SlideShare a Scribd company logo
Sucitri Edy - B1E120012
Retinopati diabetik adalah
merupakan salah satu
komplikasi dari Diabetes
Mellitus (DM) pada mata yang
paling sering menyebabkan
kebutaan.
Prevalensi penderita DM
mencapai angka 2,8% atau 171
juta penderita di seluruh dunia
pada tahun 2000.
Indonesia menempati urutan
4 di dunia setelah India, Cina
dan Amerika Serikat sebagai
negara dengan penderita DM
sebanyak 8,4 juta pada tahun
2000 dan diperkirakan akan
meningkat menjadi 21,3 juta
penderita pada tahun 2030.
Retinopati Diabetik (RD) merupakan penyebab kebutaan utama pada pasien berusia 20-64 tahun
di seluruh dunia. World Health Organisation (WHO) menyatakan bahwa RD adalah penyebab
kebutaan pada 4,8% dari seluruh 39 Juta penderita kebutaan di dunia, sedangkan di Indonesia,
RD merupakan komplikasi kedua terbanyak setelah nefropati.
Semakin lama seseorang menderita DM maka
akan semakin besar kemungkinan untuk
menderita komplikasi. Komplikasi yang paling
banyak ditemukan pada penderita DM adalah
Retinopati Diabetik (RD) yakni sebesar 75%
pada pasien yang telah menderita DM selama
20 tahun.
Prevalensi Retinopati Diabetik (RD) di dunia
secara umum adalah 34.6%, sedangkan di
Indonesia prevalensi RD secara umum adalah
43,1% dengan angka sight treathening RD
sebesar 26,1%.
• Disfungsi progresif dari pembuluh darah
retina akibat hiperglisemia kronis.
• Komplikasi dari diabetes tipe 1 maupun
tipe 2.
• Pada awalnya RD bisa asimtomatik
namun jika tidak ditangani akan
menyebabkan penglihatan buruk dan
kebutaan.
1. Lama waktu menderita diabetes
2. Kontrol penyakit diabetes yang kurang baik
3. Hipertensi
4. Nefropati
5. Obesitas dan hiperlipidemia
6. Merokok
7. Kehamilan
FAKTOR RISIKO RETINOPATI DIABETIK
Retinopati Diabetik dapat diklasifikasikan menjadi 3 yaitu :
KLASIFIKASI
NPDR (Non Proliferatif Diabetic Retinopathy)
Karekterisktik pada jenis ini adalah dijumpainya mikroaneurisma multiple yang
dibentuk oleh kapiler-kapiler yang membentuk kantung-kantung kecil menonjol
seperti titik-titik, vena retina mengalami dilatasi dan berkelok-kelok, bercak pendarahan
intraretinal. Pendarahan dapat terjadi pada semua lapisan retina dan berbentuk
nyala api karena lokasinya didalam lapisan serat saraf yang berorientasi horizontal.
Sedangkan pendarahan bentuk titik-titik atau bercak terletak dilapisan retina yang
lebih dalam tempat sel-sel akson berorientasi vertikal.
Karakteristik NPDR termasuk, microaneurisma, area kapiler nonperfusi, nerve fibre
layer infark, intraretinal microvascular abnormality (IRMA), perdarahan dot dan blot
intraretina, edema retina, hard exudate, arterior abnormalitas, dilatasi dan beading
vena retina.
KLASIFIKASI
NPDR sendiri dibagi menjadi tahapan-tahapan sebagai berikut menurut
gambaran klinisnya:
a. Ringan : terdapat satu atau lebih mikroaneurisma
b. Sedang : terdapat mikroaneurisma, perdarahan dot blot, eksudat
keras, cotton wool spots (CWS), beading vena, penyempitan lumen
arteri, serta adanya Intraretinal Microvascular Abnormalities (IRMA).
c. Berat : disebut juga retinopati diabetika proliferatif. Dapat ditemukan
kelainan yang terdapat pada NPDR sedang ditambah dengan adanya
satu dari tiga keadaan berikut (aturan 4:2:1 pada ETDRS): ƒ
perdarahan
dot blot di empat kuadran retina ƒ
venous beading di dua kuadran ƒ
IRMA di satu kuadran retina.
d. Sangat Berat : terdapat dua dari tiga karakteristik di atas. NPDR tipe
ini memiliki kemungkinan 45% berkembang menjadi retinopati
diabetika proliferatif dalam satu tahun
KLASIFIKASI
PDR (Proliferatif Diabetic Retinopathy)
Tahap lanjut dari retinopati diabetik ini terjadi akibat pembentukan
neovaskularisasi yang disebabkan iskemia retina pada penyakit diabetes.
Berdasarkan tingkat proliferasi fibrovaskular, PDR dapat dibagi menjadi
beberapa tingkatan. Lokasi tumbuhnya pembuluh darah baru dapat
terjadi pada diskus (Neuro Vascular Discus/NVD) atau di tempat lain
(Neuro Vascular Elsewhere/NVE) :
a. PDR Awal : Pembuluh darah baru terdapat pada diskus atau dalam
jarak 1DD (disc diameter) atau neovaskularisasi di tempat lain.
b. PDR Risiko Tinggi: terdapat NVD > ¼ DD, atau NVD < ¼ DD dengan
perdarahan vitreous, atau NVE > ½ DD dengan perdarahan vitreous.
