Konsep desa lestari, penabulu alliance 2015keuangandesa
Dokumen tersebut membahas konsep komprehensif pemberdayaan masyarakat desa yang berkelanjutan, mencakup nilai-nilai desa lestari seperti mandiri, seimbang, dan lestari, serta kerangka kerja, tujuan, pendekatan, dan intervensi program untuk memperkuat tata kelola pemerintahan desa.
Dokumen tersebut membahas berbagai konsep terkait pengukuran perkembangan kawasan perdesaan, meliputi definisi wilayah, teori pembangunan berkelanjutan, pendekatan pembangunan berpusat pada manusia, dan pengembangan ekonomi lokal melalui pendekatan klaster."
Konsep, organisasi, dan pengembangan bumg sumadiFaisalRidha5
1. Dokumen tersebut membahas tentang pendirian Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa) sebagai upaya meningkatkan perekonomian desa.
2. Ada beberapa program pemerintah untuk pemberdayaan ekonomi desa seperti Inpres Desa Tertinggal, Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat, dan Dana Desa.
3. Pendirian BUMDesa dilakukan melalui mekanisme musyawarah desa untuk menentukan organisasi
Konsep desa lestari, penabulu alliance 2015keuangandesa
Dokumen tersebut membahas konsep komprehensif pemberdayaan masyarakat desa yang berkelanjutan, mencakup nilai-nilai desa lestari seperti mandiri, seimbang, dan lestari, serta kerangka kerja, tujuan, pendekatan, dan intervensi program untuk memperkuat tata kelola pemerintahan desa.
Dokumen tersebut membahas berbagai konsep terkait pengukuran perkembangan kawasan perdesaan, meliputi definisi wilayah, teori pembangunan berkelanjutan, pendekatan pembangunan berpusat pada manusia, dan pengembangan ekonomi lokal melalui pendekatan klaster."
Konsep, organisasi, dan pengembangan bumg sumadiFaisalRidha5
1. Dokumen tersebut membahas tentang pendirian Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa) sebagai upaya meningkatkan perekonomian desa.
2. Ada beberapa program pemerintah untuk pemberdayaan ekonomi desa seperti Inpres Desa Tertinggal, Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat, dan Dana Desa.
3. Pendirian BUMDesa dilakukan melalui mekanisme musyawarah desa untuk menentukan organisasi
Wilayah Kecamatan Barambai memiliki luas 261,81 km2 dan berbatasan dengan beberapa kecamatan. Secara topografi merupakan dataran rendah dan rawa dengan ketinggian rata-rata 2 m di utara dan 110 m di selatan. Potensi desa terdiri atas sumber daya alam, manusia, dan lembaga sosial yang dapat dikembangkan melalui program prioritas seperti PRUKADES, embung desa, dan BUMDesa guna meningkatkan perekonomian dan ke
001 prioritas dan arah kebijakan pembangunan desa da kawasan perdesaan tahun ...Adelfios Andyka Fatra
Desa memiliki peran penting dalam pemerintahan, pembangunan, dan pemberdayaan masyarakat. UU No. 6/2014 mengatur hak dan kewajiban desa serta masyarakat desa. Desa berhak mengatur kepentingan masyarakat setempat dan mendapatkan sumber pendapatan. Desa harus melindungi persatuan masyarakat dan meningkatkan kehidupan mereka. Masyarakat berhak atas pelayanan dan partisipasi dalam desa
RPJM Desa Hanum tahun 2009-2014 bertujuan untuk merencanakan pembangunan desa selama 5 tahun kedepan dengan fokus pada peningkatan infrastruktur, ekonomi masyarakat, pemberdayaan masyarakat, dan pelayanan publik di Desa Hanum. Prioritas programnya adalah perbaikan jalan dan gedung sekolah serta peningkatan akses listrik dan air bersih di desa.
Strategi pengembangan potensi desa nurulnurulaulia_
Beberapa poin penting dalam dokumen tersebut adalah:
1. Desa memiliki berbagai potensi fisik dan nonfisik yang perlu dikembangkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
2. Pengembangan potensi desa bertujuan untuk mendorong kemandirian masyarakat melalui peningkatan potensi unggulan dan pemberdayaan masyarakat.
3. Perlu adanya kerangka kerja dan partisipasi masyarakat d
1. Dokumen tersebut membahas tentang penguatan kelembagaan Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa) sebagai salah satu upaya untuk mendorong perekonomian di desa.
2. Beberapa poin penting yang disebutkan antara lain perlunya peningkatan kapasitas pengelolaan BUM Desa, dukungan pemerintah melalui kebijakan dan anggaran, serta kerjasama antar desa dalam pengembangan kawasan perdesaan.
3. D
Dokumen tersebut memberikan ringkasan tentang Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) sebagai lembaga perekonomian desa yang dibentuk oleh pemerintah desa dan dimiliki secara bersama oleh masyarakat desa. Dokumen ini menjelaskan landasan hukum, prinsip, organisasi, pengelolaan, pendampingan, dan pengawasan BUMDes.
Program KOTAKU adalah program nasional untuk mencegah dan meningkatkan kualitas permukiman kumuh hingga mencapai target 0 Ha kumuh tanpa penggusuran. Tujuannya adalah meningkatkan akses masyarakat terhadap infrastruktur dan pelayanan perkotaan di kawasan kumuh. Program ini akan dilaksanakan di seluruh Indonesia dengan melibatkan pemerintah pusat, daerah, dan masyarakat.
BUKU PANDUAN ini membahas tentang pendirian dan pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) sebagai upaya meningkatkan perekonomian desa dan pendapatan desa. BUMDes didirikan atas prakarsa masyarakat berdasarkan potensi lokal dan kebutuhan pasar, dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa secara partisipatif dan berkelanjutan."
