Dokumen tersebut membahas tentang Model Praktek Keperawatan Profesional (MPKP) dan Pendekatan Modifikasi Keperawatan Primer. MPKP adalah sistem yang memungkinkan perawat memberikan asuhan keperawatan secara profesional. Pendekatan modifikasi keperawatan primer menetapkan satu perawat primer untuk 4-6 pasien dan bertanggung jawab selama 24 jam.
Perawatan individu dan komunitas pada bencanaKhairulAnwar237
Dokumen tersebut membahas peran perawat dalam merawat individu dan komunitas yang terdampak bencana. Perawat berperan penting di semua tahap, mulai dari persiapan dengan melakukan identifikasi risiko, simulasi, dan edukasi, selama terjadinya bencana dengan memberikan pertolongan pertama, hingga pemulihan dengan memberikan dukungan kesehatan fisik dan mental. Fokus utama dari pertolongan pertama psikologis adalah memenu
Dokumen tersebut merangkum tentang ronde keperawatan, yang bertujuan untuk mengatasi masalah keperawatan klien dengan melibatkan pasien dan tim keperawatan. Ronde keperawatan meliputi beberapa tahap yaitu pra ronde, pelaksanaan ronde, dan pasca ronde, dengan tujuan untuk meningkatkan pemikiran kritis, validasi data pasien, dan kemampuan dalam merencanakan tindakan keperawatan.
Analisis risiko kejadian tidak diharapkan, nyaris cerdera, maupun sentinel bisa dilakukan dengan RCA (root cause analysis), maupun HFMEA (healthcare failure mode & effect analysis). Semuanya berfungsi untuk menemukan sumber masalah, dan kemudian merumuskan suatu penanggulangan yang bisa digunakan untuk mencegah kejadian tersebut terjadi atau terulang kembali.
RCA dan HFMEA merupakan sebagian dari alat kontrol bagi peningkatan mutu rumah sakit dalam sasaran keselamatan pasien.
Perawatan individu dan komunitas pada bencanaKhairulAnwar237
Dokumen tersebut membahas peran perawat dalam merawat individu dan komunitas yang terdampak bencana. Perawat berperan penting di semua tahap, mulai dari persiapan dengan melakukan identifikasi risiko, simulasi, dan edukasi, selama terjadinya bencana dengan memberikan pertolongan pertama, hingga pemulihan dengan memberikan dukungan kesehatan fisik dan mental. Fokus utama dari pertolongan pertama psikologis adalah memenu
Dokumen tersebut merangkum tentang ronde keperawatan, yang bertujuan untuk mengatasi masalah keperawatan klien dengan melibatkan pasien dan tim keperawatan. Ronde keperawatan meliputi beberapa tahap yaitu pra ronde, pelaksanaan ronde, dan pasca ronde, dengan tujuan untuk meningkatkan pemikiran kritis, validasi data pasien, dan kemampuan dalam merencanakan tindakan keperawatan.
Analisis risiko kejadian tidak diharapkan, nyaris cerdera, maupun sentinel bisa dilakukan dengan RCA (root cause analysis), maupun HFMEA (healthcare failure mode & effect analysis). Semuanya berfungsi untuk menemukan sumber masalah, dan kemudian merumuskan suatu penanggulangan yang bisa digunakan untuk mencegah kejadian tersebut terjadi atau terulang kembali.
RCA dan HFMEA merupakan sebagian dari alat kontrol bagi peningkatan mutu rumah sakit dalam sasaran keselamatan pasien.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian, alasan pentingnya, prinsip, cara melakukan, jenis, dan hambatan pendelegasian wewenang. Pendelegasian wewenang merupakan proses pelimpahan kewenangan dan tanggung jawab kepada bawahan untuk melaksanakan tugas tertentu guna mencapai tujuan organisasi secara lebih efisien dan mengembangkan kompetensi karyawan. Terdapat dua jenis pendelegasian yaitu pen
Dokumen tersebut membahas tentang kegiatan keperawatan dasar dalam memenuhi kebutuhan pasien meliputi kebutuhan fisiologis, keamanan dan kenyamanan, harga diri, serta aktualisasi diri sesuai dengan hirarki kebutuhan Maslow. Terdapat pula penjelasan mengenai kegiatan keperawatan dalam memenuhi 14 kebutuhan dasar pasien menurut Virginia Henderson seperti nutrisi, eliminasi, bergerak, tidur, dan berkomunikasi.
