Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas analisis pelaksanaan learning organization pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Quality.
2. Universitas Quality awalnya bernama Universitas Karo yang didirikan tahun 1986, namun kemudian berubah menjadi Universitas Quality pada tahun 2008.
3. Penelitian ini menggunakan instrumen untuk mengukur lima subsistem pelaksanaan learning organization di Program Studi PGSD Universitas Quality.
Pedoman ini mengatur tentang pemilihan dosen berprestasi di tingkat nasional. Dokumen ini menjelaskan persyaratan peserta, proses pemilihan, komponen penilaian, dan tahapan penilaian yang terdiri dari tahap awal dan akhir. Tujuannya adalah memberikan pengakuan kepada dosen yang berprestasi dalam melaksanakan tridarma perguruan tinggi.
Tugas pak membuat artikel tentang pamulangerik120792
Universitas Pamulang didirikan pada tahun 2000 dan saat ini memiliki berbagai fakultas dan program studi serta fasilitas pendukung seperti laboratorium dan perpustakaan. Universitas ini berkomitmen untuk memberikan pendidikan yang terjangkau bagi masyarakat luas tanpa mengurangi kualitas.
Dokumen tersebut membahas tentang pilihan jenjang pendidikan lanjutan setelah SMP, yaitu SMA, SMK, dan MA. SMA mempersiapkan berbagai disiplin ilmu untuk perguruan tinggi dengan kurikulum 90% teori dan 10% praktik. SMK memfokuskan 60% praktik dan 40% teori untuk mempersiapkan keterampilan kejuruan. Sedangkan MA setara dengan SMA namun dengan penekanan pada pelajaran agama.
Slide Presentasi Promosi Mahasiswa Baru UII 2014-2015Yuli Andriansyah
Slide Presentasi terkait Penerimaan Mahasiswa Baru Universitas Islam Indonesia yang disampaikan saat kunjungan Pesantren Putri Al-Mawaddah di GKU Prof. Sardjito Kampus Terpadu UII, Rabu 14 Mei 2014
Permendikbud nomor 158 th 2014 penyelenggaraan sks pada dikdasmenMGMPBING SMPKABSER
Peraturan Menteri ini mengatur tentang penyelenggaraan Sistem Kredit Semester pada Pendidikan Dasar dan Menengah. Sistem Kredit Semester memberikan fleksibilitas kepada siswa untuk menentukan jumlah mata pelajaran dan waktu penyelesaian belajar berdasarkan bakat, minat, dan kemampuan mereka. Peraturan ini mengatur prinsip, pelaksanaan, pengambilan beban belajar, dan kelulusan siswa dalam Sistem Kredit Semester.
Peraturan Menteri ini mengatur tentang penyelenggaraan Sistem Kredit Semester pada Pendidikan Dasar dan Menengah. Sistem Kredit Semester memberikan fleksibilitas kepada siswa untuk menentukan jumlah mata pelajaran dan waktu penyelesaian belajar berdasarkan bakat, minat dan kemampuan mereka. Peraturan ini mengatur prinsip, pelaksanaan, pengambilan beban belajar, pengakuan kredit antar lembaga, dan dukungan pemer
Universitas Brawijaya memiliki 12 fakultas dan 1 program setara fakultas yang menyelenggarakan berbagai program studi sarjana dan diploma. Kampusnya terletak di kota Malang dengan luas 51,6 hektar.
Pedoman ini mengatur tentang pemilihan dosen berprestasi di tingkat nasional. Dokumen ini menjelaskan persyaratan peserta, proses pemilihan, komponen penilaian, dan tahapan penilaian yang terdiri dari tahap awal dan akhir. Tujuannya adalah memberikan pengakuan kepada dosen yang berprestasi dalam melaksanakan tridarma perguruan tinggi.
Tugas pak membuat artikel tentang pamulangerik120792
Universitas Pamulang didirikan pada tahun 2000 dan saat ini memiliki berbagai fakultas dan program studi serta fasilitas pendukung seperti laboratorium dan perpustakaan. Universitas ini berkomitmen untuk memberikan pendidikan yang terjangkau bagi masyarakat luas tanpa mengurangi kualitas.
Dokumen tersebut membahas tentang pilihan jenjang pendidikan lanjutan setelah SMP, yaitu SMA, SMK, dan MA. SMA mempersiapkan berbagai disiplin ilmu untuk perguruan tinggi dengan kurikulum 90% teori dan 10% praktik. SMK memfokuskan 60% praktik dan 40% teori untuk mempersiapkan keterampilan kejuruan. Sedangkan MA setara dengan SMA namun dengan penekanan pada pelajaran agama.
Slide Presentasi Promosi Mahasiswa Baru UII 2014-2015Yuli Andriansyah
Slide Presentasi terkait Penerimaan Mahasiswa Baru Universitas Islam Indonesia yang disampaikan saat kunjungan Pesantren Putri Al-Mawaddah di GKU Prof. Sardjito Kampus Terpadu UII, Rabu 14 Mei 2014
Permendikbud nomor 158 th 2014 penyelenggaraan sks pada dikdasmenMGMPBING SMPKABSER
Peraturan Menteri ini mengatur tentang penyelenggaraan Sistem Kredit Semester pada Pendidikan Dasar dan Menengah. Sistem Kredit Semester memberikan fleksibilitas kepada siswa untuk menentukan jumlah mata pelajaran dan waktu penyelesaian belajar berdasarkan bakat, minat, dan kemampuan mereka. Peraturan ini mengatur prinsip, pelaksanaan, pengambilan beban belajar, dan kelulusan siswa dalam Sistem Kredit Semester.
Peraturan Menteri ini mengatur tentang penyelenggaraan Sistem Kredit Semester pada Pendidikan Dasar dan Menengah. Sistem Kredit Semester memberikan fleksibilitas kepada siswa untuk menentukan jumlah mata pelajaran dan waktu penyelesaian belajar berdasarkan bakat, minat dan kemampuan mereka. Peraturan ini mengatur prinsip, pelaksanaan, pengambilan beban belajar, pengakuan kredit antar lembaga, dan dukungan pemer
Universitas Brawijaya memiliki 12 fakultas dan 1 program setara fakultas yang menyelenggarakan berbagai program studi sarjana dan diploma. Kampusnya terletak di kota Malang dengan luas 51,6 hektar.
Permendikbud tahun2014 nomor119 pendidikan jarak jauh dikdasmenWinarto Winartoap
Peraturan ini mengatur tentang penyelenggaraan pendidikan jarak jauh pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Pendidikan jarak jauh dapat diselenggarakan untuk satu mata pelajaran, beberapa mata pelajaran, program keahlian, atau seluruh satuan pendidikan. Penyelenggaraan pendidikan jarak jauh dilakukan dengan sistem pengelolaan pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi serta mengutamakan belajar
Berikut beberapa bukti nyata yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan profesionalitas pendidik melalui lembaga pendidikan:
1. Meningkatkan kompetensi dan kualifikasi pendidik melalui pendidikan dan pelatihan berkelanjutan yang diselenggarakan oleh LPTK.
2. Meningkatkan kesejahteraan pendidik dengan menyesuaikan gaji dan tunjangan sesuai kualifikasi dan kompetensi.
3. Mendorong terciptanya lingkun
Dokumen tersebut membahas rencana pengadaan peralatan media pembelajaran dan ekstrakurikuler di sebuah sekolah. Terdapat analisis kebutuhan sekolah, profil sekolah, rancangan anggaran biaya, rencana pelaksanaan, dan permasalahan yang dihadapi sekolah. Tujuannya adalah meningkatkan kualitas pembelajaran dan mengatasi kekurangan sarana belajar.
Dokumen tersebut membahas tentang Universitas Diponegoro. Terdapat informasi mengenai lokasi kampus, fasilitas, jumlah dosen dan mahasiswa, reputasi, program studi, biaya hidup, dan proses seleksi mahasiswa baru di Universitas Diponegoro.
Konsep “SMA/K Negeri Terbuka” (Mendukung PMU )Kank Hari
Sekolah Menengah Terbuka berbasis web/Daring bertujuan memberi layanan alternatif akses pendidikan menengah yang bermutu
Siswa belajar di mana saja, dan kapan saja,
Tutorial secara online dan tatap muka (“blended learning method”)
Pencapaian target kurikulum untuk setiap mata pelajaran akan dikembangkan melalui modul pembelajaran mandiri
Sistem pembelajaran untuk menyampaikan modul pembelajaran dilakukan melalui pendidikan jarak jauh berbasis web.
Permen no 4_tahun_2015_ttg_ekuivalensi_kegiatan__guru_perubahan_kurikulumNur Yasin
Peraturan Menteri ini mengatur tentang ekuivalensi kegiatan pembelajaran/pembimbingan bagi guru yang beban mengajarnya tidak terpenuhi setelah perubahan kurikulum dari 2013 ke 2006. Ekuivalensi kegiatan tersebut diakui setinggi-tingginya 6 jam per minggu dan meliputi kegiatan sebagai wali kelas, pembina OSIS, dan guru piket.
(0358) 552525 PPDB SMK Nganjuk PPDB SMK Nganjuk, Sekolah Terbaik di Nganjuk, Sekolah Komputer Nganjuk, Program Coe SMK 2020 Assalamua'aikum Wr Wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rohmatnya SMK Al khoiriyah Baron dapat Ekses Hingga saat ini, semoga dengan adanya SMK Al Khoiriyah Baron menjawab tantangan yang terjadi di kalangan menengah kebawah, yaitu pendidikan yang terjangkau dan kualitas yang tidak kalah tentunya.
sesuai dengan letak gografis SMK Al Khoiriyah Baron, Kami mempersiapkan diri ditengah perkembangan teknologi dengan segala keterbatan, tapi kami tetap mennjukkan prestasi-prestasi kami dibindang teknologi baik dari jurusan RPL, TKJ, TKR dan TPL. mulai dari mengikuti Lomba Tingkat Kabupaten Nganjuk, Lomba Kompetensi siswa hingga tingkat WIlayah Propinsi Jawa Timur.
semoga dengan Kehadiran SMK Al Khoiriyah Baron, sebagai salah satu kontribusi Kami untuk Pendidikan Anak Bangsa, baik dari sisi Akademik maupun Kerohanian, karena kami dibawah nungan Yayasan Al Khoiriyah Baron, Dengan Jiwa Nahdliyin kita satukan tekat untuk memajukan Pendidikan Di Indonesia.
Achmad Ubaidillah,S.Pd.I
Alamat : Jati, Katerban, Kec. Baron, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur 64394
Kontak : (0358) 552525
#PPDBSMKNganjuk #SekolahTerbaikdiNganjuk #SekolahKomputerNganjuk #ProgramCoeSMK2020
Dokumen tersebut meringkas sejarah, visi dan misi, fasilitas, serta prestasi Fakultas Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Surabaya. Fakultas ini bertujuan menghasilkan sumber daya manusia yang unggul di bidang manajemen pendidikan melalui pendidikan akademik dan penelitian.
Keputusan Menteri Pendidikan Nasional menetapkan pedoman pendirian perguruan tinggi yang mencakup persyaratan akademik, organisasi, sumber daya manusia, dan sarana prasarana yang harus dipenuhi. Dokumen ini mengatur tentang bentuk-bentuk perguruan tinggi, program studi, jumlah dosen tetap, dan kurikulum yang harus disusun.
