SlideShare a Scribd company logo
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rumitnya tubuh manusia dan adanya kekhususan sel dan jaringan
memerlukan komunikasi internal yang bisa mengatur berbagai proses dalam tubuh.
Hal ini penting supaya bagian tubuh dapat berfungsi sebagai satu unit dalam
memenuhi kebutuhan tubuh tertentu. Ada dua sistem tubuh yang bisa mengatur
macam-macam proses ini, yaitu sistem endokrin dan sistem persarafan. Kedua sistem
ini dapat bekerja samauntuk mengkoordinasi fungsi tubuh sehingga tubuh bisa
mengadakan respons yang sesuai terhadap perubahan lingkungan.
Sistem endokrin terdiri atas hipofisis anterior dan posterior, tiroid, paratiroid,
korteks adrenal, medula adrenal, pankreas, gonad, badan pineal, serta timus. Selain
itu, masih ada sel endokrin khusus yang terdapat pada traktus gastrointestinal.
Hormon kelenjar endokrin adalah vital dalam mempertahankan kehidupan, termasuk
fungsi diferensiasi, reproduksi, adaptasi, pertumbuhan, perkembangan, adan proses
menua (senescence).
Sistem endokrin mengoordinasi fungsi tubuh dengan memproduksi dan
mengeluarkan (sekresi) hormon. Hormon adalah zat yang dikeluarkan oleh sel
endokrin ke dalam darah agar zat ini bisa mengadakan perubahandi tempat yang
dituju. Hormon bisa mempengaruhi sel atau jaringan tertentu apabila sel atau jaringan
tersebut mempunyai reseptor (penerima) untuk hormon tertentu. Sel, jaringan, atau
organ yang mengadakan respon terhadap hormon tertentu disebut sel target atau
organ target.
Kadar hormon harus dipertahankan pada batas yang tepat karena jumlah
hormon yang tepat sangat perlu untuk mempertahankan kesehatan sel atau organ
tertentu.
Pada bagian kepala, terdapat salah satu sistem endokrin yang dikenal dengan nama
Hipotalamus. Walaupun hipotalamus adalah bagian terkecil otak, hipotalamus
menerima input baik langsung maupun tidak langsung dari semua bagian otak.
Hipotalamus juga pengendali utama hipofisis anterior dan posterior. Dengan
demikian hipotalamus menjadi pengendali global semua sitem endokrin.
Kelenjar hipofisis mempunyai dua komponen dan dua komponen ini
mempunyai fungsi yang tidak sama. Komponen ini adalah adenohipofisis (hipofisis
anterior) dan neurohipofisis (hipofisis posterior). Hipotalamus berhubungan dengan

1
dengan hipofisis posterior melalui sistem persarafan, sedangkan berhubungan dengan
hipofisis anterior adalah melalui pembuluh darah. Hormon hipofisis posteroior
dihasilkan oleh hipotalamus, kemudian melalui akson dari saraf dibawa dan disimpan
ke dalam kelenjar hipofisis posterior.
Darah yang mengalir ke dalam kelenjar hipofisis anterior harus melewati
hipotalamus terlebih dahulu. Hipotalamus mengendalikan hipofisis anterior dengan
menghasilkan dan mengeluarkan hormon releasing atau inhibiting ke dalam darah.
Melalui peredaran darah hormon ini disimpan ke dalam hipofisis anterior.
Kelenjar hipofisis posterior menyimpan dan mengeluarkan dua hormon,
hormon antidiuretik atau vasopresin (ADH) dan oksitosin. Kedua hormon ini
dihasilkan oleh hipotalamus. Organ target hormon ADH atau vasopresin adalah ginjal
dan funsi utamanya adalah: mengatur osmolalitas dan volume air dalam tubuh,
meningkatkan permeabilitas tubula ginjal terhadap air sehingga lebih banyak air yang
direabsorsi, menstimulasi rasa haus. Organ target oksitosin adalah payudara dan
uterus, fungsinya: pengeluaran air susu ibu (ASI) yang sedang laktasi dan
meningkatkan kontraksi uterus bila sudah ada his.
Hormon yang dihasilkan oleh hipofisis anterior meliputi: Growth Hormone
(GH) atau hormon pertumbuhan dengan organ targetnya adalah seluruh tubuh.
Prolaktin (PRL), thyroid-stimulating hormone (TSH), adrenocorticotrophic hormone
(ACTH). Gonadotropin, terdiri atas follicle stimulating hormone (FSH) dan
luteinizing hormone (LH). (Mary Baradero dkk, 2005)
Maka apabila semua sistem endokrin tersebut di atas mengalami gangguan
yang disebabkan oleh berbagai kondisi patologis, terlebih lagi pada bagian
hipotalamus yang terkhusus pada kelenjar hipofisis baik posterior maupun anterior
akan sangat mempengaruhi berbagai fungsi tubuh dalam memenuhi kebutuhan tubuh
tertentu yang sangat berpengaruh pada tingkat kesehatan. Oleh karena itu, maka
sangat perlu dibahas lebih jauh dan lebih dalam lagi mengenai konsep penyakit
hipofisis yang sesuai dengan tugas yang telah diberikan kepada kelompok kami
untuk membahas tentang konsep Hiperpituitari dan konsep asuhan keperawatannya.

B. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini yaitu:
1. Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah KMB I sebagai salah kriteria standar dalam
penilaian secara berkelompok.

2
2. Membahas tentang konsep penyakit Hiperpituitari seperti yang telah ditugaskan
kepada kelompok kami yang meliputi:
 Pengertian
 Anatomi fisiologi
 Etiologi
 Manifestasi klinis
 Patofisiologi
 Komplikasi
 Pemeriksaan penunjang, dan
 Penatalaksanaan medis.
3. Menuliskan konsep asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan hiperpituitari
yang dimulai dari pengakajian, diagnosa, dan intervensi.

C. Permasalahan
Berdasarkan tujuan di atas, maka yang menjadi permasalahan yang akan
dibahas dalam makalah ini yaitu mengenai:
a. Konsep penyakit hiperpituitari yang meliputi, pengertian, anatomi fisiologi,
etiologi, manifestasi klinis, patofisiologi, komplikasi, pemeriksaan penunjang, dan
penatalaksanaan medis.
b. Konsep Asuhan Keperawatan Pada klien Dengan Masalah Hiperpituitari.

D. Manfaat
Manfaat secara umum dengan adanya makalah ini tentunya dapat menjadi sumber
pengetahuan bagi semua pihak demi pengembangan wawasan dan ilmu pengetahuan
dalam bidang keperawatan khususnya bagi para mahasiswa dan mahsiswi
keperawatan sebagai bekal kedepannya ketika terjun di masyarakat.

3
BAB II
KONSEP PENYAKIT HIPERPITUITARI
A. Pengertian
Hiperpituitary adalah suatu kondisi patologis yang terjadi akibat tumor atau
hiperplasi hipofisisme sehingga menyebabkan peningkatkan sekresi salah satu
hormone hipofise atau lebih yang dikeluarkan oleh kelenjar pituitari . Hormon–
hormon hipofisis lainnya sering dikeluarkan dalam kadar yang lebih rendah. (Asuhan
Keperawatan Klien Dengan Gangguan Kelenjar Hipofise, Hotma Rumahardo, 2000 :
36).
Hiperpituitary adalah suatu keadaan dimana terjadi sekresi yang berlebihan
satu atau lebih hormone-hormone yang disekresikan oleh kelenjar pituitary{ hipofise}
biasanya

berupa

hormone

-

hormone

hipofise

anterior.

(http://www.askep.hiperpituitaryi.com/2008).
Hiperpitutari adalah suatu kondisi patologis yang terjadi akibat tumor atau
hiperplasi hipofise sehingga menyebabkan peningkatan sekresi salah satu hormone
atau lebih.

B. Anatomi Fisiologi

(www.google.com)
Kelenjar hipofisis disebut juga master gland sistem endokrin. Kelenjar ini
menyekresi hormon-hormon yang selanjutnya akan mengendalikan sekresi hormon
4
oleh kelenjar endokrin lainnya. Kelenjar hipofisis sendiri sebagian besar dikontrol
oleh hipotalamus, suatu daerah otak di dekat kelenjar tersebut.
Kelenjar hipofisis merupakan struktur berbentuk bulat dengan ukuran kuranglebih 1,27 cm (1/2 inci) yang terletak pada permukaan inferior otak dan dihubungkan
dengan hipotalamus melalui tangkai hipofisis. Kelenjar hipofisis dibagi menjadi lobus
anterior dan posterior. (Keperawatan Medikal- Bedah, Brunner & Suddarth 1997:
1291-1292)
Kelenjar hipofisis posterior menyimpan dan mengeluarkan dua hormon,
hormon antidiuretik atau vasopresin (ADH) dan oksitosin. Kedua hormon ini
dihasilkan oleh hipotalamus. Organ target hormon ADH atau vasopresin adalah ginjal
dengan fungsi: mengatur osmolalitas dan volume air dalam tubuh, meningkatkan
permeabilitas tubula ginjal terhadap air sehingga lebih banyak air yang direabsorsi,
menstimulasi rasa haus. Organ target hormon oksitosin adalah payudara dan uterus
dengan fungsi: pengeluaran air susu ibu (ASI) yang sedang laktasi, dan meningkatkan
kontraksi uterus bila sudah ada his.
Sedangkan untuk hipofisis anterior menyimpan dan mengeluarkan beberapa
hormon yakni, Growth Hormone (GH) atau hormon pertumbuhan. Organ targetnya
adalah seluruh tubuh dengan fungsi: pertumbuhan sel dan tulang, mempengaruhi
metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak. Kemudian hormon Prolaktin (PRL)
dengan organ targetnya adalah payudara dan gonad dengan fungsi: untuk
perkembangan payudara dan laktasi, pengatur organ reproduksi wanita dan pria.
Selanjutnya thyroid stimulating hormone (TSH) dengan organ target adalah kelenjar
tiroid, fungsinya: untuk pertumbuhan dan fungsi tiroid, mengendalikan semua fungsi
tiroid. Adrenocorticotrophic hormone (ACTH) dengan organ target adalah korteks
adrenal yang berfungsi: untuk pertumbuhan dan mempertahankan besar korteks
adrenal, mengendalikan keluarnya (release) glukokortikoid (kortisol) dan adrenal
androgen (sifat kejantanan). Selanjutnya hormon Gonadotropin yang terdirir atas
follicle stimulating hormone (FSH), dan liteunizing hormone (LH) dimana organ
targetnya adalah gonad yang berfungsi: menstimulasi gametogenesis dan produksi
steroid seks pada pria dan wanita. ( Seri Asuhan Keperawatan KLIEN DENGAN
GANGGUAN SISTEM ENDOKRIN, Mary Baradero dkk, 2005: 4-6)

