SlideShare a Scribd company logo
2.1 Anatomi Fisiologi Lambung
2.1.1

Pengertian

Lambung adalah bagian dari saluran yang dapat mengembang paling banyak terutama di
daerah epigaster, lambung terdiri dari bagian atas fundus uteri berhubungan dengan esofogus
melalui orifisium pilorik, terletak dibawah diagfragma di depan pankreas dan limpa,
menempel di sebelah kiri fundus uteri.
2.1.2

Anatomi dan Fisiologi

a. ke kanan sampai ke pylorus inferior. Ligamentum gastrolienalis terbentang dari bagian atas
kurvatura mayor sampai ke limpa.
b. Osteum kardiakum, merupakan tempat dimana esofogus bagian abdomen masuk ke
lambung. Pada bagian ini terdapat orifisium pilorik.
2.1.1 Fungsi Lambung
a. Menampung makanan, menghancurkan dan menghaluskan makanan oleh peristaltik
lambung dan getah lambung.
b. Getah cerna lambung yang dihasilkan :
1. Pepsin fungsinya, memecah putih telur menjadi asam amino (albumin dan pepton).
2. Asam garam (HCL) fungsinya, mengasamkan makanan, sebagai antiseptik dan desinfektan,
dan membuat suasana asam pada pepsinogen sehingga menjadi pepsin.
3. Renin fungsinya, sebagai ragi yang membekukan susu dan membentuk kasein dari
kasinogen (kasinogen pada protein susu).
4. Lapisan lambung : jumlahnya sedikit memecah lemak menjadi asam lemak yang
merangsang sekresi getah lambung.
(Anatomi Fisiologi untuk Siswa Perawat, Edisi 2, EGC 1997 : 77-78).
2.2. Konsep Gastritis
2.2.1. Pengertian Gastritis
Gastritis adalah proses inflamasi pada lapisan mukosa dan submucosa lambung. Adanya
infiltrasi sel-sel radang pada daerah tersebut. (Ilmu Penyakit Dalam FKUI 2001, Hal : 127).
Gastritis adalah segala radang mucosa lambung (Ilmu Bedah, EGC 2004, Hal : 555).
Gastritis adalah peradangan pada lapisan lambung (www. Medicastore.com, 1 Februari
2007)
Gastristis atau tukak lambung

sering dikenal sebagai „sakit maag” yakni proses

inflamasi/peradangan, iritasi dan infeksi pada mukosa ( jaringan lunak ) lambung. Lambung
merupakan tempat berkumpulnya makanan dan cairan yang telah dikunyah kemudian
digiling kembali menjadi bentuk yang lebih kecil dan disalurkan ke usus dua belas jari,
bagian awal dari usus kecil (www.Suara Merdeka.com). Penyakit maag, atau yang dikenal
sebagai gastritis dalam dunia medis, merupakan salah satu penyakit pada lambung.
2.2.2.Ada banyak klasifikasi dari gastristis beberapa klasifikasi gastristis yaitu :
a.

Gastritis erosif, hemarogik, dan gastropati, keluhan yang timbul berupa nyeri uluhati

yang seperti terbakar dan nyeri. Keluhan lain berupa mual, muntah, diare, bahkan bisa
muntah darah. Penyebab antara lain obat-obatan (aspirin, NSAID), alkohol dan bahan korosif
lain, trauma langsung pada lambung (laser diatermi), kelainan pembuluh darah pada
lambung, luka akibat operasi lambung, dan yang tidak diketahui penyebabnya. Pada
pemeriksaan terdapat nyeri tekan pada daerah lambung (perut kiri atas) dan daerah uluhati.
b.

Gastritis spesifik, keluhan yang timbul adalah nyeri pada daerah uluhati (anoreksia),

keluhan lain berupa mual dan bisa muntah. Pada pemeriksaan bisa terdapat nyeri tekan pada
daerah uluhati, atau bisa pula pada seluruh perut, tanpa tegangnya otot perut. Penyebabnya
antara lain : infeksi (bakteri, virus, jamur, parasit dan nematodo) bagian dari penyakit saluran
pencernaan lain (misal penyakit crohn) bagian dari penyakit sistemik (misalnya sarkoidosis).
Bila disebabkan oleh infeksi/toksin biasanya sering disertai diare, nyeri perut yang hilang
timbul, panas badan, menggigil, dan kejang otot.
c.

Gastritis kronis-non erosif non spesifik, keluhannya tidak spesifik, berupa perasaan tidak

enak pada uluhati yang terkadang disertai mual, muntah, perasaan penuh di uluhati pada
penderita biasanya juga ada riwayat keluhan serupa yang sering timbul, dan pola makan yang
tidak teratur. Pada pemeriksaan terdapat nyeri tekan pada daerah uluhati penyebabnya antara
lain infeksi (khususnya helicobacter pylori) gastropati reaktif, autoimun (pada anemia
perniciosa) dan tumor pada lambung. Faktor kejiwaan, stres biasanya juga berperan dalam
timbulnya serangan ulang pada penyakit ini. (www.google.com).
Didasarkan pada manifestasi klinik, gastritis dapat dibagi menjadi dua yaitu gastritis akut dan
kronik :
1. Gastritis akut
Gastritis (inflamasi akut mukosa lambung) sering akibat diet yang sembrono (Buku Ajar
keperawatan Medikal Bedah Brunner and Suddarth, EGC, 2001 Hal : 1062)
Salah satu bentuk Gastritis akut yang manifestasi klinisnya dapat berbentuk penyakit berat
adalah Gastritis erosif dan Gastritis hemoragik. Disebut hemoragik karena pada penyakit ini
akan dijumpai perdarahan mukosa lambung dalam berbagai derajat dan terjadi erosi yang
berarti hilangnya kontinuitas mukosa lambung pada beberapa tempat, menyertai inflamasi
pada mukosa lambung tersebut (Ilmu Penyakit dalam FKUI, 2001 Hal : 127).

a.

Etiologi

1. Obat analgetik antiinflamasi terutama aspirin
2. Bahan kimia misalnya lysol
3. Merokok
4. Alkohol
5.

Stres fisik yang disebabkan oleh luka bakar, sepsis, trauma, pembedahan, gagal

pernapasan, gagal ginjal, kerusakan susunan saraf pusat
6. Refluks usus lambung
7. Endotoksin
8. Makan terlalu banyak
9. Makan terlalu cepat
10. Makan makanan yang terlalu berbumbu atau mengandung mikrooganisme, dan terapi
radiasi.
b. Patofisiologi
Membran mucosa lambung menjadi edema dan hiperemik (kongesti dengan jaringan,
cairan dan darah) dan mengalami erosi superfisial, bagian ini mengsekresi sejumlah getah
lambung, yang mengandung sangat sedikit asam tetapi banyak mukus. Ulserasi superfisial
dapat terjadi dan dapat menimbulkan hemoragi. Pasien dapat mengalami ketidaknyamanan,
sakit kepala, mulas, mual, dan anoreksia, sering disertai dengan muntah dan cegukan.
Beberapa pasien asimtomatik. (Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner and Sudarth
vol. 2, EGC, 2001, Hal : 1062).

PATOFISIOLOGI
Makanan yang merangsang /
Alkohol
Refluks empedu

Bakteri H.Pylory

Asam

Aspirin

Melekat pada epitel lambung
Iritasi mukosa lambung
lambung
Sawar mukosa lambung

Pengeluaran garam empedu
Perubahan kualitatif
Merusak lapisan pelindung
mukus

Terganggu
Perubahan
permeabilitas
Ganggren /
perforasi

Sawar epitel
Penghancuran Sawar epitel

Asam kembali berdifusi ke mukosa

Peningkatan Histamin

(1)
Nyeri
Penghancuran sel mukosa
Merangsang
peningkatan sekresi asam dan pepsin

Mual dan Muntah

Meningkatkan permeabilitas

kapiler thd protein
(3) Resti kekurangan
Volume cairan

(2) Perubahan Nutrisi

Mukosa menjadi udema
Terjadi erosi

Mukosa kapiler rusak
( 4) Resti kekurangan cairan
terhadap kerusakan perfusi jaringan

Perdarahan

Resti

(5) Cemas

a.

