SlideShare a Scribd company logo
ANEMIA
GANJIL 2022.2023
Epidemiologi
■ Kejadian anemia bervariasi tetapi diperkiakan sekitar 30% penduduk dunia mederita
anemia, dimana prevalensi tertinggi berada di Negara negara sedang berkembang.
■ Prevalensi anemia adalah sekitar8- 44%, dengan prevalensi tertinggi pada laki - laki
usia 85 tahun atau lebih. Dari beberapa hasil studi lainya dilaporkan bahwa
prevalensi anemia pada laki - laki adalah 27 -40% dan wanita adalah 16 - 21%.
Sebagai penyebab tersering anemia pada adalah anemia kronik dengan prevalensinya
sekitar 35%, diikuti oleh anemia defisiensi besi sekitar 15%. Penyebab lainya yaitu
defisiensi viamin B12, defisiensi asam folat, perdarahan saluran cerna dan sindroma
mielodisplastik.
■ Pada lansia penderita anemia berbagai penyakit lebih mudah timbul dan
penyembuhan penyakit lebih mudah timbul dan penyembuhanya akan semakin lama
(WHO, 2015).
Etiologi
■ Anemia merupakan suatu keadaan kronis yang dikarakterisasi dengan penurunan hemoglobin atau sel
darah merah yang berakibat pada penurunan kapasitas pengangkutan oksigen oleh darah. Selain
ditunjukkan oleh penurunan kadar hemoglobin, anemia juga dikarakterisasi dengan penurunan hematokrit
atau hitung eritrosit (red cell count).
■ Anemia bisa terjadi karena:
a) Defisiensi Fe: diakibatkan oleh kegagalan untuk memenuhi peningkatan kebutuhan zat besi fisiologis.
b) Defisiensi vitamin B12: akibat asupan makanan yang tidak mencukupi, gejala malabsorpsi atau absorpsi
yang menurun dan pemanfaatan yang tidak mencukupi juga dapat menimbulkan anemia.
c) Defisiensi asam folat: ketika produksi asam folat terbatas (Hyperutilization ).
d) Anemia cronic disease (ACD): merupakan respon terhadap rangsangan dari sistem kekebalan
tubuh selular oleh berbagai proses penyakit yang mendasarinya. Hal ini busa terjadi akibat gangguan
fungsi sumsum tulang.
e) Anemia pada geriatri: faktor resiko penyebab anemia adalah ras dan etnik.
f) Anemia akibat gangguan periferal (hemolitik): akibat berkurangnya masa hidup dari RBC (Dipiro et
al., 2008)
Patofisiologi
Anemia dapat terjadi karena :
■ Kehilangan darah berlebih  Terjadi pendarahan karena luka perifer atau karena
penyakit misalnya gastric ulcer dan hemorrhoid.
■ Pendarahan kronis : Pendarahan vagina , Peptic ulcer , Parasit intestinal
■ Destruksi berlebihan sel darah merah : Antibodi sel darah merah , Obat-obatan ,
Sequestrasi/pengikatan dan penyimpanan CO2 yg berlebihan pada limpa
■ Faktor intrakorpuskular/kelainan pada membrane sel darah merah: Hereditas, Kelainan
sintesis Hb
■ Produksi eritrosit kurang
– Defisiensi nutrien (Fe, B12, asam folat, protein)
– Defisiensi eritroblas : Anemia aplastik , Antagonis asam folat , Eritroblastopenia
terisolasi, antibodi
– Kondisi infiltrasi sumsum tulang : Limfoma, Leukemia , Mielofibrosis ,
Karsinoma
– Abnormalitas endokrin :Hipotiroid, Insufisiensi adrenal, Insufisiensi Pituitary
– Penyakit ginjal kronis
– Penyakit inflamasi kronis : Granulomatous disease, Collagen vascular disease
– Penyakit hati
Kriteria Anemia
Kriteria Anemia menurut WHO
■ Laki-laki dewasa Hb < 13 gr/dL
■ Wanita dewasa tidak hamil Hb < 12 gr/dL
■ Wanita hamil Hb < 11 gr/dL
– Menurut WHO, dikatakan anemia bila kadar hemoglobin dibawah 11 gr/dL selama
kehamilan dan di bawah 10 gr/dL pasca melahirkan.
Populasi Non-
Anemia
Anemia
Ringan
Anemia
Sedang
Anemia
Berat
Anak (usia 6-59 bulan) 110 100-109 70-99 < 70
Anak (usia 5-11 tahun) 115 110-114 80-109 < 80
120 110-119 80-109 < 80
Wanita hamil 110 100-109 70-90 < 70
130 100-129 80-109 < 80
WHO,2011. Haemoglobin concentrations for the diagnosis of anemia and assessment of severity, pp. 1-6.
Gejala Klinis dan Data Klinik
Gejala klinis tergantung penyebab anemia, dan individu
1. Anemia akut: Gejala kardiorespiratori seperti takikardi, kepala terasa ringan, dan
sesak napas.
2. Anemia kronis : Rasa lelah, letih, vertigo, pusing, sensitif terhadap dingin, pucat.
3. Anemia hipokromik Rasa tak enak di lidah, penurunan aliran saliva, pagophagia
(compulsive eating of ice).
4. Anemia megaloblastik : Kulit pucat, ikterus, atropi mukosa gastrik.
(Dipiro, et al., 2008).
Pengujian Laboratorium Diagnosis Anemia :
■ Hitung darah lengkap atau Complete blood count (CBC) dengan