PERAN TEKNOLOGI DIGITAL DAN MILENIAL KAMPUS DALAM PENGEMBANGAN EKONOMI DESATeguh Kristyanto
PERAN TEKNOLOGI DIGITAL DAN MILENIAL KAMPUS DALAM PENGEMBANGAN EKONOMI DESA
Disampaian Oleh : Insan Mahmud
TA Madya Pengembangan Ekonomi Lokal
Provinsi Jawa Tengah
Materi:
1. Revolusi industri 4.0
2. Covid-19 Strikes
3. Kebiasaan baru/New normal
4. Recovery Shall Start From Desa
5. Recovery Strategy : Strategi Pemulihan Ekonomi
6. Gradual Tourism Recovery
7. Potential Market : Pasar potensial
8. Roadmap : Usulan peta jalan untuk pemulihan ekonomi
9. Future Development : Pengembangan pemanfaatan platform digitaldi masa depan
Dokumen tersebut merupakan naskah pidato Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi pada peringatan 7 tahun Undang-Undang Desa. Pidato tersebut menyoroti perjalanan panjang perjuangan desa, pengakuan hak-hak desa melalui berbagai peraturan perundang-undangan, serta implementasi Undang-Undang Desa khususnya dalam bentuk pendanaan melalui Dana Desa.
Dokumen ini memberikan panduan penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM Desa) sesuai dengan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa. RPJM Desa merupakan rencana kegiatan pembangunan desa untuk jangka waktu 6 tahun yang menjadi dasar pembangunan desa. Panduan ini menjelaskan konsep dasar, tahapan penyusunan, pelaksanaan, dan pemantauan implementasi RPJM Desa den
Proposal ini mengusulkan domain desa.id untuk mengidentifikasi situs resmi desa di Indonesia secara jelas. Domain ini diusulkan untuk memberdayakan desa sebagai entitas berdaulat sesuai UUD 1945 dan peraturan terkait. Desa.id diharapkan dapat memperkecil kesenjangan digital antara perkotaan dan perdesaan.
1) UU Desa memberikan kewenangan yang lebih luas kepada pemerintah desa untuk mengelola dan mengurus urusan pemerintahan serta kepentingan masyarakat setempat. 2) Peraturan desa menjadi payung hukum bagi kegiatan pemerintahan desa dan warganya. 3) Pedoman penyusunan peraturan desa ini bertujuan untuk memberikan acuan bagi pemerintah desa dalam menyusun peraturan desa.
Wilayah Kecamatan Barambai memiliki luas 261,81 km2 dan berbatasan dengan beberapa kecamatan. Secara topografi merupakan dataran rendah dan rawa dengan ketinggian rata-rata 2 m di utara dan 110 m di selatan. Potensi desa terdiri atas sumber daya alam, manusia, dan lembaga sosial yang dapat dikembangkan melalui program prioritas seperti PRUKADES, embung desa, dan BUMDesa guna meningkatkan perekonomian dan ke
001 prioritas dan arah kebijakan pembangunan desa da kawasan perdesaan tahun ...Adelfios Andyka Fatra
Desa memiliki peran penting dalam pemerintahan, pembangunan, dan pemberdayaan masyarakat. UU No. 6/2014 mengatur hak dan kewajiban desa serta masyarakat desa. Desa berhak mengatur kepentingan masyarakat setempat dan mendapatkan sumber pendapatan. Desa harus melindungi persatuan masyarakat dan meningkatkan kehidupan mereka. Masyarakat berhak atas pelayanan dan partisipasi dalam desa
RPJM Desa Hanum tahun 2009-2014 bertujuan untuk merencanakan pembangunan desa selama 5 tahun kedepan dengan fokus pada peningkatan infrastruktur, ekonomi masyarakat, pemberdayaan masyarakat, dan pelayanan publik di Desa Hanum. Prioritas programnya adalah perbaikan jalan dan gedung sekolah serta peningkatan akses listrik dan air bersih di desa.
Strategi pengembangan potensi desa nurulnurulaulia_
Beberapa poin penting dalam dokumen tersebut adalah:
1. Desa memiliki berbagai potensi fisik dan nonfisik yang perlu dikembangkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
2. Pengembangan potensi desa bertujuan untuk mendorong kemandirian masyarakat melalui peningkatan potensi unggulan dan pemberdayaan masyarakat.
3. Perlu adanya kerangka kerja dan partisipasi masyarakat d
1. Dokumen tersebut membahas tentang penguatan kelembagaan Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa) sebagai salah satu upaya untuk mendorong perekonomian di desa.
2. Beberapa poin penting yang disebutkan antara lain perlunya peningkatan kapasitas pengelolaan BUM Desa, dukungan pemerintah melalui kebijakan dan anggaran, serta kerjasama antar desa dalam pengembangan kawasan perdesaan.
3. D
Dokumen tersebut memberikan ringkasan tentang Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) sebagai lembaga perekonomian desa yang dibentuk oleh pemerintah desa dan dimiliki secara bersama oleh masyarakat desa. Dokumen ini menjelaskan landasan hukum, prinsip, organisasi, pengelolaan, pendampingan, dan pengawasan BUMDes.
Program KOTAKU adalah program nasional untuk mencegah dan meningkatkan kualitas permukiman kumuh hingga mencapai target 0 Ha kumuh tanpa penggusuran. Tujuannya adalah meningkatkan akses masyarakat terhadap infrastruktur dan pelayanan perkotaan di kawasan kumuh. Program ini akan dilaksanakan di seluruh Indonesia dengan melibatkan pemerintah pusat, daerah, dan masyarakat.
BUKU PANDUAN ini membahas tentang pendirian dan pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) sebagai upaya meningkatkan perekonomian desa dan pendapatan desa. BUMDes didirikan atas prakarsa masyarakat berdasarkan potensi lokal dan kebutuhan pasar, dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa secara partisipatif dan berkelanjutan."
PERAN TEKNOLOGI DIGITAL DAN MILENIAL KAMPUS DALAM PENGEMBANGAN EKONOMI DESATeguh Kristyanto
PERAN TEKNOLOGI DIGITAL DAN MILENIAL KAMPUS DALAM PENGEMBANGAN EKONOMI DESA
Disampaian Oleh : Insan Mahmud
TA Madya Pengembangan Ekonomi Lokal
Provinsi Jawa Tengah
Materi:
1. Revolusi industri 4.0
2. Covid-19 Strikes
3. Kebiasaan baru/New normal
4. Recovery Shall Start From Desa
5. Recovery Strategy : Strategi Pemulihan Ekonomi
6. Gradual Tourism Recovery
7. Potential Market : Pasar potensial
8. Roadmap : Usulan peta jalan untuk pemulihan ekonomi
9. Future Development : Pengembangan pemanfaatan platform digitaldi masa depan
Dokumen tersebut merupakan naskah pidato Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi pada peringatan 7 tahun Undang-Undang Desa. Pidato tersebut menyoroti perjalanan panjang perjuangan desa, pengakuan hak-hak desa melalui berbagai peraturan perundang-undangan, serta implementasi Undang-Undang Desa khususnya dalam bentuk pendanaan melalui Dana Desa.
