1. Gastritis adalah peradangan pada dinding lambung yang disebabkan oleh berbagai faktor seperti infeksi bakteri, obat-obatan, alkohol, dan radiasi.
2. Gejalanya berupa nyeri perut, mual, dan muntah. Pemeriksaan darah, nafas, feses, dan endoskopi dapat digunakan untuk diagnosis.
3. Ada berbagai jenis gastritis seperti akut, kronis, eosinofilik, dan atropi yang memerl
Hernia adalah penonjolan isi perut melalui lubang normal yang disebabkan oleh kelemahan otot perut. Hernia dapat berupa konjenital atau didapat dan dapat terjadi di berbagai bagian tubuh seperti inggu, pusar, paha, dan diafragma. Gejalanya berupa benjolan yang dapat mengecil atau menghilang. Pemeriksaan diagnostik dilakukan untuk menentukan jenis dan lokasi hernia.
Dokumen tersebut merupakan laporan hasil penelitian tentang asuhan keperawatan pada pasien dengan gastritis dan gastroenteritis. Dokumen tersebut membahas tentang konsep dasar gastritis, etiologi, patofisiologi, gejala klinis, pemeriksaan penunjang, dan penatalaksanaan gastritis secara farmakologi dan non farmakologi."
Penatalaksanaan gastritis meliputi menghilangkan faktor penyebab, diet yang tidak mengiritasi lambung, dan obat-obatan seperti antasida, penghambat asam, penghambat pompa proton, atau antibiotik untuk mengobati H. pylori. Terapi harus disesuaikan dengan tipe gastritisnya, misalnya untuk akut berupa diet ringan dan IV cairan, sedangkan kronis dengan modifikasi diet dan farmakoterapi.
1. Gastritis adalah peradangan pada dinding lambung yang disebabkan oleh berbagai faktor seperti infeksi bakteri, obat-obatan, alkohol, dan radiasi.
2. Gejalanya berupa nyeri perut, mual, dan muntah. Pemeriksaan darah, nafas, feses, dan endoskopi dapat digunakan untuk diagnosis.
3. Ada berbagai jenis gastritis seperti akut, kronis, eosinofilik, dan atropi yang memerl
Hernia adalah penonjolan isi perut melalui lubang normal yang disebabkan oleh kelemahan otot perut. Hernia dapat berupa konjenital atau didapat dan dapat terjadi di berbagai bagian tubuh seperti inggu, pusar, paha, dan diafragma. Gejalanya berupa benjolan yang dapat mengecil atau menghilang. Pemeriksaan diagnostik dilakukan untuk menentukan jenis dan lokasi hernia.
Dokumen tersebut merupakan laporan hasil penelitian tentang asuhan keperawatan pada pasien dengan gastritis dan gastroenteritis. Dokumen tersebut membahas tentang konsep dasar gastritis, etiologi, patofisiologi, gejala klinis, pemeriksaan penunjang, dan penatalaksanaan gastritis secara farmakologi dan non farmakologi."
Penatalaksanaan gastritis meliputi menghilangkan faktor penyebab, diet yang tidak mengiritasi lambung, dan obat-obatan seperti antasida, penghambat asam, penghambat pompa proton, atau antibiotik untuk mengobati H. pylori. Terapi harus disesuaikan dengan tipe gastritisnya, misalnya untuk akut berupa diet ringan dan IV cairan, sedangkan kronis dengan modifikasi diet dan farmakoterapi.
Gastritis adalah peradangan pada lambung yang dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, obat-obatan, alkohol, atau pola makan tidak sehat. Gejala umumnya adalah nyeri perut atas, mual, dan muntah. Pemeriksaan endoskopi dan biopsi digunakan untuk diagnosis. Pengobatan fokus pada mengurangi asam lambung dan menghilangkan bakteri Helicobacter pylori jika ada infeksi.
Gastritis adalah peradangan pada mukosa lambung yang dapat terjadi akibat infeksi, obat-obatan, alkohol, atau faktor lain. Gastritis dapat dibedakan menjadi akut dan kronis, serta berbagai jenis seperti erosif dan atrofik berdasarkan manifestasi klinis dan histopatologi. Gejalanya bervariasi mulai dari nyeri perut hingga muntah darah, dan penanganannya meliputi diet, obat, serta mengh
Gastritis adalah peradangan pada lambung yang dapat dibagi menjadi akut dan kronis. Beberapa penyebab gastritis antara lain infeksi bakteri seperti Helicobacter pylori, penggunaan obat penghilang rasa sakit secara berlebihan, alkohol, dan diet yang tidak seimbang. Gejala klinisnya bervariasi mulai dari nyeri perut hingga muntah darah. Pemeriksaan endoskopi dan biopsi lambung dapat digunak
Gastritis adalah peradangan pada lambung yang disebabkan oleh berbagai faktor seperti infeksi bakteri H. pylori, obat-obatan, alkohol, dan stres. Terdapat dua jenis gastritis yaitu akut dan kronis. Gejalanya bervariasi mulai dari nyeri perut hingga pendarahan. Diagnosa didasarkan pada hasil pemeriksaan darah, pernapasan, endoskopi, dan biopsi jika diperlukan. Penderita gastritis perlu
Ulkus Peptikum terjadi karena erosi area terbatas dari membrane mukosa akibat kontak langsung antara asam lambung dan pepsin dengan mukosa. Erosi ini dapat meluas sampai lapisan otot dan disebabkan oleh peningkatan sekresi asam lambung dan penurunan pertahanan normal dari mukosa.