Sukatan pelajaran Sejarah STPM memberi tumpuan kepada sejarah dunia, Islam, dan Malaysia serta Asia Tenggara dari abad ke-16 hingga abad ke-20. Ia terdiri daripada empat kertas yang meliputi tema seperti masyarakat, pemerintahan, kemajuan ekonomi dan intelektual. Sukatan ini bertujuan melatih pelajar menganalisis peristiwa sejarah secara kritis dan memahami kesannya terhadap pembentukan
Dokumen tersebut memberikan panduan lengkap tentang cara mengutip sumber dan menyusun daftar pustaka dengan benar, mulai dari pengertian kutipan, jenis kutipan, cara pengutipan dalam tubuh tulisan, dan format penulisan berbagai jenis sumber rujukan seperti buku, jurnal, makalah, skripsi, dan lainnya.
The document discusses various models and conceptions of the learning organization. It presents different frameworks for organizational learning, including distinguishing between organizational learning and a learning organization. Several thinkers and their models are covered, such as Argyris and Schon's model of single-loop and double-loop learning, Revans' focus on programmed and questioned learning, and Senge's five disciplines of a learning organization. Nonaka's knowledge-creating company model is also examined, focusing on converting tacit to explicit knowledge. Throughout, questions are provided to prompt discussion and application of the various learning organization concepts.
This document discusses the concept of a learning organization. It defines a learning organization as a company that facilitates learning among its members and continuously transforms itself. It notes that the concept was coined by Peter Senge and others. The document outlines the nature, characteristics, core areas, and levels of learning organizations. It also discusses how to create a learning organization by establishing commitment to change, eliminating boundaries, developing a culture of openness, and incorporating employees into organizational challenges.
1. Organizational learning is a process that enables organizations to better use the knowledge of their members to make business decisions.
2. It involves facilitating collaboration within the organization to encourage continuous improvement, empowering members to work as a cohesive team.
3. Key aspects of implementing organizational learning include encouraging lifelong learning, implementing team learning, and using increased knowledge to create new opportunities.
The document discusses the key aspects of building a learning organization. It defines a learning organization as one that is skilled at problem solving, experimentation, learning from experience and others, and sharing knowledge. It identifies three critical factors for effective implementation - meaning, management, and measurement. It provides details on systematic problem solving as the first building block, emphasizing a scientific approach using data, tools, and asking the 5W questions. An example of Xerox's problem solving process is briefly analyzed.
Permendikbud tahun2014 nomor119 pendidikan jarak jauh dikdasmenWinarto Winartoap
Peraturan ini mengatur tentang penyelenggaraan pendidikan jarak jauh pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Pendidikan jarak jauh dapat diselenggarakan untuk satu mata pelajaran, beberapa mata pelajaran, program keahlian, atau seluruh satuan pendidikan. Penyelenggaraan pendidikan jarak jauh dilakukan dengan sistem pengelolaan pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi serta mengutamakan belajar
Berikut beberapa bukti nyata yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan profesionalitas pendidik melalui lembaga pendidikan:
1. Meningkatkan kompetensi dan kualifikasi pendidik melalui pendidikan dan pelatihan berkelanjutan yang diselenggarakan oleh LPTK.
2. Meningkatkan kesejahteraan pendidik dengan menyesuaikan gaji dan tunjangan sesuai kualifikasi dan kompetensi.
3. Mendorong terciptanya lingkun
Dokumen tersebut membahas rencana pengadaan peralatan media pembelajaran dan ekstrakurikuler di sebuah sekolah. Terdapat analisis kebutuhan sekolah, profil sekolah, rancangan anggaran biaya, rencana pelaksanaan, dan permasalahan yang dihadapi sekolah. Tujuannya adalah meningkatkan kualitas pembelajaran dan mengatasi kekurangan sarana belajar.
Dokumen tersebut membahas tentang Universitas Diponegoro. Terdapat informasi mengenai lokasi kampus, fasilitas, jumlah dosen dan mahasiswa, reputasi, program studi, biaya hidup, dan proses seleksi mahasiswa baru di Universitas Diponegoro.
Konsep “SMA/K Negeri Terbuka” (Mendukung PMU )Kank Hari
Sekolah Menengah Terbuka berbasis web/Daring bertujuan memberi layanan alternatif akses pendidikan menengah yang bermutu
Siswa belajar di mana saja, dan kapan saja,
Tutorial secara online dan tatap muka (“blended learning method”)
Pencapaian target kurikulum untuk setiap mata pelajaran akan dikembangkan melalui modul pembelajaran mandiri
Sistem pembelajaran untuk menyampaikan modul pembelajaran dilakukan melalui pendidikan jarak jauh berbasis web.
Permen no 4_tahun_2015_ttg_ekuivalensi_kegiatan__guru_perubahan_kurikulumNur Yasin
Peraturan Menteri ini mengatur tentang ekuivalensi kegiatan pembelajaran/pembimbingan bagi guru yang beban mengajarnya tidak terpenuhi setelah perubahan kurikulum dari 2013 ke 2006. Ekuivalensi kegiatan tersebut diakui setinggi-tingginya 6 jam per minggu dan meliputi kegiatan sebagai wali kelas, pembina OSIS, dan guru piket.
(0358) 552525 PPDB SMK Nganjuk PPDB SMK Nganjuk, Sekolah Terbaik di Nganjuk, Sekolah Komputer Nganjuk, Program Coe SMK 2020 Assalamua'aikum Wr Wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rohmatnya SMK Al khoiriyah Baron dapat Ekses Hingga saat ini, semoga dengan adanya SMK Al Khoiriyah Baron menjawab tantangan yang terjadi di kalangan menengah kebawah, yaitu pendidikan yang terjangkau dan kualitas yang tidak kalah tentunya.
sesuai dengan letak gografis SMK Al Khoiriyah Baron, Kami mempersiapkan diri ditengah perkembangan teknologi dengan segala keterbatan, tapi kami tetap mennjukkan prestasi-prestasi kami dibindang teknologi baik dari jurusan RPL, TKJ, TKR dan TPL. mulai dari mengikuti Lomba Tingkat Kabupaten Nganjuk, Lomba Kompetensi siswa hingga tingkat WIlayah Propinsi Jawa Timur.
semoga dengan Kehadiran SMK Al Khoiriyah Baron, sebagai salah satu kontribusi Kami untuk Pendidikan Anak Bangsa, baik dari sisi Akademik maupun Kerohanian, karena kami dibawah nungan Yayasan Al Khoiriyah Baron, Dengan Jiwa Nahdliyin kita satukan tekat untuk memajukan Pendidikan Di Indonesia.
Achmad Ubaidillah,S.Pd.I
Alamat : Jati, Katerban, Kec. Baron, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur 64394
Kontak : (0358) 552525
#PPDBSMKNganjuk #SekolahTerbaikdiNganjuk #SekolahKomputerNganjuk #ProgramCoeSMK2020
Dokumen tersebut meringkas sejarah, visi dan misi, fasilitas, serta prestasi Fakultas Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Surabaya. Fakultas ini bertujuan menghasilkan sumber daya manusia yang unggul di bidang manajemen pendidikan melalui pendidikan akademik dan penelitian.
Keputusan Menteri Pendidikan Nasional menetapkan pedoman pendirian perguruan tinggi yang mencakup persyaratan akademik, organisasi, sumber daya manusia, dan sarana prasarana yang harus dipenuhi. Dokumen ini mengatur tentang bentuk-bentuk perguruan tinggi, program studi, jumlah dosen tetap, dan kurikulum yang harus disusun.
Sukatan pelajaran Sejarah STPM memberi tumpuan kepada sejarah dunia, Islam, dan Malaysia serta Asia Tenggara dari abad ke-16 hingga abad ke-20. Ia terdiri daripada empat kertas yang meliputi tema seperti masyarakat, pemerintahan, kemajuan ekonomi dan intelektual. Sukatan ini bertujuan melatih pelajar menganalisis peristiwa sejarah secara kritis dan memahami kesannya terhadap pembentukan
Dokumen tersebut memberikan panduan lengkap tentang cara mengutip sumber dan menyusun daftar pustaka dengan benar, mulai dari pengertian kutipan, jenis kutipan, cara pengutipan dalam tubuh tulisan, dan format penulisan berbagai jenis sumber rujukan seperti buku, jurnal, makalah, skripsi, dan lainnya.
The document discusses various models and conceptions of the learning organization. It presents different frameworks for organizational learning, including distinguishing between organizational learning and a learning organization. Several thinkers and their models are covered, such as Argyris and Schon's model of single-loop and double-loop learning, Revans' focus on programmed and questioned learning, and Senge's five disciplines of a learning organization. Nonaka's knowledge-creating company model is also examined, focusing on converting tacit to explicit knowledge. Throughout, questions are provided to prompt discussion and application of the various learning organization concepts.
This document discusses the concept of a learning organization. It defines a learning organization as a company that facilitates learning among its members and continuously transforms itself. It notes that the concept was coined by Peter Senge and others. The document outlines the nature, characteristics, core areas, and levels of learning organizations. It also discusses how to create a learning organization by establishing commitment to change, eliminating boundaries, developing a culture of openness, and incorporating employees into organizational challenges.
1. Organizational learning is a process that enables organizations to better use the knowledge of their members to make business decisions.
2. It involves facilitating collaboration within the organization to encourage continuous improvement, empowering members to work as a cohesive team.
3. Key aspects of implementing organizational learning include encouraging lifelong learning, implementing team learning, and using increased knowledge to create new opportunities.
The document discusses the key aspects of building a learning organization. It defines a learning organization as one that is skilled at problem solving, experimentation, learning from experience and others, and sharing knowledge. It identifies three critical factors for effective implementation - meaning, management, and measurement. It provides details on systematic problem solving as the first building block, emphasizing a scientific approach using data, tools, and asking the 5W questions. An example of Xerox's problem solving process is briefly analyzed.
This document discusses the importance of organizational learning and creating a learning organization. It defines a learning organization as one where people at all levels are continually increasing their capacity to produce results they care about. A learning organization promotes information sharing between employees to create a more knowledgeable workforce that is flexible and able to accept new ideas and changes through a shared vision. It also discusses five disciplines that are important for organizational learning: systems thinking, personal mastery, mental models, building a shared vision, and team learning.
Peter Senge is an American scientist and author born in 1947. He introduced the concept of a learning organization in his 1990 book "The Fifth Discipline". A learning organization facilitates the continuous learning of its members to transform itself. It is a place where people discover how they create their reality. Organizational learning is important for companies to adapt to changing environments, improve skills and communication, and overcome weaknesses. Key components of learning organizations include systems thinking, personal mastery, mental models, shared vision, and team learning.
Learning Organisation adapted from Peter Senge's 5th Discipline - Philosophy,...Yuvarajah Thiagarajah
Learning Organisation - main theme adapted from Peter Senge's 5th Discipline. Conveys what a LO is, it's characteristics, 5 drivers required to build, impact of culture and inhibitors to LO.
