Tiga kunjungan keperawatan keluarga ke rumah Tn. S yang menderita hipertensi telah dilakukan. Pada kunjungan pertama, mahasiswa melakukan pengkajian awal dan menentukan masalah. Pada kunjungan kedua dan ketiga, mahasiswa memberikan edukasi kesehatan mengenai hipertensi dan menilai pemahaman keluarga. Tekanan darah Tn. S mulai menurun namun gejala masih dirasakan.
1. Infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) pada anak "Z" keluarga Tn. "S" dan risiko penyakit menular akibat sanitasi lingkungan yang buruk.
2. Prioritas masalah utama adalah ISPA pada anak "Z" dengan skor 5, diikuti risiko penyakit menular akibat sanitasi lingkungan dengan skor 3 2/3.
3. Rencana tindakan keperawatan meliputi peningkatan pengetahuan keluarga tentang ISPA dan
Kelompok 2 diagnosa keperawatan keluargaMelaNoviyanti
Dokumen tersebut memberikan panduan untuk merumuskan diagnosis keperawatan keluarga pada kasus hipertensi. Diagnosis prioritas yang diidentifikasi adalah ketidaktahuan informasi tentang penyakit hipertensi dan ketidaktahuan tentang syarat rumah yang sehat."
1. Kasus pasien An. A laki-laki berusia 8 tahun yang dirujuk ke rumah sakit karena nyeri pada tulang kering akibat jatuh dari pohon. Keluarga masih mempercayai pengobatan tradisional.
Tiga kunjungan keperawatan keluarga ke rumah Tn. S yang menderita hipertensi telah dilakukan. Pada kunjungan pertama, mahasiswa melakukan pengkajian awal dan menentukan masalah. Pada kunjungan kedua dan ketiga, mahasiswa memberikan edukasi kesehatan mengenai hipertensi dan menilai pemahaman keluarga. Tekanan darah Tn. S mulai menurun namun gejala masih dirasakan.
1. Infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) pada anak "Z" keluarga Tn. "S" dan risiko penyakit menular akibat sanitasi lingkungan yang buruk.
2. Prioritas masalah utama adalah ISPA pada anak "Z" dengan skor 5, diikuti risiko penyakit menular akibat sanitasi lingkungan dengan skor 3 2/3.
3. Rencana tindakan keperawatan meliputi peningkatan pengetahuan keluarga tentang ISPA dan
Kelompok 2 diagnosa keperawatan keluargaMelaNoviyanti
Dokumen tersebut memberikan panduan untuk merumuskan diagnosis keperawatan keluarga pada kasus hipertensi. Diagnosis prioritas yang diidentifikasi adalah ketidaktahuan informasi tentang penyakit hipertensi dan ketidaktahuan tentang syarat rumah yang sehat."
1. Kasus pasien An. A laki-laki berusia 8 tahun yang dirujuk ke rumah sakit karena nyeri pada tulang kering akibat jatuh dari pohon. Keluarga masih mempercayai pengobatan tradisional.
Modul ini membahas asuhan keperawatan pasien lansia dengan demensia. Demensia sering terjadi pada lansia di atas usia 60 tahun dan diperkirakan 500.000 penduduk Indonesia mengalaminya. Modul ini menjelaskan cara melakukan pengkajian pasien, menetapkan diagnosa, dan tindakan keperawatan untuk menangani gangguan proses pikir dan risiko cedera pada pasien lansia dengan demensia.
Soal ujian tengah semester mata kuliah Etikolegal dalam praktek kebidanan terdiri dari 38 pertanyaan pilihan ganda yang mencakup berbagai aspek etika, hukum, dan kewajiban bidan dalam pelayanan kesehatan.
Dokumen tersebut membahas beberapa kasus etik yang dihadapi oleh organisasi profesi bidan (IBI). Kasus-kasus tersebut meliputi kesalahan diagnosis bidan, pelanggaran wewenang dalam menangani persalinan, dan pelanggaran etik seperti melakukan aborsi. Dokumen ini juga menjelaskan isu etik, dilema, dan penyelesaian yang seharusnya dilakukan dalam menghadapi kasus-kasus tersebut.
