Makalah ini membahas tentang keuntungan menabung tabungan haji di bank syariah dengan sistem wadiah. Bank syariah menerapkan prinsip syariah tanpa bunga dan melakukan pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil, jual beli, sewa, dan pinjam meminjam. Tabungan haji di bank syariah memudahkan masyarakat untuk menyimpan dan menabung dana haji dengan cara yang halal dan terjamin.
Akuntansi syariah produk haji bank syariah (muamalat)
1. Nyamannya menabung haji di
bank syariah (Muamalat)
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas pada mata kuliah
Akuntansi Syariah
Disusun oleh:
Euis Risdiana (555210
)
Herna Ferari (5552102787)
Ina Rosalina (5552102895)
Nina Agustini (5552101780)
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI
2013
1
2. BAB I
PENDAHULUAN
1.1.1 Latar belakang masalah
Penerapan nilai-nilai Islam adalah wajib dalam aspek keseluruhan di kehidupan manusia,
meskipun dalam kehidupan sosial, politik, dan ekonomi. Tapi, sayangnya fenomena saat ini
menunjukkan bahwa nilai-nilai Islam secara keseluruhan belum diimplementasikan dalam berbagai
aspek kehidupan. Salah satu contohnya adalah dalam aspek ekonomi yaitu tabungan haji di bankbank konvensional. Haji adalah salah satu cara untuk beribadah kepada Allah SWT, sehingga kita
harus memperhatikan dan mengamati secara rinci sistem tabungan yang kita gunakan. Sistem bunga
yang diterapkan bank konvensional merupakan sesuatu yang tidak pasti karena menyerupai riba dan
larangan riba muncul secara eksplisit dalam Al Quran yang merupakan sumber mutlak bagi seluruh
umat Islam.
Pertumbuhan perbankan syariah di Indonesia yang semakin pesat tidak hanya menyebabkan
volume pasar yang semakin membesar, tetapi juga persaingan yang lebih ketat. Selama tahun 2010
telah berdiri 5 bank umum syariah baru sehingga jumlah bank umum syariah menjadi 11 bank, dan
unit usaha syariah sejumlah 23 bank. Potensi perkembangan industri perbankan syariah masih sangat
besar. Hingga akhir Desember 2010, aset perbankan syariah telah menembus Rp 100,3 triliun dengan
jumlah kantor 1.763 outlet dan lebih dari 20 ribu karyawan yang berkerja pada industri ini.
Menarik, melihat pertumbuhan bank syariah yang cukup pesat di indonesia kami selaku penulis
ingin lebih memahami mengapa bank syariah begitu mudah masuk ke pangsa bisnis yang didomisili
oleh bisnis bank konvensional. Adakah keterkaitan perintah Allah swt dalam Al-qur‟an menguatkan
terjadinya hal ini “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat
ganda dan bertaqwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keuntungan.”(Ali imran:130).
1.1.2 Rumusan masalah
Mengacu pada potongan ayat al-qur‟an diatas bahawasanya orang yang menjauhi riba dengan
berlipat ganda akan mendapatkan keuntungan. Lalu keuntungan seperti apakah yang akan kita
dapatkan jika kita menabung haji di bank syariah? Seperti apakah system ekonomi syariah wadiah
itu? Bagaimana pengaplikasian system wadiah di bank muamalat? Pelayanan seperti apa yang akan
didapat customer pemilik tabungan haji di bank muamalat? Adakah jaminan yg cukup baik bagi
customer dalam hal penyimpanan tabungan haji hingga pelaksanaan ibadah haji dan sampai kembali
ke tanah air?
2
3. 1.1.3 Tujuan dan kegunaan
Tujuan dari Pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Akuntansi Syariah, Adapun kegunaan dari makalah ini yaitu sebagai pendekatan belajar sambil
berlatih untuk mengetahui lebih dalam tentang perbankan syariahn dan memahi tentang produk
tabungan haji pada khususnya.
1.1.4 Kerangka teori
a. Kegunaan teoritis
Diharapkan dengan penyampaian tentang ibadah haji yang kami sampaikan dapat berguna
dan bermanfaat untuk masyarakat sehingga menambah wawasan ,bahwa haji dapat dilakukan
oleh siapa saja yang sudah mempunyai niat karena tabungan haji ini meringankan biaya dari
pembayaran haji yang dianggap oleh sebagian besar masyarakat terlalu besar dan tidak
mungkin untuk membayarnya,dengan adanya informasi tabungan yang tidak memberatkan
untuk cicilan setiap bulannya tidak akan dirasa berat oleh muslimin muslimat untuk
berangkat haji.
b. Kegunaan praktis
Diharapkan dengan adanya miniriset ini semakin meningkatkan keyakinan kami secara
khusus dan masyarakat pembaca secara umum mengenai betapa mengungtungkannya
menabung tabungan haji di bank syariah dengan system wadiah. Selain dalam rangka ikhtiar
untuk dapat menjalaknan perintah Allah swt kita juga dapat memperoleh tambahan manfat
dan pahala dengan menjauhi praktik riba dalam cakupan ikhtiar untuk mencapaai baitullah.
3
4. BAB II
LANDASAN TEORI
2.1.1 Perbankan Syariah
Perbankan Syariah atau perbankan Islam ( al-Mashrafiyah al-Islamiyah ) adalah suatu sistem
perbankan yang pelaksaannya berdasarkan hukum Islam ( syariah ) . Pembentukan sistem ini
berdasarkan adanya larangan dari agama Islam untuk meminjamkan atau memungut pinjaman
dengan mengenakan bunga pinjaman ( riba ) , serta larangan untuk berinvestasi pada usaha-usaha
berkategori terlarang ( haram ). Sistem perbankan konvensional tidak dapat meminjamkan absenya
hal-hal tersebut dalam investasinya, misalnya dalam usaha yang berkaitan dengan produksi makanan
atau minuman haram, usaha media atau hiburan yang tidak islami, dan lain-lain. Meskipun prinsipprinsip tersebut mungkin saja telah diterapkan dalam sejarah perekonomian islam, namun baru pada
akhirnya abad ke – 20 mulai berdiri bank –bank islam yang menerapkan bagi lembaga-lembaga
konvensional sewa atau semi sewa dalam komunikasi muslim di dunia.
2.1.2 Pengertian Bank Syariah
Bank Syariah adalah bank umum yang sebagaimana dimaksud dalam UU No. 7 tahun 1992
tentang perbankan yang saat ini telah diubah dengan UU No. 10 Tahun 1998 yang melakukan
kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah, termasuk unit usaha syariah dan kantor cabang bank
asing yang melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah (Riyadi, 2005).
Sedangkan yang dimaksud dengan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah menurut pasal 1 angka
13 Undang-undang No 10 Tahun 1998 adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum islam antara
bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana dan atau pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan
lainya yang dinyatakan sesuai dengan syariah, antara lain :
a.Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah)
b.Pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal (musharakah)
c.Prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan (murabahah)
d.Pembiayaan barang modal berdasarkan sewa murni tanpa pilihan (ijarah)
e.Pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa.
