SlideShare a Scribd company logo
ASTRONOMI DAN
KOSMOLOGI VEDA
I. ILMU ASTRONOMI ADALAH BAGIAN DARI VEDA
1. Pengetahuan Veda mencakup segala aspek kehidupan. Untuk mempraktek-
kan ajaran Veda dalam kehidupan sehari-hari, ada 6 (enam) cabang penge-
tahuan Veda yang disebut Vedanga dan harus dipelajari yaitu:
a. Siksa, ilmu pengucapan mantra-mantra Veda.
b. Vyakarana, ilmu tata-bahasa Veda yaitu tata-bahasa Sanskerta/Sanskrit.
c. Nirukti, kamus bahasa Sanskerta.
d. Canda, ilmu menyanyikan mantra-mantra Veda.
e. Jyotisa, ilmu Astronomi dan Kosmologi Veda, dan
f. Kalpa, pengetahuan tentang ritual (yajna) dan aturan hidup sehari-hari.
2. Hal-hal yang menyangkut Kalpa tercantum dalam Kalpa-sutra yang terdiri
dari 4 (empat) bagian yaitu:
a. Srouta, ritual (yajna) kolektip.
b. Grhya, riyual (yanja) individu/perorangan/keluarga.
c. Dharma, tugas kewajiban dalam hubungannya dengan lembaga Varna-
asrama, dan
d. Sulba, ilmu arsitektur membuat tempat dan bangunan ritual, kuil, pura,
mandir, asrama, dsb.
3. Disamping itu, ada lagi pengetahuan veda tambahan/pelengkap yang dise-
but Upaveda seperti Ayur-Veda (ilmu pengobatan), Dhanur-Veda (ilmu se
jata/perang), Gandharva-Veda (ilmu kesenian), Artha-Sastra (ilmu kepeme-
rintahan), dsb.
II. PERANAN JYOTISA DALAM PERADABAN VEDA
1. Jyotisa adalah ilmu astronomi Veda. Ia disebut juga Jyotir-Ve-
atau Jyotir-Sastra. Dan ia amat berperanan dalam menentukan
hari baik (tepat) untuk melaksanakan ritual (yajna), membang-
un kuil atau mandir dan juga melaksanakan kegiatan ke-agama
an lain berdasarkan letak/kedudukan bintang-bintang dan pla-
net di langit. Hal ini dapat diketahui dari kutipan sloka berikut.
Seseorang hendaklah melaksanakan upacaraSeseorang hendaklah melaksanakan upacara sraddhasraddha
pada haripada hari
Makara-sankrantiMakara-sankranti atauatau Krkata-sankrantKrkata-sankrant i. Seseorangi. Seseorang
hendaklah ju-hendaklah ju-
ga melaksanakan upacara ini pada hariga melaksanakan upacara ini pada hari Mesa-sankrantiMesa-sankranti
dan haridan hari
Tula-sankrantTula-sankranti yang dalami yang dalam yogayoga disebutdisebut Vyatipata.Vyatipata. PadaPada
hari itu,hari itu,
ketigaketiga tithitithi bulan berdampingan yaitu ketika sedangbulan berdampingan yaitu ketika sedang
gerhaba bu-gerhaba bu-
lan ataupun gerhana matahari yang terjadi pada hari ke-lan ataupun gerhana matahari yang terjadi pada hari ke-
duabelasduabelas
pada bulanpada bulan SravanSravana (Bhag.7.14.20).a (Bhag.7.14.20).
2. Karena peranannya demikian penting, maka dalam Jyotir-Veda termuat atu-
nya dengan konsep Geocentris. Bhumi dianggap sebagai planet statis yang
mengambang diangkasa dan dikelilingi planet-planet lain yang mengitarinya.
3. Bagian dari Jyotir-Veda yang memuat perhitungan Astronomik ru-
mit adalah (antara lain) Surya-Siddhanta yang dikatakan di-ajarkan
oleh utusan Deva Matahari kepada sang Arsitek para Asura yaitu
Maya Danava pada akhir Satya-Yuga yang telah lewat. Hal ini ditu-
njukkan oleh sloka Surya-Siddhanta berikut.
Wahai Maya, dengarlah dengan penuh perhatian. Ilmu Astronomi
yang mu
lia ini yang Deva Matahari ajarkan kepada para Rishi pada setiap
Yuga. Sa
ya ajarkan ilmu pengetahuan kuno yang sama itu (kepada anda).
Tetapi per
bedaan antara ilmu kuno dan ilmu sekarang terjadi karena masalah
waktu
akibat perputaran Yuga-Yuga itu. Begitu kata utusan Surya kepada
Maya.4. Jyotir-Veda (Surya-Siddhanta) menjelaskan tentang 7 (tujuh) planet yaitu Ma-
tahari (Aditya), Bulan (Soma), Mercuri (Budha), Venus(Sukra), Mars (Angara-
ka), Jupiter (Brhaspati) dan Saturnus (Sanaiscara) tanpa me-nyebut adanya
planet Neptunus, Uranus ataupun Pluto. Tetapi, ia menyebut adanya planet
Rahu dan Ketu.
5. Topik-topik yang dibahas dalam Surya-Siddhanta adalah:
a. Perhitungan posisi rata-rata (tengah) dan posisi sebenarnya planet-planet
di langit.
b. Perhitungan menetapkan derajat lintang dan derajat bujur serta koordinat
c. Peramalan waktu terjadinya gerhana bulan dan gerhana matahari, baik ger
hana penuh ataupun sebagian.
d. Peramalan waktu ketika planet terletak sejajar dengan
bintang ataupun planet-planet lain.
e. Perhitungan waktu terbit dan tenggelammnya planet dan
bintang.
f. Perhitungan fase-fase Bulan.
g. Perhitungan waktu ketika planet-planet berjejer pada sa-
tu garis lurus.
h. Uraian tentang kosmologi/kosmograpi.
i. Uraian tentang peralatan Astronomi, dan
j. Pembicaraan tentang macam-macam waktu.
III. MULAINYA KALI-YUGA SEBAGAI DASAR PERHITUNGAN
ASTRONOMIK
1. Dalam Jyotir-Veda (Surya-Siddhanta), waktu diukur dalam hari sejak Kali-Yu
ga mulai dan didasari asumsi bahwa posisi ke-tujuh planet ( yaitu Matahari,
Bulan, Mercuri, Venus, Mars, Jupiter dan Saturnus) terletak se-jajar dengan
bintang Zeta Piscium (Revati) pada hari nol. Bintang ini (Revati) dijadikan ti-
kan titik nol oleh para Astronomer Jyotir-Veda untuk menghitung derajat bu-
jur semesta. Posisi planet Rahu pada hari nol itu diasumsikan 180 derajat da
ri bintang Revati.
2. Menurut Jyotir-Veda, Kali-Yuga mulai tgl.18 Pebruari 3102 SM ketika (dilihat
dilihat tengah malam dari Ujjain, India), ketujuh planet ( Matahari, Bulan,
Mercuri, Venus, Mars, Jupiter dan Saturnus), tidak dapat dilihat, sebab me-
reka berjejer pada satu garis lurus di balik bhumi. Sementara itu, planet
Rahu yang gelap tepat berada di-atas Bhumi dan tak terlihat di malam nan
gulita.
3. Dalam menghitung kedudukan (posisi) planet di langit, pa-
ra Astronomer Jyotir-Veda perlu memahami ahargana yak-
ni jumlah hari tepat Kali-Yuga yang telah lewat. Astronomer
India Aryabhata menulis bahwa dia berusia 23 tahun ketika
3.600 tahun Kali-Yuga telah berlalu. Oleh karena Aryabhata
lahir th. 476 M, maka (setelah melalui perhitungan) tgl.1 Ok-
tober 1965 adalah hari ke 1.850.569 Kali-Yuga. Berdasarkan data ini diketa
hui bahwa Kali-Yuga mulai pada tgl.18 Pebruari 3102 SM.
4. Oleh karena Kali-Yuga mulai 3102 SM sedangkan tahun Masehi sudah le-
wat selama 2006, maka para Vaisnava berkesimpulan bahwa perang Kuru-
ksetra terjadi 5108 tahun atau 51 abad yang lalu.
IV. JYOTIR VEDA DAN ASTRONOMI MODERN
1. Jyotir-Veda (Surya-Siddhanta) mendasari perhitungan astronomiknya de-
ngan konsep Geocentric yaitu planet Bhumi sebagai statis sementara pla
net-planet lain berputar mengelilinginya (lihat uraian II.2). Sedangkan As-
tronomi modern (barat) mendasari perhitungannya dengan konsep Helio-
centric yaitu Bhumi berputar bersama-sama planet-planet lain mengelilingi
matahari.
2. Perbedaan dasar perhitungan tersebut tidak berpengaruh besar pada hasil
perhitungan. Hal ini ditunjukkan oleh data-data berikut.
GEOCINTRIC
HELIOCENTRIC
NAMA
PLANET
NAMA PLANET
DALAM VEDA
JARAK DARI MATAHARI
(KM)
JYOTIR-VEDA AS. MODERN
SATURNUS
JUPITER
MARS
VENUS
MERCURI
SANAISCARA-
GRAHA
BRHASPATI-GRAHA
ANGARAKA-GRAHA
SUKRA-GRAHA
BUDHA-GRAHA
1.361.727.000
757.848.000
230.193.000
108.371.000
55.007.000
1.427.497.000
777.276.000
227.204.000
107.623.000
58.296.000
NAMA
PLANET
NAMA PLANET
DALAM VEDA
JUMLAH HARI DALAM
SETAHUN
JYOTIR-VEDA AS. MODERN
SATURNUS
JUPITER
MARS
VENUS
MERCURI
SANAISCARA-
GRAHA
BRHASPATI-GRAHA
ANGARAKA-GRAHA
SUKRA-GRAHA
BUDHA-GRAHA
10.766
4.332
687
225
88
10.754
4.333
687
225
88
3. Karena menunjukkan hasil perhitungan yang hampir sama, para Astrono-
mer modern (David Pingree, George Toomer, Van Der Waerden, dsb) ber
kesimpulan bahwa ilmu Astronomi Veda di-import dari Yunani pada abad
permulaan ajaran Kristen menyebar.
4. Tetapi dalam hal diameter setiap planet, ukuran Jyotir-Veda menunjuk-
kan perbedaan significant dari ukuran Astronomi modern atas planet Ju-
piter, Venus dan Matahari.
NAMA
PLANET
NAMA
PLANET
DALAM
VEDA
DIAMETER (KM)
JYOTIR
VEDA
AS.
MODERN
SATURNUS
JUPITER
MARS
VENUS
MERCURI
BHUMI
BULAN
MATAHARI
SANAISCARA-
GRAHA
BRHASPATI-GRAHA
ANGARAKA-GRAHA
SUKRA-GRAHA
BUDHA-GRAHA
PRTHIVI-GRAHA
SOMA-GRAHA
SURYA-GRAHA
118.876
66.973
6.069
6.452
4.840
12.872
3.861
52.292
115.848
139.742
6.743
12.164
4.988
12.756
3.475
1.391.9625. Perbedaan ini mungkin disebabkan oleh:
a. Salah copy (salin) sloka-sloka Surya-Siddhanta dimasa
lalu yaitu radius dianggap diameter atau sebalik-nya.
b. Ilmu pengetahuan Jyotir-Veda (Surya-Siddhanta) dimengerti secara ke-
liru pada suatu jaman dimasa lalu setelah Kali-Yuga mulai (lihat uraian
II.3 dimuka).
c. Ketidak sempurnaan pengamatan oleh para Astronomer modern.
V. GERAKAN PLANET DAN BINTANG
1. Menurut Jyotir-Veda, semua planet dan bintang bergerak berputar mengeli-
lingi poros (axis) tetap yang memanjang dari Gunung Sumeru keatas melalui
Dhruva-loka (Bintang Kutub atau Pole Star). Dikatakan, “Semua planet dan
bintang berputar mengelilingi Dhruva-loka menurut orbitnya
masing-masing. Mereka di-ikat seperti itu oleh Kepribadian
Tuhan YME dalam susunan alam material sesuai dengan de-
karma nya, dan me-ngelilingi Dhruva-loka karena kekuatan
angin. Mereka akan terus bergerak demikian sampai dengan
akhir masa ciptaan” (Perhatikan Bhag.5.23.2-3).
2. Veda tidak menyebut “Daya Gravitasi” sebagai penyebab planet dan bintang
mengambang dan berputar di-angkasa, tetapi karena kekuatan angin yaitu
angin pravaha. Angin ini adalah energi yang memancar dari Ananta Sesa ya-
ng menopang seluruh dunia di alam semesta.
3. Dalam hubungan ini, Tuhan Krishna berkata, “Gam avisya ca bhutani dhara-
yamy aham ojasa, Saya masuk kesetiap planet dan karena tenagaKu, mere-
ka mengambang dan dan berputar pada orbitnya” (Bg.15.13). Didalam Veda
disebutkan ada 49 (empat puluh sembilan) jenis angin. Tetapi Jyotir-Veda
(Jyotir-Veda) hanya menyebut 7 (tujuh) jenis angin yaitu: Avaha, Samvaha,
Pravaha, Udvaha, Suvaha, Parivaha dan Paravaha.
4. Sampai saat ini, sebab adanya daya gravitasi yang dimiliki setiap planet dan
bintang, masih merupakan misteri. Newton sendiri tidak menjelaskan
kenapa ada gravitasi. Dia hanya berkata bahwa theori
gravitasinya hanyalah merupakan penjelasan numerik
atas akibat-akibat yang dapat dilihat di angkasa. Dan
di katakan olehnya bahwa gravitasi adalah “Action in
a distance”.
VI. HAKEKAT BINTANG
1. Menurut Astronomi modern, bintang adalah matahari yang berada amat jauh
dari Bhumi. Dan, matahari kita adalah salah satu dari triliyunan bintang yang
ada di alam semesta. Theori “banyak matahari” ini tidak diterima oleh Veda.
2. Tuhan Krishna berkata, “Naksatranam aham sasi, di-antara bin-
tang-bintang, Saya adalah bulan” (Bg.10.21, dan perhatikan pu-
la Bg. 13.34, “Yatha prakasayaty ekah, krtsnam lokam imam ra-
vih). Jadi Bulan adalah satu bintang paling utama, dan bintang-
bintang itu adalah sejenis Bulan yang memantulkan cahaya Ma-
tahari. Mungkin bintang-bintang itu memiliki cahaya sendiri, te-
tapi mereka bukan Matahari yang bercahaya amat kemilau setiap hari.
3. Bintang-bintang (dalam konstelasi) Karttika dikatakan oleh Veda sebagai pa-
ra istri Bulan. Tujuh bintang dalam konstelasi Big-Dipper adalah Sapta Rishi.
Revati dikatakan sebagai putri Raja Revata. Arundhati yang merupakan sa-
lah satu bintang di langit, dikatakan istri Rishi Vasistha, dan sebagainya.
4. Veda (Bhag.5.22.11) menyebut adanya 28 (dua puluh delapan) naksatra, ra-
si/konstelasi bintang utama yang terletak 1.574.400 km (=200.000 y) di-atas
Bulan. Dari jumlah ini, 27 berada sepanjang Ecliptic (orbit Matahari) dan di-
pakai sebagai dasar menghitung Bulan menyelesaikan satu kali orbitnya
(yaitu 27,3 hari).
5. Ke 28 naksatra tersebut berada dalam Sisumara-Cakra
(Bhg.5.23.7) yaitu suatu wujud imaginer berupa binata-
tang (ikan lumba-lumba) yang dibentuk oleh konstelasi
bintang-bintang itu. Dikatakan bahwa setiap naksatra
(rasi bintang) itu berada di bagian tertentu pada badan
Sisumara-Cakra. (Lihat daftar dihalaman berikut).
6. Veda selanjutnya menjelaskan bahwa dalam masa 12 (dua-belas) bulan ber
edar, Matahari bersinggungan dengan 12 (dua-belas) naksatra (rasi-bintang
atau zodiak) yang diberi nama sesuai dengan bentuknya yaitu: Karkata (ke-
piting), Simha (singa), Kanya (gadis), Tula (timbangan), Vrscika (kalajengki-
ng), Dhanur (pemanah), Makara (ikan hiu), Kumbha (orang menuang air), Mi
na (ikan), Mesa (kambing), Vrsabha (lembu) dan Mithuna (dua manusia).
7. Ke 28 naksatra (rasi/konstelasi bintang) beserta nama padanan nya dalam
Astronomi modern dapat dilihat pada halaman berikut.
Sedangkan ke 12 naksatra yang menjadi tanda perbintangan dalam Astrolo
gi Veda, disajikan pada halaman selanjutnya.
DAFTAR NAMA NAKSATRA PADA SISUMARA-CAKRA
NO
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
BAGIAN BADAN
SISUMARA-
CAKRA
KANAN
KANAN
KANAN
KANAN
KANAN
KANAN
SIRIP KANAN
PINGGANG
PINGGANG
SIRIP KIRI
SIRIP KIRI
SIRIP KIRI
SIRIP KIRI
SIRIP KIRI
SIRIP KIRI
SIRIP KIRI
SIRIP KIRI
SIRIP KIRI
BAHU KIRI
TELINGA KIRI
MATA KIRI
LOBANG HIDUNG
KIRI
LBG HIDUNG
KANAN
MATA KANAN
MATA KIRI
BAHU KANAN
NAMA NAKSATRA
REVATI
ASVINI
BHARANI
KRTTIKA
ROHINI
MRGASIRSA
ARDRA
PUNARVASU
PUSYA
ASLESA
MAGHA
PURVA-PHALGUNI
UTTARA-PHALGUNI
HASTA
CITRA
SVATI
VISAKHA
ANURADHA
JYESTHA
MULA
PURVASADHA
UTTARASADHA
ABHIJIT
SRAVANA
DHANISTHA
SATABHISA
PURVABHADRA
UTTARABHADRA
NAMA PERBINTANGAN
MODERN
ZETA PISCIUM
ALPHA ARIETIS
MUSCA
PLEIADES
ALPHA TAURI
LAMBDA ORIONIS
ALPHA ORIONIS
BETA GENIMORUM
DELTA CANCRI
ALPHA 1 & 2 CANCRI
ALPHA LEONIS
DELTA-LEONIS
BETA LEONIS
GAMMA ATAU DELTA
CORVI
ALPHA VIRGINIS
ALPHA BOOTIS
XI LIBRA
DELTA SCORPIONIS
ALPHA SCORPIONIS
NU SCORPIONIS
DELTA SAGITTARII
TAU SAGITTARII
ALPHA LYRI
ALPHA AQUILAE
ALPHA DELPHINI
LAMBDA AQUARII
ALPHA PEGASI
ALPHA ANDROMEDA
KEDUDUKAN PLANET- PLANET PADA SISUMARA CAKRA
No BAGIAN BADAN
SISUMARA
CAKRA
NAMA PLANET KETERANGAN
1. UJUNG EKOR
2. EKOR
3. BAGIAN BAWAH
EKOR
4. KEDUA PAHA
5. BAWAH PERUT
6. BAGIAN ATAS DAGU
7. BAGIAN BAWAH
DAGU
8. MULUT
9. KEMALUAN
10. BAGIAN ATAS
LEHER
11. DADA
12. LUBUK HATI
13. PIKIRAN (KEPALA)
14. PUSAR
15. KEDUA PUTTING
SUSU
16. NAFASNYA
17. LEHER
18. PADA SELURUH
BAGIAN
BADAN
DHRUVA-LOKA
PLANET PARA DEVA PRAJAPATI,
AGNI, INDRA
DAN DHARMA
PLANET PARA DEVA DHATA DAN
VIDHATA
PLANET PARA RISHI SAPTA RISHI
SUNGAI GANGA MILKY
WAY/BIMA-SAKTI
AGASTYA-LOKA
YAMA-LOKA
ANGARAKA-GRAHA MARS
SANAISCARA-GRAHA SATURNUS
BRHASPATI-GRAHA JUPITER
SURYA-GRAHA MATAHARI
SINGGASANA TUHAN
NARAYANA
SOMA-GRAHA BULAN
SUKRA-GRAHA VENUS
PLANET DEVA KEM- ASVINI-KUMARA
BAR
BUDHA-GRAHA MERCURI
PLANET RAHU
BERMACAM-MACAM
KOMET
BERMACAM-MACAM
BINTANG
GAMBAR 12 TANDA
PERBINTANGAN DA-
LAM ASTROLOGI
VEDA
VII. GERHANA BULAN DAN MATAHARI
1. Menurut Veda, diatas Bhumi adalah antariksa, wilayah langit dimana tidak
ada angin berhembus dan awan bergerak. Kemudian, 1.158.480 km (= 90.
000 y) diatas Bhumi adalah planet Rahu, dan 128.720 km (=10.000 y) diat-
as Rahu adalah planet Matahari. Selanjutnya 2.574.000 km (200.000 y) di-
atas matahari adalah planet Bulan. Jarak ini adalah garis tegak lurus ke-
atas dari permukaan Bhu-mandala.
2. Dalam pustaka Veda dikatakan bahwa
planet Rahu adalah penyebab ter-jadi-
nya gerhana Bulan dan gerhana Mata-
hari ketia ia lewat didepan Bulan atau-
pun matahari. Hal ini sangat berlawan-
an dari pandangan Astronomi modern
yang menyatakan bahwa gerhana Matahari terjadi karena Bulan lewat di
depan Matahari. Dan gerhana Bulan terjadi karena Bulan melewati baya-
ngan Bhumi.
3. Jyotir-Veda (Surya-Siddhanta) menjelaskan tentang gerhana serupa de-
ngan pandangan Astronomi modern. Tetapi Jyotir-Veda juga menyebut
peranan planet Rahu dalam proses terjadinya gerhana Bulan dan Mata-
hari. Sebab menurut perhitungan Jyotir-Veda, planet Rahu (maupun Ke-
tu) selalu berada posisi garis lurus dengan Bulan ketika terjadi gerhana
Bulan, dan pada posisi garis lurus dengan Matahari ketika terjadi gerha-
na Matahari. Dengan kata lain, ketika terjadi gerhana Matahari, planet Rahu
tepat berada pada orbit Matahari dalam garis lurus dengan Bulan dan Bhu-
mi. Dan ketika terjadi gerhana Bulan, planet Rahu tepat melewati bayangan
Bhumi dalam garis lurus dengan Matahari.
4. Penjelasan Veda bahwa Bulan ataupun Matahari meng-
alami gerhana karena terhalangi/tertutupi (= dimakan)
oleh Rahu ataupun Ketu, adalah karena Rahu dan Ketu
memegang peranan amat penting dalam Astrologi Veda.
Posisi keduanya di langit pada suatu saat tertentu, sa-
ngat berpengaruh pada peristiwa-pristiwa yang terjadi
di Bhumi. Karena itu, para Astronomer Jyotir-Veda ha-
rus tahu dimana Rahu dan Ketu berada pada setiap saat di langit.
5. Peranan Rahu (dan juga Ketu) dalam gerhana Bulan dan Matahari secara
tradisional bersumber dari lila Tuhan Sri Visnu membantu para Deva dan
Asura dalam meng-aduk lautan susu untuk mencari amrita.
Rahu yang menyamar sebagai Deva supaya bisa ikut minum
amrita, dilaporkan kepada Sri Visnu oleh Soma (Bulan) dan
Surya (Matahari). Dalam inkarnasiNya sebagai Mohini, Sri Vis-
nu memenggal kepala Rahu dengan cakraNya. Sejak saat itu,
Rahu yang hanya berupa kepala saja selalu berusaha meng-
hancurkan Bulan dan Matahari dengan menelan mereka.
6. Di dunia Barat pun ada ceritra kuno yang menjelaskan bahwa gerhana Bu-
lan dan Matahari terjadi karena ulah Demon (Asura). Pada satu lukisan Mu-
slim th. 1272 M digambarkan malaikat Shamshurah berperang melawan
Demon gerhana dalam wujud seekor Naga.
Pada lukisan Raphael th.1504 M digambar-
kan St George bertempur melawan Demon
gerhana yang berwujud Naga berkaki.
7. Ceritra-ceritra kuno seperti itu serupa de-
ngan lila (ceritra rohani) Sri Visnu bertem-
pur me-lawan para Asura dan me-menggal
kepala sang Asura Rahu.
VIII. BHUMI SEBAGAI BHU-GOLA, PLANET KECIL
1. Untuk keperluan hidup masyarakat sehari-hari dalam menentukan hari ba-
ik pelaksanaan ritual agama, Jyotir-Veda mendasari perhitungan Astrono-
miknya dengan meng-anggap Bhumi sebagai Bhu-gola, planet ke-
cil yang berdiameter 12.872 km (1.000 y). Dunia bulat kecil ini,seba
gaimana di-lihat berdasarkan pengamatan indriya jasmani, adalah
dunia tiga domensi pola Cartesian-Eucledian Geometri.
2. Tetapi Purana-Veda (khususnya Bhagavata-Purana atau Srimad
Bhagavatam) men-jelaskan Bhumi tidak sebagai Bhu-gola, dunia
bulat kecil, tetapi sebagai Bhu-mandala, dunia datar amat luas berupa pi-
ringan (cakram) yang berdiameter 6.436 juta km (= 500 juta y).
3. Oleh karena Bhu-mandala adalah bidang datar amat luas yang memben-
tang sampai ke dinding atau kulit alam semesta material, maka proyeksi-
nya adalah ecliptic, bindang bundar datar semesta yang berada dibagian
tengah alam semesta material. Dengan kata lain, ecliptic ini adalah orbit
matahari. Di bawah Bhu-mandala adalah planet-planet Bila-svarga (Atala,
Vitala, Sutala, Talatala, Mahatala, Rasatala dan Patala) dan
dibawahnya lagi adalah samudra Garbha.
4. Bhumi sebagai Bhu-golam (planet kecil) adalah bagian te-
ngah dari Bhu-mandala dan disebut Jambu-dvipa. Diteng-
ah-tengan Jambu-dvipa ber-diri tegak Gunung Sumeru ya-
ng menjadi pasak (axis) alam semesta material.
IX. KONSEP DUA MACAM BHUMI: BHU-GOLA DAN BHU-MANDALA
1. Jadi Veda menjelaskan adanya dua macam Bhumi yaitu: a. Bhu-gola, Bhu-
mi bulat kecil yang dilihat dan dimengerti dalam kehidupan sehari-hari se-
tiap orang. Dan, b. Bhu-mandala, Bhumi datar amat luas berupa piringan
(cakram) yang tidak dilihat dan dimengerti dalam kehidupan sehari-hari se
tiap orang.
2. Konsep Bhu-mandala yaitu Bhumi amat luas berupa piringan adalah kon-
sep Kosmologi yang telah ada sejak jaman purbakala, dan dikenal (di me-
ngerti) secara luas oleh masyarakat dunia pada masa Dvapara, Treta dan
Satya-Yuga. Tetapi menjelang awal Kali-Yuga, konsep Bhu-mandala ting-
gal bekas-bekasnya saja.
3. Dua akhli sejarah yaitu Giorgio de Santillana dan Hertha von Dechend me-
nyatakan bahwa mereka punya bukti-bukti tentang adanya kebudayaan le-
leluhur sama diseluruh dunia pada masa silam. Mereka berkata bahwa Ke-
budayaan kuno ini memiliki ajaran Astronomi ilmiah, tetapi ajarannya itu di
ungkapkan dengan instilah-istilah yang pada jaman modern sekarang dise-
but mitos (dongeng). Sebab orang-orang modern dewasa ini tidak memaha
minya.
a. “Bhumi” adalah bidang datar yang membentang pada Eclip-