menghitung jumlah sel darah merah (hemoglobin, hematokrit, jumlah
retikulosit),
■ Hitung indeks sel darah merah (MCV, MHC, MCHC, RDW(red cell
distribution width/variasi ukuran sel)).
■ Hitung sel darah putih dan jumlah besi dalam tubuh (RBC, Retikulosit,
hapusan darah periferal, serum feritinin) (Harrison, 2008).
Klasifikasi Anemia
Anemia
Morfologi
Makrositik
Mikrositik/Hipokromik
Normokromik/Normokromik
Etiologi
Megaloblastik
Anemia Defisiensi Besi
Inflamasi
Hemolitik
Lainnya
Usia
Perdarahan
■ Megaloblaster  Vit B12 dan Asam Folat
Kekurangan vitamin B12 dan atau asam folat akan
menyebabkan berkurangnya mitosis sel. Terbentuk sel
eritrosit yang abnormal dan berukuran besar dalam
jumlah yang tidak cukup sehingga terjadi keadaan
anemia (makrositosis). Di samping itu sel eritrosit
berinti yang terdapat dalam sumsum tulang lekas
hancur dalam sumsum tulang sebelum mencapai
bentuk eritrosit matang
■ Ferri Prive (Mikrositik) Fe
Gangguan dalam pengikatan besi untuk membentuk
Hb akan mengakibatkan terbentuknya eritrosit dengan
sitoplasma yang kecil (mikrositer) dan kurang
mengandung Hb di dalamnya (hipokrom)
Anemia Gangguan Pembentukan eritrosit
Anemia berdasarkan Morfologi
■ Klasifikasi Anemia Menurut morfologi Mikro dan Makro menunjukkan
ukuran sel darah merah sedangkan kromik menunjukkan warnanya.
■ Ada tiga klasifikasi besar yaitu :
– Anemia Mikrositik Hipokrom adalah ukuran sel-sel darah merah
kecil mengandung Hemoglobin dalam jumlah yang kurang dari
normal ( MCV maupun MCHC kurang ).
– Anemia Makrositik normokrom adalah ukuran sel-sel darah merah
lebih besar dari normal tetapi konsentrasi hemoglobin normal ( MCV
Meningkat, MCHC normal)
– Anemia Normositik Normokrom adalah ukuran dan bentuk sel-sel
darah merah normal serta mengandung hemoglobin dalam jumlah
yang normal ( MCV dan MCHC) normal atau rendah .
Algoritma Diagnosis Anemia
Anemia Mikrositik Hipokromik
■ Anemia mikrositik hipokrom
adalah suatu keadaan
kekurangan besi (Fe) dalam
tubuh yang mengakibatkan
pembentukan eritrosit atau sel
darah merah mengalami
ketidakmatangan (imatur).
■ Sel darah merah yang
terbentuk ukurannya lebih kecil
dari normal dan hemoglobin
dalam sel darah merah
berjumlah sangat sedikit.
Anemia Makrositik
■ Makrositik berarti ukuran
eritrositnya besar. Biasanya karena
proses pematangan eritrositnya tidak
sempurna di sumsum tulang. Bila
eritrosit matang, ukurannya semakin
kecil, tapi karena tidak matang,
ukurannya lebih besar.
■ Penyebab: defisiensi asam folat dan
vitamin B12, gangguan hepar,
hormonal atau gangguan sumsum
tulang dalam homopoiesis.
■ Akibat gangguan ini
eritrositmenjadi besar /makrositik
(MCV > 100fl) yang mudah pecah.
■ Contoh: anemia megaloblastik .
Anemia Normositik
Normokrom
■ Anemia Normositik Normokrom
merupakan jenis anemia dimana ukuran
dan bentuk sel-sel darah merah normal
serta mengandung hemoglobin
dalam jumlah yang normal tetapi
individu menderita anemia.
■ Penyebab anemia normokrom normositer
(MCV' didalam batasan normal, 80-100),
antara lain:
– Pasca perdarahan akut
– Anemia aplastic-hipoplastik
– Anemia hemolitik yang didapat
– Akibat penyakit kronis
– Anemia mieloplastik
– Gagal ginjal kronis
– Mielofibrosis
– Sindroma mielodisplastik
– Leukemia akut
Nilai Normal Indeks Darah
Indeks Eritrosit
■ Hematokrit atau volume eritrosit yang dimampatkan (packed cell
volume, PCV) adalah persentase volume eritrosit dalam darah
yang dimampatkan dengan cara diputar pada kecepatan tertentu
dan dalam waktu tertentu. Tujuan dilakukannya uji ini adalah
untuk mengetahui konsentrasi eritrosit dalam darah.
Nilai normal HMT:
– Anak : 33-38%
– Laki-laki Dewasa : 40-50%
– Perempuan Dewasa : 36-44%
■ Kapasitas ikatan besi total (TIBC), besi serum (serum iron/SI) dan
Ferritin digunakan untuk menentukan cadangan besi dalam tubuh
Indeks Eritrosit
Mencakup parameter eritrosit, yaitu:
1. Mean cell / corpuscular volume (MCV) atau volume eritrosit rata-rata (VER)
MCV = Hematokrit (l/l) / Jumlah eritrosit (106/µL)  Normal 80-96 fL (femtoliter)
2. Mean Cell Hemoglobin Content (MCH) atau hemoglobin eritrosit rata-rata (HER)
MCH (pg) = Hemoglobin (g/l) / Jumlah eritrosit (106/µL) Normal 27-33 pg (pikogram)
