Merdeka Belajar menurut Ki Hajar Dewantara adalah Mendidik dengan Hati. Mendidik dan mengajar adalah proses memanusiakan manusia.
Merdeka Belajar dapat diartikan sebagai proses pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir dan berekspresi sesuai kemampuan siswa.
Merdeka Belajar bertujuan untuk menggali potensi terbesar para Guru dan siswa serta meningkatkan kualitas pembelajaran secara mandiri
Kepmendikbudristek Nomor 262/M/2022 tentang *Perubahan Atas Kepmendikbudristek Nomor 56/M/2022 tentang Pedoman Penerapan Kurikulum Dalam Rangka Pemulihan Pembelajaran yang kemudian disebut Kurikulum Merdeka.
Merdeka Belajar menurut Ki Hajar Dewantara adalah Mendidik dengan Hati. Mendidik dan mengajar adalah proses memanusiakan manusia.
Merdeka Belajar dapat diartikan sebagai proses pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir dan berekspresi sesuai kemampuan siswa.
Merdeka Belajar bertujuan untuk menggali potensi terbesar para Guru dan siswa serta meningkatkan kualitas pembelajaran secara mandiri
Kepmendikbudristek Nomor 262/M/2022 tentang *Perubahan Atas Kepmendikbudristek Nomor 56/M/2022 tentang Pedoman Penerapan Kurikulum Dalam Rangka Pemulihan Pembelajaran yang kemudian disebut Kurikulum Merdeka.
4. Proses Belajar Mengajar berpusat pada siswa dengan
mengedepankan Kebutuhan Belajar Siswa sehingga
diperoleh penebalan Kodrat Alam siswa sesuai dengan
Budi Pekerti Luhur Bangsa yang pada akhirnya
mengantarkan siswa menjadi pribadi yang Merdeka,
Bahagia dan Selamat dimanapun mereka berada.
Manusia Merdeka adalah secara lahiriah dan
batiniah tidak tergantung pada orang lain -KHD
5. 1
Mengenali & Memahami
Diri Sebagai Pendidik
2 Mendidik dan Mengajar
3
Mendampingi Murid secara
Utuh & Menyeluruh
4
Mendidik dan Melatih
Kecerdasan Budi Pekerti
Siswa
Pendidikan Menuntun Siswa pada
situasi Merdeka
5
Pendidikan yg Mengantarkan
Siswa pada Keselamatan dan
Kebahagiaan
6. • Analisa Kekuatan serta Kekurangan
diri
• Merefleksikan Kekuatan diri pada
pembelajaran
• Meningkatan/Mereduksi Kekurangan
diri menjadi hal yang lebih baik
pada pembelajaran
• Mengenali Kebutuhan Belajar Siswa
• Mengetahui Karakter Siswa
7. Nilai Guru adalah Mandiri, Inovatif,
Reflektif, Kreatif, dan Berpihak Pada
Murid
Peran Guru adalah membantu siswa
untuk Mandiri dalam belajar, mampu
meMotivasi siswa untuk belajar,
meNumbuhkan Budi Pekerti Luhur
siswa.
Peran tersebut dilakukan dengan cara
menjadi : Pemimpin Pembelajaran,
Menggerakkan Komunitas Praktisi,
Coach, mendorong Kolaborasi, serta
Mewujudkan Student Agency
8. Sekolah merupakan institusi Pendidikan yang
memberikan bekal pada murid untuk masa depan.
Sekolah merupakan tempat menebalkan Kodrat Alam
siswa melalui 3 aspek Daya Karsa, Cipta dan Rasa.
Pendidikan telah berproses mewariskan nilai budaya
serta mengembangkan suatu hal yang relevan pada
saat ini dan masa depan siswa sebagai bekal alat
control social. Dengan demikian guru selama proses
pembelajaran telah memberikan kebutuhan lahir dan
batin pada siswa agar mereka menjadi pribadi yang
selamat dan Bahagia di Masyarakat.
9. PPamong merupakan tugas seorang guru yang harus
dipahami pada konteks merdeka mengajar seperti yang
diharapkan oleh KHD. Seorang pamong akan menuntun
semua siswa berdasarkan kodrat alam setiap siswa.
Dengan demikian penebalan kodrta alam tersebut akan
sesuai dengan zaman yang akan dihadapi murid di saat
ini dan masa datang. Hal ini sesuai dengan asas trikon
Pendidikan dari KHD : Kontinu, Konvergen, dan
Konsentris berdasarkan asas tersebut maka Pendidikan
yang berpihak pada murid bisa tercapai.
1 2
Pendidikan yang berpihak pada murid
mengedepankan pengenalan pada potensi
anak didik untuk masa datang.
Kodrat Alam : bagian dasar
Pendidikan murid yang terkait
dengan Sifat dan bentuk Lingkungan
Siswa.
Kodrat Zaman : bagian dasar
Pendidikan murid yang terkait
dengan Isi dan Kedinamisan
perubahan.
10. Kodrat Alam :
Kekuatan,
Potensi atau
Keadan Diri yang
secara alamiah
melekat pada
diri setiap siswa.
Budi Pekerti :
Bersatunya
gerak pikiran,
perasaan, dan
kehendak yang
menimbulkan
suatu tenaga
Teori Tabularasa :
Anak seperti kertas
putih kosong yang
siap serta bisa
ditulis/diisi apapun
oleh pendidik
Teori Negatif :
Anak seperti kertas
yang sudah penuh
berisi berbagai
coretan dan
tulisan
Teori Konvergensi :
merupakan pendekatan
yang digunakan oleh Ki
Hadjar Dewantara dalam
menjelaskan tentang kertas
dalam menjelaskan tentang
tulisan samar dengan
membagi budi pekerti
(watak manusia) menjadi
dua bagian yaitu bagian
biologis dan bagian
intelligible.
11. Menciptakan Lingkungan
Belajar Terbaik BagiSiswa
Pendidikan yang Mengantarkan
Keselamatan dan Kebahagiaan
Siswa
Profil Pelajar Pancasila
Peran Keluarga, Sekolah,
dan Masyarakat
14. Photo Kegiatan Pemaparan
Merdeka Belajar
Refleksi
Umpan Balik Rekan Sejawat
Form Umpan Balik
BASUKI RACHMAD, S.S.
15.
16. Photo Kegiatan Pemaparan
Merdeka Belajar
Refleksi
Umpan Balik Rekan Sejawat
Form Umpan Balik
BASUKI RACHMAD, S.S.
17.
18.
19. Drs. H. Safi’i
Kepala Sekolah
Dari paparan yang disampaikan, sebelumnya saya
pikir apa yang sudah disampaikan adalah Langkah
awal yang bagus dan ternyata pemahaman guru
kami sangat baik.
Langkah kecil yang akan saya lakukan setelah ini
adalah memberikan ruang dan dukungan pada
guru untuk mengembangkan pelaksanaan
Merdeka Belajar di sekolah
20. Nur Ardiyah Alif, S.S
Rekan Guru
Dari paparan yang disampaikan, sebelumnya saya
pikir apa yang sudah disampaikanasangat
menginspirasi dan bagus ternyata Merdeka Belajar
harus focus pada kebutuhan siswa.
Langkah kecil yang akan saya lakukan setelah ini
adalah menyusun pembelajaran yang inovatif dan
kreatif.