Dokumen tersebut membahas tentang gastritis, yang merupakan peradangan pada mukosa lambung yang dapat bersifat akut atau kronis. Terdapat berbagai penyebab gastritis seperti obat-obatan, alkohol, merokok, serta infeksi H. pylori. Gejalanya bervariasi mulai dari nyeri perut hingga perdarahan dalam saluran cerna. Diagnosa didasarkan pada hasil endoskopi dan biopsi, sedangkan penanganannya meliputi diet
1. Lambung adalah bagian saluran pencernaan yang dapat mengembang, terletak di bawah diafragma. 2. Lambung memiliki fungsi mencerna makanan dengan menghancurkan, menghaluskan, dan mengeluarkan cairan pencernaan. 3. Gastritis adalah peradangan lapisan lambung yang dapat akut atau kronis, disebabkan oleh bakteri, obat, alkohol, dan stres.
Dokumen tersebut membahas tentang gastritis, termasuk definisi, klasifikasi, etiologi, patofisiologi, manifestasi, komplikasi, diagnosa, dan penanganannya. Gastritis adalah peradangan pada mukosa lambung yang dapat bersifat akut atau kronis."
Dokumen tersebut membahas tentang mekanisme mual dan muntah pada penderita gastritis. Mual terjadi karena iritasi di traktus gastrointestinal yang menimbulkan impuls ke otak, sedangkan muntah terjadi karena kontraksi otot perut dan dada serta penurunan diafragma. Pada gastritis, mual terjadi karena peradangan lambung menyebabkan edema dan menimbulkan iritasi, sedangkan muntah terjadi karena makanan yang kembali ke lambung dan menimbulkan te
Gastritis adalah peradangan pada lambung yang umumnya disebabkan oleh infeksi bakteri Helicobacter pylori. Dokumen ini menjelaskan definisi gastritis, penyebab-penyebabnya seperti bakteri H. pylori, obat-obatan, alkohol, dan stres. Gejalanya meliputi nyeri di perut atas, mual, muntah, dan kehilangan selera makan. Patofisiologi gastritis akut dan kronis juga dibahas.
Dokumen tersebut membahas tentang gastritis, yaitu peradangan pada lambung yang dapat bersifat akut atau kronis. Terdapat beberapa penyebab gastritis seperti makanan, minuman, obat-obatan, bakteri, dan gaya hidup buruk. Gejala gastritis meliputi nyeri perut, mual, muntah, serta gangguan pencernaan. Diagnosis dan pengobatannya melibatkan pemeriksaan darah, endoskopi, dan diet khusus.
Gastritis adalah peradangan pada lambung yang dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, obat-obatan, alkohol, atau pola makan tidak sehat. Gejala umumnya adalah nyeri perut atas, mual, dan muntah. Pemeriksaan endoskopi dan biopsi digunakan untuk diagnosis. Pengobatan fokus pada mengurangi asam lambung dan menghilangkan bakteri Helicobacter pylori jika ada infeksi.
Gastritis adalah peradangan pada mukosa lambung yang dapat terjadi akibat infeksi, obat-obatan, alkohol, atau faktor lain. Gastritis dapat dibedakan menjadi akut dan kronis, serta berbagai jenis seperti erosif dan atrofik berdasarkan manifestasi klinis dan histopatologi. Gejalanya bervariasi mulai dari nyeri perut hingga muntah darah, dan penanganannya meliputi diet, obat, serta mengh
Gastritis adalah peradangan pada lambung yang dapat dibagi menjadi akut dan kronis. Beberapa penyebab gastritis antara lain infeksi bakteri seperti Helicobacter pylori, penggunaan obat penghilang rasa sakit secara berlebihan, alkohol, dan diet yang tidak seimbang. Gejala klinisnya bervariasi mulai dari nyeri perut hingga muntah darah. Pemeriksaan endoskopi dan biopsi lambung dapat digunak
Gastritis adalah peradangan pada lambung yang disebabkan oleh berbagai faktor seperti infeksi bakteri H. pylori, obat-obatan, alkohol, dan stres. Terdapat dua jenis gastritis yaitu akut dan kronis. Gejalanya bervariasi mulai dari nyeri perut hingga pendarahan. Diagnosa didasarkan pada hasil pemeriksaan darah, pernapasan, endoskopi, dan biopsi jika diperlukan. Penderita gastritis perlu
Ulkus Peptikum terjadi karena erosi area terbatas dari membrane mukosa akibat kontak langsung antara asam lambung dan pepsin dengan mukosa. Erosi ini dapat meluas sampai lapisan otot dan disebabkan oleh peningkatan sekresi asam lambung dan penurunan pertahanan normal dari mukosa.
Dokumen tersebut membahas tentang gastritis, yang merupakan peradangan pada mukosa lambung yang dapat bersifat akut atau kronis. Terdapat berbagai penyebab gastritis seperti obat-obatan, alkohol, merokok, serta infeksi H. pylori. Gejalanya bervariasi mulai dari nyeri perut hingga perdarahan dalam saluran cerna. Diagnosa didasarkan pada hasil endoskopi dan biopsi, sedangkan penanganannya meliputi diet
1. Lambung adalah bagian saluran pencernaan yang dapat mengembang, terletak di bawah diafragma. 2. Lambung memiliki fungsi mencerna makanan dengan menghancurkan, menghaluskan, dan mengeluarkan cairan pencernaan. 3. Gastritis adalah peradangan lapisan lambung yang dapat akut atau kronis, disebabkan oleh bakteri, obat, alkohol, dan stres.
Dokumen tersebut membahas tentang gastritis, termasuk definisi, klasifikasi, etiologi, patofisiologi, manifestasi, komplikasi, diagnosa, dan penanganannya. Gastritis adalah peradangan pada mukosa lambung yang dapat bersifat akut atau kronis."