3. Mean Cellular Hemoglobin Concentration (MCHC) atau konsentrasi hemoglobin eritrosit
rata-rata (KHER)
MCHC (g/dL) = konsentrasi hemoglobin (g/dL) / hematokrit (l/l)  Normal 33-36 g/dL
4. Red Blood Cell Distribution Width (RDW)
RDW adalah perbedaan/variasi ukuran (luas) eritrosit. Nilai RDW berguna memperkirakan
terjadinya anemia dini, sebelum nilai MCV berubah dan sebelum terjadi gejala. Peningkatan
nilai RDW dapat dijumpai pada anemia defisiensi (zat besi, asam folat, vit B12), anemia
hemolitik, anemia sel sabit. Ukuran eritrosit biasanya 6-8µm, semakin tinggi variasi ukuran sel
mengindikasikan adanya kelainan.
RDW = standar deviasi MCV / rata-rata MCV x 100  Nilai normal rujukan 11-15%
Hitung Retikulosit
Retikulosit adalah sel darah merah yang masih terdapat pecahan inti (RNA, organela, dan
mitokondria) yang berbentuk seperti jala  untuk mengevaluasi sumsum tulang, retikulosit
meningkat menandakan eritropoiesis yang aktif
Terapi Anemia
Tujuan Terapi Anemia :
■ Mengurangi gejala yang dialami pasien dan meningkatkan produktivitas
serta kualitas hidup
■ Memperbaiki etiologi yang menjadi dasar terjadinya anemia
(mengembalikan substrat yang dibutuhkan dalam produksi eritrosit)
■ Mencegah kekambuhan anemia
■ Mencegah kematian (pada pendarahan hebat)
Terapi Non Farmakologi
Terapi non farmakologi untuk membantu penyembuhan,
yaitu dengan cara sebagai berikut:
a) Mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi
seperti sayuran, daging, ikan dan unggas.
b) Dapat digunakan suplemen multi-vitamin yang
mengandung vitamin B12 dan asam folat sebagai terapi
profilaksis maupun memperbaiki defisiensi vitamin
B12 ataupun asam folat.
c) Pada pasien dengan anemia kritis dapat dilakukan
transfusi sel darah merah (Wells et al., 2006).
Sumber Makanan yang
mengandung Vitamin B12
Terapi Farmakologis
Vitamin B12
Terapi Farmakologi defisiensi Vitamin B12
■ Vitamin B12 (1-2 mg)
■ Injeksi Cyanocobalamin 1000 mcg tiap hari
selama 1 minggu, kemudian seminggu sekali
selama satu bulan, dilanjutkan sebulan sekali
(IM 1000 mcg/hari)
■ Nasal spay 1 kali seminggu
Makanan sumber asam
folat :
Terapi Farmakologis
Asam Folat
Suplemen zat besi
■ Dalam bentuk Fe (2+) Sulfat, laktat, fumarat,
Suksinat, Glisin, glutamat dan glukonat  lebih
mudah diabsorpsi di duodenum
■ Kombinasi dengan vitamin C  >> absorpsi
■ Dosis : 200 mg terbagi 2-3x sehari
■ Digunakan satu jam sebelum makan  hindari
interaksi dengan makanan
Terapi Farmakologis
Besi (Fe)
Digunakan untuk pasien yang mengalami
malabsorpsi atau intoleransi sediaan sulemen besi
oral
Sediaan : besi dextran, Na Ferric Gluconate, iron
sucrose
Anemia Inflamasi
■ Anemia inflamasi atau anemia chronic disease adalah anemia hipoproliferatif yang
berhubungan dengan proses infeksi atau inflamasi, kerusakan jaringan dan kondisi
yang terkait dengan pelepasan sitokinin pro inflamasi
Terapi Farmakologis
Terapi farmakologis untuk anemia inflamasi :
■ Transfusi darah
■ Erythropoesis-stimulating agents (ESAa)
– Epoetin alfa : 50-100 units/ kg (3 x 1 minggu)
– Darbepoetin alfa : 0,45 mcd/kg (1 x 1 minggu)
Anemia Hemolitik
■ Anemia yang terjai karena proses haemolisis ,
■ Terjadi pemecahan eritrosit sebelum waktunya (normal 100-120 hari)
■ Etiologi : Defisiensi enzim Glukosa -6 -phosphat dehidogenase (G6PD)
yang bekerja pada jalur fosfat pentosa metabolisme karbohidrat
■ Tanda klinis :
– Palor
– Urine berwarna gelap
– Demam
– Kelemahan
– Kebingungan
– Intoleransi aktifitas fisik
Terapi Anemia Haemolitik
■ Hindari paparan zat oksidan yang
mencetuskan hemolisis  ditanyakan
pada pasien pada anamnesis
■ Pada haemolisis berat diperlukan transfusi
darah
Anemia Berhubungan dengan Usia
Geriatri
■ Fungsi fisiologis menurun
■ Penyakit kronis
■ Defisiensi faktor instrinsik
■ Disregulasi sitokin proinflamasi (IL-
6) -> inhibisi produksi EPO dan
interaksi denganmreseptor
Pediatri
■ Kekurangan Hb saat lahir
■ Darah abnormal
■ Penurunan produksi EPO
■ Kelahiran premature
■ Kehilangan darah
■ Hemolisis
Etiologi
Terapi Farmakologi pada Pediatri
■ Transfusi darah pada bayi prematur
■ Ferous sulfat (umur 9-12 bulan)  Dosis : 3mg/kg (2x 1 hari)
selama 4 minggu
■ Asam folat  Dosis : 1-3 mg (setiap hari)
ありがとうございました。。
■ Terimakasih..