Gambaran Klinis
Gambaran klinis Gastritis akut erosif sangat bervariasi, mulai dari yang sangat ringan

asimtomatik sampai sangat berat yang dapat membawa kematian. Pada kasus yang sangat
berat, gejala yang sangat mencolok adalah hematemesis dan melena yang dapat berlangsung
sangat hebat sampai terjadi rejatan karena kehilangan darah. Pada sebagian besar kasus
gejalanya amat ringan bahkan asimtomatis keluhan-keluhan tersebut misalnya nyeri timbul
pada uluhati, biasanya ringan dan tidak dapat ditunjuk dengan tepat lokasinya. Kadangkadang disertai dengan mual-mual dan muntah. Perdarahan saluran cerna sering merupakan
satu-satunya gejala, pada kasus yang amat ringan perdarahan bermanifestasi sebagai darah
samar pada tinja dan secara fisik akan dijumpai tanda-tanda anemia difisiensi dengan etiologi
yang tidak jelas. (Ilmu penyakit dalam FKUI, 2001, Hal : 127).
b. Penatalaksanaan
Gastritis akut diatasi dengan menginstruksikan pasien untuk menghindari alkohol dan
makanan sampai gejala berkurang. Bila pasien mampu makan melalui mulut, diet
mengandung gizi dianjurkan. Bila gejala menetap, cairan perlu diberikan secara parenteral.
Bila perdarahan terjadi, maka penatalaksanaan adalah serupa dengan prosedur yang
dilakukan untuk hemoragi saluran gastrointestinal atas. Bila Gastritis diakibatkan oleh
mencerna makanan yang sangat asam atau alkali, pengobatan terdiri dari pengenceran dan
penetralisasian agen penyebab.
1.

Untuk menetralisir asam digunakan antasida umum (misalnya aluminium hiroksida),

untuk menetralisir alkali digunakan jus lemon encer atau cuka encer.
2. Bila korosif luas atau berat, emetik dan lavase dihindari karena bahaya perforasi.
Terapi pendukung mencakup intubasi, analgesik dan sedatif, antasida, serta cairan intravena.
Pembedahan darurat mungkin diperlukan untuk mengangkat gangren atau jaringan perforasi.
Gastrojejunostomi atau reseksi lambung mungkin diperlukan untuk mengatasi obstruksi
pilorus. (Buku ajar keperawaran medikal bedah brunner and Suddarth vol 2, EGC, 2001, Hal
: 1062).
c.

Pemeriksaan Penunjang

1. Endoskopi
2. Histopatologi biopsi mukosa lambung
3. Radiologi dengan kontras ganda
d. Komplikasi
1. Perdarahan saluran cerna bagian atas
2. Terjadi ulkus

1. Gastritis kronis
Suatu peradangan bagian permukaan mukosa lambung yang menahun. (Asuhan
Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Sistem Pencernaan, Salemba Medika, 2004, Hal
: 59).
a.

Gastritis kronis

Inflamasi lambung yang lama dapat disebabkan oleh ulkus benigna atau maligna dari
lambung atau bakteri helicobacter pylory (H.Pylory) (Buku Ajar Keperawatan Medikal
Bedah Brunner and Suddarth vol 2, EGC,2001, Hal : 1062).
b. Etiologi
1. Anemia penyakit adisson dan gondok
2. Anemia kekurangan besi idiopatik
3. Ulkus lambung kronik
4. Imunologi
(Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem Pencernaan, Salemba Medika,
2004, Hal : 59)
Aspek imunologi dan bakteriologis
1. Aspek imunologi
Hubungan antara sistem imun dan Gastritis kronis jelas dengan ditemukannya autoantibodi
terhadap faktor intristik lambung dan sel parietal pada pasien dengan anemia pernisiosa,
pasien Gastritis kronik yang antibodi sel parietalnya positif dan berlanjut menjadi anemia
pernisiosa mempunyai ciri-ciri khusus, secara histopalogis berbentuk Gastritis kronik atrofik
predominasi korpus dapat menyebar ke antrum dan hipergastrinemia.
2. Aspek bakteriologis
Gastritis yang ada hubungannya dengan helicobacter pylori lebih sering dijumpai dan bisanya
berbentuk Gastritis kronik aktif antrum (Ilmu penyakit dalam FKUI, 2001, Hal : 130).
c.

Patofisiologis
Gastritis kronis dapat diklasifikasikan sebagai tipe A atau tipe B. Tipe A (sering disebut

sebagai Gastritis autoimun) diakibatkan dari perubahan seluler. Hal ini dihubungkan dengan
penyakit autoimun seperti anemia pernisiosa dan terjadi pada fundus atau korpus dari
lambung. Tipe B (kadang disebut sebagai Gastritis H.pylori) mempengaruhi antrum dan
pilorus (ujung bawah lambung dekat duodenum), dihubungkan dengan bakteri H.pylori :
faktor diet seperti minum panas atau pedas, penggunaan obat-obatan dan alkohol, merokok,
atau refluks isi usus kedalam lambung (Buku ajar keperawaran medikal bedan Brunner and
Suddarth, Vol. 2, EGC, 2001. Hal : 1062).
d. Gambaran klinis
Nyeri uluhati, anoreksia, nausea, nyeri seperti ulkus peptikum, anemia, nyeri tekan
epigastrium, cairan lambung terganggu, aklorhidria, kadar gastrin serum tinggi pada gastrin
kronik fundus yang berat. (Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Sistem
Pencernaan, Salemba Medika, 2004. Hal : 59-60).

e.

Penatalaksanaan

Gastritis kronis diatasi dengan memodifikasi diet pasien, meningkatkan istirahat, mengurangi
stres, dan memulai farmokoteropi, H.pylory dapat diatasi dengan antibiotik (seperti
tesrosiklin atau amoksisilin) dan garam bismul (pepto-Bismol). Pasien dengan Gastritis tipe
A biasanya mengalami malabsorpsi vitamin B 12 yang disebabkan oleh adanya antibodi
terhadap faktor intrinsik (Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner and Suddarth, vol.
2 EGC, 2001. Hal : 1062).
f.

Pemeriksaan Penunjang

1. Endoskopi
2. Serangkaian pemeriksaan sinar x-gastroincestinal (61) atas
3. Pemeriksaan histologis
4. Tindakan diagnostik, tes serologis untuk antibodi terhadap antigen H.pylori
5. Tes pernapasan