Dokumen tersebut membahas tentang mekanisme mual dan muntah pada penderita gastritis. Mual terjadi karena iritasi di traktus gastrointestinal yang menimbulkan impuls ke otak, sedangkan muntah terjadi karena kontraksi otot perut dan dada serta penurunan diafragma. Pada gastritis, mual terjadi karena peradangan lambung menyebabkan edema dan menimbulkan iritasi, sedangkan muntah terjadi karena makanan yang kembali ke lambung dan menimbulkan te
Gastritis adalah peradangan pada lambung yang umumnya disebabkan oleh infeksi bakteri Helicobacter pylori. Dokumen ini menjelaskan definisi gastritis, penyebab-penyebabnya seperti bakteri H. pylori, obat-obatan, alkohol, dan stres. Gejalanya meliputi nyeri di perut atas, mual, muntah, dan kehilangan selera makan. Patofisiologi gastritis akut dan kronis juga dibahas.
Dokumen tersebut membahas tentang gastritis, yaitu peradangan pada lambung yang dapat bersifat akut atau kronis. Terdapat beberapa penyebab gastritis seperti makanan, minuman, obat-obatan, bakteri, dan gaya hidup buruk. Gejala gastritis meliputi nyeri perut, mual, muntah, serta gangguan pencernaan. Diagnosis dan pengobatannya melibatkan pemeriksaan darah, endoskopi, dan diet khusus.
1. Gastritis adalah peradangan pada lambung yang disebabkan oleh berbagai faktor seperti obat-obatan, alkohol, bakteri H. pylory, dan stres. Gejalanya bervariasi mulai dari nyeri ringan hingga muntah darah. 2. Diagnosa dilakukan dengan pemeriksaan darah, napas, feses, endoskopi, dan rontgen untuk mengidentifikasi penyebabnya. 3. Penderita gastritis perlu mengurangi asupan makanan yang d
a. Dokumen tersebut membahas tentang sistem pencernaan manusia khususnya organ lambung. Lambung berfungsi menerima dan mencampur makanan dari esofagus dengan cairan lambung dan mendorong makanan ke usus kecil.
b. Dibahas pula berbagai penyakit yang dapat menyerang lambung seperti gastritis yang disebabkan oleh berbagai faktor seperti infeksi bakteri, konsumsi obat, alkohol, dan lainnya. Terdapat ber
Dokumen tersebut membahas tentang penyakit gastritis, termasuk pengertian, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, pemeriksaan penunjang, penatalaksanaan, komplikasi, dan konsep asuhan keperawatan pada pasien gastritis. Secara ringkas, dokumen tersebut membahas tentang inflamasi pada lambung yang dapat disebabkan oleh bakteri atau faktor lain, gejala klinis seperti nyeri perut, dan penatal
Dokumen tersebut membahas tentang ulkus peptikum, termasuk definisi, etiologi, patofisiologi, dan asuhan keperawatan. Ulkus peptikum adalah kerusakan mukosa lambung, pilorus, duodenum, atau esofagus yang disebabkan oleh paparan cairan asam lambung. Bakteri H. pylori dan peningkatan sekresi asam lambung merupakan penyebab utama kondisi ini."
Gastritis adalah peradangan pada mukosa lambung yang disebabkan oleh berbagai faktor seperti infeksi bakteri, obat-obatan, alkohol, dan stres. Ada dua jenis gastritis yaitu akut dan kronis. Gastritis akut disebabkan oleh iritasi sementara sedangkan gastritis kronis disebabkan oleh iritasi berkelanjutan seperti infeksi bakteri H. Pylori. Gejala dan komplikasi gastritis bervariasi tergantung j
Este documento parece ser una lista de nombres y direcciones. Contiene más de 200 entradas con los nombres de personas y parejas, seguidos de sus direcciones. Las direcciones incluyen nombres de calles, pueblos y ciudades en Indonesia.
Proposal ini meminta dana sebesar Rp1.750.000 untuk seragam, biaya pendaftaran, dan konsumsi tim sepak bola Garlo FC dalam mengikuti turnamen di Laiworu pada 3 Maret 2017 guna mengembangkan bakat pemuda dan memajukan sepak bola di masyarakat.
Surat pernyataan yang berisi 10 poin pernyataan dari Lilis Fitra Saswati Arsil tentang statusnya yang tidak pernah dihukum, diberhentikan tidak hormat, menjadi calon pegawai, menjadi pengurus partai, terikat kerja, bersedia tidak menikah dan ditempatkan di seluruh Indonesia, serta bersedia mengembalikan biaya seleksi dan pelatihan jika mengundurkan diri.
Surat pernyataan yang ditandatangani oleh Fajar Aswati yang menyatakan bahwa dirinya tidak pernah dihukum, diberhentikan tidak hormat, menjadi calon pegawai negeri, menjadi pengurus partai politik, sedang terikat kontrak kerja, bersedia tidak menikah selama 6 bulan, ditempatkan di seluruh Indonesia, mengembalikan biaya seleksi jika mengundurkan diri, dan mengganti biaya enam kali lipat jika mengundurkan
This document contains reports from midwives at the Paramata Raha Midwifery Academy in Muna Regency on their targets for antenatal care, infant care, postnatal care, and family planning in 2017. The reports provide the midwife's name, student ID number, and academic institution for each of their assigned targets.
Dokumen tersebut membahas tentang makromolekul yang terdiri dari berbagai jenis seperti karbohidrat, lipid, dan protein. Karbohidrat dibagi menjadi monosakarida, disakarida, dan polisakarida. Lipid terdiri dari lemak, fosfolipid, dan steroid. Sedangkan protein tersusun atas kombinasi asam amino yang dihubungkan oleh ikatan peptida. Ketiga makromolekul ini memainkan peran penting dalam struktur dan metabolisme sel.