2.1.3 Bentuk Hukum, Permodalan dan Kepemilikan Bank Syariah
Berdasarkan UU Perbankan, bentuk hukum Bank Syariah dapat berupa Perseroan Terbatas, Koperasi
dan Perusahaan Daerah. Modal disetor untuk medirikan Bank Syariah ditetapkan sekurangkurangnya Rp3.000.000.000.000,00 (tiga trilliun rupiah). Pendirian Bank Syariah hanya dapat
dilakukan oleh warga Negara Indonesia dan atau badan hukum Indonesia serta warga Negara
Indonesia dan atau badan hukum Indonesia dengan warga Negara asing dan atau badan hukum asing
4
5. secara kemitraan. Sedangkan kepemilikan yang berasal dari warga Negara asing dan atau badan
hukum asing setinggi-tingginya sebesar 99persen dari modal disetor Bank. Sementara kepemilikan
bank oleh badan hukum Indonesia setinggi-tingginya adalah sebesar modal bersih sendiri dari badan
hukum yang bersangkutan. Dana yang digunakan dalam rangka kepemilikan bank dilarang
bersumber dari :
a. Pinjaman atau fasilitas pembiayaan dalam bentuk apapun dari bank dan/atau pihak lain.
b. Sumber yang diharamkan menurut prinsip syariah, termasuk dari dan untuk tujuan pencucian uang
(money laundring).
2.1.4 Kegiatan Usaha Bank Syariah
Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor 62/24/PBI/2004 tanggal 14 Oktober 2004
tentang Bank Umum yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah, kegiatan usaha
bank syariah dapat dibedakan sebagai berikut :
a. Pengimpunan dana (funding) Penghimpunan dana adalah kegiatan penarikan dana atau
penghimpunan dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan investasi berdasarkan prinsip syariah.
Berkaitan dengan kegiatan penghimpunan dana, dalam prinsip syariah dibedakan antara simpanan
yang tidak memberikan imbalan dan simpanan yang mendapatkan imbalan. Dana simpanan atau
tabungan yang tidak memberikan imbalan bagi nasabah dimaksudkan semata-mata hanya se
bagai cara untuk menyimpan atau menitipkan uang. Sementara simpanan untuk tujuan investasi akan
mendapatkan imbalan dari bank.
b. Penyaluran dana atau pembiayaan (financing) Kegiatan penyaluran dana atau pembiayaan
bank syariah harus tetap berpedoman pada prinsip kehati-hatian yang diatur oleh Bank
Indonesia. Oleh karena itu, Bank diwajibkan untuk meneliti secara seksama calon nasabah penerima
dana berdasarkan azas pembiayaan yang sehat. Ketentuan-ketentuan lain yang berkaitan dengan
penyaluran dana perbankan tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip syariah.
Bentuk penyaluran dana atau pembiayaan yang dilakukan Bank Syariah dalam melaksanakan
operasinya secara garis besar dapat dibedakan kedalam 4 kelompok sebagai berikut :
a. Prinsip jual beli (ba‟i)
b. Prinsip bagi hasil
c. Prinsip sewa menyewa (ijarah)
d.Prinsip pinjam meminjam berdasarkan akad qardh.
2.1.5 Pembiayaan jasa-jasa pelayanan perbankan (bank services)
Jasa-jasa yang diberikan perbankan syariah kepada nasabah berdasarkan akad dengan
mendapatkan imbalan atau fee antara lain :
5
6. a. Al Wakalah
terjadi apabila nasabah memberikan kuasa kepada bank untuk mewakili dirinya melakukan pekerjaan
atau jasa tertentu.
b.Al Hawalah
merupakan pengalihan hutang dari orang yang berhutang (debitur) kepada orang lain yang wajib
menanggungnya. Transaksi ini pada dasarnya merupakan pemindahan beban utang dari debitur
menjadi tanggungan pihak lain yang berkewajiban menanggung pembayaran hutang.
c.Al Kafah
adalah garansi atau jaminan yang diberikan oleh penanggung kepada pihak ketiga untuk
menanggung kewajiban pihak kedua (tertanggung) apabila tertangung tidak dapat memenuhi
kewajibanya.
d.Al Rahn
merupakan arta atau asset yang harus diserahkan oleh peminjam (debitur) sebagai jaminan atas
diterimanya dari bank. Tujuan pemberian fasilitas Al Rahn oleh bank adalah untuk membantu
nasabah dalam pembiayaan usahanya
2.1.6 Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional
Bank Syariah :
Islam memandang harta yang dimiliki oleh manusia adalah titipan/amanah Allah SWT
sehingga cara memperoleh, mengelola, dan memanfaatkannya harus sesuai ajaran Islam
Bank syariah mendorong nasabah untuk mengupayakan pengelolaan harta nasabah
(simpanan) sesuai ajaran Islam
Bank syariah menempatkan karakter/sikap baik nasabah maupun pengelola bank pada posisi
yang sangat penting dan menempatkan sikap akhlakul karimah sebagai sikap dasar hubungan
antara nasabah dan bank
Adanya kesamaan ikatan emosional yang kuat didasarkan prinsip keadilan, prinsip
kesederajatan dan prinsip ketentraman antara Pemegang Saham, Pengelola Bank dan
Nasabah atas jalannya usaha bank syariah
Prinsip bagi hasil:
o
Penentuan besarnya resiko bagi hasil dibuat pada waktu akad dengan berpedoman
pada kemungkinan untung dan rugi
o
Besarnya nisbah bagi hasil berdasarkan pada jumlah keuntungan yang diperoleh
o
Jumlah pembagian bagi hasil meningkat sesuai dengan peningkatan jumlah
pendapatan
o
Tidak ada yang meragukan keuntungan bagi hasil
6
7. o
Bagi hasil tergantung kepada keuntungan proyek yang dijalankan. Jika proyek itu
tidak mendapatkan keuntungan maka kerugian akan ditanggung bersama oleh kedua
belah pihak
Bank Konvensional :
Pada bank konvensional, kepentingan pemilik dana (deposan) adalah memperoleh imbalan
berupa bunga simpanan yang tinggi, sedang kepentingan pemegang saham adalah
diantaranya memperoleh spread yang optimal antara suku bunga simpanan dan suku bunga
pinjaman (mengoptimalkan interest difference). Dilain pihak kepentingan pemakai dana
(debitor) adalah memperoleh tingkat bunga yang rendah (biaya murah). Dengan demikian
terhadap ketiga kepentingan dari tiga pihak tersebut terjadi antagonisme yang sulit
diharmoniskan. Dalam hal ini bank konvensional berfungsi sebagai lembaga perantara saja
Tidak adanya ikatan emosional yang kuat antara Pemegang Saham, Pengelola Bank dan
Nasabah karena masing-masing pihak mempunyai keinginan yang bertolak belakang
Sistem bunga:
o
Penentuan suku bunga dibuat pada waktu akad dengan pedoman harus selalu untung
untuk pihak Bank
o
Besarnya prosentase berdasarkan pada jumlah uang (modal) yang dipinjamkan
Penentuan suku bunga dibuat pada waktu akad dengan pedoman harus selalu untung
untuk pihak Bank
o
Jumlah pembayaran bunga tidak mengikat meskipun jumlah keuntungan berlipat
ganda saat keadaan ekonomi sedang baik
o
Eksistensi bunga diragukan kehalalannya oleh semua agama termasuk agama Islam
o
Eksistensi bunga diragukan kehalalannya oleh semua agama termasuk agama Islam
o
Pembayaran bunga tetap seperti yang dijanjikan tanpa pertimbangan proyek yang
dijalankan oleh pihak nasabah untung atau rugi
2.1.7 Prinsip Bank Syariah
Pada dasarnya prinsip bank syariah menghendaki semua dana yang diperoleh dalam sistem
perbankan syariah dikelola dengan integritas tinggi dan sangat hati-hati.
