Hernia adalah penonjolan isi perut melalui lubang normal yang disebabkan oleh kelemahan otot perut. Hernia dapat berupa konjenital atau didapat dan dapat terjadi di berbagai bagian tubuh seperti inggu, pusar, paha, dan diafragma. Gejalanya berupa benjolan yang dapat mengecil atau menghilang. Pemeriksaan diagnostik dilakukan untuk menentukan jenis dan lokasi hernia.
1. Gastritis adalah peradangan pada dinding lambung yang disebabkan oleh berbagai faktor seperti infeksi bakteri, obat-obatan, alkohol, dan radiasi.
2. Gejalanya berupa nyeri perut, mual, dan muntah. Pemeriksaan darah, nafas, feses, dan endoskopi dapat digunakan untuk diagnosis.
3. Ada berbagai jenis gastritis seperti akut, kronis, eosinofilik, dan atropi yang memerl
Hernia adalah penonjolan isi perut melalui lubang normal yang disebabkan oleh kelemahan otot perut. Hernia dapat berupa konjenital atau didapat dan dapat terjadi di berbagai bagian tubuh seperti inggu, pusar, paha, dan diafragma. Gejalanya berupa benjolan yang dapat mengecil atau menghilang. Pemeriksaan diagnostik dilakukan untuk menentukan jenis dan lokasi hernia.
1. Gastritis adalah peradangan pada dinding lambung yang disebabkan oleh berbagai faktor seperti infeksi bakteri, obat-obatan, alkohol, dan radiasi.
2. Gejalanya berupa nyeri perut, mual, dan muntah. Pemeriksaan darah, nafas, feses, dan endoskopi dapat digunakan untuk diagnosis.
3. Ada berbagai jenis gastritis seperti akut, kronis, eosinofilik, dan atropi yang memerl
Dokumen tersebut merupakan laporan hasil penelitian tentang asuhan keperawatan pada pasien dengan gastritis dan gastroenteritis. Dokumen tersebut membahas tentang konsep dasar gastritis, etiologi, patofisiologi, gejala klinis, pemeriksaan penunjang, dan penatalaksanaan gastritis secara farmakologi dan non farmakologi."
Gastritis adalah peradangan pada lambung yang disebabkan oleh berbagai faktor seperti infeksi bakteri H. pylori, obat-obatan, alkohol, dan stres. Terdapat dua jenis gastritis yaitu akut dan kronis. Gejalanya bervariasi mulai dari nyeri perut hingga pendarahan. Diagnosa didasarkan pada hasil pemeriksaan darah, pernapasan, endoskopi, dan biopsi jika diperlukan. Penderita gastritis perlu
Dokumen tersebut membahas kasus pria berusia 58 tahun yang muntah darah merah segar dan mengalami gejala nyeri perut serta pusing. Berdasarkan gejala dan riwayat pasien, kemungkinan diagnosisnya adalah ulkus peptikum atau gastritis akibat faktor risiko seperti stres.
Dokumen tersebut membahas tentang gastritis, yang merupakan peradangan pada mukosa lambung yang dapat bersifat akut atau kronis. Terdapat berbagai penyebab gastritis seperti obat-obatan, alkohol, merokok, serta infeksi H. pylori. Gejalanya bervariasi mulai dari nyeri perut hingga perdarahan dalam saluran cerna. Diagnosa didasarkan pada hasil endoskopi dan biopsi, sedangkan penanganannya meliputi diet
Gastritis adalah peradangan pada lambung yang dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, obat-obatan, alkohol, atau pola makan tidak sehat. Gejala umumnya adalah nyeri perut atas, mual, dan muntah. Pemeriksaan endoskopi dan biopsi digunakan untuk diagnosis. Pengobatan fokus pada mengurangi asam lambung dan menghilangkan bakteri Helicobacter pylori jika ada infeksi.
Wanita berusia 17 tahun datang dengan keluhan nyeri ulu hati selama 3 hari disertai mual dan muntah terutama setelah makan. Ia rutin mengonsumsi obat anti nyeri untuk mengurangi sakit haid. Diagnosa banding meliputi gastritis, ulkus lambung, ulkus duodenum, dan varises esofagus.
Gastritis adalah peradangan pada mukosa lambung yang disebabkan oleh berbagai faktor seperti infeksi bakteri, obat-obatan, alkohol, dan stres. Ada dua jenis gastritis yaitu akut dan kronis. Gastritis akut disebabkan oleh iritasi sementara sedangkan gastritis kronis disebabkan oleh iritasi berkelanjutan seperti infeksi bakteri H. Pylori. Gejala dan komplikasi gastritis bervariasi tergantung j
Dokumen tersebut membahas tentang gastritis, yaitu peradangan pada lambung yang dapat bersifat akut atau kronis. Terdapat beberapa penyebab gastritis seperti makanan, minuman, obat-obatan, bakteri, dan gaya hidup buruk. Gejala gastritis meliputi nyeri perut, mual, muntah, serta gangguan pencernaan. Diagnosis dan pengobatannya melibatkan pemeriksaan darah, endoskopi, dan diet khusus.
