Dokumen tersebut memberikan pedoman penyusunan dokumen akreditasi untuk Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP). Pedoman ini menjelaskan jenis dokumen berdasarkan sumbernya, jenis dokumen yang dibutuhkan untuk akreditasi, dan contoh dokumen yang perlu disiapkan oleh FKTP seperti kebijakan, manual mutu, rencana lima tahunan, standar operasional prosedur, dan lainnya.
Dokumen tersebut memberikan pedoman penyusunan dokumen akreditasi untuk Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP). Pedoman ini menjelaskan jenis dokumen berdasarkan sumbernya, jenis dokumen yang dibutuhkan untuk akreditasi, dan contoh dokumen yang perlu disiapkan oleh FKTP seperti kebijakan, manual mutu, rencana lima tahunan, standar operasional prosedur, dan lainnya.
Dokumen ini menjelaskan kerangka acuan kegiatan perencanaan program peningkatan mutu klinis dan keselamatan pasien di Puskesmas Tegalsari. Program ini bertujuan untuk memastikan pelayanan sesuai standar mutu dan meningkatkan kualitas layanan dengan memantau indikator klinis setiap bulan. Kegiatannya meliputi pencatatan indikator di setiap unit, analisis data, evaluasi, dan pelaporan setiap enam bulan.
Dokumen tersebut membahas tentang penentuan indikator mutu dan keselamatan pasien di Klinik Pratama Tera Medika dengan mengacu pada peraturan Menteri Kesehatan dan melakukan pengukuran indikator setiap unit pelayanan, pengumpulan data secara berkala untuk dievaluasi dan dilakukan analisis pemenuhan indikator, serta hasil analisis dikomunikasikan untuk perbaikan mutu.
Dokumen tersebut memberikan pedoman penyusunan dokumen akreditasi untuk Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP). Pedoman ini menjelaskan jenis dokumen berdasarkan sumbernya, jenis dokumen yang dibutuhkan untuk akreditasi, dan contoh dokumen yang perlu disiapkan oleh FKTP seperti kebijakan, manual mutu, rencana lima tahunan, standar operasional prosedur, dan lainnya.
Dokumen tersebut memberikan pedoman penyusunan dokumen akreditasi untuk Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP). Pedoman ini menjelaskan jenis dokumen berdasarkan sumbernya, jenis dokumen yang dibutuhkan untuk akreditasi, dan contoh dokumen yang perlu disiapkan oleh FKTP seperti kebijakan, manual mutu, rencana lima tahunan, standar operasional prosedur, dan lainnya.
Dokumen ini menjelaskan kerangka acuan kegiatan perencanaan program peningkatan mutu klinis dan keselamatan pasien di Puskesmas Tegalsari. Program ini bertujuan untuk memastikan pelayanan sesuai standar mutu dan meningkatkan kualitas layanan dengan memantau indikator klinis setiap bulan. Kegiatannya meliputi pencatatan indikator di setiap unit, analisis data, evaluasi, dan pelaporan setiap enam bulan.
Dokumen tersebut membahas tentang penentuan indikator mutu dan keselamatan pasien di Klinik Pratama Tera Medika dengan mengacu pada peraturan Menteri Kesehatan dan melakukan pengukuran indikator setiap unit pelayanan, pengumpulan data secara berkala untuk dievaluasi dan dilakukan analisis pemenuhan indikator, serta hasil analisis dikomunikasikan untuk perbaikan mutu.
Manajemen puskesmas dan akreditasi merangkum tiga hal penting yaitu: (1) latar belakang kegiatan praktek lapangan untuk mengaplikasikan pembelajaran, (2) proses kegiatan yang meliputi posyandu, kunjungan rumah, dan survey kepuasan pasien, (3) hasil survey kepatuhan kebersihan tangan, pemakaian APD, identifikasi pasien, dan survey kepuasan pasien.
