Dokumen tersebut membahas tentang arsitektur kolonial di Jakarta khususnya Gedung Arsip Nasional. Bangunan ini dibangun pada tahun 1760 oleh Reiner de Klerk dengan gaya arsitektur renaissance. Gedung ini awalnya digunakan sebagai rumah peristirahatan keluarga de Klerk namun kemudian berubah fungsi menjadi arsip nasional. Bangunan ini mencerminkan gaya bangunan elit di Batavia pada abad ke-18.
Abortion pills in Kuwait salmiyah [+966572737505 ] Get Cytotec in Kuwait city...
Arsitektur Kolonial di Jakarta
1. SEJARAH DAN TEORI ARSITEKTUR DUNIA
TUGAS I
“ ARSITEKTUR KOLONIAL DI JAKARTA”
IR. RITA WALARETINA, MSA
RABIYATUL ADAWIYAH 052001400136
SITI RIZKA NURAISYA 052001400111
SUTRISNO TANUJAYA 052001400116
J U R U S A N A R S I T E K T U R
F A K U L T A S T E K N I K S I P I L D A N P E R E N C A N A A N
U N I V E R S I T A S T R I S A K T I
T A H U N A J A R A N 2 0 1 5 / 2 0 1 6
2. A R S I T E K T U R K O L O N I A L D I J A K A R T A
GEDUNG ARSIP NASIONAL (Landsarchief)
Bangunan ini dibangun pada tahun 1760 oleh Reiner de Klerk
(1710-1750), selain sebagai arsitek gedung ini Reiner de
Klerk juga sebagai gubernur jendral VOC pada tahun 1777.
Jendral De Klerk , is seorang berpangkat calon perwira
angkatan laut pada tahun 1719 & menjadi gubernur jendral
Batavia, Paada tahun 1731. Ia pindah ke dinas sipil &
berturut-turut menjadi seorang akuntan pada tahun 1737. Ia
juga menjabat sebagai penjabat VOC untuk beberapa
kawasan indonesia dan komandan pasukan tentara untuk
membantu raja dari baros & sorkam administrator
Semarang & Banda (1774). Karir De Klerk melesat karena
kepandaian dan ketekunan dalam bekerja, ia diangkat
sebagai Gubernur Jendral VOC pada tahun 1777.
ARSITEK :
Reiner de Klerk (1710-1750)
LOKASI :
Jl. Gajah Mada No.111, RT.1/RW.1, Krukut, Tamansari, Kota Jakarta Barat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta,
Indonesia
Gedung Arsip Nasional dibangun di kawasan Molenvliet. Kawasan molenveit adalah kawasan yang bersejarah
yang terletak di sepanjang Jalan Gajahmada dan Jalan Hayam Wuruk, Jkaarta. Di kawasan ini, dibangun kanal
Molenvliet yang menghubungkan Oud Batavia dan Weltevreden.
WAKTU DIBANGUN :
Bangunan Arsip Nasional ini dibangun pada tahun 1760 oleh Reiner de Klerk (1710-
1750) saat ia masih menjabat anggota dewan Hindia Belanda, selain menjadi arsitek
gedung ini Reiner de Klerk juga sebagai gubernur Jendral VOC pada tahun 1777. Saat
itu kawasan ini masih hijau dan lebih sehat, dibandingkan pusat kota Batavia pada
saat itu.
FUNGSI BANGUNAN :
Pertama kali gedung arsip nasional ini berfungsi sebagai
rumah peristirahatan luar kota (landhuis) milik dari Reiner de
klerk (1760) .
Rumah Reiner de Klerk sempat berpindah kepemilikan,
sehingga pada abad ke-19 berubah menjadi tempat panti
asuhan.
Bangunan pun mulai tidak diperhatikan, dikarenakan
kekurangan dana untuk perbaikan. Akibatnya pada tahun 1900
terjadi pembongkaran rumah tersebut. Pemerintah Hindia
Belanda membeli rumah De Klerk lalu dijadikan menjadi
DepartemenPertambangan.
Pada tahun 1925 pemerintah Hindia Belanda melakukan
pemugaran pertama pada rumah De Klerk di abad ke-20 dan
digunakan sebagai tempat arsip sampai tahun 1992 ketika
arsip terakhir dipindahkan ke gedung-gedung baru Arsip
Nasional di Jalan Ampera.
Kemudian tahun 1995 para pengusaha Belanda yang
mendirikan Stichting Cadeau Indonesia ("yayasan hadiah
Indonesia") untuk pemugaran bekas rumah de klerk sebagai
hadiah ulang tahun kemerdekaan Indonesia yang ke-50.