Fungsi Hipofisis yang Abnormal
Abnormalis funsi hipofisis disebabkan oleh hipersekresi atau hiposekresi
setiap hormon yang diproduksi atau dilepas oleh kelenjar tersebut. Kelainan lobus

5
anterior dan posterior hipofisis dapat terjadi tanpa tergantung satu sama lain.
Hipersekresi paling sering mengenai ACTH atau hormon pertumbuhan yang
menimbulkan keadaan yang masing-masing dikenal dengan nama penyakit Cushing
dan akromegali. (Keperawatan Medikal- Bedah, Brunner & Suddarth 1997: 1293)

C. Etiologi
Hiperpituitari dapat terjadi akibat malfungsi kelenjar hipofisis atau hipotalamus,
penyebab mencakup :
Adenoma primer salah satu jenis sel penghasil hormone, biasanya sel penghasil
GH,ACTH atau prolakter.
Tidak ada umpan balik kelenjar sasaran, misalnya peningkatan kadar TSH terjadi
apabila sekresi kelenjar tiroid menurun atau tidak ada. (Buku Saku Patofisiologis,
Elisabeth, Endah P. 2000. Jakarta : EGC)

D. Manifestasi Klinis
 Perubahan bentuk dan ukuran tubuh serta organ – organ dalam (seperti tangan,
kaki, jari – jari tangan, lidah, rahang, kardiomegali)
 Impotensi
 Visus berkurang
 Nyeri kepala dan somnolent
 Perubahan siklus menstruasi (pada klien wanita), infertilitas
 Libido seksual menurun
 Kelemahan otot, kelelahan dan letargi (Hotman Rumahardo, 2000 : 39)

E. Patofisiologi
Hiperfungsi hipofise dapat terjadi dalam beberapa bentuk bergantung pada sel
mana dari kelima sel-sel hipofise yang mengalami hiperfungsi. Kelenjar biasanya
mengalami pembesaran disebut adenoma makroskopik bila diameternya lebih dari 10
mm atau adenoma mikroskopik bila diameternya kurang dari 10 mm, yang terdiri atas
1 jenis sel atau beberapa jenis sel. Adenoma hipofisis merupakan penyebab utama
hiperpituitarisme.penyebab adenoma hipofisis belum diketahui. Adenoma ini hampir
selalu menyekresi hormon sehingga sering disebut functioning tumor.
Kebanyakan adalah tumor yang terdiri atas sel-sel penyekresi GH,ACTH dan
prolaktin. Tumor yang terdiri atas sel-sel pensekresi TSH-,LH- atau FSH- sangat

6
jarang terjadi. Functioning tumor yang sering di temukan pada hipofisis anterior
adalah:
1. prolactin-secreting tumors ( tumor penyekresi prolaktin ) atau prolaktinoma.
Prolaktinoma (adenoma laktotropin) biasanya adalah tumor kecil, jinak, yang
terdiri atas sel-sel pensekresi prolaktin. Gejala khas pada kondisi ini sangat jelas pada
wanita usia reproduktif dan dimana terjadi tidak menstruasi, yang bersifat primer dan
sekunder, galaktorea (sekresi ASI spontan yang tidak ada hubungannya dengan
kehamilan), dan infertilitas.

2. somatotroph tumors ( hipersekresi pertumbuhan )
Adenoma somatotropik terdiri atas sel-sel yang mengsekresi hormon
pertumbuhan. Gejala klinik hipersekresi hormon pertumbuhan bergantung pada usia
klien saat terjadi kondisi ini.
Misalnya saja pada klien prepubertas,dimana lempeng epifise tulang panjang
belum menutup, mengakibatkan pertumbuhan tulang-tulang memanjang sehingga
mengakibatkan gigantisme. Pada klien postpubertas, adenoma somatotropik
mengakibatkan akromegali, yang ditandai dengan perbesaran ektremitas ( jari,
tangan, kaki ), lidah, rahang, dan hidung. Organ-organ dalam juga turut membesar (
misal; kardiomegali).
Kelebihan hormon pertumbuhan menyebabkan gangguan metabolik, seperti
hiperglikemia dan hiperkalsemia. Pengangkatan tumor dengan pembedahan
merupakan pengobatan pilihan. Gejala metabolik dengan tindakan ini dapat
mengalami perbaikan, namun perubahan tulang tidak mengalami reproduksi.

3. corticotroph tumors ( menyekresi ardenokortikotrofik /ACTH )
Adenoma kortikotropik terdiri atas sel-sel pensekresi ACTH. Kebanyakan
tumor ini adalah mikroadonema dan secara klinis dikenal dengan tanda khas penyakit
Cushing’s.
Ada dua perubahan fisiologis karena tumor hipofisis:
1. perubahan yang timbul karena adanya space-occupying mass dalam kranium.
2. perubahan yang di akibatkan oleh hipersekresi hormone dari tumornya itu sendiri.
Adenoma hipofisis adalah adenoma intraselular (tumor didalam sella tursika ),
dengan besar diameter kurang dari 1cm dengan tanda-tanda hipersekresi hormone.
Klasifikasi hipofisis/ adenoma hipofisis.
1. encapsulated (tidak ada metastasis dalam sella tursika )

7
2. invasive ( sella tursika rusak karena metastasis )
3. mikroadenoma ( encapsulate tumor dengan diameter kurang dari 10 mm )
4. makroadenoma ( encapsulate tumor dengan diameter lebih dari 10mm).
Tumor ini bisa sampai ke suprasellar.
Perubahan neurologis bisa terjadi akibat tekanan jaringan tumor yang semakin
membesar tekanan ini bisa terjadi saraf optic, saraf kranial III (okulomotor ), saraf
kranial IV ( troklear ), dan saraf kranial V (trigeminal).tumor yang sangat besar bisa
menginfiltrasi hipotalamus.

F. Komplikasi
SIADH
Galaktore
Gigantisme
Akromegali
kardiomegali

G. Pemeriksaan Penunjang
o Pemeriksaan fungsi target organ
o Kadar prolaktin serum ; ACTH, GH, TSH, FSH dan LH
o CT – Scan / MRI
o Pengukuran lapang pandang
o Pemeriksaan hormon
o Angiografi
o Tes toleransi glukosa
o Tes supresi dengan dexamethason (Hotman Rumahardo, 2000 : 39).

H. Penatalaksanaan Medis
1. Hipofisektomi melalui nasal atau jalur transkranial (pembedahan)
2. Kolaborasi pemberian obat – obatan seperti bromokriptin (parlodel)
3. Observasi efek samping pemberian bromokriptin
4. Kolaborasi pemberian terapi radiasi
5. Awal efek samping terapi radiasi. (Nelson, 2000 : 227)

8
BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN
DENGAN GANGGUAN HIPERPITUITARI
A. Pengkajian
 Pengkajian perawatan secara umum
o Pemantauan akan potensial komplikasi kelainan endokrin dan pengelolaannya
o Pemantauan akan tanda – tanda dan gejala klinik yang menunjukkan adanya
ketidakseimbangan hormonal
o Mengetahui persepsi pasien dan keluarga pasien mengenai masalah kesehatan,
pengelolaan dan bantuan yang diperlukan
o Menentukan narasumber yang diperlukan pasien dan keluarganya untuk dapat
mengatasi penyakitnya dan untuk pengelolaannya di rumah sakit dan setelah
pulang dari rumah sakit
o pengkajian psikologis dan sosial
 Pengkajian keperawatan secara khusus
Demografi
1. Kaji usia, jenis kelamin dan riwayat penyakit yang sama dalam keluarga
2. Kaji riwayat penyakit, Tanyakan manifestasi klinis dari peningkatan prolaktin, GH
dan ACTH mulai dirasakan


Biodata
 Identitas Klien

Nama

:

Umur

:

Jenis Kelamin

:

Status Perkawinan

:

Agama

:

Suku/bangsa

:

Pendidikan

:

Pekerjaan

:

Pendapatan

:

Alamat

:

 Identitas penanggung
Nama

:

9
Umur

:

Jenis Kelamin

:

Status Perkawinan

:

Agama

:

Suku/bangsa

:

Pendidikan

:

Pekerjaan

:

Pendapatan

:

Hub. Dengan Klien

:

Alamat

:

Klien dengan hiperpituitari dapat terjadi di wilayah manapun, dan penyakit ini
dapat terjadi pada pria dan wanita pada umunya terjadi pada orang dewasa.
3. Riwayat Penyakit sekarang
-

Keluhan utama : nyeri

-

Riwyat Keluhan utama:
P

: nyeri

Q

: seperti ditusuk-tusuk
Setiap 2 jam

R

: Kepala

S

: 3 (0-5)