INTERACTIVE POWERPOINT UI GOES TO SUKABUMI 2019Alfian Isnan
TO ONLINE LN ACADEMY SEHARGA 25.000 UNTUK 5 KALI TO
SEGERA PESAN DI OA LINE BARAYA UI SUKABUMI : @jka3637p
INTERACTIVE POWERPOINT UI GOES TO SUKABUMI 2019
Konten PPT nya adalah untuk memperkenalkan Kampus Universitas Indonesia, Jalur Masuk, Biaya serta Lain-lain.
Informasi Lebih Lanjut di Ig @barayauismi
Katalog program pascasarjana_universitas_terbuka_2017-2018supian neo
Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
(1) Katalog Program Pascasarjana Universitas Terbuka 2017/2018 memberikan informasi tentang program pascasarjana yang ditawarkan UT, termasuk program studi, sistem pembelajaran, dan kerja sama. (2) UT menawarkan enam program magister reguler dan empat program magister online dengan bidang keilmuan administrasi publik, manajemen, kelautan, pendidikan matematika, pendidikan dasar, dan bahasa Inggris.
Bersama untan membangun negeri oleh apoteker andaSamir Jalali
Dalam mendukung pembangunan negeri yang cerdas wujud pembuktian slogan Bersama UNTAN Membangun Negeri, Untan telah banyak melakukan perubahan dan peningkatan taraf pendidikan untuk memajukan bangsa
Bersama UNTAN membangun negeri indonesia oleh Apoteker AndaSamir Jalali
Universitas Tanjungpura (UNTAN) di Pontianak, Kalimantan Barat telah berperan dalam membangun negeri Indonesia melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat sejak didirikan pada tahun 1959. UNTAN memiliki 9 fakultas dan 70 program studi yang terakreditasi, serta telah mencetak lebih dari 50.000 alumni. UNTAN juga aktif melakukan kerja sama dengan berbagai instansi dalam dan luar negeri s
Dokumen tersebut merupakan informasi tentang Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon (UNSWAGATI) yang mencakup sejarah berdirinya, visi dan misi, fakultas dan program studi, serta prosedur penerimaan mahasiswa baru dan pindahan.
1. Dokumen ini menganjurkan siswa SMA di Kepri untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi berkualitas di Pulau Jawa.
2. Alasan utamanya adalah Pulau Jawa telah menjadi pusat pendidikan yang berkualitas sejak zaman kerajaan kuno hingga saat ini, dengan perguruan tinggi terbaik dan biaya hidup yang relatif lebih murah.
3. Perguruan tinggi di Pulau Jawa telah melahirkan prestasi dan in
Laporan Rektor Universitas Abdurachman Saleh Situbondo tahun 2011 menyoroti analisis kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman universitas. Jumlah mahasiswa dan pendapatan meningkat namun sarana prasarana dan kualitas dosen masih perlu ditingkatkan. Berbagai upaya dilakukan untuk menarik mahasiswa baru dan meningkatkan kesejahteraan pegawai.
Saat-Saat Terakhir di Universitas Darma Persada - Darma Persada Daigaku de no...Dadang Solihin
Jakarta, 10 Desember 2018
Kronologis suatu proses pertumbuhan Perguruan Tinggi Swasta Universitas Darma Persada yang dalam jangka pendek ternyata bisa dipacu untuk melejit mengangkasa, namun dalam perjalanannya justru dihalang-halangi untuk maju dan mendapat hambatan yang keras dari yayasan sebagai badan penyelenggaranya, sehingga dikhawatirkan akan jatuh tersungkur berkeping-keping.
[Ringkasan]
Skripsi ini membahas tentang implementasi manajemen berbasis sekolah di MTsN Bantul Kota Yogyakarta. Penelitian ini mendeskripsikan pelaksanaan manajemen berbasis sekolah pada berbagai bidang seperti kesiswaan, tenaga kependidikan, kurikulum, sarana prasarana, keuangan, hubungan masyarakat, dan layanan khusus. Penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan manajemen berbasis sekolah di MTsN Bantul Kota sudah
Similar to Analisis Pelaksanaan Learning Organization oleh Jainab (20)
Artikel ini merupakan bagian dari serangkai kegiatan penelitian yang mencakup kegiatan survei dan rekayasa sketsa alternatif ragam hias baru. Hasilnya adalah sebuah digital galeri yang menyajikan temuan ragam hias dan sketsa desain hitam putif.
Pada tahap berikutnya, dilakukan penciptaan model alternatif sehingga menghasilkan 40 desain dan dilakukan desiminasi dalam bentuk pameran. Kegiatan terakhir, dilakukan pengemasan digital dan diuji coba pada 6 mahasiswa grafis komputer dengan aplikasi
Elearning Authoring System. Berdasar uji coba di lapangan terutama pada 6 mahasiswa, yaitu peserta kuliah mata kuliah grafis komputer menghasilkan capaian kompetensi. Berdasar hasil ini, tim peneliti menindaklanjuti untuk menyusun draft buku ber ISBN tentang desain ragam hias baru berbasis dari ragam hias Melayu, Karo, Dairi, Batak Simalungun, Batak Toba, Nias. Dan pada tahap berikutnya adalah berencana untuk melakukan penelitian tingkat lanjut yaitu untuk melakukan penciptaan desain tekstil berdasar filosofi ragam hias tradisional di Sumatera Utara menjadi tekstil bernuasa modern.
Dokumen tersebut merangkum hasil pengukuran pelaksanaan organisasi belajar di Kampusku Sayang dengan menggunakan instrumen Michael J. Marquardt yang terdiri dari 5 subsistem. Hasilnya menunjukkan tingkat implementasi learning organization di Kampusku Sayang sudah cukup baik, meskipun masih terdapat ruang untuk perbaikan terutama dalam dinamika pembelajaran dan manajemen pengetahuan.
Analisis sekolah swasta sebagai organisasi pembelajaran di kelurahan pulau br...Dwi Budiwiwaramulja
Analisis Sekolah Swasta Sebagai Organisasi Pembelajaran Di Kelurahan Pulau Brayan Darat dipublish atas izin penulisnya (Hudson Sidabutar). Artikel membahas tentang profil sekolah. Sekolah disebutnya sebagai suatu organisasi belajar yang dirancang secara khusus untuk pengajaran yang memiliki visi, misi dan tujuan. Organisasi belajar suatu konsep dimana organisasi dianggap mampu untuk terus menerus melakukan proses pembelajaran mandiri (self leraning) sehingga organisasi tersebut memiliki ‘kecepatan berpikir dan bertindak’ dalam merespon beragam perubahan yang muncul. Kegagalan sekolah sebagai organisasi belajar karena sekolah tidak melakukan pembelajaran mandiri, orangdidalam organisasi tidak mengembangkankapasitasnya secara terus-menerus tidak mampu beradaptasi dengan tantangan kemajuan zaman. Tujuan dari tulisan ini untuk mengukur apakah sekolah yang sebagai objek sampel dari tulisan ini sudah menjadi organisasi pembelajaran. Metode penelitian dilakukan dengan survey pada satu sekolah pada bulan April 2014. Instrument yang digunakan berupa angket yang di adopsi dari buku Building the Learning Organization yang ditulis oleh Marquardt (2002:237-241), ada lima komponen yaitu (1) dinamika pembelajaran yang dilakukan, (2) transformasi organisasi (3)pemberdayaan warga sekolah (4)Manajemen (5)Pengetahuan aplikasi teknologi.
Artikel ini yang "Bertahannya Sebuah Organisasi Belajar" dipublish atas permintaan penulisnya yaitu Parulian Sibuea.
Bertahannya sebuah organisasi belajar adalah satu ilustrasi real yang cukup ideal dari sebuah sekolah. Organisasi belajar adalah suatu konsep dimana organisasi dianggap mampu untuk terus menerus melakukan proses pembelajaran mandiri (self leraning) sehingga organisasi tersebut memiliki ‘kecepatan berpikir dan bertindak’ dalam merespon beragam perubahan yang muncul.
Jurnal ini bertujuan untuk mengukur sekolah sebagai organisasi belajar. Angket yang di adopsi dari buku Building the Learning Organization yang ditulis oleh Marquardt (2002) ini akan mencoba menjawab apakah sebuah sekolah sudah menjadi organisasi belajar. Dalam paparan data yang akan disajikan adalah data yang diambil pada sebuah organisasi di SMA Negeri 1 AP, Kab. Batu Bara, Provinsi Sumatera Utara. Ada 5 dimensi yang akan diukur yaitu: (1) dinamika pembelajaran, individu, grup atau tim, dan organisasi, (2) transformasi organisasi : visi, budaya, strategi dan struktur, (3) pemberdayaan warga sekolah: manager, karyawan/guru, pelanggan/ siswa, rekanan, suplier dan komunitas, (4) manajemen pengetahuan: akuisisi, kreasi, penyimpanan, pemulihan dan transfer, (5) aplikasi teknologi: sistem pengetahuan informasi, pembelajaran berbasis teknologi dan sistem pendukung kinerja elektronik.
Profil organisasi belajar program studi idola Oleh Sanggup BarusDwi Budiwiwaramulja
Makalah ini ditulis oleh Sanggup Barus, dipublish di slideshare.net dan http://tpunjunimed.blogspot.com atas permintaan penulisnya. Artikel berjudul “Analisis Profil Organisasi Belajar Program Studi Idola Jurusan Pemersatu Bangsa Fakultas Pengembang Kepribadian Universitas Penghasil Sumber Daya Manusia yang Berkualitas.” Penulisannya bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas dalam mata kuliah Kepemimpinan dalam Organisasi Belajar.
A. Analisis kebutuhan peserta didik dilakukan untuk mendefinisikan tujuan pembelajaran berdasarkan masalah yang dihadapi peserta didik. Berbagai pendekatan psikologi digunakan.
B. Komponen pembelajaran dirancang sesuai prinsip desain dan disinkronkan dengan konsep sistem informasi multimedia.
C. Implementasi dilaksanakan sesuai konsep belajar manusia dengan pendekatan multiple intellegences, kemudian dievaluasi secara berkelanj
Manyajikan dokumen Ms.Word dengan cara "copy paste" pada Blogspot kadang menghasilkan tampilan seperti diharapkan. Apalagi dokumen menggunakan "style" yang tidak konsiten pada setiap unsur tulisan. Cara yang mudah ternyata dapat dilakukan. Salah satu caranya adalah dengan menitipkan dokumen tersebut pada website, seperti "slideshare". Website ini memfasilitasinya dengan baik seperti "share", embed, uploud dan download.
Menggambar dengan Ms.Word oleh Ratih Dewi Syahputri 1122113007Dwi Budiwiwaramulja
Dokumen ini memberikan langkah-langkah untuk menggambar di Microsoft Word untuk pemula. Langkah-langkahnya meliputi memilih canvas gambar baru, memilih bentuk, memberikan efek 3D dan warna, lalu menyimpan hasil gambar. Teknik ini dapat diajarkan kepada anak usia dini.
STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS KARAKTER (Characteristics Based) By Tjut Ernid...Dwi Budiwiwaramulja
Menguasai bahasa asing menjadi suatu kebutuhan saat ini untuk mampu berkomunikasi dalam era globalisasi. Karena bahasa Inggris merupakan bahasa internasional yang digunakan di seluruh dunia, maka mengajarkan bahasa Inggris kepada anak-anak menjadi penting. Walaupun, peran bahasa Inggris saat ini hanya sebagai pelajaran muatan lokal, namun, masih banyak sekolah yang memasukkan Bahasa Inggris dalam daftar mata pelajaran merekadan diajarkan sejak dari kelas rendah.