Dokumen tersebut membahas tentang penyakit gastritis, termasuk pengertian, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, pemeriksaan penunjang, penatalaksanaan, komplikasi, dan konsep asuhan keperawatan pada pasien gastritis. Secara ringkas, dokumen tersebut membahas tentang inflamasi pada lambung yang dapat disebabkan oleh bakteri atau faktor lain, gejala klinis seperti nyeri perut, dan penatal
Dokumen tersebut membahas tentang gastritis, termasuk definisi, klasifikasi, etiologi, patofisiologi, manifestasi, komplikasi, diagnosa, dan penanganannya. Gastritis adalah peradangan pada mukosa lambung yang dapat bersifat akut atau kronis."
1. Gastritis adalah peradangan pada lambung yang disebabkan oleh berbagai faktor seperti obat-obatan, alkohol, bakteri H. pylory, dan stres. Gejalanya bervariasi mulai dari nyeri ringan hingga muntah darah. 2. Diagnosa dilakukan dengan pemeriksaan darah, napas, feses, endoskopi, dan rontgen untuk mengidentifikasi penyebabnya. 3. Penderita gastritis perlu mengurangi asupan makanan yang d
1. Lambung adalah bagian saluran pencernaan yang dapat mengembang, terletak di bawah diafragma. 2. Lambung memiliki fungsi mencerna makanan dengan menghancurkan, menghaluskan, dan mengeluarkan cairan pencernaan. 3. Gastritis adalah peradangan lapisan lambung yang dapat akut atau kronis, disebabkan oleh bakteri, obat, alkohol, dan stres.
Dokumen tersebut membahas tentang mekanisme mual dan muntah pada penderita gastritis. Mual terjadi karena iritasi di traktus gastrointestinal yang menimbulkan impuls ke otak, sedangkan muntah terjadi karena kontraksi otot perut dan dada serta penurunan diafragma. Pada gastritis, mual terjadi karena peradangan lambung menyebabkan edema dan menimbulkan iritasi, sedangkan muntah terjadi karena makanan yang kembali ke lambung dan menimbulkan te
Dokumen tersebut merupakan laporan hasil penelitian tentang asuhan keperawatan pada pasien dengan gastritis dan gastroenteritis. Dokumen tersebut membahas tentang konsep dasar gastritis, etiologi, patofisiologi, gejala klinis, pemeriksaan penunjang, dan penatalaksanaan gastritis secara farmakologi dan non farmakologi."
Gastritis adalah peradangan pada lambung yang disebabkan oleh berbagai faktor seperti infeksi bakteri H. pylori, obat-obatan, alkohol, dan stres. Terdapat dua jenis gastritis yaitu akut dan kronis. Gejalanya bervariasi mulai dari nyeri perut hingga pendarahan. Diagnosa didasarkan pada hasil pemeriksaan darah, pernapasan, endoskopi, dan biopsi jika diperlukan. Penderita gastritis perlu
Dokumen tersebut membahas kasus pria berusia 58 tahun yang muntah darah merah segar dan mengalami gejala nyeri perut serta pusing. Berdasarkan gejala dan riwayat pasien, kemungkinan diagnosisnya adalah ulkus peptikum atau gastritis akibat faktor risiko seperti stres.
Dokumen tersebut membahas tentang gastritis, yang merupakan peradangan pada mukosa lambung yang dapat bersifat akut atau kronis. Terdapat berbagai penyebab gastritis seperti obat-obatan, alkohol, merokok, serta infeksi H. pylori. Gejalanya bervariasi mulai dari nyeri perut hingga perdarahan dalam saluran cerna. Diagnosa didasarkan pada hasil endoskopi dan biopsi, sedangkan penanganannya meliputi diet
Gastritis adalah peradangan pada lambung yang dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, obat-obatan, alkohol, atau pola makan tidak sehat. Gejala umumnya adalah nyeri perut atas, mual, dan muntah. Pemeriksaan endoskopi dan biopsi digunakan untuk diagnosis. Pengobatan fokus pada mengurangi asam lambung dan menghilangkan bakteri Helicobacter pylori jika ada infeksi.
Wanita berusia 17 tahun datang dengan keluhan nyeri ulu hati selama 3 hari disertai mual dan muntah terutama setelah makan. Ia rutin mengonsumsi obat anti nyeri untuk mengurangi sakit haid. Diagnosa banding meliputi gastritis, ulkus lambung, ulkus duodenum, dan varises esofagus.
Gastritis adalah peradangan pada mukosa lambung yang disebabkan oleh berbagai faktor seperti infeksi bakteri, obat-obatan, alkohol, dan stres. Ada dua jenis gastritis yaitu akut dan kronis. Gastritis akut disebabkan oleh iritasi sementara sedangkan gastritis kronis disebabkan oleh iritasi berkelanjutan seperti infeksi bakteri H. Pylori. Gejala dan komplikasi gastritis bervariasi tergantung j
Dokumen tersebut membahas tentang gastritis, yaitu peradangan pada lambung yang dapat bersifat akut atau kronis. Terdapat beberapa penyebab gastritis seperti makanan, minuman, obat-obatan, bakteri, dan gaya hidup buruk. Gejala gastritis meliputi nyeri perut, mual, muntah, serta gangguan pencernaan. Diagnosis dan pengobatannya melibatkan pemeriksaan darah, endoskopi, dan diet khusus.
Dokumen tersebut membahas tentang penyakit gastritis, termasuk pengertian, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, pemeriksaan penunjang, penatalaksanaan, komplikasi, dan konsep asuhan keperawatan pada pasien gastritis. Secara ringkas, dokumen tersebut membahas tentang inflamasi pada lambung yang dapat disebabkan oleh bakteri atau faktor lain, gejala klinis seperti nyeri perut, dan penatal
Dokumen tersebut membahas tentang gastritis, termasuk definisi, klasifikasi, etiologi, patofisiologi, manifestasi, komplikasi, diagnosa, dan penanganannya. Gastritis adalah peradangan pada mukosa lambung yang dapat bersifat akut atau kronis."
