Dokumen tersebut membahas tentang komplikasi diabetes melitus, khususnya retinopati diabetik dan nefropati diabetik. Retinopati diabetik adalah kerusakan pada retina yang dapat menyebabkan kebutaan, sedangkan nefropati diabetik adalah gangguan ginjal akibat diabetes yang ditandai dengan proteinuria. Kedua komplikasi ini disebabkan oleh hiperglikemia yang mengaktifkan berbagai jalur biokimia seperti jalur poliol dan glikasi protein.
Diabetes melitus (DM) atau kencing manis adalah penyakit yang dapat menyebabkan komplikasi serius pada mata seperti retinopati diabetik (RD). RD merupakan salah satu penyebab utama kebutaan pada usia produktif. Kontrol gula darah dan tekanan darah serta fungsi ginjal yang baik dapat mencegah progresi RD. Pengobatan laser dan operasi dapat mengobati RD secara efektif.
Diabetes melitus (DM) atau kencing manis adalah penyakit yang dapat menyebabkan komplikasi serius pada mata seperti retinopati diabetik (RD). RD merupakan salah satu penyebab utama kebutaan pada usia produktif. Kontrol gula darah dan tekanan darah serta fungsi ginjal yang baik dapat mencegah progresi RD. Pengobatan laser dan operasi dapat mengobati RD secara efektif.
Dokumen tersebut membahas tentang komplikasi diabetes melitus, khususnya retinopati diabetik dan nefropati diabetik. Retinopati diabetik adalah kerusakan pada retina yang dapat menyebabkan kebutaan, sedangkan nefropati diabetik adalah gangguan ginjal akibat diabetes yang ditandai dengan proteinuria. Kedua komplikasi ini disebabkan oleh hiperglikemia yang mengaktifkan berbagai jalur biokimia seperti jalur poliol dan glikasi protein.
Diabetes melitus (DM) atau kencing manis adalah penyakit yang dapat menyebabkan komplikasi serius pada mata seperti retinopati diabetik (RD). RD merupakan salah satu penyebab utama kebutaan pada usia produktif. Kontrol gula darah dan tekanan darah serta fungsi ginjal yang baik dapat mencegah progresi RD. Pengobatan laser dan operasi dapat mengobati RD secara efektif.
Diabetes melitus (DM) atau kencing manis adalah penyakit yang dapat menyebabkan komplikasi serius pada mata seperti retinopati diabetik (RD). RD merupakan salah satu penyebab utama kebutaan pada usia produktif. Kontrol gula darah dan tekanan darah serta fungsi ginjal yang baik dapat mencegah progresi RD. Pengobatan laser dan operasi dapat mengobati RD secara efektif.
Retinopati diabetik adalah komplikasi penyakit diabetes yang dapat menyebabkan kebutaan. Penyakit ini disebabkan oleh kerusakan pembuluh darah halus di retina akibat hiperglikemia kronis. Gejalanya berupa mikroaneurisma, perdarahan, dan edema retina. Diagnosa didukung dengan pemeriksaan oftalmoskopi dan angiografi fluorescein. Pengobatannya meliputi kontrol gula darah, laser fotokoagulasi untuk mencegah perdarahan, serta bed
Retinopati diabetikum adalah disfungsi progresif kapiler retina akibat hiperglikemia kronis yang dapat menyebabkan perdarahan retina, eksudat, dan neovaskularisasi. Diagnosis didasarkan pada anamnesis, pemeriksaan fisik termasuk funduskopi, dan komplikasinya dapat berupa perdarahan vitreus, edema makula, atau ablasio retina. Penatalaksanaannya meliputi kontrol gula darah, skrining mata rutin, dan tindakan laser f
Retinopati diabetik adalah gangguan pada mata yang terjadi pada penderita diabetes yang disebabkan oleh kadar gula darah yang tinggi. Bila tidak ditangani, retinopati diabetik dapat menyebabkan kebutaan. Diagnosis dilakukan dengan oftalmoskop, fluorescein angiography, dan optical coherence tomography untuk melihat kerusakan pada retina. Pengobatan yang diberikan antara lain vitrektomi, injeksi intraokuler, dan fotokoagulasi.
