemimpinan Laitstin Nafis, M. Pd
I Madrasah ini terus mengembangkan sistem belajar siswa-siswi agar
terus mendapat suasana baru dalam belajar dengan menerapkan nilai
agama yang dirangkai dengan materi kurikulum umum maupun
agama., MI Al Rosyid Dander juga banyak menawarkan banyak
kegiatan Ekstra kurikuler pada siswa agar nantinya siswa dapat
mandiri serta dapat mengembangkan bakatnya dikemudian hari.
Adapun ekstra kurikuler yang ada di antaranya adalah Seni musik
Piano, pidato, pramuka, tari dan banyak ekskul lainnya. "Semoga MI
Al Rosyid Dander ini ke depannya dapat dan layak bersaing untuk
mengukir prestasi namun tak lepas menanamkan jiwa keislaman
sejak dini di era modern ini,"
b. Letak Geografis
MI Al Rosyid Dander merupakan Lembaga di bawah naungan
Kementerian Agama yang beralamatkan di Jalan KH.R. Moh Rosyid
RT 02 RW 01 Desa Dander Kecamatan Dander Adapun lokasi MI
54. 54
Al Rosyid terletak pada geografis yang sangat cocok untuk proses
belajar mengajar yang terletak di tengah pemukiman penduduk. MI
ini dibangun dengan pertimbangan tata letak bangunan yang
memberikan kenyamanan untuk belajar. Hal ini dapat di lihat dari tata
letak ruang belajar yang terletak dijantung desa Dander .
c. Identitas MI Al Rosyid Dander
1. Nama Lembaga : MI Al Rosyid Dander
2. Alamat / desa : Dander
Kecamatan : Dander
Kabupaten : Bojonegoro
Propinsi : Jawa Timur
Kode Pos : 62171
No.Telepon : 08123409597
3. Nama Yayasan : YPPP Al Rosyid
4. Status Sekolah : Swasta
5. Status Lembaga MI : Swasta
6. No SK Kelembagaan : MIS/22.0175/2017
7. NSM : 111235220175
8. NIS / NPSN : 60717998
55. 55
9. Tahun didirikan/beroperasi : 1968
10. Status Tanah : WAKAF
11. Luas Tanah : 6072 M2
12. Nama Kepala Sekolah : HJ. LAITSTIN NAFIS, M. Pd I
13. No.SK Kepala Sekolah : 012/YPPPA/PPA/VIII/2012
14. Masa Kerja Kepala Sekolah: 5 Tahun
15. Status akreditasi : A
16. No dan SK akreditasi : 200/BAP-S/M/SK/X/2019
2. Sarana Dan Prasarana
Ketersediaan sarana dan prasarana merupakan salah satu
komponen penting yang harus terpenuhi dalam menunjang pencapaian
tujuan pendidikan. Sarana pembelajaran yang terdapat MI Al Rosyid
Dander cukup memadai. Di antaranya, Madrasah menyediakan LCD
dan layar proyektor sebagai media pembelajaran. Di perpustakan
tersedia al-Qur’an, dan guru PAI juga memberikan Gefa (Gerakan
Furudlul Ainiyah) untuk peserta didik.. Berikut ini adalah prasarana
yang terdapat di MI Al Rosyid Dander bisa dilihat pada table berikut:
56. 56
Tabel 2.1
Sarana Prasarana MI Al Rosyit Dander Bojonegoro
No Prasarana Jumlah Kondisi
1 2 3 4
1. Kantor guru 1 Baik
2. Ruang kepala sekolah 1 Baik
3. Ruang tata usaha 1 Baik
4. Ruang kelas 8 Baik
5. Aula 1 Baik
6. Masjid Baik
7. Perpustakaan 1
8. Laboratorium computer 1
9. Toilet Guru 2 Baik
10 Toilet Siswa 4 Baik
11. Kantin 1 Baik
12 Gudang 1 Baik
13 TEmpat Parkir 1 Baik
57. 57
3. Data pendidik dan Tenaga Kependidikan
Kegiatan belajar mengajar di MI Al Rosyid Dander di selenggarakan
pada waktu pagi hari, di mulai pada pukul 07.00 – 12.00
Menyadari sangat pentingnya tenaga kependidikan dan keberhasilan
proses belajar mengajar, lembaga pendidikan ini benar – benar
memperhatikan mutu guru. Hal ini dibuktikan dengan tenaga pengajar yang
mengajar di lembaga ini yaitu hampir semua guru berlatar belakang
pendidikan. Jumlah tenaga seluruhnya ada 19 orang guru dan 1 orang
Tenaga Kependidikan.