Kasihani K. E. Suyanto (2007) menyatakan bahwa dari berbagai hasil penelitian dan praktek menunjukkan bahwa penerapan pengajaran bahaa Inggris kepada anak-anak masih memiliki banyak kekurangan dan kelemahan. Selain harus menguasai bahasa Inggris dengan baik, guru harus menguasai strategi pembelajaran Bahasa Inggris kepada anak-anak. Banyak siswa yang tidak menyukai Bahasa Inggris ketika mempelajarinya dan merasa bosan karena mereka kekurangan kosa kata bahasa Inggris (vocabularies). Kosa kata (vocabularies) salah satu faktor penting dalam mempelajari dan menguasai bahasa Inggris. Ketika siswa memepelajari bahasa Inggris dan mereka terhalangi oleh kurangnya kosa kata mereka, mereka menjadi malas untuk mempelajari bahasa Inggris lebih jauh. ....
Pengengan model pembelajaran dengan menerapkan Model Pembelajaran GRACE disusun oleh Resien. Artikel diunggal dengan persetujuan penulisnya yaitu Resien
Upaya Meningkatkan Kualitas Pembelajaran dengan Model Pembelajaran “ANTUSIAS”Dwi Budiwiwaramulja
Model pembelajaran "ANTUSIAS" dirancang untuk meningkatkan semangat belajar siswa dengan menggunakan lima tahapan yaitu analisis, tata ulang, selaras, implementasi, dan awasi. Tahapan-tahapan tersebut mencakup kegiatan seperti menganalisis kebutuhan belajar siswa, merancang tujuan dan strategi pembelajaran, menyelaraskannya dengan sistem informasi multimedia, mengimplementasikan hasil perancangan ke kelas, serta
Sampai saat ini, pendidikan di Indonesia masih didominasi oleh kelas yang berfokus pada guru sebagai sumber utama siswa dalam memperoleh pengetahuan, sehingga metode ceramah akan menjadi pilihan utama dalam menentukan strategi belajar. Akibatnya guru sering mengabaikan kemampuan siswa. Untuk itu diperlukan suatu model pembelajaran yang memberdayakan siswa walaupun sudah banyak model pembelajaran yang lahir untuk diterapkan, tetapi model pembelajaran PESEK ini merupakan model pembelajaran yang baru, yang memfokuskan pada siswa dan akhir pembelajaran pada kepuasan siswa dalam pencapaian kompetensi.
Model pembelajaran PESEK adalah model pembelajaran yang tercipta dari beberapa kata yaitu
Percaya Diri, Efektivitas, Suka (Minat), Evaluasi, dan Kepuasan yang merupakan modifikasi dari model ARCS yang dikembangkan Keller dan Kopp (1987: 2-9). Model pembelajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan dan kemampuan siswa dalam belajar dapat mempermudah pemahaman belajar. Maka dengan model pembelajaran ini, hasil pembelajaran lebih bermakna. Sehingga pengetahuan dan keterampilan siswa diperoleh dari usaha siswa sendiri ketika ia belajar.
Dalam makalah ini penulis memaparkan pengertian apa yang dimaksud model pembelajaran ARIAS Ciptakan Inovasi Tanggap Aktif), langkah-langkahnya dan karakteristiknya. Dengan makalah ini diharapkan bisa membantu dalam menjelaskan model pembelajaran PESEK, dan agar dapat diterapkan dalam proses pembelajaran
Rancangan Pengembangan Model Pembelajaran Mopie (Motivation, Observation, Pre...Dwi Budiwiwaramulja
Rancangan model pembelajaran MOPIE (Motivation, Observation, Presentation, Evaluation) untuk mata kuliah Filing System bertujuan meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam menerapkan berbagai sistem penyimpanan dokumen dengan menggunakan lima tahapan pembelajaran interaktif.
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
Analisis Pelaksanaan Learning Organization oleh Jainab
1. PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN ANGKATA KE-III
PROGRAM DOCTORAL (S-3) PASCASARJANA UNIVERSITAS
NEGERI JAKARTA BEKERJASAMA DENGAN PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN SEMESTER GENAP TA. 2013/2014
ANALISIS PELAKSANAAN LEARNING ORGANIZATION (LO)
PRODI PGSD FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS QUALITY
UNIVERSITAS QUALITY MEDAN
UNIVERSITAS QUALITY BERASTAGI
OLEH :
JAINAB
2. ANALISIS PELAKSANAAN LEARNING ORGANIZATION (LO) PRODI
PGSD FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS QUALITY
OLEH;
JAINAB
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN (S3)
PASCA SARJANA UNJ BEKERJASAMA DENGAN UNIMED
Abstrak
Universitas Quality adalah merupakan salah satu universitas yang ada di Kabupaten Karo yang
terdiri dari lima Faklutas yaitu : Fakultas Pertanian, Fakultas Teknik, Fakultas Ekonomi ,
Fakultas Hukum dan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan terdiri dari tiga Prodi yaitu PPKn, Pendidikan Matematika dan Prodi Pendidikan
Guru Sekolah Dasar (PGSD). Prodi PGSD merumuskan visi dan misi disesuaikan dengan visi
dan misi FKIP , dan Universitas Quality, Visi Prodi PGSD yaitu menyiapkan guru sekolah
dasar yang profesional, mampu memberi keteladaan, membangun kemauan dan mengembangkan
kreativitas peserta didik dan terkemuka di Sumatera Utara. Untuk mengetahui pelaksanaan
Learning Organization (LO) di digunakan instrumen pengukuran (kuesioner) subsystem
Learning Organisasi Profile (Buku “Building The Learning Organization”) oleh Michael J.
Marquardt (1996), antara lain: (1) Learning Dynamics; (2) Organization Transformation; (3)
People Empowerment; (4) Knowledge Management; dan (5) Technology Application. Instrumen
ini menggunakan skor dengan empat skala, yaitu: skor 4 (benar-benar terlaksana), skor 3
(terlaksana sebagian besar), skor 2 (terlaksana sebagian), dan skor 1 (terlaksana sedikit/tidak),
Setiap subsystem Learning Organisasi Profile terdiri dari 10 indikator. Adapun total jumlah skor
sebagai hasil akhir yang diperoleh secara keseluruhan dari instrumen pengukuran (kuesioner)
dari 5 (lima) subsystem Learning Organization Profile di Prodi PGSD adalah 158, artinya 79%
Learning Organisasi (LO) Prodi PGSD sudah terlaksana dengan baik.
Kata Kunci : Profil Universitas Quality, Profil Prodi PGSD FKIP Universitas Quality, The
Fifth Discipline Learning Organization (LO), Instrumen Learning Organization Profile
A. PENDAHULUAN
Universitas Quality dulu namanya Universitas Karo yang didirikan oleh orang – orang
karo yang cinta akan pendidikan pada tahun 1986 dengan S.K. No.302/SK/KOP.I/86 dari
Kopertis Wilayah -I yang terdiri dari lima Fakultas yaitu Fakultas Pertanian, Fakultas Teknik,
Fakultas Ekonomi , Fakultas Hukum dan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Fakultas
3. Keguruan dan Ilmu Pendidikan terdiri dari tiga Prodi yaitu PPKn, Pendidikan Matematika dan
prodi PGSD belum ada.
Beberapa hal yang merupakan pendorong berdirinya Universitas Karo (UKA) di
Kabanjahe adalah: (1). Adanya rumusan Musyawarah Mufakat Pembangunan dari pemerintah
Kabupaten Karo yang terlaksana pada tanggal 1- 3 Oktober tentang perlunya Perguruan Tinggi
di Tanah Karo , (2). Adanya minat, kemauan dan saran dari tokoh masyarakat alumni SMA
Negeri Kabanjahe untuk mendirikan Perguruan Tinggi di Tanah Karo, (3). Adanya Panel Diskusi
pendirian Perguruan Tinggi di Kabanjahe yang menyimpulkan perlu adanya mendirikan
Universitas dan membentuk Yayasan pembina dari swadaya masyarakat.(4). Adanya
kemampuan dan kemauan dari perintis dan pendiri dari Universitas Karo (UKA) yang kemudian
membuat Yayasan Universitas Karo Simelem.
Universitas Karo (UKA) pada mulanya berkantor di gedung Nasional jalan Pahlawan No.1
yang juga dipergunakan sebagai ruang kuliah dan gedung kuliah selain di gedung Nasional
adalah gedung SD V.Jl Kapten Mumah Purba, gedung GBKP dan ada gedung AULA SPPH
untuk kuliah gabungan dibeberapa Fakultas. Perpindahan sepenuhnya dari Universitas Karo
(UKA) dan baru Universitas Karo Kampus Bukit Barisan di JL. Jamin Ginting terlaksana tahun
1989 yang terdapat 56 ruangan yang terdiri permanen dan gedung semi permanen, laboratorium
praktikum.
Tujuannya mendirikan Universitas Karo (UKA) adalah membantu masyarakat yang kurang
mampu dari segi finalsial agar mampu kuliah di daerahnya sendiri dengan biaya yang sangat
murah, menjadikan masyarakat Karo menjadi masyarakat yang cerdas dan berpengetahuan,
begitu mulianya cita – cita para pendiri Universitas Karo (UKA)
Awalnya UKA mengalami perkembangan dari tahun ke tahun, dimana mahasiswa
bertambah terus dan dosen – dosen yang ada di UKA digaji dengan yang murah sekali yaitu
dosen dari UNIMED dan USU yang mau mengabdi untuk di daerahnya sendirinya dan cinta
dengan pendidikan ditambah dengan dosen yayasan dan dosen dpk Kopertis yan ditempatkan di
UKA, hubungan kerjasama antara sesama dosen sangat familiar karena kebanyakan dosen suku
Karo dan di kampus pun selalu menggunakan bahasa Karo. Sayangnya UKA tidak bisa
bertahan dikarenakan karena sistem manajmen yang kurang baik dan karena budaya dari
4. masyarakat Karo merasa kurang bergengsi apabila kuliah di Universita Karo, anak – anak yang
tamat SMA sederajat lebih memilih kuliah di swasta asal diluar Tanah Kato , mereka merasa
malu apabila kuliah di Univeristas Karo sehingga mahasiswa tidak ada satu kelas hanya tidak
lebih 20 orang, bahkan ada yang yang satu kelas hanya 5 orang Dengan jumlah mahasiswa yang
begitu sedikit dan tidak mampu untuk menggaji dosen dan menjalankan sebuah organisasi,
sungguh sangat menyedikan, kalau dilihat dari sejarahnya begitu susah payahnya pendiri
Universitas Karo (UKA) mendirikannya.