tic (orbit Matahari).
b. “Bhumi daratan” adalah bidang datar yang membentang pa-
da Equator semesta.
c. “Bhumi yang sebenarnya” (Bhumi yang dihuni) bukan berar
ti tanah yang ditempati, tetapi bagian dari kumpulan rasi bin
tang (zodiak) yang terletak 24 derajat disebelah kiri dan ka-
nan Ecliptic.
d. Pada puncak, dibagian tengah yang tinggi, diatas “bidang daratan” ya-
ng membentang pada Equator, adalah bintang kutub (Pole Star).
e. Pada puncak yang berlawanan yaitu dibalik kedalaman air yang ada di-
bagian bawah dan tidak terlihat dari garis lintang kita, adalah kutub se-
latan yaitu bintang Conopus.
4. Penjelasan tentang Bhumi sebagaimana diuraikan diatas, cocok dengan
penjelasan Veda tentang Bhu-mandala. Menurut Veda, dibawah bidang da
tar Bhu-mandala (yaitu ke-arah selatan) adalah 7 (tujuh) susunn planet Bi-
la-svarga,dan dibawahnya lagi adalah samudra Garbha yang air nya me-
menuhi ½ ruang alam semesta materal (lihat uraian VIII.3 diatas).Sedang-
kan bintang kutub (Pole Star) yang berada di utara adalah Dhruva-loka.
Dan bintang Conopus yang ada di selatan adalah Agastya-loka.
5. Kosmologi yang serupa dengan Kosmologi Veda tentang Bhu-mandala,
ditemukan secara luas diseluruh pelosok dunia berupa ceritra-ceritra ya-
ng sudah “mem-fosil”yaitu ceritra kuno yang telah kehilang-
an makna aslinya tetapi dilestarikan dengan makna menyim-
ng dalam kehidupan ber-bagai ras dan suku bangsa kuno di-
masa silam.
6. Salah satu dari banyak ceritra kuno itu adalah Norse Mytho-
logy. Pada gambar di-samping nampak Bhumi sebagai ling-
karan pulau yang dikelilingi oleh samudra. Ditengah-tengah
Bhumi berdiri satu Gunung besar amat tinggi di-mana terle-
tak Asgard, tempat tinggal para Deva. Ini sama saja dengan
uraian Veda bahwa di tengah- tengah Jambu-dvipa ber-diri
Gn Sumeru yang men-jadi axis (pasak) alam semesta mate-
rial dan tempat tinggal para Deva (lihat uraian VIII. 4 di muka
dan dibelakang).
7. Konsep Kosmologi Veda tentang Bhu-mandala dan Gunung Sumeru
yang besar dan tinggi berada ditengah-tengahnya dan dikelilingi samu-
dra, serupa dengan pandangan orang Yunani kuno bahwa Gn Olympus
terletak di tengah-tengah Bhumi dan men-jadi pasak alam semesta ma-
terial. Bagi orang Babylonia Gn Ziggurat dan bagi orang Iran kuno Gn
Elbruz adalah pasak alam semesta material. Selanjutnya,di negeri lain,
bagi orang Jerman kuno Gn Humingbjorg, bagi orang Inggris kuno Gn.
Irmingsul, dan bagi orang China kuno Gn Khun Lun adalah pasak se-
mesta yang me-nyangga segala sesuatu di dunia ini. Fakta-fakta ini di-
raikan oleh Mircea Eliade dalam bukunya yang ber-judul “Shamaism”.
8. Dalam bukunya yang berjudul “Science And Civilization in China”, sa-
ng penulis Needham menyebut adanya “Wheel Map” peta roda. Peta ini
meng-gambarkan Bhumi sebagai lingkaran pulau yang mengelilingi sa-
tu Gunung. Dikatakan bahwa Kosmologi seperti ini sangat umum di ma
syarakat China kuno.
X. JAMBU-DVIPA SEBAGAI BAGIAN BHU-MANDALA
1. Jambu-dvipa adalah salah satu dari 7 (tujuh) dvi-
pa yang membentuk Bhu-mandala. Jambu-dvipa
terletak dibagian tengah Bhu-mandala dan dikeli-
lingi oleh samudra air asin. Ditengah Jambu-dvipa berdiri Gn Sumeru.
2. Dikatakan bahwa Jambu-dvipa memiliki 9 (sembilan) wilayah (varsa) yang
masing-masing panjangnya adalah 115.048 km (= 9.000 y). Salah satu da-
ri varsa itu adalah Bharata-varsa yang devasa ini dimengerti sebagai wila-
yah negara India. Disebut Jambu-dvipa karena disini tumuh pohon jambu.
3. Pada masa pemerintahan Raja Yudhisthira, orang-orang bisa berhubung-
an dengan penduduk semua varsa lain di seluruh Jambu-dvipa. Dan pada
masa pemerintahan Raja Dhruva, penduduk memiliki akses ke seluruh wi-
layah Bhu-mandala.
GAMBAR WILAYAH JAMBU-DVIPA
1
2
3
4
5
6
7
9
8
1= ILLAVRTA-VARSA
2 = RAMYAKA-VARSA
3 = HIRANMAYA-VARSA
4 = KURU-VARSA BHAUMA
5 = BHADRASVA-VARSA SVARGA
6 = HARI-VARSA
7 = KIMPURUSA-VARSA
8 = KETUMALA-VARSA
9 = BHARATA-VARSA
GN HIMALAYA
GN HEMAKUTA
GN NISHADA
GN GANDHAMADANA
GN MANDARA
GN NILA
GN SVETA
GN SRNGAVAN
GN MALYAVAN
GN KUMUDA
GN MERU-MANDARA
GN TRISIRA & GN MAKARA
GN JATHARA & GN DEVAKUTA
GN PAVANA & GN PARIYATRA
GN KAILASA & GN KARIVARA
GN SUMERU
GN SUPARSVA
(P.MANGGA)
(P. JAMBU)
(P KADAMBA)
(P BERINGIN)
D.AIR SUSU / T.NANDANA
D.AIR MADU / T.CAITRARATHA
D.AIR TEBU / T. VAIBHRAJAKA
D.AIR SEGAR / T.SAR
VATOBHADRA
4. Adapun ke 9 varsa Jambu-dvipa tersebut dapat dijelaskan secara ring-
kas sebagai berikut.
NO. NAMA VARSA LETAK ANTARA DUA
GUNUNG
PENJELASAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
RAMYAKA-VARSA
BHADRASVA- VARSA
HARI-VARSA
KETUMALA-VARSA
HIRANMAYA-VARSA
KURU-VARSA
KIMPURUSA-VARSA
ILAVRTA-VARSA
BHARATA-VARSA
GN NILA– GN MANDARA
GN MERU-MANDARA– GN
GANDAMADHANA
GN SUPARSVA - GN NISHA-
DA
GN KUMUDA – GN MALYA-
VAN
GN NILA – GN SVETA
GN SVETA– GN SRNGAVAN
GN NISHADA– GN HEMAKU-
TA
GN SUMERU–SEMUA GN
YG
MENGELILINGINYA
GN HEMAKUTA– GN HIMA-
LAYA
DIPERINTAH OLEH VAIVASVATA MANU DAN BERSAMA
RAKYATNYA MEMUJA INKARNASI TUHAN SEBAGAI
MATSYA.
DIPERINTAH OLEH BHADRASVARA PUTRA YAMA,DAN
BERSAMA RAKYATNYA MEMUJA INKARNASI TUHAN
SEBAGAI HAYASIRSA.
DISINI PENDUDUK MEMUJA INKARNASI TUHAN SEBA-
GAI NRSIMHADEVA.
DISINI PENDUDUK MEMUJA INKARNASI TUHAN SEBA-
GAI KAMADEVA.
DIPERINTAH OLEH ARYAMA DAN BERSAMA RAKYAT-
NYA MEMUJA INKARNASI TUHAN SEBAGAI KURMA.
DIPERINTAH OLEH PRTHIVI DAN BERSAMA RAKYAT-
NYA MEMUJA INKARNASI TUHAN SEBAGAI VARAHA.
DIPERINTAH OLEH ARSTISENA. IA BERSAMA HANU-
MAN DAN RAKYATNYA MEMUJA INKARNASI TUHAN
SEBAGAI SRI RAMA.
DISINI PENDUDUK MEMUJA INKARNASI TUHAN SEBA-
GAI SANKARSANA.
DISINI PENDUDUK MEMUJA INKARNASI TUHAN SEBA-
GAI NARA-NARAYANA RISHI YANG TINGGAL DI BADA-
RIKASRAMA HIMALAYA.
5. Di Ilavrta-varsa Deva Siva dikelilingi oleh 10 billion pelayan Devi Durga
yang semuanya melayani beliau (Siva). Di Varsa ini Siva bermeditasi ke-
pada Sankarsana, perbanyakan Tuhan Krishna yang menjadi sumber ke
beradaan dirinya. Deva Siva berdona dengan meng-ucapkan mantra sbb. :
“Om namo bhagavate maha purusaya sarva guna sankhyanayanan
tayavyaktaya nama iti, O Tuhan Yang Maha kuasa, saya sujud ke-
pada Anda dalam perbanyakan Mu sebagai Sankarsana. Anda ada-
lah sumber segala sifat-sifat rohani. Meskipun Anda ber-hakekat
tak terbatas, namun Anda tetap tidak bisa dimengerti oleh mereka
yang bukan penyembahMu” (Bhag.5.17.16).
XI. BHAUMA-SVARGA
1. Veda menjelaskan bahwa dari ke 9 (sembilan) varsa wilayah Jambu-dvipa,
8 (delapan) varsa (Ramyaka, Bhadrasva, Hari, Ketumala, Hiranmaya, Kuru,
Kimpurusan dan Ilavrta) termasuk bagian Bhauma-svarga. Sedangkan sa-
tu varsa lainnya yaitu Bharata-varsa adalah wilayah tempat melakukan ber-
aneka-macam kegiatan pamerih yang menyengsarakan.
2. Kedelapan varsa tersebut yang termasuk Bhauma-svarga,
diperuntukkan bagi mereka yang saleh. Setelah kembali (ja-
tuh) dari Divya-svarga, mereka (sebagai jiva rohani-abadi)
menikmati sisa-sisa perbuatan (karma) bajiknya dengan la-
hir disalah satu dari wilayah-wilayah Bhauma-svarga yang
ada di Jambu-dvipa (perhatikan Bhag.5.17.11).
3. Di Bhauma-svarga, orang-orang hidup selama 10.000 tahun Bhumi. Mereka
nampak tampan hampir seperti para Deva dengan kekuatan pisik 10.000 ga-
jah per orang, badan tegap dan bersinar bagaikan kilat. Masa mudanya su-
ngguh menyenangkan. Mereka menikmati hubungan badan (dalam kehi-
dupan berkeluarga) sepuasnya dalam jangka waktu amat lama. Para istri
hanya mengandung dan melahirkan anak sekali saja selama hidupnya.
Standar kebahagiaan hidup mereka sama dengan kebahaiaan hidup pen-
duduk Treta-Yuga (perhatikan Bhag.5.17.12).
4. Di Bhauma-svarga ada banyak kebun dan taman indah pe-
nuh bunga dan buah-buahan menurut musim, dan juga ba-
nyak tempat pertapaan indah. Disana ada banyak danau
amat luas ber-air nan jernih dan indah dengan bunga - bu-
nga padma. Burung angsa, bebek, belibis, bangau dan la-
in nya hidup gembira karena bau wangi bunga-bunga pad-
ma itu dan suara lebah mendengung. Semua danau dan wilayah disekitar
nya adalah tempat para Deva beserta istrinya bersenang-senang (perhati
kan Bhag.5.17.13).
XII. BHARATA-VARSA
1. Veda menyatakan bahwa Bharata-
varsa adalah tempat bekerja keras
yang menyengsarakan. Tetapi da-
ri segi spiritual, lahir di Bharata-varsa sungguh menguntungkan, sehing-
ga para Deva ingin kelak lahir disini.
2. Para Deva berdoa, “Sungguh mulia lahir di Bharata-varsa. Pastilah mere-
ka (sang manusia) telah pernah melakukan kegiatan bajik (pelayanan bhak
ti) sehingga kini bisa melakukan lagi pelayanan bhakti kepada Kepribadian
Tuhan YME dengan berbagai cara. Kami mencapai kedudukan sebagai De-
va setelah melakukan banyak kegiatan saleh. Tetapi apa nilainya
sebagai Deva? Disini (di Svargaloka) kami hanya sibuk dengan
kegiatan pemuasan Indriya, sehingga kami sulit mengingat kaki
padma Tuhan Narayana dan bahkan melupankannya.
“Hidup singkat di Bharata-varsa lebih baik dari pada hidup milya-
ran tahun di Brahma-loka. Sebab hidup amat lama seperti itu pa-
da akhirnya tetap men-jerat seseorang dalam lingkaran kelahiran
dan kematian. Tetapi dengan hidup sebentar di Bharata-varsa, seseorang
dengan cepat bisa me-ngembangkan Kesadaran Krishna untuk men-capai
kesempurnaan hidup kembali pulang ke dunia rohani Vaikuntha-loka.
“Bilamana kami masih memiliki sisa-sisa karma bajik, semoga kami bisa
lahir di Bharata-varsa sebagai makhluk manusia supaya mudah menging-
at kaki padma Tuhan Hari. Beliau begitu baik hati kepada masyarakat ma-
nusia, sehingga Beliau ber-inkarnasi di Bharata-varsa (sebagai Sri Rama
dan Sri Krishna) untuk me-nambah keberuntungan penduduknya” (Perha-
tikan Bhag.5.19.21-23 dan 28).
XIII. PEGUNUNGAN-PEGUNUNGAN DI JAMBU-DVIPA
Ada 20 (dua puluh) Gunung utama disebutkan terdapat di Jambu-dvipa sela-
in Gn Sumeru. Mereka dapat dijelaskan secara ringkas sebagai berikut.
1. Gn Sumeru, terbuat dari emas, nampak berkilauan bagaikan api dan menja-
di pasak alam semesta. Tinggi = 1.081.248 km (84.000 y). 1 y = 8 mil dan 1
mil = 1,609 km. Tertanam di dalam Bhumi = 205.952 km (16.000 y). Lebar
puncak = 411.904 km (32.000 y) dan lebar dasar 205.952 km (16.000 y).
Ditengah- tengah puncak Sumeru terletak Brahma-puri, ibu kota
Brahma-loka, Ke-empat sisi kota masing-masing panjang nya 10
juta y atau 1.287 juta km. Karena kota ini seluruhnya terbuat da-
ri emas murni, maka ia disebut Sata Kaumbhi. Disekeliling Brah-
ma-loka adalah residen (tempat tinggal) 8 (delapan) Deva utama
pengendali urusan material dunia fana seperti Indra, Yama, Varu-
na, Soma, dsb. Residen (ibu-kota) mereka serupa dengan Brah-
ma-puri, tetapi masing-masing hanya berukuran ¼ nya saja.
2. Gunung-gunung yang berdiri megah pada kaki Gn Sumeru adalah Kuranga
Kusara, Kusumbha, Vaikanka, Trikuta, Sisira, Patanga, Rucaka, Nisadha, Si
nivasa, Kapila, Sankha, Vaidurya, Jarudhi, Hamsa, Rsabha, Naga, Kalanja-
ra dan Narada. Mereka mengelilingi Gn Sumeru bagaikan kelopak-kelopak
bung padma mengelilingi pusarnya.
3. Gn Trisirah dan Gn Makara terletak di utara Gn Sumeru, masin-masing
panjangnya 231.606 km (18.000 y) dan tinggi 25.744 km (2.000 y).
4. Gn Mandara terletak di utara Gn Trisira dan Gn Makara, panjang dan tinggi-
nya masing-masing 128.720 km (10.000 y). Di Utara Gn Mandara adalah Gn
Nila yang panjangnya 23.195 km (1.802 y), lebar dan tingginya masing- ma-
sing 25.744 km (2.000 y). Dan di Utara Gn Nila adalah Gn Sveta yang panja-
ngnya 2.317 km (180 y), tinggi dan lebarnya masing-masing 25.744 km atau
2.000 y.
5. Gn Jathara dan Gn Devakuta terletak di timur Gn Sumeru. Panjang dan ting-
ginya masing-masing adalah sama yaitu 231.606 km (18.000 y) dan 25.744
km (2.000 y). Di timur Gn Devakuta adalah Gn Meru-mandara yang panjang
dan tingginya masing-masing adalah 128.720 km (10.000 y). Dan di timur Gn
Meru-mandara adalah Gn Gandamadhana yang tingginya adalah 25.744 km
(2.000 y)
6. Gn Kailasa dan Gn Karivara terletak di selatan Gn Sumeru. Panjang dan ti-
ngginya masing-masing adalah 231.606 km (18.000 y) dan 25.744 km (2.000
Y). Di selatan Gn Karivara adalah Gn Suparsva yang panjang dan tingginya
masing-masing adalah 128.720 km (10.000 y). Dan di selatan Gn Suparsva
adalah Gn Nishada, Hemakuta dan Himalaya yang tinggi nya masing-masi-
ng adalah 128.720 km (10.000 y).
7. Gn Pavana dan Gn Pariyatra terletak di barat Gn Sumeru. Panjang dan ting-
ginya masing-masing adalah 231.606 km (18.000 y) dan 25.744 km (2.000 y)
Di barat Gn Pavana adalah Gn Kumuda yang panjang dan tingginya adalah
masing-masing 128.720 km (10.000 y). Dan di barat Gn Kumuda adalah Gn
Malyavan yang tingginya 25.744 km (2.000 y).
XIV. SUNGAI-SUNGAI DI JAMBU-DVIPA
1. Ada 4 (empat) sungai utama disebutkan mengalir di Jambu-dvipa dari
empat Gunung yaitu Gn Mandara, Meru-mandara, Suparsva dan Kumuda.
NO. NAMA
GUNUNG
NAMA POHON KETERANGAN
1.
2.
MANDARA
MERU-MANDA-
RA
MANGGA
L = 1.287 KM
(100 Y)
T = 14.159 KM
(1.100 Y)
R CAB. = 14.159 KM
JAMBU
(UKURAN SAMA
DENGAN POHON
MANGGA)
BUAH MANGGA YANG JATUH SEBESAR PUNCAK
GN, PECAH DAN MENGELUARKAN JUICE HARUM
SEMANIS AMRITA DAN MENGALIR DERAS BAGAI-
KAN AIR TERJUN DAN MENJADI SUNGAI ARUNO-
DA YANG MENGALIR KE ILAVRTA-VARSA BAGIAN
TIMUR. ISTRI- ISTRI SALEH PARA YAKSA YANG
MENJADI PELAYAN BHAVANI (DURGADEVI), MI-
NUM AIR SUNGAI ITU HINGGA TUBUHNYA JADI
HARUM DAN MENYEBARKAN BAU WANGI SEJA-
UH 128,7 KM.
BUAHNYA PENUH ISI DAN BERBIJI KECIL, JATUH
SEBESAR GAJAH DARI PUNCAK GN DAN MENGE-
LUARKAN JUICE YANG MENGALIR MEN-JADI SU-
NGAI JAMBUNADI. SUNGAI INI MENGALIR SEJA-
3.
4.
SUPARSVA
KUMUDA
KADAMBA
(UKURAN SAMA
DENGAN POHON
MANGGA)
BERINGIN
(UKURAN SAMA
DENGAN POHON
MANGGA
UH 128.720 KM (1.000 Y) DARI PUNCAK GN ME-
RU-MANDARA MENUJU WILAYAH SELATAN ILA-
VRTA-VARSA. LUMPUR YANG TERBENTUK PA-
DA KEDUA TEPINYA BEROBAH MENJADI EMAS
SETELAH TERKENA SINAR MATAHARI DAN KE-
RING OLEH ANGIN.
DARI RONGGA-RONGGA POHON MENGALIR LI-
MA SUNGAI MADU YANG MASING-MASING LE-
BARNYA 13 M. SEMUA SUNGAI INI MENGALIR
DARI PUNCAK GN KE-SEKELILING ILAVRTA-VAR
SA DARI WILAYAH BAGIAN BARAT. SELURUH
WILAYAH DISANA DIPENUHI OLEH BAU HARUM
SUNGAI MADU. UDARA YANG KELUAR DARI MU-
LUT ORANG YANG MINUM AIR SUNGAI, MENYE-
BABKAN WILAYAH SEJAUH 1.287 KM (100 Y) JA-
DI WANGI.
POHON BERINGIN YANG MAHA BESAR INI DISE-
BUT SATAVALSA, SEBAB IA ME-MILIKI 100 CA-
BANG UTAMA. DARI CABANG-CABANG ITU KE-
LUAR AKAR-AKAR DARI MANA MEMANCAR AIR
YANG MENJADI BANYAK SUNGAI YANG MENGA-
LIR DARI PUNCAK GN MENUJU WILAYAH UTA-
RA ILAVRTA-VARSA.
2. Karena ada sungai-sungai seperti itu, maka penduduk Ilavrta-varsa secara
melimpah memiliki persediaan susu, susu-asam, madu, mentega, tetes-gu-
la, biji-bijian, pakaian, tempat tidur, tempat duduk dan perhiasan emas. Su-
ngguh mereka secara material hidup amat bahagia (Bhag.5.16.24)
3. Kulit penduduk Ilavrta-varsa tidak pernah keriput dan rambutnya tidak per-
nah ubanan. Mereka tidak pernah merasa penat dan keringatnya tidak ber-
bau jelek. Mereka tidak mengalami usia tua, menderita penyakit atau pun
mati tidak pada waktunya, tidak menderita karena hawa dingin atau panas
dan badannya tetap bercahaya. Sungguh mereka hidup tanpa kecemasan
apapun sampai saat ajal (Bhag.5.16.25).
XV. DANAU DAN TAMAN DI JAMBU-DVIPA
1. Disekeliling Ilavrta-varsa terdapat empat danau dan taman amat luas nan
indah dan menyenangkan.
NO DANAU TAMAN LETAK
1.
2.
3.
4.
DANAU YANG AIRNYA
TERASA SUSU
DANAU YANG AIRNYA
TERASA MADU
DANAU YANG AIRNYA
TERASA AIR TEBU
DANAU YANG AIRNYA
TERASA AMAT SEGAR
NANDANA
CAITRARATHA
VAIBHRAJAKA
SARVATOBHADRA
DI UTARA ILAVRTA-
VAR- SA
DI TIMUR ILAVRTA-
VAR-SA
DI SELATAN ILAVRTA-
VARSA
DI BARAT ILAVRTA-
VAR-SA
2. Para Deva seperti Siddha, Carana dan Gandharva bersama para istrinya ber-
suka-ria menikmati fasilitas ke-empat danau itu beserta taman nya. Karena
itu mereka me-miliki kekuatan yoga-mistik alamiah (siddhi) seperti kemam-
mampuan menjadi besar, kecil atau ringan, dsb (Perhatikan Bhag.5.16.13-
15).
XVI. PENDUDUK BHARATA-VARSA (BHAG.5.19.19).
1. Penduduk Bharata-varsa dikelompokkan menjadi tiga golo-
ngan yaitu:
a. Mereka yang diliputi sifat alam sattvam (kebai-
kan dikenal sebagai orang-orang saleh dan terhormat.
b. Mereka yang diliputi sifat alam rajas (kenafsuan) dikenal seba-
gai orang-orang biasa.
c. Mereka yang diliputi sifat alam tamas (kegelapan) dikenal seba-
orang-orang yang berkebiasaan kotor.
2. Orang lahir di Bharata-varsa sesuai dengan karma kehidupannya di masa
lalu. Tetapi dengan hidup menuruti aturan lembaga sosial-spiritual varna-
asrama-dharma, mereka bisa mencapai kesempurnaan hidup (yaitu pula-
ng kembali ke dunia rohani Vaikuntha-loka).
XVII. GUNUNG DAN SUNGAI DI BHARATA-VARSA
1. Gunung-gunung yang ada di Bharata-varsa adalah Malaya, Mangala-Pras-
tha, Mainaka, Trikuta, Rsabha, Kutala, Kollaka, Sahya, Devagiri, Rsyamu-
ka, Sri Saila, Venkata, Mahendra, Varidhara, Vindhya, Suktiman, Rksagiri,
Pariyatra, Drona, Citrakuta, Govardhana, Raivataka, Kakubha, Nila, Gomu
kha, Indrakila dan Kamagiri.
2. Sungai-sungai yang ada di Bharata-varsa adalah Brahmaputra, Sona, Can
dravasa, Tamraparni, Avatoda, Krtamala, Vihayasi, Kaveri, Veni, Payasvi-
ni, Sarkaravarta, Tungabhadra, Krsnavenya, Bhimarathi, Godavari, Nirvin-
dhya, Payosni, Tapi, Reva, Surasa, Narmada, Carmanvati, Vedasmrti, Ma-
handi, Rsikulya, Trisama, Kausiki, Mandakini (Ganga), Yamuna, Sarasva-
ti, Drsadvati, Gomati, Serayu, Rodhasvati, Sapta-tavati, Susoma, Satadru,
Candrabhaga, Marudvrdha, Vitasta, Asikni dan Visva.
3. Penduduk Bharata-varsa menjadi tersucikan karena
mandi di sungai-sungai itu dan mengingatnya.
XVIII. DELAPAN PULAU KECIL DISEKELILING JAMBU-DVIPA
Pulau-pulau kecil ini adalah Svarnaprastha, Candrasukla, Avartana, Rama-
naka, Mandaraharina, Pancajanya, Simhala dan Lanka. Semua pulau ini ter-
bentuk ketika putra-putra Maharaja Sagara (yang berjumlah 60.000) meng-
gali Bhumi dalam ikhtiarnya mencari kuda yajna yang hilang.
XIX. TUJUH DVIPA BHU-MANDALA
1. Ketujuh dvipa Bhu-mandala terbentuk dari jejak roda kereta
Maharaja Priyavrata ketika beliau ber keliling ke seluruh pe-
losok Bhu-mandala (Bhag. 5.16.2).
2. Setiap dvipa di kelilingi oleh samudra yang airnya ber beda-
beda. Ketujuh dvipa ter-sebut dapat di jelaskan secara ring-
kas sebagai berikut.
DAFTAR TUJUH DVIPA BHU- MANDALA
NAMA DVIPA UKURAN
LEBAR
LOKASI SAMUDRA YANG ME-
NGELILINGI
1. JAMBU-DVIPA
2. PLAKSA-DVIPA
3. SALMALI-DVIPA
4. KUSA-DVIPA
5. KRAUNCA-DVIPA
6. SAKA-DVIPA
7. PUSKARA-DVIPA
1.287.000 KM
(100.000 Y)
2.574.000 KM
(200.000 Y)
5.148.000 KM
(400.000 Y)
10.296.000 KM
(800.000 Y)
20.592.000 KM
(1.600.000 Y)
41.184.000 KM
(3.200.000 Y)
82.368.000 KM
(6.400.000 Y)
DITENGAH-TENGAH
BHU-MANDALA
MENGELILINGI SAMU-
DRA AIR ASIN
MENGELILINGI SAMU-
RA AIR TEBU
MENGELILINGI SAMU-
DRA AIR MIRAS
MENGELILINGI SAMU-
DRA MINYAK SAMIN
MENGELILINGI SAMU-
DRA AIR SUSU
MENGELILINGI SAMU-
DRA YOGURT
SAMUDRA AIR ASIN
LEBAR = JAMBHU-DVIPA
SAMUDRA AIR TEBU
LEBAR = PLAKSA-DVIPA
SAMUDRA AIR MIRAS
LEBAR = SALMALI-DVIPA
SAMUDRA MINYAK SAMIN
LEBAR = KUSA-DVIPA
SAMUDRA AIR SUSU
LEBAR = KRAUNCA-DVIPA
SAMUDRA YOGURT
LEBAR = SAKA-DVIPA
SAMUDRA AIR MANIS
LEBAR = PUSKARA-DVIPA
3. Diluar samudra air manis yang mengelilingi Puskara-dvipa, berdiri Gunung
Lokaloka yang membagi negeri-negeri yang mendapat sinar Matahari dan ti-
dak mendapat sinar Matahari.
4. Diluar samudra air manis adalah wilayah daratan yang lebarnya sama deng-
an wilayah yang membentang dari Gn Sumeru sampai Gn Manasottara.
Wilayah daratan ini di huni banyak makhluk hidup.
5. Di luar wilayah yang ber-penghuni ini membentang daratan yang tanah-
adalah emas. Selanjutnya di luar daratan ke-emasan itu berdiri Gn Loka-
loka nan tinggi yang menjadi batas tiga dunia (Bhur, Bhuvah dan Svah).
Gn Lokaloka menjadi batas cahaya matahari menyebar di seluruh alam
semesta material.
6. Di atas Gn Lokaloka berjaga 4 (empat) Gaja-pati, Raja para ga-
jah yaitu: Rsabha, Puskaracuda, Vamana dan Aparajita. Mere-
ka berjaga di ke-empat arah mata-angin dan bertugas memeli-
hara alam material (Bhag.5.20.39).