Pemugaran selesai pada akhir tahun 1998 dan
menjadikannya sebuah museumsampai sekarang.
(sumber : Heuken, Adolf SJ, (1982), Historical Sites of Jakarta)
3. A R S I T E K T U R K O L O N I A L D I J A K A R T A
GEDUNG ARSIP NASIONAL (Landsarchief)
SEJARAH:
Gedung arsip nasional merupakan salah satu bangunan yang historical di Jkarta yang didirikan tahun 1760 sebagai rumah peristirahatan
gubernur jendral Reiner De Klerk diluar kota (landhuis) Batavia dan rumah-rumah dibangun diluar tembok kota, sehingga kota batavia
semkain berkembang ke arah selatan. sebelah selatan yaitu di sepanjang Molenvliet yang sekarang Jl.Gajah Mada – Jl. Hayam Wuruk .
Bangunan ini merupakan salah satu cagar budaya yang mencerminkan kota tempat hunian elite di batavia pada masa abad ke -18.
Bangunan ini memiliki gaya arsitektur yang khas. Penjajahan yang dilakukan oleh Belanda membawa pengaruh besar terhadap
perkembangan arsitektur di Indonesia. Salah satunya adalah arsitektur rumah Reiner de Klerk, Gubernur Jenderal Belanda. Gaya
arsitektur yang digunakan merupakan replika dari langgam arsitektur yang diterapkan di Belanda pada saat itu.
Penerapan gaya arsitektur Renaissance pada Gedung Arsip Nasional ini arsitektur reinnasance pada periode antara awal abad ke-15
sampai awal abad ke 17 di wilayah eropa. Bangunan ini dibangun pada awal periode, yaitu tahun 1760. sehingga telah menerapkan
karakteristik gaya arsitektur reinnasance
Reiner De Klerk membangun rumah besar di daerah Molenvliet pada tahun 1760, dia membangun rumahnya diatas sebidang tanah luas.
Selama Reiner De Klerk menjadikan rumah yang amat megah tersebut sebagai rumah tinggal luar kota dan kantor untuk jabatannya yang
tinggi.
KAWASAN (LINGKUNGAN) :
Kawasan Peristirahatan
Gedung Arsip Nasional (kediaman Reinier de Klerk), pada abad ke-18 di lingkungan sekitar banyak terdapat rumah
peristirahatan (landhuis) dengan pekarangan yang luas, tempat dimana kelompok elite bersama keluarga
menikmati waktu bersama. Tiga abad lalu, kawasan yang sekarang sangat ramai itu masih merupakan permukiman yang
tenang dengan hawanya yang sejuk. Banyaknya rumah peristihatan indah ini menyebabkan Batavia mendapat
julukan Queen of the East(Ratu dari Timur) atau Koningin van het Oostendalam Belanda.
di Jl Gajah Mada dan Hayam Wuruk, tinggal gedung Arsip Nasional yang masih tersisa yang dibangun di
kawasan Molenvliet, Sebagian tergusur menjadi mal, pertokoan, dan perkantoran. Sebagian sudah dibongkar ketika
Gubernur Ali Sadikin melebarkan kedua jalan tersebut. Baru pada abad ke-19, kaum elite mendirikan rumah-rumah mewah
di daerah selatan atau Weltevreden(Lapangan Banteng, Medan Merdeka, Gunung Sahari, dan Senen).
Suasana Kawasan Molenvlet
(sumber : internet)
(sumber : Ensiklopedia Jakarta Culture and Heritage.Vol.1)
(sumber : Heuken, Adolf SJ, (1982), Historical Sites of Jakarta)
4. DENAH & DETAIL GEDUNG ARSIP NASIONAL
Area Pemanfaatan Tetap
(sumber : Pusat Dokumentasi Arsitektur,telah diolah kembali 2011)
DENAH SITE PLAN DENAH DENAH LT.1 DENAH DENAH LT.2
(sumber : Heuken, Adolf SJ, (1982), Historical Sites of Jakarta)
DENAH GROUND FLOOR
Pintu masuk utama dengan dua pintu yang
indah diapit oleh dua kusen bercat merah
dengan lektik-lektik berwarna emas.
kepala kusen yang gaya reinaissance itu
menyangga balok berukir.