Betapapun kuatnya suatu organisasi tidak akan mampu bertahan dan berkembang serta
akan punah apabila tidak melakukan penyesuaian diri selaras dengan perkembangan dan
kemajuan ekonomi , sosial, ilmu pengetahuan, teknologi, serta lingkungan. Kematian organisasi
yang demikian tidak ubahnya seperti kepunahan dinasaurus, binatang raksasa purba, yang tidak
mampu melakukan adaptasi terhadap perubahan dan perkembangan lingkungan (Marquard,
1961). Itu yang dialami Universitas Karo (UKA), sungguh menyedihkan sekali penulis rasakan,
karena penulis bekerja di Universitas Karo (UKA selama lima tahun dan merasakan begitu
dekatnya hubungan familiar sesama dosen, dosen senior dan pegawai – pegawai yang ada di
lingkungan Universitas Karo (UKA) yang kami selalu menggunakan bahasa Karo walaupun
penulis tidak suku Karo, tapi penulis lahir di Tanah Karo dan dibesarkan di Tanah Karo dan
mendapatkan suami suku Karo. Sekarang Universitas Karo (UKA) tinggal kenangan dan
gedungnya pun sekarang hanya tempat tinggal pengungsi gunung sinabung.
Kesepakatan dari pendiri UKA akhirnya izin dari UKA dijual kepada Orang Suku
Tionghoa bernama Drs Tiandi Lukman yang suka dan cinta dengan pendidikan pada tahun
2008. Perubahan dari nama dari Univesitas Karo diubah menjadi nama Universitas Quality yang
kemudian gedungnya pun dipindahkan ke desa Peceren dan di Jalan Nibung Medan dan
kemudian pindah Jl.Ngumban Surbakti Medan. Univerisitas Quality membuka di dua daerah
Kampus Creator Jl. Nibing II No. 128 Medan, Kampus Innovator : Peceren – Lau Gumba Kec
Berastagi dengan Lima Fakultas : Fakultas Pertanian dengan Prodi Teknologi Hasil Pertaian No.
Perp.Izin 8750/D/T/K-I/2011, Prodi Agroteknologi No.Perp. Izin 7840/D/T/K-/2010, Prodi
Agrobisnis No.Perp.Izin:7851/D/T/K/-1/2011,Fakultas Teknik dengan Prodi Teknik Sipil
No.Perp.Izin :7839/D/T/K-I/2011, Fakultas Hukum Prodi Ilmu Hukum No. Perp Izin
:7842/D/T/K-I/2011, Fakultas Ekonomi Prodi Ekonomi Pembangunan No.Perp.Izin
5. :7822/D/T/K-I/2011, Prodi Manajemen No. Perp.Izin.7841/D/T/K-I/2011, Fakultas Pertanian
Prodi Teknologi Hasil Pertanian No. Perp. Izin 8750/D/T/K-I/2011, Prodi Agroteknologi No.
Perp. : 7849/D/T/K-1/2011 dan Prodi Agribisnis No. Perp. Izin: 7851/D/T/K-1/2011 dan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan dengan Prodi Pendidikan Pancasila Dan
Kewarganegaraan No.Perp.Izin:8752/D/T/K/2011 Prodi Pendidikan Matematika
No.Perp.Izin:7843/D/T/K-I/2011 dan Prodi Pendidikan Guru SD SK MENDIKBUD No.
275/E/O/2012. mengalami kemajuan luar bisa, mahasiswa menjadi banyak pertambahan menjadi
berlipat – lipat , dan pada waktu itu saya menjadi PD I Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
jumlah mahasiswa khususnya di FKIP Prodi PPKn, dan Pendidikan Matematika bertambah satu
Prodi mencapai 150 tiap Prodi sehingga dibuka kelas pagi karena kelas sudah tidak ada lagi.
Karena pada waktu Universitas Karo (UKA) hanya buka kelas siang perkuliahan dimulai jam
satu sampai jam enam.Uang kuliah naik tapi masyarakat Karo tidak keberatan karena menurut
ketua Yayasan biaya pendidikan yang murah tentu tidak bermutu maka perlu dinaikkan uang
kuliah, semua keuangan terpusat di Yayasan. Pada masa UKA terpusat di Fakultas masing –
masing, sedangkan di Unversitas Quality uang terpusat di Yayasan sehingga tidak ada ada lagi
namnya PD 2 dan PD 3 hanya tinggal Dekan ,Wakil Dekan I, dan penulis diberhentikan menjadi
PD 1 diganti dengan yang lain yang dianggap Ketua Yayasan berkreabilitas dan mampu
membawa perubahan Universitas Quality yang kearah yang lebih maju. Gaji dari pegawai,
dosen semua yang bekerja di Universitas Quality dinaikkan menjadi 3 kali dari sebelumnya,
mana pegawai UKA atau dosen yang dianggap tidak berkreabilitas diberhentikan, dan semua
harus bisa mengikuti perkembangan teknologi, diberikan pelatihan – pelatihan menggunakan
komputer, semua dilakukan dengan sistem on line, anak kuliah mengisi KRS, KHS melalui
internet dengan sistem on line, awalnya memang agak kesulitan tapi akhirnya semua bisa,dengan
kemajuan yang begitu pesat maka dibukalah Prodi PGSD yang kemudian penulis sebagai dosen
Kopertis Wilayah I dpk Universitas Quality pindah Prodi menjadi Prodi PGSD yang
sebelumnya Prodi PPKn.
Prodi PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Univeristas Quality yang memiliki
jumlah mahasiswa yang jauh lebih banyak dibanding prodi – prodi yang lain , tiap semester
terdiri dari empat kelas yang dibuat Kode A11, A21, B11, B21 (semester 1) dan semester dua
dibuat kode sesuai dengan semester nya di medan terdiri dari satu kelas, tiap – tiap angkatan.
6. Prodi PGSD dipimpin oleh Dekan, Wakil dekan , dan Ketua Prodi, tata usaha , Ketua
Prodi mempunyai tanggung jawab yang besar sekali karena setiap hari Ketua Prodi melaporkan
kepada manajer yang bertanggung jawab untuk seluruh prodi – prodi di universitas Quality, apa
yang terjadi di prodi PGSD seperti dosen yang tidak masuk, kapan harus digantikan , karena
setiap dosen yang tidak masuk harus melaporkan dan harus dicari penggantinya kapan hari yang
diganti dan diinformasikan paling lambat 24 jam sebelum perkuliahan dimulai, karena
kebanyakan mahasiswa berasal dari kampung atau luar dari kabanjahe.
Penyelengaraan pendidikan di Program Studi PGSD organisasi yang bersifat top down
yang semua diperintahkan dari yayasan terus ke rektorat, fakultas dan prodi. Kurikulum selama
satu satu ini dilakukan dengan mengacu kurikulum yang ada dari dikti dan disosialisasikan
kepada dosen – dosen yang ada di Prodi PGSD dan rata – rata semua dosen tamatan S2 , dan
tamatan S1 tidak diterima menjadi dosen untuk Prodi PGSD, untuk S3 memang belum ada.
Dalam mewujudkan tujuan pendidikan tersebut, Visi yang disesuaikan dengan Visi dan
Misi Universitas Quality yaitu : Visi Unversitas Quality : Universitas Quality mempunyai Visi
menjadi yang terkemuka di Sumatera Utara dalam riset terapan untuk kesejahteraan masyarakat
yang berwawasan kebangsaan. Misi : (a) Secara umum : mempersiapkan organisasi yang sehat
mandiri, menjunjung tinggi, harkat dan martabat dosen, mahasiswa serta pegawai dalam proses
belajar mengajar dan menjunjung nilai kebangsaan berdasarkan Pancasila dan budaya bangsa
Indonesia, (b).Secara khusus : Meningkatkan mutu pembelajaran dan pengabdian pada
masyarakat berbasis riset, dan menyiapkan mahasiswa yang berkualitas dalam pengembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi. Visi PGSD : Visi S-1 PGSD FKIP Uiversitas Quality adalah
menjadi pusat pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), menyiapkan Guru Sekolah Dasar yang
profesional, mampu memberi keteladaan, membangun kemauan dan mengembangkan kreativitas
peserta didik dan terkemuka di Sumatera Utara. Misi : Misi S1 PSGD Universitas Quality adalah
(a).Meningkatkan kualifikasi Pendidikan Guru Sekolah Dasar menjadi sarjana strata S1 (b).
Menyelenggarakan Pendidikan jenjang Strata S1 Program Studi guru Sekolah Dasar Profesional,
(c).Menghasilkan lulusan yang berkualitas dan mampu bersaing.
Untuk meningkatkan kualitas dari pada dosen dan pegawai di lingkungan Prodi PGSD
diberikan pelatihan – pelatihan komputer , pelatihan – pelatihan PTK dll yang sesuai dengan
kebutuhan dan apa yang terbaru dimasyarakat dan setiap satu semester mahasiswa – mahasiswa
7. diberi kesempatan untuk mengisi angket Quality ICE dengan poin yang sudah diberikan
sehingga mahasiswa tahu kreabilitas dosen dan hasilnya di rekap dan diberikan kepada dosen
seperti dalam laporan kinerja dosen selama satu semester. Dosen juga diharuskan setiap satu
semester mengadakan penelitian dan pengabdian dan memasukkan ke majalah Saitek yang
dibuat oleh Universitas Quality, Yayasan mengadakan penilaian kepada dosen yang dianggap
berkreabilatas dan memberikan suprice dalam bentuk uang tunai Rp. 5.000.000 (Lima Juta
Rupiah ). Dalam bulan 5 ini ada dua dosen diberikan uang sebesar Rp. 5.000.000 (Lima juta
rupiah) untuk memotivasi dosen dalam bekerja.
Kalau penulis bandingkan dengan Universitas Karo (UKA) dahulu Universitas Quality
jauh lebih bersifat dinamis seperti suasana kampus menjadi lebih hidup ditangga – tangga ,
menuju lantai 1, 2 dan 3 , di kantin mahasiswa bebas membuka internet , di perpustakaan , buku
diperpustakaan sudah agak memadai Universitas Quality yang merupakan suatu oragnisasi
belajar menjadi lebih dinamis.
Learning organization (LO) tidak luput dilakukan oleh Prodi : PGSD menghadapi
tantangan dan perubahan lingkungan yang ada. sebagai suatu organisasi yang mengalami
perubahan karena organisasi harus selalu menghadapi berbagai macam tantangan. Tantangan itu
timbul akibat dari perubahan lingkungan. Lingkungan yang terus menerus berubah, memaksa
individu maupun organisasi untuk mengikuti perubahan tersebut. Tantangan timbul akibat dari
perubahan lingkungan. Lingkungan yang terus menerus berubah, memaksa individu maupun
organisasi untuk mengikuti perubahan tersebut. Organisasi sering dianalogikan dengan
organisme atau mahluk hidup yang lahir, tumbuh, berkembang dan pada saatnya akan mati.
Analogi ini terlihat misalnya ketika Simon (1997 :305) mengatakan bahwa tidak suatu resep pun
yang dapat dipergunakan untuk semua organisasi yang sakit karena penyakit organisasi
beraneka ragam. Demikian juga Marquardt (1996 :219 :200) menjelaskan transformasi
organisasi seperti ulat yang mengalami perubahan bentuk melalui proses metamorfosis.
Penggunaan istilah itu organisasi (organizational behavior) dalam teori organisasi menunjukkan
organisasi itu dianggap sebagai suatu mahluk hidup , bergerak, dan bertindak secara terpola.