Dokumen ini memberikan panduan penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM Desa) sesuai dengan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa. RPJM Desa merupakan rencana kegiatan pembangunan desa untuk jangka waktu 6 tahun yang menjadi dasar pembangunan desa. Panduan ini menjelaskan konsep dasar, tahapan penyusunan, pelaksanaan, dan pemantauan implementasi RPJM Desa den
Proposal ini mengusulkan domain desa.id untuk mengidentifikasi situs resmi desa di Indonesia secara jelas. Domain ini diusulkan untuk memberdayakan desa sebagai entitas berdaulat sesuai UUD 1945 dan peraturan terkait. Desa.id diharapkan dapat memperkecil kesenjangan digital antara perkotaan dan perdesaan.
1) UU Desa memberikan kewenangan yang lebih luas kepada pemerintah desa untuk mengelola dan mengurus urusan pemerintahan serta kepentingan masyarakat setempat. 2) Peraturan desa menjadi payung hukum bagi kegiatan pemerintahan desa dan warganya. 3) Pedoman penyusunan peraturan desa ini bertujuan untuk memberikan acuan bagi pemerintah desa dalam menyusun peraturan desa.
Proposal penawaran jasa pembuatan website www.alldesigncorps.com untuk desa...mmasud95
Kami AllDesignCorps.Com melayani jasa pembuatan website professional. Jasa Pembuatan Website yang kami sediakan adalah website profil atau company profile, website portal berita atau web news, website sekolah, website perusahaan, website toko online atau online shop, website aplikasi atau program aplikasi berbasis website dan lain lain. Untuk lebih jelasnya silahkan buka website kami di www.alldesigncorps.com dan kontak kami di 081945532789 | 085755204272
Muhammad Mas'ud AllDesignCorps
Jasa Pembuatan Website Professional
Dalam proposal penawaran jasa pembuatan website ini AllDesign Corps memberikan penawaran jasa pembuatan website untuk anda. Ada pun penawarannya kami tuangkan pada proposal berikut ini. Kami menyadari sepenuhnya bahwa prinsip look professional akan meningkatkan tingkat kredibilitas dan prestige setiap perusahaan, karenanya setiap pembuatan website tersebut akan kami kerjakan dengan sungguh-sungguh.
Dokumen tersebut membahas latar belakang, dasar hukum, pengertian, maksud dan tujuan dari penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa Melung. Dokumen ini juga menjelaskan profil Desa Melung meliputi kondisi desa, sejarah pembangunan, demografi, sarana prasarana, dan potensi serta masalah yang ada. Dokumen ini bertujuan menyusun rencana pembangunan desa untuk periode 6
Desa memiliki peran penting dalam pembangunan. Buku ini membahas tipe kepemimpinan kepala desa dan peran kepala desa dalam pelaksanaan kewenangan lokal skala desa serta kepemimpinan dalam musyawarah desa dan usaha ekonomi desa.
Analisis pelaksanaan kewenangan pemerintahan desa dalam bidang kemasyarakatan...Operator Warnet Vast Raha
Dokumen ini membahas latar belakang pelaksanaan kewenangan pemerintahan desa dalam bidang kemasyarakatan di Desa Lapokainse, Kecamatan Kusambi, Kabupaten Muna. Dokumen menjelaskan pentingnya pemberdayaan pemerintah desa dan masyarakat serta landasan hukum dan konsep kerangka kerja pelaksanaan kewenangan tersebut. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pelaksanaan kewenangan pemerintahan desa dalam bidang
Pembangunan kawasan perdesaan bertujuan untuk mempercepat peningkatan kualitas pelayanan, pembangunan, dan pemberdayaan masyarakat desa melalui kerjasama antardesa. Tata kelola pembangunan kawasan perdesaan melibatkan pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat desa dalam perencanaan dan pelaksanaan berdasarkan rencana pembangunan kawasan perdesaan.
Similar to Andrew hidayat Tinjauan Hukum Tentang Urgensi Pengaturan Tata Ruang Desa (20)
Andrew hidayat prestasi membanggakan di bidang bedah syarafAndrew Hidayat
Majalah ini membahas prestasi Rumah Sakit Mitra Keluarga di bidang bedah syaraf dan intervensi radiologi, serta pelayanan akademi perawat dan epilepsi. Juga membahas profil beberapa dokter spesialis di rumah sakit tersebut.
Andrew hidayat penyakit jantung & pembuluh darahAndrew Hidayat
Majalah ini memberikan informasi tentang profil Rumah Sakit Mitra Keluarga Grup yang memiliki 10 rumah sakit di Jakarta, Bodetabek, dan Pulau Jawa, beberapa di antaranya memiliki spesialisasi khusus seperti pusat jantung dan pembuluh darah. Majalah ini diharapkan dapat menyampaikan informasi layanan kesehatan yang akurat dan bermanfaat serta menjadi referensi bagi pembaca.
Andrew hidayat bugar hingga senja menjelangAndrew Hidayat
Majalah ini membahas tentang kesehatan reproduksi pria. Terdapat penjelasan mengenai periode reproduksi pria menurut usia, mulai dari usia 25-35 tahun yang merupakan masa subur, usia 36-50 tahun dimana kinerja hormon mulai menurun, hingga usia 50 tahun ke atas dimana penurunan kinerja hormon mulai tampak signifikan. Juga dibahas mengenai fungsi hormon estrogen pada pria dan cara menurunkan kadar estrogen ber
Andrew hidayat kesehatan perempuan di segala usiaAndrew Hidayat
Estrogen adalah hormon yang berperan penting dalam fungsi reproduksi dan perkembangan karakteristik seksual perempuan. Hormon ini mempengaruhi perkembangan organ reproduksi dan siklus menstruasi serta memiliki peran penting dalam kehamilan dengan mempertebal dinding rahim dan meningkatkan aliran darah ke rahim.