T

: Pada Saat beraktivitas

4. Pemeriksaan fisik dan masalah klinik yang sering di jumpai, meliputi :
 Amati dan palpasi daerah kepala, biasanya ada nyeri tekan akibat penekanan oleh
tumor
 Amati bentuk wajah, khas apabila ada hipersekresi GH seperti bibir dan hidung
besar, dagu menjorok ke depan
 Amati adanya kesulitan mengunyah dan geligi yang tidak tumbuh dengan baik
 Pemeriksaan ketajaman penglihatan akibat kompresi saraf optikus, akan dijumpai
penurunan visus
 Amati perubahan pada persendian dimana klien mengeluh nyeri dan sulit bergerak
 Peningkatan perspirasi pada kulit menyebabkan kulit basah karena berkeringat
 Suara membesar karena hipertropi laring
 Pada palpasi abdomen, didapat hepatomegali dan splenomegali
 Hipertensi

10
 Disfagia akibat lidah membesar
 Pada perkusi dada dijumpai jantung membesar
 Kelemahan
 Perubahan nutrisi
 Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit
 Perubahan karakteristik tubuh
 Intoleransi terhadap stress
 Ketidakstabilan emosional

Klasifikasi Data
 Data Subjektif


Klien mengatakan nyeri di kepala



Klien mengatakan nyeri apabila beraktivitas



Klien mengatakan nyeri seperti ditusuk-tusuk



Klien mengatakan malu dengan adanya perubahan pada bentuk tubuhnya



Klien mengatakan malu untuk berinteraksi dengan orang lain



Klien mengatakan kesulitan dalam melakukan hubungan seks



Klien mengatakan gairah seksualnya menurun.

 Data Objektif
Nyeri tekan pada daerah kepala
Skala nyeri 3(0-5)
Ekspresi wajah nampak meringis
Ekspresi klien tampak bersedih dan menarik diri
Bentuk wajah, lidah, kedua tangan dan kaki klien tampak membesar
Rahang bawah atau dagu klien menjadi besar
Rambut badan klien semakin kasar
Klien tampak letih, lemah, dan lesuh
Klien tampak tidak bersemangat

Analisis Data

11
1. DS :

Adenoma Hipofisis
No.

Symptom

Klien mengatakan nyeri di
kepala

function hormon

Klien mengatakan nyeri
apabila beraktivitas

Tumor/perbesaran kelenjar

Klien mengatakan nyeri
seperti ditusuk-tusuk

Hipersekresi hormon

DO:
Nyeri tekan pada daerah

Penekananan jaringan

kepala

intrakranial oleh tumor

Skala nyeri 3(0-5)
Ekspresi wajah nampak

nyeri

meringis
2. DS:
Klien mengatakan malu

Hiperfungsi hipofisis

Perubahan citra tubuh

(hipofisis anterior)

dengan adanya perubahan
pada bentuk tubuhnya

Adenoma hipofisis

Klien mengatakan malu
untuk berinteraksi dengan
orang lain

Hiperekskresi hormon
pertumbuhan

DO:
Ekspresi klien tampak
bersedih dan menarik diri
Bentuk wajah, lidah,

Perubahan bentuk abnormal
tubuh yang makin
membesar

kedua tangan dan kaki
klien tampak membesar

Perubahan citra tubuh

Rahang bawah atau dagu
klien menjadi besar
Rambut badan klien
semakin kasar
3. DS:

Adenoma hipofisis anterior

Disfungsi seksual

Klien mengatakan
kesulitan dalam

Function hormon

12
melakukan hubungan seks
Klien mengatakan gairah
seksualnya menurun.

Hiperekskresi hormon TSH,
FSH, LH

DO:
Klien tampak letih, lemah,

Libido menurun

dan lesuh
Klien tampak tidak

Disfungsi seksual

bersemangat

Prioritas masalah:
Nyeri
Perubahan citra tubuh
Disfungsi seksual

B. Diagnosa Keperawatan
o Nyeri kepala yang berhubungan dengan penekanan jaringan oleh tumor
ditandai dengan:
DS:
 Klien mengatakan nyeri di kepala
 Klien mengatakan nyeri apabila beraktivitas
 Klien mengatakan nyeri seperti ditusuk-tusuk
DO:
 Nyeri tekan pada daerah kepala
 Skala nyeri 3(0-5)
 Ekspresi wajah nampak meringis
o Perubahan citra tubuh yang berhubungan dengan perubahan penampilan fisik
ditandai dengan:
DS:
 Klien mengatakan malu dengan adanya perubahan pada bentuk
tubuhnya
 Klien mengatakan malu untuk berinteraksi dengan orang lain
DO:

13
 Ekspresi klien tampak bersedih dan menarik diri
 Bentuk wajah, lidah, kedua tangan dan kaki klien tampak membesar
 Rahang bawah atau dagu klien menjadi besar
 Rambut badan klien semakin kasar
o Disfungsi seksual yang berhubungan dengan penurunan libido ditandai
dengan:
DS:
 Klien mengatakan kesulitan dalam melakukan hubungan seks
 Klien mengatakan gairah seksualnya menurun.
DO:
 Klien tampak letih, lemah, dan lesuh
 Klien tampak tidak bersemangat

C. Intervensi Keperawatan
Rencana Keperawatan
Tujuan

Intervensi

Rasional

Tupan:

1. Dorong klien agar mau

1.agar perawat

Setelah diberikan

mengungkapkan apa yang dirasakan

mengetahui apa

asuhan keperawatan

yang dirasakan

selama 5 hari nyeri

klien

teratasi
Tupen:

2.Kaji skala nyeri

2. untuk

Setelah diberikan

mengetahui

asuhan keperawatan

intensitas dari nyeri

selama 4 jam nyeri

dan untuk

berkurang, dengan

menentukan

kriteria:

intervensi

o Klien mengatakan

selanjutnya

nyeri berkurang
o Ekspresi wajah
tenang

3. Berikan tehnik relaksasi dan

3. pengalihan

distraksi

perhatian dapat
mengurangi rasa
nyeri.

4. Kolaborasi pemberian analgetik

4. pemberian obat

14
untuk mengurangi rasa nyeri.

analgetik untuk
mengurangi nyeri

Tupan:

Klien dengan kelebihan GH

Setelah diberikan

1. Dorong klien agar mau

1. Agar perawat

asuhan keperawatan

mengungkapkan pikiran dan

dapat mengetahui

selama 2 sampai 3

perasaannya terhadap perubahan

apa yang dirasakan

minggu klien akan

penampilan tubuhnya

oleh klien

memiliki kembali

sehubungan

citra tubuh yang

perubahan

positif

tubuhnya

Tupen:

2. Bantu klien mengidentifikasi

2. Agar klien

Setelah diberikan

kekuatannya serta segi-segi positif

mampu

asuhan keperawatan

yang dapat dikembangkan oleh klien

mengembangkan

selama 5 hari
penampilan fisik klien

dirinya kembali
Klien dengan kelebihan prolaktin

1. agar klien tetap

dapat lebih membaik

1.Yakinkan klien bahwa sebagian

optimis dan berfikir

dengan kriteria hasi:

gejala dapat berkurang dengan

positif selama

o Ukuran tubuh

pengobatan (ginekomastia, galaktorea)

pengobatan.

pasien yang

2. Dorong klien untuk

memebesar

mengungkapkan perasaanya.

2. Agar perawat

berangsur-angsur

dapat mengetahui

membaik

apa yang dirasakan

o Klien mengatakan
merasa lebih baik

Pemberian obat-obatan

oleh klien

1. Kolaborasi pemberian obat-obat

1. obat-obatan

dengan perubahan

seperti:

keadaan tubuhnya

bromokriptin

yang membaik.

(parloden).
Merupakan obat
pilihan pada
kelebihan
prolaktin. Pada
mikroadenoma,
prolaktin dapat
normal kembali.
Juga diberikan

15
pada klien dengan
akromegali, untuk
mengurangi ukuran
tumor.
2. Observasi efek samping pemberian 2. efek samping
obat

Obat seperti
bromokriptin mis:
hipotensi ortostatik,
iritasi lambung,
mual, kram
abdomen,
konstipasi, bila ada
efek samping di
atas kolaborasi
dengan dokter,
berikan obatobatan setelah klien
makan (tidak
diberikan di antara
waktu makan)

3. Kolaborasi pemberian terapi radiasi.

3. Radiasi
memberikan
manfaat pengecilan
tumor, menurunkan
kadar GH , tetapi
dapat pula
mempengaruhi
fungsi hipofisis.

4. Awasi efek samping terapi radiasi

4. mencegah
terjadi efek
samping seperti:
hipopituitarisme,
kerusaka nervus
optikus, disfungsi
okulomotorius,

16
perubahan lapang
pandang
Tupan:

1. Identifikasi masalah spesifik yang

1. agar perawat

Setelah diberikan

berhubungan dengan pengalaman pada

dapat mengetahui

asuhan keperawatan

klien terhadap fungsi seksualnya

masalah seksual

selama 7 hari klien

klien dan lebih

dapat mencapai

terbuka kepada

tingkat kepuasan

perawat.

pribadi dari fungsi

2. Dorong klien agar mau

2. agar klien

seksual

mendiskusikan masalah tersebut

mendapat hasil

Tupen:

dengan pasangannya.

mufakat bersama

Setelah diberikan

pasangannya.

asuhan keperawatan
selama 3 hari masalah

3. Kolaborasi pemberian obat – obatan

penurunan libido

bromokriptin dan gonadotropin

klien berangsurangsur dapat kembali
normal dengan
kriteria hasil:
o Klien mengatakan
merasa lebih baik
dalam kegiatan
seksualnya
o Klien tampak lebih
bersemangat

17
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hiperpituitary adalah suatu kondisi patologis yang terjadi akibat tumor atau
hiperplasi hipofisisme sehingga menyebabkan peningkatkan sekresi salah satu
hormone hipofise atau lebih yang dikeluarkan oleh kelenjar pituitari. Kondisi ini juga
bisa disebabkan oleh karena tidak adanya umpan balik oleh organ target sebagai
penerima hormon yang disekresi oleh kelenjar pituitari.