Agar dapat mencapai tujuan secara efesien dan efektif serta dapat bertahan , tumbuh dan
berkembang maka sebagai mahluk hidup, organisasi perlu membenahi dirnya melalui belajar .
Betapapun kuatnya dan besarnya , sebuah organisasi tidak akan mampu bertahan dan
8. berkembang serta akan punah apabila tidak melakukan penyesuaian diri selaras dengan
perkembangan dan kemajuan ekonomi, sosial, ilmu pengetahuan, teknologi, serta lingkungan,
teknologi serta lingkungan. Kematian organisasi yang demikian tidak ubahnya seperti kepunahan
dinosaurus, binatang raksasa purba, yang tidak mampu melakukan adaptasi perubahan dan
perkembangan lingkungannya (Marquardt, 1996 :1) . Agar dapat bertahan , berkembang dan
mampu berkompetensi dan berkolaborasi dengan organisasi lain maka organiasi perlu terus
belajar.
Perubahan lingkungan yang memiliki tantangan dan ketidakpastian, organisasi harus
“berubah” atau “beradaptasi” untuk dapat tetap bertahan. Perubahan lingkungan juga menuntut
organisasi lebih fleksibel dan tanggap (responsiveness) terhadap lingkungan yang berubah.
Fleksibilitas organisasi memerlukan adanya saling kerja sama antar anggota di dalam suatu
organisasi. Dalam kondisi lingkungan yang mengalami perubahan melahirkan kompetisi-
kompetisi di dalamnya, kompetisi muncul dalam rangka untuk menyeleksi organisasi yang dapat
mengikuti arus perubahan tersebut.
Organisasi yang statis, yang tidak dapat beradaptasi dengan lingkungan yang berubah dan
tidak memenangkan kompetisi dalam lingkungan tersebut, maka organisasi tersebut akan mati.
Keunggulan sebuah organisasi dalam menghadapi ketatnya persaingan sangat tergantung pada
individu yang berada di dalamnya yang memiliki kecepatan, kemampuan daya tanggap,
kelincahan, kemampuan pembelajaran dan kompetensi karyawannya, yaitu pengetahuan,
keterampilan, dan kemampuan yang berhubungan dengan pekerjaan (Ulrich, 1998). Para
pengelola organisasi harus berpikir bagaimana membangun dan mempertahankan keunggulan
kompetitif yang berkelanjutan dalam persaingan. Perubahan lingkungan yang cepat menuntut
setiap organisasi untuk cepat menanggapi dan beradaptasi dengan perubahan, dan munculnya
perubahan ini bukan dengan dilawan atau ditentang, namun justru harus dikelola.
Perubahan-perubahan lingkungan yang dialami oleh suatu organisasi mengharuskan
organisasi tersebut melakukan penyesuaian diri. Penyesuaian diri menjadi suatu keharusan.
Kemampuan organisasi pemerintah untuk menjawab semua tantangan saat ini dan kedepan
menjadi salah satu kekuatan yang harus dimiliki oleh organisasi. Untuk mewujudkannya,
organisasi membutuhkan konsep konkrit yang menjadi alat untuk menaklukan perubahan. Salah
satunya adalah “Learning Organization (LO)”. Pitts (1996) mengemukakan bahwa keunggulan
9. kompetitif organisasi bisa dibangun dan dipertahankan melalui strategi mengelola perubahan,
yaitu dengan membangun Learning Organization atau LO.
Peter Senge (1990 : 3) dalam bukunya yang berjudul “The Fifth Discipline”
mendefinisikan Learning Organization (LO) sebagai organisasi dimana orang-orang yang di
dalamnya meng-expand kapasitas yang dimilikinya. Orang-orang tersebut dibina dan
dikembangkan, sehingga mereka bebas memberikan aspirasi kepada perusahaan. Dalam
Learning Organization (LO), terjadinya proses pembelajaran sangat Organisasi perlu terus
menerus belajar agar dapat menyesuaikan diri terhadap berbagai perubahan. Charles Darwin
dalam Rhenald Kasali (2007) mengatakan, “bukan yang terkuat yang mampu berumur panjang,
melainkan yang paling adaptif”, yaitu mereka yang selalu menyesuaikan diri terhadap berbagai
perubahan. Alvin Toffler (1980) mengatakan: “the illiterate of 21th century will not be those
who cannot read and write, but those who cannot learn, unlearn and relearn”. Kebodohan di abad
21 seperti saat ini bukan lagi diakibatkan oleh buta huruf semata, tetapi oleh orang-orang yang
tidak mau belajar, tidak mau membuang pengetahuan yang salah yang selama ini diyakininya
dan juga tidak mau mempelajari kembali apa yang telah dipelajari sebelumnya.
Untuk menjadi sebuah Organisasi Belajar (OB), setiap organisasi harus mampu mendorong
timbulnya suatu kondisi prasyarat yang oleh Peter Senge (1990) disebut 5 (lima) disiplin
Learning Organization (LO) sebagai ciri-ciri Organisasi Belajar (OB). Kelima disiplin yang
dikemukakan oleh Peter Senge tersebut adalah: Pertama, keahlian pribadi (personal mastery)
adalah suatu kecenderungan seseorang untuk bersikap dan memperluas kemampuannya secara
terus menerus, guna menciptakan hasil-hasil yang benar-benar mereka cari di dalam hidupnya.
Hal ini menunjukkan adanya tingkat keahlian/penguasaan seorang individu di bidang profesinya
yang berguna untuk menyelesaikan tugasnya secara baik untuk jangka waktu yang panjang.
Disiplin keahlian pribadi dapat ditanamkan dalam iklim organisasi yang secara terus menerus
memperkuat ide bahwa pertumbuhan pribadi benar-benar dihargai di dalam organisasi. Esensi
dari keahlian pribadi mencakup keberadaan (being), kemampuan menghasilkan (generativeness)
dan keterkaitan (connectedness), yakni adanya keyakinan dan pengakuan, bahwa setiap
kehadiran individu akan memberikan kontribusi pada organisasi sesuai dengan keahliannya yang
dapat dipadukan melalui keterkaitan dengan individu lainnya dalam organisasi.
Kedua, model mental (mental models) adalah suatu prinsip yang mendasar dari organisasi
belajar. Model mental terkait dengan bagaimana seseorang berpikir dengan mendalam tentang
10. mengapa dan bagaimana dia melakukan tindakan atau aktivitas dalam berorganisasi. Model
mental merupakan suatu pembuatan peta atau model kerangka kerja dalam setiap individu untuk
melihat bagaimana melakukan pendekatan terhadap masalah yang dihadapinya. Dengan kata
lain, model mental bisa dikatakan sebagai konsep diri seseorang. Dengan konsep diri tersebut dia
akan mengambil keputusan terbaiknya. Dalam pembahasan terdahulu model mental ini
kemudian menghasilan cara berfikir atau mindset. Model mental merupakan asumsi yang
mendalam baik berupa generalisasi ataupun pandangan manusia untuk memahami dunia dan
mengambil keputusan. Pemahamam mengenai model mental berkaitan dengan keterampilan dari
refleksi dan keterampilan mempertanyakan.
Keterampilan dari refleksi dimulai dengan suatu lompatan abstraksi, dimana pikiran kita
secara harfiah bergerak cepat dan melompat untuk segera menggeneralisasi fakta-fakta yang
sebenarnya spesifik, sehingga kita tidak pernah berpikir untuk mengujinya. Hal inilah yang
seringkali memperlambat proses belajar kita (Senge, 1990 : 191-193). Perpaduan berpikir sistem
dengan model mental dapat membuat perubahan dari mental yang selalu berdasarkan kejadian
menjadi model mental yang melihat jangka panjang dan struktur pola tersebut. Oleh karena itu,
unsur pokok model mental adalah tercapainya keterbukaan yang akan mempermudah proses
pengambilan keputusan melalui diskusi yang optimal dan hilangnya mental block yang
menghambat dalam organisasi.
Ketiga, visi bersama (shared vision) adalah suatu gambaran umum dari organisasi dan
tindakan (kegiatan) organisasi yang mengikat orang-orang secara bersama-sama dari keseluruhan
identifikasi dan perasaan yang dituju. Dengan visi bersama, organisasi dapat membangun
komitmen yang tinggi dalam organisasi. Selain itu organisasi dapat pula menciptakan gambaran-
gambaran atau mimpi-mimpi bersama tentang masa depan yang ingin dicapai, serta prinsip-
prinsip dan praktek-praktek penuntun yang akan digunakan dalam mencapai masa depan
tersebut.
Keempat, belajar beregu (team learning) adalah suatu keahlian percakapan dan keahlian
berpikir kolektif dalam organisasi. Kemampuan organisasi untuk membuat individu-individu
cakap dalam percakapan dan cakap dalam berfikir kolektif tersebut akan dapat meningkatkan
kecerdasan dan kemampuan organisasi. Dengan kata lain dapat dinyatakan bahwa kecerdasan
organisasi jauh lebih besar dari jumlah kecerdasan-kecerdasan individunya. Untuk mencapai
11. kondisi tersebut dibutuhkan individu-individu dalam organisasi yang memiliki emotional
intelligence yang tinggi.
Kelima, berpikir sistem (system thinking) adalah suatu kerangka kerja konseptual, yaitu
suatu cara dalam menganalisis dan berpikir tentang suatu kesatuan dari keseluruhan prinsip-
prinsip organisasi belajar. Tanpa kemampuan menganalisis dan mengintegrasikan disiplin-
disiplin Organisasi Belajar (OB), tidak mungkin dapat menerjemahkan disiplin-displin itu ke
dalam tindakan (kegiatan) organisasi yang lebih luas. Disiplin ini membantu kita melihat
bagaimana kita mengubah sistem-sistem secara lebih efektif, dan bertindak lebih selaras dengan
proses-proses yang lebih besar dari alam dan dunia ekonomi. Berpikir sistem ini pengertiannya
hampir sama dengan apa yang disampaikan oleh Guthrie (1986) tentang melihat organisasi
sebagai satu kesatuan yang tidak terpisahkan (viewing organization as integrated whole).
Prodi PGSD FKIP Univerisas Quality sudah melakukan LO Untuk mengetahui
pelaksanaan Learning Organization (LO) di fakultas ini, penulis ingin menganalisisnya melalui
instrumen pengukuran (kuesioner) subsystem Learning Organisasi Profile (Buku “Building The
Learning Organization”) oleh Michael J. Marquardt (1996) dengan menggunakan skor, antara
lain: (1) Learning Dynamics: Individual, Group or Team, and Organizational; (2) Organization
Transformation: Vision, Culture, Strategy, and Structure; (3) People Empowerment: Manager,
Employee, Customer, Partners, Suppliers, and Community; (4) Knowledge Management:
Acquisition, Creation, Storage, Retrieval, Transfer, and Utilization; dan (5) Technology
Application: Knowledge Information Systems, Technology Based Learning, and Electronic
Performance Support Systems.
Untuk memudahkan proses analisis data emperis secara sistematis tentang pelaksanaan
Learning Organization (LO) di Prodi PGSD tersebut, maka penulis merumuskan masalahnya
sebagai berikut:
1. Bagaimana pelaksanaan dinamika belajar di Prodi PGSD FKIP Universitas Quality ?
2. Bagaimana pelaksanaan transformasi organisasi di Prodi PGSD FKIP Universitas Quality?
3. Bagaimana pelaksanaan pemberdayaan orang di Prodi PGSD FKIP Universitas Quality?
4. Bagaimana pelaksanaan manajemen/pengelolaan pengetahuan di Prodi PGSD FKIP
Universitas Quality ?