Andrew hidayat dukungan keluarga mempercepat kesembuhan pasienAndrew Hidayat
Artikel ini membahas tentang Digital Subtraction Angiography (DSA) yang merupakan pemeriksaan untuk melihat pembuluh darah otak dengan cara menghilangkan gambaran tulang sehingga daerah yang tertutupi akan terlihat jelas. DSA digunakan untuk mendiagnosis berbagai penyakit vaskuler seperti stroke, aneurisma otak, dan tumor pembuluh darah. Sebelum DSA dilakukan, perlu pemeriksaan pendahuluan seperti MRI dan CT Scan
Andrew hidayat imunisasi meningkatkan derajat kesehatanAndrew Hidayat
Majalah ini membahas pentingnya imunisasi untuk meningkatkan kekebalan tubuh dan mencegah berbagai penyakit, serta menjelaskan berbagai jenis vaksin yang tersedia untuk anak-anak maupun orang dewasa."
Andrew hidayat mencapai keserasian dalam penampilanAndrew Hidayat
Dokumen tersebut membahas tentang upaya menyempurnakan penampilan melalui bedah estetik. Pilihan favorit pasien untuk bedah plastik umumnya memperbaiki bentuk hidung dan dagu, sedangkan permintaan terbanyak untuk aging adalah perawatan kelopak mata. Bedah plastik dapat meningkatkan rasa percaya diri dengan mengubah bagian tubuh yang tidak diinginkan.
Dokumen tersebut membahas osteoporosis pada lansia, penyakit yang disebabkan menurunnya kepadatan tulang seiring bertambahnya usia. Gejala osteoporosis antara lain postur punggung bungkuk, penurunan tinggi badan, dan kerap mengalami cedera tulang. Pada lansia, osteoporosis dapat menyebabkan patah tulang yang membutuhkan tindakan operasi untuk pemulihan.
Andrew hidayat antisipasi pada gangguan tumbuh kembang anakAndrew Hidayat
Majalah ini membahas tentang pentingnya memastikan proses tumbuh kembang anak berlangsung optimal, antisipasi gangguan tumbuh kembang, dan penanganan khusus bagi bayi-bayi istimewa. Juga membahas topik kejang demam, penyakit jantung bawaan, diabetes pada anak, dan tips sehat lainnya.
Andrew hidayat memahami fase kehidupan wanitaAndrew Hidayat
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
One Stop Breast Clinic Mitra Keluarga Kemayoran menyediakan layanan terpadu mulai dari deteksi dini hingga rekonstruksi payudara. Fasilitas ini memungkinkan pasien untuk melakukan semua pemeriksaan dan bahkan operasi dalam satu hari, sehingga memberikan solusi bagi wanita sibuk di kota besar.
Andrew hidayat organ kesehatan wanita dan permasalahannyaAndrew Hidayat
Majalah ini membahas tentang kesehatan organ reproduksi wanita, termasuk kanker serviks, kanker payudara, dan pentingnya deteksi dini. Rumah Sakit Mitra Keluarga telah memiliki 11 rumah sakit yang menyediakan tes kesehatan wanita seperti skrining kanker. Majalah ini juga memberikan tips untuk menjaga kebersihan alat reproduksi dan mencegah infeksi yang dapat menyebabkan keputihan.
Majalah ini membahas tentang pentingnya gizi dan nutrisi yang seimbang bagi lansia untuk menjaga kesehatan. Artikel menjelaskan bahwa kebutuhan energi dan kapasitas pencernaan lansia menurun seiring bertambahnya usia sehingga perlu disesuaikan asupan makanannya. Diet seimbang, olahraga teratur, dan pola hidup sehat dapat mencegah berbagai penyakit dan menjadikan lansia tetap bugar.
Andrew hidayat Tinjauan Hukum Tentang Urgensi Pengaturan Tata Ruang Desa
1. Tinjauan Hukum Tentang Urgensi
Pengaturan Tata Ruang Desa
PENULIS :
FAISAL RIZA, ST
A.21207092
1. Dr. H.M. Syafei, S.H, M.H
2.Hamdani S.H, M.Hum
PROGRAM MASGISTER ILMU HUKUM
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
2016
2. Abstract
Development planning in the village during this time has not touched the
aspect to a-space, because it is often the quality of planning development in the
village is not based on existing potential. With the presence of Village laws
resting basic recognition and subsidiarity as a principle of the new, gives a
broader space to the village to do the Setup and management of the potential of
its territory for the sake of making the village advanced, prosperous, independent
and democratic.
Spatial arrangement of the village is basically up to the present there has
been no particular settings. Spatial laws which conceptually are top-down is not
set up on this subject. Nevertheless some initiatives of the village is constantly
evolving to make the policy space of the village, along with the enactment of the
legislation. Therefore, the spatial arrangement of urgency is this village became
a significant issue as the study of the law that need to be formulated.
Keynote : Developmental Planning in Village, Spatial Planning, Spatial
Arrangement, Villages Law
Abstrak
Perencanaan pembangunan di Desa selama ini belum menyentuh aspek ke-
ruang-an, karena itu kerapkali kualitas perencanaan pembangunan di desa tidak
berbasis pada potensi yang ada. Dengan hadirnya Undang-undang Desa yang
disandarkan pada asas rekognisi dan subsidiaritas sebagai prinsip baru ,
memberikan ruang yang lebih luas kepada desa untuk melakukan penataan dan
pengelolaan potensi wilayahnya demi menjadikan Desa Maju, Sejahtera, Mandiri
dan Demokratis.
Pengaturan Tata Ruang Desa pada dasarnya hingga saat ini belum ada
pengaturan khususnya. Undang-undang Penataan Ruang yang secara konseptual
bersifat top-down tidak mengatur mengenai hal ini. Meski demikian beberapa
inisiatif dari desa terus berkembang untuk membuat produk kebijakan tata ruang
desa, seiring dengan diberlakukannya Undang-undang Desa. Karenanya, Urgensi
pengaturan tata ruang desa inilah menjadi isu signifikan sebagai kajian hukum
yang perlu dirumuskan.
Kata Kunci:Kewenangan Desa, Perencanaan Pembangunan Desa, Penataan
Ruang, Peraturan Desa, Tata Ruang Desa
3. A. Pendahuluan
Lahirnya Undang-undang Desa No 6 Tahun 2014 (selanjutnya disebut
sebagai Undang – Undang Desa) dipandang sebagai jalan konsitusional untuk
menguatkan kembali pengakuan negara (recognition) atas keberadaan desa yang
sangat beragam dan memiliki sejarah tersendiri di republik ini. Argumen yuridis
yang mendasari lahirnya undang-undang ini setidaknya tertuang dalam Undang-
Undang Dasar 1945 yang mengamanatkan dalam Pasal 18 poin b tentang adanya
pengakuan terhadap kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak-hak
tradisionalnya. Dengan demikian maka Desa sebagai susunan pemerintahan
terendah di Indonesia mempunyai identitas dan entitas yang berbeda dan perlu di
atur tersendiri dalam bentuk Undang-Undang.