g. Komplikasi
1. Pendarahan saluran cerna bagian atas
2. Terjadinya ulkus

2.3. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
A. Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan suatu proses yang
sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan
mengidentifikasi status kesehatan klien (Iyer at al, 1996). Tahap pengkajian merupakan dasar
utama dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan kebutuhan individu. Oleh
karena itu pengkajian yang akurat, lengkap, sesuai dengan kenyataan, kebenaran data sangat
penting dalam merumuskan suatu diagnosa keperawatan dan memberikan pelayanan
keperawatan sesuai dengan respon individu, sebagaimana yang telah ditentukan dalam
standar praktek keperawatan dari ANA (American Nursing Association).
(Nursalam, 2001. Hal : 17)
Dalam pengkajian pasien dengan gastritis sumber data dapat diperoleh dari pasien sendiri
atau keluarga, status kesehatan klien dan tim kesehatan lainnya.
Data-data yang perlu dikumpulkan antara lain :
1. Identitas
Mencakup identitas pasien yaitu nama, umur, jenis kelamin, suku bangsa, agama, pendidikan,
pekerjaan, status perkawinan, alamat, dan tanggal masuk rumah sakit. Identitas penanggung
jawab yaitu nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, agama, alamat, suku bangsa,
hubungan dengan penderita/pasien.
2. Keluhan Utama
Umumnya keluhan yang paling dirasakan oleh pasien yaitu nyeri ulu hati, tidak dapat makan,
mual dan muntah.
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Tanggal mulai sakit, kapan terjadi keluhan apakah sehabis makan atau sebelum makan, jenis
makanan apa yang dimakan sebelumnya (pedas, mencerna obat-obatan tertentu atau alkohol),
apakah pasien sekarang mengalami ansietas, stres, alergi, makan dan minum terlalu banyak.
4. Riwayat Penyakit Dahulu
Apakah pasien pernah menderita penyakit seperti ini sebelumnya atau kebiasaan pada pola
makan klien yang tidak teratur. Adakah riwayat penyakit lambung atau pembedahan lambung
sebelumnya, riwayat diet.
5. Riwayat Penyakit Keluarga
Apakah di dalam keluarga pernah ada yang menderita penyakit gastritis sebelumnya.
6. Pemeriksaan Fisik
Tanda yang diketahui selama pemeriksaan fisik mencakup nyeri tekan abdomen, identifikasi
lamanya waktu dimana gejala hilang, identifikasi metode yang digunakan untuk mengatasi
gejala, dehidrasi ( tungor kulit membran mukosa kering ), dan bukti adanya gangguan
sistemik yang menyebabkan gejala gastritis.
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang menjelaskan respons manusia (status
kesehatan atau resiko perubahan pola) dari individu atau kelompok dimana perawat secara
akuntabilitas dapat mengidentifikasi dan memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga
status kesehatan menurunkan, membatasi, mencegah dan merubah

(A. Carpenito, 2000.

(Nursalam. 2001. Hal : 35 ).
NANDA menyatakan bahwa bahwa diagnosa keperawatan adalah “keputusan klinik
tentang respon individu, keluarga dan masyarakat tentang masalah kesehatan aktual dan
potensial sebagai, dasar seleksi intervensi keperawatan untuk mencapai tujuan asuhan
keperawatan sesuai dengan kewenangan perawat”.
Diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien dengan gastritis antara lain :
1. Ansietas berhubungan dengan pengobatan.
2. Nyeri berhubungan dengan mukosa lambung teriritasi.
3.

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan masukan nutrien

yang tidak adekuat.
4. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan masukan cairan yang tidak cukup
dan kehilangan cairan berlebihan karena muntah.
5. Kurang pengetahuan tentang penatalaksanaan diet dan proses penyakit.
C. Perencanaan Keperawatan
Perencanaan meliputi pengembangan strategi desain untuk mencegah, mengurangi atau
mengoreksi masalah-masalah yang diidentifikasi pada diagnosa keperawatan. Tahap ini
dimulai setelah menentukan diagnosa keperawatan dan menyimpulkan rencana dokumentasi
(Iyer, Taptich dan Bernocchi. Losey, 1996). Perencanaan keperawatan juga diartikan sebagai
rencana tindakan keputusan keperawatan yang akan dilaksanakan untuk menanggulangi
masalah sesuai dengan diagnosa keperawatan yang telah ditentukan dengan tujuannya
terpenuhinya kebutuhan pasien.
Perencanaan meliputi beberapa tahap yaitu :
1. Menentukan prioritas masalah.
Masalah yang perlu segera dipecahkan mendapat prioritas utama.
Pertimbangan untuk menentukan prioritas masalah adalah :
A. Prioritas tertinggi diberikan kepada masalah kesehatan yang mengancam kehidupan dan
keselamatan pasien.
B. Masalah yang sedang dihadapi diberi perhatian lebih dahulu daripada masalah yang
mungkin (potensial).
Urutan prioritas masalah pasien dengan Gastritis adalah :
1. Nyeri berhubungan dengan mukosa lambung teriritasi.
2.

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan masukan nutrien

yang tidak adekuat.
3. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan masukan cairan tidak cukup dan
kehilangan cairan berlebihan karena muntah.
4. Ansietas berhubungan dengan pengobatan.
5. Kurang pengetahuan tentang penatalaksanaan diet dan proses penyakit.
2. Menentukan Tujuan / Kriteria Hasil
Tujuan keperawatan hasil yang ingin dicapai dari asuhan keperawatan yang direncanakan.
Menentukan Rencana Tindakan
Penyusunan rencana tindakan harus secara jelas dan singkat rencana tindakan itu sendiri
adalah langkah menentukan tindakan keperawatan yang akan dilakukan oleh perawat dalam
rangka menolong pasien untuk mencapai suatu tujuan keperawatan.
3. Rasional
Merupakan dasar atau landasan dari tindakan keperawatan yang dilaksanakan pada pasien
masalah tersebut diatas maka prioritas, tujuan kriteria hasil dan rasionalisasi dari gastritis
adalah :
4. Rencana Asuhan Keperawatan
A.
Diagnosa

: Nyeri

berhubungan

dengan

mukosa lambung teriritasi

I
1. Tujuan

: Menghilangkan rasa nyeri klien

2. Hasil yang diharapkan

: Melaporkan

nyeri

berkurang

intervensi keperawatan.
3. Intervensi
a. Kaji tingkat nyeri dan kenyamanan.
b. Hindari makanan dan minuman yang dapat mengiritasi
mukosa lambung.
c. Gunakan teknik relaksasi.
4. Rasional
a.

Dengan mengkaji tingkat nyeri klien dapat

mempermudah dalam memberikan tindakan keperawatan.
b.

Membatasi/menghindari

makanan

yang dapat

mengiritasi lambung, menurunkan resiko pendarahan gaster/ulkus
pada beberapa individu.
c. Teknik relaksasi dengan mengalihkan perhatian pasien
dapat mengurangi nyeri yang dirasakan pasien.
B. Diagnosa II

:

Perubahan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan
dengan masukan nutrien yang
tidak adekuat.

1. Tujuan

:

Menjamin

2. Hasil yang diharapkan

:

masukan

adekuat.
Pasien menghindari
makanan
minuman

nutrisi

makanan-

pengiritasi
yang

atau

mengandung

kafein atau alkohol.
3. Intervensi
a.

Dukungan fisik dan emosional diberikan dan pasien

dibantu untuk menghadapi gejala yang dapat mencakup mual,
muntah, sakit uluhati dan kelelahan.
b.

Makanan dan cairan tidak diijinkan melalui mulut

selama beberapa jam atau beberapa hari sampai gejala akut
berkurang.
c.

Bila terdapat terapi intravena pemberiannya dipantau

secara teratur.
d. Hindari minum yang mengandung kafein
e. Penggunaan alkohol dihindari
f.

Pasien disarankan untuk mengurangi/menghindari

merokok
4. Rasional
a. Membantu klien untuk mengurangi stres yang timbul
akibat dari penyakit yang diderita.
b.

Memberikan istirahat pada traktus gastrointestinal

selama fase akut/kronis sampai kembali berfungsi normal.
c.
oral

Memenuhi kebutuhan cairan/nutrisi sampai masukan

dapat

dimulai,

indikator

kebutuhan

cairan/nutrisi

dan

keefektifan terapi dan menghindari terjadinya komplikasi.
d.

Kafein dapat mempengaruhi sistem saraf pusat yang

dapat meningkatkan aktifitas lambung dan sekresi pepsin.
e.

Zat yang terkandung di dalam alkohol dapat

mengiritasi lambung.
f. Zat yang terkandung di dalam rokok yaitu nikotin akan
mengurangi sekresi bikarbonat pankreas dan dapat menghambat
netralisasi asam lambung dalam duodenum. Nikotin juga dapat
meningkatkan aktivitas otot dalam usus yang dapat menimbulkan
mual dan muntah.
C. Diagnosa III

: Resiko kekurangan volume cairan
berhubungan

dengan

masukan

cairan tidak cukup dan kehilangan
cairan berlebihan karena muntah.
1.

Tujuan

2. Hasil yang diharapkan

: Mempertahankan

keseimbangan

: cairan.
Mempertahankan

keseimbangan

cairan :
a.

