SlideShare a Scribd company logo
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.
Kemajuan teknologi informasi dan transportasi yang sangat pesat telah
mendorong adanya globalisasi Hak Kekayaan Intelektual (HKI). Barang atau jasa
yang hari ini diproduksi oleh suatu negara, saat berikutnya dapat dihadirkan oleh
negara lain. Kehadiran barang dan jasa yang selama prosesnya menggunakan HKI,
maka memerlukan perlindungan HKI atas barang yang bersangkutan.
Perlindungan HKI pada awalnya merupakan bentuk perlindungan yang
diberikan oleh negara atas ide atau hasil karya warga negaranya, oleh karena itu
HKI pada pokoknya bersifat teritorial kenegaraan. 1
Karena bersifat teritorial
kenegaraan, maka menjadi jelas mengapa melindungi HKI menjadi hal penting
bagi negara di dunia saat ini termasuk Indonesia.
Berbicara tentang sektor industri tentunya sangat terkait dengan teknologi,
sedangkan teknologi di pahami sebagai suatu produk budaya. Budaya itu sendiri
adalah hasil karya manusia dalam adaptasinya dengan lingkungan.
1
Gunawan Wijaya, Lisensi (Seri Hukum Bisnis), Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2001, hal.
11.
2
Dengan demikian teknologi tergantung pada manusia dan lingkungannya,
karena itu teknologi bukanlah sesuatu yang universal, berlaku di semua tempat,
apalagi sepanjang waktu. Teknologi itu “geography dependent dan time
dependent”.2
Sedangkan pengertian teknologi menurut Kamus Hukum adalah :
Cara atau metode serta proses atau produk yang dihasilkan dari penerapan
dan pemanfaatan berbagai disiplin ilmu pengetahuan yang menghasilkan nilai
bagi pemenuhan kebutuhan kehidupan, kelangsungan dan peningkatan mutu
kehidupan manusia.3
Kemudian apabila kita membicarakan pengalihan teknologinya dapat melalui
berbagai cara, misalnya pendidikan teknologi, pembelian teknologi, pencurian dan
pembajakan produk dan informasi, penculikan dan penyewaan teknologi, serta
peperangan (perampasan produk dan teknologinya). Kesemuanya itu banyak
terjadi dalam sejarah peradaban umat manusia.
Pemilihan teknologi bukanlah merupakan suatu masalah yang sederhana.
Teknologi adalah merupakan faktor yang penting, mungkin dapat dikatakan tidak
kalah pentingnya dengan bahan baku, modal, dan tenaga kerja. Teknologi
dihasilkan oleh manusia, tetapi ternyata bahwa teknologi sebaliknya membentuk
sifat-sifat manusia yang menyebabkan manusia menjadi sangat produktif.4
2
Zudan Arif Fahrulloh dan Hadi Wurya, Hukum Ekonomi (Buku I), Surabaya : Karya Abdi
Tama, 1999, hal. 8.
3
M. Marwan dan Jimmy P., Kamus Hukum Dictionary of Law Complete Edition, cet. 1,
(Surabaya : Reality Publisher, 2009), hal. 593.
4
Marsetyo Donoseputro. Pendidikan, IPTEK dan Pembangunan, Jakarta : Gramedia 1984, hal.
4.
3
Teknologi itu mewakili suatu nilai tertentu, karena teknologi itu adalah suatu
produk sosial budaya dari suatu masyarakat tertentu. Dengan demikian, teknologi
yang masuk melalui alih teknologi membawa nilai-nilai baru, sehingga terjadi
suatu proses transformasi nilai-nilai baru.
Pembangunan dan modernisasi merupakan dua kata yang telah menyatu dan
berhubungan sangat erat. Walaupun pembangunan dan modernisasi membawa
serta perubahan sosial bagi negara yang bersangkutan, pembangunan dan
modernisasi hanyalah merupakan suatu bentuk khusus dari perubahan sosial yang
lebih besar.
Apabila teknologi dapat disetujui sebagai faktor produksi, maka
pengembangan teknologi dapat dijadikan sebagai perangkat kebijaksanaan
pembangunan. Perangkat kebijaksanaan ini mengatur tujuan yang hendak dicapai
dengan pengembangan teknologi dan karakter hubungan teknologi sebagai faktor
produksi dengan faktor produksi lainnya.
Indonesia dalam melaksanakan pembangunan nasionalnya melakukan
perubahan mendasar dengan menempatkan prioritas pembangunan pada bidang
ekonomi yang mengarah pada penguatan dan pendalaman struktur industri yang
mendukung kemampuan teknologi, sehingga terjadi pergeseran struktur ekonomi
nasional Indonesia dari struktur agraris ke struktur industri.
Diawal tahun 1990-an bidang ekonomi khususnya perdagangan internasional
yang semula terdiri dari ekspor dan impor serta penanaman modal asing sekarang
telah berkembang dalam bentuk perjanian antara pemegang paten dan penerima
atau pembeli paten.
4
Perkembangan tersebut tidak hanya di bidang teknologi tinggi, seperti
komputer, elektronika, telekomunikasi dan bioteknologi, tetapi juga di bidang
mekanik, kimia atau lainnya. Bahkan sejalan dengan itu, makin tinggi pula
kesadaran masyarakat untuk meningkatkan perkembangan teknologi, diperlukan
suatu sistem yang dapat merangsang perkembangan teknologi dalam wujud suatu
perlindungan terhadap karya intelektual, termasuk paten yang sepadan.5
Di Indonesia, pengaturan paten diatur dalam Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 14 Tahun 2001 tentang Paten sebagai pengganti Undang-
Undang Nomor 6 Tahun 1989 tentang Paten, sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1997 tentang Perubahan atas Undang-Undang
Nomor 6 Tahun 1989 tentang Paten.
Hak kekayaan intelektual dapat diartikan sebagai hak atas kepemilikan
terhadap karya-karya yang timbul atau lahir karena adanya kemampuan
intelektual manusia.6
Terkait dengan perlindungan terhadap karya intelektual tersebut Indonesia
sebagai subjek hukum dalam lalu lintas perdagangan internasional telah
meratifikasi Persetujuan Pembentukan WTO (Agreement Establishing the World
Trade Organization) pada tanggal 2 November 1994, yang di dalamnya memuat
Lampiran Persetujuan Trade Related Aspects of Intellectual Property Rights
(Persetujuan TRIPs) yang mengatur norma-norma standar yang berlaku secara
internasional tentang Hak kekayaan Intelektual (HKI).
5
Indonesia, Undang-Undang Paten, UU No.14, L.N. No. 109 tahun 2001, T.L.N. No. 4130,
Penjelasan Umum.
6
Rachmadi Usman, Hukum Hak atas Kekayaan Intelektual Perlindungan dan Dimensi
Hukumnya di Indonesia, cet. 1, (Bandung : Alumni, 2003), hal. 2.
5
Selain Persetujuan Pembentukan WTO dan Persetujuan TRIPs, Indonesia juga
telah meratifikasi Perjanjian Internasional maka sebagai bentuk konsekuensi
yuridis yang mengikat para pihak yang telah menandatangani perjanjian-
perjanjian internasional tersebut maka Indonesia harus melakukan harmonisasi
sistem HKI nasional yang dimiliki dengan sistem HKI yang berlaku secara
internasional, antara lain :
1. Paris Convention for the Protection of Industrial Property and Convention
Establishing the World Intellectual Property Organization (diratifikasi
melalui Keputusan Presiden RI No. 15 Tahun 1997).
2. Patent Cooperation Treaty (PCT) and Regulation Under the Patent
Cooperation Treaty (diratifikasi melalui Keputusan Presiden RI No. 16
Tahun 1997).
3. Trademark Law Treaty (diratifikasi melalui Keputusan Presiden RI No. 17
Tahun 1997).
4. Berne Convention for the Protection of Literary and Artistic Works
(diratifikasi melalui Kepeutusan Presiden RI No. 18 Tahun 1997).
5. WIPO Copyright Treaty (diratifikasi melalui Keputusan Presiden RI No.
19 Tahun 1997).
Berdasarkan ketentuan Persetujuan TRIPs pada Pasal 1 ayat 2, yang dimaksud
dengan HKI adalah semua kategori kekayaan intelektual sebagaimana dimaksud
dalam Bagian 1 sampai dengan 7 pada Bab II Persetujuan TRIPs yang mencakup :
1. Hak Cipta (Copyrights)
2. Merek Dagang (Trademarks)
6
3. Indikasi Geografis (Geographical Indications)
4. Desain Produk Industri (Industrial Designs)
5. Paten (Patent)
6. Desain Lay Out (Topografi) dari Rangkaian Elektronik Terpadu (Lay Out
Designs (Topographies of Integrated Circuits)
Menurut Pasal 1 angka 1 Undang-Undang No. 14 Tahun 2001 tentang Paten
menyebutkan bahwa yang dimaksud paten adalah hak eksklusif yang diberikan
oleh Negara kepada Inventor atas hasil Invensinya di bidang teknologi, yang
untuk selama waktu tertentu melaksanakan sendiri Invensinya tersebut atau
memberikan persetujuannya kepada pihak lain untuk melaksanakannya.
Undang-Undang Paten No.14 Tahun 2001 mengatur juga mengenai paten
sederhana atau utility model. Di beberapa negara, paten sederhana disebut dengan
berbagai istilah yang khusus ditujukan untuk benda atau alat, maupun ditujukan
terbatas pada bidang-bidang teknologi tertentu. Perbedaan istilah tersebut
dikarenakan hingga saat ini belum ada istilah utility model yang dapat diterima
secara global. “There is no global acceptance of term utility model due to there
being fundamentally different concepts from one country to another”.7
Istilah-istilah paten sederhana tersebut antara lain, di Jepang dikenal istilah
utility model, di Belanda disebut short-term patent dan di Laos disebut petty
patent. Sedangkan di Australia disebut sebagai innovation patent dan di Malaysia
dikenal dengan nama utility innovation.8
7
http://unctad.org/en/Docs/iteipc20066_en.pdf.
8
http://www.billanderson.com.au/pats_frame.htm.
7
Pada Undang-Undang Paten No. 14 Tahun 2001 tidak memberikan rumusan
pengertian paten sederhana (utility model) namun hanya memberikan batasan
ruang lingkup paten sederhana (utility model). Pasal 6 Undang-Undang No.14
Tahun 2001 tentang Paten menyebutkan bahwa setiap invensi berupa produk atau
alat yang baru dan mempunyai nilai kegunaan praktis disebabkan oleh bentuk,
konfigurasi, konstruksi atau komponennya dapat memperoleh perlindungan
hukum dalam bentuk paten sederhana.
Di Negara manapun pada umumnya mensyaratkan bahwa paten hanya
diberikan pada invensi yang baru (Novelty), mengandung langkah inventif
(Inventive Step) dan dapat diterapkan dalam bidang industri (Industrial
Applicability).
Persyaratan tersebut merupakan persyaratan yang bersifat substansif, yang
akan menentukan apakah suatu Invensi paten dapat didaftarkan, paten diberikan
untuk Invensi yang baru dan mengandung langkah inventif serta dapat diterapkan
dalam industri (Pasal 2 ayat 1 Undang-Undang No. 14 Tahun 2001 tentang Paten).
Terhadap paten sederhana, Direktorat Jenderal HKI hanya melakukan
pemeriksaan substansif mengenai kebaruan (Novelty) dari invensi tersebut yang
bukan sekedar berbeda dari ciri teknisnya melainkan memiliki kegunaan praktis
dari invensi sebelumnya dan kemudian invensi yang dimohonkan paten sederhana
tersebut juga harus dapat diterapkan dalam industri (Industri Applicability),
artinya dapat diproduksi dan diperbanyak karena sifatnya yang memiliki kegunaan
praktis dan mengandung nilai ekonomi di dalamnya.9
9
http://repository.usu.ac.id/bitsream/123456789/25926/Chapter%2011.pdf.
8
Dari segi hukum tidak ada hambatan dalam memasukan teknologi asing.
Semua kontrak alih teknologi dilindungi asas kebebasan berkontrak sesuai dengan
Pasal 1338 KUHPerdata, dimana tidak ada kewajiban untuk mendaftarkan kontrak
tersebut ke instansi pemerintah seperti Meksiko dan Brazil.10
Kontrak alih teknologi bisa menjadi urusan swasta murni tanpa adanya
campurtangan dari pemerintah sehingga hukum alam yang akan berbicara dalam