Undang-Undang Desa inilah kemudian mengatur segala hal tentang desa
sebagai sebuah entitas pemerintahan yang memiliki otonomi dalam mengatur dan
mengelola sumber daya yang dimilikinya. Di sinilah isu tata ruang menjadi
penting untuk dilihat dalam konteks sebagai bagian dari obyek pengaturan yang
kewenangannya dimiliki oleh Desa sebagaimana diatur dalam Pasal 16 ayat (4) :
―Rancangan Peraturan Desa tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja
Desa,pungutan, tata ruang, dan organisasipemerintah desaharus mendapatkan
evaluasi dariBupati/Walikota sebelum ditetapkan menjadi Peraturan Desa.‖1
Undang-Undang Desa secara implisit menyebutkan bahwa tata ruang desa
perlu diatur sebagai bagian dari proses perencanaan pembangunan Desa.
Setidaknya ada 3 alasan mengapa Pengaturan tata ruang menjadi penting bagi
proses perencanaan pembangunan Desa.2
Pertama, pengaturan tata ruang Desa menjadi sangat penting untuk bahan
penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (selanjutnya disebut
RPJMDes).Tanpa adanya Rencana Pengembangan tata ruang, Desa tidak bisa
mewujudkan RPJMDes dengan baik dan menjamin terwujudnya keberlanjutan
manfaat hasil-hasil pembangunan. Desa akan dihadapkan pada berbagai masalah
1
Pasal 16 ayat (4) Undang-undang No 6 Tahun 2014 Tentang Desa
2
Naskah Akademik Rancangan Undang-undang Desa
4. sebagaimana terjadi pada masa sekarang, misalnya rusaknya ekosistem pertanian
dan hutan yang diikuti dengan semakin tingginya beban pembangunan untuk
menjamin kelestariannya dan lingkungan hidup yang sehat bagi penduduk Desa
yang semakin padat, semakin terbuka dengan wilayah perkotaan dan semakin
rawannya sumberdaya alam untuk menjamin keberlanjutan matapencaharian
(sustainable livelihood).
Kedua, ketiadaan rencana tata ruang juga menyebabkan meningkatnya
konflik kepentingan antar Desa dengan Desa dan daerah serta antar warga
masyarakat dengan sektor swasta yang berkepentingan atas sumberdaya alam dan
manusia di Desa.Konflik kepentingan itu sering merugikan pihak Desa dan
masyarakatnya seperti menanggung beban kerusakan lingkungan, kerawanan
pangan dan sumberdaya hayati, dan hilangnya sumber pendapatan Desa.
Ketiga, selama ini rencana tata ruang hanya disusun oleh pihak kabupaten
dengan membagi antara wilayah pedesaaan dengan perkotaaan, sementara
wilayah pedesaan sendiri tidak dikembangkan pada setiap unit teritorial desa atau
klaster antar Desa yang memiliki persamaan geografis, ekonomi, sosial dan
budaya.
B. Permasalahan
Berdasarkan pada latar belakang di atas, maka artikel ini setidaknya ingin
menjawab beberapa permasalahan dibawah ini :
1. Sejauhmana urgensi penataan ruang di desa memberikan dampak bagi
proses pembaharuan desa yang diinginkan oleh Undang-undang Desa ??
2. Sejauhmana pengaturan tata ruang desa menurut peraturan perundang-
undangan yang terkait khususnya Undang-Undang Nomor 26 Tahun
20007 tentang Penataan Ruang ?
5. C. Pembahasan
Melihat paparan di atas, sangatlah jelas bahwa fungsi tata ruang di desa
adalah untuk memastikan agar konsep pembangunan desa dapat direncanakan
sesuai dengan potensi dan dinamika perkembangan di desa. Karena itu perlu
proses perencanaan tata ruang sebagai sebuah upaya penataan ruang (spasial)
untuk tujuan pembangunan3
atau yang secara normatif, sebagai upaya
pemanfaatan sumberdaya ruang agar sesuai dengan tujuan untuk sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat (Undang-Undang nomor 5 tahun 1960 Tentang Pokok-pokok
Agraria Pasal 2 ayat 3)4
.
Pentingnyapenataanruangperludiaturpadatingkatdesaberanjak
daribeberapafaktaantaralain:
Pertama, Semakin sempitnya lahan yang tersedia untuk dapat dikelolaoleh
masyarakatakibatbanyaknyakepentingan terhadapkawasan di wilayah
tersebut.Kabupaten KubuRaya, misalnya, lebih
dariseparuhseluruhwilayahdiKabupatentelahdiperuntukkan bagi kepentingan
industri berbasi lahan (perkebunan, pemanfaatanhasilhutan kayudannonkayu,dan
pertambangan).Kecualipadakawasan konservasi, masyarakat setempat
sesungguhnya memilikipeluang untukmemanfaatkan
kawasanyangtersediadiwilayahnya, termasuklah kawasan hutan lindung (melalui
hutan desaataupun hutan kemasyarakatan),ataupunpadahutanproduksi(melalui
hutan tanaman rakyat). Namun permasalahannya adalah peluang
masyarakatdalammemanfaatkanlahanyangtersediatidak sebesar
denganpeluangyangdimilikiindustri.
Kedua, Industri yangmenghasilkanproduk terbarukan,semisalsawit,
cenderung melakukan perluasan wilayah untuk kawasan APL (Area
PenggunaanLain)yangtersediadiKKR,lebihdariseparuhnya
telahdiperuntukkanbagikepentinganperusahaanperkebunan
sawit.Beranjakdarihaltersebut,makaperaturandesayangmenataruang desa menjadi
3
Ernan Rustiadi, Sunsun Saeful-hakim dan Dyah R dalam Perencanaan dan Pengembangan
Wilayah , Jakarta Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2011 Hal. 391.
4
Ibid, hal.420
6. penting untuk memberikan jaminan bagi desa bersangkutan
dalammengoptimalkan lahanyangtersediademi kepentingan desa.