1. Shiddiq, memastikan bahwa pengelolaan bank syariah dilakukan dengan moralitas yang
menjunjung tinggi nilai kejujuran. Dengan nilai ini pengelolaan diperkenankan (halal) serta
menjauhi cara-cara yang meragukan (subhat) terlebih lagi yang bersifat dilarang (haram).
2. Tabligh, secara berkesinambungan melakukan sosialisasi dan mengedukasi masyarakat
mengenai prinsip-prinsip, produk dan jasa perbankan syariah. Dalam melakukan sosialisasi
7
8. sebaiknya tidak hanya mengedepankan pemenuhan prinsip syariah semata, tetapi juga harus
mampu mengedukasi masyarakat mengenai manfaat bagi pengguna jasa perbankan syariah.
3. Amanah, menjaga dengan ketat prinsip kehati-hatian dan kejujuran dalam mengelola dana
yang diperoleh dari pemilik dana (shahibul maal) sehingga timbul rasa saling percaya antara
pemilik dana dan pihak pengelola dana Investasi (mudharib).
4. Fathanah, memastikan bahwa pegelolaan bank dilakukan secara profesional dan kompetitif
sehingga menghasilkan keuntungan maksimum dalam tingkat resiko yang ditetapkan oleh
bank. Termasuk di dalamnya adalah pelayanan yang penuh dengan kecermatn dan
kesantunan (ri‟ayah) serta penuh rasa tanggung jawab (mas‟uliyah)
2.1.8 Tujuan Bank Syariah
Bank syariah adalah bank yang aktivitasnya meninggalkan masalah riba. Dengan demikian,
penghindaran bunga yang dianggap riba merupakan salah satu tantangan yang dihadapi dunia Islam
dewasa ini. Suatu hal yang sangat menggembirakan bahwa belakangan ini para ekonom Muslim
telah mencurahkan perhatian besar, guna menemukan cara untuk menggantikan sistem bunga dalam
transaksi perbankan dan membangun model teori ekonomi yang bebas dan pengujiannya terhadap
pertumbuhan ekonomi, alokasi dan distribusi pendapatan. Oleh karena itu, maka mekanisme
perbankan bebas bunga yang biasa disebut dengan bank syariah didirikan. Tujuan perbankan syariah
didirikan dikarenakan pengambilan riba dalam transaksi keuangan maupun non keuangan (QS. AlBaqarah 2 : 275). Dalam sistem bunga, bank tidak akan tertarik dalam kemitraan usaha kecuali bila
ada jaminan kepastian pengembalian modal dan pendapatan bunga (Zaenul Arifin, 2002: 39-40).
2.9 Fungsi Bank Syariah
Intermediary agent (sama seperti bank konvensional)
Fund atau investment manager
Penyedia jasa perbankan pada umumnya (sama seperti bank konvensional) sepanjang
tidak melanggar syariah
Pengelola fungsi sosial (ZISWA)
Alat transmisi kebijakan moneter (sama seperti bank Konvensional)
2.10 Falsafah Operasional Bank Syariah
Setiap lembaga keuangan syariah mempunyai falsafah mencari keridhoan Allah untuk
memperoleh kebajikan dunia dan akhirat. Oleh karena itu, setiap kegiatan lembaga keuangan yang
dikhawatirkan menyimpang dari tuntunan agama, harus dihindari (ibid).
8
9. a) Menjauhkan diri dari unsur riba, caranya :
1. Menghindari penggunaan sistem yang menetapkan dimuka secara pasti keberhasilan usaha
(QS. Luqman, ayat :34)
2. Menghindari penggunaan sistem prosentasi untuk pembebanan biaya terhadap hutang atau
pemberian imbalan terhadap simpanan yang mengandung unsur melipat gandakan secara
otomatis hutang/simpanan tersebut hanya karena berjalannya waktu (QS. Ali-Imron, 130)
3. Menghindari penggunaan sistem perdagangan/penyewaan barang ribawi dengan imbalan
barang ribawi lainnya dengan memperoleh kelebihan baik kuantitas maupun kualitas (HR.
Muslim Bab Riba No. 1551 s/d 1567)
4. Menghindari penggunaan sistem yang menetapkan tambahan dimuka atas hutang yang bukan
atas prakarsa yang mempunyai hutang secara sukarela (HR. Muslim, Bab Riba No. 1569 s/d
1572).
b) Menerapkan sistem bagi hasil dan perdagangan. Dengan mengacu pada Qur‟an surat Al-Baqarah
ayat 275 dan An-Nisa ayat 29, maka setiap transaksi kelembagaan syariah harus dilandasi atas dasar
sistem bagi hasil dan perdagangan atau transaksinya didasari oleh adanya pertukaran antara uang dan
barang. Akibatnya pada kegiatan muamalah berlaku prinsip ada barang/jasa uang dengan barang,
sehingga akan mendorong produksi barang/jasa, mendorong kelancaran arus barang/jasa, dapat
dihindari adanya penyalahgunaan kredit, spekulasi, dan inflasi.
2.1.11 Manfaat Bank Syariah
Manfaat perbankan Syariah sendiri untuk mengurangi dampak negative yang timbul
dimasyarakat. Karena tujuan pencarian investor yang akan membuka usaha dengan modal dari
perbankan berbasis Syariah akan di seleksi sesuai kriteria. Karena tidak akan diperbolehkan
melakukan investasi yang hukumnya diharamkan dan membawa kemaksiatan. Dampak dari ini
semua tentu saja bukan hanya untuk kaum muslim saja, apabila dimisalkan semua bank di Indonesia
ini berbasis Syariah, maka tidak akan ada tempat-tempat perjudian, diskotik, dan hiburan-hiburan
lainnya atau bisnis-bisnis lain yang berbau kemaksiatan dan membawa dampak negatif bagi
masyarakatnya. Dan sangat jelas mendatangkan pahala bagi kaum muslim, karena telah menghindari
Riba yang biasa di praktekan oleh bank-bank konvensional.
2.1.12 Karakteristik Bank Syariah
Direktorat Perbankan Syariah BI menguraikan ada tujuh karakteristik utama yang menjadi
prinsip Sistem Perbankan Syariah di Indonesia yang menjadi landasan pertimbangan bagi calon
nasabah dan landasan kepercayaan bagi nasabah yang telah loyal. Tujuh karakteristik ini adalah :
9
10. 1. Universal. Memandang bahwa Bank Syariah berlaku untuk setiap orang tanpa memandang
perbedaan kemampuan ekonomi maupun perbedaan agama.
