Perjanjian ini mengatur hak pakai tanah antara dua pihak untuk jangka waktu tertentu. Pihak pertama menyerahkan tanah kepada pihak kedua untuk digunakan sebagai perkebunan dan peternakan dengan pembagian hasil 10% untuk pihak pertama dan 90% untuk pihak kedua. Perjanjian ini mengatur hak dan kewajiban para pihak selama masa sewa tanah.
Dokumen tersebut merangkum kronologi akuisisi tanah dan saham perusahaan oleh investor. Terdapat beberapa tahapan seperti penandatanganan perjanjian awal, pemenuhan syarat pendahuluan, penyelesaian akuisisi pada tanggal tertentu beserta hal-hal yang dilakukan, dan penyelesaian kedua untuk pengalihan sertifikat tanah.
Permasalahan Hukum di Sektor Perumahan/Properti di Indonesia dan Upaya Pengua...Leks&Co
Dokumen tersebut membahas berbagai topik terkait permasalahan hukum di sektor perumahan dan properti di Indonesia, termasuk dasar hukum pertanahan, implementasi peraturan, lembaga terkait, konsep otonomi daerah, profesi yang berhubungan, hal-hal yang perlu diperhatikan bank dan pengembang, serta upaya perlindungan konsumen."
Perjanjian ini mengatur hak pakai tanah antara dua pihak untuk jangka waktu tertentu. Pihak pertama menyerahkan tanah kepada pihak kedua untuk digunakan sebagai perkebunan dan peternakan dengan pembagian hasil 10% untuk pihak pertama dan 90% untuk pihak kedua. Perjanjian ini mengatur hak dan kewajiban para pihak selama masa sewa tanah.
Dokumen tersebut merangkum kronologi akuisisi tanah dan saham perusahaan oleh investor. Terdapat beberapa tahapan seperti penandatanganan perjanjian awal, pemenuhan syarat pendahuluan, penyelesaian akuisisi pada tanggal tertentu beserta hal-hal yang dilakukan, dan penyelesaian kedua untuk pengalihan sertifikat tanah.
Permasalahan Hukum di Sektor Perumahan/Properti di Indonesia dan Upaya Pengua...Leks&Co
Dokumen tersebut membahas berbagai topik terkait permasalahan hukum di sektor perumahan dan properti di Indonesia, termasuk dasar hukum pertanahan, implementasi peraturan, lembaga terkait, konsep otonomi daerah, profesi yang berhubungan, hal-hal yang perlu diperhatikan bank dan pengembang, serta upaya perlindungan konsumen."
Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2008 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemer...Penataan Ruang
Peraturan Pemerintah ini memberikan perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah. Perubahan ini terkait dengan penambahan definisi penilai dan perubahan ketentuan mengenai jangka waktu kerjasama pemanfaatan barang milik negara/daerah untuk penyediaan infrastruktur.
Tata cara pelaksanaan hibah Barang Milik Negara/Daerah meliputi definisi hibah sebagai pengalihan kepemilikan BMN dari pemerintah kepada pihak lain tanpa imbalan, subjek pelaksana dan penerima hibah, serta persyaratan BMN yang dapat dihibahkan seperti bukan barang rahasia negara dan tidak digunakan lagi untuk pemerintahan.
Surat kesepakatan ini mengatur kerja sama antara pihak pertama sebagai fasilitator dan pihak kedua sebagai perusahaan penyuplai BBM. Pihak pertama akan mendapatkan fee sebesar Rp200/KL dari penjualan BBM pihak kedua di wilayah Manado. Pembagian fee dilakukan setiap bulan. Surat ini mengatur hak dan kewajiban kedua belah pihak selama kontrak berlangsung serta penyelesaian persel
Dokumen ini adalah perjanjian kerjasama tabungan berjangka antara nasabah dan pelaku usaha untuk periode 4 bulan. Nasabah akan menabung dana dan akan mendapatkan keuntungan 100% dari jumlah modal tabungannya pada akhir periode. Perjanjian akan berakhir setelah pelaku usaha mengembalikan dana tabungan dan keuntungan kepada nasabah.
Surat perjanjian kerjasama antara dua pihak untuk mengelola usaha dengan modal dari Pihak Pertama. Pihak Kedua akan mengelola usaha tersebut dan membagi keuntungan sesuai persentase yang disepakati.