1. Gastritis adalah peradangan pada lambung yang disebabkan oleh berbagai faktor seperti obat-obatan, alkohol, bakteri H. pylory, dan stres. Gejalanya bervariasi mulai dari nyeri ringan hingga muntah darah. 2. Diagnosa dilakukan dengan pemeriksaan darah, napas, feses, endoskopi, dan rontgen untuk mengidentifikasi penyebabnya. 3. Penderita gastritis perlu mengurangi asupan makanan yang d
1. Lambung adalah bagian saluran pencernaan yang dapat mengembang, terletak di bawah diafragma. 2. Lambung memiliki fungsi mencerna makanan dengan menghancurkan, menghaluskan, dan mengeluarkan cairan pencernaan. 3. Gastritis adalah peradangan lapisan lambung yang dapat akut atau kronis, disebabkan oleh bakteri, obat, alkohol, dan stres.
Dokumen tersebut membahas tentang mekanisme mual dan muntah pada penderita gastritis. Mual terjadi karena iritasi di traktus gastrointestinal yang menimbulkan impuls ke otak, sedangkan muntah terjadi karena kontraksi otot perut dan dada serta penurunan diafragma. Pada gastritis, mual terjadi karena peradangan lambung menyebabkan edema dan menimbulkan iritasi, sedangkan muntah terjadi karena makanan yang kembali ke lambung dan menimbulkan te
Penyuluhan memberikan informasi tentang gastroenteritis (diare) kepada keluarga pasien di rumah sakit termasuk definisi, penyebab, gejala, pencegahan, dan penanganannya. Materi disampaikan melalui ceramah selama 20 menit diikuti diskusi dan evaluasi.
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan klien dengan appendisitis. Patofisiologi appendisitis terjadi karena obstruksi bakteri atau virus yang menyebabkan peradangan pada appendis dan peningkatan tekanan darah. Gejala klinisnya antara lain nyeri abdomen, demam, mual dan muntah. Diagnosa keperawatan meliputi risiko perubahan volume cairan, nutrisi kurang, dan pembatasan aktivitas. Intervensi keperawatan mencakup
Appendiksitis disebabkan oleh obstruksi appendiks yang menyebabkan peradangan. Tanda klinis utama adalah nyeri di kuadran kanan bawah perut. Asuhan keperawatan meliputi pengelolaan nyeri dan risiko dehidrasi, memberikan dukungan nutrisi dan aktivitas, serta menangani komplikasi seperti perforasi yang dapat menyebabkan peritonitis.
a. Dokumen tersebut membahas tentang sistem pencernaan manusia khususnya organ lambung. Lambung berfungsi menerima dan mencampur makanan dari esofagus dengan cairan lambung dan mendorong makanan ke usus kecil.
b. Dibahas pula berbagai penyakit yang dapat menyerang lambung seperti gastritis yang disebabkan oleh berbagai faktor seperti infeksi bakteri, konsumsi obat, alkohol, dan lainnya. Terdapat ber
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Satuan acara penyuluhan tentang gastroenteritis yang berisi tujuan, materi, metode, dan evaluasi penyuluhan selama 30 menit kepada pasien dan keluarga di rumah sakit untuk meningkatkan pemahaman tentang definisi, penyebab, gejala, pencegahan, dan penanganan gastroenteritis.
Este documento parece ser una lista de nombres y direcciones. Contiene más de 200 entradas con los nombres de personas y parejas, seguidos de sus direcciones. Las direcciones incluyen nombres de calles, pueblos y ciudades en Indonesia.
Proposal ini meminta dana sebesar Rp1.750.000 untuk seragam, biaya pendaftaran, dan konsumsi tim sepak bola Garlo FC dalam mengikuti turnamen di Laiworu pada 3 Maret 2017 guna mengembangkan bakat pemuda dan memajukan sepak bola di masyarakat.
Surat pernyataan yang berisi 10 poin pernyataan dari Lilis Fitra Saswati Arsil tentang statusnya yang tidak pernah dihukum, diberhentikan tidak hormat, menjadi calon pegawai, menjadi pengurus partai, terikat kerja, bersedia tidak menikah dan ditempatkan di seluruh Indonesia, serta bersedia mengembalikan biaya seleksi dan pelatihan jika mengundurkan diri.
Surat pernyataan yang ditandatangani oleh Fajar Aswati yang menyatakan bahwa dirinya tidak pernah dihukum, diberhentikan tidak hormat, menjadi calon pegawai negeri, menjadi pengurus partai politik, sedang terikat kontrak kerja, bersedia tidak menikah selama 6 bulan, ditempatkan di seluruh Indonesia, mengembalikan biaya seleksi jika mengundurkan diri, dan mengganti biaya enam kali lipat jika mengundurkan
This document contains reports from midwives at the Paramata Raha Midwifery Academy in Muna Regency on their targets for antenatal care, infant care, postnatal care, and family planning in 2017. The reports provide the midwife's name, student ID number, and academic institution for each of their assigned targets.