Dokumen ini membahas tentang dilema etik dalam kebidanan. Faktor-faktor yang mempengaruhi dilema etik kebidanan antara lain perbedaan agama, hubungan bidan dengan klien dan dokter, serta prinsip-prinsip moral seperti otonomi, keadilan, kejujuran dan kerahasiaan. Pemecahan dilema etik kebidanan dapat dilakukan dengan mengembangkan data dasar, mengidentifikasi konflik, mengusulkan alternatif, menentuk
Dokumen tersebut membahas proses pengambilan keputusan klinik dalam manajemen kebidanan yang terdiri dari 5 langkah yaitu penilaian, diagnosis, perencanaan, intervensi, dan evaluasi. Langkah-langkah tersebut dilakukan secara sistematis dan berulang untuk menentukan diagnosis dan tindakan terbaik bagi pasien.
Keluarga Ny. S menerima penyuluhan tentang perawatan pasien gangguan jiwa di rumah agar dapat
meningkatkan manajemen kesehatan pasien secara mandiri. Penyuluhan memberikan informasi tentang
gejala halusinasi, obat rutin, cara perawatan di rumah, lingkungan yang mendukung, dan dukungan
keluarga.
Pasien wanita berusia 34 tahun mengeluh mudah cemas, nyeri pinggang, dan lemasnya tangan serta kaki selama sebulan terakhir setelah berselisih dengan suami. Pemeriksaan status mental menunjukkan mood hipotim dan afek cemas, namun orientasi, daya ingat, dan pemikiran masih baik. Diagnosis lanjut disarankan untuk mendiagnosis lebih lanjut.
Dokumen tersebut berisi pengkajian kasus pasien dengan diagnosa asma bronkial. Terdapat identitas pasien, keluhan utama berupa sesak nafas, dan hasil pemeriksaan fisik yang menunjukkan suara paru-paru mengi serta terpasang oksigen. Didiagnosis dengan gangguan kebersihan jalan nafas berhubungan dengan hiperventilasi.
Dokumen tersebut membahas mengenai isu etik dalam pelayanan kebidanan, termasuk pengertian isu etik, dilema, konflik moral, dan kewajiban bidan. Dibahas pula contoh kasus dimana seorang bidan melakukan malpraktek dengan tidak merujuk ibu hamil berisiko tinggi ke rumah sakit, sehingga menyebabkan ibu meninggal dunia. Akibatnya, bidan tersebut mendapat sanksi berupa pencabutan izin pra
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. S (JEFRIANUS UN RIU ) 19.04.016.docxssuser2c9a85
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai asuhan keperawatan keluarga dengan nama Tn. S yang beranggotakan 4 orang. Terdapat data umum, riwayat dan tahap perkembangan keluarga, karakteristik keluarga, struktur keluarga, fungsi keluarga, stress dan koping keluarga, pemeriksaan fisik, analisis data, diagnosa, dan implementasi serta evaluasi keperawatan."
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut berisi laporan manajemen asuhan kebidanan komunitas pada keluarga Tn. L yang meliputi pengkajian keluarga, analisis masalah, dan perencanaan tindakan.
Modul ini membahas asuhan keperawatan pasien lansia dengan demensia. Demensia sering terjadi pada lansia di atas usia 60 tahun dan diperkirakan 500.000 penduduk Indonesia mengalaminya. Modul ini menjelaskan cara melakukan pengkajian pasien, menetapkan diagnosa, dan tindakan keperawatan untuk menangani gangguan proses pikir dan risiko cedera pada pasien lansia dengan demensia.
Soal ujian tengah semester mata kuliah Etikolegal dalam praktek kebidanan terdiri dari 38 pertanyaan pilihan ganda yang mencakup berbagai aspek etika, hukum, dan kewajiban bidan dalam pelayanan kesehatan.
Dokumen tersebut membahas beberapa kasus etik yang dihadapi oleh organisasi profesi bidan (IBI). Kasus-kasus tersebut meliputi kesalahan diagnosis bidan, pelanggaran wewenang dalam menangani persalinan, dan pelanggaran etik seperti melakukan aborsi. Dokumen ini juga menjelaskan isu etik, dilema, dan penyelesaian yang seharusnya dilakukan dalam menghadapi kasus-kasus tersebut.