Perjanjian ini mengatur kerjasama penelitian antara perusahaan penelitian kelapa sawit dengan perusahaan perkebunan untuk melakukan penelitian peningkatan produktivitas tanaman kelapa sawit melalui penerapan praktik terbaik dan pengujian program pemuliaan selama 5 tahun. Perjanjian ini mengatur ruang lingkup, tugas, hak kekayaan intelektual, biaya, kerahasiaan, hukum yang berlaku, penyelesaian perselisihan
Contoh Perjanjian Kompensasi Kayu Terbaru (Beli Perjanjian, Hub: 08118887270 ...GLC
Perjanjian ini mengatur kompensasi kayu yang akan diberikan PT Perusahaan kepada perwakilan masyarakat hukum adat atas areal perkebunan seluas beberapa hektar. Kompensasi akan dibayarkan dalam jumlah tertentu dan pihak kedua akan melepaskan hak atas kayu tersebut. Perjanjian ini juga mengatur tanggung jawab para pihak dan penyelesaian sengketa.
PPJB dalam dokumen ini menjelaskan perjanjian antara pembeli dan penjual untuk membeli tanah. Dokumen menjelaskan klausul-klausul penting dalam PPJB seperti harga pembelian, ketentuan pembayaran, persyaratan penyerahan tanah, dan konsekuensi pelanggaran perjanjian.
Sistem Perjanjian Pendahuluan Jual Beli RumahLeks&Co
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 11/PRT/M/2019 mengatur sistem perjanjian pendahuluan jual beli rumah (PPJB) yang mencabut dua peraturan sebelumnya. Peraturan ini mengatur ketentuan terkait pemasaran, PPJB, dan tanggapan kritis terhadap beberapa definisi dan ketentuan dalam peraturan.
Perjanjian Konstruksi Pembangunan Gudang dan Container Yard Terbaru (Beli Per...GLC
Perjanjian ini mengatur kerja sama antara PT. sebagai pemberi kerja dan PT. sebagai kontraktor untuk melaksanakan proyek perluasan gudang dan pekerjaan container yard. Ruang lingkup pekerjaan meliputi struktur dan arsitektur serta elektrikal. Biaya proyek dan mekanisme pembayarannya diatur secara rinci dalam berbagai tahapan. Jangka waktu proyek dan perwakilan dari masing-masing pihak juga
Sengketa kepemilikan tanah antara Unusdang melawan PT Pacific Indopalm Industries mengenai sebidang tanah seluas 10x150 depa. Unusdang mendalilkan kepemilikannya berdasarkan SKGR 1980, sedangkan PT Pacific memiliki SHGB atas tanah tersebut. Berdasarkan pertimbangan bahwa SKGR 1980 bukan akta jual beli yang sah dan SHGB merupakan bukti kepemilikan yang kuat sesuai hukum, majelis hakim memutuskan PT Pacific sebagai
Surat kesepakatan ini mengatur kerjasama antara petani jangkrik dengan perusahaan JM2 untuk membeli hasil panen jangkrik. Petani akan menjual jangkrik hidup kepada JM2 dengan harga antara Rp23.000-30.000 per kg dan pembayaran akan dilakukan 2 hari setelah panen. Jika terjadi masalah, kedua belah pihak akan berusaha menyelesaikannya secara musyawarah terlebih dahulu.
Perjanjian kerjasama pulsaaku sms my sender nov 2011 - feb 2012-Muhammad Brennaf
Perjanjian kerjasama antara perusahaan PulsaAku dan SMS My Sender untuk saling membantu meningkatkan bisnis masing-masing dengan memberikan fasilitas seperti logo, newsletter, dan jatah SMS gratis selama tiga bulan.
Hukum Pertanahan Pasca UU Cipta Kerja PP No 18 Tahun 2021Leks&Co
Hukum Pertanahan Pasca UU Cipta Kerja PP No. 18/2021
Outline
Hak Pengelolaan
Tanah Reklamasi
Hak Atas Tanah
Hak Guna Usaha
Hak Guna Bangunan
Hak Pakai
Pembatalan Hak atas Tanah
Satuan Rumah Susun
Properti untuk Orang Asing
Ruang Atas Tanah dan Ruang Bawah Tanah
Pendaftaran Tanah secara Elektronik
Kawasan dan Tanah Telantar
HPL
Ketentuan mengenai HPL diatur lebih lanjut di dalam Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2021 Tentang Hak Pengelolaan, Hak atas Tanah, Satuan Rumah Susun, dan Pendaftaran Tanah (“PP No. 18/2021”)
Sejarah Pengaturan HPL
Sebelum ditetapkannya PP No. 18/2021, ketentuan mengenai HPL disinggung dalam Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1996 tentang Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan dan Hak Pakai atas Tanah (“PP No. 40/1996”) dan berbagai aturan lain
HPL didefinisikan PP No. 40/1996 sebagai hak menguasai dari Negara yang kewenangan pelaksanaannya sebagian dilimpahkan kepada pemegangnya.