c. PDR Advanced: Kriteria pada PDR risiko tinggi ditambah dengan
adanya ablasio retina traksional yang melibatkan makula, dengan atau
tanpa perdarahan vitreous.
KLASIFIKASI
Edema Makula Diabetic (EDM)
Edema retina yang mengenai area foveola dapat menyebabkan gangguan tajam
penglihatan. EDM dapat dinilai menggunakan slit-lamp dan optical coherence
tomography (OCT).
International Council of Ophtamology mengklasifikasikan EMD dalam 3 (tiga) kategori
dan penentuan tingkat keparahan EMD berdasarkan kategori tersebut akan menentukan
kebutuhan penanganan dan rekomendasi penanganan tingkat lanjut.
Edema Makula Diabetic (EMD)
Temuan yang dapat diamati pada Dilated Ophthalmoscopy
Tidak ada EMD Tidak terdapat penebalan retina atau eksudat keras pada makula
Noncentral-involved EMD Penebalan retina pada makula yang tidak meliputi zona central
subfield dengan diameter 1 mm
Central-involved EMD Penebalan retina pada makula yang meliputi zona central subfield
dengan diameter 1 mm
Pada fase awal retinopati diabetik biasanya tidak ada keluhan. Pada
lanjutannya, keluhan dapat berupa :
a. Floater (terdapat bintik-bintik dan benang yang melayang pada
penglihatan)
b. Penglihatan buram
c. Penglihatan berfluktuasi
d. Terdapat area yang gelap atau kosong pada penglihatan
e. Penglihatan buruk pada malam hari
f. Penglihatan warna yang buruk
g. Kehilangan penglihatan
h. Retinopati diabetik biasanya mempengaruhi kedua penglihatan
Pemeriksaan awal harus meliputi :
1. Tajam penglihatan (kartu Snellen, kartu log MAR (logarithm of the
Minimum Angle of Resolution)
2. Slit lamp biomicroscopy Dengan alat ini dapat dinilai kondisi segmen
anterior dari bola mata. Sering kali pada penderita DM dapat
ditemukan adanya katarak atau neovaskularisasi iris.
3. Tekanan Intraokular (TIO) Kemungkinan terjadinya glaukoma pada
penderita DM, perlu dideteksi sejak awal.
4. Gonioskopi (atas indikasi)
5. Funduskopi pupil lebar : Evaluasi polus posterior, Retina perifer dan
vitreus, Adanya edema makula, NVD dan/atau NVE, Tanda-tanda
NPDR berat (perdarahan retina luas atau mikroaneurisma, venous
beading, dan IRMA), Perdarahan vitreus atau praretina
a. Perdarahan Vitreous
b. Tractional retinal detachment
c. Rubeosis Iridis
d. Glaukoma
e. Kebutaan
a. Dengan pengobatan dini yang lebih tepat/sesuai
b. Dibutuhkan deteksi lebih dini dari RD, karena RD biasanya timbul tanpa
gejala
c. Dengan pemeriksaan fundus secara rutin pada penderita diabetes
(pemeriksaan dengan efektifitas biaya)
d. Kondisi yang sesuai jika dibutuhkan merujuk ke dokter spesialis mata
Screening protokol untuk Retinopati Diabetik
meliputi
1. Pemeriksaan sekali dalam setahun untuk
diabetes dengan fundus normal dan NPDR
Ringan
2. Pemeriksaan enam bulan sekali untuk NPDR
Sedang
Sebagaimana yang direkomendasikan oleh ETDRS (Early Treatment Diabetic Retinopathy
Study), NPDR Ringan Sedang tidak membutuhkan terapi khusus akan tetapi perlu dilakukan
kontrol faktor-faktor risiko sistemik pada pasien dengan diabetik makulopati dengan
mengontrol tekanan darah dan kontrol glikemik yang optimal.
Pada NPDR berat perlu pemantauan per 6 bulan untuk mendeteksi tanda-tanda
progresivitas menjadi proliferatif (PDR). Pada Edema Makula Diabetik tanpa manifestasi
klinis yang signifikan dilakukan observasi tanpa tindakan laser. Untuk CSME (Clinically
Significant Makular Edema) membutuhkan tindakan laser fokal atau difus, injeksi intravitreal
triamcinolone atau injeksi intravitreal anti-VEGF (Vascular Endothelial Growth Factor).
PRD diberi tindakan laser cito Panretinal photocoagulation (PRP) untuk regresi pembuluh
darah baru sehingga menurunkan angka kebutaan. Vitrektomi dilakukan pada perdarahan
vitreus dan traksi vitreoretina. Intravitreal anti-VEGF preoperatif dapat menurunkan kejadian
perdarahan berulang dan memperbaiki tajam penglihatan post operasi.
Gejala Visual
* Ketajaman visual berkurang
* Melihat floaters
* Mata Sakit
Temuan Fundus
* Edema makula / eksudat keras mendekati fovea
* Proliferasi DR
* Perdarahan vitreous
* NPDR sedang hingga berat dan sangat berat
* Ablasio retina
* Katarak mengaburkan pandangan fundus
Faktor Risiko
* Kehamilan
* Nefropati
TERIMA KASIH
ATAS PERHATIAN DAN KOREKSINYA

