SlideShare a Scribd company logo
1 of 61
ANATOMI FISIOLOGI
SISTEM PERNAFASAN
ANATOMI
Organ-Organ Sistem Pernafasan Manusia
• Organ-organ pernafasan manusia
terdiri dari :
– Hidung proteksi
– Faring humidifikasi
– Laring filtrasi
– epiglotis
– Trakea
– Bronkus filtrasi
– Bronkiolus transmisi
udara
– Alveolus pertukaran
udara
Hidung
Faring
Laring
Trakea
Bronkus
Paru-paru
Gambar 1 : Organ-organ pernafasan
manusia
 Saluran nafas yang dilalui udara adalah
hidung, faring, laring, trakea, bronkus,
bronkiolus dan alveoli.
 Di dalamnya terdapat suatu sistem yang
sedemikian rupa dapat menghangatkan
udara sebelum sampai ke alveoli.
 Terdapat juga suatu sistem pertahanan
yang memungkinkan kotoran atau benda
asing yang masuk dapat dikeluarkan baik
melalui batuk ataupun bersin.
Anatomi Saluran Pernapasan
 Nares anterior adalah saluran-saluran di
dalam rongga hidung.
 Saluran-saluran itu bermuara ke dalam
bagian yang dikenal sebagai vestibulum.
 Rongga hidung dilapisi sebagai selaput
lendir yang sangat kaya akan pembuluh
darah, dan bersambung dengan lapisan
farinx dan dengan selaput lendir sinus yang
mempunyai lubang masuk ke dalam rongga
hidung.
 Septum nasi memisahkan kedua cavum
nasi. Struktur ini tipis terdiri dari tulang dan
tulang rawan, sering membengkok kesatu
sisi
Bagian2 hidung :
1. Batang hidungdinding dpn
hidung,dibentuk ossa nasalis
2. Cuping hidungbag bwh lateral
hidung dibentuk oleh tlg rawan
3. Septum nasipembatas dua rongga
hidung
4. Kavum nasi(dinding lateral rongga
hidung)terdiri konka nasalis,
meatus dan antrum
Sinus paranasalis:
1. Sinus spenoidalis terletak di blkg
kranial hidung dalam korpus
spenoidalis ke rongga hidung bag blkg
2. Sinus etmoidalis terdpt dlm pars
labirintus ossis etmoidalis
3. Sinus frontalis terletak dalam
infundibulum meatus nasi media
4. Sinus maksilaris terdpt pd dinding
lateral hidung korpus maksilaris
bermuara di hiatus maksilaris ke
rongga hidung hiatus semilunaris
media
Gambar sinus
 adalah pipa berotot yang berjalan dari
dasar tengkorak sampai
persambungan-nya dengan
oesopagus pada ketinggian tulang
rawan krikoid. Maka letaknya di
belakang larinx (larinx-faringeal).
 Orofaring adalah bagian dari faring
merupakan gabungan sistem respirasi
dan pencernaan.
 Terletak pada garis tengah bagian depan
leher, sebelah dalam kulit, glandula
tyroidea, dan beberapa otot kecil, dan
didepan laringofaring dan bagian atas
esopagus.
 Cartilago yang berbentuk daun dan
menonjol keatas dibelakang dasar
lidah. Epiglottis ini melekat pada
bagian belakang Vertebra cartilago
thyroideum.
Plica aryepiglottica, berjalan
kebelakang dari bagian samping
epiglottis menuju cartilago
arytenoidea, membentuk batas jalan
masuk laring
 Plica vocalis adalah dua lembar
membrana mukosa tipis yang
terletak di atas ligamenturn
vocale, dua pita fibrosa yang
teregang di antara bagian dalam
cartilago thyroidea di bagian
depan dan cartilago arytenoidea
di bagian belakang.
 Suara dihasilkan oleh vibrasi plica vocalis
selama ekspirasi. Suara yang dihasilkan
dimodifikasi oleh gerakan palatum molle,
pipi, lidah, dan bibir, dan resonansi
tertentu oleh sinus udara cranialis.
 Adalah tabung fleksibel dengan panjang kira-kira
10 cm dengan lebar 2,5 cm. trachea berjalan dari
cartilago cricoidea kebawah pada bagian depan
leher dan dibelakang manubrium sterni, berakhir
setinggi angulus sternalis (taut manubrium dengan
corpus sterni) atau sampai kira-kira ketinggian
vertebrata torakalis kelima dan di tempat ini
bercabang mcnjadi dua bronckus (bronchi).
 Trachea tersusun atas 16 - 20 lingkaran tak-
lengkap yang berupan cincin tulang rawan yang
diikat bersama oleh jaringan fibrosa dan yang
melengkapi lingkaran disebelah belakang trachea,
selain itu juga membuat beberapa jaringan otot.
 Percabangan saluran nafas dimulai
dari trakea yang bercabang menjadi
bronkus kanan dan kiri. Masing-
masing bronkus terus bercabang
sampai dengan 20-25 kali sebelum
sampai ke alveoli.
 Sampai dengan percabangan bronkus
terakhir sebelum bronkiolus, bronkus
dilapisi oleh cincin tulang rawan untuk
menjaga agar saluran nafas tidak
kolaps atau kempis sehingga aliran
udara lancar.
 Bagian terakhir dari perjalanan udara
adalah di alveoli. Di sini terjadi pertukaran
oksigen dan karbondioksida dari
pembuluh darah kapiler dengan udara.
 Terdapat sekitar 300 juta alveoli di kedua
paru dengan diameter masing-masing
rata-rata 0,2 milimeter.
 Sistem pernafasan pada dasarnya