arti siapa yang kuatlah yang akan menentukan syarat-syarat alih teknologi (term of
condition).
Pembeli teknologi berada pada posisi yang lemah dan tergantung pada pemilik
teknologi. Disini kontrak yang tidak adil dan tidak seimbang akan sangat dominan,
sehingga klausula mengenai praktek bisnis terlarang (restrictive business practice)
muncul secara terbuka dalam kontrak alih teknologi. Selain itu banyak pula
Perusahaan Terbuka (PT) yang berbentuk Penanaman Modal Asing (PMA)
membuat licence agreement, technical assisteance agreement, know how
agreement, joint operation agreement, turnkey agreement, dan lain-lain.11
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek/BW) Indonesia
menganut asas kebebasan berkontrak sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal
1338 ayat (1) KUHPerdata. Dengan asas kebebasan berkontrak ini, maka setiap
subyek hukum dapat mengadakan perjanjian apa saja sepanjang perjanjian
tersebut memenuhi persyaratan sahnya suatu perjanjian yang tercantum pada Pasal
1320 KUHPerdata.
10
T. Mulya Lubis, Hukum dan Ekonomi, Jakarta : Sinar Harapan, 1990, hal. 125.
11
Ibid., hal. 126.
9
Asas kebebasan berkontrak ini memberikan batasan adanya campur tangan
dari negara terhadap perjanjian yang dibuat oleh para pihak. Beranjak dari hal
tersebut, maka perjanjian-perjanjian mengenai alih teknologi tidak boleh adanya
campur tangan dari negara atau pemerintah.
Hal ini tentu saja berakibat pemerintah tidak dapat mengontrol setiap isi
perjanjian-perjanjian mengenai alih teknologi. Pemerintah tidak akan mengetahui,
bahwa benar-benar telah terjadi alih teknologi ataukah hanya sekedar mobilitas
teknologi, apakah yang diperjanjikan untuk dialihkan apakah teknologi yang
diperoleh itu benar-benar sesuai bagi pembangunan nasional, karena pemerintah
tidak dapat atau tidak mungkin mengontrol setiap perjanjian alih teknologi itu.
Oleh karena itu ada baiknya pemerintah membuat atau membentuk pemantau
alih teknologi yang mengawasi dan memberikan informasi kepada masyarakat
tentang paten-paten yang masih berlaku dan sudah tidak dilindungi atau menjadi
publik domain, karena saat ini bahwa perjanjian paten wajib didaftarkan pada
Direktorat Jenderal HKI dan dicatat dalam Daftar Umum Paten, sesuai dengan
Pasal 74 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2001 tentang Paten.
Namun saat ini masih banyak yang belum mendaftarkan patennya, sehingga
hukum belum mendapat perlindungan terhadap pihak ke tiga. Didalam undang-
undang tersebut kata “wajib” disini belumlah memberikan kejelasan, artinya wajib
disini tidak disertai dengan sanksi bagi yang tidak atau belum mendaftarkan
patennya, sehingga ada masyarakat beranggapan “didaftar” syukur tidak
didaftarkan pun tetap mendapat “perlindungan”.
10
Anggapan tersebut menjadi keliru karena Pasal 107 UU Paten menyebutkan
bahwa paten sederhana tidak dapat dimintakan lisensi-wajib. Karena itu perlu
adanya upaya sosialisasi oleh Direktorat Jenderal HKI, untuk meningkatkan
pemahaman masyarakat industri terhadap patennya. Manfaat pendaftaran paten
adalah dalam upaya negara untuk melindungi patennya dari pihak ketiga dan
pendaftaran tersebut bukanlah menambah birokrasi.
Dari latar belakang diatas maka penulis akan meneliti mengenai implementasi
hak Paten yang wajib didaftar, serta perlindungan hukum terhadap Inventor Paten
Sederhana sesuai Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2001 tentang Paten. Hasil
penelitian selengkapnya dari pembahasan di atas akan dituangkan dalam karya
ilmiah berbentuk skripsi dengan judul “PENERAPAN SYARAT KEBARUAN
DALAM PATEN SEDERHANA ALAT PEMANEN PADI” (Studi Kasus No:
322 K/Pdt.Sus /2011).
B. Perumusan Masalah.
1. Bagaimanakah persyaratan dan tata cara memperoleh hak Paten sederhana
menurut Undang-Undang No. 14 Tahun 2001 tentang Paten ?
2. Bagaimana penerapan syarat kebaruan dalam paten sederhana alat pemanen
padi Studi Kasus No: 322K/Pdt.Sus/2011 ?
3. Bagaimana pertimbangan dan putusan hakim Studi Kasus No: 322 K/Pdt.Sus
/2011 ?
11
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan.
1. Tujuan Penulisan
a. Untuk mengetahui dan memahami persyaratan dan tata cara memperoleh
hak paten sesuai dengan Undang-undang No. 14 Tahun 2001 tentang
Paten.
b. Untuk mengetahui penerapan syarat kebaruan dalam paten sederhana.
c. Untuk memahami dan mengetahui putusan dan pertimbangan hakim
dalam perkara No. 322K/Pdt.Sus/2011.
2. Manfaat Penulisan.
a. Manfaat Akademis
1). Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana strata satu
(S1) yaitu Sarjana Hukum di Fakultas Hukum Universitas Nasional.
2). Untuk menambah bahan bacaan serta memperluas ilmu pengetahuan
dan wawasan di bidang Hak Atas Kekayaan Inteletual, khususnya
tentang paten sederhana.
b. Manfaat Praktis
1) Penulisan ini diharapkan dapat menjadi bahan rujukan dan
kepustakaan bagi mahasiswa di kalangan akademis, aparatur
penegak hukum serta para pemerhati hukum lainnya.
2) Penulisan ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pihak-pihak
yang berkaitan dengan pokok bahasan penelitian.
12
D. Metode Penelitian
Penelitian merupakan suatu sarana pokok dalam pengembangan ilmu
pengetahuan maupun teknologi. Maka metode penelitian merupakan suatu sistem
dan proses yang mutlak diperlukan guna mendapatkan data-data, keterangan,
fakta-fakta serta sumber yang dapat dipercaya dan dapat dipertanggungjawabkan.
Hal ini disebabkan karena penelitian bertujuan untuk mengungkapkan kebenaran
secara sistematis, metodologis dan konsisten.12
Atas dasar hal tersebut Penulis melakukan proses penelitian dengan
mengadakan analisa dan konstruksi terhadap data yang dikumpulkan dan diolah
dengan menggunakan metode penelitian sebagai berikut :
1. Tipe Penelitian
Penelitian hukum dalam skripsi ini menggunakan tipe yuridis normatif.
Artinya penelitian yang difokuskan pada data sekunder berupa peraturan
perundang-undangan, buku-buku hukum, teori hukum dan pendapat-pendapat
para ahli hukum, artikel hukum dan hasil penelitian hukum.13
2. Pendekatan Masalah
Karena dalam penelitian ini menggunakan tipe penelitian yuridis
normatif, maka pendekatan yang digunakan terfokus pada aturan hukum dan
tema penelitian melalui pendekatan tersebut dilakukan dengan pendekatan
peraturan perundang-undangan (statue-approach) dan pendekatan kasus
(case-approach).
12
Soerjono Soekanto dan Sri Mahmudji, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat,
(Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2001), hal. 1.
13
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta : UI-Press, 1986, hal. 52.
13
Yaitu mempelajari norma-norma atau kaidah hukum terutama mengenai
kasus-kasus yang telah diputus sebagaimana dapat dilihat melalui
yurisprudensi terhadap perkara yang menjadi fokus penelitian.14
3. Bahan Hukum
Terkait dengan tipe penelitian dan pendekatan masalah yang digunakan
dalam penelitian ini, maka bahan hukum yang digunakan adalah :
a. Bahan Hukum Primer
Bahan hukum yang bersifat mengikat, meliputi Buku II Kitab Undang-
Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek), Undang-Undang No. 14
Tahun 2001 tentang Paten, Peraturan Pemerintah No. 34 Tahun 1991
tentang Tata Cara Permintaan Paten dan Putusan Perkara No.
322K/Pdt.Sus/2011.
b. Bahan Hukum Sekunder
Bahan hukum yang memberikan penjelasan mengenai bahan hukum
primer, berasal dari buku-buku hukum, jurnal-jurnal hukum, artikel hukum,
hasil penelitian hukum, tulisan-tulisan dari kalangan ahli hukum.
c. Bahan Hukum Tersier
Bahan hukum yang menambah petunjuk maupun penjelasan terhadap
bahan hukum primer dan sekunder, meliputi kamus hukum, ensiklopedia
hukum, black law dictionary dan data-data terkait dari internet.
14
Johnny Ibrahim, Teori dan Metode Penelitian Hukum Normatif, (Malang : Bayumedia
Publishing, 2005), hal. 295.
14
4. Proses Pengumpulan Bahan Hukum
Dalam pengumpulan data, bahan hukum primer dan bahan hukum
sekunder diolah berdasarkan topik permasalahan yang telah dirumuskan dan
diklasifikasikan menurut sumber dan hirarkinya untuk dikaji secara
komprehensif.15
Bahan-bahan hukum yang dikumpulkan melalui :
a. Penelitian kepustakaan (library research), mengumpulkan bahan-bahan
untuk memperoleh data sekunder yang dilakukan dengan mempelajari
dokumen-dokumen hukum, buku-buku hukum, teori-teori hukum, artikel-
artikel hukum dan penelitian-penelitian hukum yang ada hubungannya
dengan masalah yang diteliti, baik dari kepustakaan pusat Universitas
Nasional, kepustakaan Universitas Indonesia serta dari bahan kepustakaan
instansi terkait.
5. Pengolahan dan Analisis Bahan Hukum
Didalam penelitian hukum normatif maka analisis data pada hakekatnya
merupakan kegiatan untuk mengadakan sistematisasi terhadap bahan-bahan
hukum tertulis. Sistematisasi berarti, membuat klasifikasi terhadap bahan-
bahan hukum tertulis tersebut untuk memudahkan analisis dan konstruksi
hukum.16
15
Ibid., hal. 338.
16
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta : UI Press, 1986, hal. 251.
15
Pengolahan bahan hukum dilakukan secara deduktif, yakni “Menarik
kesimpulan dari suatu permasalahan yang umum terhadap permasalahan yang
dihadapi”. 17
Selanjutnya bahan hukum yang ada dianalisis secara kualitatif
yaitu “Menjabarkan dengan kalimat-kalimat sehingga diperoleh bahasan-
bahasan atau pemaparan yang sistematis dan dapat dimengerti guna
mendapatkan data yang akurat serta dapat dipertanggungjawabkan
kebenarannya”.18
E. Sitematika Penulisan.
Agar penulisan skripsi ini mudah dipahami oleh para pembaca, maka skripsi
ini diurakan dalam beberapa bagian yang terdiri dari :
BAB I PENDAHULUAN
Memaparkan secara garis besar mengenai hal-hal terkait dengan
materi skripsi ini, yakni latar belakang masalah, perumusan
masalah, tujuan dan manfaat penulisan, metode penelitian dan
sistematika penulisan.
17
Johnny Ibrahim, Teori dan Metode Penelitian Hukum Normatif, (Malang : Bayumedia
Publishing, 2005), hal. 393.
18
Ibid.
16
BAB II TINJAUAN TENTANG HAK PATEN SEDERHANA
BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NO. 14 TAHUN 2001
TENTANG PATEN
Dalam bab ini Penulis menjelaskan pengertian paten dan paten
sederhana, persyaratan dan tata cara memperoleh paten sederhana,
hak-hak pemegang paten sederhana yaitu hak moral, hak ekonomi,
serta hak untuk mengajukan gugatan perkara di pengadilan.
BAB III PENERAPAN SYARAT KEBARUAN PATEN SEDERHANA
ALAT PEMANEN PADI STUDI KASUS NO : 322
K/PDT.SUS/2011
Bab ini menguraikan mengenai kasus posisi, pertimbangan dan
putusan hakim serta hasil wawancara.
BAB IV ANALISIS PENERAPAN SYARAT KEBARUAN DALAM
PATEN SEDERHANA ALAT PEMANEN PADI STUDI
KASUS NOMOR : 322 K/Pdt.Sus /2011
Pada bab ini diuraikan analisis hukum mengenai persyaratan dan
tata cara memperoleh hak paten sederhana, penerapan syarat
kebaruan paten sederhana alat pemanen padi, serta putusan dan
pertimbangan hakim dalam perkara No : 322 K/Pdt.Sus/2011.
BAB V PENUTUP
Kesimpulan
Saran - saran