Modul ini membahas tentang prosedur mengganti cairan infus, meliputi tujuan pembelajaran umum dan khusus, uraian materi tentang pengertian, tujuan, indikasi dan kontraindikasi, pengkajian keperawatan, persiapan alat dan pasien, serta prosedur kerja mengganti cairan infus. Modul ini juga menjelaskan tentang tugas praktikum, tugas mandiri, dan format penilaian keterampilan mengganti cairan infus.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian etika keperawatan, kode etik keperawatan, dan permasalahan dasar etika keperawatan yang terdiri dari lima masalah yaitu kuantitas vs kualitas hidup, kebebasan vs penanganan bahaya, berkata jujur vs bohong, keinginan pengetahuan vs falsafah dan ideologi, serta terapi konvensional vs tidak ilmiah."
Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
1. SBAR merupakan format komunikasi yang awalnya dikembangkan untuk militer dan industri penerbangan untuk mengurangi risiko kesalahan informasi.
2. SBAR digunakan untuk meningkatkan efektivitas komunikasi antar tenaga kesehatan dengan memberikan informasi yang jelas tentang kondisi pasien.
3. Format SBAR terdiri dari empat bagian yaitu Situasi, Latar Belakang
Etika merupakan pertimbangan keputusan antara yang baik dan buruk yang dilakukan seseorang terhadap orang lain yang berdasar atas nilai moral dan kesusilaan. Kode etik perawat berfungsi sebagai pedoman perilaku dan menjalin hubungan profesional serta sarana pengaturan diri sebagai profesi. Prinsip-prinsip etika keperawatan meliputi autonomy, beneficience, justice, non-maleficience, veracity, fidelity, confidentiality, akuntabilitas, nilai m
1. Seorang kepala ruangan memberikan kebebasan kepada anggotanya untuk melakukan perubahan atau ide tanpa kontrol ketat. Gaya kepemimpinannya adalah laissez-faire.
2. Seorang manajer mengambil keputusan sendiri tanpa musyawarah dan memberikan beban kerja berlebih. Gaya kepemimpinannya adalah autokratik.
3. Seorang perawat harus bertanya dengan sikap profesional untuk memahami kel
Aplikasi perhitungan tenaga keperawatan need (douglas)Yabniel Lit Jingga
Dokumen ini membahas metode Need dan Douglas untuk menghitung kebutuhan tenaga keperawatan di rumah sakit berdasarkan klasifikasi pasien menjadi 3 kategori: minimal, parsial, dan total. Metode Douglas menetapkan standar waktu perawatan untuk setiap kategori dan menghitung jumlah perawat yang dibutuhkan untuk setiap shift berdasarkan jumlah pasien. Contoh kasus menunjukkan cara menghitung jumlah perawat pagi, sore, dan malam
Dokumen tersebut membahas tentang definisi, tujuan, landasan hukum, klasifikasi, jenis, komponen dan proses penegakan diagnosis keperawatan menurut Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI) Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
Manajemen keperawatan adalah proses pengelolaan sumber daya untuk memberikan asuhan keperawatan secara efektif dan efisien guna mencapai tujuan organisasi. Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) merupakan sistem yang memungkinkan perawat memberikan asuhan secara terstruktur. Terdapat beberapa model MAKP, termasuk fungsional, kasus, tim, dan primer.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian, alasan pentingnya, prinsip, cara melakukan, jenis, dan hambatan pendelegasian wewenang. Pendelegasian wewenang merupakan proses pelimpahan kewenangan dan tanggung jawab kepada bawahan untuk melaksanakan tugas tertentu guna mencapai tujuan organisasi secara lebih efisien dan mengembangkan kompetensi karyawan. Terdapat dua jenis pendelegasian yaitu pen
Dokumen tersebut membahas tentang kegiatan keperawatan dasar dalam memenuhi kebutuhan pasien meliputi kebutuhan fisiologis, keamanan dan kenyamanan, harga diri, serta aktualisasi diri sesuai dengan hirarki kebutuhan Maslow. Terdapat pula penjelasan mengenai kegiatan keperawatan dalam memenuhi 14 kebutuhan dasar pasien menurut Virginia Henderson seperti nutrisi, eliminasi, bergerak, tidur, dan berkomunikasi.