dibentuk oleh jalan atau saluran nafas
dan paru-paru beserta
pembungkusnya (pleura) dan rongga
dada yang melindunginya.
 Di dalam rongga dada terdapat juga
jantung di dalamnya.
 Rongga dada dipisahkan dengan
rongga perut oleh diafragma.
Paru-paru terdapat dalam
rongga thoraks pada bagian kiri
dan kanan. Paru-paru memiliki
1. Apeks, Apeks paru meluas kedalam
leher sekitar 2,5 cm diatas calvicula
2. Permukaan costo vertebra, menempel
pada bagian dalam dinding dada
3. Permukaan mediastinal, menempel
pada perikardium dan jantung
4. Basis Terletak pada diafragma
 Paru-paru dibungkus oleh pleura.
 Pleura ada yang menempel langsung ke paru,
disebut sebagai pleura visceral.
 Sedangkan pleura parietal menempel pada
dinding rongga dada dalam.
 Diantara pleura visceral dan pleura parietal
terdapat cairan pleura yang berfungsi sebagai
pelumas sehingga memungkinkan pergerakan
dan pengembangan paru secara bebas tanpa
ada gesekan dengan dinding dada.
 Rongga dada diperkuat oleh tulang-tulang
yang membentuk rangka dada terdiri dari
a.costae (iga-iga),
b.sternum (tulang dada) tempat sebagian
iga-iga menempel di depan, dan
c.vertebra torakal (tulang belakang) tempat
menempelnya iga-iga di bagian belakang.
 Terdapat otot-otot yang menempel pada rangka dada
yang berfungsi penting sebagai otot pernafasan. Otot-
otot yang berfungsi dalam bernafas adalah sebagai
berikut :
- interkostalis eksterrnus (antar iga luar) yang
mengangkat masing-masing iga.
- sternokleidomastoid yang mengangkat sternum
(tulang dada).
- skalenus yang mengangkat 2 iga teratas.
- interkostalis internus (antar iga dalam) yang
menurunkan iga-iga.
- otot perut yang menarik iga ke bawah sekaligus
membuat isi perut mendorong diafragma ke atas.
- otot dalam diafragma yang dapat menurunkan
diafragma.
Mekanisme Respirasi
 Meliputi proses :
◦ Inspirasi : yaitu pemasukan udara ke paru-paru
◦ Ekspirasi : yaitu pengeluaran udara dari paru-paru
 Proses inspirasi dan ekspirasi melibatkan kontraksi relaksasi otot-otot
tulang rusuk dan otot diafragma.
Tulang
rusuk
terangkat karena
kontraksi otot
antar tulang rusuk
Udara
masuk
Diaphragma berkontraksi
(turun)
Inspirasi
Inspirasi – Pemasukan udara ke dalam paru-paru
Mekanisme Inspirasi :
• Otot-otot interkostal
berkontraksi akibatnya tulang
rusuk terangkat.
• Kontraksi otot interkostal diikuti
oleh kontraksi otot diafragma.
• Akibat kontraksi kedua otot ini,
rongga dada menjadi
membesar.
• Rongga dada yang bertambah
besar menyebabkan tekanan
udara di paru-paru menjadi
kecil.
• Akibatnya udara masuk ke
dalam paru-paru.
Tulang rusuk
turun karena
otot interkostal
berelaksasi
Udara
keluar
Diaphragma berelaksasi
(naik)
Ekspirasi
Ekspirasi – Pengeluaran udara dari dalam paru-paru
Mekanisme Ekspirasi :
• Otot-otot interkostal berelaksasi
akibatnya tulang rusuk turun.
• Relaksasi otot interkostal diikuti
oleh berelaksasinya otot
diafragma.
• Akibat relaksasi kedua otot ini,
rongga dada menjadi menjadi
mengecil.
• Rongga dada yang mengecil
menyebabkan tekanan udara di
paru-paru menjadi besar.
• Akibatnya udara keluar dari
dalam paru-paru ke lingkungan.
Lanjutan…
Gambar 4 : Kurva yang menunjukkan ukuran volume dalam kapasitas paru-paru.
Pertukaran Gas Oksigen dan Karbondioksida
◦ Alveolus memiliki O2 lebih tinggi dari pada O2 di dalam
darah.
◦ O2 masuk ke dalam darah melalui difusi melewati
membran alveolus
◦ Di dalam darah, O2 sebagian besar (98%) diikat oleh Hb
yang terdapat pada Eritrosit menjadi Oksihemoglobin
(HbO2).
◦ Selain diikat oleh Hb, sebagian kecil O2 larut di dalam
plasma darah (2%).
◦ Setelah berada di dalam darah, O2 kemudian masuk ke
jantung melalui vena pulmonalis untuk diedarkan ke
seluruh tubuh yang membutuhkan.
A. Pengikatan O2
Di dalam Alveolus, udara yang mengandung oksigen dipertukarkan ke dalam
darah. Sedangkan karbondioksida di dalam darah dikeluarkan ke alveolus.
B. Pengeluaran
CO2
◦ Di jaringan, CO2 lebih tinggi dibandingkan yang ada di
dalam darah.
◦ Ketika O2 di dalam darah berdifusi ke jaringan, maka
CO2 di jaringan akan segera masuk ke dalam darah.
◦ Ketika CO2 berada di dalam darah sebagian besar
(70%) CO2 akan diubah menjadi ion bikarbonat(HCO3–)
◦ 20% CO2 akan terikat oleh Hb pada Eritrosit.
◦ Sedangkan 10% CO2 lainnya larut dalam plasma
darah.
◦ Di dalam darah, CO2 di bawa ke jantung, kemudian
oleh jantung CO2 dalam darah dipompa ke paru-paru
melalui arteri pulmonalis.
◦ Di paru-paru CO2 akan dikeluarkan dari tubuh melalui