7. Tuhan Sri Visnu sendiri, dengan maksud menambah kekuatan
para gajah itu dan juga para Deva, tinggal di puncak Gn Loka-
loka dalam wujudnya yang spiritual dan bebas dari pengaruh
sifat-sifat alam material.
8. Di luar Gn Lokaloka adalah wilayah bernama Aloka-varsa yang lebarnya
adalah 1.609.000.000 km (125.000.000 y). Dan di luar Aloka-varsa adalah
tempat tujuan orang-orang yang men-dambakan moksa, kelepasan dari
derita kehidupan material dunia fana.
XX. NAMA VARSA, GUNUNG DAN SUNGAI DI SETIAP DVIPA
1. Adapun nama-nama varsa, gunung dan sungai di setiap dvipa Bhu- man-
dala adalah sebagai berikut.
DAFTAR NAMA VARSA, GUNUNG DAN SUNGAI DI TIAP DVIPA
DVIPA VARSA GUNUNG SUNGAI
1. JAMBU-
DVIPA
2. PLAKSA-
DVIPA
3. SALMALI-
DVIPA
4. KUSA-DVIPA
5. KRAUNCHA-
DVIPA
9 VARSA (TELAH
DIJE-
LASKAN)
9 VARSA: SIVA,
YAVASA,
SUBHADRA, SANTA,
KSE
MA, AMRTA DAN
ABHA-
YA
9 VARSA : SUROCANA,
SAUMANASYA,
RAMANA-
KA, DEVA-VARSA,
PARI-
BHADRA, APYAYAMA
DAN AVIJNATA
9 VARSA : VASU,
VASU-
DRA, DRDHARUCI,
STU-
TYAVRATA,
NABHIGUP-
TA, VIVIKTA DAN
VAMA-
VA
(TELAH DIJELASKAN)
7 GUNUNG:
MANIKUTA,
VAJRAKUTA,INDRASEN
A
JYOTISMAN,
SUPARNA,
HIRANYASTHIVA DAN
MEGHAMALA
7 GUNUNG :
SVARASA,
SATASRNGA,
VAMADE-
VA, KUNDA,
MUKUNDA,
PUSPA DAN
SAHAGRA-
SRUTI
7 GUNUNG : CAKRA,
CA-
TUHSRNGA, KAPILA,
CI-
TRAKUTA, DEVANIKA,
URDHVAROMA DAN
DRA
VINA
(TELAH DIJELASKAN)
7 SUNGAI : ARUNA,
NRMNA, ANGIRASI,
SA-
VITRI, SAPTABHATA,
RTAMBHARA DAN
SA-
TYAMBHARA
7 SUNGAI :
ANUMATI,
SINIVALI,
SARASVATI,
KUHU, RAJANI,
NANDA
DAN RAKA
7 SUNGAI :
RAMAKUL-
YA, MADHUKULYA,
MI-
TRAVINDA,
SRUTAVIN-
DA, DEVAGARBHA,
GHRTACYUTA DAN
MANTRAMALA
7 SUNGAI : ABHAYA,
6. SAKA-DVIPA
7 PUSKARA-
DVIPA
9 VARSA : PUROJAVA,
MANOJAVA,
PAVAMANA,
DHUMRANIKA,
CITRARE-
PHA, BAHURUPA DAN
VIS
VADHARA
2 VARSA : RAMANAKA
DAN DHATAKI
7 GUNUNG : ISANA,
URU
SRNGA,
BALABHADRA,
SATAKESARA, SAHA-
SRASROTA,
DEVAPALA
DAN MAHANASA
DITENGAH-
TENGAHNYA
ADALAH
PEGUNUNGAN
MANASOTTARA
7 SUNGAI :
ANAGHA,
AYURDHA, UBHAYA-
SPRSTI, APARAJITA,
PANCAPADI,
SAHASRA
SRUTI DAN
NIJADHRTI
2. Lebar dan tinggi Gunung Manasottara yang terletak di Puskara-dvipa ada
lah 128.720 km (10.000 y). Diatas Pegunungan ini pada ke empat arah ma-
ta-angin terletak tempat tinggal (ibu-kota) para Deva pengendali urusan
material dunia fana yaitu Indra, Yama, Varuna dan Soma.
3. Matahari bergerak diatas Pegunungan Manasottara pada orbitnya yang di-
sebut samvatsara sejauh 1.224.127.000 km (= 95.100.000 y) sambil menge
lilingi Gn Sumeru. Dikatakan bahwa matahari menempuh jarak sejauh itu
dengan kecepatan 43.775.098 km (= 3.400.800 y) dalam jangka waktu 48
menit (Bhag.5.21.7 dan 12).
XXI. PENDUDUK, KONDISI ALAM DAN KEHIDUPAN DI SETIAP DVIPA.
1. Setiap dvipa diperintah oleh se-orang putra Maharaja Priyavrata. Pendu-
duk dibagi dalam 4 (empat) golongan sosial, dan nama setiap dvipa bera-
sal dari nama pohon, tanaman dan gunung yang tumbuh dan ada disana.
DVIPA PENGUASA PENDUDUK KETERANGAN
1. JAMBU-DVIPA
2. PLAKSA-
DVIPA
3. SALMALI-
DVIPA
4. KUSA-DVIPA
5. KRAUNCHA-
DVI-
(TELAH
DIJELAS-
KAN)
IDHMAJIHVA
YAJNABAHU
HIRANYARETA
GHRTAPRSTHA
(TELAH DIJELASKAN)
TERDIRI DARI 4 GOL.
SOSI-
AL : HAMSA, PATANGA,
URDHVAYANA DAN
SATYA
NGA. MEREKA BERUSIA
1.000 TH, TAMPAN
SEPERTI
DEVA DAN MEMUJA
SUR-
YA, DEVA MATAHARI.
TERDIRI DARI 4 GOL.
SOSI-
AL : SRUTIDHARA,
VIRYA-
DHARA, VASUNDHARA
DAN ISANDHARA.
MEREKA
BERUSIA 1.000 TH,
TAM-
PAN SEPERTI DEVA
DAN
MEMUJA SOMA, DEVA
BU-
LAN.
TERDIRI DARI 4 GOL.
SOSI-
(TELAH DIJELASKAN)
DISINI TUMBUH POHON
PLAKSA YANG
BERKILAU-
AN SEPERTI EMAS, UKU-
RANNYA = UKURAN
POHON
JAMBU DI JAMBU-DVIPA
PADA AKARNYA ADA API
DENGAN TUJUH MACAM
NYALA.
DISINI TUMBUH POHON
SALMALI, UKURANNYA =
POHON PLAKSA. POHON
SALMALI INI ADALAH
TEM-
PAT TINGGAL GARUDA
DISINI TUMBUH
KUMPULAN-
KUMPULAN RUMPUT
KUSA
YANG NAMPAK KEMILAU
SEPERTI API TETAPI
CAHA-
YANYA SEJUK
MENYENA-
DVIPA PENGUASA PENDUDUK KETERANGAN
5. KRAUNCHA-
DVIPA
6. SAKA-DVIPA
7. PUSKARA-DVI-
PA
GHRTAPRSTHA
MEDHATITHI
VITIHOTRA
TERDIRI DARI 4 GOL. SOSI-
AL: PURUSA, RSABHA, DRA
VINA DAN DEVAKA. MERE-
KA BERUSIA 1.000 TH, TAM-
PAN SEPERTI DEVA DAN
MEMUJA VARUNA, DEVA PE
NGUASA AIR.
TERDIRI DARI 4 GOL. SOSI-
AL : RTAVRATA, SATYAVRA
TA, DANAVRATA DAN ANU-
VRATA. MEREKA MEMPRAK
TEKKAN YOGA-MISTIK DE-
NGAN MEMUJA VAYU, DEVA
ANGIN.
PENDUDUK MEMUJA BRAH-
MA, SANG PENCIPTA DUNIA
FANA.
DISINI BERDIRI GN BESAR
KRAUNCHAYANG DILINDU-
NGI OLEH VARUNA. DAHU-
LU POHON DAN TUMBUH-
AN DI-LERENGNYA DIHAN-
CURKAN OLEH KARTTIKE-
YA.
DISINI TUMBUH POHON SA
KA BESAR BERBAU HA-
RUM DAN MENYEBABKAN
SELURUH WILAYAH DVIPA
WANGI.
DISINI TUMBUH BUNGA
PADMA AMAT BESAR DE-
NGAN 100 JUTA KELOPAK
KE-EMASAN DAN BEKILAU
AN SEPERTI NYALA API.BU
NGA PADMA INI ADALAH
TEMPAT DUDUK BRAHMA.
XXII. PLANET- PLANET BILA-SVARGA
1. Bila-svarga terletak 901.040 km (70.000 y) dibawah Bhu-mandala dan ter-
diri dari 7 (tujuh) susunan planet yaitu: Atala, Vitala, Sutala, Talatala, Ma-
Denah Bhu-mandala disajikan pada dua halaman berikut.
KULIT ALAM SEMESTA
ALOKA-VARSA
PEGUNUNGAN LOKALOKA
TANAH KE-EMASAN
DAERAH BERPENGHUNI
SAMUDRA AIR MANIS
DEVA-DHAMA
(RESIDEN INDRA)
PUSKARA-DVIPA
PEG. MANASOTTARA
SAKA-DVIPA
SAMUDRA YOGURT
KRAUNCA-DVIPA
SAMUDRA SUSU
VIBHAVARI
(RESIDEN SOMA)
SAMYAMANI
(RESIDEN YAMA)
NIMLOCA
(RESIDEN VARUNA)
JAMBU-DVIPA
SAMUDRA AIR ASIN
PLAKSA-DVIPA
SANUDRA AIR TEBU
SALMALI-DVIPA
SAMUDRA MIRAS
KUSA-DVIPA
SAMUDRA MENTEGA
GN SUMERU
1,5 BILLIUN KM
1,5 BILLIUN KM
BHU-MANDALA
DILIHAT HORIZONTAL
BHU- MANDALA DI-
LIHAT HORIZONTAL
“Bhu-mandala terlihat menyerupai
bunga padma. Ke-tujuh dvipa nya
bagaikan pusar bunga itu” (Bhag.
5.16.5).
hatala, Rasatala dan Patala.
2. Di Bila-svarga ada banyak taman, kebun, rumah dan tempat-tempat nan
indah untuk kenikmatan indriya yang keadaannya bahkan lebih mewah
daripada yang ada di Divya-svarga. Sebab, para Asura (demon)
yang menjadi penghuninya memiliki kekayaan dan standar ke-
senangan indriyawi yang amat banyak dan tinggi.
3. Kebanyakan penduduk Bila-svarga yang terdiri dari para Dai-
tya, Danava dan Naga, hidup sebagai grhastha (orang berkelu-
arga). Para istri, anak, sahabat dan masyarakat nya semua si-
buk dalam menikmati kesenangan material khayal. Kenikmatan indriya
para Deva kadangkala terganggu. Tetapi penduduk Bila-svarga menik-
mati hidup senang hampir tanpa pernah terganggu (Bhag.5.24.8).
4. Di Bila-svarga tinggal sang arsitek para Asura, Maya Danava. Dialah ya
ng membangun banyak kota indah cemerlang. Di Bila-svarga ada ba-
nyak gedung, tembok, gerbang, balai-sidang, kuil, alun-alun
komplek mandir dan juga berbagai hotel tempat menginap
para tamu asing.
5. Rumah-tinggal para pemimpin Negara dibangun dengan ba-
tu permata dan selalu ramai oleh para Asura dan Naga dan
juga oleh banyak burung merpati, burung nuri dan burung
lain jenis serupa.
6. Taman dan kebun di Bila-svarga mengalahkan keindahan taman dan
BILA-SVARGA
kebun di Divya-svarga. Pohon-pohon di kebun itu dibelit oleh tanaman-
tanaman rambat, melengkung karena beban rantingnya yang berat me-
megang bunga dan buah, sehingga mereka nampak indah luar-biasa. Ke
indahannya menarik hati siapa saja dan membuat pikirannya mekar da-
lam kebahagiaan kenikmatan indriya (Bhag.5.24.10).
7. Di Bila-svarga ada banyak danau dan bendungan ber-air sa-
ngat bersih dan jernih. Ikan-ikan yang ber-lompatan, bunga
tunjung, kuvalya, kahlaras dan bunga padma merah dan biru
memperindah pemandangan nya. Burung cakravaka berpa-
sang-pasangan dan banyak lagi burung air bersarang di ba-
nyak danau itu. Mereka selalu bergembira-ria dan suaranya
nan merdu sungguh menyenangkan dan cocok untuk kenikmatan indri-
ya jasmani.
8. Di Bila-svarga tidak ada cahaya matahari. Disana waktu tidak dibagi da-
lam siang dan malam hari, sehingga tidak ada rasa takut yang ditimbul-
kan oleh waktu. Disana tinggal banyak Ular-naga besar dengan permata
menghias kepala-kepalanya. Cahaya permata-permatanya itu meniada-
kan kegelapan disegala arah (Bhag.5.24.11-12).
9. Oleh karena penduduk Bila-svarga minum dan mandi juice
dan cairan mujarab terbuat dari dedaunan amat berkhasiat,
maka mereka tidak merasa cemas dan tidak menderita pe-
nyakit pisik apapun. Rambut tidak ubanan, kulit tidak keri-
put, tubuh tidak rapuh, cahaya badan tidak pudar, keringat
tidak berbau jelek, dan mereka tidak pernah merasa capek atau kekurang-
an tenaga atapun tidak semangat akibat usia tua (Bhag.5.24.13).
10. Mereka hidup nyaman dan tidak takut pada kematian yang di-akibatkan
oleh apa saja, kecuali kematian yang pasti di-akibatkan oleh sang waktu
yaitu senjata Cakra-sudarsana yang berkilauan milik Tuhan Krishna. Bila
Cakra Beliau masuk ke wilayah Bila-svarga, istri-istri para Asura yang se-
dang hamil, keguguran karena takut pada kilauan cahaya Cakra itu (Bhag
5.24.14-15).
11. Kondisi kehidupan di setiap planet Bila-svarga dapat diringkas sbb.
SUSUNAN PLANET KETERANGAN
1. ATALA-LOKA
2. VITALA-LOKA
3. SUTALA-LOKA
DISINI TINGGAL BALA PUTRA MAYA DANAVA YANG MENCIPTAKAN
96 MACAM KEKUATAN MISTIK. BALA JUGA MENCIPTAKAN 3 MACAM
WANITA YAITU SVAIRINI, KAMINI DAN PUMSCALI YANG BERNAFSU
SEX KUAT.
DISINI TINGGAL DEVA SIVA BERSAMA PARA BHUTA DAN BERBAGAI
JENIS MAKHLUK HALUS LAIN. CAIRAN YANG TIMBUL DARI HUBUNG-
AN BADAN SIVA DENGAN ISTRINYA BHAVANI, BER-UBAH MENJADI
EMAS YANG DIPAKAI PERHIASAN OLEH PENDUDUK DI VITALA-LOKA.
DISINI TINGGAL BALI MAHARAJA YANG SIBUK DALAM PELAYANAN
BHAKTI KEPADA INKARNASI TUHAN VAMANADEVA. KETIKA RAVANA
DATANG KE SUTALA, VAMANADEVA MENENDANGNYA SEJAUH 128.
720 KM (10.000 Y) HINGA DIA TIDAK BERANI LAGI DATANG KESANA.
SUSUNAN PLANET KETERANGAN
4. TALATALA-LOKA
5. MAHATALA-LOKA
6. RASATALA-LOKA
7. PATALA-LOKA
DIPERINTAH OLEH MAYA DANAVA, ARSITEK PARA ASURA. DAHULU
DEVA SIVA MENGHANCURKAN TIGA ISTANA ANGKASA YANG DIBUAT
OLEH MAYA DANAVA SEHINGGA BELIAU BERNAMA TRIPURARI. AKAN
TETAPI MAYA KEMUDIAN MENJADI PEMUJA SIVA DAN DILINDUNGI
OLEHNYA.
DUNIANYA PARA ULAR-NAGA BERKEPALA BANYAK KETURUNAN KA-
DRU. PARA PEMIMPINNNYA ADALAH KUHAKA, KALIYA, TAKSAKA DAN
SUSENA. MEREKA SELALU CEMAS PADA SERANGAN GARUDA. NA--
MUN DEMIKIAN, MEREKA HIDUP SENANG JUGA BERSAMA ISTRI, ANAK,
SANAK KELUARGA DAN PARA SAHABATNYA.
TEMPAT TINGGAL PARA ASURA KETURUNAN DITI DAN DANU. MEREKA
DISEBUT PARA PANI, KALEYA, NIVATAKAVACA DAN HIRANYA PURA-
VASI. MEREKA TINGGAL DI LOBANG-LOBANG SEPERTI ULAR.
DISEBUT PULA NAGA-LOKA KARENA MENJADI TEMPAT TINGGAL PARA
NAGA. PEMIMPIN MEREKA ADALAH VASUKI. PARA NAGA MEMILIKI BA-
NYAK KEPALA YANG BERHIASKAN PERMATA. CAHAYA YANG MEMAN-
CAR DARI PERMATA-PERMATA DI KEPALA MEREKA, MENIADAKAN KE-
GELAPAN DISELURUH WILAYAH BILA-SVARGA.
XXIII. PLANET-PLANET DIVYA-SVARGA
Divya-svarga adalah Svarga-loka yang terletak di atas Bhuvar-loka (antarik
sa). Matahari (Surya-graha), Bulan (Soma-graha), ke 28 Naksatra (rasi bin-
tang), Venus (Sukra-graha), Mercuri (Budha-graha), Mars (Angaraka-graha)
Jupiter (Brhaspati-graha), Saturnus (Sanaiscara-graha), planet Sapta Rishi
dan Bintang Kutub (Druva-loka) adalah planet-planet Divya-svarga.
Tetapi Divya-svarga dapat
juga dimengerti meliputi
seluruh planet di-atas Bhu
var-loka sampai Brahma-
loka.
SUSUNAN PLA-
NET DI ALAM SE-
MESTA DILIHAT
VERTIKAL
Jarak ke 7 planet Bila-svarga
antara satu dengan lainnya
adalah 128.720 km (10.000
y).
Bhauma-svarga
SVARGA-LOKA
MATAHARI, BULAN, 28 NAKSATRA,
VENUS, MERCURI, MARS, JUPITER,
SATURNUS, 7 PLANET RISHI DAN
DRUVA-LOKA.
BHUVAR-LOKA
PLANET PARA YAKSA, RAKSASA,
PISACA, BHUTA DSB. DAN SIDDHA,
CARANA, VIDYADHARA DAN RAHU.
BHU-LOKA (BHU-MANDALA)
ATALA-LOKA
VITALA-LOKA
SUTALA-LOKA
TALATALA-LOKA
MAHATALA-LOKA
RASATALA-LOKA
PATALA-LOKA
BRAHMA-LOKA
TAPO-LOKA
JANA-LOKA
MAHAR-LOKA
DRUVA-LOKA
PLANET-PLANET 7 RISHI
PLANET SATURNUS
PLANET JUPITER
PLANET MARS
PLANET MERCURI
PLANET VENUS
28 NAKSATRA
PLANET BULAN
PLANET MATAHARI
PLANET RAHU
PLANET-PLANET PARA SIDDHA, CARANA
DAN VIDHYADHARA
PLANET-PLANET PARA YAKSA, RAKSASA,
PISACA, BHUTA, GHANA, PRETA, DSB.
14
SUSUNAN
PLANET
BHU-LOKA (BHU-MANDALA)
XXIV. BRAHMANDA, ALAM SEMESTA MATERIAL
1. Veda menyebut alam semesta material yang kita huni brahmanda, telur
brahman, karena bentuk/wujudnya yang bulat. Brahman adalah keseluru-
han unsur materi alam fana (juga disebut mahat-tattva) yang ter-bentuk
dari tenaga material Kepribadian Tuhan YME Krishna. Karena itu, brah-
man adalah perwujudan tenaga material Tuhan YME.
2. Brahmanda kita yang di-urus oleh Brahma berkepala empat bersa-
ma para Deva pengendalinya, adalah yang terkecil dari trilyunan
brahmanda yang mengambang di Samudra Karana (karana-jala). Di
ameternya adalah 6.000.000.000 km (= 500.000.000 y; 1 y = 8 mil dan
1 mil = 1,5 km). Lihat uraian IX. Rinciannya adalah sebagai berikut.
a. JARAK DARI GN SUMERU S/D PEG. MANASOTTARA = 189/000.000 KM (15.750.000Y)
b. JARAK DARI PEG. MANASOTTARA S/D BATAS LUAR SAMUDRA
AIR MANIS = 115.200.000 KM ( 9.600.000 Y)
c. JARAK DARI WILAYAH BERPENGHUNI S/D PEG. LOKALOKA = 1.195.800.000 KM ( 99.650.000 Y)
d. JARAK DARI PEG. LOKALOKA S/D KULIT ALAM SEMESTA (LE-
BAR ALOKA-VARSA) = 1.500.000.000 KM (125.000.000 Y)
TOTAL = 3.000.000.000 KM (250.000.000 Y)
JADI DIAMETERNYA 2 X JUMLAH TSB. = 6.000.000.000 KM (500.000.000 Y)
3. Ruang alam semesta yang ber-diameter 6 billiun km ini setengahnya di-
penuhi air Samudra Garbha dimana perbanyakan Tuhan Krishna sebagai
Garbhodakasayi Visnu berbaring diatas tubuh Naga Ananta yang menjadi
tempat tidurNya.
4. Selanjutnya ruang alam semesta tersebut di-kelilingi oleh 7 (tujuh) lapis
penutup yaitu: tanah, air, api, udara, akasa, pikiran (termasuk kecerdas-
an) dan ego yang lebar/tebalnya berturut-turut 10 x bagian yang ditutupi
(perhatikan Bhag.3.11.41).
1 2 3 4 5 6 7
1. Lapisan tanah = 10 x 6 billiun km
2. Lapisan air = 10 x lapisan tanah
3. Lapisan api = 10 x lapisan air
4. Lapisan udara = 10 x lapisan api
5. Lapisan akasa = 10 x lapisan udara
6. Lapisan pikiran = 10 x lapisan akasa
7. Lapisan ego = 10 x lapisan pikiran
Total tebal seluruh lapisan penutup adalah
66.666.663 billiun km (=5.555.555 billiun y;
1 y = 8 mil dan 1 mil = 1,5 km).
5. Tetapi para sarjana modern menyata-
kan bahwa alam semesta tak terbatas.
MATAHARI
SAMUDRA GARBHA
RUANG ALAM
SEMESTA
XXIV. KEDUDUKAN BRAHMANDA DI ANGKASA ROHANI
1. Di angkasa rohani nan terang tak ter-batas, ada bagian gelap seperti suatu
kumpulan awan. Bagian gelap ini adalah mahat-tattva atau brahman yakni
manifestasi tenaga material Tuhan Krishna.
2. Kedalam mahat-tattva ini masuk perbanyakan pribadi Tuhan Krishna yaitu
Maha Visnu, sehingga mahat-tattva jadi aktip. Ketika Maha Visnu mengem-
buskan nafas, bertrilyun-tilyun brahmanda (universe/alam semesta) keluar
dari diriNya. Kemudian ketika Maha Visnu menarik nafas, seluruh brahman
da yang amat banyak tak terhitung itu masuk kedalam diriNya.
3. Oleh karena Maha Visnu berbaring di dalam samudra Ka-
rana mahat-tattva, maka Beliau disebut Karanadakasayi
Visnu dan menjadi Purusa-avatara pertama Tuhan Krish-
na. Dari Beliau lah setiap brahmanda (universe/alam se-
mesta) berasal.
4. Kemudian ke-dalam setiap brahmanda masuk perbanya-
kan Nya yang disebut Garbhodakasayi Visnu. Disebut de
mikian, sebab Beliau berbaring di samudra Garbha alam
semesta material. Dari pusar Nya tumbuh bunga padma
ke-emasan yang men-jadi tempat kelahiran Brahma dan
ter-wujudnya ber-aneka-macam planet. Garbhodakasayi
Visnu adalah Purusa-avatara kedua Tuhan Krishna.
5. Purusa-avatara ketiga adalah Ksirodakasayi Visnu yaitu Paramatma yang
bersemayan dilubuk hati setiap makhluk hidup.
XXV. SPACE-TRAVELLING
1. Jika diameter alam semesta hanya 6 billiun km (= 4 billiun mil), maka un-
tuk sampai di Brahma-loka yang berjarak 3 billiun km dari Bhumi, diper-
lukan waktu selama 457 tahun dengan pesawat angkasa (space-craft) ya-
ng memiliki kecepatan jelajah 750 km/jam.
2. Veda mengingatkan bahwa tenaga material di planet-planet
yang lebih tinggi beroperasi secara berbeda dari pada yang
ada di Bhumi. Menurut Veda, jarak satu obyek dari Bhumi
adalah panjang garis tegak lurus dari bidang datar Bhu-man-
dala ke obyek tersebut. Ini berarti jarak antar planet yang di-
sebutkan dalam Veda bisa saja lebih jauh dari penglihatan
manusia Bhumi. Karena itu, jarak yang kita mengerti di Bhumi (Bhu-go-
la) tidak berlaku di wilayah-wilayah jauh di alam semesta.
3. Teknologi pesawat angkasa (space-craft) yang dikembangkan oleh ma-
nusia Kali-Yuga dewasa ini, adalah teknologi amat kasar yang tidak ber
kemampuan menjangkau varsa-varsa lain di wilayah Jambu-dvipa, apa-
lagi dvipa-dvipa lain di wilayah Bhu-mandala. La-
lu apa yang harus dikatkan tentang cita-cita men-
capai planet tertinggi Satya-loka?
XXVI. PENDAPAT TENTANG ASTRONOMI DAN
KOSMOLOGI VEDA
1. Para Astronomer modern berpendapat bahwa Astronomi Veda sebagai-
mana tercantum dalam Jyotir-Veda adalah ilmu pengetahuan yang di-im-
port dari Yunani dan di klaim sebagai Astronomi Veda oleh orang-orang
brahmana India yang tidak jujur. Sedangkan kosmologi yang tercantum
dalam kitab-kitab Purana (khususnya Bhagavata-Purana), katanya lanjut,
adalah pengetahuan asli Veda yang tidak lain adalah mithology (donge-
ng) belaka karena tidak logis, tidak rasionil dan tidak realistik.
2. Rishi mulia Sukadeva berkata kepada Raja Pariksit, “Sang Raja
terhormat, tenaga material Tuhan YME (yang mewujudkan alam
semesta ini) tidak ada batasnya. Alam material ini adalah trans-
formasi sifat-sifat alam fana (tri-guna), dan tidak ada orang di
dunia ini yang mampu menjelaskan secara sempurna meskipun
usianya sepanjang usia Brahma” (Bhag.5.16.4).
3. Dengan kata lain, meskipun anda berusia sepanjang usia Brahma tetapi
kemampuan persepsi indriya-indriya anda setingkat manusia biasa, ma-
ka anda tidak akan pernah bisa mengerti secara benar alam semesta ma
terial ini. Sebab indriya-indriya
jasmani anda sama sekali tidak
sempurna.
XXVI. PENGETAHUAN VEDA ADALAH KEBENARAN
1. Veda menyajikan dua aspek Bhumi (Bhu-loka) yang merupakan salah sa-
tu dari 14 (empat belas) susunan planet di alam semesta material ( brah-
manda). Kedua aspek ini, sebagaimana telah di-jelaskan, adalah: a. Bhu-
gola, dan b. Bhu-mandala.
2. Bhu-gola yang dijelaskan dalam Jyotir-Veda, adalah bagian dari Bhu-man
dala yang dijelaskan dalam kitab-kitab Purana. Pengetahuan tentang Bhu
mi sebagai Bhu-gola diperuntukkan bagi masyarakat umum yang mengan
dalkan persepsi indriya-indriya
jasmani kasar dalam mempe-
roleh pengetahuan. Sedang-
kan konsep Bhumi sebagai
Bhu-mandala di-peruntukkan
bagi para Deva, Rishi dan Yo-
gi yang memiliki persepsi indriya - indriya jauh lebih luas dan lebih tinggi
dalam memahami dan melihat realita.
3. Melihat Bhumi sebagai Bhu-gola (planet kecil bulat) adalah ibarat orang
buta meraba telinga gajah dan menyatakan bahwa gajah berwujud lebar-
tipis, sebab dia tidak bisa melihat gajah secara keseluruhan. Sebaliknya,
melihat Bhumi sebagai Bhu-mandala (bidang datar berupa piringan amat
luas) adalah ibarat orang yang melihat gajah secara utuh. Dia melihat ba-
gaimana belalai, kaki, ekor, perut, leher dan kepala ber-hubungan antara
satu dengan yang lain dan membentuk badan sang gajah.
4. Karena itu, apabila penjelasan tentang Bhu-mandala dirasa tidak logis, ti-
dak rasional dan tidak realistik, itu semata-mata karena kita belum mam-
pu memahaminya.
PENUTUP
Demikianlah saya telah jelaskan tentang Astronomi dan kosmologi Veda.
Semoga bermanfaat. Haribol!
Bandung, 4 Juni 2007.
Sumber bacaan:
1. Vedic Cosmography And Astronomy
By Richard L Thompson (Sadaputa-dasa).
Publushed by Bhaktivedanta Book Trust 1989.
2. Srimad Bhagavatam (Bhagavata-Purana)
By His Divine Grace AC Bhaktivedanta Svami Prabhupada
Published by Bhaktivedanta Book Trust.
XXVII. LAIN-LAIN
Selain Surya-Siddhanta, sumber-sumber Jyotir-Veda lainnya adalah:
1. Pitamaha-Siddhanta, diajarkan oleh Deva Brahma.
2. Vasistha-Siddhanta, diajarkan oleh Rishi Vasistha.
3. Romaka-Siddhanta, diajarkan oleh Sri Visnu kepada Rishi Romaka,
4. Paulisa-Siddhanta, diajarkan oleh Rishi Pulastya, dll.