More Related Content

Similar to Anemia 26.11.22.ppt

Hematologi
HematologiHematologi
Hematologi
Hendra Rahman
 
kasusanemia-170326130659 (1).pptx
kasusanemia-170326130659 (1).pptxkasusanemia-170326130659 (1).pptx
kasusanemia-170326130659 (1).pptx
PutriAzzahra47
 
ANFIS HEMATOLOGI.ppt
ANFIS HEMATOLOGI.pptANFIS HEMATOLOGI.ppt
ANFIS HEMATOLOGI.ppt
KaryoIIKNU
 
Asuhan Keperawatan Polisitemia
Asuhan Keperawatan PolisitemiaAsuhan Keperawatan Polisitemia
Asuhan Keperawatan Polisitemia
Sinta Sari
 
Askep anemia gravidarum
Askep anemia gravidarumAskep anemia gravidarum
Askep anemia gravidarum
Operator Warnet Vast Raha
 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ANEMIA
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ANEMIA ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ANEMIA
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ANEMIA
pjj_kemenkes
 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ANEMIA
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ANEMIA ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ANEMIA
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ANEMIA
pjj_kemenkes
 
Anemia hemolitik
Anemia hemolitikAnemia hemolitik
Anemia hemolitik
Gabriella Jermia
 
PPT ANEMIA
PPT ANEMIAPPT ANEMIA
PPT ANEMIA
andalizah
 
Anemia
AnemiaAnemia
Anemia
AnemiaAnemia
Anemia
fikri asyura
 
Anemia
AnemiaAnemia
Anemia
heri damanik
 
Anemia mikrositik hipokrom
Anemia mikrositik hipokromAnemia mikrositik hipokrom
Anemia mikrositik hipokrom
Gabriella Jermia
 
Kelompok 1_Kelainan Eritrosit.ppt
Kelompok 1_Kelainan Eritrosit.pptKelompok 1_Kelainan Eritrosit.ppt
Kelompok 1_Kelainan Eritrosit.ppt
Rhadevka
 
Anemia dalan kehamilan anemia in pregnancy.ppt
Anemia dalan kehamilan anemia in pregnancy.pptAnemia dalan kehamilan anemia in pregnancy.ppt
Anemia dalan kehamilan anemia in pregnancy.ppt
RoulaRola
 
ANEMIA KELOMPOK 4 (1).pptx
ANEMIA KELOMPOK 4 (1).pptxANEMIA KELOMPOK 4 (1).pptx
ANEMIA KELOMPOK 4 (1).pptx
SitiNurAsiahmuminin
 
Makalah anemia
Makalah anemia Makalah anemia
Makalah anemia
MJM Networks
 

Similar to Anemia 26.11.22.ppt (20)

Sistem peredaran darah
Sistem peredaran darahSistem peredaran darah
Sistem peredaran darah
 
Hematologi
HematologiHematologi
Hematologi
 
Askep anemia
Askep anemiaAskep anemia
Askep anemia
 
kasusanemia-170326130659 (1).pptx
kasusanemia-170326130659 (1).pptxkasusanemia-170326130659 (1).pptx
kasusanemia-170326130659 (1).pptx
 