ekspirasi.
Pertukaran O2
Gambar 3 : Proses pertukaran oksigen dari alveolus ke dalam darah. Dan setelah berada di darah, oksigen
dibawa ke sel-sel tubuh yang membutuhkan
Pernafasan terdiri dari 4 proses :
1. Ventilasi : Keluar masuknya udara karena adanya
selisih tekanan yang terdapat antara atmosfer dan
alveolus
2. Distribusi : Pembagian udara ke cabang -cabang
bronkhus
3. Transportasi dan Difusi
- Transport O2 dan CO2 dalam darah dan cairan tubuh ke
dan dari sel
- Difusi O2 dan CO2 antara darah dan alveoli
Pertukaran gas-gas antara alveoli dan kapiler
dipengaruhi oleh tekanan parsial O2 & CO2 dalam
atmosfer
4. Perfusi : Aliran darah yang membawa O2 ke
jaringan
JENIS RESPIRASI
1. RESPIRASI EXTERNAL
O2 DIBAWA DARI UDARA
LUAR SAMPAI KE KAPILER
2. RESPIRASI INTERNAL
O2 DARI KAPILER SAMPAI KE
SEL PADA JARINGAN.
RESPIRASI EXTERNAL
RESPIRASI INTERNAL
 Udara bergerak masuk dan keluar dari
paru-paru karena selisih tekanan yang
terdapat antara atmosfer dan alveolus
oleh kerja mekanik otot-otot.
 Stadium ke dua proses respirasi
mencakup proses difusi gas-gas
melintasi membran antara alveolus-
kapiler yang tipis (tebalnya kurang dari
0.5 um). Kekuatan pendorong untuk
perpindahan ini adalah selisih tekanan
parsial antara darah dan fase gas.
 Oksigen dapat ditranspor dari paru-paru ke
jaringan melalui dua jalan :
1. secara fisik larut dalam plasma atau
2. secara kimia berikatan dengan
hemoglobin sebagai oksihemoglobin
(HbO2).
ikatan kimia oksigen dan hemoglobin ini
bersifat reversibel.
 Transport CO2 dari jaringan keparu-paru
melalui tiga cara sebagai berikut:
1. Secara fisk larut dalam plasma (10 %)
2. Berikatan dengan gugus amino pada
Hb dalam sel darah merah (20%)
3. ditransport sebagai bikarbonat plasma
(70%)
Karbon dioksida berikatan dengan air
dengan
reaksi seperti dibawah ini:
CO2 + H2O = H2CO3 = H+ +HCO3-
Secara garis besar bahwa Paru-paru memiliki
fungsi sebagai berikut:
1. Terdapat permukaan gas-gas yaitu mengalirkan
Oksigen dari udara atmosfer ke darah vena
dan mengeluarkan gas karbondioksida dari
alveoli ke udara atmosfer.
2 . Menyaring bahan beracun dari sirkulasi
3. Reservoir darah
4. Fungsi utamanya adalah pertukaran gas-gas
Kontrol Pernafasan
1. Respirasi normal antara
12–15 kali per menit.
2. Pada kondisi tertentu
frekuensi respirasi dapat
meningkat atau menurun
bergantung kondisi.
3. Yang menaikkan atau
menurunkan kecepatan
respirasi adalah medulla
oblongata dan pons.
Pons
Medulla
Otak
Pusat pengaturan
pernafasan
Neuron
motorik
Otot interkostal
Diafragma
Jantung
berdenyut lebih
cepat / berdenyut
lebih lambat
Pusat pengaturan pernafasan adalah medulla oblongata dan pons.
Kontrol Pernapasan
 Otot pernapasan diatur oleh neuron &
reseptor pada pons & medula
oblongata.
 Faktor utama pengaturan pernapasan:
respon dari pusat kemoreseptor dalam
pusat pernapasan terhadap tekanan
persial CO2 dan pH darah arteri
Kontrol Pernapasan
REFLEK BATUK DAN
BERSIN
 Batuk merupakan refleks fisiologis
kompleks yang melindungi paru dari
trauma mekanik, kimia dan suhu.
 Batuk juga merupakan mekanisme per
tahanan paru yang alamiah untuk
menjaga agar jalan nafas tetap bersih
dan terbuka dengan jalan mencegah
masuknya benda asing
ke saluran nafas dan
mengeluarkan benda asing atau sekre
t yg abnormal dari dalam saluran
nafas
 Batuk juga membantu melindungi
paru dari aspirasi yaitu masuknya
benda asing dari saluran cerna atau
saluran napas bagian atas mulai
dr tenggorokan, trakhea, bronkhus,
bronkhioli sampai ke jaringan paru.
(Guyton,et all.2008)
PROSES BATUK
Rangsangan pd medula oblongata
2,5L udara di inspirasikan
epiglotis dan pita suara menutup rapat
udara dlm paru
otot perut berkontraksi kuat mendorong
diafragma
pita suara dan epiglotis tiba2 terbuka lebar shg
udara yg tertekan dlm paru keluar dg cepat
membawa benda asing yg terdpt pd jln nafas
 Refleks bersin sangat mirip dengan refleks
batuk kecuali bahwa refleks ini berlangsung
pada saluran hidung, bukan pada saluran
nafas bagian bawah.
 Rangsangan yang menimbulkan refleks
bersin adalah iritasi dalam saluran hidung,
impuls aferen berjalan dalam nervus kelima
menuju medula dimana refleks ini dicetuskan.
 Terjadi serangkaian reaksi yang mirip dengan
refleks batuk tetapi uvula ditekan sehingga
sejumlah besar udara dengan cepat melalui
hidung dengan demikian membantu
membersihkan saluran hidung dari benda
asing (Guyton dan Hall 1996)
Thank you…semoga
bermanfaat!!