Ketentuan mengenai subjek HPL serta tata cara permohonan dan pemberiannya diatur dalam Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 9 Tahun 1999 Tentang Pemberian dan Pembatalan Hak atas Tanah Negara dan Hak Pengelolaan (“Permenag No. 9/1999”)
PP No. 18/2021 juga memberikan definisi HPL sebagai hak menguasai dari Negara yang kewenangan pelaksanaannya sebagian dilimpahkan kepada pemegang HPL
HPL dapat berasal dari (i) tanah negara dan (i) tanah ulayat.
HPL di atas tanah negara diberikan sepanjang tugas pokok dan fungsinya langsung berhubungan dengan pengelolaan tanah
Peraturan Pemerintah No. 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Daerahinfosanitasi
Peraturan Pemerintah ini mengatur tentang pengelolaan barang milik negara dan daerah. Dokumen ini menjelaskan tentang pengelola barang, pengguna barang, kuasa pengguna barang, serta tata cara pengelolaan barang milik negara dan daerah meliputi perencanaan, pengadaan, penggunaan, pemanfaatan, penghapusan, dan pemindahtanganan barang.
Dokumen tersebut membahas tentang Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) dan Bea Materai (BM), mencakup pengertian, dasar hukum, objek pajak, pengecualian objek pajak, dan pengecualian pajak BPHTB.
Tugas mata kuliah manajemen perpajakan daerah membahas bea perolehan hak atas tanah dan bangunan (BPHTB) meliputi pengertian, dasar hukum, subjek, objek, tarif, dan cara penghitungan BPHTB menurut undang-undang dan peraturan terkait.
Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2008 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemer...Penataan Ruang
Peraturan Pemerintah ini memberikan perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah. Perubahan ini terkait dengan penambahan definisi penilai dan perubahan ketentuan mengenai jangka waktu kerjasama pemanfaatan barang milik negara/daerah untuk penyediaan infrastruktur.
Tata cara pelaksanaan hibah Barang Milik Negara/Daerah meliputi definisi hibah sebagai pengalihan kepemilikan BMN dari pemerintah kepada pihak lain tanpa imbalan, subjek pelaksana dan penerima hibah, serta persyaratan BMN yang dapat dihibahkan seperti bukan barang rahasia negara dan tidak digunakan lagi untuk pemerintahan.
Surat kesepakatan ini mengatur kerja sama antara pihak pertama sebagai fasilitator dan pihak kedua sebagai perusahaan penyuplai BBM. Pihak pertama akan mendapatkan fee sebesar Rp200/KL dari penjualan BBM pihak kedua di wilayah Manado. Pembagian fee dilakukan setiap bulan. Surat ini mengatur hak dan kewajiban kedua belah pihak selama kontrak berlangsung serta penyelesaian persel
Dokumen ini adalah perjanjian kerjasama tabungan berjangka antara nasabah dan pelaku usaha untuk periode 4 bulan. Nasabah akan menabung dana dan akan mendapatkan keuntungan 100% dari jumlah modal tabungannya pada akhir periode. Perjanjian akan berakhir setelah pelaku usaha mengembalikan dana tabungan dan keuntungan kepada nasabah.
Surat perjanjian kerjasama antara dua pihak untuk mengelola usaha dengan modal dari Pihak Pertama. Pihak Kedua akan mengelola usaha tersebut dan membagi keuntungan sesuai persentase yang disepakati.
Perjanjian ini mengatur kerjasama penelitian antara perusahaan penelitian kelapa sawit dengan perusahaan perkebunan untuk melakukan penelitian peningkatan produktivitas tanaman kelapa sawit melalui penerapan praktik terbaik dan pengujian program pemuliaan selama 5 tahun. Perjanjian ini mengatur ruang lingkup, tugas, hak kekayaan intelektual, biaya, kerahasiaan, hukum yang berlaku, penyelesaian perselisihan
Contoh Perjanjian Kompensasi Kayu Terbaru (Beli Perjanjian, Hub: 08118887270 ...GLC
Perjanjian ini mengatur kompensasi kayu yang akan diberikan PT Perusahaan kepada perwakilan masyarakat hukum adat atas areal perkebunan seluas beberapa hektar. Kompensasi akan dibayarkan dalam jumlah tertentu dan pihak kedua akan melepaskan hak atas kayu tersebut. Perjanjian ini juga mengatur tanggung jawab para pihak dan penyelesaian sengketa.
PPJB dalam dokumen ini menjelaskan perjanjian antara pembeli dan penjual untuk membeli tanah. Dokumen menjelaskan klausul-klausul penting dalam PPJB seperti harga pembelian, ketentuan pembayaran, persyaratan penyerahan tanah, dan konsekuensi pelanggaran perjanjian.
Sistem Perjanjian Pendahuluan Jual Beli RumahLeks&Co
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 11/PRT/M/2019 mengatur sistem perjanjian pendahuluan jual beli rumah (PPJB) yang mencabut dua peraturan sebelumnya. Peraturan ini mengatur ketentuan terkait pemasaran, PPJB, dan tanggapan kritis terhadap beberapa definisi dan ketentuan dalam peraturan.