More Related Content

Similar to Sucitri Edy B1E120012 Retinopati Diabetik.pptx

Diabetik retinopati
Diabetik retinopatiDiabetik retinopati
Diabetik retinopati
Hen Dri
 
Makalah diabetes
Makalah diabetesMakalah diabetes
Makalah diabetes
Warnet Raha
 
tentiran retinopati diabetikum.pptx
tentiran retinopati diabetikum.pptxtentiran retinopati diabetikum.pptx
tentiran retinopati diabetikum.pptx
ssuser0378e7
 
ppt retinopati diabet.pptx
ppt retinopati diabet.pptxppt retinopati diabet.pptx
ppt retinopati diabet.pptx
amalianurzahra
 
Warta diabet september 2013
Warta diabet september 2013Warta diabet september 2013
Warta diabet september 2013Maria Vita
 
DIABETIK RETINOPATI.pptx
DIABETIK RETINOPATI.pptxDIABETIK RETINOPATI.pptx
DIABETIK RETINOPATI.pptx
TaniaMaulani1
 
Askep rentina blostama
Askep rentina blostamaAskep rentina blostama
Askep rentina blostama
Operator Warnet Vast Raha
 
Askep rentina blostama AKPER PEMKAB MUNA
Askep rentina blostama AKPER PEMKAB MUNA Askep rentina blostama AKPER PEMKAB MUNA
Askep rentina blostama AKPER PEMKAB MUNA
Operator Warnet Vast Raha
 
RETINOBLASTOMA.pptx
RETINOBLASTOMA.pptxRETINOBLASTOMA.pptx
RETINOBLASTOMA.pptx
alvinkiha1
 
PTM indra & fungsional 31 05 2023.pptx
PTM  indra & fungsional   31 05 2023.pptxPTM  indra & fungsional   31 05 2023.pptx
PTM indra & fungsional 31 05 2023.pptx
12drMohamadYhoniDwik
 
Cerebral Venous Sinus Thrombosis in the covid-19 pandemic.pptx
Cerebral Venous Sinus Thrombosis in the covid-19 pandemic.pptxCerebral Venous Sinus Thrombosis in the covid-19 pandemic.pptx
Cerebral Venous Sinus Thrombosis in the covid-19 pandemic.pptx
PutriNoviyanti9
 
Askep Retinoblastoma
Askep RetinoblastomaAskep Retinoblastoma
Askep Retinoblastoma
Sri Nala
 
fdokumen.com_retinopati-diabetik-dan-hipertensi-sukoi.pptx
fdokumen.com_retinopati-diabetik-dan-hipertensi-sukoi.pptxfdokumen.com_retinopati-diabetik-dan-hipertensi-sukoi.pptx
fdokumen.com_retinopati-diabetik-dan-hipertensi-sukoi.pptx
bedahrsudmenggala
 