Diabetic retinopathy disebabkan oleh hiperglikemia kronis yang menyebabkan perubahan biokimia dan fisiologis pada retina. Ini dapat menyebabkan kerusakan endotelial dan perubahan kapiler retina yang dapat menyebabkan edema makula dan kehilangan fungsi penglihatan. Diabetic retinopathy dibedakan menjadi tahap awal non-proliferatif dan tahap lanjutan proliferatif yang ditandai dengan neovaskularisasi. Pengobatan laser, anti-
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang penyakit retinoblastoma pada anak, termasuk definisi, etiologi, manifestasi klinis, patofisiologi, klasifikasi stadium, dan penatalaksanaan retinoblastoma.
2. Asuhan keperawatan yang tepat untuk pasien retinoblastoma juga dibahas, seperti observasi gejala, manajemen komplikasi, dan edukasi kepada pasien dan keluarga.
3. Tu
Retinoblastoma adalah kanker mata pada anak yang dapat menyebabkan kebutaan dan kematian. Dokumen ini membahas tentang definisi, etiologi, manifestasi klinis, patofisiologi, klasifikasi stadium, dan penatalaksanaan retinoblastoma termasuk pembedahan, radioterapi, kryoterapi, dan kemoterapi. Tujuannya adalah memberikan pemahaman mengenai penyakit dan asuhan keperawatan yang tepat bagi pasien retinoblastoma.
Cerebral Venous Sinus Thrombosis in the covid-19 pandemic.pptxPutriNoviyanti9
CVST adalah trombosis sinus vena serebral yang merupakan komplikasi neuro-oftalmologis COVID-19. Gejalanya bervariasi namun seringkali meliputi sakit kepala dan penurunan penglihatan. Diagnosanya didukung hasil MRI dan MRA. Risikonya dipengaruhi oleh infeksi dan faktor trombogenik seperti yang ditimbulkan COVID-19. Penanganannya meliputi stabilisasi, antikoagulasi, dan tindakan bedah jika diperluk
Makalah ini membahas konsep medis dan keperawatan retinoblastoma, tumor ganas pada retina yang umumnya diderita anak-anak. Secara medis dijelaskan definisi, etiologi, manifestasi klinis, patofisiologi, pemeriksaan, komplikasi, dan penatalaksanaan retinoblastoma. Sedangkan secara keperawatan dijelaskan pengkajian keperawatan, diagnosa, intervensi, dan evaluasi untuk perawatan anak dengan retinoblastoma."
Katarak adalah kekeruhan pada lensa mata yang dapat menyebabkan gangguan penglihatan hingga kebutaan. Katarak dapat dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan penyebabnya seperti kongenital, senile, juvenil, dan komplikata. Pengobatan utama katarak adalah melalui operasi bedah untuk mengeluarkan lensa keruh dan menggantikannya dengan lensa buatan.
Dokumen tersebut membahas tentang glaukoma, penyakit saraf optik yang menyebabkan kerusakan fungsi dan anatomi mata. Glaukoma dapat disebabkan oleh peningkatan tekanan bola mata dan berpotensi membutakan secara permanen. Untuk mendiagnosa glaukoma diperlukan alat seperti tonometer, oftalmoskop, dan perimeter serta bantuan dokter mata. Faktor resiko glaukoma antara lain tekanan bola mata tinggi
Age-related macular degeneration (AMD) adalah gangguan degeneratif pada makula yang disebabkan oleh interaksi antara proses penuaan, genetik, dan lingkungan. AMD dibagi menjadi dry AMD dan wet AMD, dan didiagnosis berdasarkan pemeriksaan mata serta imaging. Terapi untuk AMD meliputi gaya hidup sehat, obat anti-VEGF, laser photodynamic therapy, transplantasi sel RPE, serta terapi gen dan stem cell.