Adapun Daftar Nama Guru MI Al Rosyid Dander tahun 2020/2021
adalah sebagai berikut:
Tabel 2.2
Daftar Nama Guru
Nama Guru Pendidikan
terakhir
jabatan Status
Kepegawaian
Sertifikasi
Ada Tidak
1 2 3 4 5 6
Laitstin Nafis, M.
Pd I
S2 Kepala
Madrasah
Non PNS √
Ngatri, S. Pd I S1 Guru Non PNS √
Siti Hidayah, S. Pd
I
S1 Guru Non PNS √
58. 58
1 2 3 4 5 6
Siti Nur Afifah,
S.Pd
S1 Guru Non PNS √
Miftakul Muhar,
S. Pd
S1 Guru Non PNS √
Nur Ima
Mukholifah, S. Pd
S1 Guru Non PNS √
Luatul
Maulidiyah, S. Pd
S1 Guru Non PNS √
M. Anwarul
Husna, S. Pd I
S1 Guru Non PNS √
Abdul Aziz, S. Pd
I
S1 Guru Non PNS √
Mukaromah, S. Pd
I
S1 Guru Non PNS √
Hidayatun
Nadhiroh, S. Pd I
S1 Guru Non PNS √
Shoim Nasrudin,
S. Pd
S1 Guru Non PNS √
Zahrotun Ni'mah,
S. Pd
S1 Guru Non PNS √
Lailatul Muna SMA Guru Non PNS √
59. 59
1 2 3 4 5 6
Moh. Chanafi, S.
Pd
S1 Guru Non PNS √
Sufatul Fitria SMA Guru Non PNS √
Zaenal Choiriza,
SH
S1 Guru Non PNS √
Nurul Fauziyah, S.
Pd I
S1 Guru Non PNS √
Moh Andi Alfian SMA Guru Non PNS √
4. Peserta Didik
Di MI Al Rosyid Dander pada tahun pelajaran 2020/2021, jumlah
siswa secara keseluruhan adalah 201 siswa, yang terdiri dari 91 laki-laki dan
111 perempuan.
Tabel 2.3
Data Peserta Didik
Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah
1 2 3 4
I 9 20 29
II 11 18 29
III 15 15 30
60. 60
1 2 3 4
IV 15 17 32
V 20 15 35
VI 21 26 47
Jumlah 91 111 201
2. Penyajian Data
Berikut ini adalah hasil obervasi dan juga wawancara penelitian bersama
guru dan siswa MI Al Rosyid Dander Bojonegoro.
Lembar Observasi
No Perilaku Muncul Tidak
1 2 3 4
1 Guru menjelaskan materi dengan
ceramah
V
2 Guru menjelaskan materi sambil
memperagakan
V
3 Guru mandramatisasi dalam
penyampaian materi
V
4 Guru memberikan waktu diskusi
untuk siswa
V
5 Guru memberikan tugas untuk
siswa
V
61. 61
1 2 3 4
6 Guru meminta siswa melakukan
percobaan
V
7 Guru mempersilahkan siswa
untuk bertanya tentang materi
V
8 Guru meminta siswa untuk
melakukan percobaan
V
9 Guru mengajak siswa untuk
melakukan karya wisata ke
tempat tertentu
V
10 Guru meminta siswa untuk
sering berlatih dan belajar
V
Lembar Wawancara
Nama : Shoim Nasrudin, S. Pd
Jabatan: Guru Aqidah
No Pertanyaan Jawaban
1 2 3
1 Apakah anda bisa mengajar seperti
biasa?