ANFIS HEMATOLOGI.ppt
ANFIS HEMATOLOGI.pptANFIS HEMATOLOGI.ppt
ANFIS HEMATOLOGI.ppt
 
Asuhan Keperawatan Polisitemia
Asuhan Keperawatan PolisitemiaAsuhan Keperawatan Polisitemia
Asuhan Keperawatan Polisitemia
 
Askep anemia gravidarum
Askep anemia gravidarumAskep anemia gravidarum
Askep anemia gravidarum
 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ANEMIA
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ANEMIA ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ANEMIA
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ANEMIA
 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ANEMIA
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ANEMIA ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ANEMIA
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ANEMIA
 
Anemia hemolitik
Anemia hemolitikAnemia hemolitik
Anemia hemolitik
 
PPT ANEMIA
PPT ANEMIAPPT ANEMIA
PPT ANEMIA
 
Anemia
AnemiaAnemia
Anemia
 
Anemia
AnemiaAnemia
Anemia
 
Anemia
AnemiaAnemia
Anemia
 
Anemia mikrositik hipokrom
Anemia mikrositik hipokromAnemia mikrositik hipokrom
Anemia mikrositik hipokrom
 
Kelompok 1_Kelainan Eritrosit.ppt
Kelompok 1_Kelainan Eritrosit.pptKelompok 1_Kelainan Eritrosit.ppt
Kelompok 1_Kelainan Eritrosit.ppt
 
Anemia
AnemiaAnemia
Anemia
 
Anemia dalan kehamilan anemia in pregnancy.ppt
Anemia dalan kehamilan anemia in pregnancy.pptAnemia dalan kehamilan anemia in pregnancy.ppt
Anemia dalan kehamilan anemia in pregnancy.ppt
 
ANEMIA KELOMPOK 4 (1).pptx
ANEMIA KELOMPOK 4 (1).pptxANEMIA KELOMPOK 4 (1).pptx
ANEMIA KELOMPOK 4 (1).pptx
 
Makalah anemia
Makalah anemia Makalah anemia
Makalah anemia
 

Recently uploaded

farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskularfarmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
MuhammadAuliaKurniaw1
 
graves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiologygraves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiology
RheginaSalsabila
 
PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMERPPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
sulastri822782
 
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptxMateri 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
syam586213
 
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdfv2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
fritshenukh
 
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternakPowerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
adevindhamebrina
 
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.pptCara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
andiulfahmagefirahra1
 
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdfDesain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
arikiskandar
 
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTPPetunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
adhiwargamandiriseja
 
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteranpemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
hadijaul
 
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFPRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
ratnawulokt
 
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratoriumPengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
SyailaNandaSofiaWell
 
Supracondyler humerus fracture modul.pdf
Supracondyler humerus fracture modul.pdfSupracondyler humerus fracture modul.pdf
Supracondyler humerus fracture modul.pdf
ortopedifk
 
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
Datalablokakalianda
 
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxPPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
EmohAsJohn
 
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
nurulkarunia4
 
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptxDEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DamianLoveChannel
 
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptxfarmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
MuhammadAuliaKurniaw1
 
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdfpengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
adwinhadipurnadi
 
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptxSlide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
FiikFiik
 

Recently uploaded (20)

farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskularfarmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
 
graves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiologygraves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiology
 
PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMERPPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
 
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptxMateri 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
 
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdfv2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
 
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternakPowerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
 
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.pptCara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
 
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdfDesain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
 
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTPPetunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
 
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteranpemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
 
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFPRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
 
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratoriumPengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
 
Supracondyler humerus fracture modul.pdf
Supracondyler humerus fracture modul.pdfSupracondyler humerus fracture modul.pdf
Supracondyler humerus fracture modul.pdf
 
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
 
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxPPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
 
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
 
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptxDEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
 
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptxfarmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
 
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdfpengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
 
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptxSlide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
 