Dokumen ini membahas tentang dilema etik dalam kebidanan. Faktor-faktor yang mempengaruhi dilema etik kebidanan antara lain perbedaan agama, hubungan bidan dengan klien dan dokter, serta prinsip-prinsip moral seperti otonomi, keadilan, kejujuran dan kerahasiaan. Pemecahan dilema etik kebidanan dapat dilakukan dengan mengembangkan data dasar, mengidentifikasi konflik, mengusulkan alternatif, menentuk
Dokumen tersebut membahas proses pengambilan keputusan klinik dalam manajemen kebidanan yang terdiri dari 5 langkah yaitu penilaian, diagnosis, perencanaan, intervensi, dan evaluasi. Langkah-langkah tersebut dilakukan secara sistematis dan berulang untuk menentukan diagnosis dan tindakan terbaik bagi pasien.
Keluarga Ny. S menerima penyuluhan tentang perawatan pasien gangguan jiwa di rumah agar dapat
meningkatkan manajemen kesehatan pasien secara mandiri. Penyuluhan memberikan informasi tentang
gejala halusinasi, obat rutin, cara perawatan di rumah, lingkungan yang mendukung, dan dukungan
keluarga.
Pasien wanita berusia 34 tahun mengeluh mudah cemas, nyeri pinggang, dan lemasnya tangan serta kaki selama sebulan terakhir setelah berselisih dengan suami. Pemeriksaan status mental menunjukkan mood hipotim dan afek cemas, namun orientasi, daya ingat, dan pemikiran masih baik. Diagnosis lanjut disarankan untuk mendiagnosis lebih lanjut.
Dokumen tersebut berisi pengkajian kasus pasien dengan diagnosa asma bronkial. Terdapat identitas pasien, keluhan utama berupa sesak nafas, dan hasil pemeriksaan fisik yang menunjukkan suara paru-paru mengi serta terpasang oksigen. Didiagnosis dengan gangguan kebersihan jalan nafas berhubungan dengan hiperventilasi.
Dokumen tersebut membahas mengenai isu etik dalam pelayanan kebidanan, termasuk pengertian isu etik, dilema, konflik moral, dan kewajiban bidan. Dibahas pula contoh kasus dimana seorang bidan melakukan malpraktek dengan tidak merujuk ibu hamil berisiko tinggi ke rumah sakit, sehingga menyebabkan ibu meninggal dunia. Akibatnya, bidan tersebut mendapat sanksi berupa pencabutan izin pra
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. S (JEFRIANUS UN RIU ) 19.04.016.docxssuser2c9a85
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai asuhan keperawatan keluarga dengan nama Tn. S yang beranggotakan 4 orang. Terdapat data umum, riwayat dan tahap perkembangan keluarga, karakteristik keluarga, struktur keluarga, fungsi keluarga, stress dan koping keluarga, pemeriksaan fisik, analisis data, diagnosa, dan implementasi serta evaluasi keperawatan."
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut berisi laporan manajemen asuhan kebidanan komunitas pada keluarga Tn. L yang meliputi pengkajian keluarga, analisis masalah, dan perencanaan tindakan.
Berdasarkan dokumen tersebut, terdapat tiga masalah utama yang dihadapi keluarga Tn. R: 1) Ibu belum menjadi akseptor keluarga berencana, 2) Keluarga kurang memahami tentang HIV dan pap smear, dan 3) Sarana kesehatan lingkungan yang kurang memadai.
Dokumen tersebut merangkum asuhan keperawatan pada Ny. A yang menderita hipertensi. Terdapat pengkajian identitas, riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik, data biologis, analisis masalah, diagnosa keperawatan, dan intervensi yang dilakukan untuk mengatasi nyeri dada, defisit nutrisi, dan gangguan mobilitas akibat hipertensi.
Keluarga Tn. E dan Ny. D sedang dalam tahap adaptasi setelah menikah baru-baru ini. Mereka berencana meningkatkan keharmonisan keluarga dengan merencanakan keluarga kecil, namun belum memiliki anak. Tn. E berkomitmen untuk selalu menjaga keselamatan istrinya.
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka.
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Fathan Emran
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka.
Pendidikan inklusif merupakan sistem pendidikan yang
memberikan akses kepada semua peserta didik yang
memiliki kelainan, bakat istimewa,maupun potensi tertentu
untuk mengikuti pendidikan maupun pembelajaran dalam
satu lingkungan pendidikan yang sama dengan peserta didik
umumlainya
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka.
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan Regulasi Terbaru P...