Pasti tidak bisa. Karena
suasana belajar sangat jauh
berbeda dibanding ketika
keadaan normal.
2 Apa perubahan yang terjadi di
pembelajaran selama pandemi?
Kita harus menyesuaikan diri
dengan pembelajaran daring
atau online
62. 62
1 2 3
3 Dimana tempat anda mengajar? Kadang di rumah, kadang juga
di sekolah. Karena memang
guru terkadang juga harus
tetap masuk untuk mengurus
berkas-berkas administrasi
4 Kapan proses pembelajaran terjadi? Tidak selalu setiap hari.
Tergantung ada jadwal atau
tidak, karena siswa tidak
setiap hari masuk. Harus ada
pembagian sesi.
5 Apa saja yang anda lakukan untuk tetap
bisa mengajar di masa pandemi?
Yang pasti saya harus menjaga
kesehatan diri saya karena di
masa pandemi itu kesehatan
yang paling utama. Termasuk
saya juga selalu mengingatkan
siswa-siswa saya untuk tetap
menjaga kesehatan di masa
pandemi.
6 Bagaimana respon siswa terhadap
penyampaian materi dari anda?
Awalnya responnya ya biasa
ya, namanya juga anak-anak.
Tidak seperti yang saya
harapkan. Mereka lebih
banyak diam. Namun, setelah
saya mencoba beberapa cara
baru dalam pembelajaran,
mereka terlihat lebih antusias
ketika proses pembelajaran.
63. 63
1 2 3
7 Upaya apa saja yang anda lakukan di
dalam proses pembelajaran?
Saya mengajak anak-anak
untuk melakukan
pembelajaran via daring atau
online. Kadang lewat zoom,
kadang juga google meet,
kadang juga melakukan grup
video call lewat whatsapp
yang ada di handphone. Selain
itu saya juga aktif mengajak
mereka untuk berdiskusi,
tanya jawab juga, meskipun
juga tidak selalu berkaitan
dengan materi pembelajaran
agar siswa juga tidak merasa
bosan. Tebak-tebakan lucu
kadang juga menarik untuk
dilakukan.
8 Seberapa sering anda memberikan tugas
kepada siswa?
Kalau saya pribadi sih tidak
terlalu sering memberikan
tugas kepada anak-anak
karena memang suasana
pandemi tu kurang kondusif
kalau untuk terlalu banyak
tugas, kasihan anak-anak.
Apalagi masih masa-masanya
bermain ya.
64. 64
1 2 3
9 Tugas apa saja yang anda berikan
kepada siswa?
Kalau jenis tugas sendiri yang
pernah saya berikan seperti
membuat video tentang
berwudhu, kemudian membuat
minuman sehat yang berasal
dari bahan-bahan alami, lalu
memfoto kegiatan apa saja
yang dilakukan di rumah.
Sangat jarang saya
memberikan tugas dengan
mengerjakan buku.
10 Apakah terjadi peningkatan nilai setelah
diterapkan strategi guru?
Itu juga yang saya herankan,
justru ketika saya mengajak
anak-anak untuk lebih santai
dalam pembelajaran dan tidak
terlalu stress memikirkan
tugas, hasilnya malah
membuat nilai anak-anak itu
naik. Mungkin karena mereka
merasa suasana
pembelajarannya nyenengin
ya, jadinya mereka lebih
inisiatif belajar sendiri tanpa
paksaan, jadinya malah lebih
cepat paham dan nilainya
bagus.
65. 65
Nama : Abdul Aziz, S. Pd I
Jabatan: Guru SKI
No Pertanyaan Jawaban
1 2 3
1 Apakah anda bisa mengajar seperti
biasa?
Kalau secara cara ngajar lewat
ceramah sih biasa ya, hanya
saja lebih banyak variasi
sekarang. Soalnya memang
tidak didalam kelas dan
ngumpul jadi satu.
2 Apa perubahan yang terjadi di
pembelajaran selama pandemi?
Jam pembelajaran berkurang
banyak untuk per anak.
Biasanya sehari bisa sampai
hampir 8 jam, sekarang
mungkin hanya 2-3 jam,
itupun masuknya bergantian.