Dokumen tersebut membahas tentang makromolekul yang terdiri dari berbagai jenis seperti karbohidrat, lipid, dan protein. Karbohidrat dibagi menjadi monosakarida, disakarida, dan polisakarida. Lipid terdiri dari lemak, fosfolipid, dan steroid. Sedangkan protein tersusun atas kombinasi asam amino yang dihubungkan oleh ikatan peptida. Ketiga makromolekul ini memainkan peran penting dalam struktur dan metabolisme sel.
Pemimpin perlu memahami karakteristik karyawan sesuai teori X, Y, dan Z McGregor. Teori X mengasumsikan karyawan malas, teori Y mengasumsikan karyawan akan bekerja keras jika kondisinya tepat, teori Z menekankan partisipasi karyawan. Pemimpin harus mengembangkan kompetensi karyawan untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Membangun budaya kepemimpinan penting agar kaderisasi terj
Tes akhir semester mata pelajaran Seni Budaya di SMK Kelautan dan Perikanan Raha meliputi berbagai aspek seni seperti seni rupa, musik, tari, dan drama. Soal-soalnya mencakup pengetahuan tentang sejarah seni, tokoh-tokoh seniman, unsur-unsur karya seni, dan fungsi seni dalam kehidupan. Ujian ini dimaksudkan untuk menilai pemahaman siswa terhadap berbagai aspek seni.
1. Karsinoma tulang adalah pertumbuhan sel ganas abnormal pada tulang dan jaringan terkaitnya.
2. Penyebabnya belum jelas tetapi kemungkinan termasuk genetik, radiasi, bahan kimia, dan trauma.
3. Gejalanya berupa nyeri tulang, bengkak, dan fraktur patologis yang dapat menyebar ke organ lain.
Undangan sosialisasi program tanaman jagung kuning kecamatan Lasalepa yang akan diselenggarakan pada tanggal 7 Maret 2017 pukul 09.00 di Balai Pertemuan Desa Labone. Kehadiran para tokoh masyarakat, tokoh agama, kelompok tani, dan aparat desa sangat diharapkan.
1. APORAN PENDAHULUAN GASTRITIS
1. ANATOMI FISIOLOGI LAMBUNG (GASTER)
Lambung
Merupakan organ otot berongga yang besar dan berbentuk seperti kandang keledai.
Terdiri dari 3 bagian, yaitu :
Kardia.
Fundus.
Antrum.
Makanan masuk ke dalam lambung dari kerongkongan melalui otot berbentuk cincin (sfinter),
yang bisa membuka dan menutup. Dalam keadaan normal, sfinter menghalangi masuknya
kembali isi lambung ke dalam kerongkongan.
Lambung berfungsi sebagai gudang makanan, yang berkontraksi secara ritmik untuk
mencampur makanan dengan enzim-enzim. Sel-sel yang melapisi lambung menghasilkan 3 zat
penting :
Lendir
2. Lendir melindungi sel-sel lambung dari kerusakan oleh asam lambung. Setiap kelainan pada
lapisan lendir ini, bisa menyebabkan kerusakan yang mengarah kepada terbentuknya tukak
lambung.
Asam klorida (HCl)
Asam klorida menciptakan suasana yang sangat asam, yang diperlukan oleh pepsin guna
memecah protein. Keasaman lambung yang tinggi juga berperan sebagai penghalang terhadap
infeksi dengan cara membunuh berbagai bakteri.
Prekursor pepsin (enzim yang memecahkan protein)
2. PENGERTIAN GASTRITIS
Gastritis adalah peradangan pada mukosa lambung yang dapat bersifat akut kronik, difus atau local
(Soepaman, 1998).
Gastritis adalah inflamasi dari mukosa lambung (Arif Mansjoer, 1999).
Gastritis adalah radang mukosa lambung (Sjamsuhidajat, R, 1998).
Gastritis merupakan suatu keadaan peradangan atau perdarahan mukosa lambung yang dapat
bersifat akut, kronis, difus atau lokal (Patofisiologi, Sylvia A Price hal 422)
Berdasarkan pengertian di atas penulis menyimpulkan bahwa Gastritis merupakan inflamasi mukosa
lambung yang dapat bersifat akut, kronik, difus atau lokal.
3. 3. ETIOLOGI
a. Gastritis Akut
Merupakan inflamasi akut dari dinding lambung, biasanya terbatas pada mukosanya saja.
i. Gastritis eksogen akut, disebabkan faktur dari luar yang terdiri dari beberapa bagian:
Gastritis eksogen akut yang simple, disebabkan oleh :
~ Makanan dan minuman panas yang dapat merusak mukosa lambung, seperti rempah-rempah,
alcohol dan sebagainya.
~ Obat-obatan seperti, digitalis, iodium, SF, kortison, dsb.
Gastritis akute korosiva, disebabkan oleh:
~ Obat-obatan seperti : Analgetik, Anti inflamasi, antibiotik dsb.
~ Bahan kimia dan minuman yang bersifat korosif, bahan alkali yang kuat seperti, soda, kaustik,
(non-hydroxide) korosif sublimat.
ii. Gastritis endogen akut, disebabkan kelainan dalam tubuh yang terdiri dalam
beberapa bagian :
1. Gastritis infektiosa akut, disebabkan oleh toxin atau bakteri yang beredar
dalam darah dan masuk ke jantung, misalnya morbili, dipteri , variola dsb.