Perjanjian Konstruksi Pembangunan Gudang dan Container Yard Terbaru (Beli Per...GLC
Perjanjian ini mengatur kerja sama antara PT. sebagai pemberi kerja dan PT. sebagai kontraktor untuk melaksanakan proyek perluasan gudang dan pekerjaan container yard. Ruang lingkup pekerjaan meliputi struktur dan arsitektur serta elektrikal. Biaya proyek dan mekanisme pembayarannya diatur secara rinci dalam berbagai tahapan. Jangka waktu proyek dan perwakilan dari masing-masing pihak juga
Sengketa kepemilikan tanah antara Unusdang melawan PT Pacific Indopalm Industries mengenai sebidang tanah seluas 10x150 depa. Unusdang mendalilkan kepemilikannya berdasarkan SKGR 1980, sedangkan PT Pacific memiliki SHGB atas tanah tersebut. Berdasarkan pertimbangan bahwa SKGR 1980 bukan akta jual beli yang sah dan SHGB merupakan bukti kepemilikan yang kuat sesuai hukum, majelis hakim memutuskan PT Pacific sebagai
Surat kesepakatan ini mengatur kerjasama antara petani jangkrik dengan perusahaan JM2 untuk membeli hasil panen jangkrik. Petani akan menjual jangkrik hidup kepada JM2 dengan harga antara Rp23.000-30.000 per kg dan pembayaran akan dilakukan 2 hari setelah panen. Jika terjadi masalah, kedua belah pihak akan berusaha menyelesaikannya secara musyawarah terlebih dahulu.
Perjanjian kerjasama pulsaaku sms my sender nov 2011 - feb 2012-Muhammad Brennaf
Perjanjian kerjasama antara perusahaan PulsaAku dan SMS My Sender untuk saling membantu meningkatkan bisnis masing-masing dengan memberikan fasilitas seperti logo, newsletter, dan jatah SMS gratis selama tiga bulan.
Hukum Pertanahan Pasca UU Cipta Kerja PP No 18 Tahun 2021Leks&Co
Hukum Pertanahan Pasca UU Cipta Kerja PP No. 18/2021
Outline
Hak Pengelolaan
Tanah Reklamasi
Hak Atas Tanah
Hak Guna Usaha
Hak Guna Bangunan
Hak Pakai
Pembatalan Hak atas Tanah
Satuan Rumah Susun
Properti untuk Orang Asing
Ruang Atas Tanah dan Ruang Bawah Tanah
Pendaftaran Tanah secara Elektronik
Kawasan dan Tanah Telantar
HPL
Ketentuan mengenai HPL diatur lebih lanjut di dalam Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2021 Tentang Hak Pengelolaan, Hak atas Tanah, Satuan Rumah Susun, dan Pendaftaran Tanah (“PP No. 18/2021”)
Sejarah Pengaturan HPL
Sebelum ditetapkannya PP No. 18/2021, ketentuan mengenai HPL disinggung dalam Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1996 tentang Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan dan Hak Pakai atas Tanah (“PP No. 40/1996”) dan berbagai aturan lain
HPL didefinisikan PP No. 40/1996 sebagai hak menguasai dari Negara yang kewenangan pelaksanaannya sebagian dilimpahkan kepada pemegangnya.
Ketentuan mengenai subjek HPL serta tata cara permohonan dan pemberiannya diatur dalam Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 9 Tahun 1999 Tentang Pemberian dan Pembatalan Hak atas Tanah Negara dan Hak Pengelolaan (“Permenag No. 9/1999”)
PP No. 18/2021 juga memberikan definisi HPL sebagai hak menguasai dari Negara yang kewenangan pelaksanaannya sebagian dilimpahkan kepada pemegang HPL
HPL dapat berasal dari (i) tanah negara dan (i) tanah ulayat.
HPL di atas tanah negara diberikan sepanjang tugas pokok dan fungsinya langsung berhubungan dengan pengelolaan tanah
Peraturan Pemerintah No. 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Daerahinfosanitasi
Peraturan Pemerintah ini mengatur tentang pengelolaan barang milik negara dan daerah. Dokumen ini menjelaskan tentang pengelola barang, pengguna barang, kuasa pengguna barang, serta tata cara pengelolaan barang milik negara dan daerah meliputi perencanaan, pengadaan, penggunaan, pemanfaatan, penghapusan, dan pemindahtanganan barang.
Dokumen tersebut membahas tentang Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) dan Bea Materai (BM), mencakup pengertian, dasar hukum, objek pajak, pengecualian objek pajak, dan pengecualian pajak BPHTB.