Anemia 26.11.22.ppt

  • 2. Epidemiologi ■ Kejadian anemia bervariasi tetapi diperkiakan sekitar 30% penduduk dunia mederita anemia, dimana prevalensi tertinggi berada di Negara negara sedang berkembang. ■ Prevalensi anemia adalah sekitar8- 44%, dengan prevalensi tertinggi pada laki - laki usia 85 tahun atau lebih. Dari beberapa hasil studi lainya dilaporkan bahwa prevalensi anemia pada laki - laki adalah 27 -40% dan wanita adalah 16 - 21%. Sebagai penyebab tersering anemia pada adalah anemia kronik dengan prevalensinya sekitar 35%, diikuti oleh anemia defisiensi besi sekitar 15%. Penyebab lainya yaitu defisiensi viamin B12, defisiensi asam folat, perdarahan saluran cerna dan sindroma mielodisplastik. ■ Pada lansia penderita anemia berbagai penyakit lebih mudah timbul dan penyembuhan penyakit lebih mudah timbul dan penyembuhanya akan semakin lama (WHO, 2015).
  • 3. Etiologi ■ Anemia merupakan suatu keadaan kronis yang dikarakterisasi dengan penurunan hemoglobin atau sel darah merah yang berakibat pada penurunan kapasitas pengangkutan oksigen oleh darah. Selain ditunjukkan oleh penurunan kadar hemoglobin, anemia juga dikarakterisasi dengan penurunan hematokrit atau hitung eritrosit (red cell count). ■ Anemia bisa terjadi karena: a) Defisiensi Fe: diakibatkan oleh kegagalan untuk memenuhi peningkatan kebutuhan zat besi fisiologis. b) Defisiensi vitamin B12: akibat asupan makanan yang tidak mencukupi, gejala malabsorpsi atau absorpsi yang menurun dan pemanfaatan yang tidak mencukupi juga dapat menimbulkan anemia. c) Defisiensi asam folat: ketika produksi asam folat terbatas (Hyperutilization ). d) Anemia cronic disease (ACD): merupakan respon terhadap rangsangan dari sistem kekebalan tubuh selular oleh berbagai proses penyakit yang mendasarinya. Hal ini busa terjadi akibat gangguan fungsi sumsum tulang. e) Anemia pada geriatri: faktor resiko penyebab anemia adalah ras dan etnik. f) Anemia akibat gangguan periferal (hemolitik): akibat berkurangnya masa hidup dari RBC (Dipiro et al., 2008)
  • 4. Patofisiologi Anemia dapat terjadi karena : ■ Kehilangan darah berlebih  Terjadi pendarahan karena luka perifer atau karena penyakit misalnya gastric ulcer dan hemorrhoid. ■ Pendarahan kronis : Pendarahan vagina , Peptic ulcer , Parasit intestinal ■ Destruksi berlebihan sel darah merah : Antibodi sel darah merah , Obat-obatan , Sequestrasi/pengikatan dan penyimpanan CO2 yg berlebihan pada limpa ■ Faktor intrakorpuskular/kelainan pada membrane sel darah merah: Hereditas, Kelainan sintesis Hb ■ Produksi eritrosit kurang – Defisiensi nutrien (Fe, B12, asam folat, protein) – Defisiensi eritroblas : Anemia aplastik , Antagonis asam folat , Eritroblastopenia terisolasi, antibodi – Kondisi infiltrasi sumsum tulang : Limfoma, Leukemia , Mielofibrosis , Karsinoma – Abnormalitas endokrin :Hipotiroid, Insufisiensi adrenal, Insufisiensi Pituitary – Penyakit ginjal kronis – Penyakit inflamasi kronis : Granulomatous disease, Collagen vascular disease – Penyakit hati
  • 5. Kriteria Anemia Kriteria Anemia menurut WHO ■ Laki-laki dewasa Hb < 13 gr/dL ■ Wanita dewasa tidak hamil Hb < 12 gr/dL ■ Wanita hamil Hb < 11 gr/dL – Menurut WHO, dikatakan anemia bila kadar hemoglobin dibawah 11 gr/dL selama kehamilan dan di bawah 10 gr/dL pasca melahirkan. Populasi Non- Anemia Anemia Ringan Anemia Sedang Anemia Berat Anak (usia 6-59 bulan) 110 100-109 70-99 < 70 Anak (usia 5-11 tahun) 115 110-114 80-109 < 80 120 110-119 80-109 < 80 Wanita hamil 110 100-109 70-90 < 70 130 100-129 80-109 < 80 WHO,2011. Haemoglobin concentrations for the diagnosis of anemia and assessment of severity, pp. 1-6.
  • 6. Gejala Klinis dan Data Klinik Gejala klinis tergantung penyebab anemia, dan individu 1. Anemia akut: Gejala kardiorespiratori seperti takikardi, kepala terasa ringan, dan sesak napas. 2. Anemia kronis : Rasa lelah, letih, vertigo, pusing, sensitif terhadap dingin, pucat. 3. Anemia hipokromik Rasa tak enak di lidah, penurunan aliran saliva, pagophagia (compulsive eating of ice). 4. Anemia megaloblastik : Kulit pucat, ikterus, atropi mukosa gastrik. (Dipiro, et al., 2008).
