2. CAKUPAN SISTEM PERGERAKAN
A. Sistem rangka
B. Tulang
C. Jaringan ikat pada sistem rangka
D. Sendi
E. Sistem otot
F. Pergerakan
G. Sistem integumen
3. RELEVANSI
Sistem rangka, otot dan integumen merupakan sistem di dalam tubuh
ternak yang bertanggungjawab terhadap struktur dan pergerakan
tubuh ternak. Sistem ini juga memiliki peran dalam melindungi tubuh
ternak dari penyakit, infeksi dan komponen berbahaya lain yang
berasal dari lingkungan.
4. KERANGKA
Sistem rangka yang terdiri atas tulang dan
jaringan ikat merupakan pembentuk
struktur tubuh dari seekor hewan.
sistem rangka memungkinkan pergerakan
struktur internal, anggota badan dan tubuh
ternak secara keseluruhan.
5. • Kerangka aksial terdiri dari tulang-
tulang pada garis tengah tubuh
termasuk tengkorak, vertebra,
tulang iga dan sternum.
• Kerangka apendikular terdiri dari
tulang yang berasal dari garis
tengah tubuh termasuk kaki depan,
kaki belakang dan tulang di daerah
pelvis.
6. Tulang
dikategorikan menjadi empat
kelompok meliputi tulang panjang,
tulang datar, tulang pendek dan tulang
tidak beraturan.
Tulang disusun oleh material organik dan material anorganik.
Bahan organik penyusun tulang umumnya adalah kolagen
yang dapat memberikan fleksibilitas dan ketahanan pada
tulang. Bahan anorganik penyusun tulang sebagian besar
adalah trikalsium fosfat yang memberikan efek kekakuan dan
kekerasan pada tulang. Bagian dalam tulang adalah jaringan
lunak yang disebut dengan sumsum tulang.
7. Tulang mengalami deposisi terus menerus (pembentukan material
tulang baru) dan resorpsi (pengangkatan material tulang tua). Tulang
terbentuk dari tulang rawan saat hewan masih embrio. Proses ini
dikenal sebagai osifikasi endochondral atau pembentukan tulang
endochondral. Sel pembentuk tulang dikenal sebagai osteoblas.
Osteoblas berkembang menjadi osteosit atau sel tulang matang.
8. Jaringan ikat pada sistem rangka
Jaringan ikat berfungsi mengikat
atau menghubungkan beberapa
jaringan sehingga dapat memberi
bentuk dan kekuatan pada organ
dan memberikan perlindungan
pada organ di dalam tubuh.
Terdapat empat jenis jaringan ikat
yang berhubungan dengan sistem
rangka tubuh hewan, antara lain
ligamen, tendon, tulang rawan
dan fascia.
9. Ligamen menghubungkan tulang ke tulang, sedangkan tendon melekatkan otot
ke tulang.
Di dalam tubuh hewan ditemukan tiga jenis tulang rawan:
(1) tulang rawan hibrid ditemukan di ujung tulang dan berfungsi sebagai bantalan
di persendian, (2) kartilago elastis membentuk bagian tubuh seperti telinga, dan (3)
fibro kartilago memberikan bantalan di antara cakram antar vertebra.
Fascia terletak di antara kulit dan otot atau tulang yang mendasarinya. Fascia
terdiri dari dua lapisan. Lapisan atas, fasia superfisial, melekat pada kulit
sementara lapisan bawah, fasia dalam, menutupi otot atau tulang
10.
11. SENDI
Sendi adalah struktur khusus yang terdapat pada
tubuh hewan yang berfungsi sebagai penggerak
hubungan antar tulang. Dengan kata lain, sendi
adalah tempat dimana dua tulang “menyatu”.
Tiga jenis sendi ditemukan di tubuh hewan,
yakni sendi yang bebas bergerak (misal bahu),
sendi yang sebagian/sedikit bergerak (misal
tulang rusuk) dan sendi yang tidak dapat
bergerak (misal sendi di antara lempeng
tengkorak).