2. Adil. Memberikan sesuatu hanya kepada yang berhak serta memperlakukan sesuatu sesuai
dengan posisinya dan melaran adanya unsur maysir (unsur spekulasi atau untung-untungan),
gharar (ketidakjelasan), haram, riba,
3. Transparan. Dalam kegiatannya bank syariah sangat terbuka bagi seluruh lapisan masyarakat.
4. Seimbang. Mengembangkan sektor keuangan melalui akitfitas perbankan syariah yang
mencangkup pengembangan sektor riil dan UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah)
5. Maslahat. Bermanfaat dan membawa kebaikan bagi seluruh aspek kehidupan
6. Variatif. Produk bervariasi mulai dari tabungan haji dan umrah, tabungan umum, giro,
deposito, pembiayaan yang berbasis bagi hasil, jual-beli dan sewa, sampai kepada produk
jasa kustodian, jasa transfer, dan jasa pembayaran (debet card, syariah charge).
7. Fasilitas. Penerimaan dan penyaluran zakat, infak, sedekah, wakaf, dana kebajikan (qard),
memiliki fasilitas ATM, mobile banking, internet banking dan interkoneksi antarbank
syariah.
2.2.1 Tabungan haji
Tabungan adalah sebagian pendapatan masyarakat yang tidak dibelanjakan disimpan sebagai
cadangan guna berjaga-jaga dalam jangka pendek.
Haji adalah perlakuan ibadah umat islam yang mempunyai banyak simbolik yang dikemukakan
kepada manusia dalam bentukpenonjolan diri, demostrasi atau perisytiharan, bukan menuntut sesuatu
yang bersifat kebendaaan atau keduniaan, tetapi demontrasi untuk menyatakan tauhid dengan slogan
dan laungan kalimah suci, Allahhu Akhbar, Allah Maha Besar, berulang-ulang kali denga keyakinan
dan ketaqwaan, pengakuan yang jelas dan tegas sekalipun kufur atau musyrikin tidak
menyenanginya.
Jadi dapat disimpulkan bahwa, Tabungan haji adalah sebagian pendapatan masyarakat yang tidak
dibelanjakan dan disimpan untuk kegiatan ibadah umat islam yang mempunyai banyak simbolik
yaitu haji
Karakteristik nasabah tabung haji
1. Semua manusia usia produktif mulai dari 18-60 tahun
2. Dapat memenuhi ONH sebesar +/- 35juta
2.2.2 Dasar hukum Ibadah haji
1. Rukun Islam Yang Ke – 5
10
11. 2. Al–Quran Surah Al – Imron Ayat 97
Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) maqam Ibrahim barangsiapa memasukinya
(Baitullah itu) menjadi amanlah dia; mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah,
yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkari
(kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta
alam.
2.3.1 Akad wadi’ah
a. Pengertian akad wadiah
Akar kata dari Wadiah adalah wada‟a yang artinya menitipkan sesuatu kepada seseorang.
Akad penitipan barang/uang antara pihak yang mempunyai barang/uang dengan pihak yang
diberi kepercayaan dengan tujuan untuk menjaga keselamatan, keamanan, serta keutuhan
barang/uang tersebut.
1. Secara bahasa
Ada 2 makna :
a. Ma wudi‟a „inda ghair malikihi layahfadzahu : Sesuatu yang ditempatkan bukan pada
pemiliknya supaya dijaganya, berarti bahwa al-wadi‟ah ialah memberikan.
b. Qabiltu minhu dzalika al-mal liyakuna wadi‟ah „indi : seperti seseorang berkata “ auda‟tuhu”
artinya aku menerima harta tersebut darinya. Maka secara bahasa al-wadi‟ah memiliki 2 makna
yaitu memberikan harta untuk dijaganya dan pada penerimaannya (I‟tha‟u
al-mal
liyahfadzahu wa fi qabulihi). (Al-Fiqh „ala mazahib al-„arabah, Abdurrahman al-
jazairi,
1417 H, hal. 248)
2. Secara istilah (fiqih)
a. Menurut Syafi‟iyah : Akad yang dilaksanakan untuk menjaga sesuatu yang dititipkan.
b. Menurut Hanabilah : Titipan, perwakilan dalam pemeliharaan sesuatu secara bebas (tabarru)
Maka secara istilah al‟wadi‟ah adalah penitipan, yaitu akad seseorang kepada yang lain dengan
menitipkan suatu benda untuk dijaganya secara layak. Apabila ada kerusakan pada benda titipan,
padahal benda tersebut sudah dijaga sebagaimana mestinya maka penerima titipan tidak wajib
menggantinya tetapi bila kerusakan itu disebabkan oleh kelalaiannya maka ia wajib
menggantinya.
Sumber hukum islam
11
12. Al-Qur’an
Ayat-ayat Al-Qur‟an yang dapat dijadikan rujukan dasar transaksi al-wadiah adalah :
”Sesungguhnya Allah menyuruh kamu untuk menyampaikan amanat (titipan) kepada
yang berhak menerimanya”. (QS. An-Nisa : 58)
”Jika sebagaian kamu mempercayai sebagian yang lain, maka hendaklah yang
dipercayai itu menunaikan amanatnya (hutangya) dan hendaklah ia bertaqwa kepada
Tuhannya”. (QS. Al-Baqarah :283)
hadits
Hadits-hadits Rasul yang dapat dijadikan rujukan dasar akad transaksi al-wadiah
adalah :
”Berkata Rasulullah saw sampaikanlah (tunaikanlah) amanat kepada yang berhak
menerimanya dan jangan membalas khianat kepada orang yang telah
mengkhianatimu”. (HR. Abu Hakim dan Tirmidzi)
”Dari Ibnu Umar berkata, bahwasanya Rasulullah saw telah bersabda “Tiada
kesempurnaan iman bagi orang yang tidak beramanah, tiada sholat bagi yang tak
bersuci”. (HR. Thabrani)
b. Rukun akad wadiah
Jumhur ulama mengatakan bahwa rukun wadi‟ah ada 3 :
Orang yang berakad, yaitu terdiri dari :
1. Pemilik barang/penitip (Muwaddi‟)
2. Pihak yang menyimpan/dititipi (Mustauda‟)
3. Barang/uang yang disimpan (Wadi‟ah)
4. Ijab qobul/kata sepakat (Sighat)
Skema wadiah
Dalam kasus tabungan haji arafah ini yang ditipkan adalah sejumlah uang.
Aplikasi akad wadiah
12
13. Dalam pengaplikasiannya di produk tabungan haji arafah bank muamalat akad
wadi‟ah telah diterapkan dengan baik di sana. Nasabah hanya menitipkan uang tabungan ke
pada bank untuk dipergunakan sebagai modal biaya nasabah berangkat ibadah haji dengan
cara menyicil setiap bulan sesuai kesepakatan sampai batas yang harus dipenuhi nasabah.
Selama proses menabung nasabah tidak mendapatkan nisbah apapun karena akad wadi‟ah
hanya berlaku titipan barang atau dalam kasus ini adalah uang dari nasabah selaku muwaddi‟
dan pihak bank selaku mustawda‟.