Pada jendela diatas pintu di pasang ukiran simbolis , yakni
patung seorang wanita bergantung di bawah semacam
lambang kehormatan dengan sebuah jangkar lambang
harapan dalam tangannya
Baroque allegorical figures :
‘asia’ is seated on a lion and
holds a spear. ‘europe’ seated
on a bull holds up a wreath. the
crown above both figures may
allude to the governorship of
the Klerk and the fish scale
motif to the sea , where he
started his career as a simple
sailor.
Model jendela geser disebut english sashwindows
A R S I T E K T U R K O L O N I A L D I J A K A R T A
GEDUNG ARSIP NASIONAL (Landsarchief)
5. A R S I T E K T U R K O L O N I A L D I J A K A R T A
GEDUNG ARSIP NASIONAL (Landsarchief)
Penjajahan yang dilakukan oleh Belanda membawa pengaruh besar terhadap perkembangan arsitektur di Indonesia. Salah
satunya adalah arsitektur rumah Reiner de Klerk, Gubernur Jenderal Belanda. Gaya arsitektur yang digunakan merupakan
replika dari langgam arsitektur yang diterapkan di Belanda pada saat itu.
Penerapan gaya arsitektur Renaissance pada Gedung Arsip Nasional ini arsitektur reinnasance pada periode antara awal
abad ke-15 sampai awal abad ke 17 di wilayah eropa. Bangunan ini dibangun pada awal periode, yaitu tahun 1760. Sehingga
telah menerapkan karakteristik gaya arsitektur reinnasance.
Reiner De Klerk pada tahun 1760. Gedung Arsip Nasional memiliki arsitektur campuran antara gaya renaissance dengan
pengaruh gaya Barok Rokoko (Louis XV) masih terlihat tampak indah dan megah.
Ciri-ciri langgam Reinaissance :
(Watkin,1996 - Smith,1987- Sumintardja 1978)
a. Penerapan konsep simetris dan keseimbangan yang kuat pada tampak dan interior
b. Pengguna bahan bangunan bangunan dari marmer atau batu
c. Elemen dekoratif untuk eksterior dan interior pada seluruh bagian, bangunan, umumnya berupa ukiran, relief, ataupun lukisan yang
melanbangkan karakter-karakter atau penafsiran tentang alam dan sosok manusia, flora,fauna serta pemandangan alam
d. Dinding ruang dalam dan langit umumnya dillukis (stucco) seputarflora,fauna,manusia, topeng,perahu, dan perisai
e. Perpaduan patung dengan detail arsitektur pada interior dan eksterior gedung.
f. Deretan kolom silindris yang langsung pada fasad atau luar, dengan kepala dihiasi elemen bermotif flora. Susunan kolom berupa
doric, ionic, maupun corinthian (order kolom)
g. Penerapan garis horizontal dan elemen busur pada bidang datar
h. Atap (limasan ataupun datar) dihiasi ornamen seperti Lantern, Louvre, Lucarne, Mortizement, Tymphanium, Ballustrade dan elemen
busur. (sumber :UUD 45 & Perubahannya, Redaksi tangga Pustaka)
(sumber : Heuken, Adolf SJ, (1982), Historical Sites of Jakarta)
6. Museum Nasional RI
Museum Royal Batavian Society of Arts and Sciences Batavia
pada tahun 1900-an
Museum Nasional Republik Indonesia pada tahun 2013
DIBANGUN OLEH
Lembaga Ilmu Pengetahuan Bataviaasch Genootschap van kunsten
LOKASI
Jln. Merdeka Barat 12, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia
Fungsi Bangunan
◊ Memajukan penetitian dalam bidang seni dan ilmu pengetahuan
◊ Koleksi Benda budaya dan buku yg berguna
◊ Museum dan ruang pertemuan
◊ Museum Baru (1868)
◊ Museum Pusat (1962)
◊ Museum Nasional (1979)
DIDIRIKAN
24 April 1778
GAYA ARSITEKTUR
Arsitektur Eropa, Gaya Klasikisme yang bersifat elektik karena banyak
bangunan elit yang terjebak pada gaya dari masa lalu maka disebut Neo
Klasikisme
SEJARAH
Arsitektur klasik maupun Neo-Klasik yang diterapkan pada Museum Nasional ini
masih mengikuti gaya arsitektur atau langgam yang sedang berlaku di Negara
aslal mereka.