More Related Content

Similar to ANATOMI FISIOLOGI Pernafasan.pptx

Anatomi-dan-Fisiologi-Pertemuan-4.ppt
Anatomi-dan-Fisiologi-Pertemuan-4.pptAnatomi-dan-Fisiologi-Pertemuan-4.ppt
Anatomi-dan-Fisiologi-Pertemuan-4.pptZulfikar426713
 
Anatomi-dan-Fisiologi-Pertemuan-4.ppt
Anatomi-dan-Fisiologi-Pertemuan-4.pptAnatomi-dan-Fisiologi-Pertemuan-4.ppt
Anatomi-dan-Fisiologi-Pertemuan-4.pptZIAARTA
 
Anatomi-dan-Fisiologi-Pertemuan-4.ppt
Anatomi-dan-Fisiologi-Pertemuan-4.pptAnatomi-dan-Fisiologi-Pertemuan-4.ppt
Anatomi-dan-Fisiologi-Pertemuan-4.pptkenshin75
 
Anatomi fisiologi-sistem pernafasan
Anatomi fisiologi-sistem pernafasanAnatomi fisiologi-sistem pernafasan
Anatomi fisiologi-sistem pernafasanOkta Lumakeki
 
BAB 8 SISTEM PERNAFASAN PADA MANUSIA.ppt
BAB 8 SISTEM PERNAFASAN PADA MANUSIA.pptBAB 8 SISTEM PERNAFASAN PADA MANUSIA.ppt
BAB 8 SISTEM PERNAFASAN PADA MANUSIA.pptFERIFIRMANSYAH26
 
Sistem respirasi manusia dan hewan (m.badar)
Sistem respirasi manusia dan hewan (m.badar)Sistem respirasi manusia dan hewan (m.badar)
Sistem respirasi manusia dan hewan (m.badar)Muhammad Badar
 
Sistem pernapasan
Sistem pernapasanSistem pernapasan
Sistem pernapasanxempat
 
Tugas biologi
Tugas biologiTugas biologi
Tugas biologinurasita
 
Tugas biologi
Tugas biologiTugas biologi
Tugas biologinurasita
 
Sist pernapasan
Sist pernapasanSist pernapasan
Sist pernapasanEn Jamilah
 
ANFIS Respirasi ( Pernafasan)
ANFIS Respirasi ( Pernafasan)ANFIS Respirasi ( Pernafasan)
ANFIS Respirasi ( Pernafasan)Cahya
 
pernapasan manusia untuk mengetahui organ
pernapasan manusia untuk mengetahui organpernapasan manusia untuk mengetahui organ
pernapasan manusia untuk mengetahui organkisworodwiaprian
 

Similar to ANATOMI FISIOLOGI Pernafasan.pptx (20)

Anatomi-dan-Fisiologi-Pertemuan-4.ppt
Anatomi-dan-Fisiologi-Pertemuan-4.pptAnatomi-dan-Fisiologi-Pertemuan-4.ppt
Anatomi-dan-Fisiologi-Pertemuan-4.ppt
 
Anatomi-dan-Fisiologi-Pertemuan-4.ppt
Anatomi-dan-Fisiologi-Pertemuan-4.pptAnatomi-dan-Fisiologi-Pertemuan-4.ppt
Anatomi-dan-Fisiologi-Pertemuan-4.ppt
 
Anatomi-dan-Fisiologi-Pertemuan-4.ppt
Anatomi-dan-Fisiologi-Pertemuan-4.pptAnatomi-dan-Fisiologi-Pertemuan-4.ppt
Anatomi-dan-Fisiologi-Pertemuan-4.ppt
 
ANFIS PERNAPASAN.ppt
ANFIS PERNAPASAN.pptANFIS PERNAPASAN.ppt
ANFIS PERNAPASAN.ppt
 
Anatomi fisiologi-sistem pernafasan
Anatomi fisiologi-sistem pernafasanAnatomi fisiologi-sistem pernafasan
Anatomi fisiologi-sistem pernafasan
 
BAB 8 SISTEM PERNAFASAN PADA MANUSIA.ppt
BAB 8 SISTEM PERNAFASAN PADA MANUSIA.pptBAB 8 SISTEM PERNAFASAN PADA MANUSIA.ppt
BAB 8 SISTEM PERNAFASAN PADA MANUSIA.ppt
 