2. Gastritis egmonos akute, di sebabkan oleh invasi langsung dari bakteri pirogen pada dinding
lambung, seperti streptococcus, stpilacoccus dsb.
b. Gastritis Kronis
Merupakan suatu inflamasi kronik yang terjadi pada waktu lama pada permukaan mukosa
lambung, penyebabnya belum diketahui secara langsung, namun diduga disebabkan oleh :
1.Bakteri, infeksi stapilococcus (akute) mungkin pada akhirnya akan menjadi kronis.
2.Infeksi lokal, infeksi pada sinus, gigi dan post nasal dapat menimbulkan gastritis.
3.Alkohol dapat menyebabkan kelainan pada mukosa lambung.
4.Faktor, psikologis dapat menimbulkan hipersekresi asam lambung.
4. PATOFISIOLOGI
4. Bahan-bahan makanan, minuman, obat maupun zat kimia yang masuk kedalam lambung
menyebabkan iritasi atau erosi pada mukosanya sehingga lambung kehilangan barrier
(pelindung). Selanjutnya terjadi peningkatan difusi balik ion hidrogen. Gangguan difusi pada
mukosa dan penngkatan sekresi asam lambung yang meningkat / banyak. Asam lambung dan
enzim-enzim pencernaan. Kemudian menginvasi mukosa lambung dan terjadilah reaksi
peradangan.
Demikian juga terjadi peradangan dilambung karena invasi langsung pada sel-sel dinding
lambung oleh bakteri dan terinfeksi. Peradangan ini termanifestasi seperti perasaan perih di
epigastrium, rasa panas / terbakar dan nyeri tekan.
Spasme lambung juga mengalami peningkatan diiringi gangguan pada spinkter esophagus
sehingga terjadi mual-mual sampai muntah. Bila iritasi / erosi pada mukosa lambung sampai
pada jaringan lambung dan mengenai pembuluh darah. Sehingga kontinuitasnya terputus dapat
mennimbulkan hematemesis maupun melena.
PATHWAY GASTRITIS
5. 5. MANIFESTASI KLINIS (TANDA DAN GEJALA)
a.Gastritis Akut
i. Gastritis Akute Eksogen Simple :
~ Nyeri epigastrik mendadak.
~ Nausea yang di susul dengan vomitus.
~ Saat serangan pasien berkeringat, gelisah, sakit perut, dan kadang disertai panas serta tachicardi.
~ Biasanya dalam 1-2 hari sembuh kembali.
6. ii. Gastritis Akute Eksogen Korosiva :
~ Pasien kolaps dengan kulit yang dingin.
~ Tachicardi dan sianosis.
~ Perasaan seperti terbakar, pada epigastrium.
~ Nyeri hebat / kolik.
iii. Gastritis Infeksiosa Akute :
~ Anoreksia
~ Perasaan tertekan pada epigastrium.
~ Vumitus.
~ Hematemisis
iv. Gastritis Hegmonos Akute :
~ Nyeri hebat mendadak di epigastrium. ~ Neusia.
~ Rasa tegang pada epigastrium. ~ Vomitus.
~ Panas tinggi dan lemas ~ Tachipneu.
~ Lidah kering sedikit ekterik. ~ Tachicardi
~ Sianosis pada ektremitas. ~ Diare.
~ Abdomen lembek. ~ leukositosis
2. Gastritis Kronis
a. Gastritis Superfisialis
~ Rasa tertekan yang samar pada epigastrium.
~ Penurunan BB.
~ Kembung / rasa penuh pada epigastrium.
~ Nousea.
~ Rasa perih sebelun dan sesudah makan.
~ Terasa pusing.
~ Vomitus.
b. Gastritis Atropikan
7. ~ Rasa tertekan pada epigastrium. ~ Anorexia.
~ Rasa penuh pada perut. ~ Nousea.
~ Keluar angin pada mulut. ~ Vumitus.
~ Mudah tersinggung. ~ Gelisah.
~ Mulut dan tenggorokan terasa kering.
c. Gastritis Hypertropik Kronik
~ Nyeri pada epigastrium yang tidak selalu berkurang setelah minum susu.
~ Nyeri biasanya timbul pada malam hari.
~ Kadang disertai melena.
6. KOMPLIKASI
1. Perdarahan saluran cerna bagian atas (SCBA) berupa hematemesis dan menelan, dapat
berakhir sebagai syak hemoragik. Khusus untuk perdarahan SCBA, perlu dibedakan dengan
tukak peptik. Gambaran klinis yang diperhatikan hamper sama. Namun pada tukak peptik
penyebab utamanya adalah infeksi Helicobakter pytori, sebesar 100% pada hikak duodenum dan
60-90% pada tikak lambung. Diagnosis pasti dapat di tegakkan dengan endoskopi.
.
tritis Akute
cerna atas, hingga anemia dan kematian.
ng.
- Perforasi lambung.
8. b. Gastritis Kronis
- Gangguan penyerapan Vitamin B12 karena atropi lambung dan akan terjadi anemia pernisiosa.
- Gangguan penyerapan zat besi.
ah fillorus.
- Kanker lambung.
7. PROGNOSIS
Infeksi lambung pada umumnya mempunyai prognosis ysng baik, gastritis akut dan Kronik tidak
ada yang mati, kematian di jumpai pada waktu perdarahan yang berat shock yang tidak teratasi,
efus, lambung yang berat dan infeksi, Kematian dapat juga disebabkan oleh sepsis karena
tindakan dan lingkungan rumah sakit yang kurang baik dan bersih, kematian terjadi pada kasus
berat yaitu muncul pada komplikasi sistem saraf, kardiovaskuler, pernapasan, darah dan organ
lain.
8. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a.Darah lengkap. f. Faeces
b.Gastroscopy g. Biosi dan sitologi
c.Nasogastrik aspiration. h. Endoscopy
d. Angiografie visualization i. Double-contrast
e.Semin-gastrin
9. PENATALAKSANAAN MEDIS
tis Akut
i. Gastritis Eksogen Akute Simple
~ Fase akute, istirahat total 1-2 hari.
~ Hari I sebaiknya jangan diberikan makan, setelah mual dan muntah berkurang, coba berikan teh
hangat dan air minum.
~ Hari kedua berikan susu hangat, benintton dengan garam terutama setelah banyak muntah.
~ Hari ketiga boleh makan bubur dan bisa makan lembek lainnya.
~ Kolaborasi medik :
ngurangi muntah ~ Sotatik.
9. k memperbaiki spasme otot.
ii. Gastritis Infektiosa Akute
~ Pengaturan diet.
~ Beri makanan lembek dan tidak merangsang mual dan muntah.
~ Kolaborasi medik :
1. Pemberian antibiotik untuk penanganan factor penyebab.
odik.
iii. Gastritis Hegmonos Akute.
~ Pengaturan diet.
~ Pada abses lokal perlu dilakukan drainase.
~ Pada pasien dengan hegmonos dispus perlu gastriktomy.
~ Kolaborasi medik :
anganan faktor penyebab.
b. Gastritis Kronis
i. Gastritis Superfisialis.
~ Istirahat yang cukup.
~ Pemberian makanan yang cair utuk penderita yang mengalami erosi dan perdarahan sedikit.
~ Makanan lembek untuk yang tidak terjadi perdarahan.
~ Kolaborasi medik :
modic.
ii. Gastritis Atropikan.
~ Setelah makan sebaiknya istirahat untuk mnecegah terjadinya neusea dan vumitus.
~ Beri makanan lembek dan porsi kecil tapi sering.
~ Kolaborasi medik :
modik.
B12, dan zat besi.
iii. Gastritis Hypertropikan.
~ Istirahat yang cukup.
11. 5. Makanan / Cairan
Gejala : Anorexia, mual, dan muntah, cegukan.
Tidak toleran terhadap makanan.
: Muntah, membran mukosa kering, turgor kulit menurun.
6. Neorosensori
Gejala : Pusing, sakit kepala, terasa berdengung.
Status mental, tingkat kesadaran terganggu, cenderung mengantuk, disorientasi, bingung.
7. Nyeri / Kenyamanan
Gejala : Nyeri digambarkan tajam, dangkal, rasa terbakar, perih
Rasa ketidaknyamanan / distres samar-samar setelah banyak makan & hilang setelah minum
obat antasida.
Nyeri epigastrium kiri menyebar ketengah dan menjalar tembus kepinggang 1-2 jam setelah
makan ( ulkus peptik ).
Nyeri epigastrium kanan 4 jam setelah makan dan hilang setelah diberi antasida ( ulkus
doudenum ).
Faktor pencetus, makanan, rokok, alkohol penggunaan obat tertentu.
Stress psikologis.
8. Keamanan
Gejala : Alergi terhadap obat.
Tanda : Peningkatan suhu.
1. Faktor predisposisi dan presipitasi
Faktor predisposisi adalah bahan-bahan kimia, merokok, kafein, steroid, obat analgetik,
anti inflamasi, cuka atau lada.
Faktor presipitasinya adalah kebiasaan mengkonsumsi alcohol dan rokok, penggunaan
obat-obatan, pola makan dan diet yang tidak teratur, serta gaya hidup seperti kurang
istirahat.
2. Test dignostik
12. o Endoskopi : akan tampak erosi multi yang sebagian biasanya berdarah dan
letaknya tersebar.
o Pemeriksaan Hispatologi : akan tampak kerusakan mukosa karena erosi tidak
pernah melewati mukosa muskularis.
o Pemeriksaan radiology.
o Pemeriksaan laboratorium.
Analisa gaster : untuk mengetahui tingkat sekresi HCL, sekresi HCL
menurun pada klien dengan gastritis kronik.
Kadar serum vitamin B12 : Nilai normalnya 200-1000 Pg/ml, kadar
vitamin B12 yang rendah merupakan anemia megalostatik.
Kadar hemagiobi, hematokrit, trombosit, leukosit dan albumin.
Gastroscopy.
Untuk mengetahui permukaan mukosa (perubahan) mengidentifikasi area
perdarahan dan mengambil jaringan untuk biopsy
11. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN TIMBUL PADA PASIEN
GASTRITIS
1. Perubahan kenyamanan; Nyeri akut berhubungan dengan iritasi mukosa gaster
Tujuan jangka pendek : Pasien mengatakan rasa nyeri berkurang.
Tujuan jangka panjang : Tidak terjadi iritasi berlanjut.
Rencana Tindakan.
1. Puasakan pasien pada 6 jam pertama.
2. Berikan makanan lunak sedikit demi sedikit dan beri minum yang hangat.
3. Identifikasi dan batasi makanan yang menimbulkan ketidaknyamanan.
4. Observasi keluhan nyeri, catat lokasi, lamanya, intensitasnya, ( skala 0-10 ), serta perubahan
karakteristik nyeri.