More Related Content

What's hot

18 36-1-sm
18 36-1-sm18 36-1-sm
18 36-1-sm
dwi johdi
 
astronomi paralaks bintang
astronomi paralaks bintangastronomi paralaks bintang
astronomi paralaks bintang
Ajeng Rizki Rahmawati
 
Tugas geografi kelompok 2 kelas x b sma plus melati 2013
Tugas geografi kelompok 2 kelas x b sma plus melati 2013Tugas geografi kelompok 2 kelas x b sma plus melati 2013
Tugas geografi kelompok 2 kelas x b sma plus melati 2013imamwahyu
 
Uranus
UranusUranus
PARALAKS BINTANG
PARALAKS BINTANGPARALAKS BINTANG
PARALAKS BINTANG
UD. Berkah Jaya Komputer
 
Rengga dinata & khairil ansari xii ips 3
Rengga dinata & khairil ansari xii ips 3Rengga dinata & khairil ansari xii ips 3
Rengga dinata & khairil ansari xii ips 3Paarief Udin
 
Asteroid merupakan planet berbatu yang kecil
Asteroid merupakan planet berbatu yang kecilAsteroid merupakan planet berbatu yang kecil
Asteroid merupakan planet berbatu yang kecilResti Nurpadilah
 
back up krenova Litbang Magelang 'Memasyarakatkan kalender qomariah'[Rizal Pa...
back up krenova Litbang Magelang 'Memasyarakatkan kalender qomariah'[Rizal Pa...back up krenova Litbang Magelang 'Memasyarakatkan kalender qomariah'[Rizal Pa...
back up krenova Litbang Magelang 'Memasyarakatkan kalender qomariah'[Rizal Pa...
UD. Berkah Jaya Komputer
 
Tata surya
Tata suryaTata surya
Tata surya
Habib Purple
 
Mengenal tata surya
Mengenal tata suryaMengenal tata surya
Mengenal tata surya
william hamonangan
 
Bab i
Bab iBab i
Astronomi dan Kosmologi Veda
Astronomi dan Kosmologi VedaAstronomi dan Kosmologi Veda
Astronomi dan Kosmologi Veda
Ngarayana ナㇻヤナ
 
hukum keppler
hukum kepplerhukum keppler
hukum keppler
risyanti ALENTA
 
Hand out kosmografi
Hand out kosmografiHand out kosmografi
Hand out kosmografi
Janatun Rahmilah
 
Kritikan terhadap teori asal mula jagad raya (geografi)
Kritikan terhadap teori asal mula jagad raya (geografi)Kritikan terhadap teori asal mula jagad raya (geografi)
Kritikan terhadap teori asal mula jagad raya (geografi)
Mutia Nurazizah Rachmawati
 
makalah hukum keppler
makalah hukum kepplermakalah hukum keppler
makalah hukum keppler
Vida Archie I
 

What's hot (19)

18 36-1-sm
18 36-1-sm18 36-1-sm
18 36-1-sm
 
astronomi paralaks bintang
astronomi paralaks bintangastronomi paralaks bintang
astronomi paralaks bintang
 
Tugas geografi kelompok 2 kelas x b sma plus melati 2013
Tugas geografi kelompok 2 kelas x b sma plus melati 2013Tugas geografi kelompok 2 kelas x b sma plus melati 2013
Tugas geografi kelompok 2 kelas x b sma plus melati 2013
 
Tata Surya (URANUS)
Tata Surya (URANUS)Tata Surya (URANUS)
Tata Surya (URANUS)
 
Uranus
UranusUranus
Uranus
 
PARALAKS BINTANG
PARALAKS BINTANGPARALAKS BINTANG
PARALAKS BINTANG
 
Rengga dinata & khairil ansari xii ips 3
Rengga dinata & khairil ansari xii ips 3Rengga dinata & khairil ansari xii ips 3
Rengga dinata & khairil ansari xii ips 3
 
Asteroid merupakan planet berbatu yang kecil
Asteroid merupakan planet berbatu yang kecilAsteroid merupakan planet berbatu yang kecil
Asteroid merupakan planet berbatu yang kecil
 
Asteroid
AsteroidAsteroid
Asteroid
 
back up krenova Litbang Magelang 'Memasyarakatkan kalender qomariah'[Rizal Pa...
back up krenova Litbang Magelang 'Memasyarakatkan kalender qomariah'[Rizal Pa...back up krenova Litbang Magelang 'Memasyarakatkan kalender qomariah'[Rizal Pa...
back up krenova Litbang Magelang 'Memasyarakatkan kalender qomariah'[Rizal Pa...
 
Tata surya
Tata suryaTata surya
Tata surya
 
Mengenal tata surya
Mengenal tata suryaMengenal tata surya
Mengenal tata surya
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Astronomi dan Kosmologi Veda
Astronomi dan Kosmologi VedaAstronomi dan Kosmologi Veda
Astronomi dan Kosmologi Veda
 
hukum keppler
hukum kepplerhukum keppler
hukum keppler
 
Hand out kosmografi
Hand out kosmografiHand out kosmografi
Hand out kosmografi
 
Kritikan terhadap teori asal mula jagad raya (geografi)
Kritikan terhadap teori asal mula jagad raya (geografi)Kritikan terhadap teori asal mula jagad raya (geografi)
Kritikan terhadap teori asal mula jagad raya (geografi)
 
JAGAT RAYA
JAGAT RAYAJAGAT RAYA
JAGAT RAYA
 
makalah hukum keppler
makalah hukum kepplermakalah hukum keppler
makalah hukum keppler
 

Viewers also liked

Uu no.17 tahun 2008 pelayaran
Uu no.17 tahun 2008 pelayaranUu no.17 tahun 2008 pelayaran
Uu no.17 tahun 2008 pelayaran
Desi Nurwiyanti
 
Materi ajar 4 (magnitudo-fotometri)
Materi ajar 4 (magnitudo-fotometri)Materi ajar 4 (magnitudo-fotometri)
Materi ajar 4 (magnitudo-fotometri)Annisa Khoerunnisya
 
Bab 5. evolusi bintang lanjut
Bab 5. evolusi bintang lanjutBab 5. evolusi bintang lanjut
Bab 5. evolusi bintang lanjut
eli priyatna laidan
 
Mekanika lagrangean
Mekanika lagrangeanMekanika lagrangean
Mekanika lagrangean
Barep Prakoso
 
Metode lagrangean dalam pengembangan mekanika klasik
Metode lagrangean dalam pengembangan mekanika klasikMetode lagrangean dalam pengembangan mekanika klasik
Metode lagrangean dalam pengembangan mekanika klasik
dzakiamin02
 
Persamaan lagrange
Persamaan lagrangePersamaan lagrange
Persamaan lagrange
Toni bukan TNI
 
Mekanika benda-langit
Mekanika benda-langitMekanika benda-langit
Mekanika benda-langit
eli priyatna laidan
 
Materi ajar 5 (spektroskopi bintang)
Materi ajar 5 (spektroskopi bintang)Materi ajar 5 (spektroskopi bintang)
Materi ajar 5 (spektroskopi bintang)Annisa Khoerunnisya
 
Mekanika (lagrangian)
Mekanika (lagrangian)Mekanika (lagrangian)
Mekanika (lagrangian)
Junaidi Abdilah
 
Mekanika hamilton
Mekanika hamiltonMekanika hamilton
Mekanika hamilton
Barep Prakoso
 
Materi ajar 3 (besaran di astrofisika)
Materi ajar 3 (besaran di astrofisika)Materi ajar 3 (besaran di astrofisika)
Materi ajar 3 (besaran di astrofisika)Annisa Khoerunnisya
 
Astronomi dan astrofisika rev.3(1)
Astronomi dan astrofisika rev.3(1)Astronomi dan astrofisika rev.3(1)
Astronomi dan astrofisika rev.3(1)Jo Jabal
 
Sejarah sungai kuning
Sejarah sungai kuning Sejarah sungai kuning
Sejarah sungai kuning
Genia Prima Putri
 
Mekanika benda langit_rinto_anugraha
Mekanika benda langit_rinto_anugrahaMekanika benda langit_rinto_anugraha
Mekanika benda langit_rinto_anugrahaSyamsud Dhuha
 
Benda hitam astronomi
Benda hitam astronomiBenda hitam astronomi
Benda hitam astronomi
Ajeng Rizki Rahmawati
 
Astronomi hk.newton tentang gravitasi
Astronomi hk.newton tentang gravitasiAstronomi hk.newton tentang gravitasi
Astronomi hk.newton tentang gravitasi
yudi ananto
 
Materi Kuliah Teknik Pertambangan ; Geologi Struktur Semester III STTNAS Yogy...
Materi Kuliah Teknik Pertambangan ; Geologi Struktur Semester III STTNAS Yogy...Materi Kuliah Teknik Pertambangan ; Geologi Struktur Semester III STTNAS Yogy...
Materi Kuliah Teknik Pertambangan ; Geologi Struktur Semester III STTNAS Yogy...
Mario Yuven
 
tata koordinat benda langit (astronomi)
tata koordinat benda langit (astronomi)tata koordinat benda langit (astronomi)
tata koordinat benda langit (astronomi)
Ajeng Rizki Rahmawati
 