Mentoleransi terapi intravena

sedikitnya 1,5 liter setiap hari.
b. Minum 6-8 gelas setiap hari
c.

Mempunyai keluaran urine

kira-kira 1 liter setiap hari.

d.

Menunjukkan turgor kulit

yang adekuat.
3. Intervensi
a. Pantau masukan dan keluaran cairan setiap hari.
b. Pantau nilai elektrolit.
c. Waspada terhadap adanya indiator gejala hemoragik.
d.

Ikuti pedoman penatalaksanaan pendarahan saluran

gastrointestinal.
4. Rasional
a. Haluan dan masukan cairan setiap hari dipantau untuk
mendeteksi tanda-tanda awal dehidrasi.
b.

Nilai elektrolit perlu dikaji setiap 24 jam untuk

mendeteksi indikator awal ketidakseimbangan.
c.

Untuk menghindari metastase penyakit yang

menimbulkan hematemesis, takikardia dan hipotensi.
d.

Untuk menghindari kesalahan dalam melakukan

tindakan yang dapat menyebabkan terjadinya syok.
D. Diagnosa IV

: Ansietas berhubungan dengan
pengobatan

1. Tujuan

: Mengurangi ansietas

2. Hasil yang diharapkan

: Menunjukkan

berkurangnya
ansietas

3. Intervensi Keperawatan
a.

Bila mencerna asam atau alkali, lakukan tindakan

b.

Persiapan pasien untuk pemeriksaan diagnostik

darurat.

endoskopi atau pembedahan.
c.

Jelaskan semua prosedur dan pengobatan sesuai

tingkat pemahaman pasien.
4. Rasional
a. Menghindari stres pasien yang berkelanjutan.
b.

Membantu klien untuk menekan tingkat kecemasan

yang dirasakan.
c.

Dengan mengetahui prosedur dan pengobatan klien

dapat mempersiapkan diri baik fisik maupun mental.
E. Diagnosa V

: Kurang

pengetahuan

tentang

penatalaksanaan diet dan proses
penyakit.
1. Tujuan

: Meningkatkan kesadaran tentang
penatalaksanaan diet.

2. Hasil yang
diharapkan

: Mematuhi program pengobatan
a.

Memilih

makanan

dan

minuman bukan mengiritasi.
b.
Menggunakan obat-obatan
sesuai resep.
3. Intervensi
a. Evaluasi pengetahuan pasien tentang gastritis.
b. Pasien diberi daftar zat-zat untuk dihindari.
c. Obat-obatan diberikan sesuai resep.
d. Jelaskan tentang pola makan.
4. Rasional
a.

Memudahkan

dalam

memberikan

tindakan

keperawatan.
b.

Untuk menghindari/mencegah terjadinya gastritis

berulang dikarenakan mengkonsumsi zat-zat yang dapat mengiritasi
mucosa lambung.
c.

Mempercepat proses penyembuhan dan menghindari

obat-obatan yang dapat mengiritasi lambung.
d.

Pola makan yang teratur dapat mempercepat

penyembuhan dan meminimalkan timbulnya penyakit gastritis.
D. Evaluasi
Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yang
menandakan seberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana tindakan dan pelaksanaannya
sudah berhasil dicapai. Melalui evaluasi memungkinkan perawat untuk memonitor
“kealpaan” yang terjadi selama pengkajian, analisa,
perencanaan, dan pelaksanaan tindakan (Ignatavicus dan Bayne, 1994). (Nursalam, 2001.
Hal : 17).

More Related Content

What's hot

Gastritis dan cara penanganannya
Gastritis dan cara penanganannyaGastritis dan cara penanganannya
Gastritis dan cara penanganannya
Muhammad Munandar
 
Askep gastritis
Askep gastritisAskep gastritis
Askep gastritisFebri Hale
 
Peradangan gastritis-adalah-peradangan-pada-mukosa-lambung
Peradangan gastritis-adalah-peradangan-pada-mukosa-lambungPeradangan gastritis-adalah-peradangan-pada-mukosa-lambung
Peradangan gastritis-adalah-peradangan-pada-mukosa-lambung
AnisaDwiAyuFebriani
 
Laporan pendahuluan pasien dengan
Laporan pendahuluan pasien denganLaporan pendahuluan pasien dengan
Laporan pendahuluan pasien dengan
Yabniel Lit Jingga
 
Makalah gastritis
Makalah gastritisMakalah gastritis
Makalah gastritis
Operator Warnet Vast Raha
 
Gastritis
GastritisGastritis
Asuhan keperawatan gastritis
Asuhan keperawatan gastritisAsuhan keperawatan gastritis
Asuhan keperawatan gastritisRizky maulana
 
Gastritis
GastritisGastritis
Ulkus peptik
Ulkus peptikUlkus peptik
Ulkus peptik
Tina Novianty S
 
P 3a ulkus peptikum
P 3a ulkus peptikumP 3a ulkus peptikum
P 3a ulkus peptikum
fikri asyura
 

What's hot (13)

Gastritis dan cara penanganannya
Gastritis dan cara penanganannyaGastritis dan cara penanganannya
Gastritis dan cara penanganannya
 
Askep gastritis
Askep gastritisAskep gastritis
Askep gastritis
 
Makalah gastritis
Makalah gastritisMakalah gastritis
Makalah gastritis
 
Peradangan gastritis-adalah-peradangan-pada-mukosa-lambung
Peradangan gastritis-adalah-peradangan-pada-mukosa-lambungPeradangan gastritis-adalah-peradangan-pada-mukosa-lambung
Peradangan gastritis-adalah-peradangan-pada-mukosa-lambung
 
Laporan pendahuluan pasien dengan
Laporan pendahuluan pasien denganLaporan pendahuluan pasien dengan
Laporan pendahuluan pasien dengan
 
Makalah gastritis
Makalah gastritisMakalah gastritis
Makalah gastritis
 
Gastritis
GastritisGastritis
Gastritis
 
Askep gastritis
Askep gastritisAskep gastritis
Askep gastritis
 
Asuhan keperawatan gastritis
Asuhan keperawatan gastritisAsuhan keperawatan gastritis
Asuhan keperawatan gastritis
 
Bab 2 t cs'sps
Bab 2 t cs'spsBab 2 t cs'sps
Bab 2 t cs'sps
 
Gastritis
GastritisGastritis
Gastritis
 
Ulkus peptik
Ulkus peptikUlkus peptik
Ulkus peptik
 
P 3a ulkus peptikum
P 3a ulkus peptikumP 3a ulkus peptikum
P 3a ulkus peptikum
 

Similar to Askep gastritis

Gastritis
GastritisGastritis
Mekanisme mual dan muntah
Mekanisme mual dan muntahMekanisme mual dan muntah
Mekanisme mual dan muntah
Nde Java
 
Qqqqqooooooooytre
QqqqqooooooooytreQqqqqooooooooytre
Qqqqqooooooooytre
Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah gastritis
Makalah gastritisMakalah gastritis
Makalah gastritis
Warnet Raha
 
Makalah gastritis
Makalah gastritisMakalah gastritis
Makalah gastritis
Warnet Raha
 
Makalah gastritis (2)
Makalah gastritis (2)Makalah gastritis (2)
Makalah gastritis (2)
Septian Muna Barakati
 
Askep gastritis 2
Askep gastritis 2Askep gastritis 2
Askep gastritis 2
Operator Warnet Vast Raha
 
Qqqqqooooooooytre
QqqqqooooooooytreQqqqqooooooooytre
Qqqqqooooooooytre
Operator Warnet Vast Raha
 
Tugas busugijati ulkus peptikum
Tugas busugijati ulkus peptikumTugas busugijati ulkus peptikum
Tugas busugijati ulkus peptikum
Tutara Maifa
 
Askep gastritis 3
Askep gastritis 3Askep gastritis 3
Askep gastritis 3
Operator Warnet Vast Raha
 
