Al-Qur'an merupakan sumber utama ajaran Islam yang berisi wahyu Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Hadis melengkapi Al-Qur'an dengan menjelaskan, menguraikan, dan menetapkan hukum yang belum dijelaskan dalam Al-Qur'an. Ijtihad digunakan untuk menetapkan hukum baru berdasarkan prinsip-prinsip Al-Qur'an dan Hadis ketika masalah baru tidak tercakup oleh sum
2. Kompetensi Dasar
Al-Qur’an Sumber Utama Ajaran Islam
MATERI
A.Pengertian Alquran Secara Sederhana
Beda Alquran Dengan Kitab Lain
Aquran Sebagai Mukzizat
Kemuqzizatan Kemurnian Sebagai Wahyu
Kandungan Dan Pokok” Al Quran
B.Sunah Atau Hadist
Pengertian <Digambarkan >
Kedudukan Terhadap Alquran Atau Fungsi
Beda Pokok Alquran Dengan Hadis
C. Ihtijad
Pengertian
kedudukan
Peranan
Kebutuhan
.
3.
4. A.Pengertian Alquran Secara Sederhana
Secara etimologi Alquran berasal dari kata qara’a, yaqra’u, qiraa’atan,
atau qur’anan yang berarti mengumpulkan (al-jam’u) dan menghimpun (aldlammu). Sedangkan secara terminologi (syariat), Alquran adalah Kalam Allah
ta’ala yang diturunkan kepada Rasul dan penutup para Nabi-Nya, Muhammad
shallallaahu ‘alaihi wasallam, diawali dengan surat al-Fatihah dan diakhiri dengan
surat an-Naas
• Kesimpulan pengertian alquran secara sederhana
• Pengertian Al-Qur’an
Al-Qur’an merupakan kitab suci umat Islam yang berisi firman-firman
Allah ta’âla yang diwahyukan dalam bahasa Arab kepada rasul dan nabi
terakhir yaitu Nabi Muhammad SAW yang membacanya adalah ibadah
5. Beda Alquran Dengan Kitab Lain
Alquran
Sumbernya dari allah swt
Masuk akal, tidak hanya atas dasar pemikiran
manusia dan tidak dibuat oleh manusia.
Tidak dapat dipalsukan
Kitab Lain
Sumbernya berdasarkan atas pemikiran
manusia
Tidak ada landasan yang kuat tentang
kebenaranya tersebut
Dapat dipalsukan
6. Al qur’an Sebagai Mukzizat
Mukjizat memiliki arti melemahkan,
mengalahkan, atau membuat tidak kuasa. AlQur’an sebagai mukjizat berarti ia dapat
mengalahkan atai melemahkan sehingga tida
ada seorangpun yang kuasa melawannya.
Mukjizat tersebut dapat berupa keindahan
susunan bahasanya dan dari kedalaman
isinya.
7. Kemukzizatan Kemurnian Sebagai Wahyu
Al-Qur’an adalah wahyu harfiah dari
Allah yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad SAW dengan bahasa Arab dan
membacanya adalah ibadah. Sebagai
Kalamullah, Al-Qur’an dalam bentuk aslinya
berada dalam indu Al-Kitab (Lauh Mahfuzh)
dalam lindungan Tuhan. Lalu diturunkan
kepada Nabi dalam bahasa kaumnya (bahasa
Arab).
8. Kandungan Dan Pokok” Al Quran
Pokok-pokok kandungan dalam Alquran antara lain:
1. Pokok-pokok keimanan (tauhid) kepada Allah, keimanan kepada
malaikat, rasul-rasul, kitab-kitab, hari akhir, qodli-qodor, dan sebagainya.
2. Prinsip-prinsip syari’ah sebagai dasar pijakan manusia dalam hidup agar
tidak salah jalan dan tetap dalam koridor yang benar bagaiman amenjalin
hubungan kepada Allah (hablun minallah, ibadah) dan (hablun minannas,
mu’amalah).
3. Janji atau kabar gembira kepada yang berbuat baik (basyir) dan ancaman
siksa bagi yang berbuat dosa (nadzir).