13. Rasionalisasi.
1. Mengurangi inflamasi pada mukosa lambung.
2. Dilatasi gaster dapat terjadi bila pemberian makan terlalu cepat etelah periode puasa.
3. Dapat menyebabkan distres pada bermacam-macam individu / dispepsia.
4. Perubahan karakteristik nyeri dapat menunjukan penyebaran penyakit / terjadinya komplikasi.
2. Pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan Anorexia.
Tujuan jangka pendek : Pemasukan nutrisi yang adekuat.
Tujuan jangka panjang : Mempertahankan BB tetap seimbang.
Rencana Tindakan
1. Buat program kebutuhan nutrisi harian & standar BB minimum.
2. Berikan perawatan mulut sebelum & sesudah makan.
3. Monitor aktivitas fisik dan catat tingkat aktivitas tersebut.
4. Hindari makanan yang menimbulkan gas.
5. Sediakan makanan dengan ventilasi yang baik, lingkungan yang menyenangkan, dengan situasi
yang tidak terburu-buru.
Rasionalisasi
1. Sebagai acuan dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi pasien.
2. Memberikan rasa nyaman pada mulut dan dapat mengurangi rasa mual.
3. Membantu dalam mempertahankan tonus otot dan berat badan juga untuk mengontrol tingkat
pembakaran kalori.
4. Dapat mempengaruhi nafsu makan / pencernaan dan membatasi masukan nutrisi.
5. Lingkungan yang mennyenangkan dapat menurunkan stress dan lebih kondusif untuk makan.
3. Ansietas tahap sedang berhubungan dengan perubahan status kesehatan
ek : Pasien dapat mendiskusikan permasalahan yang dihadapinya.
gka panjang: Pasien dapat memecahkan masalah dengan menggunakan sumber yang efektif.
14. Rencana Tindakan
1. Observasi respon fisiologis, mis : takipnoe, palpitasi, pusing.
2. Catat petunjuk perilaku, mis : gelisah, midah tersinggung.
3. Dorong pernyataan takut dan ansietas, berikan respon umpan balik.
4. Berikan lingkungan yang tenang untuk beristirahat.
5. Berikan tekhnik relaksasi, mis: latihan nafas dalamdan bimbingan imaginasi.
6. Bantu pasien untuk mengidentifikasi dan melakukan koping positif.
Rasionalisasi
1. Dapat menjadi indikasi derajat ansietas yang dialami pasien.
2. Indikator derajat ansietas.
3. Membuat hubungan therafiutik, membantu pasien untuk menerima perasaan dan menurunkan
ansietas yang tidak perlu tentang ketidak tahuan.
4. Memindahkan pasien dari stresor luar dan meningkatkan relaksasi, juga dapat meningkatkan
ketrampilan koping.
5. Cara relaksasi dapat membantu menurunkan takut dan ansietas.
6. Perilaku yang berhasil dapat menguatkan pasien dalam menerima ansietas, meningkatkan rasa
pasien terhadap kontrol diri dan memberikan keyakinan.
12. IMPLEMENTASI
Pelaksanaan tindakan keperawatan adalah inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai
tujuan yang spesifik. Tahap pelaksanaan dimulai setelah rencana tindakan disusun dan ditujukan
pada nursing orders untuk membantu klien mencapai tujuan yang diharapkan.
Pelaksanaan adalah inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang spesifik.
Tahap pelaksanaan perawatan merupakan tindakan pemberian asuhan keperawatan yang
dilakukan secara nyata untuk membantu klien mencapai tujuan pada rencana tindakan yang telah
dibuat. (Nursalam, 2001 ; 63, dikutip dari Lyer, et.al, 1996)
Hal-hal yang harus diperhatikan ketika melakukan implementasi adalah intervensi
dilaksanakan sesuai dengan rencana setelah dilakukan validasi, penguasaan keterampilan inter
personal, intelektual dan teknikal, intervensi harus dilakukan dengan cermat dan efisien pada
15. situasi yang tepat, keamanan fisik dan psikologi dilindungi dan dokumentasi keperawatan berupa
pencatatan dan pelaporan. (Gaffar, 1999 ; 65)
Tujuan dari pelaksanaan adalah membantu klien dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan, yang mencakup peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, pemulihan kesehatan
dan memfasilitasi koping”. (Nursalam, 2001 ; 63).
Dalam pelaksanaan tindakan ada tiga tahapan yang harus dilalui yaitu persiapan,
perencanaan dan dokumentasi.
a. Fase persiapan, meliputi:
1) Review tindakan keperawatan
2) Menganalisa pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan
3) Mengetahui komplikasi yang mungkin timbul
4) Menentukan dan mempersiapkan peralatan yang diperlukan
5) Persiapan lingkungan yang kondusif
6) Mengidentifikasi aspek hukum dan etik
b. Fase intervensi:
1) Independen: Tindakan yang dilakukan oleh perawat tanpa petunjuk atau perintah dokter atau
tim kesehatan lain.
2) Interdependen: Tindakan perawat yang melakukan kerjasama dengan tim kesehatan lain (gizi,
dokter, laboratorium dll).