Tugas mata kuliah manajemen perpajakan daerah membahas bea perolehan hak atas tanah dan bangunan (BPHTB) meliputi pengertian, dasar hukum, subjek, objek, tarif, dan cara penghitungan BPHTB menurut undang-undang dan peraturan terkait.
Undang-undang ini mengubah beberapa ketentuan dalam Undang-undang Nomor 21 Tahun 1997 tentang Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan. Perubahan tersebut meliputi pengubahan definisi istilah, objek pajak yang dikenakan dan tidak dikenakan bea, dasar pengenaan pajak, nilai perolehan objek pajak tidak kena pajak, serta saat terutangnya pajak atas perolehan hak atas tanah dan bangunan.
Dokumen tersebut membahas tentang Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) yang mencakup dasar hukum, pengertian, sejarah, prinsip-prinsip UU BPHTB, objek pajak, subjek pajak, tarif, dasar pengenaan, nilai perolehan objek pajak tidak kena pajak, dan saat terutangnya pajak BPHTB."
Makalah ini membahas lima poin utama tentang aspek hukum dan etika dalam pajak bisnis, yaitu: (1) penjelasan pajak penghasilan, (2) penjelasan pajak pertambahan nilai, (3) penjelasan pajak bumi dan bangunan, (4) penjelasan bea perolehan hak atas tanah dan bangunan, dan (5) penjelasan pajak atas bea materai. Makalah ini menjelaskan definisi, dasar hukum,
Dokumen tersebut membahas tentang ketentuan umum bea perolehan hak atas tanah dan bangunan (BPHTB) mencakup objek pajak, subjek pajak, tarif pajak, dasar pengenaan dan cara menghitung pajak, serta saat dan tempat pajak terutang. BPHTB dikenakan atas perolehan hak atas tanah dan/atau bangunan dengan tarif 5% dan dasar pengenaannya adalah nilai perolehan objek pajak. Pajak ter
PBB adalah pajak yang bersifat kebendaan dalam arti besarnya pajak terhutang ditentukan oleh keadaan objek yaitu bumi/tanah dan/atau bangunan, keadaan subjek (siapa yang membayar) tidak ikut menentukan besarnya pajak
BPHT adalah pajak yang dikenakan atas sebuah peristiwa hukum berupa perolehan hak atas tanah dan bangunan
Dokumen tersebut membahas berbagai jenis pajak dalam bisnis di Indonesia, termasuk pajak penghasilan, pajak pertambahan nilai, pajak bumi dan bangunan, bea perolehan hak atas tanah dan bangunan, bea materai, dan subjek serta objek dari masing-masing jenis pajak.
BE & GG, eko agus nurhadi, hapzi ali, shareholders and the markets for corpor...Eko Agus Nurhadi
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Pemerintah Indonesia melakukan negosiasi dengan PT Freeport Indonesia untuk mengubah kontrak karya menjadi Izin Usaha Pertambangan Khusus dan memiliki 51% saham Freeport.
2. Perjanjian baru menjamin penerimaan negara yang lebih besar dan membangun smelter dalam 5 tahun.
3. Setiap pemerintahan di Indonesia memiliki tantangan berbeda seperti geopolitik, ekonomi, dan ketahan
Dokumen tersebut membahas tentang Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) yang mencakup:
1. Dasar hukum BPHTB berdasarkan undang-undang dan peraturan pemerintah terkait.
2. Pengertian BPHTB dan objek yang dikenakan pajak.
3. Prinsip pengenaan BPHTB seperti tarif 5% dari Nilai Perolehan Objek Pajak, pengecualian, dan sanksi.
4. Prosedur penghitungan
Undang-undang ini memperbarui Undang-undang No. 6 tahun 1968 tentang Penanaman Modal Dalam Negeri dengan memberikan insentif perpajakan lebih lanjut kepada perusahaan yang melakukan penanaman modal. Insentif-insentif tersebut meliputi pembebasan pajak, kompensasi kerugian, dan perpanjangan masa bebas pajak untuk mendorong investasi dan pertumbuhan ekonomi.
Dokumen tersebut membahas tentang Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dengan menjelaskan sejarah, objek, dan subjek PBB serta cara pendaftaran dan pendataannya. Sejarah PBB dimulai sejak zaman kerajaan Hindu hingga masa kemerdekaan dengan berbagai perubahan nama. Objek PBB adalah tanah dan bangunan, sedangkan subjek PBB adalah pemilik tanah dan bangunan. Pendaftaran dilakukan dengan mengisi SPOP
Panduan untuk memilih mata pelajaran pilihan yang akan dilaksanakan di jenjang SMK, yang mana sebagian besar sudah melakasanakan kurikulum merdeka. mata pelajaran pilihan bisa dipilih dari konsentrasi yang ada di sekolah, atau bisa juga memilih matqa pelajaran diluar konsentrasi keahlian yang dimiliki, dengan catatan sarana dan prasarana tersedia untuk melaksanakan pembelajaran.