Retinopati diabetik adalah komplikasi penyakit diabetes yang dapat menyebabkan kebutaan. Penyakit ini disebabkan oleh kerusakan pembuluh darah halus di retina akibat hiperglikemia kronis. Gejalanya berupa mikroaneurisma, perdarahan, dan edema retina. Diagnosa didukung dengan pemeriksaan oftalmoskopi dan angiografi fluorescein. Pengobatannya meliputi kontrol gula darah, laser fotokoagulasi untuk mencegah perdarahan, serta bed
Retinopati diabetikum adalah disfungsi progresif kapiler retina akibat hiperglikemia kronis yang dapat menyebabkan perdarahan retina, eksudat, dan neovaskularisasi. Diagnosis didasarkan pada anamnesis, pemeriksaan fisik termasuk funduskopi, dan komplikasinya dapat berupa perdarahan vitreus, edema makula, atau ablasio retina. Penatalaksanaannya meliputi kontrol gula darah, skrining mata rutin, dan tindakan laser f
Retinopati diabetik adalah gangguan pada mata yang terjadi pada penderita diabetes yang disebabkan oleh kadar gula darah yang tinggi. Bila tidak ditangani, retinopati diabetik dapat menyebabkan kebutaan. Diagnosis dilakukan dengan oftalmoskop, fluorescein angiography, dan optical coherence tomography untuk melihat kerusakan pada retina. Pengobatan yang diberikan antara lain vitrektomi, injeksi intraokuler, dan fotokoagulasi.
Diabetic retinopathy disebabkan oleh hiperglikemia kronis yang menyebabkan perubahan biokimia dan fisiologis pada retina. Ini dapat menyebabkan kerusakan endotelial dan perubahan kapiler retina yang dapat menyebabkan edema makula dan kehilangan fungsi penglihatan. Diabetic retinopathy dibedakan menjadi tahap awal non-proliferatif dan tahap lanjutan proliferatif yang ditandai dengan neovaskularisasi. Pengobatan laser, anti-
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang penyakit retinoblastoma pada anak, termasuk definisi, etiologi, manifestasi klinis, patofisiologi, klasifikasi stadium, dan penatalaksanaan retinoblastoma.
2. Asuhan keperawatan yang tepat untuk pasien retinoblastoma juga dibahas, seperti observasi gejala, manajemen komplikasi, dan edukasi kepada pasien dan keluarga.
3. Tu
Retinoblastoma adalah kanker mata pada anak yang dapat menyebabkan kebutaan dan kematian. Dokumen ini membahas tentang definisi, etiologi, manifestasi klinis, patofisiologi, klasifikasi stadium, dan penatalaksanaan retinoblastoma termasuk pembedahan, radioterapi, kryoterapi, dan kemoterapi. Tujuannya adalah memberikan pemahaman mengenai penyakit dan asuhan keperawatan yang tepat bagi pasien retinoblastoma.
Cerebral Venous Sinus Thrombosis in the covid-19 pandemic.pptxPutriNoviyanti9
CVST adalah trombosis sinus vena serebral yang merupakan komplikasi neuro-oftalmologis COVID-19. Gejalanya bervariasi namun seringkali meliputi sakit kepala dan penurunan penglihatan. Diagnosanya didukung hasil MRI dan MRA. Risikonya dipengaruhi oleh infeksi dan faktor trombogenik seperti yang ditimbulkan COVID-19. Penanganannya meliputi stabilisasi, antikoagulasi, dan tindakan bedah jika diperluk
Makalah ini membahas konsep medis dan keperawatan retinoblastoma, tumor ganas pada retina yang umumnya diderita anak-anak. Secara medis dijelaskan definisi, etiologi, manifestasi klinis, patofisiologi, pemeriksaan, komplikasi, dan penatalaksanaan retinoblastoma. Sedangkan secara keperawatan dijelaskan pengkajian keperawatan, diagnosa, intervensi, dan evaluasi untuk perawatan anak dengan retinoblastoma."