CIRI GAYA ARSITEKTUR KLASIK di Indonesia:
Biasanya bergaya yunani hingga romawi
Bagian depan bangunan memiliki pilar-pilar silindris yang berukuran cukup
besar,
Memiliki atap tidak terlalu curam
Jendela berukuran besar
Memiliki tympanum pada bagian entablature
Bangunan berwarna putih untuk memberi kesan megah pada bangunan
Sumber: Thesis Binus
7. Perkembangan Denah pada
Museum Nasional RI
Dengan bertujuan untuk menampilkan
keseluruhan koleksi museum, saat ini wadah
museum diperluas. Diperluas pada sayap
sebelah utara gedung lama dengan sebutan
Gedung Arca.
Fasilitas yang berada pada Gedung Archa;
Lantai 1 – Manusia dan Lingkungan, Lantai 2 –
Ilmu Pengetahuan, Ekonomi dan Teknologi,
Lantai 3 – Organisasi Sosial dan Pola
Pemukiman, Lantai 4 – Koleksi Emas dan
Keramik Asing.
Sumber: Thesis Binus
8. Profile Arsitek
Seorang Belanda yang lahir di telungagung pada 8
September 1882. Arsitek dari Stasiun Jakarta Kota ini
bernama Ir. Franz Johan Louwens Ghijsels. Ia memiliki
biro arsitektur dengan nama ‘Aigemeen Ingenieur
Architectenbureau’, ia berkerja sama dengan kedua
rekannya yaitu Hein Von Essen dan F Stolts, untuk
mendirikan biro arsitektur tersebut.
Ir. Franz Johan Louwens Ghijsels
• Stasiun Kota (1928 – 1929)
• KPM Hospital Petamboeran (1914 – 1915)
• Kantor Pos di daerah Candi – Semarang
• Kantor Pusat KPM (Sekarang kantor Departemen Perhubungan di jalan Medan Merdeka Timur) 1916 – 1918
• Gedung Kantor Nillmij, sekarang kantor BNI – jalan Trikora 1 Yogyakarta (1922)
• Gemeentelijk Juliana Ziekenhuis, (sekarang RS. Hasan Sadikin) Bandung (1917 – 1919)
Beberapa Karya Arsitektur F.J.L Ghijsels
Kantor Pos di daerah Candi
Gedung BNI 46, Yogyakarta
RS. Hasan Sadikin, BandungDepartemen Perhubungan
SUMBER
WISATA KOTA TUA JAKARTA, Edi Dimyati
9. Stasiun Jakarta Kota
Stasiun Jakarta Kota, adalah stasiun terbesar yang ada di Indonesia beralamat
di Kelurahan Pinangsia, kawasan Kota Tua, Jakarta, Indonesia. Stasiun ini tidak
memiliki jalur lanjutan lagi, sehingga menjadi awal dan akhir keberangkatan dari
kereta.
ARSITEK : Ir. F.J.L Ghijsels (Aigemeen Ingenieur Architectenbureau)
FUNGSI AWAL BANGUNAN : Stasiun dengan jalur sekitaran kota
FUNGSI BANGUNAN KINI : Stasiun dengan jalur hingga luar kota
LOKASI : Kelurahan Pinangsia, kawasan Kota Tua, Jakarta, Indonesia
TAHUN PEMBANGUNAN : Dibangun pada tahun 1870, dan dipugar pada tahun 1926
selesai tahun 1929
SEJARAH BANGUNAN
Bangunan ini telat di bangun pada tahun 1870, stasiun yang awalnya terdiri dari 2
bagian, Batavia Noord (Batavia Utara); Batavia Zuid (Batavia selatan). Setelah dipugar
pada tahun 1929 Batavia Utara menjadi Museum Sejarah, dan Batavia Selatan kini
menjadi Stasiun Jakarta Kota. Bangunan ini selesai di bangun pada 19 Agustus 1929,
dan di resmikan pada 8 Oktober 1929 oleh Gubernur Jendral Hindia Belanda ke – 67
yaitu, Andries Cornelies Dirk De Graeff.
SUMBER
WISATA KOTA TUA JAKARTA, Edi Dimyati
10. GAYA ARSITEKTUR
Bangunan ini dibangun dengan gaya arsitektur Art-Deco dan gaya Indis
(Indische Bouwen), gaya yang memadukan unsur arsitektur belanda dan nilai
lokal. F.J.L Ghijsels mengambil filosofi Yunina kuno, “Kesederhanaan adalah
jalan terpendek menuju Kecantikan”.
Dan setelah diresmikan oleh Gubernur Jendral Andries Cornelies Dirk De
Graeff, kepemilikan bangunan ini adalah perusahaan Bataviasche Ooster
Spoorweg Maatschappij.
SUMBER
WISATA KOTA TUA JAKARTA, Edi Dimyati