  • 7. Pengujian Laboratorium Diagnosis Anemia : ■ Hitung darah lengkap atau Complete blood count (CBC) dengan menghitung jumlah sel darah merah (hemoglobin, hematokrit, jumlah retikulosit), ■ Hitung indeks sel darah merah (MCV, MHC, MCHC, RDW(red cell distribution width/variasi ukuran sel)). ■ Hitung sel darah putih dan jumlah besi dalam tubuh (RBC, Retikulosit, hapusan darah periferal, serum feritinin) (Harrison, 2008).
  • 9. ■ Megaloblaster  Vit B12 dan Asam Folat Kekurangan vitamin B12 dan atau asam folat akan menyebabkan berkurangnya mitosis sel. Terbentuk sel eritrosit yang abnormal dan berukuran besar dalam jumlah yang tidak cukup sehingga terjadi keadaan anemia (makrositosis). Di samping itu sel eritrosit berinti yang terdapat dalam sumsum tulang lekas hancur dalam sumsum tulang sebelum mencapai bentuk eritrosit matang ■ Ferri Prive (Mikrositik) Fe Gangguan dalam pengikatan besi untuk membentuk Hb akan mengakibatkan terbentuknya eritrosit dengan sitoplasma yang kecil (mikrositer) dan kurang mengandung Hb di dalamnya (hipokrom) Anemia Gangguan Pembentukan eritrosit
  • 10. Anemia berdasarkan Morfologi ■ Klasifikasi Anemia Menurut morfologi Mikro dan Makro menunjukkan ukuran sel darah merah sedangkan kromik menunjukkan warnanya. ■ Ada tiga klasifikasi besar yaitu : – Anemia Mikrositik Hipokrom adalah ukuran sel-sel darah merah kecil mengandung Hemoglobin dalam jumlah yang kurang dari normal ( MCV maupun MCHC kurang ). – Anemia Makrositik normokrom adalah ukuran sel-sel darah merah lebih besar dari normal tetapi konsentrasi hemoglobin normal ( MCV Meningkat, MCHC normal) – Anemia Normositik Normokrom adalah ukuran dan bentuk sel-sel darah merah normal serta mengandung hemoglobin dalam jumlah yang normal ( MCV dan MCHC) normal atau rendah .
  • 12. Anemia Mikrositik Hipokromik ■ Anemia mikrositik hipokrom adalah suatu keadaan kekurangan besi (Fe) dalam tubuh yang mengakibatkan pembentukan eritrosit atau sel darah merah mengalami ketidakmatangan (imatur). ■ Sel darah merah yang terbentuk ukurannya lebih kecil dari normal dan hemoglobin dalam sel darah merah berjumlah sangat sedikit.
  • 13. Anemia Makrositik ■ Makrositik berarti ukuran eritrositnya besar. Biasanya karena proses pematangan eritrositnya tidak sempurna di sumsum tulang. Bila eritrosit matang, ukurannya semakin kecil, tapi karena tidak matang, ukurannya lebih besar. ■ Penyebab: defisiensi asam folat dan vitamin B12, gangguan hepar, hormonal atau gangguan sumsum tulang dalam homopoiesis. ■ Akibat gangguan ini eritrositmenjadi besar /makrositik (MCV > 100fl) yang mudah pecah. ■ Contoh: anemia megaloblastik .
  • 14. Anemia Normositik Normokrom ■ Anemia Normositik Normokrom merupakan jenis anemia dimana ukuran dan bentuk sel-sel darah merah normal serta mengandung hemoglobin dalam jumlah yang normal tetapi individu menderita anemia. ■ Penyebab anemia normokrom normositer (MCV' didalam batasan normal, 80-100), antara lain: – Pasca perdarahan akut – Anemia aplastic-hipoplastik – Anemia hemolitik yang didapat – Akibat penyakit kronis – Anemia mieloplastik – Gagal ginjal kronis – Mielofibrosis – Sindroma mielodisplastik – Leukemia akut
  • 16. Indeks Eritrosit ■ Hematokrit atau volume eritrosit yang dimampatkan (packed cell volume, PCV) adalah persentase volume eritrosit dalam darah yang dimampatkan dengan cara diputar pada kecepatan tertentu dan dalam waktu tertentu. Tujuan dilakukannya uji ini adalah untuk mengetahui konsentrasi eritrosit dalam darah. Nilai normal HMT: – Anak : 33-38% – Laki-laki Dewasa : 40-50% – Perempuan Dewasa : 36-44% ■ Kapasitas ikatan besi total (TIBC), besi serum (serum iron/SI) dan Ferritin digunakan untuk menentukan cadangan besi dalam tubuh