12. 5. Bagaimana pelaksanaan aplikasi teknologi di Prodi PGSD FKIP Universitas Quality ?
Sedangkan tujuannya adalah:
1. Untuk mengetahui tentang pelaksanaan dinamika belajar di Prodi PGSD FKIP Universitas
Quality
2. Untuk mengetahui tentang pelaksanaan transformasi organisasi di Prodi PGSD FKIP
Universitas Quality
3. Untuk mengetahui tentang pelaksanaan pemberdayaan orang di Fakultas Prodi PGSD FKIP
Universitas Quality
4. Untuk mengetahui tentang pelaksanaan manajemen/pengelolaan pengetahuan Prodi PGSD
FKIP Universitas Quality
5. Untuk mengetahui tentang pelaksanaan aplikasi teknologi di Prodi PGSD FKIP Uniersitas
Quality.
B. Pembahasan
Instrumen pengukuran (kuesioner) yang dipakai untuk mengetahui pelaksanaan Learning
Organisasi (LO) di Prodi PGSD FKIP Universitas Quality yang menggunakan skor dengan
empat skala (Buku “Building The Learning Organization” oleh Michael J. Marquardt, 1996).
Empat skala tersebut adalah: skor 4 (benar-benar terlaksana), skor 3 (terlaksana sebagian besar),
skor 2 (terlaksana sebagian), dan skor 1 (terlaksana sedikit/tidak). Setiap subsystem Learning
Organisasi Profile terdiri dari 10 indikator. Ini berarti pemberian total jumlah skor berada pada
interval 50 – 200 dengan rincian sebagai berikut: (1) Total jumlah skor terendah adalah 50 = 5
(10 x skor 1); dan (2) Total jumlah skor tertinggi adalah 200 = 5 (10 x skor 4).
Adapun total jumlah skor sebagai hasil akhir yang diperoleh secara keseluruhan dari
instrumen pengukuran (kuesioner) dari 5 (lima) subsystem Learning Organization Profile yang
telah dilaksanakan dan dianalisis oleh penulis di di Prodi PGSD FKIP Universitas Quality
sebagai suatu Organisasi Belajar (OB) adalah sebesar 158. Artinya,79% Learning Organisasi
(LO) di Prodi PGSD sudah terlaksana dengan baik. Untuk lebih lengkapnya, penulis akan
menguraikan pembahasannya sebagai berikut.
Pertama, dinamika belajar secara individu, kelompok atau beregu, dan organisasi dengan
mendapatkan jumlah skor: 31 (31/40 x 100% = 77,5%). Berdasarkan hasil analisis dari
13. instrumen pengukuran (kuesioner) subsystem dinamika belajar secara individu, kelompok
atau beregu, dan organisasi di Prodi PGSD FKIP Universitas Quality 77,5 %, maka
pelaksanaan Learning Organisasi (LO) di sudah baik hanya didalam poin 5 menggunakan aneka
metode percepatan belajar mendapat poin dua karena disini penulis melihat dalam metode
percepatan dalam belajar masih kurang telah terlaksana dengan baik sedangkan yang lainnya sudah
terlaksana dengan baik. Di Prodi PGSD, individu, kelompok semuanya bekerja dengan baik dan
membentuk tim untuk mencapai tujuan dari organisasi.
Kedua, transformasi organisasi meliputi visi, budaya, strategi, dan struktur, dengan
mendapatkan jumlah skor: 33 (33/40 x 100% = 82,5%). Berdasarkan hasil analisis dari instrumen
pengukuran (kuesioner) subsystem transformasi organisasi melalui visi, budaya, strategi, dan
struktur di Prodi PGSD sudah berjalan baik karena didalam pelaksanaan organsasi ketua
Yayasan setiap hari turun tangan melihat perkembangan dan dia tidak sepenuhnya menyerahkan
kepada rektorat sehingga Ketua yayasan tahu apa kekurangan yang didalam organisasi. Visi dan
misi dari organisasi terus didukung, beda ketika di UKA Yasayan menyerahkan kepada rektor
dan jarang turun tangan kelapangan, Ketua Yayasan terus memantau jalannya organsasi tersebut
Ketiga, pemberdayaan orang yang mencakup manager, karyawan, pelanggan, mitra,
pemasok, dan masyarakat di Prodi PGSD dengan mendapatkan jumlah skor: 32 (32/40 x 100% =
80%). Berdasarkan hasil analisis dari instrumen pengukuran (kuesioner) subsystem
pemberdayaan orang yang mencakup manager, karyawan, pelanggan, mitra, pemasok, dan
masyarakat sudah cukup baik ini penulis perhatihakan bahwa ketua Yayasan suka dengan orang
bekerja dan bagaimana mengembangkan dan memberdayakan tenaga kerja selalu mengajak dari
pihak rektorat, dekanat untuk bekerja keras dan penempatan dosen maupun pegawai sesuai
dengan bidang ilmunya.
Kalau penulis perhatikan dosen – dosen tidak sempat untuk ngerumpi karena terus bekerja
seperti penulis lakukan berangkat jam 8 dari rumah dan sampai jam 8.45 menit dengan
mengendarai mobil sendiri sampai dikampus langsung pinjer dan melapor ke manajer dan
mengajar . kalau yang dari medan di sediakan mobil dari kampus medan , kalau yang dari
kabanjahe tidak disediakan kerana dosen yang dari kabanjahe sedikit ,istirahat hanya setengah
jam sesudah itu masuk lagi sampai jam enam, jadi kita betul bekerja, dan tidak dibedakan antara
dosen honorer dengan dosen dpk yang dari kopertis seperti saya kalau mengajar diberi honor
kalau tidak mengajar tidak diberi honor., dan kalau untuk pegawai dari kabanjahe diberikan
14. ongkos untuk transport. Dalam mencari mitra kerjasama dengan Kepala Dinas Pendidikan,
Kepala UPT di Kabupaten Karo , Kepala Sekolah dan membuat petemuan dengan Kepala –
Kepala yang terjadwal yang diatur oleh manajer sehingga tahu apa yang diingin dari Steak
Holder mengadakan seminar – seminar apa yang terbaru dimasyarakat , sehingga dikampus ini
suasana menjadi hidup dengan seringnya kegiatan – kegiatan . Ini adalah mengatakan baik
karena dibandingkan dengan Universitas Karo (UKA) dahulu yang ada bekerja selama 5 tahun
sebelum dijual, pada saat itu suasana kampus terasa sepi sekali, masuk jam satu, jam dua pun
mahasiswa belum datang.
Keempat, manajemen/pengelolaan pengetahuan yang meliputi akuisisi, penciptaan,
storage, retrieval, transfer, dan pemanfaatan dengan mendapatkan jumlah skor: 31 (31/40 x
100% = 77,5%). Berdasarkan hasil analisis dari instrumen pengukuran (kuesioner) subsystem
manajemen/pengelolaan pengetahuan yang meliputi akuisisi, penciptaan, storage, retrieval,
transfer, dan pemanfaatan di Prodi PGSD sebesar 77,5%, maka pelaksanaan Learning Organisasi
(LO) di sudah terlaksana dengan baik karena penulis analisa orang – orang yang ada di dalam
organisasi secara aktif mencari informasi untuk meningkatan dan mengumpulkan infomasi baik
dia internal dan eksternal dan masing – masing bekerja dengan menggunakan laptop untuk
mencari informasi – informasi yang baru dan membagi pengetahuan bila ada mendapat
pengetahuan yang baru, semua di Prodi PGSD itu belajar setiap hari karena setiap hari diberikan
selalu informasi yang baru dari medan melalui on line.
Kelima, aplikasi teknologi yang mencakup sistem informasi pengetahuan, pembelajaran
berbasis teknologi, dan sistem pendukung kinerja elektronik dengan mendapatkan jumlah skor:
31: (31/40 x 100% = 77,5%). Berdasarkan hasil analisis dari instrumen pengukuran (kuesioner)
subsystem aplikasi teknologi yang mencakup sistem informasi pengetahuan, pembelajaran
berbasis teknologi, dan sistem pendukung kinerja elektronik di Prodi PGSD sebesar 77,5 %,
maka pelaksanaan Learning Organisasi (LO) di Prodi sudah terlaksana dengan baik. Kerana
semua dosen, pegawai semuanya sudah bisa menggunakan komputer dengan baik karena
semuanya dilakukan dengan sistem email, bahkan untuk mengundang rapat pun dilakukan
dengan email tidak lagi melalui surat undangan.
15. B. Penutup
Menurut Michael J. Marquardt (1996), hal terpenting dalam melakukan Learning
Organization Profile terletak pada 5 (lima) subsystem, yaitu: (1) dinamika belajar; (2)
transformasi organisasi; (3) pemberdayaan orang; (4) manajemen/pengelolaan pengetahuan; dan
(5) aplikasi teknologi sudah cukup baik hanya perlu lebih ditingkatkan lagi untuk organisasi
belajar di Prodi PGSD FKIP Universitas Quality agar mencapai hasil yang maksimal
D. Daftar Pustaka
Guthrie, J.W. 1986. School-based Management: The Next Needed Education Reform. Phil Delta
Kappa, Vol 68 No. 4 pp 305-309.
Kasali, Rhenald. 2007. Change. Jakarta: PT. Ikrar Mandiri Abadi.
Marquardt, Michael J. 1996. Building the Learning Organization: A Systems Approach to
Quantum Improvement and Global Success. New York: McBraw-Hill Inc.
Pitts, Robert A. Dan Lei. David. 1996. Startegic Management Building and Sustaining
Competitive Advantage. West Publishing Company, Amerika.
Senge, Peter. 1990. The Fifth Discipline: The Art and Practice of the Learning Organization.
New York: Doubleday Currency.
Toffler, Alvin. 1980. The Third Wave. London: Pan Books.
Ulrich. Dave. 1998. Intellectual Capital–Competence X Commitment. Sloan Management
Review. Vol. 39. p. 15-26. Winter Edition.
16. E. Lampiran (Intrumen Pengukuran / Kuesioner)
ROFIL ORGANISASI BELAJAR (LEARNING ORGANIZATION PROFILE)
PRODI PGSD FKIP UNIVERSITAS QUALITY T.A. 2012 s.d. 2013
LEARNIING ORGANIZATION PROFILE
Below is a list of various statements about your organization. Read each statement carefully and
decide the extent to which it actually applies to your organization. Use the following scale.
4 = applies totally
3 = applies to a great extent
2 = applies to a moderate extent
1 = applies to little or no extent
I . Learning Dynamics : Individual, Group/Team, and organizational
In this organization...
Tabel 1.
3 1 We see continuous learning by all employees as a high business priority.