Askep Cholitis ulseratif dan Peritonitis
Askep Cholitis ulseratif dan PeritonitisAskep Cholitis ulseratif dan Peritonitis
Askep Cholitis ulseratif dan Peritonitis
Kampus-Sakinah
 
Gastritis
GastritisGastritis
Gastritis
Mutia Latief
 

Similar to Askep gastritis (20)

Askep gastritis
Askep gastritisAskep gastritis
Askep gastritis
 
Gastritis
GastritisGastritis
Gastritis
 
Mekanisme mual dan muntah
Mekanisme mual dan muntahMekanisme mual dan muntah
Mekanisme mual dan muntah
 
Qqqqqooooooooytre
QqqqqooooooooytreQqqqqooooooooytre
Qqqqqooooooooytre
 
Askep pencernaan
Askep pencernaanAskep pencernaan
Askep pencernaan
 
Makalah gastritis (3)
Makalah gastritis (3)Makalah gastritis (3)
Makalah gastritis (3)
 
Makalah gastritis
Makalah gastritisMakalah gastritis
Makalah gastritis
 
Makalah gastritis
Makalah gastritisMakalah gastritis
Makalah gastritis
 
Makalah gastritis
Makalah gastritisMakalah gastritis
Makalah gastritis
 
Makalah gastritis (2)
Makalah gastritis (2)Makalah gastritis (2)
Makalah gastritis (2)
 
Makalah gastritis
Makalah gastritisMakalah gastritis
Makalah gastritis
 
Askep gastritis 2
Askep gastritis 2Askep gastritis 2
Askep gastritis 2
 
Askep gastritis 2
Askep gastritis 2Askep gastritis 2
Askep gastritis 2
 
Asuhan keperawatan dispepsia
Asuhan keperawatan dispepsiaAsuhan keperawatan dispepsia
Asuhan keperawatan dispepsia
 
Askep gastritis 3
Askep gastritis 3Askep gastritis 3
Askep gastritis 3
 
Qqqqqooooooooytre
QqqqqooooooooytreQqqqqooooooooytre
Qqqqqooooooooytre
 
Tugas busugijati ulkus peptikum
Tugas busugijati ulkus peptikumTugas busugijati ulkus peptikum
Tugas busugijati ulkus peptikum
 
Askep gastritis 3
Askep gastritis 3Askep gastritis 3
Askep gastritis 3
 
Askep Cholitis ulseratif dan Peritonitis
Askep Cholitis ulseratif dan PeritonitisAskep Cholitis ulseratif dan Peritonitis
Askep Cholitis ulseratif dan Peritonitis
 
Gastritis
GastritisGastritis
Gastritis
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
Operator Warnet Vast Raha
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
Operator Warnet Vast Raha
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
Operator Warnet Vast Raha
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Operator Warnet Vast Raha
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
Operator Warnet Vast Raha
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
Operator Warnet Vast Raha
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
Operator Warnet Vast Raha
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
Operator Warnet Vast Raha
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
Operator Warnet Vast Raha
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
Operator Warnet Vast Raha
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
Operator Warnet Vast Raha
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
Operator Warnet Vast Raha
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
Operator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Recently uploaded

Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptxNovel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
NirmalaJane
 
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdfTokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Mutia Rini Siregar
 
IKLAN PENERIMAAN GURU SEKUM YPS 2024.pdf
IKLAN PENERIMAAN GURU SEKUM YPS 2024.pdfIKLAN PENERIMAAN GURU SEKUM YPS 2024.pdf
IKLAN PENERIMAAN GURU SEKUM YPS 2024.pdf
sriwulandari723
 
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamiiAksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
esmaducoklat
 
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdfKelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
JALANJALANKENYANG
 
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?
SABDA
 
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdfMODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
YuristaAndriyani1
 
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata anginMedia Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
margagurifma2023
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Fathan Emran
 
Modul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptxPembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Sosdiklihparmassdm
 
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKANSAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
NURULNAHARIAHBINTIAH
 
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Kanaidi ken
 
LAPORAN WALI KELAS Wahyu Widayati, S.Pd.docx
LAPORAN WALI KELAS Wahyu Widayati, S.Pd.docxLAPORAN WALI KELAS Wahyu Widayati, S.Pd.docx
LAPORAN WALI KELAS Wahyu Widayati, S.Pd.docx
moh3315
 
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdfDemonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
d2spdpnd9185
 
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARUAKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
junaedikuluri1
 
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdfPanduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
MildayantiMildayanti
 
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdf
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdfAKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdf
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdf
opkcibungbulang
 
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptxPemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
ssuser4dafea
 

Recently uploaded (20)

Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptxNovel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
 
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdfTokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
 
IKLAN PENERIMAAN GURU SEKUM YPS 2024.pdf
IKLAN PENERIMAAN GURU SEKUM YPS 2024.pdfIKLAN PENERIMAAN GURU SEKUM YPS 2024.pdf
IKLAN PENERIMAAN GURU SEKUM YPS 2024.pdf
 
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamiiAksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
 
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdfKelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
 
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?
 
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdfMODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
 
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata anginMedia Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
 
Modul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
 
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptxPembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
 
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKANSAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
 
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
 
LAPORAN WALI KELAS Wahyu Widayati, S.Pd.docx
LAPORAN WALI KELAS Wahyu Widayati, S.Pd.docxLAPORAN WALI KELAS Wahyu Widayati, S.Pd.docx
LAPORAN WALI KELAS Wahyu Widayati, S.Pd.docx
 
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdfDemonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
 
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARUAKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
 
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
 
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdfPanduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
 
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdf
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdfAKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdf
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdf
 
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptxPemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
 