  • 17. Indeks Eritrosit Mencakup parameter eritrosit, yaitu: 1. Mean cell / corpuscular volume (MCV) atau volume eritrosit rata-rata (VER) MCV = Hematokrit (l/l) / Jumlah eritrosit (106/µL)  Normal 80-96 fL (femtoliter) 2. Mean Cell Hemoglobin Content (MCH) atau hemoglobin eritrosit rata-rata (HER) MCH (pg) = Hemoglobin (g/l) / Jumlah eritrosit (106/µL) Normal 27-33 pg (pikogram) 3. Mean Cellular Hemoglobin Concentration (MCHC) atau konsentrasi hemoglobin eritrosit rata-rata (KHER) MCHC (g/dL) = konsentrasi hemoglobin (g/dL) / hematokrit (l/l)  Normal 33-36 g/dL 4. Red Blood Cell Distribution Width (RDW) RDW adalah perbedaan/variasi ukuran (luas) eritrosit. Nilai RDW berguna memperkirakan terjadinya anemia dini, sebelum nilai MCV berubah dan sebelum terjadi gejala. Peningkatan nilai RDW dapat dijumpai pada anemia defisiensi (zat besi, asam folat, vit B12), anemia hemolitik, anemia sel sabit. Ukuran eritrosit biasanya 6-8µm, semakin tinggi variasi ukuran sel mengindikasikan adanya kelainan. RDW = standar deviasi MCV / rata-rata MCV x 100  Nilai normal rujukan 11-15%
  • 18. Hitung Retikulosit Retikulosit adalah sel darah merah yang masih terdapat pecahan inti (RNA, organela, dan mitokondria) yang berbentuk seperti jala  untuk mengevaluasi sumsum tulang, retikulosit meningkat menandakan eritropoiesis yang aktif
  • 19. Terapi Anemia Tujuan Terapi Anemia : ■ Mengurangi gejala yang dialami pasien dan meningkatkan produktivitas serta kualitas hidup ■ Memperbaiki etiologi yang menjadi dasar terjadinya anemia (mengembalikan substrat yang dibutuhkan dalam produksi eritrosit) ■ Mencegah kekambuhan anemia ■ Mencegah kematian (pada pendarahan hebat)
  • 20. Terapi Non Farmakologi Terapi non farmakologi untuk membantu penyembuhan, yaitu dengan cara sebagai berikut: a) Mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi seperti sayuran, daging, ikan dan unggas. b) Dapat digunakan suplemen multi-vitamin yang mengandung vitamin B12 dan asam folat sebagai terapi profilaksis maupun memperbaiki defisiensi vitamin B12 ataupun asam folat. c) Pada pasien dengan anemia kritis dapat dilakukan transfusi sel darah merah (Wells et al., 2006).
  • 22. Terapi Farmakologis Vitamin B12 Terapi Farmakologi defisiensi Vitamin B12 ■ Vitamin B12 (1-2 mg) ■ Injeksi Cyanocobalamin 1000 mcg tiap hari selama 1 minggu, kemudian seminggu sekali selama satu bulan, dilanjutkan sebulan sekali (IM 1000 mcg/hari) ■ Nasal spay 1 kali seminggu
  • 23. Makanan sumber asam folat : Terapi Farmakologis Asam Folat
  • 24. Suplemen zat besi ■ Dalam bentuk Fe (2+) Sulfat, laktat, fumarat, Suksinat, Glisin, glutamat dan glukonat  lebih mudah diabsorpsi di duodenum ■ Kombinasi dengan vitamin C  >> absorpsi ■ Dosis : 200 mg terbagi 2-3x sehari ■ Digunakan satu jam sebelum makan  hindari interaksi dengan makanan Terapi Farmakologis Besi (Fe)
  • 25. Digunakan untuk pasien yang mengalami malabsorpsi atau intoleransi sediaan sulemen besi oral Sediaan : besi dextran, Na Ferric Gluconate, iron sucrose
  • 26. Anemia Inflamasi ■ Anemia inflamasi atau anemia chronic disease adalah anemia hipoproliferatif yang berhubungan dengan proses infeksi atau inflamasi, kerusakan jaringan dan kondisi yang terkait dengan pelepasan sitokinin pro inflamasi
  • 27. Terapi Farmakologis Terapi farmakologis untuk anemia inflamasi : ■ Transfusi darah ■ Erythropoesis-stimulating agents (ESAa) – Epoetin alfa : 50-100 units/ kg (3 x 1 minggu) – Darbepoetin alfa : 0,45 mcd/kg (1 x 1 minggu)
  • 28. Anemia Hemolitik ■ Anemia yang terjai karena proses haemolisis , ■ Terjadi pemecahan eritrosit sebelum waktunya (normal 100-120 hari) ■ Etiologi : Defisiensi enzim Glukosa -6 -phosphat dehidogenase (G6PD) yang bekerja pada jalur fosfat pentosa metabolisme karbohidrat ■ Tanda klinis : – Palor – Urine berwarna gelap – Demam – Kelemahan – Kebingungan – Intoleransi aktifitas fisik
  • 29. Terapi Anemia Haemolitik ■ Hindari paparan zat oksidan yang mencetuskan hemolisis  ditanyakan pada pasien pada anamnesis ■ Pada haemolisis berat diperlukan transfusi darah
  • 30. Anemia Berhubungan dengan Usia Geriatri ■ Fungsi fisiologis menurun ■ Penyakit kronis ■ Defisiensi faktor instrinsik ■ Disregulasi sitokin proinflamasi (IL- 6) -> inhibisi produksi EPO dan interaksi denganmreseptor Pediatri ■ Kekurangan Hb saat lahir ■ Darah abnormal ■ Penurunan produksi EPO ■ Kelahiran premature ■ Kehilangan darah ■ Hemolisis Etiologi
  • 31. Terapi Farmakologi pada Pediatri ■ Transfusi darah pada bayi prematur ■ Ferous sulfat (umur 9-12 bulan)  Dosis : 3mg/kg (2x 1 hari) selama 4 minggu ■ Asam folat  Dosis : 1-3 mg (setiap hari)