(belajar secara terus menerus sebagai prioritas)
4 2 We are encouraged and expected to manage our own learning and
development. (didorong dan diharapkan mampu belajar dan
mengembangkan diri)
3
3 People avoid distortion of information and blocking of communication
channels through skills such as active listening and effective feedback
(menghindari distorsi informasi dan terputusnya saluran komunikasi
melalui mendengar aktif dan feedback efektif)
4 4 Individuals are trained and coached in learning how to learn (masing-
masing orang terlatih dan terbimbing untuk belajar bagaimana belajar)
2
5 We use various accelerated learning methodologies (e.g. mind mapping,
mnemonics, peripherals, imagery, music, etc).(menggunakan aneka
metode percepatan dalam belajar)
3
6 People expand knowledge through adaptive anticipatory, and creative
learning approaches (memperluas pengetahuan melalui antisipasi adaptif
dan pendekatan belajar kreatif)
3
7 Teams and individuals use the action-learning process (that is, learning
from careful reflection on the problem or situation, and applying it to
future actions) (menggunakan proses action-learning, belajar dari refleksi
problem atau situasi, untuk masa depan )
3
8 Teams are encouraged to learn from one another and to share learnings in
a variety of ways (e.g. via electronic bulletin board, printed newsletters,
intergroup meetings, etc.) (belajar dari satu sama lain dan berbagi)
3 9 People are able to think and act with a comprehensive system approach
(mampu berfikir dan bertindak dengan pendekatan system yang
17. komprehensif)
3
10 Team receive training in how to work and learn in groups. ( berlatih
bagaimana bekerja dan belajar dalam kelompok)
31
Total score : Learning Dynamics (maximum score : 40 )
II. Organization Transformations : Vision, Culture, Strategy, and Structure
In this organization…..
Tabel 2.
4 1 The importance of being a learning organization is understood throughout
the organization (pentingnya OB ).
3 2 Top-level management supports the vision of a learning organization.
(managemen puncak mendukung visi OB).
4 3 There is a climate that supports and recognizes the importance of learning
(iklim yang mendukung pentingnya belajar).
4
4 We are committed to continuous learning for improvement (komitmen
untuk terus belajar demi perbaikan).
3 5 We learn from failures as well as successes (belajar dari kegagalan
maupun keberhasilan).
3
6 We reward people and teams for learning and helping others learn
(menghargai bagi yang belajar dan menolong untuk belajar).
3 7 Learning opportunities are incorporated into operations and programs
(kesempatan belajar masuk dalam program dan kegiatan).
3
8 We design ways to share knowledge and enhance learning throughout the
organizations (e.g., systematic job rotation across divisions, structured on-
the-job learning systems).(mendesain cara-cara berbagi pengetahuan dan
meningkatkan belajar di seluruh organisasi)
3
9 The organization is streamlined, with few levels of management, to
maximize communication and learning across levels. (organisasi berjalan
lacar/efisien dalam memaksimumkan komunikasi dan belajar lintas level)
3
10 We coordinate on the basis of goals and learning rather than maintaining
separation in terms of fixed departmental boundaries. (berkordinasi pada
tujuan dan belajar)
33 Total score : Organization Transformation (maximum score : 40 )
18. III. People Empowerment : Employee, Manager, Customer, Alliances, Partners, and
Community (Pemberdayaan: karyawan, manager, pelanggan, dll)
In this organization…
Tabel 3.
4 1 We strive to develop an empowered work force that is able and committed
to qualitative learning and performance. (usaha keras
mengembangkan/memberdayakan tenaga kerja )
4 2 Authority is decentralized and delegated so as to equal one’s responsibility
and learning capability (desentral dan delegasi untuk meningkatkan /
menyeimbangkan tanggungjawab dan kapabilitas belajar).
3
3 Managers and nonmanagers work together in partnership, to learn and
solve problems together. (kerjasama dalam kemitraan untuk belajar dan
mengatasi permasalahan bersama)
3
4 Managers take on the roles of coaching, mentoring, and facilitating
learning. (manager berperan dalam pelatihan, mentoring, dan fasilitasi
belajar)
3
5 Manager generate and enhance learning opportunities as well as encourage
experimentation and reflection on what was learned so that new
knowledge can be used. (manager membangkitkan dan meningkatkan
peluang-peluang belajar juga mendorong eksperimentasi dan refleksi ata
apa yang dipelajari sehingga pengetahuan baru tersebut dapat
dimanfaatkan)
3
6 We actively share information with our customers, to obtain their ideas
and inputs in order to learn and improve services/products. (aktif berbagi
informasi dengan pelanggan, memperoleh ide dan masukan untuk belajar
dan meningkatkan services/products)
3
7 We give customers and suppliers opportunities to participate in learning
and training activities. (memberikan pelanggan dan suppliers peluang
berpartisipai dalam aktivitas belajar dan berlatih)
3
8 Learning from partners (subcontractors, teammates, and suppliers) is
maximized through up-front planning of resources and strategies devoted
to knowledge and skill acquisition. (belajar dari partners dalam
memaksimumkan pemanfaatan sumberdaya dan strategi untuk
mendapatkan pengetahuan dan memperoleh skill)
3
9 We participate in join learning event with suppliers, community groups,
professional associations, and academic institutions. (berpartisipasi dalam
peristiwa belajar dengan suppliers, kelompok-kelompok di masyarakat,
asociasi profesi, dan lembaga akademis)
3
10 We actively seek learning partners among customers, vendors, and
supplier. (secara aktif mencari partners di antara pelanggang, vendors
dan supplier)
32 Total score : People Empowerment (maximum score : 40 )
19. IV. Knowledge Management: acquisition, creation, storage/retrieval, and Transfer/
Utilization
In this organization….
Tabel 4.
3 1 People actively seek information that improves the work of the
organization. (secara aktif mencari informasi guna meningkatkan kerja
organisasi)
3 2 We have accessible system for collecting internal and external
information. (punya system akses untuk mengumpulkan informasi internal
dan eksternal)
3
3 People monitor trends outside our organizations by looking at what others
do (e.g. benchmarking best practices, attending conferences, and
examining published research). (memonitor kecenderungan organisasi
lain dengan mengamati apa yang mereka kerjakan, misalnhya mencontoh
prkatik-praktik terbaik, menghadiri konferensi, dan mengkaji riset-riset
yang terpublis)
3 4 People are trained in the skills of creative thinking and experimentation
(terlatih dalam skill berfikir kreatif dan eksperimentasi).
3
5 We often create demonstration projects where new ways of developing a
product and/or delivering a service are tasted. (selalu menciptakan
proyek/program dimana cara-cara baru pengembangan suatu
produk/jasa)
3
6 Systems and structures exits to ensure that important knowledge is coded,
stored, and made available to those who need and can use it. (adanya
system dan struktur yang menjamin bahwa pengetahuan penting tersebut
tersimpan dan mudah diakses bagi yang membutuhkan)
3
7 People are aware of the need to retain important organizational learnings
and share such knowledge with others. (peduli akan kebutuhan
pentingnya belajar dan berbagi pengetahuan tersebut kepada yang lain)
3
8 Cross-functional teams are used to transfer important learning across
groups, department, and divisions. (adanya tim-tim lintas fungsional yang
berguna bagi transfer pembelajaran yang penting lintas kelompok,
departemen dan bagian)
4
9 We continue to develop new strategies and mechanisms for sharing
learning throughout the organization (terus mengembangkan strategi-
strategi dan mekanisme baru untuk berbagi).
3
10 We support specific areas, units, and projects that generate knowledge by
providing people with learning opportunities. (mendukung wilayah, unit,
proyek yang menghasilkan pengetahuan, dengan memberikan peluang
untuk belajar)
31 Total score : Knowledge Management (maximum score : 40 )
20. V. Technology Application: Information Systems, Technology Based learning, and
Electronic Performance Support Systems
In this organization…..
Tabel 5.
3 1 Learning is facilitated by effective and efficient computer based
information system. (belajar difasilitasi system info berbasis computer
yang efektif dan efisien)
3 2 People have ready access to the information highway (local area networks,
internet, on-line, etc.). (siap mengakses information highway)
3
3 Learning facilities (e.g., training and conference rooms) incorporate
electronic multimedia support and a learning environment based on the
powerful integration of art, color, music and visual. (fasilitas belajar,
misalnya ruangan konferensi dan pelatihan, memasukkan dukungan
multimedia elektronik dan lingkungan belajar berbasis integrasi seni,
tatawarna, music, dan visual)
3
4 People have available to the computer-assisted learning program and
electronic job aids (e.g., just-in-time and flowcharting software). (tersedia
program belajar berbantuan computer dan electronic job aids)
3
5 We us groupware technology to manage group processes (e.g., project
management, team process, meeting management). (menggunakan
teknologi groupware untuk menatalaksana proses-proses kelompok)
3
6 We support just-in-time learning, a system that integrates high-technology
learning system, coaching, and actual work on the job into a single,
seamless process. (mendukung pembelajaran tepatwaktu,
mengintegrasikan system teknologi, pelatihan, kerja aktaul dalam sebuah
proses tunggal)
3
7 Our electronic support performance system enable us to learn and to do
our work better. (dukungan system elektronis yang dimiliki
memungkinkan belajar dan bekerja lebih baik)
3
8 We design and tailor our electronic performance support system to meet
our learning needs. (mendisain dan merajut system dukungan elektronis
untuk mencapai kebutuhan belajar)
4 9 People have full access to the data they need to do their jobs effectively.
(ada kesempatan penuh akses data yang dibutuhkan)
3
10 We can adapt software system to collect, code, store, create and transfer
information in ways best suited to meet our needs. (dapat
mengadaptasikan system software)
31 Total score : Technology Application (maximum score : 40 )
Grand Total for five Subsystem : 158 (maximum score : 200)
21. Tabel 6. Rekapitulasi Penilaian
No
Learning
Dynamics
Transfor-
mations
People
Empowerment
Knowledge
Management
Technology
1 3 4 4 3 3
2 4 3 4 3 3
3 3 4 3 3 3
4 4 4 3 3 3
5 2 3 3 3 3
6 3 3 3 3 3
7 3 3 3 3 3
8 3 3 3 3 3
9 3 3 3 4 4
10 3 3 3 3 3
31 33 32 31 31
Jumlah Total 158
Rata-rata 31,6
Akumulasi nilai di atas menghasilkan grand total for five subsystem adalah: 158 dari
maximum score : 200. Bila menggunakan 4 (empat) interval kelas, angka tersebut masuk pada
kategori sangat baik (highest). namun bila dilihat lebih spesifik, masuk pada lower highest.
Tabel 7. Penilaian menggunakan standar sebagai berikut :
No. Tingkat Kualitas
Nilai Akhir
Arti
Huruf Angka
1. 151-200 A 4 Sangat baik
2. 101-150 B 3 Baik
3. 51-100 C 2 Cukup Baik
4. 0-50 E 0 Tidak Baik
Demikianlah profil organisasi belajar (learning organization profile) Prodi PGSD FKIP
Universitas Quality , T.A. 2012 s.d. 2013, walau masuk kategori sangat baik, pada kategori: 4 =
applies totally, namun masih harus lebih belajar lagi untuk meningkatkan kualitasnya. Karena
angka tersebut masih dapat ditingkatkan lagi mengikuti tabel berikut,
Tabel 7. Spesifikasi Detil
No. Tingkat Kualitas Highest
1. 185 -200 Highest Highest
2. 168 - 184 Upper Highest
3. 151-167 Lower Highest