More Related Content

What's hot

Hak kekayaan intelektual animation
Hak kekayaan intelektual animationHak kekayaan intelektual animation
Hak kekayaan intelektual animationPT. KA 2
 
HBL, 13, Intan Dwi Kumalagusti, Hapzi ali, Hak Atas Kekayaan Intelektual, Hak...
HBL, 13, Intan Dwi Kumalagusti, Hapzi ali, Hak Atas Kekayaan Intelektual, Hak...HBL, 13, Intan Dwi Kumalagusti, Hapzi ali, Hak Atas Kekayaan Intelektual, Hak...
HBL, 13, Intan Dwi Kumalagusti, Hapzi ali, Hak Atas Kekayaan Intelektual, Hak...
intandwik_
 
Buku Hak Kekayaan Intelektual (HKI)
Buku Hak Kekayaan Intelektual (HKI)Buku Hak Kekayaan Intelektual (HKI)
Buku Hak Kekayaan Intelektual (HKI)
Agus Candra
 
HAKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual)
HAKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual)HAKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual)
HAKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual)
Robby Firmansyah
 
Haki
HakiHaki
Haki
mother1468
 
HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL
HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUALHAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL
HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL
Fair Nurfachrizi
 
13. hbl,novi siti sholekah, prof.dr.hapzi ali, cma , hak cipta, hak paten, ha...
13. hbl,novi siti sholekah, prof.dr.hapzi ali, cma , hak cipta, hak paten, ha...13. hbl,novi siti sholekah, prof.dr.hapzi ali, cma , hak cipta, hak paten, ha...
13. hbl,novi siti sholekah, prof.dr.hapzi ali, cma , hak cipta, hak paten, ha...
Novi Siti
 
HBL 13, ZAHRA KAMILA, HAPZI ALI, HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL, HAK MEREK, RA...
HBL 13, ZAHRA KAMILA, HAPZI ALI, HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL, HAK MEREK, RA...HBL 13, ZAHRA KAMILA, HAPZI ALI, HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL, HAK MEREK, RA...
HBL 13, ZAHRA KAMILA, HAPZI ALI, HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL, HAK MEREK, RA...
ZahraKamila4
 
Hbl forum dan quiz minggu 13
Hbl forum dan quiz minggu 13Hbl forum dan quiz minggu 13
Hbl forum dan quiz minggu 13
rifaaa_092
 
Pertemuan2
Pertemuan2Pertemuan2
HBL13. MUhammad Rizal Ramadhan, hapzi ali, modul 13 hbl, hak atas kekayaan in...
HBL13. MUhammad Rizal Ramadhan, hapzi ali, modul 13 hbl, hak atas kekayaan in...HBL13. MUhammad Rizal Ramadhan, hapzi ali, modul 13 hbl, hak atas kekayaan in...
HBL13. MUhammad Rizal Ramadhan, hapzi ali, modul 13 hbl, hak atas kekayaan in...
Muhammad Ramadhan
 
Haki pkwu converted
Haki pkwu convertedHaki pkwu converted
Haki pkwu converted
srilestari234
 
Hak Kekayaan Intelektual [ HaKI ]
Hak Kekayaan Intelektual [ HaKI ]Hak Kekayaan Intelektual [ HaKI ]
Hak Kekayaan Intelektual [ HaKI ]
Firman Pamungkas Putra
 
13, hbl, sindi nalurita, hapzi ali, hak atas kekayaan intelektual, universita...
13, hbl, sindi nalurita, hapzi ali, hak atas kekayaan intelektual, universita...13, hbl, sindi nalurita, hapzi ali, hak atas kekayaan intelektual, universita...
13, hbl, sindi nalurita, hapzi ali, hak atas kekayaan intelektual, universita...
SINDINALURITA1
 
aspek hukum haki
aspek hukum  hakiaspek hukum  haki
aspek hukum hakiSukman Sukman
 
Tinjauan hukum pemegang paten
Tinjauan hukum pemegang patenTinjauan hukum pemegang paten
Tinjauan hukum pemegang patenAsef Adianto, S.H
 

What's hot (17)

Hak kekayaan intelektual animation
Hak kekayaan intelektual animationHak kekayaan intelektual animation
Hak kekayaan intelektual animation
 
HBL, 13, Intan Dwi Kumalagusti, Hapzi ali, Hak Atas Kekayaan Intelektual, Hak...
HBL, 13, Intan Dwi Kumalagusti, Hapzi ali, Hak Atas Kekayaan Intelektual, Hak...HBL, 13, Intan Dwi Kumalagusti, Hapzi ali, Hak Atas Kekayaan Intelektual, Hak...
HBL, 13, Intan Dwi Kumalagusti, Hapzi ali, Hak Atas Kekayaan Intelektual, Hak...
 