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
1. I
BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN
MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH PERPAJAKAN
(Teori dan Praktik)
yang dibina oleh Ibu Dr. Himmiyatul Jiwa Juwita SE.MM
Disusun Oleh:
1. Feb Floma Diniartha 195020201111017
2. Hana Kurniasari 195020201111011
3. Ini Kadek Ista Utami 195020200111021
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
JURUSAN MANAJEMEN
2020/2021
2. II
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan anugrah dari-Nya kami
dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH
DAN BANGUNAN”. Tentunya kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada Ibu Himmi selaku dosen Perpajakan yang telah memberikan kepercayaan kepada
kami dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami sangat berharap makalah ini dapat memberikan manfaat kepada para pembaca untuk
menambah wawasan akan pentingnya memanfaatkan sampah menjadi barang yang
bermanfaat dan bernilai jual. Kami sangat bersyukur karena dapat menyelesaikan makalah
ini. Disamping itu, kami mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu kamu selama pembuatan makalah ini berlangsung sehingga dapat terealisasikanlah
makalah ini.
Demikian yang dapat kami sampaikan, kami mengharapkan kritik dan saran terhadap
makalah ini karena kami sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
terdapat banyak kekurangan agar kedepannya dapat kami perbaiki.
Mudah-mudahan makalah sederhana ini dapat dipahami oleh semua orang khususnya bagi
para pembaca. Kami mohon maaf yang sebesar-besarnya jika terdapat kata-kata yang kurang
berkenan.
Malang, 30 Januari 2020
Penyusun
3. III
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................... Error! Bookmark not defined.
KATA PENGANTAR................................................................................................................. ii
DAFTAR ISI..................................................................................iiError! Bookmark not defined.
BAB I..........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN....................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang.................................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah............................................................................................................... 1
C. Tujuan.................................................................................................................................1
BAB II........................................................................................................................................1
PEMBAHASAN.......................................................................................................................... 1
A. Pengertian BPHTB.............................................................................................................. 1
B. Dasar Hukum...................................................................................................................... 2
C. Objek Pajak......................................................................................................................... 2
D. Tidak Termasuk Objek Pajak ............................................................................................. 3
E. Subjek Pajak Dan Wajib Pajak ........................................................................................... 4
F. Dasar Pengenaan Pajak, Nilai, dan Perolehan Objek Pajak Tidak Kena Pajak
(NPOPTKP),serta Tarif Pajak............................................................................................ 4
G. Cara Menghitung BPHTB ...................................................................................................5
4. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
a. Apakah penegertian dari BPHTB?
b. Apa saja dasar hukum dari BPHTB?
c. Apakah yang termasuk objek pajak dalam BPHTB?
d. Apakah yang tidak termasuk objek pajak dalam BPHTB?
e. Apakah yang dimaksud subjek dan wajib pajak?
f. Apakah yang dimaksud dasar pengenaan pajak, nilai, dan perolehan objek pajak
tidak kena pajak (npoptkp), serta tarif pajak
g. Bagaimana cara menghitung BPHTB?
C. Tujuan
a. Menjelaskan pengertian dari BPHTB
b. Menjelaskan dasar hukum dari BPHTB
c. Menjelaskan apa yang termasuk objek pajak dalam BPHTB
d. Menjelaskan apa yang tidak termasuk objek pajak dalam BPHTB
e. Menjelaskan apa yang dimaksud dengan subjek dan wajib pajak
f. Menjelaskan apa yang dimaksud dasar pengenaan pajak, nilai, san perolehan objek
pajak tidak kena pajak (NPOPTKP), serta tarif pajak
g. Menjelaskan cara menghitung BPHTB
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian BPHTB
Bea Perolehan Hak atas tanah dan bangunan (BPHTB), merupakan bentuk pajak atas Tanah
dan Bangunan yang dikenakan terhadap orang atau badan yang memperoleh hak atas tanah
dan atau bangunan. Perolehan atas suatu hak atas tanah dan atau bangunan ini bisa diartikan
bahwa orang atau badan tersebut mempunyai nilai lebih atas tambahan atau perolehan hak
tersebut, di mana tidak semua orang mempunyai kemampuan lebih untuk mendapatkan
5. 2
tanah dan atau bangunan. Hak disini termasuk juga hak pengelolaan beserta bangunan di
atasnya, sebagaimana dalam undang-undang dalam bidang pertanahan dan bangunan.
B. Dasar Hukum
Dasar Hukum yang mengatur Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan atau
BPHTB telah diatur dalam UU No. 21 Tahun 1997 dan perubahannya dalam UU No.