B. Saran
Semoga makalah ini dapat dimanfaatkan sesuai dengan kebutuhan dan
sasarannya. Kami selalu membuka diri untuk menerima saran dan kritik dari semua
pihak yang sama-sama bertujuan membangun makalah ini demi perbaikan dan
penyempurnaan dalam pembuatan makalah kami ke depannya.

18
DAFTAR PUSTAKA
 Nelson, Ilmu Kesehatan Anak. 2001. Bag.3. Penerbit Buku Kedokteran Elisabeth
J. Corwin, patofisiologi.
 Elisabeth j. Corwin. 2000. Buku Saku Patofisiologis. Jakarta : EGC.
 Hotman Rumahardo. 2002. Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan
Sistem Endrokin. Jakarta : EGC.
 Marry Baradero, dkk. 2005. Seri Asuhan Keperawatan KLIEN DENGAN
GANGGUAN SISTEM ENDOKRIN. Jakarta: EGC.
 Brunner & Suddarth, 1997. Keperawatan Medikal-Bedah. Jakarta: EGC.

19
Tugas Mata Kuliah : KMB I
Dosen

: Ns. Shanty, S.Kep.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN
GANGGUAN SISTEM ENDOKRIN
“HIPERPITUITARI”

O LE H :

K EL O M P O K 1

La Ode Muhamad Tahir
Aman Sabara
Judianto Rinjani
Syadaria Muhiddin
Esti
Puji Hastuti

AKADEMI KEPERAWATAN
20
PEMKAB. MUNA
2011.

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan
rahmat dan hidayahnya serta taufiknya, akhirnya kami dapat menyelesaikan tugas
Mata Kuliah KMB I yang berjudul ”Asuhan Keperawatan pada Klien Dengan
Gangguan Hiperpituitari”. Tugas makalah ini disusun dengan menggunakan bahasa
yang sederhana dan mudah dimengerti.
Tulisan ini dibuat guna memenuhi tugas yang merupakan salah satu standar
atau kriteria penilaian dari Mata Kuliah KMB I yang telah dipercayakan kepada
kelompok kami yakni Kelompok 1.
Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Ibu Ns. Shanty, S.Kep.
Selaku salah satu dosen pembimbing mata kuliah KMB I di Akper Pemkab. Muna
yang telah banyak mebimbing dan mengarahkan kami sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas makalah ini. Tak lupa pula kami juga mengucapkan terima kasih
kepada pihak-pihak yang telah banyak membantu kami dalam menyelasaikan tugas
makalah ini.
Kami menyadari kekurangan kami sebagai manusia biasa dan oleh karena
keterbatasan sumber referensi yang kami miliki sehingga kiranya dalam makalah ini
masih banyak terdapat kesalahan, kekeliruan, dan kekurangan baik dalam penyusunan
maupun isinya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan adanya saran dan kritik
dari Ibu Dosen Pembimbing dan dari pihak-pihak lain atau sesama teman mahasiswa
untuk dapat menambahkan sesuatu yang kiranya dianggap masih kurang atau
memperbaiki sesuatu yang dianggap salah dalam tulisan ini.
Akhirnya kami mengucapkan banyak terima kasih. Dan semoga makalah ini
dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua sebagai bahan tambahan pengetahuan
untuk lebih memperluas wawasan kita dalam ilmu Keperawatan.

Raha,

November 2011.

21
Penyusun.

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................

i

DAFTAR ISI.......................................................................................................

ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.........................................................................................

1

B. Tujuan......................................................................................................

2

C. Permasalahan...........................................................................................

3

D. Manfaat....................................................................................................

3

BAB II KONSEP PENYAKIT HIPERPITUITARI
A. Pengertian................................................................................................

4

B. Anatomi Fisiologi....................................................................................

4

C. Etiologi....................................................................................................

6

D. Manifestasi Klinis....................................................................................

6

E. Patofisiologi.............................................................................................

6

F. Komplikasi...............................................................................................

8

G. Pemeriksaan Penunjang...........................................................................

8

H. Penatalaksanaan Medis............................................................................

8

BAB III KONSEP ASKEP KLIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM
ENDOKRIN (HIPERPITUITARI)
A. Pengkajian................................................................................................

9

B. Diagnosa Keperawatan............................................................................

13

C. Intervensi.................................................................................................

14

BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan..............................................................................................

18

B. Saran........................................................................................................

18

DAFTAR PUSTAKA

22
LAMPIRAN

23

More Related Content

What's hot

Simtomatologi sistem endokrina
Simtomatologi sistem endokrinaSimtomatologi sistem endokrina
Simtomatologi sistem endokrina
Muhammad Nasrullah
 
Sistem hormon-pada-manusia
Sistem hormon-pada-manusiaSistem hormon-pada-manusia
Sistem hormon-pada-manusia
Hana Hana
 
Sistem hormon manusia
Sistem hormon manusiaSistem hormon manusia
Sistem hormon manusia
Tasyaevandriani12
 
Sistem Endokrin - Biologi Kelas XI
Sistem Endokrin - Biologi Kelas XISistem Endokrin - Biologi Kelas XI
Sistem Endokrin - Biologi Kelas XI
Elmira Zanjabila
 
Sistem endokrin kskbkk
Sistem endokrin kskbkkSistem endokrin kskbkk
Sistem endokrin kskbkkMohd Arif
 
Farmakologi Hormon
Farmakologi HormonFarmakologi Hormon
Farmakologi Hormon
Sapan Nada
 
Endokrin
EndokrinEndokrin
Sistem hormon biopsikologi
Sistem hormon biopsikologiSistem hormon biopsikologi
Sistem hormon biopsikologiChici Ernest
 
Sistem hormon manusia
Sistem hormon manusiaSistem hormon manusia
Sistem hormon manusia
Fathia Rosatika
 
SISTEM HORMON
SISTEM HORMON SISTEM HORMON
SISTEM HORMON
Betacarotene
 
Sistem koordinasi 2 (hormon)
Sistem koordinasi 2 (hormon)Sistem koordinasi 2 (hormon)
Sistem koordinasi 2 (hormon)
Yaya Nicky
 
Sistem endokrin (ratna)
Sistem endokrin (ratna)Sistem endokrin (ratna)
Sistem endokrin (ratna)
nan_droet
 
Macam kel. endokrin
Macam kel. endokrinMacam kel. endokrin
Macam kel. endokrin
Nia Indah
 
Ppt sistem hormon pada manusia
Ppt sistem hormon pada manusia Ppt sistem hormon pada manusia
Ppt sistem hormon pada manusia
MargaretSurbakti
 
Tabel Hormon dan Fungsinya
Tabel Hormon dan FungsinyaTabel Hormon dan Fungsinya
Tabel Hormon dan Fungsinya
azzam zukhrofani iman
 
Kelompok 4 sistem hormon
Kelompok 4 sistem hormonKelompok 4 sistem hormon
Kelompok 4 sistem hormonAndi Asri Ainun
 

What's hot (20)

Simtomatologi sistem endokrina
Simtomatologi sistem endokrinaSimtomatologi sistem endokrina
Simtomatologi sistem endokrina
 
Sistem hormon-pada-manusia
Sistem hormon-pada-manusiaSistem hormon-pada-manusia
Sistem hormon-pada-manusia
 
Sistem hormon manusia
Sistem hormon manusiaSistem hormon manusia
Sistem hormon manusia
 
Sistem Endokrin - Biologi Kelas XI
Sistem Endokrin - Biologi Kelas XISistem Endokrin - Biologi Kelas XI
Sistem Endokrin - Biologi Kelas XI
 
Anfis endokrine
Anfis endokrineAnfis endokrine
Anfis endokrine
 
Sistem endokrin kskbkk
Sistem endokrin kskbkkSistem endokrin kskbkk
Sistem endokrin kskbkk
 
Farmakologi Hormon
Farmakologi HormonFarmakologi Hormon
Farmakologi Hormon
 
Askep hipopituitari
Askep hipopituitariAskep hipopituitari
Askep hipopituitari
 
Endokrin
EndokrinEndokrin
Endokrin
 
Sistem hormon biopsikologi
Sistem hormon biopsikologiSistem hormon biopsikologi
Sistem hormon biopsikologi
 
Sistem hormon manusia
Sistem hormon manusiaSistem hormon manusia
Sistem hormon manusia
 
SISTEM HORMON
SISTEM HORMON SISTEM HORMON
SISTEM HORMON
 
Sistem koordinasi 2 (hormon)
Sistem koordinasi 2 (hormon)Sistem koordinasi 2 (hormon)
Sistem koordinasi 2 (hormon)
 
Sistem hormon
Sistem hormonSistem hormon
Sistem hormon
 
Sistem endokrin (ratna)
Sistem endokrin (ratna)Sistem endokrin (ratna)
Sistem endokrin (ratna)
 
Macam kel. endokrin
Macam kel. endokrinMacam kel. endokrin
Macam kel. endokrin
 
Sistem endokrin
Sistem endokrinSistem endokrin
Sistem endokrin
 
Ppt sistem hormon pada manusia
Ppt sistem hormon pada manusia Ppt sistem hormon pada manusia
Ppt sistem hormon pada manusia
 
Tabel Hormon dan Fungsinya
Tabel Hormon dan FungsinyaTabel Hormon dan Fungsinya
Tabel Hormon dan Fungsinya
 
Kelompok 4 sistem hormon
Kelompok 4 sistem hormonKelompok 4 sistem hormon
Kelompok 4 sistem hormon
 