Pemimpin perlu memahami karakteristik karyawan sesuai teori X, Y, dan Z McGregor. Teori X mengasumsikan karyawan malas, teori Y mengasumsikan karyawan akan bekerja keras jika kondisinya tepat, teori Z menekankan partisipasi karyawan. Pemimpin harus mengembangkan kompetensi karyawan untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Membangun budaya kepemimpinan penting agar kaderisasi terj
Tes akhir semester mata pelajaran Seni Budaya di SMK Kelautan dan Perikanan Raha meliputi berbagai aspek seni seperti seni rupa, musik, tari, dan drama. Soal-soalnya mencakup pengetahuan tentang sejarah seni, tokoh-tokoh seniman, unsur-unsur karya seni, dan fungsi seni dalam kehidupan. Ujian ini dimaksudkan untuk menilai pemahaman siswa terhadap berbagai aspek seni.
1. Karsinoma tulang adalah pertumbuhan sel ganas abnormal pada tulang dan jaringan terkaitnya.
2. Penyebabnya belum jelas tetapi kemungkinan termasuk genetik, radiasi, bahan kimia, dan trauma.
3. Gejalanya berupa nyeri tulang, bengkak, dan fraktur patologis yang dapat menyebar ke organ lain.
Undangan sosialisasi program tanaman jagung kuning kecamatan Lasalepa yang akan diselenggarakan pada tanggal 7 Maret 2017 pukul 09.00 di Balai Pertemuan Desa Labone. Kehadiran para tokoh masyarakat, tokoh agama, kelompok tani, dan aparat desa sangat diharapkan.
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Fathan Emran
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka.
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka.
Universitas Negeri Jakarta banyak melahirkan tokoh pendidikan yang memiliki pengaruh didunia pendidikan. Beberapa diantaranya ada didalam file presentasi
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...
Askep gastritis
1. 2.1 Anatomi Fisiologi Lambung
2.1.1 Pengertian
Lambung adalah bagian dari saluran yang dapat mengembang paling banyak terutama di
daerah epigaster, lambung terdiri dari bagian atas fundus uteri berhubungan dengan esofogus
melalui orifisium pilorik, terletak dibawah diagfragma di depan pankreas dan limpa,
menempel di sebelah kiri fundus uteri.
2.1.2 Anatomi dan Fisiologi
a. ke kanan sampai ke pylorus inferior. Ligamentum gastrolienalis terbentang dari bagian atas
kurvatura mayor sampai ke limpa.
b. Osteum kardiakum, merupakan tempat dimana esofogus bagian abdomen masuk ke
lambung. Pada bagian ini terdapat orifisium pilorik.
2.1.1Fungsi Lambung
a. Menampung makanan, menghancurkan dan menghaluskan makanan oleh peristaltik
lambung dan getah lambung.
b.Getah cerna lambung yang dihasilkan :
1.Pepsin fungsinya, memecah putih telur menjadi asam amino (albumin dan pepton).
2.Asam garam (HCL) fungsinya, mengasamkan makanan, sebagai antiseptik dan desinfektan,
dan membuat suasana asam pada pepsinogen sehingga menjadi pepsin.
3. Renin fungsinya, sebagai ragi yang membekukan susu dan membentuk kasein dari
kasinogen (kasinogen pada protein susu).
4. Lapisan lambung : jumlahnya sedikit memecah lemak menjadi asam lemak yang
merangsang sekresi getah lambung.
(Anatomi Fisiologi untuk Siswa Perawat, Edisi 2, EGC 1997 : 77-78).
2.2. Konsep Gastritis
2.2.1. Pengertian Gastritis
2. Gastritis adalah proses inflamasi pada lapisan mukosa dan submucosa lambung. Adanya
infiltrasi sel-sel radang pada daerah tersebut. (Ilmu Penyakit Dalam FKUI 2001, Hal : 127).
Gastritis adalah segala radang mucosa lambung (Ilmu Bedah, EGC 2004, Hal : 555).
Gastritis adalah peradangan pada lapisan lambung (www. Medicastore.com, 1 Februari
2007)
Gastristis atau tukak lambung sering dikenal sebagai ‘sakit maag” yakni proses
inflamasi/peradangan, iritasi dan infeksi pada mukosa ( jaringan lunak ) lambung. Lambung
merupakan tempat berkumpulnya makanan dan cairan yang telah dikunyah kemudian
digiling kembali menjadi bentuk yang lebih kecil dan disalurkan ke usus dua belas jari,
bagian awal dari usus kecil (www.Suara Merdeka.com). Penyakit maag, atau yang dikenal
sebagai gastritis dalam dunia medis, merupakan salah satu penyakit pada lambung.
2.2.2.Ada banyak klasifikasi dari gastristis beberapa klasifikasi gastristis yaitu :
a. Gastritis erosif, hemarogik, dan gastropati, keluhan yang timbul berupa nyeri uluhati
yang seperti terbakar dan nyeri. Keluhan lain berupa mual, muntah, diare, bahkan bisa
muntah darah. Penyebab antara lain obat-obatan (aspirin, NSAID), alkohol dan bahan korosif
lain, trauma langsung pada lambung (laser diatermi), kelainan pembuluh darah pada
lambung, luka akibat operasi lambung, dan yang tidak diketahui penyebabnya. Pada
pemeriksaan terdapat nyeri tekan pada daerah lambung (perut kiri atas) dan daerah uluhati.
b. Gastritis spesifik, keluhan yang timbul adalah nyeri pada daerah uluhati (anoreksia),
keluhan lain berupa mual dan bisa muntah. Pada pemeriksaan bisa terdapat nyeri tekan pada
daerah uluhati, atau bisa pula pada seluruh perut, tanpa tegangnya otot perut. Penyebabnya
antara lain : infeksi (bakteri, virus, jamur, parasit dan nematodo) bagian dari penyakit saluran
pencernaan lain (misal penyakit crohn) bagian dari penyakit sistemik (misalnya sarkoidosis).