Modul ini membahas tentang prosedur mengganti cairan infus, meliputi tujuan pembelajaran umum dan khusus, uraian materi tentang pengertian, tujuan, indikasi dan kontraindikasi, pengkajian keperawatan, persiapan alat dan pasien, serta prosedur kerja mengganti cairan infus. Modul ini juga menjelaskan tentang tugas praktikum, tugas mandiri, dan format penilaian keterampilan mengganti cairan infus.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian etika keperawatan, kode etik keperawatan, dan permasalahan dasar etika keperawatan yang terdiri dari lima masalah yaitu kuantitas vs kualitas hidup, kebebasan vs penanganan bahaya, berkata jujur vs bohong, keinginan pengetahuan vs falsafah dan ideologi, serta terapi konvensional vs tidak ilmiah."
Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
1. SBAR merupakan format komunikasi yang awalnya dikembangkan untuk militer dan industri penerbangan untuk mengurangi risiko kesalahan informasi.
2. SBAR digunakan untuk meningkatkan efektivitas komunikasi antar tenaga kesehatan dengan memberikan informasi yang jelas tentang kondisi pasien.
3. Format SBAR terdiri dari empat bagian yaitu Situasi, Latar Belakang
Etika merupakan pertimbangan keputusan antara yang baik dan buruk yang dilakukan seseorang terhadap orang lain yang berdasar atas nilai moral dan kesusilaan. Kode etik perawat berfungsi sebagai pedoman perilaku dan menjalin hubungan profesional serta sarana pengaturan diri sebagai profesi. Prinsip-prinsip etika keperawatan meliputi autonomy, beneficience, justice, non-maleficience, veracity, fidelity, confidentiality, akuntabilitas, nilai m
1. Seorang kepala ruangan memberikan kebebasan kepada anggotanya untuk melakukan perubahan atau ide tanpa kontrol ketat. Gaya kepemimpinannya adalah laissez-faire.
2. Seorang manajer mengambil keputusan sendiri tanpa musyawarah dan memberikan beban kerja berlebih. Gaya kepemimpinannya adalah autokratik.
3. Seorang perawat harus bertanya dengan sikap profesional untuk memahami kel
Aplikasi perhitungan tenaga keperawatan need (douglas)Yabniel Lit Jingga
Dokumen ini membahas metode Need dan Douglas untuk menghitung kebutuhan tenaga keperawatan di rumah sakit berdasarkan klasifikasi pasien menjadi 3 kategori: minimal, parsial, dan total. Metode Douglas menetapkan standar waktu perawatan untuk setiap kategori dan menghitung jumlah perawat yang dibutuhkan untuk setiap shift berdasarkan jumlah pasien. Contoh kasus menunjukkan cara menghitung jumlah perawat pagi, sore, dan malam
Dokumen tersebut membahas tentang definisi, tujuan, landasan hukum, klasifikasi, jenis, komponen dan proses penegakan diagnosis keperawatan menurut Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI) Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
Manajemen keperawatan adalah proses pengelolaan sumber daya untuk memberikan asuhan keperawatan secara efektif dan efisien guna mencapai tujuan organisasi. Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) merupakan sistem yang memungkinkan perawat memberikan asuhan secara terstruktur. Terdapat beberapa model MAKP, termasuk fungsional, kasus, tim, dan primer.
Nursing case manajement adalah bentuk pemberian asuhan keperawatan dan manajemen sumber daya terkait yang memungkinkan manajemen strategis biaya dan mutu oleh perawat untuk episode penyakit pasien hingga perawatan lanjut. Patient focus adalah pengorganisasian asuhan keperawatan dimana perawat memberikan asuhan menyeluruh kepada satu pasien.