4. Kisah-kisa sejarah, seperti kisah para nabi, para kaum masyarakat
terdahulu, baik yang berbuat benar maupun yang durhaka kepada Tuhan.
5. Dasar-dasar dan isyarat-isyarat ilmu pengetahuan: astronomi, fisika,
kimia, ilmu hukum, ilmu bumi, ekonomi, pertanian, kesehatan, teknologi,
sastra, budaya, sosiologi, psikologi, dan sebagainya.
9.
10. Pengertian <Digambarkan >
• Pengertian Hadis
Hadis adalah segala berita yang
bersumber dari Nabi Muhammad SAW
berupa ucapan, perbuatan, dan
persetujuan (takrir) serta penjelasan sifatsifat beliau
11. Kedudukan Hadist Terhadap Alquran Atau
Fungsi Hadist
• Kedudukan Hadis
Al-Hadits merupakan
sumber ajaran agama islam
setelah Al-Qur’an. Al-Qur’an sebagai sumber ajaran utama
agama islam masih bersifat umum atau global sehingga
membutuhkan penjelasan-penjelasan.
Fungsi hadis
1.
Mempertegas dan memperkuat hukum-hukum yang telah
disebutkan dalam Al-Qur’an
2.Menjelaskan, menafsirkan, dan merinci ayat-ayat Al-Qur’an yang
masih umum dan samar
3.Mewujudkan suatu hukum atau ajaran yang tidak tercantum dalam AlQur’an yang prinsipnya tidak bertentangan dengan Al-Qur’an
12. Empat makna fungsi penjelasan
(bayan) hadits terhadap al-qur'an
a. Posisi hadits memperkuat keterangan Al-Qur'an (ta'kid).
b. Sebagai penjelas (bayan) terhadap Al-Qur'an. Penjelasan
yang diberikan ada tiga macam yaitu sebagai berikut.
- memberi penjelasan secara terperinci (tafsil al-mujmal)
- mengkhususkan ayat-ayat Al-Qur'an yang umum
(takhshish al-amm)
- membatasi kemutlakan ayat Al-Qur'an (taqyid almuthlaq)
c. Hadits mencabang dari pokok dalam Al-Qur'an (tafri' 'ala
al-ashl)
d. Menciptakan hukum syari'at yang belum dijelaskan
dalam Al-Qur'an (bayan tasyri')
13. Beda Pokok Alquran Dengan Hadist
Alquran itu merupakan firman dan wahyu
ALLAH yang bersifat mutlak dan umum
sehingga butuh penjelasan yang lebih terperinci
tentang itu.
Sedangkan Hadist hanya sebagai penjelas
dari makna dan isi alquran tersebut serta ada
perantara ALLAH yaitu Nabi dan rasulnya yang
memberikan panutan isi alquran adanya hadist
itu sehingga manusia harus patuh baik
perkataan, perbuatan maupun taqrir dari Nabi
dan Rasul itu .
14. Macam-macam Hadist
Dua Segi Hadist :
1. Dari segi Kuantitas (jumlah
periwayatnya)
2. Dari segi kualitas (diterima dan
ditolaknya)
15. Dari segi kualitas atau dari segi jumlah
periwayatnya, hadits :
1.
Hadits Mutawatir
diriwayatkan oleh sejumlah orang (minimal 8 orang) pada setiap
tingkatan/angkatan (sandaran periwayatan) yang menurut kebiasaan
mustahil mereka sepakat untuk berdusta
1.
Hadits Ahad
diriwayatkan oleh seorang atau lebih tetapi tidak mencapai jumlah
mutawatir. Hadits Ahad ini terbagi kepada beberapa jenis, diantaranya
masyhur (terkenal, periwayatan 3-7 orang orang pertingkatan sanad),
Aziz (Baik, periwayatan 2 orang), dan Gharib (periwayatan seorang)
16. Bila ditinjau dari kualitas periwayatannya, maka
hadits dibagi menjadi tiga yaitu:
Hadits Shahih
hadits yang diriwayatkan dari periwayat yang adil, baik
akhlaknya dan jauh dari sifat fasik, sempurna ingatannya,
sanadnya bersambung, isinya tidak berbelit-belit, dan tidak
janggal serta periwayatannya tidak ditolakoleh para ahli
hadits.