Bila disebabkan oleh infeksi/toksin biasanya sering disertai diare, nyeri perut yang hilang
timbul, panas badan, menggigil, dan kejang otot.
3. c. Gastritis kronis-non erosif non spesifik, keluhannya tidak spesifik, berupa perasaan tidak
enak pada uluhati yang terkadang disertai mual, muntah, perasaan penuh di uluhati pada
penderita biasanya juga ada riwayat keluhan serupa yang sering timbul, dan pola makan yang
tidak teratur. Pada pemeriksaan terdapat nyeri tekan pada daerah uluhati penyebabnya antara
lain infeksi (khususnya helicobacter pylori) gastropati reaktif, autoimun (pada anemia
perniciosa) dan tumor pada lambung. Faktor kejiwaan, stres biasanya juga berperan dalam
timbulnya serangan ulang pada penyakit ini. (www.google.com).
Didasarkan pada manifestasi klinik, gastritis dapat dibagi menjadi dua yaitu gastritis akut dan
kronik :
1. Gastritis akut
Gastritis (inflamasi akut mukosa lambung) sering akibat diet yang sembrono (Buku Ajar
keperawatan Medikal Bedah Brunner and Suddarth, EGC, 2001 Hal : 1062)
Salah satu bentuk Gastritis akut yang manifestasi klinisnya dapat berbentuk penyakit berat
adalah Gastritis erosif dan Gastritis hemoragik. Disebut hemoragik karena pada penyakit ini
akan dijumpai perdarahan mukosa lambung dalam berbagai derajat dan terjadi erosi yang
berarti hilangnya kontinuitas mukosa lambung pada beberapa tempat, menyertai inflamasi
pada mukosa lambung tersebut (Ilmu Penyakit dalam FKUI, 2001 Hal : 127).
a. Etiologi
1. Obat analgetik antiinflamasi terutama aspirin
2. Bahan kimia misalnya lysol
3. Merokok
4. Alkohol
5. Stres fisik yang disebabkan oleh luka bakar, sepsis, trauma, pembedahan, gagal
pernapasan, gagal ginjal, kerusakan susunan saraf pusat
4. 6. Refluks usus lambung
7. Endotoksin
8. Makan terlalu banyak
9. Makan terlalu cepat
10. Makan makanan yang terlalu berbumbu atau mengandung mikrooganisme, dan terapi
radiasi.
b. Patofisiologi
Membran mucosa lambung menjadi edema dan hiperemik (kongesti dengan jaringan,
cairan dan darah) dan mengalami erosi superfisial, bagian ini mengsekresi sejumlah getah
lambung, yang mengandung sangat sedikit asam tetapi banyak mukus. Ulserasi superfisial
dapat terjadi dan dapat menimbulkan hemoragi. Pasien dapat mengalami ketidaknyamanan,
sakit kepala, mulas, mual, dan anoreksia, sering disertai dengan muntah dan cegukan.
Beberapa pasien asimtomatik. (Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner and Sudarth
vol. 2, EGC, 2001, Hal : 1062).
PATOFISIOLOGI
Makanan yang merangsang / Bakteri H.Pylory
Alkohol Refluks empedu
Asam Aspirin
Melekat pada epitel lambung Pengeluaran garam empedu
Perubahan kualitatif
Iritasi mukosa lambung Merusak lapisan pelindung mukus
lambung Sawar mukosa lambung
Terganggu
Perubahan
permeabilitas
Ganggren /
perforasi Sawar epitel
5. Penghancuran Sawar epitel
Asam kembali berdifusi ke mukosa Peningkatan Histamin
(1)
Nyeri
Penghancuran sel mukosa
Merangsang
peningkatan sekresi asam dan pepsin
Mual dan Muntah Meningkatkan permeabilitas
kapiler thd protein
(3) Resti kekurangan (2) Perubahan Nutrisi Mukosa menjadi udema
Volume cairan
Terjadi erosi
Mukosa kapiler rusak
( 4) Resti kekurangan cairan Perdarahan Resti
terhadap kerusakan perfusi jaringan
(5) Cemas
a. Gambaran Klinis
Gambaran klinis Gastritis akut erosif sangat bervariasi, mulai dari yang sangat ringan
asimtomatik sampai sangat berat yang dapat membawa kematian. Pada kasus yang sangat
berat, gejala yang sangat mencolok adalah hematemesis dan melena yang dapat berlangsung
sangat hebat sampai terjadi rejatan karena kehilangan darah. Pada sebagian besar kasus
gejalanya amat ringan bahkan asimtomatis keluhan-keluhan tersebut misalnya nyeri timbul
pada uluhati, biasanya ringan dan tidak dapat ditunjuk dengan tepat lokasinya. Kadang-
kadang disertai dengan mual-mual dan muntah. Perdarahan saluran cerna sering merupakan
6. satu-satunya gejala, pada kasus yang amat ringan perdarahan bermanifestasi sebagai darah
samar pada tinja dan secara fisik akan dijumpai tanda-tanda anemia difisiensi dengan etiologi
yang tidak jelas. (Ilmu penyakit dalam FKUI, 2001, Hal : 127).
b. Penatalaksanaan
Gastritis akut diatasi dengan menginstruksikan pasien untuk menghindari alkohol dan
makanan sampai gejala berkurang. Bila pasien mampu makan melalui mulut, diet
mengandung gizi dianjurkan. Bila gejala menetap, cairan perlu diberikan secara parenteral.
Bila perdarahan terjadi, maka penatalaksanaan adalah serupa dengan prosedur yang
dilakukan untuk hemoragi saluran gastrointestinal atas. Bila Gastritis diakibatkan oleh
mencerna makanan yang sangat asam atau alkali, pengobatan terdiri dari pengenceran dan
penetralisasian agen penyebab.