Bab i
Bab iBab i
Makalah askep katarak
Makalah askep katarakMakalah askep katarak
Makalah askep katarak
FathurRahman189
 
Dr.amyta : "apakah saya menderita glaukoma?"
Dr.amyta : "apakah saya menderita glaukoma?"Dr.amyta : "apakah saya menderita glaukoma?"
Dr.amyta : "apakah saya menderita glaukoma?"
Rumah Sakit Mata AINI
 
GANGGUAN PENGLIHATAN DAN KEBUTAAN dr TEGUH ANAMANI, SpM.pptx
GANGGUAN PENGLIHATAN DAN KEBUTAAN dr TEGUH ANAMANI, SpM.pptxGANGGUAN PENGLIHATAN DAN KEBUTAAN dr TEGUH ANAMANI, SpM.pptx
GANGGUAN PENGLIHATAN DAN KEBUTAAN dr TEGUH ANAMANI, SpM.pptx
NURULMUMINAH
 
AMD.pptx
AMD.pptxAMD.pptx
AMD.pptx
ArdeliaEmily2
 

Similar to Sucitri Edy B1E120012 Retinopati Diabetik.pptx (20)

Diabetik retinopati
Diabetik retinopatiDiabetik retinopati
Diabetik retinopati
 
Makalah diabetes
Makalah diabetesMakalah diabetes
Makalah diabetes
 
Makalah diabetes
Makalah diabetesMakalah diabetes
Makalah diabetes
 
Makalah diabetes
Makalah diabetesMakalah diabetes
Makalah diabetes
 
tentiran retinopati diabetikum.pptx
tentiran retinopati diabetikum.pptxtentiran retinopati diabetikum.pptx
tentiran retinopati diabetikum.pptx
 
ppt retinopati diabet.pptx
ppt retinopati diabet.pptxppt retinopati diabet.pptx
ppt retinopati diabet.pptx
 
Warta diabet september 2013
Warta diabet september 2013Warta diabet september 2013
Warta diabet september 2013
 
DIABETIK RETINOPATI.pptx
DIABETIK RETINOPATI.pptxDIABETIK RETINOPATI.pptx
DIABETIK RETINOPATI.pptx
 
Askep rentina blostama
Askep rentina blostamaAskep rentina blostama
Askep rentina blostama
 
Askep rentina blostama AKPER PEMKAB MUNA
Askep rentina blostama AKPER PEMKAB MUNA Askep rentina blostama AKPER PEMKAB MUNA
Askep rentina blostama AKPER PEMKAB MUNA
 
RETINOBLASTOMA.pptx
RETINOBLASTOMA.pptxRETINOBLASTOMA.pptx
RETINOBLASTOMA.pptx
 
PTM indra & fungsional 31 05 2023.pptx
PTM  indra & fungsional   31 05 2023.pptxPTM  indra & fungsional   31 05 2023.pptx
PTM indra & fungsional 31 05 2023.pptx
 
Cerebral Venous Sinus Thrombosis in the covid-19 pandemic.pptx
Cerebral Venous Sinus Thrombosis in the covid-19 pandemic.pptxCerebral Venous Sinus Thrombosis in the covid-19 pandemic.pptx
Cerebral Venous Sinus Thrombosis in the covid-19 pandemic.pptx
 
Askep Retinoblastoma
Askep RetinoblastomaAskep Retinoblastoma
Askep Retinoblastoma
 
fdokumen.com_retinopati-diabetik-dan-hipertensi-sukoi.pptx
fdokumen.com_retinopati-diabetik-dan-hipertensi-sukoi.pptxfdokumen.com_retinopati-diabetik-dan-hipertensi-sukoi.pptx
fdokumen.com_retinopati-diabetik-dan-hipertensi-sukoi.pptx
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Makalah askep katarak
Makalah askep katarakMakalah askep katarak
Makalah askep katarak
 
Dr.amyta : "apakah saya menderita glaukoma?"
Dr.amyta : "apakah saya menderita glaukoma?"Dr.amyta : "apakah saya menderita glaukoma?"
Dr.amyta : "apakah saya menderita glaukoma?"
 