Askep gastritis

  • 1. 2.1 Anatomi Fisiologi Lambung 2.1.1 Pengertian Lambung adalah bagian dari saluran yang dapat mengembang paling banyak terutama di daerah epigaster, lambung terdiri dari bagian atas fundus uteri berhubungan dengan esofogus melalui orifisium pilorik, terletak dibawah diagfragma di depan pankreas dan limpa, menempel di sebelah kiri fundus uteri. 2.1.2 Anatomi dan Fisiologi a. ke kanan sampai ke pylorus inferior. Ligamentum gastrolienalis terbentang dari bagian atas kurvatura mayor sampai ke limpa. b. Osteum kardiakum, merupakan tempat dimana esofogus bagian abdomen masuk ke lambung. Pada bagian ini terdapat orifisium pilorik. 2.1.1 Fungsi Lambung a. Menampung makanan, menghancurkan dan menghaluskan makanan oleh peristaltik lambung dan getah lambung. b. Getah cerna lambung yang dihasilkan : 1. Pepsin fungsinya, memecah putih telur menjadi asam amino (albumin dan pepton). 2. Asam garam (HCL) fungsinya, mengasamkan makanan, sebagai antiseptik dan desinfektan, dan membuat suasana asam pada pepsinogen sehingga menjadi pepsin. 3. Renin fungsinya, sebagai ragi yang membekukan susu dan membentuk kasein dari kasinogen (kasinogen pada protein susu). 4. Lapisan lambung : jumlahnya sedikit memecah lemak menjadi asam lemak yang merangsang sekresi getah lambung. (Anatomi Fisiologi untuk Siswa Perawat, Edisi 2, EGC 1997 : 77-78). 2.2. Konsep Gastritis 2.2.1. Pengertian Gastritis
  • 2. Gastritis adalah proses inflamasi pada lapisan mukosa dan submucosa lambung. Adanya infiltrasi sel-sel radang pada daerah tersebut. (Ilmu Penyakit Dalam FKUI 2001, Hal : 127). Gastritis adalah segala radang mucosa lambung (Ilmu Bedah, EGC 2004, Hal : 555). Gastritis adalah peradangan pada lapisan lambung (www. Medicastore.com, 1 Februari 2007) Gastristis atau tukak lambung sering dikenal sebagai „sakit maag” yakni proses inflamasi/peradangan, iritasi dan infeksi pada mukosa ( jaringan lunak ) lambung. Lambung merupakan tempat berkumpulnya makanan dan cairan yang telah dikunyah kemudian digiling kembali menjadi bentuk yang lebih kecil dan disalurkan ke usus dua belas jari, bagian awal dari usus kecil (www.Suara Merdeka.com). Penyakit maag, atau yang dikenal sebagai gastritis dalam dunia medis, merupakan salah satu penyakit pada lambung. 2.2.2.Ada banyak klasifikasi dari gastristis beberapa klasifikasi gastristis yaitu : a. Gastritis erosif, hemarogik, dan gastropati, keluhan yang timbul berupa nyeri uluhati yang seperti terbakar dan nyeri. Keluhan lain berupa mual, muntah, diare, bahkan bisa muntah darah. Penyebab antara lain obat-obatan (aspirin, NSAID), alkohol dan bahan korosif lain, trauma langsung pada lambung (laser diatermi), kelainan pembuluh darah pada lambung, luka akibat operasi lambung, dan yang tidak diketahui penyebabnya. Pada pemeriksaan terdapat nyeri tekan pada daerah lambung (perut kiri atas) dan daerah uluhati. b. Gastritis spesifik, keluhan yang timbul adalah nyeri pada daerah uluhati (anoreksia), keluhan lain berupa mual dan bisa muntah. Pada pemeriksaan bisa terdapat nyeri tekan pada daerah uluhati, atau bisa pula pada seluruh perut, tanpa tegangnya otot perut. Penyebabnya antara lain : infeksi (bakteri, virus, jamur, parasit dan nematodo) bagian dari penyakit saluran pencernaan lain (misal penyakit crohn) bagian dari penyakit sistemik (misalnya sarkoidosis). Bila disebabkan oleh infeksi/toksin biasanya sering disertai diare, nyeri perut yang hilang timbul, panas badan, menggigil, dan kejang otot.
  • 3. c. Gastritis kronis-non erosif non spesifik, keluhannya tidak spesifik, berupa perasaan tidak enak pada uluhati yang terkadang disertai mual, muntah, perasaan penuh di uluhati pada penderita biasanya juga ada riwayat keluhan serupa yang sering timbul, dan pola makan yang tidak teratur. Pada pemeriksaan terdapat nyeri tekan pada daerah uluhati penyebabnya antara lain infeksi (khususnya helicobacter pylori) gastropati reaktif, autoimun (pada anemia perniciosa) dan tumor pada lambung. Faktor kejiwaan, stres biasanya juga berperan dalam timbulnya serangan ulang pada penyakit ini. (www.google.com). Didasarkan pada manifestasi klinik, gastritis dapat dibagi menjadi dua yaitu gastritis akut dan kronik : 1. Gastritis akut Gastritis (inflamasi akut mukosa lambung) sering akibat diet yang sembrono (Buku Ajar keperawatan Medikal Bedah Brunner and Suddarth, EGC, 2001 Hal : 1062) Salah satu bentuk Gastritis akut yang manifestasi klinisnya dapat berbentuk penyakit berat adalah Gastritis erosif dan Gastritis hemoragik. Disebut hemoragik karena pada penyakit ini akan dijumpai perdarahan mukosa lambung dalam berbagai derajat dan terjadi erosi yang berarti hilangnya kontinuitas mukosa lambung pada beberapa tempat, menyertai inflamasi pada mukosa lambung tersebut (Ilmu Penyakit dalam FKUI, 2001 Hal : 127). a. Etiologi 1. Obat analgetik antiinflamasi terutama aspirin 2. Bahan kimia misalnya lysol 3. Merokok 4. Alkohol 5. Stres fisik yang disebabkan oleh luka bakar, sepsis, trauma, pembedahan, gagal pernapasan, gagal ginjal, kerusakan susunan saraf pusat
  • 4. 6. Refluks usus lambung 7. Endotoksin 8. Makan terlalu banyak 9. Makan terlalu cepat 10. Makan makanan yang terlalu berbumbu atau mengandung mikrooganisme, dan terapi radiasi. b. Patofisiologi Membran mucosa lambung menjadi edema dan hiperemik (kongesti dengan jaringan, cairan dan darah) dan mengalami erosi superfisial, bagian ini mengsekresi sejumlah getah lambung, yang mengandung sangat sedikit asam tetapi banyak mukus. Ulserasi superfisial dapat terjadi dan dapat menimbulkan hemoragi. Pasien dapat mengalami ketidaknyamanan, sakit kepala, mulas, mual, dan anoreksia, sering disertai dengan muntah dan cegukan. Beberapa pasien asimtomatik. (Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner and Sudarth vol. 2, EGC, 2001, Hal : 1062). PATOFISIOLOGI Makanan yang merangsang / Alkohol Refluks empedu Bakteri H.Pylory Asam Aspirin Melekat pada epitel lambung Iritasi mukosa lambung lambung Sawar mukosa lambung Pengeluaran garam empedu Perubahan kualitatif Merusak lapisan pelindung mukus Terganggu Perubahan permeabilitas Ganggren / perforasi Sawar epitel
  • 5. Penghancuran Sawar epitel Asam kembali berdifusi ke mukosa Peningkatan Histamin (1) Nyeri Penghancuran sel mukosa Merangsang peningkatan sekresi asam dan pepsin Mual dan Muntah Meningkatkan permeabilitas kapiler thd protein (3) Resti kekurangan Volume cairan (2) Perubahan Nutrisi Mukosa menjadi udema Terjadi erosi Mukosa kapiler rusak ( 4) Resti kekurangan cairan terhadap kerusakan perfusi jaringan Perdarahan Resti (5) Cemas a. Gambaran Klinis Gambaran klinis Gastritis akut erosif sangat bervariasi, mulai dari yang sangat ringan asimtomatik sampai sangat berat yang dapat membawa kematian. Pada kasus yang sangat berat, gejala yang sangat mencolok adalah hematemesis dan melena yang dapat berlangsung sangat hebat sampai terjadi rejatan karena kehilangan darah. Pada sebagian besar kasus gejalanya amat ringan bahkan asimtomatis keluhan-keluhan tersebut misalnya nyeri timbul pada uluhati, biasanya ringan dan tidak dapat ditunjuk dengan tepat lokasinya. Kadangkadang disertai dengan mual-mual dan muntah. Perdarahan saluran cerna sering merupakan