1. Untuk menetralisir asam digunakan antasida umum (misalnya aluminium hiroksida),
untuk menetralisir alkali digunakan jus lemon encer atau cuka encer.
2. Bila korosif luas atau berat, emetik dan lavase dihindari karena bahaya perforasi.
Terapi pendukung mencakup intubasi, analgesik dan sedatif, antasida, serta cairan intravena.
Pembedahan darurat mungkin diperlukan untuk mengangkat gangren atau jaringan perforasi.
Gastrojejunostomi atau reseksi lambung mungkin diperlukan untuk mengatasi obstruksi
pilorus. (Buku ajar keperawaran medikal bedah brunner and Suddarth vol 2, EGC, 2001, Hal
: 1062).
c. Pemeriksaan Penunjang
1. Endoskopi
2. Histopatologi biopsi mukosa lambung
3. Radiologi dengan kontras ganda
d. Komplikasi
1. Perdarahan saluran cerna bagian atas
7. 2. Terjadi ulkus
1. Gastritis kronis
Suatu peradangan bagian permukaan mukosa lambung yang menahun. (Asuhan
Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Sistem Pencernaan, Salemba Medika, 2004, Hal
: 59).
a. Gastritis kronis
Inflamasi lambung yang lama dapat disebabkan oleh ulkus benigna atau maligna dari
lambung atau bakteri helicobacter pylory (H.Pylory) (Buku Ajar Keperawatan Medikal
Bedah Brunner and Suddarth vol 2, EGC,2001, Hal : 1062).
b. Etiologi
1. Anemia penyakit adisson dan gondok
2. Anemia kekurangan besi idiopatik
3. Ulkus lambung kronik
4. Imunologi
(Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem Pencernaan, Salemba Medika,
2004, Hal : 59)
Aspek imunologi dan bakteriologis
1. Aspek imunologi
Hubungan antara sistem imun dan Gastritis kronis jelas dengan ditemukannya autoantibodi
terhadap faktor intristik lambung dan sel parietal pada pasien dengan anemia pernisiosa,
pasien Gastritis kronik yang antibodi sel parietalnya positif dan berlanjut menjadi anemia
pernisiosa mempunyai ciri-ciri khusus, secara histopalogis berbentuk Gastritis kronik atrofik
predominasi korpus dapat menyebar ke antrum dan hipergastrinemia.
8. 2. Aspek bakteriologis
Gastritis yang ada hubungannya dengan helicobacter pylori lebih sering dijumpai dan bisanya
berbentuk Gastritis kronik aktif antrum (Ilmu penyakit dalam FKUI, 2001, Hal : 130).
c. Patofisiologis
Gastritis kronis dapat diklasifikasikan sebagai tipe A atau tipe B. Tipe A (sering disebut
sebagai Gastritis autoimun) diakibatkan dari perubahan seluler. Hal ini dihubungkan dengan
penyakit autoimun seperti anemia pernisiosa dan terjadi pada fundus atau korpus dari
lambung. Tipe B (kadang disebut sebagai Gastritis H.pylori) mempengaruhi antrum dan
pilorus (ujung bawah lambung dekat duodenum), dihubungkan dengan bakteri H.pylori :
faktor diet seperti minum panas atau pedas, penggunaan obat-obatan dan alkohol, merokok,
atau refluks isi usus kedalam lambung (Buku ajar keperawaran medikal bedan Brunner and
Suddarth, Vol. 2, EGC, 2001. Hal : 1062).
d. Gambaran klinis
Nyeri uluhati, anoreksia, nausea, nyeri seperti ulkus peptikum, anemia, nyeri tekan
epigastrium, cairan lambung terganggu, aklorhidria, kadar gastrin serum tinggi pada gastrin
kronik fundus yang berat. (Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Sistem
Pencernaan, Salemba Medika, 2004. Hal : 59-60).
e. Penatalaksanaan
Gastritis kronis diatasi dengan memodifikasi diet pasien, meningkatkan istirahat, mengurangi
stres, dan memulai farmokoteropi, H.pylory dapat diatasi dengan antibiotik (seperti
tesrosiklin atau amoksisilin) dan garam bismul (pepto-Bismol). Pasien dengan Gastritis tipe
A biasanya mengalami malabsorpsi vitamin B 12 yang disebabkan oleh adanya antibodi
9. terhadap faktor intrinsik (Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner and Suddarth, vol.
2 EGC, 2001. Hal : 1062).
f. Pemeriksaan Penunjang
1. Endoskopi
2. Serangkaian pemeriksaan sinar x-gastroincestinal (61) atas
3. Pemeriksaan histologis
4. Tindakan diagnostik, tes serologis untuk antibodi terhadap antigen H.pylori
5. Tes pernapasan
g. Komplikasi
1. Pendarahan saluran cerna bagian atas
2. Terjadinya ulkus
2.3. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
A. Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan suatu proses yang
sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan
mengidentifikasi status kesehatan klien (Iyer at al, 1996). Tahap pengkajian merupakan dasar
utama dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan kebutuhan individu. Oleh
karena itu pengkajian yang akurat, lengkap, sesuai dengan kenyataan, kebenaran data sangat
penting dalam merumuskan suatu diagnosa keperawatan dan memberikan pelayanan
keperawatan sesuai dengan respon individu, sebagaimana yang telah ditentukan dalam
standar praktek keperawatan dari ANA (American Nursing Association).
10. (Nursalam, 2001. Hal : 17)
Dalam pengkajian pasien dengan gastritis sumber data dapat diperoleh dari pasien sendiri
atau keluarga, status kesehatan klien dan tim kesehatan lainnya.
Data-data yang perlu dikumpulkan antara lain :
1. Identitas
Mencakup identitas pasien yaitu nama, umur, jenis kelamin, suku bangsa, agama, pendidikan,
pekerjaan, status perkawinan, alamat, dan tanggal masuk rumah sakit. Identitas penanggung
jawab yaitu nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, agama, alamat, suku bangsa,
hubungan dengan penderita/pasien.