3) Dependen: Berhubungan dengan tindakan medis atau menandakan dimana tindakan medis
dilaksanakan.
c. Fase dokumentasi
Merupakan suatu pencatatan lengkap dan akurat dari tindakan yang telah dilaksanakan
yang terdiri dari tiga tipe yaitu:
1) Sources Oriented Records (SOR)
2) Problem Oriented Records (POR)
3) Computer Assisted Records (CAR)
(Nursalam, 2001; 53, dikutip dari Griffith, 1986)
Adapun kriteria yang diharapkan pada implementasi penyakit Gastritis adalah:
1. Memberitahukan kepada pasien untuk melakukan persiapan puasa pada 6 jam pertama.
2. Mengidentifikasi dan membatasi makanan yang dapat menimbulkan ketidak nyamanan.
16. 3. Menganjurkan untuk makan sedikit tapi sering sesuai indikasi.
4. Penkes kepada pasien mengenai therafi yang diberikan dan indikasi dari pemberian obat - obatan
.
5. Menyarankan untuk istirahat sebelum makan.
6. Menyarankan tirah baring dan membatasi gerak selama fase akut.
7. Memberi penjelasan tentang pentingnya makanan sehingga tidak terjadi keragu – raguan
terhadap makanan yang dapat menyebabkan eksaserbarsi gejala
8. Memantau respon fisiologis untuk mengindari terjadi masalah.
9. Membuat catatan perilaku seperti gelisah, mudah marah danmmudah tersinggung.
10. Menciptakan hubungan saling percaya dengan sering melakukan komunikasi yang terafiutik.
11. Membantu pasien melakukan latihan nafas dalam.
13. EVALUASI
Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yang
menandakan seberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana tindakan dan pelaksanaannya sudah
berhasil dicapai. Melalui evaluasi memungkinkan perawat untuk memonitor “kealpaan” yang
terjadi selama tahap pengkajian, analisa, perencanaan, dan pelaksanaan tindakan. (Nursalam,
2001 ; 71, dikutip dari Ignatavicius & Bayne, 1994).
Evaluasi sebagai sesuatu yang direncanakan dan perbandingan yang sistematik pada
status kesehatan klien. (Nursalam, 2001 ; 71, dikutip dari Griffith dan Christensen, 1986)
Tujuan evaluasi adalah untuk melihat kemampuan klien mencapai tujuan. Hal ini bisa
dilaksanakan dengan melaksanakan hubungan dengan klien berdasarkan respon klien terhadap
tindakan keperawatan yang diberikan, sehingga perawat dapat mengambil keputusan :
a. Mengakhiri rencana tindakan keperawatan (klien telah mencapai tujuan yang ditetapkan).
b. Memodifikasi rencana tindakan keperawatan (klien mengalami kesulitan untuk mencapai
tujuan).
c. Meneruskan rencana tindakan keperawatan (klien memerlukan waktu yang lebih lama untuk
mencapai tujuan).
(Nursalam, 2001 ; 71, dikutip dari Iyer et. al, 1996)
Ada 2 komponen untuk mengevaluasi kualitas tindakan keperawatan yaitu :
17. a. Proses (Formatif)
Adalah evaluasi yang dilaksanakan segera setelah perencanaan keperawatan dilaksanakan
untuk membantu keefektifan terhadap tindakan.
b. Hasil (Sumatif)
Adalah evaluasi yang dapat dilihat pada perubahan perilaku atau status kesehatan klien
pada akhir tindakan perawatan klien.
(Nursalam, 2001 ; 74, dikutip dari Iyer et. al, 1996)
Komponen evaluasi dapat dibagi menjadi 5 yaitu:
a. Menentukan kriteria, standar dan pertanyaan evaluasi.
b. Mengumpulkan data mengenai keadaan klien terbaru.
c. Menganalisa dan membandingkan data terhadap kriteria dan standar.
d. Merangkum hasil dan membuat kesimpulan.
e. Melaksanakan tindakan yang sesuai berdasarkan kesimpulan.
( Nursalam, 2001 ; 74, dikutip dari Pinnell & Meneses, 1986 )
Adapun kriteria yang diharapkan pada evaluasi penyakit Gastritis adalah:
1. Gangguan rasa nyeri berkurang.
2. Tidak terjadi iritasi berlanjut.
3. Kebutuhan nutrisi teratatasi.
4. Tidak terjadi penurunan berat badan.
5. Klien memahami tentang perawatan dan penyakitnya.
6. Klien mampu memecahkan masalah dengan menggunakan sumber yang efekrif.
DAFTAR PUSTAKA
Doengoes M.E. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien. Edisi 3. Jakarta : EGC.
Hadi, Sujono. (1999). Gastroentrologi. Jakarta : Penerbit Alumni.
Inayah. Lin. (2004). Asuhan Keperawatan Pada Klien denagn gangguan sistem
Masjoer, Arif dkk. (2000). Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Aesculapius FKUI
Price, Sylvia A. Wilson, L. M. (1994). Patofisiologi Konsep Proses Penyakit, edisi 4, Alih Bahasa Peter
Anugrah. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
18. Smeltzer, Suzanne C, Brenda G bare. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth Edisi 8 Vol 2 alih bahasa H. Y. Kuncara, Andry Hartono, Monica Ester, Yasmin asih.
Jakarta : EGC.
Underwood, J. C. E. (1996). Patologi Umum dan Sitemik, edisi 2. Jakarta : EGC.
Wilkinson, Judith M. (2007). Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi NIC dan Kriteria
Hasil NOC. Jakarta : EGC
http://www.indofarma.co.id/index.php?option=com_content&task=view&id=27&Itemid=125
http://firwanintianur93.blogspot.com/2013/04/laporan-pendahuluan-gastritis.html