Tidak setiap hari.
3 Dimana tempat anda mengajar? Saya lebih suka di rumah
4 Kapan proses pembelajaran terjadi? Ketika jam sekolah,
menyesuaikan jadwal yang
sudah dikasih sekolah
5 Apa saja yang anda lakukan untuk tetap
bisa mengajar di masa pandemi?
Saya lebih suka belajar cara-
cara baru dalam dunia
pendidikan di masa pandemi.
Toh suksesnya anak-anak
adalah bentuk kesuksesan
saya juga
66. 66
1 2 3
6 Bagaimana respon siswa terhadap
penyampaian materi dari anda?
Dulu biasa ya, sejak saya
menggunakan beberapa
strategi, siswa terlihat lebih
tertarik dan antusias.
7 Upaya apa saja yang anda lakukan di
dalam proses pembelajaran?
Ya sebisa mungkin saya
membuat siswa lebih merasa
tertarik dengan materi.
Mungkin bisa saya sebutkan
namanya satu per satu terus
saya minta untuk menjelaskan
materi. Ketika sekolah
membuka sesi pembelajaran
tatap muka, meskipun tidak
setiap hari ya saya manfaatkan
juga dengan menjelaskan
lebih terperinci, detail, kadang
juga harus memperagakan biar
anak-anak juga lebih mudah
paham.
8 Seberapa sering anda memberikan tugas
kepada siswa?
Saya tidak banyak
memberikan tugas, yang jelas
tugas anak-anak itu cuma
belajar, membaca yang
banyak.
67. 67
1 2 3
9 Tugas apa saja yang anda berikan kepada
siswa?
Membaca yang banyak, buku
apapun terutama sejarah biar
menumbuhkan rasa hubbul
wathan terhadap Indonesia.
10 Apakah terjadi peningkatan nilai setelah
diterapkan strategi guru?
Terjadi peningkatan sih,
meskipun tidak besar tapi saya
kira itu lebih baik. Toh
suasananya juga masih
pandemi, tidak perlalu terlalu
memaksa anak-anak.
Nama : Nuzeila Birohmatika
Jabatan : Siswa kelas 4
No Pertanyaan Respon
1 2 3
1 Apakah kamu senang dengan
pembelajaran di masa pandemi?
Ya senang-senang saja
2 Apa saja perbedaan yang kamu rasakan
dibandingkan dengan di luar masa
pandemi?
Gabisa ketemu teman secara
langsung, bisanya hanya
online.
3 Bagaimana cara guru mengajar? Metode
apa yang digunakan?
Beda-beda. Kadang kita pakai
zoom, google meet, google
classroom, dll. Itu kalau yang
online. Sedangkan ketika tidak
sedang ppkm ya masuk ke
sekolah tapi gantian. Jadi tidak
tiap hari
68. 68
1 2 3
4 Apakah kamu menyukai cara guru
mengajar beserta metodenya?
Suka, asik kok cara guru
mengajarnya. Tidak bosenin
5 Bagaimana efek dari cara mengajar guru
terhadap pemahamanmu pada
pembelajaran?
Karena penyampaiannya
menyenangkan ya saya sendiri
jadi lebih mudah paham
tentang materinya ya kak.
Nama : Satrio Sung Tulodo
Jabatan : Siswa kelas 5
No Pertanyaan Respon
1 2 3
1 Apakah kamu senang dengan
pembelajaran di masa pandemi?
Biasa saja kak
2 Apa saja perbedaan yang kamu rasakan
dibandingkan dengan di luar masa
pandemi?
Bedanya lebih banyak ke
online ya selama masa
pandemi
3 Bagaimana cara guru mengajar? Metode
apa yang digunakan?
Tetap ngajar pakai ceramah
seperti biasa, hanya saja lewat
media online. Paling seneng
ketika ada sesi offline, bisa
bener-bener jelas kalau pak
guru menjelaskan karena
sambil diperagakan.
Contohnya waktu cerita
perang, seru.
69. 69
1 2 3
4 Apakah kamu menyukai cara guru
mengajar beserta metodenya?
Ya, sangat menyukai.