2. Keluhan Utama
Umumnya keluhan yang paling dirasakan oleh pasien yaitu nyeri ulu hati, tidak dapat makan,
mual dan muntah.
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Tanggal mulai sakit, kapan terjadi keluhan apakah sehabis makan atau sebelum makan, jenis
makanan apa yang dimakan sebelumnya (pedas, mencerna obat-obatan tertentu atau alkohol),
apakah pasien sekarang mengalami ansietas, stres, alergi, makan dan minum terlalu banyak.
4. Riwayat Penyakit Dahulu
Apakah pasien pernah menderita penyakit seperti ini sebelumnya atau kebiasaan pada pola
makan klien yang tidak teratur. Adakah riwayat penyakit lambung atau pembedahan lambung
sebelumnya, riwayat diet.
5. Riwayat Penyakit Keluarga
Apakah di dalam keluarga pernah ada yang menderita penyakit gastritis sebelumnya.
6. Pemeriksaan Fisik
Tanda yang diketahui selama pemeriksaan fisik mencakup nyeri tekan abdomen, identifikasi
lamanya waktu dimana gejala hilang, identifikasi metode yang digunakan untuk mengatasi
11. gejala, dehidrasi ( tungor kulit membran mukosa kering ), dan bukti adanya gangguan
sistemik yang menyebabkan gejala gastritis.
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang menjelaskan respons manusia (status
kesehatan atau resiko perubahan pola) dari individu atau kelompok dimana perawat secara
akuntabilitas dapat mengidentifikasi dan memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga
status kesehatan menurunkan, membatasi, mencegah dan merubah (A. Carpenito, 2000.
(Nursalam. 2001. Hal : 35 ).
NANDA menyatakan bahwa bahwa diagnosa keperawatan adalah “keputusan klinik
tentang respon individu, keluarga dan masyarakat tentang masalah kesehatan aktual dan
potensial sebagai, dasar seleksi intervensi keperawatan untuk mencapai tujuan asuhan
keperawatan sesuai dengan kewenangan perawat”.
Diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien dengan gastritis antara lain :
1. Ansietas berhubungan dengan pengobatan.
2. Nyeri berhubungan dengan mukosa lambung teriritasi.
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan masukan nutrien
yang tidak adekuat.
4. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan masukan cairan yang tidak cukup
dan kehilangan cairan berlebihan karena muntah.
5. Kurang pengetahuan tentang penatalaksanaan diet dan proses penyakit.
C. Perencanaan Keperawatan
Perencanaan meliputi pengembangan strategi desain untuk mencegah, mengurangi atau
mengoreksi masalah-masalah yang diidentifikasi pada diagnosa keperawatan. Tahap ini
dimulai setelah menentukan diagnosa keperawatan dan menyimpulkan rencana dokumentasi
(Iyer, Taptich dan Bernocchi. Losey, 1996). Perencanaan keperawatan juga diartikan sebagai
12. rencana tindakan keputusan keperawatan yang akan dilaksanakan untuk menanggulangi
masalah sesuai dengan diagnosa keperawatan yang telah ditentukan dengan tujuannya
terpenuhinya kebutuhan pasien.
Perencanaan meliputi beberapa tahap yaitu :
1. Menentukan prioritas masalah.
Masalah yang perlu segera dipecahkan mendapat prioritas utama.
Pertimbangan untuk menentukan prioritas masalah adalah :
A. Prioritas tertinggi diberikan kepada masalah kesehatan yang mengancam kehidupan dan
keselamatan pasien.
B. Masalah yang sedang dihadapi diberi perhatian lebih dahulu daripada masalah yang
mungkin (potensial).
Urutan prioritas masalah pasien dengan Gastritis adalah :
1. Nyeri berhubungan dengan mukosa lambung teriritasi.
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan masukan nutrien
yang tidak adekuat.
3. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan masukan cairan tidak cukup dan
kehilangan cairan berlebihan karena muntah.
4. Ansietas berhubungan dengan pengobatan.
5. Kurang pengetahuan tentang penatalaksanaan diet dan proses penyakit.
2. Menentukan Tujuan / Kriteria Hasil
Tujuan keperawatan hasil yang ingin dicapai dari asuhan keperawatan yang direncanakan.
Menentukan Rencana Tindakan
Penyusunan rencana tindakan harus secara jelas dan singkat rencana tindakan itu sendiri
adalah langkah menentukan tindakan keperawatan yang akan dilakukan oleh perawat dalam
rangka menolong pasien untuk mencapai suatu tujuan keperawatan.
13. 3. Rasional
Merupakan dasar atau landasan dari tindakan keperawatan yang dilaksanakan pada pasien
masalah tersebut diatas maka prioritas, tujuan kriteria hasil dan rasionalisasi dari gastritis
adalah :
4. Rencana Asuhan Keperawatan
A.
Diagnosa
I
: Nyeri berhubungan dengan
mukosa lambung teriritasi
1. Tujuan
2. Hasil yang diharapkan
:
:
Menghilangkan rasa nyeri klien
Melaporkan nyeri berkurang
intervensi keperawatan.
3. Intervensi
a. Kaji tingkat nyeri dan kenyamanan.
b. Hindari makanan dan minuman yang dapat mengiritasi
mukosa lambung.
c. Gunakan teknik relaksasi.
4. Rasional
a. Dengan mengkaji tingkat nyeri klien dapat
mempermudah dalam memberikan tindakan keperawatan.
b. Membatasi/menghindari makanan yang dapat
mengiritasi lambung, menurunkan resiko pendarahan gaster/ulkus
pada beberapa individu.
c. Teknik relaksasi dengan mengalihkan perhatian pasien
dapat mengurangi nyeri yang dirasakan pasien.