ANATOMI SISTEM RESPIRASI
ANATOMI SISTEM RESPIRASIANATOMI SISTEM RESPIRASI
ANATOMI SISTEM RESPIRASI
 
Sistem Respirasi Pada Manusia
Sistem Respirasi Pada Manusia Sistem Respirasi Pada Manusia
Sistem Respirasi Pada Manusia
 
Sistem Pernafasan pada Manusia
Sistem Pernafasan pada Manusia Sistem Pernafasan pada Manusia
Sistem Pernafasan pada Manusia
 
Makalah respirasi
Makalah respirasiMakalah respirasi
Makalah respirasi
 
Sistem respirasi manusia dan hewan (m.badar)
Sistem respirasi manusia dan hewan (m.badar)Sistem respirasi manusia dan hewan (m.badar)
Sistem respirasi manusia dan hewan (m.badar)
 
Respirasi
RespirasiRespirasi
Respirasi
 
Sistem pernapasan
Sistem pernapasanSistem pernapasan
Sistem pernapasan
 
Pernapasan
PernapasanPernapasan
Pernapasan
 
Biologi modul 1 kb 5
Biologi modul 1 kb 5Biologi modul 1 kb 5
Biologi modul 1 kb 5
 
Tugas biologi
Tugas biologiTugas biologi
Tugas biologi
 
Tugas biologi
Tugas biologiTugas biologi
Tugas biologi
 
Sist pernapasan
Sist pernapasanSist pernapasan
Sist pernapasan
 
ANFIS Respirasi ( Pernafasan)
ANFIS Respirasi ( Pernafasan)ANFIS Respirasi ( Pernafasan)
ANFIS Respirasi ( Pernafasan)
 
pernapasan manusia untuk mengetahui organ
pernapasan manusia untuk mengetahui organpernapasan manusia untuk mengetahui organ
pernapasan manusia untuk mengetahui organ
 

More from AyuMustika17

Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.pptGizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.pptAyuMustika17
 
RPS Anatomi dan Fisiologi Kebidanan.docx
RPS Anatomi dan Fisiologi Kebidanan.docxRPS Anatomi dan Fisiologi Kebidanan.docx
RPS Anatomi dan Fisiologi Kebidanan.docxAyuMustika17
 
DOKUMENTASI KEBIDANAN. .pptx
DOKUMENTASI KEBIDANAN.             .pptxDOKUMENTASI KEBIDANAN.             .pptx
DOKUMENTASI KEBIDANAN. .pptxAyuMustika17
 
Anatomi Fisiologi Sistem Kardiovaskuler.pptx
Anatomi Fisiologi Sistem Kardiovaskuler.pptxAnatomi Fisiologi Sistem Kardiovaskuler.pptx
Anatomi Fisiologi Sistem Kardiovaskuler.pptxAyuMustika17
 
KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT.pptx
KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT.pptxKEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT.pptx
KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT.pptxAyuMustika17
 

More from AyuMustika17 (6)

Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.pptGizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
 
RPS Anatomi dan Fisiologi Kebidanan.docx
RPS Anatomi dan Fisiologi Kebidanan.docxRPS Anatomi dan Fisiologi Kebidanan.docx
RPS Anatomi dan Fisiologi Kebidanan.docx
 
DOKUMENTASI KEBIDANAN. .pptx
DOKUMENTASI KEBIDANAN.             .pptxDOKUMENTASI KEBIDANAN.             .pptx
DOKUMENTASI KEBIDANAN. .pptx
 
Anatomi Fisiologi Sistem Kardiovaskuler.pptx
Anatomi Fisiologi Sistem Kardiovaskuler.pptxAnatomi Fisiologi Sistem Kardiovaskuler.pptx
Anatomi Fisiologi Sistem Kardiovaskuler.pptx
 
KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT.pptx
KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT.pptxKEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT.pptx
KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT.pptx
 
konseling.ppt
konseling.pptkonseling.ppt
konseling.ppt
 

Recently uploaded

SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar KeperawatanHaslianiBaharuddin
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.pptDesiskaPricilia1
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar KepHaslianiBaharuddin
 
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien Dewasa
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien DewasaUpdate 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien Dewasa
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien DewasaErdinataKusuma1
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxrittafarmaraflesia
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfHilalSunu
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufalmahdaly02
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docxpuskesmasseigeringin
 
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptxssuser1f6caf1
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptika291990
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptbekamalayniasinta
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANDianFitriyani15
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxfania35
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxrachmatpawelloi
 

Recently uploaded (20)

SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
 
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien Dewasa
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien DewasaUpdate 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien Dewasa
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien Dewasa
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
 