Katarak adalah kekeruhan pada lensa mata yang dapat menyebabkan gangguan penglihatan hingga kebutaan. Katarak dapat dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan penyebabnya seperti kongenital, senile, juvenil, dan komplikata. Pengobatan utama katarak adalah melalui operasi bedah untuk mengeluarkan lensa keruh dan menggantikannya dengan lensa buatan.
Dokumen tersebut membahas tentang glaukoma, penyakit saraf optik yang menyebabkan kerusakan fungsi dan anatomi mata. Glaukoma dapat disebabkan oleh peningkatan tekanan bola mata dan berpotensi membutakan secara permanen. Untuk mendiagnosa glaukoma diperlukan alat seperti tonometer, oftalmoskop, dan perimeter serta bantuan dokter mata. Faktor resiko glaukoma antara lain tekanan bola mata tinggi
Age-related macular degeneration (AMD) adalah gangguan degeneratif pada makula yang disebabkan oleh interaksi antara proses penuaan, genetik, dan lingkungan. AMD dibagi menjadi dry AMD dan wet AMD, dan didiagnosis berdasarkan pemeriksaan mata serta imaging. Terapi untuk AMD meliputi gaya hidup sehat, obat anti-VEGF, laser photodynamic therapy, transplantasi sel RPE, serta terapi gen dan stem cell.
Similar to Sucitri Edy B1E120012 Retinopati Diabetik.pptx (20)
2. Retinopati diabetik adalah
merupakan salah satu
komplikasi dari Diabetes
Mellitus (DM) pada mata yang
paling sering menyebabkan
kebutaan.
Prevalensi penderita DM
mencapai angka 2,8% atau 171
juta penderita di seluruh dunia
pada tahun 2000.
3. Indonesia menempati urutan
4 di dunia setelah India, Cina
dan Amerika Serikat sebagai
negara dengan penderita DM
sebanyak 8,4 juta pada tahun
2000 dan diperkirakan akan
meningkat menjadi 21,3 juta
penderita pada tahun 2030.
Retinopati Diabetik (RD) merupakan penyebab kebutaan utama pada pasien berusia 20-64 tahun
di seluruh dunia. World Health Organisation (WHO) menyatakan bahwa RD adalah penyebab
kebutaan pada 4,8% dari seluruh 39 Juta penderita kebutaan di dunia, sedangkan di Indonesia,
RD merupakan komplikasi kedua terbanyak setelah nefropati.
4. Semakin lama seseorang menderita DM maka
akan semakin besar kemungkinan untuk
menderita komplikasi. Komplikasi yang paling
banyak ditemukan pada penderita DM adalah
Retinopati Diabetik (RD) yakni sebesar 75%
pada pasien yang telah menderita DM selama
20 tahun.
Prevalensi Retinopati Diabetik (RD) di dunia
secara umum adalah 34.6%, sedangkan di
Indonesia prevalensi RD secara umum adalah
43,1% dengan angka sight treathening RD
sebesar 26,1%.
5. • Disfungsi progresif dari pembuluh darah
retina akibat hiperglisemia kronis.
• Komplikasi dari diabetes tipe 1 maupun
tipe 2.
• Pada awalnya RD bisa asimtomatik
namun jika tidak ditangani akan
menyebabkan penglihatan buruk dan
kebutaan.
6. 1. Lama waktu menderita diabetes
2. Kontrol penyakit diabetes yang kurang baik
3. Hipertensi
4. Nefropati
5. Obesitas dan hiperlipidemia
6. Merokok
7. Kehamilan
FAKTOR RISIKO RETINOPATI DIABETIK
7. Retinopati Diabetik dapat diklasifikasikan menjadi 3 yaitu :
KLASIFIKASI
NPDR (Non Proliferatif Diabetic Retinopathy)
Karekterisktik pada jenis ini adalah dijumpainya mikroaneurisma multiple yang
dibentuk oleh kapiler-kapiler yang membentuk kantung-kantung kecil menonjol
seperti titik-titik, vena retina mengalami dilatasi dan berkelok-kelok, bercak pendarahan
intraretinal. Pendarahan dapat terjadi pada semua lapisan retina dan berbentuk
nyala api karena lokasinya didalam lapisan serat saraf yang berorientasi horizontal.