14. B. Diagnosa II : Perubahan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan
dengan masukan nutrien yang
tidak adekuat.
1. Tujuan
2. Hasil yang diharapkan
:
:
Menjamin masukan nutrisi
adekuat.
Pasien menghindari makanan-
makanan pengiritasi atau
minuman yang mengandung
kafein atau alkohol.
3. Intervensi
a. Dukungan fisik dan emosional diberikan dan pasien
dibantu untuk menghadapi gejala yang dapat mencakup mual,
muntah, sakit uluhati dan kelelahan.
b. Makanan dan cairan tidak diijinkan melalui mulut
selama beberapa jam atau beberapa hari sampai gejala akut
berkurang.
c. Bila terdapat terapi intravena pemberiannya dipantau
secara teratur.
d. Hindari minum yang mengandung kafein
e. Penggunaan alkohol dihindari
f. Pasien disarankan untuk mengurangi/menghindari
merokok
4. Rasional
a. Membantu klien untuk mengurangi stres yang timbul
15. akibat dari penyakit yang diderita.
b. Memberikan istirahat pada traktus gastrointestinal
selama fase akut/kronis sampai kembali berfungsi normal.
c. Memenuhi kebutuhan cairan/nutrisi sampai masukan
oral dapat dimulai, indikator kebutuhan cairan/nutrisi dan
keefektifan terapi dan menghindari terjadinya komplikasi.
d. Kafein dapat mempengaruhi sistem saraf pusat yang
dapat meningkatkan aktifitas lambung dan sekresi pepsin.
e. Zat yang terkandung di dalam alkohol dapat
mengiritasi lambung.
f. Zat yang terkandung di dalam rokok yaitu nikotin akan
mengurangi sekresi bikarbonat pankreas dan dapat menghambat
netralisasi asam lambung dalam duodenum. Nikotin juga dapat
meningkatkan aktivitas otot dalam usus yang dapat menimbulkan
mual dan muntah.
C. Diagnosa III : Resiko kekurangan volume cairan
berhubungan dengan masukan
cairan tidak cukup dan kehilangan
cairan berlebihan karena muntah.
1. Tujuan
2. Hasil yang diharapkan
:
:
Mempertahankan keseimbangan
cairan.
Mempertahankan keseimbangan
cairan :
a. Mentoleransi terapi intravena
sedikitnya 1,5 liter setiap hari.
16. b. Minum 6-8 gelas setiap hari
c. Mempunyai keluaran urine
kira-kira 1 liter setiap hari.
d. Menunjukkan turgor kulit
yang adekuat.
3. Intervensi
a. Pantau masukan dan keluaran cairan setiap hari.
b. Pantau nilai elektrolit.
c. Waspada terhadap adanya indiator gejala hemoragik.
d. Ikuti pedoman penatalaksanaan pendarahan saluran
gastrointestinal.
4. Rasional
a. Haluan dan masukan cairan setiap hari dipantau untuk
mendeteksi tanda-tanda awal dehidrasi.
b. Nilai elektrolit perlu dikaji setiap 24 jam untuk
mendeteksi indikator awal ketidakseimbangan.
c. Untuk menghindari metastase penyakit yang
menimbulkan hematemesis, takikardia dan hipotensi.
d. Untuk menghindari kesalahan dalam melakukan
tindakan yang dapat menyebabkan terjadinya syok.
D. Diagnosa IV : Ansietas berhubungan dengan
pengobatan
1. Tujuan
2. Hasil yang diharapkan
:
:
Mengurangi ansietas
Menunjukkan berkurangnya
17. ansietas
3. Intervensi Keperawatan
a. Bila mencerna asam atau alkali, lakukan tindakan
darurat.
b. Persiapan pasien untuk pemeriksaan diagnostik
endoskopi atau pembedahan.
c. Jelaskan semua prosedur dan pengobatan sesuai
tingkat pemahaman pasien.
4. Rasional
a. Menghindari stres pasien yang berkelanjutan.
b. Membantu klien untuk menekan tingkat kecemasan
yang dirasakan.
c. Dengan mengetahui prosedur dan pengobatan klien
dapat mempersiapkan diri baik fisik maupun mental.
E. Diagnosa V : Kurang pengetahuan tentang
penatalaksanaan diet dan proses
penyakit.
1. Tujuan : Meningkatkan kesadaran tentang
penatalaksanaan diet.
2. Hasil yang
diharapkan
: Mematuhi program pengobatan
a. Memilih makanan dan
minuman bukan mengiritasi.
b. Menggunakan obat-obatan
sesuai resep.
18. 3. Intervensi
a. Evaluasi pengetahuan pasien tentang gastritis.
b. Pasien diberi daftar zat-zat untuk dihindari.
c. Obat-obatan diberikan sesuai resep.
d. Jelaskan tentang pola makan.
4. Rasional
a. Memudahkan dalam memberikan tindakan
keperawatan.
b. Untuk menghindari/mencegah terjadinya gastritis
berulang dikarenakan mengkonsumsi zat-zat yang dapat mengiritasi
mucosa lambung.
c. Mempercepat proses penyembuhan dan menghindari
obat-obatan yang dapat mengiritasi lambung.
d. Pola makan yang teratur dapat mempercepat
penyembuhan dan meminimalkan timbulnya penyakit gastritis.
D. Evaluasi
Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yang
menandakan seberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana tindakan dan pelaksanaannya
sudah berhasil dicapai. Melalui evaluasi memungkinkan perawat untuk memonitor
“kealpaan” yang terjadi selama pengkajian, analisa,
perencanaan, dan pelaksanaan tindakan (Ignatavicus dan Bayne, 1994). (Nursalam, 2001.
Hal : 17).