Askep hypertensi tn sj september 15
1. ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. Sj
DENGAN HIPERTENSI
DISUSUN OLEH:
SUBEHAN
NIP : 19751127 200701 1 006
PURWOJATI
BANYUMAS
2015
2. ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn. Sj
DENGAN FOKUS TN. SJ DENGAN HIPERTENSI
DI DESA KARANGTALUN LOR Rt 03/ Rw 04
PURWOJATI
A. PENGKAJIAN
Pengkajian dilakukan pada tanggal 17 September 2015. Dari hasil pengkajian
didapatkan hasil:
I. Data umum
1. Nama keluarga : Tn. Sj
2. Alamat : Karantalun lor Rt 03/04, Purwojati,
Banyumas
3. Pekerjan KK : Petani
4. Pendidikan KK : SMP
5. Komposisi keluarga :
No Nama JK
Hub dg
keluarga
Umur Pendidikan Pekerjaan
Status
kesehatan
1. Tn.Sj L Suami 45 SMP Petani Sakit
2. Ny.S P Istri 40 SD IRT Sehat
3. An.S P Anak 8 SD Sekolah Sehat
6. Genogram
Keterangan:
: laki-laki
: perempuan
` : pasien
: keguguran
: tinggal serumah
3. : garis perkawinan
: garis keturunan
7. Tipe keluarga
Keluarga Tn. Sj termasuk dalam tipe keluarga nuclear family/keluarga inti
yaitu terdiri dari ayah, ibu dan anak.
II. Fungsi Keluarga
1. Fungsi Perawatan kesehatan
a. Mengenal adanya masalah
Pada saat dilakukan pengkajian Ny.S tampak sehat tidak mempunyai
penyakit keturunan. Tn. Sj mengatakan tidak mempunyai penyakit
keturunan, kadang-kadang pusing, cepat lelah, kaki pegel, kalu sudah
seperti itu tekanan darah Tn. Sj meningkat. Tn. Sj masih belum mengenal
masalh hipertensi.
b. Mengambil keputusan yang tepat
Tn. Sj mengatakan jika ada keluarga yang sakit dibawa ke puskesmas
atau ke dokter.
c. Merawat anggota yang sakit
Tn,R menganggap rasa pusing dan mudah lelah yang dialaminya itu
penyakit, Tn. Sj biasanya istirahat dan segera memeriksakan ke
puskesmas dan minum obat agar cepat sembuh.
d. Memelihara dan memodifikasi lingkungan
Keluarga Tn. Sj tidak begitu memperhatikan bagaimana cara memelihara
dan memodifikasi rumah dan lingkungan yang sehat, namun pencahayaan
dan ventilasi cukup baik, ada kamar mandi dan Wc.
e. Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada
Keluarga Tn. Sj mengetahui ada fasilitas kesehatan di dekat rumahnya
(Bidan, Mantri, dan Pukesmas) tetapi Tn. Sj mengatakan belum optimal
memeriksakan kesehatannya.
III. Pemeriksan fisik
a. Tn. Sj
Tekanan Darah : 170/90 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Respirasi : 20 x/menit
b. Ny.S
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Nadi : 84 x/menit
4. Respirasi : 20 x/menit
c. An.S
Nadi : 80 x/menit
Respirasi : 20 x/menit
IV. Harapan keluarga
Harapan keluarga Tn.Sj adalah perawat dapat memberikan informasi
kesehatan sehingga Tn. Sj dapat memelihara kesehatannya dan meningkatkan
derajat kesehatan keluarga.
B. ANALISA DATA
NO Data Problem Etiologi
1 Ds : Tn. Sj mengatakan pusing
P : Nyeri kepala
Q : muter-muter
R : Kepala
S : Skala 4
T : Continue
Do : TD: 170/90 mmHg, N:
80x/menit.
Pasien tampak meringis
menahan nyeri
Nyeri akut Ketidakmampuan
keluarga merawat
anggota keluarga
yang sakit
2 Ds : Tn. Sj mengatakan pusing,
dan Tn. Sj serta keluarga tidak
tahu apa yang harus dilakukan
Do : TD: 170/90 mmHg, N:
80x/menit.
Latar belakang Tn.R adalah SD
Risiko perubahan
perfusi jaringan
serebral
Ketidakmampuan
keluarga mengenal
masalah kesehatan
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat
anggota keluarga yang sakit.