Pemanfaatan Ruang untuk Kepentingan Masyarakat
Dalam penentuan kawasan untuk penataan ruang desa, terdapat beberapa skema
pemanfaatan kawasan untuk kepentingan masyarakat. Beberapa skema
pemanfaatan ruang tersebut adalah:
a. Hutan Desa
Menurut peraturan perundangan, yang dimaksud dengan hutan desa adalah hutan
negara yang dikelola, dimanfaatkan, dan dipergunakan untuk kesejahteraan
desa.artinya, keberadaan hutan desa memang diperuntukkan bagi desa dalam
memanfaatkan sumber daya hutan. Areal hutan desa dapat berada pada kawasan
hutan produksi, bahkan hutan lindung, asalkan berada dalam wilayah administrasi
desa bersangkutan, dan belum dibebani hak pengelolaan ataupun izin
pemanfaatan5
.Dalam pengajuannya, masyarakat melalui kepala desa dapat
mengajukan permohonan kepada bupati pada wilayah tertentu didesa untuk
dijadikan hutan desa6
.beberapa manfaat yang dapat diperoleh melalui hutan desa
antara lain hasil hutan kayu dan non kayu (untuk hutan produksi), dan hasil hutan
non kayu, seperti tanaman hias, madu, rotan, jamur, buah, dll (untuk hutan
lindung).
b.Hutan Kemasyarakatan
Hutan Kemasyarakatan merupakan hutan negara yang ditujukan untuk
memberdayakan masyarakat setempat7
.Yang dimaksud dengan masyarakat
setempat adalah masyarakat yang tinggal disekitar hutan dan tidak dibatasi oleh
wilayah administratif desa. Meskipun tidak dibatasi oleh wilayah administratif
5
Permenhut No. P.49/Menhut-II/2008 pasal 4
6
Permenhut No.P.53/Menhut-II/2011 tentang perubahan kedua Permenhut No. P-49/Menhut-
II/2008 pasal 1 yang merubah pasal 6 pada peraturan lama
7
Permenhut No. P.37/Menhut-II/2007 pasal 1
7. desa, pada saat pengusulan tetap melampirkan surat keterangan dari kepala desa
tentang kelompok bersangkutan yang mengajukan permohonan.
Sama halnya dengan hutan desa, areal pemanfaatan hutan kemasyarakatan dapat
dilakukan pada kawasan hutan lindung maupun hutan produksi, asalkan kawasan
tersebut belum dibebani hak ataupun izin pemanfaatan hasil hutan.Disamping itu,
hutan kemasyarakatan hanya diperuntukkan bagi masyarakat yang memiliki
ketergantungan terhadap hutan ataupun mata pencaharian utamanya sangat
bergantung terhadap pemanfaatan hasil hutan.Sama halnya dengan hutan desa,
pemanfaatan hutan kemasyarakatan yang dapat diperoleh melalui hutan desa
antara lain hasil hutan kayu dan non kayu (untuk hutan produksi), dan hasil hutan
non kayu, seperti tanaman hias, madu, rotan, jamur, buah, dll (untuk hutan
lindung).
c. Hutan Tanaman Rakyat
Hutan tanaman rakyat diperuntukkan bagi kelompok masyarakat (perorangan
ataupun koperasi) pada kawasan hutan produksi yang tidak produktif maupun
tidak dibebani hak atau perizinan lainnya dengan memanfaatkan hasil hutan kayu
maupun bukan kayu.Dikarenakan hutan tanaman rakyat ditujukan untuk
meningkatkan potensi dan kwalitas hutan produksi, maka model pemanfaatannya
menggunakan sistem silvikultur.Yang dimaksud dengan sistem silvikultur adalah
sistem budidaya hutan, mulai dari pembibitan, pemeliharaan, dan panen.Dalam
hal ini, kelompok masyarakat (koperasi) dapat mengusulkan pencadangan areal
HTR melalui rekomendasi dari kepala desa.
d. Hutan Adat
Hutan adat adalah hutan negara yang berada dalam wilayah masyarakat hukum
adat8
.Dalam ketentuan peraturan perundangan, hak-hak masyarakat adat masih
diakui asalkan masyarakat adat tersebut masih ada dan diakui keberadaannya.
Dalam hal ini, hanya masyarakat adat yang diperbolehkan mengelola dan
8
UU No. 41 tahun 2009 pasal 1 (6)
8. memanfaatkan hasil hutan yang dapat berada pada kawasan hutan produksi,
lindung maupun konservasi.
e. Hutan Rakyat
Jika merujuk pada definisi yang diberikan oleh UU, maka hutan rakyat adalah
hutan hak yang berada pada tanah yang dibebani hak milik9
.Jika hutan-hutan yang
telah dijelaskan sebelumnya (hutan desa, hutan kemasyarakatan, dan hutan adat)
merupakan hutan negara ataupun hutan yang tidak dibebani hak kepemilikan,
maka hutan rakyat dianggap sebagai hutan hak.Bukti kepemilikan hak tersebut
dapat melalui sertifikat hak milik oleh BPN, sertifikat hak pakai, ataupun
dokumen lainnya yang membuktikan kepemilikan lahan.Hutan rakyat dibangun
atas inisiatif masyarakat secara mandiri untuk menghasilkan kayu maupun hasil
lainnya yang dapat dimanfaatkan dari hutan tersebut.
f. Pertanian Berkelanjutan
Berbeda dengan pemanfaatan kawasan hutan, pada pertanian berkelanjutan berada
pada kawasan APL.Pada pertanian berkelanjutan, pemerintah memberikan
perlindungan dan memfasilitasi pengembangan pada lahan pertanian
berkelanjutan guna menghasilkan pangan pokok bagi kemandirian, ketahanan, dan
kedaulatan pangan nasional10
.Yang dimaksud dengan pangan pokok tidak hanya
berasal dari sumber hayati, seperti halnya pertanian, namun dapat juga dari
sumber hewani (peternakan).Yang pasti pangan dianggap sebagai makanan utama
bagi manusia.Dalam hal pengusulan, dapat dilakukan oleh masyarakat dan
selanjutnya dimusyawarahkan bersama dengan pemerintah desa, kecamatan, dan
kabupaten11
.