Dokumen tersebut merupakan panduan pemeriksaan kesehatan pekerja PT Medco E&P Indonesia. Panduan ini mengatur lima kategori pemeriksaan kesehatan yaitu pemeriksaan calon pekerja, berkala, khusus, sebelum bekerja dan lainnya beserta tahapan pelaksanaannya. Panduan ini juga menjelaskan tugas dan tanggung jawab bagi berbagai departemen terkait pelaksanaan pemeriksaan kesehatan di perusaha
Laporan hasil validasi iak RSUD dr. Abdul Aziz 2020RSUDdrABDULAZIZ
Laporan ini memberikan ringkasan tentang validasi data indikator mutu klinis di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Abdul Aziz untuk periode Januari-Maret 2020. Laporan ini menganalisis hasil validasi sembilan indikator mutu dan merekomendasikan langkah-langkah untuk meningkatkan pencapaian indikator mutu di rumah sakit.
Pedoman ini menjelaskan tentang tata cara pelaksanaan survei akreditasi rumah sakit oleh Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS) Indonesia. Terdiri dari pengertian, standar yang digunakan, jenis surveiornya, dan pembagian tugas antar survei untuk memastikan pelaksanaan survei yang efektif dan terarah.
Dokumen tersebut berisi ringkasan evaluasi pencapaian standar mutu dan keselamatan pasien di rumah sakit. Beberapa elemen yang dievaluasi antara lain tanggung jawab direktur rumah sakit, perencanaan program mutu oleh pimpinan, keterlibatan direktur dalam menetapkan prioritas perbaikan, dan pengukuran indikator mutu oleh unit kerja. Evaluasi dilakukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan bagi pasien.
Dokumen tersebut membahas tentang indikator mutu rumah sakit sesuai standar akreditasi Kementerian Kesehatan tahun 2022. Terdapat penjelasan mengenai definisi indikator mutu, jenis-jenis indikator yang harus diukur seperti Indikator Nasional Mutu, Indikator Mutu Prioritas Rumah Sakit, dan Indikator Mutu Prioritas Unit. Juga dijelaskan cara memilih dan menentukan indikator mutu yang tepat di rumah sakit dan unit-unitny
Dokumen ini berisi formulir permohonan survei akreditasi rumah sakit oleh Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS) yang mencakup data rumah sakit, persyaratan akreditasi, persiapan yang dibutuhkan, dan sarana pendukung.
Dokumen tersebut membahas tentang pelaksanaan survei akreditasi puskesmas dan klinik. Terdapat beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh puskesmas dan klinik untuk mengajukan pengusulan survei akreditasi seperti memiliki perizinan berusaha, teregistrasi di Kementerian Kesehatan, pelaporan indikator mutu, dan persyaratan lainnya. Dokumen ini juga menjelaskan tahapan pelaksanaan survei mulai dari
Dokumen ini memberikan gambaran umum tentang Puskesmas Kecamatan X yang meliputi lokasi, jumlah penduduk yang ditangani, jumlah pegawai, visi, misi, sasaran kinerja, ruang lingkup penerapan sistem manajemen mutu, dan persyaratan dokumen yang dibutuhkan. Dokumen ini juga menjelaskan komitmen manajemen untuk pengembangan sistem manajemen mutu di Puskesmas tersebut.
PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS MELATA FIX TAHUN 2022_100723.pdfELande
Puskesmas merupakan ujung tombak terdepan dalam pembangunan
kesehatan. Untuk menunjang pelaksanaan fungsi dan penyelenggaraan upayanya,
Puskesmas dilengkapi dengan instrumen manajemen yang terdiri dari : perencanaan
tingkat puskesmas, lokakarya mini puskesmas, penilaian kinerja puskesmas dan
manajemen sumberdaya termasuk alat; obat; keuangan dan tenaga; serta didukung
dengan manajemen sistem pencatatan dan pelaporan (sistem informasi manajemen
puskesmas/SIMPUS) dan upaya peningkatan mutu pelayanan (antara lain melalui
penerapan quality assurance).
