2. LATAR BELAKANG
Keperawatan Indonesia sampai
saat ini masih berada dalam proses
mewujudkan keperawatan sebagai
profesi, maka akan terjadi beberapa
perubahaan dalam aspek keperawatan
yaitu:
3. Lanjutan……..
penataan pendidikan tinggi
keperawatan,
pelayanan dan asuhan keperawatan,
pembinaan dan kehidupan
keprofesian,
penataan lingkungan untuk
perkembangan keperawatan.
Pelayanan keperawatan harus dikelola
secara profesional, karena itu perlu
adanya Manajemen Keperawatan.
4. Berdasarkan teoritis
Ketenagaan adalah pengaturan
proses mobilisasi potensi, proses
motivasi dan pengembangan sumber
daya manusia dalam memenuhi
kepuasan untuk tercapainya tujuan
individu, organisasi dimana dia
berkarya.
5. Perhitungan tenaga
keperawatan
Peraturan Menkes RI No.
262/Menkes/Per/VII/1979
Tentang perbandingan tempat tidur
dengan jumlah perawat :
RS tipe A–B perbandingan minimal.
3 – 4 perawat : 2 tempat tidur.
6. Hasil workshop perawatan di
ciloto, 1971
Jumlah perawat : Pasien = 5 : 9/shift,
dengan 3 shift/24 jam dengan
perhitungan sbb:
Hari kerja efektif/tahun : 225 – 260
hari.
Libur mingguan : 52 hari.
Cuti tahunan : 12 hari.
Hari besar : 10 hari.
Sakit/Izin : 12 hari.
7. Cara Perhitungan Jumlah dan
Kategori Tenaga Keperawatan
a. Metode Douglas
b. Metode Rasio
c. Metode Gillies
d. Metode Swansburg
e. Metode Need
f. Metode Demand
8. Metode Rasio
Metode ini menggunakan jumlah tempat
tidur sebagai denominator personal yang
diperlukan.
Metode ini paling sering digunakan
karena sederhana dan mudah.
Metode ini hanya mengetahui jumlah
personal secara total tetapi tidak bisa
mengetahui produktivitas SDM rumah
sakit,dan kapan personal tersebut
dibutuhkan oleh setiap unit atau bagian
rumah sakit yang mebutuhkan.
9. menkes R.I. Nomor 262 tahun
1979 tentang ketenagaan rumah
sakit
Tipe RS
TM/TT
TPP/TT
TPNP/TT
TNM/TT
A&B
1/(4-7)
(3-4)/2
1/3
1/1
C
1/9
1/1
1/5
3/4
D
1/15
1/2
1/6
2/3
KHUSUS
DISESUAIKAN
10. Keterangan
TM = Tenaga Medis
TT
= Tempat Tidur
TPP = Tenaga Para Medis
Perawatan
TPNP = tenaga para medis non
perawatan
TNM = tenaga non medis
11.
Cara perhitungan ini masih ada yang
menggunakan, namun banyak rumah
sakit yang lambat laun meninggalkan
cara ini karena adanya beberapa
alternatif perhitungan yang lain yang
lebih sesuai dengan kondisi rumah
sakit dan profesional.