Sedangkan pendarahan bentuk titik-titik atau bercak terletak dilapisan retina yang
lebih dalam tempat sel-sel akson berorientasi vertikal.
Karakteristik NPDR termasuk, microaneurisma, area kapiler nonperfusi, nerve fibre
layer infark, intraretinal microvascular abnormality (IRMA), perdarahan dot dan blot
intraretina, edema retina, hard exudate, arterior abnormalitas, dilatasi dan beading
vena retina.
8. KLASIFIKASI
NPDR sendiri dibagi menjadi tahapan-tahapan sebagai berikut menurut
gambaran klinisnya:
a. Ringan : terdapat satu atau lebih mikroaneurisma
b. Sedang : terdapat mikroaneurisma, perdarahan dot blot, eksudat
keras, cotton wool spots (CWS), beading vena, penyempitan lumen
arteri, serta adanya Intraretinal Microvascular Abnormalities (IRMA).
c. Berat : disebut juga retinopati diabetika proliferatif. Dapat ditemukan
kelainan yang terdapat pada NPDR sedang ditambah dengan adanya
satu dari tiga keadaan berikut (aturan 4:2:1 pada ETDRS): ƒ
perdarahan
dot blot di empat kuadran retina ƒ
venous beading di dua kuadran ƒ
IRMA di satu kuadran retina.
d. Sangat Berat : terdapat dua dari tiga karakteristik di atas. NPDR tipe
ini memiliki kemungkinan 45% berkembang menjadi retinopati
diabetika proliferatif dalam satu tahun
9. KLASIFIKASI
PDR (Proliferatif Diabetic Retinopathy)
Tahap lanjut dari retinopati diabetik ini terjadi akibat pembentukan
neovaskularisasi yang disebabkan iskemia retina pada penyakit diabetes.
Berdasarkan tingkat proliferasi fibrovaskular, PDR dapat dibagi menjadi
beberapa tingkatan. Lokasi tumbuhnya pembuluh darah baru dapat
terjadi pada diskus (Neuro Vascular Discus/NVD) atau di tempat lain
(Neuro Vascular Elsewhere/NVE) :
a. PDR Awal : Pembuluh darah baru terdapat pada diskus atau dalam
jarak 1DD (disc diameter) atau neovaskularisasi di tempat lain.
b. PDR Risiko Tinggi: terdapat NVD > ¼ DD, atau NVD < ¼ DD dengan
perdarahan vitreous, atau NVE > ½ DD dengan perdarahan vitreous.
c. PDR Advanced: Kriteria pada PDR risiko tinggi ditambah dengan
adanya ablasio retina traksional yang melibatkan makula, dengan atau
tanpa perdarahan vitreous.
10. KLASIFIKASI
Edema Makula Diabetic (EDM)
Edema retina yang mengenai area foveola dapat menyebabkan gangguan tajam
penglihatan. EDM dapat dinilai menggunakan slit-lamp dan optical coherence
tomography (OCT).
International Council of Ophtamology mengklasifikasikan EMD dalam 3 (tiga) kategori
dan penentuan tingkat keparahan EMD berdasarkan kategori tersebut akan menentukan
kebutuhan penanganan dan rekomendasi penanganan tingkat lanjut.