Hadits Hasan
hadits yang memenuhi syarat Hadits shahih, tetapi
orang yang meriwayatkannya kurang kuat ingatannya.
Hadits Dha’if
hadits yang tidak lengkap syaratnya atau tidak memiliki
syarat yang terdapatdalam hadits Shahih dan Hadits Hasan.
17.
18. Pengertian ihtijad
Ijtihad berasal dari kata ijtihada yang berarti
mencurahkan tenaga dan pikiran atau bekerja semaksimal
mungkin.
Sedangkan ijtihad sendiri berarti mencurahkan segala
kemampuan berfikir untuk mengeluarkan hukum syar’i dari
dalil-dalil syara, yaitu Alquran dan hadist.
Hasil dari ijtihad merupakan sumber hukum ketiga
setelah Alquran dan hadist. Ijtihad dapat dilakukan apabila
ada suatu masalah yang hukumnya tidak terdapat di dalam
Alquran maupun hadist, maka dapat dilakukan ijtihad
dengan menggunakan akal pikiran dengan tetap mengacu
pada Alquran dan hadist.
20. Peranan ihtijad
Dapat dilakukan apabila ada suatu masalah
yang hukumnya tidak terdapat di dalam
alquran maupun hadist, maka dapat
dilakukan ijtihad dengan menggunakan akal
pikiran dengan tetap mengacu pada alquran
dan hadist.
21. Kebutuhan
ihtijad
Islam menghargai ijtihad, meskipun hasilnya salah,
selama ijtihad itu dilakukan sesuai dengan persyaratan
yang telah ditentukan. Dalam hubungan ini Rasulullah SAW
bersabda:
)
(
Artinya: “Apabila seorang hakim dalam memutuskan
perkara melakukan ijtihad dan ternyata hasil ijtihadnya
benar, maka ia memperoleh dua pahala dan apabila
seorang hakim dalam memutuskan perkara ia melakukan
ijtihad dan ternyata hasil ijtihadnya salah, maka ia
memperoleh satu pahala.” (HR Bukhari dan Muslim
22. Macam-macam ihtijad
Ijma’, yaitu menurut bahasa artinya sepakat,
setuju, atau sependapat. Sedangkan menurut
istilah adalah kebulatan pendapat ahli Ijtihad
umat Nabi Muhammad SAW sesudah beliau
wafat pada suatu masa, tentang hukum suatu
perkara dengan cara musyawarah. Hasil dari
Ijma’ adalah fatwa, yaitu keputusan bersama
para ulama dan ahli agama yang berwenang
untuk
diikuti
seluruh
umat.
23. Qiyas
yaitu berarti mengukur sesuatu dengan yang lain dan menyamakannya. Dengan kata lain
Qiyas dapat diartikan pula sebagai suatu upaya untuk membandingkan suatu perkara
dengan perkara lain yang mempunyai pokok masalah atau sebab akibat yang sama
Istihsan,
yaitu suatu proses perpindahan dari suatu Qiyas kepada Qiyas lainnya yang lebih kuat atau
mengganti argumen dengan fakta yang dapat diterima untuk mencegah kemudharatan
atau dapat diartikan pula menetapkan hukum suatu perkara yang menurut logika dapat
dibenarkan.
Mushalat Murshalah,
yaitu menurut bahasa berarti kesejahteraan umum. Adapun menurut istilah adalah
perkara-perkara yang perlu dilakukan demi kemaslahatan manusia.
Sududz Dzariah,
yaitu menurut bahasa berarti menutup jalan, sedangkan menurut istilah adalah tindakan
memutuskan suatu yang mubah menjadi makruh atau haram demi kepentingan umat.
Istishab,
yaitu melanjutkan berlakunya hukum yang telah ada dan telah ditetapkan di masa lalu
hingga ada dalil yang mengubah kedudukan hukum tersebut.
Urf,
yaitu berupa perbuatan yang dilakukan terus-menerus (adat), baik berupa perkataan
maupun perbuatan.