20 Tahun 2000. Dalam peraturan ini, disebutkan bahwa perolehan hak atas tanah dan
bangunan tidak hanya meliputi jual beli saja. Peraturan ini telah menggantikan
peraturan pemerintah tentang Bea Balik Nama Staatsblad 1924 Nomor 29
Selain itu, undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah juga mengatur tentang BPHTB. Peraturan BPHTB diatur dalam pasal 88 yang
berada pada tingkat pajak daerah tingkat II (kabupaten atau kota)
C. Objek Pajak
Objek pajak dalam BPHTB adalah perolehan hak atas tanah dan atau bangunan. Perolehan
hak pada dasarnya ada dua yaitu pemindahan hak dan perolehan hak baru. Pemindahan hak
bermakna hak tersebut sebekumnya telah dimiliki oleh orang lain, sedangkan untuk
perolehan hak baru biasanya didapat dari tanah negara.
Sebab Terjadinya Pemindahan Hak:
1. Jual-beli
2. Tukar-menukar
3. Hibah
4. Hibah wasiat
Merupkan pemberian hak atas tanah dan atau bangunan kepada orang pribadi atau
badan hukum tertentu, yang berlaku setelah pemberi hibah wasiat meninggal dunia
5. Waris
6. Pemasukan dalam perseroan atau badan hukum lainnya
Merupakan pengalihan hak atas tanah dan atau bangunan dari orang pribadi atau
badan kepada Perseroan Terbatas atau badan hukum lainnya sebagai penyertaan
modal pada Perseroan Terbatas atau badan hukum lainnya tersebut
7. Pemisahan hak yang mengakibatkan peralihan
Merupakan pemindahan sebagian hak bersama atas tanah dan atau bangunan oleh
orang pribadi atau badan kepada sesama pemegang hak bersama
8. Penunjukan pembeli dalam lelang
Merupakan penetapan pemenang lelang oleh Pejabat Lelang sebagaimana yang
tercantum dalam Risalah Lelang
9. Pelaksanaan putusan hakim yang mempunyai kekuatan hukum tetap
10. Penggabungan usaha
Merupakan penggabungan dari dua badan usaha atau lebih dengan cara tetap
mempertahankan berdirinya salah satu badan usaha dan melikuidasi badan usaha
lainnya yang menggabung
11. Peleburan usaha
Merupakan penggabungan dari dua atau lebih badan usaha dengan cara mendirikan
badan usaha baru dan melikuidasi badan-badan usaha yang bergabung tersebut
12. Pemekaran usaha
6. 3
Merupakan pemisahan suatu badan usaha menjadi dua
badan usaha atau lebih dengan cara mendirikan badan usaha baru dan mengalihkan
sebagian aktiva dan pasiva kepada badan usaha baru tersebut yang dilakukan tanpa
melikuidasi badan usaha yang lama
13. Hadiah
Sebab Pemberian Hak Baru:
a) Kelanjutan pelepasan hak
Yaitu pemberian hak baru kepada orang pribadi atau badan hukum dari Negara atas
tanah yang berasal dari pelepasan hak
b) Diluar pelepasan hak
Yaitu pemberian hak baru atas tanah kepada orang pribadi atau badan hukum dari
Negara atau dari pemegang hak milik menurut peraturan perundang-undangan yang
berlaku
Hak Atas Tanah Yang Menjadi Objek BPHTB:
1. Hak milik, yaitu hak turun-temurun
2. Hak guna usaha, yaitu hak untuk mengusahakan tanah yang dikuasai langsung oleh
Negara dalam jangka waktu yang telah ditentukan
3. Hak guna bangunan, yaitu hak untuk mendirikan dan mempunyai bangunan-
bangunan atas tanah yang bukan miliknya sendiri dengan jangka waktu yang telah
ditetapkan
4. hak pakai, yaitu hak untuk menggunakan dan atau memungut hasil dari tanah yang
dikuasai langsung oleh Negara atau tanah milik orang lain oleh pemberian pejabat
yang berwenang
5. Hak milik atas satuan rumah susun
6. Hak pengelolaan
D. Tidak Termasuk Objek Pajak
Objek pajak yang tidak dikenakan BPHTB adalah objek pajak yang diperoleh:
1. Perwakilan diplomatik, konsulat berdasarkan asas perlakuan timbal balik
2. Negara untuk menyelenggarakan pemerintahan dan atau melaksanakan
pembangunan guna kepentingan umum
3. Badan atau perwakilan organisasi internasional yang ditetapkan dengan Peraturan
Menteri Keuangan dengan syarat tidak menjalankan usaha atau melakukan kegiatan
lain diluar fungsi dan tugas badan usaha atau perwakilan organisasi tersebut
4. Orang pribadi atau badan karena konversi hak atau karena perbuatan hukum lain
dengan tidak adanya perubahan nama, yang dimaksud dengan konversi hak adalah
perubahan hak dari hak lama menjadi hak baru menurut Undang-undang Pokok
Agraria, termasuk pengakuan hak oleh Pemerintah.