  • 6. satu-satunya gejala, pada kasus yang amat ringan perdarahan bermanifestasi sebagai darah samar pada tinja dan secara fisik akan dijumpai tanda-tanda anemia difisiensi dengan etiologi yang tidak jelas. (Ilmu penyakit dalam FKUI, 2001, Hal : 127). b. Penatalaksanaan Gastritis akut diatasi dengan menginstruksikan pasien untuk menghindari alkohol dan makanan sampai gejala berkurang. Bila pasien mampu makan melalui mulut, diet mengandung gizi dianjurkan. Bila gejala menetap, cairan perlu diberikan secara parenteral. Bila perdarahan terjadi, maka penatalaksanaan adalah serupa dengan prosedur yang dilakukan untuk hemoragi saluran gastrointestinal atas. Bila Gastritis diakibatkan oleh mencerna makanan yang sangat asam atau alkali, pengobatan terdiri dari pengenceran dan penetralisasian agen penyebab. 1. Untuk menetralisir asam digunakan antasida umum (misalnya aluminium hiroksida), untuk menetralisir alkali digunakan jus lemon encer atau cuka encer. 2. Bila korosif luas atau berat, emetik dan lavase dihindari karena bahaya perforasi. Terapi pendukung mencakup intubasi, analgesik dan sedatif, antasida, serta cairan intravena. Pembedahan darurat mungkin diperlukan untuk mengangkat gangren atau jaringan perforasi. Gastrojejunostomi atau reseksi lambung mungkin diperlukan untuk mengatasi obstruksi pilorus. (Buku ajar keperawaran medikal bedah brunner and Suddarth vol 2, EGC, 2001, Hal : 1062). c. Pemeriksaan Penunjang 1. Endoskopi 2. Histopatologi biopsi mukosa lambung 3. Radiologi dengan kontras ganda d. Komplikasi 1. Perdarahan saluran cerna bagian atas
  • 7. 2. Terjadi ulkus 1. Gastritis kronis Suatu peradangan bagian permukaan mukosa lambung yang menahun. (Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Sistem Pencernaan, Salemba Medika, 2004, Hal : 59). a. Gastritis kronis Inflamasi lambung yang lama dapat disebabkan oleh ulkus benigna atau maligna dari lambung atau bakteri helicobacter pylory (H.Pylory) (Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner and Suddarth vol 2, EGC,2001, Hal : 1062). b. Etiologi 1. Anemia penyakit adisson dan gondok 2. Anemia kekurangan besi idiopatik 3. Ulkus lambung kronik 4. Imunologi (Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem Pencernaan, Salemba Medika, 2004, Hal : 59) Aspek imunologi dan bakteriologis 1. Aspek imunologi Hubungan antara sistem imun dan Gastritis kronis jelas dengan ditemukannya autoantibodi terhadap faktor intristik lambung dan sel parietal pada pasien dengan anemia pernisiosa, pasien Gastritis kronik yang antibodi sel parietalnya positif dan berlanjut menjadi anemia pernisiosa mempunyai ciri-ciri khusus, secara histopalogis berbentuk Gastritis kronik atrofik predominasi korpus dapat menyebar ke antrum dan hipergastrinemia.
  • 8. 2. Aspek bakteriologis Gastritis yang ada hubungannya dengan helicobacter pylori lebih sering dijumpai dan bisanya berbentuk Gastritis kronik aktif antrum (Ilmu penyakit dalam FKUI, 2001, Hal : 130). c. Patofisiologis Gastritis kronis dapat diklasifikasikan sebagai tipe A atau tipe B. Tipe A (sering disebut sebagai Gastritis autoimun) diakibatkan dari perubahan seluler. Hal ini dihubungkan dengan penyakit autoimun seperti anemia pernisiosa dan terjadi pada fundus atau korpus dari lambung. Tipe B (kadang disebut sebagai Gastritis H.pylori) mempengaruhi antrum dan pilorus (ujung bawah lambung dekat duodenum), dihubungkan dengan bakteri H.pylori : faktor diet seperti minum panas atau pedas, penggunaan obat-obatan dan alkohol, merokok, atau refluks isi usus kedalam lambung (Buku ajar keperawaran medikal bedan Brunner and Suddarth, Vol. 2, EGC, 2001. Hal : 1062). d. Gambaran klinis Nyeri uluhati, anoreksia, nausea, nyeri seperti ulkus peptikum, anemia, nyeri tekan epigastrium, cairan lambung terganggu, aklorhidria, kadar gastrin serum tinggi pada gastrin kronik fundus yang berat. (Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Sistem Pencernaan, Salemba Medika, 2004. Hal : 59-60). e. Penatalaksanaan Gastritis kronis diatasi dengan memodifikasi diet pasien, meningkatkan istirahat, mengurangi stres, dan memulai farmokoteropi, H.pylory dapat diatasi dengan antibiotik (seperti tesrosiklin atau amoksisilin) dan garam bismul (pepto-Bismol). Pasien dengan Gastritis tipe A biasanya mengalami malabsorpsi vitamin B 12 yang disebabkan oleh adanya antibodi
  • 9. terhadap faktor intrinsik (Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner and Suddarth, vol. 2 EGC, 2001. Hal : 1062). f. Pemeriksaan Penunjang 1. Endoskopi 2. Serangkaian pemeriksaan sinar x-gastroincestinal (61) atas 3. Pemeriksaan histologis 4. Tindakan diagnostik, tes serologis untuk antibodi terhadap antigen H.pylori 5. Tes pernapasan g. Komplikasi 1. Pendarahan saluran cerna bagian atas 2. Terjadinya ulkus 2.3. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan A. Pengkajian Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien (Iyer at al, 1996). Tahap pengkajian merupakan dasar utama dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan kebutuhan individu. Oleh karena itu pengkajian yang akurat, lengkap, sesuai dengan kenyataan, kebenaran data sangat penting dalam merumuskan suatu diagnosa keperawatan dan memberikan pelayanan keperawatan sesuai dengan respon individu, sebagaimana yang telah ditentukan dalam standar praktek keperawatan dari ANA (American Nursing Association).
  • 10. (Nursalam, 2001. Hal : 17) Dalam pengkajian pasien dengan gastritis sumber data dapat diperoleh dari pasien sendiri atau keluarga, status kesehatan klien dan tim kesehatan lainnya. Data-data yang perlu dikumpulkan antara lain : 1. Identitas Mencakup identitas pasien yaitu nama, umur, jenis kelamin, suku bangsa, agama, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, alamat, dan tanggal masuk rumah sakit. Identitas penanggung jawab yaitu nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, agama, alamat, suku bangsa, hubungan dengan penderita/pasien. 2. Keluhan Utama Umumnya keluhan yang paling dirasakan oleh pasien yaitu nyeri ulu hati, tidak dapat makan, mual dan muntah. 3. Riwayat Penyakit Sekarang Tanggal mulai sakit, kapan terjadi keluhan apakah sehabis makan atau sebelum makan, jenis makanan apa yang dimakan sebelumnya (pedas, mencerna obat-obatan tertentu atau alkohol), apakah pasien sekarang mengalami ansietas, stres, alergi, makan dan minum terlalu banyak. 4. Riwayat Penyakit Dahulu Apakah pasien pernah menderita penyakit seperti ini sebelumnya atau kebiasaan pada pola makan klien yang tidak teratur. Adakah riwayat penyakit lambung atau pembedahan lambung sebelumnya, riwayat diet. 5. Riwayat Penyakit Keluarga Apakah di dalam keluarga pernah ada yang menderita penyakit gastritis sebelumnya. 6. Pemeriksaan Fisik Tanda yang diketahui selama pemeriksaan fisik mencakup nyeri tekan abdomen, identifikasi lamanya waktu dimana gejala hilang, identifikasi metode yang digunakan untuk mengatasi
  • 11. gejala, dehidrasi ( tungor kulit membran mukosa kering ), dan bukti adanya gangguan sistemik yang menyebabkan gejala gastritis. B. Diagnosa Keperawatan Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang menjelaskan respons manusia (status kesehatan atau resiko perubahan pola) dari individu atau kelompok dimana perawat secara akuntabilitas dapat mengidentifikasi dan memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga status kesehatan menurunkan, membatasi, mencegah dan merubah (A. Carpenito, 2000. (Nursalam. 2001. Hal : 35 ). NANDA menyatakan bahwa bahwa diagnosa keperawatan adalah “keputusan klinik tentang respon individu, keluarga dan masyarakat tentang masalah kesehatan aktual dan potensial sebagai, dasar seleksi intervensi keperawatan untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan sesuai dengan kewenangan perawat”. Diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien dengan gastritis antara lain : 1. Ansietas berhubungan dengan pengobatan. 2. Nyeri berhubungan dengan mukosa lambung teriritasi. 3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan masukan nutrien yang tidak adekuat. 4. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan masukan cairan yang tidak cukup dan kehilangan cairan berlebihan karena muntah. 5. Kurang pengetahuan tentang penatalaksanaan diet dan proses penyakit. C. Perencanaan Keperawatan Perencanaan meliputi pengembangan strategi desain untuk mencegah, mengurangi atau mengoreksi masalah-masalah yang diidentifikasi pada diagnosa keperawatan. Tahap ini dimulai setelah menentukan diagnosa keperawatan dan menyimpulkan rencana dokumentasi (Iyer, Taptich dan Bernocchi. Losey, 1996). Perencanaan keperawatan juga diartikan sebagai