Pengaturan Tata Ruang Desa
Mengacu pada Undang-Undang No.26 Tahun 2007 tentang Penataan
Ruang (selanjutnya disebut sebagai Undang-Undang Penataan Ruang), definisi
9
Penjelasan pasal 5 (1) UU No.41 tahun 2009
10
UU No. 41/2009 Pasal 1 (3)
11
UU No. 41/2009 Pasal 15 (3)
9. tata ruang sebagaimana tertuang dalam Pasal 1 angka 2, adalah wujud struktur
ruang dan pola ruang12
.
Dalam penjelasan poin berikutnya, Struktur ruang yang dimaksud adalah
susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan prasarana dan sarana yang
berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara
hirarkis memiliki hubungan fungsional. Sementara Pola ruang adalah distribusi
peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi peruntukan ruang untuk
fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budi daya.
Dalam kaitannya dengan proses perencanaan pembangunan , maka proses
penataan ruang juga tentu dikaitkan dengan kewenangan struktur pemerintahan
yang berlaku di Indonesia. Karenanya dalam undang – undang tersebut,
kewenangan perencanaan tata ruang diberikan sesuai lingkup pemerintahannya.
Yakni ruang lingkup nasional oleh pemerintah pusat, ruang lingkup provinsi oleh
Pemerintah Daerah Provinsi dan ruang lingkup kabupaten oleh Pemerintah
Daerah Kabupaten.
Hadirnya Undang-Undang Desa, yang menegaskan kewenangan
pemerintah desa dalam menyusun rencana dan mengelola pembangunan di skala
lokal desa, tentu saja memposisikan proses perencanaan tata tuang sebagai bagian
yang signifikan dalam perencanaan pembangunan. Karenanya pertanyaannya
muncul, sejauhmana posisi perencanaan tata ruang desa tersebut mendapatkan
justifikasinya sementara Undang-Undang Penataan Ruang tidak mengatur
kewenangan pemerintah desa untuk membuat perencanaan tata ruang dalam
lingkup desa. Hal ini bertambah sumir karena di sisi lain Undang-Undang Desa
juga tidak secara tegas dan detil bagaimana perencanaan tata ruang desa diatur.
Dalam Undang-Undang Penataan Ruang, rencana tata ruang berdasarkan
wilayah administratif hanya mengenal 3 kategori yakni, Rencana Tata ruang
Wilayah Nasional (RTRWN), Provinsi (RTRW Provinsi), Kabupaten (RTRW
Kabupaten) atau Kota (RTRW Kota). Istilah yang berkaitan dengan Desa
hanyalah terdapat pada frasa tata ruang kawasan perdesaan sebagaimana yang
12
Pasal 1 angka 2, Penjelasan Umum , Undang-Undang No.26 Tahun 2007 tentang Penataan
Ruang
10. tertuang dalam Pasal 5 ayat (4) ―Penataan ruang berdasarkan kegiatan kawasan
terdiri atas penataan ruang kawasan perkotaan dan penataan ruang kawasan
perdesaan.‖13
Dengan kata lain, istilah perdesaan hanya dipandang sebagai
sebuah entitas ruang yang berdasarkan kegiatan kawasan.
Namun dalam konteks Undang-Undang Desa, kewenangan desa tidak
hanya diperoleh melalui pelimpahan atau pemberian, karena desa memiliki
kewenangan asli (indigeneous authority atau genuine authority) berdasarkan hak
asal usul desa sesuai sistem nilai adat istiadat masyarakat setempat. Kewenangan
yang diberikan oleh pemerintah diatasnya merupakan kewenangan tambahan
dalam konteks mennjalankan tugas-tugas pemerintahan dan pembangunan secara
nasional.
Berdasarkan definisi tersebut di atas, maka desa menjalankan dua fungsi
utama yakni fungsi pemerintahan (local self government) dan fungsi mengurus
urusan masyarakat setempat sesuai dengan hak asal-usul dan hak tradisional (self
governing community). Kedudukan Desa tercermin dalam Pasal 2 dan Pasal 5
Undang-Undang Desa.
Dalam konteks administratif, Desa berkedudukan dibawah pemerintah
kabupaten/kota. Desa bukanlah pemerintahan otonom, karena Undang-Undang
Dasar hanya mengakui pemerintah daerah otonom hanyalah pemerintah daerah
provinsi dan pemerintah kabupaten. Namun kedudukan administratif desa tersebut
tidak menghilangkan hak dan kewenangan desa sebagai kesatuan masyarakat
hukum untuk mengurus urusan urusan masyarakat sesuai dengan asal-usul dan
adat istiadat yang masih hidup. Kewenangan ini jugalah yang membedakan desa
dan kelurahan.
Perencanaan Spasial Desa
Perencanaan pembangunan desa yang tertuang dalam dokumen
perencanaan pembangunan desa, baik dalam bentuk dokumen RPJMDes maupun
RKPDes pada prinsipnya adalah perencanaan yang menggambarkan program dan
kegiatan.Model perencanaan seperti ini pada dasarnya dapat dikatakan sebagai
13
Pasal 5 ayat (4) Undang-undang No 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
11. model perencanaan yang sangat sederhana. Mengingat dalam proses perencanaan
yang modern, dimensi kewilayahan (regional) dan spasial (tata ruang) adalah
variabel penting dalam proses perencanaan perencanaan pembangunan. Untuk itu
dibutuhkan suatu rencana yang berdimensi ruang untuk dapat mengatur
pemanfaatan lahan dan pembangunan di desa sekaligus sebagai suatu sarana
dalam pemanfaatan dana desa, karena dokumen RPJMDes, RKPDes dan APBDes
tidak memuat rencana secara spasial.
Selain dari padaitu, rencanapembangunan keruangan
ditingkatdesadiperlukan untukmenjagakualitaslingkungandanbudaya di desa tetap
seimbang, seiring dengan peningkatan permintaan akan pembangunan
perumahandankegiatanekonomiwilayahyang menjadi semakin kompleks di
wilayah desa. Artinyadalamhalinidesajugamemilikifungsi wilayah baik itu secara
ekologi,ekonomi, maupun sosialdan budaya yangtetap harus dipertahankan melalui
perencanaan spasial maupun a-spasial.
Perencanaan spasial merupakan rencana pemanfaatan ruang yang disusun
untuk menjaga keserasian pembangunan antar sektor dalam rangka penyusunan
program-program pembangunan dalam jangka panjang (Nurmandi, 1999)14
. Oleh
karena itu, rencana tata ruang dapat dijadikan sebagai salah satu acuan dalam
penyusunan rencana program pembangunan yang merupakan rencana jangka
menengah dan jangka pendek.