Similar to Askep hiperpituitary

Anfis endokrin
Anfis endokrinAnfis endokrin
Anfis endokrin
materi-x2
 
ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA (SISTEM ENDOKRIN)
ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA (SISTEM ENDOKRIN)ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA (SISTEM ENDOKRIN)
ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA (SISTEM ENDOKRIN)
RizkiPrasetio2
 
Anatomi Fisiologi Sistem Endokrin
Anatomi Fisiologi Sistem Endokrin Anatomi Fisiologi Sistem Endokrin
Anatomi Fisiologi Sistem Endokrin
pjj_kemenkes
 
ppt endokrin1.pptx
ppt endokrin1.pptxppt endokrin1.pptx
ppt endokrin1.pptx
MinYeong2
 
Biologi pelajaran biologi mengenai biologi
Biologi pelajaran biologi mengenai biologiBiologi pelajaran biologi mengenai biologi
Biologi pelajaran biologi mengenai biologi
ChildrenLondon
 
187905914-MAKALAH-HIPOTALAMUS.docx
187905914-MAKALAH-HIPOTALAMUS.docx187905914-MAKALAH-HIPOTALAMUS.docx
187905914-MAKALAH-HIPOTALAMUS.docx
widarma atmaja i komang
 
Sistem hormon pada manusia
Sistem hormon pada manusiaSistem hormon pada manusia
Sistem hormon pada manusiaayu larissa
 
Makalah sistem endokrinologi
Makalah sistem  endokrinologiMakalah sistem  endokrinologi
Makalah sistem endokrinologi
Sentra Komputer dan Foto Copy
 
SISTEM ENDOKRIN.pptx
SISTEM ENDOKRIN.pptxSISTEM ENDOKRIN.pptx
SISTEM ENDOKRIN.pptx
PediatriJuli
 
Modul pertemuan psy faal pkk ke 5 materi sistem ho
Modul pertemuan psy faal pkk ke 5 materi sistem hoModul pertemuan psy faal pkk ke 5 materi sistem ho
Modul pertemuan psy faal pkk ke 5 materi sistem hosuher lambang
 
Sistem_endokrin.pptx
Sistem_endokrin.pptxSistem_endokrin.pptx
Sistem_endokrin.pptx
susisusanti782469
 
Sistem hormon kelas XI
Sistem hormon kelas XI Sistem hormon kelas XI
Sistem hormon kelas XI
EmirSyarif
 
Anatomi & fisiologi endokrin 2014
Anatomi & fisiologi endokrin 2014Anatomi & fisiologi endokrin 2014
Anatomi & fisiologi endokrin 2014Lidya Stephanie
 
Power Point Hormon - Struktur dan Fungsi Biomolekul
Power Point Hormon - Struktur dan Fungsi BiomolekulPower Point Hormon - Struktur dan Fungsi Biomolekul
Power Point Hormon - Struktur dan Fungsi Biomolekul
pure chems
 
PPT BIOLOGI BARU.pptx
PPT BIOLOGI BARU.pptxPPT BIOLOGI BARU.pptx
PPT BIOLOGI BARU.pptx
ElisBureni
 

Similar to Askep hiperpituitary (20)

Askep hiperpituitary AKPER PEMKAB MUNA
Askep hiperpituitary AKPER PEMKAB MUNA Askep hiperpituitary AKPER PEMKAB MUNA
Askep hiperpituitary AKPER PEMKAB MUNA
 
Hormon
HormonHormon
Hormon
 
Anfis endokrin
Anfis endokrinAnfis endokrin
Anfis endokrin
 
ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA (SISTEM ENDOKRIN)
ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA (SISTEM ENDOKRIN)ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA (SISTEM ENDOKRIN)
ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA (SISTEM ENDOKRIN)
 
Anatomi Fisiologi Sistem Endokrin
Anatomi Fisiologi Sistem Endokrin Anatomi Fisiologi Sistem Endokrin
Anatomi Fisiologi Sistem Endokrin
 
Sistem Endokrin
Sistem EndokrinSistem Endokrin
Sistem Endokrin
 
ppt endokrin1.pptx
ppt endokrin1.pptxppt endokrin1.pptx
ppt endokrin1.pptx
 
Biologi pelajaran biologi mengenai biologi
Biologi pelajaran biologi mengenai biologiBiologi pelajaran biologi mengenai biologi
Biologi pelajaran biologi mengenai biologi
 
187905914-MAKALAH-HIPOTALAMUS.docx
187905914-MAKALAH-HIPOTALAMUS.docx187905914-MAKALAH-HIPOTALAMUS.docx
187905914-MAKALAH-HIPOTALAMUS.docx
 
Sistem hormon pada manusia
Sistem hormon pada manusiaSistem hormon pada manusia
Sistem hormon pada manusia
 
Makalah sistem endokrinologi
Makalah sistem  endokrinologiMakalah sistem  endokrinologi
Makalah sistem endokrinologi
 
SISTEM ENDOKRIN.pptx
SISTEM ENDOKRIN.pptxSISTEM ENDOKRIN.pptx
SISTEM ENDOKRIN.pptx
 
Modul pertemuan psy faal pkk ke 5 materi sistem ho
Modul pertemuan psy faal pkk ke 5 materi sistem hoModul pertemuan psy faal pkk ke 5 materi sistem ho
Modul pertemuan psy faal pkk ke 5 materi sistem ho
 
Sistem_endokrin.pptx
Sistem_endokrin.pptxSistem_endokrin.pptx
Sistem_endokrin.pptx
 
Sistem hormon kelas XI
Sistem hormon kelas XI Sistem hormon kelas XI
Sistem hormon kelas XI
 
Tugas biomedik 1
Tugas biomedik 1Tugas biomedik 1
Tugas biomedik 1
 
Anatomi & fisiologi endokrin 2014
Anatomi & fisiologi endokrin 2014Anatomi & fisiologi endokrin 2014
Anatomi & fisiologi endokrin 2014
 
Power Point Hormon - Struktur dan Fungsi Biomolekul
Power Point Hormon - Struktur dan Fungsi BiomolekulPower Point Hormon - Struktur dan Fungsi Biomolekul
Power Point Hormon - Struktur dan Fungsi Biomolekul
 
PPT BIOLOGI BARU.pptx
PPT BIOLOGI BARU.pptxPPT BIOLOGI BARU.pptx
PPT BIOLOGI BARU.pptx
 
Sistem endokrin
Sistem endokrinSistem endokrin
Sistem endokrin
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Operator Warnet Vast Raha
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
Operator Warnet Vast Raha
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
Operator Warnet Vast Raha
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
Operator Warnet Vast Raha
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
Operator Warnet Vast Raha
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
Operator Warnet Vast Raha
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
Operator Warnet Vast Raha
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
Operator Warnet Vast Raha
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
Operator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Askep hiperpituitary