Persamaan lagrange dan hamilton
Persamaan lagrange dan hamiltonPersamaan lagrange dan hamilton
Persamaan lagrange dan hamiltonKira R. Yamato
 

Viewers also liked (20)

Uu no.17 tahun 2008 pelayaran
Uu no.17 tahun 2008 pelayaranUu no.17 tahun 2008 pelayaran
Uu no.17 tahun 2008 pelayaran
 
Galaksi bimasakti
Galaksi bimasaktiGalaksi bimasakti
Galaksi bimasakti
 
Materi ajar 4 (magnitudo-fotometri)
Materi ajar 4 (magnitudo-fotometri)Materi ajar 4 (magnitudo-fotometri)
Materi ajar 4 (magnitudo-fotometri)
 
Bab 5. evolusi bintang lanjut
Bab 5. evolusi bintang lanjutBab 5. evolusi bintang lanjut
Bab 5. evolusi bintang lanjut
 
Mekanika lagrangean
Mekanika lagrangeanMekanika lagrangean
Mekanika lagrangean
 
Metode lagrangean dalam pengembangan mekanika klasik
Metode lagrangean dalam pengembangan mekanika klasikMetode lagrangean dalam pengembangan mekanika klasik
Metode lagrangean dalam pengembangan mekanika klasik
 
Persamaan lagrange
Persamaan lagrangePersamaan lagrange
Persamaan lagrange
 
Mekanika benda-langit
Mekanika benda-langitMekanika benda-langit
Mekanika benda-langit
 
Materi ajar 5 (spektroskopi bintang)
Materi ajar 5 (spektroskopi bintang)Materi ajar 5 (spektroskopi bintang)
Materi ajar 5 (spektroskopi bintang)
 
Mekanika (lagrangian)
Mekanika (lagrangian)Mekanika (lagrangian)
Mekanika (lagrangian)
 
Mekanika hamilton
Mekanika hamiltonMekanika hamilton
Mekanika hamilton
 
Materi ajar 3 (besaran di astrofisika)
Materi ajar 3 (besaran di astrofisika)Materi ajar 3 (besaran di astrofisika)
Materi ajar 3 (besaran di astrofisika)
 
Astronomi dan astrofisika rev.3(1)
Astronomi dan astrofisika rev.3(1)Astronomi dan astrofisika rev.3(1)
Astronomi dan astrofisika rev.3(1)
 
Sejarah sungai kuning
Sejarah sungai kuning Sejarah sungai kuning
Sejarah sungai kuning
 
Mekanika benda langit_rinto_anugraha
Mekanika benda langit_rinto_anugrahaMekanika benda langit_rinto_anugraha
Mekanika benda langit_rinto_anugraha
 
Benda hitam astronomi
Benda hitam astronomiBenda hitam astronomi
Benda hitam astronomi
 
Astronomi hk.newton tentang gravitasi
Astronomi hk.newton tentang gravitasiAstronomi hk.newton tentang gravitasi
Astronomi hk.newton tentang gravitasi
 
Materi Kuliah Teknik Pertambangan ; Geologi Struktur Semester III STTNAS Yogy...
Materi Kuliah Teknik Pertambangan ; Geologi Struktur Semester III STTNAS Yogy...Materi Kuliah Teknik Pertambangan ; Geologi Struktur Semester III STTNAS Yogy...
Materi Kuliah Teknik Pertambangan ; Geologi Struktur Semester III STTNAS Yogy...
 
tata koordinat benda langit (astronomi)
tata koordinat benda langit (astronomi)tata koordinat benda langit (astronomi)
tata koordinat benda langit (astronomi)
 
Persamaan lagrange dan hamilton
Persamaan lagrange dan hamiltonPersamaan lagrange dan hamilton
Persamaan lagrange dan hamilton
 

Similar to Astronomi dan

8.sistem tata surya ILMU PENGETAHUAN BUMI DAN ANTARIKSA Nurul Faela Shufa UNNES
8.sistem tata surya ILMU PENGETAHUAN BUMI DAN ANTARIKSA Nurul Faela Shufa UNNES8.sistem tata surya ILMU PENGETAHUAN BUMI DAN ANTARIKSA Nurul Faela Shufa UNNES
8.sistem tata surya ILMU PENGETAHUAN BUMI DAN ANTARIKSA Nurul Faela Shufa UNNES
Nurul Shufa
 
Presentasi ipba
Presentasi ipbaPresentasi ipba
Presentasi ipbasrytatik
 
Makalah PERKEMBANGAN IPBA,GRAVITASI UNIVERSAL,HK. KEPPLER,GRAVITASI NEWTON, D...
Makalah PERKEMBANGAN IPBA,GRAVITASI UNIVERSAL,HK. KEPPLER,GRAVITASI NEWTON, D...Makalah PERKEMBANGAN IPBA,GRAVITASI UNIVERSAL,HK. KEPPLER,GRAVITASI NEWTON, D...
Makalah PERKEMBANGAN IPBA,GRAVITASI UNIVERSAL,HK. KEPPLER,GRAVITASI NEWTON, D...
trianaN
 
Buku Murid IPA - Ilmu Pengetahuan Alam Bab 7 - Fase D.pdf
Buku Murid IPA - Ilmu Pengetahuan Alam Bab 7 - Fase D.pdfBuku Murid IPA - Ilmu Pengetahuan Alam Bab 7 - Fase D.pdf
Buku Murid IPA - Ilmu Pengetahuan Alam Bab 7 - Fase D.pdf
SMPK Stella Maris
 
Sistem tata surya
Sistem tata suryaSistem tata surya
Sistem tata surya
1901503233
 
Tugas tik makalah.sifa
Tugas tik makalah.sifaTugas tik makalah.sifa
Tugas tik makalah.sifa
sifazzh
 
Tugas tik makalah.sifa
Tugas tik makalah.sifaTugas tik makalah.sifa
Tugas tik makalah.sifa
sifazzh
 
Tugas tik makalah.sifa
Tugas tik makalah.sifaTugas tik makalah.sifa
Tugas tik makalah.sifa
sifazzh
 
Tugas tik makalah.sifa
Tugas tik makalah.sifaTugas tik makalah.sifa
Tugas tik makalah.sifa
sifazzh
 
Tugas tik makalah.sifa
Tugas tik makalah.sifaTugas tik makalah.sifa
Tugas tik makalah.sifa
sifazzh
 
Andhika firmansyah x.iis.3.geografi.pt
Andhika firmansyah x.iis.3.geografi.ptAndhika firmansyah x.iis.3.geografi.pt
Andhika firmansyah x.iis.3.geografi.pt
Andhika Firmansyah
 
Bab 7 Bumi dan Tata Surya.pdf
Bab 7 Bumi dan Tata Surya.pdfBab 7 Bumi dan Tata Surya.pdf
Bab 7 Bumi dan Tata Surya.pdf
agus mulanto
 
Alam Semesta
Alam SemestaAlam Semesta
Alam Semesta
Suya Yahya
 
Jagad raya tata surya-bumi
Jagad raya tata surya-bumiJagad raya tata surya-bumi
Jagad raya tata surya-bumi
puput rachmani
 
Si stem tata surya
Si stem tata suryaSi stem tata surya
Si stem tata surya
Febri Yanto
 
Ipa7 kd12-d
Ipa7 kd12-dIpa7 kd12-d
Ipa7 kd12-d
SMPK Stella Maris
 
Bahan ajar tata surya
Bahan ajar tata suryaBahan ajar tata surya
Bahan ajar tata surya
Zaina Rita
 
Bab 8 tata_surya_bumi_dan_matahari
Bab 8 tata_surya_bumi_dan_matahariBab 8 tata_surya_bumi_dan_matahari
Bab 8 tata_surya_bumi_dan_matahari
Alem Tatangsutarma
 
Kisi kisi-olimpiadeastronomi
Kisi kisi-olimpiadeastronomiKisi kisi-olimpiadeastronomi
Kisi kisi-olimpiadeastronomi
eli priyatna laidan
 

Similar to Astronomi dan (20)

8.sistem tata surya ILMU PENGETAHUAN BUMI DAN ANTARIKSA Nurul Faela Shufa UNNES
8.sistem tata surya ILMU PENGETAHUAN BUMI DAN ANTARIKSA Nurul Faela Shufa UNNES8.sistem tata surya ILMU PENGETAHUAN BUMI DAN ANTARIKSA Nurul Faela Shufa UNNES
8.sistem tata surya ILMU PENGETAHUAN BUMI DAN ANTARIKSA Nurul Faela Shufa UNNES
 
Presentasi ipba
Presentasi ipbaPresentasi ipba
Presentasi ipba
 
Makalah PERKEMBANGAN IPBA,GRAVITASI UNIVERSAL,HK. KEPPLER,GRAVITASI NEWTON, D...
Makalah PERKEMBANGAN IPBA,GRAVITASI UNIVERSAL,HK. KEPPLER,GRAVITASI NEWTON, D...Makalah PERKEMBANGAN IPBA,GRAVITASI UNIVERSAL,HK. KEPPLER,GRAVITASI NEWTON, D...
Makalah PERKEMBANGAN IPBA,GRAVITASI UNIVERSAL,HK. KEPPLER,GRAVITASI NEWTON, D...
 
Buku Murid IPA - Ilmu Pengetahuan Alam Bab 7 - Fase D.pdf
Buku Murid IPA - Ilmu Pengetahuan Alam Bab 7 - Fase D.pdfBuku Murid IPA - Ilmu Pengetahuan Alam Bab 7 - Fase D.pdf
Buku Murid IPA - Ilmu Pengetahuan Alam Bab 7 - Fase D.pdf
 
D
DD
D
 
Sistem tata surya
Sistem tata suryaSistem tata surya
Sistem tata surya
 
Tugas tik makalah.sifa
Tugas tik makalah.sifaTugas tik makalah.sifa
Tugas tik makalah.sifa
 
Tugas tik makalah.sifa
Tugas tik makalah.sifaTugas tik makalah.sifa
Tugas tik makalah.sifa
 
Tugas tik makalah.sifa
Tugas tik makalah.sifaTugas tik makalah.sifa
Tugas tik makalah.sifa
 
Tugas tik makalah.sifa
Tugas tik makalah.sifaTugas tik makalah.sifa
Tugas tik makalah.sifa
 
Tugas tik makalah.sifa
Tugas tik makalah.sifaTugas tik makalah.sifa
Tugas tik makalah.sifa
 
Andhika firmansyah x.iis.3.geografi.pt
Andhika firmansyah x.iis.3.geografi.ptAndhika firmansyah x.iis.3.geografi.pt
Andhika firmansyah x.iis.3.geografi.pt
 
Bab 7 Bumi dan Tata Surya.pdf
Bab 7 Bumi dan Tata Surya.pdfBab 7 Bumi dan Tata Surya.pdf
Bab 7 Bumi dan Tata Surya.pdf
 
Alam Semesta
Alam SemestaAlam Semesta
Alam Semesta
 
Jagad raya tata surya-bumi
Jagad raya tata surya-bumiJagad raya tata surya-bumi
Jagad raya tata surya-bumi
 
Si stem tata surya
Si stem tata suryaSi stem tata surya
Si stem tata surya
 
Ipa7 kd12-d
Ipa7 kd12-dIpa7 kd12-d
Ipa7 kd12-d
 
Bahan ajar tata surya
Bahan ajar tata suryaBahan ajar tata surya
Bahan ajar tata surya
 
Bab 8 tata_surya_bumi_dan_matahari
Bab 8 tata_surya_bumi_dan_matahariBab 8 tata_surya_bumi_dan_matahari
Bab 8 tata_surya_bumi_dan_matahari
 
Kisi kisi-olimpiadeastronomi
Kisi kisi-olimpiadeastronomiKisi kisi-olimpiadeastronomi
Kisi kisi-olimpiadeastronomi
 