Proses keperawatan adalah serangkaian langkah sistematis untuk mengidentifikasi masalah kesehatan pasien, merencanakan intervensi, melaksanakan tindakan keperawatan, dan mengevaluasi hasilnya. Proses ini membantu perawat dalam memberikan perawatan bermutu dan bertanggung jawab secara ilmiah kepada pasien.
Makalah Sistem Pengembangan Kinerja Klinik Perawatmeida olivia
A. Latar Belakang
Untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, yang berdasarkan pada profesionalisme, IPTEK, aspek legal dan berlandaskan etika untuk mendukung sitem pelayanan kesehatan secara komprehensif, Departemen Kesehatan Indonesia mengeluarkan kebijakan tentang Sistem Pengembangan Manajemen Kinerja Klinik (SPMKK). Sistem pengembangan manajemen kinerja klinis (SPMKK) adalah suatu Micro system dari macro system organisasi pelayanan kesehatan dan proses manajerial untuk meningkatkan kemampuan klinis perawat dan bidan di rumah sakit dan puskesmas.
Sistem Pengembangan Manajemen Kinerja Klinik (SPMKK) ini telah diperkenalkan di beberapa kabupaten di Indonesia karena telah mendapat dukungan pimpinan institusi maka SPMKK di terapkan. Oleh sebab itu, SPMKK perlu dipertahankan dan di kembangkan ke seluruh unit pelayanan kesehatan terutama dalam bidang keperawatan. Maka dari itu, dalam makalah ini kami akan menjelaskan dan menguraikan tentang kebijakan SPMKK, agar kita dapat menjadi perawat yang profesional.
Dokumen tersebut membahas tentang manajemen keperawatan khususnya ronde keperawatan. Secara garis besar dibahas mengenai pengertian, tujuan, manfaat, tipe, tahapan dan persiapan ronde keperawatan. Ronde keperawatan merupakan kegiatan diskusi antara perawat untuk menyelesaikan masalah pasien dengan melibatkan pasien secara langsung.
Model praktek keperawatan dapat diimplementasikan dalam berbagai sistem, seperti private duty nursing, metode aplikasi klien, fungsional nursing, case management, dan ProACT. Setiap sistem memiliki kelebihan dan kekurangan tertentu dalam menyediakan pelayanan keperawatan yang berfokus pada kebutuhan pasien secara menyeluruh atau efisiensi.
MAKP dengan Metode Modifikasi Tim Primer Nursing diterapkan di Ruang Cempaka RSU Kertha Usada untuk meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan melalui ronde keperawatan, supervisi, sentralisasi obat, dan discharge planning. Namun, beberapa aspek pelaksanaannya belum optimal sehingga perlu ditingkatkan.
Dokumen tersebut membahas tentang metode keperawatan tim yang merupakan model keperawatan profesional dimana seorang perawat memimpin tim dalam memberikan asuhan kepada klien secara kooperatif. Metode ini bertujuan untuk memberikan pelayanan yang komprehensif dan meningkatkan kualitas asuhan dengan memanfaatkan keahlian setiap anggota tim. Dokumen juga menjelaskan prinsip, kelebihan, kelemahan, konsep, tanggung
Similar to Konsep dasar dan tujuan MPKP ,.ppt (20)
2. A. Pendahuluan
Proses Profesionalisme keperawatan di Indonesia
(Lokakarya Keperawatan Nasional 1983)
Profesionalisme dalam
asuhan keperawatan
Upaya-upaya untuk meningkatkan mutu
Asuhan keperawatan
Dikembangkan MPKP
Di Indonesia
UU
Perlindungan
konsumen
(1999)
UU 1992
3. PENDAHULUAN
PENGERTIAN
Model Praktek Keperawaan Profesional
( MPKP) adalah suatu sistem (Struktur,
Proses dan nilai-nilai profesional) yang
memungkinkan perawat profesional
mengatur pemberian asuhan keperawatan
termasuk lingkungan, yang dapat
menopang pemberian asuhan tersebut
(Hoffart&Woods, 1996 dalam Sitorus,2005)
4. Tujuan dari MPKP
Menjaga konsistensi asuhan keperawatan
Mengurangi konflik, tumpang tindih, dan
kekosongan pelaksanaan asuhan keperawatan
oleh tim keperawatan
Menciptakan kemandirian dalam memberikan
asuhan keperawatan
Memberikan pedoman dalam menentukan
kebijakan dan keputusan
Menjelaskan dengan tegas ruang lingkup dan
tujuan asuhan keperawatan bagi setiap tim
keperawatan.