Penilaian kinerja puskesmas dilakukan sebagai upaya untuk melakukan
penilaian hasil kerja/prestasi puskesmas. Pelaksanaan penilaian dimulai dari tingkat
puskesmas sebagai instrumen mawas diri karena setiap puskesmas melakukan penilaian
kinerjanya secara mandiri kemudian dinas kesehatan kabupaten/kota melakukan
verifikasi hasilnya. Berdasarkan hasil verifikasi, dinas kesehatan kabupaten/kota
bersama puskesmas dapat menetapkan puskesmas ke dalam kelompok (I,II,III) sesuai
dengan pencapaian kinerjanya. Pada setiap kelompok, dinas kesehatan kabupaten/kota
dapat melakukan analisa tingkat kinerja puskesmas berdasarkan rincian nilainya
sehingga urutan pencapaian kinerjanya dapat diketahui serta dapat dilakukan pembinaan
secara lebih mendalam dan terfokus.
Evaluasi hasil kinerja/kegiatan yang dilaksanakan harus dapat digunakan
untuk menyusun perencanaan yang akan datang dan selanjutnya perencanaan yang
dibuat dapat dipantau dan dinilai hasilnya.
Akhir kata, kami menyadari bahwa pembuatan penilaian kinerja puskesmas
ini masih belum sempurna, untuk itu saran dan masukan dalam penyempurnaan
penilaian kinerja puskesmas ini
sangat kami diharapkan
Puskesmas merupakan ujung tombak terdepan dalam pembangunan
kesehatan. Untuk menunjang pelaksanaan fungsi dan penyelenggaraan upayanya,
Puskesmas dilengkapi dengan instrumen manajemen yang terdiri dari : perencanaan
tingkat puskesmas, lokakarya mini puskesmas, penilaian kinerja puskesmas dan
manajemen sumberdaya termasuk alat; obat; keuangan dan tenaga; serta didukung
dengan manajemen sistem pencatatan dan pelaporan (sistem informasi manajemen
puskesmas/SIMPUS) dan upaya peningkatan mutu pelayanan (antara lain melalui
penerapan quality assurance).
Penilaian kinerja puskesmas dilakukan sebagai upaya untuk melakukan
penilaian hasil kerja/prestasi puskesmas. Pelaksanaan penilaian dimulai dari tingkat
puskesmas sebagai instrumen mawas diri karena setiap puskesmas melakukan penilaian
kinerjanya secara mandiri kemudian dinas kesehatan kabupaten/kota melakukan
verifikasi hasilnya. Berdasarkan hasil verifikasi, dinas kesehatan kabupaten/kota
bersama puskesmas dapat menetapkan puskesmas ke dalam kelompok (I,II,III) sesuai
dengan pencapaian kinerjanya. Pada setiap kelompok, dinas kesehatan kabupaten/kota
dapat melakukan analisa tingkat kinerja puskesmas berdasarkan rincian nilainya
sehingga urutan pencapaian kinerjanya dapat diketahui
PENYAKIT AKIBAT KERJA DAN PENYAKIT AKIBAT HUBUNGAN KERJA MENURUT PERPRES NO.7...ZulfiaIbrahim1
DOKUMEN INI MEMBAHAS TENTANG PENYAKIT AKIBAT KERJA DAN PENYAKIT AKIBAT HUBUNGAN KERJA YANG MENJELASKAN JENIS PENYAKIT PAK DAN PAHK MENURUT PERPRES NO.7 TAHUN 2019 YAITU: pajanan faktor yang timbul dari aktivitas pekerjaan;
(kimia, fisika, biologi dan penyakit infeksi atau parasit), berdasarkan sistem target organ; (penyakit saluran pernapasan,
penyakit kulit, gangguan otot dan kerangka, gangguan mental
dan prilaku) kanker akibat kerja; dan spesifik lainny
Manajemen puskesmas dan akreditasi merangkum tiga hal penting yaitu: (1) latar belakang kegiatan praktek lapangan untuk mengaplikasikan pembelajaran, (2) proses kegiatan yang meliputi posyandu, kunjungan rumah, dan survey kepuasan pasien, (3) hasil survey kepatuhan kebersihan tangan, pemakaian APD, identifikasi pasien, dan survey kepuasan pasien.