Astronomi dan

  • 1. ASTRONOMI DAN KOSMOLOGI VEDA I. ILMU ASTRONOMI ADALAH BAGIAN DARI VEDA 1. Pengetahuan Veda mencakup segala aspek kehidupan. Untuk mempraktek- kan ajaran Veda dalam kehidupan sehari-hari, ada 6 (enam) cabang penge- tahuan Veda yang disebut Vedanga dan harus dipelajari yaitu: a. Siksa, ilmu pengucapan mantra-mantra Veda. b. Vyakarana, ilmu tata-bahasa Veda yaitu tata-bahasa Sanskerta/Sanskrit. c. Nirukti, kamus bahasa Sanskerta. d. Canda, ilmu menyanyikan mantra-mantra Veda. e. Jyotisa, ilmu Astronomi dan Kosmologi Veda, dan f. Kalpa, pengetahuan tentang ritual (yajna) dan aturan hidup sehari-hari. 2. Hal-hal yang menyangkut Kalpa tercantum dalam Kalpa-sutra yang terdiri dari 4 (empat) bagian yaitu: a. Srouta, ritual (yajna) kolektip. b. Grhya, riyual (yanja) individu/perorangan/keluarga. c. Dharma, tugas kewajiban dalam hubungannya dengan lembaga Varna- asrama, dan d. Sulba, ilmu arsitektur membuat tempat dan bangunan ritual, kuil, pura, mandir, asrama, dsb.
  • 2. 3. Disamping itu, ada lagi pengetahuan veda tambahan/pelengkap yang dise- but Upaveda seperti Ayur-Veda (ilmu pengobatan), Dhanur-Veda (ilmu se jata/perang), Gandharva-Veda (ilmu kesenian), Artha-Sastra (ilmu kepeme- rintahan), dsb. II. PERANAN JYOTISA DALAM PERADABAN VEDA 1. Jyotisa adalah ilmu astronomi Veda. Ia disebut juga Jyotir-Ve- atau Jyotir-Sastra. Dan ia amat berperanan dalam menentukan hari baik (tepat) untuk melaksanakan ritual (yajna), membang- un kuil atau mandir dan juga melaksanakan kegiatan ke-agama an lain berdasarkan letak/kedudukan bintang-bintang dan pla- net di langit. Hal ini dapat diketahui dari kutipan sloka berikut. Seseorang hendaklah melaksanakan upacaraSeseorang hendaklah melaksanakan upacara sraddhasraddha pada haripada hari Makara-sankrantiMakara-sankranti atauatau Krkata-sankrantKrkata-sankrant i. Seseorangi. Seseorang hendaklah ju-hendaklah ju- ga melaksanakan upacara ini pada hariga melaksanakan upacara ini pada hari Mesa-sankrantiMesa-sankranti dan haridan hari Tula-sankrantTula-sankranti yang dalami yang dalam yogayoga disebutdisebut Vyatipata.Vyatipata. PadaPada hari itu,hari itu, ketigaketiga tithitithi bulan berdampingan yaitu ketika sedangbulan berdampingan yaitu ketika sedang gerhaba bu-gerhaba bu- lan ataupun gerhana matahari yang terjadi pada hari ke-lan ataupun gerhana matahari yang terjadi pada hari ke- duabelasduabelas pada bulanpada bulan SravanSravana (Bhag.7.14.20).a (Bhag.7.14.20). 2. Karena peranannya demikian penting, maka dalam Jyotir-Veda termuat atu-
  • 3. nya dengan konsep Geocentris. Bhumi dianggap sebagai planet statis yang mengambang diangkasa dan dikelilingi planet-planet lain yang mengitarinya. 3. Bagian dari Jyotir-Veda yang memuat perhitungan Astronomik ru- mit adalah (antara lain) Surya-Siddhanta yang dikatakan di-ajarkan oleh utusan Deva Matahari kepada sang Arsitek para Asura yaitu Maya Danava pada akhir Satya-Yuga yang telah lewat. Hal ini ditu- njukkan oleh sloka Surya-Siddhanta berikut. Wahai Maya, dengarlah dengan penuh perhatian. Ilmu Astronomi yang mu lia ini yang Deva Matahari ajarkan kepada para Rishi pada setiap Yuga. Sa ya ajarkan ilmu pengetahuan kuno yang sama itu (kepada anda). Tetapi per bedaan antara ilmu kuno dan ilmu sekarang terjadi karena masalah waktu akibat perputaran Yuga-Yuga itu. Begitu kata utusan Surya kepada Maya.4. Jyotir-Veda (Surya-Siddhanta) menjelaskan tentang 7 (tujuh) planet yaitu Ma- tahari (Aditya), Bulan (Soma), Mercuri (Budha), Venus(Sukra), Mars (Angara- ka), Jupiter (Brhaspati) dan Saturnus (Sanaiscara) tanpa me-nyebut adanya planet Neptunus, Uranus ataupun Pluto. Tetapi, ia menyebut adanya planet Rahu dan Ketu. 5. Topik-topik yang dibahas dalam Surya-Siddhanta adalah: a. Perhitungan posisi rata-rata (tengah) dan posisi sebenarnya planet-planet di langit. b. Perhitungan menetapkan derajat lintang dan derajat bujur serta koordinat
  • 4. c. Peramalan waktu terjadinya gerhana bulan dan gerhana matahari, baik ger hana penuh ataupun sebagian. d. Peramalan waktu ketika planet terletak sejajar dengan bintang ataupun planet-planet lain. e. Perhitungan waktu terbit dan tenggelammnya planet dan bintang. f. Perhitungan fase-fase Bulan. g. Perhitungan waktu ketika planet-planet berjejer pada sa- tu garis lurus. h. Uraian tentang kosmologi/kosmograpi. i. Uraian tentang peralatan Astronomi, dan j. Pembicaraan tentang macam-macam waktu. III. MULAINYA KALI-YUGA SEBAGAI DASAR PERHITUNGAN ASTRONOMIK 1. Dalam Jyotir-Veda (Surya-Siddhanta), waktu diukur dalam hari sejak Kali-Yu ga mulai dan didasari asumsi bahwa posisi ke-tujuh planet ( yaitu Matahari, Bulan, Mercuri, Venus, Mars, Jupiter dan Saturnus) terletak se-jajar dengan bintang Zeta Piscium (Revati) pada hari nol. Bintang ini (Revati) dijadikan ti- kan titik nol oleh para Astronomer Jyotir-Veda untuk menghitung derajat bu- jur semesta. Posisi planet Rahu pada hari nol itu diasumsikan 180 derajat da ri bintang Revati. 2. Menurut Jyotir-Veda, Kali-Yuga mulai tgl.18 Pebruari 3102 SM ketika (dilihat
  • 5. dilihat tengah malam dari Ujjain, India), ketujuh planet ( Matahari, Bulan, Mercuri, Venus, Mars, Jupiter dan Saturnus), tidak dapat dilihat, sebab me- reka berjejer pada satu garis lurus di balik bhumi. Sementara itu, planet Rahu yang gelap tepat berada di-atas Bhumi dan tak terlihat di malam nan gulita. 3. Dalam menghitung kedudukan (posisi) planet di langit, pa- ra Astronomer Jyotir-Veda perlu memahami ahargana yak- ni jumlah hari tepat Kali-Yuga yang telah lewat. Astronomer India Aryabhata menulis bahwa dia berusia 23 tahun ketika 3.600 tahun Kali-Yuga telah berlalu. Oleh karena Aryabhata lahir th. 476 M, maka (setelah melalui perhitungan) tgl.1 Ok- tober 1965 adalah hari ke 1.850.569 Kali-Yuga. Berdasarkan data ini diketa hui bahwa Kali-Yuga mulai pada tgl.18 Pebruari 3102 SM. 4. Oleh karena Kali-Yuga mulai 3102 SM sedangkan tahun Masehi sudah le- wat selama 2006, maka para Vaisnava berkesimpulan bahwa perang Kuru- ksetra terjadi 5108 tahun atau 51 abad yang lalu. IV. JYOTIR VEDA DAN ASTRONOMI MODERN 1. Jyotir-Veda (Surya-Siddhanta) mendasari perhitungan astronomiknya de- ngan konsep Geocentric yaitu planet Bhumi sebagai statis sementara pla net-planet lain berputar mengelilinginya (lihat uraian II.2). Sedangkan As- tronomi modern (barat) mendasari perhitungannya dengan konsep Helio-
  • 6. centric yaitu Bhumi berputar bersama-sama planet-planet lain mengelilingi matahari. 2. Perbedaan dasar perhitungan tersebut tidak berpengaruh besar pada hasil perhitungan. Hal ini ditunjukkan oleh data-data berikut. GEOCINTRIC HELIOCENTRIC NAMA PLANET NAMA PLANET DALAM VEDA JARAK DARI MATAHARI (KM) JYOTIR-VEDA AS. MODERN SATURNUS JUPITER MARS VENUS MERCURI SANAISCARA- GRAHA BRHASPATI-GRAHA ANGARAKA-GRAHA SUKRA-GRAHA BUDHA-GRAHA 1.361.727.000 757.848.000 230.193.000 108.371.000 55.007.000 1.427.497.000 777.276.000 227.204.000 107.623.000 58.296.000 NAMA PLANET NAMA PLANET DALAM VEDA JUMLAH HARI DALAM SETAHUN JYOTIR-VEDA AS. MODERN SATURNUS JUPITER MARS VENUS MERCURI SANAISCARA- GRAHA BRHASPATI-GRAHA ANGARAKA-GRAHA SUKRA-GRAHA BUDHA-GRAHA 10.766 4.332 687 225 88 10.754 4.333 687 225 88
  • 7. 3. Karena menunjukkan hasil perhitungan yang hampir sama, para Astrono- mer modern (David Pingree, George Toomer, Van Der Waerden, dsb) ber kesimpulan bahwa ilmu Astronomi Veda di-import dari Yunani pada abad permulaan ajaran Kristen menyebar. 4. Tetapi dalam hal diameter setiap planet, ukuran Jyotir-Veda menunjuk- kan perbedaan significant dari ukuran Astronomi modern atas planet Ju- piter, Venus dan Matahari. NAMA PLANET NAMA PLANET DALAM VEDA DIAMETER (KM) JYOTIR VEDA AS. MODERN SATURNUS JUPITER MARS VENUS MERCURI BHUMI BULAN MATAHARI SANAISCARA- GRAHA BRHASPATI-GRAHA ANGARAKA-GRAHA SUKRA-GRAHA BUDHA-GRAHA PRTHIVI-GRAHA SOMA-GRAHA SURYA-GRAHA 118.876 66.973 6.069 6.452 4.840 12.872 3.861 52.292 115.848 139.742 6.743 12.164 4.988 12.756 3.475 1.391.9625. Perbedaan ini mungkin disebabkan oleh: a. Salah copy (salin) sloka-sloka Surya-Siddhanta dimasa lalu yaitu radius dianggap diameter atau sebalik-nya.
  • 8. b. Ilmu pengetahuan Jyotir-Veda (Surya-Siddhanta) dimengerti secara ke- liru pada suatu jaman dimasa lalu setelah Kali-Yuga mulai (lihat uraian II.3 dimuka). c. Ketidak sempurnaan pengamatan oleh para Astronomer modern. V. GERAKAN PLANET DAN BINTANG 1. Menurut Jyotir-Veda, semua planet dan bintang bergerak berputar mengeli- lingi poros (axis) tetap yang memanjang dari Gunung Sumeru keatas melalui Dhruva-loka (Bintang Kutub atau Pole Star). Dikatakan, “Semua planet dan bintang berputar mengelilingi Dhruva-loka menurut orbitnya masing-masing. Mereka di-ikat seperti itu oleh Kepribadian Tuhan YME dalam susunan alam material sesuai dengan de- karma nya, dan me-ngelilingi Dhruva-loka karena kekuatan angin. Mereka akan terus bergerak demikian sampai dengan akhir masa ciptaan” (Perhatikan Bhag.5.23.2-3). 2. Veda tidak menyebut “Daya Gravitasi” sebagai penyebab planet dan bintang mengambang dan berputar di-angkasa, tetapi karena kekuatan angin yaitu angin pravaha. Angin ini adalah energi yang memancar dari Ananta Sesa ya- ng menopang seluruh dunia di alam semesta. 3. Dalam hubungan ini, Tuhan Krishna berkata, “Gam avisya ca bhutani dhara- yamy aham ojasa, Saya masuk kesetiap planet dan karena tenagaKu, mere- ka mengambang dan dan berputar pada orbitnya” (Bg.15.13). Didalam Veda disebutkan ada 49 (empat puluh sembilan) jenis angin. Tetapi Jyotir-Veda
  • 9. (Jyotir-Veda) hanya menyebut 7 (tujuh) jenis angin yaitu: Avaha, Samvaha, Pravaha, Udvaha, Suvaha, Parivaha dan Paravaha. 4. Sampai saat ini, sebab adanya daya gravitasi yang dimiliki setiap planet dan bintang, masih merupakan misteri. Newton sendiri tidak menjelaskan kenapa ada gravitasi. Dia hanya berkata bahwa theori gravitasinya hanyalah merupakan penjelasan numerik atas akibat-akibat yang dapat dilihat di angkasa. Dan di katakan olehnya bahwa gravitasi adalah “Action in a distance”. VI. HAKEKAT BINTANG 1. Menurut Astronomi modern, bintang adalah matahari yang berada amat jauh dari Bhumi. Dan, matahari kita adalah salah satu dari triliyunan bintang yang ada di alam semesta. Theori “banyak matahari” ini tidak diterima oleh Veda. 2. Tuhan Krishna berkata, “Naksatranam aham sasi, di-antara bin- tang-bintang, Saya adalah bulan” (Bg.10.21, dan perhatikan pu- la Bg. 13.34, “Yatha prakasayaty ekah, krtsnam lokam imam ra- vih). Jadi Bulan adalah satu bintang paling utama, dan bintang- bintang itu adalah sejenis Bulan yang memantulkan cahaya Ma- tahari. Mungkin bintang-bintang itu memiliki cahaya sendiri, te- tapi mereka bukan Matahari yang bercahaya amat kemilau setiap hari. 3. Bintang-bintang (dalam konstelasi) Karttika dikatakan oleh Veda sebagai pa- ra istri Bulan. Tujuh bintang dalam konstelasi Big-Dipper adalah Sapta Rishi.
  • 10. Revati dikatakan sebagai putri Raja Revata. Arundhati yang merupakan sa- lah satu bintang di langit, dikatakan istri Rishi Vasistha, dan sebagainya. 4. Veda (Bhag.5.22.11) menyebut adanya 28 (dua puluh delapan) naksatra, ra- si/konstelasi bintang utama yang terletak 1.574.400 km (=200.000 y) di-atas Bulan. Dari jumlah ini, 27 berada sepanjang Ecliptic (orbit Matahari) dan di- pakai sebagai dasar menghitung Bulan menyelesaikan satu kali orbitnya (yaitu 27,3 hari). 5. Ke 28 naksatra tersebut berada dalam Sisumara-Cakra (Bhg.5.23.7) yaitu suatu wujud imaginer berupa binata- tang (ikan lumba-lumba) yang dibentuk oleh konstelasi bintang-bintang itu. Dikatakan bahwa setiap naksatra (rasi bintang) itu berada di bagian tertentu pada badan Sisumara-Cakra. (Lihat daftar dihalaman berikut). 6. Veda selanjutnya menjelaskan bahwa dalam masa 12 (dua-belas) bulan ber edar, Matahari bersinggungan dengan 12 (dua-belas) naksatra (rasi-bintang atau zodiak) yang diberi nama sesuai dengan bentuknya yaitu: Karkata (ke- piting), Simha (singa), Kanya (gadis), Tula (timbangan), Vrscika (kalajengki- ng), Dhanur (pemanah), Makara (ikan hiu), Kumbha (orang menuang air), Mi na (ikan), Mesa (kambing), Vrsabha (lembu) dan Mithuna (dua manusia). 7. Ke 28 naksatra (rasi/konstelasi bintang) beserta nama padanan nya dalam Astronomi modern dapat dilihat pada halaman berikut. Sedangkan ke 12 naksatra yang menjadi tanda perbintangan dalam Astrolo gi Veda, disajikan pada halaman selanjutnya.
  • 11. DAFTAR NAMA NAKSATRA PADA SISUMARA-CAKRA NO 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. BAGIAN BADAN SISUMARA- CAKRA KANAN KANAN KANAN KANAN KANAN KANAN SIRIP KANAN PINGGANG PINGGANG SIRIP KIRI SIRIP KIRI SIRIP KIRI SIRIP KIRI SIRIP KIRI SIRIP KIRI SIRIP KIRI SIRIP KIRI SIRIP KIRI BAHU KIRI TELINGA KIRI MATA KIRI LOBANG HIDUNG KIRI LBG HIDUNG KANAN MATA KANAN MATA KIRI BAHU KANAN NAMA NAKSATRA REVATI ASVINI BHARANI KRTTIKA ROHINI MRGASIRSA ARDRA PUNARVASU PUSYA ASLESA MAGHA PURVA-PHALGUNI UTTARA-PHALGUNI HASTA CITRA SVATI VISAKHA ANURADHA JYESTHA MULA PURVASADHA UTTARASADHA ABHIJIT SRAVANA DHANISTHA SATABHISA PURVABHADRA UTTARABHADRA NAMA PERBINTANGAN MODERN ZETA PISCIUM ALPHA ARIETIS MUSCA PLEIADES ALPHA TAURI LAMBDA ORIONIS ALPHA ORIONIS BETA GENIMORUM DELTA CANCRI ALPHA 1 & 2 CANCRI ALPHA LEONIS DELTA-LEONIS BETA LEONIS GAMMA ATAU DELTA CORVI ALPHA VIRGINIS ALPHA BOOTIS XI LIBRA DELTA SCORPIONIS ALPHA SCORPIONIS NU SCORPIONIS DELTA SAGITTARII TAU SAGITTARII ALPHA LYRI ALPHA AQUILAE ALPHA DELPHINI LAMBDA AQUARII ALPHA PEGASI ALPHA ANDROMEDA
  • 12. KEDUDUKAN PLANET- PLANET PADA SISUMARA CAKRA No BAGIAN BADAN SISUMARA CAKRA NAMA PLANET KETERANGAN 1. UJUNG EKOR 2. EKOR 3. BAGIAN BAWAH EKOR 4. KEDUA PAHA 5. BAWAH PERUT 6. BAGIAN ATAS DAGU 7. BAGIAN BAWAH DAGU 8. MULUT 9. KEMALUAN 10. BAGIAN ATAS LEHER 11. DADA 12. LUBUK HATI 13. PIKIRAN (KEPALA) 14. PUSAR 15. KEDUA PUTTING SUSU 16. NAFASNYA 17. LEHER 18. PADA SELURUH BAGIAN BADAN DHRUVA-LOKA PLANET PARA DEVA PRAJAPATI, AGNI, INDRA DAN DHARMA PLANET PARA DEVA DHATA DAN VIDHATA PLANET PARA RISHI SAPTA RISHI SUNGAI GANGA MILKY WAY/BIMA-SAKTI AGASTYA-LOKA YAMA-LOKA ANGARAKA-GRAHA MARS SANAISCARA-GRAHA SATURNUS BRHASPATI-GRAHA JUPITER SURYA-GRAHA MATAHARI SINGGASANA TUHAN NARAYANA SOMA-GRAHA BULAN SUKRA-GRAHA VENUS PLANET DEVA KEM- ASVINI-KUMARA BAR BUDHA-GRAHA MERCURI PLANET RAHU BERMACAM-MACAM KOMET BERMACAM-MACAM BINTANG
  • 13. GAMBAR 12 TANDA PERBINTANGAN DA- LAM ASTROLOGI VEDA
  • 14. VII. GERHANA BULAN DAN MATAHARI 1. Menurut Veda, diatas Bhumi adalah antariksa, wilayah langit dimana tidak ada angin berhembus dan awan bergerak. Kemudian, 1.158.480 km (= 90. 000 y) diatas Bhumi adalah planet Rahu, dan 128.720 km (=10.000 y) diat- as Rahu adalah planet Matahari. Selanjutnya 2.574.000 km (200.000 y) di- atas matahari adalah planet Bulan. Jarak ini adalah garis tegak lurus ke- atas dari permukaan Bhu-mandala. 2. Dalam pustaka Veda dikatakan bahwa planet Rahu adalah penyebab ter-jadi- nya gerhana Bulan dan gerhana Mata- hari ketia ia lewat didepan Bulan atau- pun matahari. Hal ini sangat berlawan- an dari pandangan Astronomi modern yang menyatakan bahwa gerhana Matahari terjadi karena Bulan lewat di depan Matahari. Dan gerhana Bulan terjadi karena Bulan melewati baya- ngan Bhumi. 3. Jyotir-Veda (Surya-Siddhanta) menjelaskan tentang gerhana serupa de- ngan pandangan Astronomi modern. Tetapi Jyotir-Veda juga menyebut peranan planet Rahu dalam proses terjadinya gerhana Bulan dan Mata- hari. Sebab menurut perhitungan Jyotir-Veda, planet Rahu (maupun Ke- tu) selalu berada posisi garis lurus dengan Bulan ketika terjadi gerhana Bulan, dan pada posisi garis lurus dengan Matahari ketika terjadi gerha-
  • 15. na Matahari. Dengan kata lain, ketika terjadi gerhana Matahari, planet Rahu tepat berada pada orbit Matahari dalam garis lurus dengan Bulan dan Bhu- mi. Dan ketika terjadi gerhana Bulan, planet Rahu tepat melewati bayangan Bhumi dalam garis lurus dengan Matahari. 4. Penjelasan Veda bahwa Bulan ataupun Matahari meng- alami gerhana karena terhalangi/tertutupi (= dimakan) oleh Rahu ataupun Ketu, adalah karena Rahu dan Ketu memegang peranan amat penting dalam Astrologi Veda. Posisi keduanya di langit pada suatu saat tertentu, sa- ngat berpengaruh pada peristiwa-pristiwa yang terjadi di Bhumi. Karena itu, para Astronomer Jyotir-Veda ha- rus tahu dimana Rahu dan Ketu berada pada setiap saat di langit. 5. Peranan Rahu (dan juga Ketu) dalam gerhana Bulan dan Matahari secara tradisional bersumber dari lila Tuhan Sri Visnu membantu para Deva dan Asura dalam meng-aduk lautan susu untuk mencari amrita. Rahu yang menyamar sebagai Deva supaya bisa ikut minum amrita, dilaporkan kepada Sri Visnu oleh Soma (Bulan) dan Surya (Matahari). Dalam inkarnasiNya sebagai Mohini, Sri Vis- nu memenggal kepala Rahu dengan cakraNya. Sejak saat itu, Rahu yang hanya berupa kepala saja selalu berusaha meng- hancurkan Bulan dan Matahari dengan menelan mereka. 6. Di dunia Barat pun ada ceritra kuno yang menjelaskan bahwa gerhana Bu- lan dan Matahari terjadi karena ulah Demon (Asura). Pada satu lukisan Mu-
  • 16. slim th. 1272 M digambarkan malaikat Shamshurah berperang melawan Demon gerhana dalam wujud seekor Naga. Pada lukisan Raphael th.1504 M digambar- kan St George bertempur melawan Demon gerhana yang berwujud Naga berkaki. 7. Ceritra-ceritra kuno seperti itu serupa de- ngan lila (ceritra rohani) Sri Visnu bertem- pur me-lawan para Asura dan me-menggal kepala sang Asura Rahu. VIII. BHUMI SEBAGAI BHU-GOLA, PLANET KECIL 1. Untuk keperluan hidup masyarakat sehari-hari dalam menentukan hari ba- ik pelaksanaan ritual agama, Jyotir-Veda mendasari perhitungan Astrono- miknya dengan meng-anggap Bhumi sebagai Bhu-gola, planet ke- cil yang berdiameter 12.872 km (1.000 y). Dunia bulat kecil ini,seba gaimana di-lihat berdasarkan pengamatan indriya jasmani, adalah dunia tiga domensi pola Cartesian-Eucledian Geometri. 2. Tetapi Purana-Veda (khususnya Bhagavata-Purana atau Srimad Bhagavatam) men-jelaskan Bhumi tidak sebagai Bhu-gola, dunia bulat kecil, tetapi sebagai Bhu-mandala, dunia datar amat luas berupa pi- ringan (cakram) yang berdiameter 6.436 juta km (= 500 juta y). 3. Oleh karena Bhu-mandala adalah bidang datar amat luas yang memben- tang sampai ke dinding atau kulit alam semesta material, maka proyeksi-
  • 17. nya adalah ecliptic, bindang bundar datar semesta yang berada dibagian tengah alam semesta material. Dengan kata lain, ecliptic ini adalah orbit matahari. Di bawah Bhu-mandala adalah planet-planet Bila-svarga (Atala, Vitala, Sutala, Talatala, Mahatala, Rasatala dan Patala) dan dibawahnya lagi adalah samudra Garbha. 4. Bhumi sebagai Bhu-golam (planet kecil) adalah bagian te- ngah dari Bhu-mandala dan disebut Jambu-dvipa. Diteng- ah-tengan Jambu-dvipa ber-diri tegak Gunung Sumeru ya- ng menjadi pasak (axis) alam semesta material. IX. KONSEP DUA MACAM BHUMI: BHU-GOLA DAN BHU-MANDALA 1. Jadi Veda menjelaskan adanya dua macam Bhumi yaitu: a. Bhu-gola, Bhu- mi bulat kecil yang dilihat dan dimengerti dalam kehidupan sehari-hari se- tiap orang. Dan, b. Bhu-mandala, Bhumi datar amat luas berupa piringan (cakram) yang tidak dilihat dan dimengerti dalam kehidupan sehari-hari se tiap orang. 2. Konsep Bhu-mandala yaitu Bhumi amat luas berupa piringan adalah kon- sep Kosmologi yang telah ada sejak jaman purbakala, dan dikenal (di me- ngerti) secara luas oleh masyarakat dunia pada masa Dvapara, Treta dan Satya-Yuga. Tetapi menjelang awal Kali-Yuga, konsep Bhu-mandala ting- gal bekas-bekasnya saja. 3. Dua akhli sejarah yaitu Giorgio de Santillana dan Hertha von Dechend me- nyatakan bahwa mereka punya bukti-bukti tentang adanya kebudayaan le-