2.3.2 Akad mudharabah
a. Pengertian akad mudharabah
Kata mudharabah berasal dari kata dharb (
) yang berarti memukul atau
berjalan. Pengertian memukul atau berjalan ini maksudnya adalah proses seseorang
memukulkan kakinya dalam menjalankan usaha. Suatu kontrak disebut mudharabah,
karena pekerja (mudharib) biasanya membutuhkan suatu perjalanan untuk menjalankan
bisnis. Sedangkan perjalanan dalam bahasa Arab disebut juga dharb fil Ardhi (
).
b. Sumber hukum islam
Al-Qur’an
“Sesungguhnya Tuhanmu mengetahui bahwasanya kamu berdiri (sembahyang) kurang dari
dua pertiga malam, atau seperdua malam atau sepertiganya dan (demikian pula) segolongan
dari orang-orang yang bersama kamu. dan Allah menetapkan ukuran malam dan siang. Allah
mengetahui bahwa kamu sekali-kali tidak dapat menentukan batas-batas waktu-waktu itu,
Maka Dia memberi keringanan kepadamu, karena itu bacalah apa yang mudah (bagimu) dari
Al Quran. Dia mengetahui bahwa akan ada di antara kamu orang-orang yang sakit dan
orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari sebagian karunia Allah; dan orangorang yang lain lagi berperang di jalan Allah, Maka bacalah apa yang mudah (bagimu) dari
Al Quran dan dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan berikanlah pinjaman kepada
Allah pinjaman yang baik. dan kebaikan apa saja yang kamu perbuat untuk dirimu niscaya
kamu memperoleh (balasan)nya di sisi Allah sebagai Balasan yang paling baik dan yang
paling besar pahalanya. dan mohonlah ampunan kepada Allah; Sesungguhnya Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang”. (Al-Muzzammil [73]: 20)
Kata yang menjadi wajhud-dilalah atau argument dari ayat di atas adalah yadhribun yang sama
dengan akar kata mudharabah yang berarti melakukan suatu perjalanan usaha.
13
14. “Tidak ada dosa bagimu untuk mencari karunia (rezki hasil perniagaan) dari Tuhanmu. Maka
apabila kamu telah bertolak dari 'Arafat (selesai wuquf), berdzikirlah kepada Allah di Masy'aril
Haram dan berdzikirlah (dengan menyebut) Allah sebagaimana yang ditunjukkan-Nya kepadamu;
dan Sesungguhnya kamu sebelum itu benar-benar termasuk orang-orang yang sesat”. [Al-Baqarah
(2): 198]
Dalil Hadits
”Adalah Abbas bin Abdul Muththalib, apabila ia menyerahkan sejumlah harta dalam investasi
mudharabah, maka ia membuat syarat kepada mudharib, agar harta itu tidak dibawa melewati lautan,
tidak menuruni lembah dan tidak dibelikan kepada binatang, Jika mudharib melanggar syarat2
tersebut, maka ia bertanggung jawab menanggung risiko. Syarat-syarat yang diajukan Abbas tersebut
sampai kepada Rasulullah Saw, lalu Rasul membenarkannya”.(HR ath_Thabrani). Hadist ini
menjelaskan praktek mudharabah muqayyadah.
c. Rukun akad mudarabah
Rukun dan syarat-syarat sah mudharabah adalah sebagai berikut:
1. Adanya dua pelaku atau lebih, yaitu investor (pemilik modal) dan pengelola (mudharib).
Kedua belah pihak yang melakukan akad disyaratkan mampu melakukan tasharruf atau cakap
hukum, maka dibatalkan akad anak-anak yang masih kecil, orang gila, dan orang-orang yang
berada di bawah pengampuan.
2. Modal atau harta pokok (mal), syarat-syaratnya yakni:
a. Berbentuk uang
Mayoritas ulama berpendapat bahwa modal harus berupa uang dan tidak boleh barang.
Mudharabah dengan barang dapat menimbulkan kesamaran, karena barang pada umumnya
bersifat fluktuatif. Apabila barang itu bersifat tidak fluktuatif seperti berbentuk emas atau
14
15. perak batangan (tabar), para ulama berbeda pendapat. Imam malik dalam hal ini tidak tegas
melarang atau membolehkan.
b. Jelas jumlah dan jenisnya
Jumlah modal harus diketahui dengan jelas agar dapat dibedakan antara modal yang
diperdagangkan dengan laba atau keuntungan dari perdagangan tersebut yang akan
dibagikan kepada dua belah pihak sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati.
c. Tunai
Hutang tidak dapat dijadikan modal mudharabah. Tanpa adanya setoran modal, berarti
shahibul mal tidak memberikan kontribusi apapun padahal mudharib telah bekerja. Para
ulama syafi‟i dan Maliki melarang hal itu karena merusak sahnya akad. Selain itu hal ini bisa
membuka pintu perbuatan riba, yaitu memberi tangguh kepada si berhutang yang belum
mampu membayar hutangnya dengan kompensasi si berpiutang mendapatkan imbalan
tertentu. Dalam hal ini para ulama fiqih tidak berbeda pendapat.
d. Modal diserahkan sepenuhnya kepada pengelola secara langsung
Apabila tidak diserahkan kepada mudharib secara langsung dan tidak diserahkan sepenuhnya
(berangsur-angsur) dikhawatirkan akan terjadi kerusakan pada modal, yaitu penundaan yang
dapat mengganggu waktu mulai bekerja dan akibat yang lebih jauh mengurangi kerjanya
secara maksimal. Apabila modal itu tetap dipegang sebagiannya oleh pemilik modal, dalam
artian tidak diserahkan sepenuhnya, maka menurut ulama Hanafiyah, Malikiyah, dan
Syafi‟iyah, akad mudharabah tidak sah. Sedangkan ulama Hanabilah menyatakan boleh saja
sebagian modal itu berada di tangan pemilik modal, asal tidak mengganggu kelancaran
usahanya.
3. Keuntungan, syarat-syaratnya yakni:
A. Proporsi jelas. Keuntungan yang akan menjadi milik pengelola dan pemilik modal
harus jelas persentasenya, seperti 60% : 40%, 50% : 50% dan sebagainya menurut
kesepakatan bersama.
B. Keuntungan harus dibagi untuk kedua belah pihak, yaitu investor (pemilik modal) dan
pengelola (mudharib).
C. Break Even Point (BEP) harus jelas, karena BEP menggunakan sistem revenue
sharing dengan profit sharing berbeda. Revenue sharing adalah pembagian
keuntungan yang dilakukan sebelum dipotong biaya operasional, sehingga bagi hasil
dihitung dari keuntungan kotor/ pendapatan. Sedangkan profit sharing adalah
pembagian keuntungan dilakukan setelah dipotong biaya operasional, sehingga bagi
hasil dihitung dari keuntungan bersih.