Terutama pas ada humornya,
jadi lucu.
5 Bagaimana efek dari cara mengajar guru
terhadap pemahamanmu pada
pembelajaran?
Saya lebih mudah paham
kalau proses pembelajarannya
tu menyenangkan. Tugasnya
juga sederhana, tidak
menyulitkan.
3. Analisa Data
Berdasarkan data dari laporan hasil penelitian di MI Al Rosyid Dander
Bojonegoro, didapatkan data bahwa pandemi Covid-19 memberikan pengauh yang
cukup besar terhadap pembelajaran yang ada di sekolah tersebut. Jika di masa
bukan pandemi, maka pembelajaran dilakukan secara tatap muka dan bertemu
langsung. Sedangkan di masa pandemi Covid-19, pembelajaran dilakukan secara
daring atau online dan juga beberapa kali tatap muka dengan tetap mematuhi
protokol kesehatan yang berlaku.
Pembelajaran daring menyebabkan siswa-siswi tidak perlu datang langsung
ke sekolah dan bisa belajar dari rumah dengan menggunakan smartphone atau
laptop. Bukan hanya pembelajaran saja, bahkan termasuk juga pemberian tugas
dilakukan secara daring dengan cara mengirimkan email ke guru masing-masing
atau bisa juga lewat Google Classroom.
Pembelajaran daring dilakukan lewat berbagai media seperti aplikasi Zoom,
Google Meet, maupun Video Call Grup Whatsapp, sehingga secara kontak fisik
70. 70
sangat terbatasi karena tidak dapat bertemu secara langsung. Tentu pembelajaran
seperti itu membutuhkan energi yang ekstra dari guru agar target pembelajaran
terhadap siswa-siswi tetap dapat tercapai.
Prestasi belajar siswa sendiri menurut Arifin Zaenal secara umum
dipengaruh oleh dua faktor besar.34 Faktor yang pertama adalah faktor internal
seperti kecerdasan bawaan anak dan suasana psikologisnya, sedangkan faktor yang
kedua adalah faktor eksternal yang berasal dari luar dirinya seperti guru, orang tua,
teman, dll. Jika dikaitkaan dengan proses pembelajaran, maka guru menjadi salah
satu faktor terbesar yang mempengaruhi prestasi belajar siswa.
Guru memiliki pengaruh yang besar terhadap prestasi belajar siswa di masa
pandemi Covid-19. Guru dituntut untuk tetap dapat mencapai target pembelajaran
meskipun di masa pandemi. Akhirnya ini yang kemudian membuat guru harus
memikirkan beberapas strategi yang harus diterapkan kepada siswa-siswinya. Ini
juga yang dialami oleh guru-guru MI Al Rosyid Dander Bojonegoro.
Jika biasanya di kelas, guru bisa mengajar hanya menggunakan metode
ceramah, ketika berada di masa pandemi guru harus lebih menggunakan metode
dan cara-cara lain agar siwa merasa tertarik, sehingga lebih suka belajar dan
memahami materi. Hal itu dibuktikan dengan wawancaa bersama semua guru yang
menyatakan bahwa proses pembelajaran tidak hanya menggunakn metode ceramah
saja. Sedangkan metode ceramah itu lebih kuat dan berpegaruh jika lebih
34 Arifin Zainal. Evaluasi Pembelajaran. (Jakarta Pusat: Dirjend. Pendidikan Agama Islam
Departemen Agama RI, 2009) , hal. 87
71. 71
memperagakan peristiwa yang sedang diajarkan. Hal ini adalah penerapan metode
demonstrasi dalam strategi belajar eksploratori.35
Ketika proses pembelajaran terjadi, guru juga menjelaskan materi secara
mendetail meskipun dilakukan secara daring atau online. Hal tersebut sangat
penting karena dapat membangkitkan motivasi dari para siswa itu sendiri. Sama
seperti yang dikatakan oleh Hamzah Uno bahwa penjelasan di awal materi dari
seorang guru kepada siswa-siswanya mampu membangkitkan semangat dan
motivasi ekstrinsik dari siswa itu sendiri.36
Selama proses pembelajaran, guru juga memberikan beberapa tugas kepada
siswanya. Meskipun tugasnya juga tidak banyak karena memang berada di masa
pandemi. Beberapa tugas yang biasa diberikan antara lain meminta siswa untuk
belajar dan juga membaca buku apapun terutama yang berkaitan dengan sejarah
Indonesia agar menimbulkan semangat cinta tanah air. Hal itu temasuk ke dalam
strategi pembelajaran inkuiri dimana strategi itu menekankan perkembangan
kemampuan berpikir kritis dari dalam siswaa itu sendiri.