  • 18. leluhur sama diseluruh dunia pada masa silam. Mereka berkata bahwa Ke- budayaan kuno ini memiliki ajaran Astronomi ilmiah, tetapi ajarannya itu di ungkapkan dengan instilah-istilah yang pada jaman modern sekarang dise- but mitos (dongeng). Sebab orang-orang modern dewasa ini tidak memaha minya. a. “Bhumi” adalah bidang datar yang membentang pada Eclip- tic (orbit Matahari). b. “Bhumi daratan” adalah bidang datar yang membentang pa- da Equator semesta. c. “Bhumi yang sebenarnya” (Bhumi yang dihuni) bukan berar ti tanah yang ditempati, tetapi bagian dari kumpulan rasi bin tang (zodiak) yang terletak 24 derajat disebelah kiri dan ka- nan Ecliptic. d. Pada puncak, dibagian tengah yang tinggi, diatas “bidang daratan” ya- ng membentang pada Equator, adalah bintang kutub (Pole Star). e. Pada puncak yang berlawanan yaitu dibalik kedalaman air yang ada di- bagian bawah dan tidak terlihat dari garis lintang kita, adalah kutub se- latan yaitu bintang Conopus. 4. Penjelasan tentang Bhumi sebagaimana diuraikan diatas, cocok dengan penjelasan Veda tentang Bhu-mandala. Menurut Veda, dibawah bidang da tar Bhu-mandala (yaitu ke-arah selatan) adalah 7 (tujuh) susunn planet Bi- la-svarga,dan dibawahnya lagi adalah samudra Garbha yang air nya me- menuhi ½ ruang alam semesta materal (lihat uraian VIII.3 diatas).Sedang-
  • 19. kan bintang kutub (Pole Star) yang berada di utara adalah Dhruva-loka. Dan bintang Conopus yang ada di selatan adalah Agastya-loka. 5. Kosmologi yang serupa dengan Kosmologi Veda tentang Bhu-mandala, ditemukan secara luas diseluruh pelosok dunia berupa ceritra-ceritra ya- ng sudah “mem-fosil”yaitu ceritra kuno yang telah kehilang- an makna aslinya tetapi dilestarikan dengan makna menyim- ng dalam kehidupan ber-bagai ras dan suku bangsa kuno di- masa silam. 6. Salah satu dari banyak ceritra kuno itu adalah Norse Mytho- logy. Pada gambar di-samping nampak Bhumi sebagai ling- karan pulau yang dikelilingi oleh samudra. Ditengah-tengah Bhumi berdiri satu Gunung besar amat tinggi di-mana terle- tak Asgard, tempat tinggal para Deva. Ini sama saja dengan uraian Veda bahwa di tengah- tengah Jambu-dvipa ber-diri Gn Sumeru yang men-jadi axis (pasak) alam semesta mate- rial dan tempat tinggal para Deva (lihat uraian VIII. 4 di muka dan dibelakang). 7. Konsep Kosmologi Veda tentang Bhu-mandala dan Gunung Sumeru yang besar dan tinggi berada ditengah-tengahnya dan dikelilingi samu- dra, serupa dengan pandangan orang Yunani kuno bahwa Gn Olympus terletak di tengah-tengah Bhumi dan men-jadi pasak alam semesta ma- terial. Bagi orang Babylonia Gn Ziggurat dan bagi orang Iran kuno Gn Elbruz adalah pasak alam semesta material. Selanjutnya,di negeri lain,
  • 20. bagi orang Jerman kuno Gn Humingbjorg, bagi orang Inggris kuno Gn. Irmingsul, dan bagi orang China kuno Gn Khun Lun adalah pasak se- mesta yang me-nyangga segala sesuatu di dunia ini. Fakta-fakta ini di- raikan oleh Mircea Eliade dalam bukunya yang ber-judul “Shamaism”. 8. Dalam bukunya yang berjudul “Science And Civilization in China”, sa- ng penulis Needham menyebut adanya “Wheel Map” peta roda. Peta ini meng-gambarkan Bhumi sebagai lingkaran pulau yang mengelilingi sa- tu Gunung. Dikatakan bahwa Kosmologi seperti ini sangat umum di ma syarakat China kuno. X. JAMBU-DVIPA SEBAGAI BAGIAN BHU-MANDALA 1. Jambu-dvipa adalah salah satu dari 7 (tujuh) dvi- pa yang membentuk Bhu-mandala. Jambu-dvipa terletak dibagian tengah Bhu-mandala dan dikeli- lingi oleh samudra air asin. Ditengah Jambu-dvipa berdiri Gn Sumeru. 2. Dikatakan bahwa Jambu-dvipa memiliki 9 (sembilan) wilayah (varsa) yang masing-masing panjangnya adalah 115.048 km (= 9.000 y). Salah satu da- ri varsa itu adalah Bharata-varsa yang devasa ini dimengerti sebagai wila- yah negara India. Disebut Jambu-dvipa karena disini tumuh pohon jambu. 3. Pada masa pemerintahan Raja Yudhisthira, orang-orang bisa berhubung- an dengan penduduk semua varsa lain di seluruh Jambu-dvipa. Dan pada masa pemerintahan Raja Dhruva, penduduk memiliki akses ke seluruh wi- layah Bhu-mandala.
  • 21. GAMBAR WILAYAH JAMBU-DVIPA 1 2 3 4 5 6 7 9 8 1= ILLAVRTA-VARSA 2 = RAMYAKA-VARSA 3 = HIRANMAYA-VARSA 4 = KURU-VARSA BHAUMA 5 = BHADRASVA-VARSA SVARGA 6 = HARI-VARSA 7 = KIMPURUSA-VARSA 8 = KETUMALA-VARSA 9 = BHARATA-VARSA GN HIMALAYA GN HEMAKUTA GN NISHADA GN GANDHAMADANA GN MANDARA GN NILA GN SVETA GN SRNGAVAN GN MALYAVAN GN KUMUDA GN MERU-MANDARA GN TRISIRA & GN MAKARA GN JATHARA & GN DEVAKUTA GN PAVANA & GN PARIYATRA GN KAILASA & GN KARIVARA GN SUMERU GN SUPARSVA (P.MANGGA) (P. JAMBU) (P KADAMBA) (P BERINGIN) D.AIR SUSU / T.NANDANA D.AIR MADU / T.CAITRARATHA D.AIR TEBU / T. VAIBHRAJAKA D.AIR SEGAR / T.SAR VATOBHADRA
  • 22. 4. Adapun ke 9 varsa Jambu-dvipa tersebut dapat dijelaskan secara ring- kas sebagai berikut. NO. NAMA VARSA LETAK ANTARA DUA GUNUNG PENJELASAN 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. RAMYAKA-VARSA BHADRASVA- VARSA HARI-VARSA KETUMALA-VARSA HIRANMAYA-VARSA KURU-VARSA KIMPURUSA-VARSA ILAVRTA-VARSA BHARATA-VARSA GN NILA– GN MANDARA GN MERU-MANDARA– GN GANDAMADHANA GN SUPARSVA - GN NISHA- DA GN KUMUDA – GN MALYA- VAN GN NILA – GN SVETA GN SVETA– GN SRNGAVAN GN NISHADA– GN HEMAKU- TA GN SUMERU–SEMUA GN YG MENGELILINGINYA GN HEMAKUTA– GN HIMA- LAYA DIPERINTAH OLEH VAIVASVATA MANU DAN BERSAMA RAKYATNYA MEMUJA INKARNASI TUHAN SEBAGAI MATSYA. DIPERINTAH OLEH BHADRASVARA PUTRA YAMA,DAN BERSAMA RAKYATNYA MEMUJA INKARNASI TUHAN SEBAGAI HAYASIRSA. DISINI PENDUDUK MEMUJA INKARNASI TUHAN SEBA- GAI NRSIMHADEVA. DISINI PENDUDUK MEMUJA INKARNASI TUHAN SEBA- GAI KAMADEVA. DIPERINTAH OLEH ARYAMA DAN BERSAMA RAKYAT- NYA MEMUJA INKARNASI TUHAN SEBAGAI KURMA. DIPERINTAH OLEH PRTHIVI DAN BERSAMA RAKYAT- NYA MEMUJA INKARNASI TUHAN SEBAGAI VARAHA. DIPERINTAH OLEH ARSTISENA. IA BERSAMA HANU- MAN DAN RAKYATNYA MEMUJA INKARNASI TUHAN SEBAGAI SRI RAMA. DISINI PENDUDUK MEMUJA INKARNASI TUHAN SEBA- GAI SANKARSANA. DISINI PENDUDUK MEMUJA INKARNASI TUHAN SEBA- GAI NARA-NARAYANA RISHI YANG TINGGAL DI BADA- RIKASRAMA HIMALAYA. 5. Di Ilavrta-varsa Deva Siva dikelilingi oleh 10 billion pelayan Devi Durga yang semuanya melayani beliau (Siva). Di Varsa ini Siva bermeditasi ke- pada Sankarsana, perbanyakan Tuhan Krishna yang menjadi sumber ke
  • 23. beradaan dirinya. Deva Siva berdona dengan meng-ucapkan mantra sbb. : “Om namo bhagavate maha purusaya sarva guna sankhyanayanan tayavyaktaya nama iti, O Tuhan Yang Maha kuasa, saya sujud ke- pada Anda dalam perbanyakan Mu sebagai Sankarsana. Anda ada- lah sumber segala sifat-sifat rohani. Meskipun Anda ber-hakekat tak terbatas, namun Anda tetap tidak bisa dimengerti oleh mereka yang bukan penyembahMu” (Bhag.5.17.16). XI. BHAUMA-SVARGA 1. Veda menjelaskan bahwa dari ke 9 (sembilan) varsa wilayah Jambu-dvipa, 8 (delapan) varsa (Ramyaka, Bhadrasva, Hari, Ketumala, Hiranmaya, Kuru, Kimpurusan dan Ilavrta) termasuk bagian Bhauma-svarga. Sedangkan sa- tu varsa lainnya yaitu Bharata-varsa adalah wilayah tempat melakukan ber- aneka-macam kegiatan pamerih yang menyengsarakan. 2. Kedelapan varsa tersebut yang termasuk Bhauma-svarga, diperuntukkan bagi mereka yang saleh. Setelah kembali (ja- tuh) dari Divya-svarga, mereka (sebagai jiva rohani-abadi) menikmati sisa-sisa perbuatan (karma) bajiknya dengan la- hir disalah satu dari wilayah-wilayah Bhauma-svarga yang ada di Jambu-dvipa (perhatikan Bhag.5.17.11). 3. Di Bhauma-svarga, orang-orang hidup selama 10.000 tahun Bhumi. Mereka nampak tampan hampir seperti para Deva dengan kekuatan pisik 10.000 ga- jah per orang, badan tegap dan bersinar bagaikan kilat. Masa mudanya su-
  • 24. ngguh menyenangkan. Mereka menikmati hubungan badan (dalam kehi- dupan berkeluarga) sepuasnya dalam jangka waktu amat lama. Para istri hanya mengandung dan melahirkan anak sekali saja selama hidupnya. Standar kebahagiaan hidup mereka sama dengan kebahaiaan hidup pen- duduk Treta-Yuga (perhatikan Bhag.5.17.12). 4. Di Bhauma-svarga ada banyak kebun dan taman indah pe- nuh bunga dan buah-buahan menurut musim, dan juga ba- nyak tempat pertapaan indah. Disana ada banyak danau amat luas ber-air nan jernih dan indah dengan bunga - bu- nga padma. Burung angsa, bebek, belibis, bangau dan la- in nya hidup gembira karena bau wangi bunga-bunga pad- ma itu dan suara lebah mendengung. Semua danau dan wilayah disekitar nya adalah tempat para Deva beserta istrinya bersenang-senang (perhati kan Bhag.5.17.13). XII. BHARATA-VARSA 1. Veda menyatakan bahwa Bharata- varsa adalah tempat bekerja keras yang menyengsarakan. Tetapi da- ri segi spiritual, lahir di Bharata-varsa sungguh menguntungkan, sehing- ga para Deva ingin kelak lahir disini. 2. Para Deva berdoa, “Sungguh mulia lahir di Bharata-varsa. Pastilah mere-
  • 25. ka (sang manusia) telah pernah melakukan kegiatan bajik (pelayanan bhak ti) sehingga kini bisa melakukan lagi pelayanan bhakti kepada Kepribadian Tuhan YME dengan berbagai cara. Kami mencapai kedudukan sebagai De- va setelah melakukan banyak kegiatan saleh. Tetapi apa nilainya sebagai Deva? Disini (di Svargaloka) kami hanya sibuk dengan kegiatan pemuasan Indriya, sehingga kami sulit mengingat kaki padma Tuhan Narayana dan bahkan melupankannya. “Hidup singkat di Bharata-varsa lebih baik dari pada hidup milya- ran tahun di Brahma-loka. Sebab hidup amat lama seperti itu pa- da akhirnya tetap men-jerat seseorang dalam lingkaran kelahiran dan kematian. Tetapi dengan hidup sebentar di Bharata-varsa, seseorang dengan cepat bisa me-ngembangkan Kesadaran Krishna untuk men-capai kesempurnaan hidup kembali pulang ke dunia rohani Vaikuntha-loka. “Bilamana kami masih memiliki sisa-sisa karma bajik, semoga kami bisa lahir di Bharata-varsa sebagai makhluk manusia supaya mudah menging- at kaki padma Tuhan Hari. Beliau begitu baik hati kepada masyarakat ma- nusia, sehingga Beliau ber-inkarnasi di Bharata-varsa (sebagai Sri Rama dan Sri Krishna) untuk me-nambah keberuntungan penduduknya” (Perha- tikan Bhag.5.19.21-23 dan 28). XIII. PEGUNUNGAN-PEGUNUNGAN DI JAMBU-DVIPA Ada 20 (dua puluh) Gunung utama disebutkan terdapat di Jambu-dvipa sela-
  • 26. in Gn Sumeru. Mereka dapat dijelaskan secara ringkas sebagai berikut. 1. Gn Sumeru, terbuat dari emas, nampak berkilauan bagaikan api dan menja- di pasak alam semesta. Tinggi = 1.081.248 km (84.000 y). 1 y = 8 mil dan 1 mil = 1,609 km. Tertanam di dalam Bhumi = 205.952 km (16.000 y). Lebar puncak = 411.904 km (32.000 y) dan lebar dasar 205.952 km (16.000 y). Ditengah- tengah puncak Sumeru terletak Brahma-puri, ibu kota Brahma-loka, Ke-empat sisi kota masing-masing panjang nya 10 juta y atau 1.287 juta km. Karena kota ini seluruhnya terbuat da- ri emas murni, maka ia disebut Sata Kaumbhi. Disekeliling Brah- ma-loka adalah residen (tempat tinggal) 8 (delapan) Deva utama pengendali urusan material dunia fana seperti Indra, Yama, Varu- na, Soma, dsb. Residen (ibu-kota) mereka serupa dengan Brah- ma-puri, tetapi masing-masing hanya berukuran ¼ nya saja. 2. Gunung-gunung yang berdiri megah pada kaki Gn Sumeru adalah Kuranga Kusara, Kusumbha, Vaikanka, Trikuta, Sisira, Patanga, Rucaka, Nisadha, Si nivasa, Kapila, Sankha, Vaidurya, Jarudhi, Hamsa, Rsabha, Naga, Kalanja- ra dan Narada. Mereka mengelilingi Gn Sumeru bagaikan kelopak-kelopak bung padma mengelilingi pusarnya. 3. Gn Trisirah dan Gn Makara terletak di utara Gn Sumeru, masin-masing panjangnya 231.606 km (18.000 y) dan tinggi 25.744 km (2.000 y).
  • 27. 4. Gn Mandara terletak di utara Gn Trisira dan Gn Makara, panjang dan tinggi- nya masing-masing 128.720 km (10.000 y). Di Utara Gn Mandara adalah Gn Nila yang panjangnya 23.195 km (1.802 y), lebar dan tingginya masing- ma- sing 25.744 km (2.000 y). Dan di Utara Gn Nila adalah Gn Sveta yang panja- ngnya 2.317 km (180 y), tinggi dan lebarnya masing-masing 25.744 km atau 2.000 y. 5. Gn Jathara dan Gn Devakuta terletak di timur Gn Sumeru. Panjang dan ting- ginya masing-masing adalah sama yaitu 231.606 km (18.000 y) dan 25.744 km (2.000 y). Di timur Gn Devakuta adalah Gn Meru-mandara yang panjang dan tingginya masing-masing adalah 128.720 km (10.000 y). Dan di timur Gn Meru-mandara adalah Gn Gandamadhana yang tingginya adalah 25.744 km (2.000 y) 6. Gn Kailasa dan Gn Karivara terletak di selatan Gn Sumeru. Panjang dan ti- ngginya masing-masing adalah 231.606 km (18.000 y) dan 25.744 km (2.000 Y). Di selatan Gn Karivara adalah Gn Suparsva yang panjang dan tingginya masing-masing adalah 128.720 km (10.000 y). Dan di selatan Gn Suparsva adalah Gn Nishada, Hemakuta dan Himalaya yang tinggi nya masing-masi- ng adalah 128.720 km (10.000 y). 7. Gn Pavana dan Gn Pariyatra terletak di barat Gn Sumeru. Panjang dan ting-
  • 28. ginya masing-masing adalah 231.606 km (18.000 y) dan 25.744 km (2.000 y) Di barat Gn Pavana adalah Gn Kumuda yang panjang dan tingginya adalah masing-masing 128.720 km (10.000 y). Dan di barat Gn Kumuda adalah Gn Malyavan yang tingginya 25.744 km (2.000 y). XIV. SUNGAI-SUNGAI DI JAMBU-DVIPA 1. Ada 4 (empat) sungai utama disebutkan mengalir di Jambu-dvipa dari empat Gunung yaitu Gn Mandara, Meru-mandara, Suparsva dan Kumuda. NO. NAMA GUNUNG NAMA POHON KETERANGAN 1. 2. MANDARA MERU-MANDA- RA MANGGA L = 1.287 KM (100 Y) T = 14.159 KM (1.100 Y) R CAB. = 14.159 KM JAMBU (UKURAN SAMA DENGAN POHON MANGGA) BUAH MANGGA YANG JATUH SEBESAR PUNCAK GN, PECAH DAN MENGELUARKAN JUICE HARUM SEMANIS AMRITA DAN MENGALIR DERAS BAGAI- KAN AIR TERJUN DAN MENJADI SUNGAI ARUNO- DA YANG MENGALIR KE ILAVRTA-VARSA BAGIAN TIMUR. ISTRI- ISTRI SALEH PARA YAKSA YANG MENJADI PELAYAN BHAVANI (DURGADEVI), MI- NUM AIR SUNGAI ITU HINGGA TUBUHNYA JADI HARUM DAN MENYEBARKAN BAU WANGI SEJA- UH 128,7 KM. BUAHNYA PENUH ISI DAN BERBIJI KECIL, JATUH SEBESAR GAJAH DARI PUNCAK GN DAN MENGE- LUARKAN JUICE YANG MENGALIR MEN-JADI SU- NGAI JAMBUNADI. SUNGAI INI MENGALIR SEJA-
  • 29. 3. 4. SUPARSVA KUMUDA KADAMBA (UKURAN SAMA DENGAN POHON MANGGA) BERINGIN (UKURAN SAMA DENGAN POHON MANGGA UH 128.720 KM (1.000 Y) DARI PUNCAK GN ME- RU-MANDARA MENUJU WILAYAH SELATAN ILA- VRTA-VARSA. LUMPUR YANG TERBENTUK PA- DA KEDUA TEPINYA BEROBAH MENJADI EMAS SETELAH TERKENA SINAR MATAHARI DAN KE- RING OLEH ANGIN. DARI RONGGA-RONGGA POHON MENGALIR LI- MA SUNGAI MADU YANG MASING-MASING LE- BARNYA 13 M. SEMUA SUNGAI INI MENGALIR DARI PUNCAK GN KE-SEKELILING ILAVRTA-VAR SA DARI WILAYAH BAGIAN BARAT. SELURUH WILAYAH DISANA DIPENUHI OLEH BAU HARUM SUNGAI MADU. UDARA YANG KELUAR DARI MU- LUT ORANG YANG MINUM AIR SUNGAI, MENYE- BABKAN WILAYAH SEJAUH 1.287 KM (100 Y) JA- DI WANGI. POHON BERINGIN YANG MAHA BESAR INI DISE- BUT SATAVALSA, SEBAB IA ME-MILIKI 100 CA- BANG UTAMA. DARI CABANG-CABANG ITU KE- LUAR AKAR-AKAR DARI MANA MEMANCAR AIR YANG MENJADI BANYAK SUNGAI YANG MENGA- LIR DARI PUNCAK GN MENUJU WILAYAH UTA- RA ILAVRTA-VARSA. 2. Karena ada sungai-sungai seperti itu, maka penduduk Ilavrta-varsa secara melimpah memiliki persediaan susu, susu-asam, madu, mentega, tetes-gu- la, biji-bijian, pakaian, tempat tidur, tempat duduk dan perhiasan emas. Su- ngguh mereka secara material hidup amat bahagia (Bhag.5.16.24)
  • 30. 3. Kulit penduduk Ilavrta-varsa tidak pernah keriput dan rambutnya tidak per- nah ubanan. Mereka tidak pernah merasa penat dan keringatnya tidak ber- bau jelek. Mereka tidak mengalami usia tua, menderita penyakit atau pun mati tidak pada waktunya, tidak menderita karena hawa dingin atau panas dan badannya tetap bercahaya. Sungguh mereka hidup tanpa kecemasan apapun sampai saat ajal (Bhag.5.16.25). XV. DANAU DAN TAMAN DI JAMBU-DVIPA 1. Disekeliling Ilavrta-varsa terdapat empat danau dan taman amat luas nan indah dan menyenangkan. NO DANAU TAMAN LETAK 1. 2. 3. 4. DANAU YANG AIRNYA TERASA SUSU DANAU YANG AIRNYA TERASA MADU DANAU YANG AIRNYA TERASA AIR TEBU DANAU YANG AIRNYA TERASA AMAT SEGAR NANDANA CAITRARATHA VAIBHRAJAKA SARVATOBHADRA DI UTARA ILAVRTA- VAR- SA DI TIMUR ILAVRTA- VAR-SA DI SELATAN ILAVRTA- VARSA DI BARAT ILAVRTA- VAR-SA 2. Para Deva seperti Siddha, Carana dan Gandharva bersama para istrinya ber- suka-ria menikmati fasilitas ke-empat danau itu beserta taman nya. Karena itu mereka me-miliki kekuatan yoga-mistik alamiah (siddhi) seperti kemam-
  • 31. mampuan menjadi besar, kecil atau ringan, dsb (Perhatikan Bhag.5.16.13- 15). XVI. PENDUDUK BHARATA-VARSA (BHAG.5.19.19). 1. Penduduk Bharata-varsa dikelompokkan menjadi tiga golo- ngan yaitu: a. Mereka yang diliputi sifat alam sattvam (kebai- kan dikenal sebagai orang-orang saleh dan terhormat. b. Mereka yang diliputi sifat alam rajas (kenafsuan) dikenal seba- gai orang-orang biasa. c. Mereka yang diliputi sifat alam tamas (kegelapan) dikenal seba- orang-orang yang berkebiasaan kotor. 2. Orang lahir di Bharata-varsa sesuai dengan karma kehidupannya di masa lalu. Tetapi dengan hidup menuruti aturan lembaga sosial-spiritual varna- asrama-dharma, mereka bisa mencapai kesempurnaan hidup (yaitu pula- ng kembali ke dunia rohani Vaikuntha-loka). XVII. GUNUNG DAN SUNGAI DI BHARATA-VARSA 1. Gunung-gunung yang ada di Bharata-varsa adalah Malaya, Mangala-Pras- tha, Mainaka, Trikuta, Rsabha, Kutala, Kollaka, Sahya, Devagiri, Rsyamu- ka, Sri Saila, Venkata, Mahendra, Varidhara, Vindhya, Suktiman, Rksagiri, Pariyatra, Drona, Citrakuta, Govardhana, Raivataka, Kakubha, Nila, Gomu kha, Indrakila dan Kamagiri.
  • 32. 2. Sungai-sungai yang ada di Bharata-varsa adalah Brahmaputra, Sona, Can dravasa, Tamraparni, Avatoda, Krtamala, Vihayasi, Kaveri, Veni, Payasvi- ni, Sarkaravarta, Tungabhadra, Krsnavenya, Bhimarathi, Godavari, Nirvin- dhya, Payosni, Tapi, Reva, Surasa, Narmada, Carmanvati, Vedasmrti, Ma- handi, Rsikulya, Trisama, Kausiki, Mandakini (Ganga), Yamuna, Sarasva- ti, Drsadvati, Gomati, Serayu, Rodhasvati, Sapta-tavati, Susoma, Satadru, Candrabhaga, Marudvrdha, Vitasta, Asikni dan Visva. 3. Penduduk Bharata-varsa menjadi tersucikan karena mandi di sungai-sungai itu dan mengingatnya. XVIII. DELAPAN PULAU KECIL DISEKELILING JAMBU-DVIPA Pulau-pulau kecil ini adalah Svarnaprastha, Candrasukla, Avartana, Rama- naka, Mandaraharina, Pancajanya, Simhala dan Lanka. Semua pulau ini ter- bentuk ketika putra-putra Maharaja Sagara (yang berjumlah 60.000) meng- gali Bhumi dalam ikhtiarnya mencari kuda yajna yang hilang. XIX. TUJUH DVIPA BHU-MANDALA 1. Ketujuh dvipa Bhu-mandala terbentuk dari jejak roda kereta Maharaja Priyavrata ketika beliau ber keliling ke seluruh pe- losok Bhu-mandala (Bhag. 5.16.2). 2. Setiap dvipa di kelilingi oleh samudra yang airnya ber beda- beda. Ketujuh dvipa ter-sebut dapat di jelaskan secara ring- kas sebagai berikut.
  • 33. DAFTAR TUJUH DVIPA BHU- MANDALA NAMA DVIPA UKURAN LEBAR LOKASI SAMUDRA YANG ME- NGELILINGI 1. JAMBU-DVIPA 2. PLAKSA-DVIPA 3. SALMALI-DVIPA 4. KUSA-DVIPA 5. KRAUNCA-DVIPA 6. SAKA-DVIPA 7. PUSKARA-DVIPA 1.287.000 KM (100.000 Y) 2.574.000 KM (200.000 Y) 5.148.000 KM (400.000 Y) 10.296.000 KM (800.000 Y) 20.592.000 KM (1.600.000 Y) 41.184.000 KM (3.200.000 Y) 82.368.000 KM (6.400.000 Y) DITENGAH-TENGAH BHU-MANDALA MENGELILINGI SAMU- DRA AIR ASIN MENGELILINGI SAMU- RA AIR TEBU MENGELILINGI SAMU- DRA AIR MIRAS MENGELILINGI SAMU- DRA MINYAK SAMIN MENGELILINGI SAMU- DRA AIR SUSU MENGELILINGI SAMU- DRA YOGURT SAMUDRA AIR ASIN LEBAR = JAMBHU-DVIPA SAMUDRA AIR TEBU LEBAR = PLAKSA-DVIPA SAMUDRA AIR MIRAS LEBAR = SALMALI-DVIPA SAMUDRA MINYAK SAMIN LEBAR = KUSA-DVIPA SAMUDRA AIR SUSU LEBAR = KRAUNCA-DVIPA SAMUDRA YOGURT LEBAR = SAKA-DVIPA SAMUDRA AIR MANIS LEBAR = PUSKARA-DVIPA 3. Diluar samudra air manis yang mengelilingi Puskara-dvipa, berdiri Gunung Lokaloka yang membagi negeri-negeri yang mendapat sinar Matahari dan ti- dak mendapat sinar Matahari. 4. Diluar samudra air manis adalah wilayah daratan yang lebarnya sama deng-
  • 34. an wilayah yang membentang dari Gn Sumeru sampai Gn Manasottara. Wilayah daratan ini di huni banyak makhluk hidup. 5. Di luar wilayah yang ber-penghuni ini membentang daratan yang tanah- adalah emas. Selanjutnya di luar daratan ke-emasan itu berdiri Gn Loka- loka nan tinggi yang menjadi batas tiga dunia (Bhur, Bhuvah dan Svah). Gn Lokaloka menjadi batas cahaya matahari menyebar di seluruh alam semesta material. 6. Di atas Gn Lokaloka berjaga 4 (empat) Gaja-pati, Raja para ga- jah yaitu: Rsabha, Puskaracuda, Vamana dan Aparajita. Mere- ka berjaga di ke-empat arah mata-angin dan bertugas memeli- hara alam material (Bhag.5.20.39). 7. Tuhan Sri Visnu sendiri, dengan maksud menambah kekuatan para gajah itu dan juga para Deva, tinggal di puncak Gn Loka- loka dalam wujudnya yang spiritual dan bebas dari pengaruh sifat-sifat alam material. 8. Di luar Gn Lokaloka adalah wilayah bernama Aloka-varsa yang lebarnya adalah 1.609.000.000 km (125.000.000 y). Dan di luar Aloka-varsa adalah tempat tujuan orang-orang yang men-dambakan moksa, kelepasan dari derita kehidupan material dunia fana. XX. NAMA VARSA, GUNUNG DAN SUNGAI DI SETIAP DVIPA 1. Adapun nama-nama varsa, gunung dan sungai di setiap dvipa Bhu- man- dala adalah sebagai berikut.