Dokumen tersebut merupakan panduan pemeriksaan kesehatan pekerja PT Medco E&P Indonesia. Panduan ini mengatur lima kategori pemeriksaan kesehatan yaitu pemeriksaan calon pekerja, berkala, khusus, sebelum bekerja dan lainnya beserta tahapan pelaksanaannya. Panduan ini juga menjelaskan tugas dan tanggung jawab bagi berbagai departemen terkait pelaksanaan pemeriksaan kesehatan di perusaha
Laporan hasil validasi iak RSUD dr. Abdul Aziz 2020RSUDdrABDULAZIZ
Laporan ini memberikan ringkasan tentang validasi data indikator mutu klinis di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Abdul Aziz untuk periode Januari-Maret 2020. Laporan ini menganalisis hasil validasi sembilan indikator mutu dan merekomendasikan langkah-langkah untuk meningkatkan pencapaian indikator mutu di rumah sakit.
Pedoman ini menjelaskan tentang tata cara pelaksanaan survei akreditasi rumah sakit oleh Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS) Indonesia. Terdiri dari pengertian, standar yang digunakan, jenis surveiornya, dan pembagian tugas antar survei untuk memastikan pelaksanaan survei yang efektif dan terarah.
Dokumen tersebut berisi ringkasan evaluasi pencapaian standar mutu dan keselamatan pasien di rumah sakit. Beberapa elemen yang dievaluasi antara lain tanggung jawab direktur rumah sakit, perencanaan program mutu oleh pimpinan, keterlibatan direktur dalam menetapkan prioritas perbaikan, dan pengukuran indikator mutu oleh unit kerja. Evaluasi dilakukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan bagi pasien.
Dokumen tersebut membahas tentang indikator mutu rumah sakit sesuai standar akreditasi Kementerian Kesehatan tahun 2022. Terdapat penjelasan mengenai definisi indikator mutu, jenis-jenis indikator yang harus diukur seperti Indikator Nasional Mutu, Indikator Mutu Prioritas Rumah Sakit, dan Indikator Mutu Prioritas Unit. Juga dijelaskan cara memilih dan menentukan indikator mutu yang tepat di rumah sakit dan unit-unitny
Dokumen ini berisi formulir permohonan survei akreditasi rumah sakit oleh Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS) yang mencakup data rumah sakit, persyaratan akreditasi, persiapan yang dibutuhkan, dan sarana pendukung.
Dokumen tersebut membahas tentang pelaksanaan survei akreditasi puskesmas dan klinik. Terdapat beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh puskesmas dan klinik untuk mengajukan pengusulan survei akreditasi seperti memiliki perizinan berusaha, teregistrasi di Kementerian Kesehatan, pelaporan indikator mutu, dan persyaratan lainnya. Dokumen ini juga menjelaskan tahapan pelaksanaan survei mulai dari
Dokumen ini memberikan gambaran umum tentang Puskesmas Kecamatan X yang meliputi lokasi, jumlah penduduk yang ditangani, jumlah pegawai, visi, misi, sasaran kinerja, ruang lingkup penerapan sistem manajemen mutu, dan persyaratan dokumen yang dibutuhkan. Dokumen ini juga menjelaskan komitmen manajemen untuk pengembangan sistem manajemen mutu di Puskesmas tersebut.
PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS MELATA FIX TAHUN 2022_100723.pdfELande
Puskesmas merupakan ujung tombak terdepan dalam pembangunan
kesehatan. Untuk menunjang pelaksanaan fungsi dan penyelenggaraan upayanya,
Puskesmas dilengkapi dengan instrumen manajemen yang terdiri dari : perencanaan
tingkat puskesmas, lokakarya mini puskesmas, penilaian kinerja puskesmas dan
manajemen sumberdaya termasuk alat; obat; keuangan dan tenaga; serta didukung
dengan manajemen sistem pencatatan dan pelaporan (sistem informasi manajemen
puskesmas/SIMPUS) dan upaya peningkatan mutu pelayanan (antara lain melalui
penerapan quality assurance).