GANGGUAN PENGLIHATAN DAN KEBUTAAN dr TEGUH ANAMANI, SpM.pptx
GANGGUAN PENGLIHATAN DAN KEBUTAAN dr TEGUH ANAMANI, SpM.pptxGANGGUAN PENGLIHATAN DAN KEBUTAAN dr TEGUH ANAMANI, SpM.pptx
GANGGUAN PENGLIHATAN DAN KEBUTAAN dr TEGUH ANAMANI, SpM.pptx
 
AMD.pptx
AMD.pptxAMD.pptx
AMD.pptx
 

Recently uploaded

Vaskularisasi sistem konduksi jantung.pdf
Vaskularisasi sistem konduksi jantung.pdfVaskularisasi sistem konduksi jantung.pdf
Vaskularisasi sistem konduksi jantung.pdf
ShaoranAulia1
 
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN TN.pptx
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN TN.pptxLAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN TN.pptx
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN TN.pptx
GregoryStevanusGulto
 
Lp persalinan normal maternitas keperawatan
Lp persalinan normal maternitas keperawatanLp persalinan normal maternitas keperawatan
Lp persalinan normal maternitas keperawatan
jeanlomirihi1
 
Pencegahan Penyakit_Rizkiyah Novianti.ppt
Pencegahan Penyakit_Rizkiyah Novianti.pptPencegahan Penyakit_Rizkiyah Novianti.ppt
Pencegahan Penyakit_Rizkiyah Novianti.ppt
Rizkiyahnovianti
 
lp HERNIA keperawatan medical bedah stase
lp HERNIA keperawatan medical bedah staselp HERNIA keperawatan medical bedah stase
lp HERNIA keperawatan medical bedah stase
jeanlomirihi1
 
Buku Panduan Penggunaan Terminologi LOINC.pdf
Buku Panduan Penggunaan Terminologi LOINC.pdfBuku Panduan Penggunaan Terminologi LOINC.pdf
Buku Panduan Penggunaan Terminologi LOINC.pdf
SIMRS Cendana
 
PMBA 6-23, IBU HAMIL,IBU MENYUSUISUI.pptx
PMBA 6-23, IBU HAMIL,IBU MENYUSUISUI.pptxPMBA 6-23, IBU HAMIL,IBU MENYUSUISUI.pptx
PMBA 6-23, IBU HAMIL,IBU MENYUSUISUI.pptx
kartikaoktarini
 
Panduan 25 Keterampilan Dasar Kader posyandu.pdf
Panduan 25 Keterampilan Dasar Kader posyandu.pdfPanduan 25 Keterampilan Dasar Kader posyandu.pdf
Panduan 25 Keterampilan Dasar Kader posyandu.pdf
AbdulWahid24425
 
Penanggulangan Penyakit FLU SINGAPURA.ppt
Penanggulangan Penyakit FLU SINGAPURA.pptPenanggulangan Penyakit FLU SINGAPURA.ppt
Penanggulangan Penyakit FLU SINGAPURA.ppt
SuryaniAnggun2
 
LAPORAN AUDIT INTERNAL UKM PKM PP 1.docx
LAPORAN AUDIT INTERNAL UKM PKM PP 1.docxLAPORAN AUDIT INTERNAL UKM PKM PP 1.docx
LAPORAN AUDIT INTERNAL UKM PKM PP 1.docx
YuniAfridaniHasibuan
 
PPT TUMBUH KEMBANG ANAK-BAYI DAN BALITA.pptx
PPT TUMBUH KEMBANG ANAK-BAYI DAN BALITA.pptxPPT TUMBUH KEMBANG ANAK-BAYI DAN BALITA.pptx
PPT TUMBUH KEMBANG ANAK-BAYI DAN BALITA.pptx
kartikaoktarini
 
25 Kecakapan Kader.pptx Puskesmas Kota Ratu Tahun 2024
25 Kecakapan Kader.pptx Puskesmas Kota Ratu Tahun 202425 Kecakapan Kader.pptx Puskesmas Kota Ratu Tahun 2024
25 Kecakapan Kader.pptx Puskesmas Kota Ratu Tahun 2024
SriyantiSulaiman
 
kesehatan reproduksi remaja PPT oleh puskesmas
kesehatan reproduksi remaja PPT oleh puskesmaskesehatan reproduksi remaja PPT oleh puskesmas
kesehatan reproduksi remaja PPT oleh puskesmas
IrmaFitriani7
 

Recently uploaded (13)

Vaskularisasi sistem konduksi jantung.pdf
Vaskularisasi sistem konduksi jantung.pdfVaskularisasi sistem konduksi jantung.pdf
Vaskularisasi sistem konduksi jantung.pdf
 
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN TN.pptx
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN TN.pptxLAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN TN.pptx
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN TN.pptx
 
Lp persalinan normal maternitas keperawatan
Lp persalinan normal maternitas keperawatanLp persalinan normal maternitas keperawatan
Lp persalinan normal maternitas keperawatan
 