15
16. D. Ijab Qobul. Melafazkan ijab dari pemilik modal, misalnya aku serahkan uang ini
kepadamu untuk dagang jika ada keuntungan akan dibagi dua dan kabul dari
pengelola.
d. Skema mudharabah
Modal 100%
Bagi Hasil + Modal
e. Aplikasi akad mudharabah
Aplikasi akad mudharabah telah diaplikasikan secara baik di bank muamalat pada jenis
tabungan haji arafah plus yang memang menggunaan akad mudharabah. Yakni nasabah menyetorkan
atau menabung secara berkala sejumlah uang ke pada bank dalam rangka pemenuhan biaya haji.
Dana atau modal yg disetorkan nasabah 100% dikelola oleh pihak bank dan nasabah akan menerima
nisbah dengan pebandingan 10% milik nasabah dan 90% milik bank.
16
17. BAB III
GAMBARAN UMUM
3.1.1 Sejarah umum Bank Muamalat Indonesia
Ide kongkrit Pendirian Bank Muamalat Indonesia berawal dari loka karya “Bunga Bank dan
Perbankan” yang diselenggarakan Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada tanggal 18-20 Agustus 1990
di Cisarua. Ide ini kemudian lebih dipertegas lagi dalam Musyawarah Nasional (MUNAS) ke IV
MUI di Hotel Sahid Jaya Jakarta tanggal 22-25 Agustus 1990 yang mengamanahkan kepada Bapak
K.H. Hasan Bahri yang terpilih kembali sebagai Ketua Umum MUI, untuk merealisasikan pendirian
Bank Islam tersebut. Setelah itu, MUI membentuk suatu Kelompok Kerja (POKJA) untuk
mempersiapkan segala sesuatunya. Tim POKJA ini membentuk Tim Kecil “Penyiapan Buku
Panduan Bank Tanpa Bunga”, yang diketuai oleh Bapak Dr. Ir. M. Amin Azis.
Hal paling utama dilakukan oleh Tim MUI ini di samping melakukan pendekatanpendekatan
dan konsultasi dengan pihak-pihak terkait adalah menyelenggarakan pelatihan
calon staf
melalui Management DevelopmentProgram (MDP) di Lembaga Pendidikan Perbankan Indonesia
(LPPI), Jakarta yang dibuka pada tanggal 29 Maret 1991 oleh Menteri Muda Keuangan, dan
meyakinkan beberapa pengusaha muslim untuk jadi pemegang saham pendiri. Untuk membantu
kelancaran tugas-tugas MUI ini dibentuklah Tim Hukum Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia
(ICMI) yang di bawah Ketua Drs. Karnaen Perwaatmadja, MPA. Tim ini bertugas untuk
mempersiapkan segala sesuatu yang menyangkut aspek hukum Bank Islam.
Pada tanggal 1 November 1991 terlaksana penandatanganan Akte Pendirian PT. Bank Muamalat
Indonesia di Sahid Jaya Hotel dihadapan Notaris Yudo Paripurno, SH. dengan Akte Notaris No.1
tanggal 1 November 1991 (Izin Menteri Kehakiman No. C2.2413.HT.01.01 tanggal 21 Maret
1992/Berita Negara RI tanggal 28 April 1992 No.34). Pada saat penandatanganan Akte Pendirian ini
terkumpul komitmen pembelian saham sebanyak Rp 48 miliar.
Selanjutnya, pada acara silaturahmi pendirian Bank Syari‟ah di Istana Bogor, diperoleh tambahan
komitmen dari masyarakat Jawa Barat yang turut menenm modal senilai Rp 106 miliar. Dengan
angka modal awal ini Bank Muamalat mulai beroperasi pada tanggal 1 Mei 1992 bertepatan dengan
tanggal 27 Syawal 1412 H, SK Menteri Keuangan RI No. 1223/MK. 013/1991 tanggal 5 November
1991 diikuti oleh izin usaha keputusan MenKeu RI No. 430/KMK.013/1992 tanggal 24 April 1992.
Pada hari Jum‟at, 27 Syawal 1412 H, bertepatan dengan tanggal 1 Mei 1992, Menteri Keuangan dan
dengan dihadiri oleh Gubernur Bank Indonesia, meresmikan mulai beroperasinya Bank Muamalat
dalam upacara “Soft Opening” yag diadakan di Kantor Pusat Bank Muamalat di Gedung Arthaloka,
Jl. Jend. Sudirman Kav. 2 Jakarta.
3.1.2 Sejarah singkat Bank Muamalat Indonesia Cabang Serang
17
18. BMI Cabang Serang berdiri sejak 5 tahun yang lalu pada tanggal 11 November 2005 dan
mulai beroperasi awal Januari 2006. Di dirikannya BMI di Kabupaten Serang memiliki potensi besar
untuk di dirikan suatu Bank Syariah karena banyaknya kesadaran masyarakat akan hukum syariah
yang di perintahkan oleh Allah SWT, Selain itu alasannya di dirikannya BMI di Serang merupakan
salah satu aktivitas paling tinggi di Banten. Karena tempat yang kurang nyaman dan strategis pada
bulan Maret 2010 BMI cabang Serang pindah dari Jl. Jend.Sudirman No. 36 ke Jl. Ahmad Yani No.
91 Sumur pecung serang.
Di Serang terdapat satu kantor cabang dan dua kantor kas BMI, dengan adanya kantor cabang
dan dua kantor kas BMI di harapkan masyarakat dapat mengakses kegiatan perbankan dengan
mudah.Selain kantor cabang dan kantor kas bank muamalat menyediakan pelayanan penyetoran di
kantor pos yang tergabung dalam jaringan SOP (System Online Payment point) berbeda dengan
kantor cabang kantor kas hanya melayani kegiatan bank syariah yang utama sehingga BMI berusaha
memberikan yang terbaik untuk nasabahnya. BMI juga sudah memperluas jaringan kantor di
Cikande dan Rangkasbitung
3.1.3 Visi dan Misi Bank Muamalat
Sama dengan Visi dan Misi BMI Pusat, BMI Cabang Serang Yaitu menjadi Bank
UtamaSyariah Indonesia yang dominan di Pasar spiritual, di kagumi di pasar internasional.
Sedangkan misi BMI adalah ROLE MODEL lembaga keuangan syariah dunia dengan penekanan
pada semangat Kewirausahaan, Keunggulan manajemen dan Orientasi Manajemen yang Inovatif
untuk memaksimalkan nilai bagi Stakeholder.
A. Fungsi Bank Muamalat Indonesia, Yaitu :
1. Sebagai wadah untuk menghimpun dana-dana masyarakat dan menyalurkan dana tersebut
kepada masyarakat yang membutuhkan kredit guna meningkatkan usahanya.
2. Harus menjadi lambing dan kebanggan dalam dunia perbankan Syari‟ah, yang dapat
menunjukan kemajuan perekonomian nasional.
3. Harus memancarkan kewibawaannya dan kepribadiannya.
B. Tujuan Bank Muamalat Indonesia
Sesuai dengan prinsip-prinsip Syari‟ah Islam dan sesuai dengan kondisi Indonesia, tujuan
berdirinya Bank Muamalat Indonesia adalah untuk meningkatkan kualitas kehidupan sosial
ekonomi masyarakat Indonesia sehingga dapat mengurangi kesenjangan sosial ekonomi,
antara lain melalui :
1. Memberantas Kegiatan Korupsi dan Pengijon atau bentuk-bentuk yang dipersamakan
dengan itu yang dapat merugikan masyarakat.