5. Lima Komponen MPKP
1. Nilai-nilai profesional
Perawat Pasien
“Caring Relation Ship”
Nilai-nilai Profesional
2. Pendekatan manajemen
Penekanan pada manajemen sumber daya manusia
6. 5 NILAI NILAI MPKP
• Nilai-nilai profesionalNilai-nilai
professional
• Pendekatan manajemen
• Metode pemberian asuhan (PP, PA)
• Hubungan professional
• Sistem kompensasi dan penghargaan
7. 1. Nilai-nilai professional
• Ditekan pada
• 1. keperawatan adalah profesi
• 2. Mempunyai nilai nilai intelektual
• 3. Mempunyai nilai komitmen moral
• 4. Otonomi , tanggung jawab dan tanggung gugat
8. 2. Pendekatan manajemen
• Ditekan pada
1. Alat / fasilitas keperawatan
2. Ketenagaan / struktur yang jelas (adanya garis
komunikasi antar PP,PA Karu , dll
3. Standar asuhan keperawatan
9. 3. METODA PEMBERIAN ASUHAN
1. Metode fungsional
2. Metode TIM
3. Meode kasus
4. Metode primer
5. Primer modifikasi
10. 4. Hubungan profesional
• Hubungan profesional dilakukan oleh PP , karena PP
yang paling mengetahui perkembangan dan kondisi
pasien sejak awal masuk dan selama dirawat
• sehingga data yang diberikan pada profesi lain akurat /
adekuat
Hubungan profesional dapat dilakukan mll:
* Pre conference
* Post conference
* Ronde Keperawatan
* Diskusi kasus sulit
11. 5. sistem Kompensasi dan penghargaan
• Perawat berhak mendapatkan kompensasi dan
penghargaan / Tunjangan produktifitas kerja
(TPK)
1. Materiil (dari asuhan keperawatan)
2. Non materiil (pendidikan , pelatihan , rekreasi )
12. Macam-macam Metode Penugasan MPKP dalam
Keperawatan
1. Metode Kasus
• metode ini satu perawat akan memberikan
asuhan keperawatan kepada seorang klien
secara total dalam satu periode dinas.
• Jumlah klien yang dirawat oleh satu
perawat bergantung pada kemampuan
perawat tersebut dan kompleksnya
kebutuhan klien. (Sitorus, 2006).
13. 2. Metode Fungsional
• Pada metode fungsional, pemberian asuhan
keperawatan ditekankan pada penyelesaian tugas
atau prosedur.
• Setiap perawat diberi satu atau beberapa tugas
untuk dilaksanakan kepada semua klien di satu
ruangan. (Sitorus, 2006).
• Pada metode ini, kepala ruang menentukan tugas
setiap perawat dalam satu ruangan. Perawat akan
melaporkan tugas yang dikerjakannya kepada
kepala ruangan dan kepala ruangan tersebut
bertanggung jawab dalam pembuatan laporan klien.
• Metode fungsional mungkin efisien dalam
menyelesaikan tugas-tugas apabila jumlah perawat
sedikit, tetapi klien tidak mendapatkan kepuasan
asuhan yang diterimanya. (Sitorus, 2006).