12. Sistem otot
Sistem otot bersama dengan sistem rangka memungkinkan
pergerakan struktur internal, anggota badan dan tubuh secara
keseluruhan. Pada hewan, otot dapat dikategorikan berdasarkan:
- Fungsi: otot skeletal, otot viseral dan otot jantung
- Jenis aktivitas: otot volunter dan involunter
- Fisiologi: otot halus dan otot lurik
13. Otot rangka merupakan otot lurik dan bekerja
secara volunter/sukarela yang terlibat dalam
gerakan dari rangka tubuh.
Otot rangka bisa dikontrol dengan sengaja oleh
hewan.
Otot halus atau otot viseral bekerja di luar
kesadaran hewan. Otot-otot jenis ini banyak
ditemukan pada organ pencernaan dan pembuluh
darah. Otot viseral bekerja secara otomatis dan
tidak dapat dikendalikan oleh hewan.
Otot jantung merupakan otot yang bekerja di luar
kesadaran hewan. Otot jantung termasuk dalam
otot lurik dan hanya ditemukan di jantung.
14.
15. Pergerakan
Otot rangka dapat dibagi menjadi empat kelompok fungsional, YAKNI FLEXORS,
EXTENSORS, ABDUCTORS DAN ADDUCTORS. Sebagian besar otot bekerja
berpasangan sehingga ketika otot seekor hewan berkontraksi (otot memendek)
yang lain rileks (otot memanjang).
Hubungan ini dikenal sebagai antagonisme. Otot yang bekerja sama melakukan
gerakan disebut sebagai sinergis.
16. Otot flexors atau otot lentur menurunkan sudut antara dua tulang
tuas saat berkontraksi. Contoh otot jenis ini adalah otot biceps.
Otot extensors meningkatkan sudut antara dua tuas (tulang) saat
berkontraksi, sebagai contoh otot triceps.
Otot abductors menggerakkan anggota badan menjauhi bidang
median (bagian tengah atau utama tubuh). Sebagai contoh dari otot
ini adalah otot deltoids.
Otot adductor merupakan otot yang menarik tungkai ke arah median
plane (bagian tengah atau utama dari tubuh), sebagai contoh adalah
otot pectoralis major.
17. Sistem integumen
Sistem integumen merupakan suatu sistem organ yang memisahkan dan
melindungi tubuh hewan dari pengaruh lingkungan sekitarnya. Sistem ini juga
berfungsi sebagai reseptor bagi hewan sehingga dapat meneruskan informasi dari
lingkungan sekitar ke sistem saraf pusat.
Selain itu, sistem integumen berperan dalam mempertahankan homeostatis
tubuh karena sistem integumen berperan aktif dalam mengatur suhu tubuh dan
menyeimbangkan air di dalam tubuh hewan.
18. Pada hewan, sistem integumen meliputi
kulit dan organ aksesorisnya yaitu rambut,
kuku, tanduk, kelenjar sebasea dan
kelenjar keringat.
Fungsi utama kulit adalah bertindak sebagai
lapisan pelindung terhadap penyakit,
infeksi, sinar matahari dan elemen
berbahaya lainnya. Kulit hewan terdiri dari
dua lapisan, yakni epidermis dan dermis.
19. Sistem integumen pada umumnya
berbeda-beda antar spesies hewan.
Kambing, kuda, sapi dan babi memiliki
rambut, sedangkan domba memiliki
wol, dan unggas memiliki bulu.
Kelenjar utama pada kulit adalah
kelenjar keringat dan kelenjar
sebasea. Kelenjar keringat
melepaskan air untuk
mendinginkan tubuh, sementara
kelenjar sebasea mensekresikan
cairan atau minyak untuk melumasi
kulit dan rambut.
20. Reseptor sensorik di kulit dermis mendeteksi sentuhan, nyeri, panas dan dingin.
Reseptor sensorik pada kulit meliputi sel Merkel, Meissner’s corpuscles,
Paccinian corpuscles dan ujung saraf bebas (free nerve endings)
Sel Merkel merespons tekanan sangat ringan, sedangkan Meissner’s corpuscles
sensitif terhadap sentuhan dan ditemukan di daerah yang peka seperti bibir dan
ujung jari. 224 Paccinian corpuscles mendeteksi tekanan. Free nerve endings
merasakan panas dan dingin serta sentuhan.