Penilaian kinerja puskesmas dilakukan sebagai upaya untuk melakukan
penilaian hasil kerja/prestasi puskesmas. Pelaksanaan penilaian dimulai dari tingkat
puskesmas sebagai instrumen mawas diri karena setiap puskesmas melakukan penilaian
kinerjanya secara mandiri kemudian dinas kesehatan kabupaten/kota melakukan
verifikasi hasilnya. Berdasarkan hasil verifikasi, dinas kesehatan kabupaten/kota
bersama puskesmas dapat menetapkan puskesmas ke dalam kelompok (I,II,III) sesuai
dengan pencapaian kinerjanya. Pada setiap kelompok, dinas kesehatan kabupaten/kota
dapat melakukan analisa tingkat kinerja puskesmas berdasarkan rincian nilainya
sehingga urutan pencapaian kinerjanya dapat diketahui serta dapat dilakukan pembinaan
secara lebih mendalam dan terfokus.
Evaluasi hasil kinerja/kegiatan yang dilaksanakan harus dapat digunakan
untuk menyusun perencanaan yang akan datang dan selanjutnya perencanaan yang
dibuat dapat dipantau dan dinilai hasilnya.
Akhir kata, kami menyadari bahwa pembuatan penilaian kinerja puskesmas
ini masih belum sempurna, untuk itu saran dan masukan dalam penyempurnaan
penilaian kinerja puskesmas ini
sangat kami diharapkan
Puskesmas merupakan ujung tombak terdepan dalam pembangunan
kesehatan. Untuk menunjang pelaksanaan fungsi dan penyelenggaraan upayanya,
Puskesmas dilengkapi dengan instrumen manajemen yang terdiri dari : perencanaan
tingkat puskesmas, lokakarya mini puskesmas, penilaian kinerja puskesmas dan
manajemen sumberdaya termasuk alat; obat; keuangan dan tenaga; serta didukung
dengan manajemen sistem pencatatan dan pelaporan (sistem informasi manajemen
puskesmas/SIMPUS) dan upaya peningkatan mutu pelayanan (antara lain melalui
penerapan quality assurance).
Penilaian kinerja puskesmas dilakukan sebagai upaya untuk melakukan
penilaian hasil kerja/prestasi puskesmas. Pelaksanaan penilaian dimulai dari tingkat
puskesmas sebagai instrumen mawas diri karena setiap puskesmas melakukan penilaian
kinerjanya secara mandiri kemudian dinas kesehatan kabupaten/kota melakukan
verifikasi hasilnya. Berdasarkan hasil verifikasi, dinas kesehatan kabupaten/kota
bersama puskesmas dapat menetapkan puskesmas ke dalam kelompok (I,II,III) sesuai
dengan pencapaian kinerjanya. Pada setiap kelompok, dinas kesehatan kabupaten/kota
dapat melakukan analisa tingkat kinerja puskesmas berdasarkan rincian nilainya
sehingga urutan pencapaian kinerjanya dapat diketahui
Similar to SOP PENCATATAN DAN PELAPORAN INDIKATOR MUTU.pdf (20)
PENYAKIT AKIBAT KERJA DAN PENYAKIT AKIBAT HUBUNGAN KERJA MENURUT PERPRES NO.7...ZulfiaIbrahim1
DOKUMEN INI MEMBAHAS TENTANG PENYAKIT AKIBAT KERJA DAN PENYAKIT AKIBAT HUBUNGAN KERJA YANG MENJELASKAN JENIS PENYAKIT PAK DAN PAHK MENURUT PERPRES NO.7 TAHUN 2019 YAITU: pajanan faktor yang timbul dari aktivitas pekerjaan;
(kimia, fisika, biologi dan penyakit infeksi atau parasit), berdasarkan sistem target organ; (penyakit saluran pernapasan,
penyakit kulit, gangguan otot dan kerangka, gangguan mental
dan prilaku) kanker akibat kerja; dan spesifik lainny
1. PENCATATAN DAN PELAPORAN
INDIKATOR MUTU
SOP
No. Dokumen
No. Revisi 00
Tanggal Terbit
Halaman
KLINIK UTAMA
RAWAT JALAN
PARUNG
dr. Bambang
Rusmin Nuryadin
Dokter Ahli Muda
NIP. 197812272010011006
1. Pengertian Pencatatan dan pelaporan data penilaian indikaotr mutu unit adalah
proses membuat laporam lengkap mengenai pelaksanaan indikator
mtuu dari sumber data yang diperlukan dengan menggunakan format
yang ditetapkan antara lain cheklist, survei, dokumen rekam medis
dan lain-lain.