  • 1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumitnya tubuh manusia dan adanya kekhususan sel dan jaringan memerlukan komunikasi internal yang bisa mengatur berbagai proses dalam tubuh. Hal ini penting supaya bagian tubuh dapat berfungsi sebagai satu unit dalam memenuhi kebutuhan tubuh tertentu. Ada dua sistem tubuh yang bisa mengatur macam-macam proses ini, yaitu sistem endokrin dan sistem persarafan. Kedua sistem ini dapat bekerja samauntuk mengkoordinasi fungsi tubuh sehingga tubuh bisa mengadakan respons yang sesuai terhadap perubahan lingkungan. Sistem endokrin terdiri atas hipofisis anterior dan posterior, tiroid, paratiroid, korteks adrenal, medula adrenal, pankreas, gonad, badan pineal, serta timus. Selain itu, masih ada sel endokrin khusus yang terdapat pada traktus gastrointestinal. Hormon kelenjar endokrin adalah vital dalam mempertahankan kehidupan, termasuk fungsi diferensiasi, reproduksi, adaptasi, pertumbuhan, perkembangan, adan proses menua (senescence). Sistem endokrin mengoordinasi fungsi tubuh dengan memproduksi dan mengeluarkan (sekresi) hormon. Hormon adalah zat yang dikeluarkan oleh sel endokrin ke dalam darah agar zat ini bisa mengadakan perubahandi tempat yang dituju. Hormon bisa mempengaruhi sel atau jaringan tertentu apabila sel atau jaringan tersebut mempunyai reseptor (penerima) untuk hormon tertentu. Sel, jaringan, atau organ yang mengadakan respon terhadap hormon tertentu disebut sel target atau organ target. Kadar hormon harus dipertahankan pada batas yang tepat karena jumlah hormon yang tepat sangat perlu untuk mempertahankan kesehatan sel atau organ tertentu. Pada bagian kepala, terdapat salah satu sistem endokrin yang dikenal dengan nama Hipotalamus. Walaupun hipotalamus adalah bagian terkecil otak, hipotalamus menerima input baik langsung maupun tidak langsung dari semua bagian otak. Hipotalamus juga pengendali utama hipofisis anterior dan posterior. Dengan demikian hipotalamus menjadi pengendali global semua sitem endokrin. Kelenjar hipofisis mempunyai dua komponen dan dua komponen ini mempunyai fungsi yang tidak sama. Komponen ini adalah adenohipofisis (hipofisis anterior) dan neurohipofisis (hipofisis posterior). Hipotalamus berhubungan dengan 1
  • 2. dengan hipofisis posterior melalui sistem persarafan, sedangkan berhubungan dengan hipofisis anterior adalah melalui pembuluh darah. Hormon hipofisis posteroior dihasilkan oleh hipotalamus, kemudian melalui akson dari saraf dibawa dan disimpan ke dalam kelenjar hipofisis posterior. Darah yang mengalir ke dalam kelenjar hipofisis anterior harus melewati hipotalamus terlebih dahulu. Hipotalamus mengendalikan hipofisis anterior dengan menghasilkan dan mengeluarkan hormon releasing atau inhibiting ke dalam darah. Melalui peredaran darah hormon ini disimpan ke dalam hipofisis anterior. Kelenjar hipofisis posterior menyimpan dan mengeluarkan dua hormon, hormon antidiuretik atau vasopresin (ADH) dan oksitosin. Kedua hormon ini dihasilkan oleh hipotalamus. Organ target hormon ADH atau vasopresin adalah ginjal dan funsi utamanya adalah: mengatur osmolalitas dan volume air dalam tubuh, meningkatkan permeabilitas tubula ginjal terhadap air sehingga lebih banyak air yang direabsorsi, menstimulasi rasa haus. Organ target oksitosin adalah payudara dan uterus, fungsinya: pengeluaran air susu ibu (ASI) yang sedang laktasi dan meningkatkan kontraksi uterus bila sudah ada his. Hormon yang dihasilkan oleh hipofisis anterior meliputi: Growth Hormone (GH) atau hormon pertumbuhan dengan organ targetnya adalah seluruh tubuh. Prolaktin (PRL), thyroid-stimulating hormone (TSH), adrenocorticotrophic hormone (ACTH). Gonadotropin, terdiri atas follicle stimulating hormone (FSH) dan luteinizing hormone (LH). (Mary Baradero dkk, 2005) Maka apabila semua sistem endokrin tersebut di atas mengalami gangguan yang disebabkan oleh berbagai kondisi patologis, terlebih lagi pada bagian hipotalamus yang terkhusus pada kelenjar hipofisis baik posterior maupun anterior akan sangat mempengaruhi berbagai fungsi tubuh dalam memenuhi kebutuhan tubuh tertentu yang sangat berpengaruh pada tingkat kesehatan. Oleh karena itu, maka sangat perlu dibahas lebih jauh dan lebih dalam lagi mengenai konsep penyakit hipofisis yang sesuai dengan tugas yang telah diberikan kepada kelompok kami untuk membahas tentang konsep Hiperpituitari dan konsep asuhan keperawatannya. B. Tujuan Tujuan penulisan makalah ini yaitu: 1. Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah KMB I sebagai salah kriteria standar dalam penilaian secara berkelompok. 2
  • 3. 2. Membahas tentang konsep penyakit Hiperpituitari seperti yang telah ditugaskan kepada kelompok kami yang meliputi:  Pengertian  Anatomi fisiologi  Etiologi  Manifestasi klinis  Patofisiologi  Komplikasi  Pemeriksaan penunjang, dan  Penatalaksanaan medis. 3. Menuliskan konsep asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan hiperpituitari yang dimulai dari pengakajian, diagnosa, dan intervensi. C. Permasalahan Berdasarkan tujuan di atas, maka yang menjadi permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini yaitu mengenai: a. Konsep penyakit hiperpituitari yang meliputi, pengertian, anatomi fisiologi, etiologi, manifestasi klinis, patofisiologi, komplikasi, pemeriksaan penunjang, dan penatalaksanaan medis. b. Konsep Asuhan Keperawatan Pada klien Dengan Masalah Hiperpituitari. D. Manfaat Manfaat secara umum dengan adanya makalah ini tentunya dapat menjadi sumber pengetahuan bagi semua pihak demi pengembangan wawasan dan ilmu pengetahuan dalam bidang keperawatan khususnya bagi para mahasiswa dan mahsiswi keperawatan sebagai bekal kedepannya ketika terjun di masyarakat. 3
  • 4. BAB II KONSEP PENYAKIT HIPERPITUITARI A. Pengertian Hiperpituitary adalah suatu kondisi patologis yang terjadi akibat tumor atau hiperplasi hipofisisme sehingga menyebabkan peningkatkan sekresi salah satu hormone hipofise atau lebih yang dikeluarkan oleh kelenjar pituitari . Hormon– hormon hipofisis lainnya sering dikeluarkan dalam kadar yang lebih rendah. (Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Kelenjar Hipofise, Hotma Rumahardo, 2000 : 36). Hiperpituitary adalah suatu keadaan dimana terjadi sekresi yang berlebihan satu atau lebih hormone-hormone yang disekresikan oleh kelenjar pituitary{ hipofise} biasanya berupa hormone - hormone hipofise anterior. (http://www.askep.hiperpituitaryi.com/2008). Hiperpitutari adalah suatu kondisi patologis yang terjadi akibat tumor atau hiperplasi hipofise sehingga menyebabkan peningkatan sekresi salah satu hormone atau lebih. B. Anatomi Fisiologi (www.google.com) Kelenjar hipofisis disebut juga master gland sistem endokrin. Kelenjar ini menyekresi hormon-hormon yang selanjutnya akan mengendalikan sekresi hormon 4
  • 5. oleh kelenjar endokrin lainnya. Kelenjar hipofisis sendiri sebagian besar dikontrol oleh hipotalamus, suatu daerah otak di dekat kelenjar tersebut. Kelenjar hipofisis merupakan struktur berbentuk bulat dengan ukuran kuranglebih 1,27 cm (1/2 inci) yang terletak pada permukaan inferior otak dan dihubungkan dengan hipotalamus melalui tangkai hipofisis. Kelenjar hipofisis dibagi menjadi lobus anterior dan posterior. (Keperawatan Medikal- Bedah, Brunner & Suddarth 1997: 1291-1292) Kelenjar hipofisis posterior menyimpan dan mengeluarkan dua hormon, hormon antidiuretik atau vasopresin (ADH) dan oksitosin. Kedua hormon ini dihasilkan oleh hipotalamus. Organ target hormon ADH atau vasopresin adalah ginjal dengan fungsi: mengatur osmolalitas dan volume air dalam tubuh, meningkatkan permeabilitas tubula ginjal terhadap air sehingga lebih banyak air yang direabsorsi, menstimulasi rasa haus. Organ target hormon oksitosin adalah payudara dan uterus dengan fungsi: pengeluaran air susu ibu (ASI) yang sedang laktasi, dan meningkatkan kontraksi uterus bila sudah ada his. Sedangkan untuk hipofisis anterior menyimpan dan mengeluarkan beberapa hormon yakni, Growth Hormone (GH) atau hormon pertumbuhan. Organ targetnya adalah seluruh tubuh dengan fungsi: pertumbuhan sel dan tulang, mempengaruhi metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak. Kemudian hormon Prolaktin (PRL) dengan organ targetnya adalah payudara dan gonad dengan fungsi: untuk perkembangan payudara dan laktasi, pengatur organ reproduksi wanita dan pria. Selanjutnya thyroid stimulating hormone (TSH) dengan organ target adalah kelenjar tiroid, fungsinya: untuk pertumbuhan dan fungsi tiroid, mengendalikan semua fungsi tiroid. Adrenocorticotrophic hormone (ACTH) dengan organ target adalah korteks adrenal yang berfungsi: untuk pertumbuhan dan mempertahankan besar korteks adrenal, mengendalikan keluarnya (release) glukokortikoid (kortisol) dan adrenal androgen (sifat kejantanan). Selanjutnya hormon Gonadotropin yang terdirir atas follicle stimulating hormone (FSH), dan liteunizing hormone (LH) dimana organ targetnya adalah gonad yang berfungsi: menstimulasi gametogenesis dan produksi steroid seks pada pria dan wanita. ( Seri Asuhan Keperawatan KLIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM ENDOKRIN, Mary Baradero dkk, 2005: 4-6) Fungsi Hipofisis yang Abnormal Abnormalis funsi hipofisis disebabkan oleh hipersekresi atau hiposekresi setiap hormon yang diproduksi atau dilepas oleh kelenjar tersebut. Kelainan lobus 5