Pencegahan Penyakit_Rizkiyah Novianti.ppt
Pencegahan Penyakit_Rizkiyah Novianti.pptPencegahan Penyakit_Rizkiyah Novianti.ppt
Pencegahan Penyakit_Rizkiyah Novianti.ppt
 
lp HERNIA keperawatan medical bedah stase
lp HERNIA keperawatan medical bedah staselp HERNIA keperawatan medical bedah stase
lp HERNIA keperawatan medical bedah stase
 
Buku Panduan Penggunaan Terminologi LOINC.pdf
Buku Panduan Penggunaan Terminologi LOINC.pdfBuku Panduan Penggunaan Terminologi LOINC.pdf
Buku Panduan Penggunaan Terminologi LOINC.pdf
 
PMBA 6-23, IBU HAMIL,IBU MENYUSUISUI.pptx
PMBA 6-23, IBU HAMIL,IBU MENYUSUISUI.pptxPMBA 6-23, IBU HAMIL,IBU MENYUSUISUI.pptx
PMBA 6-23, IBU HAMIL,IBU MENYUSUISUI.pptx
 
Panduan 25 Keterampilan Dasar Kader posyandu.pdf
Panduan 25 Keterampilan Dasar Kader posyandu.pdfPanduan 25 Keterampilan Dasar Kader posyandu.pdf
Panduan 25 Keterampilan Dasar Kader posyandu.pdf
 
Penanggulangan Penyakit FLU SINGAPURA.ppt
Penanggulangan Penyakit FLU SINGAPURA.pptPenanggulangan Penyakit FLU SINGAPURA.ppt
Penanggulangan Penyakit FLU SINGAPURA.ppt
 
LAPORAN AUDIT INTERNAL UKM PKM PP 1.docx
LAPORAN AUDIT INTERNAL UKM PKM PP 1.docxLAPORAN AUDIT INTERNAL UKM PKM PP 1.docx
LAPORAN AUDIT INTERNAL UKM PKM PP 1.docx
 
PPT TUMBUH KEMBANG ANAK-BAYI DAN BALITA.pptx
PPT TUMBUH KEMBANG ANAK-BAYI DAN BALITA.pptxPPT TUMBUH KEMBANG ANAK-BAYI DAN BALITA.pptx
PPT TUMBUH KEMBANG ANAK-BAYI DAN BALITA.pptx
 
25 Kecakapan Kader.pptx Puskesmas Kota Ratu Tahun 2024
25 Kecakapan Kader.pptx Puskesmas Kota Ratu Tahun 202425 Kecakapan Kader.pptx Puskesmas Kota Ratu Tahun 2024
25 Kecakapan Kader.pptx Puskesmas Kota Ratu Tahun 2024
 
kesehatan reproduksi remaja PPT oleh puskesmas
kesehatan reproduksi remaja PPT oleh puskesmaskesehatan reproduksi remaja PPT oleh puskesmas
kesehatan reproduksi remaja PPT oleh puskesmas
 