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
 

ANATOMI FISIOLOGI Pernafasan.pptx

  • 3. Organ-Organ Sistem Pernafasan Manusia • Organ-organ pernafasan manusia terdiri dari : – Hidung proteksi – Faring humidifikasi – Laring filtrasi – epiglotis – Trakea – Bronkus filtrasi – Bronkiolus transmisi udara – Alveolus pertukaran udara Hidung Faring Laring Trakea Bronkus Paru-paru Gambar 1 : Organ-organ pernafasan manusia
  • 4.  Saluran nafas yang dilalui udara adalah hidung, faring, laring, trakea, bronkus, bronkiolus dan alveoli.  Di dalamnya terdapat suatu sistem yang sedemikian rupa dapat menghangatkan udara sebelum sampai ke alveoli.  Terdapat juga suatu sistem pertahanan yang memungkinkan kotoran atau benda asing yang masuk dapat dikeluarkan baik melalui batuk ataupun bersin.
  • 6.
  • 7.  Nares anterior adalah saluran-saluran di dalam rongga hidung.  Saluran-saluran itu bermuara ke dalam bagian yang dikenal sebagai vestibulum.  Rongga hidung dilapisi sebagai selaput lendir yang sangat kaya akan pembuluh darah, dan bersambung dengan lapisan farinx dan dengan selaput lendir sinus yang mempunyai lubang masuk ke dalam rongga hidung.  Septum nasi memisahkan kedua cavum nasi. Struktur ini tipis terdiri dari tulang dan tulang rawan, sering membengkok kesatu sisi
  • 8. Bagian2 hidung : 1. Batang hidungdinding dpn hidung,dibentuk ossa nasalis 2. Cuping hidungbag bwh lateral hidung dibentuk oleh tlg rawan 3. Septum nasipembatas dua rongga hidung 4. Kavum nasi(dinding lateral rongga hidung)terdiri konka nasalis, meatus dan antrum
  • 9.
  • 10.
  • 11. Sinus paranasalis: 1. Sinus spenoidalis terletak di blkg kranial hidung dalam korpus spenoidalis ke rongga hidung bag blkg 2. Sinus etmoidalis terdpt dlm pars labirintus ossis etmoidalis 3. Sinus frontalis terletak dalam infundibulum meatus nasi media 4. Sinus maksilaris terdpt pd dinding lateral hidung korpus maksilaris bermuara di hiatus maksilaris ke rongga hidung hiatus semilunaris media
  • 13.  adalah pipa berotot yang berjalan dari dasar tengkorak sampai persambungan-nya dengan oesopagus pada ketinggian tulang rawan krikoid. Maka letaknya di belakang larinx (larinx-faringeal).  Orofaring adalah bagian dari faring merupakan gabungan sistem respirasi dan pencernaan.
  • 14.  Terletak pada garis tengah bagian depan leher, sebelah dalam kulit, glandula tyroidea, dan beberapa otot kecil, dan didepan laringofaring dan bagian atas esopagus.
  • 15.  Cartilago yang berbentuk daun dan menonjol keatas dibelakang dasar lidah. Epiglottis ini melekat pada bagian belakang Vertebra cartilago thyroideum. Plica aryepiglottica, berjalan kebelakang dari bagian samping epiglottis menuju cartilago arytenoidea, membentuk batas jalan masuk laring
  • 16.  Plica vocalis adalah dua lembar membrana mukosa tipis yang terletak di atas ligamenturn vocale, dua pita fibrosa yang teregang di antara bagian dalam cartilago thyroidea di bagian depan dan cartilago arytenoidea di bagian belakang.
  • 17.  Suara dihasilkan oleh vibrasi plica vocalis selama ekspirasi. Suara yang dihasilkan dimodifikasi oleh gerakan palatum molle, pipi, lidah, dan bibir, dan resonansi tertentu oleh sinus udara cranialis.
  • 18.  Adalah tabung fleksibel dengan panjang kira-kira 10 cm dengan lebar 2,5 cm. trachea berjalan dari cartilago cricoidea kebawah pada bagian depan leher dan dibelakang manubrium sterni, berakhir setinggi angulus sternalis (taut manubrium dengan corpus sterni) atau sampai kira-kira ketinggian vertebrata torakalis kelima dan di tempat ini bercabang mcnjadi dua bronckus (bronchi).  Trachea tersusun atas 16 - 20 lingkaran tak- lengkap yang berupan cincin tulang rawan yang diikat bersama oleh jaringan fibrosa dan yang melengkapi lingkaran disebelah belakang trachea, selain itu juga membuat beberapa jaringan otot.
  • 19.
  • 20.
  • 21.  Percabangan saluran nafas dimulai dari trakea yang bercabang menjadi bronkus kanan dan kiri. Masing- masing bronkus terus bercabang sampai dengan 20-25 kali sebelum sampai ke alveoli.  Sampai dengan percabangan bronkus terakhir sebelum bronkiolus, bronkus dilapisi oleh cincin tulang rawan untuk menjaga agar saluran nafas tidak kolaps atau kempis sehingga aliran udara lancar.
  • 22.  Bagian terakhir dari perjalanan udara adalah di alveoli. Di sini terjadi pertukaran oksigen dan karbondioksida dari pembuluh darah kapiler dengan udara.  Terdapat sekitar 300 juta alveoli di kedua paru dengan diameter masing-masing rata-rata 0,2 milimeter.
  • 23.