18
19. 2. Meningkatkan pendapatan masyarakat dengan jelas lebih meningkatkan nilai tukar hasil
produksi.
3. Memperluas lapangan pekerjaan dan memperluas kesempatan berusaha secara merata di
antara anggota masyarakat.
3.1.4 Produk Tabungan haji bank muamalat
1. Salah satu produk Bank Muamalat ada yang disebut dengan Tabung Haji Arafah dan Tabung
Haji Arafah plus.
2. Dalam produk ini Bank Muamalat mempunyai satu tujuan untuk mempermudah para
nasabahnya yang ingin menunaikan salah satu kewajiban umat muslim dalam rukun islam
yang ke-5 yaitu menunaikan ibadah haji
3. Dalam produk ini Bank Muamalat juga mempunyai keunggulan Tabungan Haji Arafah dan
juga Tabung Haji Arafah Plus untuk mempersiapkan rencana Anda ke Baitullah secara
terencana bukan lagi jika mampu.
Berikut beberapa keistimewaan tabung haji Bank Muamalat :
-
Mudah : Dengan setoran terjangkau, Anda dapat merencanakan perjalanan haji secara
fleksibel, sesuai dengan kemampuan
-
Terencana : Tahun keberangkatan dan besarnya setoran tabungan dapat direncanakan
sesuai kemampuan Anda. Semakin matang persiapan Anda karena direncanakan jauh
sebelumnya, semakin ringan biaya perjalanan haji yang akan dibayarkan.
-
Terjamin : Bank Muamalat on-line dengan Siskohat Departemen Agama sehingga
memberi kepastian untuk memperoleh quota/porsi keberangkatan haji.
-
Aman : Anda akan memperoleh perlindungan Asuransi Jiwa Syariah yang memberi
jaminan terpenuhinya BPIH kepada Ahli Waris, bila memiliki saldo efektif minimal lima
juta rupiah.
-
Menguntungkan : Menggunakan akad Wadiah, memungkinkan Anda memperoleh
bonus menarik. Selain itu tabungan ini bebas biaya administrasi.
-
Fleksibel : Nasabah dapat mengubah jangka waktu dan jumlah setoran sesuai dengan
paket yang tersedia, baik untuk memperpanjang maupun memperpendek jangka waktu
dengan pemberitahuan secara tertulis kepada Bank.
3.1.5 Produk dan jasa layanan BMI cabang serang
1. Tabungan MUAMALAT UMROH
Tabungan berencana dalam mata uang rupiah yang akan membantu anda mewujudkan impian
untuk berangkat ibadah umroh.
19
20. 2. TabunganKu
Tabungan syariah dalam mata uang rupiah yang sangat terjangkau bagi anda dan semua
kalangan masyarakat serta bebas biaya administrasi.
3. SMS BANKING
Dapatkan kemudahan layanan MBANK dari Bank Muamalat dengan mengirimkan sms ke
62265 (MBANK) . Ketik SaldoRek1 lalu kirim ke 62265,maka anda bisa mengecek saldo
shar-E kapan saja 24 jam setiap hari.
4. Muamalat Mobile
Muamalat Mobile adalah layanan perbankan dengan menggunakan teknologi GPRS yang
dilakukan di ponsel . nasabah dapat melakukan transaksi non-tunai seperti cek saldo,transfer
maupun melihat histori transaksi secara real time dengan biaya yang sangat murah.
5. Pembiayaan Modal Kerja
Pembiayaan Modal Kerja lembaga keuangan mikro (LKM) syariah adalah produk
pembiayaan yang ditunjukkan untuk LKM syariah (BPRS/BMT/koperasi) yang hendak
meningkatkan pendapatan dengan memperbesar fortofolio pembiayaan kepada nasabah atau
anggotanya (end user).
6. Pembiayaan Rekening Koran
Produk pembiayaan khusus modal kerja yang akan meringankan usaha anda dalam
mencairkan dan melunasi pembiayaan sesuai kebutuhan dan kemampuan.
7. Pembiayaan Investasi
Adalah produk pembiayaan yang akan membantu investassi usaha anda sehingga mendukung
rencana ekspansi yang telah anda susun.
8. Pembiayaan Hunian Syariah(perorangan)
Produk pembiayaan yang akan membantu anda untuk memiliki rumah (ready stock/bekas)
apartemen ,ruko,rukan,kios,maupun pengalihan takeover KPR dari bank lain.
9.
Pembiayaan hunian syariah bisnis
Produk pembiayaan yang akan membantu dalam usaha untuk membeli ,membangun ataupun
merenovasi property maupun pengalihan takeover pembiayaan property dari bank lain dan
kebutuhan bisnis anda.
20
21. 10. Pembiayaan modal kerja
Produk pembiayaan yang akan membantu kebutuhan modal usaha kerja costumer sehingga
mendapat kelancaran operasional dan dan rencana pengembangan usaha anda akan terjamin.
11. Tabungan muamalat
Tabungan syariah dengan mata uang rupiah yang akan meringankan transaksi keuangan anda
,memberikan akses yang mudah serta manfaat yang luas. Tabungan muamalat ini kini hadir
dengan dua pilihan kartu ATM/Debit yaitu share-E dan share-E gold.
12. Giro Muamalat (perorangan)
Giro syariah dalam mata uang rupiah dan US dollar yang memudahkan semua jenis
kebutuhan transaksi bisnis usaha costumer.
13. Giro Muamalat(Institusi)
Giro syariah dalam mata uang rupiah dan US dollar yang memudahkan dan membantu semua
jenis kebutuhan transaksi dalam perusahaan.
14. Deposito Mudharabah
Deposito syariah dalam mata uang rupiah dan US dollar yang fleksibel dan memberikan hasil
investasi yang optimal bagi anda.
15. Deposito Fulinvers
Deposito syariah dalam mata uang rupiah dan US dollar yang fleksibel dan memberikan hasil
investasi yang optimal bagi costumer.
16. Tabungan Muamalat Dollar
Tabunngan syariah dalam dominasi valuta asing US dollar dan Singapore dollar (SGD) yang
ditunjukkan untuk melayani kebutuhan transaksi dan investasi yang lebih beragam
,khususnya yang melibatkan mata uang USD dan SGD.
17. Tabungan Muamalat Wisata
Tabungan berencana dalam mata uang rupiah yang membantu anda mewujudkan impian
untuk berangkat wisata. Melepaskan diri dari rutinitas atau berlibur bersama keluarga tercinta
bahkan untuk berbulan madu ke tempat wisata idaman,seringkali membutuhkan biaya yang
tidak sedikit ,namun jangan khawatir rencana anda untuk berlibur kemana saja bisa di
wujudkan dengan tabungan muamalat syariah.
21
22. 18. Tabungan Muamalat Prima
Tabungan syariah dalam mata uang rupiah yang akan memberikan return yang tinggi bagi
costumer ,memberikan akses yang mudah ,serta aman ,nyaman dan menguntungkan. Inilah
salah satu produk perbankan unggulan dari bank Muamalat untuk anda yang mendambakan
hasil maksimal dan kebebasan bertransaksi.