Haki
HakiHaki
Haki
 
Buku Hak Kekayaan Intelektual (HKI)
Buku Hak Kekayaan Intelektual (HKI)Buku Hak Kekayaan Intelektual (HKI)
Buku Hak Kekayaan Intelektual (HKI)
 
HAKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual)
HAKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual)HAKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual)
HAKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual)
 
Haki
HakiHaki
Haki
 
HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL
HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUALHAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL
HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL
 
13. hbl,novi siti sholekah, prof.dr.hapzi ali, cma , hak cipta, hak paten, ha...
13. hbl,novi siti sholekah, prof.dr.hapzi ali, cma , hak cipta, hak paten, ha...13. hbl,novi siti sholekah, prof.dr.hapzi ali, cma , hak cipta, hak paten, ha...
13. hbl,novi siti sholekah, prof.dr.hapzi ali, cma , hak cipta, hak paten, ha...
 
HBL 13, ZAHRA KAMILA, HAPZI ALI, HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL, HAK MEREK, RA...
HBL 13, ZAHRA KAMILA, HAPZI ALI, HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL, HAK MEREK, RA...HBL 13, ZAHRA KAMILA, HAPZI ALI, HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL, HAK MEREK, RA...
HBL 13, ZAHRA KAMILA, HAPZI ALI, HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL, HAK MEREK, RA...
 
Hbl forum dan quiz minggu 13
Hbl forum dan quiz minggu 13Hbl forum dan quiz minggu 13
Hbl forum dan quiz minggu 13
 
Pertemuan2
Pertemuan2Pertemuan2
Pertemuan2
 
HBL13. MUhammad Rizal Ramadhan, hapzi ali, modul 13 hbl, hak atas kekayaan in...
HBL13. MUhammad Rizal Ramadhan, hapzi ali, modul 13 hbl, hak atas kekayaan in...HBL13. MUhammad Rizal Ramadhan, hapzi ali, modul 13 hbl, hak atas kekayaan in...
HBL13. MUhammad Rizal Ramadhan, hapzi ali, modul 13 hbl, hak atas kekayaan in...
 
Haki pkwu converted
Haki pkwu convertedHaki pkwu converted
Haki pkwu converted
 
Hak Kekayaan Intelektual [ HaKI ]
Hak Kekayaan Intelektual [ HaKI ]Hak Kekayaan Intelektual [ HaKI ]
Hak Kekayaan Intelektual [ HaKI ]
 
13, hbl, sindi nalurita, hapzi ali, hak atas kekayaan intelektual, universita...
13, hbl, sindi nalurita, hapzi ali, hak atas kekayaan intelektual, universita...13, hbl, sindi nalurita, hapzi ali, hak atas kekayaan intelektual, universita...
13, hbl, sindi nalurita, hapzi ali, hak atas kekayaan intelektual, universita...
 
aspek hukum haki
aspek hukum  hakiaspek hukum  haki
aspek hukum haki
 
Tinjauan hukum pemegang paten
Tinjauan hukum pemegang patenTinjauan hukum pemegang paten
Tinjauan hukum pemegang paten
 

Similar to penerapan syarat kebaruan dalam paten sederhana alat pemanen padi (studi kasus No: 322k/pdt.sus/2011 ) Bab 1 pendahuluan

Haki
HakiHaki
Haki123admin
 
haki.pdf
haki.pdfhaki.pdf
haki.pdf
darma8
 
Haki
HakiHaki
Hakinureaal
 
Haki kelompok 2 xf
Haki kelompok 2 xfHaki kelompok 2 xf
Haki kelompok 2 xfkawidian_putri
 
10-Haki.ppt
10-Haki.ppt10-Haki.ppt
10-Haki.ppt
ssusera8ba93
 
Hak atas kekayaan intelektual mapel pkk.ppt
Hak atas kekayaan intelektual mapel pkk.pptHak atas kekayaan intelektual mapel pkk.ppt
Hak atas kekayaan intelektual mapel pkk.ppt
yogisuardi58
 
Hbl13, agung pangestu, hapzi ali modul 13 hbl, hak atas kekayaan intelektual
Hbl13, agung pangestu, hapzi ali modul 13 hbl, hak atas kekayaan intelektualHbl13, agung pangestu, hapzi ali modul 13 hbl, hak atas kekayaan intelektual
Hbl13, agung pangestu, hapzi ali modul 13 hbl, hak atas kekayaan intelektual
AgungAgungPangestu
 
Hukum dagang
Hukum dagang Hukum dagang
Hukum dagang adirianto
 
Analisis Sengketa Dagang Merek Terkenal Antara Tbl Licensing Llc Dengan Timbe...
Analisis Sengketa Dagang Merek Terkenal Antara Tbl Licensing Llc Dengan Timbe...Analisis Sengketa Dagang Merek Terkenal Antara Tbl Licensing Llc Dengan Timbe...
Analisis Sengketa Dagang Merek Terkenal Antara Tbl Licensing Llc Dengan Timbe...
Sigit L. Prabowo
 
Hbl 13, riny triana savitri, prof. hapzi ali, hak atas kekayaan intelektual, ...
Hbl 13, riny triana savitri, prof. hapzi ali, hak atas kekayaan intelektual, ...Hbl 13, riny triana savitri, prof. hapzi ali, hak atas kekayaan intelektual, ...
Hbl 13, riny triana savitri, prof. hapzi ali, hak atas kekayaan intelektual, ...
Rinytrianas21
 
Part 12 haki
Part 12 hakiPart 12 haki
Part 12 haki
Dermawan12
 
Hbl minggu 13, hefti juliza, hapzi ali, hak atas kekayaan intelektual, univer...
Hbl minggu 13, hefti juliza, hapzi ali, hak atas kekayaan intelektual, univer...Hbl minggu 13, hefti juliza, hapzi ali, hak atas kekayaan intelektual, univer...
Hbl minggu 13, hefti juliza, hapzi ali, hak atas kekayaan intelektual, univer...
Hefti Juliza
 
HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL DAN KEPAILITAN
HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL DAN KEPAILITANHAK KEKAYAAN INTELEKTUAL DAN KEPAILITAN
HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL DAN KEPAILITAN
Propaningtyas Windardini
 
1449 3087-1-sm
1449 3087-1-sm1449 3087-1-sm
1449 3087-1-sm
agung242922
 
Slide mengenai hak cipta universitas dirgantara marsekal suryadarma
Slide mengenai hak cipta universitas dirgantara marsekal suryadarmaSlide mengenai hak cipta universitas dirgantara marsekal suryadarma
Slide mengenai hak cipta universitas dirgantara marsekal suryadarma
Ido Mantan
 
Hak Kekayaan Intelektual dan TRIPs.pptx
Hak Kekayaan Intelektual dan TRIPs.pptxHak Kekayaan Intelektual dan TRIPs.pptx
Hak Kekayaan Intelektual dan TRIPs.pptx
KurniaDhani2
 

Similar to penerapan syarat kebaruan dalam paten sederhana alat pemanen padi (studi kasus No: 322k/pdt.sus/2011 ) Bab 1 pendahuluan (20)

Haki
HakiHaki
Haki
 
haki.pdf
haki.pdfhaki.pdf
haki.pdf
 
Haki
HakiHaki
Haki
 
Hakiii makalah
Hakiii makalahHakiii makalah
Hakiii makalah
 
Haki kelompok 2 xf
Haki kelompok 2 xfHaki kelompok 2 xf
Haki kelompok 2 xf
 
10-Haki.ppt
10-Haki.ppt10-Haki.ppt
10-Haki.ppt
 
Hak atas kekayaan intelektual mapel pkk.ppt
Hak atas kekayaan intelektual mapel pkk.pptHak atas kekayaan intelektual mapel pkk.ppt
Hak atas kekayaan intelektual mapel pkk.ppt
 
Haki
HakiHaki
Haki
 
Haki
HakiHaki
Haki
 
Hbl13, agung pangestu, hapzi ali modul 13 hbl, hak atas kekayaan intelektual
Hbl13, agung pangestu, hapzi ali modul 13 hbl, hak atas kekayaan intelektualHbl13, agung pangestu, hapzi ali modul 13 hbl, hak atas kekayaan intelektual
Hbl13, agung pangestu, hapzi ali modul 13 hbl, hak atas kekayaan intelektual
 
Hukum dagang
Hukum dagang Hukum dagang
Hukum dagang
 
Analisis Sengketa Dagang Merek Terkenal Antara Tbl Licensing Llc Dengan Timbe...
Analisis Sengketa Dagang Merek Terkenal Antara Tbl Licensing Llc Dengan Timbe...Analisis Sengketa Dagang Merek Terkenal Antara Tbl Licensing Llc Dengan Timbe...
Analisis Sengketa Dagang Merek Terkenal Antara Tbl Licensing Llc Dengan Timbe...
 
Hki olino garden 2014
Hki olino garden 2014Hki olino garden 2014
Hki olino garden 2014
 
Hbl 13, riny triana savitri, prof. hapzi ali, hak atas kekayaan intelektual, ...
Hbl 13, riny triana savitri, prof. hapzi ali, hak atas kekayaan intelektual, ...Hbl 13, riny triana savitri, prof. hapzi ali, hak atas kekayaan intelektual, ...
Hbl 13, riny triana savitri, prof. hapzi ali, hak atas kekayaan intelektual, ...
 
Part 12 haki
Part 12 hakiPart 12 haki
Part 12 haki
 
Hbl minggu 13, hefti juliza, hapzi ali, hak atas kekayaan intelektual, univer...
Hbl minggu 13, hefti juliza, hapzi ali, hak atas kekayaan intelektual, univer...Hbl minggu 13, hefti juliza, hapzi ali, hak atas kekayaan intelektual, univer...
Hbl minggu 13, hefti juliza, hapzi ali, hak atas kekayaan intelektual, univer...
 
HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL DAN KEPAILITAN
HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL DAN KEPAILITANHAK KEKAYAAN INTELEKTUAL DAN KEPAILITAN
HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL DAN KEPAILITAN
 
1449 3087-1-sm
1449 3087-1-sm1449 3087-1-sm
1449 3087-1-sm
 
Slide mengenai hak cipta universitas dirgantara marsekal suryadarma
Slide mengenai hak cipta universitas dirgantara marsekal suryadarmaSlide mengenai hak cipta universitas dirgantara marsekal suryadarma
Slide mengenai hak cipta universitas dirgantara marsekal suryadarma
 
Hak Kekayaan Intelektual dan TRIPs.pptx
Hak Kekayaan Intelektual dan TRIPs.pptxHak Kekayaan Intelektual dan TRIPs.pptx
Hak Kekayaan Intelektual dan TRIPs.pptx
 

More from Imam Prastio

JOINT VENTURE AGREEMENT - PERJANJIAN USAHA PATUNGAN
JOINT VENTURE AGREEMENT - PERJANJIAN USAHA PATUNGANJOINT VENTURE AGREEMENT - PERJANJIAN USAHA PATUNGAN
JOINT VENTURE AGREEMENT - PERJANJIAN USAHA PATUNGAN
Imam Prastio
 
PP No. 51 Tahun 2023 Perubahan atas PP No. 36 Tahun 2021 Pengupahan
PP No. 51 Tahun 2023 Perubahan atas PP No. 36 Tahun 2021 PengupahanPP No. 51 Tahun 2023 Perubahan atas PP No. 36 Tahun 2021 Pengupahan
PP No. 51 Tahun 2023 Perubahan atas PP No. 36 Tahun 2021 Pengupahan
Imam Prastio
 
Sarana Pelaporan Elektronik Terintegrasi - SPE IDXnet
Sarana Pelaporan Elektronik Terintegrasi - SPE IDXnetSarana Pelaporan Elektronik Terintegrasi - SPE IDXnet
Sarana Pelaporan Elektronik Terintegrasi - SPE IDXnet
Imam Prastio
 
FIDIC - FÉDÉRATION INTERNATIONALE DES INGÉNIEURS CONSEILS.pdf
FIDIC - FÉDÉRATION INTERNATIONALE DES INGÉNIEURS CONSEILS.pdfFIDIC - FÉDÉRATION INTERNATIONALE DES INGÉNIEURS CONSEILS.pdf
FIDIC - FÉDÉRATION INTERNATIONALE DES INGÉNIEURS CONSEILS.pdf
Imam Prastio
 
P2K3 DISNAKERTRANS Jakarta
P2K3 DISNAKERTRANS JakartaP2K3 DISNAKERTRANS Jakarta
P2K3 DISNAKERTRANS Jakarta
Imam Prastio
 
UU No. 1 Tahun 2023 Tentang Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
UU No. 1 Tahun 2023 Tentang Kitab Undang-Undang Hukum PidanaUU No. 1 Tahun 2023 Tentang Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
UU No. 1 Tahun 2023 Tentang Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
Imam Prastio
 
UU No. 6 Tahun 2023 Tentang Penetapan Perpu No. 2 Tahun 2022 Tentang Cipta Ke...
UU No. 6 Tahun 2023 Tentang Penetapan Perpu No. 2 Tahun 2022 Tentang Cipta Ke...UU No. 6 Tahun 2023 Tentang Penetapan Perpu No. 2 Tahun 2022 Tentang Cipta Ke...
UU No. 6 Tahun 2023 Tentang Penetapan Perpu No. 2 Tahun 2022 Tentang Cipta Ke...
Imam Prastio
 
ISO 45001- 2018 Sistem Manajemen Kesehatan & Keselamatan Kerja - Persyaratan ...
ISO 45001- 2018 Sistem Manajemen Kesehatan & Keselamatan Kerja - Persyaratan ...ISO 45001- 2018 Sistem Manajemen Kesehatan & Keselamatan Kerja - Persyaratan ...
ISO 45001- 2018 Sistem Manajemen Kesehatan & Keselamatan Kerja - Persyaratan ...
Imam Prastio
 
ISO 14001-2015 Sistem Manajemen Lingkungan - Persyaratan dengan panduan pengg...
ISO 14001-2015 Sistem Manajemen Lingkungan - Persyaratan dengan panduan pengg...ISO 14001-2015 Sistem Manajemen Lingkungan - Persyaratan dengan panduan pengg...
ISO 14001-2015 Sistem Manajemen Lingkungan - Persyaratan dengan panduan pengg...
Imam Prastio
 
Perubahan UU No.13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan Pasca Perpu No. 2 Tahun...
Perubahan UU No.13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan Pasca Perpu No. 2 Tahun...Perubahan UU No.13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan Pasca Perpu No. 2 Tahun...
Perubahan UU No.13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan Pasca Perpu No. 2 Tahun...
Imam Prastio
 
Panduan WLKP 1.0.0 Kemnaker
Panduan WLKP 1.0.0 KemnakerPanduan WLKP 1.0.0 Kemnaker
Panduan WLKP 1.0.0 Kemnaker
Imam Prastio
 
INDI - SIINas Kemenperin
INDI - SIINas KemenperinINDI - SIINas Kemenperin
INDI - SIINas Kemenperin
Imam Prastio
 
BPJS Kesehatan
BPJS KesehatanBPJS Kesehatan
BPJS Kesehatan
Imam Prastio
 
User Manual New SIPP v1 BPJS Ketenagakerjaan
User Manual New SIPP v1 BPJS KetenagakerjaanUser Manual New SIPP v1 BPJS Ketenagakerjaan
User Manual New SIPP v1 BPJS Ketenagakerjaan
Imam Prastio
 
Sistem Manajemen Mutu Persyaratan (ISO 9001:2015) - Quality Management System...
Sistem Manajemen Mutu Persyaratan (ISO 9001:2015) - Quality Management System...Sistem Manajemen Mutu Persyaratan (ISO 9001:2015) - Quality Management System...
Sistem Manajemen Mutu Persyaratan (ISO 9001:2015) - Quality Management System...
Imam Prastio
 
Tata Cara Permohonan Pengesahan PP (Peraturan Perusahaan) dan Pendaftaran PKB...
Tata Cara Permohonan Pengesahan PP (Peraturan Perusahaan) dan Pendaftaran PKB...Tata Cara Permohonan Pengesahan PP (Peraturan Perusahaan) dan Pendaftaran PKB...
Tata Cara Permohonan Pengesahan PP (Peraturan Perusahaan) dan Pendaftaran PKB...
Imam Prastio
 
Pendaftaran E-PKWT Disnakertrans (User Manual Untuk Perusahaan)
Pendaftaran E-PKWT Disnakertrans (User Manual Untuk Perusahaan)Pendaftaran E-PKWT Disnakertrans (User Manual Untuk Perusahaan)
Pendaftaran E-PKWT Disnakertrans (User Manual Untuk Perusahaan)
Imam Prastio
 
PP No. 37 Tahun 2021 Tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Kehilangan Peker...
PP No. 37 Tahun 2021 Tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Kehilangan Peker...PP No. 37 Tahun 2021 Tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Kehilangan Peker...
PP No. 37 Tahun 2021 Tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Kehilangan Peker...
Imam Prastio
 
PP No. 34 Tahun 2021 Tentang Penggunaan Tenaga Kerja Asing
PP No. 34 Tahun 2021 Tentang Penggunaan Tenaga Kerja AsingPP No. 34 Tahun 2021 Tentang Penggunaan Tenaga Kerja Asing
PP No. 34 Tahun 2021 Tentang Penggunaan Tenaga Kerja Asing
Imam Prastio
 
PP No. 36 Tahun 2021 Tentang Pengupahan
PP No. 36 Tahun 2021 Tentang PengupahanPP No. 36 Tahun 2021 Tentang Pengupahan
PP No. 36 Tahun 2021 Tentang Pengupahan
Imam Prastio
 

More from Imam Prastio (20)

JOINT VENTURE AGREEMENT - PERJANJIAN USAHA PATUNGAN
JOINT VENTURE AGREEMENT - PERJANJIAN USAHA PATUNGANJOINT VENTURE AGREEMENT - PERJANJIAN USAHA PATUNGAN
JOINT VENTURE AGREEMENT - PERJANJIAN USAHA PATUNGAN
 
PP No. 51 Tahun 2023 Perubahan atas PP No. 36 Tahun 2021 Pengupahan
PP No. 51 Tahun 2023 Perubahan atas PP No. 36 Tahun 2021 PengupahanPP No. 51 Tahun 2023 Perubahan atas PP No. 36 Tahun 2021 Pengupahan
PP No. 51 Tahun 2023 Perubahan atas PP No. 36 Tahun 2021 Pengupahan
 
Sarana Pelaporan Elektronik Terintegrasi - SPE IDXnet
Sarana Pelaporan Elektronik Terintegrasi - SPE IDXnetSarana Pelaporan Elektronik Terintegrasi - SPE IDXnet
Sarana Pelaporan Elektronik Terintegrasi - SPE IDXnet
 
FIDIC - FÉDÉRATION INTERNATIONALE DES INGÉNIEURS CONSEILS.pdf
FIDIC - FÉDÉRATION INTERNATIONALE DES INGÉNIEURS CONSEILS.pdfFIDIC - FÉDÉRATION INTERNATIONALE DES INGÉNIEURS CONSEILS.pdf
FIDIC - FÉDÉRATION INTERNATIONALE DES INGÉNIEURS CONSEILS.pdf
 
P2K3 DISNAKERTRANS Jakarta
P2K3 DISNAKERTRANS JakartaP2K3 DISNAKERTRANS Jakarta
P2K3 DISNAKERTRANS Jakarta
 
UU No. 1 Tahun 2023 Tentang Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
UU No. 1 Tahun 2023 Tentang Kitab Undang-Undang Hukum PidanaUU No. 1 Tahun 2023 Tentang Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
UU No. 1 Tahun 2023 Tentang Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
 
UU No. 6 Tahun 2023 Tentang Penetapan Perpu No. 2 Tahun 2022 Tentang Cipta Ke...
UU No. 6 Tahun 2023 Tentang Penetapan Perpu No. 2 Tahun 2022 Tentang Cipta Ke...UU No. 6 Tahun 2023 Tentang Penetapan Perpu No. 2 Tahun 2022 Tentang Cipta Ke...
UU No. 6 Tahun 2023 Tentang Penetapan Perpu No. 2 Tahun 2022 Tentang Cipta Ke...
 