2. Tujuan Sebagai panduan dalam pencatatan dan pelaporan pelaksanaan
indikator mutu bagi unit pelayanan dan tim mutu klinik.
3. Kebijakan Surat Keputusan Penanggung Jawab Klinik Utama Rawat Jalan
Parung Nomor.......................... tentang profil Indikator Mutu
4. Referensi 1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 11
Tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 30
Tahun 2022 tentang Indikator Nasional Mutu Pelayanan
Kesehatan
3. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nnomor
HK.01.07/MENKES/1983/2022 tentang Standar Akreditasi klinik
5. Prosedur 1. Petugas mengambil sumber data untuk penilaian Indikator Mutu
Unit dan Klinik dari masing-masing unit melalui beberapa
metode : checklist, survei, data pendukung lain yang terkait
2. Untuk penilaian Indikator Nasional Mutu (INM), petugas
melakukan sensus harian INM yang dibagikan kepada observer
diantaranya : form checklist penggunaan APD, form checklist
2. kepatuhan cuci tangan, form checklist kepatuhan identifikasi
pasien
3. untuk pengisian form checklist, observer mengamati subjek atau
pegawai (maksimal 2 orang perhari) sekitar 10-15 menit
perorang dan mnegisi form checklist secara lengkat, setelah
terisi lengkap observer dapat mengumpulkan form tersebut
kepada Tim Mutu untuk diinput ke dalam aplikasi mutu
fasyankes
4. petugas menyebarkan kuesioner kepada pasen afar diisi
lengkap oleh pasien. Kemudian kuesioner dikumpulkan kepada
Tim utu untuk diinput kedalam aplikasi mutu fasyankes.
Kuesioner dapat diisi oleh pasien dengan memindai QR code
yang telah disediakan. QR code dapat diaskes di area Pusat
Informasi dan hasil kuesioner yang telah diisi oleh pasien dapat
dilihat di G-Drive
5. Petugas membuat laporan bulanan Indikator Mutu Unit
berdaaarkan hasil pengolahan data indikator mutu dan
melakukan analisa untuk dilaporkan ke PJ Tim Mutu selambat-
lambatnya tanggal 8 di bulan berikutnya
6. Tim Mutu merekap laporan Indikator Mutu Unit, Indikator Mutu
Klinik dan INM, kemudian melaporkan hasilnya kepada
Penanggung Jawab Klinik selambat-lambatnya tanggal 10 di
bulan berikutnya
7. Tim Mutu menindaklanjuti hasil analisis dan umpan balik yang
diberikan dari penanggung jawab Klinik mengenai hasil
pencapaian indikator mutu
8. Petugas melakukan dokumentasi hasil tinda lanjut berdasarkan
form pemantauan
9. Tim Mutu mensosialisasiakn hasil indikator mutu kepada unit
terkait
6. Bagan Alir -
7. Hal-hal yang perlu
diperhatikan
-
3. 8. Unit Terkait Seluruh unit di Klinik
9. Dokumen Terkait -
10. Rekam Histori
Perubahan
No Yang diubah Isi
Perubah
an
Tanggal mulai
diberlakukan