  • 6. anterior dan posterior hipofisis dapat terjadi tanpa tergantung satu sama lain. Hipersekresi paling sering mengenai ACTH atau hormon pertumbuhan yang menimbulkan keadaan yang masing-masing dikenal dengan nama penyakit Cushing dan akromegali. (Keperawatan Medikal- Bedah, Brunner & Suddarth 1997: 1293) C. Etiologi Hiperpituitari dapat terjadi akibat malfungsi kelenjar hipofisis atau hipotalamus, penyebab mencakup : Adenoma primer salah satu jenis sel penghasil hormone, biasanya sel penghasil GH,ACTH atau prolakter. Tidak ada umpan balik kelenjar sasaran, misalnya peningkatan kadar TSH terjadi apabila sekresi kelenjar tiroid menurun atau tidak ada. (Buku Saku Patofisiologis, Elisabeth, Endah P. 2000. Jakarta : EGC) D. Manifestasi Klinis  Perubahan bentuk dan ukuran tubuh serta organ – organ dalam (seperti tangan, kaki, jari – jari tangan, lidah, rahang, kardiomegali)  Impotensi  Visus berkurang  Nyeri kepala dan somnolent  Perubahan siklus menstruasi (pada klien wanita), infertilitas  Libido seksual menurun  Kelemahan otot, kelelahan dan letargi (Hotman Rumahardo, 2000 : 39) E. Patofisiologi Hiperfungsi hipofise dapat terjadi dalam beberapa bentuk bergantung pada sel mana dari kelima sel-sel hipofise yang mengalami hiperfungsi. Kelenjar biasanya mengalami pembesaran disebut adenoma makroskopik bila diameternya lebih dari 10 mm atau adenoma mikroskopik bila diameternya kurang dari 10 mm, yang terdiri atas 1 jenis sel atau beberapa jenis sel. Adenoma hipofisis merupakan penyebab utama hiperpituitarisme.penyebab adenoma hipofisis belum diketahui. Adenoma ini hampir selalu menyekresi hormon sehingga sering disebut functioning tumor. Kebanyakan adalah tumor yang terdiri atas sel-sel penyekresi GH,ACTH dan prolaktin. Tumor yang terdiri atas sel-sel pensekresi TSH-,LH- atau FSH- sangat 6
  • 7. jarang terjadi. Functioning tumor yang sering di temukan pada hipofisis anterior adalah: 1. prolactin-secreting tumors ( tumor penyekresi prolaktin ) atau prolaktinoma. Prolaktinoma (adenoma laktotropin) biasanya adalah tumor kecil, jinak, yang terdiri atas sel-sel pensekresi prolaktin. Gejala khas pada kondisi ini sangat jelas pada wanita usia reproduktif dan dimana terjadi tidak menstruasi, yang bersifat primer dan sekunder, galaktorea (sekresi ASI spontan yang tidak ada hubungannya dengan kehamilan), dan infertilitas. 2. somatotroph tumors ( hipersekresi pertumbuhan ) Adenoma somatotropik terdiri atas sel-sel yang mengsekresi hormon pertumbuhan. Gejala klinik hipersekresi hormon pertumbuhan bergantung pada usia klien saat terjadi kondisi ini. Misalnya saja pada klien prepubertas,dimana lempeng epifise tulang panjang belum menutup, mengakibatkan pertumbuhan tulang-tulang memanjang sehingga mengakibatkan gigantisme. Pada klien postpubertas, adenoma somatotropik mengakibatkan akromegali, yang ditandai dengan perbesaran ektremitas ( jari, tangan, kaki ), lidah, rahang, dan hidung. Organ-organ dalam juga turut membesar ( misal; kardiomegali). Kelebihan hormon pertumbuhan menyebabkan gangguan metabolik, seperti hiperglikemia dan hiperkalsemia. Pengangkatan tumor dengan pembedahan merupakan pengobatan pilihan. Gejala metabolik dengan tindakan ini dapat mengalami perbaikan, namun perubahan tulang tidak mengalami reproduksi. 3. corticotroph tumors ( menyekresi ardenokortikotrofik /ACTH ) Adenoma kortikotropik terdiri atas sel-sel pensekresi ACTH. Kebanyakan tumor ini adalah mikroadonema dan secara klinis dikenal dengan tanda khas penyakit Cushing’s. Ada dua perubahan fisiologis karena tumor hipofisis: 1. perubahan yang timbul karena adanya space-occupying mass dalam kranium. 2. perubahan yang di akibatkan oleh hipersekresi hormone dari tumornya itu sendiri. Adenoma hipofisis adalah adenoma intraselular (tumor didalam sella tursika ), dengan besar diameter kurang dari 1cm dengan tanda-tanda hipersekresi hormone. Klasifikasi hipofisis/ adenoma hipofisis. 1. encapsulated (tidak ada metastasis dalam sella tursika ) 7
  • 8. 2. invasive ( sella tursika rusak karena metastasis ) 3. mikroadenoma ( encapsulate tumor dengan diameter kurang dari 10 mm ) 4. makroadenoma ( encapsulate tumor dengan diameter lebih dari 10mm). Tumor ini bisa sampai ke suprasellar. Perubahan neurologis bisa terjadi akibat tekanan jaringan tumor yang semakin membesar tekanan ini bisa terjadi saraf optic, saraf kranial III (okulomotor ), saraf kranial IV ( troklear ), dan saraf kranial V (trigeminal).tumor yang sangat besar bisa menginfiltrasi hipotalamus. F. Komplikasi SIADH Galaktore Gigantisme Akromegali kardiomegali G. Pemeriksaan Penunjang o Pemeriksaan fungsi target organ o Kadar prolaktin serum ; ACTH, GH, TSH, FSH dan LH o CT – Scan / MRI o Pengukuran lapang pandang o Pemeriksaan hormon o Angiografi o Tes toleransi glukosa o Tes supresi dengan dexamethason (Hotman Rumahardo, 2000 : 39). H. Penatalaksanaan Medis 1. Hipofisektomi melalui nasal atau jalur transkranial (pembedahan) 2. Kolaborasi pemberian obat – obatan seperti bromokriptin (parlodel) 3. Observasi efek samping pemberian bromokriptin 4. Kolaborasi pemberian terapi radiasi 5. Awal efek samping terapi radiasi. (Nelson, 2000 : 227) 8
  • 9. BAB III KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN HIPERPITUITARI A. Pengkajian  Pengkajian perawatan secara umum o Pemantauan akan potensial komplikasi kelainan endokrin dan pengelolaannya o Pemantauan akan tanda – tanda dan gejala klinik yang menunjukkan adanya ketidakseimbangan hormonal o Mengetahui persepsi pasien dan keluarga pasien mengenai masalah kesehatan, pengelolaan dan bantuan yang diperlukan o Menentukan narasumber yang diperlukan pasien dan keluarganya untuk dapat mengatasi penyakitnya dan untuk pengelolaannya di rumah sakit dan setelah pulang dari rumah sakit o pengkajian psikologis dan sosial  Pengkajian keperawatan secara khusus Demografi 1. Kaji usia, jenis kelamin dan riwayat penyakit yang sama dalam keluarga 2. Kaji riwayat penyakit, Tanyakan manifestasi klinis dari peningkatan prolaktin, GH dan ACTH mulai dirasakan  Biodata  Identitas Klien Nama : Umur : Jenis Kelamin : Status Perkawinan : Agama : Suku/bangsa : Pendidikan : Pekerjaan : Pendapatan : Alamat :  Identitas penanggung Nama : 9
  • 10. Umur : Jenis Kelamin : Status Perkawinan : Agama : Suku/bangsa : Pendidikan : Pekerjaan : Pendapatan : Hub. Dengan Klien : Alamat : Klien dengan hiperpituitari dapat terjadi di wilayah manapun, dan penyakit ini dapat terjadi pada pria dan wanita pada umunya terjadi pada orang dewasa. 3. Riwayat Penyakit sekarang - Keluhan utama : nyeri - Riwyat Keluhan utama: P : nyeri Q : seperti ditusuk-tusuk Setiap 2 jam R : Kepala S : 3 (0-5) T : Pada Saat beraktivitas 4. Pemeriksaan fisik dan masalah klinik yang sering di jumpai, meliputi :  Amati dan palpasi daerah kepala, biasanya ada nyeri tekan akibat penekanan oleh tumor  Amati bentuk wajah, khas apabila ada hipersekresi GH seperti bibir dan hidung besar, dagu menjorok ke depan  Amati adanya kesulitan mengunyah dan geligi yang tidak tumbuh dengan baik  Pemeriksaan ketajaman penglihatan akibat kompresi saraf optikus, akan dijumpai penurunan visus  Amati perubahan pada persendian dimana klien mengeluh nyeri dan sulit bergerak  Peningkatan perspirasi pada kulit menyebabkan kulit basah karena berkeringat  Suara membesar karena hipertropi laring  Pada palpasi abdomen, didapat hepatomegali dan splenomegali  Hipertensi 10
  • 11.  Disfagia akibat lidah membesar  Pada perkusi dada dijumpai jantung membesar  Kelemahan  Perubahan nutrisi  Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit  Perubahan karakteristik tubuh  Intoleransi terhadap stress  Ketidakstabilan emosional Klasifikasi Data  Data Subjektif  Klien mengatakan nyeri di kepala  Klien mengatakan nyeri apabila beraktivitas  Klien mengatakan nyeri seperti ditusuk-tusuk  Klien mengatakan malu dengan adanya perubahan pada bentuk tubuhnya  Klien mengatakan malu untuk berinteraksi dengan orang lain  Klien mengatakan kesulitan dalam melakukan hubungan seks  Klien mengatakan gairah seksualnya menurun.  Data Objektif Nyeri tekan pada daerah kepala Skala nyeri 3(0-5) Ekspresi wajah nampak meringis Ekspresi klien tampak bersedih dan menarik diri Bentuk wajah, lidah, kedua tangan dan kaki klien tampak membesar Rahang bawah atau dagu klien menjadi besar Rambut badan klien semakin kasar Klien tampak letih, lemah, dan lesuh Klien tampak tidak bersemangat Analisis Data 11
  • 12. 1. DS : Adenoma Hipofisis No. Symptom Klien mengatakan nyeri di kepala function hormon Klien mengatakan nyeri apabila beraktivitas Tumor/perbesaran kelenjar Klien mengatakan nyeri seperti ditusuk-tusuk Hipersekresi hormon DO: Nyeri tekan pada daerah Penekananan jaringan kepala intrakranial oleh tumor Skala nyeri 3(0-5) Ekspresi wajah nampak nyeri meringis 2. DS: Klien mengatakan malu Hiperfungsi hipofisis Perubahan citra tubuh (hipofisis anterior) dengan adanya perubahan pada bentuk tubuhnya Adenoma hipofisis Klien mengatakan malu untuk berinteraksi dengan orang lain Hiperekskresi hormon pertumbuhan DO: Ekspresi klien tampak bersedih dan menarik diri Bentuk wajah, lidah, Perubahan bentuk abnormal tubuh yang makin membesar kedua tangan dan kaki klien tampak membesar Perubahan citra tubuh Rahang bawah atau dagu klien menjadi besar Rambut badan klien semakin kasar 3. DS: Adenoma hipofisis anterior Disfungsi seksual Klien mengatakan kesulitan dalam Function hormon 12
  • 13. melakukan hubungan seks Klien mengatakan gairah seksualnya menurun. Hiperekskresi hormon TSH, FSH, LH DO: Klien tampak letih, lemah, Libido menurun dan lesuh Klien tampak tidak Disfungsi seksual bersemangat Prioritas masalah: Nyeri Perubahan citra tubuh Disfungsi seksual B. Diagnosa Keperawatan o Nyeri kepala yang berhubungan dengan penekanan jaringan oleh tumor ditandai dengan: DS:  Klien mengatakan nyeri di kepala  Klien mengatakan nyeri apabila beraktivitas  Klien mengatakan nyeri seperti ditusuk-tusuk DO:  Nyeri tekan pada daerah kepala  Skala nyeri 3(0-5)  Ekspresi wajah nampak meringis o Perubahan citra tubuh yang berhubungan dengan perubahan penampilan fisik ditandai dengan: DS:  Klien mengatakan malu dengan adanya perubahan pada bentuk tubuhnya  Klien mengatakan malu untuk berinteraksi dengan orang lain DO: 13