  • 24.  Sistem pernafasan pada dasarnya dibentuk oleh jalan atau saluran nafas dan paru-paru beserta pembungkusnya (pleura) dan rongga dada yang melindunginya.  Di dalam rongga dada terdapat juga jantung di dalamnya.  Rongga dada dipisahkan dengan rongga perut oleh diafragma.
  • 25.
  • 26. Paru-paru terdapat dalam rongga thoraks pada bagian kiri dan kanan. Paru-paru memiliki 1. Apeks, Apeks paru meluas kedalam leher sekitar 2,5 cm diatas calvicula 2. Permukaan costo vertebra, menempel pada bagian dalam dinding dada 3. Permukaan mediastinal, menempel pada perikardium dan jantung 4. Basis Terletak pada diafragma
  • 27.  Paru-paru dibungkus oleh pleura.  Pleura ada yang menempel langsung ke paru, disebut sebagai pleura visceral.  Sedangkan pleura parietal menempel pada dinding rongga dada dalam.  Diantara pleura visceral dan pleura parietal terdapat cairan pleura yang berfungsi sebagai pelumas sehingga memungkinkan pergerakan dan pengembangan paru secara bebas tanpa ada gesekan dengan dinding dada.
  • 28.
  • 29.  Rongga dada diperkuat oleh tulang-tulang yang membentuk rangka dada terdiri dari a.costae (iga-iga), b.sternum (tulang dada) tempat sebagian iga-iga menempel di depan, dan c.vertebra torakal (tulang belakang) tempat menempelnya iga-iga di bagian belakang.
  • 30.
  • 31.  Terdapat otot-otot yang menempel pada rangka dada yang berfungsi penting sebagai otot pernafasan. Otot- otot yang berfungsi dalam bernafas adalah sebagai berikut : - interkostalis eksterrnus (antar iga luar) yang mengangkat masing-masing iga. - sternokleidomastoid yang mengangkat sternum (tulang dada). - skalenus yang mengangkat 2 iga teratas. - interkostalis internus (antar iga dalam) yang menurunkan iga-iga. - otot perut yang menarik iga ke bawah sekaligus membuat isi perut mendorong diafragma ke atas. - otot dalam diafragma yang dapat menurunkan diafragma.
  • 32.
  • 33.
  • 34.
  • 35. Mekanisme Respirasi  Meliputi proses : ◦ Inspirasi : yaitu pemasukan udara ke paru-paru ◦ Ekspirasi : yaitu pengeluaran udara dari paru-paru  Proses inspirasi dan ekspirasi melibatkan kontraksi relaksasi otot-otot tulang rusuk dan otot diafragma.
  • 36. Tulang rusuk terangkat karena kontraksi otot antar tulang rusuk Udara masuk Diaphragma berkontraksi (turun) Inspirasi Inspirasi – Pemasukan udara ke dalam paru-paru Mekanisme Inspirasi : • Otot-otot interkostal berkontraksi akibatnya tulang rusuk terangkat. • Kontraksi otot interkostal diikuti oleh kontraksi otot diafragma. • Akibat kontraksi kedua otot ini, rongga dada menjadi membesar. • Rongga dada yang bertambah besar menyebabkan tekanan udara di paru-paru menjadi kecil. • Akibatnya udara masuk ke dalam paru-paru.
  • 37. Tulang rusuk turun karena otot interkostal berelaksasi Udara keluar Diaphragma berelaksasi (naik) Ekspirasi Ekspirasi – Pengeluaran udara dari dalam paru-paru Mekanisme Ekspirasi : • Otot-otot interkostal berelaksasi akibatnya tulang rusuk turun. • Relaksasi otot interkostal diikuti oleh berelaksasinya otot diafragma. • Akibat relaksasi kedua otot ini, rongga dada menjadi menjadi mengecil. • Rongga dada yang mengecil menyebabkan tekanan udara di paru-paru menjadi besar. • Akibatnya udara keluar dari dalam paru-paru ke lingkungan.
  • 38. Lanjutan… Gambar 4 : Kurva yang menunjukkan ukuran volume dalam kapasitas paru-paru.
  • 39. Pertukaran Gas Oksigen dan Karbondioksida ◦ Alveolus memiliki O2 lebih tinggi dari pada O2 di dalam darah. ◦ O2 masuk ke dalam darah melalui difusi melewati membran alveolus ◦ Di dalam darah, O2 sebagian besar (98%) diikat oleh Hb yang terdapat pada Eritrosit menjadi Oksihemoglobin (HbO2). ◦ Selain diikat oleh Hb, sebagian kecil O2 larut di dalam plasma darah (2%). ◦ Setelah berada di dalam darah, O2 kemudian masuk ke jantung melalui vena pulmonalis untuk diedarkan ke seluruh tubuh yang membutuhkan. A. Pengikatan O2 Di dalam Alveolus, udara yang mengandung oksigen dipertukarkan ke dalam darah. Sedangkan karbondioksida di dalam darah dikeluarkan ke alveolus.
  • 40. B. Pengeluaran CO2 ◦ Di jaringan, CO2 lebih tinggi dibandingkan yang ada di dalam darah. ◦ Ketika O2 di dalam darah berdifusi ke jaringan, maka CO2 di jaringan akan segera masuk ke dalam darah. ◦ Ketika CO2 berada di dalam darah sebagian besar (70%) CO2 akan diubah menjadi ion bikarbonat(HCO3–) ◦ 20% CO2 akan terikat oleh Hb pada Eritrosit. ◦ Sedangkan 10% CO2 lainnya larut dalam plasma darah. ◦ Di dalam darah, CO2 di bawa ke jantung, kemudian oleh jantung CO2 dalam darah dipompa ke paru-paru melalui arteri pulmonalis. ◦ Di paru-paru CO2 akan dikeluarkan dari tubuh melalui ekspirasi.