2. Risiko perubahan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan.
D. SKORING DIAGNOSA 1
5. No Kriteria Bobot Nilai Pembenaran
1 Sifat masalah : risiko 3 3/3x1 = 1 Masalah
actual sedang
terjadi
2 Kemungkinan
masalah dapat diubah
: sebagian
1 1/2 x 2 = 1 Kemungkinan
masalah dapat
diubah
sebagian
dengan
melibatkan
anggota
keluarga
3 Potensial masalah
dapat dicegah :
sedang
1 2/3 x 1 =2/3 Dengan
adanya
penyuluhan
hipertensi
dapat dicegah
4 Menonjolnya
masalah : segera
ditangani
2 2/2 x 1 = 1 Masalah
harus segera
ditangani
karena dapat
menyebabkan
keparahan
penyakit
Total 3 2/3
SKORING DIAGNOSA 2
No Kriteria Bobot Nilai Pembenaran
1 Sifat masalah : risiko 2 2/3 x 1: 2/3 Masalah
6. bersifat
risiko, sudah
sedang terjadi
2 Kemungkinan
masalah dapat diubah
: sebagian
1 1/2 x 2 = 1 Kemungkinan
masalah dapat
diubah
dengan
melibatkan
anggota
keluarga
3 Potensial masalah
dapat dicegah : tinggi
3 3/3 x 1 =1 Potensial
dapat dicegah
dengan
perubahan
pola hidup
4 Menomjolnya
masalah : segera
ditangani
2 2/2 x 1 = 1 Masalah
harus segera
ditangani
karena dapat
menyebabkan
keparahan
penyakit
Total 3 2/3
7. E. INTERVENSI
DX Tujuan jangka panjang
Tujuan jangka
pendek
KRITERIA EVALUASI
INTERVENSIKRITERIA STANDAR
Nyeri akut berhubungan
dengan ketidakmampuan
keluarga merawat
anggota keluarga yang
sakit
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
selama proses
keperawatan
diharapkan nyeri
berkurang atau hilang
Keluarga
mampu
merawat
anggota
keluarga yang
sakit
Verbal dan
motorik
Keluarga dapat
melakukan teknik
relaksasi
1. berikan pengetahuan keluarga tentang teknik
relaksasi dan keuntungannya
2. ajarkan teknik relaksasi
3. berikan kesempatan keluarga untuk bertanya
4. berikan reinforcement positif kepada
keluarga
Risiko perubahan
perfusi jaringan serebral
berhubungan dengan
ketidakmampuan
keluarga mengenal
masalah
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
selama proses
keperawatan
diharapkan perubahan
perfusi jaringan
serebral tidak terjadi
Keluarga
mampu
mengenal
masalah
verbal Keluarga dapat
memahami tentang
hipertensi
1. berikan pendidikan kesehatan tentang
hipertensi
2. diskukan tentang penyakit hipertensi dengan
keluarga
F. IMPLEMENTASI
8. DX TUPEN TANGGAL IMPLEMENTASI EVALUASI
Nyeri akut berhubungan
dengan ketidakmampuan
keluarga merawat
anggota keluarga yang
sakit
Keluarga mampu merawat
anggota keluarga yang sakit
1. Memberikan pengetahuan keluarga
tentang teknik relaksasi dan
keuntungannya
2. Mengajarkan teknik relaksasi
3. Memberikan kesempatan keluarga
untuk bertanya
4. Memberikan reinforcement positif
kepada keluarga
S: pasien dan keluarga mengatakan
sudah dapat menggunakan teknik
relaksasi
O: pasien dan keluarga mampu
melakukan teknik relaksasi
A: masalah teratasi
P: pertahankan intervensi
Risiko perubahan
perfusi jaringan serebral
berhubungan dengan
ketidakmampuan
keluarga mengenal
masalah
Keluarga mampu mengenal
masalah
1. Memberikan pendidikan kesehatan
tentang hipertensi
2. Mendiskukan tentang penyakit
hipertensi dengan keluarga
S: pasien dan keluarga mengatakan
tahu tentang penyakit hipertensi
O: pasien dan keluarga mampu
menjelaskan kembali pengertian,
penyebab, tanda dan gejala hipertensi
A: masalah teratasi
P: pertahankan nintervensi