14. • Metode ini kurang efektif karena (Sitorus,
2006) :
a. Proritas utama yang dikerjakan adalah
kebutuhan fisik dan kurang menekankan
pada pemenuhan kebutuhan holistik
b. Mutu asuhan keperawatan sering
terabaikan karena pemberian asuhan
keperawatan terfragmentasi
15. c. Komunikasi antar perawat sangat terbatas
sehingga tidak ada satu perawat yang mengetahui
tentang satu klien secara komprehensif, kecuali
mungkin kepala ruangan.
d. Keterbatasan itu sering menyebabkan klien
merasa kurang puas terhadap pelayanan atau
asuhan yang diberikan karena seringkali klien
tidak mendapat jawaban yang tepat tentang hal-
hal yang ditanyakan.
e. Klien kurang merasakan adanya hubungan saling
percaya dengan perawat
16. • 3. Metode tim
• Metode tim merupakan metode pemberian asuhan
keperawatan, yaitu seorang perawat profesional
memimpin sekelompok tenaga keperawatan
dalam memberikan asuhan keperawatan pada
sekelompok klien melalui upaya kooperatif dan
kolaboratif (Douglas, 1992).
• Metode tim didasarkan pada keyakinan bahwa
setiap anggota kelompok mempunyai kontribusi
dalam merencanakan dan memberikan asuhan
keperawatan sehingga menimbulkan rasa
tanggung jawab yang tinggi. (Sitorus, 2006).
17. Pelaksanaan metode tim berlandaskan konsep berikut (Sitorus,
2006) :
a. Ketua tim, sebagai perawat profesional harus mampu
menggunakan berbagai teknik kepemimpinan.
b. Ketua tim harus dapat membuat keputusan tentang prioritas
perencanaan, supervisi, dan evaluasi asuhan keperawatan.
Tanggung jawab ketua tim adalah :
1) Mengkaji setiap klien dan menetapkan renpra
2) Mengkoordinasikan renpra dengan tindakan medis
3) Membagi tugas yang harus dilaksanakan oleh setiap anggota
kelompok dan memberikan bimbingan melalui konferensi
4) Mengevaluasi pemberian askep dan hasil yang dicapai serta
mendokumentasikannya
18. b. Komunikasi yang efektif penting agar kontinuitas
renpra terjamin. Komunikasi yang terbuka dapat
dilakukan melalui berbagai cara, terutama melalui
renpra tertulis yang merupakan pedoman
pelaksanaan asuhan, supervisi, dan evaluasi.
c. Anggota tim harus menghargai kepemimpinan
ketua tim.
d. Peran kepala ruangan penting dalam metode tim.
Metode tim akan berhasil baik apabila didukung
oleh kepala ruang untuk itu kepala ruang
diharapkan telah :
1) Menetapkan standar kinerja yang diharapkan dari
staf
19. 2) Membantu staf menetapkan sasaran dari
unit/ruangan
3) Memberi kesempatan pada ketua tim untuk
pengembangan kepemimpinan
4) Mengorientasikan tenaga yang baru tentang
fungsi metode tim keperawatan
5) Menjadi narasumber bagi ketua tim
6) Mendorong staf untuk meningkatkan
kemampuan melalui riset keperawatan
7) Menciptakan iklim komunikasi yang terbuka
20. 4. Metode perawatan primer
• Menurrut Gillies (1989) “Keperawatan primer
merupakan suatu metode pemberian asuhan
keperawatan, dimana terdapat hubungan yang
dekat dan berkesinambungan antara klien dan
seorang perawat tertentu yang bertanggungjawab
dalam perencanaan, pemberian, dan koordinasi
asuha keperawatan klien, selama klien dirawat.”
(Sitorus, 2006).
• Pada metode keperawatan primer perawat yang
bertanggung jawab terhadap pemberian asuhan
keperawatan disebut perawat primer (primary
nurse)
21. 5. Metode asuhan modifikasi keperawatan primer
Kepala Ruangan
PP 1 PP 2 PP 3
P A
PA
PA
PA
PA
PA
9-10 Pasien
P A
PA
PA
PA
PA
PA
9-10 Pasien
P A
PA
PA
PA
PA
PA
9-10 Pasien
Pagi
Sore
Malam
Libur
Cuti
22. CIRI – CIRI PERAWAT PRIMER
• Akuntabilitas,
• Otonomi,
• Otoritas,
• Advokasi, ketegasan, dan
• 5K yaitu kontinuitas, komunikasi,
kolaborasi, koordinasi, dan komitmen.