ISO 45001- 2018 Sistem Manajemen Kesehatan & Keselamatan Kerja - Persyaratan ...
ISO 45001- 2018 Sistem Manajemen Kesehatan & Keselamatan Kerja - Persyaratan ...ISO 45001- 2018 Sistem Manajemen Kesehatan & Keselamatan Kerja - Persyaratan ...
ISO 45001- 2018 Sistem Manajemen Kesehatan & Keselamatan Kerja - Persyaratan ...
 
ISO 14001-2015 Sistem Manajemen Lingkungan - Persyaratan dengan panduan pengg...
ISO 14001-2015 Sistem Manajemen Lingkungan - Persyaratan dengan panduan pengg...ISO 14001-2015 Sistem Manajemen Lingkungan - Persyaratan dengan panduan pengg...
ISO 14001-2015 Sistem Manajemen Lingkungan - Persyaratan dengan panduan pengg...
 
Perubahan UU No.13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan Pasca Perpu No. 2 Tahun...
Perubahan UU No.13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan Pasca Perpu No. 2 Tahun...Perubahan UU No.13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan Pasca Perpu No. 2 Tahun...
Perubahan UU No.13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan Pasca Perpu No. 2 Tahun...
 
Panduan WLKP 1.0.0 Kemnaker
Panduan WLKP 1.0.0 KemnakerPanduan WLKP 1.0.0 Kemnaker
Panduan WLKP 1.0.0 Kemnaker
 
INDI - SIINas Kemenperin
INDI - SIINas KemenperinINDI - SIINas Kemenperin
INDI - SIINas Kemenperin
 
BPJS Kesehatan
BPJS KesehatanBPJS Kesehatan
BPJS Kesehatan
 
User Manual New SIPP v1 BPJS Ketenagakerjaan
User Manual New SIPP v1 BPJS KetenagakerjaanUser Manual New SIPP v1 BPJS Ketenagakerjaan
User Manual New SIPP v1 BPJS Ketenagakerjaan
 
Sistem Manajemen Mutu Persyaratan (ISO 9001:2015) - Quality Management System...
Sistem Manajemen Mutu Persyaratan (ISO 9001:2015) - Quality Management System...Sistem Manajemen Mutu Persyaratan (ISO 9001:2015) - Quality Management System...
Sistem Manajemen Mutu Persyaratan (ISO 9001:2015) - Quality Management System...
 
Tata Cara Permohonan Pengesahan PP (Peraturan Perusahaan) dan Pendaftaran PKB...
Tata Cara Permohonan Pengesahan PP (Peraturan Perusahaan) dan Pendaftaran PKB...Tata Cara Permohonan Pengesahan PP (Peraturan Perusahaan) dan Pendaftaran PKB...
Tata Cara Permohonan Pengesahan PP (Peraturan Perusahaan) dan Pendaftaran PKB...
 
Pendaftaran E-PKWT Disnakertrans (User Manual Untuk Perusahaan)
Pendaftaran E-PKWT Disnakertrans (User Manual Untuk Perusahaan)Pendaftaran E-PKWT Disnakertrans (User Manual Untuk Perusahaan)
Pendaftaran E-PKWT Disnakertrans (User Manual Untuk Perusahaan)
 
PP No. 37 Tahun 2021 Tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Kehilangan Peker...
PP No. 37 Tahun 2021 Tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Kehilangan Peker...PP No. 37 Tahun 2021 Tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Kehilangan Peker...
PP No. 37 Tahun 2021 Tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Kehilangan Peker...
 
PP No. 34 Tahun 2021 Tentang Penggunaan Tenaga Kerja Asing
PP No. 34 Tahun 2021 Tentang Penggunaan Tenaga Kerja AsingPP No. 34 Tahun 2021 Tentang Penggunaan Tenaga Kerja Asing
PP No. 34 Tahun 2021 Tentang Penggunaan Tenaga Kerja Asing
 
PP No. 36 Tahun 2021 Tentang Pengupahan
PP No. 36 Tahun 2021 Tentang PengupahanPP No. 36 Tahun 2021 Tentang Pengupahan
PP No. 36 Tahun 2021 Tentang Pengupahan
 

Recently uploaded

PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptxPPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
Kurnia Fajar
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
astridamalia20
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
Dedi Dwitagama
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
safitriana935
 
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdfLaporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
heridawesty4
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Galang Adi Kuncoro
 
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
AgusRahmat39
 
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogortugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
WILDANREYkun
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
lastri261
 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
d2spdpnd9185
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
SurosoSuroso19
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
setiatinambunan
 
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptxJuknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
mattaja008
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
SEMUELSAMBOKARAENG
 
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
haryonospdsd011
 
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdfSapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
TarkaTarka
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
kinayaptr30
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
PURWANTOSDNWATES2
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
erlita3
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
ferrydmn1999
 

Recently uploaded (20)

PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptxPPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
 
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdfLaporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
 
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
 
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogortugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
 
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptxJuknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
 
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
 
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdfSapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
 

penerapan syarat kebaruan dalam paten sederhana alat pemanen padi (studi kasus No: 322k/pdt.sus/2011 ) Bab 1 pendahuluan