  • 35. DAFTAR NAMA VARSA, GUNUNG DAN SUNGAI DI TIAP DVIPA DVIPA VARSA GUNUNG SUNGAI 1. JAMBU- DVIPA 2. PLAKSA- DVIPA 3. SALMALI- DVIPA 4. KUSA-DVIPA 5. KRAUNCHA- DVIPA 9 VARSA (TELAH DIJE- LASKAN) 9 VARSA: SIVA, YAVASA, SUBHADRA, SANTA, KSE MA, AMRTA DAN ABHA- YA 9 VARSA : SUROCANA, SAUMANASYA, RAMANA- KA, DEVA-VARSA, PARI- BHADRA, APYAYAMA DAN AVIJNATA 9 VARSA : VASU, VASU- DRA, DRDHARUCI, STU- TYAVRATA, NABHIGUP- TA, VIVIKTA DAN VAMA- VA (TELAH DIJELASKAN) 7 GUNUNG: MANIKUTA, VAJRAKUTA,INDRASEN A JYOTISMAN, SUPARNA, HIRANYASTHIVA DAN MEGHAMALA 7 GUNUNG : SVARASA, SATASRNGA, VAMADE- VA, KUNDA, MUKUNDA, PUSPA DAN SAHAGRA- SRUTI 7 GUNUNG : CAKRA, CA- TUHSRNGA, KAPILA, CI- TRAKUTA, DEVANIKA, URDHVAROMA DAN DRA VINA (TELAH DIJELASKAN) 7 SUNGAI : ARUNA, NRMNA, ANGIRASI, SA- VITRI, SAPTABHATA, RTAMBHARA DAN SA- TYAMBHARA 7 SUNGAI : ANUMATI, SINIVALI, SARASVATI, KUHU, RAJANI, NANDA DAN RAKA 7 SUNGAI : RAMAKUL- YA, MADHUKULYA, MI- TRAVINDA, SRUTAVIN- DA, DEVAGARBHA, GHRTACYUTA DAN MANTRAMALA 7 SUNGAI : ABHAYA,
  • 36. 6. SAKA-DVIPA 7 PUSKARA- DVIPA 9 VARSA : PUROJAVA, MANOJAVA, PAVAMANA, DHUMRANIKA, CITRARE- PHA, BAHURUPA DAN VIS VADHARA 2 VARSA : RAMANAKA DAN DHATAKI 7 GUNUNG : ISANA, URU SRNGA, BALABHADRA, SATAKESARA, SAHA- SRASROTA, DEVAPALA DAN MAHANASA DITENGAH- TENGAHNYA ADALAH PEGUNUNGAN MANASOTTARA 7 SUNGAI : ANAGHA, AYURDHA, UBHAYA- SPRSTI, APARAJITA, PANCAPADI, SAHASRA SRUTI DAN NIJADHRTI 2. Lebar dan tinggi Gunung Manasottara yang terletak di Puskara-dvipa ada lah 128.720 km (10.000 y). Diatas Pegunungan ini pada ke empat arah ma- ta-angin terletak tempat tinggal (ibu-kota) para Deva pengendali urusan material dunia fana yaitu Indra, Yama, Varuna dan Soma. 3. Matahari bergerak diatas Pegunungan Manasottara pada orbitnya yang di- sebut samvatsara sejauh 1.224.127.000 km (= 95.100.000 y) sambil menge lilingi Gn Sumeru. Dikatakan bahwa matahari menempuh jarak sejauh itu dengan kecepatan 43.775.098 km (= 3.400.800 y) dalam jangka waktu 48 menit (Bhag.5.21.7 dan 12). XXI. PENDUDUK, KONDISI ALAM DAN KEHIDUPAN DI SETIAP DVIPA. 1. Setiap dvipa diperintah oleh se-orang putra Maharaja Priyavrata. Pendu- duk dibagi dalam 4 (empat) golongan sosial, dan nama setiap dvipa bera- sal dari nama pohon, tanaman dan gunung yang tumbuh dan ada disana.
  • 37. DVIPA PENGUASA PENDUDUK KETERANGAN 1. JAMBU-DVIPA 2. PLAKSA- DVIPA 3. SALMALI- DVIPA 4. KUSA-DVIPA 5. KRAUNCHA- DVI- (TELAH DIJELAS- KAN) IDHMAJIHVA YAJNABAHU HIRANYARETA GHRTAPRSTHA (TELAH DIJELASKAN) TERDIRI DARI 4 GOL. SOSI- AL : HAMSA, PATANGA, URDHVAYANA DAN SATYA NGA. MEREKA BERUSIA 1.000 TH, TAMPAN SEPERTI DEVA DAN MEMUJA SUR- YA, DEVA MATAHARI. TERDIRI DARI 4 GOL. SOSI- AL : SRUTIDHARA, VIRYA- DHARA, VASUNDHARA DAN ISANDHARA. MEREKA BERUSIA 1.000 TH, TAM- PAN SEPERTI DEVA DAN MEMUJA SOMA, DEVA BU- LAN. TERDIRI DARI 4 GOL. SOSI- (TELAH DIJELASKAN) DISINI TUMBUH POHON PLAKSA YANG BERKILAU- AN SEPERTI EMAS, UKU- RANNYA = UKURAN POHON JAMBU DI JAMBU-DVIPA PADA AKARNYA ADA API DENGAN TUJUH MACAM NYALA. DISINI TUMBUH POHON SALMALI, UKURANNYA = POHON PLAKSA. POHON SALMALI INI ADALAH TEM- PAT TINGGAL GARUDA DISINI TUMBUH KUMPULAN- KUMPULAN RUMPUT KUSA YANG NAMPAK KEMILAU SEPERTI API TETAPI CAHA- YANYA SEJUK MENYENA-
  • 38. DVIPA PENGUASA PENDUDUK KETERANGAN 5. KRAUNCHA- DVIPA 6. SAKA-DVIPA 7. PUSKARA-DVI- PA GHRTAPRSTHA MEDHATITHI VITIHOTRA TERDIRI DARI 4 GOL. SOSI- AL: PURUSA, RSABHA, DRA VINA DAN DEVAKA. MERE- KA BERUSIA 1.000 TH, TAM- PAN SEPERTI DEVA DAN MEMUJA VARUNA, DEVA PE NGUASA AIR. TERDIRI DARI 4 GOL. SOSI- AL : RTAVRATA, SATYAVRA TA, DANAVRATA DAN ANU- VRATA. MEREKA MEMPRAK TEKKAN YOGA-MISTIK DE- NGAN MEMUJA VAYU, DEVA ANGIN. PENDUDUK MEMUJA BRAH- MA, SANG PENCIPTA DUNIA FANA. DISINI BERDIRI GN BESAR KRAUNCHAYANG DILINDU- NGI OLEH VARUNA. DAHU- LU POHON DAN TUMBUH- AN DI-LERENGNYA DIHAN- CURKAN OLEH KARTTIKE- YA. DISINI TUMBUH POHON SA KA BESAR BERBAU HA- RUM DAN MENYEBABKAN SELURUH WILAYAH DVIPA WANGI. DISINI TUMBUH BUNGA PADMA AMAT BESAR DE- NGAN 100 JUTA KELOPAK KE-EMASAN DAN BEKILAU AN SEPERTI NYALA API.BU NGA PADMA INI ADALAH TEMPAT DUDUK BRAHMA. XXII. PLANET- PLANET BILA-SVARGA 1. Bila-svarga terletak 901.040 km (70.000 y) dibawah Bhu-mandala dan ter- diri dari 7 (tujuh) susunan planet yaitu: Atala, Vitala, Sutala, Talatala, Ma- Denah Bhu-mandala disajikan pada dua halaman berikut.
  • 39. KULIT ALAM SEMESTA ALOKA-VARSA PEGUNUNGAN LOKALOKA TANAH KE-EMASAN DAERAH BERPENGHUNI SAMUDRA AIR MANIS DEVA-DHAMA (RESIDEN INDRA) PUSKARA-DVIPA PEG. MANASOTTARA SAKA-DVIPA SAMUDRA YOGURT KRAUNCA-DVIPA SAMUDRA SUSU VIBHAVARI (RESIDEN SOMA) SAMYAMANI (RESIDEN YAMA) NIMLOCA (RESIDEN VARUNA) JAMBU-DVIPA SAMUDRA AIR ASIN PLAKSA-DVIPA SANUDRA AIR TEBU SALMALI-DVIPA SAMUDRA MIRAS KUSA-DVIPA SAMUDRA MENTEGA GN SUMERU 1,5 BILLIUN KM 1,5 BILLIUN KM BHU-MANDALA DILIHAT HORIZONTAL
  • 40. BHU- MANDALA DI- LIHAT HORIZONTAL “Bhu-mandala terlihat menyerupai bunga padma. Ke-tujuh dvipa nya bagaikan pusar bunga itu” (Bhag. 5.16.5).
  • 41. hatala, Rasatala dan Patala. 2. Di Bila-svarga ada banyak taman, kebun, rumah dan tempat-tempat nan indah untuk kenikmatan indriya yang keadaannya bahkan lebih mewah daripada yang ada di Divya-svarga. Sebab, para Asura (demon) yang menjadi penghuninya memiliki kekayaan dan standar ke- senangan indriyawi yang amat banyak dan tinggi. 3. Kebanyakan penduduk Bila-svarga yang terdiri dari para Dai- tya, Danava dan Naga, hidup sebagai grhastha (orang berkelu- arga). Para istri, anak, sahabat dan masyarakat nya semua si- buk dalam menikmati kesenangan material khayal. Kenikmatan indriya para Deva kadangkala terganggu. Tetapi penduduk Bila-svarga menik- mati hidup senang hampir tanpa pernah terganggu (Bhag.5.24.8). 4. Di Bila-svarga tinggal sang arsitek para Asura, Maya Danava. Dialah ya ng membangun banyak kota indah cemerlang. Di Bila-svarga ada ba- nyak gedung, tembok, gerbang, balai-sidang, kuil, alun-alun komplek mandir dan juga berbagai hotel tempat menginap para tamu asing. 5. Rumah-tinggal para pemimpin Negara dibangun dengan ba- tu permata dan selalu ramai oleh para Asura dan Naga dan juga oleh banyak burung merpati, burung nuri dan burung lain jenis serupa. 6. Taman dan kebun di Bila-svarga mengalahkan keindahan taman dan BILA-SVARGA
  • 42. kebun di Divya-svarga. Pohon-pohon di kebun itu dibelit oleh tanaman- tanaman rambat, melengkung karena beban rantingnya yang berat me- megang bunga dan buah, sehingga mereka nampak indah luar-biasa. Ke indahannya menarik hati siapa saja dan membuat pikirannya mekar da- lam kebahagiaan kenikmatan indriya (Bhag.5.24.10). 7. Di Bila-svarga ada banyak danau dan bendungan ber-air sa- ngat bersih dan jernih. Ikan-ikan yang ber-lompatan, bunga tunjung, kuvalya, kahlaras dan bunga padma merah dan biru memperindah pemandangan nya. Burung cakravaka berpa- sang-pasangan dan banyak lagi burung air bersarang di ba- nyak danau itu. Mereka selalu bergembira-ria dan suaranya nan merdu sungguh menyenangkan dan cocok untuk kenikmatan indri- ya jasmani. 8. Di Bila-svarga tidak ada cahaya matahari. Disana waktu tidak dibagi da- lam siang dan malam hari, sehingga tidak ada rasa takut yang ditimbul- kan oleh waktu. Disana tinggal banyak Ular-naga besar dengan permata menghias kepala-kepalanya. Cahaya permata-permatanya itu meniada- kan kegelapan disegala arah (Bhag.5.24.11-12). 9. Oleh karena penduduk Bila-svarga minum dan mandi juice dan cairan mujarab terbuat dari dedaunan amat berkhasiat, maka mereka tidak merasa cemas dan tidak menderita pe- nyakit pisik apapun. Rambut tidak ubanan, kulit tidak keri- put, tubuh tidak rapuh, cahaya badan tidak pudar, keringat
  • 43. tidak berbau jelek, dan mereka tidak pernah merasa capek atau kekurang- an tenaga atapun tidak semangat akibat usia tua (Bhag.5.24.13). 10. Mereka hidup nyaman dan tidak takut pada kematian yang di-akibatkan oleh apa saja, kecuali kematian yang pasti di-akibatkan oleh sang waktu yaitu senjata Cakra-sudarsana yang berkilauan milik Tuhan Krishna. Bila Cakra Beliau masuk ke wilayah Bila-svarga, istri-istri para Asura yang se- dang hamil, keguguran karena takut pada kilauan cahaya Cakra itu (Bhag 5.24.14-15). 11. Kondisi kehidupan di setiap planet Bila-svarga dapat diringkas sbb. SUSUNAN PLANET KETERANGAN 1. ATALA-LOKA 2. VITALA-LOKA 3. SUTALA-LOKA DISINI TINGGAL BALA PUTRA MAYA DANAVA YANG MENCIPTAKAN 96 MACAM KEKUATAN MISTIK. BALA JUGA MENCIPTAKAN 3 MACAM WANITA YAITU SVAIRINI, KAMINI DAN PUMSCALI YANG BERNAFSU SEX KUAT. DISINI TINGGAL DEVA SIVA BERSAMA PARA BHUTA DAN BERBAGAI JENIS MAKHLUK HALUS LAIN. CAIRAN YANG TIMBUL DARI HUBUNG- AN BADAN SIVA DENGAN ISTRINYA BHAVANI, BER-UBAH MENJADI EMAS YANG DIPAKAI PERHIASAN OLEH PENDUDUK DI VITALA-LOKA. DISINI TINGGAL BALI MAHARAJA YANG SIBUK DALAM PELAYANAN BHAKTI KEPADA INKARNASI TUHAN VAMANADEVA. KETIKA RAVANA DATANG KE SUTALA, VAMANADEVA MENENDANGNYA SEJAUH 128. 720 KM (10.000 Y) HINGA DIA TIDAK BERANI LAGI DATANG KESANA.
  • 44. SUSUNAN PLANET KETERANGAN 4. TALATALA-LOKA 5. MAHATALA-LOKA 6. RASATALA-LOKA 7. PATALA-LOKA DIPERINTAH OLEH MAYA DANAVA, ARSITEK PARA ASURA. DAHULU DEVA SIVA MENGHANCURKAN TIGA ISTANA ANGKASA YANG DIBUAT OLEH MAYA DANAVA SEHINGGA BELIAU BERNAMA TRIPURARI. AKAN TETAPI MAYA KEMUDIAN MENJADI PEMUJA SIVA DAN DILINDUNGI OLEHNYA. DUNIANYA PARA ULAR-NAGA BERKEPALA BANYAK KETURUNAN KA- DRU. PARA PEMIMPINNNYA ADALAH KUHAKA, KALIYA, TAKSAKA DAN SUSENA. MEREKA SELALU CEMAS PADA SERANGAN GARUDA. NA-- MUN DEMIKIAN, MEREKA HIDUP SENANG JUGA BERSAMA ISTRI, ANAK, SANAK KELUARGA DAN PARA SAHABATNYA. TEMPAT TINGGAL PARA ASURA KETURUNAN DITI DAN DANU. MEREKA DISEBUT PARA PANI, KALEYA, NIVATAKAVACA DAN HIRANYA PURA- VASI. MEREKA TINGGAL DI LOBANG-LOBANG SEPERTI ULAR. DISEBUT PULA NAGA-LOKA KARENA MENJADI TEMPAT TINGGAL PARA NAGA. PEMIMPIN MEREKA ADALAH VASUKI. PARA NAGA MEMILIKI BA- NYAK KEPALA YANG BERHIASKAN PERMATA. CAHAYA YANG MEMAN- CAR DARI PERMATA-PERMATA DI KEPALA MEREKA, MENIADAKAN KE- GELAPAN DISELURUH WILAYAH BILA-SVARGA. XXIII. PLANET-PLANET DIVYA-SVARGA Divya-svarga adalah Svarga-loka yang terletak di atas Bhuvar-loka (antarik sa). Matahari (Surya-graha), Bulan (Soma-graha), ke 28 Naksatra (rasi bin- tang), Venus (Sukra-graha), Mercuri (Budha-graha), Mars (Angaraka-graha) Jupiter (Brhaspati-graha), Saturnus (Sanaiscara-graha), planet Sapta Rishi
  • 45. dan Bintang Kutub (Druva-loka) adalah planet-planet Divya-svarga. Tetapi Divya-svarga dapat juga dimengerti meliputi seluruh planet di-atas Bhu var-loka sampai Brahma- loka. SUSUNAN PLA- NET DI ALAM SE- MESTA DILIHAT VERTIKAL Jarak ke 7 planet Bila-svarga antara satu dengan lainnya adalah 128.720 km (10.000 y). Bhauma-svarga
  • 46. SVARGA-LOKA MATAHARI, BULAN, 28 NAKSATRA, VENUS, MERCURI, MARS, JUPITER, SATURNUS, 7 PLANET RISHI DAN DRUVA-LOKA. BHUVAR-LOKA PLANET PARA YAKSA, RAKSASA, PISACA, BHUTA DSB. DAN SIDDHA, CARANA, VIDYADHARA DAN RAHU. BHU-LOKA (BHU-MANDALA) ATALA-LOKA VITALA-LOKA SUTALA-LOKA TALATALA-LOKA MAHATALA-LOKA RASATALA-LOKA PATALA-LOKA BRAHMA-LOKA TAPO-LOKA JANA-LOKA MAHAR-LOKA DRUVA-LOKA PLANET-PLANET 7 RISHI PLANET SATURNUS PLANET JUPITER PLANET MARS PLANET MERCURI PLANET VENUS 28 NAKSATRA PLANET BULAN PLANET MATAHARI PLANET RAHU PLANET-PLANET PARA SIDDHA, CARANA DAN VIDHYADHARA PLANET-PLANET PARA YAKSA, RAKSASA, PISACA, BHUTA, GHANA, PRETA, DSB. 14 SUSUNAN PLANET BHU-LOKA (BHU-MANDALA)
  • 47. XXIV. BRAHMANDA, ALAM SEMESTA MATERIAL 1. Veda menyebut alam semesta material yang kita huni brahmanda, telur brahman, karena bentuk/wujudnya yang bulat. Brahman adalah keseluru- han unsur materi alam fana (juga disebut mahat-tattva) yang ter-bentuk dari tenaga material Kepribadian Tuhan YME Krishna. Karena itu, brah- man adalah perwujudan tenaga material Tuhan YME. 2. Brahmanda kita yang di-urus oleh Brahma berkepala empat bersa- ma para Deva pengendalinya, adalah yang terkecil dari trilyunan brahmanda yang mengambang di Samudra Karana (karana-jala). Di ameternya adalah 6.000.000.000 km (= 500.000.000 y; 1 y = 8 mil dan 1 mil = 1,5 km). Lihat uraian IX. Rinciannya adalah sebagai berikut. a. JARAK DARI GN SUMERU S/D PEG. MANASOTTARA = 189/000.000 KM (15.750.000Y) b. JARAK DARI PEG. MANASOTTARA S/D BATAS LUAR SAMUDRA AIR MANIS = 115.200.000 KM ( 9.600.000 Y) c. JARAK DARI WILAYAH BERPENGHUNI S/D PEG. LOKALOKA = 1.195.800.000 KM ( 99.650.000 Y) d. JARAK DARI PEG. LOKALOKA S/D KULIT ALAM SEMESTA (LE- BAR ALOKA-VARSA) = 1.500.000.000 KM (125.000.000 Y) TOTAL = 3.000.000.000 KM (250.000.000 Y) JADI DIAMETERNYA 2 X JUMLAH TSB. = 6.000.000.000 KM (500.000.000 Y) 3. Ruang alam semesta yang ber-diameter 6 billiun km ini setengahnya di- penuhi air Samudra Garbha dimana perbanyakan Tuhan Krishna sebagai
  • 48. Garbhodakasayi Visnu berbaring diatas tubuh Naga Ananta yang menjadi tempat tidurNya. 4. Selanjutnya ruang alam semesta tersebut di-kelilingi oleh 7 (tujuh) lapis penutup yaitu: tanah, air, api, udara, akasa, pikiran (termasuk kecerdas- an) dan ego yang lebar/tebalnya berturut-turut 10 x bagian yang ditutupi (perhatikan Bhag.3.11.41). 1 2 3 4 5 6 7 1. Lapisan tanah = 10 x 6 billiun km 2. Lapisan air = 10 x lapisan tanah 3. Lapisan api = 10 x lapisan air 4. Lapisan udara = 10 x lapisan api 5. Lapisan akasa = 10 x lapisan udara 6. Lapisan pikiran = 10 x lapisan akasa 7. Lapisan ego = 10 x lapisan pikiran Total tebal seluruh lapisan penutup adalah 66.666.663 billiun km (=5.555.555 billiun y; 1 y = 8 mil dan 1 mil = 1,5 km). 5. Tetapi para sarjana modern menyata- kan bahwa alam semesta tak terbatas. MATAHARI SAMUDRA GARBHA RUANG ALAM SEMESTA
  • 49. XXIV. KEDUDUKAN BRAHMANDA DI ANGKASA ROHANI 1. Di angkasa rohani nan terang tak ter-batas, ada bagian gelap seperti suatu kumpulan awan. Bagian gelap ini adalah mahat-tattva atau brahman yakni manifestasi tenaga material Tuhan Krishna. 2. Kedalam mahat-tattva ini masuk perbanyakan pribadi Tuhan Krishna yaitu Maha Visnu, sehingga mahat-tattva jadi aktip. Ketika Maha Visnu mengem- buskan nafas, bertrilyun-tilyun brahmanda (universe/alam semesta) keluar dari diriNya. Kemudian ketika Maha Visnu menarik nafas, seluruh brahman da yang amat banyak tak terhitung itu masuk kedalam diriNya. 3. Oleh karena Maha Visnu berbaring di dalam samudra Ka- rana mahat-tattva, maka Beliau disebut Karanadakasayi Visnu dan menjadi Purusa-avatara pertama Tuhan Krish- na. Dari Beliau lah setiap brahmanda (universe/alam se- mesta) berasal. 4. Kemudian ke-dalam setiap brahmanda masuk perbanya- kan Nya yang disebut Garbhodakasayi Visnu. Disebut de mikian, sebab Beliau berbaring di samudra Garbha alam semesta material. Dari pusar Nya tumbuh bunga padma ke-emasan yang men-jadi tempat kelahiran Brahma dan ter-wujudnya ber-aneka-macam planet. Garbhodakasayi Visnu adalah Purusa-avatara kedua Tuhan Krishna. 5. Purusa-avatara ketiga adalah Ksirodakasayi Visnu yaitu Paramatma yang bersemayan dilubuk hati setiap makhluk hidup.
  • 50. XXV. SPACE-TRAVELLING 1. Jika diameter alam semesta hanya 6 billiun km (= 4 billiun mil), maka un- tuk sampai di Brahma-loka yang berjarak 3 billiun km dari Bhumi, diper- lukan waktu selama 457 tahun dengan pesawat angkasa (space-craft) ya- ng memiliki kecepatan jelajah 750 km/jam. 2. Veda mengingatkan bahwa tenaga material di planet-planet yang lebih tinggi beroperasi secara berbeda dari pada yang ada di Bhumi. Menurut Veda, jarak satu obyek dari Bhumi adalah panjang garis tegak lurus dari bidang datar Bhu-man- dala ke obyek tersebut. Ini berarti jarak antar planet yang di- sebutkan dalam Veda bisa saja lebih jauh dari penglihatan manusia Bhumi. Karena itu, jarak yang kita mengerti di Bhumi (Bhu-go- la) tidak berlaku di wilayah-wilayah jauh di alam semesta. 3. Teknologi pesawat angkasa (space-craft) yang dikembangkan oleh ma- nusia Kali-Yuga dewasa ini, adalah teknologi amat kasar yang tidak ber kemampuan menjangkau varsa-varsa lain di wilayah Jambu-dvipa, apa- lagi dvipa-dvipa lain di wilayah Bhu-mandala. La- lu apa yang harus dikatkan tentang cita-cita men- capai planet tertinggi Satya-loka? XXVI. PENDAPAT TENTANG ASTRONOMI DAN KOSMOLOGI VEDA 1. Para Astronomer modern berpendapat bahwa Astronomi Veda sebagai-
  • 51. mana tercantum dalam Jyotir-Veda adalah ilmu pengetahuan yang di-im- port dari Yunani dan di klaim sebagai Astronomi Veda oleh orang-orang brahmana India yang tidak jujur. Sedangkan kosmologi yang tercantum dalam kitab-kitab Purana (khususnya Bhagavata-Purana), katanya lanjut, adalah pengetahuan asli Veda yang tidak lain adalah mithology (donge- ng) belaka karena tidak logis, tidak rasionil dan tidak realistik. 2. Rishi mulia Sukadeva berkata kepada Raja Pariksit, “Sang Raja terhormat, tenaga material Tuhan YME (yang mewujudkan alam semesta ini) tidak ada batasnya. Alam material ini adalah trans- formasi sifat-sifat alam fana (tri-guna), dan tidak ada orang di dunia ini yang mampu menjelaskan secara sempurna meskipun usianya sepanjang usia Brahma” (Bhag.5.16.4). 3. Dengan kata lain, meskipun anda berusia sepanjang usia Brahma tetapi kemampuan persepsi indriya-indriya anda setingkat manusia biasa, ma- ka anda tidak akan pernah bisa mengerti secara benar alam semesta ma terial ini. Sebab indriya-indriya jasmani anda sama sekali tidak sempurna. XXVI. PENGETAHUAN VEDA ADALAH KEBENARAN 1. Veda menyajikan dua aspek Bhumi (Bhu-loka) yang merupakan salah sa- tu dari 14 (empat belas) susunan planet di alam semesta material ( brah- manda). Kedua aspek ini, sebagaimana telah di-jelaskan, adalah: a. Bhu-
  • 52. gola, dan b. Bhu-mandala. 2. Bhu-gola yang dijelaskan dalam Jyotir-Veda, adalah bagian dari Bhu-man dala yang dijelaskan dalam kitab-kitab Purana. Pengetahuan tentang Bhu mi sebagai Bhu-gola diperuntukkan bagi masyarakat umum yang mengan dalkan persepsi indriya-indriya jasmani kasar dalam mempe- roleh pengetahuan. Sedang- kan konsep Bhumi sebagai Bhu-mandala di-peruntukkan bagi para Deva, Rishi dan Yo- gi yang memiliki persepsi indriya - indriya jauh lebih luas dan lebih tinggi dalam memahami dan melihat realita. 3. Melihat Bhumi sebagai Bhu-gola (planet kecil bulat) adalah ibarat orang buta meraba telinga gajah dan menyatakan bahwa gajah berwujud lebar- tipis, sebab dia tidak bisa melihat gajah secara keseluruhan. Sebaliknya, melihat Bhumi sebagai Bhu-mandala (bidang datar berupa piringan amat luas) adalah ibarat orang yang melihat gajah secara utuh. Dia melihat ba- gaimana belalai, kaki, ekor, perut, leher dan kepala ber-hubungan antara satu dengan yang lain dan membentuk badan sang gajah. 4. Karena itu, apabila penjelasan tentang Bhu-mandala dirasa tidak logis, ti- dak rasional dan tidak realistik, itu semata-mata karena kita belum mam- pu memahaminya.
  • 53. PENUTUP Demikianlah saya telah jelaskan tentang Astronomi dan kosmologi Veda. Semoga bermanfaat. Haribol! Bandung, 4 Juni 2007. Sumber bacaan: 1. Vedic Cosmography And Astronomy By Richard L Thompson (Sadaputa-dasa). Publushed by Bhaktivedanta Book Trust 1989. 2. Srimad Bhagavatam (Bhagavata-Purana) By His Divine Grace AC Bhaktivedanta Svami Prabhupada Published by Bhaktivedanta Book Trust. XXVII. LAIN-LAIN Selain Surya-Siddhanta, sumber-sumber Jyotir-Veda lainnya adalah: 1. Pitamaha-Siddhanta, diajarkan oleh Deva Brahma. 2. Vasistha-Siddhanta, diajarkan oleh Rishi Vasistha. 3. Romaka-Siddhanta, diajarkan oleh Sri Visnu kepada Rishi Romaka, 4. Paulisa-Siddhanta, diajarkan oleh Rishi Pulastya, dll.