(Sitorus, 2006).
23. • Setiap PP biasanya merawat 4 sampai 6 klien dan
bertanggungjawab selama 24 jam selama klien
• Perawat Primer akan melakukan wawancara
mengkaji secara komprehensif, dan
merencanakan asuhan keperawatan.
• Perawat Primer yang paling mengetahui keadaaan
klien.
• Jika PP tidak sedang bertugas, kelanjutan asuhan
akan di delegasikan kepada perawat lain
(associated nurse).
• PP bertanggungjawab terhadap asuhan
keperawatan klien dan menginformasikan
keadaan klien kepada kepala ruangan, dokter, dan
staff keperawatan. (Sitorus, 2006).
24. Keuntungan PP
• Pasien merasa lebih dihargai sebagai manusia karena
terpenuhi kebutuhannya secara individu, asuhan
keperawatan yang bermutu tinggi dan tercapainya layanan
yang efektif terhadap pengobatan,
• dukungan,proteksi, informasi, dan advokasi.
• Metode itu dapat meningkatkan mutu asuhan keperawatan
karena :
a. Hanya ada 1 perawat yang bertanggung jawab dalam
perencanaan dan koordinasi asuhan keperawatan
b. Jangkauan observasi setiap perawat hanya 4-6 klien
c. PP bertanggung jawab selama 24 jam
d. Rencana pulang klien dapat diberikan lebih awal
e. Rencana asuhan keperawatan dan rencana medik dapat
berjalan paralel.
25. 5. Differentiated practice
. National League for Nursing (NLN) dalam
kozier et al (1995) menjelaskan baha
differentiated practice adalah suatu
pendekatan yang bertujuan menjamin
mutu asuhan melalui pemanfaatan
sumber-sumber keperawatan yang tepat.
Terdapat dua model yaitu
Model kompetensi dan
Model pendidikan
26. 6.MANAJEMEN KASUS
• 6. Manajemen kasus
• Manajemen kasus merupakan system pemberian
asuhan kesehatan secara multi disiplin yang
bertujuan meningkatkan pemanfaatan fungsi
berbagai anggota tim kesehatan dan sumber-
sumber yang ada sehingga dapat dicapai hasil
akhir asuhan kesehatan yang optimal.
• Metode manajemen kasus meliputi beberapa
elemen utama yaitu, pendekatan berfokus pada
klien, koordinasi asuhan dan pelayanan antar
institusi, berorientasi pada hasil, efisiensi sumber
dan kolaborasi (Sitorus, 2006).
27. Karakteristik MPKP
1. Penetapan jumlah tenaga keperawatan.
2. Penetapan jumlah tenaga keperawatan
berdasarkan jumlah klien sesuai dengan
derajat ketergantungan klien.
3. Penetapan jenis tenaga keperawatan.
4. Penetapan standar rencana asuhan
keperawatan (renpra).