  • 1. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan teknologi informasi dan transportasi yang sangat pesat telah mendorong adanya globalisasi Hak Kekayaan Intelektual (HKI). Barang atau jasa yang hari ini diproduksi oleh suatu negara, saat berikutnya dapat dihadirkan oleh negara lain. Kehadiran barang dan jasa yang selama prosesnya menggunakan HKI, maka memerlukan perlindungan HKI atas barang yang bersangkutan. Perlindungan HKI pada awalnya merupakan bentuk perlindungan yang diberikan oleh negara atas ide atau hasil karya warga negaranya, oleh karena itu HKI pada pokoknya bersifat teritorial kenegaraan. 1 Karena bersifat teritorial kenegaraan, maka menjadi jelas mengapa melindungi HKI menjadi hal penting bagi negara di dunia saat ini termasuk Indonesia. Berbicara tentang sektor industri tentunya sangat terkait dengan teknologi, sedangkan teknologi di pahami sebagai suatu produk budaya. Budaya itu sendiri adalah hasil karya manusia dalam adaptasinya dengan lingkungan. 1 Gunawan Wijaya, Lisensi (Seri Hukum Bisnis), Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2001, hal. 11.
  • 2. 2 Dengan demikian teknologi tergantung pada manusia dan lingkungannya, karena itu teknologi bukanlah sesuatu yang universal, berlaku di semua tempat, apalagi sepanjang waktu. Teknologi itu “geography dependent dan time dependent”.2 Sedangkan pengertian teknologi menurut Kamus Hukum adalah : Cara atau metode serta proses atau produk yang dihasilkan dari penerapan dan pemanfaatan berbagai disiplin ilmu pengetahuan yang menghasilkan nilai bagi pemenuhan kebutuhan kehidupan, kelangsungan dan peningkatan mutu kehidupan manusia.3 Kemudian apabila kita membicarakan pengalihan teknologinya dapat melalui berbagai cara, misalnya pendidikan teknologi, pembelian teknologi, pencurian dan pembajakan produk dan informasi, penculikan dan penyewaan teknologi, serta peperangan (perampasan produk dan teknologinya). Kesemuanya itu banyak terjadi dalam sejarah peradaban umat manusia. Pemilihan teknologi bukanlah merupakan suatu masalah yang sederhana. Teknologi adalah merupakan faktor yang penting, mungkin dapat dikatakan tidak kalah pentingnya dengan bahan baku, modal, dan tenaga kerja. Teknologi dihasilkan oleh manusia, tetapi ternyata bahwa teknologi sebaliknya membentuk sifat-sifat manusia yang menyebabkan manusia menjadi sangat produktif.4 2 Zudan Arif Fahrulloh dan Hadi Wurya, Hukum Ekonomi (Buku I), Surabaya : Karya Abdi Tama, 1999, hal. 8. 3 M. Marwan dan Jimmy P., Kamus Hukum Dictionary of Law Complete Edition, cet. 1, (Surabaya : Reality Publisher, 2009), hal. 593. 4 Marsetyo Donoseputro. Pendidikan, IPTEK dan Pembangunan, Jakarta : Gramedia 1984, hal. 4.
  • 3. 3 Teknologi itu mewakili suatu nilai tertentu, karena teknologi itu adalah suatu produk sosial budaya dari suatu masyarakat tertentu. Dengan demikian, teknologi yang masuk melalui alih teknologi membawa nilai-nilai baru, sehingga terjadi suatu proses transformasi nilai-nilai baru. Pembangunan dan modernisasi merupakan dua kata yang telah menyatu dan berhubungan sangat erat. Walaupun pembangunan dan modernisasi membawa serta perubahan sosial bagi negara yang bersangkutan, pembangunan dan modernisasi hanyalah merupakan suatu bentuk khusus dari perubahan sosial yang lebih besar. Apabila teknologi dapat disetujui sebagai faktor produksi, maka pengembangan teknologi dapat dijadikan sebagai perangkat kebijaksanaan pembangunan. Perangkat kebijaksanaan ini mengatur tujuan yang hendak dicapai dengan pengembangan teknologi dan karakter hubungan teknologi sebagai faktor produksi dengan faktor produksi lainnya. Indonesia dalam melaksanakan pembangunan nasionalnya melakukan perubahan mendasar dengan menempatkan prioritas pembangunan pada bidang ekonomi yang mengarah pada penguatan dan pendalaman struktur industri yang mendukung kemampuan teknologi, sehingga terjadi pergeseran struktur ekonomi nasional Indonesia dari struktur agraris ke struktur industri. Diawal tahun 1990-an bidang ekonomi khususnya perdagangan internasional yang semula terdiri dari ekspor dan impor serta penanaman modal asing sekarang telah berkembang dalam bentuk perjanian antara pemegang paten dan penerima atau pembeli paten.
  • 4. 4 Perkembangan tersebut tidak hanya di bidang teknologi tinggi, seperti komputer, elektronika, telekomunikasi dan bioteknologi, tetapi juga di bidang mekanik, kimia atau lainnya. Bahkan sejalan dengan itu, makin tinggi pula kesadaran masyarakat untuk meningkatkan perkembangan teknologi, diperlukan suatu sistem yang dapat merangsang perkembangan teknologi dalam wujud suatu perlindungan terhadap karya intelektual, termasuk paten yang sepadan.5 Di Indonesia, pengaturan paten diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2001 tentang Paten sebagai pengganti Undang- Undang Nomor 6 Tahun 1989 tentang Paten, sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1997 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1989 tentang Paten. Hak kekayaan intelektual dapat diartikan sebagai hak atas kepemilikan terhadap karya-karya yang timbul atau lahir karena adanya kemampuan intelektual manusia.6 Terkait dengan perlindungan terhadap karya intelektual tersebut Indonesia sebagai subjek hukum dalam lalu lintas perdagangan internasional telah meratifikasi Persetujuan Pembentukan WTO (Agreement Establishing the World Trade Organization) pada tanggal 2 November 1994, yang di dalamnya memuat Lampiran Persetujuan Trade Related Aspects of Intellectual Property Rights (Persetujuan TRIPs) yang mengatur norma-norma standar yang berlaku secara internasional tentang Hak kekayaan Intelektual (HKI). 5 Indonesia, Undang-Undang Paten, UU No.14, L.N. No. 109 tahun 2001, T.L.N. No. 4130, Penjelasan Umum. 6 Rachmadi Usman, Hukum Hak atas Kekayaan Intelektual Perlindungan dan Dimensi Hukumnya di Indonesia, cet. 1, (Bandung : Alumni, 2003), hal. 2.
  • 5. 5 Selain Persetujuan Pembentukan WTO dan Persetujuan TRIPs, Indonesia juga telah meratifikasi Perjanjian Internasional maka sebagai bentuk konsekuensi yuridis yang mengikat para pihak yang telah menandatangani perjanjian- perjanjian internasional tersebut maka Indonesia harus melakukan harmonisasi sistem HKI nasional yang dimiliki dengan sistem HKI yang berlaku secara internasional, antara lain : 1. Paris Convention for the Protection of Industrial Property and Convention Establishing the World Intellectual Property Organization (diratifikasi melalui Keputusan Presiden RI No. 15 Tahun 1997). 2. Patent Cooperation Treaty (PCT) and Regulation Under the Patent Cooperation Treaty (diratifikasi melalui Keputusan Presiden RI No. 16 Tahun 1997). 3. Trademark Law Treaty (diratifikasi melalui Keputusan Presiden RI No. 17 Tahun 1997). 4. Berne Convention for the Protection of Literary and Artistic Works (diratifikasi melalui Kepeutusan Presiden RI No. 18 Tahun 1997). 5. WIPO Copyright Treaty (diratifikasi melalui Keputusan Presiden RI No. 19 Tahun 1997). Berdasarkan ketentuan Persetujuan TRIPs pada Pasal 1 ayat 2, yang dimaksud dengan HKI adalah semua kategori kekayaan intelektual sebagaimana dimaksud dalam Bagian 1 sampai dengan 7 pada Bab II Persetujuan TRIPs yang mencakup : 1. Hak Cipta (Copyrights) 2. Merek Dagang (Trademarks)
  • 6. 6 3. Indikasi Geografis (Geographical Indications) 4. Desain Produk Industri (Industrial Designs) 5. Paten (Patent) 6. Desain Lay Out (Topografi) dari Rangkaian Elektronik Terpadu (Lay Out Designs (Topographies of Integrated Circuits) Menurut Pasal 1 angka 1 Undang-Undang No. 14 Tahun 2001 tentang Paten menyebutkan bahwa yang dimaksud paten adalah hak eksklusif yang diberikan oleh Negara kepada Inventor atas hasil Invensinya di bidang teknologi, yang untuk selama waktu tertentu melaksanakan sendiri Invensinya tersebut atau memberikan persetujuannya kepada pihak lain untuk melaksanakannya. Undang-Undang Paten No.14 Tahun 2001 mengatur juga mengenai paten sederhana atau utility model. Di beberapa negara, paten sederhana disebut dengan berbagai istilah yang khusus ditujukan untuk benda atau alat, maupun ditujukan terbatas pada bidang-bidang teknologi tertentu. Perbedaan istilah tersebut dikarenakan hingga saat ini belum ada istilah utility model yang dapat diterima secara global. “There is no global acceptance of term utility model due to there being fundamentally different concepts from one country to another”.7 Istilah-istilah paten sederhana tersebut antara lain, di Jepang dikenal istilah utility model, di Belanda disebut short-term patent dan di Laos disebut petty patent. Sedangkan di Australia disebut sebagai innovation patent dan di Malaysia dikenal dengan nama utility innovation.8 7 http://unctad.org/en/Docs/iteipc20066_en.pdf. 8 http://www.billanderson.com.au/pats_frame.htm.
  • 7. 7 Pada Undang-Undang Paten No. 14 Tahun 2001 tidak memberikan rumusan pengertian paten sederhana (utility model) namun hanya memberikan batasan ruang lingkup paten sederhana (utility model). Pasal 6 Undang-Undang No.14 Tahun 2001 tentang Paten menyebutkan bahwa setiap invensi berupa produk atau alat yang baru dan mempunyai nilai kegunaan praktis disebabkan oleh bentuk, konfigurasi, konstruksi atau komponennya dapat memperoleh perlindungan hukum dalam bentuk paten sederhana. Di Negara manapun pada umumnya mensyaratkan bahwa paten hanya diberikan pada invensi yang baru (Novelty), mengandung langkah inventif (Inventive Step) dan dapat diterapkan dalam bidang industri (Industrial Applicability). Persyaratan tersebut merupakan persyaratan yang bersifat substansif, yang akan menentukan apakah suatu Invensi paten dapat didaftarkan, paten diberikan untuk Invensi yang baru dan mengandung langkah inventif serta dapat diterapkan dalam industri (Pasal 2 ayat 1 Undang-Undang No. 14 Tahun 2001 tentang Paten). Terhadap paten sederhana, Direktorat Jenderal HKI hanya melakukan pemeriksaan substansif mengenai kebaruan (Novelty) dari invensi tersebut yang bukan sekedar berbeda dari ciri teknisnya melainkan memiliki kegunaan praktis dari invensi sebelumnya dan kemudian invensi yang dimohonkan paten sederhana tersebut juga harus dapat diterapkan dalam industri (Industri Applicability), artinya dapat diproduksi dan diperbanyak karena sifatnya yang memiliki kegunaan praktis dan mengandung nilai ekonomi di dalamnya.9 9 http://repository.usu.ac.id/bitsream/123456789/25926/Chapter%2011.pdf.
