Dokumen tersebut membahas tentang anemia, termasuk definisi, jenis, penyebab, gejala, pencegahan, dan pengobatan anemia. Anemia didefinisikan sebagai kondisi dimana kadar hemoglobin darah lebih rendah dari normal. Jenis-jenis anemia meliputi yang disebabkan gangguan pembentukan sel darah merah, perdarahan, dan hemolitik. Penyebab utamanya adalah defisiensi zat besi, asam folat, vitamin B12, serta perdar
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
ANEMIA-1 (2).pptx
1.
2. Anemia adalah suatu kondisi tubuh dimana kadar
hemoglobin (Hb) dalam darah lebih rendah dari
normal (WHO, 2011).
Hemoglobin adalah salah satu komponen dalam
sel darah merah/ eritrosit yang berfungsi untuk
mengikat oksigen dan menghantarkannya ke seluruh
sel jaringan tubuh.
A. DEFINISI
3. Populasi Non
Anemi
a (g/dL)
Anemia (g/dL)
Ringan Sedang Berat
Anak 6 – 59 bulan 11 10.0 – 10.9 7.0 – 9.9 < 7.0
Anak 5 – 11 tahun 11.5 11.0 – 11.4 8.0 – 10.9 < 8.0
Anak 12 – 14 tahun 12 11.0 – 11.9 8.0 – 10.9 < 8.0
Perempuan tidak hamil
(≥ 15 tahun)
12 11.0 – 11.9 8.0 – 10.9 < 8.0
6. 1. Anemia karena gangguan pembentukan eritrosit dalam
sumsum tulang
a. Kekurangan bahan esensial pembentuk eritrosit. Contohnya,
anemia defisiensi besi, asam fosfat, dan vitamin B12
b. Gangguan penggunaan (utilitasi) besi. Contohnya, anemia
akibat penyakit kronik
c.Kerusakan sumsum tulang. Contohnya, anemia aplastik
B. JENIS
7. 1. Anemiaakibat hemoragi/ perdarahan. Contohnya,
anemia pasca perdarahan akut dan akibat
perdarahan kronik
2. Anemia Hemolitik: kondisi saat hancurnya sel
darah merah lebih cepat daripada pembentukannya
3. Anemiadengan penyebab tidak diketahui
atau dengan pathogenesis yang kompleks
8. 1.Defisiensi zat gizi :
a. Rendahnya asupan zatgizi (hewani dan nabati) yang
merupakan sumber pangan zat besi, asam folat, dan vitamin
B12
b. Pada penderita penyakit infeksi kronis seperti TBC, HIV/
AIDS, dan keganasan sering kali disertai anemia
2. Perdarahan : Perdarahan karena kecacingan dan trauma atau
luka serta perdarahan karena menstruasi yang berlebihan
C. PENYEBAB
9. 3. Hemolitik
a. Pada penderita malaria kronis terjadi hemolitik
yang menyebabkan penumpukan zat besi di organ
tubuh, seperti hati dan limfa
b. Pada penderita Thalasemia, kelainan yang
meyebabkan sel darah merah cepat pecah, sehingga
mengakibatkan akumulasi zat besi dalam tubuh.
10. Gejala umum penderita anemia :
1.5L (Lesu, Letih, Lemah, Lelah, Lalai)
2.Sakit kepala dan pusing
3.Mata berkunang-kunang
4.Mudah mengantuk
5.Cepat capai dan sulit konsentrasi
6.Gejala yang khusus untuk sebab-sebab anemia
D. GEJALA
11. Pencegahan paling sederhana yang dapat dilakukan yaitu
1. Dengan mengkonsumsi asupan makanan yang kaya akan
sumber zat gizi, mulai dari zat besi, asam folat, vitamin B12,
vitamin C, ataupun vitamin dan zat gizi lainnya.
2. Rutin meminum suplemen penambah darah, khususnya
untuk para remaja putri dan wanita usia subur
3.Menghindari paparan zat kimia berbahaya atau racun
E. PENCEGAHAN
12. Pengobatan paling umum yang dapat diberikan adalah
suplemen penambah darah dan transfusi darah jika
sudah kronis.
Pengobatan lanjutan berdasarkan jenis anemia, sebagai
contoh:
1. Anemia defisiensi besi : pemberian fero sulfat (200
mg, 67 mg besi per tablet) sebelum makan tiga kali
sehari
F. PENGOBATAN
13. 2. Defisiensi B12 : pemberian hidroksokobalamin 1 mg
intramuskular, diulangi setiap 2-3 hari sampai enam
suntikan
3. Sel sabit : pemberian asam folat, vaksinasi, serta
penisilin oral
Catatan: Pengobatan harus di bawah pengawasan
dokter.
14. Bakta, I Made. 2017.Pendekatan Diagnosis danTerapi Terhadap Penderita
Anemia. Bali: Universitas Udayana.
Haanen, C. Dkk. 1980. Pengantar Ilmu Penyakit Darah. Alih Bahasa: Gamma
Translation Service. Bandung: Binacipta.
Hoffbrand, A.V. dan Atul B. Mehta. 2006. At a Glance Hematologi. Alih Bahasa:
Huriawati Hartanto. Jakarta: Erlangga.
DAFTAR PUSTAKA
15. Latief, Dini. dkk. 2018. Pedoman Pencegahan dan Penanggulangan Anemia
Pada Remaja Putri dan Wanita Usia Subur (WUS). Jakarta:
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Sadikin, Mohamad. 2001. Biokimia Darah. Jakarta: Widya Medika