Edema Makula Diabetic (EMD)
Temuan yang dapat diamati pada Dilated Ophthalmoscopy
Tidak ada EMD Tidak terdapat penebalan retina atau eksudat keras pada makula
Noncentral-involved EMD Penebalan retina pada makula yang tidak meliputi zona central
subfield dengan diameter 1 mm
Central-involved EMD Penebalan retina pada makula yang meliputi zona central subfield
dengan diameter 1 mm
11. Pada fase awal retinopati diabetik biasanya tidak ada keluhan. Pada
lanjutannya, keluhan dapat berupa :
a. Floater (terdapat bintik-bintik dan benang yang melayang pada
penglihatan)
b. Penglihatan buram
c. Penglihatan berfluktuasi
d. Terdapat area yang gelap atau kosong pada penglihatan
e. Penglihatan buruk pada malam hari
f. Penglihatan warna yang buruk
g. Kehilangan penglihatan
h. Retinopati diabetik biasanya mempengaruhi kedua penglihatan
12. Pemeriksaan awal harus meliputi :
1. Tajam penglihatan (kartu Snellen, kartu log MAR (logarithm of the
Minimum Angle of Resolution)
2. Slit lamp biomicroscopy Dengan alat ini dapat dinilai kondisi segmen
anterior dari bola mata. Sering kali pada penderita DM dapat
ditemukan adanya katarak atau neovaskularisasi iris.
3. Tekanan Intraokular (TIO) Kemungkinan terjadinya glaukoma pada
penderita DM, perlu dideteksi sejak awal.
4. Gonioskopi (atas indikasi)
5. Funduskopi pupil lebar : Evaluasi polus posterior, Retina perifer dan
vitreus, Adanya edema makula, NVD dan/atau NVE, Tanda-tanda
NPDR berat (perdarahan retina luas atau mikroaneurisma, venous
beading, dan IRMA), Perdarahan vitreus atau praretina
13. a. Perdarahan Vitreous
b. Tractional retinal detachment
c. Rubeosis Iridis
d. Glaukoma
e. Kebutaan
a. Dengan pengobatan dini yang lebih tepat/sesuai
b. Dibutuhkan deteksi lebih dini dari RD, karena RD biasanya timbul tanpa
gejala
c. Dengan pemeriksaan fundus secara rutin pada penderita diabetes
(pemeriksaan dengan efektifitas biaya)
d. Kondisi yang sesuai jika dibutuhkan merujuk ke dokter spesialis mata
14. Screening protokol untuk Retinopati Diabetik
meliputi
1. Pemeriksaan sekali dalam setahun untuk
diabetes dengan fundus normal dan NPDR
Ringan
2. Pemeriksaan enam bulan sekali untuk NPDR
Sedang
15. Sebagaimana yang direkomendasikan oleh ETDRS (Early Treatment Diabetic Retinopathy
Study), NPDR Ringan Sedang tidak membutuhkan terapi khusus akan tetapi perlu dilakukan
kontrol faktor-faktor risiko sistemik pada pasien dengan diabetik makulopati dengan
mengontrol tekanan darah dan kontrol glikemik yang optimal.
Pada NPDR berat perlu pemantauan per 6 bulan untuk mendeteksi tanda-tanda
progresivitas menjadi proliferatif (PDR). Pada Edema Makula Diabetik tanpa manifestasi
klinis yang signifikan dilakukan observasi tanpa tindakan laser. Untuk CSME (Clinically
Significant Makular Edema) membutuhkan tindakan laser fokal atau difus, injeksi intravitreal
triamcinolone atau injeksi intravitreal anti-VEGF (Vascular Endothelial Growth Factor).
PRD diberi tindakan laser cito Panretinal photocoagulation (PRP) untuk regresi pembuluh
darah baru sehingga menurunkan angka kebutaan. Vitrektomi dilakukan pada perdarahan
vitreus dan traksi vitreoretina. Intravitreal anti-VEGF preoperatif dapat menurunkan kejadian
perdarahan berulang dan memperbaiki tajam penglihatan post operasi.
16. Gejala Visual
* Ketajaman visual berkurang
* Melihat floaters
* Mata Sakit
Temuan Fundus
* Edema makula / eksudat keras mendekati fovea
* Proliferasi DR
* Perdarahan vitreous
* NPDR sedang hingga berat dan sangat berat
* Ablasio retina
* Katarak mengaburkan pandangan fundus
Faktor Risiko
* Kehamilan
* Nefropati