  • 8. 8 Dari segi hukum tidak ada hambatan dalam memasukan teknologi asing. Semua kontrak alih teknologi dilindungi asas kebebasan berkontrak sesuai dengan Pasal 1338 KUHPerdata, dimana tidak ada kewajiban untuk mendaftarkan kontrak tersebut ke instansi pemerintah seperti Meksiko dan Brazil.10 Kontrak alih teknologi bisa menjadi urusan swasta murni tanpa adanya campurtangan dari pemerintah sehingga hukum alam yang akan berbicara dalam arti siapa yang kuatlah yang akan menentukan syarat-syarat alih teknologi (term of condition). Pembeli teknologi berada pada posisi yang lemah dan tergantung pada pemilik teknologi. Disini kontrak yang tidak adil dan tidak seimbang akan sangat dominan, sehingga klausula mengenai praktek bisnis terlarang (restrictive business practice) muncul secara terbuka dalam kontrak alih teknologi. Selain itu banyak pula Perusahaan Terbuka (PT) yang berbentuk Penanaman Modal Asing (PMA) membuat licence agreement, technical assisteance agreement, know how agreement, joint operation agreement, turnkey agreement, dan lain-lain.11 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek/BW) Indonesia menganut asas kebebasan berkontrak sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 1338 ayat (1) KUHPerdata. Dengan asas kebebasan berkontrak ini, maka setiap subyek hukum dapat mengadakan perjanjian apa saja sepanjang perjanjian tersebut memenuhi persyaratan sahnya suatu perjanjian yang tercantum pada Pasal 1320 KUHPerdata. 10 T. Mulya Lubis, Hukum dan Ekonomi, Jakarta : Sinar Harapan, 1990, hal. 125. 11 Ibid., hal. 126.
  • 9. 9 Asas kebebasan berkontrak ini memberikan batasan adanya campur tangan dari negara terhadap perjanjian yang dibuat oleh para pihak. Beranjak dari hal tersebut, maka perjanjian-perjanjian mengenai alih teknologi tidak boleh adanya campur tangan dari negara atau pemerintah. Hal ini tentu saja berakibat pemerintah tidak dapat mengontrol setiap isi perjanjian-perjanjian mengenai alih teknologi. Pemerintah tidak akan mengetahui, bahwa benar-benar telah terjadi alih teknologi ataukah hanya sekedar mobilitas teknologi, apakah yang diperjanjikan untuk dialihkan apakah teknologi yang diperoleh itu benar-benar sesuai bagi pembangunan nasional, karena pemerintah tidak dapat atau tidak mungkin mengontrol setiap perjanjian alih teknologi itu. Oleh karena itu ada baiknya pemerintah membuat atau membentuk pemantau alih teknologi yang mengawasi dan memberikan informasi kepada masyarakat tentang paten-paten yang masih berlaku dan sudah tidak dilindungi atau menjadi publik domain, karena saat ini bahwa perjanjian paten wajib didaftarkan pada Direktorat Jenderal HKI dan dicatat dalam Daftar Umum Paten, sesuai dengan Pasal 74 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2001 tentang Paten. Namun saat ini masih banyak yang belum mendaftarkan patennya, sehingga hukum belum mendapat perlindungan terhadap pihak ke tiga. Didalam undang- undang tersebut kata “wajib” disini belumlah memberikan kejelasan, artinya wajib disini tidak disertai dengan sanksi bagi yang tidak atau belum mendaftarkan patennya, sehingga ada masyarakat beranggapan “didaftar” syukur tidak didaftarkan pun tetap mendapat “perlindungan”.
  • 10. 10 Anggapan tersebut menjadi keliru karena Pasal 107 UU Paten menyebutkan bahwa paten sederhana tidak dapat dimintakan lisensi-wajib. Karena itu perlu adanya upaya sosialisasi oleh Direktorat Jenderal HKI, untuk meningkatkan pemahaman masyarakat industri terhadap patennya. Manfaat pendaftaran paten adalah dalam upaya negara untuk melindungi patennya dari pihak ketiga dan pendaftaran tersebut bukanlah menambah birokrasi. Dari latar belakang diatas maka penulis akan meneliti mengenai implementasi hak Paten yang wajib didaftar, serta perlindungan hukum terhadap Inventor Paten Sederhana sesuai Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2001 tentang Paten. Hasil penelitian selengkapnya dari pembahasan di atas akan dituangkan dalam karya ilmiah berbentuk skripsi dengan judul “PENERAPAN SYARAT KEBARUAN DALAM PATEN SEDERHANA ALAT PEMANEN PADI” (Studi Kasus No: 322 K/Pdt.Sus /2011). B. Perumusan Masalah. 1. Bagaimanakah persyaratan dan tata cara memperoleh hak Paten sederhana menurut Undang-Undang No. 14 Tahun 2001 tentang Paten ? 2. Bagaimana penerapan syarat kebaruan dalam paten sederhana alat pemanen padi Studi Kasus No: 322K/Pdt.Sus/2011 ? 3. Bagaimana pertimbangan dan putusan hakim Studi Kasus No: 322 K/Pdt.Sus /2011 ?
  • 11. 11 C. Tujuan dan Manfaat Penulisan. 1. Tujuan Penulisan a. Untuk mengetahui dan memahami persyaratan dan tata cara memperoleh hak paten sesuai dengan Undang-undang No. 14 Tahun 2001 tentang Paten. b. Untuk mengetahui penerapan syarat kebaruan dalam paten sederhana. c. Untuk memahami dan mengetahui putusan dan pertimbangan hakim dalam perkara No. 322K/Pdt.Sus/2011. 2. Manfaat Penulisan. a. Manfaat Akademis 1). Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana strata satu (S1) yaitu Sarjana Hukum di Fakultas Hukum Universitas Nasional. 2). Untuk menambah bahan bacaan serta memperluas ilmu pengetahuan dan wawasan di bidang Hak Atas Kekayaan Inteletual, khususnya tentang paten sederhana. b. Manfaat Praktis 1) Penulisan ini diharapkan dapat menjadi bahan rujukan dan kepustakaan bagi mahasiswa di kalangan akademis, aparatur penegak hukum serta para pemerhati hukum lainnya. 2) Penulisan ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pihak-pihak yang berkaitan dengan pokok bahasan penelitian.
  • 12. 12 D. Metode Penelitian Penelitian merupakan suatu sarana pokok dalam pengembangan ilmu pengetahuan maupun teknologi. Maka metode penelitian merupakan suatu sistem dan proses yang mutlak diperlukan guna mendapatkan data-data, keterangan, fakta-fakta serta sumber yang dapat dipercaya dan dapat dipertanggungjawabkan. Hal ini disebabkan karena penelitian bertujuan untuk mengungkapkan kebenaran secara sistematis, metodologis dan konsisten.12 Atas dasar hal tersebut Penulis melakukan proses penelitian dengan mengadakan analisa dan konstruksi terhadap data yang dikumpulkan dan diolah dengan menggunakan metode penelitian sebagai berikut : 1. Tipe Penelitian Penelitian hukum dalam skripsi ini menggunakan tipe yuridis normatif. Artinya penelitian yang difokuskan pada data sekunder berupa peraturan perundang-undangan, buku-buku hukum, teori hukum dan pendapat-pendapat para ahli hukum, artikel hukum dan hasil penelitian hukum.13 2. Pendekatan Masalah Karena dalam penelitian ini menggunakan tipe penelitian yuridis normatif, maka pendekatan yang digunakan terfokus pada aturan hukum dan tema penelitian melalui pendekatan tersebut dilakukan dengan pendekatan peraturan perundang-undangan (statue-approach) dan pendekatan kasus (case-approach). 12 Soerjono Soekanto dan Sri Mahmudji, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2001), hal. 1. 13 Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta : UI-Press, 1986, hal. 52.
  • 13. 13 Yaitu mempelajari norma-norma atau kaidah hukum terutama mengenai kasus-kasus yang telah diputus sebagaimana dapat dilihat melalui yurisprudensi terhadap perkara yang menjadi fokus penelitian.14 3. Bahan Hukum Terkait dengan tipe penelitian dan pendekatan masalah yang digunakan dalam penelitian ini, maka bahan hukum yang digunakan adalah : a. Bahan Hukum Primer Bahan hukum yang bersifat mengikat, meliputi Buku II Kitab Undang- Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek), Undang-Undang No. 14 Tahun 2001 tentang Paten, Peraturan Pemerintah No. 34 Tahun 1991 tentang Tata Cara Permintaan Paten dan Putusan Perkara No. 322K/Pdt.Sus/2011. b. Bahan Hukum Sekunder Bahan hukum yang memberikan penjelasan mengenai bahan hukum primer, berasal dari buku-buku hukum, jurnal-jurnal hukum, artikel hukum, hasil penelitian hukum, tulisan-tulisan dari kalangan ahli hukum. c. Bahan Hukum Tersier Bahan hukum yang menambah petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder, meliputi kamus hukum, ensiklopedia hukum, black law dictionary dan data-data terkait dari internet. 14 Johnny Ibrahim, Teori dan Metode Penelitian Hukum Normatif, (Malang : Bayumedia Publishing, 2005), hal. 295.
  • 14. 14 4. Proses Pengumpulan Bahan Hukum Dalam pengumpulan data, bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder diolah berdasarkan topik permasalahan yang telah dirumuskan dan diklasifikasikan menurut sumber dan hirarkinya untuk dikaji secara komprehensif.15 Bahan-bahan hukum yang dikumpulkan melalui : a. Penelitian kepustakaan (library research), mengumpulkan bahan-bahan untuk memperoleh data sekunder yang dilakukan dengan mempelajari dokumen-dokumen hukum, buku-buku hukum, teori-teori hukum, artikel- artikel hukum dan penelitian-penelitian hukum yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti, baik dari kepustakaan pusat Universitas Nasional, kepustakaan Universitas Indonesia serta dari bahan kepustakaan instansi terkait. 5. Pengolahan dan Analisis Bahan Hukum Didalam penelitian hukum normatif maka analisis data pada hakekatnya merupakan kegiatan untuk mengadakan sistematisasi terhadap bahan-bahan hukum tertulis. Sistematisasi berarti, membuat klasifikasi terhadap bahan- bahan hukum tertulis tersebut untuk memudahkan analisis dan konstruksi hukum.16 15 Ibid., hal. 338. 16 Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta : UI Press, 1986, hal. 251.
  • 15. 15 Pengolahan bahan hukum dilakukan secara deduktif, yakni “Menarik kesimpulan dari suatu permasalahan yang umum terhadap permasalahan yang dihadapi”. 17 Selanjutnya bahan hukum yang ada dianalisis secara kualitatif yaitu “Menjabarkan dengan kalimat-kalimat sehingga diperoleh bahasan- bahasan atau pemaparan yang sistematis dan dapat dimengerti guna mendapatkan data yang akurat serta dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya”.18 E. Sitematika Penulisan. Agar penulisan skripsi ini mudah dipahami oleh para pembaca, maka skripsi ini diurakan dalam beberapa bagian yang terdiri dari : BAB I PENDAHULUAN Memaparkan secara garis besar mengenai hal-hal terkait dengan materi skripsi ini, yakni latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penulisan, metode penelitian dan sistematika penulisan. 17 Johnny Ibrahim, Teori dan Metode Penelitian Hukum Normatif, (Malang : Bayumedia Publishing, 2005), hal. 393. 18 Ibid.
  • 16. 16 BAB II TINJAUAN TENTANG HAK PATEN SEDERHANA BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NO. 14 TAHUN 2001 TENTANG PATEN Dalam bab ini Penulis menjelaskan pengertian paten dan paten sederhana, persyaratan dan tata cara memperoleh paten sederhana, hak-hak pemegang paten sederhana yaitu hak moral, hak ekonomi, serta hak untuk mengajukan gugatan perkara di pengadilan. BAB III PENERAPAN SYARAT KEBARUAN PATEN SEDERHANA ALAT PEMANEN PADI STUDI KASUS NO : 322 K/PDT.SUS/2011 Bab ini menguraikan mengenai kasus posisi, pertimbangan dan putusan hakim serta hasil wawancara. BAB IV ANALISIS PENERAPAN SYARAT KEBARUAN DALAM PATEN SEDERHANA ALAT PEMANEN PADI STUDI KASUS NOMOR : 322 K/Pdt.Sus /2011 Pada bab ini diuraikan analisis hukum mengenai persyaratan dan tata cara memperoleh hak paten sederhana, penerapan syarat kebaruan paten sederhana alat pemanen padi, serta putusan dan pertimbangan hakim dalam perkara No : 322 K/Pdt.Sus/2011. BAB V PENUTUP Kesimpulan Saran - saran