  • 14.  Ekspresi klien tampak bersedih dan menarik diri  Bentuk wajah, lidah, kedua tangan dan kaki klien tampak membesar  Rahang bawah atau dagu klien menjadi besar  Rambut badan klien semakin kasar o Disfungsi seksual yang berhubungan dengan penurunan libido ditandai dengan: DS:  Klien mengatakan kesulitan dalam melakukan hubungan seks  Klien mengatakan gairah seksualnya menurun. DO:  Klien tampak letih, lemah, dan lesuh  Klien tampak tidak bersemangat C. Intervensi Keperawatan Rencana Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional Tupan: 1. Dorong klien agar mau 1.agar perawat Setelah diberikan mengungkapkan apa yang dirasakan mengetahui apa asuhan keperawatan yang dirasakan selama 5 hari nyeri klien teratasi Tupen: 2.Kaji skala nyeri 2. untuk Setelah diberikan mengetahui asuhan keperawatan intensitas dari nyeri selama 4 jam nyeri dan untuk berkurang, dengan menentukan kriteria: intervensi o Klien mengatakan selanjutnya nyeri berkurang o Ekspresi wajah tenang 3. Berikan tehnik relaksasi dan 3. pengalihan distraksi perhatian dapat mengurangi rasa nyeri. 4. Kolaborasi pemberian analgetik 4. pemberian obat 14
  • 15. untuk mengurangi rasa nyeri. analgetik untuk mengurangi nyeri Tupan: Klien dengan kelebihan GH Setelah diberikan 1. Dorong klien agar mau 1. Agar perawat asuhan keperawatan mengungkapkan pikiran dan dapat mengetahui selama 2 sampai 3 perasaannya terhadap perubahan apa yang dirasakan minggu klien akan penampilan tubuhnya oleh klien memiliki kembali sehubungan citra tubuh yang perubahan positif tubuhnya Tupen: 2. Bantu klien mengidentifikasi 2. Agar klien Setelah diberikan kekuatannya serta segi-segi positif mampu asuhan keperawatan yang dapat dikembangkan oleh klien mengembangkan selama 5 hari penampilan fisik klien dirinya kembali Klien dengan kelebihan prolaktin 1. agar klien tetap dapat lebih membaik 1.Yakinkan klien bahwa sebagian optimis dan berfikir dengan kriteria hasi: gejala dapat berkurang dengan positif selama o Ukuran tubuh pengobatan (ginekomastia, galaktorea) pengobatan. pasien yang 2. Dorong klien untuk memebesar mengungkapkan perasaanya. 2. Agar perawat berangsur-angsur dapat mengetahui membaik apa yang dirasakan o Klien mengatakan merasa lebih baik Pemberian obat-obatan oleh klien 1. Kolaborasi pemberian obat-obat 1. obat-obatan dengan perubahan seperti: keadaan tubuhnya bromokriptin yang membaik. (parloden). Merupakan obat pilihan pada kelebihan prolaktin. Pada mikroadenoma, prolaktin dapat normal kembali. Juga diberikan 15
  • 16. pada klien dengan akromegali, untuk mengurangi ukuran tumor. 2. Observasi efek samping pemberian 2. efek samping obat Obat seperti bromokriptin mis: hipotensi ortostatik, iritasi lambung, mual, kram abdomen, konstipasi, bila ada efek samping di atas kolaborasi dengan dokter, berikan obatobatan setelah klien makan (tidak diberikan di antara waktu makan) 3. Kolaborasi pemberian terapi radiasi. 3. Radiasi memberikan manfaat pengecilan tumor, menurunkan kadar GH , tetapi dapat pula mempengaruhi fungsi hipofisis. 4. Awasi efek samping terapi radiasi 4. mencegah terjadi efek samping seperti: hipopituitarisme, kerusaka nervus optikus, disfungsi okulomotorius, 16
  • 17. perubahan lapang pandang Tupan: 1. Identifikasi masalah spesifik yang 1. agar perawat Setelah diberikan berhubungan dengan pengalaman pada dapat mengetahui asuhan keperawatan klien terhadap fungsi seksualnya masalah seksual selama 7 hari klien klien dan lebih dapat mencapai terbuka kepada tingkat kepuasan perawat. pribadi dari fungsi 2. Dorong klien agar mau 2. agar klien seksual mendiskusikan masalah tersebut mendapat hasil Tupen: dengan pasangannya. mufakat bersama Setelah diberikan pasangannya. asuhan keperawatan selama 3 hari masalah 3. Kolaborasi pemberian obat – obatan penurunan libido bromokriptin dan gonadotropin klien berangsurangsur dapat kembali normal dengan kriteria hasil: o Klien mengatakan merasa lebih baik dalam kegiatan seksualnya o Klien tampak lebih bersemangat 17
  • 18. BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Hiperpituitary adalah suatu kondisi patologis yang terjadi akibat tumor atau hiperplasi hipofisisme sehingga menyebabkan peningkatkan sekresi salah satu hormone hipofise atau lebih yang dikeluarkan oleh kelenjar pituitari. Kondisi ini juga bisa disebabkan oleh karena tidak adanya umpan balik oleh organ target sebagai penerima hormon yang disekresi oleh kelenjar pituitari. B. Saran Semoga makalah ini dapat dimanfaatkan sesuai dengan kebutuhan dan sasarannya. Kami selalu membuka diri untuk menerima saran dan kritik dari semua pihak yang sama-sama bertujuan membangun makalah ini demi perbaikan dan penyempurnaan dalam pembuatan makalah kami ke depannya. 18
  • 19. DAFTAR PUSTAKA  Nelson, Ilmu Kesehatan Anak. 2001. Bag.3. Penerbit Buku Kedokteran Elisabeth J. Corwin, patofisiologi.  Elisabeth j. Corwin. 2000. Buku Saku Patofisiologis. Jakarta : EGC.  Hotman Rumahardo. 2002. Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem Endrokin. Jakarta : EGC.  Marry Baradero, dkk. 2005. Seri Asuhan Keperawatan KLIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM ENDOKRIN. Jakarta: EGC.  Brunner & Suddarth, 1997. Keperawatan Medikal-Bedah. Jakarta: EGC. 19
  • 20. Tugas Mata Kuliah : KMB I Dosen : Ns. Shanty, S.Kep. ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM ENDOKRIN “HIPERPITUITARI” O LE H : K EL O M P O K 1 La Ode Muhamad Tahir Aman Sabara Judianto Rinjani Syadaria Muhiddin Esti Puji Hastuti AKADEMI KEPERAWATAN 20
  • 21. PEMKAB. MUNA 2011. KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat dan hidayahnya serta taufiknya, akhirnya kami dapat menyelesaikan tugas Mata Kuliah KMB I yang berjudul ”Asuhan Keperawatan pada Klien Dengan Gangguan Hiperpituitari”. Tugas makalah ini disusun dengan menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti. Tulisan ini dibuat guna memenuhi tugas yang merupakan salah satu standar atau kriteria penilaian dari Mata Kuliah KMB I yang telah dipercayakan kepada kelompok kami yakni Kelompok 1. Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Ibu Ns. Shanty, S.Kep. Selaku salah satu dosen pembimbing mata kuliah KMB I di Akper Pemkab. Muna yang telah banyak mebimbing dan mengarahkan kami sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Tak lupa pula kami juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah banyak membantu kami dalam menyelasaikan tugas makalah ini. Kami menyadari kekurangan kami sebagai manusia biasa dan oleh karena keterbatasan sumber referensi yang kami miliki sehingga kiranya dalam makalah ini masih banyak terdapat kesalahan, kekeliruan, dan kekurangan baik dalam penyusunan maupun isinya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan adanya saran dan kritik dari Ibu Dosen Pembimbing dan dari pihak-pihak lain atau sesama teman mahasiswa untuk dapat menambahkan sesuatu yang kiranya dianggap masih kurang atau memperbaiki sesuatu yang dianggap salah dalam tulisan ini. Akhirnya kami mengucapkan banyak terima kasih. Dan semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua sebagai bahan tambahan pengetahuan untuk lebih memperluas wawasan kita dalam ilmu Keperawatan. Raha, November 2011. 21
  • 22. Penyusun. DAFTAR ISI KATA PENGANTAR......................................................................................... i DAFTAR ISI....................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang......................................................................................... 1 B. Tujuan...................................................................................................... 2 C. Permasalahan........................................................................................... 3 D. Manfaat.................................................................................................... 3 BAB II KONSEP PENYAKIT HIPERPITUITARI A. Pengertian................................................................................................ 4 B. Anatomi Fisiologi.................................................................................... 4 C. Etiologi.................................................................................................... 6 D. Manifestasi Klinis.................................................................................... 6 E. Patofisiologi............................................................................................. 6 F. Komplikasi............................................................................................... 8 G. Pemeriksaan Penunjang........................................................................... 8 H. Penatalaksanaan Medis............................................................................ 8 BAB III KONSEP ASKEP KLIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM ENDOKRIN (HIPERPITUITARI) A. Pengkajian................................................................................................ 9 B. Diagnosa Keperawatan............................................................................ 13 C. Intervensi................................................................................................. 14 BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan.............................................................................................. 18 B. Saran........................................................................................................ 18 DAFTAR PUSTAKA 22