Sucitri Edy B1E120012 Retinopati Diabetik.pptx

  • 1. Sucitri Edy - B1E120012
  • 2. Retinopati diabetik adalah merupakan salah satu komplikasi dari Diabetes Mellitus (DM) pada mata yang paling sering menyebabkan kebutaan. Prevalensi penderita DM mencapai angka 2,8% atau 171 juta penderita di seluruh dunia pada tahun 2000.
  • 3. Indonesia menempati urutan 4 di dunia setelah India, Cina dan Amerika Serikat sebagai negara dengan penderita DM sebanyak 8,4 juta pada tahun 2000 dan diperkirakan akan meningkat menjadi 21,3 juta penderita pada tahun 2030. Retinopati Diabetik (RD) merupakan penyebab kebutaan utama pada pasien berusia 20-64 tahun di seluruh dunia. World Health Organisation (WHO) menyatakan bahwa RD adalah penyebab kebutaan pada 4,8% dari seluruh 39 Juta penderita kebutaan di dunia, sedangkan di Indonesia, RD merupakan komplikasi kedua terbanyak setelah nefropati.
  • 4. Semakin lama seseorang menderita DM maka akan semakin besar kemungkinan untuk menderita komplikasi. Komplikasi yang paling banyak ditemukan pada penderita DM adalah Retinopati Diabetik (RD) yakni sebesar 75% pada pasien yang telah menderita DM selama 20 tahun. Prevalensi Retinopati Diabetik (RD) di dunia secara umum adalah 34.6%, sedangkan di Indonesia prevalensi RD secara umum adalah 43,1% dengan angka sight treathening RD sebesar 26,1%.
  • 5. • Disfungsi progresif dari pembuluh darah retina akibat hiperglisemia kronis. • Komplikasi dari diabetes tipe 1 maupun tipe 2. • Pada awalnya RD bisa asimtomatik namun jika tidak ditangani akan menyebabkan penglihatan buruk dan kebutaan.
  • 6. 1. Lama waktu menderita diabetes 2. Kontrol penyakit diabetes yang kurang baik 3. Hipertensi 4. Nefropati 5. Obesitas dan hiperlipidemia 6. Merokok 7. Kehamilan FAKTOR RISIKO RETINOPATI DIABETIK
  • 7. Retinopati Diabetik dapat diklasifikasikan menjadi 3 yaitu : KLASIFIKASI NPDR (Non Proliferatif Diabetic Retinopathy) Karekterisktik pada jenis ini adalah dijumpainya mikroaneurisma multiple yang dibentuk oleh kapiler-kapiler yang membentuk kantung-kantung kecil menonjol seperti titik-titik, vena retina mengalami dilatasi dan berkelok-kelok, bercak pendarahan intraretinal. Pendarahan dapat terjadi pada semua lapisan retina dan berbentuk nyala api karena lokasinya didalam lapisan serat saraf yang berorientasi horizontal. Sedangkan pendarahan bentuk titik-titik atau bercak terletak dilapisan retina yang lebih dalam tempat sel-sel akson berorientasi vertikal. Karakteristik NPDR termasuk, microaneurisma, area kapiler nonperfusi, nerve fibre layer infark, intraretinal microvascular abnormality (IRMA), perdarahan dot dan blot intraretina, edema retina, hard exudate, arterior abnormalitas, dilatasi dan beading vena retina.
  • 8. KLASIFIKASI NPDR sendiri dibagi menjadi tahapan-tahapan sebagai berikut menurut gambaran klinisnya: a. Ringan : terdapat satu atau lebih mikroaneurisma b. Sedang : terdapat mikroaneurisma, perdarahan dot blot, eksudat keras, cotton wool spots (CWS), beading vena, penyempitan lumen arteri, serta adanya Intraretinal Microvascular Abnormalities (IRMA). c. Berat : disebut juga retinopati diabetika proliferatif. Dapat ditemukan kelainan yang terdapat pada NPDR sedang ditambah dengan adanya satu dari tiga keadaan berikut (aturan 4:2:1 pada ETDRS): ƒ perdarahan dot blot di empat kuadran retina ƒ venous beading di dua kuadran ƒ IRMA di satu kuadran retina. d. Sangat Berat : terdapat dua dari tiga karakteristik di atas. NPDR tipe ini memiliki kemungkinan 45% berkembang menjadi retinopati diabetika proliferatif dalam satu tahun
  • 9. KLASIFIKASI PDR (Proliferatif Diabetic Retinopathy) Tahap lanjut dari retinopati diabetik ini terjadi akibat pembentukan neovaskularisasi yang disebabkan iskemia retina pada penyakit diabetes. Berdasarkan tingkat proliferasi fibrovaskular, PDR dapat dibagi menjadi beberapa tingkatan. Lokasi tumbuhnya pembuluh darah baru dapat terjadi pada diskus (Neuro Vascular Discus/NVD) atau di tempat lain (Neuro Vascular Elsewhere/NVE) : a. PDR Awal : Pembuluh darah baru terdapat pada diskus atau dalam jarak 1DD (disc diameter) atau neovaskularisasi di tempat lain. b. PDR Risiko Tinggi: terdapat NVD > ¼ DD, atau NVD < ¼ DD dengan perdarahan vitreous, atau NVE > ½ DD dengan perdarahan vitreous. c. PDR Advanced: Kriteria pada PDR risiko tinggi ditambah dengan adanya ablasio retina traksional yang melibatkan makula, dengan atau tanpa perdarahan vitreous.