5. Penggunaan metode modifikasi
keperwatan primer
28. MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN
PROFESIONAL
PROSES
4. METODE
MODIFIKAS
I
KEPERAWA
TAN
PRIMER
STRUKTUR
• JUMLAH TENAGA
• JENIS TENAGA
• STANDAR TENAGA
HUBUNGAN PERAWAT-KLIEN/KELUARGA
BERKESINAMBUNGAN TG.JAWAB&TG.GUGAT
NILAI-NILAI PROFESIONAL
29. PENETAPAN JENIS TENAGA KEPERAWATAN
PP 1 PP 2
C.C.M
KEPALA RUANG
SORE: PA
MALAM: PA
LIBUR: 1, CUTI: 1
PAGI: PA, PA
SORE: PA
MALAM: PA
LIBUR: 1, CUTI: 1
PAGI: PA, PA
9-10 KLIEN 9-10 KLIEN
30. TUGAS&TANGGUNG JAWAB
KEPALA RUANG
1. MENGATUR JADWAL DINAS
2. MENGATUR&MENGENDALIKAN
KEBERSIHAN&KETERTIBAN
3. MENGADAKAN DISKUSI DENGAN
STAF UTK MEMECAHKAN MASALAH
RUANGAN
4. MEMBIMBING MAHASISWA
5. MELAKUKAN KEGIATAN
ADMINISTRASI&SURAT MENYURAT
6. MENCIPTAKAN HUB KERJA
HARMONIS
31. 1. MEMERIKSA KELENGKAPAN
STATUS STIAP HARI
2. MERENCANAKAN&MEMFASILITASI
FASILITAS YANG DIBUTUHKAN
3. MELAKSANAKAN PEMBINAAN
TERHADAP PP DAN PA
4. MEMANTAU&MENGEVALUASI
PENAMPILAN KERJA
5. MEMBUAT PETA RESIKO DIRUANG
RAWAT
6. MERENCANAKAN&MENGEVALUAS
I MUTU ASKEP BERSAMA CCM
32. TUGAS&TANGGUNG JAWAB
CLINICAL CARE MANAGER (CCM)
1. MEMBIMBING PP&PA TTG
IMPLEMENTASI MPKP (RONDE)
2. MEMBERI MASUKAN SAAT DISKUSI
KASUS PADA PP&PA
3. BEKERJA SAMA DENGAN KEPALA
RUANG
4. MENGEVALUASI PENKES YANG
DILAKUKAN PP
5. MENGEVALUASI IMPLEMENTASI
MPKP
33. TUGAS&TANGGUNG JAWAB
PERAWAT PRIMER (PP)
1. MELAKUKAN KONTRAK DENGAN
KLIEN&KELUARGA
2. MELAKUKAN PENGKAJIAN THDP KLIEN
BARU/MELNGKAPI HASIL DARI PA
3. MENETAPKAN RENCANA
ASKEP&MENJELASKAN PADA PA
(PRECONFERNCE)
4. MENETAPKAN PA YANG BERTANGGUNG
JAWAB PADA KLIEN
5. MELAKUKAN BIMBINGAN&EVALUASI PADA
PA DLM MELAK TIND. KEP.
6. MEMONITOR DOKUMENTASI YANG
DILAKUKAN PA
34. MENGATUR PELAKSANAAN KONSUL&LAB
1. MEMBANTU&MEMFASILITASI
TERLAKSANANYA KEGIATAN PA
2. MELAKUKAN KEGIATAN SERAH TERIMA
KLIEN
3. MENDAMPINGI VISIT TEAM MEDIS
4. MELAKUKAN EVALUASI ASKEP&MEMBUAT
CATATAN PERKEMBANGAN KLIEN STIAP
HARI
5. MEMBERIKAN PENKES PADA KLIEN &
KELUARGA
6. MEMBUAT RENCANA PULANG
7. BEKERJA SAMA DENGAN CCM
35. TUGAS&TANGGUNGB JAWAB
PERAWAT ASSOCIATE (PA)
1. MEMBACA RENCANA PERAWATAN YANG
TELAH DITETAPKAN PP
2. MEMBINA HUBUNGAN TERAPEUTIK
DENGAN KLIEN&KELUARGA
3. MENERIMA DELEGASI PERAN PP, BILA PP
TIDAK ADA
4. MELAKUKAN TINDAKAN KEP.
BERDASARKAN RENPRA
36. 1. MELAKUKAN EVALUASI THD TIND. YANG
TELAH DILAK.&MENDOKUMENTASIKAN
2. MEMERIKSA
KERAPIHAN&KELENGKAPAN STATUS
KEP.
3. MENGKOMUNIKASIKAN SMUA MASALAH
KEPADA PP
4. MENYIAPKAN KLIEN UNTK
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK, LAB,
PENGOBATAN DAN TIND. KEP.
5. BERPERAN SERTA DALAM MEMBERIKAN
PENKES
6. MELAKUKAN INVENTARISASI FASILITAS
7. MEMBANTU TIM LAIN YANG
MEMBUTUHKAN