  • 41. Pertukaran O2 Gambar 3 : Proses pertukaran oksigen dari alveolus ke dalam darah. Dan setelah berada di darah, oksigen dibawa ke sel-sel tubuh yang membutuhkan
  • 42.
  • 43.
  • 44. Pernafasan terdiri dari 4 proses : 1. Ventilasi : Keluar masuknya udara karena adanya selisih tekanan yang terdapat antara atmosfer dan alveolus 2. Distribusi : Pembagian udara ke cabang -cabang bronkhus 3. Transportasi dan Difusi - Transport O2 dan CO2 dalam darah dan cairan tubuh ke dan dari sel - Difusi O2 dan CO2 antara darah dan alveoli Pertukaran gas-gas antara alveoli dan kapiler dipengaruhi oleh tekanan parsial O2 & CO2 dalam atmosfer 4. Perfusi : Aliran darah yang membawa O2 ke jaringan
  • 45.
  • 46. JENIS RESPIRASI 1. RESPIRASI EXTERNAL O2 DIBAWA DARI UDARA LUAR SAMPAI KE KAPILER 2. RESPIRASI INTERNAL O2 DARI KAPILER SAMPAI KE SEL PADA JARINGAN.
  • 49.  Udara bergerak masuk dan keluar dari paru-paru karena selisih tekanan yang terdapat antara atmosfer dan alveolus oleh kerja mekanik otot-otot.
  • 50.  Stadium ke dua proses respirasi mencakup proses difusi gas-gas melintasi membran antara alveolus- kapiler yang tipis (tebalnya kurang dari 0.5 um). Kekuatan pendorong untuk perpindahan ini adalah selisih tekanan parsial antara darah dan fase gas.
  • 51.  Oksigen dapat ditranspor dari paru-paru ke jaringan melalui dua jalan : 1. secara fisik larut dalam plasma atau 2. secara kimia berikatan dengan hemoglobin sebagai oksihemoglobin (HbO2). ikatan kimia oksigen dan hemoglobin ini bersifat reversibel.
  • 52.  Transport CO2 dari jaringan keparu-paru melalui tiga cara sebagai berikut: 1. Secara fisk larut dalam plasma (10 %) 2. Berikatan dengan gugus amino pada Hb dalam sel darah merah (20%) 3. ditransport sebagai bikarbonat plasma (70%) Karbon dioksida berikatan dengan air dengan reaksi seperti dibawah ini: CO2 + H2O = H2CO3 = H+ +HCO3-
  • 53. Secara garis besar bahwa Paru-paru memiliki fungsi sebagai berikut: 1. Terdapat permukaan gas-gas yaitu mengalirkan Oksigen dari udara atmosfer ke darah vena dan mengeluarkan gas karbondioksida dari alveoli ke udara atmosfer. 2 . Menyaring bahan beracun dari sirkulasi 3. Reservoir darah 4. Fungsi utamanya adalah pertukaran gas-gas
  • 54. Kontrol Pernafasan 1. Respirasi normal antara 12–15 kali per menit. 2. Pada kondisi tertentu frekuensi respirasi dapat meningkat atau menurun bergantung kondisi. 3. Yang menaikkan atau menurunkan kecepatan respirasi adalah medulla oblongata dan pons. Pons Medulla Otak Pusat pengaturan pernafasan Neuron motorik Otot interkostal Diafragma Jantung berdenyut lebih cepat / berdenyut lebih lambat Pusat pengaturan pernafasan adalah medulla oblongata dan pons.
  • 55. Kontrol Pernapasan  Otot pernapasan diatur oleh neuron & reseptor pada pons & medula oblongata.  Faktor utama pengaturan pernapasan: respon dari pusat kemoreseptor dalam pusat pernapasan terhadap tekanan persial CO2 dan pH darah arteri
  • 57. REFLEK BATUK DAN BERSIN  Batuk merupakan refleks fisiologis kompleks yang melindungi paru dari trauma mekanik, kimia dan suhu.  Batuk juga merupakan mekanisme per tahanan paru yang alamiah untuk menjaga agar jalan nafas tetap bersih dan terbuka dengan jalan mencegah masuknya benda asing ke saluran nafas dan mengeluarkan benda asing atau sekre t yg abnormal dari dalam saluran nafas
  • 58.  Batuk juga membantu melindungi paru dari aspirasi yaitu masuknya benda asing dari saluran cerna atau saluran napas bagian atas mulai dr tenggorokan, trakhea, bronkhus, bronkhioli sampai ke jaringan paru. (Guyton,et all.2008)
  • 59. PROSES BATUK Rangsangan pd medula oblongata 2,5L udara di inspirasikan epiglotis dan pita suara menutup rapat udara dlm paru otot perut berkontraksi kuat mendorong diafragma pita suara dan epiglotis tiba2 terbuka lebar shg udara yg tertekan dlm paru keluar dg cepat membawa benda asing yg terdpt pd jln nafas
  • 60.  Refleks bersin sangat mirip dengan refleks batuk kecuali bahwa refleks ini berlangsung pada saluran hidung, bukan pada saluran nafas bagian bawah.  Rangsangan yang menimbulkan refleks bersin adalah iritasi dalam saluran hidung, impuls aferen berjalan dalam nervus kelima menuju medula dimana refleks ini dicetuskan.  Terjadi serangkaian reaksi yang mirip dengan refleks batuk tetapi uvula ditekan sehingga sejumlah besar udara dengan cepat melalui hidung dengan demikian membantu membersihkan saluran hidung dari benda asing (Guyton dan Hall 1996)