Perencanaan tata ruang desa ini sejatinya adalah bagian dari upaya desa
untuk menata, memanfaatkan dan mengelola wilayahnya sebagaimana
kewenangan yang dimiliki oleh desa. Dalam konteks perencanaan kawasan
perdesaan inilah, perencanaan tata ruang desa menjadi penting sebagai penataan
secara cluster-ing di masing-masing desa.
Menurut Undang-Undang Penataan Ruang, hukum penataan ruang adalah
hukum yang berwujud struktur ruang (ialah susunan pusat -pusat pemukiman dan
sistem jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan
ekonomi masyarakat yang secara hierarkis memiliki hubungan fungsional) dan
14
Nurmandi, Achmad. 1999. Manajemen Perkotaan: Aktor, Organisasi dan Pengelolaan Daerah
Perkotaan di Indonesia. Yogyakarta: Penerbit Lingkaran Bangsa
12. pola ruang (ialah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi
peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budi
daya)
Dalam konteks penataan pola ruang yang mengambarkan distribusi
peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang untuk fungsi lindung dan fungsi budi
daya, maka proses penetapannya melibatkan kewenangan supra desa. Khususnya
dalam hal ini kewenangan pemerintah pusat dan daerah. Sebut saja diantaranya
adalah Undang-Undang Nomor 41 tahun 1999 tentang Kehutanan yang
memandatkan kepada pemerintah pusat untuk menetapkan kawasan hutan. Selain
itu Undang-undang Nomor 5 tahun 1960 tentang Ketentuan Pokok-pokok Agraria
(Selanjutnya disebut sebagai Undang-Undang Pokok Agraria) yang juga
memberikan kewenangan pada pemerintah pusat menetapkan Hak atas Tanah.
Seperti yang disebutkan di atas, bahwa proses penetapan kawasan
perdesaan merupakan pertemuan dari proses perencanaan top-down dan bottom-
up , dimana bupati/walikota dapat menetapkan secara langsung penetapan
kawasan perdesaan dengan persetujuan dari kepala-kepala desa yang dimana
desanya termasuk ke dalam kawasan yang akan ditetapkan, demikian pula proses
sebaliknya, kepala-kepala desa yang bersepakat untuk mengusulkan desanya
masuk dalam satu kawasan kepada bupati/walikota untuk ditetapkan sebagai
kawasan perdesaan. Di sinilah konteks penataan ruang desa jika dikaitkan dengan
konteks perencanaan kawasan perdesaan menjadi signifikan, dimana desa telah
mempersiapkan diri dalam proses penataan ruangnya. Sebagai sebuah inisiasi
bottom up planning.
Karena itu, perwujudan tata ruang desa dapat dikatakan tidak bersifat
imperatif (memaksa) untuk dihadirkan atau mandatory provision namun lebih
bersifat fakultatif (mengatur) atau directory provision untuk dihadirkan.
13. Penutup
Berdasarkan hasil pembahasan di atas , maka dapat ditarik kesimpulan
dalam menjawab permasalahan di atas yakni :
1. Keberadaan tata ruang desa ini merupakan hal yang bersifat strategis jika
dikaitkan dengan penyusunan rencana Pembangunan Jangka Menengah
Desa. Hal ini didasarkan bahwa pemanfaatan sumber daya ruang (lahan) di
desa terus mendapatkan tekanan struktural dari ekspansi industri berbasis
lahan, sehingga desa terus meneru kehilangan akses terhadap sumber daya
ruang. Karena itu menjadi penting bagi desa untuk memastikan adanya
penataan ruang tersebut .
2. Karakter dasar peraturan tentang penataan ruang merupakan produk
hukum yang bersifat top-down, sementara inisiasi desa dalam membentuk
peraturan desa tentang tata ruang desa dapat dianggap sebagai upaya
bottom-up yang itu bersifat voluntary. Karenanya, proses pengaturan tata
ruang desa harus memadukan pendekatan top-down dan bottom-up
sekaligus yang memerlukan penyelarasan antara pengaturan penataan
ruang di level kabupaten/kota dengan pengaturan penataan ruang di desa.
Daftar Pustaka
Ernan Rustiadi, Sunsun Saeful Hakim dan Dyah R dalam Perencanaan dan
Pengembangan Wilayah , Jakarta Yayasan Pustaka Obor Indonesia,
2011
14. Kantaatmadja, Mieke Komar, Hukum Angkasa dan Hukum Tata Ruang,
Mandar Maju, Bandung; 1994
Manan, Bagir, Hukum Positif di Indonesia (Suatu Kajian Teoritik ), cetakan
pertama, UII Press, Yogyakarta;2004
Rahardjo, Satjipto, Hukum, Masyarakat dan Pembangunan, Angkasa, ,
Bandung ; 1986
Rijadi, Prasetijo, Pembangunan Hukum Penataan Ruang dalam Konteks Kota
Berkelanjutan, Airlangga University Press, Surabaya; 2005
Rinaldi, Hasymi, Panduan Pembuatan Peraturan Desa tentang RTRW Desa,
JARI Borneo Barat, Pontianak 2014
Sinulingga, Budi D, Pembangunan Kota dalam tinjauan Regional dan Lokal,
Pustaka Sinar Harapan, Jakarta; 1999
Soekamto, Sarjono,Pengantar Penelitian Hukum, UI Press, Jakarta; 1986
Soekamto, Sarjono dan Mamudji, Sri , Penelitian Hukum Normatif: Suatu
Tinjauan Singkat, UI Press, Jakarta; 1986
Sudrajad Sodik Ahmad dan Ridwan Juniarso, Hukum Tata Ruang dalam
Konsep Kebijakan Otonomi Daerah, Penerbit Nuansa, Bandung; 2007
Yusuf , Asep Warlan. Pranata Pembangunan. Universitas Parahiyangan ,
Bandung: 1997
Perundang-undangan
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 Tentang Ketentuan Pokok-Pokok Agraria
Undang – Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
Undang- Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Kehutanan
Undang—Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian
Berkelanjutan
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
Naskah Akademik Rancangan Undang-Undang Desa versi Amanat Presiden
Peraturan Pemerintah No 43 Tahun 2014 Tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-
Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa
Peraturan Pemerintah No. 15 Tahun 2010 Tentang Penyelenggaran Penataan
Ruang