  • 12. rencana tindakan keputusan keperawatan yang akan dilaksanakan untuk menanggulangi masalah sesuai dengan diagnosa keperawatan yang telah ditentukan dengan tujuannya terpenuhinya kebutuhan pasien. Perencanaan meliputi beberapa tahap yaitu : 1. Menentukan prioritas masalah. Masalah yang perlu segera dipecahkan mendapat prioritas utama. Pertimbangan untuk menentukan prioritas masalah adalah : A. Prioritas tertinggi diberikan kepada masalah kesehatan yang mengancam kehidupan dan keselamatan pasien. B. Masalah yang sedang dihadapi diberi perhatian lebih dahulu daripada masalah yang mungkin (potensial). Urutan prioritas masalah pasien dengan Gastritis adalah : 1. Nyeri berhubungan dengan mukosa lambung teriritasi. 2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan masukan nutrien yang tidak adekuat. 3. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan masukan cairan tidak cukup dan kehilangan cairan berlebihan karena muntah. 4. Ansietas berhubungan dengan pengobatan. 5. Kurang pengetahuan tentang penatalaksanaan diet dan proses penyakit. 2. Menentukan Tujuan / Kriteria Hasil Tujuan keperawatan hasil yang ingin dicapai dari asuhan keperawatan yang direncanakan. Menentukan Rencana Tindakan Penyusunan rencana tindakan harus secara jelas dan singkat rencana tindakan itu sendiri adalah langkah menentukan tindakan keperawatan yang akan dilakukan oleh perawat dalam rangka menolong pasien untuk mencapai suatu tujuan keperawatan.
  • 13. 3. Rasional Merupakan dasar atau landasan dari tindakan keperawatan yang dilaksanakan pada pasien masalah tersebut diatas maka prioritas, tujuan kriteria hasil dan rasionalisasi dari gastritis adalah : 4. Rencana Asuhan Keperawatan A. Diagnosa : Nyeri berhubungan dengan mukosa lambung teriritasi I 1. Tujuan : Menghilangkan rasa nyeri klien 2. Hasil yang diharapkan : Melaporkan nyeri berkurang intervensi keperawatan. 3. Intervensi a. Kaji tingkat nyeri dan kenyamanan. b. Hindari makanan dan minuman yang dapat mengiritasi mukosa lambung. c. Gunakan teknik relaksasi. 4. Rasional a. Dengan mengkaji tingkat nyeri klien dapat mempermudah dalam memberikan tindakan keperawatan. b. Membatasi/menghindari makanan yang dapat mengiritasi lambung, menurunkan resiko pendarahan gaster/ulkus pada beberapa individu. c. Teknik relaksasi dengan mengalihkan perhatian pasien dapat mengurangi nyeri yang dirasakan pasien.
  • 14. B. Diagnosa II : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan masukan nutrien yang tidak adekuat. 1. Tujuan : Menjamin 2. Hasil yang diharapkan : masukan adekuat. Pasien menghindari makanan minuman nutrisi makanan- pengiritasi yang atau mengandung kafein atau alkohol. 3. Intervensi a. Dukungan fisik dan emosional diberikan dan pasien dibantu untuk menghadapi gejala yang dapat mencakup mual, muntah, sakit uluhati dan kelelahan. b. Makanan dan cairan tidak diijinkan melalui mulut selama beberapa jam atau beberapa hari sampai gejala akut berkurang. c. Bila terdapat terapi intravena pemberiannya dipantau secara teratur. d. Hindari minum yang mengandung kafein e. Penggunaan alkohol dihindari f. Pasien disarankan untuk mengurangi/menghindari merokok 4. Rasional a. Membantu klien untuk mengurangi stres yang timbul
  • 15. akibat dari penyakit yang diderita. b. Memberikan istirahat pada traktus gastrointestinal selama fase akut/kronis sampai kembali berfungsi normal. c. oral Memenuhi kebutuhan cairan/nutrisi sampai masukan dapat dimulai, indikator kebutuhan cairan/nutrisi dan keefektifan terapi dan menghindari terjadinya komplikasi. d. Kafein dapat mempengaruhi sistem saraf pusat yang dapat meningkatkan aktifitas lambung dan sekresi pepsin. e. Zat yang terkandung di dalam alkohol dapat mengiritasi lambung. f. Zat yang terkandung di dalam rokok yaitu nikotin akan mengurangi sekresi bikarbonat pankreas dan dapat menghambat netralisasi asam lambung dalam duodenum. Nikotin juga dapat meningkatkan aktivitas otot dalam usus yang dapat menimbulkan mual dan muntah. C. Diagnosa III : Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan masukan cairan tidak cukup dan kehilangan cairan berlebihan karena muntah. 1. Tujuan 2. Hasil yang diharapkan : Mempertahankan keseimbangan : cairan. Mempertahankan keseimbangan cairan : a. Mentoleransi terapi intravena sedikitnya 1,5 liter setiap hari.
  • 16. b. Minum 6-8 gelas setiap hari c. Mempunyai keluaran urine kira-kira 1 liter setiap hari. d. Menunjukkan turgor kulit yang adekuat. 3. Intervensi a. Pantau masukan dan keluaran cairan setiap hari. b. Pantau nilai elektrolit. c. Waspada terhadap adanya indiator gejala hemoragik. d. Ikuti pedoman penatalaksanaan pendarahan saluran gastrointestinal. 4. Rasional a. Haluan dan masukan cairan setiap hari dipantau untuk mendeteksi tanda-tanda awal dehidrasi. b. Nilai elektrolit perlu dikaji setiap 24 jam untuk mendeteksi indikator awal ketidakseimbangan. c. Untuk menghindari metastase penyakit yang menimbulkan hematemesis, takikardia dan hipotensi. d. Untuk menghindari kesalahan dalam melakukan tindakan yang dapat menyebabkan terjadinya syok. D. Diagnosa IV : Ansietas berhubungan dengan pengobatan 1. Tujuan : Mengurangi ansietas 2. Hasil yang diharapkan : Menunjukkan berkurangnya
  • 17. ansietas 3. Intervensi Keperawatan a. Bila mencerna asam atau alkali, lakukan tindakan b. Persiapan pasien untuk pemeriksaan diagnostik darurat. endoskopi atau pembedahan. c. Jelaskan semua prosedur dan pengobatan sesuai tingkat pemahaman pasien. 4. Rasional a. Menghindari stres pasien yang berkelanjutan. b. Membantu klien untuk menekan tingkat kecemasan yang dirasakan. c. Dengan mengetahui prosedur dan pengobatan klien dapat mempersiapkan diri baik fisik maupun mental. E. Diagnosa V : Kurang pengetahuan tentang penatalaksanaan diet dan proses penyakit. 1. Tujuan : Meningkatkan kesadaran tentang penatalaksanaan diet. 2. Hasil yang diharapkan : Mematuhi program pengobatan a. Memilih makanan dan minuman bukan mengiritasi. b. Menggunakan obat-obatan sesuai resep.
  • 18. 3. Intervensi a. Evaluasi pengetahuan pasien tentang gastritis. b. Pasien diberi daftar zat-zat untuk dihindari. c. Obat-obatan diberikan sesuai resep. d. Jelaskan tentang pola makan. 4. Rasional a. Memudahkan dalam memberikan tindakan keperawatan. b. Untuk menghindari/mencegah terjadinya gastritis berulang dikarenakan mengkonsumsi zat-zat yang dapat mengiritasi mucosa lambung. c. Mempercepat proses penyembuhan dan menghindari obat-obatan yang dapat mengiritasi lambung. d. Pola makan yang teratur dapat mempercepat penyembuhan dan meminimalkan timbulnya penyakit gastritis. D. Evaluasi Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yang menandakan seberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana tindakan dan pelaksanaannya sudah berhasil dicapai. Melalui evaluasi memungkinkan perawat untuk memonitor “kealpaan” yang terjadi selama pengkajian, analisa, perencanaan, dan pelaksanaan tindakan (Ignatavicus dan Bayne, 1994). (Nursalam, 2001. Hal : 17).