4.4 Struktur Organisasi
M.Haris
National Operational Division
R. Donny M.Iskandar
Area Manager
Nanang Basuki
Central Operations
Okky Sukardian
Branch Manager
Keli Yuanintoro
Operation Officer
Herdy Wibawa
Financing Business Head
Relatinship Manager
Financing
Sales Manager
Funding
-M.Ferdy
-Uswatun Hasanah
-Cok Agus P
-Yulia Aesha
-Ahmad Wildan
-Sonia Mona
-Fahruroji
-M.Irfan
-Endang S
-Hendy Suryanto
-Ahmad Hakiki
-Sri Rahayu
-Bayu P
-Dedy
Unit
Support
Teller
-Citra
-Ahmad Riyadi Jinan
-Angga
-Atu
-Adi
Rosadi
-Anggi
-Yayat
-Sofian Efendi
-Ito Suwito
Back Office
-Dewi
-Marvis
-Yunita Anggraeni
-Vicky Aditya
Costumer
Service
-Diana
-Nida
-Gifti
-May Firmanisa
22
23. BAB IV
PEMBAHASAN
4.1.1 Produk Tabungan haji bank muamalat
Salah satu produk yang ada di Bank Muamalat dan menjadi keunggulan produk yang
ditawarkan bank adalah Tabung Haji Arafah dan Tabung Haji Arafah plus.
Dalam produk ini Bank Muamalat mempunyai satu tujuan untuk mempermudah para nasabahnya
yang ingin menunaikan salah satu kewajiban umat muslim dalam rukun islam yang ke-5 yaitu
menunaikan ibadah haji
Dalam produk ini Bank Muamalat juga mempunyai keunggulan Tabungan Haji Arafah dan juga
Tabung Haji Arafah Plus untuk mempersiapkan rencana Anda ke Baitullah secara terencana bukan
lagi jika mampu.
Terdapat 2 jenis tabungan haji di bank muamalat, yaitu:
a. Produk tabungan haji arafah
Tabungan haji dalam mata uang rupiah yang dikhususkan bagi Anda masyarakat muslim Indonesia
yang berencana menunaikan ibadah Haji
Peruntukkan :
Perorangan usia 18 tahun ke atas (secara individu atau kelompok)
Syarat pembentukan rekening
WNI : KTP daerah setempat/SIM
WNA : Pasport/KITAS/KIMS
Benefit produk
Terencana
Perlindungan asuransi jiwa
Fleksibel
Online dengan SISKOHAT Departemen Agama
Menguntungkan
23
24. Fitur produk
Akad produk
= wadi‟ah
Setoran awal
= Rp 250.000,00
Setoran minimum
= Rp 50.000,00
Saldo minimum
= Rp 250.000,00
Ketentuan tutup otomatis
= jika saldo nasabah sama dengan saldo awal selama 12
bulan berturut-turut
Biaya – biaya
Biaya administrasi
= gratis
Pembukaan rekening
= gratis
Penggantian buku tabungan hilang/rusak
= Rp 10.000,00
Penutupan rekening
= Rp 20.000,00
b. Tabungan Haji Arafah Plus
Tabungan haji dalam mata uang rupiah yang dikhususkan bagi Anda masyarakat muslim
Indonesia yang berencana menunaikan ibadah Haji secara regular maupun plus.
Peruntukkan :
Perorangan usia 18 tahun ke atas (secara individu atau kelompok)
Syarat pembukaan rekening
WNI : KTP daerah setempat/ SIM
WNA : Pasport/ KITAS/ KIMS
Benefit produk
Terencana. Tahun keberangkatan dan besarnya setoran tabungan Haji Arafah dapat
disesuaikan dengan kemampuan nasabah
Aman. Nasabah yang memiliki saldo efektif minimal 5 juta rupiah akan diberikan
perlindungan asuransi jiwa sebesar proyeksi nilai BPIH dikurangi dengan saldo efektif
nasabah.
Fleksibel. Nasabah dapat merubah jangka waktu dan jumlah setoran sesuai paket yang
tersedia
Terjamin. Bank online dengan SISKOHAT Departemen Agama
24
25. Menguntungkan. Dimungkinkan memperoleh bonus serta souvenir perlengkapan haji atau
perlengkapan lain atau bentuk lain sesuai kebijakan bank.
Fitur produk
Akad produk
= Mudarabah Mutlaqah
Setoran awal
= Rp 1.500.000,00
Setoran minimal
= Rp
Saldo minimum
= Rp 1.500.000,00
Nisbah
= Nasabah 10% : Bank 90%
100.000,00
Ketentuan tutup otomatis = jika saldo nasabah sama dengan saldo awal selama 12
bulan berturut-turut
Biaya – biaya
Biaya administrasi
Tier
Biaya
Untuk SRR (Saldo rata-rata) < Rp 2.500.000,00
Rp 5.000,00
Untuk SRR (Saldo rata-rata) ≥ Rp 2.500.000,00
gratis
Pembukaan rekening
= gratis
Penutupa rekening
= Rp 20.000,00
Penggantian buku tabungan hilang/rusak = Rp 10.000,00
c. berakhirnya akad
1. Selesainya nasabah menjalankan ibadah haji.
Setelah menyelesaikan kewajiban untuk memenuhi total tabungan yang harus disetor oleh
konsumen ke bank pihak bank berkewajiban menyediakan travel dan segala macam kebutuhan
nasabah untuk memperlancar ibadah haji nasabah mulai dari pemberangkatan penginapan, manasik
haji, konsumsi, serta segala kebutuhan lain hingga nasabah kembali lagi ke tanah air. Maka, itulah
masa berakhirnya akad tabungan haji berupa wa‟diah maupun mudharabah berakhir.
2. Ketentuan tutup otomatis
Jika saldo nasabah sama dengan saldo awal selama 12 bulan berturut- turut
3. Pengambilan tabungan oleh nasabah
Jika nasabah dalam keadaan darurat diluar masalah pemberangkatan haji menginginkan
tabungannya dikembalikan dalam bentuk uang. Jika akad wadiah maka akumulasi jumlah tabungan
25
26. dipotong biaya penutupan tabungan sebesar Rp 20.000,00 maka sisanya dikembalikan penuh kepada
nasabah. Lain halnya dengan tabungan arafah plus dengan sistem wadiah akan mendapatkan nisbah
keuntungan selama menabung selain mendapat sisa saldo akumulasi yang juga dikurang biaya
penutupan tabungan sebasar Rp 20.000,00
d. hal lainnya
Jika nasabah meninggal dunia sebelum sampai pada waktu pemberangkatan maka pihak
bank akan memanggil ahli waris yang telah ditunjuk nasabah yang telah meninggal guna
menggantikan pemberangkatan ke tanah suci mekah dalam hal ibadah haji.
Syarat yang dibutukan untuk mengalihkan nasabah tabungan haji yang meninggal kepada ahli
warisnya adalah :
Surat keterangan kematian
Kartu keluarga
Surat kuasa
Dan nasabah baru harus membuat tabungan haji yang baru atas namanya sendiri guna
peralihan deposito saldo nasabah lama yang telah meninggal dunia.2
26