Antonia uteri adalah kegagalan otot rahim untuk menutup pembuluh darah di plasenta setelah persalinan sehingga menyebabkan perdarahan berlebihan. Kondisi ini ditandai dengan rahim longgar, naiknya fundus uteri, perdarahan lebih dari 500 cc, dan gejala syok. Diagnosa ditegakan dengan menemukan rahim longgar dan kontraksi lemah setelah persalinan. Pencegahannya meliputi manajemen aktif kala III dan pemberian
2. Pengertian
Atonia uteri merupakan kegagalan otot rahim dalam melakukan
kompresi pembuluh darah pada sisi plasenta yang terbuka setelah
terjadi separasi, sehingga darah dalam jumlah besar mengalir dari
pembuluh darah maternal tanpa dapat dihentikan melalui fungsi
hemostasis dan kerja ligatur.
(Fraser dan Cooper, 2011; Cunningham, 2018).
Antonia Uteri adalah lemahnya tonus otot atau kontraksi rahim yang
menyebabkan uterus tidak mampu menutup perdarahan terbuka dari
tempat implantasi plasenta setelah bayi dan plasenta lahir.
(Prawihardjo, 2014)
3. Kehamilan grand multipara
Persalinan cepat (Partus Presipitatus)
Polihidramnion dan Kehamilan Kembar
Tertinggalnya katiledon
03
02
04
06
P
R
E
D
I
S
P
O
S
I
S
I
Kala I atau II memanjang 01
Infeksi intra uterine (korioamnionitis)
05
4. Tanda dan Gejala
1. Konsistensi Rahim
Lunak
2. Fundus Uteri
Naik
3. Perdarahan
(darah yang
keluar >500cc)
4. Terdapat Tanda-
tanda Syok
. Tanda-tanda Syok
a. Nadi cepat dan
lemah (110 kali/
menit atau lebih)
b. tekanan darah
sangat rendah :
tekanan sistolik <
90 mmHg
c. Pucat
d. Keriangat/kulit
terasa dingin dan
lembap.
e. Pernafasan cepat
frekuensi30 kali/
menit atau lebih
f. Gelisah, besar atau
kehilangan
kesadaran
g. Urine yang sedikit (
<30 cc/jam)
5. Diagnosa
Diagnosis ditegakan bila setelah bayi dan plasenta lahir
ternyata pendarahan masih aktif dan banyak,
bergumpal dan pada palpasi didapatkan fundus uteri
masih pusat atau lebih dengan kontraksi yang
lembek. Perlu diperhatikan bahwa pada saat atonia
uteri di diagnosis, maka pada saat itu juga masih ada
darah sebanyak 500-1000 cc yang sudah keluar dari
pembuluh darah,tetapi masih terperangkap dalam rahim
dan harus diperhitungkan dalam kalkulasi pemberian
darah pengganti.
(Prawihardjo, 2014)
6. Pencegahan
Melakukan secara rutin manajemen
aktif kala III
Pemberian misoprostol 2-3 tablet (400-
600 µg) segera setalh bayi lahir.
Menurut Prawihardjo, 2014 Antonia
Uteri dapat di cegah :
8. Tindakan
Menurut Prawihardjo,
2014 banyaknya darah
yang hilang akan
mempengaruhi keadaan
umum pasien. Pasien bisa
masih dalam keadaan
sadar, sedikit anemis
atau syok hipovelemik.
Tindakan yang pertama
harus dilakukan sesuai
keadaan kliniknya.
Bila pasien syok :
a. Sikap trendelenbrug,
memasang venous lain, dan
memberikan oksigen
b. Merangsang kontraksi uterus
9. Tindakan
Bila semua tindakan yang
telah dilakukan gagal,
maka dilakukan tindakan
operatif laparotomy
dengan pilihan bedah
konservatif
(mempertahankan uterus)
atau melakukan
histerektomi
Alternatif lain;
a. Ligase arteria uterine atau
artterine ovarika
b. Operasi ransel B Lynch
c. Histerektomi supravaginal
d. Histerektomi totl abdominal