Salah satu metode paling efektif yang digunakan oleh guru selama
pembelajaran di masa pandemi adalah metode diskusi karena terbukti mampu
meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran dan membatu siswa lebih
mudah memahami karena didiskusikan bersama teman. Hal ini sangat sesuai
dengan strategi pembelajaran kooperatif.37
35 Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi KurikulumBerbasis Kompetensi, (Jakarta:
Prenada Media, 2005), hal.71
36 Hamzah B. Uno, Model Pembelajaran menciptakan proses belajar mengajar yang kreatifdan
efektif, (Jakarta: PT BumiAksara, 2012). hal.3
37 Hamzah B. Uno, Model Pembelajaran menciptakan proses belajar mengajar yang kreatifdan
efektif, (Jakarta: PT BumiAksara, 2012). hal.3
72. 72
Dari banyak strategi yang dilakukan guru untuk mengajar siswa MI Al
Rosyid Dander Bojonegoro ternyata berdampak positif terhadap prestasi belajar
siswa karena memang mengalami peningkatan, meskipun kebanyakan
pembelajaran dilakukan secara daring atau online.
73. 73
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pandemi Covid 19-memang berdampak pada dunia pendidikan. Salah satu
dampaknya adalah pembelajaran di sekolah yang semula bertatap muka langsung
menjadi hanya lewat menggunakan media daring atau online. Situasi seperti itu
tentu sangat berbeda dibandingkan biasanya, sehingga guru dituntut untuk
menemukan strategi yang tepat guna mencapai target yang telah di tetapkan di awal.
Beberapa strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru MI Al Rosyid
Dander Bojonegoro adalah Strategi Belajar Eksploratori lewat metode demonstrasi
atau peragaan. Lalu strategi pembelajaran inkuiri yang dibuktikan dengan
pemberian tugas-tugas dari guru kepada siswa dan dikirimkan lewa media online.
Dan salah satu strategi yang paling efektif adalah strategi pembelajaran kooperatif
dengan cara mengajak siswanya untuk aktif berdiskusi dengan teman-temannya
agar lebih mudah memahami materi yang disampaikan.
Penerapan strategi guru yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan siswa
memberikan dampak yang positif untuk membuat siswa merasa senang sehingga
siswa merasa nyaman dalam proses pembelajaran dan membuat prestasi belajar
siswa juga meningkat.
B. Saran
73
74. 74
Dalam rangka penerapan strategi guru dalam meningkatkan prestasi belajar
siswa MI Al Rosyid Dander Bojonegoro di masa Pandemi Covid-19, maka kiranya
penulis dapat memberikan saran-saran sebagaimana berikut ini :
1. Kepada guru, khususnya guru MI Al Rosyid Dander Bojonegoro hendaknya
menyadari bahwa dalam strategi guru sangat diperlukan untuk diterapkan
kepada siswa untuk meningkatkan prestasi belajar agar target pembelajaran
tetap dapat tercapai meskipun di masa pandemi.
2. Kepada anak-anak peserta didik MI Al Rosyid Dander Bojonegoro untuk
tetap bersemangat dan rajin belajar, selalu memiliki antusiasme yang tinggi
kepada guru saat proses pembelajaran.
3. Kepada penulis selanjutnya ketika ingin meneliti maka harus dapat
mengembangkan kajian teori dari sudut pandang yang lain dan ruang
lingkup yang lebih luas sehingga dapat menjadi penyempurna segala
kekurangan yang ada di dalam skripsi ini terutama yang berkaitan dengan
strategi guru.