  • 10. KLASIFIKASI Edema Makula Diabetic (EDM) Edema retina yang mengenai area foveola dapat menyebabkan gangguan tajam penglihatan. EDM dapat dinilai menggunakan slit-lamp dan optical coherence tomography (OCT). International Council of Ophtamology mengklasifikasikan EMD dalam 3 (tiga) kategori dan penentuan tingkat keparahan EMD berdasarkan kategori tersebut akan menentukan kebutuhan penanganan dan rekomendasi penanganan tingkat lanjut. Edema Makula Diabetic (EMD) Temuan yang dapat diamati pada Dilated Ophthalmoscopy Tidak ada EMD Tidak terdapat penebalan retina atau eksudat keras pada makula Noncentral-involved EMD Penebalan retina pada makula yang tidak meliputi zona central subfield dengan diameter 1 mm Central-involved EMD Penebalan retina pada makula yang meliputi zona central subfield dengan diameter 1 mm
  • 11. Pada fase awal retinopati diabetik biasanya tidak ada keluhan. Pada lanjutannya, keluhan dapat berupa : a. Floater (terdapat bintik-bintik dan benang yang melayang pada penglihatan) b. Penglihatan buram c. Penglihatan berfluktuasi d. Terdapat area yang gelap atau kosong pada penglihatan e. Penglihatan buruk pada malam hari f. Penglihatan warna yang buruk g. Kehilangan penglihatan h. Retinopati diabetik biasanya mempengaruhi kedua penglihatan
  • 12. Pemeriksaan awal harus meliputi : 1. Tajam penglihatan (kartu Snellen, kartu log MAR (logarithm of the Minimum Angle of Resolution) 2. Slit lamp biomicroscopy Dengan alat ini dapat dinilai kondisi segmen anterior dari bola mata. Sering kali pada penderita DM dapat ditemukan adanya katarak atau neovaskularisasi iris. 3. Tekanan Intraokular (TIO) Kemungkinan terjadinya glaukoma pada penderita DM, perlu dideteksi sejak awal. 4. Gonioskopi (atas indikasi) 5. Funduskopi pupil lebar : Evaluasi polus posterior, Retina perifer dan vitreus, Adanya edema makula, NVD dan/atau NVE, Tanda-tanda NPDR berat (perdarahan retina luas atau mikroaneurisma, venous beading, dan IRMA), Perdarahan vitreus atau praretina
  • 13. a. Perdarahan Vitreous b. Tractional retinal detachment c. Rubeosis Iridis d. Glaukoma e. Kebutaan a. Dengan pengobatan dini yang lebih tepat/sesuai b. Dibutuhkan deteksi lebih dini dari RD, karena RD biasanya timbul tanpa gejala c. Dengan pemeriksaan fundus secara rutin pada penderita diabetes (pemeriksaan dengan efektifitas biaya) d. Kondisi yang sesuai jika dibutuhkan merujuk ke dokter spesialis mata
  • 14. Screening protokol untuk Retinopati Diabetik meliputi 1. Pemeriksaan sekali dalam setahun untuk diabetes dengan fundus normal dan NPDR Ringan 2. Pemeriksaan enam bulan sekali untuk NPDR Sedang
  • 15. Sebagaimana yang direkomendasikan oleh ETDRS (Early Treatment Diabetic Retinopathy Study), NPDR Ringan Sedang tidak membutuhkan terapi khusus akan tetapi perlu dilakukan kontrol faktor-faktor risiko sistemik pada pasien dengan diabetik makulopati dengan mengontrol tekanan darah dan kontrol glikemik yang optimal. Pada NPDR berat perlu pemantauan per 6 bulan untuk mendeteksi tanda-tanda progresivitas menjadi proliferatif (PDR). Pada Edema Makula Diabetik tanpa manifestasi klinis yang signifikan dilakukan observasi tanpa tindakan laser. Untuk CSME (Clinically Significant Makular Edema) membutuhkan tindakan laser fokal atau difus, injeksi intravitreal triamcinolone atau injeksi intravitreal anti-VEGF (Vascular Endothelial Growth Factor). PRD diberi tindakan laser cito Panretinal photocoagulation (PRP) untuk regresi pembuluh darah baru sehingga menurunkan angka kebutaan. Vitrektomi dilakukan pada perdarahan vitreus dan traksi vitreoretina. Intravitreal anti-VEGF preoperatif dapat menurunkan kejadian perdarahan berulang dan memperbaiki tajam penglihatan post operasi.
  • 16. Gejala Visual * Ketajaman visual berkurang * Melihat floaters * Mata Sakit Temuan Fundus * Edema makula / eksudat keras mendekati fovea * Proliferasi DR * Perdarahan vitreous * NPDR sedang hingga berat dan sangat berat * Ablasio retina * Katarak mengaburkan pandangan fundus Faktor Risiko * Kehamilan * Nefropati
  • 17. TERIMA KASIH ATAS PERHATIAN DAN KOREKSINYA