Contoh:
a) Hak Guna Bangunan menjadi Hak Milik tanpa adanya perubahan nama
b) Bekas tanah hak milik adat (dengan bukti surat Girik atau sejenisnya) menjadi
hak baru.
5. Orang pribadi atau badan karena wakaf
6. Orang pribadi atau badan yang digunakan untuk kepentingan ibadah
7. 4
E. Subjek Pajak Dan Wajib Pajak
Subjek pajak BPHTB adalah orang pribadi atau badan yang memperoleh Hak atas Tanah
dan atau Bangunan. Wajib pajak BPHTB adalah orang pribadi atau badan yang
memperoleh Hak atas Tanah dan atau Bangunan.
F. Dasar Pengenaan Pajak, Nilai, dan Perolehan Objek Pajak Tidak Kena Pajak
(NPOPTKP), serta Tarif Pajak
Dasar Pengenaan Pajak
Yang menjadi dasar pengenaan pajak adalah Nilai Perolehan Objek Pajak (NPOP). NPOP
ditentukan sebesar:
1. Harga transaksi, dalam hal jual-beli
2. Nilai pasar objek pajak dalam hal:
a. Tukar-menukar
b. Hibah
c. Hibah wasiat
d. Waris
e. Pemasukan dalam perseroan atau badan hukum lainnya
f. Pemisahan hak yang mengakibatkan peralihan hak
g. Peralihan hak karena pelaksanaan putusan hakim yang
mempunyaikekuatan hukum tetap
h. Pemberian hak baru atas tanah sebagai kelanjutan dari pelepasan hak
i. Pemberian hak baru atas tanah di luar pelepasan hak
j. Penggabungan usaha
k. Peleburan usaha
l. Pemekaran usaha
m. Hadiah
3. Harga transaksi yang tercantum dalam Risalah lelang, dalam hal penunjukan
pembeli dalam lelang.
4. Nilai jual objek Pajak Pajak Bumi dan Bangunan (NJOP PBB), apabila besarnya
NPOP sebagaimana dimaksud dalam poin 1 dan 2 tidak diketahui.
Contoh:
Tuan Aryo membeli tanah dan bangunan dengan NPOP (harga transaksi)
Rp 100.000.000,00. NJOP PBB tersebut yang digunakan dalam pengenaan PBB
8. 5
adalah Rp 120.000.000,00, maka yang dikenakan sebagai dasar pengenaan
BPHTB adalah Rp 120.000.000,00 dan bukan Rp 100.000.000,00.
Nilai Perolehan Wajib Pajak Tidak Kena Pajak (NPOPTKP)
Besarnya NPOPTKP ditetapkan secara regional paling rendah Rp 60.000.000,00, kecuali
dalam hal perolehan hak karena waris atau hibah wasiat yang diterima orang pribadi yang
masih dalam hubungan keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus satu derajat ke atas
atau satu derajat ke bawah dengan pemberi hibah wasiat, termasuk suami/istri, Nilai
Perolehan Objek Pajak Tidak Kena Pajak ditetapkan secara regional paling rendah Rp
300.000.000,00. Besarnya NPOPTKP ditetapkan dengan Peraturan Daerah.
Tarif Pajak
Besarnya tarif pajak ditetapkan sebesar paling tinggi 5%. Tarif Bea Perolehan Hak atas
Tanah dan bangunan ditetapkan dengan Peraturan Daerah.
G. Cara Menghitung BPHTB
Contoh soal:
1. Tuan Budi membeli tanah dan bangunan dengan NPOP Rp 70.000.000,00.
Sedangkan NPOPTKP yang berlaku di kabupaten/kota tersebut Rp60.000.000,00
dan tarif pajaknya 5%, tentukan besar BPHTB
Jawab:
NPOP Rp 70.000.000,00
NPOPTKP Rp 60.000.000,00
————————— —
Rp 10.000.000,00
BPHTB yang terutang (Rp 10.000.000,00 x 5%) Rp 500.000,00
2. Diperjual-belikan sebidang tanah kosong di Jakarta Selatan dengan data-data
sebagai berikut:
Luas 1.000 m2,
NJOP = Rp1.000.000/meter
NPOPTKP adalah Rp80.000.000 (DKI Jakarta)
Harga kesepakatan antara penjual dan pembeli adalah Rp. 2.000.000/meter
Maka, nilai NPOP (Nilai Transaksi) = 1.000 x Rp2.000.000 = Rp2.000.000.000
Jawab:
BPHTB = (NPOP-NPOPTKP) x Tarif
pajak